skripsi herman
Post on 23-Oct-2015
38 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehidupan manusia di dunia ini tidak pernah lepas dari ekonomi. Mengingat
pentingnya fungsi tersebut, maka dalam kurikulum sekolah, mata pelajaran ekonomi
selalu ada di setiap jenjang pendidikan. Selain itu, manusia juga membutuhkan orang
lain dalam kelangsungan hidupnya, sesuai dengan fungsinya sebagai makhluk sosial.
Hal ini sesuai dengan tujuan pembelajaran ekonomi di SMA yang tercantum di dalam
Depdikbud (1996:2) yaitu agar siswa mempunyai kemampuan yang dapat
dialihgunakan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga siswa dapat merasakan manfaat
ekonomi. Kemudian tujuan lainnya agar siswa dapat mengkomunikasikan gagasannya
kepada orang lain sebagai modal agar dapat diterima di masyarakat (Rosyada 2004 :
102-103).
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan, guru harus dapat memilih
metode yang tepat untuk menyampaikan pokok bahasan yang sedang dibahas. Hasil
belajar siswa tidak pernah lepas dari metode pembelajaran yang digunakan oleh guru.
Oleh karena itu guru sebagai pemimpin dalam proses pembelajaran harus selektif dalam
memilih metode pembelajaran, dengan mengusahakan keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran. Salah satu proses pembelajaran yang ikut melibatkan partisipasi siswa
adalah dengan cara kooperatif, karena siswa sering merasakan lebih mudah belajar dari
sesamanya dari pada dengan guru (Nasution, 2003:43).
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
2
Ada empat tipe dalam model pembelajaran kooperatif yaitu, Student Teams
Achivemen Devision (STAD), Jigsaw, Investigasi Kelompok, dan Struktural. Dalam
penelitian ini, pendekatan kooperatif yang digunakan penulis adalah Investigasi
Kelompok. Sesuai dengan tujuan pembelajaran ekonomi, pendekatan ini
mengkondisikan siswa agar belajar dalam kelompok heterogen, memilih materi yang
akan diinvestigasi, menyiapkan lembar prestasi, dan mempresentasikan hasil kerjanya
di depan kelas (Ibrahim dkk, 2000 : 20-25). Pemakaian metode ini diharapkan agar
dapat mempermudah siswa dalam memahami bentuk-bentuk pasar menurut stukturnya.
Di dalam pemilihan materi pokok bahasan dapat dibagi dalam beberapa sub
pokok bahasan sehingga setiap kelompok dapat membahas materi yang berbeda-beda,
siswa disarankan untuk dapat memakai berbagai sumber belajar. Siswa akan dapat
mencapai hasil belajar yang baik setelah belajar dengan mengunakan metode
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok.
Salah satu materi pelajaran ekonomi adalah bentuk-bentuk pasar menurut
strukturnya yang berperan cukup penting dalam kehidupan sehari-hari. Materi ini salah
satu pokok bahasan yang terdapat di kelas X SMA. Pada kenyataan SMA PGRI 2
Palembang, guru biasanya melakukan pembelajaran ekonomi secara konvesional.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis ingin mengadakan penelitian tentang
“Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi
Kelompok Pada Mata Pelajaran Ekonomi Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMA
PGRI 2 Palembang Tahun Pelajaran 2005 / 2006”.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
3
1.2 Masalah dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Pembatasan Masalah
Untuk lebih terarahnya pelaksanaan penelitian serta menghindari kesalah
pahaman dari pembaca maka judul penelitian ini penulis memberikan batasan-batasan
sebagai berikut :
1. Penerapan, yang dimaksud penerapan ini adalah pengunaan metode pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. Metode pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah mengkondisikan siswa agar belajar dalam kelompok heterogen,
memilih materi yang akan diinvestigasi, menyiapkan lembar presentasi dan
mempresentasikan hasil kerjanya di depan kelas.
3. Hasil belajar yang di maksud adalah perolehan yang telah dicapai atau dikerjakan
siswa secara individu maupun kelompok yang berupa nilai diperoleh melalui tes
uraian.
4. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas X SMA PGRI 2 Palembang tahun pelajaran
2005-2006.
5. Pokok bahasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bentuk-bentuk Pasar
Menurut Strukturnya
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
4
1.2.2 Rumusan Masalah
Masalah merupakan suatu landasan yang menjadikan suatu penelitian terlaksana
(Arikunto, 1998:28).
Berdasarkan definisi diatas yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada pengaruh setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar siswa di SMA PGRI 2
Palembang tahun pelajaran 2005 /2006 ?
Berdasarkan rumusan masalah di atas selanjutnya kami buat pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa ?
3. Bagaimana pengaruh antara pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok
terhadap hasil belajar siswa ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada mata
pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar siswa di SMA PGRI 2 Palembang tahun
pelajaran 2005 /2006
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat di ambil dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi guru khususnya mata pelajaran ekonomi di SMA PGRI 2 Palembang dapat
dijadikan sumbangan pikiran bahwa model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok ini dapat dijadikan model altenatif dalam proses pembelajaran ekonomi.
2. Bagi mahasiswa / calon guru, sebagai pengalaman baru sekaligus bekal untuk
menerapkan model pembelajaran ekonomi di masa yang akan datang.
1.5 Anggapan Dasar
Anggapan dasar adalah suatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang
akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak di dalam
melaksanakan penelitian (Arikunto, 2002 : 22).
Berdasarkan pengertian di atas, yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian
ini adalah :
1. Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok sebagai salah satu metode
pembelajaran yang dapat memotivasi kegiatan belajar mengajar.
2. Setiap siswa memiliki prestasi belajar yang bervariasi
3. Dengan belajar kelompok siswa dapat saling isi mengisi dalam memberikan
informasi materi pelajaran
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
6
1.6 Hipotesis
Menurut Sutrisno Hadi (1993:63) Hipotesis adalah “Dugaan yang mungkin
benar dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah dan diterima jika benar, fakta yang
akan membenarkan sangat tergantung pada hasil penelitian terhadap apa yang
ditentukan”.
Hipotesis pada penelitian ini, penulis menggunakan rumusan hipotesis
berbentuk :
Ho : Tidak ada pengaruh yang positif antara model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok terhadap hasil belajar siswa jika dilakukan belajar
kelompok
Ha : Ada pengaruh yang positif antara model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok terhadap hasil belajar siswa jika dilakukan belajar kelompok
1.7 Kriteria Pengujian Hipotesis
Dalam mengalisis data penulis menggunakan metode satistik uji “t” dengan taraf
signifikan 0,05 dk = n – 2 dengan kriteria sebagai berikut :
a. Terima Ho : bila tabelhitung tt , berarti tolak Ha
b. Tolak Ho : bila tabelhitung tt , berarti terima Ha
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pembelajaran
Penyelenggaraan pembelajaran merupakan salah satu tugas utama guru, dimana
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang ditunjukkan untuk membelajarkan
siswa. Menurut Hamalik, (2002:9) “pembelajaran adalah suatu penataan yang
memungkinkan guru dan siswa berinteraksi satu sama lain untuk memberikan
kemudahan bagi siswa belajar”.
Menurut Sudjana, (2002:147) ada tiga tahap pokok dalam menyelenggarakan
pembelajaran yakni tahap pemula (Prainstruksional), tahap pengajaran (Intstrksional),
serat tahap penilaian dan tindak lanjut. Ketiga ini harus ditempuh pada setiap saat
melaksanakan pengajaran, satu tahap ditinggalkan tidak dapat dikatakan proses
pembelajaran. Ketiga pokok tahapan itu adalah sebagai berikut :
A. Tahap Prainstruksional
Tahap prainstruksional adalah tahap yang ditempuh guru pada saat ia
memuali proses pembelajaran
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru pada tahap ini :
1. Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
2. Bertanya kepada siswa, sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya.
3. Mengajukan pertanyaan kepada siswa, atau siswa tertentu tentang pelajaran
yang sudah diberikan sebelumnya.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
8
4. memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang telah diberikan
sebelumnya.
5. mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup
semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya
B. Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran /tahap inti yakni tahap memberikan
bahan pelajaran yang telah disusun guru sebelumnya. Secara umum dapat di
identifikasi beberapa kegiatan sebagai berikut :
1. Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang
menjadi subjek dalam penelitian ini
2. Mengelompokkan siswa secara heterogen
3. Menginformasikan materi pelajaran yang akan dibagikan kepada kelompoknya
masing-masing
4. Mengkoordinir jalannya presentasi dengan mempersilahkan kelompok yang
akan berpresentasi
5. Menulis pokok materi yang dibahas dan membahasnya
6. Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi
C. Tahap Penilaian dan Tindak Lanjut
Tahap ketiga atau tahap yang terakhir dari pembelajaran adalah tahap
evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut. Tujuan ini untuk mengetahui tingkat
keberhasilan dari tahapan kedua (Instruksional). Kegiatan yang dilakukan pada
tahap ini antara lain :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
9
1. Mengajukan pertanyaan kepada siswa, atau kepada beberapa siswa, mengenai
semua pokok materi yang telah dibahas pada tahap kedua
2. Guru memberikan tugas/pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topic
atau pokok materi yang telah dibahas.
3. Akhir pelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu pokok materi yang akan
dibahas pada pelajaran berikutnya.
Dalam hal ini, tujuan akhir dari pembelajaran adalah memberikan kepuasan
kepada pemakai jasanya. Menurut Murti (1998:19) jasa adalah setiap kegiatan atau
manfaat yang dapat diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain pada dasarnya
tidak berwujud pula berakibat pemilikan sesuatu dan produksinya dapat atau tidak
dapat dikaitkan dengan suatu produk fisik.
2.1.1 Kooperatif
Kooperatif didasarkan atas dasar falsafah homo hominisocius, falsafah ini
menekankan bahwa manusia merupakan makhluk sosial (Lie, 2003:27), sebagai
makhluk sosial, sudah jelas bahwa manusia harus dapat melakukan kerja sama dengan
manusia lainnya. Artinya manusia dalam menjalani kehidupannya, seseorang
memerlukan orang lain untuk berbagai hal tertentu utamanya dalam proses belajar. Kita
sadar bahwa proses belajar tidak akan terjadi tanpa adanya orang lain sebagai teladan
atau contoh.
Menurut Ibrahim, dkk (2000:3) menyatakan bahwa kooperatif merupakan
pembelajaran yang jangkauannya membatu siswa belajar isi akademik dan keterampilan
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
10
semata, namun juga melatih siswa untuk bekerja sama dan saling ketergantungan dalam
struktur tugasnya masing-masing.
Kegiatan belajar kooperatif, Johson (dalam Suparno, 2000:130) merinci manfaat
belajar kooperatif, ada perbedaan pendapat bagi siswa yakni bahwa siswa :
Dapat memperoleh kesimpulan berdasarkan pengalaman dan informasi yang mutakhir
Menpunyai kesimpulan yang ditantang/diuji orang lain Mengalami suasana dimana terjadi konflik intelnal yang
bersifat konseptual secara aktif mencari informasi, pengalaman-pengalaman baru atau mendapatkan lingkup berfikir yang memadai serta proses penalaran yang dan menyelesaikan keraguan
Meyusun konklusi yang memperhitungkan, penalaran dan pandangan orang lain.
Menurut Suparno (2000:131) bahwa hasil penelitian dengan pola interaksi siswa
menunjukkan bahwa struktur kooperatif dibandingkan dengan kompetitif dan usaha
individual, lebih menunjang komunikasi yang lebih efektif dan pertukaran informasi
antara siswa, saling menbantu tercapainya hasil belajar yang lebih baik, lebih banyak
bimbingan perorangan, berbagi sumber antara siswa, perasaan terlibat lebih besar,
berkurangnya rasa takut akan gagal dan berkembangnya sikap saling percayai antar
sesama.
2.1.2 Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif atau Cooperative Leaning menurut Kauchak dalam
Rosyada (2004:169) adalah belajar dilakukan bersama, saling membantu satu sama lain,
menyepakati tujuan yang ingin dicapai, setiap anggota kelompok memiliki kemampuan
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
11
individual, dan mempunyai kesempakatan yang sama untuk mencapi sukses. Adapun
ciri-ciri pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim, dkk (2000:6-7) adalah :
1. Siswa belajar dalam kelompok, produktif mendengar, mengemukakan pendapat dan membuat keputusan secara bersama.
2. Kelompok siswa terdiri dari siswa-siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
3. Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang terdiri dari beberapa ras, suku, budaya jenis kelamin yang berbeda maka diupayakan agar dalam kelompok pun terdiri atas ras, suku, budaya, dan jenis kelamin yang berbeda pula.
4. Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok dari pada perorangan.
Dengan kata lain pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran
dimana siswa bekerja di dalam kelompok-kelompok kecil. Sehingga mereka saling
membantu, bekerjasama, dan berdiskusi antara satu sama lain dalam mempelajari dan
memahami suatu materi.
Dalam membentuk kelompok hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut
1. Menempatkan siswa dalam kelompok tertentu yang memilih prestasi belajar
permanen kerap menimbulkan masalah, menyangkut integrasi sosial kelas yang
kurang terjamin jelas akan lebih baik.
2. Terciptanya suasana belajar kooperatif, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih
baik dari pada siswa belajar sendiri misalnya kualitas pemahaman akan lebih tinggi,
kuantitas pengetahuan akan lebih banyak, sikap terhadap teman akan lebih atau
taraf persentasi belajar yang tidak terbuka, dan kelancaran dalam berhubungan
sosial akan lebih baik.
3. Membentuk kelompok dengan siswa sebagai pengajar membantu teman dalam
mengejar ketinggalan atau mengatasi kesulitannya.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
12
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah
suatu model pembelajaran dimana siswa belajar, bekerja, dan berinteraksi di dalam
kelompok-kelompok kecil. Dalam kelompok-kelompok kecil tersebut siswa saling
bekerjasama dalam mengerjakan tugas.
2.1.3 Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok adalah model yang
dilaksanakan di sebuah kelas biasa, yang perencanaannya disesuaikan agar siswa
bekerja di dalam kelompok, dengan mengunakan perencanaan secara kooperatif.
Dengan mengunakan berbagai sumber belajar, diskusi, kelompok, merencanakan dan
mempersilakan lembar presentasi, kemudian mempresentasikan penemuan mereka di
depan kelas (Ibrahim dkk, 2000:25).
Menurut Sharan dkk dalam Ibrahim (2000:23-25). Secara sederhana langkah-
langkah ini dapat digambarkan dengan guru membagi kelas menjadi kelompok-
kelompok heterogen, memilih materi, mengivestigasi dengan melakukan penyelidikan
atas materi yang dipilih itu, selanjutnya menyiapkan laporan-laporan dan
mempresentasikan di depan kelas. Secara rinci langkah-langkah ini digambarkan
sebagai berikut :
1. Pemilihan Materi, pada tahap ini tiap kelompok memilih materi yang khusus di
dalam suatu materi umum. Kelompok-kelompok hendaknya heterogen secara
akademik maupun etnis.
2. Perencanaan Kooperatif. Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, dan
tugas yang berkaitan dengan materi yang telah di pilih pada tahap pertama.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
13
3. Implementasi, siswa menerapkan rencana yang telah disepakati dalam tahap kedua.
Kegiatan pembelajaran ini hendaknya melibatkan keterampilan yang luas dan
mengarahkan siswa kepada berbagai sumber belajar. Guru mengikutui kegitan siswa
dan menawarkan bantuan bila diperlukan.
4. Analisi dan Sintesis, siswa menganalisis dan mengevaluasi informasi yang di
peroleh pada tahap ketiga. Merencanakan bagaimana informasi tersebut di ringkas
dan disajikan dengan cara menarik, sebagai bahan untuk dipresentasikan di depan
kelas.
5. Presentasi, beberapa semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya di depan
kelas. Hal ini bertujuan agar siswa yang lain saling terlibat dalam pekerjaan mereka,
memperoleh perspektif yang luas tentang materi tersebut. Presentasi ini di koodinir
oleh guru.
6. Evaluasi, dalam hal kelompok-kelompok menangani materi khusus yang berbeda
dari materi umum yang sama, maka diadakan eveluasi tiap kontibusi kelompok
terhadap kerja kelas sebagi suatu keseluruhan, misalnya melalui kuis. Evaluasi ini
berupa penilaian individual atau kelompok.
Salah satu komponen dalam pembelajaran kooperatif tive investigasi kelompok
adalah presentasi. Dalam presentasinya, siswa dilatih untuk berkomunikasi dan
beragumentasi di depan kelas. Karena menurut Donal. P. Kuachak dalam Rosyada
(2000:102-103) kecerdasan seseorang dalam sains dan tekhnologi tidak menjamin
kesuksesan karier hidupnya tanpa diperkuat kecerdasan-kecerdasan lain yang
diperlukan untuk mengembangkan kemitraan dengan orang lain, mengembangkan
kepercayaan diri, serta berbagai kemampuan komunikasi. Jadi hal ini penting untuk
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
14
diperhatikan dalam pendidikan sebagai perencanaan pendidikan sejak tingkat dasar
sampai tingkat menengah.
Dengan kata lain pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok ini dapat
mendorong siswa untuk mengejarkan tugas dan melakukan kegiatannya serta
menyelidiki secara mendalam yang dapat meningkatkan serta menyelidiki secara
mendalam yang dapat meningkatkan kualitas proses belajar dan hasil mengajarnya.
2.2 PELAJARAN EKONOMI
2.2.1 Pelajaran Ekonomi
Pelajaran ekonomi di SMA diberikan sebagai program pengajaran umum (kelas
X dan XII), dilanjutkan sebagi pogram pengajaran khusus (kelas XII). Dalam
penganjaran umum, pelajaran ekonomi ditunjukkan untuk membekali siswa SMA
sebagai calon –calon masyarakat yang mengerti peristiwa dan masalah ekonomi dalam
kehiduoan sehari-hari, terutama yang mempunyai dampak atas kehidupan masyarakat
dilingkungannya. Sedangkan sebagai program pengajaran khusus pelajaran ekonomi
dimaksudkan untuk membekali siswa sebagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang perlu untuk mendalami lebih lanjut ilmu ekonomi di perguruan tinggi.
Menurut Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), tahun 2006 tujuan
pelajaran ekonomi adalah :
1. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah
ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi dilingkungan individu
, rumah tangga, masyarakat, dan negara
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
15
2. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi yang diperlukan
untuk mendalami ilmu ekonomi.
3. Membentuk sikap bijak, rasional dan bertanggungjawab dengan memiliki
pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, menajemen dan akuntansi yang
bermamfaat bagi diri sendiri, rumah tangga, masyarakat dan negara
4. Membuat keputusan yang bertanggungjawab mengenai nilai-nalai sosial ekonomi
dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional.
2.2.2 Hasil Belajar
Menurut Sudjana bahwa “ Tujuan Pendidikan yang ingin dicapai dapat
dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu kognetif (Penguasaan Intelektual), Afektif
(Berhubungan dengan sikap dan nilai), serta bidang Psikomotorik (Kemampuan
/Keterrampilan bertindak atau berprilaku)” (Sudjana, 1995:49).
Dari ketiga komponen tak dapat berdiri sendiri, tetapi merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat terpisahkan antara satu dengan yang lainnya, bahkan ketiganya akan
berbentuk hubungan hirarkis.
Secara jelas bahwa hasil belajar adalah “ Tujuan pengajaran yang dirumuskan
dalam bentuk kemampuan, atau tingkah laku yang diharapkan, dikuasai atau dimiliki
siswa setelah menyelesaikan program pengajaran” ( Sudjana, 1995 : 5).
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah cara
seorang guru untuk mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mencapai tujuan
pendidikan atau tujuan pengajaran.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
16
2.2.3 Kurikulum
Menurut beberapa ahli pengertian kurikulum adalah :
1. Rohani dan Ahmadi (1995:162) menyatakanbahwa kurikulum merupakan program
belajar untuk peserta didik, terdiri dari pengetahuan ilmiah, pengalaman, dan
kegiatan belajar mereka yang telah disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan
program, isi dan struktur program dan stratrgi pelaksanaan oleh program.
2. Ali (1992:3) berpendapat bahwa “kurikulum sebagai rencana pelajaran atau bahan
ajaran, pengalaman belajar, dan rencana belajar yang ditawarkan oleh suatu
lembaga pendidikan untuk dipelajari oleh siswa dalam mengikuti pendidikan di
lembaga itu”.
3. Nurhadi (2004:56) berpendapat “kurikulum adalah seperangakat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapi tujuan
pendidikan tertentu”.
Dari beberapa defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kurikulum adalah
seperngkat rencana pelajaran yang disusun secara sistematis yang merupakan alat bagi
guru dalam menyampaikan materi pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Selain
itu keberadaan kurikulum mengambarkan suatu rencana tentang jenis pengalaman-
pengalaman belajar yang diharapkan dapat diperoleh siswa selama mengikuti
pendidikan di suatu lembaga pendidikan atau sekolah tertentu.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
17
2.2.4 Pokok Bahasan dan Sub pokok Bahasan
Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah Bentuk-bentuk pasar menurut
strukturnya, dan menjadi sub pokok bahasan, yaitu : pasar persaingan sempurna, pasar
monopoli, pasar persaingan monopolitis,dan pasar persaingan oligopoly.
2.2.5 Metode
Menurut Roestiyah (1996:75) metode adalah cara yang didalam fungsinya
merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Makin baik metode iti, makin efektif pula
pencapaian tujuan. Untuk menempatkan lebih dahulu apakah sebuah metode dapat
disebut baik, diperlukan patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama
yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai.
Jadi dalam metode pengajaran adalah bagian dari strategi mengajar yang
merupakan langkah-langkah yang perlu diambil guru, sebagai penunjang strategi yang
hendak dikembangkan, menurut Imansyah Alipandie (1984:71) metode adalah :
Cara sistem matis yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar, perpaduan proses belajar pada siswa dan mengajar pada guru, dapat direalisasi dalam jenis metode. Dengan sendirinya perlu pula disadari bahwa seperti halnya dalam hubungan strategi mengajar, sasaran akhir dari pelaksanaan metode mengajar tidak lain dari pada yang tercantum dalam perencanaan pengajaran.
Jadi metode adalah suatu cara pengajaran yang menarik yang terutama
memberikan kesempatan bagi partisipasi aktif dari siswa, disamping itu juga bisa
membawa pelajaran ekonomi lebih hidup.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
18
2.2.6 Metode pengajaran
Metode ini dikembangkan untuk membuat pendidikan menjadi suatu proses
yang aktif bukan pasif. Cara mengajar ini dilakukan agar siswa mampu melakukan
observasi mereka sendiri, mampu mengadakan analisis, dan mampu berpikir sendiri.
Mereka bukan hanya mampu menghafalkan dan meniru pendapat orang lain. Juga
meransang para siswa agar berani dan mampu menyatakan dirinya sendiri dengan aktif,
bukan hanya menjadi pendengar yang pasif terhadap sesuatu yang dikatakan guru.
Guru hanya memberikan pokok-pokok tugas atau materi yang telah tersusun
sehingga dengan tugas dan materi tersebut siswa dapat melaksankannya menurut
Roestiyah (2000 : 156-157) adalah :
1. Observasi pada objek pelajaran 2. Menganalisa fakta yang dihadapi 3. Menyimpulkan sendiri hasil pengamatannya 4. Menjelaskan apa yang ditemukan 5. Membandingkan dengan fakta yang lain
Dengan demikian siswa dapat menemukan sendiri pengetahuan yang digalinya,
aktif berpikir dan menyusun pengertian yang baik.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
19
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian atau Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah subjek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto,2002 : 96).
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
Y = Hasil belajar siswa yang menjadi objek penelitian/sampel (Variabel terikat)
X = Variabel bebas = jika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok = 1 dan menggunakan model pembelajaran konvensional = 0
Yang dimaksud penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok pada pelajaran ekonomi pokok bahasan bentuk-bentuk pasar menurut
strukturnya adalah siswa memiliki materi dalam kelompok untuk mempersiapkan
lembar presentasi dengan menggunakan berbagai sumber belajar dan
mempersentasikannya didepan kelas. Pada akhirnya siswa akan dievaluasi mengenai
keseluruhan materi.
Sedangkan menggunakan model pembelajaran konvensional pada pelajaran
ekonomi pokok bahasan bentuk-bentuk pasar menurut strukturnya adalah guru
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dengan menggunakan kombinasi dan
ceramah.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
20
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung
maupun pengukuran kuantitatif, maupun kuanlitatif mengenai karakteristik tertentu dari
semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajar sifat-sifatnya
(Sudjana, 1996:6). Untuk melihat hasil belajar siswa populasi adalah siswa kelas X
SMA PGRI 2 Palembang tahun pelajaran 2005-2006 dengan rincian sebagi berikut :
TABEL I POPULASI PENELITIAN SISWA
Jenis Kelamin
No Kelas Laki-laki Prempuan
Jumlah
1 X1 21 16 37
2 X2 19 14 33
3 X.3 16 20 36
4 X.4 21 21 42
5 X.5 20 21 41
6 X.6 19 22 41
7 X.7 17 20 37
Jumlah 133 134 267 Sumber : Tata Usaha SMA PGRI 2 Palembang, 2005 - 2006
3.2.2 Sampel Penelitian
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
21
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan cara
tertentu, sampel ini harus persentasi dalam arti segala karakteristik populasinya
hendaknya tercermin dalam sampel yang di ambil ( Sudjana, 1996:6).
Selanjutnya Arikunto (1998:104) menggemukakan bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil dari objek yang akan diteliti. “Apabila subjek kurang dari 100,
lebih baik diambil semua sehingga penelitiaannya merupakan penelitian populasi”
(Arikunto, 1998:120). Selanjutnya jika lebih besar maka dapat diambil antara 10-15%
atau 20-25 % atau lebih Dari beberapa pendapat di atas mengingat populasi dalam
penelitian ini lebih dari 100 subjek yang akan diteliti maka populasi penelitian diambil
20% dari populasi atau dua kelas yaitu kelas X1 dan kelas X2 yang berjumlah 70
orang yang akan dijadikan sampel penelitian
TABEL II SAMPEL PENELITIAN SISWA
Jenis Kelamin
No Kelas Laki-laki Prempuan
Jumlah
1 X1 21 16 37
2 X2 19 14 33
Jumlah 40 30 70 Sumber : Tata Usaha SMA PGRI 2 Palembang, 2005 – 2006
3.3 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Eksperimen dimana metode ini bermanfaat untuk menentukan mengapa suatu kondisi
atau suatu peristiwa atau gejala yang muncul pada kondisi tertentu dan setiap gejala
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
22
yang muncul diamati dan di kontrol secermat mungkin sehingga dapat diketahui sebab
akibat munculnya gejala ( Ali, 1985 : 130).
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
Adapun tehnik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah
dengan menggunakan tehnik observasi, tes dan dokumentsi.
1. Tes
Tes digunakan untuk mengumpulkan data yang berbentuk uraian. Tes ini berfungsi
untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa setelah siswa belajar dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada pelajaran
ekonomi pokok bahasan bentuk-bentuk pasar menurut strukturnya.
2. Observsi
Observsi adalah tekhnik yang digunakan untuk memperoleh data tentang siswa
selama kegiatan belajar mengajar/berlangsung, observasi dilakukan oleh peneliti dan
guru inti yang membantu dalam penelitian ini sebagai data pendukung.
3. Dokumentasi
Dokumentsi adalah pengumpulan data informasi pada bukti yang telah ada
(Arikunto 2002 : 135). Metode ini digunakan untuk membuktikan hipotesis secara
kuantitatif (perhitungan), metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang sudah
terdokumentasi seperti gambaran umum berdiri SMA PGRI 2 Palembang, guru, siswa
dan pegawai sarana dan pransana, struktur organisasi, dan keadaan ruang kelas.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
23
3.5 Tehnik Analisis Data
Untuk melihat permasalahan pertama yaitu bagaimana penerapan dan kendala
guru dalam menerapkan metode pembelajaran tipe investigasi, mengunakan tehnik
analisis data deskriptif kuanlitatif. Arikunto (1991:195) menyatakan bahwa
menganalisis dengan deskriptif kuanlitatif adalah :
Memberikan predikat kepada variabel yang diteliti sesuai dengan kondisi sebenarnya. Predikat yang diberikan tersebut dalam bentuk sebanding dengan atau atas dasar kondisi yang diinginkan. Agar pemberian predikat dapat tepat maka sebelum dilakukan pemberian predikat, kondisi tersebut diukur dengan persentase, baru ditransfer ke predikat
Setelah di peroleh data skor hasil tes siswa dari setiap butir soal dengan
rentang 0-100 kemudian data tersebut kita hitung dengan mengunakan rumus
persentase.
R NP = X 100% ( Purwanto, 1992:102)
SM
Keterangan : NP = Nilai Persentase
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal ideal
100 = Bilangan tetap
Selanjutnya nilai persentase (Data kuantitatif) itu dikonversikan kedalam
bentuk kulitatif dengan predikat hasil belajar siswa.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
24
TABEL III KONVERSI NILAI PERSENTASE
KEDALAM PREDIKAT HASIL BELAJAR
Skor Akhir Predikat Kemampuan
86 % - 100 % Sangat Baik
76 % - 85 % Baik
60 % - 75 % Cukup
55 % - 59 % Kurang
≤ 54 % Kurang Sekali
(Sumber : Purwanto, 1992 : 103)
Untuk Mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi terhadap nilai hasil belajar siswa digunakan persamaan regresi linier
sederhana dengan rumus :
Y = a + b(X) (Sudjana, 2002 : 248)
22
2
XXn
XYXXYa
22 XXn
YXXYnb
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
25
Dimana :
X = Variabel Independen = jika mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok = 1 dan menggunkan model pembelajaran konvensional = 0
Y = Variabel Dependen hasil belajar siswa / nilai yang dicapai
Untuk menperoleh data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data digunakan
statistik. Dalam hal ini dgunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :
2222 YYnXXn
YXXYnr (Sudjana, 2002 : 205)
Ada tiga cara untuk menguji kebenaran dengan menggunakan rumus uji t hitung,
yaitu Korelasi, regresi dan koofesien. Dengan rumus uji “t” sebagai berikut :
212
rnrthitung
( Sudjana, 2002 : 380 )
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran umum SMA PGRI 2 Palembang
SMA PGRI 2 Palembang adalah salah satu sekolah yang terletak di jalan A. yani
Lorong Gotong Royong 9 / 10 ulu Palembang lokasi berjarak 50 m dari jalan raya. SMA
PGRI 2 Palembang ini memiliki gedung permanen bertingkat dengan kondisi yang baik dan
dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung dan menunjang
proses belajar mengajar.
SMA PGRI 2 Palembang berdiri pada tahun 1983. status SMA PGRI 2
Palembang adalah sebagai berikut :
c. Izin Operasi sekolah dari mendikbud RI. No. 73/1.11.2b/F.4e/1983
d. Izin pendirian sekolah dari YPLP-PGRI Dati 1. Prop. Sum-sel No.
016/SK/E.6/YPLP-PGRI/1985 Tanggal 15 Oktober 1985. TMT. 15 Juli 1983
e. Tahun 1983 sampai tahun 1985 Status Tercatat
f. Tahun 1986 sampai tahun 1988 Status Terdaftar
g. Tahun 1988 sampai tahun 1993 Status Diakui
h. Tahun 1993 sampai tahun 1998 Status Disamakan
i. Tahun 1998 sampai sekarang Stautus Disamakan (Akreditasi ulang)
j. Nomor Data Sekolah (NDS) : K.09054005
k. Nomor Statistik Sekolah (NSS) : 304116005060
l. Akte Pendirian Sekolah (APS) : NO. 21 31/Bulan/Tahun/ 31-3-1980
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
27
4.1.1 Siswa dan Pengawai SMA PGRI 2 Palembang
Pada tahun 2005-2006 jumlah guru yang mengajar di SMA PGRI 2 Palembang
sebanyak 60 orang guru yang terdiri dari 56 guru tetap dan 4 orang guru tidak tetap yang
berpendidikan FKIP dan bidang ilmu yang relevan lainnya, serta dibantu tenaga
administrasi (TU) sebanyak 13 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
TABEL IV KEADAAN GURU DAN TENAGA ADMINISTRASI
No Keterangan Jumlah
1 Guru tetap 56
2 Guru tidak tetap 4
3 Staf Administrasi 13
Jumlah 73
Sumber : Administrasi SMA PGRI 2 Palembang 2004/2005
Keadaan siswa yang belajar di SMA PGRI 2 Palembang pada tahun ajaran 2005-
2006 berjumlah 673 orang siswa yang terdiri dari 198 siswa kelas X, 273 siswa kelas Xi,
dan 202 siswa kelas XII. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
28
TABEL V KEADAAN SISWA SMA PGRI 2 PALEMBANG
Jumlah siswa Kelas Laki-laki Prempuan Total
X.1 21 16 37 X.2 19 14 33 X.3 16 20 36 X.4 21 21 42 X.5 20 21 41 X.6 19 22 41 X.7 17 20 37
XI. IS.1 23 25 48 XI. IS.2 25 22 47 XI. IS.3 17 20 37 XI. IS.4 17 18 35 XI. IS.5 16 20 36 XI. IA.1 15 21 36 XI. IA.2 16 19 35
XII. IPA. 1 20 20 40 XII. IPA. 2 20 20 40 XII. IPS.1 25 23 48 XII. IPS. 2 17 18 35 XII. IPS. 3 18 24 42 XII. IPS. 4 19 21 40 XII. IPS. 5 18 19 37
Total 399 424 823 Sumber : Administrasi SMA PGRI 2 Palembang 2004/2005 4.1.2 Sarana dan Prasarana
Dalam rangka menunjang pelaksanaan proses belajar mengajar yang baik tentunya
harus ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai, berdasarkan data yang didapat
dari bagian tata usaha (TU) SMA PGRI 2 Palembang sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
29
TABEL VI SARANA DAN PRASARANA
No Nama / Jenis Barang Jumlah Keadaan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Buah Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 Buah Baik
3 Ruang Guru 1 Buah Baik
4 Ruang UKS 1 Buah Baik
5 Ruang Pramuka 1 Buah Baik
6 Ruang Koperasi 1 Buah Baik
7 Ruang Komputer Siswa Praktek 20 Buah Baik
8 Perpustakaan 1 Buah Baik
9 Laboratorium 1 Buah Baik
10 Data Struktur Organisasi Sekolah 1 Buah Baik
11 Kalender Pendidikan 1 Buah Baik
12 Data Keadaan Guru dan Staf 1 Buah Baik
13 Data Keadaan Sekolah 1 Buah Baik
14 WC Guru 2 Buah Baik
15 WC Siswa 3 Buah Baik
16 Kantin Siwa 3 Buah Baik
17 Lapangan Olahraga 1 Buah Baik
18 Pos Jaga 1 Buah Baik
19 Tempat Parkir 2 Buah Baik
20 Meja dan Kursi Guru Banyak Baik
21 Bangku Sekolah Banyak Baik
22 Meja Belajar Siswa Banyak Baik
23 Papan Tulis Banyak Baik Sumber : Administrasi SMA PGRI 2 Palembang 2004/2005
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
30
4.1.3 Struktur Organisasi Sekolah
Struktur sekolah SMA PGRI 2 Palembang adalah sebagai berikut :
Sumber : Administrasi SMA PGRI 2 Palembang 2004/2005 Gambar 1
Dari struktur organisasi tersebut diatas masih sebatas ruang lingkup kecil, struktur
ini hanya meliputi struktur yang penting saja.
Kepala Sekolah Drs. Surmana, MM
Wakasek Bidang Kurikulum
Sugiharto, SE
Wakasek Bidang Kesiswaan
Suherman, S.Pd
Wali Kelas
Guru Bidang
Siswa
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
31
4.1.4 Keadaan Ruang Kelas
Jumlah ruang kelas di SMA PGRI 2 Palembang pada waktu sekarang berjumlah 21
ruang kelas yang terdiri dari kelas X sebanyak 7 ruang, kelas XI sebanyak 7 ruang, kelas
XII sebanyak 7 ruang. Keadaan ruang kelas pada waktu siswa belajar dapat digunakan
dengan baik, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :
TABELVII KEADAAN RUANG KELAS
Keadaan No Kelas Ruangan Baik Sedang Rusak
1 X 7 2 XI 7 3 XII 7
Jumlah 21 Sumber : Administrasi SMA PGRI 2 Palembang 2004/2005
4.2 Analisis Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Dalam Pelajaran Ekonomi
Untuk mendapatkan gambaran yang nyata dari hasil penelitian dan untuk
mendapatkan kesimpulan, maka data yang diperoleh tersebut perlu di analisis. Hasil
analisis data tes siswa dapat dijadikan ukuran mengetahui hasil belajar siswa setelah
diajarkan.
Langkah yang sudah dilakukan dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok dalam kelas eksperimen adalah sesuai dengan prosedur teoritis yang
sudah diungkapkan pada Bab 2. Langkah-langkah yang sudah dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
32
I. Tahap Pra Intruksional
Tahap Pra Intruksional adalah tahap yang ditempuh pada saat memulainya proses pembelajaran
Hasil No Kegiatan Pertemuan Ke- 1 Pertemuan Ke- 2 Pertemuan Ke- 3 1 2 3 4 5
Menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran sebelumnya Mengajukan pertanyaan kepada siswa, atau siswa tertentu tentang pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi mencakup semua aspek bahan yang telah dibahas sebelumnya
Siswa dalam kelas eksperimen yang hadir 37 orang dan yang tidak hadir 0 orang Pelajaran sebelumnya pada pokok bahasan pasar persaingan sempurna yaitu kebaikan dan keburukannya Ada beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau 15 % dari jumlah siswa Siswa kadang-kadang bertanya Memberikan kembali penjelasan tentang pasar persaingan sempurna dan kebaikan serta keburukannya
Siswa dalam kelas eksperimen yang hadir 35 orang dan yang tidak hadir 2 orang, 1 orang sakit dan 1 orang alpa Pelajaran sebelumnya sampai pada pasar monopoli Ada beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau 20 % dari jumlah siswa Siswa selalu bertanya Memberikan kembali penjelasan tentang pasar monopili dan kebaikan serta keburukannya
Siswa dalam kelas eksperimen yang hadir 36 orang dan yang tidak hadir 1 orang sakit Pelajaran sebelumnya sampai pada pasar persaingan monopolitis Ada beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau 20 % dari jumlah siswa Siswa sering bertanya Memberikan kembali penjelasan tentang pasar persaingan monopilitis dan kebaikan serta keburukannya
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
33
II. Tahap Intruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran / tahap inti yakni tahap memberikan pengajaran yang di susun sebelumnya.
Hasil No Kegiatan Pertemuan Ke- 1 Pertemuan Ke- 2 Pertemuan Ke- 3 1 2 3 4 5 6
Menjelaskan kepada siswa tentang pembelajaran kooperatif tipe investigasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini Mengelompokkan siswa secara heterogen Menginformasikan materi pelajaran yang akan dibagikan kepada kelompoknya masing-masing Mengkoordinir jalannya presentasi dengan mempersilahkan kelompok yang akan berpresentasi Menulis pokok materi yang dibahas dan membahasnya Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi
Menjelaskan pembelajaran yang dilakukan secara kelompok, pemilihan dan penganalisisan materi dengan mengunakan sumber belajar yang beragam Siswa terdiri dari 37 orang yang terdiri dari 21 laki-laki dan 16 orang perempuan, dikelompokkan menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 6 orang dan 1 kelompok 7 orang Siswa memilih sendiri materi yang akan disampaikan didepan kelas Kelompok 1 membahas materi tentang pasar persaingan sepurna Pasar persaingan sepurna Peneliti meyimpulkan apa yang dibahas dan bertanya kepada kelompok lain
Sudah dilakukan pada pertemuan pertama Sudah dilakukan pada pertemuan pertama Sudah dilakukan pada pertemuan pertama Kelompok 5 membahas materi tentang pasar oligopoly, kelompok 3 membahas pasar persaingan monopolitis dan kelompok 4 membas pasar monopoli Pasar oligopoly, pasar persaingan monopolitis dan pasar monopoli Peneliti meyimpulkan apa yang dibahas dan bertanya kepada kelompok lain
Sudah dilakukan pada pertemuan pertama Sudah dilakukan pada pertemuan pertama Sudah dilakukan pada pertemuan pertama Kelompok 2 membahas materi tentang pasar uang, kelompok 6 membahas pasar modal pasar uang dan pasar modal Peneliti meyimpulkan apa yang dibahas dan bertanya kepada kelompok lain
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
34
III. Tahap Penilaian dan tindak lanjut
Tahap ketiga atau tahap terakhir dari pembelajaran adalah tahap evaluasi atau penilaian dan tindak lanjut. Tujuan mengetahui
tingkat keberhasilan dari tahap kedua (Tahap Intruksional).
Hasil No Kegiatan Pertemuan Ke- 1 Pertemuan Ke- 2 Pertemuan Ke- 3 1 2 3
Mengajukan pertanyaan kepada siswa, atau kepada beberapa siswa, mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada tahap kedua Memberikan tugas/pekerjaan rumah yang ada hubungannya dengan topik atau pokok materi yang telah dibahas. Akhir pelajaran dengan menjelaskan atau memberi tahu pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.
Ada siswa beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau 20 % dari jumlah siswa Peneliti memberikan tugas / pekerjaan rumah kepada siswa tentang materi yang dibahas pada tahap kedua Peneliti memberikan tahukan kepada semua kelompok untuk bersiap-siap maju ke depan untuk membahas materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing kelompok
Ada siswa beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau 20 % dari jumlah siswa Peneliti memberikan tugas / pekerjaan rumah kepada siswa tentang materi yang dibahas pada tahap kedua Peneliti memberikan tahukan kepada semua kelompok untuk bersiap-siap maju kdepan untuk membahas materi yang sudah dibagikan kepada masing-masing kelompok
Ada siswa beberapa siswa yang bisa menjawab pertanyaan atau 30 % dari jumlah siswa Peneliti memberikan tugas / pekerjaan rumah kepada siswa tentang materi yang dibahas pada tahap kedua Peneliti memberitahukan kepada siswa pada pertemuan ke-4 akan diadakan eveluasi / tes yang berbentuk essay
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
35
Pada tahap Pra Instruksional dapat dilihat bahwa dari pertemuan ke- 1 sampai ke- 3 adanya
peningkatan aktiviatas siswa, Misalnya :
Kegiatan nomor 3 yaitu mengajukan pertanyaan kepada siswa, atau siswa tertentu
tentang pelajaran yang sudah diberikan terjadi peningkatan psicomotorik dari 15 %
menjadi 20%.
Kegiatan nomor 4 yaitu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai
bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari pelajaran yang telah diberikan sebelumnya
terjadi peningkatan aspek psicomotorik yaitu siswa menjadi sering bertanya.
Pada tahap Instruksional kegiatan nomor 4 yaitu mengkoordinir jalannya presentasi dengan
mempersilahkan kelompok yang akan berpresentsi maju ke depan, pada pertemuan ke 2 dan ke 3
tejadinya keaktifan siswa untuk bertanya kepada kelompok lain dan sebaliknya sehingga suasana
diskusi berjalan dengan lancar dan nampak hidup.
Pada tahap Penilaian dan tindak lanjut kegiatan nomor 1 yaitu mengajukan pertanyaan
kepada siswa, atau kepada beberapa siswa mengenai semua pokok materi yang telah dibahas pada
tahap ke 2 terjadi peningkatan psicomotorik dari 20% menjadi 30%.
Khususnya pada pertemuan ke-4 dilakukan evaluasi yang sudah diberitahukan pada
pertemuan ke- 3. jalannya evaluasi adalah sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
36
TABEL VIII JALANNYA EVALUASI
No Kegiatan Hasil 1
2
3
4
Menanyakan kehadiran siswa, dan
mencatat sisapa yang tidak hadir
Siswa diatur tempat duduknya dan
mengumpulkan buku catatan ekonomi
serta buku paket ekonomi
Membagikan soal kepada siswa kelas
eksprimen
Mengawasi jalannya tes / evaluasi sampai
jam pelajaran selesai dan siswa untuk
mengumpulkannya
Siswa dalam kelas eksperimen yang
hadir 37 orang dan yang tidak hadir 0
orang
Siswa dengan tertim mengatur tempat
duduknya dan menyiapkan lembar
jawaban serta megumpulkan buku
catatan dan buku paketnya
Semua siswa mendapatkan soal dan
mengerjakannya dilembar jawabannya
Melihat sana-sini keadaan siswa
mengisi lembar jawabannya,
mengoreksi buku catatatan siswa selama
tes berlangsung, 5 menit jam pelajaran
akan selesai siswa diminta untuk
mengumpulkan lembar jawabannya.
Dari data penelitian yang telah didapat perlu dianalisis guna mendapatkan suatu kesimpulan,
adapun analisisnya sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
37
4.2.1 Analisis Data Hasil Belajar Kelas Exsprimen
Dari hasil tes yang dilakukan dengan materi bentuk-bentuk pasar menurut strukturnya
dipeoleh skor yang dicapai siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok, jumlah skor tersebut dikalikan dua untuk mendapatkan nilai siswa untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
TABEL IX JUMLAH SKOR YANG DICAPAI KELAS YANG MENGGUNAKAN
MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK
Skor yang diperoleh No Responden 1 2 3 4 5
Jumlah Skor Nilai
1 5 10 10 7 8 40 80 2 5 10 7 5 8 35 70 3 7 10 10 5 7 39 78 4 5 10 10 8 7 40 80 5 5 10 10 9 10 44 88 6 6 10 10 8 6 40 80 7 5 10 10 9 8 42 84 8 8 10 10 6 7 41 82 9 8 10 6 6 5 35 70
10 7 9 6 6 7 35 70 11 7 10 8 5 9 39 78 12 8 10 6 7 10 41 82 13 8 10 6 6 5 35 70 14 8 10 8 8 6 40 80 15 5 10 10 4 6 35 70 16 5 10 5 6 8 34 68 17 7 10 10 7 9 43 86 18 5 10 9 8 10 42 84 19 5 10 10 9 10 44 88 20 5 10 5 7 9 36 72 21 6 10 6 7 6 35 70 22 10 5 5 9 6 35 70 23 5 10 10 8 10 43 86 24 5 10 5 5 10 35 70 25 8 10 8 6 8 40 80 26 7 6 10 7 5 35 70 27 10 10 6 5 5 36 72 28 6 10 8 6 8 38 76 29 5 10 10 10 5 40 80 30 5 10 4 10 9 38 76 31 5 10 10 5 9 39 78 32 5 10 10 6 8 39 78 33 7 7 7 6 8 35 70
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
38
Lanjutan tabel IX 34 5 10 5 6 9 35 70 35 8 10 10 6 7 41 82 36 10 10 10 10 9 49 98 37 8 10 10 7 8 43 86
Jumlah 239 357 300 255 285 1436 2872 Rata-rata ( x ) 6.46 9.65 8.11 6.89 7.70 38.81 77.62
Dari tabel diatas akan dihitung jumlah skor, nilai dan rata-rata hasil belajar siswa yang
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan rumus sebagai
berikut :
Jumlah skor = skor 1+ skor 2+ skor 3+ skor 4+ skor 5
= 239+357+300+255+285
= 1436
Nilai = Jumlah skor x 2
= 1436 x 2
= 2872
SiswaBanyakNilaiX
Dimana :
Banyak siswa = 37 orang
Nilai = 2872
Rata-ratanya sebagai berikut :
372872
X
= 77,62
Setelah diperoleh data skor hasil tes siswa, kemudian di hitung dengan menggunakan
rumus persentase :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
39
%100XSMRNP (Purwanto, 1992:102)
Keterangan : NP = Nilai Persentase
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal ideal
101 = Bilangan tetap
Dimana :
R = 2872
SM = 3700
100 = Bilangan tetap
Maka nilai persentasenya :
%10037002872 XNP
62,77NP %
Nilai persentase yang didapat sebesar 77,62 % yang berada pada interval 76 % -
85 % selanjutnya nilai persentase yang diperoleh tersebut dikonversikan kedalam predikat hasil
belajar siswa sebagai berikut :
Konversi Nilai Persentase Kedalam Predikat Hasil Belajar
Skor Akhir Predikat Kemampuan
86 % - 100 % Sangat Baik
76 % - 85 % Baik
60 % - 75 % Cukup
55 % - 59 % Kurang
≤ 54 % Kurang Sekali (Sumber : Purwanto, 1992 : 103)
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
40
Berdasarkan tabel konversi nilai persentase diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa yang
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok di SMA PGRI 2
Palembang adalah 77,62 dengan predikat Baik
4.2.2 Analisis Data Hasil Bejar Kelas Kontrol
Dari hasil tes yang dilakukan dengan materi bentuk-bentuk pasar menurut strukturnya
dipeoleh skor yang dicapai siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional, jumlah
skor tersebut dikalikan dua untuk mendapatkan nilai siswa untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
TABEL X JUMLAH SKOR YANG DICAPAI KELAS
MENGGUNKAN MODEL PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
Skor yang diperoleh No Responden 1 2 3 4 5
Jumlah Skor Nilai
1 10 10 5 5 5 35 70 2 10 9 6 5 5 35 70 3 8 8 6 7 6 35 70 4 7 7 6 5 5 30 60 5 7 7 5 6 5 30 60 6 8 8 7 6 6 35 70 7 6 6 6 6 6 30 60 8 10 8 8 7 7 40 80 9 9 8 8 8 7 40 80
10 6 6 8 5 5 30 60 11 7 7 5 5 6 30 60 12 7 5 7 5 6 30 60 13 5 5 5 5 5 25 50 14 5 5 5 5 5 25 50 15 8 6 6 5 5 30 60 16 8 7 7 8 5 35 70 17 5 5 5 5 5 25 50 18 7 7 7 7 7 35 70 19 7 5 5 6 7 30 60 20 6 7 6 6 5 30 60 21 8 8 7 6 6 35 70 22 5 5 5 5 5 25 50 23 8 6 5 5 6 30 60 24 7 5 6 6 6 30 60
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
41
Lanjutan tabel X 25 5 5 5 5 0 20 40 26 5 5 5 5 5 25 50 27 7 6 6 5 6 30 60 28 7 6 6 5 6 30 60 29 7 7 5 5 6 30 60 30 8 7 6 8 6 35 70 31 6 6 5 7 6 30 60 32 6 4 5 5 5 25 50 33 5 5 5 5 5 25 50
Jumlah 230 211 194 189 181 1005 2010 Rata-rata ( x ) 6.97 6.39 5.88 5.73 5.48 30.45 60.91
Dari tabel diatas akan dihitung jumlah skor, nilai dan rata-rata hasil belajar siswa yang
tidak mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dengan rumus
sebagai berikut :
Jumlah skor = skor 1+ skor 2+ skor 3+ skor 4+ skor 5
= 230+211+194+189+181
= 1005
Nilai = Jumlah skor x 2
= 1005 x 2
= 2010
SiswaBanyakNilaiX
Dimana :
Banyak siswa = 33 orang
Nilai = 2010
Rata-ratanya sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
42
332010
X
= 60,91
Setelah diperoleh data skor hasil tes siswa, kemudian di hitung dengan menggunakan
rumus persentase :
%100XSMRNP (Purwanto, 1992:102)
Keterangan : NP = Nilai Persentase
R = Skor mentah yang diperoleh siswa
SM = Skor maksimal ideal
100 = Bilangan tetap
Dimana :
R = 2010
SM = 3300
100 = Bilangan tetap
Maka nilai persentasenya :
%10033002010 XNP
NP 60,91
Nilai persentase yang didapat sebesar 60,91 % yang berada pada interval 60 % -
75 % selanjutnya nilai persentase yang diperoleh tersebut dikonversikan kedalam predikat hasil
belajar siswa sebagai berikut :
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
43
Konversi Nilai Persentase Kedalam Predikat Hasil Belajar
Skor Akhir Predikat Kemampuan
86 % - 100 % Sangat Baik
76 % - 85 % Baik
60 % - 75 % Cukup
55 % - 59 % Kurang
≤ 54 % Kurang Sekali (Sumber : Purwanto, 1992 : 103)
Berdasarkan tabel konversi nilai persentase diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa yang tidak
mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok di SMA PGRI 2
Palembang adalah 60,91 dengan predikat Cukup
Analisis yang didapat dari hasil tes mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok pada mata pelajaran ekonomi terhadap hasil belajar siswa di
SMA PGRI 2 Palembang tahun pelajaran 2005 / 2006 adalah sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengelolahan data hasil tes siswa yang menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok diperoleh skor dasar mentah hasil tes yang
dicapai siswa yaitu 2872 dengan skor maksimum 3700 kemudian data tersebut dihitung dengan
menggunakan rumus persentase dimana persentase yang diperoleh adalah 77,62, sedangkan
menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh diperoleh skor dasar mentah hasil tes
yang dicapai siswa yaitu 2010 dengan skor maksimum 3300 kemudian data tersebut dihitung
dengan menggunakan rumus persentase dimana persentase yang diperoleh adalah 60,91.
Pengelolahan data dianalisis dalam data editor SPSS 11.0. Berikut ini hasil perhitungan
dari data editor SPSS untuk melihat besarnya pengaruh yang menggunaan model pembelajaran
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
44
kooperatif tipe investigasi kelompok dan menggunakan model pembelajaran konvensional
terhadap hasil belajar siswa digunakan persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
Y = a + b(X)
Dimana :
Y = Variabel dependen : Hasil belajar siswa
X = Variabel Independen = jika mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok = 1 dan menggunakan model pembelajaran konvensional = 0
a = Konstanta
b = Koefesien arah regresi
Dari kedua variabel tersebut didapat skor masing-masing variabel yang dapat dilihat
tabelnya pada lampiran. kemudian data tersebut dianalisis dan diolah dengan data editor SPSS,
hasil akhir dari pengelolahan data yang didapat adalah output yang kemudian akan dijabarkan dan
dianalisis menjadi suatu keputusan terhadap hasil pengolahan data.
Berdasarkan data yang diperoleh didapat persamaan regresi linier sederhana sebagai
berikut :
Y = a + b(X)
Y = 60,91 + 16,71(X)
Dimana :
a = 60,91 artinya apabila nilai hasil belajar siswa yang mengunakan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok Konstan (tetap) atau tidak mengalami penambahan
atau pengurangan maka nilai hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran
konvensional adalah 60,91
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
45
b = 16,71 artinya peningkatan hasil belajar siswa nilai yang mengunakan model pembelajaran
kooperatif tipe investigasi kelompok
Y = Variabel dependen, nilai hasil belajar siswa
X = Variabel independen, mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok = 1 dan menggunakan model pembelajaran konvensional = 0
Dari persamaan regresi diatas dapat diartikan bahwa, nilai rata-rata siswa yang
menggunakan model pembelajaran konvensional 60,91 dan nilai rata-rata siswa yang diajarkan
dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok adalah 77,62
(60,91+16,71). Jadi perbedaan nilai rata-rata siswa adalah 16,71.
Analisis korelasi memakai koefisien korelasi pearson (r) atau koefesien product momen
dengan harga r tabel untuk taraf kesalahan 5% dengan n = 70 diperoleh 0,235 dan 1% = 0,306.
karena harga r hitung lebih besar dari r tabel baik untuk kesalahan 5% maupun 1%
(0,7215>0,306>0,235), maka disimpulkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan sebesar
0,7215 hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi
kelompok dan yang menggunakan model pembelajaran konvensional Koefisien
determinasinya 2r = 27215,0 = 0,5206. Hal berarti besarnya pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan menggunakan model pembelajaran
konvensional terhadap hasil belajar siswa 52,06%, besarnya nilai hasil belajar siswa ditentukan
oleh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan menggunakan
model pembelajaran konvensional, sedangkan 47,94% dipengaruhi faktor lain seperti minat,
intelegensi, motivasi, cara belajar dan lain-lain. Berdasarkan hasil analisa data pada saat uji
hipotesis didapat t hitung sebesar 8,95, t tabel sebesar 2,00 dengan taraf signifikan 0,05 hal ini
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
46
berarti t hitung > t tabel berdasarkan kriteria pengujian hipotesis adalah diterima Ho jika t hitung < t tabel
dan tolak t hitung > t tabel . Dari hasil diatas menunjukkan bahwa dalam penelitian ini Ho ditolak dan
Ha yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang mengunakan model pembelajaran koorperatif
tipe investigasi kelompok lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model
pembelajaran konvensional di SMA PGRI 2 Palembang.
Hasil pengujian statistik t terhadap koefesien arah regresi siswa yang dilatih dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok diperoleh nilai t hitung
8,95 dari t tabel didapat 2,00, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian hasil belajar
siswa yang mengunakan model pembelajaran koorperatif tipe investigasi kelompok lebih baik
dari pada hasil belajar siswa mengunakan model pembelajaran konvensional di SMA PGRI 2
Palembang.
4.3 Pembahasan
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada mata pelajaran
ekonomi terhadap hasil belajar siswa di SMA PGRI 2 Palembang adalah model pembelajaran
yang baru pertama kali diterapkan. Dari hasil analisis data yang digunakan adalah teknik analasis
data deskritif kuantitatif, dengan mengunakan alat analisis regesi linier sederhana untuk melihat
pengaruh yang mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dan yang
menggunakan model pembelajaran konvensional terhadap nilai hasil belajar siswa. Jika dilihat
dari tes (Ulangan harian) pertemuan ke empat maka hasil belajar siswa setelah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada mata pelajaran ekonomi berkisar pada
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
47
angka 77,62 sedangkan hasil belajar siswa sebelum penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
investigasi kelompok pada mata pelajaran ekonomi berkisar pada angka 60,91
Berdasarkan hasil analisa data pada saat uji hipotesis didapat t hitung sebesar 8,95,
t tabel sebesar 2,00 dengan taraf signifikan 0,05 hal ini berarti t hitung > t tabel berdasarkan kriteria
pengujian hipotesis adalah diterima Ho jika t hitung < t tabel dan tolak t hitung > t tabel . Dari hasil diatas
menunjukkan bahwa dalam penelitian ini Ho ditolak dan Ha yang menyatakan bahwa hasil belajar
siswa yang mengunakan model pembelajaran koorperatif tipe investigasi kelompok lebih baik
dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional kelas X di
SMA PGRI 2 Palembang.
Banyak hambatan yang dirasakan peneliti dalam penerapan model pembelajaran ini antara
lain terlalu banyaknya jumlah siswa kelas eksprimen, baru pertama kali siswa belajar dengan
mengunakan metode ini, ruang kelas yang digunakan lantai 3 yang kapasitasnya 30 orang
sehingga sangat sulit untuk mengatur tempat duduk siswa dalam bentuk kelompok dan siswa
masih banyak bermain-main dalam mengikuti pelajaran.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
48
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis data penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa kelas X SMA PGRI 2 Palembang setelah mengunakan model
pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam pelajaran ekonomi memperoleh
nilai rata-rata 77,62, sedangkan yang tidak mengunakan model pembelajaran kooperatif
tipe investigasi kelompok dalam pelajaran ekonomi memperoleh nilai rata-rata 60,91
2. Hasil belajar siswa kelas X1 yang mengunakan model pembelajaran koorperatif tipe
investigasi kelompok lebih baik dari pada hasil belajar siswa kelas X2 yang tidak
mengunakan model pembelajaran koorperatif tipe investigasi kelompok siswa di SMA
PGRI 2 Palembang.
3. Hasil analisa data pada saat uji hipotesis didapat t hitung sebesar 8,95, t tabel sebesar 2,00
dengan taraf signifikan 0,05hal ini berarti t hitung > t tabel berdasarkan kriteria pengujian
hipotesis adalah diterima Ho jika t hitung < t tabel dan tolak t hitung > t tabel . Hal berarti ada
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok terhadap
hasil belajar siswa.
Herman 2002132 021 Skripsi Pendidikan Akuntansi FKIP Univ- PGRI Palembang 2007
49
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas yang menyatakan bahwa hasil belajar siswa yang
mengunakan model pembelajaran koorperatif tipe investigasi kelompok lebih baik dari pada
hasil belajar siswa yang tidak mengunakan model pembelajaran koorperatif tipe investigasi
bertitik tolak dari kesimpulan tersebut, peneliti menyampaikan saran-saran sebagai kerikut :
1. Kepada guru bidang studi ekonomi agar menjadikan model pembelajaran koorperatif tipe
investigasi kelompok sebagai metode alternative dalam pelajaran ekonomi
2. Kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif, memperdalam pengetetahuan dan wawasan, serta
selalu membina kerjasama dalam memahami materi, sehingga dapat mengatasi kesulitan
dalam belajar.
3. Kepada calon peneliti agar dapat mempelajari dan meneliti tentang penerapan model
pembelajaran koorperatif tipe investigasi kelompok pada mata pelajaran lain / materi lain.
top related