skripsi
Post on 06-Jul-2015
512 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 1/87
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Persaingan global telah membawa dampak bagi perusahaan atau organisasi
baik manufaktur ataupun jasa, mereka dituntut untuk bisa bertahan bahkan
menang dalam persaingan global tersebut. Salah satu cara untuk bertahan adalah
dengan melakukan perbaikan kualitas.
Kualitas merupakan faktor yang penting dalam kelangsungan organisasi,
oleh karena itu organisasi harus memberikan perhatian yang lebih baik untuk hal
ini, biasanya kualitas yang baik akan diikuti loyalitas pelanggan. Maka sudah
menjadi tugas yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bagi organisasi yang ingin tetap
survive untuk melakukan perbaikan kualitas untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Organisasi harus berusaha agar keinginan para pelanggan terpenuhi
atau bahkan kalau bisa terlampaui. Begitu juga pada organisasi yang bergerak
pada bidang jasa seperti pada rumah sakit.
Menejemen kualitas telah dianggap perlu pada rumah sakit sejak tahun
1980-an, hal ini disebabkan kerena pengaruh pemerintah, konsumen, para
pemegang saham dan prakarsa menejemen rumah sakit. Untuk itu perbaikan
kualitas produk dan jasa perlu dilakukan apalagi perbaikan kualitas secara
kontinyu (kunst et all, 1996 dalam kunst et. al, 2000: 1124).
Dilihat dari pertumbuhan dan perkembangan rumah sakit, saat ini
pertumbuhannya meningkat sangat pesat. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
rumah sakit baru serta pembangunan rumah sakit yang sudah ada. Seiring dengan
persaingan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang semakin marak, institusi
1
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 2/87
kesehatan seperti rumah sakit harus mengimbangi dengan meningkatkan efisiensi,
keunggulan kompetitif dan kualitas pelayanannya. Saat ini pengguna jasa layanan
kesehatan akan memilih rumah sakit yang berkualitas, karena masalah kesehatan
merupakan masalah yang sangat vital dalam kehidupan seseorang. Untuk itu
upaya perbaikan kualitas Pelayanan kesehatan harus dilakukan secara terus
menerus untuk mendapatkan kepercayaan dari calon konsumennya. Perbaikan
kualitas pelayanan secara terus menerus atau continous quality improvement atau
CQI merupakan bagian dari total quality management (TQM) masing-masing
rumah sakit.
Surakarta memiliki banyak rumah sakit baik negeri maupun swasta,dan
rumah sakit besar ataupun kecil lainya yang pada umumnya rumah sakit tersebut
melakukan perbaikan kualitas secara terus menerus, namun dalam pelaksanaannya
tiap-tiap rumah sakit tidaklah sama,bahkan dalam satu rumah sakit dimungkinkan
pelaksanaan CQI di masing-masing departemen berbeda-beda, hal ini disebabkan
tersedianya factor-faktor yang mempengaruhi CQI tidaklah sama. Menurut
O’brien dalam Sunhe Lee (2002: 384), faktor-faktor yang mempengaruhi CQI ada
empat, faktor-faktor tersebut adalah faktor kultur, faktor teknis, faktor strategi dan
faktor struktural pendukung pelaksanaan CQI pada rumah sakit.
Rumah Sakit Ortopedi (RSO) Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta sebagai satu-
satunya rumah sakit ortopedi di Surakarta bahkan di Negara Indonesia yang telah
menjadi pusat rujukan nasional harus senantiasa menjaga mutu pelayanannya agar
selalu diatas pesaing-pesaingnya, maka dari itu upaya perbaikan kualitas
pelayanan yang dilakukan secara terus-menerus (Continuous Quality
2
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 3/87
Improvement) menjadi suatu keharusan yang tidak dapat diabaikan agar keinginan
dan kepuasan konsumen/pasien dapat terpenuhi.
Rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen yang berorientasi pada
kepuasan konsumen. Untuk itu rumah sakit harus menciptakan kinerja yang
unggul. Kinerja yang unggul atau Performance Excellence merupakan salah satu
faktor utama yang harus diupayakan oleh setiap organisasi untuk memenangkan
persaingan global, begitu juga oleh perusahaan penyedia jasa pelayanan
kesehatan.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para pengelola rumah sakit untuk
menciptakan kinerja yang unggul diantaranya melalui mekanisme pengelolaan
mutu dan pemberian pelayanan yang bagus serta tindakan medis yang akurat
tentunya.
Untuk menghasilkan mekanisme pengelolaan mutu yang bagus, perusahaan
perlu menerapkan metode pengukuran yang efektif untuk dapat menganalisis dan
menemukan dimensi mutu yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan untuk
mencapai mutu yang tinggi. Salah satu model pengukuran yang sudah dikenal luas
dan terbukti secara efektif membantu keberhasilan penerapan sistem manajemen
mutu adalah sistem Malcolm Baldrige National Quality Award. Malcolm
Baldrige National Quality Awards (MBNQA) merupakan sistem manajemen yang
sangat efektif untuk menghasilkan loyalitas pelanggan dan kinerja tinggi bila
diterapkan dengan tepat (aimsconsultant.com, 2006).
Mutu pelayanan rumah sakit dapat dilihat dari input, proses, dan out come-
nya. Pengukuran mutu input dan proses pelayanan dapat menggunakan metode
self assesment yaitu kegiatan menilai sendiri suatu aspek pelayanan. Sedangkan
3
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 4/87
pengukuran out come dapat dengan survey pendapat konsumen yaitu pasien dan
keluarga yang menungguinya (Patricia, 2006: 4).
Menurut Paul Kunst dan Jos Lemink (2000: 1123), penghargaan kualitas
(quality award) secara luas digunakan oleh organisasi-organisasi sebagai alat
untuk melakukan penilaian terhadap penerapan total quality management pada
organisasinya sendiri. Contoh dari penghargaan tersebut adalah Deming Prize,
The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), dan European Quality
Award (EQA).
Deming Prize dikembanglan di Jepang dan diberikan pada perusahaan yang
berprestasi dalam hal kualitas. Deming Prize sendiri terdiri dari dua kategori,
yaitu Deming Prize untuk individual yang berjasa dalam pengendalian kualitas
dan metode statistik kualitas, serta Deming Application Prize yang diberikan
kepada perusahaan yang melaksanakan dengan baik pengendalian kualitas
perusahaannya dan pengendalian mutu statistiknya (Tjiptono, 1996: 49).
Sunhee Lee, et. al (2002: 385) dalam penelitiannya menggunakan the
Malcolm Baldrige National Quality Award Criteria (MBNQAC) untuk mengukur
tingkat pelaksanaan CQI. Penelitian ini dilakukan pada sejumlah rumah sakit di
Korea. MBNQA terdiri dari tujuh kategori: (1) leadership, (2)strategic quality
planning, (3) focus on patients, other customer, and markets, (4) measurement,
analysis, and knowledge management, (5) staff focus, (6) process management,
(7) organizational performance results.
Menurut European Foundation For Quality Management dalam Kunst et. al
(2000: 1124), EQA dibagi dalam sembilan kriteria: (1) leadership, (2) policy and
strategy, (3) pocess management, (4) resource management, (5) personal
4
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 5/87
management, (6) employee satisfaction, (7) customer satisfaction, (8) effect on
society, dan (9) organizational result.
Dengan latar belakang ini penulis ingin mengetahui tingkat pelaksaan CQI
pada Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Solo dengan
menggunakan Malcolm Baldrige National Quality Award Criteria (MBNQAC)
dan ingin mengetahui faktor-faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanan
perbaikan kualitas pelayanan rumah sakit, oleh karena itu penulis mengambil
judul “ANALISIS BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PELAKSANAAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN YANG
BERKESINAMBUNGAN PADA BAGIAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT
PROF. DR. R. SOEHARSO SOLO”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Memperhatikan latar belakang tersebut terlihat bahwa pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan dipengaruhi oleh empat faktor CQI dan pelaksanaan
CQI tiap-tiap bagian dalam rumah sakit berbeda. Dengan demikian permasalahan
yang dapat diangkat dalam penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar tingkat pelaksanaan CQI pada bagian rawat inap rumah sakit
Prof Dr R Soeharso Solo diukur dengan kriteria The Malcolm Baldrige
National Quality Award .
2. Apakah keempat faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CQI yang meliputi
faktor kultur organisasi, faktor teknis, faktor strategi dan faktor struktural
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan CQI.
5
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 6/87
3. Faktor apakah yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan CQI pada
Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Prof Dr R Soeharso Solo.
C. PEMBATASAN MASALAH
Agar penelitian ini lebih terarah, terfokus, dan tidak melenceng ke mana-
mana maka diperlukan batasan-batasan masalahnya. Batasan-batasan tersebut
adalah:
1. Tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (CQI) diukur dengan
menggunakan kriteria dari The Malcolm Baldrige National Quality Award .
2. faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CQI terdiri dari empat faktor,
yaitu:
a. Faktor kultur organisasi, meliputi: pemberdayaan karyawan dalam
pelaksanaan CQI dan pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan.
b. Faktor teknis, meliputi: pemberian pendidikan dan pelatihan kualitas pada
karyawan, penggunaan jaringan komputer, dan penggunaan pemecahan
masalah yang sistematis.
c. Faktor strategi, yaitu: kecepatan merespon perubahan dan evaluasi
terhadap kebijakan.
d. Faktor struktural, meliputi: ketersediaan anggaran khusus untuk perbaikan
kualitas dan staff khusus yang mengawasi kualitas pelayanan.
6
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 7/87
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Tingkat pelaksanaan CQI pada Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Prof. Dr. R.
Soeharso Solo.
2. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pelaksanaan CQI pada Bagian
Rawat Inap Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Solo.
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat pada:
1. Pengelola rumah sakit
Setelah mengetahui tingkat pengimplementasian total quality
management ataupun CQI dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan perbaikan kualitas secara kontinyu, pengelola (karyawan
dan pimpinan) rumah sakit dapat menggunakan data-data hasil penelitian
ini sebagai pertimbangan dalam mengambil tindakan untuk
meningkatkan atau mempertahankan kualitas rumah sakitnya kearah
yang lebih baik.
2. Bagi peneliti
Menerapkan ilmu/teori yang telah diterima selama duduk di
bangku kuliah serta untuk menambah pengetahuan tentang manajemen
kualitas total (TQM) khususnya perbaikan kualitas secara kontinyu pada
rumah sakit dan sebagai syarat memperoleh gelar sarjana S-1.
7
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 8/87
BAB II
KAJIAN TEORI TENTANG MANAJEMEN KUALITAS
A. KUALITAS
Kualitas adalah keseluruhan komposisi, karakteristik produk atau jasa,
pemasaran, teknik produksi dan pemeliharaan produk atau jasa dengan tujuan
memenuhi harapan pelanggan (Armand V Feigenbaum, 1986: 7). Pengertian
kualitas yang lain menurut Besterfield (2003: 8) kualitas adalah performa
dibandingkan dengan harapan.
Dalam menggunakan suatu produk atau jasa untuk mencapai kepuasannya,
seorang pelanggan seringkali melihat dari nilai lebih produk maupun kinerja
pelayanan yang diterima dari suatu proses pembelian terhadap produk atau jasa
dibandingkan dengan perusahaan lain. Penilaian ini sangat kuat didasari oleh
faktor kualitas jasa, dimana kualitas suatu produk atau jasa adalah sejauh mana
produk atau jasa memenuhi speifikasi-spesifikasinya. Menurut Crosby dalam
Tjiptono (1996: 56), Quality as comformance to requirement , yang mengandung
arti bahwa suatu produk atau jasa dikatakan tidak berkualitas bila menyimpang
dari persyaratan yang ditetaplan oleh konsumen walau hanya sedikit. Sedangkan
menurut Juran dalam Tjiptono (1996: 53), quality is “fitness for use”, yang
mengandung makna bahwa suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi apa
yang diharapkan oleh pemakainya.
Konsep kualitas bersifat relatif yaitu tergantung dari perspektif yang
digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada dasarnya terdapat tiga
8
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 9/87
orientasi kualitas yang seharusnya konsisten satu sama lain yaitu: persepsi
konsumen, produk atau jasa, dan proses.
Meskipun tidak ada devinisi mengenai kualitas yang diterima secara
universal, dari devinisi-devinisi yang ada terdapat kesamaan, yaitu dalam elemen-
elemen sebagai berikut:
1. Kualitas meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
2. Kualitas mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
3. Kualitas merupakan kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang
dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas dimasa yang akan datang.
Untuk itu Goetsch Davis (1997: 3) mendefinisikan kualitas sebagai suatu
kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Apabila jasa diterima atau dirasakan pelanggan seuai dengan yang
diharapkan maka kualitas dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang
disampaikan melampaui harapan pelanggan maka kualitas dipersepsikan dengan
kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari harapan
pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Dengan demikian kualitas
suatu jasa tergantung pada kemampuan penyedia jasa dalam memenuhi harapan
pelanggannya secara konsisten.
Kualitas jasa pelayanan merupakan beda persepsi antara harapan pasien atas
jasa pelayanan rumah sakit dengan yang diterima pelanggan. Kualitas pelayanan
terdiri dari lima dimensi yaitu: tangibles, reliability, responsivenes, assurance,
emphaty (Tjiptono, 1997). Sedangkan menurut Patricia (2006: 3-4) mutu
9
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 10/87
pelayanan rumah sakit adalah derajat kesempurnaan pelayanan rumah kesehatan
yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan dengan menggunakan
potensi sumberdaya yang tersedia di rumah sakit secara wajar, efisien dan efektif
serta diberikan secara aman dan memuaskan sesuai dengan norma, etika, hukum,
sisio budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintah
dan masyarakat konsumen.
Produk dan jasa yang berkualitas, termasuk jasa pelayanan yang berkualitas,
sangat penting bagi perusahaan. Kulitas mempengaruhi perusahaan dalam empat
cara yaitu (Render, 2000: 94):
1. Biaya Dan Pangsa Pasar
Peningkatan kualitas dapat menuju pada peningkatan pangsa pasar,
penghematan biaya, serta mempengaruhi profitabilitas.
2. Reputasi Perusahaan
Reputasi perusahaan akan dipengaruhi oleh reputasi kualitas, apakah baik atau
buruk.
3. Pertanggungjawaban Produk
Perusahaan yang merancang dan memproduksi barang dan jasa yang cacat
dapat dianggap bertanggung jawab atas kerusakan dan kecelakaan yang
diakibatkan pemakaian barang atau jasa yang rusak tersebut.
4. Implikasi Internasional
Jika suatu perusahaan menghasilkan produk atau jasa yang berkualitas rendah,
maka akan membahayakan perusahaan dan bangsa, serta mengakibatkan
implikasi negatif bagi neraca pembayaran.
10
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 11/87
B. TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)
TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai
stategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan
seluruh anggota organisasi. Tjiptono (1996: 4) mendevinisikan TQM:
TQM merupakan suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui
perbaikan terus menerus atas produk, jasa, manusia, proses dan
lingkungan.
TQM menekankan pada komitmen manajemen untuk memiliki keinginan
yang berkesinambungan bagi perusahaan untuk mencapai kesempurnaan dari
segala aspek barang dan jasa yang penting bagi konsumen. (Render, 2000: 98)
Goestch dan Davis (1997: 4) menyatakan bahwa TQM adalah suatu
pendekatan dalam menjalankan suatu usaha yang mencoba untuk memaksimalkan
kompetitiveness organisasi melalui pebaikan secara terus-menerus (continous
improvement ) atas produk atau jasa, sumber daya manusia, proses, dan
lingkunganya. TQM terdiri dari aktivitas perbaikan secara terus menerus dari
semua orang dalam organisasi –manajer dan pekerja- dalam sebuah usaha yang
terintegrasi secara total untuk meningkatkan kinerja pada setiap level, hal ini
selaras dengan Besterfield (2003: 1) bahwa TQM adalah seni mengatur
keseluruhan organisasi untuk menghasilkan kesempurnaan.
Pendekatan TQM memberikan peluang bagi perusahaan atau intitusi
untuk melakukan pengujian kritis atas produk ataupun layanan dari segi proses
11
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 12/87
yang dilalui untuk menghasilkan produk atau layanan dan orang-orang yang
terlibat.
Pendekatan total quality hanya dapat dicapai dengan memperhatikan
karakteristik TQM berikut ini;
- fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal.
- Memiliki obsesi yang tinggi terhadap kualitas.
- Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan
pemecahan masalah.
- Memiliki komitmen jangka panjang.
- Membutuhkan kerjasama tim (team work).
- Memperbaiki proses secara berkesinambungan.
- Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.
- Memberikan kebebasan yang terkendali.
- Memiliki kesatuan tujuan.
- Adanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.
(Tjiptono, 1996; 4-5)
Total Qualiti Management (TQM) adalah segala sesuatu yang harus secara
total dilakukan perusahaan melalui penelitian yang diteliti, serta menjadi subyek
manajemen dan perbaikan secara berkesinambungan.
Render (2000: 98), TQM menggambarkan penekanan mutu yang memacu
seluruh organisasi, mulai dari pemasok sampai konsumen. TQM menekankan
komitmen manajemen untuk memiliki keinginan yang berkesinambungan bagi
12
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 13/87
perusahaan untuk mencapai kesempurnaan disegala aspek barang dan jasa yang
paling penting bagi konsumen.
Penerapan Total Quality Management tidak hanya diterapkan pada
perusahaan manufaktur tetapi perusahaan jasa juga perlu menerapkannya. Total
Quality Management dalam perusahaan jasa sering disebut Total Quality Service.
Total quality service (TQS) merupakan sistem manajemen strategik dan
integratif yang melibatkan semua manager dan karyawan, serta menggunakan
metode-metode kualitatif dan kuantitatif untuk memperbaiki secara
berkesinambungan proses-proses organisai, agar dapat memenuhi dan melebihi
kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan (Stamatis dalam Tjiptono,1997: 56).
Dalam Tjiptono (1997: 56), strategi TQS dirangkum sesuai dengan gambar
dibawah ini:
Gambar II.1 Sistem TQS
Srategi pada gambar di atas merupakan pernyataan yang jelas dan
dikomunikasikan dengan baik mengenai posisi dan sasaran organisasi dalam hal
pelayanan pelanggan. Kemudian sistem adalah program, prosedur dan
sumberdaya organisasi yang dirancang untuk mendorong, menyampaikan, dan
menilai jasa atau pelayanan yang nyaman dan berkualitas bagi pelanggan. Dan
13
strategi
PELANGGAN
Sumber daya
manusiasistem
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 14/87
sumber daya manusia adalah karyawan di semua posisi yang memiliki kapasitas
dan hasrat untuk merespon kebutuhan pelanggan.
Jadi, dari gambar di atas dapat disimpulkan tujuan keseluruhan dari TQS
yaitu mewujudkan kepuasan pelanggan, memberikan tanggung jawab pada semua
orang, dan melakukan perbaikan berkesinambungan.
Menurut Nzanira, et. al (2002: 9) kualitas pelayanan dalam institusi
kesehatan harus didefinisikan dari sudut pandang klien dan pemberi pelayanan
kesehatan
1. Sudut pandang klien, untuk para klien dan masyarakat yang tergantung
pada fasilitas kesehatan, kualitas pelayanan harus sesuai dengan harapan
dan diberikan secara ramah dan tepat waktu.
2. Sudut pandang pemberi pelayanan, kualitas pelayanan menunjukkan
bahwa dia mempunyai keahlian, sumber daya, dan kondisi yang
dibutuhkan untuk memperbaiki status kesehatan pasien dan masyarakat
dengan standar dan sumber daya yang tersedia.
C. CONTINOUS QUALITIY IMPROVEMENT (CQI)
1. Pengertian Continous Qualitiy Improvement (CQI)
Salah satu elemen dasar dari total quality adalah perbaikan
berkesinambungan. Konsep perbaikan ini diterapkan pada proses, manusia dan
produk. Dasar dari filosofi TQM adalah bahwa cara terbaik untuk memperbaiki
sebuah produk adalah memperbaiki proses pembuatan produk itu secara
berkesinambungan (Goesch Davis, 1997: 454).
14
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 15/87
CQI atau kaizen dalam bahasa jepang berarti perbaikan berkesinambungan,
istilah ini mencakup pengertian perbaikan yang melibatkan semua orang baik
manajer dan karyawan, dan melibatkan biaya dalam jumlah tak seberapa. Filsafat
kaizen berpandangan bahwa cara hidup kita -apakah itu kehidupan kerja atau
kehidupan sosial maupun kehidupan rumah tangga- hendaknya berfokus pada
upaya perbaikan terus menerus (Masaaki Imai, 1997).
Dalam pelayanan kesehatan program perbaikan kualitas harus dipusatkan
pada dimensi-dimensi kualitas pelayanan kesehatan yang meliputi kompetensi
teknis, pelayanan, efektivitas, hubungan interpersonal, efisiensi, kontinyu dan
keamanan (Nzanira, 2002: 10).
CQI adalah strategi untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi
masyarakat yang menggunakan pembaruan yang konstan untuk memperbaiki
proses dan sistem kerja dengan mengurangi penggunaan waktu, aktivitas yang
tidak bernilai (Evangelical community hospital, 2005).
Upaya peningkatan mutu atau quality improvement pelayanan rumah sakit
menurut Patricia (2006: 8) adalah keseluruhan upaya dan kegiatan yang
komprehensif dan integrative yang menyangkut struktur, proses dan out-come
secara obyektif, sistematik dan berlanjut memantau dan menilaimutu dan
kewajaran pelayanan terhadap pasien, menggunakan peluang untuk meningkatkan
pelayanan pasien, dan memecahkan masalah-masalah yang terungkap sehingga
pelayanan yang diberikan di rumah sakit berdaya guna dan berhasil guna.
Upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit meliputi:
- keseluruhan upaya dan kegiatan secara komprehensif dan integratif
- memantau dan menilai mutu pelayanan kesehatan
15
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 16/87
- memecahkan masalah yang ada
- mencari jalan keluarnya.
Menurut Shewhart dalam Besterfield (2003: 133-134) proses CQI terdiri
dari empat langkah plan-do-study-act atau yang dikenal dengan siklus PDSA,
siklus PDSA merupakan teknik perbaikan yang efektif. Empat langkah dalam
lingkaran yang pertama plan, rencanakan apa yang akan dikerjakan, kemudian,
do, laksanakan rencana tersebut (jalankan rencana), ketiga, study, pelajari
hasilnya, apakah rencana berjalan dengan lancar ataukah hasilnya berbeda,
terakhir act , ambil tindakan atas hasil yang diperoleh dengan mengidentifikasikan
apakah pekerjaan dikerjakan sesuai rencana atau tidak, gunakan ilmu
pengetahuan, kembangkan rencana perbaikan dan ulangi langkah-langkah pada
siklus. Sama seperti yang dikemukakan oleh Tjiptono (1996: 277), tahap pertama
siklus PDSA adalah menyusun recana. Tahap perencanaan meliputi penjelasan
studi yang akan dilakukan, tes untuk perubahan proses, atau eksperimen yang
akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Perencanaan terdiri dari daftar semua
langkah yang akan ditentukan untuk melakukan studi atau tes, termasuk siapa
yang akan melakukan setiap langkah, data yang perlu dicatat, siapa yang akan
menginformasikan, latihan macam apa yang diperlukan, dan siapa yang akan
melakukanya.
Tahap kedua melaksanakan rencana yang telah dibuat. Langkah berikutnya
studi/tes, ketidaksesuian rencana dicatat dan digunakan dalam analisis. Hasil dari
tahap do dibandingkan dengan prediksi yang dibuat selama tahap perencanaan.
Jika hasil tidak sesuai dengan apa yang diprediksikan, teori yang ada dalam tahap
perencanaan dapat direvisi. Tahap keempat dari siklus adalah mengambil
16
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 17/87
tindakan/act , tim menentukan tindakan apa yang tepat dilihat dari hasil ketiga
tahap tersebut. Tindakan dapat berupa perubahan proses atau sistem yang
dipelajari tim atau tim melakukan tes lebih lanjut sebelum melakukan perubahan.
Tahap act juga memutuskan apa yang akan difokuskan pada siklus selanjutnya.
Tahap-tahap ini diulang secara terus menerus. Dengan menerapkan siklus PDSA,
pembelajaran sistematis dan penggunaan pengetahuan akan membuat perubahan
untuk perbaikan menjadi bermanfaat. Siklus PDSA dapat diamati pada gambar
dibawah ini.
GAMBAR II.2
SIKLUS PDSA
Tujuan dari upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit ada dua; tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum peningkatan kualitas adalah untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan melalui upaya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit secara efektif dan efisien agar tercapai derajat kesehatan yang
optimal. Sedangkan tujuan khusus dari peningkatan kualitas adalah tercapainya
peningkatan mutu pelayanan rumahsakit melalui:
- optimasi tenaga, sarana dan prasarana.
17
act
dostudy
plan
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 18/87
- pemberian pelayanan sesuai dengan standar profesi dan standar
pelayanan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai
dengan kebutuhan pasien.
- Pemanfaatan teknologi tepat guna, hasil penelitian dan
pengembangan pelayanan kesehatan. (Patricia, 2006: 9)
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan CQI
Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan CQI ada empat macam; faktor
budaya, faktor teknis, faktor strategi dan faktor struktur pendukung pelaksanaan
CQI (Sunhe Lee, 2002: 384)
1. Budaya
a. Pemberdayaan dan pelibatan karyawan
Budaya organisasi adalah perwujudan sehari-hari dari nilai-nilai dan
tradisi yang mendasari organisasi tersebut. Sedangkan budaya kualitas sendiri
adalah sistem nilai organisasi yang menghasilkan suatu lingkungan yang
kondusif bagi pembentukan dan perbaikan kulitas secara terus menerus. Salah
satu karakteristik umum organisasi yang memiliki budaya kualitas adalah para
karyawan dilibatan dan diberdayakan (Tjiptono, 1996: 75)
TQM adalah suatu konsep pelibatan dan pemberdayaan karyawan,
walaupun kedua konsep ini saling berkaitan, namun merupkan dua hal yang
berbeda. Pelibatan karyawan adalah suatu proses untuk mengikutsertakan para
karyawan pada semua level organisasi dalam pembuatan keputusan dan
pemecahan masalah. sedangkan pemberdayaan tidak sekedar hanya memiliki
masukan, tetapi juga memperhatikan, mempertimbangkan, dan menindak
lanjuti masukan tersebut apakah diterima atau tidak. (Tjiptono, 1996: 128)
18
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 19/87
Pelaksanaan CQI pada rumah sakit dipengaruhi oleh pemberdayaan dan
pengikutsertaan karyawan dalam pemecahan masalah. (Sunhe Lee: 2002: 384).
2. Teknis
a. Pendidikan dan Pelatihan
Salah satu dari unsur yang paling fundamental dari TQM adalah
pengembangan personil secara terus menerus. Hal ini membutuhkan pelatihan
pendidikan dan pembelajaran. Pelatihan mempunyai sifat spesifik, praktis dan
segera. Yang dimaksud dengan spesifik dalam arti pelatihan berhubungan
secara spesifik dengan pekerjaan yang dilakukan. Sedang yang dimaksud
dengan praktis dan segera adalah bahwa apa yang sudah dilatihkan dapat
diaplikasikan dengan segera sehingga materi yang diberikan harus bersifat
praktis.
Pendidikan lebih bersifat filosofis dan teoritis. Pelatihan dan pendidikan
memiliki tujuan yang sama yaitu pembelajaran. Melalui pemahaman, karyawan
dimungkinkan untuk menjadi seorang inovator, pengambil inisiatif, pemecah
masalah yang kreatif, serta menjadikan karyawan efektif dan efisien dalam
melakukan pekerjaan. Berdasarkan sumbernya pelatihan dapat dibagi menjadi
tiga kategori:
1) In-house training , berupa on-the job trining , seminar, instruksi lewat
media (radio, tape, dan satelit)
2) Eksternal training , berupa kursus di universitas atau perguruan tinggi,
seminar dan lokakarya yang diselengarakan oleh universitas dan atau
19
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 20/87
pelatihan privat, serta pelatihan yang dilakukan oleh organisasi
professional dan lembaga teknik.
3) kombinasi keduanya, yaitu gabungan in-hause training dan eksternal
training . (Tjiptono, 1996: 212)
b. Sistem informasi manajemen
Agar dapat mengambil keputusan yang tepat, dibutuhkan informasi.
Informasi tersebut adalah data yang telah diubah kedalam format atau bentuk
yang bermanfaat dan relevan dengan proses pengambilan keputusan, tidak
tersedianya informasi yang akurat, up-to-date, dan komprehensif akan
menghasilkan keputusan yang tidak baik. (Tjiptono, 1996: 204)
Teknologi komputer dan telekomunikasi menyebabkan mekanisme
pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, dan komunikasi informasi dapat
berjalan dengan mudah dan cepat. Informasi yang masuk ke manajer sangat
banyak, apabila informasi yang diterima lebih banyak dari pada yang sanggup
ia proses tepat pada waktunya, maka ia mengalami fenomena yan disebut
Information overload . Keadaan ini dapat dihindari dengan menerapkan MIS
(Management Information System) database dengan memanfaatkan terminal
komputer atau jaringan komputer (on-line). Sistem informasi manajemen
merupakan strategi yang paling baik dalam era globalisasi ini. Sistem informasi
manajemen merupakan system yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, memproses dan menyajikan informasi yang dipakai oleh para
manejer dalam pengambilan keputusan. (Tjiptono,1996: 206-207)
c. Pemecahan masalah yang ilmiah dan sistematis
20
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 21/87
Salah satu kunci dalam TQM adalah penggunaan pendekatan ilmiah
dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah. Inti dari metode
perbaikan kualitas adalah pendekatan ilmiah. Metode ini menggunakan
berbagai data, alat dan teknik statistika. Pendekatan ilmiah merupakan suatu
cara sistematis bagi setiap individu dan tim untuk memahami proses. Hal ini
mengandung pengertian bahwa:
- Pengambilan keputusan lebih didasarkan pada data dari pada dugaan.
- Mencari sumber penyebab suatu masalah, bukan bereaksi pada gejala.
- Mencari solusi permanen, bukanya mendasarkan pada peraikan dalam
waktu singkat.
Pengambilan keputusan ilmiah dipusatkan pada upaya mengatasi
berbagai masalah utama yang dihadapi perusahaan, sesuai dengan prinsip
pareto yaitu berusaha mengatasi sumber masalah pokok dan bukan gejalanya.
(Tjiptono, 1996: 200-201)
Untuk melaksanakan pendekatan ilmiah dalam TQM diperlukan empat
langkah berikut:
1. mengumpulkan data yang berarti (Meaningful data)
2. Mengidentifikasi sumber penyebab suatu masalah.
3. Mengembangkan dan menghasilkan solusi yang tepat.
4. merencanakan dan melakukan perubahan. (Tjiptono,1996: 269)
Ketersediaan karyawan yang terlatih, sistem informasi dan pemecahan
masalah yang ilmiah dan sistematis merupakan komponen penting dalam
pelaksanaan CQI (Sunhe Lee, 2002: 384).
3. Strategi
21
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 22/87
Menurut Sunhe lee (2002: 385) Strategi organisasi dibagi dalam tiga tipe;
defenders, analizers dan prospector s. Strategi defenders adalah bertahan
dengan program yang ada sekarang dalam menghadapi perubahan. Analyzers
melakukan perubahan hanya setelah menganalisa hasil dari organisasi yang
lain. Prospektor merespon perubahan lingkungan dengan cepat. Institusi yang
menggunakan srategi prospektif lebih berhasil melaksanakan CQI dari pada
institusi yang menggunakan strategi defenders atau analyzer s.
4. Struktur pendukung perbaikan kualitas
Agar suatu organisasi dapat melaksanakan perbaikan berkesinambungan,
organisasi tersebut harus terstruktur dengan tepat. Langkah-langkah
srukturisasi untuk perbaikan kualitas menurut Joseph Juran terdiri atas tiga
langkah berikut:
1. Membentuk dewan kualitas
2. Menyusun pernyataan tanggung jawab dewan kualitas.
3. Membangun infrastruktur yang diperlukan.
Dewan kualitas bertanggung jawab atas perbaikan berkesinambungan.
Tanggung jawab dewan ini adalah untuk mengadakan, mengkoordinasikan dan
melembagakan perbaikan kualitas tahunan. (Tjiptono,1996: 267-268)
Rumah sakit yang mempunyai departemen atau staff yang bertanggung
jawab terhadap kualitas dan mengalokasikan anggaran khusus untuk
melaksanakan perbaikan kualitas lebih mudah melaksanakan CQI pada rumah
sakitnya . (Sunhe Lee, 2002: 385).
22
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 23/87
D. PENGUKURAN KINERJA DENGAN MALCOLM BALDRIGE
NATIONAL QUALITY AWARD (MBNQA)
1. Pengukuran kinerja
Konsep terakhir dari TQM adalah pengukuran kinerja. Salah satunya
adalah Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA). Inti dari MBNQA
adalah memanaje dengan fakta dari pada dengan perasaan ( feeling ). Mengatur
perusahaan tanpa pengukuran kinerja bagaikan seorang kapten kapal yang
mengemudi tanpa peralatan, kapal akan seperti berlayar dalam lingkaran.
Sepertihalnya organisasi, pengukuran memegang peran yang penting bagi
kesuksesan atau kegagalan sebuah organisasi (Besterfield, 2003: 167).
Tujuan dari pengukuran kinerja digunakan untuk meraih satu atau lebih
dari tujuh tujuan di bawah ini:
1. Menetapkan dasar pengukuran dan trend perusahaan.
2. Menentukan proses mana yang perlu diperbaiki.
3. Menunjukan proses pencapaian laba dan rugi.
4. Membandingkan tujuan dan kinerja sekarang.
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi individu atau tim.
6. Memberikan informasi untuk membuat keputusan.
7. Menentukan kinerja organisasi secara keseluruhan.
Perbaikan kualitas yang merupakan elemen dasar dari TQM juga perlu
diukur, sampai dimana keefektifan pelaksanaan CQI agar perbaikan yang
selanjutnya dapat terarah dan tepat sasaran.
23
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 24/87
Menurut Paul Kunst dan Jos Lemink (2000: 1123) derajat pelaksanaan CQI
dapat diukur dengan Deming prize. The Malcolm Baldrige Naional Quality
Award (MBNQA) dan the European Quality Award (EQA).
2. The Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA)
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA) merupakan
penghargaan kualitas yang dibentuk di Amerika pada tanggal 20 Agustus 1987.
Nama Malcolm Baldrige diambil dari nama mantan Menteri Perdagangan
Amerika. MBNQA memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai perlunya
kinerja terbaik dan perbaikan kompetitif, sharing informasi dalam strategi
kesuksesan dan keuntungan menggunakan strategi ini. Penghargaan ini diberikan
pada perusahaan manufaktur, jasa, bisnis kecil, pelayanan kesehatan dan
pendidikan. Organisasi yang tidak tertarik mengikuti penghargaan ini dapat
menggunakan kategori MBNQA untuk mengukur pelaksanaan TQMnya
(Besterfield, 2003: 160).
Kriteria-kriteria kinerja terbaik dalam MBNQA ada tujuh kategori;
(1) leadership, (2)strategic quality planning, (3) focus on patients, other
customer, and markets, (4) measurement, analysis, and knowledge management,
(5) staff focus, (6) process management, (7) organizational performance results,
dalam tiap-tiap kategori terdiri dari sub-kategori (baldrigeindo.com, 2006) yaitu:
1. Kepemimpinan
1.1 Kepemimpinan Organisasi. Bagaimana para pemimpin senior memimpin?
Bagaimana Para Pemimpin Senior memandu dan menjaga
keberlangsungan organisasi anda. Bagaimana mereka komunikasi dengan
karyawan dan mendorong berkinerja yang tinggi.
24
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 25/87
1.2 Tata Kelola dan Tanggung jawab Sosial. Bagaimana anda mengelola dan
memperhatikan tanggung jawab social?
Bagaimana organisasi anda memperhatikan tanggungjawabnya terhadap
publik, menjamin perilaku etis, dan melaksanakan good citizenship.
2 Perencanaan Strategi
2.1. Pengembangan Strategi : Bagaimana anda membangun strategi?
Bagaimana organisasi anda mentetapkan strateginya dan sasaran-sasaran
strategis, termasuk bagaimana mempertimbangkan tantangan-tantantng
strategis. Buatkan rangkuman sasaran-sasaran strategis utama organisasi
anda dan tujuan-tujuan terkaitnya.
2.2. Penerapan Strategi: Bagaimana anda menerapkan strategi ?
Menjelaskan bagaimana organisasi anda menerjemahkan sasaran-sasaran
strategis menjadi rencana-rencana kerja. Buatkan ringkasan rencana-
rencana kerja organisasi anda dan ukuran kinerja utama yang terkait.
Proyeksikan kinerja organisasi anda kedepan atas ukuran-ukuran kinerja
atau indikator-indikator utama tersebut.
3 Fokus Pelanggan dan Pasar
3.1.Pengetahuan Pelanggan dan Pasar: Bagaimana anda menggunakan
informasi pelanggan dan pasar?
Menjelaskan bagaimana organisasi anda menentukan persyaratan,
kebutuhan, harapan dan preferensi dari pelanggan dan pasar untuk
menjamin relevansinya terhadap produk dan jasa anda serta membangun
peluang bisnis baru.
25
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 26/87
3.2. Hubungan dan Kepuasan Pelanggan: Bagaimana anda membangun
hubungan dan menumbuhkan kepuasan dan loyalitas?
Bagaimana organisasi anda membangun hubungan untuk mendapatkan,
memuaskan, dan mempertahankan pelanggan; dan untuk meningkatkan
loyalitas pelanggan; dan untuk mengembangkan peluang baru. Jelaskan
juga bagaimana organisasi anda menentukan kepuasan pelanggan.
4 Pengukuran, Analisa, dan Pengelolaan Pengetahuan
4.1 Pengukuran dan Analisis Kinerja Organisasi: Bagaimana anda mengukur,
menganalisa dan mengevaluasi kinerja organisasi?
Bagaimana organisasi anda mengukur, menganalisa, menyelaraskan dan
memperbaiki data dan informasi kinerja pada seluruh tingkatan dan
diseluruh bagian organisasi anda.
4.2 Informasi dan Pengelolaan Pengetahuan: Bagaimana anda mengelola
informasi dan pengetahuan organisasi?
Bagaimana organisasi anda menjamin kualtias dan ketersediaan data dan
informasi yang diperlukan untuk karyawan, supplier dan partner dan
pelanggan. Bagaimana organisasi anda membangun dan mengelola asset
pengetahuan.
5 Fokus Sumber Daya Manusia
5.1 Sistem Kerja: Bagaimana anda memampukan karyawan untuk
menyelesaikan pekerjaan organisasi anda
Bagaimana pekerjaan dan tugas-tugas organisasi anda memungkinkan
karyawan dan organisasi untuk mencapai kinerja tinggi. Bagaimana
26
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 27/87
kompensasi, jenjang karir, dan praktek kerja terkait lainnya
memungkinkan karyawan dan organisasi mencapai kinerja tinggi.
5.2 Motivasi dan Pembelajaran Karyawan: Bagaimana anda berpartisipasi
untuk memotivasi dan pembelajaran karyawan?
Bagaimana pendidikan, pelatihan an pengembangan karir karyawan
organisasi anda mendukung pencapaian sasaran menyeluruh anda dan
berkontribusi pada berkinerja tinggi. Bagaimana pendidikan, pelatihan dan
pengembangan karir membangun pengetahuan, keterampilan dan
kapabilitas.
5.3 Kenyamanan dan kepuasan karyawan: Bagaimana anda berkontribusi untuk
kenyamanan dan menumbuhkan kepuasan karyawan?
Bagaimana organisasi anda memelihara lingkungan kerja dan iklim
mendukung karyawan yang berkontribusi pada kenyamanan, kepuasan dan
motivasi seluruh karyawan.
6 Pengelolaan Proses
6.1 Proses Penciptaan Nilai
Bagaimana organisasi anda mengidentifikasikan dan mengelola proses
utama untuk penciptaan nilai pelanggan dan mencapai sukses dan
pertumbuhan bisnis
6.2 Proses Pendukung dan Perencanaan Operasional
Bagaimana organisasi anda mengelola proses utama yang mendukung
proses penciptaan nilai. bagaimana proses untuk pengelolaan keuangan
dan keberlangsungan operasi dalam keadaan darurat.
27
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 28/87
7. Hasil-hasil operasi
7.1 Hasil-Hasil Produk dan Jasa
Ringkaskan hasil kinerja barang dan jasa utama organisasi, segmen hasil-
hasil berdasarkan jenis dan kelompok-kelompok produk dan jasa,
kelompok pelanggan dan segmen pasar (yang sesuai). Ikutkan data-data
perbandingan yang sesuai.
7.2. Hasil Fokus Pelanggan
Ringkaskan hasil kinerja utama terhadap pelanggan, termasuk kepuasan
pelanggan dan harapan konsumen. Ikut sertakan data-data perbandingan.
7.3 Hasil Keuangan dan Pasar
Ringkaskan hasil kinerja utama keuangan dan pasar berdasarkan dan
segmen pasar. Ikut sertakan data-data perbandingan.
7.4 Hasil Sumber Daya Manusia
Ringkaskan hasil utama sumber daya manusia organisasi anda, termasuk
kinerja, sistem kerja dan pembelajaran karyawan, pengembangan, rasa
dimanusiakan, dan kepuasan karyawan. Kelompokkan hasil anda untuk
merespon keberagaman tenaga kerja dan tipe dan kategori berbeda
karyawan (mana yang sesuai). Ikut sertakan data pembanding.
7.5 Hasil-Hasil Keefektifan Organisasi
Ringkaskan hasil kinerja operasional utama organisasi yang berkontribusi
pada pencapaian keefektifan organisasi. Kelompokkan hasil anda
berdasarkan segmen grup produk dan pasar (mana yang sesuai). Ikut
sertakan data-data pembanding.
28
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 29/87
7.6 Hasil-Hasil Tanggung Jawab Sosial dan Tata Kelola
Ringkaskan hasil tata kelola utama, kepemimpinan senior, dan hasil-hasil
tanggung jawab social, termasuk perilaku beretika, tanggung jawab fiscal,
kepatuhan hukum dan organisasi sebagai warga negara yang baik.
Segmenkan hasil-hasil anda berdasarkan unit bisnis (mana yang sesuai).
Ikut sertakan data pembanding.
Kriteria penilaian/pengukuran kinerja yang dimiliki oleh MBNQA juga
dapat digunakan dalam industri jasa pelayanan kesehatan, kita menyebutnya
performance excellene for health care based on MBNQA. Dengan penerapan
sistem manajemen mutu secara menyeluruh dan metode pengukuran yang tepat
maka perusahaan akan menjadi perusahaan kelas dunia yang siap memenangkan
persaingan (aimsconsultant.com, 2006).
E. PENELITIAN TERDAHULU
Dalam penelitian Sunhe Lee (2002: 385) faktor-faktor yang mempengaruhi
perbaikan kualitas pada rumah sakit di Korea ada empat yaitu; faktor budaya,
teknis, strategi, dan struktur pendukung. Sama dengan penelitian sebelumnya
yang dilakukan O’Brien et. al (1995) dalam Sunhe Lee (2002: 384) O’Brien
menyebut faktor budaya, teknis, strategi dan struktural pendukung sebagai
piramida CQI.
Penelitian yang dilakukan oleh Shortel (1995) dalam Sunhee Lee (2002,
389) didapatkan bahwa tingkat pemberdayaan dan pelibatan karyawan
mempunyai pengaruh yang signifikandalam memfasilitasi pelaksanaan perbaikan
kualitas.
29
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 30/87
Penelitian terdahulu oleh Sunhe Lee (2002: 387) komponen teknis dari
piramida CQI mempunyai pengaruh terkuat diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan CQI lainnya. Secara khusus tingkat penggunaan
sistem informasi (misal, sistem komputerisasi otomatis) adalah prediktor yang
paling signifikan dalam pelaksanaan CQI.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Shortel (1995) dalam Sunhee Lee
(2002, 389) didapat hasil bahwa strategi organisasi berhubungan sangat signifikan
terhadap pelaksanaan CQI akan tetapi penemuan ini berkebalikan dengan hasil
penelitian Sunhee Lee (2002, 389). Sedangkan untuk faktor struktural
mempunyai pengaruh yang tidak signifikanhal ini dikarenakan; elemen-elemen
dari faktor struktural mempunyai dampak yang tidak langsung terhadap
pelaksanaan CQI, faktor ini hanya berfungsi sebagai pendukung yang
memungkinkan rumah sakit memenuhi kebutuhan faktor kultur organisasi, teknis,
dan strategi. Hal ini berlawanan dengan penemuan Shortel (1995)
Sunhe Lee (2002: 385) dalam penelitiannya dalam pengukuran tingkat
pelaksanaan CQI pada rumah sakit di Korea digunakan kriteria the Malcolm
Baldrige National Quality Award .
F. KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka pemikiran penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
ketersediaan faktor kultur organisasi, teknis, strategi, dan struktural pendukung
rumah sakit sebagai variabel independen terhadap tingkat pelaksanaan CQI pada
Rumah sakit Prof. Dr. R. Soeharso Solo sebagai varaibel dependen. Pelakanaan
perbaikan kualitas secara kontinyu sendiri diukur dengan menggunakan kriteria
30
Kultur organisasi
Struktur
pendukung rumah
sakit
Komponen teknis
rumah sakit
Strategi rumah
sakit
Pelaksanaan CQI
Diukur dengan:
Leadership
Strategic quality planning
Focus on patients, other customer,and market
Measurement, analysis, and knowledge management
Staff focus
Process management Organizational performance results
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 31/87
the Malcolm Baldrige National Quality Award Criteria (MBNQAC) yang
meliputi: (1) leadership, (2) strategic quality planning, (3) focus on patients,
other customer, and markets,(4) measurement, analysis, and knowledge
management, (5) staff focus, (6) process management, (7) organizational
performance results.
GAMBAR 3
KERANGKA BERPIKIR
G. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan yang
dikemukakan dalam perumusan masalah yang telah disusun, maka dikemukakan
hipotesis alternatif sebagai berikut:
H1: Kultur organisasi rumah sakit mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap pelaksanaan CQI.
H2: Komponen teknis rumah sakit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
pelaksanaan CQI.
H3: Strategi rumah sakit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pelaksanaan CQI.
31
Kultur organisasi
Struktur
pendukung rumah
sakit
Komponen teknis
rumah sakit
Strategi rumah
sakit
Pelaksanaan CQI
Diukur dengan MBNQAC: Leadership
Strategic quality planning Focus on patients, other customer, and
market Measurement, analysis, and knowledge
management Staff focus
Process management Organizational performance results
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 32/87
H4: Infrastruktur rumah sakit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
pelaksanaan CQI.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pencacahan lengkap (sensus).
Sensus menurut Sevilla (1993: 76) adalah survey yang meliputi seluruh populasi
yang diinginkan.
B. RUANG LINGKUP PENELITIAN.
Penelitian ini dilakukan pada bagian Instalasi Rawat Inap pada Rumah
Sakit Ortopedi Prof. Dr. R Soeharso Solo yang terdiri dari 6 bangsal.
C. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING
Populasi adalah kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi kita
(sevilla, 1993), Gay dalam Sevilla mendefinisikan populasi sebagai kelompok
dimana peneliti akan mengeneralisasikan hasil penelitiannya. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pelaksana pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumah
sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo. Jumlah pelaksana di bagian rawat inap
sebanyak 92 orang. Karena jumlah populasi dalam penelitian ini kurang dari 100
maka seluruh populasi digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak diperlukan
sampel dan teknik sampling.
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Ada dua teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
32
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 33/87
Kuesioner
Kuesioner adalah sebagai daftar pertanyaan-pertanyaan yang disusun
secara tertulis yang ditujukan untuk memperoleh data berupa jawaban-
jawaban dari para responden yaitu pelaksana Bagian Rawat Inap Rumah
sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo.
Metode kepustakaan.
Metode kepustakaan digunakan untuk mencari teori-teori, konsep-konsep,
generalisasi yang dapat dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang
dilakukan.
SUMBER DATA
Data primer
Data yang dikumpulkan secara langsung dari objek penelitian yaitu dari
responden yang memberikan jawaban atas kuesioner.
Data sekunder.
Data yang diperoleh dari intern perusahaan, dan catatan inventaris lainnya.
Data ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan.
F. INSTRUMEN PENELITIAN
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat dalam bentuk
angket (kuesioner). Kuesioner yang diisi oleh responden dalam bentuk pertanyaan
tertutup, artinya dalam kuesioner sudah ditentukan alternatif jawaban dari tiap
item pertanyaan. Dalam pelaksanaan pengisian nantinya, responden hanya
diperintahkan untuk memilih salah satu jawaban yang sekiranya cocok dengan
keadaan yang dialami, dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda chek
(√), Riduwan (2005: 72).
33
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 34/87
G. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Variabel dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pelaksanaan perbaikan kualitas secara terus-menerus yang didefinisikan
sebagai proses pembaruan yang konstan untuk memperbaiki kualitas
sistem dan proses kerja agar harapan pelanggan terpenuhi. Tingkat
pelaksanaan CQI merupakan skor total dibagi dengan skor ideal
dikalikan seratus persen dari kriteria-kriteria MBNQA diukur dengan
menggunkan skala likert 1 sampai 5, dimana 1 sangat tidak setuju
sampai dengan 5 sangat setuju.
Variabel independen
Dalam penelitian ini yang termasuk dalam variabel independen yaitu
ketersedianya faktor kultur organisasi, teknis, strategi dan struktural
pendukung dalam departemen di rumah sakit.
a. Faktor kultural organisasi, didefinisikan sebagai perilaku dan
pemberdayaan karyawan rumah sakit yang mendukung atau menghambat
organisasi kearah kualitas yang lebih baik. Dalam kasus ini kultur
organisasi ditunjukkan dalam pemberdayaan dalam melaksanakan program
CQI dan pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan.
34
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 35/87
b. Faktor teknis, didefinisikan sebagai kemampuan karyawan untuk
menggunakan alat-alat CQI, program pelatihan CQI, penggunaan sistem
informasi dan pemecahan masalah secara sistematis dan ilmiah.
c. Faktor strategi, didefinisikan strategi yang digunakan atau perilaku
organisasi rumah sakit dalam menghadapi perubahan lingkungan, yaitu
devender, analyzer , atau prospektor .
d. Faktor struktural pendukung didefinisikan kesatuan infrastruktur
yang mendukung kegiatan CQI, meliputi ada tidaknya staf dibidang CQI,
dan anggaran khusus untuk CQI.
Pengukuran untuk tiap-tiap variabel independen dalam penelitian ini
dengan menggunakan skala likert 1 sampai dengan 5, dimana 1 sangat tidak setuju
sedangkan 5 sangat setuju.
Rumus untuk menghitung tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan dan tingkat ketersediaan faktor-faktor yang mempengaruhi nya
digunakan rumus: jumlah skor item / skor ideal x 100% (Riduwan, 2005: 89)
H. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN
Pengujian terhadap instrumen penelitian penting dilakukan untuk
mengetahui apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat. Adapun
pengujian yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Uji validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur, uji validitas adalah menghitung korelasi antara masing-
masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik
korelasi “product moment”.
35
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 36/87
Rumus korelasi product moment sebagai berikut:
( )
( ){ } ( ){ }2222
x yn x xn
y x xynr xy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
katerangan:
r xy : Korelasi antara skor item pertanyaan dan skor tiap responden
n : jumlah sampel
x : Skor item
y : Skor tiap responden
Σ x : Jumlah total skor item
Σ y : Jumlah total skor tiap responden
Selanjutnya dilihat probabilitasnya
Jika probabilitasnya > 0,05 berarti tidak valid, sebaliknya
Jika probabilitasnya < 0,05 berarti valid.
Jika instrumen itu valid maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks
korelasinya (r) sebagai berikut:
0,800 – 1,00 = sangat tinggi
0,600 – 0,799= tinggi
0,400 – 0,599= cukup tinggi
0,200 – 0,399= rendah
0,00 – 0,199= sangat rendah atau tidak valid (Riduwan, 2005: 98).
Uji reliabilitas
Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana
suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali
36
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 37/87
atau lebih. Reliabilitas menunjukkan suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan (Riduwan, 2005).
Metode yang digunakan untuk menganalisis reliabilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran adalah metode alpha cronbach.
Rumus metode alpha sebagai berikut:
−
−= ∑
s
sr
t
i
k
k 1
111
Keterangan: r ii : reliabilitas
k : jumlah item
∑si : jumlah varian skor tiap-tiap item
st : varian total
Jika hasil r hitung dikonsultasikan dengan nilai tabel r product moment
dengan dk= n-1, tingkat signifikan 5%, maka:
Reliabel jika r11 > r tabel, dan
Tidak reliabel jika r11 < r tabel (Riduwan, 2005: 118)
I. ANALISIS DATA
1. Analisis deskriptif
Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
responden berdasarkan karakteristik (jenis kelamin, pekerjaan, masa kerja,
pendidikan terakhir) dan untuk mengetahui tingkat ketrsediaan faktor-
faktor CQI serta tingkat pelaksanaan CQI pada bagian rawat inap RSO
Prof. Dr. R. Soeharso Solo.
2. Analisis kualitatif
a. Analisis regresi
37
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 38/87
Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan ada dua macam, yaitu
variabel terpengaruh / variabel tak bebas (dependent variable) dan variabel
bebas (independent variable). variabel independent adalah variabel yang
bersifat menentukan atau mempengaruhi variabel dependen, dan sebaliknya
variabel dependen keberadaannya selalu dipengaruhi atau tergantung pada tiap
tiap atau keseluruhan variabel-variabel independen.
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (kultur organisasi,
teknis, strategi, dan struktural) terhadap variabel dependen (pelaksanaan CQI),
digunakan alat analisis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y= α o + α 1kultur + α 2teknis + α 3strategi + α 4struktur + Ui
Dimana:
Y : pelaksanaan CQI
α o : konstanta
α 1,α 2,α 3,α 4 : koefisien regresi
kultur : faktor kultural
teknis : faktor teknis
strategi : faktor strategi
struktur : faktor struktural
Ui : variabel pengganggu
Uji Statistik
Uji statistik dalam penelitian ini merupakan uji secara sendiri-sendiri
semua koefisien regresi, yaitu untuk menguji pengaruh variabel independen
38
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 39/87
terhadap variabel dependen secara terpisah. Adapun pengujian-pengujian yang
dilakukan antara lain:
Uji t (uji parsial)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel
dependen. Langkah-langkah pengujuian uji t sebagai berikut:
1) Formulasikan hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya:
Ho : α 1 = α 2 = α 3 = α 4 = 0, artinya variabel kultur organisasi,
teknis, strategi, dan struktural pendukung
rumahsakit secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap pelaksanaan CQI.
Ha : α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ α 4 ≠ 0, artinya variabel kultur organisasi,
teknis, strategi, dan struktural pendukung
rumahsakit secara parsial mempunyai
pengaruh terhadap pelaksanaan CQI.
2) Tentukan taraf signifikansinya (α ) = 0.05
t tabel = t (α /2, n-k)
= 1,993
3) Pengambilan keputusan berdasar t tabel dan t hitung
39
Daerah ditolak
Daerah diterima
Daerah ditolak
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 40/87
Ho diterima jika : -t (α /2, n-k) ≤ t-hitung ≤ t (α /2, n-k)
Ho ditolak jika : t-hitung > t (α /2, n-k) atau t-hitung < -t (α /2, n-k)
T tabel : tα /2 ; n – k; α adalah derajat signifikansi, n adalah jumlah sampel,
dan k adalah jumlah variabel bebas.
Dengan kriteria pengujian:
Jika Ho diterima, maka variabel independen tidak mempengaruhi
variabel dependen pada tingkat α .
Jika Ho ditolak, maka variabel independen mempengaruhi variabel
dependen pada tingkat α
Perhitungan nilai t:
Dimana:
β I : koefisien regresi
Se (β i) : standar error koefisien regresi
Selain melihat t statistiknya, uji t juga dapat menggunakan probabilitas dari
tiap-tiap variabel independennya, jika probabilitas < α maka signifikan, ini
berarti variabel independent tersebut mempengaruhi variabel dependenya
(Gujarati, 1991: 116).
40
)( iSe
it
β
β =
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 41/87
Uji F
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh-pengaruh variabel independen
secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Tahap pengujiannya
sebagai berikut:
1) Formulasikan hipotesis nol dan hipotesis alternatif
H0 : α 1 = α 2 = α 3 = α 4 = 0, artinya variabel kultur organisasi,
teknis, strategi, dan struktural pendukung
rumahsakit secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan
CQI.
Ha : α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ α 4 ≠ 0, artinya variabel kultur organisasi,
teknis, strategi, dan struktural pendukung
rumahsakit secara bersama-sama
mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan
CQI.
2) Tentukan level of signifikan (α ) = 0,05
F tabel = F (α ; k-1; n-k)
= F (0,05; 4-1; 76-4) = F (0,05; 3; 72)
= 2,73
F hitung:
Dimana: F = F-hitung
41
))(1(
)1/(2
2
k n
k
r
r −−
−
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 42/87
r 2= koefisien determinasi berganda
n = banyaknya observasi
k = banyaknya parameter total yang diperkirakan
3) Pengambilan keputusan berdasar F tabel dan F hitung:
• Jika F-hitung ≤ F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak ( semua
variabel independent secara berama-sama tidak mempengaruhi variabel
dependent pada tingkat α )
• Jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima ( semua
variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependent pada tingkat α (Gujarati, 1991: 120).
Uji koefisien determinasi (R 2)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar variasi
variabel bebas dapat menerangkan dengan baik variabel terikat atau variabel
dependen. Hal ini dapat dilihat dari nilai R 2-nya. Analisis koefisien
determinasi berganda mempunyai ketentuan sebagai berikut: jika R 2
mendekati 0, maka variabel yang dipilih tidak dapat menerangkan variabel
determinan, jika R 2 mndekati 1, maka variabel independent yang dipilih dapat
menerangkan dengan baik variabel dependen.
Formula pengujian adalah sebagai berikut:
42
F (α ; k-1; n-k)
Daerah tolak Daerah terima
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 43/87
∑
∑−=−=
Yi
eiTSS RSS TSS ESS
2
2
1/1/
ESS : explain sum of square
RSS : residual sum of square
TSS : total sum of square
(Gujarati, 1991: 98-99)
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN ANALISIS DATA
GAMBARAN UMUM RUMAHSAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R.
SOEHARSO
Sejarah Berdirinya Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Sejarah berdirinya RSO bersamaan dengan sejarah perjalanan
Rehabilitasi Centrum (RC), karena pada awalnya RSO adalah bagian dari
pelayanan RC.
Pada tanggal 28 Agustus 1951 secara resmi RC berdiri, dirintis
oleh almarhum Prof. Dr. R. Soeharso. Adapun tempatnya berlokasi di
jalan Kolonel Sutarto Jebres Surakarta. RC melaksanakan kegiatan
rehabilitasi terpadu yaitu rehabilitasi medik, sosial dan kerja.
Pada tahun 1955 RC dipecah menjadi dua lembaga yaitu: lembaga
ortopedi dan prothese (LOP), pusat rehabilitasi penderita cacat tubuh
(PRPCT). Oleh karena lokasi dirasa semakin sempit dan sesuai dengan
kemajuan berupa tuntutan pelayanan serta perkembangan ilmu
43
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 44/87
pengetahuan, maka LOP membangun gedung di daerah Pabelan
Kartosuro, dengan areal seluas kurang-lebih 10 Ha.
Pada tahun 1978, dengan SK Menteri Kesehatan No.
139/Men.Kes/SK/IV/78 tanggal 28 April 1978 LOP diubah menjadi
Rumahsakit Orthopaedi dan Prothese (RSOP). Secara berangsur-angsur
RSOP menempati gedung baru di Pabelan, dan pada tanggal 16 April 1987
RSOP menempati lokasi baru di daerah Pabelan Kartosuro, sebelah barat
kota Surakarta dan pada tanggal 24 April 1987 RSOP diresmikan dengan
nama RSOP Prof. Dr. R. Soeharso.
Tahun 1994 dengan SK Menteri Kesehatan No.
511/Men.Kes/SK/94 tanggal 8 Juni 1994 RSOP Prof. Dr. R. Soeharso
diganti namanya menjadi Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta dan ditetapkan sebagai Pusat Rujukan Nasional Pelayanan
Ortopedi. Pada tahun 2000 RSO. Prof. Dr. R. Soeharso ditetapkan sebagai
Rumahsakit pendidikan dokter spesialis ortopedi dan rehabilitasi medik.
RSO. Prof. Dr. R. Soeharso dibangun di atas tanah seluas 103.000
m2 di kelurahan Pabelan, sebelah barat kota Surakarta. Secara geografis
termasuk daerah administrasi Kabupaten Sukoharjo. Luas bangunan
rumahsakit seluruhnya 21.867.989 m2
bangsal rawat inap sebanyak 6
ruangan dengan kapasitas tempat tidur seluruhnya 187 buah.
Visi, Misi, dan Moto RSO. Prof. Dr. R. Soeharso
Visi RSO. Prof. Dr. R. Soeharso adalah wawasan dan kemampuan
yang luas sebagai pusat rujukan nasional ortopedi, siap menyongsong dan
berperan dalam era globalisasi.
44
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 45/87
Misi RSO. Prof. Dr. R. Soeharso adalah memberikan pelayanan
paripurna dibidang ortopedi yang bermutu terjangkau oleh semua lapisan
masyarakat, tempat pendidikan dan latihan, serta penelitian dan
pengembangan di bidang ortopedi dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Motto RSO. Prof. Dr. R. Soeharso adalah CEKATAN yang
merupakan singkatan dari Cepat, Akurat, Aman, Nyaman.
3. Jenis Pelayanan RSO. Prof. Dr. R. Soeharso
Rumahsakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso memberikan pelayanan
khusus untuk penderita penyakit dan cacat ortopedi yang diakibatkan
karena penyakit, kecelakaan, dan pembawaan sejak lahir.
Pelayanan paripurna diberikan dalam bentuk usaha rehabilitasi
medik yang dilakukan oleh para tenaga ahli. Jenis pelayanan tersebut
adalah:
1. Pelayanan Gawat Darurat Ortopedi.
2. Rawat Jalan.
a. Poli Ortopedi
b. Poli Rehabilitasi medik
c. Poli Nyeri Dan Akupuntur
d. Poli Neurologi
e. Poli Kesehatan Jiwa
3. Bedah Ortopedi.
4. Pelayanan Khusus Luar Jadwal Terprogram.
5. Perawatan Ortopedi: Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Sehari.
45
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 46/87
6. Pelayanan Rehabilitasi Medik.
a. Fisioterapi
b. Terapi Okupasi
c. Ortotik Dan Prostetik
d. Pekerja Sosial Medik
e. Pelayanan Psikologi
7. Perawatan Di Rumah ( Home Care).
8. Pelayanan Penunjang.
9. Poliklinik Gigi Dan Mulut
10. Pelayanan Guest House
Bagi pasien rawat jalan yang bertempat tinggal jauh dan bagi
keluarga pasien disediakan penginapan dengan fasilitas yang
memadai.
11. Pelayanan Informasi
Layanan Informasi Dapat Diperoleh Melalui:
- Layanan Resepsionis
- Telepon (0271) 714458 (PABX)
- FAX (0271) 714058
- E-Mail: rsosolo@wasantara.net.id
- Web site: www.rso.go.id
- HP: 081802596864
- Radio panggil ORARI frek 147.70 MHz
4. Pelayanan Rawat Inap RSO. Prof. Dr. R. Soeharso
46
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 47/87
Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta memiliki
pelayanan rawat inap khusus bagi pasien patah tulang yang diakibatkan
oleh karena kecelakaan, cacat sejak lahir, maupun karena usia lanjut.
Instalasi ini dimaksudkan agar mereka yang mengalami kelainan tulang
maupun patah tulang dapat kembali pulih secara optimal dan dapat
kembali berfungsi di tengah masyarakat.
Adapun pasien yang dapat diklasifikasikan untuk masuk ke dalam
pelayanan rawat inap adalah:
1. Persiapan tindakan operasi.
2. Persiapan pemeriksaan khusus.
3. Perawatan penyembuhan penyakit/pemulihan kesehatan.
4. Pelayanan rehabilitasi medik ortopedik.
Dalam pelayan rawat inap di RSO. Prof. Dr. R. Soeharso memiliki
banyak dokter spesialis yang menangani pasien yang membutuhkan
perawatan. Adapaun dokter spesialis tersebut terdiri dari:
1. Dokter spesialis ortopedi yang terdiri dari 4 orang.
2. Dokter spesialis anestesi yang terdiri dari 4 orang.
3. Dokter spesialis rehabilitasi medik yang terdiri dari 3 orang.
4. Dokter spesialis syaraf yang terdiri dari 1 orang.
5. Dokter spesialis kesehatan jiwa yang terdiri dari 1 orang.
6. Dokter spesialis radiologi yang terdiri dari 1 orang.
7. Dokter umum 10 orang.
47
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 48/87
8. Dokter gigi sebanyak 5 orang.
Selain tenaga dokter, RSO. Prof. Dr. R. Soeharso juga memiliki
tenaga lain yang bertugas membantu proses penyembuhan pasien saat
menjalani rawat inap. Jumlah tenaga kerja yang ada di setiap bangsal di
RSO. Prof. Dr. R. Soeharso dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
TABEL IV.1
JUMLAH TENAGA MEDIK TIAP-TIAP BANGSAL DI RSO.
PROF. DR. R. SOEHARSO
Bangsal/ruang Jumlah tenaga kerja (orang)
Anggrek (A)
Bougenvil (B)
Cempaka (C)
Dahlia (D)
Edelwise (E)
Flamboyan (F)
15
16
16
15
15
15
jumlah 92
Dalam menyediakan pelayan di instalasi rawat inap RSO. Prof. Dr.
R. Soeharso menyediakan fasilitas ruangan atau bangsal yang digunakan
oleh pasien dalam menjalani pengobatan. Untuk melayani semua lapisan
masyarakat yaitu pasien, maka RSO. Prof. Dr. R. Soeharso menyediakan
48
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 49/87
bangsal atau ruangan yang terdiri dari tempat tidur untuk berbagai ruangan
yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.
TABEL IV.2
TABEL JUMLAH TEMPAT TIDUR DI TIAP BANGSAL
Bangsal
Jumlah tempat tidur menurut kelas
perawatan jumlah
Utama I II III
A - - 16 18 34
B - - 20 25 45
C - - 11 27 38
D - - 14 24 38
E - 14 - - 14
F 14 - - - 14
ICU - - 4 - 4
Jumlah 14 14 65 94 187
Setiap kelas kamar yang terdapat dalam bangsal RSO. Prof. Dr. R.
Soeharso mempunyai fasilitas kamar yang berbeda-beda. Adapun fasilitas
kamar tersebut yaitu:
1. Kelas utama
a. Satu tempat tidur
b. Satu unit tv
c. Satu almari pendingin
d. Central sound system
e. Satu set kursi tamu
f. Air conditioner
g. Kamar mandi dalam dengan air panas
h. Oxygen central
49
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 50/87
i. Alat panggil perawat
2. Kelas I
a. Satu tempat tidur
b. Central sound system
c. Satu set kursi tamu
d. Kipas angin
e. Kamar mandi dengan air panas
f. Oxygen central
g. Alat panggil perawat
3. Kelas II
a. Dua tempat tidur / dua pasien
b. Kipas angin
c. Kamar mandi dalam
d. Satu set kursi tamu
e. Alat panggil perawat
4. Kelas IIIA dan IIIB
a. Delapan tempat tidur / delapan pasien
b. Kipas angin
c. Kamar mandi luar
d. Alat panggil perawat
Setiap pasien dan keluarganya berhak memilih salah satu dari tiga
status pelayanan yang akan diberikan oleh pihak RSO. Prof. Dr. R.
Soeharso. Tiga jenis pelayanan yang dapat dipilih oleh pasien atau
keluarganya meliputi:
50
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 51/87
1. Reguler, jika pasien memilih untuk mendapatkan jenis pelayanan yang
reguler maka, semua tindakan dan alur pemeriksaan sesuai dengan
prosedur yang ada di dalam jam kerja rumahsakit.
2. Luar jadwal terprogram, jika pasien memilih untuk mendapatkan
pelayanan yang berada di luar program terjadwal maka alur
pemeriksaan sesuai dengan prosedur umum, sedangkan tindakan yang
dilakukan oleh pihak RSO. Prof. Dr. R. Soeharso lebih cepat dan
berada diluar jam kerja rumahsakit (masa rawat praoperasi lebih
singkat).
3. Khusus, jika pasien memilih untuk mendapatkan pelayanan jenis
khususn maka alur pemeriksaan dan tindakan yang diberikan oleh
pihak RSO. Prof. Dr. R. Soeharso dilakukan secara khusus sehingga
lebih cepat dan sesuai dengan permintaan pasien. Dalam pelayanan
khusus pasien juga berhak untuk memilih dokter yang akan
melayaninya.
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pembahasan dan analisis hasil penelitian mengenai pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian rawat inap Rumahsakit Prof.
Dr. R. Soeharso Surakarta, yang didasarkan pada data yang diperoleh
dengan menyebarkan kuesioner kepada 92 orang pelaksana pada bagian
instalasi rawat inap Rumahsakit tersebut. Jumlah kuesioner yang disebar
sebanyak 92 buah dan yang kembali sebanyak 86 buah, yang rusak atau
tidak lengkap sebanyak 10 buah, sehingga jumlah kuesioner yang
dipakai dalam penelitian ini sebanyak 76 buah dengan demikian respon
51
SPI
Dr. Siswani, SpRM
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 52/87
rate dari responden sebesar 83 % dari seluruh pelaksana bagian
instalasi rawat inap. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
dari: analisis deskriptif, analisis validitas dan reliabilitas, dan analisis
kualitatif yang terdiri dari uji regresi linier berganda dengan
menggunakan bantuan program SPSS 10.0.
Analisi Deskriptif
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer.
Data diambil dengan teknik pencacahan lengkap (sensus) terhadap populasi.
Adapun teknik pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka distribusi dan karakteristik
responden dapat dijelaskan seperti di bawah ini.
Berdasar Jenis Kelamin
Berdasarkan karakteristik jenis kelamin responden, maka dapat
dijelaskan bahwa dalam penelitian ini terbagi menjadi responden
laki-laki dan perempuan. Responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 30 orang (39,5 %), dan responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 46 orang (60,5 %). Gambaran distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin, selengkapnya dapat dilihat
pada tabel IV.3 di bawah ini.
TABEL IV.3
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis kelamin Jumlah Persentase
Laki-laki
Perempuan
30
46
39,5 %
60,5 %
Total 76 100 %
Sumber: data primer diolah (2006).
52
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 53/87
Berdasarkan Masa Kerja
Berdasarkan karakteristik masa kerja responden, maka dapat
dijelaskan bahwa responden dalam penelitian ini memiliki rentangan
dari masakerja termuda 1 tahun, dan masa kerja terlama adalah 30
tahun. Responden yang memiliki masa kerja 0 – 10 tahun sebanyak 37
orang (48,7 %), masa kerja 11 – 20 tahun sebanyak 29 orang (38,2
%), dan masa kerja 21 – 30 tahun sebanyak 10 orang (13,1 %), 31 - 40
tahun sebanyak 0 orang (0 %). Gambaran distribusi responden
berdasarkan masa kerja, selengkapnya dapat dilihat pada tabel IV.4
dibawah ini.
TABEL IV.4
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN MASA KERJA
Masa kerja Jumlah Persentase
0 – 10
11 - 20
21 - 30
31 – 40
37
29
10
0
48,7 %
38,2 %
13,1 %
0 %
Total 76 100 %
Sumber: data primer diolah (2006).
c. Berdasarkan Pendidikan Terakhir.
Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir responden,
maka dapat dijelaskan bahwa responden dalam penelitian ini terbagi
atas enam kategori, yang meliputi tamatan SD, tamatan SLTP,
tamatan SMU, tamatan DIII, tamatan SI, dan tamatan SII.
Responden yang hanya tamat SD tidak ada (0%), tamat SMP 1
orang (1,3 %), tamat SMU 5 orang (6,6 %), tamat DIII 69 orang (90,8
53
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 54/87
%), tamat SI 1 orang (1,3 %) dan tidak ada satupun responden yang
tamat SII (0%). Gambaran distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel IV.5 di bawah ini.
TABEL IV.5
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN PENDIDIKAN
TERAKHIR.
Pendidikan terakhir Jumlah Persentase
SD
SLTP
SMU
DIII
SI
SII
0
1
5
69
1
0
0 %
1,3 %
6,6 %
90,8 %
1,3 %
0 %
Total 76 100 %
Sumber: data primer diolah (2006).
d. Berdasarkan Bangsal Tempat Mereka Bekerja
Berdasarkan bangsal tempat dimana responden bekerja,
responden dikelompokkan kedalam enam kelompok, dikarenakan
dalam Rumahsakit Ortopedi Prof Dr. R. Soeharso Surakarta pada
Bagian Rawat Inap terdapat enam bangsal, bangsal anggrek, bangsal
bougenvile, bangsal cempaka, bangsal dahlia, bangsal edelwise, dan
bangsal flamboyan.
Responden yang bekerja pada bangsal anggrek (A) sebanyak 13
orang (17,1 %), bangsal bougenvile (B) 12 orang (15,8 %), bangsal
cempaka (C) 14 orang (18,4 %), bangsal dahlia (D) 12 orang (15,8 %),
bangsal edelwise (E) 11 orang (14,5 %), dan bangsal flamboyant/VIP
54
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 55/87
(F) 14 orang (18,4 %). Gambaran distribusi responden berdasarkan
bangsal tempat responden bekerja, selengkapnya dapat dilihat pada
tabel IV.6 dibawah ini.
TABEL IV.6
DISTRIBUSI RESPONDEN BERDASARKAN BANGSAL TEMPAT
BEKERJA
Bangsal Jumlah Persentase
Anggrek
Bougenvile
Cempaka
Dahlia
Edelwise
Flamboyan (VIP)
13
12
14
12
11
14
17,1 %
15,8 %
18,4 %
15,8 %
14,5 %
18,4 %
Total 76 100 %
Sumber: data primer diolah (2006).
2. Tingkat Ketersediaan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbaikan
Kualitas Pelayanan Tingkat Pelaksanaan Perbaikan Kualitas Pada Bagian
Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
Dari data yang diperoleh dalam penelitian ini dapat diketahui
tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (CQI) pada tiap-
tiap bangsal, dan juga tingkat ketersediaan faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan.
Untuk mengetahui tingkat ketersediaan faktor-faktor yang
mempengaruhi dan tingkat pelaksanaan CQI pada masing-masing
bangsal, digunakan kriteria yang dikemukakan oleh Riduwan (2005,
89). Rumus menetapkan kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
55
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 56/87
%100 xal skormaksim
jumlahskor
Dengan kriteria:
0 % - 20 % : sangat rendah
21 % - 40 % : rendah
41 % - 60 % : cukup
61 % - 80 % : tinggi
81 % - 100 % : sangat tinggi
Tingkat ketersediaan faktor-faktor CQI dan tingkat
pelaksanaan CQI pada masing-masing bangsal dapat dilihat pada
tabel IV.7
Tingkat pemberdayaan karyawan dalam proses perbaikan
kualitas pelayanan tertinggi dirasakan oleh karyawan pada bangsal E
92,7 % (sangat tinggi) dan terendah pada bangsal B dengan
prosentase 46,7 % (cukup). Tingkat pelibatan karyawan dalam
pengambilan keputusan tertinggi dirasakan oleh karyawan pada
bangsal E 81,8 % (sangat tinggi) dan terendah pada bangsal B dengan
prosentase 46,67 % (cukup). Tingkat pendidikan dan pelatihan
tertinggi dirasakan oleh karyawan pada bangsal F 92,9 % (sangat
tinggi) dan terendah pada bangsal B dengan prosentase 70 % (tinggi).
Tingkat penggunaan jaringan komputer pada semua bangsal
dirasakan sangat tinggi diatas 81 % (sangat tinggi). Tingkat
pemecahan masalah dengan cara yang ilmiah dan sistematis tertinggi
56
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 57/87
dirasakan oleh karyawan pada bangsal E 85,5 % (sangat tinggi) dan
terendah pada bangsal B dengan prosentase 65 % (cukup). Tingkat
kecepatan merespon perubahan lingkungan tertinggi dirasakan oleh
karyawan pada bangsal E 81,8 % (sangat tinggi) dan terendah pada
bangsal D dengan prosentase 48,3 % (cukup). Tingkat evaluasi
terhadap kebijakan yang telah dibuat
57
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 58/87
tertinggi dirasakan oleh karyawan pada bangsal E 83,64 % (sangat
tinggi) dan terendah pada bangsal D dengan prosentase 51,7 %
(cukup). Tingkat ketersediaan anggaran untuk perbaikan kualitas
tertinggi dirasakan oleh karyawan pada bangsal E 81,8 % (sangat
tinggi) dan terendah pada bangsal B dengan prosentase 58 % (cukup).
Tingkat pengawasan terhadap kualitas tertinggi dirasakan oleh
karyawan pada bangsal E 89,1 % (sangat tinggi) dan terendah pada
bangsal A dengan prosentase 66,2 % (tinggi).
Secara umum tingkat ketersediaan faktor-faktor yang
mempengauhi pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di bagian
Rawat Inap Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo adalah
sebagai berikut; Tingkat pemberdayaan karyawan dalam proses
perbaikan kualitas pelayanan sebesar 73,1 % (tinggi). Tingkat
pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan sebesar 63,9 %
(tinggi). Tingkat pendidikan dan pelatihan sebesar 83,8 % (sangat
tinggi). Tingkat penggunaan jaringan komputer pada semua bangsal
dirasakan sangat tinggi dengan skor 86,6 %. Tingkat pemecahan
masalah dengan cara yang ilmiah dan sistematis sebesar 76,2 %
58
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 59/87
(tinggi). Tingkat kecepatan merespon perubahan lingkungan sebesar
65,1 % (tinggi). Tingkat evaluasi terhadap kebijakan yang telah
dibuat sebesar 69,4 % (tinggi). Tingkat evaluasi terhadap kebijakan
yang telah dibuat sebesar 69,5 % (tinggi). Tingkat ketersediaan
anggaran untuk perbaikan kualitas sebesar 76,9 % (tinggi). Tingkat
pengawasan terhadap kualitas sebesar 77 % (tinggi).
Tingkat pelaksanaan CQI atau perbaikan kualitas pelayanan
yang kontinyu, skor tertinggi dimiliki oleh bangsal E sebesar 87,3 %
(sangat tinggi), diikuti bangsal F 84,6 % (sangat tinggi), bangsal C
77,7 % (tinggi), bangsal A 75,8 % (tinggi), bangsal D 69,6 % (tinggi),
dan yang terakhir bangsal B 66,8 % (tinggi). Secara umum tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap
Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo sebesar 77 % atau
dengan kriteria tinggi. Dari keterangan di atas, pada bangsal yang
tingkat ketersediaan faktor-faktor yang mempengaruhi perbaikan
kualitas (CQI)-nya tinggi akan memperoleh tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan yang tinggi pula. Secara rinci
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo berdasar kriteria
the Malcolm Baldrige National Quality Award sebagai berikut:
TABEL IV.8
PELAKSANAAN PERBAIKAN KUALITAS PELAYANAN
BERDASAR KRITERIA THE MALCOLM BALDRIGE NATIONAL
QUALITY AWARD
59
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 60/87
Dimensi
Skor pelaksanaan pebaikan kualitas
pelayanan tiap-tiap bangsal
Rata-
rata (%)
A
(%)
B
(%)
C
(%)
D
(%)
E
(%)
F
(%)
Leadership72.92
63.3
3
70.0
0
61.3
3
84.0
0
79.4
3 71.84
Strategic quality planning 77.69
70.0
0
77.1
4
67.5
0
90.0
0
86.7
9 78.19
Focus on patients, other
-customer, and markets 82.31
82.5
0
81.7
9
77.5
0
90.4
5
91.7
9 84.39
Measurement, analysis,
and knowledge
management 77.44
67.7
8
80.9
5
76.1
1
89.7
0
82.3
8 79.06
Staff focus75.38
64.0
0
78.0
0
75.3
3
89.8
2
85.1
4 77.95
Process management
73.08
58.3
3
75.3
6
68.3
3
86.8
2
81.0
7 73.83Organizational
performance results 74.10
64.7
2
81.1
9
65.2
8
83.0
3
87.1
4 75.91
total
76.13
67.2
4
77.7
8
70.2
0
87.6
9
84.8
2 77
Skor pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian
Rawat Inap Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo sebesar
77% (tinggi). Dari ketujuh kriteria MBNQA, dimensi Focus on
patients, other -customer, and markets memperoleh skor tertinggi 84.39
% (sangat tinggi) diikuti Measurement, analysis, and knowledge
management 79.06 %, Strategic quality planning 78.19 %, Staff focus
60
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 61/87
77.95 %, Organizational performance results 75.91 %, Process
management 73.83 %, dan terakhir Leadership 71.84 %. Dari hasil di
atas maka fokus pada pasien, pelanggan, dan pasar menjadi
perhatian utama pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian
Rawat Inap Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Solo.
3. Analisis Validitas Dan Reliabiltas Data
a. Uji validitas
Uji validitas dilakukan dengan melihat korelasi masing masing item
pertanyaan dengan skor total, teknik yang digunakan adalah korelasi pearson
product moment, dalam penelitian ini pengujian terhadap setiap item
pertanyaan dilakukan pervariabel. Untuk mengetahui korelasi yang didapat
benar-benar signifikan digunakan kaidah-kaidah sebagai berikut; jika
signifikansi > 0,05 berarti tidak valid, sebaliknya jika signifikansi < 0,05
berarti valid. Jika instrumen itu valid maka dilihat kriteria penafsiran
mengenai indeks korelasi product momentnya (r). agar hasil yang diperoleh
lebih akurat dan lebih cpat, uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan
bantuan program SPSS 10. dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran. Berikut
ini disajikan uji validitas dengan bantuan SPSS 10 untuk masing-masing
pernyataan per variabel.
Dari hasil uji validitas dengan menggunakan program SPSS 10 maka
semua item pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan valid,
sehingga data yang diperoleh dapat dilakukan pengujian yang lebih lanjut.
Hasil perhitungan uji validitas dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
61
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 62/87
TABEL IV.9
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN VARIABEL KULTUR
ORGANISASI
Pertanyaan signifikansi r hitung keterangan
Item 1
Item 2
0,000
0,000
0,878
0,881
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Keterangan: dari data primer yang telah diolah (2006)
TABEL IV.10
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN VARIABEL TEKNIS
Pertanyaan Signifikansi r hitung keterangan
Item 3
Item 4
Item 5
0,000
0,000
0,000
0,835
0,589
0,846
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya cukup tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Keterangan: dari data primer yang telah diolah (2006)
TABEL IV.11
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN VARIABEL
STRATEGI
Pertanyaan signifikansi r hitung keterangan
Item 6
Item 7
0,000
0,000
0,930
0,937
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Keterangan: dari data primer yang telah diolah (2006)
TABEL IV.12
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN VARIABEL
STRUKTURAL PENDUKUNG
Pertanyaan Signifikansi r hitung keterangan
Item 8
Item 9
0,000
0,000
0,914
0,885
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Keterangan: dari data primer yang telah diolah (2006)
62
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 63/87
TABEL IV.13
HASIL UJI VALIDITAS ITEM PERTANYAAN VARIABEL
PELAKSANAAN CQI
PertanyaanSignifikansi R hitung keterangan
Item 1
Item 2
Item 3
Item 4
Item 5
Item 6
Item 7
Item 8
Item 9
Item 10
Item 11
Item 12
Item 13
Item 14
Item 15
Item 16
Item 17
Item 18
Item 19
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,698
0,746
0,915
0,390
0,789
0,782
0,741
0,707
0,747
0,688
0,785
0,894
0,625
0,757
0,704
0,766
0,787
0,811
0,859
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya rendah
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya sangat tinggi
63
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 64/87
Item 20
Item 21
Item 22
Item 23
Item 24
Item 25
Item 26
Item 27
Item 28
Item 29
Item 30
Item 31
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
0,699
0,668
0,727
0,801
0,825
0,774
0,722
0,781
0,721
0,865
0,867
0,771
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya sangat tinggi
Validitasnya tinggi
Keterangan: dari data primer yang telah diolah (2006)
b. Uji reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, uji
reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil pegukuran
relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Reliabilitas
menunjukkan suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
Metode yang digunakan untuk menganalisis reliabilitas alat ukur dari
satu kali pengukuran adalah metode Alpha Cronbach. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah Jika hasil r hit dikonsultasikan dengan nilai tabel r product
moment dengan dk= n-1, tingkat signifikan 5%. Reliabel jika r11 > r tabel,
dan tidak reliabel jika r11 < r tabel.
TABEL IV.14
64
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 65/87
TABEL HASIL UJI RELIABILITAS
variabel r hitung R tabel keterangan
Variabel independen
Variabel dependen
0,8780
0,9528
0,227
0,227
reliabel
reliabel
Keterangan: dari data primer yang diolah (2006)
Dari tabel IV.11 diketahui dari 76 orang responden, tanggapan para
pelaksana pada Bagian Rawat Inap terhadap 40 item pertanyaan kuesioner
dinyatakan reliabel.
4. Analisis Kualitatif
Analisis kuantitatif dilakukan terhadap kuesioner mengenai tingkat
ketersediaan faktor-faktor kultur organisasi, teknis, strategi, dan struktur
pendukung Bagian Rawat Inap Rumahsakit yang berpengaruh terhadap
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan secara terus-menerus (CQI) pada
Bagian rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. Hasil
perhitungan kuantitatif dengan bantuan program SPSS 10 dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Analisis regresi berganda
Analisis ini digunakan untuk menguji faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
CQI pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
Surakarta. Adapun analisis regresi yang digunakan adalah analisis regresi
berganda dengan persamaan sebagai berikut:
Y= α o + α 1kultur + α 2 teknis + α 3 strategi + α 4 struktur + Ui
Dimana:
Y : pelaksanaan CQI
65
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 66/87
α o : konstanta
α 1,α 2,α 3,α 4 : koefisien regresi
kultur : faktor kultural organisasi
teknis : faktor teknis
strategi : faktor strategi
struktur : faktor struktural
Ui : variabel pengganggu
Analisis regresi berganda ini menggunakan variabel pelaksanaan CQI
yang terdiri dari (1) leadership, (2) strategic quality planning, (3) focus on
patients, other customer, and markets,(4) measurement, analysis, and
knowledge management, (5) staff focus, (6) process management, (7)
organizational performance results sebagai variabel terikat (Y) dan variabel
kultural organisasi, teknis, strategi, dan struktural pendukung sebagai variabel
bebas (X). Hasil perhitungan model regresi linier berganda dapat dilihat pada
lampiran. Berdasar hasil tersebut diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y= 29,156 + 2,127 kultur + 1,072 teknis + 2,001 strategi + 0,915 struktur + Ui
Hasil analisis linier berganda yang diperoleh dapat disajikan sebagai
berikut:
α o = 29,156 konstanta
α 1 = 2,127 koefisien regresi kultur organisasi
α 2 = 1,072 koefisien regresi teknis
α 3 = 2,001 koefisien regresi strategi
α 4 = 0,915 koefisien regresi struktural
Interpretasi:
66
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 67/87
a. Konstanta (α o)
Artinya: kostanta bernilai 29,156 berarti bahwa jika tidak ada variabel
kultur organisasi, teknis, strategi, dan struktural maka tingkat pelaksanaan
CQI sebesar 29,156. dengan kata lain apabila faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan CQI tersebut diatas tidak dipenuhi oleh bagian
rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso surakarta maka
tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan berdasar kriteria
MBNQA sebesar 29,156 % (rendah).
b. Koefisien regresi variabel kultur organisasi (α 1) bernilai positif
Artinya apabila faktor kultur organisasi (α 1) yang mempengaruhi
pelaksanaan perbaikan kualitas yang meliputi pemberdayaan karyawan
dan pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan ditingkatkan akan
meningkatkan pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat
Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, dengan catatan faktor
teknis, strategi, dan struktural tidak berubah.
c. Koefisien regresi variabel teknis (α 2) bernilai positif
Artinya apabila faktor teknis (α 2) yang mempengaruhi pelaksanaan
perbaikan kualitas yang meliputi pendidikan dan pelatihan karyawan,
pengunaan jaringan computer pada tiap bangsal, serta penggunaan
pemecahan masalah yang sistematis dan ilmiah ditingkatkan akan
meningkatkan pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat
Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, dengan catatan faktor
kultural organisasi, strategi, dan struktural tidak berubah.
d. Koefisien regresi variabel strategi (α 3) bernilai positif
67
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 68/87
Artinya apabila faktor strategi (α 3) yang mempengaruhi pelaksanaan
perbaikan kualitas yang meliputi kecepatan merespon perubahan
lingkungan dan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat ditingkatkan
akan meningkatkan pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian
Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, dengan catatan
faktor kultural organisasi, teknis, dan struktural tidak berubah.
e. Koefisien regresi variabel strukural (α 4) bernilai positif
Artinya apabila faktor struktural (α 4) yang mempengaruhi pelaksanaan
perbaikan kualitas yang meliputi anggaran untuk perbaikan kualitas
pelayanan dan pengawasan ditingkatkan akan meningkatkan pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso, dengan catatan faktor kultural organisasi, teknis,
dan strategi tidak berubah.
f. Koefisien regresi variabel kultur organisasi bernilai 2,127, koefisien
regresi teknis bernilai 1,072, koefisien regresi strategi bernilai 2,001,
koefisien regresi struktural bernilai 0,915, dari hasil tersebut artinya
variabel kultur organisasi memiliki pengaruh yang terbesar terhadap
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap
Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso karena nilai koefisien
regresinya terbesar dibandingkan dengan ketiga faktor lainnya, diikuti
variabel strategi, teknis, dan yang terakhir variabel struktural.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (faktor
kultur organisasi, faktor teknis, faktor strategi, dan faktor struktural
68
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 69/87
pendukung pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan) mempunyai pengaruh
yang signifikan secara parsial terhadap variabel dependen (pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan). Adapun pengujian terhadap pengaruh masing-
masing variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan
uji t dapat disajikan sebagai berikut:
1) Pengaruh faktor kultur organisasi (α 1) terhadap tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso surakarta.
Langkah-langkah pengujian
a) Formulasikan hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya
Ho: α 1 = 0, artinya variabel kultur organisasi secara parsial tidak
mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan.
Ha: α 1 ≠ 0, artinya variabel kultur organisasi secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan.
b) Tentukan taraf signifikansinya (α = 0,05)
n = 76
k = 4
t tabel = t α /2; n-k
t tabel = t (0,025; 72) = 1,993
c) Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung dan t tabel
69
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 70/87
Jika t hitung > 1,993 atau t hitung < -1,993 maka Ho ditolak, berarti
ada pengaruh yang signifikan antara faktor kultur organisasi (α 1)
dengan tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (Y).
Jika -1,993 < t hitung < 1,993 maka Ho diterima, berarti tidak ada
pengaruh antara faktor kultur organisasi (α 1) dengan tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (Y).
d) Tes statistik
Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS dapat diperoleh
hasil bahwa besarnya t hitung adalah 5,151. Hal ini berarti nilai t
hitung (5,151) lebih besar dari nilai t tabel (1,993).
e) Kesimpulan
Karena nilai t hitung (5,151) lebih besar dari nilait tabel (1,993) maka
Ho ditolak sementara Ha diterima. Hal ini berarti bahwa faktor kultur
organisasi (α 1) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di rawat inap Rumahsakit
Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso.
2) Pengaruh faktor teknis (α 2) terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso surakarta.
Langkah-langkah pengujian
a) Formulasikan hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya
Ho: α 2 = 0, artinya variabel teknis secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan.
70
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 71/87
Ha: α 2 ≠ 0, artinya variabel teknis secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan.
b) Tentukan taraf signifikansinya (α = 0,05)
n = 76
k = 4
t tabel = t α /2; n-k
t tabel = t (0,025; 72)
1,993
c) Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung dan t tabel
Jika t hitung > 1,993 atau t hitung < -1,993 maka Ho ditolak, berarti
ada pengaruh yang signifikan antara faktor teknis (α 2) dengan tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (Y).
Jika -1,993 < t hitung < 1,993 maka Ho diterima, berarti tidak ada
pengaruh antara faktor teknis (α 2) dengan tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan (Y).
d) Tes statistik
Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS dapat diperoleh
hasil bahwa besarnya t hitung adalah 2,025. Hal ini berarti nilai t
hitung (2,025) lebih besar dari nilai t tabel (1,993).
e) Kesimpulan
Karena nilai t hitung (2,025) lebih besar dari nilait tabel (1,993) maka
Ho ditolak sementara Ha diterima. Hal ini berarti bahwa faktor teknis
71
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 72/87
(α 2) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan di rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso.
3) Pengaruh faktor strategi (α 3) terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso surakarta.
Langkah-langkah pengujian
Formulasikan hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya
Ho: α 3 = 0, artinya variabel strategi secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan.
Ha: α 3 ≠ 0, artinya variabel strategi secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan.
b) Tentukan taraf signifikansinya ( α = 0,05)
n = 76
k = 4
t tabel = t α /2; n-k
t tabel = t (0,025; 72)
1,993
c) Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung
dan t tabel
72
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 73/87
Jika t hitung > 1,993 atau t hitung < -1,993 maka Ho ditolak, berarti
ada pengaruh yang signifikan antara faktor strategi (α 3) dengan
tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (Y).
Jika -1,993 < t hitung < 1,993 maka Ho diterima, berarti tidak ada
pengaruh antara faktor strategi (α 3) dengan tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan (Y).
d) Tes statistik
Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS dapat diperoleh
hasil bahwa besarnya t hitung adalah 4,734. Hal ini berarti nilai t
hitung (4,734) lebih besar dari nilai t tabel (1,993).
e) Kesimpulan
Karena nilai t hitung (4,734) lebih besar dari nilait tabel (1,993) maka
Ho ditolak sementara Ha diterima. Hal ini berarti bahwa faktor strategi
(α 3) berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan di rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso.
4. Pengaruh faktor struktural (α 4) terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso surakarta.
Langkah-langkah pengujiannya:
a) Formulasikan hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya
73
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 74/87
Ho: α 4 = 0, artinya variabel struktur secara parsial tidak mempunyai
pengaruh terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan.
Ha: α 4≠ 0, artinya variabel struktur secara parsial mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan.
b) Tentukan taraf signifikansinya (α = 0,05)
n = 76
k = 4
t tabel = t α /2; n-k
t tabel = t (0,025; 72)
1,993
c) Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung dan t tabel
Jika t hitung > 1,993 atau t hitung < -1,993 maka Ho ditolak, berarti
ada pengaruh yang signifikan antara faktor struktural (α 4) dengan
tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (Y).
Jika -1,993 < t hitung < 1,993 maka Ho diterima, berarti tidak ada
pengaruh antara faktor struktural (α 4) dengan tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan (Y).
d) Tes statistik
Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS dapat diperoleh
hasil bahwa besarnya t hitung adalah 1,792. Hal ini berarti nilai t
hitung (1,792) lebih kecil dari nilai t tabel (1,993).
e) Kesimpulan
74
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 75/87
Karena nilai t hitung (1,792) lebih kecil dari nilait tabel (1,993) maka
Ho diterima sementara Ha ditolak. Hal ini berarti bahwa faktor struktur
(α 4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan di rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof.
Dr. R. Soeharso.
Dari hasil perhitungan seluruh nilai t hitung di atas dapat kita ketahui
prediktor/variabel independen mana yang bepengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen. Faktor yang bepengaruh secara signifikan
terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap
Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso adalah faktor yang mempunyai
nilai t hitung > t tabel. Diantara seluruh variabel bebas yang mempengaruhi
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap
Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso faktor kultur organisasi, faktor
teknis, dan faktor strategi merupakan faktor yang mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di rawat inap
Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. Sedangkan faktor struktural tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan di rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, karena
nilai t hitungnya < t tabel.
c. Uji F
75
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 76/87
Uji F digunakan untk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara keempat
variabel bebas yaitu kultur organisasi, teknis, strategi, dan stuktural secara
bersama-sama terhadap variabel terikat (pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan) pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso. Pengujian Uji F adalah sebagai berikut:
a) Formulasikan hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnya
Ho: α 1 = α 2 = α 3 = α 4 = 0, artinya variabel kultur organisasi,
teknis, strategi dan struktural secara bersama-sama tidak
mempunyai pengaruh terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan.
Ha: α 1 ≠ α 2 ≠ α 3 ≠ α 4 ≠ 0, artinya variabel kultur organisasi,
teknis, strategi dan struktural secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan.
b) Tentukan taraf signifikansinya ( = 0,05)
n = 76 k = 4
F tabel = t (α ; k-1; n-k) = t (0.05; 3; 72) = 2,73
c) Pengambilan keputusan berdasarkan t hitung dan t tabel
Jika F hitung > 2,73 maka Ho ditolak, berarti ada pengaruh yang
signifikan antara faktor kultur organisasi, teknis, strategi dan struktural
secara bersama-sama terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan (Y).
Jika F hitung ≤ 2,73 maka Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh
antara faktor kultur organisasi, teknis, strategi dan struktural secara
76
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 77/87
bersama terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan
(Y).
d) Tes statistik
Dari hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS dapat diperoleh
hasil bahwa besarnya F hitung adalah 64,992. Hal ini berarti nilai F
hitung (64,992) lebih besar dari F tabel (2,73).
e) Kesimpulan
Karena nilai F hitung (64,992) lebih besar dari nilai F tabel (2,73)
maka Ha diterima sementara Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa faktor
kultur organisasi, teknis, strategi dan struktural secara bersama-sama
berpengaruh terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan di rawat inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso.
d. Uji R 2
Penguijan ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
dari seluruh variabel independen yang ada dan besarnya pengaruh yang
disebabkan oleh variabel lain yang tidak dijelaskan. Dari hasil perhitungan
diketahui besarnya nilai Uji R 2 sebesar 0,785 dan koefisien determinasi yang
disesuaikan (adjusted R square) sebesar 0,773 hal ini berarti 77,3 % tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan benar-benar dijelaskan oleh besar
kecilnya ketersediaan faktor kultur organisasi, teknis,strategi, dan struktural.
Sedangkan sisanya 22,7 % dipengaruhi oleh variabel lain diluar faktor kultur
organisasi, teknis, strategi, dan struktural yang tidak dijelaskan dalam
penelitian ini.
77
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 78/87
Pembahasan
1. Dari hasil uji t terhadap variabel kultur organisasi, didapat bahwa kultur
organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit
Ortopedi Pof. Dr. R. Soeharso. Bahkan dilihat dari koefisien regresinya
dapat disimpulkan bahwa faktor kultur organisasi merupakan variabel
yang paling mempengaruhi pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan
(artinya faktor kultur organisasi mempunyai pengaruh yang paling besar
diantara faktor-faktor yang lain), dengan pelibatan seluruh karyawan
dalam melakukan proses perbaikan kualitas dan juga pelibatan karyawan
dalam pengambilan keputusan menjadikan para karyawan lebih
bersungguh-sungguh dalam melakukan perbaikan kualitas.
2. Dari hasil uji t terhadap faktor strategi, didapat bahwa strategi berpengaruh
secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Pof. Dr. R.
Soeharso. Bahkan dilihat dari koefisien regresinya didapat bahwa strategi
memiliki nilai positif dan merupakan faktor dominan kedua, faktor strategi
dalam penelitian ini meliputi kecepatan merespon perubahan lingkungan
dan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat. Artinya apabila
perubahan lingkungan direspon dengan cepat dan setiap kebijakan yang
telah dibuat dievalusi untuk dicari kekurangannya dan kemudian
diperbaiki untuk memperbaiki kualitas pelayanan akan menaikkan tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap
Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso
78
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 79/87
3. Dari hasil uji t terhadap variabel teknis didapat bahwa faktor teknis
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pelaksanaan perbaikan
kualitas pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Pof. Dr.
R. Soeharso. Bahkan dilihat dari koefisien regresinya didapat bahwa faktor
teknis memiliki nilai positif dan merupakan faktor ketiga yang paling
mempengaruhi perbaikan kualitas setelah faktor kultur organisasi dan
faktor strategi. Hal ini dikarenakan proses perbaikan kualitas akan berjalan
lancar apabila didukung faktor teknis yang meliputi pemberian pendidikan
dan pelatihan untuk memperbaiki kualitas pelayanan, tersedianya jaringan
komputer pada semua bagian sehingga mempermudah pengolahan dan
pengelolaan informasi sehingga diperoleh informasi yang akurat dan
berkualitas. Pemecahan masalah dengan ilmiah dan sistematis merupakan
kunci dalam proses perbaian kualitas pelayanan karena setiap
permasalahan yang dihadapi dapat dicari penyebab-penyebabnya
kemudian ditentukan solusi yang optimal. Apabila faktor teknis ini dapat
dipenuhi oleh Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Pof. Dr. R.
Soeharso akan menaikkan tingkat perbaikan kualitas pelayanannya.
4. Dilihat dari koefisien regresinya didapat bahwa faktor struktural memiliki
nilai yang positif, artinya dengan penambahan anggaran untuk perbaikan
kualitas pelayanan dan adanya staff yang bertugas mengawasi proses
perbaikan kualitas akan menaikkan tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan. Akan tetapi dari uji t, pengaruh penambahan anggaran dan staff
yang bertugas mengawasi proses perbaikan kualitas pelayanan di Bagian
Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi Pof. Dr. R. Soeharso tidak signifikan.
79
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 80/87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
80
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 81/87
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengolahan data maka tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan tertinggi pada bangsal E (87,3 %) sedangkan terendah pada
bangsal B (66,8 %), secara umum tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas
pelayanan pada Bagian Rawat Inap Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R.
Soeharso Surakarta adalah tinggi (77 %).
Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka diperoleh persamaan regresi Y =
29,156 + 2,127 kultur + 1,072 teknis + 2,001 strategi + 0,915 struktur + Ui.
Dari persamaan ini diketahui konstanta bernilai 29,156 ini menunjukkan
bahwa apabila tidak ada variabel kultur organisasi, teknis, strategi dan
struktural maka tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas sebesar 29,156 %
(rendah). Koefisien regresi kultur organisasi, teknis, strategi dan struktural
bernilai positif hal ini berarti setiap terdapat perubahan kenaikan atau
penurunan pada variabel kultur organisasi, teknis, strategi dan struktural
maka variabel tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan (Y) akan
mengalami kenaikan atau penurunan yang searah.
1. Dari hasil uji F yang dilakukan diketahui bahwa taraf signifikansi 0,05
nilai F hitung (64,992) > F tabel (2,73) maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Hal ini berarti bahwa faktor kultur organisasi, teknis, strategi, dan
struktural secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan.
81
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 82/87
2. Berdasar hasil uji T (uji parsial) dapat disimpulkan bahwa, terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel kultur organisasi, teknis dan
strategi terhadap pelaksanan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian
Rawat Inap Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, dengan demikian
hipotesis 1, hipotesis 2, dan hipotesis 3 terbukti. Sedangkan variabel
struktural tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pelaksanan
perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap Rumah Sakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso, dengan demikian hipotesis 4 tidak terbukti.
3. Dari hasil analisis regresi yang dilakukan diketahui bahwa faktor kultur
organisasi mempunyai nilai koefisien yang paling besar diantara variabel
independen yang lain. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kultur
organisasi mempunyai pengaruh yang paling dominan atau paling
berpengaruh terhadap pelaksanan perbaikan kulitas pelayanan di Bagian
Rawat Inap Rumah sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso.
4. Nilai koefisien determinasi yang disesuaikan (adjusted R Square) adalah
sebesar 0,773, ini menunjukkan bahwa variasi variabel dependen
(pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan) dapat dijelaskan oleh variasi
variabel independen (faktor kultur organisasi, teknis, strategi, dan
struktural) sebesar 77,3 %, sedangkan sisanya 22,7 % dipengaruhi oleh
variabel lain di luar variabel yang disebutkan dalam penelitian ini.
B. Saran
82
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 83/87
1. Dari hasil pengolahan data diperoleh, bangsal B (Bugenvile) Bagian
Rawat Inap RSO. Prof. Dr. R. Soeharso memperoleh skor tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan terendah maka dari itu kami
menyarankan agar pengelola rumah sakit untuk lebih meningkatkan
pelibatan dan pemberdayaan karyawan di bangsal B ini, menambah
pendidikan dan pelatihan kualitas, hal ini juga perlu dilakukan pada
bangsal yang lain untuk lebih meningkatkan atau mempertahankan tingkat
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanannya.
2. Variabel kultur organisasi merupakan faktor yang paling berpengaruh
dalam pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap
Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso, hal ini menunjukkan bahwa
apabila faktor kultur organisasi yang meliputi pemberdayaan karyawan
dan pelibatan karyawan dalam pengambilan keputusan ditingkatkan akan
meningkatkan pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat
Inap Rumahsakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso. Dengan demikian agar
perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap RSO prof. Dr. R.
Soeharso semakin tinggi maka pihak pengelola kami sarankan untuk lebih
meningkatkan pemberdayaan seluruh karyawan dalam melakukan proses
perbaikan kualitas dan juga lebih melibatkan karyawan dalam
pengambilan keputusan.
3. Faktor strategi merupakan faktor dominan kedua yang mempengaruhi
pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan. Faktor strategi dalam penelitian
ini meliputi kecepatan merespon perubahan lingkungan dan evaluasi
terhadap kebijakan yang telah dibuat. Artinya apabila perubahan
83
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 84/87
lingkungan direspon dengan cepat dan setiap kebijakan yang telah dibuat
dievalusi untuk dicari kekurangannya dan kemudian diperbaiki untuk
memperbaiki kualitas pelayanan akan menaikkan tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanan di Bagian Rawat Inap Rumahsakit Ortopedi
Prof. Dr. R. Soeharso. Untuk lebih meningkatkan tingkat pelaksanaan
perbaikan kualitas pelayanannya maka kami menyarankan kepada
pengelola RSO Prof. Dr. R. Soeharso untuk lebih cepat dalam merespon
perubahan lingkungan dan melakukan evaluasi secara teratur setiap
kebijakan yang telah dibuat. Evaluasi tidak harus menunggu terjadinya
kesalahan, evaluasi hendaknya dilakukan secara teratur untuk menghindari
permasalahan.
4. Faktor teknis merupakan faktor ketiga yang paling mempengaruhi
perbaikan kualitas setelah faktor kultur organisasi dan faktor strategi,
maka dari itu kami menyarankan, pelatihan kepada semua
pelaksana/karyawan diBagian Rawat Inap harus terus diberikan untuk
lebih meningkatkan keterampilan dan menambah pemahaman tentang
kualitas pelayanan, work shop dan seminar merupakan alternatif cara
untuk meningkatkan ketermpilan dan pengetahuan karyawan. Penggunaan
jaringan komputer juga penting untuk itu kami menyarankan penggunaan
jaringan komputer pada semua bagian di RSO. Prof. Dr. R. Soeharso agar
aliran informasi lebih cepat dan akurat. Untuk pemecahan masalah kami
menyarankan semua masalah dipecahkan dengan cara yang ilmiah dan
sistematis sesuai dengan siklus PDSA agar setiap permasalahan yang
timbul dapat segera teratasi dan diperoleh solusi yang optimal.
84
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 85/87
5. Faktor struktural merupakan faktor dominan ke empat. Faktor struktural
memiliki nilai yang positif akan tetapi dalam penelitian ini pengaruh faktor
struktural terhadap pelaksanaan perbaikan kualitas pelayanan tidak
signifikan, walaupun demikian pengelola harus tetap menyediakan
anggaran dan pengawas, agar pelaksanaan perbaikan kualitas di rawat inap
tetap lancar.
6. Penelitian ini dilakukan pada Bagian Rawat Inap satu rumah sakit saja
yaitu RSO. Prof. Dr. R. Soeharso Solo, maka dari itu kami menyarankan
kepada peneliti-peneliti berikutnya agar memilih obyek penelitian yang
lebih luas, yaitu penelitian pada banyak rumah sakit atau perusahaan lain
agar dapat digeneralisasikan secara lebih luas.
85
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 86/87
DAFTAR PUSTAKA
Besterfield, Dale H. 2003. Total Quality Management . New Jersey: Prantice Hall.
Feigen Baum, Armand V. 1986. Total Quality Control . Singapore: Mc Graw Hill.
Goestch And Davis. 1997. Introduction To Total Quality. Internal Education.
Prantice Hall Inc.
Gujarati, Damodar. 1991. Ekonometrika Dasar Terjemahan Oleh Sumarno Zein.
Jakarta: Erlangga.
Suti Lasmani, Patricia. 2006. Program Menjaga Mutu Pelayanan Rawat Inap
Berbasis TQM, Workshop Manajemen Rawat Inap Rumah Sakit .
Yogyakarta: Indes School Of Development.
Render, Barry And Heizer, J. 2000. Prinsip-Prinsip Manajemen Operasi.Terjemahan pearson Education Pte Ltd. Jakarta: Salemba Empat.
Imai, Masaoki. 1997. Gemba Keizen Terjemahan. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo
Kunst, Paul dan Joss Lemink. 2000. Quality Management And Business Performance In Hospital: A Research For Success Parameter . Taylor &
Francis Ltd.
Nzanira. 2002. Transforming Health Service Delivery Trough Quality
Improvement And Accreditation. South Africa: Grey’s Hospital.
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru. Karyawan Dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Sevilla, C, et al. 1993. Pengantar Metode Penelitian, Diterjemahkan Oleh Alamudin Tuwo. Jakarta: UI Press.
Lee, Sunhee, et al. 2002. Assessing The Faktor Influencing Continuous QualityImprovement Implementation, Experience In Korean Hospital , International
Journal For Quality In Health Care. Vol 14. Oxford University Press.
Tjiptono, Fandi Dan Anastasia Diana. 1996. Total Quality Management Yogyakarta. Andi Offset
Tjiptono, Fandi. 1997. Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Offset.
www.baldrigeindo.com/Kriteria_2005.htm, Kriteria-kriteria Malcolm baldrige
award . diakses januari 2006
86
5/7/2018 SKRIPSI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/skripsi-559abbf811273 87/87
www.aimsconsultant.com/ Performance Excellence. diakses januari 2006
www.evanhospital.com/departemens/CQI.asp diakses Oktober 2005
www.quality.nist.gov/ , MBNQAC, health care criteria for performanceexcellence, diakses Oktober 2005
www.rso.go.id/ diakses November 2005
87
top related