skizofrenia akibat kerja

Post on 14-Apr-2016

22 Views

Category:

Documents

5 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

SKIZOFRENIA AKIBAT KERJA

TRANSCRIPT

PROPOSAL

SKIZOFRENIA AKIBAT KERJA PADA PERSONEL

POLDA SULAWESI SELATAN

“ANALISIS PENYEBAB DAN DAMPAK SOSIO-EKONOMI SERTA MANAJEMEN PENATALAKSANAANNYA”

OLEHP U R W A D IP 0200310025

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) Polri

mandiri. - Polri diharapkan dpt mengakomodasi tuntutan masyarakat. - Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pintu gerbang perekonomian Indonesia Bagian Timur dambaan

sebagian anggota Polri untuk mengabdikan diri di daerah ini. - Kondisi sosial-politik pemerintahan telah berubah

paradigma Polri juga harus berubah. - Anggota Polri yg tdk mampu merubah diri bermanifestasi buruk dlm produktivitas kerja ataupun sbg gangguan

kesehatan psikosomatis dan gangguan jiwa lainnya.

- Gejala-gejala terjadinya gangguan jiwa pd anggota Polri di Kepolisian Daerah (Polda) Sulsel tersebut terlihat jelas manakala harapan kerja tdk sesuai dg realita.

- Manifestasinya dapat berupa : -sering bolos kerja -sering berhutang -gangguan tidur -depresi -kecemasan -gangguan waham -skizofrenia -dsb.

Saat ini ada sekitar 40 orang personil Polda Sulsel yg

menderita berbagai jenis gangguan jiwa 17 orang diantaranya didiagnosis sebagai skizofrenia (Data Biddokkes Polda Sulsel, 2011).

Dampak sosialnya : menurunnya wibawa sebagai anggota Polri menjadi beban keluarga dan masyarakat sekitar mengganggu ketertiban umum

Dampak ekonominya : tidak adanya produktivitas kerja beban penggajian beban pemeliharaan kesehatan.

B. Rumusan Masalah

Kemungkinan faktor penyebab skizofrenia pada personil Polda Sulsel: - faktor genetik - belum diberlakukannya tes kesehatan jiwa

lengkap - shift kerja, beban kerja berlebih atau terlampau sedikit - konflik peran - ketaksaan peran - pengembangan karir dan iklim organisasi - kurang efektifnya upaya kesehatan jiwa

preventif

Apabila dpt dibuktikan bhw skizofrenia pd personil Polda Sulsel dan besarnya dampak sosio-ekonomi yg ditimbulkan ada hubungannya dg beberapa faktor tersebut, maka dpt diambil berbagai langkah pemecahan masalah dan skizofrenia tsb dpt diusulkan sbg salah satu penyakit akibat kerja.

C. Pertanyaan Penelitian 1. Adakah hubungan antara sumber dan respon penanggulangan, shift kerja, beban kerja berlebih, beban kerja terlampau

sedikit, konflik peran, ketaksaan peran, pengembangan karir dan iklim organisasi dg stres kerja pd personil Polda Sulsel ?

2. Adakah hubungan antara faktor genetik dan stres kerja dg skizofrenia pd personil Polda Sulsel ?

3. Apakah dampak sosio-ekonomi yg mungkin timbul akibat skizofrenia pd personil Polda Sulsel ?

4. Bagaimana efektifitas manajemen penatalaksanaan thd penderita

skizofrenia pd personil Polda Sulsel ?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum Diketahuinya hubungan antara faktor genetik dan stres kerja dengan skizofrenia pada personil Polda Sulsel.

2. Tujuan khusus a. Diketahuinya hubungan antara sumber dan respon

penanggulangan, shift kerja, beban kerja berlebih, beban kerja terlampau sedikit,

konflik peran, ketaksaan peran, pengembangan karir dan iklim organisasi dg stres kerja pd personil Polda Sulsel b. Diketahuinya faktor-faktor yg menyebabkan terjadinya skizofrenia pd personil Polda Sulsel. c. Diketahuinya dampak sosio-ekonomi yg mungkin timbul akibat skizofrenia pd personil Polda Sulsel. d. Diketahuinya efektifitas manajemen penatalaksanaan thd penderita skizofrenia pd personil Polda Sulsel.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan thd personil Polda Sulsel yg menderita skizofrenia (sebagai kasus) dan personil Polda Sulsel lainnya dg karakteristik yg sama namun tdk menderita skizofrenia ataupun gangguan jiwa lainnya (sebagai kontrol).

F. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pusdokkes Polri Informasi tentang : - Faktor-faktor penyebab timbulnya skizofrenia pd personil Polri Polda Sulsel, - Dampak yg ditimbulkannya - Manajemen penatalaksanaannya, Kebijakan Pusdokkes guna mencegah skizofrenia Bahan usulan kepada Kemenaker tentang skizofrenia

akibat kerja.

2. Bagi Polda Sulsel - Melakukan minimalisasi terhadap faktor-faktor penyebab - Memperkecil dampak sosio-ekonomi yang ditimbulkan.

3. Bagi Ilmu pengetahuan - Melengkapi data penelitian sebelumnya - Acuan penelitian sejenis selanjutnya.

BABBAB IIII TINJAUAN PUSTAKATINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Manajemen SDM Polri 1. Sistem perencanaan - Perencanaan SDM Polri seyogyanya tdk terlepas dari skenario yg diperkirakan

akan dihadapi oleh Polri di masa depan. - Sistem perencanaan SDM Polri belum dilakukan scr komprehensif dan

integratif

2. Sistem rekrutmen a. Penetapan persyaratan

calon b. Kampanye pra penerimaan c. Kegiatan penerimaan

3. Sistem pendidikan dan latihan a. Filosofi pendidikan Polri, adalah mahir, terpuji dan patuh hukum. b. Jenis pendidikan 1) Pendidikan

pembentukan/pendidikan pertama 2) Pendidikan pengembangan 3) Pendidikan kejuruan dan kursus-

kursus c. Kurikulum pendidikan d. Metode pengajaran e. Tenaga pendidik

4. Sistem penilaian personil Polri untuk mengetahui tingkat kinerja personil Polri dilaksanakan secara terus-menerus oleh atasan langsungnya untuk persyaratan pendidikan dan latihan, kenaikan pangkat/golongan maupun mutasi jabatan

5. Penggunaan/ Pengembangan karir mutasi atau rotasi

promosi demosi pengakhiran dinas

6. Perawatan personil a. Pembinaan moril b. Pembinaan jasmani c. Pembinaan kesejahteraan

B. Stres Kerja 1. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendirian bertanggung jawab dan memerlukan

sosialisasi dg sesama manusia dlm ikatan kekeluargaan, organisasi sosial, pemerintahan, politik

maupun dlm pekerjaan Manusia melakukan pekerjaan krn didorong

untuk memenuhi kebutuhannya Pemenuhan kebutuhan-kebutuhan hidup

manusia selalu dilakukan melalui pranata-pranata

2. Pengertian stres kerja

Stres biasa diartikan sbg tekanan, ketegangan

atau gangguan yg tdk menyenangkan yg berasal dari luar diri seseorang. Gibson et al, mengemukakan bhw stres kerja dikonseptualisasi dari beberapa titik

pandang, yaitu stres sbg stimulus, stres sbg respon

dan stres sbg stimulus- respon.

Stres kerja tjd akibat timbulnya tuntutan untuk efisiensi

di dalam pekerjaan. Stres kerja dpt menimbulkan beberapa akibat yg

dpt mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja. Dalam lingkup ketenagakerjaan, maka stres didefinisikan sbg suatu ketidakseimbangan yg dihayati antara tuntutan pekerjaan dan

kemampuan individu bila kegagalan yg tjd berdampak penting

3. Faktor-Faktor Penyebab Stres Kerja

menurut Mc. Lean, ada tiga faktor yg mengakibatkan terjadinya stres:

(1) kepekaan individu (2) konteks lingkungan (3) stresor itu sendiri.

- Kepekaan individu tergantung dari banyak hal :

a. Kepribadian individu b. Kecakapan c. Jenis kelamin d. Umur e. Sumber penanggulangan

dan respon penanggulangan

- Faktor di tempat kerja yg mempengaruhi stres kerja : 1) Faktor intrinsik dlm pekerjaan, meliputi : a) Kondisi lingkungan fisik b) Tuntutan tugas (kerja gilir, beban kerja

berlebih atau terlalu sedikit) 2) Peran individu dalam organisasi a) Konflik peran b) Ketaksaan peran 3) Pengembangan Karir 4) Hubungan antar pribadi di tempat kerja 5) Struktur dan iklim organisasi

4. Manifestasi stres di tempat kerja Awal : gangguan tidur, pencernaan, pusing, gemetar, bicara gagap, dsb. Perubahan perilaku (anti sosial) Gangguan jiwa (depresi, hipomania, introversi sosial, gangguan waham, skizofrenia, dsb)

Cox membagi empat jenis konsekuensi yg dpt ditimbulkan stres, yaitu: a. Pengaruh psikologis b. Pengaruh perilaku c. Pengaruh kognitif d. Pengaruh fisiologis.

Gejala stres di tempat kerja : kepuasan kerja rendah,

kinerja yg menurun, semangat dan energi menjadi hilang, komunikasi tidak lancar, pengambilan keputusan jelek, kreatifitas dan inovasi kurang,

bergulat pada tugas-tugas yg tidak produktif

C. Gangguan Jiwa di Tempat Kerja 1. Konsep umum gangguan jiwa a. Adanya gejala klinis yg bermakna, berupa : 1) Sindrom atau pola perilaku 2) Sindrom atau pola psikologik b. Gejala klinis tsb menimbulkan penderitaan (distress) c. Gejala klinis tsb menimbulkan disabilitas dlm aktivitas kehidupan sehari-hari

2. Konsep gangguan jiwa akibat kerja - Faktor utama untuk munculnya

gangguan jiwa akibat kerja adalah stres kerja Faktor internal

(Predisposisi)

Gangguan jiwa

Faktor eksternal(Kontribusi)

Stres kerja

3. Skizofrenia Sebagai Salah Satu Gangguan Jiwa Akibat Kerja a. Definisi dan epidemologi - Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dg gangguan dasar pd kepribadian, distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar, waham yg kadang-kadang aneh,

gangguan persepsi, afek abnormal yg terpadu dengan situasi nyata dan autisme. Meskipun demikian, memiliki kesadaran yg jernih dan kapasitas intelektual biasanya tdk terganggu.

- Prevalens rate skizofrenia pada populasi umum adalah 1 % saudara kandung 8 % kembar non identik 18 % kembar identik 48 % salah satu orang tua 13 % kedua orang tua 45 %. - Prevalensinya sama pd kedua jenis kelamin - Pada laki-laki muncul pd usia 10-20

tahunan - Pada perempuan muncul pd usia 20-30

tahunan

b. Etiologi - Penyebab pasti belum diketahui - Diketemukan kelainan pd sistem limbik, korteks frontal dan basal ganglia - Terjadi aktivitas Dopamin yg berlebihan - Kadar 5-hydroxyindoleacetic acid menurun pd skizofrenia kronis - Delesi pd kromosom nomor 1, 15 dan 22 - Faktor psikososial

Dengan demikian etiologinya merupakan kombinasi antara biologis (genetik), psikologis, fisiologis dan lingkungan.

c. Subtipe skizofrenia - Tipe paranoid - Tipe disorganisasi - Tipe katatonik - Tipe residual - Tipe tak tergolongkan

Gambar : Patofisiologi Skizofrenia, diambil dari Silbernagl S., dan

Lang F., 2002

d. Patofisiologi

- Penurunan aliran darah dan ambilan glukosa, dan penurunan jumlah substansia grisea terutama di korteks prefrontalis. - Atrofi penonjolan dendrit dan sel piramidal di korteks prefrontalis dan girus singulata transmisi glutamatergiknya terganggu pembentukan GABA dan atau jumlah neuron GABA ergik berkurang penghambatan sel piramidal menjadi berkurang - Availibilitas dopamin atau agonis dopamin yang berlebihan menimbulkan gejala skizofrenia - Pelepasan dan kerja dopamin ditingkatkan oleh beberapa zat yg meningkatkan perkembangan skizofrenia - Serotonin juga berperan dlm menimbulkan gejala skizofrenia bila berlebihan menyebabkan halusinasi

Gambar : Patofisiologi Skizofrenia, diambil dari Silbernagl S., dan

Lang F., 2002

d. Patofisiologi

- Penurunan aliran darah dan ambilan glukosa, dan penurunan jumlah substansia grisea

- Atrofi penonjolan dendrit dan sel piramidal di korteks prefrontalis dan girus singulata

- Availibilitas dopamin atau agonis dopamin yang berlebihan

- Pelepasan dan kerja dopamin ditingkatkan

- Serotonin juga berperan dlm menimbulkan gejala skizofrenia

4. Dampak sosio-ekonomi dari gangguan jiwa

a. Dampak sosial keluarga, teman

kerja dan masyarakat b. Dampak ekonomi produktivitas kerja terganggu, beban

penggajian, beban pemeliharaan kesehatan

5. Konsep manajemen penatalaksanaan gangguan jiwa (skizofrenia) scr holistik

pd personil Polda Sulsel a. Penatalaksanaan scr medis b. Penatalaksanaan scr administratif - Pembinaan dan perawatan personil - Aspek legal c. Penatalaksanaan aspek sosial

D. Kerangka Konsep TeoritisFaktor predisposisiInternal/kondisi individual:- Tipe kepribadian- Kecakapan- Jenis kelamin- Umur- Sumber penanggulangan- Respon penanggulangan

Faktor kontribusiEksternal/lingk pekerjaan:-Intrinsik pekerjaan * Lingkungan fisik * Tuntutan tugas (shift, beban kerja berlebih, beban kerja sedikit)-Diluar pekerjaan * Konflik peran * Ketaksaan peran * Pengembangan karir * Hubungan antar pribadi di tempat kerja * Struktur dan iklim organisasi

GENETIK STRES KERJA BIOLOGIS

SKIZOFRENIA

Manajemenpenatalaksanaan

Dampak :-sosial

-ekonomi

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di

wilayah hukum Polda Sulsel 2. Waktu penelitian Sekitar 1 tahun.

B. Rancangan Penelitian

1. Studi cross-sectional - Mengetahui prevalensi penderita stres kerja dan skizofrenia pd personel Polda Sulsel serta dampak sosio-ekonominya.

2. Studi kasus kontrol a. Mengetahui hubungan antara faktor genetik dan stres kerja dg skizofrenia b. Mengetahui hubungan antara sumber dan respon penanggulangan, shift kerja, beban kerja berlebih, beban kerja terlampau sedikit, konflik peran, ketaksaan peran, pengembangan karir dan iklim organisasi dg stres kerja 3. Studi kuasi eksperimen Mengetahui tingkat keberhasilan manajemen penatalaksanaan skizofrenia

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian Anggota Polri/PNS Polri yg berasal dari Mapolda Sulsel dan Kesatuan-Kesatuan di seluruh jajarannya. 2. Besar sampel Penetapan besar sampel dibuat berdasarkan perkiraan kasar prevalensi penderita skizofrenia di Polda Sulsel (sebagai kasus) yaitu 17 orang dg kontrol sebanyak 17 orang. Dg demikian besar sampel yg dibutuhkan adalah 34 orang.

3. Kriteria sampel

a. Kriteria kasus : anggota Polri/PNS Polri Polda Sulsel yg didiagnosis menderita skizofrenia saat penelitian ini berlangsung, yg tdk ada riwayat skizofrenia pd saudara kandung, saudara kembar, salah satu orang tua atau pd kedua orang tuanya. b. Kriteria kontrol : anggota Polri/PNS Polri Polda Sulsel yg tdk menderita skizofrenia atau ganguan jiwa lainnya. c. Umur tdk dibatasi d. Bersedia mengikuti penelitian, dg persetujuan tertulis maupun lisan dan bersedia mengisi instrumen penelitian serta mengikuti wawancara maupun pemeriksaan lainnya

D. Cara Pengumpulan Data 1. Mengisi alat uji Survei Diagnostik Stres Digunakan untuk mengetahui tingkat stres kerja yg terjadi (data primer).

2. Mengisi alat uji MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) Digunakan untuk mendapatkan data tentang skizofrenia (kasus), dan menilai tingkat keberhasilan manajemen penatalaksanaan(data primer).

3. Mengisi kuisioner yg telah disiapkan Digunakan untuk mendapatkan data tentang faktor risiko (faktor penyebab) : beban kerja berlebih, beban kerja terlampau sedikit, konflik peran, ketaksaan peran, pengembangan karir dan iklim organisasi (data primer).

4. Wawancara

a. Wawancara psikiatrik, oleh dokter ahli jiwa, untuk menegakkan diagnosis gangguan jiwa serta menilai tingkat keberhasilan manajemen penatalaksanaan (data primer). b. Oleh peneliti, untuk memperdalam jawaban responden thd alat uji Survei Diagnostik Stres dan kuesioner tentang faktor risiko maupun dampak sosio-ekonomis (data primer).

5. Pengamatan langsung Dilakukan pengamatan langsung oleh peneliti untuk memperdalam data tentang faktor risiko (faktor penyebab) : sumber dan respon penanggulangan, shift kerja, beban kerja berlebih, beban kerja terlampau sedikit, konflik peran, ketaksaan peran dan iklim organisasi, data yg diperoleh bersifat primer.

6. Studi dokumenter Untuk mendapatkan data tentang shift kerja, dampak ekonomis dari penderita skizofrenia, diperoleh dari Satker masing-masing, Bidang Keuangan (Bidkeu) Polda Sulsel/Bendahara Satuan (Bensat) masing-masing Kesatuan (data sekunder).

7. Pemeriksaan laboratoris Dilakukan pemeriksaan biologi molekuler thd kasus maupun kontrol, kemungkinan tjdnya kelainan kromosom nomor 1, 15 dan 22, untuk mengetahui peran faktor genetik thd kejadian skizofrenia.

E. Alur Penelitian

matching

Retrospekstif Retrospektif

Personil Polda Sulsel(sampel)

Skizofrenia (+)(kasus)

Skizofrenia (–)(kontrol)

Faktor risiko+

Faktor risiko-

Faktor risiko+

Faktor risiko-

F. Hipotesis

1. Terdapat hubungan antara sumber dan respon penanggulangan, shift kerja, beban kerja berlebih, beban kerja terlampau sedikit, konflik peran, ketaksaan peran, pengembangan karir dan iklim organisasi dg stres kerja pd personil Polda Sulsel.

2. Terdapat hubungan antara faktor genetik dan stres kerja dg skizofrenia pd personil Polda Sulsel

G. Definisi Operasional Variabel dan Kriteria Obyektif 1. Skizofrenia Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dg gangguan dasar pd kepribadian, distorsi khas proses pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bhw dirinya sdg dikendalikan oleh kekuatan dari luar, waham yg kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yg terpadu dg situasi nyata dan autism, masih memiliki kesadaran yg jernih dan kapasitas intelektual biasanya tdk terganggu. Diagnosis skizofrenia akibat kerja ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan psikiatrik, dg mengisi alat uji MMPI (Minnesota Multiphasic Personality Inventory) dan (wawancara) oleh psikiater. Diberikan skor 1 jika tidak dan skor 2 jika ya, skala nominal.

2. Stres Kerja Adalah adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan dg karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dpt tjd pd semua kondisi pekerjaan. Diagnosis stres kerja ditegakkan berdasarkan hasil analisis terhadap uji Survei Diagnostik Stres, yg dilakukan oleh peneliti. Diberikan skor 1 jika tidak dan skor 2 jika ya, skala nominal.

3. Faktor Genetik Adalah adanya delesi pada kromosom nomor 1, 15 dan 22. Dengan metode Real-time PCR atau polymerase chain reaction kinetik. Dilakukan di laboratorium DNA, oleh laborant. Diberikan skor 1 jika tidak ada delesi dan skor 2 jika terdapat delesi, skala nominal.

4. Sumber Penanggulangan Sumber penanggulangan dlm penelitian ini adalah dukungan sosial, meliputi : a) dukungan harga diri, b) dukungan informasional, c) dukungan nyata, dan d) dukungan emosional. Diketahui dari jawaban kuesioner yg telah dipersiapkan dan diperdalam dg wawancara oleh peneliti. Diberikan skor 1 jika tidak ada dan skor 2 jika ada, skala nominal.

5. Respon penanggulangan Respon penanggulangan dlm penelitian ini adalah respon nyata yg dilakukan seseorang sebagai jawaban thd stres, berupa respon yg mengubah situasi penuh stres, respon menetralisir stres dan respon yg mengendalikan stres. Diketahui dari jawaban kuesioner yg telah dipersiapkan dan diperdalam dg wawancara oleh peneliti. Diberikan skor 1 jika tidak ada dan skor 2 jika ada, skala nominal.

6. Shift Kerja Shift kerja dlm penelitian ini adalah pola shift yg diterapkan dg membagi Personel Polri untuk bertugas scr bergantian sesuai waktu yg ditentukan yaitu pagi, siang dan malam. Diketahui dari studi dokumenter ataupun pengamatan langsung oleh peneliti. Diberikan skor 1 jika tidak ada dan skor 2 jika ada, skala nominal.

7. Beban Kerja Berlebih Yang dimaksud dg beban kerja berlebih, meliputi beban kerja berlebih kuantitatif (apabila seseorang tdk cukup waktu untuk menyelesaikan semua tugas yg dibebankan) dan beban kerja berlebih kualitatif (dikaitkan dg kekurang mampuan melakukan pekerjaan/kurang terampil dalam tugas tertentu). Diberikan skor 1 jika tidak dan skor 2 jika ya, skala nominal.

8. Beban Kerja terlampau Sedikit Yang dimaksud dg beban kerja terlalu sedikit dlm penelitian ini adalah apabila keterampilan seseorang kurang diman-faatkan. Dengan kata lain pekerja dg kemampuan besar tetapi mengerjakan pekerjaan yg terlalu sedikit membutuhkan keterampilan. Diberikan skor 1 jika tidak dan skor 2 jika ya, skala nominal.

9. Konflik Peran Konflik peran adalah adanya pertentangan antara tugas yg harus ia lakukan dan tanggung jawab yg ia miliki, tugas yg harus ia kerjakan menurut pandangannya bukan merupakan bagian dari pekerjaannya, adanya tuntutan yg berasal dari atasan, rekan, bawahan atau orang lain yg dinilai penting bagi dirinya, adanya pertentangan dg nilai-nilai dan keyakinan pribadinya sewaktu melakukan tugas. Diberikan skor 1 jika tidak dan skor 2 jika ya, skala nominal.

10. Ketaksaan Peran Ketaksaan peran adalah kurangnya informasi atau perasaan tdk mengerti yg dialami oleh tenaga kerja tentang apa yg harus dilakukan. Diberikan skor 1 jika tidak dan skor 2 jika ya, skala nominal.

11. Iklim Organisasi Iklim organisasi adalah situasi dan kondisi tempat kerja yg berkaitan dg faktor-faktor politik kantor, konsultasi yg kurang efektif, tdk diikutkannya dlm proses pengambilan keputusan padahal mengenai bidang tugasnya dan lain-lain. Diberikan skor 1 jika tidak baik dan skor 2 jika baik, skala ordinal.

12. Pengembangan Karir Pengembangan karir adalah suatu perubahan/ peralihan karir seseorang dlm pekerjaan yg dpt berupa promosi, demosi, pensiun dan diberhentikan dari pekerjaan. Diberikan skor 1 jika tidak baik dan skor 2 jika baik/wajar, skala ordinal.

H. Rencana Analisis Data

1. Deskriptif Dibuat tabel distribusi frekuensi, untuk lebih memudahkan mengetahui karakteristik dan komparabilitas responden.

2. Analisis bivariat Dilakukan analisis sederhana untuk melihat hubungan dua variabel (antara variabel bebas; faktor-faktor penyebab, dan variabel terikat; skizofrenia) dengan melakukan uji kemaknaan Chi square, penghitungan odds ratio dengan cofidence interval 95 %, dan uji korelasi.

3. Analisis multivariat Analisis ini dilakukan untuk melihat pengaruh faktor risiko thd variabel hasil jadi secara bersama-sama setelah dibersihkan dari kaitannya dg faktor risiko lainnya yg tdk bermakna pd analisis bivariat, digunakan analisis regresi logistik dari program SPSS.

I. Etika Penelitian dan Informed Consent

- Permintaan persetujuan dilakukan thd setiap responden (jika kooperatif), jika tdk kooperatif persetujuan turut serta sbg sampel penelitian dimintakan kpd orang tua/walinya, dg memberikan tanda tangannya pd lembar Informed consent.

- Persetujuan penelitian juga diajukan kpd Komisi Etik Penelitian Biomedis pd Manusia Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

top related