sim tesis bab iv
Post on 30-May-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
1/54
95
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Dengan mengacu pada fokus penelitian maka bab ini akan dipaparkan data
dan temuan-temuan penelitian. Adapun paparan data dan temuan penelitian yang
diperoleh untuk masing-masing fokus penelitian adalah sebagai berikut:
A. Gambaran Obyek Penelitian1. Sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro Kras
Kediri
Berdirinya Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro (MTsN)
Kanigoro Kras Kediri bermulai dari didirikan SMP Islam Swasta Kanigoro
Kras Kediri yang didirikan pada tanggal 1 Agustus 1964 oleh :
a. Bapak H. Said bin H. Kusnanb. Bapak H. Raisc. Bapak H. Nur Hasand. Bapak H. Abdul Manane. Bapak Asribf. Bapak Masyhurig. Bapak H. Mundir
Mulai tahun 1965 tokoh-tokoh tersebut merubah SMP Islam menjadi
Madrasah Tsanawiyah yang administrasi dan kurikulumnya disesuaikan
dengan tuntunan dan bimbingan dari Departemen Agama Kabupaten Kediri,
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
2/54
96
mulai tahun 1966 digabungkan dengan Yayasan Pesantren Sabilil Mustaqim
(YPSM) yang berpusat di Takeran. Agar pendidikan tersebut lebih lancar serta
pengurusannya lebih stabil dan pendidikannya lebih bermutu dan atas
dukungan dan usaha Yayasan Pesantren Sabilil Mustaqim (YPSM) yang
berpusat di Takeran Madiun, maka pada tanggal 27 Juli 1967 dengan SK dari
Menteri Agama Republik Indonesia No. 96 tahun 1967 statusnya berubah
menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro.
Periodesasi Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro
sebagaimana hasil wawancara dengan Kepala Tata Usaha dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1
Periodisasi Kepala Sekolah119
No Nama Periode
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Maskup, BA
R. Moh. Abror, B.Sc.
Drs. Widojo Atmodjo
Drs. H. Maksum
Zainal Fanani, BA
Mustadji, BA
Drs. H. Karim
1967
1967 1978
1978 1991
1991 1994
1994 1998
1998 2001
2001 2004
119 Sudirman, Wawancara pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
3/54
97
8.
9.
Drs. H. Choironi
Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I
2004 2008
2008 - sekarang
2. Letak Geografi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro Kras KediriMadrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro adalah lembaga pendidikan
yang terletak di suatu desa yaitu Desa Kanigoro Kecamatan Kras
Kabupaten Kediri, walaupun berada di desa namun sangat strategis karena
bertepatan berada di lingkungan pondok pesantren Hidayatul Mubtadiin
Kanigoro, juga dekat dengan jalur transportasi yang menghubungkan Kediri
Tulungagung. Adapun jarak MTsN Kanigoro dari wilayah sekitarnya sebagai
berikut:
a. Dari Kecamatan Kras ke Timur 4 Km.b. Dari Kabupaten Kediri 20 Kmc. Dari Ibu Kota Propinsi Jawa Timur 150 Km
3. Sarana dan PrasaranaKeadaan sarana dan prasarana yang dimiliki MTsN Kanigoro Kras
Kediri sebagaimana hasil wawancara penulis dengan Kepala Tata Usaha
sebagaimana pada tabel berikut:
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
4/54
98
Tabel 4. 2
Keadaan Sarana dan Prasarana MTsN Kanigoro Kras - Kediri120
No Nama sarana dan prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang kepala sekolah 1 Baik
2 Ruang tata usaha 1 Baik
3 Ruang guru 1 Baik
4 Ruang kelas 22 Baik
5 Ruang lab 2 Baik
6 Ruang UKS 1 Baik
7 Ruang perpustakaan 1 Baik
8 Mushola 1 Baik
9 Lapangan olah raga 1 Baik
10 Sanggar pramuka 1 Baik
11 pos satpam 1 Baik
12 Ruang Musik 1 Baik
13 Komputer 40 Baik
14 Bangku 420 Baik
15 Kursi 1200 Baik
16 Koperasi sekolah 1 Baik
17 TV pembelajaran 1 Baik
120 Sudirman, Wawancara pada hari Senin, tanggal 25 Mei 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
5/54
99
18 Radio pembelajaran 1 Baik
19 Ruang BP dan PKM 1 Baik
20 Ruang Osis 1 Baik
21 Kamar mandi / wc 16 Baik
22 Kantin 2 Baik
4. Struktur Organisasi MTsN Kanigoro secara OprasionalUntuk mengetahui lebih lanjut stuktur organisasi MTsN Kanigoro
Kras Kediri dapat dilihat bagan sebagai betikut:
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
6/54
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
7/54
101
Berdasarkan pada struktur di atas dapat dijelaskan bahwa dengan
adanya kelengkapan pembagian tugas jabatan di MTsN Kanigoro Kras
Kediri, maka dapat mendukung dan memperlancar berjalannya proses belajar
mengajar yang baik serta dengan adanya komunikasi dan kerjasama antar
karyawan juga dapat memperlancar berjalannya pendidikan.
5. Keadaan guru, Pegawai, dan Siswaa. Keadaan Guru dan Pegawai MTsN Kanigoro
Yang dimaksud guru disini adalah pendidik yang secara
administrasi bertanggung jawab atas terselenggaranya pendidikan, dalam
hal ini adalah guru yang mengajar di MTsN Kanigoro Kras Kediri.
Jumlah guru pada saat penelitian di lakukan melalui observasi
sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 4.3
Keadaan Guru MTsN Kanigoro Kras Kediri Tahun 2008/2009120
No N A M AMATA
PELAJARAN
1 2 3
1 Moh. Amak Burhanudin, M.Pd.I : Bimbingan & Konseling
2 Ahmad Dardiri, BA : Aqidah Akhlak
3 Drs. Imam Sururi : Matematika
4 Dra. Sri Rejeki : IPA Biologi
5 Irma Astutik, S.Pd. : IPA Biologi
120Observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 26 Mei 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
8/54
102
6 Titik Lailatul M., S.Ag. : Fiqih
7 Dra. Eny Khususiyati : Bhs. Inggris
8 Khafidz Suyuti, BA : Bhs. Inggris
9 Mukayin, S.Pd. : Fiqih
10 Sigit Prawata, S.Pd. : PKN
11 Dra. Rustiani Hanifah : Matematika
12 Dra. Mambaul Jazilah, M.Pd.I : Bhs. Arab
13 Hari Subagyo, S.Pd. : Penjas
14 Endang Muaimatul L.S., S.Pd. : Bhs. Inggris
15 Eny Nafiatin, S.Pd., M.Pd.I : Matematika
16 Dra. Anjar : Bhs. Indonesia
17 Dra. Yueni Dwi Budi Alinta : Kertakes
18 Dra. Weny Puspita A.S. : IPS Sejarah
19 Ayu Dwi Wulandari, S.Ps.I : Bimbingan & Konseling
20 Maspuah, S.Pd. : IPS Ekonomi
21 Moh. Mujib Zunari, S.Ag. : Tekinfokom & Bhs. Arab
22 Choirul Azhar, S.Ag. : SKI
23 Drs. Djumari : PKN
24 Novi Yuniarni, S.Pd. : IPS Geografi
25 Moch. Nurhadi, S.Ag. : Quran Hadits
26 Siti Jubaidah, S.Pd. : Matematika
27 Sudarmaji : IPA Biologi
28 Imam Mahmudi, S.Pd.I : Bhs. Arab
29 Kholid Tuhaika, S.Ag. : Fiqih, Quran Hadits
30 Supriyadi, S.Ag. : Aqidah Akhlak
31 Susiati, S.Ag. : Quran Hadits
32 Saiful Ali, S.Ag., M.Fil.I : SKI dan Bhs. Inggris
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
9/54
103
33 Badik Susanto, S.Pd. : Matematika
34 Eny Yuroida, S.Pd. : Matematika
35 Anny Jauharoh, S.Pd. : IPA Fisika
36 Elvi Riana, S.Pd. : Bhs. Inggris
37 Susi Mardiyati, S.Pd. : Bhs. Indonesia
38 Komarodin, S.Pd. : Penjas
39 Moh. Ali Imron, S.Ag. : SKI & Aqidah Akhlak
40 Imam Asrori, S.Pd.I : Fiqih & Tekinfokom
41 Sri Hartini, S.Pd. : IPS Ekonomi
42 Munip, S.Pd. : PKN & Bhs. Jawa
43 Dra. Rachmawati E.W. : Bhs. Indonesia
44 Nikmatul Rohmah, S.Pd. : Bhs. Indonesia
45 Enik Zuliana : Tekninfokom
46 Saiful Zais S.Pd. : IPS Geografi
47 M. Mustaqim, S.Pd. : Kertakes
48 Erma Lutfiana, SE. : IPS Ekonomi
49 Peny Widyaningrum, S.Pd. : IPA Fisika & IPA Kimia
50 Siti Rukana, S.Ps.I : Bimbingan & Konseling
51 Nurul Arifah, S.Pd. : Bimbingan & Konseling
52 Siti Nurin Nadhofah, S.S. : Bhs. Inggris
53 Zusfar Ilham Hani, S.Kom. : Tekinfokom
54 Miftahun Nurul Huda, S.Kom. : Tekinfokom
55 Asih Switanti, S.Pd. : IPA Fisika & IPA Kimia
56 Nina Candrawati, S.Pd. : Bimbingan & Konseling
57 Setyawati, S.Pd. : Bhs. Indonesia
58 H. Abbas Sofwan, SHI, LLM. : Bhs. Arab
59 Mahayana S. Adibrata, S.Pd. : Matematika
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
10/54
104
60 Henry Yunianto, S.Pd. : Penjas
TABEL 4.4
Personalia Tata Usaha121
No Nama Keterangan
1 Sudirman, SH. Kepala T.U
2 Suryani Bendahara
3 Miftahun Nurhuda Administrasi Kepegawaian
4 Kuni Fitriani Administrasi Kesiswaan
5 Moch. Shohibul Anwar Administrasi Umum
6 Dra. Rustiani Hanifah Bendahara BOS
7 Mukayin, S.Pd. Bendahara Umum
8 Ahmad Dardiri, BA Bendahara Komite
9 Anas Fauzi Perpustakaan
10 Iwan Hermawan Teknisi
11 Achyar Pesuruh
12 Kusnan Pesuruh
13 Masud Pesuruh
14 Mustakim Satpam
15 Abdul Kholiq, SHI Administrasi Umum
16 Eka Wahyu P., A.Md.Kep Perawat UKS
17 Anis Hudzaifah, S.Pd. KOPSIS
18 Endang Muaimatul LM, S.Pd Pembina Lab. Bhs. Inggris
121Observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 26 Mei 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
11/54
105
19 Penny Widyaningrum, S.Pd. Pembina Lab. IPA
20 Zusfar Ilham Hani, S.Kom. Pembina Lab. Komputer
21 Saiful Ali, S.Ag., M.Fil.I Pembina OSIS
22 Choirul Azhar, S.Ag Pembina PMR/Pramuka
23 Moh. Mujib Zunari, S.Ag. Pembina Lab. Bhs. Arab
b. Keadaan Siswa MTsN KanigoroSiswa-siswi MTs Kanigoro Kras Kediri berasal dari penjuru Kota
baik region Jawa Timur maupun dari luar Jawa Timur. Mengingat MTs
adalah sekolah yang memuat mata pelajaran umun dan agama, sehingga
untuk efektifitas dalam proses belajar mengajar dan untuk memperdalam
wawasan agama banyak siswa yang berdomisili di pondok pesantren yang
berdekatan dengan madrasah tersebut.
Selain mengikuti materi kurikulum, para siswa juga banyak
mengikuti kegiatan ekstra kurikuler yang ada di MTsN Kanigoro seperti:
KIR, PMR, Pramuka, Seni Musik, Pidato, MTQ, Komputer, Bola Voly,
Tenis Meja dan bela diri.
Mengenai jumlah siswa-siswi MTsN Kanigoro Kras Kediri pada
tahun ajaran 2008/2009 mencapai 892. Hal ini dapat dilihat dari hasil
observasi peneliti sebagaimana pada tabel berikut ini:
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
12/54
106
Tabel 4.5
Keadaan Siswa MTsN Kanigoro Kras Kediri Tahun 2008/2009122
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
VII 152 244 320
VIII 140 226 297
IX 159 216 275
Total 451 686 892
B. Pemaparan Data1. Konsep Sistem Informasi Manajemen dalam pengembangan Sistem
Akademik di MTsN Kanigoro
Sistem Informasi Manajemen merupakan unsur vital bagi efektifitas
lembaga pendidikan. Karena berjalan atau tidaknya sebuah lembaga
pendidikan sangat bergantung kepada pengelolaan sistem informasi.
Pengelolaan Sistem Informasi yang baik dapat membantu kelancaran dan
keberhasilan semua urusan pengaturan dan pengelolaan madrasah secara
formal kepada atasannya dan secara informal kepada masyarakat yang telah
menitipkan anak didiknya. Sistem Informasi yang dikelola dengan prinsip-
prinsip manajemen, baik planning, organizing, directing dan controlling,
diharapkan dengan sendirinya dapat mengelola sistem akademik kearah yang
lebih baik.
122Observasi peneliti pada hari Selasa, tanggal 26 Mei 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
13/54
107
Sistem Informasi Manajemen (SIM) mengandung banyak tafsir,
sehingga setiap orang akan berbeda dalam memahaminya. Salah satu
sebabnya ialah tidak ada ukuran yang baku tentang apa Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dan Manajemen Sistem Informasi (MSI) itu. Oleh karena
itu untuk menjawab apakah Sistem Informasi Manajemen (SIM) dan
Manajemen Sistem Informasi (MSI) mempunyai pengertian yang sama.
Perbedaan latar belakang seseorang, sudut pandang dan profesi seseorang
sangat berpengaruh dalam menentukan pengertian Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dan Manajemen Sistem Informasi (MSI). Hal ini terungkap
dalam hasil wawancara dengan Kepala Madrasah sebagai berikut:
Ya secara umum bisa dikatakan bahwa SIM itu artinya sangat
beragam, antara satu orang dan yang lainnya akan sulit untuk
diketemukan. Persoalannya setiap orang yang ditanya apa SIM itumempunyai latar belakang, sudut pandang dan pekerjaan atau bahkan
yang lainnya yang itu semua akan sangat berpengaruh dalam memaknai
SIM itu.123
Pembantu Kepala Madrasah bidang Kurikulum juga menambahkan
pula:
Kalau semua orang anda beri pertanyaan apa SIM itu. Maka secara
keseluruhan akan menjawab sesuai dengan keberadaannya, baikkeberadaan sosial, pendidikan, maupun lingkungan dan latar belakangnya.
Misalnya anda bertanya SIM kepada ahli komputer yang setiap hari
bekerja untuk memproses informasi dalam mengambil keputusan. Maka
jawaban yang akan anda dapat pasti akan berbeda dengan ketika anda
bertanya apa itu SIM kepada seorang Profesor yang setiap harinya
123Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
14/54
108
bergelut pada dunia manajemen pendidikan yang mengelola pekerjaaninformasi. Dan seterusnya124
Namun demikian, ada kriteria umum yang disepakati tentang apa
SIM itu. Yakni bahwa terdapat keseragaman dalam pemakaian istilah Sistem
Informasi Manajemen. Ada orang menyebut Management of Information
Systems, atau bahkan ada yang menyebut Information Systems saja,
kesemuanya kurang lebih membahas persoalan-persoalan yang sama.
Kebanyakan orang Indonesia menggunakan istilah Sistem Informasi
Manajemen (SIM). Ada beberapa orang yang menggunakan istilah
Manajemen Sistem Informasi (MSI), dengan maksud untuk lebih
menekankan sisi manajemennya, bukan teknologi informasinya. Tetapi
sebagian besar orang agaknya sudah lebih terbiasa dengan istilah Sistem
Informasi Manajemen (SIM) ini.
Hal ini disampaikan oleh Pembantu Kepala Madrasah bidang
Kesiswaan pada wawancara sebagai berikut:
Bila orang mengatakan suatu madrasah telah menerapkan Sistem
Informasi Manajemen, maka bisa dimaknai bahwa pengelolaan sistem
informasinya dengan menggunakan prinsip manajemen, pelayanan
gurunya baik, pengambilan keputusannya cepat dan sebagainya demikianpula sebaiknya. Untuk menandai penerapan sistem informasi manajemen,
orang memberi simbol-simbol dengan julukan-julukan tertentu, seperti
sekolah unggulan dalam ITnya, sekolah berbasis komputer dan lain-
lain.125
124Mambaul Jazilah, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.
125Moch. Nurhadi, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 16 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
15/54
109
Hal senada juga disampaikan oleh Pembantu Kepala Madrasah
bidang Penelitian dan Pengembangan Madrasah yang menyatakan bahwa:
SIM itu biasanya dimaknai oleh banyak orang sebagai sesuatu yang
teratur, sistem informasi yang bagus dan sebagainya. Dan sebaliknya,
sesuatu dianggap tidak teratur ketika sesuatu itu tidak mempunyai sistem
informasi yang teratur, tidak mempunyai tujuan yang terprogram,
pengambilan keputusan yang lambat dan sebagainya. Sehingga gambaranyang umum disepakati bersama bahwa SIM itu bermakna pengelolaan
tentang kebaikan dan keindahan atau bermakna sesuatu yang ideal.126
Demikian juga bahwa madrasah itu menerapkan SIM atau tidak
dilihat dari bagaimana kualitasnya. Kalau dikatakan menerapkan SIM,
pengelolaan akademiknya mesti baik, pelayanan yang prima, laku di dunia
kerja, bisa menciptakan kerja dan lain-lain, yang serba bernilai baik atau
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan Kepala
Madrasah yang menyatakan:
Sama halnya dengan perguruan tinggi, bahwa madrasah dikatakanmenerapkan SIM dalam mengelola akademik. Madrasah bisa dikatakan
berhasil dalam penerapan SIM ketika pengelolaan bidang akamiknya baik,
laku di dunia kerja, bisa menciptakan pekerjaan dan lain sebagainya.Sedangkan orang akan mengklaim madrasah tidak berhasil dalam penerapan
SIM ketika pengelolaan bidang akademiknya kurang baik, bingung harus
bagaimana setelah mendapatkan informasi, hanya bisa menerima informasi
tanpa berpikir bagaimana mereka dapat mengelola pekerjaan informasi
dengan baik.127
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro paham terhadap
kebutuhan SIM ini. Bagi MTsN Kanigoro penerapan SIM madrasah bisa
dilihat dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut
126Eny Nafiatin, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009.
127Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
16/54
110
diwujudkan dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Tiap Madrasah
mempunyai visi dan misi sendiri-sendiri, yang sudah pasti satu sama lain
berbeda. Demikian juga penerapan SIM yang akan dicapai. Hasil wawancara
peneliti dengan Kepala Madrasah menyebutkan:
Pada dasarnya penerapan SIM MTsN Kanigoro bisa dilihat darirumusan visi dan misinya. Kemudian dari visi dan misi tersebut MTsN
Kanigoro mewujudkannya dalam kegiatan pendidikannnya yang
merupakan sintesis antara tradisi pesantren dan sekolah umum. MTsNKanigoro berusaha dengan maksimal melalui model pendidikan semacam
ini, diharapkan akan lahir madrasah yang berkualitas dicintai oleh Allahdan masyarakat. Karena ciri utama madrasah demikian adalah tidak saja
menguasai disiplin ilmu masing-masing sesuai dengan pilihannya, tetapi
juga menguasai al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama ajaran
Islam.128
Berdasarkan prinsip manajemen, maka Top Manajemen Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro bersama-sama seluruh jajaran
manajemen bawahannya menyusun visi dan misi MTsN Kanigoro. Dari Visi
MTsN Kanigoro adalah sebagai lembaga pendidikan Islam, melalui kegiatan
pendidikan dan pengajaran, mampu menciptakan madrasah yang berkualitas
dicintai Allah dan masyarakat.129
Sedangkan Misi MTsN Kanigoro adalah sebagai berikut:130
a. Menciptakan manajemen yang sehat.b. Menciptakan budaya disiplin yang tinggi.
128Ibid.
129 Pedoman Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro 2008-2009,
(Kanigoro: MTsN Kanigoro, 2008), hal. 4130
Ibid.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
17/54
111
c. Menyediakan guru yang profesional.d. Merencanakan, menyusun, melaksanakan dan menganalisis program.e. Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai.f. Menyediakan anggaran yang memadai.g. Meningkatkan iman dan taqwa.h. Meningkatkan akhlaqul karimah.i. Mempererat tali silaturrahim.
Dari Visi dan Misi tersebut di atas, ada kata-kata yang
menggambarkan penerapan Sistem Informasi Manajemen yakni: berkualitas,
dicintai Allah, dicintai masyarakat, manajemen yang sehat, disiplin, guru yang
profesional, merencanakan, menyusun, melaksanakan dan menganalisis
program, sarana dan prasarana yang memadai, menyediakan anggaran yang
memadai, peningkatan iman dan taqwa, bermoral dan silaturrahim.
Secara umum orang akan memaknai kata tersebut dengan tafsir yang
mengandung kebaikan, yakni penerapan SIM yang diharapkan. Jadi kata ini
mengandung makna universal, artinya siapa saja akan sepakat dengan
pengembangan akademik berciri manajemen yang sehat, merencanakan,
menyusun, melaksanakan dan menganalisis program, sarana dan prasarana
yang memadai, menyediakan anggaran yang memadai seperti yang
diharapkan itu, yang bermoral, yang unggul, yang toleran dan sebagainya.
Oleh karena itu, makna SIM seperti ini diartikan sebagai SIM yang bersifat
mutlak, yang seharusnya begitu, yang das sollen. Sebagaimana hasil
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
18/54
112
wawancara dengan Pembantu Kepala Madrasah bidang Humas yang
menyatakan:
Secara substantif kata manajemen yang sehat, merencanakan,
menyusun, melaksanakan dan menganalisis program, sarana dan prasarana
yang memadai, menyediakan anggaran yang memadai, dan lain
sebagainya itu bersifat mutlak. Karena semua itu mengandung makna
kebaikan sehingga mutlak diharapkan131
Pembantu Kepala Madrasah bidang Kesiswaan juga menambahkan:
Karena sifatnya yang sangat abstrak, maka meskipun semua orang
sangat sulit untuk membuat kriteria tertentu yang bersifat universal.Makna kata manajemen yang sehat misalnya, itu seperti apa wujudnya.
Ukuran manajemen yang sehat itu, untuk satu orang berbeda dengan orang
lain. Masyarakat yang satu berbeda dengan masyarakat yang lain.
Lembaga yang satu akan berbeda dengan lembaga yang lain. Apalagiditinjau dari sudut agama. Islam berbeda dengan Agama lain. Oleh karena
itu ukuran sistem akademik bermanajemen yang sehat, yang direncanakan,
menyusun, melaksanakan dan menganalisis program, pasti ukurannya
berbeda antara satu madrasah yang satu dengan madrasah yang lain.
Belum lagi, apabila semua sebutan itu menjadi satu sebagai ciri yangharus dimiliki oleh sistem akademiknya.
132
Apa yang disebutkan dalam Visi Misi Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Kanigoro, masih bersifat absolut, yang seharusnya begitu, masih
bersifat das sollen. Jadi makna sistem akademik seperti yang tertuang dalam
visi misi itu masih pengembangan akademik dalam arti absolut, yang
universal sifatnya. Maksudnya semua orang akan setuju, bila pengembangan
akademik seperti itu, karena semuanya mengandung makna yang baik. Hal ini
sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Koordinator team pengembangan
Sistem Informasi Manajemen Madrasah :
131Hari Subagio, Wawancara pada Sabtu, tanggal 16 Mei 2009.
132Ibid.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
19/54
113
Dalam setiap visi misi sebuah lembaga banyak terkandung kata-katayang masih bersifat absolut, tak terkecuali dari visi dan misi MTsN
Kanigoro. Ya yang pasti setiap orang akan sepakat, bahkan akan sangat
sepakat kalau pada akhirnya pengelolaan akademik MTsN Kanigoro dapat
tercover sebagaimana termuat dalam visi misinya.133
Namun demikian, karena perbedaan sudut pandang, kepentingan dan
karakteristik lembaga, maka terjadi perbedaan ukuran dan kriteria seperti apa
wujud dari SIM yang dikehendaki itu. Manajemen yang sehat itu seperti apa,
yang direncanakan itu bagaimana, dan sebagainya. Untuk itu, maksud SIM
dalam arti absolut, tidak bisa digunakan untuk mengukur pengembangan
akademik. Sehingga MTsN Kanigoro memaknai SIM dalam arti relatif. Yaitu
relatif menurut apa yang dikehendaki MTsN Kanigoro. Bagi MTsN makna
SIM dalam arti relatif inilah yang digunakan dalam pengembangan sistem
akademik untuk kualitas lulusan yang dihasilkannya Hal ini terlihat dari hasil
wawancara peneliti dengan Kepala Madrasah:
Kita akan sulit menentukan bermanajemen yang sehat, yang
direncanakan, menyusun, melaksanakan dan menganalisis program ituseperti apa, bagaimana, dan sebagainya. Untuk itu, makna SIM dalam arti
absolut, tidak bisa digunakan untuk mengukur kualifikasi sistem
akademik. MTsN Kanigoro memaknai SIM dalam arti relatif. Relatif
menurut yang dikehendaki masing-masing lembaga.134
Pembantu Kepala Madrasah bidang Kesiswaaan menambahkan :
Bahwa dalam rangka pengembangan sistem akademik, MTsN
Kanigoro harus menerapkan SIM yang dikehendaki seperti apa, sesuai
dengan kebijakan SIM, standar SIM dan manual SIM yang telah disahkan
oleh pimpinan lembaga dan selanjutnya ketiga dokumen ini digunakan
133Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009
134Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
20/54
114
sebagai acuan dan pedoman dalam pengembangan sistem akademik. Agarbisa menjamin tiap langkah dalam proses pendidikan, maka dibuatlah
manual prosedur yang mengatur alur kegiatan apa saja yang harus dilalui
dengan bukti rekaman kegiatan terkait. Dengan bukti rekaman kegiatan
ini, setelah diadakan audit internal, lembaga berani mengatakan, bahwa
pengembangan sistem akademik dapat dijamin seperti yang dijanjikan
dalam standar SIM.135
Seperti yang dijanjikan dalam standar SIM, MTsN Kanigoro dengan
academic exxelence yang diselenggarakan menerapkan pengembangan bidang
akademik yang berhubungan dengan sebagai berikut: (1) Menguasai bahasa
Arab, (2) Menguasai bahasa Inggris, (3) Berwawasan Nasional, regional dan
global, (4) Mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis komputer, (5)
Mengelola administrasi akademik berbasis IT, (6) Mengelola raport siswa dan
daftar nilai harian berbasis IT, (7) Trampil memanfaatkan IT (Information
Technology) dalam kegiatan pembelajaran, (8) Mengembangkan budaya dan
tradisi IT dalam segala bidang kegiatan, (9) Mampu memanfaatkan dan
menghayati pengalaman hidup selama di Madrasah, (10) Memiliki etos
belajar sepanjang hayat.136
Ada beberapa kompetensi yang agak mudah diukur seperti no 1, no
2, no 7, akan tetapi kompetensi yang lain, masih abstrak dan perlu dirumuskan
lebih rinci, sehingga dapat diukur dan direkam kegiatannya.
135Moch. Nurhadi, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2009.
136Tim Penyusun SIM MTsN, Implementasi Sistem Informasi Manajemen Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro, : Team Pengembangan MTsN Kanigoro, 2008), hal. 34. Lihat
jugaMateri Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan MTsN Kanigoro, 2008 hal 35.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
21/54
115
Oleh karena itu, agar Sistem Informasi Manajemen dapat diterapkan,
maka perlu indikator-indikator keberhasilan yang operasional dari masing-
masing kompetensi. Indikator-indikator inilah yang akan dimasukkan dalam
manual prosedur yang akan direkam sebagai bukti penerapan Sistem
Informasi Manajemen. Sehingga stakeholder dan customers menjadi lebih
mantap akan keberadaan SIM yang dijaminkan. Sebagaimana hasil
wawancara dengan Pembantu Kepala Madrasah bidang Penelitian dan
Pengembangan Madrasah :
Dalam sistem informasi manajemen, ada suatu ukuran yang harus
bisa diketahui. Sama halnya dengan kompetensi yang disebutkan standarSIM MTsN Kanigoro, ia harus dapat diukur dan direkam kegiatannya.
Sehingga MTsN Kanigoro memerlukan indikator-indikator keberhasilan
yang operasional dari masing-masing kompetensi. Indikator-indikator
inilah yang akan dimasukkan dalam manual prosedur yang akan direkam
sebagai bukti pengembangan bidang akademik. Sehingga stakeholder dancustomers menjadi lebih mantap akan keberadaan SIM yang diterapkan
137
Pengembangan Akademi tersebut di atas akan berbeda dengan Sistem
Akademik madrasah lainnya. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:138
MTsN Kanigoro Madrasah Lain
a) Menguasai bahasa Arab.
b) Menguasai bahasa Inggris.
c) Berwawasan Nasional, regional
dan global.
a) Tidak sama.
b) Sama.
c) Tidak sama.
137Eny Nafiatin, Wawancara hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009.
138Dokumentasi tentang Sistem Informasi Manajemen di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kanigoro
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
22/54
116
d) Mengembangkan kegiatan
pembelajaran berbasis komputer.
e) Mengelola administrasi akademik
berbasis IT.
f) Mengelola raport siswa dan daftar
nilai harian berbasis IT.
g) Trampil memanfaatkan IT
(Information Technology).
h) Mengembangkan budaya dan
tradisi berbasis IT.
i) Mampu memanfaatkan dan
menghayati pengalaman hidup
selama di Madrasah.
j) Memiliki etos belajar sepanjang
hayat.
d) Tidak sama.
e) Tidak Sama
f) Tidak sama.
g) Tidak sama.
h) Tidak Sama.
i) Sama.
j) Sama.
Dalam merencanakan dan menerapkan SIM, MTsN Kanigoro harus
diketahui betul tingkat apa yang ingin diraihnya. SIM yang dikehendaki
MTsN Kanigoro tidak perlu meliputi semua model SIM yang sudah
dikemukakan oleh para tokoh. Tergantung dari tujuannya, MTsN Kanigoro
dapat memilih model-model SIM yang mana yang perlu mendapat tekanan.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
23/54
117
Untuk tahap awal, MTsN Kanigoro menekankan pada SIM sebagai
pengambilan keputusan secara cepat. Sebagaimana dinyatakan oleh Ketua
team pengembangan Sistem Informasi Manajemen MTsN Kanigoro :
Mengutip Raymond McLeod bahwa SIM dikelompokkan menjadi
empat yaitu (1) SIM sebagai pengolahan transaksi (Expert System), (2)
SIM sebagai pendukung manajemen (Work Group Support System), (3)SIM sebagai pendukung keputusan (Decision Support System), (4) SIM
sebagai pendukung pimpinan (Exscutive Support System). Dan pada tahap
awal ini MTsN Kanigoro menekankan pada yang nomor tiga, yaitu SIMsebagai pendukung keputusan. Karena berusaha meraih semua model SIM
malah mungkin menyebabkan kesulitan sedemikian rupa, sehingga tidakada tindakan konkrit yang dapat dilaksanakan.139
Dari hasil observasi peneliti juga didapatkan beberapa data terkait
dengan konsep sistem informasi manajemen yang dianut Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro. Data itu bisa dituliskan sebagai
berikut:
Pada waktu itu, hari Rabu tanggal 3 Juni 2009 pada saat penelitiberada diruang TU guna membina data mengenai kegiatan akademik
MTsN Kanigoro, pada saat itu, karena kepala TU sedang keluar secara
tidak sengaja peneliti melihat kepala madrasah sedang berdiri disebelahsalah satu pegawai administrasi. Dan pada saat itu kepala madrasah
bertanya seputar tugas yang dikerjakan oleh pegawai tersebut, apakah ada
masalah. Kemudian kepala madrasah memberikan pengarahan mengenai
tugas tersebut.140
Senada dengan data di atas, peneliti juga mendapatkan data serupa
ketika peneliti mulai masuk lebih dalam terkait pencarian data obyek
penelitian:
139Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009
140Observasi, pada hari Rabu, tanggal 3 Juni 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
24/54
118
Pada hari Rabu tanggal 17 Juni 2009 peneliti berusaha mengamatikegiatan guru dalam menginput data nilai harian, nilai blok, nilai
semester, analisis hasil ulangan harian, ternyata peneliti mendapati bahwa
guru telah menginput data tersebut ketika di dalam kelas kemudian
dipindahkan ke dalam computeryang di sediakan oleh madrasah di ruang
guru.141
Penerapan sistem informasi manajemen, terutama yang berupa
produksi jasa atau pelayanan, sulit untuk dimengerti, sehingga orang
melihatnya sebagai pembororosan waktu dan tidak efisien, apalagi penerapan
sistem informasi manajemen itu hanya ikut-ikutan tanpa persiapan yang
masak. Akhirnya banyak terjadi suatu lembaga terbentur pada suatu sistem
informasi manajemen yang sulit ditangani dan tidak memajukan lembaga
dalam mencapai tujuannya.
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro merupakan institusi
pendidikan yang memposisikan sebagai industri jasa, yaitu institusi yang
memberikan pelayanan (service) sesuai apa yang diinginkan pelanggan
(customers).142
Pelayanan atau jasa yang diberikan tentu harus berupa sesuatu
yang bermutu, yang bisa memberikan kepuasan pada customers, baikinternal
customers maupun exsternal customers.
Sistem Informasi Manajemen di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Kanigoro dirancang melalui tahap-tahap yang dirangkai dalam suatu
proses sebagai berikut :
141Observasi, pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009
142Tim Penyusun SIM, Implementasi Sistem Informasi Manajmen MTsN Kanigoro Kras
Kediri, hal. 2.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
25/54
119
a. Top Manajement(Kepala) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigorobersama-sama seluruh jajaran manajemen bawahannya menyusun visi dan
misi MTsN Kanigoro.
Pada tahap awal ini MTsN Kanigoro melalui Top manajementdan
seluruh jajaran manajemen bawahannya menyusun visi dan Misi MTsN
Kanigoro. MTsN Kanigoro menyadari bahwa mutu suatu lembaga
pendidikan bisa dilihat dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi
dan misi tersebut diwujudkan dalam proses pendidikan yang akan
dilakukan.
Ya jelas, bahwa setiap lembaga harus punya visi dan misi. Di
MTsN Kanigoro visi misi dibentuk atas empat unsur, yakni sejarah,
preferensi masa kini dari para pengelola dan manajemen atau
organisasi, lingkungan pengguna lulusan dan sumber daya organisasi.
Kami dan seluruh jajaran manajemen bawahan, mulai dari Kepala dansemua stake holder merumuskan visi misi MTsN Kanigoro dengan
memeperhatikan keempat unsur tersebut.143
Hal senada disampaikan oleh pembantu kepala madrasah bidang
kurikulum :
.tidak sekedar visi dan misi saja yang dirumuskan oleh kepala dan
bawahannya, tetapi sekaligus tujuan MTsN Kanigoro dengan menggunakan
strategi penyusunan yang telah ditentukan, yakni: Visi MTsN Kanigoroharus merupakan cita-cita bersama yang dapat menjadi sumber inspirasi,
motivasi dan kekuatan pembimbing yang merasuki pikiran dan tindakan
segenap pihak yang berkepentingan, Visi MTsN Kanigoro harus merupakan
cita-cita yang dapat memberika inspirasi bagi segenap pihak yang
berkepentingan untuk bertindak, Visi harus memuat tujuan dan ruang
lingkup kerja yang khas,..dan visi seharusnya dirumuskan berdasarkan
masukan dari berbagai fihak yang berkepentingan. Sedemikiam juga dengan
143Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Senin, tanggal 08 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
26/54
120
misi dan tujuan MTsN Kanigoro .. Top Management (Kepala, wakilkepala madrasah, pembantu kepala madrasah, Kepala Bagian dan
sebagainya) harus mensosialisasikan visi dan misi serta tujuan MTsN ini ke
seluruh jajaran manajemen bawahan, guru dan karyawan serta pelanggan
dan stakeholders Madrasah Tsanawiyah Negeri Kanigoro144
b. Berdasarkan visi dan misi MTsN Kanigoro tersebut, Madrasah TsanawiyahNegeri (MTsN) Kanigoro menentukan KSPM (Kebijakan, Standar,
Pedoman dan Manual Mutunya).
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro menyadari bahwa
penerapan sistem informasi manajemen suatu lembaga pendidikan bisa
dilihat dari rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut
diwujudkan dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Akan tetapi apa
yang disebutkan dalam visi misi Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Kanigoro, masih bersifat absolut dan masih bersifat das sollen. Jadi makna
pengembangan akademik seperti yang tertuang dalam visi misi itu masih
pengembangan dalam arti absolut, yang universal sifatnya. Maksudnya
semua orang akan setuju, bila pengembangan akademik seperti itu, karena
semuanya mengandung makna yang baik.
Untuk itu, pengembangan akademik dalam arti absolut, tidak bisa
digunakan untuk mengukur kualifikasi sistem informasi manajemen.
Sehingga MTsN Kanigoro memaknai sistem informasi manajemen dalam
arti relatif. Yaitu relatif menurut apa yang dikehendaki MTsN Kanigoro,
144Mambaul Jazilah, Wawancara pada hari Jumat, tanggal 24 Juli 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
27/54
121
melalui KSPM (Kebijakan, Standar, Pedoman dan Manual SIMnya). Hal
ini sebagaimana diungkapkan oleh Ketua SIM:
Ya kalau SIM itu bersifat absolut ya cukup sulit, karena SIM yang
diterapkan oleh lembaga akan pasti berbeda dengan SIM yang
diharapkan oleh pelanggan dan stakeholders. Untuk itu setelah Top
manajemen dan manajemen bawahan merumuskan visi misi, lembaga
(MTsN) melalui coordinator SIM merelatifkan SIM dalam bentuk visimisi tersebut dengan membuat KSPM, yakni Kebijakan, Standar,
Pedoman dan Manual SIM yang pada akhirnya disahkan oleh Kepala dan
Pembantu Kepala Madrasah.145
Koordinator Bidang Sistem Informasi Manajemen menambahkan:
Standar SIM MTsN Kanigoro adalah batas atau ambang SIM
minimal yang harus dipenuhi atau dicapai oleh MTsN Kanigoro. StandarSIM MTsN Kanigoro akan selalu mengacu pada visi MTsN Kanigoro
yang akan selalu ditingkatkan seiring dengan perkembangan dan harapan
dari stakeholders.146
Sebagaimana wawancara dengan Pembantu Kepala Madrasah
bidang Penelitian dan Pengembangan Madrasah :
SIM Pendidikan bagi MTsN Kanigoro dipahami sebagai pencapaian
tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan di dalam rencana
Strategisnya (kebijakan Akademik) atau kesesuaian dengan StandarAkademik yang telah ditentukan147
Dan konsekuensi dari pengertian ini, maka sebagai tolok ukur
pengembangan akademik bagi MTsN Kanigoro ialah harus telah
mempunyai ketentuan tentang kebijakan Akademik dan Standar Akademik
yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan pendidikannya.
145Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2009.
146Zusfar Ilham Hani, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 24 Juni 2009.
147Eny Nafiatin, wawancara pada hari Sabtu, tanggal 27 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
28/54
122
Ketua pengembangan SIM menambahkan bahwa:
sedangkan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan dipahami
sebagai program untuk pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan koreksi
sebagai tindakan penyempurnaan atau peningkatan mutu yang
berkelanjutan dan sistematis terhadap semua aspek (sarana/prasarana,
pengelola, kepemimpinan, masukan, proses pengelolaan, keluaran dan
dampak) lembaga pendidikan sesuai dengan kebijakan Akademik dan
Standar Akademik yang telah ditetapkan, dan dalam rangkameyakinkan tentang kesempurnaan pencapaian standar kompetensi
lulusan yang telah dinyatakan dalam visi, misi, tujuan dan proses
pendidikan menengah kepada semua pihak eksternal dan internal,pengelola, semua pimpinan lembaga terkait, organisasi profesi, dan
masyarakat pengguna yang lebih luas.148
Sistem Informasi Manajemen pendidikan seperti yang tersebut di
atas adalah sangat sempurna dan ideal, dan baru dilaksanakan oleh
Lembaga Pendidikan yang sudah maju dan komplit perlengkapannya.
Namun demikian, tidak berarti bahwa upaya pengembangan akademik
Pendidikan Menengah menunggu sampai kelengkapan Lembaga tersebut
lengkap. Justru itu pengelola lembaga pendidikan bisa menempuh strategi
prioritas bagian mana yang diupayakan untuk dijamin lebih dulu. Dan
secara bertahap bergiliran ke bagian yang lain. Dan di MTsN Kanigoro,
yang didahulukan adalah bagian yang langsung menyentuh proses kualitas
yaitu bagian proses pelaksanaan kegiatan akademik, yang dinamakan
pengembangan proses pembelajaran. Sebagaimana diungkapkan oleh
Pembantu Kepala Madrasah bidang Kurikulum :
Dan pada prakteknya pada tahun 2004-2008 MTsN Kanigoro ---
dalam pengembangan akademiknya----, melakukan beberapa langkah
148Akoh Istifa, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
29/54
123
antara lain; perumusan the Body of Knowledge, pengembangankurikulum dan akreditasi (program studi dan institusi).149
Terkait dengan kondisi obyektif lembaga pendidikan, dimensi yang
akan diterapkan Sistem Informasi Manajemennya dipilih secara prioritas,
sesuai dengan kemampuannya yang tersedia. Untuk MTsN Kanigoro yang
didahulukan ialah dimensi proses terutama proses pembelajaran.
Ya harus dipilih secara prioritas, mana yang harus didahulukan danmana yang diakhirkan. Di MTsN Kanigoro dimensi proses pembelajaran
yang didahulukan150
c. Pembuatan dokumen-dokumen tentang Manual SIM, Sasaran SIM tiap unit,Manual Prosedur tiap unit, dan Instruksi Kerja tiap unit dibuat dan disahkan
untuk diimplementasikan.
Setelah Dokumen tingkat Top Manajemen (Kebijakan, Standar,
Pedoman dan Manual SIM) telah dibuat, pada gilirannya setiap unit
membuat dokumen-dokumen tentang Manual SIM, Sasaran SIM, Manual
Prosedur, dan Instruksi Kerja tiap unit. Sebagaimana diungkapkan oleh
Pengurus Komite :
Ya setelah Madrasah membuat Dokumen-dokumen, mulai
Kebijakan, Standar, Pedoman dan Manual SIM kemudian ini
dilanjutkan oleh tingkat Unit. Setiap unit membuat dokumen-dokumenpenting tersebut dengan fasilitator SIM. Saat ini semuanya masih
dsalam tahap perencanaan151
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekertaris pengembangan SIM :
149Mambaul Jazilah, Wawancara pada hari Senin tanggal 8 Juni 2009.
150Ibid.
151Ibrahim, Wawancara pada hari Senin, tanggal 22 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
30/54
124
Belum.untuk tahap awal ini kami mulai dengan memberikanarahan dan pendampingan. Sebenarnya sudah dari awal kami mulai
melakukan pendampingan perumusan dokumen, tetapi pada
kenyataannya dokumen juga belum terumuskan.152
d. MTsN Kanigoro menyelenggarakan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) darihasil temuan evaluasi pelaksanaan sistem informasi manajemen.
Setelah MTsN Kanigoro mengevaluasi pelaksanaan sistem jaminan
mutu melalui pemenuhan status ideal (benchmarking) secara berkelanjutan,
pada tahap perancangan selanjutnya adalah dengan menyelengarakan Rapat
Tinjauan Manajemen (RTM) dari hasil temuan Audit Mutu Internal, ini
dilakukan dalam rangka mencarikan jalan pemecahan dari hasil temuan
Audit Mutu Internal tersebut. Sebagaimana yang dikemukakan oleh
Koordinator Bidang Pengembangan dan Pelaksanaan Jaminan Mutu:
Di MTsN Kanigoro ini penerapan SIM kan bertolak pada penerapan
SIM pada proses. Setelah dokumen-dokumen madrasah ditetapkan,
disusul dengan dokumen-dokumen di bawahnya setelah itu dilaksanakanoleh elemen di MTsN. La.pada tahap selanjutnya MTsN butuh yang
namanya evaluasi dari proses pelaksanaan tadi, mulai monitoring,
pengukuran dan evaluasi diri, serta audit mutu internal. Dari hasil temuan-temuan nanti akan dibawa ke sdalam Rapat Tinjauan Manajemen untuk
dicarikan solusi pemecahannya153
Hal senada juga disampaikan oleh Koordinator Bidang Pengembangan
SIM:
RTM pada dasarnya merupakan tahapan perencanaan setelah evaluasi
pelaksanaan sistem dilakukan. Kendala yang terjadi dalam proses kegiatan
di jurusan, program studi dan unit secara khusus serta kesalahan-kesalahan
umum yang dilakukan dalam proses pelaksanaan sistem yang ditemukan
152Saiful Ali, Wawancara pada hari Senin, tanggal 29 Juni 2009.
153Kasiram, Wawancara tanggal 28 Juli 2007.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
31/54
125
dari audit internal kemudian dilaporkan, untuk kemudian dicari solusinyapada RTM ini.154
Dari hasil RTM tersebut akan diputuskan apakah dilakukan tindakan
koreksi (jika terjadi kesalahan dalam pelaksanaan) atau perbaikan Sistem
Informasi Manamen (SIM) (jika kelemahan ditemukan pada sistem).
Perbaikan Sistem Informasi Manajemen tersebut dilakukan dengan
memperbaiki Kebijakan, Standar, Manual Mutu, Manual Prosedur, Instruksi
Kerja atau Sistem Pelaksanaan. Sebagaimana diungkapkan oleh Ketua
Pengembangan SIM MTsN:
Setelah itu akan dilanjutkan pada upaya perbaikan, yakni dari hasil
RTM akan diputuskan apakah dilakukan tindakan koreksi atau perbaikan
Sistem Manajemen Mutu (SMM). Perbaikan Sistem Manajemen Mutu
tersebut dilakukan dengan memperbaiki Kebijakan, Standar, Manual Mutu,
Manual Prosedur, Instruksi Kerja atau Sistem Pelaksanaan. Demikian siklusberputar secara terus menerus dengan menekankan pengembangan secara
terus menerus (continuous Improvement) dengan menunjukkan praktek
terbaik pada seluruh pelaksanaan proses.155
2. Kendala yang dihadapi dalam penerapan Sistem Informasi Manajemendalam pengembangan Sistem Akademik di MTsN Kanigoro
Menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki
konsekuensi menentang kemapanan, apalagi menerapkannya. Ada
kecenderungan bahwa staf pada umumnya menentang perubahan, terutama
bila perubahan itu mempermasalahkan kinerja mereka. Upaya peningkatan
154Akoh Istifa, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2009.
155Ibid.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
32/54
126
mutu memerlukan komitmen waktu, usaha dan biaya yang lebih banyak.
Merancang dan melaksanakan sistem penjaminan mutu bukan merupakan
suatu tindakan yang dimulai pihak manajemen untuk dilaksanakan oleh
seluruh lapisan dan hirarki dalam organisasi begitu saja. Upaya ini melibatkan
kerjasama seluruh staf dengan arahan, kepemimpinan dan komitmen yang
sungguh-sungguh dari pihak manajemen serta alokasi sumber daya yang
memadai untuk mencapai mutu yang dikehendaki mahasiswa dan pihak yang
berkepentingan. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Kepala Madrasah:
Merancang dan menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM) pada
dasarnya bukan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh pihak topmanajemen saja, bukan dari kami (Kepala Madrasah) saja yang kemudian
secara serta merta menginstruksikan kepada para bawahannya untuk
melakukannya. Akan tetapi kegiatan ini dirancang dan dilaksanakan oleh
semua pihak yang ada di lembaga ini (MTsN), dan tentunya dengan
arahan dan komitmen dari pihak manajemen.156
Ketua team pengembangan Sistem Informasi Manajemen Madrasah
menambahkan:
Ya itu perlu proses, karena setidaknya penerapan SIM ini memerlukan
waktu yang lama serta alokasi sumber daya yang memadai untukmengembangkan bidang akademik yang dikehendaki siswa dan pihak
yang berkepentingan.157
Dalam skala kompleksitas kelembagaannya, beberapa hambatan yang
ditemui dari penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di MTsN
Kanigoro, yaitu:
156Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Kamis, tanggal 25 Juni 2009.
157Akoh Istifa, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
33/54
127
a. Minimnya pengetahuan para staf MTsN kanigoro terkait Sistem InformasiManajemen (SIM).
Tuntutan sistem informasi manajemen setiap lembaga
pendidikan sudah menjadi kebutuhan di era globalisasi sekarang ini.
Penerapan SIM tidak akan bisa jalan tanpa dukungan seluruh elemen di
madrasah tersebut, dari tingkat teratas sampai pada level terbawah, dari
kepala madrasah sampai tukang sapu.
Di MTsN Kanigoro, para staf dan elemen lembaga tidak semuanya
tahu dan paham akan penerapan SIM ini. Meskipun bisa dikatakan bahwa
tidak semua staf dan elemen MTsN Kanigoro yang tahu dan paham akan
konsep ini. Hasil wawancara dengan Wakil Ketua team pengembangan
SIM Madrasah menyatakan:
Ya itu dia.bahwa itulah salah satu kelemahan di MTsN Kanigoro
dalam rangka proses penerapan SIM. Masih minimnya pengetahuanpara staf MTsN Kanigoro terkait Sistem Informasi Manajemen (SIM)
menjadikan top manajemen MTsN harus segera mengadakan sosialisasi
melalui lembaga terkait. Karena kalau tidak sesegera diatasi maka akanmenimbulkan kesulitan tersendiri bagi lembaga, misalnya dalam proses
penerapan SIM secara khusus.158
Dari hasil observasi peneliti juga didapatkan beberapa data terkait
minimnya pengetahuan para staf MTsN Kanigoro terkait Sistem Informasi
Manajemen (SIM). Data itu bisa dituliskan sebagai berikut:
Pada waktu itu, tanggal 16 Mei 2009 peneliti mulai masuk di lokasi
penelitian secara formal. Saat pertama kali masuk ke lokasi penelitian,
peneliti agak mengalami kebingungan. Karena peta penelitian yang
158Uzfar, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
34/54
128
selama ini peneliti bayangkan jauh berubah dibanding ketika tahun2007 kemarin peneliti mengadakan penelitian dalam rancangan
penerapan SIM. Ini dimaklumkan karena kondisi MTsN saat ini sedang
mengadakan pembangunan lokasi kantor dan gedung baru bertingkat
tiga, sehingga lokasi perkantorannya juga mengalami pergantian secara
total. Pada saat itu pula peneliti juga mulai mengalami kebingungan
konseptual, karena pikiran awal yang peneliti bawa dari rumah ternyata
juga dimentahkan dengan realitas staf tertentu yang jauh dari
memuaskan. Peneliti juga menggumam dalam hati kok beda yapelayanannya dengan tahun yang kemarin ?.159
Senada dengan data di atas, peneliti juga mendapatkan data serupa
ketika peneliti mulai masuk lebih dalam terkait pencarian data obyek
penelitian:
Senin tanggal 8 Juni 2009, peneliti memasuki lokasi penelitian denganharapan mendapatkan data sesuai yang diharapkan. Dengan berbekal
surat ijin penelitian dari manajemen lembaga yang diteliti penulis
dengan sangat berhati-hati mengutarakan maksudnya untuk
mendapatkan data kepegawaian dan data guru di Bagian Kepegawaian.
Pada tahap awal, peneliti disambut dengan baik oleh salah satu staf dikantor tersebut dengan menanyakan surat ijin dari lembaga. Setelah
staf tersebut mengiyakan,.belum lama ia mengucapkan iya giliran
salah satu staf menanyakan kepada peneliti terkait surat menyurat sertaketerkaitan penelitian dengan bagian kepegawaian. Dengan sangat
berhati-hati peneliti menjelaskan kepada dia, akan tetapi apa yang
peneliti sampaikan dengan bahasa santun tersebut malahdipertanyakan dengan argumentasi anak kecil Yang lebih lucu staf
tersebut malah menyalahkan kantor bagian lain di lembaga, yang lebih
naifnya menyalahkan salah satu top manajerdi lembaga tersebut.160
b. Masih minimnya kesadaran dan komitmen para staf (pimpinan, guru, dankaryawan) MTsN Kanigoro dalam upaya penerapan Sistem Informasi
Manajemen (SIM).
159Observasi Peneliti pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009.
160Ibid.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
35/54
129
Meskipun tidak semuanya staf MTsN Kanigoro mempunyai
karakter seperti di atas, tetapi dalam upaya untuk menciptakan sebuah
kultur (budaya) penerapan SIM akan sangat berpengaruh. Jikalau
kesadaran akan peningkatan penerapan SIM tidak segera dimiliki oleh
semua elemen lembaga, maka lambat jargon Sistem Informaai Manajemen
(SIM) akan cuma menjadi slogan belaka. Dan sebaliknya, apabila
kesadaran dan komitmen ini sudah dimiliki serta tertanam sejak dini pada
setiap individu lembaga, maka lambat laun budaya penerapan SIM akan
segea tercipta. Sebagaimana dikemukakan oleh Koordinator Bidang
Pengembangan dan Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Madrasah:
Ada dua alasan pokok yang bisa dikemukakan, pertama bahwa
MTsN Kanigoro sudah bertekad dan berjanji untuk mengembangkan
bidang akademiknya berkualifikasi sebagai madrasah yang dicintaiAllah dan masyarakat. Untuk lebih konkritnya, janji ini dituangkan
dalam visi dan misi MTsN Kanigoro, bahwa: MTsN Kanigoro
mennciptakan madrasah yang memiliki 4 kekuatan pokok yaitu;keluasan ilmu dan kematangan professional. Alasan kedua ialah bahwa
di era globalisasi ini, MTsN Kanigoro telah mengubah paradigma
lama menjadi paradigma baru. Paradigma lama menyatakan bahwasegala sesuatu yang berkaitan dengan kualitas madrasah ditentukan
menurut kehendak Madrasah yang bersangkutan, akan tetapi
paradigma baru ini menyatakan, bahwa kualitas madrasah diukur
dengan kepuasan pelanggan. Pelanggan akan terpuaskan jika
Madrasah bisa menerapkan SIM dalam melayani bidang akademiknyaseperti yang telah ditentukan (dijanjikan) pada saat pelanggan (orang
tua) memasukkan anaknya ke MTsN Kanigoro. Itu semua yang harus
segera ditanamkan pada individu lembaga ini.161
c. Terbatasnya dana yang tersedia terkait penerapan Sistem InformasiManajemen (SIM).
161Akoh Istifa, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 30 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
36/54
130
Dalam upaya penerapan SIM dalam pengembangan bidang
akademik, kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro selalu
mendorong para bawahannya untuk mengikuti sejumlah kegiatan
pendidikan seperti seminar, penataran, lokakarya dan diklat. Namun
begitu dalam pelaksanaannya, ada sedikit kendala mengenai ketersediaan
dana. Apalagi kalau penataran, pelatihan/seminar diadakan oleh
lembaga/instansi lain dan diadakan di luar kota, tentunya membutuhkan
dana yang tidak sedikit. Sebagaimana disampaikan oleh kepala madrasah:
Ya...memang keterbatasan dana juga merupakan salah satu
kendala dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan seperti penataran,seminar dan pelatihan. Apalagi kalau misalnya kegiatan tersebut
diadakan di luar kota, maka tentunya akan membutuhkan dana
yang tidak sedikit....162
Hal senada juga disampaikan oleh waka Sarpras:
Ketersediaan dana merupakan salah satu kendala dalampengikutsertaan para tenaga kependidikan kesejumlah kegiatan
pendidikan seperti seminar, pelatihan ataupun diklat walaupun
juga ada kendala lain selain dana dalam pelaksanaannya.....163
3. Pemecahan masalah dari penerapan Sistem Informasi Manajemen dalampengembangan Sistem Akademik di MTsN Kanigoro
Melihat beberapa kendala di atas, asumsi dasar yang digunakan
MTsN Kanigoro untuk mengatasi kendala yang ditemui dalam penerapan SIM
ini adalah bahwa penerapan SIM memerlukan kekuatan riil, berupa cita-cita
162Moh. Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009
163Sigit Prawata, Wawancara pada hari Rabu, tanggal 10 Juni 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
37/54
131
yang melahirkan etos atau semangat gerak, manajemen dan pendanaan.
Semua kekuatan itu dapat bersumber dari dalam atau yang biasa disebut
dengan faktor internal maupun yang bersumber dari luar atau faktor eksternal.
Atas dasar pandangan itu, maka strategi yang dikembangkan ialah
bagaimana menumbuhkembangkan etos, mengoperasionalkan manajemen dan
menggali dana yang diperlukan.164
a. Mengoperasionalisasikan ManajemenInti manajemen adalah kemampuan mengelola, menggerakkan dan
memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki secara maksimal untuk
meningkatkan mutu pendidikan di MTsN Kanigoro sebagai lembaga
pendidikan Islam unggulan. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala
Madrasah:
Pengembangan manajemen dilakukan melalui pendekatan holistik, yaitu
yang dapat menyentuh berbagai aspek yang meliputi: Pertama,
Pengembangan aspek material, moral spiritual dan emosional.Pengembangan aspek material berupa peningkatan kesejahteraan dan
kualitas hidup; aspek moral spiritual dikembangkan melalui kegiatan
pengalaman keagamaan, seperti melakukan shalat berjamaah di masjid,
pembudayaan puasa Senin Kamis, khatmil Quran, dan sebagainya. Aspek
emosional ini dapat dikembangkan melalui sentuhan individu maupun
kelompok. Kedua, pengembangan profesional. Pengembangan iniberupaya meningkatkan kadar keilmuan, keahlian dan keterampilan SDMyang dimiliki. Ketiga, pengembangan program pendidikan.
Pengembangan ini berupaya membuka program-program pendidikan yangresponsif terhadap kebutuhan dan perkembangan masyarakat. Ketiga,
pengembangan organisasi/kelembagaan. Pengembangan ini berupaya
memberikan pelayanan yang mudah, ramah, cepat, dan meninggalkan
kesan birokratis yang berbelit-belit. Keempat, pengembangan silaturrahmi.
164Hari Subagiao, . Wawancara pada hari Rabu, tanggal 17 Juni 2009
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
38/54
132
Pengembangan ini berupaya menumbuhkembangkan silaturrahmi antarawarga besar sivitas akademika, orang tua/wali murid dan masyarakat yang
terlibat dalam pengembangan SIM MTsN Kanigoro. 165
b. Menumbuhkembangkan Etos SDMPertanyaan dasar yang perlu dijawab adalah bagaimana
menumbuhkan partisipasi sehingga penerapan SIM di MTsN Kanigoro ini
menjadi milik bersama seluruh warga MTsN Kanigoro. Pemahaman dan
kesadaran seperti ini dipandang strategis dikembangkan dengan alasan
bahwa penerapan SIM pada intinya adalah peningkatan partisipasi secara
menyeluruh dan terus menerus. Artinya, setiap orang yang terikat dengan
komitmen penerapan SIM ini memiliki obsesi mengembangkan diri dan
lingkungannya yang tidak mengenal berhenti dan pembatasan-pembatasan
apa saja. Sebagaimana dikemukakan oleh Kepala Madrasah:
Penerapan SIM di MTsN Kanigoro ini harus menjadi milik
bersama seluruh eleman warga MTsN Kanigoro. Pemahaman dan
kesadaran seperti ini harus dikembangkan dengan alasan bahwapenerapan SIM pada intinya adalah peningkatan partisipasi secara
menyeluruh dan terus menerus dari semua pihak tersebut. Artinya,
setiap orang yang terikat dengan komitmen penerapan SIM ini memiliki
obsesi mengembangkan diri dan lingkungannya yang tidak mengenal
berhenti dan pembatasan-pembatasan di sekitarnya.166
Pengembangan SDM MTsN Kanigoro dipandang sebagai
persoalan inti atau sine qua non terhadap perkembangan lainnya, baik
yang menyangkut pengembangan secara fisik, akademik dan juga
165Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009.
166Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Selasa, tanggal 16 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
39/54
133
pendanaan. Semua itu akan berhasil dikembangkan jika lembaga ini
memiliki tenaga yang berkualitas. Lembaga Pendidikan Islam akan
menjadi besar jika memiliki kekuatan SDM yang cakap, penuh dedikasi,
ikhlas beramal, berwawasan luas, proaktif terhadap persoalan
lingkungannya dan memiliki visi ke depan. Atas dasar pemikiran ini maka
SDM-lah yang justru selayaknya dipandang sebagai harta yang hakiki
oleh sebuah lembaga MTsN Kanigoro. Sebagaimana disampaikan oleh
Ketua Team pengembangan SIM Madrasah:
Kita yang ada di MTsN Kanigoro merasa terpanggil untuk keluar
dari kemelut turunnya mutu pendidikan kita. Pengembangan SDMMTsN Kanigoro dipandang sebagai persoalan inti terhadap
perkembangan lainnya, baik yang menyangkut pengembangan secara
fisik, akademik dan juga pendanaan. Semua itu akan berhasil
dikembangkan jika lembaga ini memiliki tenaga yang berkualitas.
Atas dasar pemikiran ini maka SDM-lah yang justru selayaknyadipandang sebagai harta yang hakiki oleh sebuah lembaga.
167
Persoalan selanjutnya adalah bagaimana mengembangkan
partisipasi dan mengembangkan kualitas tenaga manusia. Lebih lanjut
Kepala Madrasah juga mengemukakan jawaban yang dapat diajukan
sementara ini adalah melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
Jalan yang kami rasa cukup relevan ya dengan melakukan dialogterbuka mengenai penerapan SIM dari hati ke hati secara terus
menerus, menugaskan kepada mereka melakukan studi banding ke
berbagai sekolah yang sudah maju, menyelenggarakan workshop dari
para ahli, memberikan peran-peran sesuai dengan minat dan
kemampuan masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan.168
167Akoh Istifa, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009.
168Amak Burhanudin, Wawancara pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 2009.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
40/54
134
c. Membangun budaya penerapan SIM dan penguasaan IT.Membangun budaya SIM berpangkal pada penanaman nilai
budaya baru yang dinginkan. Pada setiap masyarakat atau community nilai
budaya baru yang akan dibangun berbeda satu sama lain, sesuai dengan
cita-cita luhur yang akan dicapai bersama. Semakin cocok nilai-nilai yang
akan dibangun itu dengan nilai-nilai yang dicita-citakan, orang akan
makin puas dan semakin gigih ikut ambil bagian dalam gerakan
pembangunan tersebut. Inilah nilai budaya yang disebut budaya
berkualitas atau quality culture.
Agar MTsN Kanigoro bisa membangun sebuah gerakan
penguasaan IT seperti yang dmaksud di atas, maka ada empat unsur yang
mendorong atau mempengaruhi pengembangan organisasi, yaitu :169
1) Manusia/perilaku; Aktivitas organisasi ditentukan oleh interaksiantar individu atau antar kelompok, norma-norma informal, persepsi,
peran, pemimpin, konflik dalam kelompok, dan sebagainya. Perilaku
organisasi dalam banyak hal juga ditentukan oleh perilaku kelompok
dan perilaku individu.
2) Teknologi, yaitu Teknologi dapat diartikan sebagai tindakan yangdilakukan oleh orang terhadap objek dengan atau tanpa alat bantuan
perkakas atau alat mekanis, untuk mengadakan perubahan tertentu
169Wahyudi Kumorotomo, Sistem Informasi, 111
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
41/54
135
dalam objek tersebut. Secara luas teknologi juga bisa berarti penerapan
pengetahuan untuk melaksanakan pekerjaan.
3) Tugas (task), yaitu Efisiensi organisasi dapat dicapai denganmenyusun tugas dan pekerjaan secara sistematis. Konsepsi inilah yang
mendasari sistem pembagian kerja fungsional atau spesialisasi
menurut jenis pekerjaan.
4) Struktur. Struktur dipergunakan untuk mengendalikan organisasidan membedakan bagian-bagiannya guna mencapai tujuan bersama.
Yang dimaksud struktur adalah penetuan rentang kendali, pelimpahan
wewenang, formalisasi, dan sebagainya, yang membuat aktivitas
organisasi berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Disamping itu, agar MTsN Kanigo bisa membangun sebuah
penerapan Sistem Informasi Manajemen seperti yang dmaksud di atas,
maka ada sejumlah nilai budaya yang harus dimiliki oleh setiap personil
MTsN Kanigoro yaitu sebagai berikut:170
1) Were All in Together, yaitu kebersamaan antara lembaga, stakeholders dan customer. Keberhasilan upaya lembaga tergantung
bagaimana kelompok-kelompok individu bekerja bersama
mensukseskan tercapainya tujuan organisasi. Untuk itu perlu
dibentuk Tim dan Team Works serta membangun kesetiaan para
anggota (seperti guru dan karyawan MTsN Kanigoro).
170Tim Penyusun SIM, Implementasi Sistem............................,hal. 80
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
42/54
136
2) No Subordinates or Superior Allowwed, yaitu suatu suasana kerjayang tidak bersifat atasan bawahan, akan tetapi pimpinan dan
anggota saling bekerjasama, bantu membantu, saling mebutuhkan
untuk tujuan bersama. Bagi tim yang sudah mapan, bisa dilepas
sendiri tanpa keterlibatan pimpinan lembaga.
3) Open, Honest Communication is Vital, yaitu keterbukaan dankejujuran dalam berkomunikasi merupakan hal vital antara
Pimpinan Lembaga, Stakeholders dan Customers. Untuk itu, perlu
dibangun budaya empathy dan listening, bagi siapa saja yang
terlibat.
4) Every One Can Acces All Kind of Information are Needed. Setiaporang harus bisa mengakses semua bentuk informasi yang mereka
butuhkan. Meskipun pekerjaan dilakukan berdasarkan hierarchies,
tetapi harus tetap berfokus pada team, processes dan projecks.
Adapun informasi bisa disebarkan luaskan lewat modern computer
technology of networking, yang ternyata sangat mudah dan cepat.
Dalam hal ini, harus dihindari semua bentuk spekulasi dan jangan
membatasi informasi, yang seharusnya bisa diakses oleh semua
pihak.
Focus on Procceses. Proses adalah gambaran bagaimana
sesuatu kegiatan itu dikerjakan dari awal sampai selesai. Penitik
beratan pada proses, bukan pada materi atau pada produk adalah untuk
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
43/54
137
membangun pemahaman, pengertian, pengetahuan kepada semua
pihak tentang seluk beluk suatu kegiatan sehingga setiap orang yang
terlibat akan dapat mengikuti dan melakukan kegiatan tersebut dengan
benar dan sekaligus dapat mengontrol bila ada kesalahan dalam
pelaksanaannnya. Seperti kegiatan registrasi, perkuliahan, ujian dan
sebagainya.
Nilai-nilai tersebut di atas bila telah menjadi milik setiap
personal, maka nilai-nilai tersebut bisa membantu lembaga, karyawan
dan manajer untuk secara sungguh-sungguh memperhatikan kekuatan
mereka sendiri. Akan tetapi, tetap menampilkan kesederhanaan,
terbuka dan segala tindakan selalu berpusat pada apa yang seharusnya
mereka lakukan yaitu bagaimana bekerja lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan customers.
Budaya penerapan SIM seperti ini sudah mulai bergaung di
MTsN Kanigoro. Para Guru sudah berlomba untuk sesegera
menguasai IT sekaligus menyelesaikan program S-2 nya. Karya ilmiah
Guru sudah bermunculan, proposal penelitian tindakan kelas sudah
diperebutkan. Demikian juga para karyawan, sudah jauh lebih baik
penampilan dan etos kerjanya. Dengan demikian membangun budaya
penerapan SIM tidak sesulit seperti pada saat sebelum menerapkan
SIM di MTsN Kanigoro dahulu. Untuk memperkuat tumbuhnya
budaya penerapan SIM, perlu dimulai dengan sebuah gerakan
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
44/54
138
penguasaann IT yang melibatkan seluruh unit, lembaga, atau
stakeholder dengan tujuan pokok bagaimana supaya semuanya dapat
menerapkan SIM dalam segala bidang, sehingga diharapkan dapat
mengambil keputusan secara cepat, tepat, efesien dan efektif.
C. Temuan Penelitian1. Berkaitan dengan Konsep Sistem Informasi Manajemen (SIM) dalam
pengembangan bidang Akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Kanigoro
Berdasarkan paparan data sebelumnya dapat dikemukakan
bahwa MTsN Kanigoro menyadari bahwa konsep SIM mengandung banyak
tafsir, yang mengakibatkan setiap orang akan berbeda dalam memahaminya.
Sehingga untuk menjawab apakah madrasah itu menerapkan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) atau tidak sulit untuk memperoleh pendapat yang sama.
Meskipun demikian, ada kriteria umum yang disepakati tentang
konsep SIM itu. Yakni bahwa madrasah itu dikatakan menerapkan SIM, pasti
madrasah itu memberikan pelayanan yang baik atau mengandung makna yang
baik. Sebaliknya madrasah itu dikatakan tidak menerapkan SIM, bila
madrasah itu mempunyai pelayanan yang kurang baik atau mengandung
makna yang kurang baik.
Bagi MTsN Kanigoro penerapan SIM di madrasah bisa dilihat dari
rumusan visi dan misinya, yang kemudian visi dan misi tersebut diwujudkan
dalam proses pendidikan yang akan dilakukan. Tiap lembaga pendidikan
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
45/54
139
mempunyai visi dan misi sendiri-sendiri, yang sudah pasti satu sama lain
berbeda. Demikian juga penerapan SIM yang akan dicapai.
Akan tetapi apa yang tertuang dalam Visi Misi Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro, masih bersifat absolut, yang
seharusnya begitu, masih bersifat das sollen. Artinya bahwa semua orang
akan setuju, bila pengembangan bidang akademik seperti itu, karena
semuanya mengandung makna yang baik. Sehingga SIM dalam arti absolut
tersebut harus dirumuskan menjadi SIM dalam arti relatif, yaitu sesuai apa
yang dikehendaki oleh MTsN Kanigoro.
Seperti yang dijanjikan dalam standar penerapan SIM, MTsN
Kanigoro dengan academic exxelence yang diselenggarakan menjanjikan ciri-
ciri pengembangan akademik sebagai berikut: (1) Menguasai bahasa Arab, (2)
Menguasai bahasa Inggris, (3) Berwawasan Nasional, regional dan global, (4)
Mengembangkan kegiatan pembelajaran berbasis komputer, (5) Mengelola
administrasi akademik berbasis IT, (6) Mengelola raport siswa dan daftar nilai
harian berbasis IT, (7) Trampil memanfaatkan IT (Information Technology)
dalam kegiatan pembelajaran, (8) Mengembangkan budaya dan tradisi IT
dalam segala bidang kegiatan, (9) Mampu memanfaatkan dan menghayati
pengalaman hidup selama di Madrasah, (10) Memiliki etos belajar sepanjang
hayat.
Agar pengembangan bidang akademik dapat dilaksanakan, maka
perlu indikator-indikator keberhasilan yang operasional dari masing-masing
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
46/54
140
kompetensi. Indikator-indikator inilah yang akan dimasukkan dalam manual
prosedur yang akan direkam sebagai bukti pengembagnan bidang akademik.
Sehingga stakeholder dan customers menjadi lebih mantap akan keberadaan
bidang akademik yang dikembangkan.
Dalam merencanakan dan menerapkan SIM MTsN Kanigoro harus
diketahui betul tingkat apa yang ingin diraihnya. Penerapan SIM yang
dikehendaki MTsN Kanigoro tidak perlu meliputi semua dimensi penerapan
SIM yang sudah dikemukakan oleh para tokoh SIM. Tergantung dari
tujuannya, MTsN Kanigoro dapat memilih dimensi-dimensi SIM yang mana
yang perlu mendapat tekanan. Untuk tahap awal, MTsN Kanigoro
menekankan pada SIM sebagai pengambil keputusan secara cepat.
Temuan mengenai Konsep SIM yang dianut oleh Madarah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro dapat dilihat dalam gambar.
SIM
MTsN Kanigoro
Visi Misi
MTsN Kanigoro Relatif Ciri-ciri
Akademik
Absolut
Proses
Gambar 4.2. Konsep SIM yang dianut oleh MTsN Kanigoro.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
47/54
141
Sistem Informasi Manajemen di Madrasah Tsanawiyah Negeri
(MTsN) Kanigoro dirancang melalui tahap-tahap yang dirangkai dalam suatu
proses sebagai berikut :
a. Top Manajement (Kepala) Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)Kanigoro bersama-sama seluruh jajaran manajemen bawahannya
menyusun visi dan misi MTsN Kanigoro.
b. Berdasarkan visi dan misi MTsN Kanigoro tersebut, MadrasahTsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro menentukan KSPM (Kebijakan,
Standar, Pedoman dan Manual Mutunya).
c. Pembuatan dokumen-dokumen tentang Manual SIM, Sasaran SIM tiapunit, Manual Prosedur tiap unit, dan Instruksi Kerja tiap unit dibuat dan
disahkan untuk diimplementasikan.
2. Berkaitan dengan kendala yang dihadapi dari penerapan SistemInformasi Manajemen dalam pengembangan bidang Akandemik di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro
Paparan data yang kedua menunjukkan bahwa dalam sebuah proses,
tidak ada satupun yang bisa berjalan secara sempurna, tak terkecuali dalam
proses penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di MTsN Kanigoro.
Upaya penerapan SIM memerlukan komitmen waktu, usaha dan biaya yang
lebih banyak. Penerapan SIM dalam pengembangan bidang akademik bukan
merupakan suatu tindakan yang dimulai pihak manajemen untuk dilaksanakan
oleh seluruh lapisan dan hirarki dalam organisasi begitu saja. Upaya ini
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
48/54
142
melibatkan kerjasama seluruh staf dengan arahan, kepemimpinan dan
komitmen yang sungguh-sungguh dari pihak manajemen serta alokasi sumber
daya yang memadai untuk menerapkan SIM yang dikehendaki siswa dan
pihak yang berkepentingan.
Beberapa hambatan yang ditemui dari proses penerapan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) di MTsN Kanigoro, yaitu:
a. Minimnya pengetahuan para staf MTsN Kanigoro terkait penerapanSistem Informasi Manajemen (SIM).
Tuntutan pengembangan bidang akademik setiap lembaga
pendidikan sudah menjadi kebutuhan di era globalisasi dan informasi
sekarang ini. Penerapan SIM dalam pengembangan bidang akademik tidak
akan bisa jalan tanpa dukungan seluruh elemen di lembaga pendidikan
tersebut, dari tingkat teratas sampai pada level terbawah, dari kepala
madarasah sampai tukang sapu.
Di MTsN Kanigoro, para staf dan elemen lembaga tidak semuanya
tahu dan paham akan konsep SIM dalam pengembangan bidang akademik
ini. Meskipun bisa dikatakan bahwa tidak semua staf dan elemen MTsN
Kanigoro yang tahu dan paham akan konsep ini.
b. Masih minimnya kesadaran dan komitmen para staf (pimpinan, guru, dankaryawan) MTsN Kanigoro dalam upaya penerapan SIM.
Meskipun tidak semuanya staf MTsN Kanigoro mempunyai
karakter seperti di atas, tetapi dalam upaya untuk menciptakan sebuah
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
49/54
143
kultur (budaya) penerapan SIM dan gerakan penerapan IT akan sangat
berpengaruh. Jikalau kesadaran akan penerapan SIM tidak segera dimiliki
oleh semua elemen lembaga, maka lambat jargon penerapan Sistem
Informasi Manajemenn (SIM) akan cuma menjadi slogan belaka. Dan
sebaliknya, apabila kesadaran dan komitmen ini sudah dimiliki serta
tertanam sejak dini pada setiap individu lembaga, maka lambat laun
budaya penerapan SIM akan segea tercipta.
c. Terbatasnya dana yang tersedia terkait penerapan Sistem InformasiManajemen (SIM).
Dalam upaya penerapan SIM dalam pengembangan bidang
akademik, kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro selalu
mendorong para bawahannya untuk mengikuti sejumlah kegiatan
pendidikan seperti seminar, penataran, lokakarya dan diklat. Namun
begitu dalam pelaksanaannya, ada sedikit kendala mengenai ketersediaan
dana. Apalagi kalau penataran, pelatihan/seminar diadakan oleh
lembaga/instansi lain dan diadakan di luar kota, tentunya membutuhkan
dana yang tidak sedikit.
Temuan mengenai kendala yang ditemui dari proses penerapan Sistem
nformasi Manajemen (SIM) di Madarasah Tsanawiyah Negeri (MTsN)
Kanigoro dapat dilihat dalam gambar berikut:
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
50/54
144
Gambar 4.3Kendala proses penerapan Sistem Informasi Manajemen di MTsN Kanigoro.
3. Berkaitan efektivitas pemecahan masalah dari penerapan SistemInformasi Manajemen (SIM) dalam pengembangan bidang Akademik di
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro
Paparan data terakhir menunjukkan adanya beberapa hambatan di atas,
menjadikan asumsi dasar bagi MTsN Kanigoro untuk mengadakan efektifitas
pemecahan masalah yang ditemui dalam penerapan SIM ini. MTsN Kanigoro
menyadari bahwa pengembangan SIM memerlukan kekuatan riil, berupa cita-
cita yang melahirkan etos atau semangat gerak, manajemen dan pendanaan.
Semua kekuatan itu dapat bersumber dari dalam atau yang biasa disebut
dengan faktor internal maupun yang bersumber dari luar atau faktor eksternal.
Atas dasar pandangan itu, maka strategi yang dikembangkan oleh
MTsN Kanigoro dengan menumbuhkembangkan etos, mengoperasionalkan
manajemen dan menggali dana yang diperlukan. Selain itu juga MTsN
Minimnya pengetahuan para staf MTsN Kanigoro
terkait Sistem Informasi Manajemen.
Kendala
Minimnya kesadaran dan komitmen para staf (pimpinan, guru,
dan karyawan) MTsN Kanigoro dalam penerapan SIM
Terbatasnya danya untuk penerapan SIM di MTsN
Kanigoro.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
51/54
145
Kanigoro mengupayakan beberapa strategi antara lain:
Menumbuhkembangkan etos SDM, mengoperasionalisasikan manajemen, dan
membangun budaya dan gerakan penerapan SIM. Atas dasar pandangan itu,
maka strategi yang dikembangkan ialah bagaimana menumbuhkembangkan
etos, mengoperasionalkan manajemen dan menggali dana yang diperlukan.
Agar MTsN Kanigoro bisa menerapkan Sistem Informasi Manajemen
(SIM) dalam pengembangan akademik seperti yang dmaksud di atas, maka
ada empat unsur yang mendorong atau mempengaruhi pengembangan
organisasi, yaitu :171
a. Manusia/perilaku; Aktivitas organisasi ditentukan oleh interaksi antarindividu atau antar kelompok, norma-norma informal, persepsi, peran,
pemimpin, konflik dalam kelompok, dan sebagainya. Perilaku organisasi
dalam banyak hal juga ditentukan oleh perilaku kelompok dan perilaku
individu.
b. Teknologi; Teknologi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukanoleh orang terhadap objek dengan atau tanpa alat bantuan perkakas atau
alat mekanis, untuk mengadakan perubahan tertentu dalam objek tersebut.
Secara luas teknologi juga bisa berarti penerapan pengetahuan untuk
melaksanakan pekerjaan.
171Wahyudi Kumorotomo, Sistem Informasi, 111
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
52/54
146
c. Tugas (task); Efisiensi organisasi dapat dicapai dengan menyusun tugasdan pekerjaan secara sistematis. Konsepsi inilah yang mendasari sistem
pembagian kerja fungsional atau spesialisasi menurut jenis pekerjaan.
d. Struktur; Struktur dipergunakan untuk mengendalikan organisasi danmembedakan bagian-bagiannya guna mencapai tujuan bersama. Yang
dimaksud struktur adalah penetuan rentang kendali, pelimpahan
wewenang, formalisasi, dan sebagainya, yang membuat aktivitas
organisasi berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Temuan mengenai efektifitas pemecahan masalah dalam mengatasi
kendala proses penerapan Sistem Informasi Manajemen (SIM) di Madrasah
Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kanigoro dapat dilihat dalam gambar berikut:
Gambar 4.4.
Efektifitas pemecahan masalah dalam proses penerapan Sistem Informasi
Manajemen di MTsN Kanigoro.
Mengoperasionalisasikan manajemen
Pemecahan
Masalah Menumbuhkembangkan etos SDM
Membangun budaya dan gerakan penerapan SIM dan IT.
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
53/54
147
Disamping itu, agar MTsN Kanigo bisa membangun sebuah
penerapan Sistem Informasi Manajemen seperti yang dmaksud di atas, maka
ada sejumlah nilai budaya yang harus dimiliki oleh setiap personil MTsN
Kanigoro yaitu sebagai berikut:172
1. Were All in Together, yaitu kebersamaan antara lembaga, stake holdersdan customer. Keberhasilan upaya lembaga tergantung bagaimana
kelompok-kelompok individu bekerja bersama mensukseskan tercapainya
tujuan organisasi. Untuk itu perlu dibentuk Tim dan Team Works serta
membangun kesetiaan para anggota (seperti guru dan karyawan MTsN
Kanigoro).
2. No Subordinates or Superior Allowwed, yaitu suatu suasana kerja yangtidak bersifat atasan bawahan, akan tetapi pimpinan dan anggota saling
bekerjasama, bantu membantu, saling mebutuhkan untuk tujuan bersama.
Bagi tim yang sudah mapan, bisa dilepas sendiri tanpa keterlibatan
pimpinan lembaga.
3. Open, Honest Communication is Vital, yaitu keterbukaan dan kejujurandalam berkomunikasi merupakan hal vital antara Pimpinan Lembaga,
Stakeholders dan Customers. Untuk itu, perlu dibangun budaya empathy
dan listening, bagi siapa saja yang terlibat.
4. Every One Can Acces All Kind of Information are Needed. Setiap orangharus bisa mengakses semua bentuk informasi yang mereka butuhkan.
172Tim Penyusun SIM, Implementasi Sistem............................,hal. 80
-
8/14/2019 Sim Tesis Bab IV
54/54
148
Meskipun pekerjaan dilakukan berdasarkan hierarchies, tetapi harus tetap
berfokus pada team, processes dan projecks. Adapun informasi bisa
disebarkan luaskan lewat modern computer technology of networking,
yang ternyata sangat mudah dan cepat. Dalam hal ini, harus dihindari
semua bentuk spekulasi dan jangan membatasi informasi, yang seharusnya
bisa diakses oleh semua pihak.
5. Focus on Procceses. Proses adalah gambaran bagaimana sesuatukegiatan itu dikerjakan dari awal sampai selesai. Penitik beratan pada
proses, bukan pada materi atau pada produk adalah untuk membangun
pemahaman, pengertian, pengetahuan kepada semua pihak tentang seluk
beluk suatu kegiatan sehingga setiap orang yang terlibat akan dapat
mengikuti dan melakukan kegiatan tersebut dengan benar dan sekaligus
dapat mengontrol bila ada kesalahan dalam pelaksanaannnya. Seperti
kegiatan registrasi, perkuliahan, ujian dan sebagainya.
Nilai-nilai tersebut di atas bila telah menjadi milik setiap personal,
maka nilai-nilai tersebut bisa membantu lembaga, karyawan dan manajer
untuk secara sungguh-sungguh memperhatikan kekuatan mereka sendiri.
Akan tetapi, tetap menampilkan kesederhanaan, terbuka dan segala tindakan
selalu berpusat pada apa yang seharusnya mereka lakukan yaitu bagaimana
bekerja lebih baik untuk memenuhi kebutuhan customers.
top related