senny mapantau a 211 08 307 - core.ac.uk filesenny mapantau a 211 08 307 - core.ac.uk
Post on 10-Aug-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN METODE
VERTIKAL-HORIZONTAL DAN RASIO KEUANGAN UNTUK
MENGEVALUASI KINERJA KEUANGAN PERBANKAN
PADA BANK BUMN (Periode 2008-2010)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi
OLEH :
SENNY MAPANTAU
A 211 08 307
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
ii
iii
iv
ABSTRAK
SENNY MAPANTAU.Analisis Laporan Keuangan berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal dan Rasio Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perbankan pada Bank BUMN (periode 2008-2010). Dibimbing oleh Dr. H.A.Rahman Laba, SE.,MBA dan Fauzi R. Rahim, SE,.M.Si, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin.
Penelitian ini betujuan untuk melihat perkembangan aktiva, laba/rugi dan arus kas dan juga mengamati rasio keuangan Bank BUMN sebagai proyeksidari Kinerja Keuangan Bank BUMN periode 2008 sampai 2010.
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Tahunan Publikasi Bank BUMN periode tahun 2008 hingga 2010. Penelitian ini menggunakan populasi dari bank BUMN di Indonesia yaitu dengan jumlah 4 bank. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis perbandingan laporan keuangan yaitu analisis vertikal-horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos dalam laporan keuangan untuk periode beberapa tahun sehingga dapat diketahui perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Selain itu juga dilakukan analisis rasio keuangan berdasarkan penilaian tingkat kesehatan bank yang ditetapkan Bank Indonesia, yaitu dengan rasio CA-EL (capital(modal), asset quality (aktiva), earning (rentabilitas), dan liquidity (likuiditas). Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.Tolak ukur penilaian kinerja bank BUMN dalam penelitian ini adalah melihat pos-pos dalam Laporan Keuangan bank BUMN dengan menggunakan analisis vertikal dan horizontal serta perhitungan rasio.
Hasil penelitian dengan menggunakan analisis vertikal menunjukkan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank BUMN sudah optimal sedangkan laporan arus kas Bank BUMN cenderung tidak optimal.Dengan demikian pihak bank diharapkan lebih memperhatikan arus kas untuk meningkatkan kinerja keuangannya.Hasil penelitian dengan menggunakan analisis horizontal menunjukkan bahwa kinerja Bank BUMN selama periode 2008-2010 berfluktuatif.
Hasil penelitian selanjutnya dengan menggunakan analisis rasio keuangan berdasarkan tingkat kesehatan BI, menggunakan rasio CA-EL untuk melihat kondisi kesehatan bank, menunjukkan rasio CAR, BOPO, NPL, dan ROA keempat Bank BUMN dalam kondisi sehat, meskipun pada tahun 2008 rasio ROA Bank Negara Indonesia berada di bawah standar namun tahun berikutnya rasio tersebut kembali sehat, sedangkan rasio LDR hanya Bank Tabungan Negara yang mematuhi standar likuiditas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sedangkan ketiga bank lainnya berada di bawah standar kesehatan Bank Indonesia. Dengan demikian diharapkan Bank Mandiri, BNI dan BRI dapat meningkatkan likuiditasnya agar bisa mencapai tingkat kesehatan BI melalui perbaikan-perbaikan infrastruktur khususnya di bidang perkreditan, dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan promosi untuk meningkatkan dana pihak ketiga.
v
ABSTRACT
SENNY MAPANTAU. Financial Statement Analysis by Vertical-Horizontal Methods and Financial Ratios for Evaluating the Financial Performance of Banking at Bank of the government (period 2008-2010). Guided by Dr. H.A.Rahman Laba, SE., MBA and Fauzi R. Rahim, SE,. M.Si, Department of Management, Faculty of Economics and Business, University of Hasanuddin.
This study aims to see the development of assets, profit / loss and cash flow and financial ratios are also observed as a projection of the state-owned Bank Financial Bank state the period 2008 to 2010.
The data used in this study were obtained from the Bank's Annual Report Government Publication year period 2008 to 2010. This study uses the population of the state banks in Indonesia, namely the number of 4 banks. Samples used in this study is saturated samples in which all members of the population is used as a sample.
Analysis technique used is the analysis of comparative financial statement analysis that compares the vertical-horizontal between each of the posts in the financial statements for a period of several years so that it can be seen developments (trends) or the inclination. In addition, analysis of financial ratios based on the assessment of the soundness of banks by Bank Indonesia, which is the ratio of CA-EL (capital (equity), asset quality (assets), earnings (earnings), and liquidity (liquidity). Study did not include elements of the management of a bank because it can not be seen from the outside. benchmarks of performance appraisal of state banks in this study is to see the posts in the government's bank financial statements using horizontal and vertical analysis and ratio calculation.
The results using vertical analysis shows that the index of the balance sheet and income statement whereas the Bank of the government has optimal cash flow statement Bank governments tend not optimal. Thus the bank is expected to pay more attention to cash flow to improve its financial performance. The results using horizontal analysis shows that the performance of state-owned Bank fluctuated over the period 2008-2010.
The results of subsequent studies using financial ratio analysis based on the BI health, using CA-EL ratio for the current state of the bank, showing the ratio of CAR, BOPO, NPL, and the fourth ROA Government Bank in good health, although by 2008 the ratio of ROA Bank Negara Indonesia fall below the standard, but next year the ratio was back to health, while the ratio of LDR only comply with the State Savings Bank liquidity standards set by the Bank Indonesia, while the three other banks under the Bank Indonesia health standards. It is expected the Bank Mandiri, BNI and BRI can increase its liquidity in order to achieve the level of BI health through infrastructure improvements, especially in the areas of credit, and further improve the quality of service and campaign to raise funds to third parties.
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini yang disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk menempuh ujian
akhit Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Hasanuddin Makassar. Judul skripsi yang penulis susun adalah
“Analisis Laporan Keuangan berdasarkan Metode Vertikal-Horizontal dan Rasio
Keuangan untuk Mengevaluasi Kinerja Keuangan Perbankan pada Bank BUMN
selama periode 2008-2010”.
Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari masukan, arahan, dorongan,
dukungan, serta bimbingan yang diberikan oleh banyak pihak, karena itu penulis
ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Muhammad Ali, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
2. Bapak Dr. Muhammad Yunus Amar, MT selaku Ketua Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.
3. Bapak Dr. H.A.Rahman Laba, SE., MBAselaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Fauzi R. Rahim, SE,. M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan
arahan dalam penyusunan skripsi ini.
vii
4. Kepada Bapak/Ibu dosen penguji, Prof.Dr.H.Cepi Pahlevi.,SE.,M.Si.,Drs.
Kasman Damang, ME., dan Abdul Razak Munir, SE., M.Si., M.Mktg yang
telah memberikan saran, dan nasehat dalam menyempurnakan skripsi ini.
5. Keluarga Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin,
seluruh staf pengajar (Dosen) dan seluruh staf akademik.
6. Orang tua dan keluarga penulis yang telah memberikan doa, cinta, kasih
sayang, dukungan, semangat, dan nasehat kepada penulis.
7. Teman-teman seperjuangan Dechrista, Suhaidah, Ikhsan, Resky Nirmala,
Wahyuni dan juga sahabat-sahabatku Riska Pratiwi, Siti Rahmadiani, Riza
Ayu, Edith, serta, Yanti Sriwulan, Asyriah, Cyntia, Devina yang telah
membantu memberikan masukan dan ide-ide dalam penyusunan skripsi ini
dan teman-teman seangkatan 2008 khususnya Jurusan Manajemen yang
tidak dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan.Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik dari para pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna bagi
penulis maupun pembaca pada umumnya.Akhir kata, penulis berharap skripsi ini
dapat memberi manfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Semoga Tuhan memberikan rahmat-Nya bagi kita semua.Amin.
Makassar, Mei 2012
Senny Mapantau
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ ii
ABSTRAK ……………………………………………………………. iv
ABSTRACK ……………………………………………………………………. v
KATA PENGANTAR............................................................................ vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL……………………………………………………. xi
DAFTAR GAMBAR………………………………………………… xiii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................... 1
1.1.Latar Belakang.......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………… 8
1.3. Tujuan Penelitian…………………………............................... 8
1.4. Manfaat Penelitian …………………………………………… 8
1.5. Sistematika Penulisan ………………………………………… 9
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 11
2.1. Definisi Konseptual...................................................................... 11
2.1.1 Laporan Keuangan ………………………………………. 11
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan……………………… 11
2.1.1.2 Arti Penting Laporan Keuangan ………………… … 12
2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan …………………………. 12
2.1.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan …………………… 13
ix
2.1.1.5 Metode dan Analisa Laporan Keuangan………… 14
2.1.2 Analisis Vertikal Horizontal…………………………… 16
2.1.3 Rasio Keuangan ……………………………………….. 19
2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan……………… 19
2.1.3.2 Bentuk-Bentuk Rasio Keuangan ………………… 20
2.1.4 Kinerja Keuangan …………………………………….. 30
2.1.4.1 Pengertian Kinerja Keuangan……………………… 30
2.1.4.2 Prinsip dan Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan… 31
2.1.4.3 Evaluasi Kinerja Perbankan…………………………. 33
2.1.5 Perbankan di Indonesia…………………………………... 35
2.1.5.1 Pengertian Bank……………………………………… 35
2.1.5.2 Jenis Bank………….………………………………… 36
2.1.5.3 Azas dan Prinsip-Prinsip Perbankan…………………. 39
2.1.6 Badan Usaha Milik Negara……………………………….. 41
2.1.6.1 Pengertian BUMN…………………………………… 41
2.1.6.2 Fungsi BUMN……………………………………….. 42
2.1.6.3 Bank BUMN………………………………………… 43
2.2. Tinjauan Teoritis……................................................................... 44
2.3. Tinjauan Empiris…...................................................................... 46
2.4. Kerangka Pikir………….............................................................. 46
2.5. Hipotesis Penelitian…….............................................................. 48
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN................................................. 49
3.1. Populasi dan Sampel………......................................................... 50
3.2. Jenis dan Sumber Data………..………………………………… 50
x
3.3. Variabel Pengukuran Penelitian………………………………….. 51
3.4. Metode Pengumpulan Data………………………………… 52
3.5. Metode Analisis………………………………………………… 52
BAB IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ……………………… 57
4.1. Gambaran Umum PT. Bank Mandiri(Persero) Tbk ………........... 57
4.2. Gambaran Umum PT. Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk……. .61
4.3. Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk…….. 64
4.4. Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara(Persero) Tbk……. 68
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………… 72
5.1. Analisis Vertikal Bank BUMN………………………………….. 72
5.1.1 Analisis Vertikal Bank Mandiri ………………………… 72
5.1.2 Analisis Vertikal Bank Negara Indonesia ……………… 92
5.1.3 Analisis Vertikal Bank Rakyat Indonesia ……………… 107
5.1.4 Analisis Vertikal Bank Tabungan Negara ………………125
5.2. Analisis Horizontal Bank BUMN ………………………………..145
5.2.1 Analisis Horizontal Bank Mandiri ……………………...145
5.2.2 Analisis Horizontal Bank Negara Indonesia …………....167
5.2.3 Analisis Horizontal Bank Rakyat Indonesia ……………183
5.2.4 Analisis Horizontal Bank Tabungan Negara …………...202
5.3. Gambaran Kondisi Riil Bank BUMN Periode 2008-2010 ………221
5.4. Analisis Rasio Keuangan Bank BUMN …………………………229
5.5. Evaluasi Kinerja Keuangan Bank BUMN Periode 2008-2010 ….241
xi
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ……………………………………………………. 254
6.2. Saran …………………………………………………………… 255
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. xiv
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Aset Bank Umum Tahun 2008-2010............... 2
Tabel 1.2 Perkembangan Aset, Laba, Modal, DPK dan Kredit Bank BUMN ...................................................................................... 3
Tabel 2.1 Contoh Analisis Horizontal ...................................................... 18
Tabel 2.2 Contoh Analisis Vertikal ......................................................... 19
Tabel 2.3 Tinjauan Empiris ..................................................................... 46
Tabel 5.1 Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk 72
Tabel 5.2 Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Mandiri(Persero) Tbk ............................................................... 82
Tabel 5.3 Analisis vertikal pada laporan laba arus kas PT.Bank Mandiri(Persero) Tbk ............................................................... 87
Tabel 5.4 Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk ............................................................................ 92
Tabel 5.5 Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Negara Indonesia (Persero) .................................................................. 98
Tabel 5.6 Analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk ............................................................ 102
Tabel 5.7 Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk…….. .................................................................. 107
Tabel 5.8 Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk ............................................................ 115
Tabel 5.9 Analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ........................................................... 120
Tabel 5.10 Analisis vertikal pada neraca PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk…….................................................................... 125
Tabel 5.11 Analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ............................................................... 133
Tabel 5.12 Analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk ............................................................... 139
Tabel 5.13 Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk ................................................................ 145
xiii
Tabel 5.14 Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk ................................................................ 155
Tabel 5.15 Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Mandiri(Persero)Tbk ................................................................ 160
Tabel 5.16Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk ............................................................. 167
Tabel 5.17 Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk ............................................................................. 174
Tabel 5.18 Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Negara Indonesia(Persero)Tbk ............................................................................. 178
Tabel 5.19 Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero)Tbk ............................................................................. 183
Tabel 5.20 Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero)Tbk ............................................................................. 191
Tabel 5.21 Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Rakyat Indonesia(Persero)Tbk ............................................................................. 196
Tabel 5.22Analisis horizontal pada neraca PT. Bank Tabungan Negara(Persero)Tbk…… ......................................................... 202
Tabel 5.23 Analisis horizontal pada laba rugi PT. Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk… ............................................................ 210
Tabel 5.24 Analisis horizontal pada arus kas PT. Bank Tabungan Negara(Persero)Tbk…......................................................................... 215
Tabel 5.25 Analisis rasio keuangan Bank BUMN .................................... 232
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Kerangka Pikir ............................................................................. 47
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era globalisasi, dalam perekonomian tumbuh dan berkembang
berbagai macam lembaga keuangan.Salah satu diantara lembaga-lembaga
keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian
adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank.Bank merupakan
lembaga keuangan yang menjadi tempat bagi perusahaan, badan-badan
pemerintah dan swasta, maupun perorangan menyimpan dana-dananya. Melalui
kegiatan perkreditan dan berbagai jasa yang diberikan, bank melayani kebutuhan
pembiayaan serta melancarkan mekanisme sistem pembayaran bagi semua sektor
perekonomian
Untuk itu dalam rangka menjaga agar industri perbankan, khususnya
lembaga perbankan yang beroperasi di Indonesia, diharapkan dapat menjalankan
aktifitasnya dengan mengacu kepada prinsip prudential banking. Dalam kaitan ini
bank Indonesia sebagai regulator telah mengeluarkan ketentuan tentang penilaian
tingkat kesehatan bank melalui Surat Edaran BI Nomor 26/BPPP/1993 tanggal
23 Mei 1993. Aturan ini pada prinsipnya menghendaki perbankan untuk tetap
mengacu kepada tingkat kesehatan bank berdasarkan penilaian kinerja bank.
Ditinjau dari segi kepemilikan, bank dikelompokkan menjadi bank
pemerintah dan bank swasta. Bank pemerintah memiliki peran ganda yaitu
keuntungan (profit oriented) dan agen pembangunan Negara (social oriented).
Oleh karena itu, bank pemerintah dituntut agar dapat mengelola asset Negara
2
dengan baik.Besarnya asset bank umum nasional di Indonesia pada tahun 2008-
2010 dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1 Perkembangan Aset Bank Umum Tahun 2008-2010 (Miliar
Rupiah)
Sumber : Direktori Bank Indonesia 2011 (data diolah kembali)
Berdasarkan tabel 1.1 tersebut dapat dilihat bahwa besarnya asset bank
umum di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010.Pada
tabel tersebut dapat dilihat bahwa asset bank pemerintah mengalami peningkatan
dari tahun 2008 sampai 2010.Meskipun Bank Umum Swasta Nasional (BUSN)
Devisa memiliki asset yang lebih besar daripada bank pemerintah pada tahun
2010. Tetapi apabila dilihat secara individual, Bank Pemerintah memiliki nilai
asset yang lebih besar daripada BUSN Devisa karena nilai asset bank pemerintah
merupakan total asset dari 4 bank pemerintah sedangkan nilai asset BUSN Devisa
merupakan nilai asset dari 36 bank. Selain itu, keempat bank pemerintah yang ini
termasuk sebagai bank dengan total asset terbesar.
Bank BUMN adalah bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya
dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. Sebelum terjadi krisis moneter,
jumlah bank BUMN di Indonesia cukup banyak, namun setelah periode krisis
moneter jumlah bank BUMN hanya empat buah, yaitu Bank Negara Indonesia
BANK UMUM 2008 2009 2010Bank Pemerintah 847,563 979,078 1,115,519BUSN Devisa 883,470 958,549 1,203,370
BUSN Non Devisa 42,467 55,762 78,485BPD 185,252 200,542 239,141Bank Campuran 118,131 135,675 149,990
Bank Asing 233,674 204,502 222,347Total Asset 2,310,557 2,534,108 3,008,852
3
(BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Tabungan Nasional (BTN) dan Bank
Mandiri yang berasal dari penggabungan Bank Dagang Negara (BDN), Bank
Ekspor Impor (Bank Exim), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan
Indonesia (Bapindo).
Operasi Bank BUMN tidak berbeda dengan bank umum lainnya. Kegiatan
utama bank ini tetap menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
dalam bentuk kredit. Sebelum ada deregulasi di bidang moneter, bank BUMN
memang mendapat perlakuan istimewa dari pemerintah.Hal ini menyebabkan
banyaknya kredit macet di bank pemerintah tersebut. Namun, setelah adanya
deregulasi, perlakuan istimewa tersebut tidak ada lagi sehingga bank BUMN pun
harus bisa berkompetisi dengan dana dari masyarakat.
Tabel berikut menguraikan besarnya jumlah asset, laba, modal, dana pihak
ketiga, dan kredit bank BUMN dari tahun 2008 sampai 2010.
Tabel 1.2 Perkembangan jumlah asset, laba, modal, dana pihak ketiga, dan kredit Bank BUMN tahun 2008-2010.
No BANK BUMN TahunAset Laba Modal DPK Kredit
(jutaan rupiah)
(jutaan rupiah)
(jutaan rupiah)
(miliar rupiah)
(miliar rupiah)
1 PT. Bank Mandiri 2008 358.438.678 5.312.821 30,513,869 289.112 174.498
(Persero) Tbk. 2009 394.616.604 7.155.464 35,108,769 319,550 198.547
2010 449.774.551 9.218.298 41,542,808 362.212 246.201
2 PT. Bank Rakyat 2008 246.076.896 5.958.368 22,356,697 201.637 161.108
Indonesia 2009 316.947.029 7.308.292 27,257,381 255.928 208.123
(Persero) Tbk. 2010 404.285.602 11.472.385 36,673,110 333.652 252.489
3 PT. Bank Negara 2008 201.741.069 1.222.485 15,431,148 163,164 111,994
Indonesia 2009 227.496.967 2.483.995 19,143,582 188,469 120,843
(Persero) Tbk. 2010 248.580.529 4.101.706 33,119,626 194,375 136,357
4 PT. Bank 2008 44.992.171 430.474 3.078.470 31.448 30.774
Tabungan Negara 2009 58.447.667 490.453 5.393.125 40.215 38.737
(Persero) Tbk. 2010 68.385.539 915.938 6.447.278 47.546 48.703
Sumber : Laporan Pengawasan PerbankanLaporan keuangan bank bersangkutan
4
Aset bank merupakan salah satu indikasi besarnya kepercayaan
masyarakat terhadap bank tersebut karena aset adalah kumpulan dana dari
masyarakat yang ditempatkan di bank dan kemudian disalurkan sebagai pinjaman
dan aset produktif lainnya.Sedangkan laba merupakan salah satu indikasi untuk
menilai pengelolaan bank.Apabila laba semakin besar, maka berarti bank tersebut
dikelola dengan benar.Berdasarkan tabel 1.2 tersebut dapat dilihat bahwa jumlah
asset dan laba keempat bank BUMN mengalami peningkatan dari tahun ke
tahun.Asset terbesar diperoleh oleh Bank Mandiri dengan peningkatan yang
cukup signifikan dari tahun 2008 sampai 2010, dan laba terbesar diperoleh Bank
Rakyat Indonesia. Sedangkan Bank Negara Indonesia dan Bank Tabungan Negara
meskipun jumlah asset dan labanya tidak sebesar Bank Mandiri dan Bank Rakyat
Indonesia, namun asset dan labanya meningkat dari tahun ke tahun.
Selain asset dan laba, peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun juga
dapat dilihat pada modal, dana pihak ketiga (DPK) dan jumlah kredit keempat
bank BUMN.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank BUMN mengalami
perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun.Aspek permodalan bagi
perbankan nasional sangatlah penting karena permodalan sangat dibutuhkan
dalam persaingan global.Semakin besar modal, semakin tinggi tanggung jawab
dan risiko yang ditanggung oleh pemilik. Di samping itu permodalan bagi bank
juga merupakan salah satu faktor penting dalam rangka pengembangan usaha
yaitu untuk menampung kerugian, hal tersebut sesuai dengan fungsi modal bagi
bank menurut Siswanto Sutojo (1997;39) dalam bukunya Manajemen Terapan
Bank, yaitu : (1) sebagai penunjang kegiatan operasi, dimana bangunan,
equipment, dan fasilitas fisik lainnya sebaiknya dibiayai dengan dana jangka
5
panjang, (2) sebagai fungsi regulatory yaitu permodalan bank harus memenuhi
ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter, dan (3) fungsi
protective yaitu penyediaan modal untuk melindungi apabila bank mengalami
kerugian.
Selain modal, dana pihak ketiga dan jumlah kredit merupakan indikator
penting untuk menilai tingkat likuiditas suatu bank. Bahkan bagi dunia perbankan
likuiditas merupakan faktor fundamental. Sebesar apapun asset suatu bank jika
kondisi likuiditasnya terancam, maka pada saat itu juga bank akan mengalami
kesulitan dalam penarikan dana yang dilakukan oleh pihak deposan. Terlebih
dalam menghadapi rush (penarikan dana serentak oleh para deposan), bank harus
menyiapkan dana likuiditas. Menurut Ibu Angel Gladys Meruntu (bagian business
developer officer Bank Mandiri Cabang Makassar), dalam rangka meningkatkan
likuiditas, bank Mandiri meningkatkan prinsip kehati-hatian dan penambahan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yaitu tabungan, giro, deposito dengan cara melakukan
promosi melalui iklan, brosur,dan lain-lain. Selain itu cara kedua dengan
meningkatkan standar layananbank bagi nasabah.
Bank sebagai lembaga keuangan harus mampu menjaga likuiditas dan
solvabilitasnya karena kedua rasio ini merupakan hal-hal yang dapat menentukan
kemampuan bank untuk membayar para deposannya.Suatu bank dapat dikatakan
solvent apabila nilai asset yang dimiliki lebih besar disbanding dengan nilai
kewajibannya kepada deposan maupun kreditur. Dalam kondisi pasar yang
dinamis dan kompetitif, tingkat profitabilitas bank sangat tergantung pada tingkat
efisiensi, sehingga apabila suatu bank tersebut tidak dapat dikelola secara efisien,
maka bank tersebut akan menderita kerugian. Oleh karena itu Bank Indonesia
6
menetapkan ukuran kesehatan bank, yang dikenal dengan konteks CAMEL
(Capital, Asset, Management, Earning, dan Liquidity).
Kinerja bank yang menurun akan mempengaruhi kepercayaan
masyarakat karena pada dasarnya bank merupakan industri yang dalam
menjalankan usahanya memerlukan kepercayaan masyarakat sehingga kesehatan
bank harus diperhatikan. Untuk itu bank perlu menjaga stabilitas kredit agar tidak
menjadi kredit macet/bermasalah.Kredit bermasalah yang tinggi dapat
menimbulkan keengganan bank untuk menyalurkan kredit karena harus
membentuk cadangan penghapusan yang besar, sehingga mengurangi jumlah
kredit yang diberikan oleh suatu bank.Menurut bapak Asdar(bagian Account
officer BNI Cabang Makassar)salah satu upayauntuk menyelamatkan kredit
bermasalah yaitu bank BNI menerapkan praktik kehati-hatian serta meningkatkan
kualitas asset,.Hasil operasi serta kondisi keuangan BNI sangatdipengaruhi oleh
kebijakan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan di
Indonesia.Kemampuan BNI dalam merestrukturisasi kredit juga berdampak
kepada tingkat dan hasil operasi BNI.BNI memilikirestrukturisasi kredit yang
dapat disesuaikan untuk debitur berdasarkan negosiasi dan perjanjian antara
debitur danBNI.
Selain Bank BNI kebijakan restrukturisasi kredit juga diterapkan oleh
bank Mandiri. Menurut Ibu Angel Gladys Meruntu (bagian business developer
officer Bank Mandiri Cabang Makassar) restrukturing, mencakup perubahan
struktur organisasi, manajemen, operasional, sistem dan prosedur, keuangan, aset,
utang, pemegang saham, legal dan sebagainya.Restrukturing Kredit adalah upaya
perbaikan yang dilakukan Bank dalam kegiatan perkreditan terhadap debitur yang
7
mengalami kesulitan untuk memenuhi kewajibannya pada Bank.
Restrukturingdapat dilakukan dalam berbagai cara, serta dapat dilakukan pada
saat kredit belum termasuk kriteria Non Performing Loan. Restrukturisasi kredit
bertujuan untuk penyelamatan kredit sekaligus menyelamatkan usaha debitur agar
kembali sehat.Restrukturisasi kredit dapat dilakukan apabila Bank mempunyai
keyakinan bahwa debitur masih mempunyai prospek usaha yang baik, dan mampu
memenuhi kewajibannya setelah kreditnya direstrukturisasi.Selain melalui
restrukturisasi kredit,bapak Marwan (bagian account officer BRI Cabang
Makassar) mengatakan untuk mengatasi kredit bermasalah dapat dilakukan
dengan mempertimbangkan kredit dengan kemampuan bayar nasabah melalui
syarat-syarat yang telah ditetapkan pada masing-masing produk kredit
Alasan penulis mengambil Bank BUMN sebagai objek penelitian karena
keempat bank BUMN termasuk sebagai bank dengan total asset
terbesarsebagaimana dapat dilihat pada tabel 1.1 yang berisi tentang
perkembangan asset bank umum tahun 2008-2010 juga karena penulis ingin
melihat kinerja 4 bank BUMN di Indonesia dengan memakai metode vertikal
horizontal dan rasio keuangan untuk melihat kinerja Bank mana di antara keempat
Bank BUMN yang memiliki kinerja yang bagus seperti yang telah dijelaskan di
atas.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian melalui penulisan skripsi
denganjudul“Analisis Laporan Keuangan Berdasarkan Metode Vertikal-
Horizontal dan Rasio Keuangan Pada Bank BUMN di Indonesia dalam
periode 2008-2010”.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka
permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah kinerja keuangan bank BUMN (BRI, BNI, Bank Mandiri dan
BTN) optimal berdasarkan analisis vertikal-horizontal?
2. Bagaimana gambaran rasio keuangan bank BUMN(BRI, BNI, BTN, dan
Bank Mandiri) selama periode 2008-2010?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini yaitu:
1. Untuk melihat perkembangan Aktiva, Laba/rugi dan Arus Kas melalui
pengamatan Vertikal Horizontal pada laporan keuangan bank BUMN
(BRI, BNI, Bank Mandiri dan BTN) selama periode 2008-2010.
2. Untuk melakukan pengamatan rasio keuangan bank BUMN (BRI, BNI,
Bank Mandiri dan BTN) selama periode 2008-2010.
1.4.Manfaat Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat berupa:
1. Dapat menjadi masukan bagi masyarakat umum pengguna jasa perbankan
baik kreditur, debitur maupun investor dalam menganalisa kinerja bank
sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan sebagai dasar pengambilan
keputusan investasi dan kebijakan penyaluran dananya;
9
2. Bagi sektor perbankan khususnya Bank BUMN (BRI, BNI, Bank Mandiri,
BTN) dapat digunakan sebagai dasar untuk melihat masalah finansial yang
dihadapi dan membuat kebijakan tertentu guna meningkatkan kinerja bank
BUMN yang bersangkutan sehingga dapat lebih meningkatkan nilai
perusahaan;
3. Secara akademis manfaat penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah
satu literatur di manajemen keuangan dan juga dapat memperkaya
pengembangan ilmu dalam bidang keuangan perbankan;
4. Menjadi sarana perwujudan latihan akademik dan pendalaman ilmu
sekaligus pemahaman penulis, sebagai hasil proses pembelajaran penulis
hingga saat ini, serta tentunya menjadi stimulus bagi penulis untuk lebih
banyak belajar.
5. Sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin memperdalam
pengetahuan dan ingin melakukan evaluasi lebih lanjut.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan untuk memberikan
gambaran keseluruhan isi penelitian.Adapun sistematika pembahasan yang
terdapat dalam penelitian ini terdiri dari enam Bab.
10
Bab I Pendahuluan.Bab ini menguraikan tentang latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka.Bab ini menjelaskan tentang landasan teori
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan, kemudian dilanjutkan
dengan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis
penelitian.
Bab III Metode Penelitian.Bab ini menguraikan tentang populasi dan
sampel, jenis dan sumber data, variabel pengukuran penelitian, metode
pengumpulan data dan metode analisis.
Bab IV Gambaran Umum Perusahaan.Bab ini memaparkan tentang
sejarah, visi dan misi serta budaya organisasi.
BabV Hasil dan Pembahasan.Bab ini menguraikan tentang deskripsi
objek penelitian, hasil analisis data, serta interpretasi hasil.
BabVI Penutup.Berisi tentang simpulan dari laporan penelitian yang
telah dilakukan berdasarkan hasil analisis dan pembahasandan saran bagi
pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil penelitian.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Konseptual
2.1.1 Laporan Keuangan
2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Dilihat dari segi prosesnya, laporan keuangan merupakan hasil akhir
dari proses akuntansi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan. Dengan adanya
laporan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan perubahan ekuitas,
maka akan diketahui atau diperoleh gambaran posisi keuangan suatu perusahaan
serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut.
Menurut J. Fred Weston & Thomas E. Copeland (Sawir, 2001),
“Laporan keuangan adalah laporan yang memuat hasil-hasil perhitungan dari
proses akuntansi yang menunjukkan kinerja keuangan suatu perusahaan pada
suatu saat tertentu”.
Menurut Munawir (2002:5), “pada umumnya laporan keuangan itu
terdiri dari neraca dan perhitungan laba rugi serta perubahan modal dimana neraca
menunjukkan atau menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu
perusahaan pada tangga tertentu sedangkan perhitungan laba rugi memperlihatkan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama
periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukkan sumber-sumber
penggunaan dana atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal”.
12
2.1.1.2 Arti Penting Laporan Keuangan
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan
perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah
sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya
laporan keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar
untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut,
dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang berkepentingan
mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu
adanya laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.
2.1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan
Berikut tujuan laporan keuangan yang dikemukakan oleh Mamduh
(2004:79).
a. Menyajikan informasi sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
b. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk pemakai eksternal
untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian (yang berarti
resiko) penerimaan kas yang berkaitan.
13
c. Memberikan informasi yang bermanfaat untuk membantu pihak
eksternal untuk memperkirakan jumlah, waktu dan ketidakpastian
aliran kas masuk bersih perusahaan,
d. Memberikan informasi mengenai sumber daya ekonomi perusahaan
dan klaim-klaim atas sumber daya tersebut yang meliputi utang dan
modal saham.
e. Memberikan informasi mengenai prestasi perusahaan selama periode
tertentu untuk membantu pihak eksternal menentukan harapannya
mengenai prestasi perusahaan pada masa-masa mendatang atau
dengan kata lain memberikan informasi mengenai pendapatan dan
komponen-komponennya.
f. Memberikan informasi mengenai aliran kas perusahaan, bagaimana
perusahaan menerima kas, mengenai pinjaman dan pelunasan
pinjaman, mengenai transaksi permodalan termasuk dividen yang
dibayarkan dan mengenai faktor-faktor lain yang bisa mempengaruhi
likuiditas perusahaan.
2.1.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu
diketahui, antara lain:
a. Laporan keuangan dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
integritas report (laporan yang harus dibuat antara waktu tertentu yang
sifatnya sementara) dan bukan laporan yang final. Karena itu jumlah dan
14
hal-hal interim report ini terdapat pendapat pribadi yang dilakukan oleh
akuntan maupun manajemen.
b. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
c. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu dimana
daya beli uang tersebut berubah dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya sehingga kenaikan volume penjualan yang dinyatakan dalam
rupiah belum tentu menunjukkan unit yang dijual semakin besar, mungkin
kenaikan itu disebabkan turunnya nilai uang yang diikuti dengan kenaikan
tingkat inflasi.
d. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai fakta yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena faktor-
faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dalam satuan uang.
2.1.1.5 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Analisa – analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau
mempelajari daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan
yang bersangkutan.
15
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan
mengukur hubungan antara pos – pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat
diketahui perubahan–perubahan dari masing–masing pos tersebut bila
diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan
tertentu, atau diperbandingkan dengan alat–alat pembanding lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti.
Wild, Subramanyam dan Robert (2005:30) menyatakan bahwa ada
lima teknik untuk analisis laporan keuangan, yakni:
1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif/Analisis Horizontal
Analisis Laporan Keuangan Komparatif/Analisis horizontal adalah analisa
yang menggunakan laporan keuangan dengan membandingkan pos-pos
laporan keuangan untuk dua periode atau lebih sehingga akan diketahui
perkembangannya.. Ada dua teknik analisis yang biasa digunakan yaitu
analisis perubahan dari tahun ke tahun dan analisis trend angka index.
Analisis horizontal dalam jangka panjang akan membentuk analisis trend.
Metode ini disebut metode analisa dinamis.
2. Analisis Laporan Keuangan Common Size/Analisis Vertikal
Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan
antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut,
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada
saat itu saja. Untuk analisis laba rugi, penjualan biasanya ditetapkan 100%
16
sedangkan untuk analisis secara total aktiva ditetapkan 100%. Metode ini
disebut metode analisa statis .
3. Analisis Rasio
Analisis rasio yaitu menggunakan data perusahaan untuk menghitung
rasio-rasio yang mencerminkan kondisi perusahaan terkini. Analisis rasio
melibatkan dua jenis perbandingan yaitu: internal (membandingkan rasio
saat ini, masa lalu dan masa yang akan datang) dan eksternal (melibatkan
perbandingan rasio perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri
dengan titik waktu yang sama).
4. Analisis Arus Kas
Analisis arus kas merupakan analisis terhadap laporan arus kas
perusahaan.Analisis arus kas mencerminkan sumber penerimaan dan
tujuan pengeluaran kas perusahaan. Analisis arus penerimaan dan
pengeluaran kas ini akan dilakukan terhadap tiga aktivitas yang ada dalam
laporan arus kas yaitu aktivitas operasi, pendanaan dan investasi.
5. Penilaian
Penilaian merupakan penilaian atas laporan keuangan yang dibuat oleh
perusahaan.Jenis analisis ini jarang digunakan namun analisis ini dapat
menambah informasi bagi pengguna dan pembaca laporan keuangan
perusahaan.
2.1.2 Analisis Vertikal Horizontal
Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk
17
menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan
perusahaan yang bersangkutan.
1. Analisis horizontal (analisa dinamis)
Analisis horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan
laporan keuangan untuk beberapa perode sehingga diketahui
perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya.
Contoh :
Tabel 2.1 Contoh Analisis Horizontal
Pos neraca 31 Desember Naik/Turun Ratio2007(A)
2008(B)
Rp(C)
%(D) (E)
Kas 8000 16.000 8.000 100 2,0Piutang 40.000 30.000 10.000 25 0,75Barang 20.000 5.000 15.000 75 0,25Tanah 75.000 90.000 15.000 20 1,20
Bangunan 50.000 75.000 25.000 50 1,50Aktiva lain 40.000 50.000 10.000 25 1,25
Total 233.000 266.000 83.000 14 1,14Kolom (C) menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam
absolutnya(jumlah dalam rupiah) dan diperoleh dari kolom (B) – (A),
sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan ataupengurangan yang
dinyatakan dalam persentase.Persentase ini dihitung denganmembagi kolom
(C) dari setiap pos dengan jumlah yang terdapat dalam laporantahun
sebelumnya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun dasar).Kolom(E)
dihitung dengan membagi jumlah rupiah tiap pos dari tahun
yangdiperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar.
18
2. Analisis vertikal (analisa statis)
Analisis vertikal yaitu dengan menguraikan proporsi angka dari masing-
masing pos terhadap total asset pada neraca, total penjualan pada pos laba
rugi, dan total kas keluar dan masuk pada arus kas.
Contoh:
Tabel 2.2 Contoh Analisis Vertikal
PT. Losso OptimasiNeraca Common Size
Per 31 DesemberAktiva 1991 % 1992 % 1993 %Kas dan BankAk.Lancar LainAktiva Tetap (net)Aktiva Lain
1035505
10%35%50%5%
18304012
18%30%40%12%
24263515
24263515
Total Aktiva 100 100% 100 100% 100 100%Utang dan ModalUtang LancarUtang J. Panjang
1528
15%28%
2037
20%37%
1716
17%16%
Total Utang 43 43% 57 57% 33 33%ModalModal SahamLaba Ditahan
2730
27%30%
3211
32%11%
4324
43%24%
Total Modal 57 57% 43 43% 67 67%T.Utang danModal 100 100% 100 100% 100 100%(Sumber: Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Sofyan Syafri Harahap, h. 251)
Teknik ini menggunakan pola penyederhanaan angka-angka yang terdapat
dalamlaporan keuangan atau bisa juga disebut “pengawaman” laporan
keuangan. Prosesini juga memerlukan angka dasar yang ditetapkan sebagai
dasar perhitunganangka konversi. Tanpa mengabaikan angka lain,
biasanya untuk neraca dipakai total assets atau total utang dan modal
sebagai dasar dengan angka 100% berartipos-pos assets akan
dipersentasikan ke angka total assets tadi dan pos-pos utang dan modal
19
akan dipersentasikan ke total utang dan modal itu. Dengan
demikian,neraca akan menjadi angka-angka awam dalam bentuk
persentase ke total assets.
Sama halnya dengan laporan laba/rugi. Tanpa meremehkan angka pos
lainbiasanya yang menjadi pos dasar adalah penjualan. Angka penjualan
dianggap100% sehingga komponen pos laba/rugi di bawahnya dikaitkan
dengan angkapenjualan di konversikan ke angka presentasi.Sehingga
semua pos laba/rugi dapatdikaitkan atau dihubungkan dengan penjualan.
2.1.3 Rasio Keuangan
2.1.3.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan
Pengertian rasio keuangan menurut James C van Horne
dalam bukuKasmir (2008:104) adalah:
“Rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua
angkaakuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan
angkalainnya.Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi
kondisikeuangan dan kinerja perusahaan”.
Menurut Sutrino (2009:214) mengatakan bahwa:
“Analisis rasio keuangan adalah menghubungkan elemen–
elemenyang ada dilaporan keuangan”.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian tentang rasio keuangan
merupakankegiatan membandingkan angka – angka yang ada adalam
laporan keuangandengan cara mambagi satu angka dengan angka
lainnya.
20
2.1.3.2 Bentuk – Bentuk Rasio Keuangan
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan
menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren
yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing
komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio
paling bermanfaat bila berorientasi ke depan.
Penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank
Indonesia yaitu kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik
yang bersifat rutin maupun secara berkala mengenai seluruh
aktivitasnya dalam suatu periode tertentu. Penilaian untuk
menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis
CAMEL(Kasmir, 2008 : 50-53), yaitu:
1. Return On Assets (ROA)
Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia
lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank Indonesia
sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya
sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman
Dendawijaya, 2009 : 119). Suatu bank dapat dimasukkan dalam
kategori sehat apabila memiliki rasio ROA minimal 1,5%.
ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di
dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva / assets
yang dimilikinya. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
21
keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu
bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi
penggunaan asset (Veithzal Rivai, 2006 : 157).
Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank terdapat
perbedaan kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara
perhitungan berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teoretis,
laba yang diperhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam
sistem CAMEL laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak
(Lukman Dendawijaya, 2009 : 118).
ROA diperoleh dengan cara membandingkan antara laba
sebelum pajak / earning before interest tax (EBIT) terhadap total
assets. EBIT merupakan pendapatan bersih sebelum bunga dan
pajak.Total assets merupakan total asset perusahaan dari awal tahun
dan akhir tahun. Total assets yang lazim digunakan untuk mengukur
ROA sebuah bank adalah jumlah dari asset-asset produktif yang
terdiri dari penempatan surat-surat berharga (seperti Sertifikat Bank
Indonesia, Surat Berharga Pasar Uang, penempatan dalam saham
perusahaan lain, penempatan dalam Call Money atau Money
Market)dan penempatan dalam bentuk kredit (kredit konsumtif
maupun produktif baik kepada perorangan maupun institusi atau
perusahaan) sebagaimana yang dikutip oleh Artin Shitawati dalam
Robert Ang (1997: hal. 18.32- 18.33). ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut (Lukman Dendawijaya, 2009 : 118)
22
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2002:562) CAR
adalah kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang
mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang
dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank”.
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan
kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang diberikan. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-
kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Lukman
Dendawijaya, 2009:121). Semakin tinggi CAR maka semakin baik
kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit
atau aktiva produktif yang berisiko.
23
Besarnya CAR diukur dari rasio antara modal bank terhadap
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Menurut PBI No.
10/15/PBI/2008 Pasal 2 Bank wajib menyediakan modal minimum
sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR). Sebuah bank mengalami risiko modal apabila tidak dapat
menyediakan modal minimum sebesar 8%. Dengan penetapan CAR
pada tingkat tertentu dimaksudkan agar bank memiliki kemampuan
modal yang cukup untuk meredam kemungkinan timbulnya resiko
sebagai akibat berkembang atau meningkatnya ekspansi aset terutama
aktiva yang dikategorikan dapat memberikan hasil dan sekaligus
mengandung resiko sebagaimana yang dikutip oleh Argo Asmoro
dalam Hesti Werdaningtyas (2002).
Besarnya CAR suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut.
(Lukman Dendawijaya, 2009 :144).
Secara lebih terperinci, dijabarkan dalam rumus:
3. Biaya Operasi dibanding dengan Pendapatan Operasi (BOPO)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama
24
kredit. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah
bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpundan menyalurkan dana
(misalnya dana masyarakat), maka biaya dan pendapatan operasional
bank didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga (Lukman
Dendawijaya, 2009 : 120).
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank
dalam rangka menjalankan aktivitas usaha pokoknya. Biaya
operasional terdiri atas biaya bunga, biaya valuta asing lainnya, biaya
tenaga kerja, biaya pemasaran, biaya penyusutan, dan biaya
operasional lainnya. Pendapatan operasional terdiri atas semua
pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank
yang benar-benar telah diterima. Pendapatan operasional bank terdiri
atas hasil bunga, provisi dan komisi, pendapatan valuta asing lainnya,
dan pendapatan operasional lainnya (Lukman Dendawijaya,
2009:111). Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktifitas usahanya. Suatu bank dapat dimasukkan
dalam kategori sehat apabila memiliki rasio BOPO tidak melebihi
93,5% (Mudrajad Kuncoro, 2002:565).
Secara matematis BOPO dapat dirumuskan sebagai berikut
(Lukman Dendawijaya, 2009 : 119).
25
4. Non Performing Loan (NPL)
NPL adalah debitur atau kelompok debitur yang masuk
dalam golongan 3, 4,5 dari 5 golongan kredit yaitu debitur yang
kurang lancar, diragukan dan macet. Hendaknya selaludiingat bahwa
perubahan pengolongan kredit dari kredit lancar menjadi NPL adalah
secara bertahapmelalui proses penurunan kualitas kredit.
Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan
dengankemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau
risiko dimanadebitur tidak dapat melunasi hutangnya (Imam Gozali,
2009 : 17). Salah satu resiko yang muncul akibat semakin
kompleknya kegiatan perbankan adalahmunculnya NPL yang
semakin besar. Atau dengan kata lain semakin besar skalaoperasi
suatu bank maka aspek pengawasan semakin menurun, sehingga NPL
semakin besar atauresiko kredit semakin besar (Wisnu Mawardi, 2005
: 43).
NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan totalkredit.
NPL yang baik adalah NPL yang memiliki nilai dibawah
5%(berdasarkan Peraturan Bank Indonesia). Dikatakan sehat jika
jumlah kredit non lancar tidak lebih dari 5% dari total kredit yang
diberikan kepada nasabah. NPL mencerminkan risikokredit, semakin
kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung bank.
Bank dengan NPLyang tinggi akan memperbesar biaya baik
pencadangan aktiva produktif maupun biaya lainnya,sehingga
berpotensi terhadap kerugian bank (Wisnu Mawardi, 2005:55).
26
NPL = Kualitas produktif bermasalah x 100 %
Aktiva produktif
5. Loan To Deposit Ratio (LDR)
LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank (Lukman
Dendawijaya, 2009:116). Menurut Veithzal Rivai (2006:156) Loan to
Deposit Ratio (LDR) menyatakan seberapa jauh kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan masyarakat
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya.
Artinya seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah kredit dapat
mengimbangi kewajiban bank untuk dapat segera memenuhi
permintaan deposan yang ingin menarik kembali dananya yang telah
digunakan oleh bank untuk memberikan kredit.
LDR disebut juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga
yang digunakan untuk mengukur dana pihak ketiga yang disalurkan
dalam bentuk kredit. Penyaluran kredit merupakan kegiatan utama
bank, oleh karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari
kegiatan ini. Semakin besarnya penyaluran dana dalam bentuk kredit
dibandingkan dengan deposit atau simpanan masyarakat pada suatu
bank membawa konsekuensi semakin besarnya risiko yang harus
ditanggung oleh bank yang bersangkutan. Menurut Kasmir
(2008:290), rasio LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi
NPL = Kualitas produktif bermasalah x 100 %
Aktiva produktif
27
jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.
Semakin tinggi LDR, maka semakin tinggi dana yang disalurkan
kepada pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah
pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan. Hal ini
disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai
kredit menjadi semakin besar (suatu bank meminjamkan seluruh
dananya (loan-up). Sebaliknya, semakin rendah LDR menunjukkan
kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit. LDR yang
rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan
kapasitasdana yang siap untuk dipinjamkan sebagaimana dikutip oleh
Yuyun Nurul Aini dalam Julius R. Latumaerissa (1999:23).
Jika total kredit yang diberikan lebih besar daripada jumlah dana
yang dihimpun maka akan mengindikasikan bahwa semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi
semakin besar. Dan begitu pula sebaliknya, apabila jumlah kredit
yang diberikan lebih kecil daripada jumlah dana yang dihimpun maka
akan terjadi penumpukan dana yang tidak produktif pada bank
tersebut yang pada hakikatnya merupakan alat likuid yang sebagian
besar berupa kas, berasal dari penghimpunan dana masyarakat yang di
dalamnya terdapat unsur biaya bunga. Oleh karena itu, beberapa ahli
menyepakati bahwa batas aman LDR adalah sekitar 80%, namun
batas toleransi LDR berkisar antara 85%-100% (Veithzal Rivai,
28
2006:156). Besarnya LDR menurut peraturan pemerintah maksimum
adalah 110% (Kasmir, 2008:290).
LDR dapat dirumuskan sebagai berikut (Lukman Dendawijaya,
2009).
Menurut Lukman Dendawijaya (2009:147) jumlah kredit yang
diberikan dalam rumus di atas adalah kredit yang diberikan bank yang
sudah direalisir / ditarik / dicairkan. Menurut Surat Edaran Bank
Indonesia tanggal 29 Mei 1993, yang termasuk dalam pengertian dana
yang diterima bank adalah sebagai berikut (Lukman Dendawijaya,
2009:116).
1. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) (jika ada) adalah volume
pemberian pinjaman (kredit) yang diberikan Bank Indonesia
kepada bank yang bersangkutan.
2. Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya
dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro,
dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan.
3. Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang
penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu
berdasarkan perjanjian antara nasabah dan bank.
29
4. Tabungan masyarakat adalah simpanan pihak ketiga pada bank
yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan/atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.
5. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3
bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi.
6. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih
dari 3 bulan.
7. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu
lebih dari 3 bulan.
8. Modal pinjaman.
9. Modal inti bank terdiri atas modal yang telah disetor pemilik bank,
agio saham (terutama untuk bank yang telah go public), berbagai
cadangan, laba ditahan (setelah diputuskan oleh rapat umum
pemegang saham bank), serta laba tahun berjalan.
Sesuai SE No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 LDR dapat
dirumuskan sebagai berikut.
Kredit merupakan total kredit yangdiberikan kepada pihak
ketiga (tidaktermasuk antar Bank).Dana Pihak Ketiga mencakup
giro,tabungan, dan deposito (tidaktermasuk antar Bank).
30
2.1.4 Kinerja Keuangan
2.1.4.1 Analisis Kinerja Keuangan Bank
Menurut Abdullah (2005:120) analisis kinerja keuangan bank
merupakanproses pengkajian secara kritis terhadap keuangan bank
menyangkut review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi dan
memberi solusi terhadap keuangan bank pada suatu periode tertentu.
Kinerja keuangan bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik
menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran
dana, teknologi maupun sumber daya manusia. Mengenai kinerja bank,
Kasmir (2003:263)menyatakan bahwa untuk mengetahui kondisi keuangan
suatu bank maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh
suatu bank secara periodik. Laporan ini juga sekaligus menggambarkan
kinerja bank selama periode tersebut.
Berdasarkan apa yang dinyatakan di atas, kinerja keuangan bank
merupakangambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu
baik menyangkut aspekpenghimpunan dana penyaluran dana yang
biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan
profitabilitas bank. Penilaian aspek penghimpunan dana dan penyaluran
dana merupakan kinerja keuangan yang berkaitan dengan peranbank
sebagai lembaga intermediasi. Sedangkan penilaian kondisi likuiditas
bankberguna untuk mengetahui seberap besar kemampuan bank dalam
memenuhikewajibannya kepada para deposan.
31
Penilaian aspek profitabilitas berguna untuk mengetahui
kemampuanmenciptakan profit, yang sudah tentu penting bagi pemilik.
Dengan kinerja bank yangbaik pada akhirnya akan berdampak baik pada
intern maupun bagi pihak eksternbank. Menurut Abdullah (2005:120)
berkaitan dengan analisis kinerja keuanganbank mengandung beberapa
tujuan yaitu:
a. untuk mengetahui keberhasilan pengelolaan keuangan bank terutama
kondisilikuiditas, kecukupan modal dan profitabilitas yang dicapai dalam
tahun berjalanmaupun tahun sebelumnya,
b. untuk mengetahui kemampuan bank dalam mendayagunakan semua
asset yangdimiliki dalam menghasilkan profit secara efisien.
2.1.4.2 Prinsip dan Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan
Salah satu faktor yang penting yang dapat menjamin keberhasilan
implementasi strategi perusahaan adalah pengukuran kinerja untuk
diperbandingkan dengan perusahaan lainnya. Pengukuran kinerja adalah proses
untuk menentukan seberapa baik aktivitas–aktivitas bisnis dilaksanakan untuk
mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosan–pemborosan dan
menyajikan informasi tepat waktu untuk melaksanakan penyempurnaan secara
berkesinambungan.
Berikut rinsip–prinsip pengukuran kinerja yang dikemukakan oleh
Supriyono (1999:420).
1. Konsisten dengan tujuan perusahaan
2. Memiliki adaptibilitas pada kebutuhan bisnis
32
3. Dapat mengukur aktivitas–aktivitas signifikan
4. Mudah diaplikasikan
5. Memiliki akseptabilitas dari atas ke bawah
6. Berbiaya efektif
7. Tersaji tepat waktu
Kinerja keuangan adalah sampai sejauh mana prestasi peningkatan
posisi kesehatan atau performa dari nilai perusahaan yang diukur melalui laporan
keuangan baik melalui neraca, maupun laporan laba rugi yang dibutuhkan oleh
pihak–pihak tertentu.
Kinerja perlu diukur dan dievaluasi untuk menentukan sejauh mana
keberhasilan dalam mencapai tujuan tertentu. Dua aspek yang sering digunakan
dalam menilai kinerja adalah efisiensi dan efektivitas. Efisiensi menggambarkan
hubungan antara input dan output, sedangkan efektivitas mencerminkan hubungan
output pada suatu tujuan tertentu.
Pengukuran kinerja merupakan kunci penting dalam infrastruktur
oeganisasi. Istilah tersebut mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem
dan praktek yang mengkoordinasi tindakan serta transfer informasi untuk
mendukung seluruh siklus manajemen. Manajemen menggunakan sistem
pengukuran sebagai mekanisme untuk mengimplementasikan strategi.
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bergantung pada sudut
pandang yang diambil dan tujuan analisis. Tujuan umum penilaian kinerja
perusahaan adalah untuk mengevaluasi perubahan–perubahan atas sumber daya
yang dimiliki perusahaan.
33
Secara umum tujuan suatu perusahaan dalam mengadakan
pengukuran kinerja adalah sebagai berikut:
1. Menentukan kontribusi masing–masing divisi atau perusahaan secara
keseluruhan atau atas kontribusi masing–masing subdivisi dari suatu
divisi (evaluasi ekonomi atau evaluasi segmen).
2. Memberikan daftar untuk mengevaluasi kualitas kerja masing–masing
manajer divisi (evaluasi manajerial).
3. Memotivasi para manajer divisi supaya konsisten mengoperasikan
divisinya sehingga sesuai dengan tujuan pokok perusahaan (evaluasi
operasi).
2.1.4.3 Evaluasi Kinerja Perbankan
Saat ini lingkungan perbankan lebih kompetitif, sehingga menyebabkan
lembaga-lembaga perbankan untuk mengevaluasi secara hati-hati risiko yang
ditanggung dalam melayani kebutuhan-kebutuhan publik. Kelompok-kelompok
yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja bank:
1. Para pemegang saham: pihak-pihak yang secara langsung dipengaruhi
oleh kinerja bank.
2. Manajemen bank: pihak yang dievaluasi atas basis sebaik bagaimana
kinerja bank relatif terhadap tahun sebelumnya dan dibanding dengan
bank-bank sejenis.
3. Regulator: pihak yang berkepentingan dengan keamanan dan kesehatan
sistem perbankan dan penjagaan kepercayaan publik.
34
4. Para deposan: pihak yang berkepentingan dengan bagaimana bank
bekerja, khususnya jika jumlah deposito mereka tidak dijamin dan harus
bergantung pada dana bank bagi kelangsungan operasi mereka.
5. Komunitas bisnis dan publik umum: pihak yang berkepentingan
dengan kinerja bank untuk perluasan akses kredit & jasa keuangan
mereka.
Pengukuran akhir kinerja bank adalah nilai saham biasanya. Faktor-faktor
internal adalah area manajemen bank yang para pegawai dan staf bank
mempunyai kontrol yang cukup. Faktor-faktor eksternal adalah aspek-aspek
lingkungan pasar bank yang manajemen tidak mempunyai kontrol langsung. Tiga
aspek kinerja internal:
1. perencanaan bank,
2. teknologi, dan
3. pengembangan pegawai.
Langkah pertama, perencanaan internal: tujuan-tujuan bank akan
dinyatakan. Setiap tujuan bank dikembangkan, mereka diterjemahkan dalam
sasaran-sasaran yang spesifik dan dapat dikuantifikasi. Dengan sasaran-sasaran
yang dikuantifikasi, manajemen memformalkan proses perencanaan. Perencanaan
bank secara formal dinyatakan dalam: 1. anggaran, dan 2. perencanaan strategik.
Anggaran/ perencanan profit: pernyataan mendalam yang diharapkan
untuk menurunkan tujuan-tujuan ini pada level departemen bank. Perencanaan
strategik mencoba untuk mengan-tisipasi perkembangan kondisi-kondisi internal
dan eksternal yang dapat mempengaruhi pencapaian atas sasaran-sasaran bank
35
dalam jangka panjang. Perencanaan strategik berkaitan dengan efektivitas dalam
mencapai sasaran-sasaran, sedangkan anggaran berfokus pada efisiensi biaya.
Langkah kedua, teknologi: otomasi operasi dapat mengembangkan kinerja
internal dalam sejumlah cara, misalnya:
1. Penyediaan informasi yang lebih tepat waktu & akurat.
2. Jasa-jasa keuangan yang terotomasi. Dalam jangka panjang, otomasi
dapat mengurangi biaya operasi.
Langkah ketiga, pengembangan pegawai: dilakukan karena bank-bank
komersial mensyaratkan angkatan kerja dengan keahlian tinggi.Pelatihan yang
berkelanjutan bagi pegawai untuk menyesuaikan dengan perubahan-perubahan
dalam regulasi bank adalah penting.
Kinerja eksternal tercermin dalam kemampuan bank untuk secara sukses
menanggulangi para pelanggan, pesaing, regulator, dan publik.
2.1.5 Perbankan di Indonesia
2.1.5.1 Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Kasmir, 2001 :
23).
Kasmir (2002) menyatakan bahwa bank secara sederhana dapat
diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun
36
dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa Bank lainnya.
Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari
masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai
tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat
sebagai agent of trust, agent of development, dan agen of services (Sigit Triandaru
dan Totok Budisantoso, 2008:9)
1. Agen of Trust
Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik
dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan
mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur
kepercayaan.
2. Agen of Development
Tugas bank sebagai penghimpun dan penyaluran dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil.
Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi,
distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan
investasi-distribusi-konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang.
3. Agen of Services
Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran
dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain
kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya
dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.
37
Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok
perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya
hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.
2.1.5.2 Jenis Bank
Jenis-jenis perbankan di Indonesia dapat ditinjau dari berbagai segi
antara lain (Kasmir, 2008 : 20) :
1. Dilihat dari segi fungsinya
Berdasarkan UU RI No.10 Tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri
dari:
a. Bank Umum, yaitu bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalamkegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Sifat jasa yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan
seluruh jasa perbankan yang ada.
b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu-lintas
pembayaran. Artinya, kegiatan BPR jauh lebih sempit jika
dibandingkan dengan kegiatan bank umum.
38
2. Dilihat dari segi kepemilikannya, di bagi menjadi:
a. Bank Milik Pemerintah merupakan bank yang akte pendirian maupun
modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan
bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.
b. Bank Milik Swasta Nasional merupakan bank yang seluruh atau
sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte
pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian
keuntungannya diambil oleh swasta pula. Dalam Bank Swasta Milik
Nasional termasuk pula bank-bank yang dimiliki oleh badan usaha
yang berbentuk koperasi.
c. Bank Milik Asing merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing maupun pemerintah asing suatu
negara.
d. Bank Milik Campuran merupakan bank yang kepemilikan sahamnya
dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Di mana
kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh warga Negara
Indonesia.
3. Dilihat dari segi status
a. Bank Devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi
keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan, misalnya misalnya transfer ke luar negeri, travelers
cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit (L/C).
39
b. Bank non devisa, merupakan bank yang mempunyai ijin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat
melaksanakan transaksi seperti bank devisa. Bank non devisa
melakukan transaksi dalam batas-batas suatu negara.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, menetapkan bunga
sebagai harga jual baik untuk produk simpanan seperti giro,
tabungan maupun deposito. Demikian pula harga beli untuk produk
pinjamannya (kredit) juga ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga
tertentu.
b. Bank berdasarkan prinsip syariah, yang menerapkan aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain
baik dalam hal untuk menyimpan dana, pembiayaan usaha atau
kegiatan perbankan lainnya.
2.1.5.3 Azas dan Prinsip-Prinsip Perbankan
Pasal 2 UU No 7 tahun 1992 menetapkan bahwa Perbankan
Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Untuk
mempertegas makna asas demokrasi ekonomi ini penjelasan umum
dan penjelasan Pasal 2 berbunyi : yang dimaksud dengan demokrasi
ekonomi adalah demokrasi ekonomi berdasarkan Pancasila dan
undang-undang dasar 1945. Demokrasi ekonomi ini tersimpul dalam
40
Pasal 33 UUD 1945, yaitu perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut Rochmat Soemitro
( 1991 : 185 ) pembangunan di bidang ekonomi yang didasarkan
pada demokrasi ekonomi menentukan masyarakat harus memegang
peran aktif dalam kegiatan pembangunan, memberikan pengarahan
dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi serta menciptakan
iklim yang sehat bagi perkembangan dunia usaha.
Dalam hukum perbankan dikenal beberapa prinsip perbankan,
yaitu prinsip kepercayaan ( fiduciary relation principle ), prinsip
kehati-hatian ( prudential principle ), prinsip kerahasiaan ( secrecy
principle), dan prinsip mengenal nasabah ( know how costumer
principle ) .
1) Prinsip Kepercayaan ( fiduciary relationprinciple )
Prinsip kepercayaan adalah suatu asas yang melandasi hubungan
antara bank dan nasabah bank. Bank berusaha dari dana masyarakat
yang disimpan berdasarkan kepercayaan, sehingga setiap bank
perlu menjaga kesehatan banknya dengan tetap memelihara dan
mempertahankan kepercayaan masyarakat. Prinsip kepercayaan
diatur dalam Pasal 29 ayat (4) UU No 10 Tahun 1998.
2) Prinsip Kehatihatian ( prudential principle )
Prinsip kehati-hatian adalah suatu prinsip yang menegaskan bahwa
bank dalam menjalankan kegiatan usaha baik dalam penghimpunan
terutama dalam penyaluran dana kepada masyarakat harus sangat
41
berhati-hati. Tujuan dilakukannya prinsip kehati-hatian ini agar
bank selalu dalam keadaan sehat menjalankan usahanya dengan
baik dan mematuhi ketentuan-ketentuan dan norma-norma hukum
yang berlaku di dunia perbankan. Prinsip kehati-hatian tertera
dalam Pasal 2 dan Pasal 29 ayat (2) UU No 10 tahun 1998.
3) Prinsip Kerahasiaan ( secrecy principle)
Prinsip kerahasiaan bank diatur dalam Pasal 40 sampai dengan
Pasal 47 A UU No 10 Tahun 1998. Menurut Pasal 40 bank wajib
merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya. Namun dalam ketentuan tersebut kewajiban
merahasiakan itu bukan tanpa pengecualian. Kewajiban
merahasiakan itu dikecualikan untuk dalam hal-hal untuk
kepentingan pajak, penyelesaian utang piutang bank yang sudah
diserahkan kepada badan Urusan Piutang dan Lelang / Panitia
Urusan Piutang Negara (UPLN/PUPN), untuk kepentingan
pengadilan perkara pidana, dalam perkara perdata antara bank
dengan nasabah, dan dalam rangka tukar menukar informasi antar
bank.
4) Prinsip Mengenal Nasabah ( know how costumer principle )
Prinsip mengenal nasabah adalah prinsip yang diterapkan oleh
bank untuk mengenal dan mengetahui identitas nasabah, memantau
kegiatan transaksi nasabah termasuk melaporkan setiap transaksi
42
yang mencurigakan. Prinsip mengenal nasabah nasabah diatur
dalam Peraturan Bank Indonesia No.3/10/PBI/2001 tentang
Penerapan Prinsip Mengenal nasabah. Tujuan yang hendak
dicapai dalam penerapan prinsip mengenal nasabah adalah
meningkatkan peran lembaga keuangan dengan berbagai kebijakan
dalam menunjang praktik lembaga keuangan, menghindari
berbagai kemungkinan lembaga keuangan dijadikan ajang tindak
kejahatan dan aktivitas illegal yang dilakukan nasabah, dan
melindungi nama baik dan reputasi lembaga keuangan.
2.1.6 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
2.1.6.1 Pengertian BUMN
Badan Usaha Milik Negara adalah badan usaha yang sebagian
atau seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
BUMN dapat pula berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk
menyediakan barang atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di
Indonesia, pemerintah telah melakukan perubahan mendasar pada
kepemilikannya dengan membuat BUMN tersebut menjadi perusahaan
terbuka yang sahamnya bisa dimiliki oleh publik.
2.1.6.2 Fungsi BUMN
Dengan mengelola berbagai produksi BUMN, pemerintah
mempunyai tujuan untuk mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa
publik oleh perusahaan swasta yang kuat.Karena,apabila terjadi monopoli
43
pasar atas barang dan jasa yang memenuhi hajat hidup orang banyak,
maka dapat dipastikan bahwa rakyat kecil yang akan menjadi korban
sebagai akibat dari tingkat harga yang cenderung meningkat.
Manfaat BUMN:
a. Memberi kemudahan kepada masyarakat luas dalam
memperoleh berbagai alat pemenuhan kebutuhan hidup
yang berupa barang atau jasa.
b. Membuka dan memperluas kesempatan kerja bagi
penduduk angkatan kerja.
c. Mencegah monopoli pasar atas barang dan jasa yang
merupakan kebutuhan masyarakat banyak oleh sekelompok
pengusaha swasta yang bermodal kuat.
d. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi komoditi
ekspor sebagai sumber devisa,baik migas maupun non
migas.
e. Menghimpun dana untuk mengisi kas negara ,yang
selanjutnya dipergunakan untuk memajukan dan
mengembangkan perekonomian negara.
2.1.6.3 Bank BUMN
Bank BUMN adalah bank yang seluruh atau sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah Republik Indonesia. Sebelum terjadi
krisis moneter, jumlah bank BUMN di Indonesia cukup banyak, namun
44
setelah periode krisis moneter jumlah bank BUMN hanya empat buah,
yaitu Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank
Tabungan Nasional (BTN) dan Bank Mandiri yang berasal dari
penggabungan Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor (Bank
Exim), Bank Bumi Daya (BBD) dan Bank Pembangunan Indonesia
(Bapindo).
Operasi Bank BUMN tidak berbeda dengan bank umum lainnya.
Kegiatan utama bank ini tetap menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya dalam bentuk kredit. Sebelum ada deregulasi di bidang
moneter, bank BUMN memang mendapat perlakuan istimewa dari
pemerintah. Hal ini menyebabkan banyaknya kredit macet di bank
pemerintah tersebut. Namun, setelah adanya deregulasi, perlakuan istimewa
tersebut tidak ada lagi sehingga bank BUMN pun harus bisa berkompetisi
dana dari masyarakat.
2.2 Tinjauan Teoritis
Hubungan Kinerja Perusahaan Dengan Analisis Laporan Keuangan
Tingkat kesehatan merupakan alat ukur yang digunakan oleh para pemakai
laporan keuangan dalam mengukur kinerja suatu perusahaan. Performa suatu
perusahaan dapat dilihat melalui laoran keuangan tersebut. Dari laporan keuangan
tersebut dapat diketahui keadaan financial dan hasil-hasil yang telah dicapai
perusahaan selama periode tertentu.
45
Harringtom (1991 : 1) menyebutkan sebagai berikut :“The primary
resources of information these analysist use to evaluate a firm performance
are its financial statement the historical record of it’s past performance”.
Tingkat kesehatan perusahaan dapat diketahui dengan melakukan analisis
atau interpretasi terhadap laporan keuangan. Dari hasil analisis tersebut dapat
diketahui prestasi dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, sehingga pihak-pihak
yang berkepentingan dengan perusahaan dapat menggunakannya sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Interpretasi atau analisis laporan
keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting bagi pihak-pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan meskipun kepentingan mereka masing-masing
berbeda.
Selanjutnya dikatakan pula oleh Harringtom (1991 : 1) bahwa :
“The financial performance of corporation is of vital interest to many groups
and individual’.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan yang tergambar dalam laporan keuangan menjadi perhatian utama
bagi para pemakai laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, manajemen
perusahaan harus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya dari period eke
periode.
Hubungan antara kesehatan perusahaan dengan analisis laporan keuangan
adalah seperti yang dikemukakan oleh Martin (1991 : 421), yaitu :
“ Financial analysis involves the assessment of a firm past, present,
anticipated future financial condition. The objective is to identify any
46
weakness in the firm’s financial health that could lead to future problems
and to determine any strength the firm’s might capitalize upon”.
Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa,
a. Kinerja perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan dan selanjutnya
dari kinerja tersebut dapat ditentukan tingkat kesehatan perusahaan yaitu
dengan cara melakukan analisis atau interpretasi terhadap laporan
keuangan.
b. Kinerja perusahaan merupakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak-
pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, untuk membantu mereka
dalam proses pengambilan keputusan.
c. Dari hasil analisis terhadap kinerja perusahaan maka dapat membantu
manajemen dalam mengambil keputusan untuk mengatasi kondisi
keuangan di masa yang akan datang.
2.3 Tinjauan Empiris
Tabel 2.3 Tinjauan Empiris
No Penulis Judul Hasil1. Hendriek
Maslo(2006)
Analisis Laporan Keuangan Calon Debitur dalam Penentuan Pemberian Kredit pada Bank Ekonomi Jasa Raharja Cabang Medan Perintis
Pihak bank melakukan analisis horizontal dan analisis rasio untuk menilai laporan keuangan, sementara analisis vertikal tidak digunakan
2. Defi Febrian (2008)
Peranan Analisis Laporan Keuangan dalam Menilai Kinerja Perusahaan pada Kelompok Industri Alas Kaki dari Tahun 2005-
Analisis laporan keuangan dilaksanakan dengan menggunakan analisis rasio yang meliputi analisis likuiditas, leverage, profitabilitas dan aktifitas. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah
47
2007 metode analisis horizontal. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis keuangan sangat membantu manajemen dalam menilai kinerja perusahaan. Dimana perusahaan dapat mengetahui kelemahan dan kelebihannya sehingga dapat memilih alternatif keputusan yang tepat.
3. Octonema Sombolinggi Tambe (2003)
Penilaian Kinerja keuangan Berdasarkan Analisis Vertikal-Horizontal pada Kantor Wilayah Utama Perum Pegadaian Makassar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan selama periode 2001-2005 relatif baik dan stabil. Perusahaan menerapkan kebijakan keuangan jangka pendek karena berinvestasi pada aktiva lancar khususnya piutang usaha
2.4 Kerangka Pikir
Untuk memberikan gambaran yang yang jelas dan sistematis, maka gambar
berikut ini menyajikan kerangka berpikir penelitian dan menjadi pedoman dalam
keseluruhan penelitian yang dilakukan.
Bank BUMN (BRI,BNI, BTN, Mandiri)
Laporan Keuangan
Analisis VertikalAnalisis Horizontal Analisis Rasio
Evaluasi kinerja keuangan
48
Berdasarkan gambar kerangka pemikiran diatas, maka dapat ditarik suatu
proposisi sebagai berikut:
Kinerja keuangan perusahaan perlu diukur dan dievaluasi untuk
menentukan sejauh mana keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya. Dalam hal ini peneliti perlu menganalisis laporan keuangan bank
BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri) dengan menggunakan pendekatan
analisis rasio, analisis horizontal dan analisis vertikal, dimana nantinya melalui
pengukuran ini diharapkan akan menghasilkan informasi mengenai kinerja
keuangan perusahaan sehingga kinerja tersebut dapat diukur dan dievaluasi,
dimana dari hasil pengukuran tersebut dapat diperoleh informasi keuangan yang
nantinya akan sangat dibutuhkan dalam proses pengambilan keputusan dalam
rangka mencapai tujuan.
2.5 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka dikemukakan
hipotesis sebagai berikut:
1. Diduga bahwa kinerja keuangan bank BUMN optimal berdasarkan
analisis vertikal-horizontal.
2. Diduga bahwa pencapaian rasio-rasio keuangan bank BUMN sehat.
49
BAB III
Metode Penelitian
3.1 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh laporan keuangan dan rasio
keuangan 4 bank BUMN yang terdaftar dalam direktori Bank Indonesia. Adapun
4 bank BUMN yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT Bank Tabungan Negara (Persero)Tbk.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Alasan pemilihan bank BUMN sebagai populasi dalam penelitian ini
adalah dikarenakan bank BUMN memiliki jumlah asset yang tinggi sebagaimana
dapat dilihat pada tabel 1.1 di bab 1 yang berisi tentang perkembangan asset bank
umum tahun 2008-2010. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa asset bank
BUMN mengalami peningkatan dari tahun 2008 sampai 2010. Meskipun Bank
Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa memiliki asset yang lebih besar daripada
bank pemerintah pada tahun 2010. Tetapi apabila dilihat secara individual, Bank
BUMN memiliki nilai asset yang lebih besar daripada BUSN Devisa karena nilai
asset bank pemerintah merupakan total asset dari 4 bank pemerintah sedangkan
nilai asset BUSN Devisa merupakan nilai asset dari 36 bank. Selain itu, keempat
bank BUMN yang menjadi populasi dalam penelitian ini termasuk sebagai bank
dengan total asset terbesar sebagaimana dapat dilihat pada lampiran tabel
peringkat bank umum berdasarkan total asset.Alasan lain karena penulis ingin
melihat kinerja 4 bank BUMN di Indonesia dengan memakai metode vertikal
50
horizontal dan rasio keuangan untuk melihat kinerja Bank mana di antara keempat
Bank BUMN yang memiliki kinerja yang bagus.
Penelitian ini menggunakan sampel jenuh yaitu teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah
senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Sampel dalam penelitian ini adalah laporan keuangan dan rasio
keuangan 4 bank BUMN selama tahun 2008 sampai 2010 yang dipublikasikan
oleh bank-bank pemerintah melalui laporan tahunan periode tahun 2008 sampai
2010. Pertimbangan memilih sampel tersebut adalah untuk melihat kinerja
keuangan pada Bank BUMN periode tahun 2008-2010.
3.2. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder (time
series data). Data primer diperoleh melalui penelitian wawancara pada
masing – masing bank BUMN. Data sekunder terdiri dari :
1. Data kualitatif, yaitu data dalam bentuk informasi yang bukan dalam
bentuk angka-angka tetapi dalam bentuk lisan dan tertulis. Data
kualitatif ini seperti gambaran umum perusahaan pada bank BUMN
(BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri).
2. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka.
Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber dari Laporan
51
Keuangan bank BUMN (BRI, BNI, BTN, dan Bank Mandiri) selama
3 tahun, yaitu dari tahun 2008-2010.
b. Kurun waktu time series data yang digunakan adalah laporan keuangan
selama tiga tahun berturut-turut, yaitu tahun 2008 sampai tahun 2010.
c. Sumber data diperoleh dari laporan tahunan Bank BUMN (BRI, BNI,
BTN, dan Bank Mandiri), studi kepustakaan, melalui jurnal, artikel, dan
makalah serta berbagai situs yang berhubungan dengan penelitian. Dan
melalui penelitian wawancara pada masing-masing bank BUMN di
Makassar.
3.3. Variabel Pengukuran Penelitian
Kinerja keuangan merupakan variabel pengukuran dalam penelitian ini yang
indikatornya terdiri dari:
1. Rasio keuangan yang terdiri dari rasio capital, aktiva, earning, dan
likuiditas.
2. Perubahan pos terdiri dari :
a. Pos-pos pada laporan laba rugi,pendapatan, beban, dan laba.
b. Pos-pos pada neraca, yang terdiri dari aktiva, kewajiban, dan
ekuitas.
c. Pos-pos pada arus kas yang terdiri dari arus kas masuk dan
arus kas keluar yang berasal dari kegiatan operasi, kegiatan
pendanaan, dan kegiatan investasi.
52
3.4. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
memperoleh data yang relevan dan akurat dengan masalah yang dibahas. Metode
pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Tinjauan Kepustakaan (Library Research)
Metode ini dilakukan dengan mempelajari teori-teori dan konsep-konsep
yang sehubungan dengan masalah yang diteliti penulis pada buku-buku, makalah,
dan jurnal guna memperoleh landasan teoritis yang memadai untuk melakukan
pembahasan.
2. Mengakses web dan situs-situs terkait
Metode ini digunakan untuk mencari data-data atau informasi terkait pada
website maupun situs-situs yang menyediakan informasi sehubungan dengan
masalah dalam penelitian ini.
3. Penelitian lapangan(Field Research)
Adalah metode pengumpulan data yang dilakukan di lokasi (objek
penelitian) secara langsung yaitu dengan melakukan wawancara langsung pada
pihak bank yang bersangkutan.
3.5 Metode dan Teknik Analisis
Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari
daripada hubungan dan tendensi atau kecenderungan ( trend ) untuk menentukan
posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang
bersangkutan.
53
Metode dan teknik analisis digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubungan antara pos – pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan – perubahan dari masing – masing pos tersebut bila diperbandingkan
dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau
diperbandingkan dengan alat – alat pembanding lainnya. Tujuan dari setiap
metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat
lebih dimengerti.
Penelitian ini menggunakan metode analisis sebagai berikut :
1. Analisis perbandingan laporan keuangan
Analisis perbandingan laporan keuangan merupakan analisis vertikal-
horizontal yang membandingkan antara setiap pos-pos yang sama dalam laporan
keuangan untuk periode beberapa tahun (periode) sehingga dapat diketahui
perkembangan (tren) atau kecenderungannya. Yang diperbandingkan adalah hasil
penilaian yang diperoleh dari kinerja perusahaan selama beberapa tahun.
a. Analisis horizontal
Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan
perbandingan laporan keuangan dari beberapa periode yang
berbeda untuk melihat perubahan–perubahan kekayaan perusahaan,
modal kerja netto, dan kas perusahaan. Dari analisis–analisis
perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan dana
perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu
ke periode yang lainnya.
54
b. Analisis Vertikal
Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan
antara masing–masing pos dalam laporan keuangan periode
berjalan dengan jumlah total pada laporan keuangan yang sama
sehingga dapat diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada
periode itu.
2. Analisis rasio
Metode analisis yang digunakan dengan menganalisis laporan keuangan
pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos yang satu
dan pos lainnya dalam laporan keuangan yang sama untuk tahun yang sama. Rasio
yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio berdasarkan ketentuan Bank
Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank, yaitu dengan rasio CA-EL
(capital(modal), asset quality (aktiva), earning(rentabilitas), dan
liquidity(likuiditas)).Penelitian ini tidak mencantumkan unsur manajemen suatu
bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.Tolak ukur penilaian kinerja bank
BUMN dalam penelitian ini adalah melihat pos-pos dalam Laporan Keuangan
bank BUMN dengan menggunakan analisis vertikal dan horizontal serta
perhitungan rasio.
Adapun aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C
(Capital), A (Asset), E (Earning) , dan L (Liquidity). Adapun penilaian dari
masing-masing aspek tersebut meliputi :
55
1. Capital (Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di
dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut
di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).
CAR = Total Modal x 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
2. Asset (Aktiva)
Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas produktif
bermasalah terhadap aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung
potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian yang besarnya
ditetapkan sebagai berikut :
a. 25 % dari kredit yang digolongkan Dalam Perhatian Khusus (DPK)
b. 50 % dari kredit yang digolongkan Kurang Lancar (KL)
c. 75 % dari kredit yang digolongkan Diragukan (D)
d. 100 % dari kredit yang digolongkan Macet (M)
NPL = Kualitas produktif bermasalah x 100 %
Aktiva produktif
3. Earning (Rentabilitas)
Rentabilitas suatu bank adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak
diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional bank (BOPO).
a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 %
Total Aktiva
56
b. BOPO = Biaya Operasional x 100 %
Pendapatan Operasional
4. Liquidity (Likuiditas)
Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CA-EL ini adalah rasio
kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR).
LDR = Kredit x 100 %
Dana Pihak Ketiga
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat
diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah analisis deskriptif /statistic
desktiptif yaitu suatu teknik analisis data yang berusaha menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti berapa rata-ratanya, seberapa
jauh data-data bervariasi dan sebagainya (Singgih Santoso, 2003:1).
57
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Gambaran Umum PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
A. Sejarah Bank PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari
program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia.Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank
Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan
Bank Pembangunan Indonesia -- dilebur menjadi Bank Mandiri.
Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan peran yang tak
terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai
dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari
140 tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan
perekonomian Indonesia.
Segera merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi secara
menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang
saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah
gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri
diimplementasikan ke semua jaringan dan seluruh kegiatan periklanan
dan promosi lainnya.Selain itu, Bank Mandiri berhasil
58
mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi
menggantikan core banking system legacy yang terpisah.
Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari
laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga
mencapai Rp 5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri juga
mencatat prestasi penting dengan melakukan penawaran saham
perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4
Milliar lembar saham.
Dengan kinerja yang semakin membaik dan keberhasilan program
transformasi bisnis dalam beberapa tahun terakhir, Bank Mandiri
bertekad memasuki tahapan strategis yaitu menjadi salah satu bank
terkemuka di kawasan Regional Asia Tenggara.Visi strategis tersebut
diawali dengan tahapan mengembangkan kekuatan di semua segmen
nasabah untuk menjadi universal bank yang mendominasi pasar
perbankan domestik, dengan fokus pada pertumbuhan segmen
consumer dan commercial.Dengan menguasai pasar Indonesia sebagai
Fastest Growing Market di Asia Tenggara.Bank Mandiri berada dalam
posisi lebih menguntungkan dibandingkan pesaing-pesaing regional.
B. Visi dan Misi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Visi
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan
selalu progresif.
Misi
59
Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
Mengembangkan sumber daya manusia professional
Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
Melaksanakan manajemen terbuka
Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
Kami berkomitmen membangun hubungan jangka panjang yang
didasari atas kepercayaan, baik dengan nasabah bisnis maupum
perorangan.Kami melayani seluruh nasabah dengan standar layanan
internasional melalui penyediaan solusi keuangan yang inovatif. Kami
ingin dikenal karena kinerja, sumber daya manusia dan kerjasama tim
yang terbaik.
Dengan mewujudkan pertumbuhan dan kesuksesan bagi pelanggan,
kami mengambil peran aktif dalam mendorong pertumbuhan jangka
panjang Indonesia dan selalu menghasilkan imbal balik yang tinggi
secara konsisten bagi pemegang saham.
C. Budaya Organisasi PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Budaya TIPCE
Trust
Membangun keyakinan dan sangka baik diantara stakeholders dalam
hubungan yang tulus dan terbuka berdasarkan kehandalan.
Iintegrity
60
Setiap saat berpikir, berkata dan berperilaku terpuji, menjaga
martabat serta menjunjung tinggi kode etik profesi.
Professionalism
Berkomitmen untuk bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi
terbaik dengan penuh tanggung jawab.
Customer Focus
Senantiasa menjadikan pelanggan sebagai mitra utama yang saling
menguntungkan untuk tumbuh secara berkesinambungan.
Excellence
Mengembangkan dan melakukan perbaikan di segala bidang untuk
mendapatkan nilai tambah optimal dan hasil yang terbaik secara
terus-menerus.
4.2 Gambaran Umum PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
A. Sejarah PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik
61
Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa
bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai
Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5
Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan
kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses
langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah.Perubahan ini
melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari
identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai
akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal
sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank
BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996.
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan
62
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa.Hal ini juga
menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja
secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan
untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi
'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk
meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang
berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
B. Visi dan Misi PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk
Visi
Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja
Misi
Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank of choice)
Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan
sosial
63
Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang
baik
C. Budaya Perusahaan PT Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan
acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama Insan BNI
adalah :
4 NILAIBUDAYA KERJA BNI
6 NILAI PERILAKU UTAMAINSAN BNI
Profesionalisme(Professionalism)
Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
Integritas(Integrity)
Jujur, Tulus dan Ikhlas Disiplin, Konsisten dan
BertanggungjawabOrientasi Pelanggan
(Customer Orientation) Memberikan Layanan Terbaik
Melalui Kemitraan yang Sinergis
Perbaikan Tiada Henti(Continuous Improvement)
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
4.3 Gambaran Umum PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
A. Sejarah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah
yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI)
didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja
dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren
atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang
64
berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember1895,
yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 1 tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang
mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat
terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah
perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank
Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun
1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank
Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965
tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia.
Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan
Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia
unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia
unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang -undang
Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-
undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia
65
sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan
Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank
Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya
berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali
tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.
Sejak 1 Agustus1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun
1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi perseroan terbatas.
Sampai sekarang PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 tetak
konsisten memfokuskan pada pelayanan kepada masyarakat kecil,
diantaranya dengan memberikan fasilitas kredit kepada golongan
pengusaha kecil. Hal ini antara lain tercermin pada perkembangan
penyaluran KUK (Kredit Usaha Kecil) pada tahun 1994 sebesar Rp.
6.419,8 milyar yang meningkat menjadi Rp. 8.231,1 milyar pada tahun
1995 dan pada tahun 1999 sampai dengan bulan September sebesar Rp.
20.466 milyar.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan yang semakin pesat maka
sampai saat ini Bank Rakyat Indonesia mempunyai unit kerja yang
berjumlah 4.447 buah, yang terdiri dari 1 Kantor Pusat BRI, 12 Kantor
Wilayah, 12 Kantor Inspeksi /SPI, 170 Kantor Cabang (dalam negeri), 145
Kantor Cabang Pembantu, 1 Kantor Cabang Khusus, 1 New York Agency,
1 Caymand Island Agency, 1 Kantor Perwakilan Hongkong, 40 Kantor
Kas Bayar, 6 Kantor Mobil Bank, 193 P.POINT,3.705 BRI UNIT dan 357
Pos Pelayanan Desa.
66
Kepemilikannya Bank Rakyat Indonesia (Persero) masih 100% ditangan
Pemerintah Republik Indonesia.
B. Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Visi
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
Misi
1) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
peningkatan ekonomi masyarakat.
2) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja
yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang
profesional dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
3) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Budaya Organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
1) Integritas : Setiap pekerja menjadi satu atau menyatu dengan BRI
2) Profesionalisme : Setiap pekerja harus bekerja secara professional
3) Kepuasan Nasabah : BRI mengutamakan kepuasan nasabah
4) Keteladanan : Setiap pemimpin menjadi teladan bagi bawahannya
5) Pnghargaan kepada SDM : BRI memberikan penghargaan kepada pekerja
yang dianggap berprestasi
67
4.4 Gambaran Umum PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
A. Sejarah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Awal sejarah berdirinya BTN dimulai sejak Belanda menginjakkan
kakinya pertama kali di Indonesia.Puncak dari perjuangan BTN dalam
memperjuangkan keberadaannya itu pada tahun 1897.Para pelaku dalam
pengembangan BTN pada saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai
puncak dari cikal bakal berdirinya BTN.Hal ini didasari oleh adanya
Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda yang menyatakan adanya
pendirian Postpaarbank ini berkedudukan di Batavia. Pendirian
Postpaarbank tersebut mempunyai tujuan antara lain untuk mendidik
masyarakat pada saat itu agar gemar menabung.
Pada tahun 1942, Jepang memasuki Indonesia dan secara resmi
mengambil alih kekuasaan Belanda di Indonesia dan Postpaarbank yang
merupakan bank karya kolonial Belanda dibekukan.Sebagai gantinya
pemerintah Jepang mendirikan Tyokin Kyoku.Setelah kemerdekaan
diproklamasikan, maka Tyokin Kyoku diambil alih oleh pemerintah
Indonesia dan namanya diubah menjadi Kantor Tabungan Posatau
disingkat KTP.Pembentukan KTP pada saat iti diprakarsai oleh Bapak
Darmoesoesanto selaku direktur pertama KTP.Pada tahun 1946 terjadi
Agresi Militer Belanda dan berhasil menduduki kantor-kantor cabang KTP
yang tersebar di Indonesia. Namun Agresi Belanda tidak berlangsung lama
68
dan pada tahun 1949 pemerintah RI membuka kembali KTP sekaligus
mengganti nama KTP menjadi Bank Tabungan PosRepublik Indonesia.
Usai dikukuhkannya Bank Tabungan Pos RI sebagai satu-satunya lembaga
tabungan di Indonesia, pada tahun 1950 kemudian pemerintah mengganti
namanya menjadi Bank Tabungan Pos.
Selanjutnya dalam perjalanannya BTN merupakan sebuah unit dari Bank
Negara Indonesia, dimana saat itu BTN masuk ke dalam Unit V. Karena
sebagai sebuah unit dari Bank Negara Indonesia, maka pada saat itu BTN
sempat kehilangan kekuasaan dan wewenang. Hal ini patut dimaklumi
karena BTN langsung ditempatkan di bawah kekuasaan urusan Bank
Sentral masa itu, sementara BTN hanya dipimpin oleh seorang Direktur
Koordinator yang sangat sulit dalam pengembangannya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 4 tahun
1963 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 62 tahun 1963 tanggal 22
Juni 1963, maka resmi sudah nama Bank Tabungan Pos diganti namanya
menjadi Bank Tabungan Negara. Kemudian berdasarkan Penetapan
Presiden No. 17 tahun 1965, seluruh Bank Umum Milik Negara termasuk
Bank Tabungan Negara beralih statusnya menjadi Bank Tunggal Milik
Negara, yang pada akhirnya berdasarkan Undang-Undang No 20 tahun
1998 yang sebelumnya diprakarsai dengan Undang-Undang Darurat No.
50 tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950 resmi sudah status Bank Tabungan
Negara sebagai salah satu bank milik negara dengan tugas utama saat itu
untuk memperbaiki perekonomian rakyat melalui penghimpunan dana
masyarakat terutama dalam bentuk tabungan. Kemudian sejarah BTN
69
mulai diukir kembali dengan ditunjuknya oleh Pemerintah Indonesia pada
tanggal 29 Januari 1974 melalui Surat Menteri Keuangan RI No.B-
49/MK/I/1974 sebagai wadah pembiayaan proyek perumahan rakyat.Pada
tahun 1989 Bank BTN beroperasi sebagai bank umum dan mulai
menerbitkan obligasi.Pada tahun 1992 status hukum Bank BTN berubah
menjadi perusahaan perseroan.Bank BTN selanjutnya mendapat ijin
sebagai Bank Devisa pada tahun 1994. Kemudian sekuritisasi aset Bank
BTN menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukan pendaftaran
transaksi Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA) di
Bapepam yang kemudian dilakukan dengan pencatatan perdana dan listing
transaksi tersebut di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.
B. Visi dan Misi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Visi
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan.
Misi
1) Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan
industri terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
2) Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan
produk, jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
3) Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas,
profesional dan memiliki integritas tinggi.
4) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
kehati-hatian dan good corporate governance untuk meningkatkan
70
Shareholder Value.
5) Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
C. Budaya Organisasi PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
6 Nilai Dasar (Pola Prima) :
1) Pelayanan Prima:
Ramah, sopan dan bersahabat
Peduli, pro aktif dan cepat tanggap
2) Inovasi
Berinisiatif melakukan penyempurnaan
Berorientasi menciptakan nilai tambah
3) Keteladanan
Menjadi contoh dalam berperilaku baik dan benar
Memotivasi penerapan nilai-nilai budaya kerja
4) Profesionalisme
Kompeten dan bertanggungjawab
Bekerja cerdas dan tuntas
5) Integritas
Konsisten dan disiplin
Jujur dan berdedikasi
6) Kerjasama
Tulus dan terbuka
Saling percaya dan menghargai.
71
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 ANALISIS VERTIKAL BANK BUMN
Analisis vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan
antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut,
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada
saat itu saja.
5.1.1 Analisis vertikal Bank Mandiri
1. Analisis Vertikal pada Neraca
Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan
angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca,
sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.1 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
AKTIVA
Kas 8,388,974 2.34% 8,867,881 2.25% 9,521,713 2.12%
Giro pd BI 13,354,289 3.73% 16,055,871 4.07% 24,856,699 5.53%
72
Giro pd bank lain brsh
stlh dikrngi cadangankerugian sbsr Rp10.113,Rp 86.962 &Rp87.689 pd tgl 31 Des 2010,2009&2008 7,406,529 2.07% 7,402,647 1.88% 8,559,665 1.90%
Penmptn pd bank lain
& Bank Indonesia
stlh dikurangi cdngankerugian sbsr Rp137.885,Rp347.184 &Rp386.708 pd tgl31 Des 2010,2009&2008 29,404,818 8.20% 41,402,410 10.49% 28,914,035 6.43%
Efek-efekPihak yg mempunyai hub. istimewa 0 0.00% 25,000 0.01% 0 0.00%
Pihak ketiga 24,670,360 6.88% 18,143,414 4.60% 27,359,768 6.08%
24,670,360 6.88% 18,168,414 4.60% 27,359,768 6.08%Dikurangi: Diskonto yg blm diamortisasikeuntungan yg blm direalisasi dr kenaikan
nilai efek2&cadangan
krugian pnurunn nilai (45,513) -0.01% (15,022) 0.00% (112,239) -0.02%
24,624,847 6.87% 18,153,392 4.60% 27,247,529 6.06%
Obligasi Pemerintah 88,259,039 24.62% 89,132,940 22.59% 78,092,734 17.36%
Tagihan lainnya -Transaksi Prdaganganstlh dikurangi cdngan krugian pnurunan nlaimsg2 sbsr Rp1.146.327, Rp844.781&Rp1.158.049 pd tgl 31Des10, 09&08 3,513,133 0.98% 3,146,143 0.80% 2,575,586 0.57%
Tagihan atas Efek2 yg Dbeli dgn Janji DijualKmbl - stlh dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai masing2 sbsr RpNihil,Rp30.488 & Rp 47.987 pd tgl 31 Des
2010, 2009 & 2008 619,092 0.17% 4,905,541 1.24% 8,980,757 2.00%
Tagihan Derivatif -stlh dikurangi cdngan
73
krugian pnurunn nilai msg2 sbsr RpNihilRp1.765 & Rp6.313 pd tgl31Des10,09&08 354,024 0.10% 174,526 0.04% 37,096 0.01%
Kredit yg DiberikanPihak yg mempunyai hub. istimewa 641,263 0.18% 638,057 0.16% 799,179 0.18%
Pihak ketiga 173,858,171 48.50% 196,488,172 49.79% 243,227,805 54.08%
Jmlh Krdt yg Dberikn 174,499,434 48.68% 197,126,229 49.95% 244,026,984 54.26%Dikurangi: Pndapatan yg ditangguhkan (1,334) 0.00% 0 0.00% 0 0.00%Jumlah Kredit yg Diberikan stlh pndptn
yg ditangguhkan 174,498,100 48.68% 197,126,229 49.95% 244,026,984 54.26%Dikurangi: Cadangan krugian pnurunn nilai (11,860,312) -3.31% (12,435,52) -3.15% (11,481,725) -2.55%Jumlah Kredit yg Diberikan - bersih 162,637,788 45.37% 184,690,704 46.80% 232,545,259 51.70%
Piutang Pembiayaan Konsumen -stlh dikurangi cdngan krugian pnurunn nilaimasing2 sbsr Rp40.769, Rp16.343 &RpNihil pd tgl 31 Des 2010, 2009 & 2008 0 0.00% 1,404,045 0.36% 2,132,823 0.47%
Tagihan akseptasisetelah dikurangi cadangan kerugianpenurunan nilai msg2 sbsr Rp171.097,Rp52.773 & Rp246.008 pd tgl31 Des
2010, 2009 & 2008 3,596,359 1.00% 4,304,000 1.09% 3,779,409 0.84%
Penyertaan sahamstlh dkurangi cdngan kerugian pnurunnnilai msg2 sbsr Rp1.285, Rp2.106& Rp1.656 pd tgl31 Des2010, 2009&2008 158,173 0.04% 186,848 0.05% 6,248 0.00%
Investasi Pmgng Polis pd Kntrk Unit-Linked 0 0.00% 0 0.00% 7,212,113 1.60%
Aktiva tetapstlh dikurangi akumulasi penyusutan& amortisasi masing2 sbsr Rp5.300.137,
74
Rp4.869.622 & Rp4.461.347pd tgl31Des
2010, 2009 & 2008 4,603,560 1.28% 4,963,306 1.26% 5,527,000 1.23%
Aktiva pajak tngguhn -stlh dikrngi pnyisihansbsr masing2 Rp1.065.606, RpNihil &RpNihil pd tgl 31 Des 2010, 2009 & 2008 6,123,919 1.71% 6,014,085 1.52% 4,401,088 0.98%
Aset Lain2 - stlh dikurangi penyisihankrugian msg2 sbsr Rp740.012, Rp936.622& Rp639.575 pd tgl31 Des 10,09 & 08 5,394,134 1.50% 3,812,265 0.97% 5,384,797 1.20%
JUMLAH ASET 358,438,678 100% 394,616,604 100% 449,774,551 100%
KEWAJIBAN, DANA SYIRKAHTEMPORER & EKUITAS
KEWAJIBAN & DANA SYIRKAH TEMPORER
Kewajiban segera 619,798 0.17% 573,557 0.15% 757,465 0.17%
Simpanan nasabahBank Konvensional & Syariah -Bukan Dana Syirkah Temporer
GiroPihak yg mempunyai hub. istimewa 115,857 0.03% 254,439 0.06% 495,154 0.11%
Pihak ketiga 68,970,831 19.24% 72,437,086 18.36% 67,792,099 15.07%
69,086,688 19.27% 72,691,525 18.42% 68,287,253 15.18%
TabunganPihak yg mempunyai hub. istimewa 40,562 0.01% 90,589 0.02% 105,513 0.02%
Pihak ketiga 89,667,809 25.02% 106,636,775 27.02% 123,851,094 27.54%
89,708,371 25.03% 106,727,364 27.05% 123,956,607 27.56%
Deposito berjangkaPihak yg mempunyai hub. istimewa 311,649 0.09% 467,683 0.12% 1,188,078 0.26%
Pihak ketiga 116,957,341 32.63% 123,007,078 31.17% 143,955,971 32.01%
117,268,990 32.72% 123,474,761 31.29% 145,144,049 32.27%
Bank Syariah
75
Dana Syirkah TemporerInvestasi terikat giro & giro mudharabah
musytarakah 0 0.00% 5,322 0.00% 85,094 0.02%Investasi terikat tabungan &
investasi tdk terikat
tabungan mudharabah 5,245,641 1.46% 7,067,647 1.79% 9,628,749 2.14%
Investasi tdk terikat
deposito mudharabah 7,802,362 2.18% 9,583,762 2.43% 15,110,402 3.36%
13,048,003 3.64% 16,656,731 4.22% 24,824,245 5.52%Jmlh Simpanan Nasabah 289,112,052 80.66% 319,550,381 80.98% 362,212,154 80.53%
Simpanan dr Bank LainBank Konvensional & Syariah -Bkn Dana Syirkah Temporer
Giro & tabungan 3,096,390 0.86% 5,744,330 1.46% 1,780,344 0.40%
Inter-bank call money 7,588 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Deposito berjangka 4,347,403 1.21% 4,736,318 1.20% 5,422,339 1.21%
7,451,381 2.08% 10,480,648 2.66% 7,202,683 1.60%
Bank SyariahDana Syirkah TemporerInvestasi tdk terikat tabungan mudharabah 48,353 0.01% 98,239 0.02% 100,532 0.02%Investasi tdk terikat deposito mudharabah 218,380 0.06% 207,640 0.05% 326,647 0.07%
267 0.00% 305,879 0.08% 427,179 0.09%Jumlah Simpanan dr Bank Lain 7,718,114 2.15% 10,786,527 2.73% 7,629,862 1.70%
Kewajiban atas Efek2 yg Dijual dgn
Janji Dibeli Kembali 981,893 0.27% 316,356 0.08% 0 0.00%
Kewajiban Derivatif 160,678 0.04% 41,611 0.01% 33,246 0.01%Kewajiban kpd Pemegang Polis Unit-Linked 0 0.00% 0 0.00% 7,212,113 1.60%
Kewajiban Akseptasi 3,842,367 1.07% 4,356,773 1.10% 3,950,506 0.88%
Efek2 yg Diterbitkan 1,016,603 0.28% 1,672,619 0.42% 1,492,744 0.33%Dikurangi: Biaya penerbitan yg blm diamortisasi 0 0.00% (1,605) 0.00% (1,377) 0.00%
1,016,603 0.28% 1,671,014 0.42% 1,491,367 0.33%
76
Pinjaman yg Diterima 9,371,508 2.61% 3,944,356 1.00% 5,634,838 1.25%
Estimasi Kerugian atas Komitmen & Kontinjensi 316,401 0.09% 329,362 0.08% 371,665 0.08%Beban yg Msh Hrs Dibayar 746,808 0.21% 542,921 0.14% 606,975 0.13%
Hutang Pajak 3,174,500 0.89% 1,855,829 0.47% 1,408,798 0.31%
Kewajiban Lain2 7,999,368 2.23% 9,132,586 2.31% 10,338,954 2.30%
Pinjaman Subordinasi 2,836,650 0.79% 6,217,068 1.58% 6,056,572 1.35%JUMLAH KEWAJIBAN &DANA SYIRKAH TEMPORER 327,896,740 91.48% 359,318,341 91.06% 407,704,515 90.65%
Hak Minoritas atas Aset Bersih AnakPerusahaan yg Dikonsolidasi 28,069 0.01% 189,494 0.05% 527,228 0.12%
EKUITAS Modal saham-nilai nomonal Rp500 (nilai penuh) per lmbr.Modal dasar- 1 lmbr sahamDwiwarna Seri A & 31.999.999.999 lmbrSaham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan &Disetor-1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A &20.996.494.741 lmbr Saham Biasa SeriB pdtgl 31 Des 2010, 1 lmbr SahamDwiwarna Seri A & 20.970.116.804 lmbrSaham Biasa Seri B pd tgl 31 Des2009 & 1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A &20.905.647.787 lmbr Saham Biasa Seri B
pd tgl 31 Des 2008 10,452,824 2.92% 10,452,824 2.65% 10,498,247 2.33%
Tmbhn modal disetor 6,809,056 1.90% 6,911,587 1.75% 6,960,680 1.55%
Selisih kurs krn pnjabarn lap.keuangan
dlm mata uang asing 239,625 0.07% 120,963 0.03% 69,593 0.02%
77
Kerugian Bersih yg Blm Direalisasidr penurunan Nilai Wajar Efek2&Obligasi Pemerintah yg Tersedia utkDijual Stlh Dikurangi Pajak Tangguhan (170,310) -0.05% (260,756) -0.07% (405,197) -0.09%
Selisih Transaksi PerubahanEkuitas
Anak Perusahaan (50,935) -0.01% (22,890) -0.01% (22,702) -0.01%
Opsi Saham 54,465 0.02% 16,174 0.00% 0 0.00%
Saldo Laba (sldo rugi sbsr Rp162.874.901tlh dieliminasi dgn tambahan modaldisetor/agio saham pd saat kuasi reorganisasi
pd tgl 30 April 2003)Sdh Ditentukan Penggunaannya 5,680,357 1.58% 5,706,921 1.45% 5,706,921 1.27%Blm Ditentukan Penggunaannya 7,498,787 2.09% 12,151,712 3.08% 18,735,266 4.17%
Jumlah Saldo Laba 13,179,144 3.68% 17,858,633 4.53% 24,442,187 5.43%
JUMLAH EKUITAS 30,513,869 8.51% 35,108,769 8.90% 41,542,808 9.24%JUMLAH KEWAJIBAN DANA SYIRKAHTEMPORER & EKUITAS 358,438,678 100% 394,616,604 100% 449,774,551 100%
Analisis Vertikal Neraca Bank Mandiri periode 31 Desember 2008
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat perkembangan aktiva dan
pasiva peiode 2008 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva pada periode
tersebut adalah Rp 358,438,678,000, jumlah aktiva terbesar diperoleh
dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan proporsi
48.50% (Rp173,858,171,000) kemudian diikuti dengan obligasi
pemerintah sebesar 24.62% ( Rp 88,259,039,000 ). Adapun aktiva
dalam jumlah kecil selama periode 2008 yaitu : penyertaan saham
78
sebesar 0.04% ( Rp 158,173,000), tagihan derivatif sebesar 0.10%
(Rp 354,024,000 ) dan tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali sebesar 0.173% ( Rp 619,092,000 ).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2008 sebesar Rp 327,896,740,000 (91.48%) dan jumlah ekuitas
sebesar Rp 30,513,869,000 (8.51%). Jumlah pasiva terbesar berasal
dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga sebesar 32.63% ( Rp
116,957,341,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar
25.02% ( Rp 89,667,809,000 ) . Sedangkan pasiva terkecil berasal dari
kewajiban derivatif sebesar 0.05% ( Rp 160,678,000 ).
Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal
saham sebesar 2.92% ( Rp 10,452,824,000) dan modal terkecil
diperoleh dari opsi saham sebesar 0.02% ( Rp 54,465,000).
Analisis Vertikal Neraca Bank Mandiri periode 31 Desember 2009
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat perkembangan
aktiva dan pasiva peiode 2009 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva
pada periode tersebut adalah Rp394,616,604,000, jumlah aktiva
terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga
dengan proporsi 49.79% (Rp196,488,172,000) kemudian diikuti
dengan obligasi pemerintah sebesar 22.59% ( Rp 89,132,940,000 ).
Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2009yaitu :
penyertaan saham sebesar 0.05% ( Rp 186,848,000), tagihan derivatif
79
sebesar 0.04% ( Rp 174,526,000 ) dan asset lain-lain sebesar 0.97%
(Rp 3,812,265,000 ).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2009 sebesar Rp359,318,341,000 (91.06%) dan jumlah ekuitas
sebesar Rp 35,108,769,000 (8.90%). Jumlah pasiva terbesar berasal
dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga sebesar 31.17% (Rp
123,007,078,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar
27.02% ( Rp 106,636,775,000 ) . Sedangkan pasiva terkecil berasal
dari investasi terikat giro sebesar 0.001% ( Rp 5,322,000 ).
Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal
saham sebesar 2.65% (Rp 10,452,824,000) dan modal terkecil
diperoleh dari opsi saham sebesar 0.04% (Rp 16,174,000).
Analisis Vertikal Neraca Bank Mandiri periode 31 Desember 2010
Berdasarkan tabel 5.1 di atas dapat dilihat perkembangan
aktiva dan pasiva peiode 2010 mengalami fluktuatif. Jumlah aktiva
pada periode tersebut adalah Rp449,774,551,000, jumlah aktiva
terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga
dengan proporsi 54.08% (Rp243,227,805,000) kemudian diikuti
dengan obligasi pemerintah sebesar 17.36% ( Rp 78,092,734,000 ).
Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2010yaitu :
80
penyertaan saham sebesar 0.001% ( Rp 6,248,000), tagihan derivatif
sebesar 0.008% ( Rp 37,096,000 ).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2009 sebesar Rp407,704,515,000 (90.65%) dan jumlah ekuitas
sebesar Rp 41,542,808,000 (9.24%). Jumlah pasiva terbesar berasal
dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga sebesar 32.61%
(Rp 143.955,971,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga
sebesar 27.54% ( Rp 123,851,094,000 ) . Sedangkan pasiva terkecil
berasal dari kewajiban derivatif sebesar 0.01% ( Rp 33,246,000 ).
Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal
saham sebesar 2.33% (Rp 10,498,247,000) dan modal terkecil
diperoleh dari tambahan modal disetor sebesar 1.55% (Rp
6,960,680,000).
81
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi
Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan
proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total
penjualan.
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.2 analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %PENDAPATAN & BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga 26,496,487 82.42% 31,640,259 81.86% 33,931,650 77.28%
Pndapatan provisi& komisi 839,750 2.61% 958,705 2.48% 0 0.00%
Pendapatan Premi 0 0.00% 0 0.00% 1,025,306 2.34%Pendapatan Operasional Lainnya
Provisi & komisi lainnya 3,423,247 10.65% 4,311,235 11.15% 5,101,838 11.62%
Laba selisih kurs - bersih 789,350 2.46% 637,065 1.65% 595,449 1.36%
Lain-lain 440,410 1.37% 536,063 1.39% 2,735,530 6.23%Pendapatan Bkn Operasional - Bersih 158,118 0.49% 389,596 1.01% 230,142 0.52%Keuntungan dr Pnjualan Efek2&Obligasi Pmrnth 0 0.00% 180,752 0.47% 286,870 0.65%Keuntungan yg Blm Direalisasidr Penurunan/
Kenaikan Nilai WajarEfek2, Obligasi Pemerintah &InvestasiPemegang Polis
pd Kontrak Unit-Linked 1,486 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
JMLH PENDAPATAN 32,148,848 100 % 38,653,675 100% 43,906,785 100%
BEBAN BUNGA
Beban bunga (12,371,4) -38.48% (15,675,21) -40.55% (14,394,59) -32.78%
Beban pembiayaan lainnya (165,200) -0.51% (146,636) -0.38% (18,443) -0.04%
Beban Klaim 0 0.00% 0 0.00% (472,394) -1.08%BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
82
Beban gaji & tunjangan (4,563,768) -14.20% (4,853,601) -12.56% (5,802,173) -13.21%
Beban umum&administrasi (3,861,684) -12.01% (4,324,893) -11.19% (5,467,972) -12.45%
Lain2-bersih (469,329) -1.46% (831,373) -2.15% (804,828) -1.83%
(Beban)/Manfaat Pajak
Tahun Berjalan (4,711,894) -14.66% (3,479,867) -9.00% (3,026,466) -6.89%
Tangguhan 1,958,650 6.09% (145,719) -0.38% (1,576,470) -3.59%
Krugian dr Pnjualan Efek2
& Obligasi Pemerintah (54,061) -0.17% 0 0.00% 0 0.00%(Kerugian)/Keuntungan yg Blm Direalisasidr Penurunan/Kenaikan Nilai WajarEfek2,
Obligasi Pmrnth&InvestasiPemegang Polis pd Kontrak Unit-Linked 0 0.00% (2,155) -0.01% (23,401) -0.05%
JUMLAH BEBAN (24,238,7) -75.40% (29,459,457) -76.21% (31,586,745) -71.94%
Pmbntkan Cdngn Kerugian
Penurunan Nilai (2,986,361) -9.29% (1,147,540) -2.97% (2,986,234) -6.80%
(Pmbntkan)/Pmbalikn Pnyisihn Estimasi Krugian
ats Kmitmen& Kontinjensi 221,393 0.69% (37,782) -0.10% (53,358) -0.12%
Pembalikan/(Pembentukan) Penyisihan Kerugian 170,139 0.53% (810,408) -2.10% 88,778 0.20%
LABA SBLM (BEBAN) MANFAAT PAJAK &
HAK MINORITAS 8,068,560 25.10% 10,824,074 28.00% 13,972,162 31.82%
LABA BRSH STLH PAJAKSBLM
HAK MINORITAS 5,315,316 16.53% 7,198,488 18.62% 9,369,226 21.34%
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIHANAK PERUSAHAAN YG DIKONSOLIDASI (2,495) -0.01% (43,024) -0.11% (43,024) -0.10%
LABA BERSIH 5,312,821 16.53% 7,155,464 18.51% 9,218,298 21.00%
LABA PER SAHAM
Dasar (dlm Rupiah penuh) 254.51 0.00% 341.72 0.00% 439.38 0.00%
Dilusian (dlm Rupiah pnh) 253.84 0.00% 341.37 0.00% 439.38 0.00%
83
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Mandiri periode 31
Desember 2008
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Mandiri periode 2008,
dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp
32,148,848,000. Sebesar 82.42% (26,496,487,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
10.65% (Rp 3,423,247,000) diperoleh dari pendapatan operasional
lainnya dalam bentuk provisi dan komisi lainnya. Sementara
perolehan pendapatan dari pendapatan non operasional sebesar 0,49%
(Rp158,118,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba
Bank Mandiri antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp 24,238,703,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga sebesar 38.48% (Rp
12,371,417,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan
tunjangan sebesar Rp 4,563,768,000 atau 14.20% dari total
pendapatan dan beban pajak tahun berjalan sebesar Rp 4,711,894 atau
sebesar 14.66%.
Pada periode 2008 laba bersih Bank Mandiri mencapai
16.26% ( Rp5,312,821,000 ).
84
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Mandiri periode 31
Desember 2009
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Mandiri periode 2009,
dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp
38,653,675,000. Sebesar 81.86% (33,931,650,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
11.15% (Rp 4,311,235,000) diperoleh dari pendapatan operasional
lainnya dalam bentuk provisi dan komisi lainnya. Sementara
perolehan pendapatan dari pendapatan non operasional sebesar 1.01%
(Rp389,596,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba
Bank Mandiri antara lain beban operasioanal dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp 29,459,457,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga sebesar 40.55% (Rp
15,675,213,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan
tunjangan sebesar Rp 4,853,601,000 atau 12.56% dari total
pendapatan dan beban umum dan administrasi sebesar Rp 5,467,972
atau sebesar 11.19%.Pada periode 2009 laba bersih Bank Mandiri
mencapai 18.51% ( Rp7,155,464,000 ). Laba pada periode ini
meningkat dari tahun sebelumnya.
85
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Mandiri periode 31
Desember 2010
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Mandiri periode 2010,
dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp
43,906,785,000. Sebesar 77.28% (33,931,650,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
11.62% (Rp 5,101,838,000) diperoleh dari pendapatan operasional
lainnya dalam bentuk provisi dan komisi lainnya. Sementara
perolehan pendapatan dari pendapatan non operasional sebesar 0,52%
(Rp230,142,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba
Bank Mandiri antara lain beban operasioanal dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp 31,586,745,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga sebesar 38.78% (Rp
14,394,598,000) dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan
tunjangan sebesar Rp5,802,173,000 atau 13.22% dari total pendapatan
dan beban umumdan administrasi sebesar Rp 5,467,972,000 atau
sebesar 12.45%. Pada periode 2010 laba bersih Bank Mandiri
meningkat di banding periode 2009 mencapai 20.99% ( Rp
9,218,298,000 ).
86
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas
yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi,
arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada
laporan arus kas dilakukan melalui membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.3 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
ARUS KAS MASUK
Dr Kegiatan Operasi
Penerimaan pendapatan bunga 26,117,536 30.88% 32,078,031 33.72% 34,021,221 28.01%Pnerimaan pndptn provisi & komisi 4,262,997 5.04% 5,269,940 5.54% 5,101,838 4.20%Penerimaan dr pnjualan Obligasi Pmrnth -utk diukur pd nilai wajar melalui lap.laba rugi 6,003,599 7.10% 9,349,047 9.83% 37,628,006 30.98%
Pndapatan operasional lainnya 311,092 0.37% 716,236 0.75% 877,840 0.72%Pndptn bkn operasional-lainnya 82,339 0.10% 197,692 0.21% 163,281 0.13%
Aset lain2 284,409 0.34% 1,118,663 1.18% (603,636) -0.50%Pnerimaan atas aset produktif yg tlh dihapusbukukan 2,343,228 2.77% 2,350,123 2.47% 2,348,642 1.93%
Giro 6,650,858 7.86% 6,261,015 6.58% (8,471,819) -6.98%
Tabungan 2,721,321 3.22% 17,010,757 17.88% 10,161,596 8.37%
Deposito berjangka 26,376,748 31.19% 6,594,686 6.93% 12,563,907 10.35%Bank Syariah - Dana Syirkah Temporer
Investasi terikat giro & giro
mudharabah musytarakah 0 0.00% 5,322 0.01% 85,094 0.07%Investasi terikat tabungan & investasitdk terikat
tabungan mudharabah 1,392,953 1.65% 1,871,892 1.97% 9,729,281 8.01%Investasi tdk terikat deposito mudharabah 2,494,381 2.95% 1,770,660 1.86% 15,437,049 12.71%Efek2 - utk diukur pd nilai wajar melalui lap.laba rugi*) 2,600,153 3.07% 5,808,627 6.11% 0
Dr Kegiatan Investasi
87
Penurunan penyertaan saham 41,649 0.05% 302,355 0.32% 241,792 0.20%
Pnerimaan dr pnjualan aset ttp 80,178 0.09% 62,978 0.07% 79,563 0.07%
Kenaikan hak minoritas 0 0.00% 118,402 0.12% 186,806 0.15%(Kenaikan)/penurunan efek2 yg dibelidgn janji dijual kmbl 2,657,374 3.14%
Dari Kegiatan Pendanaan(Penurunan)/kenaikan atas efek2 yg diterbitkan 0 0.00% 654,411 0.69% 0 0.00%Kenaikan/(penurunan) atas pinjaman yg ditrima 0 0.00% 0 0.00% 1,847,937 1.52%
Pnerbitn Obligasi Subordinasi 0 0.00% 3,500,000 3.68% 0 0.00%Eksekusi hak opsi saham 135,697 0.16% 96,474 0.10% 46,108 0.04%
Kenaikan hak minoritas 19,228 0.02% 0 0.00% 0 0.00%TOTAL ARUS KAS MASUK 84,575,740 100% 95,137,311 100% 121,444,506 100%
ARUS KAS KELUAR
Dr Kegiatan Operasi
Pembayaran beban bunga (12,165,21) 13.40% (15,897,10) 17.28% (14,821,381) 18.40%Pembayaran beban pendanaan lainnya (165,200) 0.18% (146,636) 0.16% 0 0.00%Pmbelian Obligasi Pemerintah - utk diukur pdnilai wajar
melalui lap. laba rugi (5,184,940) 5.71% (9,722,868) 10.57% (36,985,217) 45.91%
Laba/(rugi) selisih kurs-bersih (138,149) 0.15% (589,937) 0.64% 288,569 -0.36%
Beban operasional lainnya (469,332) 0.52% (1,647,961) 1.79% (4,817,154) 5.98%
Beban gaji & tunjangan (3,403,043) 3.75% (4,853,601) 5.28% (5,802,173) 7.20%
Beban umum & administrasi (3,288,579) 3.62% (3,878,814) 4.22% (5,019,356) 6.23%Penempatan pd Bank Indonesia & bank lain (12,016,854) 13.23% (11,958,068) 13.00% 41,264,635 -51.22%Efek2 - utk diukur pd nilai wajar melalui lap.laba rugi*) (1,920,318) 2.38%Tagihan lainnya - transaksi perdagangan (1,513,689) 1.67% 680,259 -0.74% 269,011 -0.33%
Kredit yg diberikan (36,149,818) 39.81% (24,906,337) 27.08% (46,900,755) 58.22%
Piutang pmbiayaan konsumen 0 0.00% (1,420,388) 1.54% (753,204) 0.93%
Inter-bank call money (823,257) 0.91% (7,588) 0.01% 0 0.00%
Kewajiban segera (232,979) 0.26% (46,242) 0.05% 183,908 -0.23%
Hutang pajak (2,817,792) 3.10% (4,798,538) 5.22% (3,473,497) 4.31%
Kewajiban lain2 (2,751,048) 3.03% 1,133,216 -1.23% 1,553,634 -1.93%
Dr Kegiatan Investasi(Kenaikan)/penurunan efek2 –tersedia utk dijual&
dimiliki hingga jth tmpo (70,105) 0.08% 524,900 -0.57% (6,271,745) 7.78%Penurunan/(kenaikan)Obligasi Pmrnth-trsediautk dijual
& dimiliki hingga jth tmpo 286,139 -0.32% (500,834) 0.54% 11,221,714 -13.93%Pembelian PT Mandiri Tunas Finance 0 0.00% (290,000) 0.32% 0 0.00%Penyetoran modal Mandiri International
88
Remittance Sendirian Berhard 0 0.00% (13,435) 0.01% (11,756) 0.01%Pembelian PT AXA Mandiri Financial
Services (Anak Perusahaan) 0 0.00% 0 0.00% (48,427) 0.06%
Pembelian aset tetap (613,507) 0.68% (651,467) 0.71% (1,027,188) 1.28%(Kenaikan)/penurunan efek2 yg dibelidgn janji dijual kmbl (4,268,951) 4.64% (4,044,728) 5.02%
Dr Kegiatan Pendanaan(Penurunan)/kenaikan atas efek2 yg diterbitkan (3,033,961) 3.34% (179,647) 0.22%Kenaikan/(penurunan) atas pinjaman yg ditrima (111,064) 0.12% (5,427,152) 5.90%Pembayaran atas pinjaman subordinasi (130,374) 0.14% (150,374) 0.16% (152,853) 0.19%Penurunan efek2 yg dijual dgnjanji dibeli kmbl (1,932,450) 2.13% (665,539) 0.72% (316,356) 0.39%Pmbayarn dividen,dana prgrm kmitraan&prgrm bina lgkngn (4,085,450) 4.50% (2,475,975) 2.69% (2,799,087) 3.47%TOTAL ARUS KAS KELUAR (90,810,669) 100% (91,979,431) 100% (80,563,371) 100%
(PENURUNAN)KENAIKAN BERSIH
KAS & SETARA KAS (6,234,929) -21.33% 3,175,880 9.80% 40,881,135 55.78%
KAS & SETARA KAS PD
AWAL TAHUN 35,472,410 121.33% 29,237,481 90.20% 32,413,361 44.22%
KAS & SETARA KAS PD
AKHIR TAHUN 29,237,481 100% 32,413,361 100% 73,294,496 100%KAS & SETARA KAS TERDIRI DR:
Kas 8,388,974 28.69% 8,867,881 27.36% 9,521,713 12.99%
Giro pd Bank Indonesia 13,354,289 45.68% 16,055,871 49.53% 24,856,699 33.91%
Giro pd bank lain 7,494,218 25.63% 7,489,609 23.11% 8,569,778 11.69%Penempatan pd BankIndonesia d Bank lain 0 0.00% 0 0.00% 28,566,961 38.98%
Sertifikat Bank Indonesia 0 0.00% 0 0.00% 1,779,345 2.43%
Jumlah kas & setara kas 29,237,481 100% 32,413,361 100% 73,294,496 100%
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Mandiri periode 31
Desember 2008
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu deposito berjangka sebesar
Rp26,376,748,000 (31.18%), kemudian dari penerimaan pendapatn
bunga sebesar Rp26,117,536,000 (30,88%), selanjutnya dari giro
89
sebesar Rp 6,650,858,000 (7.86%).Sedangkan arus kas masuk terkecil
berasal dari penerimaan dari penjualan asset tetap dan penurunan
penyertaan saham masing-masing sebesar Rp 80,178,000 (0.09%) dan
41,649,000(0.05%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari
kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp
36,149,818,000 (39.81%) dan pembayaran beban bunga sebesar Rp
12,165,217,000(13.40%). Total arus kas masuk pada tahun 2008
mengalami defisit dimana total arus kas masuk pada tahun 2008
sebesar Rp 84,575,740,000 lebih kecil dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp 90,810,669,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Mandiri periode 31
Desember 2009
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan pendapatan bunga
sebesar Rp32,078,031,000 (33,72%), kemudian dari tabungan sebesar
Rp 17,010,757,000 (17.88%), selanjutnya dari penerimaan dari
penjualan obligasi sebesar Rp 9,349,047,000(9.83%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari
kegiatan operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp
24,906,337,000 (27.08%) dan dari pembayaran beban bunga sebesar
Rp 15,897,101,000(17.28%). Total arus kas masuk pada tahun 2009
90
mengalami surplus dimana total arus kas masuk pada tahun 2009
sebesar Rp 95,137,311,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp 91,979,431,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Mandiri periode 31
Desember 2010
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan dari penjualan
obligasi pemerintah sebesar Rp 37,628,006,000 (30.98%), kemudian
dari penerimaan pendapatan bunga sebesar Rp 34,021,221,000
(28.01%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari
kegiatan operasi yaitu pembelian obligasi sebesar Rp 36,985,217,000
(45.91%)dan dari pembayaran beban bunga sebesar Rp
14,821,381,000(18.40%). Total arus kas masuk pada tahun 2010
mengalami peningkatan yang cukup signifikan di banding tahun 2008
dan 2009 dimana total arus kas masuk pada tahun 2010 sebesar Rp
121,444,506,000 sedangkan total arus kas keluar sebesar Rp
80,563,371,000.
91
5.1.2 Analisis Vertikal Bank Negara Indonesia.
1. Analisis Vertikal pada Neraca
Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan
angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca,
sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.4 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2008 2009 2010Rp % Rp % Rp %
AKTIVAKas 4,428,192 2.19% 4,903,316 2.16% 5,480,703 2.20%
Giro pd Bank Indonesia 9,350,792 4.64% 8,531,044 3.75% 13563799 5.46%
Giro pd bank lain bersihstlh dikurangi penyisihankerugian sbsr Rp10.914pd thn 2007 & Rp19.787pd thn 2008
& Rp69.276 pd thn 2009 1,700,793 0.84% 1,700,793 0.75% 1,344,771 0.54%
Penempatan pd bank lain& Bank Indonesiastlhdikurangi penyisihankerugiansbsr Rp79.621 pd thn 2007 &Rp306.367pd thn 2008& Rp229.550 pd thn 2009 22,641,940 11.22% 29,622,162 13.02% 38,385,316 15.44%
Surat2 berhargastlh dikurangipnyisihn krugian sbsr Rp42.249pd thn 07&Rp369.232thn 08& Rp229.550 pd thn09 9,874,051 4.89% 19,197,927 8.44% 13,181,480 5.30%
Srt2 brharga yg dibelidgnjanji dijualkmbl stlh Dikurangi pndapatn bunga ygditangguhkan sbsr Rp5.206pd thn 2007&Rp365 pd thn2008 Rp Nihil pd thn 2009 86,815 0.04% 0 0.00% 0 0.00%Wesel ekspor&tagihan lainnyastlh dikurangipenyisihankerugian sbsr Rp
92
10.574 pd thn2007&Rp24.110pd thn08&Rp19.207pd thn09 427,945 0.21% 668,764 0.29% 866,460 0.35%
Tagihan akseptasistlh dikurangi penyisihankerugian sbsr Rp47.353 pd thn2007&Rp158.998 pd thn2008& Rp63.479 pd thn 2009 3,831,037 1.90% 4,729,379 2.08% 4,778,440 1.92%
Tagihan derivatif stlh dkurangi penyisihan krugiansbsr Rp27 pd th2007&Rp967pd thn2008&Rp92 pd th 2009 95,558 0.05% 7,301 0.00% 7,552 0.00%
Pinjaman/pembiayaan/piutangyg diberikan stlh dikurangipenyisihan kerugiansbsr Rp5.436.203 pdthn 2007&Rp5.652.046 pd thn 2008&Rp6.920.455 pd thn 2009Phk2 yg mpunyai hb.istimewa 465,254 0.23% 525,829 0.23% 513,049 0.21%Pihak ketiga 105,877,097 52.48% 113,396,856 49.85% 135,843,910 54.65%
Obligasi Pmrnth,stlh pnyesuaianamortisasi diskonto &premi 34,655,313 17.18% 31,039,523 13.64% 32,556,138 13.10%
Penyertaan saham stlhdikurangi pnyisihan kerugiansbsr Rp11.118pd thn 2007&Rp32.387 pd thn2008&Rp15.523 pd thn 2009 104,653 0.05% 51,267 0.02% 24,398 0.01%
Aktiva tetapstlh dikurangiakumulasiPnyusutnsbsr Rp2.944.609pdth2007&Rp3.553.245pd th08&Rp3.863.790pd thn2009 3,732,893 1.85% 3,707,940 1.63% 3,838,079 1.54%
Aktiva pajak tangguhan 1,989,131 0.99% 1,358,911 0.60% 990,943 0.40%
Biaya dibayar di muka &aktiva lain2 - bersih 2,479,605 1.23% 2,898,406 1.27% 4,162,883 1.67%
JUMLAH AKTIVA 201,741,069 100% 227,496,967 100% 248,580,529 100%
KEWAJIBAN & EKUITASKEWAJIBANKewajiban segera 1,059,663 0.53% 1,109,216 0.49% 1,336,316 0.54%
Simpanan nasabahPihak-pihak yg mempunyaihub. istimewa 866,953 0.43% 1,017,255 0.45% 75,005 0.03%Pihak ketiga 162,297,405 80.45% 187,451,732 82.40% 194,299,680 78.16%
Simpanan dr bank lainPihak ketiga 4,100,032 2.03% 3,819,149 1.68% 3,325,751 1.34%
Surat berharga yg dijualdgn janji dibeli kmbl 625,000 0.31% 0 0.00% 0 0.00%
93
Kewajiban derivatif 82,666 0.04% 152,423 0.07% 221,033 0.09%
Kewajiban akseptasi 1,969,306 0.98% 2,558,681 1.12% 2,497,356 1.00%
Surat brharga yg diterbitkan 1,269,242 0.63% 1,260,750 0.55% 1,277,197 0.51%
Pinjaman yg ditrima 8,616,869 4.27% 5,569,805 2.45% 5,623,480 2.26%
Hutang pajak 599,246 0.30% 94,036 0.04% 182,128 0.07%
Estimasi kerugian ataskomitmen & kontinjensi 129,166 0.06% 155,723 0.07% 189,106 0.08%
Biaya yg msh hrs dibayar& kewajiban lain2 4,663,795 2.31% 5,133,675 2.26% 6,403,952 2.58%
Pinjaman subordinasi - 0.00% 0 0.00%JUMLAH KEWAJIBAN 186,279,343 92.34% 208,322,445 91.57% 215,431,004 86.66%HAK MINORITAS 30,578 0.02% 30,940 0.01% 29,899 0.01%
EKUITAS Modal saham:SeriA Dwiwarna-nlai nominal Rp7.500 per sahamSeri B - nilai nominalRp7.500 per sahamSeri C - nilai nominalRp375 per saham
Modal dasar:Seri A Dwiwarna - 1 sahamSeri B - 289.341.866 sahamSeri C -34.213.162.660 saham
Modal ditempatkan &disetor pnh :Seri A Dwiwarna - 1 sahamSeri B - 289.341.866 sahamSeri C -14.984.598.643 saham 7,789,288 3.86% 7,789,288 3.42% 9,054,807 3.64%
Tambahan modal disetor 5,812,879 2.88% 5,617,599 2.47% 14,568,468 5.86%
Laba (rugi) yg blmdirealisasiatas surat2brharga dlmklompoktrsedia utk dijualstlh pajak tangguhan (2,720,198) -1.35% (924,402) -0.41% (361,009) -0.15%
Selisih kurs krn penjabaranlap. keuangan 39,141 0.02% 6,903 0.00% 32,568 0.01%
Rugi yg blm direalisasi atastransaksi lindung nilai - 0.00% (148,374) -0.07% (165,644) -0.07%
Cadangan umum & wajib 1,155,957 0.57% 1,272,833 0.56% 1,523,788 0.61%
Cadangan khusus 756,661 0.38% 867,286 0.38% 1,100,846 0.44%
Tdk dicadangkan 0 0.00% 0 0.00% 7,365,802 2.96%Saldo laba *) 2,597,420 1.29% 4,662,449 2.05% 9,990,436 4.02%Jumlah ekuitas sblm dikurangisaham yg
94
diperoleh kmbloleh Anak2Perusahaan - 0.00% 0 0.00%Dikurangi: saham yg dperolehkmbl oleh Anak2 Perusahaan sejmlh 23.585.000 saham - 0.00% 0 0.00%JUMLAH EKUITAS 15,431,148 7.65% 19,143,582 8.41% 43,110,062 17.34%
JUMLAH KEWAJIBAN
& EKUITAS 201,741,069 100% 227,496,967 100% 248,580,529 100%
Analisis Vertikal Neraca Bank Negara Indonesia periode 31
Desember 2008
Pada tahun 2008 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk
meningkat menjadi sebesar Rp 201.741.069.000. Jumlah aktiva
terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga
yaitu sebesar Rp 105.877.097.000(52,48%). Kemudian diikuti dengan
obligasi pemerintah,setelah penyesuaian diskonto dan premi sebesar
Rp 34.655.313(17,18%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode
2008 adalah tagihan derivative sebesar Rp 95.558.000 (0,05%),pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp
80.912.000(0,04%), penyertaan saham setelah dikurangi penyisihan
kerugian sebesar Rp 32.387.000 pada tahun 2008 sebesar Rp
104.653.000(0,05%), surat-surat berharga yang dibeli dengan janji
dijual kembali setelah dikurangi pendapatan bunga yang ditangguhkan
sebesar Rp365.000 pada tahun 2008 sebesar Rp 86.815.000(0,04%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah
kewajiban pada pada periode 2008 sebesar Rp 186.279.343.000
(92,34%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp 15.431.148.000
(7,65%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar
95
diperoleh dari pihak ketiga yaitu sebesar Rp
162.297.405.000(80,49%) dan pinjaman yang diterima yaitu sebesar
Rp8.616.427.000(4,27%). Sedangkan jumlah kewajiban dan ekuitas
terkecil diperoleh dari laba rugi yang belum terealisasi
sebesar2.720.198.000(-1,35%), kewajiban derivative sebesar Rp
82.666.000(0,04%),estimasi kerugian sebesar Rp
129.166.000(0,06%), selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
sebesar Rp 39.141.000(0,02%).
Analisis Vertikal Neraca Bank Negara Indonesia periode 31
Desember 2009
Pada tahun 2009 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk
meningkat menjadi sebesar Rp227.496.967.000. Jumlah aktiva
terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga
yaitu sebesar Rp 113.396.586.000(49,84%). Kemudian diikuti dengan
obligasi pemerintah,setelah penyesuaian diskonto dan premi sebesar
Rp 31.039.523(13,64%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode
2009 adalah tagihan derivative sebesar Rp 7.301.000 (0,003%),pihak-
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebesar
Rp525.829.000(0,23%), penyertaan saham setelah dikurangi
penyisihan kerugian sebesar Rp15.523.000 pada tahun 2009 sebesar
Rp 51.267.000(0,02%).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah
96
kewajiban pada pada periode 2009 sebesar Rp208.322.445.000
(91,57%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp 19.143.582.000
(8,41%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan ekuitas terbesar
diperoleh dari pihak ketiga yaitu sebesar Rp
187.451.732.000(82,38%) dan modal ditempatkan yaitu
sebesar7.789.288.000(3,42%). Sedangkan jumlah kewajiban dan
ekuitas terkecil diperoleh dari laba rugi yang belum terealisasi sebesar
924.402.000(-0,41%), rugi yang belum terealisasi atas transaksi
lindung nilai sebesar Rp 148.374.000(-0,06%).
Analisis Vertikal Neraca Bank Negara Indonesia periode 31
Desember 2010
Pada tahun 2010 jumlah aktiva PT. BNI PERSERO Tbk
meningkat menjadi sebesar Rp248,580,529,000. Jumlah aktiva
terbesar diperoleh dari pinjaman yang diberikan pada pihak ketiga
yaitu sebesar Rp 135,843,910,000 (54.65%). Kemudian diikuti dengan
penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar Rp
38,385,316 (15.44%). Dan jumlah aktiva terkecil pada periode 2010
adalah tagihan derivative sebesar Rp 7,522.000 (0,003%), pihak-pihak
yang mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp513,049,000(0,21%),
penyertaan saham setelah dikurangi penyisihan kerugian sebesar
Rp24,398,000 pada tahun 2010.
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca PT BNI PERSERO Tbk dapat terlihat di pasiva. Jumlah
97
kewajiban pada pada periode 2010 sebesar
Rp215,431,004,000(86.66%) sedangkan jumlah ekuitas sebesar Rp
43,110,062,000 (17.34%). Pada periode ini jumlah kewajiban dan
ekuitas terbesar diperoleh dari simpanan nasabah pihak ketiga yaitu
sebesar Rp 194,299,680,000 (78.16%) dan tambahan modal di setor
yaitu sebesar 14,568,468,000 (5.86%).Sedangkan jumlah kewajiban
dan ekuitas terkecil diperoleh dari simpanan nasabah yaitu pihak yang
mempunyai hubungan istimewa sebesar Rp 75,005,000 (0.03%), dan
penyertaan saham sebesar Rp 24,398,000(0.01%).
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi
Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan
proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total
penjualan.
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.5 analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %PENDAPATAN BUNGA
Pendapatan bunga 16,103,368 79.81% 18,878,575 79.52% 18,837,397 72.74%
Pndptn prvisi&komisi
atas krdit yg dberikan 524,771 2.60% 568,191 2.39% 0 0.00%
98
PENDAPATAN OPERASIONAL
LAINNYA
Prvisi&komisi lainnya 1,975,746 9.79% 2,231,196 9.40% 2,386,391 9.21%
Laba dr srt brharga &
Obligasi Pmrnth -brsh (143,240) -0.71% 424,428 1.79% 727,092 2.81%
Laba slisih kurs - brsh 629,965 3.12% 261,966 1.10% 177,308 0.68%
Pndptn premi asuransi 764,263 3.79% 1,026,573 4.32% 1,328,098 5.13%
Lain-lain 322,155 1.60% 351,222 1.48% 387,447 1.50%
Penerimaan kmbl aset
yg tlh dihapusbukukan 1,821,088 7.03%Keuntungan yg blm direalisasi dr
pnurunn/knaikan nilai
wajar surat2 brharga
& Obligasi Pmrintah 233,629 0.90%
JMLH PNDPTAN 20,177,028 100.00% 23,742,151 100.00% 25,898,450 100.00%
BEBAN BUNGA & BEBANPEMBIAYAAN LAINNYA
Beban bunga (6,661,349) -33.01% (8,294,120) -34.93% (7,099,714) -27.41%Beban pembiayaan lainnya (54,907) -0.27% (19,878) -0.08% (16,966) -0.07%
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban gaji&tunjangan (3,298,886) -16.35% (3,460,000) -14.57% (4,126,640) -15.93%Beban umum& administrasi (2,273,336) -11.27% (2,311,820) -9.74% (2,760,917) -10.66%Beban underwriting asuransi (706,076) -3.50% (1,022,219) -4.31% (1,343,205) -5.19%
Beban promosi (351,967) -1.74% (427,323) -1.80% (675,153) -2.61%
Beban premi penjaminan (257,876) -1.28% (334,399) -1.41%
(363,989) -1.41%
Lain-lain (339,501) -1.68% (435,469) -1.83% (373,453) -1.44%
JUMLAH BEBAN (13,943,898) -69.11% (16,305,228) -68.68% (16,760,037) -64.71%
PENYISIHAN KERUGIANATAS AKTIVA PRODUKTIF
& NON PRODUKTIF (4,358,607) -21.60% (4,050,809) -17.06% (3,629,395) -14.01%
LABA SBLM PAJAK
PENGHASILAN &
99
HAK MINORITAS 1,932,385 9.58% 3,443,949 14.51% 5,485,460 21.18%
PAJAK PNGHASILN (706,480) -3.50% (957,230) -4.03% (1,382,262) -5.34%
LABA SBLM HAK
MINORITAS 1,225,905 6.08% 2,486,719 10.47% 4,103,198 15.84%
HAK MINORITAS ATAS LABABERSIH ANAK PERUSAHAAN (3,420) -0.02% (2,724) -0.01% (1,492) -0.01%
LABA BERSIH 1,222,485 6.06% 2,483,995 10.46% 4,101,706 15.84%
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Negara Indonesia
periode 31 Desember 2008
Pada tahun 2008 PT BNI PERSERO Tbk memperoleh laba bersih
sebesar Rp 1.222.485.000(6,06%) dengan total pendapatansebesarRp
20.177.028.000. Sebagian besar pendapatan diperoleh dari pendapatan
bunga yaitu sebesar Rp 16.103.368.000(79,81%),provisi dan komisi
lainnya sebesar Rp 1.975.746 (9,79%).
Sedangkan pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya
laba PT BNI PERSERO Tbk antara lain beban bunga dan beban
operasional lainnya.Jumlah beban terbesar adalah beban bunga
sebesar Rp 6.661.349.000(-33,01%) dan beban gaji dan tunjangan
sebesar Rp 3.298.886.000 (-16,35%).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Negara Indonesia
periode 31 Desember 2009
Pada tahun 2009 PT BNI PERSERO Tbk memperoleh laba
bersih sebesar Rp2.483.995.000(10,46%) dengan total pendapatan
100
sebesar Rp 23.742.151.000. Sebagian besar pendapatan diperoleh dari
pendapatan bunga yaitu sebesar Rp 18.878.575.000(79,51%),provisi
dan komisi lainnya sebesar Rp 2.231.196 (9,40%).
Sedangkan pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya
laba PT BNI PERSERO Tbk antara lain beban bunga dan beban
operasional lainnya.Jumlah beban terbesar adalah beban bunga
sebesar Rp8.294.120.000(-34,93%) dan beban gaji dan tunjangan
sebesar Rp 3.460.000.000 (-14,57%).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Negara Indonesia
periode 31 Desember 2010
Pada tahun 2010 PT BNI PERSERO Tbk memperoleh laba
bersih sebesar Rp4,101,706,000(15.8384%) dari total pendapatan
sebesar Rp 25,898,450,000. Sebagian besar pendapatan diperoleh dari
pendapatan bunga yaitu sebesar Rp 18,837,397,000(72.74%),dan
pendapatan operasional lainnya yaitu provisi dan komisi lainnya
sebesar Rp 2,386,391 (9.21%).
Sedangkan pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya
laba PT BNI PERSERO Tbk antara lain beban bunga dan beban
operasional lainnya.Jumlah beban terbesar adalah beban bunga
sebesar Rp7,099,714,000(27.41%) dan beban gaji dan tunjangan
sebesar Rp 4,126,640,000 (15.93%).
101
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas
yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi,
arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada
laporan arus kas dilakukan melalui membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.6 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %ARUS KAS MASUK
dr kegiatan operasi:
Bunga,prvisi&komisi 16,434,789 29.07% 19,509,478 24.88% 19,345,064 19.42%Pndpatan operasional lainnya 2,918,923 5.16% 4,014,390 5.12% 6,883,747 6.91%Pendapatan & operasional-bersih 73,562 0.13% 79,798 0.10% 49,951 0.05%Wesel ekspor & tagihanlainnya (122,148) -0.22% (235,929) -0.30% (197,911) -0.20%
Tagihan akseptasi (1,562,564) -2.76% (802,823) -1.02% (38,195) -0.04%
Simpanan nasabah 16,975,812 30.03% 25,304,629 32.28% 5,905,698 5.93%
Smpnan dr bank lain 296,096 0.52% (280,883) -0.36% (493,398) -0.50%
Srt berharga yg dijual
dgn janji dibeli kmbl 425,594 0.75% (625,000) -0.80% 0 0.00%
Prubahn dlm aktiva&
kewajiban operasi:Knaikn aktiva operasi:
Pnmptn pd bank lain
&Bank Indonesia 28,467,698 28.59%dr kegiataninvestasi :
102
Penjualan Obligasi 18,780,490 33.22% 29,148,982 37.18% 29,094,972 29.21%Penjualan Obligasi Pemerintah - bersih 0 0.00% 4,971,530 6.34% 0 0.00%Hasil penjualan aktiva tetap 5,900 0.01% 318,891 0.41% 56,636 0.06%Hsl pnjualn pnyertan mdlsmntr, saham
Anak Perusahaan
&asosiasi perusahaan 0 0.00% 45,878 0.06% 0 0.00%dr kegiatan pendanaan:Kenaikan(penurunan)pinjaman yg diterima 2,307,718 4.08% (3,047,064) -3.89% 53,670 0.05%
Pengeluaran saham 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
Pnambahn mdl shm 1,265,519 1.27%
Pnambahn agio shm 9,196,100 9.23%TOTAL ARUS KAS MSK 56,534,172 100% 78,401,877 100% 99,589,551 100%
ARUS KAS KELUAR
dr kegiatan operasi:Bunga&pembiayaan lain yg dibayar (6,966,538) 10.83% (8,246,264) 12.03% (7,188,490) 8.34%Beban operasional lainnya (5,121,094) 7.96% (7,046,325) 10.28% (12,038,70) 13.96%Pembayaran pajak penghasilan bdn (761,972) 1.18% (874,109) 1.27% (1,114,001) 1.29%Prbhn dlm aktiva&kewajiban operasi:Penurunan aktiva operasi:Pnmptn pd bank lain & Bank Indonesia (8,060,171) 12.53% (7,087,639) 10.34% (10,092,194) 11.71%
Srt2 brharga dgn 7an
utk diperdagangkan (1,323,415) 2.06% (10,918,294) 15.92% 602,406 -0.70%Srt berharga yg dibeli dgn janji dijual kmbl 108,304 -0.17% 86,815 -0.13% 0 0.00%
Pnjmn yg diberikan (27,033,997) 42.04% (11,437,453) 16.68% (15,513,819) 18.00%Biaya dibayar di muka&aktiva lain 513,429 -0.80% (660,283) 0.96% (1,772,147) 2.06%
Kewajiban segera (58,670) 0.09% 49,553 -0.07% 227,100 -0.26%
Kewajiban akseptasi 375,036 -0.58% 589,375 -0.86% (61,325) 0.07%
Hutang pajak (46,264) 0.07% (656,476) 0.96% 0 0.00%Biaya yg msh hrs dibyr& kwjbn lain2 595,215 -0.93% 580,919 -0.85% 1,342,088 -1.56%dr kegiatan investasi:
Pembelian Obligasi (20,036,650) 31.16% (24,177,452) 35.26% (31,415,770) 36.44%Pembelian Obligasi Pemerintah - bersih (1,256,160) 1.95% 0 0.00% (2,320,798) 2.69%Pembelian surat2 brharga-bersih 6,650,251 -10.34% 2,120,264 -3.09% (5,028,979) 5.83%
Pnambahn aktiva ttap (463,529) 0.72% (703,109) 1.03% (634,795) 0.74%
103
Penambahan saham Anak Perusahaan
&asosiasi perusahaan 0 0.00% (7,817) 0.01% 0 0.00%dr kegiatan pendanaan:Penurunan srt brhrga yg diterbitkan 107 0.00% (8,492) 0.01% 16,447 -0.02%Pembayaran dividen,program kemitraan
& bina lingkungan (484,971) 0.75% (171,146) 0.25% (968,754) 1.12%Pelunasan hutang subordinasi (933,704) 1.45% 0 0.00% 0 0.00%Biaya emisi penerbitan saham 0 0.00% 0 0.00% (245,231) 0.28%TOTAL ARUS KAS KELUAR (64,304,793) 100% (68,567,933) 100% (86,206,963) 100%
KENAIKAN(PENURUNAN)BERSIH KAS
& SETARA KAS (6,514,461) -42.03% 4,862,414 23.88% (12,764,312) -26.13%
KAS&SETARA KAS PD AWAL THN 22,014,025 142.03% 15,499,564 76.12% 61,621,283 126.13%
KAS & SETARA KAS PD AKHIR
TAHUN 15,499,564 100% 20,361,978 100% 48,856,971 100%
KAS &SETARA KAS TERDIRI DR:
Kas 4,428,192 28.57% 4,903,316 24.08% 5,480,703 4.64%Giro pd Bank Indonesia 9,350,792 60.33% 8,531,044 41.90% 13,563,799 11.48%
Giro pd bank lain 1,720,580 11.10% 6,927,618 34.02% 1,344,771 1.14%Jmlh kas&setara kas 15,499,564 100% 20,361,978 100% 118,103,215 100%
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia
periode 31 Desember 2008
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2008 berasal dari kegiatan investasi yaitu penjualan obligasi sebesar
Rp 18.780.490.000 (33,22%), kemudian dari kegiatan operasi yaitu
dari simpanan nasabah sebesar Rp 16.975.812.000 (30,03%),
104
selanjutnya dari bunga,provisi dan komisi sebesar Rp
16.434.789.000(29,07%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008
berasal dari kegiatan operasi yaitu pinjaman yang di berikan sebesar
Rp 27.033.997.000 (42,04%) dan dari kegiatan investasi yaitu dari
pembelian obligasi sebesar Rp 20.036.650.000(31,16%). Total arus
kas masuk pada tahun 2008 mengalami defisit dimana total arus kas
masuk pada tahun 2008 sebesar Rp 56.534.172.000 lebih kecil dari
total arus kas keluar yang sebesar Rp 64.304.793.000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia
periode 31 Desember 2009
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2009 berasal dari kegiatan investasi yaitu penjualan obligasi sebesar
Rp 29.148.982.000 (37,18%), kemudian dari kegiatan operasi yaitu
dari simpanan nasabah sebesar Rp25.304.629.000 (32,28%),
selanjutnya dari bunga,provisi dan komisi sebesar
Rp19.509.478.000(24,88%). Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009
berasal dari kegiatan investasi yaitu pembelian obligasi sebesar
Rp24.177.452.000 (35,26%) dan dari kegiatan operasi yaitu dari
pinjamam yang diberikan sebesar Rp 11.437.453.000(16,68%). Total
arus kas masuk pada tahun 2009 sebesar Rp78.401.877.000 lebih
besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp68.567.933.000.
105
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Negara Indonesia
periode 31 Desember 2010
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2010 berasal dari kegiatan investasi yaitu penjualan obligasi sebesar
Rp 29,094,972,000 (29.21%), kemudian dari kegiatan operasi yaitu
dari penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar
Rp28,467,698,000 (28.58%), selanjutnya dari bunga,provisi dan
komisi sebesar Rp19,345,064,000(19.42%). Arus kas keluar terbesar
pada tahun 2010 berasal dari kegiatan investasi yaitu pembelian
obligasi sebesar Rp31,415,770,000 (36.44%) dan dari kegiatan operasi
yaitu dari pinjamam yang diberikan sebesar Rp
15,513,819,000(17.99%). Total arus kas masuk pada tahun 2010
sebesar Rp99,589,551,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp86,206,963,000.
106
5.1.3 Analisis Vertikal Bank Rakyat Indonesia.
1. Analisis Vertikal pada Neraca
Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan
angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca,
sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.7 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
AKTIVA
KAS 6,750,145 2.74% 8,139,304 2.57% 9,975,712 2.47%
GIRO PD BANK INDONESIA 9,945,696 4.04% 12,893,414 4.07% 19,989,683 4.94%
GIRO PD BANK LAIN 3,420,288 1.39% 9,081,086 2.87% 5,658,116 1.40%Penyisihan kerugian penurunan nilai (34,208) -0.01% (90,811) -0.03% (63) 0.00%
3,386,080 1.38% 8,990,275 2.84% 5,658,053 1.40%
PENEMPATAN PD BANK INDONESIA& BANK LAIN -setelah dikurangi bungayg blm diamortisasi msg2sbsr Rp22.282pd
tgl31Des 2008&Rp
17.481pd tgl31Des 09
Pihak ketiga 22,643,327 9.20% 40,438,290 12.76% 83,057,390 20.54%Pihak yg mempunyai hub. istimewa 265,000 0.11% 193,000 0.06% 215,000 0.05%
22,908,327 9.31% 40,631,290 12.82% 83,272,390 20.60%
Penyisihan kerugian (672,766) -0.27% (136,233) -0.04% (250) 0.00%
22,235,561 9.04% 40,495,057 12.78% 83,272,140 20.60%EFEK2- trmasuk premium yg blm
diamortisasi msg2 sbsr
107
Rp677.743 pd tgl 31 Des 2008Rp535.117 pd tgl31Des2009 & dikurangibunga & diskonto yg blm diamortisasi
msng2 sbsr Rp100.782
pd tgl 31 Des 2008
& 2007 Rp123.776 pd tgl31 Des 2009 23,855,465 9.69% 24,535,241 7.74% 22,516,173 5.57%
Penyisihan kerugian (89,294) -0.04% (57,109) -0.02% (1,510) 0.00%
23,766,171 9.66% 24,478,132 7.72% 22,514,663 5.57%TAGIHAN WESEL EKSPOR 561,709 0.23% 551,172 0.17% 741,757 0.18%
Penyisihan kerugian (5,617) 0.00% (5,512) 0.00% (7,418) 0.00%
556,092 0.23% 545,660 0.17% 734,339 0.18%
OBLIGASI REKAPITALISASI
PEMERINTAH 16,352,318 6.65% 15,027,074 4.74% 13,626,463 3.37%
EFEK2 YG DIBELI DGN JANJIDIJUAL KMBL - stlh dikurangi bungayg blmdiamortisasi sbsr Rp775pd tgl31Des2009 0 0.00% 503,887 0.16% 501,381 0.12%
TAGIHAN DERIVATIF 13 0.00% 144,921 0.05% 87,870 0.02%
Penyisihan kerugian 0 0.00% (1,449) 0.00% 0 0.00%
13 0.00% 143,472 0.05% 87,870 0.02%
KREDIT YG DIBERIKAN
Pihak ketiga 159,657,070 64.88% 205,037,003 64.69% 246,504,161 60.97%Pihak yg mempunyai hub. istimewa 451,613 0.18% 485,391 0.15% 460,077 0.11%
160,108,683 65.06% 205,522,394 64.84% 246,964,238 61.09%
Penyisihan kerugian (7,891,140) -3.21% (11,279,891) -3.56% (13,991,454) -3.46%
152,217,543 61.86% 194,242,503 61.29% 232,972,784 57.63%
PIUTANG & PEMBIAYAAN SYARIAH 999,409 0.41% 2,600,174 0.82% 5,524,968 1.37%
Penyisihan kerugian (114,322) -0.05% (88,257) -0.03% (111,376) -0.03%
885,087 0.36% 2,511,917 0.79% 5,413,592 1.34%
TAGIHAN AKSEPTASI 483,862 0.20% 352,716 0.11% 666,878 0.16%
Penyisihan kerugian (4,839) 0.00% (4,502) 0.00% (6,669) 0.00%
479,023 0.19% 348,214 0.11% 660,209 0.16%
108
PENYERTAAN SAHAM
Pihak ketiga 91,235 0.04% 1,646 0.00% 1,646 0.00%Pihak yg mempunyai hub. isimewa (1,443) 0.00% 111,477 0.04% 134,130 0.03%
89,792 0.04% 113,123 0.04% 135,776 0.03%Penyisihan kerugian penurunan nilai 0 0.00% (1,662) 0.00% (1,888) 0.00%
89,792 0.04% 111,461 0.04% 133,888 0.03%
ASET TETAP
Nilai tercatat 4,655,049 1.89% 4,945,008 1.56% 5,405,013 1.34%
Akumulasi penyusutan (3,304,566) -1.34% (3,578,796) -1.13% (3,836,068) -0.95%
Nilai buku - bersih 1,350,483 0.55% 1,366,212 0.43% 1,568,945 0.39%AKTIVA PAJAK TANGGUHAN -bersih 2,000,076 0.81% 1,915,026 0.60% 2,295,101 0.57%AKTIVA LAIN2 -bersih 6,062,816 2.46% 5,235,421 1.65% 4,880,779 1.21%
JUMLAH AKTIVA 246,076,896 100% 316,947,029 100% 404,285,602 100%
KEWAJIBAN & EKUITAS
KEWAJIBANKEWAJIBAN SEGERA 5,620,911 2.28% 4,333,232 1.37% 4,123,639 1.02%SIMPANAN NASABAH
Giro
Pihak ketiga 39,841,943 16.19% 49,959,614 15.76% 77,042,297 19.06%Pihak yg mempunyai hub. Istimewa 6,062 0.00% 5,302 0.00% 6,400 0.00%
39,848,005 16.19% 49,964,916 15.76% 77,048,697 19.06%
Giro Wadiah 74,999 0.03% 129,297 0.04% 315,779 0.08%
Tabungan
Pihak ketiga 87,798,704 35.68% 104,068,469 32.83% 125,145,383 30.95%Pihak yg mempunyai hub. Istimewa 37,497 0.02% 50,266 0.02% 52,135 0.01%
87,836,201 35.69% 104,118,735 32.85% 125,197,518 30.97%
Tabungan Wadiah 0 0.00% 313,800 0.10% 738,227 0.18%
Tabungan Mudharabah 240,558 0.10% 30,731 0.01% 54,005 0.01%
Deposito Berjangka
Pihak ketiga 73,043,694 29.68% 99,842,774 31.50% 125,826,676 31.12%Pihak yg mempunyai hub. Istimewa 276,982 0.11% 191,525 0.06% 482,910 0.12%
73,320,676 29.80% 100,034,299 31.56% 126,309,586 31.24%Deposito Berjangka Mudharabah 217,000 0.09% 126,309,586 39.85% 3,988,585 0.99%
Jmlh Smpanan Nasabah 201,537,439 81.90% 255,928,261 80.75% 333,652,397 82.53%
SIMPANAN DR
109
BANK LAIN &
LMBG KEUANGAN LAINNYA 3,428,243 1.39% 4,449,907 1.40% 5,160,315 1.28%EFEK YG DIJUAL DGN JANJIDIBELI KMBL - stlh dikurangibunga yg
blm diamortisasi
msg2 sbsr Rp494 pd tgl
31 Des 2008& 2007 102,752 0.04% 544,464 0.17% 526,365 0.13%KEWAJIBAN DERIVATIF 1,313,676 0.53% 277,302 0.09% 81,801 0.02%KEWAJIBAN AKSEPTASI 483,862 0.20% 352,716 0.11% 666,878 0.16%
HUTANG PAJAK 300,295 0.12% 343,492 0.11% 1,930,923 0.48%PINJAMAN YG DITRIMA - stlhdikurangi beban provisi ditangguhkan
sbsr Rp4.332 pd tgl
31 Des 2008 & Rp1.895 pd tgl31Des 2009 3,356,495 1.36% 13,611,399 4.29% 9,454,545 2.34%ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN
& KONTINJENSI 86,970 0.04% 101,737 0.03% 93,422 0.02%
KEWAJIBAN LAIN2 7,068,716 2.23% 9,766,026 2.42%
Pihak ketiga 6,777,778 2.75%Pihak yg mempunyai hub. istimewa 1,144 0.00%
6,778,922 2.75%PINJAMAN SUBORDINASI - stlhdikurangi beban emisi ditangguhkn msg2 sbsr
Rp1.980&Rp9.358pd
tgl 31Des2008&2009
& diskonto yg blmdiamortisasi sbsr Rp 4.214 tgl 31 Des 2007 710,634 0.29% 2,678,422 0.85% 2,156,181 0.53%JUMLAH KEWAJIBAN 223,720,199 90.91% 289,689,648 91.40% 367,612,492 90.93%
EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp500(Rupiah pnh) per lmbr sahamModal dasar -30.000.000.000 lmbrsaham (terdiri dr 1lmbr saham SeriA Dwiwarna
dan 29.999.999.999
lmbr saham Seri B)
110
Modal ditempatkan & disetor pnh -12.325.299.500 lmbr saham (terdiridr 1lmbr saham Seri A Dwiwarna& 12.325.299.499 lmbr sahamSeri B)
pd tgl 31 Des2008 &
12.334.581.000 lmbr
saham (terdiri dr 1 lmbr
shm SeriADwiwarna &12.334.580.999 lmbr shm Seri B)pd tgl31Des2010 & 12.329.852.500 lmbr shm(trdiri dr1lmbr
shm SeriADwiwarna &
12.329.852.499lmbr
shm Seri B) pd tgl
31 Des 2009 6,162,650 2.50% 6,164,926 1.95% 6,167,291 1.53%
Tambahan modal disetor/agio saham 2,706,137 1.10% 2,722,349 0.86% 2,773,858 0.69%
Slsh pnlaiankmbl astttp 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%Slisih kurs krn pnjabarn laporankeuangan
dlm mata uang asing 108,361 0.04% 89,947 0.03% 47,237 0.01%
Opsi saham 17,300 0.01% 12,977 0.00% 0 0.00%Keuntungan yg blm direalisasi atasefek2 & obligasi rekapitalisasiPemerintah yg tersedia utk dijual - stlh
dikrngi pajak tngguhan 37,523 0.02% 432,488 0.14% 561,564 0.14%Saldo laba - (defisit sbsr Rp24.699.387tlh dieliminasi akibat kuasi-reorganisasi
per tgl 30 Juni 2003)
Tlh ditntkn pgunaannya 6,488,625 2.64% 7,024,878 2.22% 7,974,956 1.97%
Blm dtntkn pgunaannya 6,836,101 2.78% 10,809,816 3.41% 19,148,204 4.74%
Jumlah Saldo Laba 13,324,726 5.41% 17,834,694 5.63% 27,123,160 6.71%
JUMLAH EKUITAS 22,356,697 9.09% 27,257,381 8.60% 36,673,110 9.07%JMLH KEWAJIBAN & EKUITAS 246,076,896 100% 316,947,029 100% 404,285,602 100%
111
Analisis Vertikal Neraca Bank Rakyat Indonesia periode 31
Desember 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva
dan pasiva Bank Rakyat Indonesia peiode 2008 mengalami fluktuatif.
Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp246,076,896,000,
jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada
pihak ketiga dengan proporsi 64.88% (Rp159,657,070,000) kemudian
diikuti dengan efek-efek sebesar 9.69% (Rp23,855,465,000). Adapun
aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2008 yaitu : penyertaan
saham pihak ketiga sebesar 0.04% ( Rp91,235,000), tagihan akseptasi
sebesar 0.19% ( Rp483,862,000 ).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2008 sebesar Rp223,720,199,000 (90.91%) dan jumlah ekuitas
sebesar Rp22,356,697,000 (9.08%). Jumlah pasiva terbesar berasal
dari tabungan pihak ketiga sebesar 35.68% ( Rp87,798,704,000) dan
deposito berjangka yang berasal dari pihak ketiga sebesar 29.68% (Rp
73,043,694,000).
Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham
sebesar 2.50% ( Rp 6,162,650,000) dan modal terkecil diperoleh dari
opsi saham sebesar 0.01% ( Rp17,300,000).
112
Analisis Vertikal Neraca Bank Rakyat Indonesia periode 31
Desember 2009
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva
dan pasiva Bank Rakyat Indonesia peiode 2009 mengalami fluktuatif.
Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp316,947,029,000,
jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada
pihak ketiga dengan proporsi 64.69% (Rp205,037,003,000) kemudian
diikuti dengan pihak ketiga sebesar 12.76% (Rp40,438,290,000).
Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode 2008 yaitu :
penyertaan saham pihak ketiga sebesar 0.001% ( Rp1,646,000).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2009 sebesar Rp289,689,648,000 (91.40%) dan jumlah ekuitas
sebesar Rp27,257,381,000 (8.60%). Jumlah pasiva terbesar berasal
dari tabungan pihak ketiga sebesar 32.83% ( Rp104,068,469,000) dan
deposito berjangka yang berasal dari pihak ketiga sebesar 31.50% (Rp
99,842,774,000).
Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham
sebesar 1.94% ( Rp 6,164,926,000) dan modal terkecil diperoleh dari
opsi saham sebesar 0.004% ( Rp12,977,000).
113
Analisis Vertikal Neraca Bank Rakyat Indonesia periode 31
Desember 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva
dan pasiva Bank Rakyat Indonesia peiode 2010 mengalami fluktuatif.
Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp404,285,602,000,
jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada
pihak ketiga dengan proporsi 60.97% (Rp246,504,161,000) kemudian
diikuti dengan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dari
pihak ketiga sebesar 20.54% ( Rp83,057,390,000 ). Adapun aktiva
dalam jumlah kecil selama periode 2010berasal dari tagihan derivatif
sebesar 0.02% ( Rp87,870,000 ).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2010 sebesar Rp367,612,492,000 (90.93%) dan jumlah ekuitas
sebesar Rp36,673,110,000 (9.07%). Jumlah pasiva terbesar berasal
dari tabungan pihak ketiga sebesar 30.95% (Rp125,145,383,000) dan
deposito berjangka yang berasal dari pihak ketiga sebesar 31.12%
(Rp125,826,676,000).
Pada pos ekuitas, modal terbesar diperoleh dari modal saham
sebesar 1.52% ( Rp 6,167,291,000) dan modal terkecil diperoleh dari
tambahan modal disetor/ agio saham sebesar 0.69%
(Rp2,773,858,000).
114
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi
Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan
proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total
penjualan.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.8 analisis vertikal pada laporanlaba rugi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
PENDAPATAN Pendapatan Bunga, Investasi & Syariah
Bunga & investasi 27,009,627 86.83% 33,946,341 85.01% 43,971,493 86.79%
Provisi & komisi 898,025 2.89% 261,475 0.65% 643,669 1.27%
Pendapatan syariah 188,981 0.61% 1,126,315 2.82% 0 0.00%Pndptn Operasional Lainnya
Imbalan 1,709,007 5.49% 2,042,546 5.11% 2,732,255 5.39%Pnerimaan kmbl aset yg tlh dihpsbukukan 0 0.00% 0 0.00% 1,525,143 3.01%Keuntungan transaksi mata uang
asing - bersih 613,641 1.97% 713,431 1.79% 773,019 1.53%Provisi & komisi lainnya 57,829 0.19% 75,203 0.19% 80,253 0.16%Keuntungan dr penjualan efek2&
obligasi rekapitalisasi
Pemerintah - bersih 51,484 0.17% 142,846 0.36% 152,888 0.30%Keuntungan yg blm direalisasidr prbhn
nilai wajarefek2 &
Obligasi Rkapitalisasi
Pemerintah - bersih - - 127,305 0.32% 3,321 0.01%
Lain-lain 103,275 0.33% 168,263 0.42% 277,654 0.55%
PNDAPATAN NON OPERASIONAL -BERSIH 475,899 1.53% 1,330,569 3.33% 506,229 1.00%
JMLH PENDPTAN 31,107,768 100% 39,934,294 100% 50,665,924 100%
115
BEBAN Beban Bunga, PmbiayaanLainnya
& SyariahBeban bunga & pembiayaanlainnya (8,407,912) -27.03% (12,179,932) -30.50% (11,448,953) -22.60%
Beban syariah (37,667) -0.12% (104,704) -0.26% (277,606) -0.55%Beban penyisihan kerugian aktivaproduktif -bersih (2,889,630) -9.29% (5,421,499) -13.58% (7,880,536) -15.55%Beban estimasi kerugian komitmen
& kontinjensi - bersih (13,141) -0.04% (14,767) -0.04% 8,315 0.02%Pembalikan (beban) penyisihan kerugian
aktiva lain2 - bersih 59,140 0.19% (362,649) -0.91% (45,222) -0.09%
Beban Operasional Lainnya
Tnga krj&tunjangan (6,329,075) -20.35% (6,675,793) -16.72% (8,675,721) -17.12%
Umum & administrasi (3,087,606) -9.93% (3,717,931) -9.31% (4,711,444) -9.30%Premi prgrm pnjaminan Pmerintah (349,065) -1.12% (424,003) -1.06% (523,991) -1.03%Kerugian yg blm direalisasi dr nilaiefek2 & obligasi rekapitalisasi
Pemerintah - bersih (150,277) -0.48%
Prvisi&kmisi lainnya (1,222) 0.00%
Lain-lain (1,079,301) -3.47% (1,141,788) -2.86% (2,202,536) -4.35%
JUMLAH BEBAN (22,285,756) -71.64% (30,043,066) -75.23% (35,757,694) -70.58%
LABA OPERASIONAL 8,346,113 26.83% 8,560,659 21.44% 14,402,001 28.43%
LABA SBLM MANFAAT
(BEBAN) PAJAK 8,822,012 28.36% 9,891,228 24.77% 14,908,230 29.42%
MANFAAT(BEBAN)PAJAK
Kini (3,382,854) -10.87% (2,633,880) -6.60% (3,922,049) -7.74%
Tangguhan 519,210 1.67% 50,944 0.13% 486,204 0.96%
LABA BERSIH 5,958,368 19.15% 7,308,292 18.30% 11,472,385 22.64%
LABA BRSH PER LMBR SAHAMDasar (dalam Rupiah penuh) 496.99 0.00% 609.50 0.00% 956.72 0.00%Dilusian (dalam Rupiah penuh) 486.38 0.00% 596.73 0.00% 933.58 0.00%
116
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia
periode 31 Desember 2008
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia periode
2008, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp
31,107,768,000. Sebesar 86.83% (27,009,627,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
investasi dan sebesar 5.49% (Rp1,709,007,000) diperoleh dari
pendapatan operasional lainnya dalam bentuk imbalan. Sementara
perolehan pendapatan terkecil berasal dari keuntungan dari penjualan
efek-efek dan obligasi pemerintah sebesar 0,17% (Rp51,484,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank
Rakyat Indonesia antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp 22,285,756,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar
27.03% (Rp8,407,912,000) dari total pendapatan, kemudian beban
tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp6,329,075,000 atau 20.34% dari
total pendapatan. Pada periode 2008 laba bersih Bank Rakyat
Indonesia mencapai 19.15% ( Rp5,958,368,000 ).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia
periode 31 Desember 2009
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia periode
2009, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar Rp
117
39,934,294,000. Sebesar 85.01% (33,946,341,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
investasi dan sebesar 5.12% (Rp2,042,546,000) diperoleh dari
pendapatan operasional lainnya dalam bentuk imbalan. Sementara
perolehan pendapatan terkecil berasal dari provisi dan komisi lainnya
sebesar 0,19 % (Rp75,203,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank
Rakyat Indonesia antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp30,043,066,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar
30.50% (Rp12,179,932,000) dari total pendapatan, kemudian beban
tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp6,675,793,000 atau 16.72% dari
total pendapatan. Pada periode 2009 laba bersih Bank Rakyat
Indonesia meningkat di banding tahun 2008 mencapai 18.30%
(Rp7,308,292,000).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Rakyat Indonesia
periode 31 Desember 2010
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia periode
2010, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar
Rp50,665,924,000. Sebesar 86.79% (43,971,493,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
investasi dan sebesar 5.39% (Rp2,732,255,000) diperoleh dari
118
pendapatan operasional lainnya dalam bentuk imbalan. Sementara
perolehan pendapatan terkecil berasal dari provisi dan komisi lainnya
sebesar 0,16 % (Rp80,253,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank
Rakyat Indonesia antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp35,757,694,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar
22.59% (Rp11,488,953,000) dari total pendapatan, kemudian beban
tenaga kerja dan tunjangan sebesar Rp8,675,221,000 atau 17.12% dari
total pendapatan. Pada periode 2010 laba bersih Bank Rakyat
Indonesia meningkat di banding tahun 2009 mencapai 22.64%
(Rp11,472,385,000).
119
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas
yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi,
arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada
laporan arus kas dilakukan melalui membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.9 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
ARUS KAS MASUK
Dr Kegiatan OperasiPenerimaan bunga, hsl investasi, provisi& komisi
srt pndapatan syariah 27,591,162 41.65% 35,065,389 31.85% 46,642,900 38.60%
Pnrimaan kmbl krdt yg tlh
dihapusbukukan 473,989 0.72% 775,150 0.70% 1,525,143 1.26%
Pndptn operasional lainnya 2,787,555 4.21% 3,269,594 2.97% 4,019,390 3.33%Pendapatan non operasional - bersih 472,604 0.71% 1,314,297 1.19% 500,354 0.41%
Aktiva lain2 (3,373,184) -5.09% 1,541,853 1.40% 547,943 0.45%
Simpanan:
Giro 2,727,538 4.12% 10,116,911 9.19% 27,083,781 22.41%
Giro wadiah 33,672 0.05% 54,298 0.05% 186,482 0.15%
Tabungan 15,730,375 23.75% 16,282,534 14.79% 21,078,783 17.44%
Tabungan wadiah 0 0.00% 313,800 0.28% 424,427 0.35%
Tabungan mudharabah 46,457 0.07% (209,827) -0.19% 23,274 0.02%
Deposito berjangka 17,425,521 26.31% 26,713,624 24.26% 26,275,287 21.74%Deposito berjangka mudharabah (26,107) -0.04% 1,119,483 1.02% 2,652,102 2.19%
Simpanan dr bank lain &
lembaga keuangan lainnya 1,817,211 2.74% 1,021,664 0.93% 710,408 0.59%
120
Efek2&obligasi rkapitalisasi Pmrnth
yg diperdagangkan (3,042,849) -4.59% 2,000,138 1.82% (6,711,511) -5.55%
Dr Kegiatan Investasi
Hsl pnjualan aset tetap 3,295 0.00% 16,272 0.01% 5,875 0.00%
Penerimaan dividen 89 0.00% 24 0.00% 147 0.00%
Dr Kegiatan Pendanaan
Knaikan tmbhn mdl dsetor
dr eksekusi opsi saham 23,231 0.04% 11,889 0.01% 38,532 0.03%Kenaikan modal disetor dr eksekusi opsi saham 3,750 0.01% 2,276 0.00%
Kenaikan efek2 yg dijual
dgn janji dibeli kmbl 71 0.00% 441,712 0.40%
Pnrimaan pnjmn yg dtrima 974,218 1.47% 10,254,904 9.31% (4,156,854) -3.44%
Kenaikan efek2 yg dibeli
dgn janji dijual kmbl 2,573,610 3.89% - - 2,506 0.00%
TOTAL ARUS KAS MASUK 66,242,208 100% 110,105,985 100% 120,848,969 100%
ARUS KAS KELUAR
Dr Kegiatan OperasiPmbayaran bunga, beban syariah& pembiayaan
lainnya (8,317,392) 10.00% (12,296,537) 15.26% (11,719,715) 14.02%
Beban operasional lainnya (14,254,468) 17.14% (17,448,759) 21.65% (25,245,930) 30.20%Penempatan pd Bank Indonesia & bank lain (8,248,952) 9.92% 635,901 -0.79% (816,714) 0.98%
Tagihan wesel ekspor 34,584 -0.04% 10,537 -0.01% (190,585) 0.23%
Tagihan derivatif 24,711 -0.03% (144,908) 0.18% 57,051 -0.07%
Kredit yg diberikan (49,011,423) 58.95% (45,413,711) 56.35% (41,441,844) 49.58%Piutang&pmbiayaan syariah 134,738 -0.16% (1,600,765) 1.99% (2,924,794) 3.50%
Kewajiban segera 1,621,694 -1.95% (1,305,606) 1.62% 560,071 -0.67%
Kewajiban derivatif 1,132,754 -1.36% (1,036,374) 1.29% (195,501) 0.23%
Kewajiban lain2 6,083 -0.01% (4,968) 0.01% 3,476,865 -4.16%
Dr Kegiatan Investasi
Penambahan aset tetap (639,578) 0.77% (441,550) 0.55% (511,912) 0.61%Penambahan efek2 & obligasirekapitalisasi
Pmrnth yg trsedia utk djual
&dimiliki hngga jth tmpo (1,584,097) 1.91% (212,145) 0.26% (1,686,098) 2.02%
Dr Kegiatan PendanaanKenaikan(penurunan)efek2 yg dijual
121
dgn janji dibeli kmbl - - - - (18,099) 0.02%Pembayaran pinjaman subordinasi (1,429,619) 1.72% 1,967,788 -2.44% (522,241) 0.62%Kenaikan(pnurunan) efek2 yg dibeli dgn janji
dijual kmbl - - (503,887) 0.63% - -Pembagian laba utk dividen & PKBL (2,612,520) 3.14% (2,798,324) 3.47% (2,414,327) 2.89%
TOTAL ARUS KAS KELUAR (83,143,485) 100% (80,593,308) 100% (83,593,773) 100%
(PENURUNAN) KENAIKAN BERSIH
KAS & SETARA KAS (16,895,991) -83.99% 29,494,263 36.11% 37,214,851 31.30%KAS & SETARA KAS AWAL TAHUN 37,012,120 183.99% 52,179,836 63.89% 81,674,099 68.70%KAS & SETARA KASAKHIR TAHUN 20,116,129 100% 81,674,099 100% 118,888,950 100%
Kas & Setara Kas trdiri dr:
Kas 6,750,145 33.56% 8,139,304 9.97% 8,139,304 6.85%
Giro pd Bank Indonesia 9,945,696 49.44% 12,893,414 15.79% 19,989,683 16.81%
Giro pd bank lain 3,420,288 17.00% 9,081,086 11.12% 5,658,116 4.76%Penempatan pd bank lain -jngk wkt jth tempo 3 bln
atau krng sjk tgl perolehan 0 0.00% 40,443,390 49.52% 82,267,776 69.20%Sertifikat Bank Indonesia -jngk wkt jth tmpo3 blnatau krng sjk tgl perolehan 0 0.00% 11,116,905 13.61% 997,663 0.84%
Jmlh Kas & Setara Kas 20,116,129 100% 81,674,099 100% 118,888,950 100%
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Rakyat Indonesia
periode 31 Desember 2008
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan bunga, hasil
investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar Rp
27,591,162,000 (41.65%), kemudian dari deposito berjangka sebesar
Rp 17,425,521,000 (26.31%), selanjutnya tabungan sebesar Rp.
15,730,375,000(23.747%). Arus kas masuk terkecil berasal dari
122
kegiatan investasi yaitu hasil penjualan asset tetap sebesar Rp
3,295,000(0.01%) dan dari kegiatan operasi yaitu giro wadiah sebesar
Rp 33,672,000(0.05%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan
operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp 49,011,423,000
(58.95%) dan dari beban operasional lainnya sebesar Rp
14,254,468,000(17.14%). Total arus kas masuk pada tahun 2008
mengalami defisit dimana total arus kas masuk pada tahun 2008
sebesar Rp 66,242,208,000 lebih kecil dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp83,143,485,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Rakyat Indonesia
periode 31 Desember 2009
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan bunga, hasil
investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar
Rp35,065,389,000 (31.85%), kemudian dari deposito berjangka
sebesar Rp26,713,624,000 (24.26%), selanjutnya tabungan sebesar
Rp. 16,282,534,000(14.79%). Arus kas masuk terkecil berasal dari
kegiatan investasi yaitu hasil penjualan asset tetap sebesar
Rp16,272,000(0.01%) dan dari kegiatan operasi yaitu giro wadiah
sebesar Rp 54,298,000(0.05%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan
operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp 45,413,711,000
123
(56.35%) dan dari beban operasional lainnya sebesar Rp
17,488,759,000(21.65%). Total arus kas masuk pada tahun 2009
mengalami surplus dimana total arus kas masuk pada tahun 2009
sebesar Rp110,105,985,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp81,674,099,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Rakyat Indonesia
periode 31 Desember 2010
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu penerimaan bunga, hasil
investasi, provisi dan komisi serta pendapatan syariah sebesar
Rp46,642,900,000 (38.59%), kemudian dari simpanan giro sebesar
Rp27,083,781,000 (22.41%), selanjutnya deposito berjangka sebesar
Rp.26,275,287,000(21.74%). Arus kas masuk terkecil berasal dari
kegiatan operasi yaitu giro wadiah sebesar Rp186,482,000(0.15%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan
operasi yaitu kredit yang di berikan sebesar Rp 41,441,844,000
(49.57%) dan dari beban operasional lainnya sebesar
Rp25,245,930,000(30.20%). Total arus kas masuk pada tahun 2010
mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya dan
juga mengalami surplus dimana total arus kas masuk pada tahun 2010
sebesar Rp120,848,969,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp83,593,773,000.
124
5.1.4 Analisis Vertikal Bank Tabungan Negara.
1. Analisis Vertikal pada Neraca
Analisis vertikal pada neraca dilakukan dengan cara menguraikan
angka dari masing masing pos terhadap total asset dalam neraca,
sehingga dapat diketahui proporsi masing-masing pos-pos aktiva.
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.10 analisis vertikal pada neraca PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
AKTIVA
KAS 229,843 0.51% 294,357 0.50% 362,769 0.53%
GIRO PD BANK INDONESIA 1,811,728 4.03% 2,842,112 4.86% 4,126,152 6.03%
GIRO PD BANK LAIN 21,605 0.05% 33,378 0.06% 153,797 0.22%Penyisihan kerugian pnurunan nilai (10,011) -0.02% (7,686) -0.01% (2,410) 0.00%
11,594 0.03% 25,692 0.04% 151,387 0.22%
PENEMPATAN PD BANK LAIN 131,755 0.29% 2,669,169 4.57% 2,374,930 3.47%
Penyisihan kerugian (6,542) -0.01% (3,763) -0.01% (3,120) 0.00%
125,213 0.28% 2,665,406 4.56% 2,371,810 3.47%
EFEK2 - stlh dikurangi
bunga&diskonto& ditambah
premium ygblm
diamortisasi msng2
SbsrRp5.045,pd tgl31 Des
2008 & Rp6.941 & Rp6.359
pd tgl 31 Des 2010 & 2009Nilai wjr mlalui lap.laba rugi 0 0.00% 20,002 0.03% 399,000 0.58%
125
Tersedia utk dijual 182,274 0.41% 105,432 0.18% 4,702 0.01%
Dimiliki hngga jth tmpo 1,648,009 3.66% 2,830,057 4.84% 527,475 0.77%
Jumlah efek2 1,830,283 4.07% 2,955,491 5.06% 931,177 1.36%
Penyisihan kerugian (4,029) -0.01% (4,411) -0.01% (2,820) 0.00%
1,826,254 4.06% 2,951,080 5.05% 928,357 1.36%OBLIGASI PEMERINTAH(OBLIGASI REKAPITALISASI) -
stlh dikurangi diskonto&
ditambah premium yg blm
Diamortisasisbsr Rp9.405,
Rp3.763&Rp8.158pd tgl
31 Des 2008, 2009 & 2010Nilai wajar melaluilap. laba rugi 0 0.00% 10,723 0.02% 0 0.00%
Tersedia utk dijual 5,110,147 11.36% 4,984,710 8.53% 5,822,033 8.51%
Dimiliki hingga jth tmpo 2,373,533 5.28% 2,384,780 4.08% 1,371,237 2.01%
7,483,680 16.63% 7,380,213 12.63% 7,193,270 10.52%
TAGIHAN SWAP SUKU BUNGA 33,361 0.07% 33,410 0.06% 0 0.00%
Penyisihan kerugian (333) 0.00% (351) 0.00% 0 0.00%
33,028 0.07% 33,059 0.06% 0 0.00%
KREDIT YG DIBERIKAN& PEMBIAYAAN/ PIUTANGSYARIAH
Kredit yg diberikan
Pihak ketiga 30,767,976 68.39% 38,718,344 66.24% 48,682,818 71.19%
Pihak yg mempunyai
hub. istimewa 6,019 0.01% 18,858 0.03% 20,102 0.03%
Jmlh kredit yg diberikan 30,773,995 68.40% 38,737,202 66.28% 48,702,920 71.22%
Penyisihan kerugian (540,827) -1.20% (619,829) -1.06% (725,119) -1.06%
30,233,168 67.20% 38,117,373 65.22% 47,977,801 70.16%
Pembiayaan/piutang syariah
Pihak ketiga 1,250,366 2.78% 1,995,144 3.41% 2,845,849 4.16%
Pihak yg mempunyai
hub. istimewa 870 0.00% 608 0.00% 732 0.00%
Jmlh pembiayaan/piutang
syariah 1,251,236 2.78% 1,995,752 3.41% 2,846,581 4.16%
Penyisihan kerugian (15,768) -0.04% (83,724) -0.14% (155,567) -0.23%
1,235,468 2.75% 1,912,028 3.27% 2,691,014 3.94%
31,468,636 69.94% 40,029,401 68.49% 50,668,815 74.09%AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
126
Bersih 103,981 0.23% 72,221 0.12% 38,836 0.06%
ASET TETAP
Nilai tercatat 1,740,475 3.87% 1,962,073 3.36% 2,034,213 2.97%
Akumulasi penyusutan (667,830) -1.48% (725,401) -1.24% (583,376) -0.85%
1,072,645 2.38% 1,236,672 2.12% 1,450,837 2.12%
BUNGA YG MSH AKAN
DITRIMA 466,851 1.04% 508,542 0.87% 580,476 0.85%
AKTIVA LAIN2 358,718 0.80% 408,912 0.70% 512,830 0.75%
JUMLAH AKTIVA 44,992,171 100.00% 58,447,667 100.00% 68,385,539 100.00%
KEWAJIBAN&EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN SEGERA 592,025 1.32% 664,765 1.14% 781,931 1.14%
SIMPANAN NASABAH
Giro
Pihak ketiga 2,732,840 6.07% 7,222,120 12.36% 5,010,691 7.33%Pihak yg mempunyai hub.istimewa 61,315 0.14% 34,439 0.06% 25,261 0.04%
2,794,155 6.21% 7,256,559 12.42% 5,035,952 7.36%
Giro Wadiah
Pihak ketiga 58,137 0.13% 99,919 0.17% 135,240 0.20%
Pihak yg mempunyai
hub. istimewa 938 0.00% 7,794 0.01% 2,983 0.00%
59,075 0.13% 107,713 0.18% 138,223 0.20%
2,853,230 6.34% 7,364,272 12.60% 5,174,175 7.57%
Tabungan
Pihak ketiga 7,238,122 16.09% 8,714,702 14.91% 10,567,700 15.45%Pihak yg mempunyai hub.istimewa 10,345 0.02% 25,624 0.04% 23,560 0.03%
7,248,467 16.11% 8,740,326 14.95% 10,591,260 15.49%
Tabungan Wadiah &
Tabungan Mudharabah
Pihak ketiga 125,630 0.28% 200,021 0.34% 200,021 0.29%
Pihak yg mempunyai
hub. istimewa 1,001 0.00% 617 0.00% 2,019 0.00%
126,631 0.28% 200,638 0.34% 276,367 0.40%
7,375,098 16.39% 8,940,964 15.30% 10,867,627 15.89%
Deposito Berjangka
Pihak ketiga 20,678,662 45.96% 22,743,026 38.91% 29,496,407 43.13%Pihak yg mempunyai hub.istimewa 41,141 0.09% 28,093 0.05% 17,518 0.03%
20,719,803 46.05% 22,771,119 38.96% 29,513,925 43.16%Deposito Berjangka Mudharabah
Pihak Ketiga 493,703 1.10% 1,133,098 1.94% 1,964,850 2.87%
127
Pihak yg mempunyai
hub. istimewa 6,910 0.02% 5,501 0.01% 25,470 0.04%
500,613 1.11% 1,138,599 1.95% 1,990,320 2.91%
21,220,416 47.16% 23,909,718 40.91% 31,504,245 46.07%
Jmlh Simpanan Nasabah 31,448,744 69.90% 40,214,954 68.81% 47,546,047 69.53%
SIMPANAN DR BANK LAIN 330,190 0.73% 504,763 0.86% 558,271 0.82%
KEWAJIBAN SWAP
SUKU BUNGA 2,115 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
EFEK YG DIJUAL DGN
JANJI DIBELI KMBL -
stlh dikurangi beban bunga
yg blm diamortisasi sbsr
Rp16.165 & Rp6.777 pd tgl
31 Des 2010 &2009 1,775,000 3.95% 3,564,709 6.10% 3,463,819 5.07%
SURAT2 BERHARGA
YG DITERBITKAN - stlh
dikurangi obligasi dlm
perbendaharaan msg2 sbsr
Rp Nol, & Rp 20.000
pd tgl 31 Des2008 &
2009, & biaya emisi
obligasi yg blmdiamortisasi
msng2 sbsr Rp3.843,
Rp10.066 & Rp8.106pd tgl
31 Des 2010 & 2009 2,496,157 5.55% 3,221,894 5.51% 4,139,934 6.05%
PNJMN YG DITERIMA 3,281,294 7.29% 2,983,997 5.11% 3,399,787 4.97%BUNGA YG MSH HRS DI BYR 196,752 0.44% 161,604 0.28% 163,106 0.24%
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN
Bersih 0 0.00% 0 0.00% 0 0.00%
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN
&KONTINJENSI 28,183 0.06% 39,538 0.07% 60,782 0.09%
KEWAJIBAN LAIN2 1,513,339 3.36% 1,698,318 2.91% 1,824,584 2.67%
128
PINJAMAN SUBORDINASI - stlhdikurangi biaya emisi obligasi subordinasi yg blm
diamortisasi msg2 sbsrRp98
Rp392& Rp564 pd tgl31Des
2008&2007, &31 Mei 2007 249,902 0.56% 0 0.00% 0 0.00%
JUMLAH KEWAJIBAN 41,913,701 93.16% 53,054,542 90.77% 61,938,261 90.57%
EKUITAS
Modal saham - nominal
Rp169.595,99 (Rupiah
penuh) per sahampd tgl
31 Des 2008 Rp500
(Rupiah pnh) per saham pd
tgl 31 Des 2010& 2009Modal dasar - 60.374.163 saham
pd tgl 31 Des 200820.478.432.000 saham (terdiri dr 1lmbr shm seri A
dwiwarna & 20.478.431.999
lembar saham seri B) pd tgl
31 Des 2010 & 2009Modal ditempatkan & disetor
pnh - 15.093.540 saham
pd tgl 31 Des 20088.714.057.000 saham (terdiri dr 1lmbr shm seriA
dwiwarna & 8.714.056.999
lmbr saham seri B) pd tgl
31 Des 2010 & 2009 2,559,804 5.69% 4,357,029 7.45% 4,357,029 6.37%
Tambahan modal disetor 0 0.00% 639,626 1.09% 639,626 0.94%
Opsi Saham 0 0.00% 0 0.00% 60,845 0.09%
Keuntungan(krugian)yg blm
direalisasi atas efek2
&obligasi pemerintah yg
tersedia utk dijual (114,747) -0.26% (54,239) -0.09% 127,641 0.19%
Saldo laba tlh ditentukan
penggunaannya 202,939 0.45% 158,421 0.27% 307,488 0.45%
Saldo laba blm ditentukan
Penggunaannya 0 0.00% 292,288 0.50% 954,649 1.40%
129
Saldo laba - (defisit sbsr
Rp14.226.290tlhdieliminasi
pd saat Kuasi-Reorganisasi
per tgl 31 Mei 2007) 430,474 0.96% 0 0.00% 0 0.00%
JUMLAH EKUITAS 3,078,470 6.84% 5,393,125 9.23% 6,447,278 9.43%JMLHKWAJIBAN&EKUITAS 44,992,171 100.00% 58,447,667 100.00% 68,385,539 100.00%
Analisis Vertikal Neraca Bank Tabungan Negara periode 31
Desember 2008
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva
dan pasiva Bank Tabungan Negara peiode 2008 mengalami fluktuatif.
Jumlah aktiva pada periode tersebut adalah Rp44,992,171,000, jumlah
aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak
ketiga dengan proporsi 68.38% (Rp30,767,976,000) kemudian diikuti
dengan obligasi pemerintah yang tersedia untuk di jual sebesar
11.54% (Rp5,110,147,000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama
periode 2008 yaitu :giro pada bank lain sebesar 0.05%
(Rp21,605,000), kredit yang diberikan pada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sebesar 0.01% ( Rp6,019,000).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2008 sebesar Rp41,913,701,000 (93.16%) dan jumlah ekuitas sebesar
Rp 3,078,470,000 (6.84%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari
deposito berjangka pihak ketiga sebesar 45.96% (Rp20,678,662,000)
dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 16.088% (Rp
130
7,238,122,000). Pada pos ekuitas, sebagian besar modal diperoleh
modal saham sebesar 5.69% (Rp2,559,804,000) .
Analisis Vertikal Neraca Bank Tabungan Negara periode 31
Desember 2009
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva
dan pasiva Bank Tabungan Negara peiode 2009. Jumlah aktiva pada
periode tersebut adalah Rp58,447,667,000, jumlah aktiva terbesar
diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan
proporsi 66.24% (Rp38,718,344,000) kemudian diikuti dengan
obligasi pemerintah yang tersedia untuk di jual sebesar 8.53%
(Rp4,984,710,000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode
2009yaitu : giro pada bank lain sebesar 0.06% (Rp33,378,000) dan
tagihan swap suku bunga sebesar 0.06% ( Rp33,410,000).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada periode
2009 sebesar Rp53,054,542,000 (90.77%) dan jumlah ekuitas sebesar
Rp5,393,125,000 (9.23%). Jumlah pasiva terbesar berasal dari
deposito berjangka pihak ketiga sebesar 38.91% (Rp22,743,026,000)
dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga sebesar 14.91%
(Rp8,714,702,000). Pada pos ekuitas, sebagian besar modal diperoleh
modal saham sebesar 7.45% (Rp4,357,029,000) dan tambahan modal
disetor sebesar 1.09% (Rp 639,626,000).
131
Analisis Vertikal Neraca Bank Tabungan Negara periode 31
Desember 2010
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan aktiva
dan pasiva Bank Tabungan Negara peiode 2010. Jumlah aktiva pada
periode tersebut adalah Rp68,385,539,000, jumlah aktiva terbesar
diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga dengan
proporsi 71.19% (Rp48,682,818,000) kemudian diikuti dengan
obligasi pemerintah yang tersedia untuk di jual sebesar 8.52%
(Rp5,822,033000). Adapun aktiva dalam jumlah kecil selama periode
2010yaitu :aktiva pajak tangguhan sebesar 0.06% (Rp38,836,000),
dan kredit yang diberikan pada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 0.03% ( Rp20,102,000).
Pembiayaan terhadap aktiva lancar dan aktiva tetap dalam
neraca dapat terlihat pada pasiva.Jumlah kewajiban pada pada
periode 2010 sebesar Rp61,938,261,000 (90.57%) dan jumlah
ekuitas sebesar Rp6,447,278,000 (9.43%). Jumlah pasiva terbesar
berasal dari deposito berjangka pihak ketiga sebesar 43.13%
(Rp29,469,407,000) dan tabungan yang berasal dari pihak ketiga
sebesar 15.45% (Rp10,567,700,000). Pada pos ekuitas, sebagian
besar modal diperoleh modal saham sebesar 6.37%
(Rp4,357,029,000) dan tambahan modal disetor sebesar 0.93% (Rp
60,845,000).
132
2. Analisis Vertikal pada Laporan Laba Rugi
Analisis vertikal pada Laporan Laba Rugi bertujuan menguraikan
proporsi angka dari masing pos di rugi laba dengan total
penjualan.
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.11 analisis vertikal pada laporan laba rugi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %
PENDAPATANPendapatan Bunga & Bagi Hasil
Bunga 4,372,009 91.47% 5,471,728 91.18% 6,326,333 91.76%
Provisi & komisi 120,320 2.52% 124,954 2.08% 0 0.00%
Bagi hsl scr syariah 74,697 1.56% 133,259 2.22% 172,419 2.50%Pendapatan Operasional Lainnya
Imbalan
Pungutan administrasi &
denda simpanan &
kredit yg diberikan 176,330 3.69% 208,936 3.48% 244,817 3.55%
Keuntungan pembelian/
pnjualn kmbl obligasi
dlm perbendaharaan
bersih 321 0.01% 0 0.00% 0 0.00%
Keuntungan penjualan
efek2 - bersih 53 0.00% 0 0.00% 68,051 0.99%
Keuntungan knaikn nilai
obligasi pemerintah yg
diperdagangkan - bersih 0 0.00% - - - -
Keuntungan pnjualan
obligasi pmrinth bersih 0 0.00% 5,198 0.09% 42,444 0.62%
133
Keuntungan knaikn nilai
efek2 yg diperdagangkan
bersih 0 0.00% 2 0.00% 4,360 0.06%
Lain-lain 40,367 0.84% 50,721 0.85% 49,570 0.72%
PENDAPATAN NON OPERASIONAL -BERSIH (4,292) -0.09% 6,379 0.11% (13,495) -0.20%JUMLAH PENDAPATAN 4,779,805 100% 6,001,177 100% 6,894,499 100%
BEBAN
Beban Bunga & Bonus
Bunga (2,600,060) -54.40% (3,420,345) -56.99% (3,135,975) -45.49%
Beban pendanaan lainnya (3,859) -0.08% (4,115) -0.07% (4,365) -0.06%
Bonus (2,775) -0.06% (3,272) -0.05% (3,594) -0.05%
Pembalikan (Beban) Penyisihan Kerugian
Aktiva Produktif &
Non-Produktif 4,782 0.10% (52,864) -0.88% (310,536) -4.50%
Beban Estimasi Kerugian
Komitmen & Kontinjensi (9,770) -0.20% (11,355) -0.19% (21,244) -0.31%
Beban Operasional Lainnya
Gaji&tunjangan kyawan (772,818) -16.17% (937,075) -15.61% (1,136,484) -16.48%
Umum & administrasi (555,335) -11.62% (673,954) -11.23% (886,244) -12.85%Premi prgrm pnjaminan Pmrnth (51,298) -1.07% (70,562) -1.18% (79,964) -1.16%
Kerugian penurunan nilai
obligasi pmrnth
yg diprdagangkn bersih (32,116) -0.67% (127) 0.00% 0 0.00%
Kerugian penurunan
nilai efek2 utk
Diperdagangkanbersih (7,535) -0.16% 0 0.00% 0 0.00%
Kerugian transaksimata uang asing
bersih (3,530) -0.07% (11,407) -0.19% 0 0.00%
Kerugian penjualanobligasi pemerintah
bersih (23,105) -0.48% (27) 0.00% 0 0.00%
Lain-lain (56,853) -1.19% (70,257) -1.17% (144,519) -2.10%MANFAAT(BEBAN) PAJAK
Kini (291,935) -6.11% (227,996) -3.80% (374,350) -5.43%
Tangguhan 56,876 1.19% (11,578) -0.19% 40,066 0.58%
134
JUMLAH BEBAN (4,349,331) -90.99% (5,494,934) -91.56% (6,057,209) -87.86%
LABA OPERASIONAL 669,825 14.01% 739,438 12.32% 1,263,717 18.33%
LABA SBLM MANFAAT
PAJAK PENGHASILN 665,533 13.92% 745,817 12.43% 1,250,222 18.13%
LABA BRSH SBLM POS
LUAR BIASA 0 0.00% 506,243 8.44% 915,938 13.29%POS LUAR BIASA -BERSIH 0 0.00% (15,790) -0.26% 0 0.00%
LABA BERSIH 430,474 9.01% 490,453 8.17% 915,938 13.29%
LABA BERSIH PER
SAHAM DASAR
Dasar (nilai penuh) 28.520 0.00% 76 0.00% 105 0.00%
Dilusian (nilai penuh) 0 0.00% 0 0.00% 104 0.00%
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Tabungan Negara
periode 31 Desember 2008
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara periode
2008, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar
Rp4,779,805,000. Sebesar 91.47% (4,372,009,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
sebesar 3.69% (Rp176,330,000) diperoleh dari pendapatan
operasional lainnya dalam pungutan administrasi dan denda simpanan
dan kredit yang diberikan. Sementara pendapatan non operasional
mengalami defisit sebesar Rp 4,292,000 atau (-0.09%) dan pendapatan
terkecil berasal dari keuntungan dari penjualan efek-efek bersih
sebesar 0,001% (Rp53,000).
135
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank
Tabungan Negara antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp4,349,331,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar
54.379 % (Rp2,600,060,000) dari total pendapatan, kemudian beban
gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp772,818,000 atau 16.17% dari
total pendapatan. Pada periode 2008 laba bersih Bank Tabungan
Negara mencapai 9.01% ( Rp439,474,000 ).
Pada tahun 2008, Bank BTN membukukanpendapatan bunga
sebesar Rp4,57 triliun,meningkat sebesar 16,18%, atau naik
sebesarRp636 miliar, dari Rp3,93 triliun di tahun 2008. Peningkatan
ini bersumber dari naiknyatingkat suku bunga pinjaman yang
mengikutitren kenaikan suku bunga deposito sebesar2%-3% di tahun
yang dilaporkan.
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Tabungan Negara
periode 31 Desember 2009
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara periode
2009, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar
Rp6,001,177,000. Sebesar 91.18% (5,471,728,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
sebesar 3.48% (Rp208,936,000) diperoleh dari pendapatan
operasional lainnya dalam pungutan administrasi dan denda simpanan
136
dan kredit yang diberikan. Sementara pendapatan terkecil berasal dari
keuntungan dari penjualan obligasi pemerintah bersih sebesar 0,09%
(Rp5,198,000),keuntungan lain-lain sebesar Rp 50,721,000(0.84%)
dan pendapatan non operasional bersih sebesar Rp 6,379,000 (0.11%).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank
Tabungan Negara antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp5,494,934,000. Beban
terbesar berasal dari beban bunga dan pembiayaan lainnya sebesar
56.99% (Rp3,420,345,000) dari total pendapatan, kemudian beban
gaji dan tunjangan karyawan sebesar Rp937,705,000 atau 15.61% dari
total pendapatan. Pada periode 2009 laba bersih Bank Tabungan
Negara mencapai 8.17% ( Rp490,453,000 ).
Analisis Vertikal Laporan Laba Rugi Bank Tabungan Negara
periode 31 Desember 2010
Berdasarkan laporan laba rugi Bank Tabungan Negara periode
2010, dapat dilihat total pendapatan yang diperoleh sebesar
Rp6,894,499,000. Sebesar 91.76 % (6,326,333,000) dari total
pendapatan adalah pendapatan operasional dalam bentuk bunga dan
sebesar 3.55% (Rp244,817,000) diperoleh dari pendapatan
operasional lainnya dalam pungutan administrasi dan denda simpanan
dan kredit yang diberikan. Sementara pendapatan terkecil berasal dari
137
keuntungan kenaikan nilai efek-efek yang diperdagangkan bersih
sebesar 0,06% (Rp4,360,000).
Pos pos pada beban yang mempengaruhi besarnya laba Bank
Tabungan Negara antara lain beban operasional dan beban non
operasional dengan total beban sebesar Rp6,057,209,000. Beban
terbesar berasal dari beban bungasebesar 45.48% (Rp3,135,975,000)
dari total pendapatan, kemudian beban gaji dan tunjangan karyawan
sebesar Rp1,136,484,000 atau 16.48% dari total pendapatan. Pada
periode 2010 laba bersih Bank Tabungan Negara meningkat dari
tahun sebelumnya mencapai13.28% (Rp915,938,000 ).
138
3. Analisis Vertikal pada Laporan Arus Kas
Laporan perubahan posisi keuangan merupakan laporan arus kas
yang membagi arus kas menjadi tiga kategori arus kas operasi,
arus kas investasi dan arus kas pendanaan. Analisis Vertika pada
laporan arus kas dilakukan melalui membandingkan
posdiperubahan kas dengan total kas keluar dan masuk.
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIANUNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.12 analisis vertikal pada laporan arus kas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
2008 2009 2010
Rp % Rp % Rp %ARUS KAS MASUKDr Kegiatan Operasi
Pnerimaan bunga&bg
hsl, provisi&komisi 4,480,873 33.03% 5,691,970 28.60% 6,424,521 40.79%Penerimaan kredit yg tlhdihapusbukukan 93,280 0.69% 86,671 0.44% 78,758 0.50%
Pndptn bkn oprsional
lainnya - bersih (4,292) -0.03% 6,379 0.03% (13,495) -0.09%
Aktiva lain2 139,904 1.03% (43,972) -0.22% 282,084 1.79%
Simpanan dr nasabah
Giro 577,466 4.26% 4,462,404 22.42% (2,220,607) -14.10%
Giro Wadiah 30,577 0.23% 48,638 0.24% 30,511 0.19%
Tabungan 161,802 1.19% 1,491,859 7.50% 1,850,934 11.75%
Tabungan Wadiah &
Mudharabah 57,162 0.42% 74,007 0.37% 75,729 0.48%
Deposito berjangka 6,386,571 47.08% 2,051,316 10.31% 6,742,806 42.81%Deposito berjangka Mudharabah 48,078 0.35% 637,986 3.21% 851,721 5.41%
Smpnan dr bank lain 315,042 2.32% 174,573 0.88% 53,509 0.34%Pnrimaan dr klaim asrnsi 0 0.00% 40,300 0.20% 25,379 0.16%
139
Dr Kegiatan Investasi
Pnjualn efek2 yg
dimiliki hngg jth tmp 141,946 1.05% - - - -
Pnjualan aset ttp 4,947 0.04% 0 0.00% 0 0.00%
Dr Kegiatan PendanaanPnrimaan dr srt2 brhrga yg diterbitkan 0 0.00% 1,500,000 7.54% 1,650,000 10.48%
Penjualan kembali
obligasi dlm
perbendaharaan 8,000 0.06% - - 20,000 0.13%
Penerbitan saham 0 0.00% 1,888,046 9.49% 0 0.00%
Pjualn efek2 yg djual
dgn janji dbeli kmbl 1,124,999 8.29% 1,789,710 8.99% (100,890) -0.64%
TOTAL ARUS KAS MASUK 13,566,355 100% 19,899,887 100% 15,750,960 100%
ARUS KAS KELUARDr Kegiatan OperasiPembayaran bunga & bonus, prvisi&komisi (2,535,349) 18.42% (3,462,878) 19.53% (3,141,922) 21.65%Pembayaran pajak penghslanbadan (293,709) 2.13% (269,211) 1.52% (291,979) 2.01%Beban operasional lainnya - bersih (1,181,133) 8.58% (1,379,881) 7.78% (2,131,694) 14.69%
Pnmptn pd bank lain (77,195) 0.56% 0 0.00% 62,450 -0.43%
Efek2 diprdgangkn&
tersedia utk dijual (58,331) 0.42% (36,049) 0.20% (278,269) 1.92%
Obligasi pemerintah
diperdagangkan &
tersedia utk dijual 1,047,424 -7.61% 288,294 -1.63% (532,558) 3.67%Tagihan swap suku bunga 109,367 -0.79% (49) 0.00% 33,410 -0.23%
Kredit yg diberikan
&pembiayaan/piutang
syariah (9,775,606) 71.01% (8,794,395) 49.60% (10,895,306) 75.09%
Kewajiban segera 88,817 -0.65% 120,096 -0.68% 34,795 -0.24%Kewajiban swap suku bunga 2,115 -0.02% (2,115) 0.01% 0 0.00%
Kewajiban lain2 219,401 -1.59% 272,923 -1.54% 126,265 -0.87%
Dr Kegiatan Investasi
Pmbelian efek2 yg
dmiliki hngga jth tmp (2,660,034) 15.00% 2,304,519 -15.88%
140
Pembelian aset tetap (134,503) 0.98% (347,641) 1.96% (335,552) 2.31%Pembelian obligasi pmerintah yg dimiliki
hngga jth tmpo (50,172) 0.36% (11,134) 0.06% 1,013,395 -6.98%
Dr Kegiatan PendanaanPelunasan pinjaman subordinasi 0 0.00% (250,000) 1.41% 0 0.00%
Pmbyaran biaya emisi srt2 berharga yg dterbitkn 0 0.00% (6,231) 0.04% 0 0.00%
Pembelian kmbl
obligasi dlm
perbendaharaan - - (20,000) 0.11% - -Pembayaran pinjaman yg diterima (344,460) 2.50% (297,297) 1.68% 415,789 -2.87%
Pembayaran dividen,
tantiem direksi&
komisaris, Program
Kemitraan & Bina
Lingkungan (33,037) 0.24% (55,961) 0.32% (143,221) 0.99%Pmbayarn atas jth tempo srt2 brharga
yg diterbitkan (750,000) 5.45% (750,000) 4.23% (750,000) 5.17%
Biaya emisi pnerbitan
saham 0 0.00% (68,391) 0.39% 0 0.00%TOTAL ARUS KAS KELUAR (13,766,371) 100% (17,729,954) 100% (14,509,878) 100%
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS & SETARA KAS (200,016) -9.69% 2,169,933 37.98% 1,241,082 17.84%KAS & SETARA KAS
AWAL PERIODE 2,263,192 109.69% 3,544,083 62.02% 5,714,016 82.16%
KAS&SETARA KAS AKHIR
PERIODE 2,063,176 100% 5,714,016 100% 6,955,098 100%
Rincian kas & setara
kas akhir periode adlh
sbb:
Kas 229,843 11.14% 294,357 5.15% 362,769 5.22%Giro pd Bank Indonesia 1,811,728 87.81% 2,842,112 49.74% 4,126,152 59.33%
Giro pd bank lain 21,605 0.00% 33,378 0.58% 153,797 2.21%
Penempatan pd bank
141
lain-jngk wkt jth tmp
3 bulan atau kurang
sjk tgl perolehan 0 0.00% 2,544,169 44.53% 2,312,380 33.25%
Jumlah 2,063,176 100% 5,714,016 100% 6,955,098 100%
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Tabungan Negara
periode 31 Desember 2008
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2008 berasal dari kegiatan operasi yaitu dari deposito berjangka
sebesar Rp6,386,571,000 (47.08%), kemudian penerimaan bunga,
provisi dan komisi sebesar Rp4,480,873,000 (33.03%). Arus kas
masuk terkecil berasal dari kegiatan investasi yaitu hasil penjualan
asset tetap sebesar Rp4,947,000(0.04%) dan dari kegiatan pendanaan
yaitu penjualan kembali obligasi dalam perbendaharaan sebesar
Rp8,000,000(0.06%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2008 berasal dari kegiatan
operasi yaitu kredit yang di berikan dan pembiayaan/piutang syariah
sebesar Rp 9,755,606,000 (71.01%) dan dari pembayaran bunga dan
bonus,provisi dan komisi sebesar Rp2,535,349,000(18.42%). Total
arus kas masuk pada tahun 2008 mengalami defisit dimana total arus
kas masuk pada tahun 2008 sebesar Rp13,566,355,000 lebih kecil dari
total arus kas keluar yang sebesar Rp13,766,371,000.
142
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Tabungan Negara
periode 31 Desember 2009
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2009 berasal dari kegiatan operasi yaitu dari penerimaan bunga dan
bagi hasil, provisi dan komisi sebesar Rp5,691,970,000 (28.60%),
kemudian giro sebesar Rp4,462,404,000 (22.42%). Arus kas masuk
terkecil berasal dari kegiatan operasi yaitu pendapatan bukan
operasional lainnya sebesar Rp6,379,000(0.03%) dan dari penerimaan
dari klaim asuransi sebesar Rp40,300,000(0.20%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2009 berasal dari kegiatan
operasi yaitu kredit yang di berikan dan pembiayaan/piutang syariah
sebesar Rp8,794,395,000 (49.60%) dan dari pembayaran bunga dan
bonus,provisi dan komisi sebesar Rp3,462,878,000(19.53%). Total
arus kas masuk pada tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun
sebelumnyadan lebih besar dari arus kas keluar (surplus) dimana total
arus kas masuk pada tahun 2009 sebesar Rp19,899,887,000 lebih
besar dari total arus kas keluar yang sebesar Rp17,729,954,000.
Analisis Vertikal Laporan Arus Kas Bank Tabungan Negara
periode 31 Desember 2010
Arus kas masuk dan keluar diperoleh dari kegiatan
operasi,investasi dan pendanaan. Arus kas masuk terbesar pada tahun
2010 berasal dari kegiatan operasi yaitu dari deposito berjangka
143
sebesar Rp6,742,806,000 (42.81%), kemudian penerimaan bunga dan
bagi hasil, provisi dan komisi sebesar Rp6,424,521,000
(40.79%).Pada periode ini deposito berjangka kembali menguat
setelah mengalami penurunan pada tahun 2009.Arus kas masuk
terkecil berasal dari kegiatan pendanaan yaitu penjualan kembali
obligasi dalam perbendaharaan sebesar Rp20,000,000(0.13%) dan dari
kegiatan operasi yaitu penerimaan dari klaim asuransi sebesar
Rp25,379,000(0.16%).
Arus kas keluar terbesar pada tahun 2010 berasal dari kegiatan
operasi yaitu kredit yang di berikan dan pembiayaan/piutang syariah
sebesar Rp10,895,306,000 (75.09%) dimana jumlah kredit pada
periode ini meningkat di banding tahun sebelumnya dan dari
pembayaran bunga dan bonus,provisi dan komisi sebesar
Rp3,141,922,000(21.65%). Total arus kas masuk pada tahun 2010
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya dan lebih besar dari
arus kas keluar (surplus) dimana total arus kas masuk pada tahun 2010
sebesar Rp15,750,960,000 lebih besar dari total arus kas keluar yang
sebesar Rp14,509,878,000.
145
5.2 ANALISIS HORIZONTAL BANK BUMNAnalisis horizontal adalah analisa dengan mengadakan pembandingan laporan keuangan untuk beberapa perode sehingga
diketahui perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode yang lainnya.
5.2.1 Analisis Horizontal Bank Mandiri
1. Analisis Horizontal Pada Neraca
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.13 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
AKTIVA
Kas 8,388,974 8,867,881 478,907 5.71% 8,867,881 9,521,713 653,832 7.37%
Giro pd Bank Indonesia 13,354,289 16,055,871 2,701,582 20.23% 16,055,871 24,856,699 8,800,828 54.81%
Giro pd bank lain bersih stlh dikurangi
cadangan kerugian sebsr Rp10.113,Rp 86.962
146
&Rp87.689 pd tgl31Desember 2010,2009&2008 7,406,529 7,402,647 (3,882) -0.05% 7,402,647 8,559,665 1,157,018 15.63%
Penempatan pd bank lain& Bank Indonesia
setlh dikurangi cadangan kerugian
sebsr Rp137.885,Rp347.184&Rp386.708
pd tgl 31 Desember 2010,2009 & 2008 29,404,818 41,402,410 11,997,592 40.80% 41,402,410 28,914,035 (12,488,375) -30.16%
Efek-efek
Pihak yg mempunyai hub. istimewa 0 25,000 25,000 25,000 0 (25,000) -100.00%
Pihak ketiga 24,670,360 18,143,414 (6,526,946) -26.46% 18,143,414 27,359,768 9,216,354 50.80%
24,670,360 18,168,414 (6,501,946) -26.36% 18,168,414 27,359,768 9,191,354 50.59%
Dikurangi: Diskonto yg blm diamortisasi
keuntungan yg blm direalisasi dr
kenaikan nilai efek-efek &cadangan
kerugian penurunan nilai (45,513) (15,022) 30,491 -66.99% (15,022) (112,239) (97,217) 647.16%
24,624,847 18,153,392 (6,471,455) -26.28% 18,153,392 27,247,529 9,094,137 50.10%
Obligasi Pemerintah 88,259,039 89,132,940 873,901 0.99% 89,132,940 78,092,734 (11,040,206) -12.39%
Tagihan lainnya - Transaksi Perdagangan
setlh dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing2 sebsr Rp1.146.327, Rp844.781
&Rp1.158.049 pd tgl 31Des2010,2009&2008 3,513,133 3,146,143 (366,990) -10.45% 3,146,143 2,575,586 (570,557) -18.14%
Tagihan atas Efek2 yg Dibeli dgn Janji Dijual
Kembali-stlh dikurangi cadangan kerugian
147
penurunan nilai masing2 sebesar RpNihil,
Rp30.488&Rp47.987pd tgl31Des10,09&08 619,092 4,905,541 4,286,449 692.38% 4,905,541 8,980,757 4,075,216 83.07%
Tagihan Derivatif-stlh dkurangi cdangan krugian
penurunan nilai masing2 sbsr RpNihil,Rp1.765
&Rp6.313 pd tgl31Des2010,2009&2008 354,024 174,526 (179,498) -50.70% 174,526 37,096 (137,430) -78.74%
Kredit yg Diberikan
Pihak yg m'punyai hub istimewa 641,263 638,057 (3,206) -0.50% 638,057 799,179 161,122 25.25%
Pihak ketiga 173,858,171 196,488,172 22,630,001 13.02% 196,488,172 243,227,805 46,739,633 23.79%
Jumlah Kredit yg Diberikan 174,499,434 197,126,229 22,626,795 12.97% 197,126,229 244,026,984 46,900,755 23.79%
Dikurangi: Pendapatan yg ditangguhkan (1,334) 0 1,334 -100.00% 0 0 0
Jumlah Kredit yg Diberikan setelah
pendapatan yg ditangguhkan 174,498,100 197,126,229 22,628,129 12.97% 197,126,229 244,026,984 46,900,755 23.79%
Dikurangi:Cadangan krugian pnurunan nilai (11,860,312) (12,435,525) (575,213) 4.85% (12,435,525) (11,481,725) 953,800 -7.67%
Jumlah Kredit yg Diberikan - bersih 162,637,788 184,690,704 22,052,916 13.56% 184,690,704 232,545,259 47,854,555 25.91%
Piutang Pembiayaan Konsumen -
stlh dkurangi cdngan krugian pnurunan nilai
masing sbsr Rp40.769, Rp16.343&
RpNihil pd tgl31Des2010,2009&2008 0 1,404,045 1,404,045 1,404,045 2,132,823 728,778 51.91%
Tagihan akseptasi
setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan
nilai masing2 sbsr Rp171.097, Rp52.773
148
&Rp246.008 pd tgl31Des2010,2009&2008 3,596,359 4,304,000 707,641 19.68% 4,304,000 3,779,409 (524,591) -12.19%
Penyertaan saham stlh dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai masing2 sbsr Rp1.285,
Rp2.106&Rp1.656 pd tgl31Des10,09&08 158,173 186,848 28,675 18.13% 186,848 6,248 (180,600) -96.66%
Investasi Pmgang Polis pd Kntrak Unit-Linked 0 0 0 0 7,212,113 7,212,113
Aktiva tetap
stlh dikurangi akumulasi penyusutan&amortisasi
masing2 sbsr Rp5.300.137, Rp4.869.622&
Rp4.461.347 pd tgl31 Des2010, 2009 dan 2008 4,603,560 4,963,306 359,746 7.81% 4,963,306 5,527,000 563,694 11.36%
Aktiva pajak tngguhan-stlh dkurangi pnyisihn
sbsr masing2 Rp1.065.606, RpNihil&
RpNihil pd tgl 31Des2010,2009&2008 6,123,919 6,014,085 (109,834) -1.79% 6,014,085 4,401,088 (1,612,997) -26.82%
Aset Lain2- stlh dkurangi pnyisihan
krugian msng2 sebsr Rp740.012,Rp936.622
&Rp639.575 pd tgl31Des2010,2009&2008 5,394,134 3,812,265 (1,581,869) -29.33% 3,812,265 5,384,797 1,572,532 41.25%
JUMLAH ASET 358,438,678 394,616,604 36,177,926 10.09% 394,616,604 449,774,551 55,157,947 13.98%
KEWAJIBAN, DANA SYIRKAH
TEMPORER DAN EKUITAS
149
KEWAJIBAN&DANA SYIRKAH TEMPORER
Kewajiban segera 619,798 573,557 (46,241) -7.46% 573,557 757,465 183,908 32.06%
Simpanan nasabah
Bank Konvensional&Syariah -
Bukan Dana Syirkah Temporer
Giro
Pihak yg m'punyai hub istimewa 115,857 254,439 138,582 119.61% 254,439 495,154 240,715 94.61%
Pihak ketiga 68,970,831 72,437,086 3,466,255 5.03% 72,437,086 67,792,099 (4,644,987) -6.41%
69,086,688 72,691,525 3,604,837 5.22% 72,691,525 68,287,253 (4,404,272) -6.06%
Tabungan
Pihak yg m'punyai hub istimewa 40,562 90,589 50,027 123.33% 90,589 105,513 14,924 16.47%
Pihak ketiga 89,667,809 106,636,775 16,968,966 18.92% 106,636,775 123,851,094 17,214,319 16.14%
89,708,371 106,727,364 17,018,993 18.97% 106,727,364 123,956,607 17,229,243 16.14%
Deposito berjangka
Pihak yg m'punyai hub istimewa 311,649 467,683 156,034 50.07% 467,683 1,188,078 720,395 154.03%
Pihak ketiga 116,957,341 123,007,078 6,049,737 5.17% 123,007,078 143,955,971 20,948,893 17.03%
117,268,990 123,474,761 6,205,771 5.29% 123,474,761 145,144,049 21,669,288 17.55%
Bank Syariah
Dana Syirkah Temporer
Investasi terikat giro&giro
mudharabah musytarakah 0 5,322 5,322 5,322 85,094 79,772 1498.91%
Investasi terikat tabungan&investasi
tdk terikat tabungan mudharabah 5,245,641 7,067,647 1,822,006 34.73% 7,067,647 9,628,749 2,561,102 36.24%
Investasi tdk trikat deposito mudharabah 7,802,362 9,583,762 1,781,400 22.83% 9,583,762 15,110,402 5,526,640 57.67%
150
13,048,003 16,656,731 3,608,728 27.66% 16,656,731 24,824,245 8,167,514 49.03%
Jumlah Simpanan Nasabah 289,112,052 319,550,381 30,438,329 10.53% 319,550,381 362,212,154 42,661,773 13.35%
Simpanan dr Bank Lain
Bank Konvensional &Syariah -
Bukan Dana Syirkah Temporer
Giro & tabungan 3,096,390 5,744,330 2,647,940 85.52% 5,744,330 1,780,344 (3,963,986) -69.01%
Inter -bank call money 7,588 0 (7,588) -100.00% 0 0 0
Deposito berjangka 4,347,403 4,736,318 388,915 8.95% 4,736,318 5,422,339 686,021 14.48%
7,451,381 10,480,648 3,029,267 40.65% 10,480,648 7,202,683 (3,277,965) -31.28%
Bank Syariah
Dana Syirkah Temporer
Investasi tdk terikat tabungan mudharabah 48,353 98,239 49,886 103.17% 98,239 100,532 2,293 2.33%
Investasi tdk terikat deposito mudharabah 218,380 207,640 (10,740) -4.92% 207,640 326,647 119,007 57.31%
267 305,879 305,612 114576.10% 305,879 427,179 121,300 39.66%
Jumlah Simpanan dr Bank Lain 7,718,114 10,786,527 3,068,413 39.76% 10,786,527 7,629,862 (3,156,665) -29.26%
Kewajiban atas efek2 yg Dijual dgn
Janji Dibeli Kembali 981,893 316,356 (665,537) -67.78% 316,356 0 (316,356) -100.00%
Kewajiban Derivatif 160,678 41,611 (119,067) -74.10% 41,611 33,246 (8,365) -20.10%
Kewajiban kpd Pmegang Polis Unit-Linked 0 0 0 0 7,212,113 7,212,113
Kewajiban Akseptasi 3,842,367 4,356,773 514,406 13.39% 4,356,773 3,950,506 (406,267) -9.32%
Efek2 yg Diterbitkan 1,016,603 1,672,619 656,016 64.53% 1,672,619 1,492,744 (179,875) -10.75%
Dikurangi:Biaya penerbitan yg blm diamortisasi 0 (1,605) (1,605) (1,605) (1,377) 228 -14.21%
151
1,016,603 1,671,014 654,411 64.37% 1,671,014 1,491,367 (179,647) -10.75%
Pinjaman yg Diterima 9,371,508 3,944,356 (5,427,152) -57.91% 3,944,356 5,634,838 1,690,482 42.86%
Estimasi Kerugian atas Komitmen&Kontinjensi 316,401 329,362 12,961 4.10% 329,362 371,665 42,303 12.84%
Beban yg Msh Harus Dibayar 746,808 542,921 (203,887) -27.30% 542,921 606,975 64,054 11.80%
Hutang Pajak 3,174,500 1,855,829 (1,318,671) -41.54% 1,855,829 1,408,798 (447,031) -24.09%
Kewajiban Lain2 7,999,368 9,132,586 1,133,218 14.17% 9,132,586 10,338,954 1,206,368 13.21%
Pinjaman Subordinasi 2,836,650 6,217,068 3,380,418 119.17% 6,217,068 6,056,572 (160,496) -2.58%
JUMLAH KEWAJIBAN&
DANA SYIRKAH TEMPORER 327,896,740 359,318,341 31,421,601 9.58% 359,318,341 407,704,515 48,386,174 13.47%
Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak
Perusahaan yg Dikonsolidasi 28,069 189,494 161,425 575.10% 189,494 527,228 337,734 178.23%
EKUITAS
Modal saham-nilai nominal Rp500(nilai pnh)
per lmbr. Modal dasar- 1 lmbr saham
Dwiwarna Seri A&31.999.999.999 lmbr
Saham Biasa Seri B. Modal Ditempatkan&
Disetor-1 lmbr Saham Dwiwarna Seri A&
20.996.494.741 lmbr Saham Biasa Seri B pd
tgl31Des2010,1 lmbr Saham Dwiwarna
Seri A &20.970.116.804 lmbr Saham
Biasa Seri B pd tgl31Des2009&1lmbr
Saham Dwiwarna Seri A 20.905.647.787
lmbr Saham Biasa Seri B pd tgl 31Des2008 10,452,824 10,452,824 0 0.00% 10,452,824 10,498,247 45,423 0.43%
152
Tambahan modal disetor 6,809,056 6,911,587 102,531 1.51% 6,911,587 6,960,680 49,093 0.71%
Selisih kurs krn pnjabaran
lap keuangan dlm mata uang asing 239,625 120,963 (118,662) -49.52% 120,963 69,593 (51,370) -42.47%
Kerugian Bersih yg Blm Direalisasi dr pnurunan
Nilai Wajar Efek2&Obligasi Pmrintah yg trsedia
utk dijual Stlh Dikurangi Pajak Tangguhan (170,310) (260,756) (90,446) 53.11% (260,756) (405,197) (144,441) 55.39%
Selisih Transaksi Perubahan
Ekuitas Anak Perusahaan (50,935) (22,890) 28,045 -55.06% (22,890) (22,702) 188 -0.82%
Opsi Saham 54,465 16,174 (38,291) -70.30% 16,174 0 (16,174) -100.00%
Saldo Laba(saldo rugi sbsr Rp162.874.901 tlh
dieliminasi dgn tmbhn modal disetor/agio saham
pd saat kuasi reorganisasi pd tgl 30 April 2003)
Sdh Ditentukan Penggunaannya 5,680,357 5,706,921 26,564 0.47% 5,706,921 5,706,921 0.00%
Blm Ditentukan Penggunaannya 7,498,787 12,151,712 4,652,925 62.05% 12,151,712 18,735,266 6,583,554 54.18%
Jumlah Saldo Laba 13,179,144 17,858,633 4,679,489 35.51% 17,858,633 24,442,187 6,583,554 36.86%
JUMLAH EKUITAS 30,513,869 35,108,769 4,594,900 15.06% 35,108,769 41,542,808 6,434,039 18.33%
JUMLAH KEWAJIBAN DANA SYIRKAH TEMPORER& EKUITAS 358,438,678 394,616,604 36,177,926 10.09% 394,616,604 449,774,551 55,157,947 13.98%
153
Analisis horizontal pada neraca BANK MANDIRI periode 2008-
2009
Laporan Neraca PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk periode 2008
ke 2009 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 10.09%. Pos-pos pada
aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti giro pada bank
Indonesia sebesar 20.23%, penempatan pada Bank lain dan Bank Indonesia
sebesar 40.80%, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali
sebesar 692.38%, tagihan akseptasi sebesar 19.68%, dan penyertaan saham setelah
dikurangi cadangan kerugian sebesar 18.13%. Sedangkan aktiva yang mengalami
penurunan yang signifikan adalah tagihan derivatif dan asset lain-lain. Neraca di
sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan pada
pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp31,421,601,000(9.58%) dan ekuitas
sebesar Rp 4,594,900 (15.06%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang
signifikan pada sisi pasiva adalah giro dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, tabungan dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito
berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, investasi tidak terikat
tabungan mudharabah, dan pinjaman subordinasi.Sementara pos-pos yang
mengalami penurunan yang signifikan adalah kewajiban derivatif, kewajiban atas
efek-efek yang dijual, pinjaman yang diterima dan hutang pajak.Pada sisi ekuitas,
pos-pos yang mengalami peningkatan adalah tambahan modal disetor dan obligasi
pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih
kurs karena penjabaran laporan keuangan dan opsi saham.Sementara modal
saham tidak mengalami penurunan ataupun peningkatan pada periode 2008-2009.
154
Analisis horizontal pada neraca BANK MANDIRI periode 2009-
2010
Laporan Neraca PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk periode 2009
ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 13.98%. Pos-pos pada
aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti giro pada bank
Indonesia sebesar 54.81%, tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual
kembali sebesar 83.07%, piutang pembiayaan konsumen sebesar 51.91%, efek-
efek dari pihak ketiga sebesar 50.80% dan asset lain-lain sebesar 41.25%.
Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah tagihan
derivatif, penyertaan saham dan efek-efek yang mempunyai hubungan istimewa.
Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2009-2010 menunjukkan
peningkatan pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar
Rp48,386,174,000(13.47%) dan ekuitas sebesar Rp 6,434,039,000 (18.33%).
Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah
kewajiban segera, giro dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, investasi
terikat giro, dan pinjaman yang diterima.Sementara pos-pos yang mengalami
penurunan yang signifikan adalah giro dan tabungan dan kewajiban atas efek-efek
yang dijual dengan janji dibeli kembali.
Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah modal saham,
tambahan modal disetor dan obligasi pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang
mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dan opsi saham.
155
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.14 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan/penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
PENDAPATAN&BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan bunga
Pendapatan bunga 26,496,487 31,640,259 5,143,772 19.41% 31,640,259 33,931,650 2,291,391 7.24%
Pendapatan provisi&komisi 839,750 958,705 118,955 14.17% 958,705 0 (958,705) -100.00%
JMLH PENDAPATAN BUNGA 27,336,237 32,598,964 5,262,727 19.25% 32,598,964 33,931,650 1,332,686 4.09%
BEBAN BUNGA
Beban bunga (12,371,417) (15,675,213) (3,303,796) 26.71% (15,675,213) (14,394,598) 1,280,615 -8.17%
Beban pembiayaan lainnya (165,200) (146,636) 18,564 -11.24% (146,636) (18,443) 128,193 -87.42%
JUMLAH BEBAN BUNGA (12,536,617) (15,821,849) (3,285,232) 26.21% (15,821,849) (14,413,041) 1,408,808 -8.90%
PENDAPATAN BUNGA BERSIH 14,799,620 16,777,115 1,977,495 13.36% 16,777,115 19,518,609 2,741,494 16.34%
Pendapatan Premi 0 0 0 0.00% 0 1,025,306 1,025,306
Beban Klaim 0 0 0 0.00% 0 (472,394) (472,394)
PENDAPATAN PREMI-BERSIH 0 0 0 0.00% 0 552,912 552,912
PENDAPATAN BUNGA-BERSIH&
PENDAPATAN PREMI-BERSIH
156
Pendapatan Operasional Lainnya
Provisi&komisi lainnya 3,423,247 4,311,235 887,988 25.94% 4,311,235 5,101,838 790,603 18.34%
Laba selisih kurs-bersih 789,350 637,065 (152,285) -19.29% 637,065 595,449 (41,616) -6.53%
Lain-lain 440,410 536,063 95,653 21.72% 536,063 2,735,530 2,199,467 410.30%
Jmlh Pndptn Operasional Lainnya 4,653,007 5,484,363 831,356 17.87% 5,484,363 8,432,817 2,948,454 53.76%
Pmbntukn Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (2,986,361) (1,147,540) 1,838,821 -61.57% (1,147,540) (2,986,234) (1,838,694) 160.23%
(Pmbentukn)/Pmbalikan Pnyisihan Estimasi
Kerugian ats Komitmen&Kontinjensi 221,393 (37,782) (259,175) -117.07% (37,782) (53,358) (15,576) 41.23%
Pmbalikn/(Pmbntukn)Pnyisihn Kerugian 170,139 (810,408) (980,547) -576.32% (810,408) 88,778 899,186 -110.95%
(Kerugian)/Keuntungan yg Blm Direalisasi
dr Pnurunan/Kenaikan Nilai Wajar
Efek2,Obligasi Pemerintah&Investasi
Pemegang Polis pd Kontrak Unit-Linked 1,486 (2,155) (3,641) -245.02% (2,155) (23,401) (21,246) 985.89%
Keuntungan/(Kerugian) dr Pnjualn Efek2
&Obligasi Pemerintah (54,061) 180,752 234,813 -434.35% 180,752 286,870 106,118 58.71%
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban gaji&tunjangan (4,563,768) (4,853,601) (289,833) 6.35% (4,853,601) (5,802,173) (948,572) 19.54%
Beban umum&administrasi (3,861,684) (4,324,893) (463,209) 12.00% (4,324,893) (5,467,972) (1,143,079) 26.43%
Lain2 bersih (469,329) (831,373) (362,044) 77.14% (831,373) (804,828) 26,545 -3.19%
Jmlh Beban Operasional Lainnya (8,894,781) (10,009,867) (1,115,086) 12.54% (10,009,867) (12,074,973) (2,065,106) 20.63%
157
LABA OPERASIONAL 7,910,442 10,434,478 2,524,036 31.91% 10,434,478 13,742,020 3,307,542 31.70%
Pendapatan Bkn Operasional-Bersih 158,118 389,596 231,478 146.40% 389,596 230,142 (159,454) -40.93%
LABA SBLM(BEBAN)MANFAAT PAJAK
&HAK MINORITAS 8,068,560 10,824,074 2,755,514 34.15% 10,824,074 13,972,162 3,148,088 29.08%
(Beban)/Manfaat Pajak
Tahun Berjalan (4,711,894) (3,479,867) 1,232,027 -26.15% (3,479,867) (3,026,466) 453,401 -13.03%
Tangguhan 1,958,650 (145,719) (2,104,369) -107.44% (145,719) (1,576,470) (1,430,751) 981.86%
Jmlh Beban Pajak - BersiH (2,753,244) (3,625,586) (872,342) 31.68% (3,625,586) (4,602,936) (977,350) 26.96%
LABA BERSIH STLH PAJAK
SBLM HAK MINORITAS 5,315,316 7,198,488 1,883,172 35.43% 7,198,488 9,369,226 2,170,738 30.16%
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIHANAK PERUSAHAAN YG DIKONSOLIDASI (2,495) (43,024) (40,529) 1624.41% (43,024) (43,024) 0.00%
LABA BERSIH 5,312,821 7,155,464 1,842,643 34.68% 7,155,464 9,218,298 2,062,834 28.83%
LABA PER SAHAM
Dasar (dalam Rupiah penuh) 254.51 341.72 87.21 34.27% 341.72 439.38 97.66 28.58%
Dilusian (dalam Rupiah penuh) 253.84 341.37 87.53 34.48% 341.37 439.38 98.01 28.71%
159
Laporan Laba Rugi 2008 keAnalisis horizontal pada laba rugi
BANK MANDIRI periode 2008-2009
2009 PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.menunjukkan
peningkatan laba sebesar 34.69% (Rp7,155,464,000). Peningkatan yang signifikan
dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bukan operasional bersih, provisi dan
komisi lainnya, pendapatan bunga dan pendapatan provisi dan komisi.Laba
operasional meningkat sebesar 31.91%. Sementara pendapatan yang mengalami
penurunan adalah laba selisih kurs, penurunan nilai, keuntungan/(kerugian) dari
penjualan efek-efek dan obligasi pemerintah, pembalikan/(pembentukan)
penyisihan kerugian.
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga,
beban gaji dan tunjangan, beban umum dan administrasi dan lain-lain
bersih.Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban
pembiayaan lainnya dan beban pajak tahun berjalan dan tangguhan.
Analisis horizontal pada laba rugi BANK MANDIRI periode
2009-2010
Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010 PT BANK MANDIRI (PERSERO)
Tbk.menunjukkan peningkatan laba sebesar 28.83% (Rp2,062,834,000).
Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga,
provisi dan komisi lainnya, pendapatan operasional lainnya, keuntungan yang
belum direalisasi, keuntungan dari penjualan efek-efek dan obligasi
pemerintah.Laba operasional meningkat sebesar 31.70%. Sementara pendapatan
160
yang mengalami penurunan adalah pendapatan provisi dan komisi, pendapatan
bukan operasional dan pembalikan/(pembentukan) penyisihan kerugian.
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban gaji dan
tunjangan, beban umum dan administrasi dan beban pajak tangguhan.Sementara
beban yang mengalami penurunan yang signifikan adalah beban bunga, beban
pembiayaan lainnya dan beban pajak tahun berjalan.
161
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas
PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2010, 2009 DAN 2008
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.15 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
ARUS KAS DR KEGIATAN OPERASI
Penerimaan pendapatan bunga 26,117,536 32,078,031 5,960,495 22.82% 32,078,031 34,021,221 1,943,190 6.06%
Penerimaan pndptn provisi&komisi 4,262,997 5,269,940 1,006,943 23.62% 5,269,940 5,101,838 (168,102) -3.19%
Pmbyrn beban bunga (12,165,217) (15,897,101) (3,731,884) 30.68% (15,897,101) (14,821,381) 1,075,720 -6.77%
Pmbyrn beban pendanaan lainnya (165,200) (146,636) 18,564 -11.24% (146,636) 0 146,636 -100.00%
Pnerimaan dr pnjualan Obligasi Pemerintah-
utk diukur pd nilai wajar mlalui lap.laba rugi 6,003,599 9,349,047 3,345,448 55.72% 9,349,047 37,628,006 28,278,959 302.48%
Pmbelian Obligasi Pemerintah- utk diukur
pd nilai wajar mlalui lap.laba rugi (5,184,940) (9,722,868) (4,537,928) 87.52% (9,722,868) (36,985,217) (27,262,349) 280.39%
Laba/(rugi) selisih kurs - bersih (138,149) (589,937) (451,788) 327.03% (589,937) 288,569 878,506 -148.92%
Pndptn operasional lainnya 311,092 716,236 405,144 130.23% 716,236 877,840 161,604 22.56%
Beban operasional lainnya (469,332) (1,647,961) (1,178,629) 251.13% (1,647,961) (4,817,154) (3,169,193) 192.31%
Beban gaji&tunjangan (3,403,043) (4,853,601) (1,450,558) 42.63% (4,853,601) (5,802,173) (948,572) 19.54%
162
Beban umum&administrasi (3,288,579) (3,878,814) (590,235) 17.95% (3,878,814) (5,019,356) (1,140,542) 29.40%
Pendapatan bkn operasional-lainnya 82,339 197,692 115,353 140.10% 197,692 163,281 (34,411) -17.41%
Arus kas dr aktivitas operasional sblm
perubahan aset&kewajiban operasional 11,963,103 10,892,028 (1,071,075) -8.95% 10,892,028 10,635,474 (256,554) -2.36%
(Kenaikan)/penurunan ats aset operasional:
Penempatan pd Bank Indonesia&bank lain (12,016,854) (11,958,068) 58,786 -0.49% (11,958,068) 41,264,635 53,222,703 -445.08%
Efek2-utk diukur pd nilai wajar
mlalui lap laba rugi*) 2,600,153 5,808,627 3,208,474 123.40% 5,808,627 (1,920,318) (7,728,945) -133.06%
Tagihan lainnya-transaksi perdagangan (1,513,689) 680,259 2,193,948 -144.94% 680,259 269,011 (411,248) -60.45%
Kredit yg diberikan (36,149,818) (24,906,337) 11,243,481 -31.10% (24,906,337) (46,900,755) (21,994,418) 88.31%
Piutang pembiayaan konsumen 0 (1,420,388) (1,420,388) (1,420,388) (753,204) 667,184 -46.97%
Aset lain2 284,409 1,118,663 834,254 293.33% 1,118,663 (603,636) (1,722,299) -153.96%
Penerimaan atas aset produktif yg
tlh dihapusbukukan 2,343,228 2,350,123 6,895 0.29% 2,350,123 2,348,642 (1,481) -0.06%
Kenaikan(penurunan)kwajiban operasional:
Bank Konvensional&Syariah-
Bukan Dana Syirkah Temporer
Giro 6,650,858 6,261,015 (389,843) -5.86% 6,261,015 (8,471,819) (14,732,834) -235.31%
Tabungan 2,721,321 17,010,757 14,289,436 525.09% 17,010,757 10,161,596 (6,849,161) -40.26%
Deposito berjangka 26,376,748 6,594,686 (19,782,062) -75.00% 6,594,686 12,563,907 5,969,221 90.52%
Bank Syariah - Dana Syirkah Temporer
Investasi terikat giro&giro
163
mudharabah musytarakah 0 5,322 5,322 5,322 85,094 79,772 1498.91%
Investasi terikat tabungan&investasi
tdk terikat tabungan mudharabah 1,392,953 1,871,892 478,939 34.38% 1,871,892 9,729,281 7,857,389 419.76%
Investasi tdk terikat deposito mudharabah 2,494,381 1,770,660 (723,721) -29.01% 1,770,660 15,437,049 13,666,389 771.82%
Inter-bank call money (823,257) (7,588) 815,669 -99.08% (7,588) 0 7,588 -100.00%
Kewajiban segera (232,979) (46,242) 186,737 -80.15% (46,242) 183,908 230,150 -497.71%
Hutang pajak (2,817,792) (4,798,538) (1,980,746) 70.29% (4,798,538) (3,473,497) 1,325,041 -27.61%
Kewajiban lain2 (2,751,048) 1,133,216 3,884,264 -141.19% 1,133,216 1,553,634 420,418 37.10%
Kas bersih diperoleh dr keg.operasi 521,717 12,360,087 11,838,370 2269.12% 12,360,087 42,109,002 29,748,915 240.69%
ARUS KAS DR KEGIATAN INVESTASI
(Kenaikan)/penurunan efek2- tersedia
utk dijual&dimiliki hingga jth tempo (70,105) 524,900 595,005 -848.73% 524,900 (6,271,745) (6,796,645) -1294.85%
Pnurunan/(kenaikn)Obligasi Pemerintah-trsedia
utk dijual&dimiliki hngga jth tempo 286,139 (500,834) (786,973) -275.03% (500,834) 11,221,714 11,722,548 -2340.61%
Pembelian PT Mandiri Tunas Finance 0 (290,000) (290,000) (290,000) 0 290,000 -100.00%
Penyetoran modal Mandiri International
Remittance Sendirian Berhard 0 (13,435) (13,435) (13,435) (11,756) 1,679 -12.50%
Pembelian PT AXA Mandiri Financial
Services (Anak Perusahaan) 0 0 0 0 (48,427) (48,427)
Penurunan penyertaan saham 41,649 302,355 260,706 625.96% 302,355 241,792 (60,563) -20.03%
Penerimaan dr penjualan aset tetap 80,178 62,978 (17,200) -21.45% 62,978 79,563 16,585 26.33%
Pembelian aset tetap (613,507) (651,467) (37,960) 6.19% (651,467) (1,027,188) (375,721) 57.67%
(Kenaikan)/penurunan efek-efek yg dibeli
164
dgn janji dijual kembali 2,657,374 (4,268,951) (6,926,325) -260.65% (4,268,951) (4,044,728) 224,223 -5.25%
Kenaikan hak minoritas 0 118,402 118,402 118,402 186,806 68,404 57.77%
Kas bersih yg diperoleh dr/(digunakan utk)
aktivitas investasi 2,381,728 (4,716,052) (7,097,780) -298.01% (4,716,052) 326,031 5,042,083 -106.91%
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
(Penurunan)/kenaikan atas efek2 yg diterbitkan (3,033,961) 654,411 3,688,372 -121.57% 654,411 (179,647) (834,058) -127.45%
Kenaikan/(penurunan) atas pinjaman yg diterima (111,064) (5,427,152) (5,316,088) 4786.51% (5,427,152) 1,847,937 7,275,089 -134.05%
Penerbitan Obligasi Subordinasi 0 3,500,000 3,500,000 3,500,000 0 (3,500,000) -100.00%
Pembayaran atas pinjaman subordinasi (130,374) (150,374) (20,000) 15.34% (150,374) (152,853) (2,479) 1.65%
Pnurunan efek2 yg dijual dgn janji dibeli kmbl (1,932,450) (665,539) 1,266,911 -65.56% (665,539) (316,356) 349,183 -52.47%
Eksekusi hak opsi saham 135,697 96,474 (39,223) -28.90% 96,474 46,108 (50,366) -52.21%
Pmbayaran dividen,dana program kemitraan&
program bina lingkungan (4,085,450) (2,475,975) 1,609,475 -39.40% (2,475,975) (2,799,087) (323,112) 13.05%
Kenaikan hak minoritas 19,228 0 (19,228) -100.00% 0 0 0
Kas bersih yg digunakan utk aktivitas pendanaan (9,138,374) (4,468,155) 4,670,219 -51.11% (4,468,155) (1,553,898) 2,914,257 -65.22%
(PENURUNAN)KENAIKAN BERSIH KAS&
SETARA KAS (6,234,929) 3,175,880 9,410,809 -150.94% 3,175,880 40,881,135 37,705,255 1187.24%
KAS&SETARA KAS PD AWAL TAHUN 35,472,410 29,237,481 (6,234,929) -17.58% 29,237,481 32,413,361 3,175,880 10.86%
KAS&SETARA KAS PD AKHIR TAHUN 29,237,481 32,413,361 3,175,880 10.86% 32,413,361 73,294,496 40,881,135 126.12%
165
KAS&SETARA KAS TERDIRI DR:
Kas 8,388,974 8,867,881 478,907 5.71% 8,867,881 9,521,713 653,832 7.37%
Giro pd Bank Indonesia 13,354,289 16,055,871 2,701,582 20.23% 16,055,871 24,856,699 8,800,828 54.81%
Giro pd bank lain 7,494,218 7,489,609 (4,609) -0.06% 7,489,609 8,569,778 1,080,169 14.42%
Penempatan pd Bank Indonesia&Bank lain 0 0 0 0 28,566,961 28,566,961
Sertifikat Bank Indonesia 0 0 0 0 1,779,345 1,779,345
Jumlah kas&setara kas 29,237,481 32,413,361 3,175,880 10.86% 32,413,361 73,294,496 40,881,135 126.12%
166
Analisis horizontal pada cash flow BANK MANDIRI periode
2008-2009
Laporan arus kas PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.periode
2008-2009 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan
operasi sementara arus kas pendanaan dan investasi mengalami penurunan. Pada
arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah
hutang pajak, tabungan, asset lain-lain, efek-efek, pendapatan bukan operasional,
beban operasional laba selisih kurs dan yang mengalami penurunan adalah tagihan
lainnya, deposito berjangka, kewajiban segera dan kewajiban lain-lain . Pada arus
kas investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap,dan
penurunan penyertaan saham. Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek
yang tersedia untuk dijual, obligasi pemerintah, efek-efek yang dibeli dengan janji
dijual kembali, dan penerimaan dari penjualan asset tetap. Sementara pada arus
kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah pinjaman yang diterima dan
pembayaran atas pinjaman subordinasi. Saldo kas pada awal periode menurun -
17.58%, adapun saldo kas pada akhir periode meningkat sebesar 10.86% (Rp
29,237,482,000 menjadi Rp32,413,361,000).
167
Analisis horizontal pada cash flow BANK MANDIRI periode
2009-2010
Laporan arus kas PT BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk.periode 2009-2010
menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan operasi
sementara arus kas pendanaan dan investasi mengalami penurunan. Pada arus kas
dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah penerimaan
dari penjualan obligasi pemerintah, pembelian obligasi pemerintah, beban
operasional lainnya, investasi terikat giro dan investasi-investasi lainnya dan yang
mengalami penurunan adalah kewajiban segera, giro, asset lain-lain, efek-efek,
penempatan asset operasional pada Bank Indonesia dan bank lain. Pada arus kas
investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian asset tetap, penerimaan
dari penjualan asset tetap, dan hak minoritas.Dan yang mengalami penurunan
adalah efek-efek yang tersedia untuk dijual, obligasi pemerintah, efek-efek yang
dibeli dengan janji dijual kembali. Sementara pada arus kas pendanaan,yang
mengalami peningkatan adalah pembayaran dividen, dana program kemitraan dan
program bina lingkungan dan pembayaran atas pinjaman subordinasi. Saldo kas
pada awal periode meningkat 10.86%, dan saldo kas pada akhir periode juga
meningkat sebesar 126.12%.
167
5.2.2 Analisis Horizontal Bank Negara Indonesia
1. Analisis Horizontal Pada Neraca
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASIAN
(Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007,2008, dan 2009)(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali jumlah saham dan data per saham)
Tabel 5.16 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
AKTIVA Rp % Rp %
Kas 4,428,192 4,903,316 475,124 10.73% 4,903,316 5,480,703 577,387 11.78%
Giro pd Bank Indonesia 9,350,792 8,531,044 (819,748) -8.77% 8,531,044 13563799 5,032,755 58.99%
Giro pd bank lain bersih stlh dikurangi pnyisihan
kerugian sbsr Rp10.914 pd thn 2007&
Rp19.787 pd thn 2008&Rp69.276 pd thn 2009 1,700,793 1,700,793 - 0.00% 1,700,793 1,344,771 -356,022 -20.93%
Penempatan pd bank lain & Bank Indonesia stlh
dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp79.621 pd thn
2007&Rp306.367 pd thn2008
& Rp229.550 pd thn 2009 22,641,940 29,622,162 6,980,222 30.83% 29,622,162 38,385,316 8,763,154 29.58%
168
Surat2 berharga stlh dikurangi penyisihan kerugian
sbsr Rp42.249pd thn2007&Rp369.232 pd thn 2008
& Rp229.550 pd thn 2009 9,874,051 19,197,927 9,323,876 94.43% 19,197,927 13,181,480 -6,016,447 -31.34%
Surat2 berharga yg dibeli dgn janji dijual kmbl stlh
dikurangi pendapatan bunga yg ditangguhkan sbsr
Rp5.206 pd thn2007&Rp365 pd thn2008
Rp Nihil pd thn 2009 86,815 0 (86,815) -100.00% 0 0 0
Wesel ekspor dan tagihan lainnya setelah dikurangi
penyisihan kerugian sebesar Rp10.574 pd thn 2007&
Rp24.110 pd thn 2008dan Rp19.207 pada tahun 2009 427,945 668,764 240,819 56.27% 668,764 866,460 197,696 29.56%
Tagihan akseptasi stlh dikurangi penyisihan kerugian
sbsr Rp47.353 pd thn2007&Rp158.998 pd thn2008
&Rp63.479 pd thn 2009 3,831,037 4,729,379 898,342 23.45% 4,729,379 4,778,440 49,061 1.04%
Tagihan derivatif stlh dikurangi penyisihan
kerugian sbsr Rp27 pd thn 2007
&Rp967 pd thn 2008& Rp92 pd thn 2009 95,558 7,301 (88,257) -92.36% 7,301 7,552 251 3.44%
Pinjaman/pembiayaan/piutang yg diberikan stlh
dikurangi penyisihan kerugian sbsr Rp5.436.203 pd
thn2007&Rp5.652.046 pd thn2008
&Rp6.920.455 pd thn2009
Pihak2 yg mempunyai hub. istimewa 465,254 525,829 60,575 13.02% 525,829 513,049 -12,780 -2.43%
169
Pihak ketiga 105,877,097 113,396,856 7,519,759 7.10% 113,396,856 135,843,910 22,447,054 19.80%
Obligasi Pemerintah,
stlh pnyesuaian amortisasi diskonto&premi 34,655,313 31,039,523 (3,615,790) -10.43% 31,039,523 32,556,138 1,516,615 4.89%
Penyertaan saham stlh dikurangi penyisihan
kerugian sbsr Rp11.118 pd thn2007&Rp32.387
pd thn2008& Rp15.523 pd thn2009 104,653 51,267 (53,386) -51.01% 51,267 24,398 -26,869 -52.41%
Aktiva tetap stlh dikurangi akumulasi penyusutan
sbsr Rp2.944.609 pd thn2007&Rp3.553.245 pd
thn2008&Rp3.863.790 pd thn2009 3,732,893 3,707,940 (24,953) -0.67% 3,707,940 3,838,079 130,139 3.51%
Aktiva pajak tangguhan 1,989,131 1,358,911 (630,220) -31.68% 1,358,911 990,943 -367,968 -27.08%
Biaya dibayar di muka& aktiva lain2 - bersih 2,479,605 2,898,406 418,801 16.89% 2,898,406 4,162,883 1,264,477 43.63%
JMLH AKTIVA 201,741,069 227,496,967 25,755,898 12.77% 227,496,967 248,580,529 21,083,562 9.27%
KEWAJIBAN&EKUITAS
KEWAJIBAN
Kewajiban segera 1,059,663 1,109,216 49,553 4.68% 1,109,216 1,336,316 227,100 20.47%
Simpanan nasabah
Pihak2 yg mempunyai hub. istimewa 866,953 1,017,255 150,302 17.34% 1,017,255 75,005 -942,250 -92.63%
Pihak ketiga 162,297,405 187,451,732 25,154,327 15.50% 187,451,732 194,299,680 6,847,948 3.65%
170
Simpanan dr bank lain
Pihak ketiga 4,100,032 3,819,149 (280,883) -6.85% 3,819,149 3,325,751 -493,398 -12.92%
Surat berharga yg dijual dgn janji dibeli kembali 625,000 0 (625,000) -100.00% 0 0 0
Kewajiban derivatif 82,666 152,423 69,757 84.38% 152,423 221,033 68,610 45.01%
Kewajiban akseptasi 1,969,306 2,558,681 589,375 29.93% 2,558,681 2,497,356 -61,325 -2.40%
Surat brharga yg diterbitkan 1,269,242 1,260,750 (8,492) -0.67% 1,260,750 1,277,197 16,447 1.30%
Pinjaman yg diterima 8,616,869 5,569,805 (3,047,064) -35.36% 5,569,805 5,623,480 53,675 0.96%
Hutang pajak 599,246 94,036 (505,210) -84.31% 94,036 182,128 88,092 93.68%
Estimasi kerugian atas komitmen&kontinjensi 129,166 155,723 26,557 20.56% 155,723 189,106 33,383 21.44%
Biaya yg msh hrs dibayar &kewajiban lain2 4,663,795 5,133,675 469,880 10.08% 5,133,675 6,403,952 1,270,277 24.74%
Pinjaman subordinasi - 0 - 0 0
JMLH KEWAJIBAN 186,279,343 208,322,445 22,043,102 11.83% 208,322,445 215,431,004 7,108,559 3.41%
HAK MINORITAS 30,578 30,940 362 1.18% 30,940 29,899 -1,041 -3.36%
EKUITAS
Modal saham:
Seri A Dwiwarna - nilai nominal Rp7.500 per saham
Seri B - nilai nominal Rp7.500 per saham
Seri C - nilai nominal Rp375 per saham
Modal dasar:
Seri A Dwiwarna - 1saham
Seri B - 289.341.866 saham
Seri C - 34.213.162.660 saham
171
Modal ditempatkan& disetor pnh :
Seri A Dwiwarna - 1saham
Seri B - 289.341.866 saham
Seri C - 14.984.598.643saham 7,789,288 7,789,288 - 0.00% 7,789,288 9,054,807 1,265,519 16.25%
Tambahan modal disetor 5,812,879 5,617,599 (195,280) -3.36% 5,617,599 14,568,468 8,950,869 159.34%
Laba (rugi) yg blm direalisasi atas srt2 brharga dlm
klmpok tersedia utk dijual stlh pajak tangguhan (2,720,198) (924,402) 1,795,796 -66.02% (924,402) (361,009) 563,393 -60.95%
Selisih kurs krn penjabaran laporan keuangan 39,141 6,903 (32,238) -82.36% 6,903 32,568 25,665 371.79%
Rugi yg blm direalisasi atas transaksi lindung nilai - (148,374) (148,374) (148,374) (165,644) -17,270 11.64%
Cadangan umum&wajib 1,155,957 1,272,833 116,876 10.11% 1,272,833 1,523,788 250,955 19.72%
Cadangan khusus 756,661 867,286 110,625 14.62% 867,286 1,100,846 233,560 26.93%
Tdk dicadangkan Saldo laba *) 2,597,420 4,662,449 2,065,029 79.50% 4,662,449 9,990,436 5,327,987 114.27%
Jumlah ekuitas sblm dikurangi saham yg
diperoleh kembali oleh Anak2 Perusahaan - 0 - 0 0
Dikurangi: saham yg diperoleh kembali oleh
Anak2 Perusahaan sejumlah 23.585.000 saham - 0 - 0 0
JMLH EKUITAS 15,431,148 19,143,582 3,712,434 24.06% 19,143,582 33,119,626 13,976,044 73.01%
JMLH KEWAJIBAN&EKUITAS 201,741,069 227,496,967 25,755,898 12.77% 227,496,967 248,580,529 21,083,562 9.27%
172
Analisis horizontal pada neraca Bank Negara Indonesia periode
2008-2009
Laporan Neraca PT BNI PERSERO Tbk periode 2008 ke 2009
menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar 12,77% (Rp 201.741.069.000
menjadi Rp 227.496.967.000). Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan
yang signifikan seperti kas sebesar 10,73%, surat-surat berharga 94,43%,
kewajiban derivative 84,384%, tagihan akseptasi 23,50%. Neraca di sisi pasiva
dan ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva
kewajiban Rp 22.043.102.000(11,83%) dan ekuitas sebesar 24.06%. Sementara
pos pos pada pasiva yang lainnya juga menunjukkan peningkatan di bawah 100%.
Pos –pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah
kewajiban derivatif yang meningkat sebesar 84.38% dan kewajiban akseptasi
sebesar 29.93%. sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan
adalah hutang pajak dan pinjaman yang diterima. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang
mengalami peningkatan adalah cadangan khusus dan cadangan umum dan wajib,
sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah tambahan modal
disetor, laba(rugi) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dan selisih kurs
karena penjabaran laporan keuangan. Modal saham, modal dasar, dan modal
ditempatkan tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan.
Dapat disimpulkan bahwa BNI melakukan pembiayaan atas aktiva
sebagian besar dari tabungan, deposito dan rupa-rupa pasiva serta peningkatan
dari pos pasiva lainnya untuk didistribusikan dalam pembiayaan aktiva lancar dan
tetap.
173
Analisis horizontal pada neraca Bank Negara Indonesia periode
2009-2010
Laporan Neraca PT BNI PERSERO Tbk periode 2009 ke 2010 menunjukkan
peningkatan total aktiva sebesar 9.27%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami
peningkatan yang signifikan seperti giro pada bank Indonesia sebesar 58.99%, kas
sebesar 11.78%, penempatan pada bank lain dan Bank Indonesia sebesar 29.58%,
wesel ekspor dan tagihan lainnya sebesar 29.56%, dan biaya dibayar di muka dan
aktiva lain-lain bersih sebesar 43.63%. Neraca di sisi pasiva dan ekuitas selama
periode 2009-2010, menunjukkan peningkatan pada pos pasiva kewajiban Rp
7,108,559,000(3.41%) dan ekuitas sebesar 73.01%. Sementara pos pos pada
pasiva yang lainnya juga menunjukkan peningkatan di bawah 100%.Pos–pos yang
mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalahhutang pajak,
kewajiban derivatif, biaya yang masih harus dibayar dan kewajiban segera.
Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan
nasabah dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan simpanan dari
bank lain. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah
cadangan khusus dan cadangan umum dan wajib, sementara pos-pos ekuitas yang
mengalami penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan
dan tambahan modal disetor. Sementara ekuitas yang mengalami penurunan
adalah laba(rugi) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga.
174
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
(Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007,2008, dan 2009)(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali jumlah saham dan data per saham)
Tabel 5.17 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan/penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
PENDAPATAN BUNGA Rp % Rp %
Pendapatan bunga 16,103,368 18,878,575 2,775,207 17.23% 18,878,575 18,837,397 -41,178 -0.22%
Pendapatan provisi&komisi atas kredit yg diberikan 524,771 568,191 43,420 8.27% 568,191 0 -568,191 -100.00%
JMLH PENDAPATAN BUNGA 16,628,139 19,446,766 2,818,627 16.95% 19,446,766 18,837,397 -609,369 -3.13%
BEBAN BUNGA & BEBAN
PEMBIAYAAN LAINNYA
Beban bunga (6,661,349) (8,294,120) (1,632,771) 24.51% (8,294,120) (7,099,714) 1,194,406 -14.40%
Beban pembiayaan lainnya (54,907) (19,878) 35,029 -63.80% (19,878) (16,966) 2,912 -14.65%
JUMLAH BEBAN BUNGA&
BEBAN PEMBIAYAAN LAINNYA (6,716,256) (8,313,998) (1,597,742) 23.79% (8,313,998) (7,116,680) 1,197,318 -14.40%
PENDAPATAN BUNGA BERSIH 9,911,883 11,132,768 1,220,885 12.32% 11,132,768 11,720,717 587,949 5.28%
PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
175
Provisi&komisi lainnya 1,975,746 2,231,196 255,450 12.93% 2,231,196 2,386,391 155,195 6.96%
Laba dr srt berharga & Obligasi Pemerintah-bersih (143,240) 424,428 567,668 -396.31% 424,428 727,092 302,664 71.31%
Laba selisih kurs-bersih 629,965 261,966 (367,999) -58.42% 261,966 177,308 -84,658 -32.32%
Pendapatan premi asuransi 764,263 1,026,573 262,310 34.32% 1,026,573 1,328,098 301,525 29.37%
Lain-lain 322,155 351,222 29,067 9.02% 351,222 387,447 36,225 10.31%
Penerimaan kembali aset yg tlh dihapusbukukan 0 0 0 0.00% 0 1,821,088 1,821,088
Keuntungan yg blm direalisasi dr penurunan/kenaikan
nilai wajar surat2 berharga&Obligasi Pemerintah 0 0 0 0.00% 0 233,629 233,629JMLH PNDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA 3,548,889 4,295,385 746,496 21.03% 4,295,385 7,061,053 2,765,668 64.39%
PENYISIHAN KERUGIAN ATAS AKTIVA
PRODUKTIF & NON PRODUKTIF (4,358,607) (4,050,809) 307,798 -7.06% (4,050,809) (3,629,395) 421,414 -10.40%
BEBAN OPERASIONAL LAINNYA
Beban gaji&tunjangan (3,298,886) (3,460,000) (161,114) 4.88% (3,460,000) (4,126,640) -666,640 19.27%
Beban umum&administrasi (2,273,336) (2,311,820) (38,484) 1.69% (2,311,820) (2,760,917) -449,097 19.43%
Beban underwriting asuransi (706,076) (1,022,219) (316,143) 44.77% (1,022,219) (1,343,205) -320,986 31.40%
Beban promosi (351,967) (427,323) (75,356) 21.41% (427,323) (675,153) -247,830 58.00%
Beban premi penjaminan (257,876) (334,399) (76,523) 29.67% (334,399) (363,989) -29,590 8.85%
Lain-lain (339,501) (435,469) (95,968) 28.27% (435,469) (373,453) 62,016 -14.24%
JMLH BEBAN OPERASIONAL LAINNYA (7,227,642) (7,991,230) (763,588) 10.56% (7,991,230) (373,453) 7,617,777 -95.33%
LABA OPERASIONAL BERSIH 1,874,523 3,386,114 1,511,591 80.64% 3,386,114 5,509,018 2,122,904 62.69%
PENDAPATAN BKN OPERASIONAL - BERSIH 57,862 57,835 (27) -0.05% 57,835 (23,558) -81,393 -140.73%
176
LABA SBLM PAJAK PENGHASILAN&
HAK MINORITAS 1,932,385 3,443,949 1,511,564 78.22% 3,443,949 5,485,460 2,041,511 59.28%
PAJAK PENGHASILAN (706,480) (957,230) (250,750) 35.49% (957,230) (1,382,262) -425,032 44.40%
LABA SBLM HAK MINORITAS 1,225,905 2,486,719 1,260,814 102.85% 2,486,719 4,103,198 1,616,479 65.00%
HAK MINORITAS ATAS LABA
BERSIH ANAK PERUSAHAAN (3,420) (2,724) 696 -20.35% (2,724) (1,492) 1,232 -45.23%
LABA BERSIH 1,222,485 2,483,995 1,261,510 103.19% 2,483,995 4,101,706 1,617,711 65.13%
LABA BERSIH PER SAHAM
DASAR (NILAI PENUH) 80 163 83 103.75% 163 266 103 63.19%
177
Analisis horizontal pada laba rugi BNI periode 2008-2009
Laporan Laba Rugi 2008 ke 2009 PT.BNI PERSERO
Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 103,19 % (Rp1.222.485.000 menjadi
Rp2.483.995.000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari
pendapatan premi asuransi dan pendapatan bunga.Total pendapatan operasional
meningkat sebesar 21.04%. Pendapatan non operasional menurun sebesar -0,05%
(Rp57.862.000 menjadi Rp57.835.000). Sementara pendapatan yang mengalami
penurunan adalah obligasi pemerintah dan laba selisih kurs.Dari sisi beban, yang
mengalami peningkatan adalah beban bunga, beban underwriting asuransi, beban
promosi, beban premi penjaminan, dan beban lain-lain.Sementara beban yang
mengalami penurunan yang signifikan adalah beban pembiayaan lainnya sebesar
63.80%.
Analisis horizontal pada laba rugi BNI periode 2009-2010
Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010 PT.BNI PERSERO Tbkmenunjukkan
peningkatan laba sebesar 65.13% (Rp2,483,995,000 menjadi Rp4,101,706,000).
Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan premi
asuransi dan obligasi pemerintah.Total pendapatan operasional meningkat sebesar
64.39%.Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah obligasi
pemerintah, pendapatan bunga, dan pendapatan provisi dan komisi atas kredit
yang diberikan.Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban
underwriting asuransi, beban promosi, beban premi penjaminan, dan beban gaji
dan tunjangan.Sementara beban yang mengalami penurunan yang signifikan
adalah beban bunga, beban pembiayaan lainnya dan beban lain-lain.
178
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
(Tahun yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 31 Desember 2007,2008, dan 2009)(Disajikan dalam jutaan Rupiah,kecuali jumlah saham dan data per saham)
Tabel 5.18 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan/penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
ARUS KAS DR KEG. OPERASI Rp % Rp %
Bunga, provisi&komisi 16,434,789 19,509,478 3,074,689 18.71% 19,509,478 19,345,064 (164,414) -0.84%
Bunga&pmbiayaan lainnya yg dibayar (6,966,538) (8,246,264) (1,279,726) 18.37% (8,246,264) (7,188,490) 1,057,774 -12.83%
Pendapatan operasional lainnya 2,918,923 4,014,390 1,095,467 37.53% 4,014,390 6,883,747 2,869,357 71.48%
Beban operasional lainnya (5,121,094) (7,046,325) (1,925,231) 37.59% (7,046,325) (12,038,701) (4,992,376) 70.85%
Pndapatan bkn operasional-bersih 73,562 79,798 6,236 8.48% 79,798 49,951 (29,847) -37.40%
Pmbayaran pajak pnghasilan badan (761,972) (874,109) (112,137) 14.72% (874,109) (1,114,001) (239,892) 27.44%
Arus kas sblm prbhan dlm aktiva&kewajiban operasi 6,577,670 7,436,968 859,298 13.06% 7,436,968 5,937,570 (1,499,398) -20.16%
Perubahan dlm aktiva&kewajiban operasi:
Penurunan (kenaikan) aktiva operasi:
Penempatan pd bank lain& Bank Indonesia (8,060,171) (7,087,639) 972,532 -12.07% (7,087,639) (10,092,194) (3,004,555) 42.39%
Surat2 berharga dgn tujuan utk diperdagangkan (1,323,415) (10,918,294) (9,594,879) 725.01% (10,918,294) 602,406 11,520,700 -105.52%
Surat berharga yg dibeli dgn janji dijual kembali 108,304 86,815 (21,489) -19.84% 86,815 0 (86,815) -100.00%
Wesel ekspor&tagihan lainnya (122,148) (235,929) (113,781) 93.15% (235,929) (197,911) 38,018 -16.11%
Pinjaman yg diberikan (27,033,997) (11,437,453) 15,596,544 -57.69% (11,437,453) (15,513,819) (4,076,366) 35.64%
179
Tagihan akseptasi (1,562,564) (802,823) 759,741 -48.62% (802,823) (38,195) 764,628 -95.24%
Biaya dibayar di muka&aktiva lain2 513,429 (660,283) (1,173,712) -228.60% (660,283) (1,772,147) (1,111,864) 168.39%
Kenaikan(penurunan)kewajiban operasi:
Kewajiban segera (58,670) 49,553 108,223 -184.46% 49,553 227,100 177,547 358.30%
Simpanan nasabah 16,975,812 25,304,629 8,328,817 49.06% 25,304,629 5,905,698 (19,398,931) -76.66%
Simpanan dr bank lain 296,096 (280,883) (576,979) -194.86% (280,883) (493,398) (212,515) 75.66%
Surat berharga yg dijual dgn janji dibeli kembali 425,594 (625,000) (1,050,594) -246.85% (625,000) 0 625,000 -100.00%
Kewajiban akseptasi 375,036 589,375 214,339 57.15% 589,375 (61,325) (650,700) -110.41%
Hutang pajak (46,264) (656,476) (610,212) 1318.98% (656,476) 656,476 -100.00%
Biaya yg msh hrs dibayar& kewajiban lain2 595,215 580,919 (14,296) -2.40% 580,919 1,342,088 761,169 131.03%Kas bersih diperoleh dr keg.operasi
(12,340,073) 1,343,479 13,683,552 -110.89% 1,343,479 (14,154,127) (15,497,606) -1153.54%
ARUS KAS DR KEG. INVESTASI
Penjualan&pembelian Obligasi
Pemerintah:
Penjualan 18,780,490 29,148,982 10,368,492 55.21% 29,148,982 29,094,972 (54,010) -0.19%
Pembelian (20,036,650) (24,177,452) (4,140,802) 20.67% (24,177,452) (31,415,770) (7,238,318) 29.94%
Penjualan (pembelian) Obligasi Pemerintah - bersih (1,256,160) 4,971,530 6,227,690 -495.77% 4,971,530 (2,320,798) (7,292,328) -146.68%
Pembelian surat2 berharga - bersih 6,650,251 2,120,264 (4,529,987) -68.12% 2,120,264 (5,028,979) (7,149,243) -337.19%
Penambahan aktiva tetap (463,529) (703,109) (239,580) 51.69% (703,109) (634,795) 68,314 -9.72%
Hsl penjualan aktiva tetap 5,900 318,891 312,991 5304.93% 318,891 56,636 (262,255) -82.24%
Pnambahan saham Anak Perusahaan &asosiasi perusahaan 0 (7,817) (7,817) (7,817) 0 7,817 -100.00%
Hsl pnjualan penyertaan modal sementara,
saham Anak Perusahaan &asosiasi perusahaan 0 45,878 45,878 45,878 0 (45,878) -100.00%
Kas bersih digunakan utk keg.investasi 4,936,462 6,745,637 1,809,175 36.65% 6,745,637 (7,927,936) (14,673,573) -217.53%
180
ARUS KAS DR KEG. PENDANAAN
Pnurunan srt brharga yg diterbitkan 107 (8,492) (8,599) -8036.45% (8,492) 16,447 24,939 -293.68%
Knaikan(pnurunan)pnjaman yg ditrima 2,307,718 (3,047,064) (5,354,782) -232.04% (3,047,064) 53,670 3,100,734 -101.76%
Pembayaran dividen, program kemitraan&bina lingkungan (484,971) (171,146) 313,825 -64.71% (171,146) (968,754) (797,608) 466.04%
Pengeluaran saham 0 0 0 0 0 0
Pelunasan hutang subordinasi (933,704) 0 933,704 -100.00% 0 0 0
Penambahan modal saham 0 0 0 0 1,265,519 1,265,519
Penambahan agio saham 0 0 0 0 9,196,100 9,196,100
Biaya emisi penerbitan saham 0 0 0 -195,280 (245,231) (49,951) 25.58%
Kas brsih diperoleh dr (digunakan utk)keg. pendanaan 889,150 (3,226,702) (4,115,852) -462.90% (3,421,979) 9,317,751 12,739,730 -372.29%
KNAIKN(PNURUNAN) BRSH KAS&SETARA KAS (6,514,461) 4,862,414 11,376,875 -174.64% 4,862,414 (12,764,312) (17,626,726) -362.51%
KAS & SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 22,014,025 15,499,564 (6,514,461) -29.59% 15,499,564 61,621,283 46,121,719 297.57%
KAS & SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 15,499,564 20,361,978 4,862,414 31.37% 20,361,978 48,856,971 28,494,993 139.94%
KAS&SETARA KAS TERDIRI DR:
Kas 4,428,192 4,903,316 475,124 10.73% 4,903,316 5,480,703 577,387 11.78%
Giro pd Bank Indonesia 9,350,792 8,531,044 (819,748) -8.77% 8,531,044 13,563,799 5,032,755 58.99%
Giro pd bank lain 1,720,580 6,927,618 5,207,038 302.63% 6,927,618 1,344,771 (5,582,847) -80.59%
Penempatan pd bank lain-jangka wkt
jth tempo 3bln atau krng sejak tgl perolehan 29,795,428 29,795,428 28,467,698 (1,327,730) -4.46%
Sertifikat Bank Indonesia-jngk wkt
t jth tempo 3bln atau krng sjk gl perolehan 11,463,877 11,463,877 0 (11,463,877) -100.00%
Jumlah kas & setara kas 15,499,564 61,621,283 46,121,719 297.57% 61,621,283 48,856,971 (12,764,312) -20.71%
181
Analisis horizontal pada cash flow Bank Negara Indonesia
periode 2008-2009
Laporan arus kas PT.BNI PERSERO Tbk periode 2008-2009
menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan investasi
sementara arus kas pendanaan dan operasi mengalami penurunan. Pada arus kas
dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah hutang
pajak, surat-surat yang di beli dengan janji dijual kembali, pendapatan operasional
dan beban operasional lainnya,dan yang mengalami penurunan adalah biaya yang
di bayar di muka, kewajiban segera, dan simpanan dari bank lain. Pada arus kas
investasi yang mengalami peningkatan adalah hasil penjualan aktiva tetap,
penambahan aktiva tetap, penjualan dan pembelian obligasi pemerintah.Dan yang
mengalami penurunan adalah pembelian surat-surat berharga bersih.Sementara
pada arus kas pendanaan, semua pos mengalami penurunan.
Saldo kas pada awal periode menurun -29,53%, adapun saldo kas pada
akhir periode meningkat sebesar 31,38% (Rp15.499.564.000 menjadi Rp
20.361.978).
182
Analisis horizontal pada cash flow Bank Negara Indonesia
periode 2009-2010
Laporan arus kas PT.BNI PERSERO Tbk periode 2009-2010
menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan pendanaan
sementara arus kas investasi dan operasi mengalami penurunan. Pada arus kas dari
kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah biaya yang
dibayar di muka dan aktiva lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan
kewajiban lain-lain, kewajiban segera, pendapatan operasional dan beban
operasional lainnya,dan yang mengalami penurunan adalah surat-surat berharga,
tagihan akseptasi dan kewajiban akseptasi.
Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalah pembelian obligasi
pemerintah.Dan yang mengalami penurunan adalah penjualan obligasi,
penambahan aktiva tetap dan hasil penjualan aktiva tetap. Sementara pada arus
kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah biaya emisi penerbitan
saham, pembayaran dividen, program kemitraan dan bina lingkungan. Saldo kas
pada awal dan akhir periode mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
183
5.2.3 Analisis Horizontal Bank Rakyat Indonesia
1. Analisis Horizontal Pada Neraca
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAANNERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2008, 2009 dan 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.19 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
AKTIVA
KAS 6,750,145 8,139,304 1,389,159 20.58% 8,139,304 9,975,712 1,836,408 22.56%
GIRO PD BANK INDONESIA 9,945,696 12,893,414 2,947,718 29.64% 12,893,414 19,989,683 7,096,269 55.04%
GIRO PD BANK LAIN 3,420,288 9,081,086 5,660,798 165.51% 9,081,086 5,658,116 (3,422,970) -37.69%
Penyisihan kerugian penurunan nilai (34,208) (90,811) (56,603) 165.47% (90,811) (63) 90,748 -99.93%
3,386,080 8,990,275 5,604,195 165.51% 8,990,275 5,658,053 (3,332,222) -37.06%
PENEMPATAN PD BANK INDONESIA
&BANK LAIN-stlh dikurangi bunga yg blm
diamortisasi masing2 sbsr Rp22.282 pd tgl31Des2008
&Rp17.481 pd tgl31Des2009
Pihak ketiga 22,643,327 40,438,290 17,794,963 78.59% 40,438,290 83,057,390 42,619,100 105.39%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 265,000 193,000 (72,000) -27.17% 193,000 215,000 22,000 11.40%
22,908,327 40,631,290 17,722,963 77.36% 40,631,290 83,272,390 42,641,100 104.95%
184
Penyisihan kerugian (672,766) (136,233) 536,533 -79.75% (136,233) (250) 135,983 -99.82%
22,235,561 40,495,057 18,259,496 82.12% 40,495,057 83,272,140 42,777,083 105.64%
EFEK2- trmsk premium yg blm diamortisasi msng2
sbsr Rp677.743 pd tgl31Des2008 Rp535.117 pd
tgl31Des 2009&dikurangi bunga&diskonto yg blm
diamortisasi masing2 sbsr Rp100.782 pd tgl31
Des2008&2007 Rp123.776 pd tgl31Des2009 23,855,465 24,535,241 679,776 2.85% 24,535,241 22,516,173 (2,019,068) -8.23%
Penyisihan kerugian (89,294) (57,109) 32,185 -36.04% (57,109) (1,510) 55,599 -97.36%
23,766,171 24,478,132 711,961 3.00% 24,478,132 22,514,663 (1,963,469) -8.02%
TAGIHAN WESEL EKSPOR 561,709 551,172 (10,537) -1.88% 551,172 741,757 190,585 34.58%
Penyisihan kerugian (5,617) (5,512) 105 -1.87% (5,512) (7,418) (1,906) 34.58%
556,092 545,660 (10,432) -1.88% 545,660 734,339 188,679 34.58%
OBLIGASI REKAPITALISASI PEMERINTAH 16,352,318 15,027,074 (1,325,244) -8.10% 15,027,074 13,626,463 (1,400,611) -9.32%
EFEK2 YG DIBELI DGN JANJI
DIJUAL KEMBALI - stlh dkurangi bunga
yg blm diamortisasi sbsr Rp775 pd tgl31Des2009 0 503,887 503,887 503,887 501,381 (2,506) -0.50%
TAGIHAN DERIVATIF 13 144,921 144,908 1114676.92% 144,921 87,870 (57,051) -39.37%
Penyisihan kerugian 0 (1,449) (1,449) (1,449) 0 1,449 -100.00%
13 143,472 143,459 1103530.77% 143,472 87,870 (55,602) -38.75%
KREDIT YANG DIBERIKAN
Pihak ketiga 159,657,070 205,037,003 45,379,933 28.42% 205,037,003 246,504,161 41,467,158 20.22%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 451,613 485,391 33,778 7.48% 485,391 460,077 (25,314) -5.22%
160,108,683 205,522,394 45,413,711 28.36% 205,522,394 246,964,238 41,441,844 20.16%
Penyisihan kerugian (7,891,140) (11,279,891) (3,388,751) 42.94% (11,279,891) (13,991,454) (2,711,563) 24.04%
152,217,543 194,242,503 42,024,960 27.61% 194,242,503 232,972,784 38,730,281 19.94%
185
PIUTANG&PEMBIAYAAN SYARIAH 999,409 2,600,174 1,600,765 160.17% 2,600,174 5,524,968 2,924,794 112.48%
Penyisihan kerugian (114,322) (88,257) 26,065 -22.80% (88,257) (111,376) (23,119) 26.20%
885,087 2,511,917 1,626,830 183.80% 2,511,917 5,413,592 2,901,675 115.52%
TAGIHAN AKSEPTASI 483,862 352,716 (131,146) -27.10% 352,716 666,878 314,162 89.07%
Penyisihan kerugian (4,839) (4,502) 337 -6.96% (4,502) (6,669) (2,167) 48.13%
479,023 348,214 (130,809) -27.31% 348,214 660,209 311,995 89.60%
PENYERTAAN SAHAM
Pihak ketiga 91,235 1,646 (89,589) -98.20% 1,646 1,646 0.00%
Pihak yg m'punyai hub.isimewa (1,443) 111,477 112,920 -7825.36% 111,477 134,130 22,653 20.32%
89,792 113,123 23,331 25.98% 113,123 135,776 22,653 20.03%
Penyisihan kerugian penurunan nilai 0 (1,662) (1,662) (1,662) (1,888) (226) 13.60%
89,792 111,461 21,669 24.13% 111,461 133,888 22,427 20.12%
ASET TETAP
Nilai tercatat 4,655,049 4,945,008 289,959 6.23% 4,945,008 5,405,013 460,005 9.30%
Akumulasi penyusutan (3,304,566) (3,578,796) (274,230) 8.30% (3,578,796) (3,836,068) (257,272) 7.19%
Nilai buku - bersih 1,350,483 1,366,212 15,729 1.16% 1,366,212 1,568,945 202,733 14.84%
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN-bersih 2,000,076 1,915,026 (85,050) -4.25% 1,915,026 2,295,101 380,075 19.85%
AKTIVA LAIN2-bersih 6,062,816 5,235,421 (827,395) -13.65% 5,235,421 4,880,779 (354,642) -6.77%
JMLH AKTIVA 246,076,896 316,947,029 70,870,133 28.80% 316,947,029 404,285,602 87,338,573 27.56%
KEWAJIBAN&EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN SEGERA 5,620,911 4,333,232 (1,287,679) -22.91% 4,333,232 4,123,639 (209,593) -4.84%
SIMPANAN NASABAH
Giro
186
Pihak ketiga 39,841,943 49,959,614 10,117,671 25.39% 49,959,614 77,042,297 27,082,683 54.21%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 6,062 5,302 (760) -12.54% 5,302 6,400 1,098 20.71%
39,848,005 49,964,916 10,116,911 25.39% 49,964,916 77,048,697 27,083,781 54.21%
Giro Wadiah 74,999 129,297 54,298 72.40% 129,297 315,779 186,482 144.23%
Tabungan
Pihak ketiga 87,798,704 104,068,469 16,269,765 18.53% 104,068,469 125,145,383 21,076,914 20.25%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 37,497 50,266 12,769 34.05% 50,266 52,135 1,869 3.72%
87,836,201 104,118,735 16,282,534 18.54% 104,118,735 125,197,518 21,078,783 20.24%
Tabungan Wadiah 0 313,800 313,800 313,800 738,227 424,427 135.25%
Tabungan Mudharabah 240,558 30,731 (209,827) -87.23% 30,731 54,005 23,274 75.73%
Deposito Berjangka
Pihak ketiga 73,043,694 99,842,774 26,799,080 36.69% 99,842,774 125,826,676 25,983,902 26.02%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 276,982 191,525 (85,457) -30.85% 191,525 482,910 291,385 152.14%
73,320,676 100,034,299 26,713,623 36.43% 100,034,299 126,309,586 26,275,287 26.27%
Deposito Berjangka Mudharabah 217,000 126,309,586 126,092,586 58107.18% 126,309,586 3,988,585 (122,321,001) -96.84%
Jmlh Simpanan Nasabah 201,537,439 255,928,261 54,390,822 26.99% 255,928,261 333,652,397 77,724,136 30.37%
SIMPANAN DARI BANK LAIN&
LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA 3,428,243 4,449,907 1,021,664 29.80% 4,449,907 5,160,315 710,408 15.96%
EFEK YG DIJUAL DGN JANJI DIBELI KMBL-
stlh dikurangi bunga yg blm diamortisasi msg2
sbsr Rp494 pd tgl31Des2008&2007 102,752 544,464 441,712 429.88% 544,464 526,365 (18,099) -3.32%
KEWAJIBAN DERIVATIF 1,313,676 277,302 (1,036,374) -78.89% 277,302 81,801 (195,501) -70.50%
KEWAJIBAN AKSEPTASI 483,862 352,716 (131,146) -27.10% 352,716 666,878 314,162 89.07%
187
HUTANG PAJAK 300,295 343,492 43,197 14.38% 343,492 1,930,923 1,587,431 462.14%
PINJAMAN YG DITERIMA - stlh
dikurangi beban provisi ditangguhkan sbsr Rp4.332
pd tgl 31Des2008&Rp1.895pd tgl31Des2009 3,356,495 13,611,399 10,254,904 305.52% 13,611,399 9,454,545 (4,156,854) -30.54%
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN
&KONTINJENSI 86,970 101,737 14,767 16.98% 101,737 93,422 (8,315) -8.17%
KEWAJIBAN LAIN2 - 7,068,716 7,068,716 7,068,716 9,766,026 2,697,310 38.16%
Pihak ketiga 6,777,778 - (6,777,778) -100.00% - - - -
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 1,144 - (1,144) -100.00% - - - -
6,778,922 (6,778,922) -100.00%
PINJAMAN SUBORDINASI - stlh dikurangi beban
emisi ditangguhkan msg2 sbsr Rp1.980&Rp9.358 pd
tgl31 Des2008&2009 & diskonto yg blm diamortisasi
sbsr Rp4.214 pd tgl 31 Des2007 710,634 2,678,422 1,967,788 276.91% 2,678,422 2,156,181 (522,241) -19.50%
JUMLAH KEWAJIBAN 223,720,199 289,689,648 65,969,449 29.49% 289,689,648 367,612,492 77,922,844 26.90%
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp500(Rupiah penuh)
per lmbr saham
Modal dasar - 30.000.000.000 lmbr saham(trdiri
dr 1lmbr shm Seri ADwiwarna&29.999.999.999
lembar saham Seri B)
Modal ditempatkan&disetor penuh -12.325.299.500
lmbr saham (terdiri dr 1lmbr saham Seri A Dwiwarna
&12.325.299.499 lembar saham Seri B) pd tgl31Des
188
2008&12.334.581.000 lembar saham (terdiri dr 1lmbr
saham SeriA Dwiwarna&12.334.580.999 lmbr saham
Seri B)pd tgl31Des2010 &12.329.852.500 lmbr
saham (terdiri dr 1 lembar saham Seri A Dwiwarna &
12.329.852.499 lmbr saham Seri B)pd tgl31 Des2009 6,162,650 6,164,926 2,276 0.04% 6,164,926 6,167,291 2,365 0.04%
Tmbhn modal disetor/agio saham 2,706,137 2,722,349 16,212 0.60% 2,722,349 2,773,858 51,509 1.89%
Selisih penilaian kmbl aset tetap 0 0 0 0 0 0
Selisih kurs krn penjabaran laporan
keuangan dlm mata uang asing 108,361 89,947 (18,414) -16.99% 89,947 47,237 (42,710) -47.48%
Opsi saham 17,300 12,977 (4,323) -24.99% 12,977 0 (12,977) -100.00%
Keuntungan yg blm direalisasi atas efek2 & obligasi
rekapitalisasi pemerintah yg tersedia utk dijual -
stlh dikurangi pajak tangguhan 37,523 432,488 394,965 1052.59% 432,488 561,564 129,076 29.84%
Saldo laba - (defisit sbsr Rp24.699.387 tlh dieliminasi
akibat kuasi-reorganisasi per tgl 30 Juni 2003)
Tlh ditentukan penggunaannya 6,488,625 7,024,878 536,253 8.26% 7,024,878 7,974,956 950,078 13.52%
Blm ditentukan penggunaannya 6,836,101 10,809,816 3,973,715 58.13% 10,809,816 19,148,204 8,338,388 77.14%
Jmah Saldo Laba 13,324,726 17,834,694 4,509,968 33.85% 17,834,694 27,123,160 9,288,466 52.08%
JMLH EKUITAS 22,356,697 27,257,381 4,900,684 21.92% 27,257,381 36,673,110 9,415,729 34.54%
JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 246,076,896 316,947,029 70,870,133 28.80% 316,947,029 404,285,602 87,338,573 27.56%
189
Analisis horizontal pada neracaBANK RAKYAT INDONESIA
periode 2008-2009
Laporan NeracaPT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
Tbkperiode 2008 ke 2009 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar
28.80%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan
seperti piutang dan pembiayaan syariah, tagihan derivatif, giro pada bank
lain dan Bank Indonesia dan kas. Sedangkan aktiva yang mengalami
penurunan yang signifikan adalah penyertaan saham dari pihak ketiga dan
pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Neraca di sisi pasiva dan
ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan pada pos
pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp65,969,449,000(29.49%) dan
ekuitas sebesar Rp 4,900,684,000(21.92%).
Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva
adalah deposito berjangka, pinjaman subordinasi, pinjaman yang diterima,
efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali dan giro wadiah.
Sementara pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah
kewajiban lain-lain, kewajiban derivatif, tabungan mudharabah .Pada sisi
ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan adalah modal
saham,tambahan modal disetor dan obligasi rekapitalisasi pemerintah,
sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan adalah selisih kurs
karena penjabaran laporan keuangan dan opsi saham.
190
Analisis horizontal pada neracaBANK RAKYAT INDONESIA
periode 2009-2010
Laporan NeracaPT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO)
Tbkperiode 2009 ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar
27.56%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang
signifikan seperti kas, giro pada Bank Indonesia, penempatan pada Bank
lain dan bank Indonesia dari pihak ketiga, piutang dan pembiayaan
syariah . Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan
adalah giro pada bank lain dan tagihan derivatif. Neraca di sisi pasiva dan
ekuitas selama periode 2009-2010 menunjukkan peningkatan pada pos
pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp77,922,844,000(26.90%) dan
ekuitas sebesar Rp9,415,729,000(34.54%).
Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan pada sisi
pasiva adalah hutang pajak, kewajiban akseptasi, deposito berjangka dari
pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dan giro wadiah.Sementara
pos-pos yang mengalami penurunan yang signifikan adalah deposito
berjangka mudharabah, kewajiban derivatif, pinjamam sobordinasi dan
pinjaman yang diterima.Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami
peningkatan adalah modal saham,tambahan modal disetor dan obligasi
rekapitalisasi pemerintah, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami
penurunan adalah selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dan
opsi saham.
191
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 Desember 2008, 2009 dan 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.20 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
PENDAPATAN&BEBAN
OPERASIONAL
Pendapatan Bunga,Investasi&Syariah
Bunga&investasi 27,009,627 33,946,341 6,936,714 25.68% 33,946,341 43,971,493 10,025,152 29.53%
Provisi&komisi 898,025 261,475 (636,550) -70.88% 261,475 643,669 382,194 146.17%
Pendapatan syariah 188,981 1,126,315 937,334 495.99% 1,126,315 0 (1,126,315) -100.00%
Jumlah Pendapatan Bunga, Investasi&Syariah 28,096,633 35,334,131 7,237,498 25.76% 35,334,131 44,615,162 9,281,031 26.27%
Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya & Syariah
Beban bunga&pembiayaan lainnya (8,407,912) (12,179,932) (3,772,020) 44.86% (12,179,932) (11,448,953) 730,979 -6.00%
Beban syariah (37,667) (104,704) (67,037) 177.97% (104,704) (277,606) (172,902) 165.13%
Jumlah Beban Bunga, Pembiayaan Lainnya&Syariah (8,445,579) (12,284,636) (3,839,057) 45.46% (12,284,636) (11,726,559) 558,077 -4.54%
Pendapatan Bunga - bersih 19,651,054 23,049,495 3,398,441 17.29% 23,049,495 32,888,603 9,839,108 42.69%
192
Pendapatan Operasional Lainnya
Imbalan 1,709,007 2,042,546 333,539 19.52% 2,042,546 2,732,255 689,709 33.77%
Penerimaan kembali aset yg tlh dihapusbukukan 0 0 0 0 1,525,143 1,525,143
Keuntungan transaksi mata uang asing - bersih 613,641 713,431 99,790 16.26% 713,431 773,019 59,588 8.35%
Provisi&komisi lainnya 57,829 75,203 17,374 30.04% 75,203 80,253 5,050 6.72%
Keuntungan dr penjualan efek2
& obligasi rekapitalisasi Pemerintah - bersih 51,484 142,846 91,362 177.46% 142,846 152,888 10,042 7.03%
Keuntungan yg blm direalisasi dr prbhn nilai wajar
efek2 & Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah - bersih - 127,305 127,305 - 127,305 3,321 (123,984) -97.39%
Lain-lain 103,275 168,263 64,988 62.93% 168,263 277,654 109,391 65.01%
Jmlh Pndptn Operasional Lainnya 2,535,236 3,269,594 734,358 28.97% 3,269,594 5,544,533 2,274,939 69.58%
Beban penyisihan kerugian aktiva produktif - bersih (2,889,630) (5,421,499) (2,531,869) 87.62% (5,421,499) (7,880,536) (2,459,037) 45.36%
Beban estimasi kerugian komitmen & kontinjensi - bersih (13,141) (14,767) (1,626) 12.37% (14,767) 8,315 23,082 -156.31%
Pembalikan(beban) penyisihan kerugian aktiva lain2-brsh 59,140 (362,649) (421,789) -713.20% (362,649) (45,222) 317,427 -87.53%
Beban Operasional Lainnya
Tenaga kerja&tunjangan (6,329,075) (6,675,793) (346,718) 5.48% (6,675,793) (8,675,721) (1,999,928) 29.96%
Umum&administrasi (3,087,606) (3,717,931) (630,325) 20.41% (3,717,931) (4,711,444) (993,513) 26.72%
Premi program penjaminan Pemerintah (349,065) (424,003) (74,938) 21.47% (424,003) (523,991) (99,988) 23.58%
Kerugian yg blm direalisasi dr nilai
efek2 & obligasi rekapitalisasi Pemerintah - bersih (150,277) - 150,277 -100.00% - - - -
Provisi & komisi lainnya (1,222) - 1,222 -100.00% - - - -
Lain-lain (1,079,301) (1,141,788) (62,487) 5.79% (1,141,788) (2,202,536) (1,060,748) 92.90%
Jumlah Beban Operasional Lainnya (10,996,546) (11,959,515) (962,969) 8.76% (11,959,515) (16,113,692) (4,154,177) 34.74%
193
LABA OPERASIONAL 8,346,113 8,560,659 214,546 2.57% 8,560,659 14,402,001 5,841,342 68.23%
PENDAPATAN NON OPERASIONAL -BERSIH 475,899 1,330,569 854,670 179.59% 1,330,569 506,229 (824,340) -61.95%
LABA SBLM MANFAAT (BEBAN)PAJAK 8,822,012 9,891,228 1,069,216 12.12% 9,891,228 14,908,230 5,017,002 50.72%
MANFAAT(BEBAN) PAJAK
Kini (3,382,854) (2,633,880) 748,974 -22.14% (2,633,880) (3,922,049) (1,288,169) 48.91%
Tangguhan 519,210 50,944 (468,266) -90.19% 50,944 486,204 435,260 854.39%
LABA BERSIH 5,958,368 7,308,292 1,349,924 22.66% 7,308,292 11,472,385 4,164,093 56.98%
LABA BERSIH PER LEMBAR SAHAM
Dasar (dalam Rupiah penuh) 496.99 609.50 113 22.64% 609.50 956.72 347 56.97%
Dilusian (dalam Rupiah penuh) 486.38 596.73 110 22.69% 596.73 933.58 337 56.45%
194
Analisis horizontal pada laba rugi BANK RAKYAT
INDONESIAperiode 2008-2009
Laporan Laba Rugi 2008 ke 2009 PT.BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 22.66% (Rp
1,349,924,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari
pendapatan syariah, pendapatan bunga, investasi dan syariah, penjualan efek-efek
dan obligasi rekapitalisasi pemerintah.Laba operasional meningkat sebesar 2.57%.
Pendapatan non operasional meningkat sebesar 179.59%
(Rp854,670,000).Sementara pendapatan yang mengalami penurunan adalah
provisi dan komisi.
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga dan
pembiayaan lainnya, beban syariah,beban umum dan administrasi dan premi
program penjaminan pemerintah. Sementara beban yang mengalami penurunan
yang signifikan adalah provisi dan komisi lainnya dan kerugian yang belum
direalisasi dari nilai efek-efek dan rekapitalisasi pemerintah bersih.
195
Analisis horizontal pada laba rugi BANK RAKYAT INDONESIA
periode 2009-2010
Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010 PT.BANK RAKYAT INDONESIA
(PERSERO) Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 56.98%
(Rp4,164,093,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari
provisi dan komisi, rekapitalisasi pemerintah, imbalan, pendapatan bunga dan
investasi.Laba operasional meningkat sebesar 68.24%. Pendapatan non
operasional menurun sebesar -61.95% (Rp824,340,000).Sementara pendapatan
yang mengalami penurunan adalah pendapatan syariah dan rekapitalisasi
pemerintah bersih.
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban syariah, beban
operasional lain-lain, tenaga kerja dan tunjangan, beban umumdan administrasi
dan premi program penjaminan pemerintah.Sementara beban yang mengalami
penurunan adalah beban bunga dan pembiayaan lainnya.
196
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas
PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk DAN ANAK PERUSAHAANLAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
31 Desember 2008, 2009 dan 2010(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.21 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
ARUS KAS DR KEG. OPERASI
Penerimaan bunga, hasil investasi, provisi
& komisi srt pndptn syariah 27,591,162 35,065,389 7,474,227 27.09% 35,065,389 46,642,900 11,577,511 33.02%
Pembyran bunga,beban syariah&pmbiayaan lainnya (8,317,392) (12,296,537) (3,979,145) 47.84% (12,296,537) (11,719,715) 576,822 -4.69%
Penerimaan kmbl kredit yg tlh dihapusbukukan 473,989 775,150 301,161 63.54% 775,150 1,525,143 749,993 96.75%
Pendapatan operasional lainnya 2,787,555 3,269,594 482,039 17.29% 3,269,594 4,019,390 749,796 22.93%
Beban operasional lainnya (14,254,468) (17,448,759) (3,194,291) 22.41% (17,448,759) (25,245,930) (7,797,171) 44.69%
Pendapatan non operasional - bersih 472,604 1,314,297 841,693 178.10% 1,314,297 500,354 (813,943) -61.93%
Laba sblm prbhan dlm aktiva & kewajiban operasi 8,753,450 10,679,134 1,925,684 22.00% 10,679,134 15,722,142 5,043,008 47.22%
Perubahan dlm aktiva&kewajiban operasi:
(Kenaikan)penurunan aktiva operasi:
Penempatan pd Bank Indonesia&bank lain (8,248,952) 635,901 8,884,853 -107.71% 635,901 (816,714) (1,452,615) -228.43%
197
Efek2 & obligasi rekapitalisasi Pemerintah
yg diperdagangkan (3,042,849) 2,000,138 5,042,987 -165.73% 2,000,138 (6,711,511) (8,711,649) -435.55%
Tagihan wesel ekspor 34,584 10,537 (24,047) -69.53% 10,537 (190,585) (201,122) -1908.72%
Tagihan derivatif 24,711 (144,908) (169,619) -686.41% (144,908) 57,051 201,959 -139.37%
Kredit yg diberikan (49,011,423) (45,413,711) 3,597,712 -7.34% (45,413,711) (41,441,844) 3,971,867 -8.75%
Piutang& pembiayaan syariah 134,738 (1,600,765) (1,735,503) -1288.06% (1,600,765) (2,924,794) (1,324,029) 82.71%
Aktiva lain2 (3,373,184) 1,541,853 4,915,037 -145.71% 1,541,853 547,943 (993,910) -64.46%
Kenaikan(penurunan)kewajiban operasi:
Kewajiban segera 1,621,694 (1,305,606) (2,927,300) -180.51% (1,305,606) 560,071 1,865,677 -142.90%
Simpanan:
Giro 2,727,538 10,116,911 7,389,373 270.92% 10,116,911 27,083,781 16,966,870 167.71%
Giro wadiah 33,672 54,298 20,626 61.26% 54,298 186,482 132,184 243.44%
Tabungan 15,730,375 16,282,534 552,159 3.51% 16,282,534 21,078,783 4,796,249 29.46%
Tabungan wadiah 0 313,800 313,800 313,800 424,427 110,627 35.25%
Tabungan mudharabah 46,457 (209,827) (256,284) -551.66% (209,827) 23,274 233,101 -111.09%
Deposito berjangka 17,425,521 26,713,624 9,288,103 53.30% 26,713,624 26,275,287 (438,337) -1.64%
Deposito berjangka mudharabah (26,107) 1,119,483 1,145,590 -4388.06% 1,119,483 2,652,102 1,532,619 136.90%
Smpnan dr bank lain&lmbg keuangan lainnya 1,817,211 1,021,664 (795,547) -43.78% 1,021,664 710,408 (311,256) -30.47%
Kewajiban derivatif 1,132,754 (1,036,374) (2,169,128) -191.49% (1,036,374) (195,501) 840,873 -81.14%
Kewajiban lain2 6,083 (4,968) (11,051) -181.67% (4,968) 3,476,865 3,481,833 -70085.21%
Kas Bersih yg(Digunakan utk) Diperoleh dr
Keg. Operasi (14,213,727) 20,773,718 34,987,445 -246.15% 20,773,718 46,517,667 25,743,949 123.93%
ARUS KAS DR KEG. INVESTASI
198
Hsl pnjualan aset tetap 3,295 16,272 12,977 393.84% 16,272 5,875 (10,397) -63.90%
Penerimaan dividen 89 24 (65) -73.03% 24 147 123 512.50%
Penambahan aset tetap (639,578) (441,550) 198,028 -30.96% (441,550) (511,912) (70,362) 15.94%
Pnambahan efek2&obligasi rekapitalisasi Pmrntah
yg trsedia utk dijual&dimiliki hingga jth tempo (1,584,097) (212,145) 1,371,952 -86.61% (212,145) (1,686,098) (1,473,953) 694.79%
Kas Bersih yg Digunakan utk Keg.Investasi (2,220,291) (637,399) 1,582,892 -71.29% (637,399) (2,191,988) (1,554,589) 243.90%
ARUS KAS DR KEG. PENDANAAN
Kenaikan tmbhn modal disetor dr eksekusi
opsi saham 23,231 11,889 (11,342) -48.82% 11,889 38,532 26,643 224.10%
Kenaikan modal disetor dr eksekusi opsi saham 3,750 2,276 (1,474) -39.31% 2,276 (2,276) -100.00%
Kenaikan(penurunan)efek2 yg dijual
dgn janji dibeli kmbl 71 441,712 441,641 622029.58% 441,712 (18,099) (459,811) -104.10%
Penerimaan pinjaman yg diterima 974,218 10,254,904 9,280,686 952.63% 10,254,904 (4,156,854) (14,411,758) -140.54%
Pembayaran pinjaman subordinasi (1,429,619) 1,967,788 3,397,407 -237.64% 1,967,788 (522,241) (2,490,029) -126.54%
Kenaikan (penurunan) efek2 yg dibeli
dgn janji dijual kmbl 2,573,610 (503,887) (3,077,497) -119.58% (503,887) 2,506 506,393 -100.50%
Pembagian laba utk dividen&PKBL (2,612,520) (2,798,324) (185,804) 7.11% (2,798,324) (2,414,327) 383,997 -13.72%
Kas Bersih yg Digunakan utk Keg. Pendanaan (467,259) 9,376,358 9,843,617 -2106.67% 9,376,358 (7,068,118) (16,444,476) -175.38%
EFEK SELISIH KURS KRN PENJABARAN
LAP. KEUANGAN DLM MATA UANG ASING 5,286 (18,414) (23,700) -448.35% (18,414) (42,710) (24,296) 131.94%
(PENURUNAN)KENAIKAN BERSIH
KAS&SETARA KAS (16,895,991) 29,494,263 46,390,254 -274.56% 29,494,263 37,214,851 7,720,588 26.18%
199
KAS & SETARA KAS AWAL TAHUN 37,012,120 52,179,836 15,167,716 40.98% 52,179,836 81,674,099 29,494,263 56.52%
KAS & SETARA KAS AKHIR TAHUN 20,116,129 81,674,099 61,557,970 306.01% 81,674,099 118,888,950 37,214,851 45.57%
Kas & Setara Kas terdiri dari:
Kas 6,750,145 8,139,304 1,389,159 20.58% 8,139,304 8,139,304 0.00%
Giro pd Bank Indonesia 9,945,696 12,893,414 2,947,718 29.64% 12,893,414 19,989,683 7,096,269 55.04%
Giro pd bank lain 3,420,288 9,081,086 5,660,798 165.51% 9,081,086 5,658,116 (3,422,970) -37.69%
Penempatan pd bank lain - jangka wkt jth
tempo 3 bln atau kurang sjk tgl perolehan 0 40,443,390 40,443,390 40,443,390 82,267,776 41,824,386 103.41%
Sertifikat Bank Indonesia - jngk wkt jth tmpo3bln atau kurang sjk tgl perolehan 0 11,116,905 11,116,905 11,116,905 997,663 (10,119,242) -91.03%
Jmlh Kas & Setara Kas 20,116,129 81,674,099 61,557,970 306.01% 81,674,099 118,888,950 37,214,851 45.57%
200
Analisis horizontal pada cash flowBANK RAKYAT INDONESIA
periode 2008-2009
Laporan arus kas PT BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)
Tbk.periode 2008-2009 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari
kegiatan operasi, arus kas pendanaan dan investasi.Pada arus kas dari kegiatan
operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah pendapatan bukan
operasional, giro, deposito berjangka dan yang mengalami penurunan adalah
penempatan pada bank Indonesia dan bank lain, efek-efek, tagihan derivatif,
piutang dan pembiayaan syariah, aktiva lain-lain, kewajiban segera, tabungan
mudharabah, deposito berjangka mudharabah, kewajiban derivatif dan kewajiban
lain-lain. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan adalahhasil
penjualan asset tetap.Dan yang mengalami penurunan adalah penerimaan dividen,
penambahan asset tetap, dan penambahan efek-efek dan obligasi. Sementara pada
arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah efek-efek yang dijual
dengan janji dibeli kembali dan penerimaan pinjaman yang diterima. Dan yang
mengalami penurunan adalah pembayaran pinajaman subordinasi, dan efek-efek
yang dibeli dengan janji dijual kembali.
Saldo kas pada awal periode meningkat 40.98%, adapun saldo kas
pada akhir periode juga meningkat sebesar 306.01% (Rp61,557,970).
201
Analisis horizontal pada cash flowBANK RAKYAT INDONESIA
periode 2009-2010
Laporan arus kas PT BANK RAKYAT INDONESIA(PERSERO)
Tbk.periode 2009-2010 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari
kegiatan operasi dan investasi, sementara arus kas pendanaan mengalami
penurunan.Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan
signifikan adalah penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan, piutang
dan pembiayaan syariah, giro, giro wadiah dan deposito berjangka dan yang
mengalami penurunan adalah penempatan pada bank Indonesia dan bank lain,
efek-efek,tagihan wesel ekspor, tagihan derivatif, kewajiban segera, tabungan
mudharabah, dan kewajiban lain-lain. Pada arus kas investasi yang mengalami
peningkatan adalah penerimaan dividen, penambahan asset tetap dan penambahan
efek-efek dan obligasi. Dan yang mengalami penurunan adalah hasil penjualan
asset tetap . Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan
adalah tambahan modal disetor dari eksekusi opsi saham. Dan yang mengalami
penurunan adalah modal disetor dari eksekusi opsi saham, efek-efek yang dijual,
penerimaan pinjaman yang diterima, pembayaran pinjaman subordinasi, efek-efek
yang dibeli dan pembagian laba untuk dividend an PKBL.
Saldo kas pada awal periode meningkat 56.52%, adapun saldo kas
pada akhir periode juga meningkat sebesar 45.57% (Rp37,214,851,000).
202
5.2.4 Analisis Horizontal Bank Tabungan Negara.
1. Analisis Horizontal Pada Neraca
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk
NERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2008, 2009 dan 2010
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.22 analisis horizontal pada neraca PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan /penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
AKTIVA
KAS 229,843 294,357 64,514 28.07% 294,357 362,769 68,412 23.24%
GIRO PD BANK INDONESIA 1,811,728 2,842,112 1,030,384 56.87% 2,842,112 4,126,152 1,284,040 45.18%
GIRO PD BANK LAIN 21,605 33,378 11,773 54.49% 33,378 153,797 120,419 360.77%
Penyisihan kerugian pnurunan nilai (10,011) (7,686) 2,325 -23.22% (7,686) (2,410) 5,276 -68.64%
11,594 25,692 14,098 121.60% 25,692 151,387 125,695 489.24%
PENEMPATAN PD BANK LAIN 131,755 2,669,169 2,537,414 1925.86% 2,669,169 2,374,930 (294,239) -11.02%
Penyisihan kerugian (6,542) (3,763) 2,779 -42.48% (3,763) (3,120) 643 -17.09%
125,213 2,665,406 2,540,193 2028.70% 2,665,406 2,371,810 (293,596) -11.02%
EFEK2-stlh dikurangi bunga&diskonto& ditambah premium
203
yg blm diamortisasi msg2 sbsr Rp5.045,pd tgl31 Des 2008&
Rp6.941&Rp6.359 pd tgl 31 Des2010&2009
Nilai wajar mlalui lap.laba rugi 0 20,002 20,002 20,002 399,000 378,998 1894.80%
Tersedia utk dijual 182,274 105,432 (76,842) -42.16% 105,432 4,702 (100,730) -95.54%
Dimiliki hingga jth tmpo 1,648,009 2,830,057 1,182,048 71.73% 2,830,057 527,475 (2,302,582) -81.36%
Jumlah efek2 1,830,283 2,955,491 1,125,208 61.48% 2,955,491 931,177 (2,024,314) -68.49%
Penyisihan kerugian (4,029) (4,411) (382) 9.48% (4,411) (2,820) 1,591 -36.07%
1,826,254 2,951,080 1,124,826 61.59% 2,951,080 928,357 (2,022,723) -68.54%
OBLIGASI PEMERINTAH
(OBLIGASI REKAPITALISASI) -
stlh dkurangi diskonto&ditmbh premium yg blm diamortisasi
sbsr Rp9.405, Rp3.763&Rp8.158 pd tgl31Des08, 09&10
Nilai wajar melalui lap. laba rugi 0 10,723 10,723 10,723 0 (10,723) -100.00%
Tersedia utk dijual 5,110,147 4,984,710 (125,437) -2.45% 4,984,710 5,822,033 837,323 16.80%
Dimiliki hingga jth tempo 2,373,533 2,384,780 11,247 0.47% 2,384,780 1,371,237 (1,013,543) -42.50%
7,483,680 7,380,213 (103,467) -1.38% 7,380,213 7,193,270 (186,943) -2.53%
TAGIHAN SWAP SUKU BUNGA 33,361 33,410 49 0.15% 33,410 0 (33,410) -100.00%
Penyisihan kerugian (333) (351) (18) 5.41% (351) 0 351 -100.00%
33,028 33,059 31 0.09% 33,059 0 (33,059) -100.00%
KREDIT YG DIBERIKAN& PEMBIAYAAN/ PIUTANG
SYARIAH
Kredit yg diberikan
Pihak ketiga 30,767,976 38,718,344 7,950,368 25.84% 38,718,344 48,682,818 9,964,474 25.74%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 6,019 18,858 12,839 213.31% 18,858 20,102 1,244 6.60%
Jmlh kredit yg diberikan 30,773,995 38,737,202 7,963,207 25.88% 38,737,202 48,702,920 9,965,718 25.73%
204
Penyisihan kerugian (540,827) (619,829) (79,002) 14.61% (619,829) (725,119) (105,290) 16.99%
30,233,168 38,117,373 7,884,205 26.08% 38,117,373 47,977,801 9,860,428 25.87%
Pembiayaan/piutang syariah
Pihak ketiga 1,250,366 1,995,144 744,778 59.56% 1,995,144 2,845,849 850,705 42.64%
Pihak yg m'punyai hub. Istimewa 870 608 (262) -30.11% 608 732 124 20.39%
Jmlh pembiayaan/piutang syariah 1,251,236 1,995,752 744,516 59.50% 1,995,752 2,846,581 850,829 42.63%
Penyisihan kerugian (15,768) (83,724) (67,956) 430.97% (83,724) (155,567) (71,843) 85.81%
1,235,468 1,912,028 676,560 54.76% 1,912,028 2,691,014 778,986 40.74%
31,468,636 40,029,401 8,560,765 27.20% 40,029,401 50,668,815 10,639,414 26.58%
AKTIVA PAJAK TANGGUHAN
Bersih 103,981 72,221 (31,760) -30.54% 72,221 38,836 (33,385) -46.23%
ASET TETAP
Nilai tercatat 1,740,475 1,962,073 221,598 12.73% 1,962,073 2,034,213 72,140 3.68%
Akumulasi penyusutan (667,830) (725,401) (57,571) 8.62% (725,401) (583,376) 142,025 -19.58%
1,072,645 1,236,672 164,027 15.29% 1,236,672 1,450,837 214,165 17.32%
BUNGA YG MSH AKAN DITERIMA 466,851 508,542 41,691 8.93% 508,542 580,476 71,934 14.15%
AKTIVA LAIN2 358,718 408,912 50,194 13.99% 408,912 512,830 103,918 25.41%
JUMLAH AKTIVA 44,992,171 58,447,667 13,455,496 29.91% 58,447,667 68,385,539 9,937,872 17.00%
KEWAJIBAN & EKUITAS
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN SEGERA 592,025 664,765 72,740 12.29% 664,765 781,931 117,166 17.63%
SIMPANAN NASABAH
Giro
Pihak ketiga 2,732,840 7,222,120 4,489,280 164.27% 7,222,120 5,010,691 (2,211,429) -30.62%
205
Pihak yg m'punyai hub. Istimewa 61,315 34,439 (26,876) -43.83% 34,439 25,261 (9,178) -26.65%
2,794,155 7,256,559 4,462,404 159.70% 7,256,559 5,035,952 (2,220,607) -30.60%
Giro Wadiah
Pihak ketiga 58,137 99,919 41,782 71.87% 99,919 135,240 35,321 35.35%
Pihak yg m'punyai hub. Istimewa 938 7,794 6,856 730.92% 7,794 2,983 (4,811) -61.73%
59,075 107,713 48,638 82.33% 107,713 138,223 30,510 28.33%
2,853,230 7,364,272 4,511,042 158.10% 7,364,272 5,174,175 (2,190,097) -29.74%
Tabungan
Pihak ketiga 7,238,122 8,714,702 1,476,580 20.40% 8,714,702 10,567,700 1,852,998 21.26%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 10,345 25,624 15,279 147.69% 25,624 23,560 (2,064) -8.05%
7,248,467 8,740,326 1,491,859 20.58% 8,740,326 10,591,260 1,850,934 21.18%
Tabungan Wadiah&Tabungan Mudharabah
Pihak ketiga 125,630 200,021 74,391 59.21% 200,021 200,021 0 0.00%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 1,001 617 (384) -38.36% 617 2,019 1,402 227.23%
126,631 200,638 74,007 58.44% 200,638 276,367 75,729 37.74%
7,375,098 8,940,964 1,565,866 21.23% 8,940,964 10,867,627 1,926,663 21.55%
Deposito Berjangka
Pihak ketiga 20,678,662 22,743,026 2,064,364 9.98% 22,743,026 29,496,407 6,753,381 29.69%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 41,141 28,093 (13,048) -31.72% 28,093 17,518 (10,575) -37.64%
20,719,803 22,771,119 2,051,316 9.90% 22,771,119 29,513,925 6,742,806 29.61%
Deposito Berjangka Mudharabah
Pihak Ketiga 493,703 1,133,098 639,395 129.51% 1,133,098 1,964,850 831,752 73.41%
Pihak yg m'punyai hub.istimewa 6,910 5,501 (1,409) -20.39% 5,501 25,470 19,969 363.01%
500,613 1,138,599 637,986 127.44% 1,138,599 1,990,320 851,721 74.80%
21,220,416 23,909,718 2,689,302 12.67% 23,909,718 31,504,245 7,594,527 31.76%
206
Jmlh Simpanan Nasabah 31,448,744 40,214,954 8,766,210 27.87% 40,214,954 47,546,047 7,331,093 18.23%
SIMPANAN DR BANK LAIN 330,190 504,763 174,573 52.87% 504,763 558,271 53,508 10.60%
KEWAJIBAN SWAP SUKU BUNGA 2,115 0 (2,115) -100.00% 0 0 0
EFEK YG DIJUAL DGNJANJI DIBELI KMBL-stlh
dikurangi beban bunga yg blm diamortisasi sbsr
Rp16.165&Rp6.777 pd tgl 31 Des 2010 & 2009 1,775,000 3,564,709 1,789,709 100.83% 3,564,709 3,463,819 (100,890) -2.83%
SURAT2 BERHARGA YG DITERBITKAN - stlh
dikurangi obligasi dlm perbendaharaan masing2
sbsr Rp Nol,& Rp 20.000 pd tgl 31 Des2008&2009,&
biaya emisi obligasi yg blm diamortisasi msng2 sbsr
Rp3.843,Rp10.066&Rp8.106pd tgl 31 Des 2010&2009 2,496,157 3,221,894 725,737 29.07% 3,221,894 4,139,934 918,040 28.49%
PINJAMAN YG DITERIMA 3,281,294 2,983,997 (297,297) -9.06% 2,983,997 3,399,787 415,790 13.93%
BUNGA YG MSH HRS DI BYR 196,752 161,604 (35,148) -17.86% 161,604 163,106 1,502 0.93%
KEWAJIBAN PAJAK TANGGUHAN
Bersih 0 0 0 0 0 0
ESTIMASI KERUGIAN KOMITMEN&KONTINJENSI 28,183 39,538 11,355 40.29% 39,538 60,782 21,244 53.73%
KEWAJIBAN LAIN2 1,513,339 1,698,318 184,979 12.22% 1,698,318 1,824,584 126,266 7.43%
PINJAMAN SUBORDINASI-stlh dikurangi biaya emisi
obligasisubordinasi yg blm diamortisasimsng2 sbsr
Rp98,Rp392&Rp564pd tgl31 Des08&07,&31Mei07 249,902 0 (249,902) -100.00% 0 0 0
JMLH KEWAJIBAN 41,913,701 53,054,542 11,140,841 26.58% 53,054,542 61,938,261 8,883,719 16.74%
EKUITAS
Modal saham - nominal
Rp169.595,99 (Rupiah penuh) per saham pd tgl31 Des 2008
207
Rp500 (Rupiah penuh) per saham pd tgl 31 Des 2010 & 2009
Modal dasar - 60.374.163 saham
pd tgl 31 Des 2008, 20.478.432.000 saham (terdiri dr1lmbr
shm seriA dwiwarna&20.478.431.999 lmbr shm seri B) pd tgl
31 Des2010&2009
Modal ditempatkan & disetor
pnh - 15.093.540 saham pd tgl 31 Des2008
8.714.057.000 saham (terdiri dr1lmbr shm seriA dwiwarna&
8.714.056.999 lmbr shm seri B) pd tgl 31 Des 2010 & 2009 2,559,804 4,357,029 1,797,225 70.21% 4,357,029 4,357,029 0 0.00%
Tambahan modal disetor 0 639,626 639,626 639,626 639,626 0 0.00%
Opsi Saham 0 0 0 0 60,845 60,845
Keuntungan (kerugian) yg blm direalisasi atas efek2
&obligasi pemerintah yg tersedia utk dijual (114,747) (54,239) 60,508 -52.73% (54,239) 127,641 181,880 -335.33%
Saldo laba tlh ditentukan penggunaannya 202,939 158,421 (44,518) -21.94% 158,421 307,488 149,067 94.10%
Saldo laba blm ditentukan Penggunaannya 0 292,288 292,288 292,288 954,649 662,361 226.61%
Saldo laba - (defisit sbsr Rp14.226.290 tlh
dieliminasi pd saatKuasi-Reorganisasi per tgl 31 Mei 2007) 430,474 0 (430,474) -100.00% 0 0 0
JMLH EKUITAS 3,078,470 5,393,125 2,314,655 75.19% 5,393,125 6,447,278 1,054,153 19.55%
JMLH KEWAJIBAN & EKUITAS 44,992,171 58,447,667 13,455,496 29.91% 58,447,667 68,385,539 9,937,872 17.00%
208
Analisis horizontal pada Neraca BTN periode 2008-2009
Laporan Neraca periode PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) Tbk2008 ke 2009 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar
29.91%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti
kredit yang diberikan kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan
kepada pihak ketiga, kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain,
penempatan pada bank lain, dan efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo.
Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan adalah aktiva pajak
tangguhan, pembiayaan/piutang usaha pada pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, dan efek-efek yang tersedia untuk dijual.Neraca di sisi pasiva dan
ekuitas selama periode 2008-2009 menunjukkan peningkatan, pada pos pasiva
kewajiban meningkat sebesar Rp11,140,481,000(26.58%) dan ekuitas sebesar Rp
2,314,655,000 (75.19%). Pos–pos yang mengalami peningkatan yang signifikan
pada sisi pasiva adalah giro dari pihak ketiga, giro wadiah dari pihak ketiga dan
pihak yang mempunyai hubungan istimewa, tabungan dari pihak yang
mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka mudharabah dari pihak
ketiga, efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali. Sementara pos-pos yang
mengalami penurunan yang signifikan adalah kewajiban swap suku bunga,
tabungan wadiah dan mudharabah dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, deposito berjangka dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan
pinjaman subordinasi. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang mengalami peningkatan
adalah modal saham, sementara pos-pos ekuitas yang mengalami penurunan
adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual dan saldo
laba.
209
Analisis horizontal pada Neraca BTN periode 2009-2010
Laporan Neraca periode PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) Tbk2009 ke 2010 menunjukkan peningkatan total aktiva sebesar
17.00%. Pos-pos pada aktiva yang mengalami peningkatan yang signifikan seperti
kas,giro pada bank Indonesia, giro pada bank lain, kredit yang diberikan pada
pihak ketiga. Sedangkan aktiva yang mengalami penurunan yang signifikan
adalah efek-efek yang tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo,
obligasi pemerintah, tagihan swap suku bunga, dan aktiva pajak tangguhan.Neraca
di sisi pasiva dan ekuitas selama periode 2009-2010 menunjukkan peningkatan,
pada pos pasiva kewajiban meningkat sebesar Rp8,883,719,000(16.75%) dan
ekuitas sebesar Rp1,054,153,000 (19.55%). Pos–pos yang mengalami
peningkatan yang signifikan pada sisi pasiva adalah tabungan wadiah dan
mudharabah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka
mudharabah dari pihak ketiga dan dari pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, dan surat-surat berharga yang diterbitkan. Sementara pos-pos yang
mengalami penurunan yang signifikan adalah simpanan nasabah dari pihak ketiga,
giro wadiah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa, deposito berjangka
dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pada sisi ekuitas, pos-pos yang
mengalami peningkatan adalahsaldo laba yang telah ditentukan penggunaannya
dan yang belum ditentukan penggunaannya, sementara pos-pos ekuitas yang
mengalami penurunan adalah efek-efek dan obligasi pemerintah yang tersedia
untuk dijual, sementara modal saham dan modal disetor relative stabil, tidak
mengalami peningkatan ataupun penurunan.
210
2. Analisis Horizontal Pada Laporan Laba Rugi
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
31 Desember 2008, 2009 dan 2010
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.23 analisis horizontal pada laporan laba rugi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
PENDAPATAN & BEBAN OPERASIONAL
Pendapatan Bunga&Bagi Hasil
Bunga 4,372,009 5,471,728 1,099,719 25.15% 5,471,728 6,326,333 854,605 15.62%
Provisi & komisi 120,320 124,954 4,634 3.85% 124,954 0 (124,954) -100.00%
Bagi hsl scr syariah 74,697 133,259 58,562 78.40% 133,259 172,419 39,160 29.39%
Jmlh Pndptn Bunga &Bagi Hsl 4,567,026 5,729,941 1,162,915 25.46% 5,729,941 6,498,752 768,811 13.42%
Beban Bunga&Bonus
Bunga (2,600,060) (3,420,345) (820,285) 31.55% (3,420,345) (3,135,975) 284,370 -8.31%
Beban pendanaan lainnya (3,859) (4,115) (256) 6.63% (4,115) (4,365) (250) 6.08%
Bonus (2,775) (3,272) (497) 17.91% (3,272) (3,594) (322) 9.84%
Jmlh Beban Bunga&Bonus (2,606,694) (3,427,732) (821,038) 31.50% (3,427,732) (3,143,934) 283,798 -8.28%
Pendapatan Bunga&Bagi Hasil - Bersih 1,960,332 2,302,209 341,877 17.44% 2,302,209 3,354,818 1,052,609 45.72%
211
Pendapatan Operasional Lainnya
ImbalanPungutan administrasi&denda simpanan&kredit yg dberikn 176,330 208,936 32,606 18.49% 208,936 244,817 35,881 17.17%
Keuntungan pembelian/ pnjualan kmbl obligasi dlm
perbendaharaan bersih 321 0 (321) -100.00% 0 0 0
Keuntungan pnjualan efek2- bersih 53 0 (53) -100.00% 0 68,051 68,051
Keuntungan kenaikan nilai obligasi pemerintah yg
diperdagangkan - brsh 0
Keuntungan penjualan obligasi pemerintah brsh 0 5,198 5,198 5,198 42,444 37,246 716.54%
Keuntungan kenaikan nilai efek2 yg diperdagangkan brsh 0 2 2 2 4,360 4,358 217900.00%
Lain-lain 40,367 50,721 10,354 25.65% 50,721 49,570 (1,151) -2.27%
Jmlh Pndapatan Operasional Lainnya 217,071 264,857 47,786 22.01% 264,857 487,890 223,033 84.21%
Pembalikan(Beban)Penyisihan
Kerugian Aktiva Produktif &Non-Produktif 4,782 (52,864) (57,646) -1205.48% (52,864) (310,536) (257,672) 487.42%
Beban Estimasi Kerugian
Komitmen & Kontinjensi (9,770) (11,355) (1,585) 16.22% (11,355) (21,244) (9,889) 87.09%
Beban Operasional Lainnya
Gaji & tunjangan karyawan (772,818) (937,075) (164,257) 21.25% (937,075) (1,136,484) (199,409) 21.28%
Umum & administrasi (555,335) (673,954) (118,619) 21.36% (673,954) (886,244) (212,290) 31.50%
Premi prgrm pnjaminn Pemerintah (51,298) (70,562) (19,264) 37.55% (70,562) (79,964) (9,402) 13.32%
Kerugian penurunan nilaiobligasi pemerintah
yg diperdagangkan brsh (32,116) (127) 31,989 -99.60% (127) 0 127 -100.00%
212
Kerugian penurunannilai efek2 utk diperdagangkan brsh (7,535) 0 7,535 -100.00% 0 0 0
Kerugian transaksi mata uang asing brsh (3,530) (11,407) (7,877) 223.14% (11,407) 0 11,407 -100.00%
Kerugian pnjualn obligasi pmrnth brsh (23,105) (27) 23,078 -99.88% (27) 0 27 -100.00%
Lain-lain (56,853) (70,257) (13,404) 23.58% (70,257) (144,519) (74,262) 105.70%
Jmlh Beban Operasional Lainnya (1,502,590) (1,763,409) (260,819) 17.36% (1,763,409) (2,247,211) (483,802) 27.44%
LABA OPERASIONAL 669,825 739,438 69,613 10.39% 739,438 1,263,717 524,279 70.90%
PENDAPATAN NON OPERASIONAL-BRSIH (4,292) 6,379 10,671 -248.63% 6,379 (13,495) (19,874) -311.55%
LABA SBLM MANFAAT PAJAK PNGHASILAN 665,533 745,817 80,284 12.06% 745,817 1,250,222 504,405 67.63%
MANFAAT(BEBAN) PAJAK
Kini (291,935) (227,996) 63,939 -21.90% (227,996) (374,350) (146,354) 64.19%
Tangguhan 56,876 (11,578) (68,454) -120.36% (11,578) 40,066 51,644 -446.05%
Beban Pajak - Bersih (235,059) (239,574) (4,515) 1.92% (239,574) (334,284) (94,710) 39.53%
LABA BERSIH SBLM POS LUAR BIASA 0 506,243 506,243 506,243 915,938 409,695 80.93%
POS LUAR BIASA-BRSIH 0 (15,790) (15,790) (15,790) 0 15,790 -100.00%
LABA BERSIH 430,474 490,453 59,979 13.93% 490,453 915,938 425,485 86.75%
LABA BERSIH PERSAHAM DASAR
Dasar (nilai penuh) 28.520 76 47 166.48% 76 105 29 38.16%
Dilusian (nilai penuh) 0 0 0 0 104 104
213
Analisis horizontal pada laba rugi BANK TABUNGAN NEGARA
periode 2008-2009
Laporan Laba Rugi 2008 ke 2009 PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 13.93% (Rp59,979,000).
Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari pendapatan bunga,
pendapatan provisi dan komisi dan bagi hasil secara syariah. Laba operasional
meningkat sebesar 10.39%.Sementara pendapatan yang mengalami penurunan
adalah pendapatan non operasional bersih.
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bunga,
bonus, beban pendanaan lainnya, beban gaji dan tunjangan karyawan, premi
program penjaminan pemerintah ,umum dan administrasi. Sementara beban yang
mengalami penurunan yang signifikan adalah beban pajak kini dan tangguhan,
beban penyisihan kerugian aktiva produktif dan non produktif.
Analisis horizontal pada laba rugi BANK TABUNGAN NEGARA
periode 2009-2010
Laporan Laba Rugi 2009 ke 2010PT BANK TABUNGAN NEGARA
(PERSERO) Tbkmenunjukkan peningkatan laba sebesar 86.75%
(Rp425,485,000). Peningkatan yang signifikan dari sisi pendapatan berasal dari
pendapatan bunga, bagi hasil secara syariah keuntungan penjualan obligasi
pemerintah bersih dan efek-efek yang diperdagangkan. Laba operasional
meningkat sebesar 70.90%.Sementara pendapatan yang mengalami penurunan
adalah pendapatan provisi dan komisi dan pendapatan non operasional bersih.
214
Dari sisi beban, yang mengalami peningkatan adalah beban bonus,
beban pendanaan lainnya, beban gaji dan tunjangan karyawan, premi program
penjaminan pemerintah ,umum dan administrasi, beban pajak kini dan beban lain-
lain. Sementara beban yang mengalami penurunan adalah beban bunga dan beban
pajak tangguhan.
215
3. Analisis Horizontal Pada Laporan Arus Kas
PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
31 Desember 2008, 2009 dan 2010
(Disajikan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Tabel 5.24 analisis horizontal pada laporan arus kas PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
kenaikan/penurunan kenaikan / penurunan
2008 2009 2009-2008 2009 2010 2010-2009
Rp % Rp %
ARUS KAS DR KEG. OPERASI
Penerimaan bunga &bagi hsl,provisi&komisi 4,480,873 5,691,970 1,211,097 27.03% 5,691,970 6,424,521 732,551 12.87%
Penerimaan kredit yg tlh dihapusbukukan 93,280 86,671 (6,609) -7.09% 86,671 78,758 (7,913) -9.13%
Pembayaran bunga&bonus,provisi & komisi (2,535,349) (3,462,878) (927,529) 36.58% (3,462,878) (3,141,922) 320,956 -9.27%
Pmbyrn pajak pnghsln badan (293,709) (269,211) 24,498 -8.34% (269,211) (291,979) (22,768) 8.46%
Beban operasional lainnya -brsh (1,181,133) (1,379,881) (198,748) 16.83% (1,379,881) (2,131,694) (751,813) 54.48%
Pendapatan bkn operasional lainnya - brsh (4,292) 6,379 10,671 -248.63% 6,379 (13,495) (19,874) -311.55%
Penerimaan kas sblm perubahan aktiva&
kewajiban operasi 559,670 673,050 113,380 20.26% 673,050 924,189 251,139 37.31%
Perubahan dlm aktiva& kewajiban operasi:
Penurunan (kenaikan) dlm aktiva operasi:
Penempatan pd bank lain (77,195) 0 77,195 -100.00% 0 62,450 62,450
216
Efek2 diperdagangkan &tersedia utk dijual (58,331) (36,049) 22,282 -38.20% (36,049) (278,269) (242,220) 671.92%
Obligasi pmrnth diprdagangkan&trsedia utk djual 1,047,424 288,294 (759,130) -72.48% 288,294 (532,558) (820,852) -284.73%
Tagihan swap suku bunga 109,367 (49) (109,416) -100.04% (49) 33,410 33,459 -68283.67%
Kredit yg diberikan &pembiayaan/piutang syariah (9,775,606) (8,794,395) 981,211 -10.04% (8,794,395) (10,895,306) (2,100,911) 23.89%
Aktiva lain2 139,904 (43,972) (183,876) -131.43% (43,972) 282,084 326,056 -741.51%
Kenaikan (penurunan)dlm
kewajiban operasi:
Kewajiban segera 88,817 120,096 31,279 35.22% 120,096 34,795 (85,301) -71.03%
Simpanan dr nasabah:
Giro 577,466 4,462,404 3,884,938 672.76% 4,462,404 (2,220,607) (6,683,011) -149.76%
Giro Wadiah 30,577 48,638 18,061 59.07% 48,638 30,511 (18,127) -37.27%
Tabungan 161,802 1,491,859 1,330,057 822.03% 1,491,859 1,850,934 359,075 24.07%
Tabungan Wadiah &Mudharabah 57,162 74,007 16,845 29.47% 74,007 75,729 1,722 2.33%
Deposito berjangka 6,386,571 2,051,316 (4,335,255) -67.88% 2,051,316 6,742,806 4,691,490 228.71%
Deposito berjangka Mudharabah 48,078 637,986 589,908 1226.98% 637,986 851,721 213,735 33.50%
Simpanan dr bank lain 315,042 174,573 (140,469) -44.59% 174,573 53,509 (121,064) -69.35%
Kewajiban swap suku bunga 2,115 (2,115) (4,230) -200.00% (2,115) 0 2,115 -100.00%
Kewajiban lain2 219,401 272,923 53,522 24.39% 272,923 126,265 (146,658) -53.74%
Kas Brsh yg (Digunakan utk)
Diperoleh dr aktivitas normal (167,736) 1,418,566 1,586,302 -945.71% 1,418,566 (2,858,337) (4,276,903) -301.49%
Penerimaan dari klaim asuransi 0 40,300 40,300 40,300 25,379 (14,921) -37.02%
Kas Bersih yg (Digunakan utk)
Diperoleh dr Aktivitas Operasi 0 1,458,866 1,458,866 1,458,866 (2,832,958) (4,291,824) -294.19%
217
ARUS KAS DR KEG. INVESTASIPnjualan(pmbelian)efek2yg dimiliki hngga jth tmpo 141,946 (2,660,034) (2,801,980) -1973.98% (2,660,034) 2,304,519 4,964,553 -186.63%
Pembelian aset tetap (134,503) (347,641) (213,138) 158.46% (347,641) (335,552) 12,089 -3.48%
Penjualan aset tetap 4,947 0 (4,947) -100.00% 0 0 0Pembelian obligasi pmrnth yg dimiliki hngga jth tmpo (50,172) (11,134) 39,038 -77.81% (11,134) 1,013,395 1,024,529 -9201.81%
Kas Brsh yg Digunakn utk Keg.Investasi (37,782) (3,018,809) (2,981,027) 7890.07% (3,018,809) 2,982,362 6,001,171 -198.79%
ARUS KAS DR KEG.PENDANAAN
Penerimaan dr surat2 berhrg yg diterbitkn 0 1,500,000 1,500,000 1,500,000 1,650,000 150,000 10.00%
Pelunasan pnjmn subordinasi 0 (250,000) (250,000) (250,000) 0 250,000 -100.00%
Pmbayaran biaya emisi srt2berhrg yg diterbitkan 0 (6,231) (6,231) (6,231) 0 6,231 -100.00%
Pnjualn(pmblian)kmbl obligasi dlm prbndaharaan 8,000 (20,000) (28,000) -350.00% (20,000) 20,000 40,000 -200.00%
Pmbyran pinjaman yg ditrima (344,460) (297,297) 47,163 -13.69% (297,297) 415,789 713,086 -239.86%
Pembayaran dividen,tantiem direksi &
komisaris, Program Kemitraan&Bina Lingkungan (33,037) (55,961) (22,924) 69.39% (55,961) (143,221) (87,260) 155.93%
Pmbayaran ats jth tmpo srt2 brharga yg diterbitkn (750,000) (750,000) 0.00% (750,000) (750,000) 0 0.00%
Penerbitan saham 0 1,888,046 1,888,046 1,888,046 0 (1,888,046) -100.00%
Biaya emisi pnerbitn shm 0 (68,391) (68,391) (68,391) 0 68,391 -100.00%
Penjualan efek2 yg dijual dgn janji dibeli kmbl 1,124,999 1,789,710 664,711 59.09% 1,789,710 (100,890) (1,890,600) -105.64%
Kas Brsh Diperoleh dr(Digunakan utk)
Aktivitas Pendanaan 5,502 3,729,876 3,724,374 67691.28% 3,729,876 1,091,678 (2,638,198) -70.73%
KENAIKAN (PENURUNAN) BRSH
KAS & SETARA KAS (200,016) 2,169,933 2,369,949 -1184.88% 2,169,933 1,241,082 (928,851) -42.81%
218
KAS & SETARA KAS AWAL PERIODE 2,263,192 3,544,083 1,280,891 56.60% 3,544,083 5,714,016 2,169,933 61.23%
KAS & SETARA KAS AKHIR PERIODE 2,063,176 5,714,016 3,650,840 176.95% 5,714,016 6,955,098 1,241,082 21.72%
Rincian kas & setara kas akhir periode adlh sbb:
Kas 229,843 294,357 64,514 28.07% 294,357 362,769 68,412 23.24%
Giro pd Bank Indonesia 1,811,728 2,842,112 1,030,384 56.87% 2,842,112 4,126,152 1,284,040 45.18%
Giro pd bank lain 21,605 33,378 11,773 54.49% 33,378 153,797 120,419 360.77%
Penempatan pd bank lain - jngka wkt jth tmpo
3 bln atau krng sjk tgl perolehan 0 2,544,169 2,544,169 2,544,169 2,312,380 (231,789) -9.11%
Jumlah 2,063,176 5,714,016 3,650,840 176.95% 5,714,016 6,955,098 1,241,082 21.72%
219
Analisis horizontal pada cash flow BANK TABUNGAN NEGARA
periode 2008-2009
Laporan arus periodePT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
Tbk 2008-2009 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan
operasidan arus kas pendanaan sementara investasi mengalami penurunan. Pada
arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan signifikan adalah giro,
tabungan, deposito berjangka mudharabah, penerimaan bunga dan bagi hasil,
provisi dan komisi, dan pembayaran bunga dan bonus, provisi dan komisi dan
yang mengalami penurunan adalah pendapatan bukan operasional lainnya,
penempatan pada bank lain, obligasi pemerintah, tagihan swap suku bunga, dan
kewajiban swap suku bunga. Pada arus kas investasi yang mengalami peningkatan
adalah pembelian asset tetap.Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek
yang dimiliki hingga jatuh tempo, pembelian obligasi pemerintah, dan penjualan
asset tetap. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan
adalah pembayaran dividen, tantiem direksi dan komisaris, program kemitraan
dan bina lingkungan dan penjualan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli
kembali.
Saldo kas pada awal periode meningkat 56.60%, adapun saldo kas pada
akhir periode juga meningkat sebesar 176.95% (Rp2,063,176,000 menjadi
Rp5,714,016,000).
220
Analisis horizontal pada cash flow BANK TABUNGAN NEGARA
periode 2009-2010
Laporan arus periodePT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)
Tbk 2009-2010 menunjukkan terjadi peningkatan dari segi arus kas dari kegiatan
investasi sementara arus kas operasidan arus kas pendanaan mengalami
penurunan. Pada arus kas dari kegiatan operasi yang mengalami peningkatan
signifikan adalah deposito berjangka, efek-efek diperdagangkan dan tersedia
untuk dijual dan yang mengalami penurunan adalah pendapatan bukan operasional
lainnya, obligasi pemerintah, tagihan swap suku bunga, giro, kewajiban swap
suku bunga dan aktiva lain-lain.Pada arus kas investasi tidak ada pos yang
mengalami peningkatan.Dan yang mengalami penurunan adalah efek-efek yang
dimiliki hingga jatuh tempo, pembelian obligasi pemerintah, dan pembelian asset
tetap. Sementara pada arus kas pendanaan,yang mengalami peningkatan adalah
pembayaran dividen, tantiem direksi dan komisaris, program kemitraan dan bina
lingkungan dan penerimaan dari surat-surat berharga yang diterbitkan dan yang
mengalami penurunan adalah pelunasan pinjaman subordinasi, pembayaran biaya
emisi surat-surat berharga yang diterbitkan, penjualan obligasi, pembayaran
pinjaman yang diterima, penerbitan saham, biaya emisi penerbitan saham,
penjualan efek-efek yang dijual dengan janji dibeli kembali.
Saldo kas pada awal periode meningkat 61.23%, adapun saldo kas
pada akhir periode juga meningkat sebesar 21.72% (Rp5,714,016,000 menjadi
Rp6,955,098,000).
221
5.3 Gambaran Kondisi Riil Bank BUMN Periode 2008-2010
A. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kinerja keuangan Bank Mandiri selama 3 periode yaitu 2008-
2010 mengalami peningkatan yang cukup signifikan terutama pada
tahun 2010.Bagi Bank Mandiri tahun 2010 merupakan awal era
transformasi lanjutan. Era transformasi tersebut diawali dengan fokus
strategi pada 3 area utama yaitu : Jasa Layanan Transaksi Perbankan
Korporasi (Wholesale Transacsion Banking), Jasa Layanan Transaksi
dan Layanan Ritel (Retail Deposit & Deposit Payment) serta
Pembiayaan Ritel (Retail Financing).
Selama tahun 2010 , kinerja perseroan mengalami peningkatan
yang signifikan di bandingkan tahun sebelumnya. Bank mandiri
mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 9,2 triliun yang sejauh
ini merupakan laba bersih tertinggi dalam kurun waktu 12 tahun
terakhir sejak Bank Mandiri berdiri. Peningkatan profitabilitas
tersebut juga di dukung pertumbuhan kredit sebesar 24% di atas
pertumbuhan pasar yang sebesar 22%. Di sisi lain pertumbuhan
tersebut juga tetap dapat diiringi dengan perbaikan kualitas asset
secara berkelanjutan yang dicerminkan dari penurunan rasio NPL
Gross dari 2,79% di tahun 2009 menjadi 2,42% di tahun 2010.
Kontribusi pendapatan bunga yangberasal dari kredit pada tahun
2009meningkat menjadi sebesar Rp32.599miliar, hal ini terutama
disebabkanperbaikan kualitas kredit, sertajumlah penyaluran kredit
222
yang terusmeningkat. Kontribusi pendapatan bunga yang berasal dari
kredit pada tahun 2010 juga meningkat, hal ini terutama disebabkan
perbaikan kualitas kredit, serta jumlah penyaluran kredit, serta jumlah
penyaluran kredit yang terus meningkat. Pendapatan bunga bersih
meningkat pada tahun 2009 menjadi Rp 20.072 miliar pada tahun
2010.Peningkatan tersebut terutama disebabkan membaiknya
kolektibilitas kredit dan bertumbuhnya kredit sehingga mengakibatkan
peningkatan pendapatan bunga bersih.
Bank Mandiri menerapkan metode kewajiban (liability method)
untuk menentukan beban pajak penghasilan.Pada metode ini, aktiva
dan hutang pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer
antara nilai aktiva dan kewajiban yang tercatat di neraca dengan dasar
pengenaan pajak atas aktiva dan kewajiban tersebut setiap tanggal
pelaporan. Metode ini juga mengakui adanya manfaat pajak di masa
datang seperti rugi menurut pajak yang belum digunakan apabila
kemungkinan besar manfaat tersebut dapat direalisasikan di masa
yang akan datang.
Kegiatan usaha Bank Mandiri selama tahun 2010 sebagian besar
didanai oleh kombinasi penerimaan dari pendapatan bunga atas kredit
yang diberikan, komisi dan provisi, peningkatan jumlah simpanan.
Selain itu, Bank Mandiri telah memanfaatkan pasar uang antar
bank.Bank Mandiri juga mempertahankan cadangan likuiditas, yang
biasanya berjumlah lebih besar daripada Giro Wajib Minimum Bank
223
Indonesia, untuk mengantisipasi penarikan simpanan dalam jumlah
besar oleh nasabah.
Bank Mandiri menggunakan sebagian besar dananya untuk
pembayaran beban bunga atas dana pihak ketiga dan pinjaman yang
diterima, pemberian kredit dan pembayaran kembali pinjaman yang
diterima, penempatan pada pasar uang antar bank, dan pembayaran
biaya operasional (termasuk biaya gaji dan tunjangan, serta biaya
umum dan administrasi).
Total ekuitas mengalami peningkatandari Rp30.514 miliarpada
tanggal 31 Desember 2008menjadi Rp35.109 miliar pada tanggal31
Desember 2009. Kenaikan initerutama disebabkan meningkatnyasaldo
laba dari Rp13.179 miliar padatanggal 31 Desember 2008
menjadiRp17.859 miliar pada tanggal 31Desember
2009.Pendistribusian laba bersih tahun 2008yang dilaksanakan pada
tahun 2009adalah pembayaran dividen, cadanganumum serta Dana
Program Kemitraandan Bina Lingkungan.
B. PT.Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Di tahun 2009, BNI mencatat kinerja finansial yangcukup
baik.Pertumbuhan pendapatan didorongoleh pendapatan bunga bersih
dan pendapatanfee yang meningkat, sedangkan inisiatifpeningkatan
efisiensi yang diluncurkan telahberhasil menahan peningkatan biaya
operasional,hingga menghasilkan laba bersih yang solid.Kualitas aset
224
dan tingkat likuiditas berhasildipertahankan, untuk mendukung proses
ekspansibisnis lebih lanjut dan memberikan imbal hasilyang lebih
tinggi bagi para pemegang saham.
Pada tahun 2010, BNI terus melanjutkan tradisimencetak
pertumbuhan laba yang tinggi, yaitu sebesar65,1% yang melampaui
pertumbuhan laba rata-rata industri perbankan sebesar
26,7%.Pertumbuhan laba yang signifikan tersebut diperolehmelalui
perbaikan kualitas aset, menurunkan biayabunga dan meningkatkan
pendapatan non bungatermasuk pendapatan dari aset yang telah
dihapusbuku.
Selain pencapaian di atas, pada tahun 2010 BNIjuga telah
memperkuat struktur permodalan melaluipenawaran saham umum
terbatas (rights issue) yangberhasil mendapatkan tambahan dana
sebesarRp 10,5 triliun (bruto) sehingga tercatat sebagai ”TheBiggest
Indonesian Capital Market Deal in 2010”.Marjin bunga bersih
menurun dari 6,0% di tahun2009 menjadi 5,8% di tahun 2010.
Meskipun marginbunga turun, BNI mengalami peningkatan
pendapatanbunga bersih sebesar 5,3% dari Rp 11,1 triliun di
2009menjadi Rp 11,7 triliun di tahun 2010 karena aktivaproduktif
BNI terus meningkat. Pendapatan bunga ditahun 2010 menurun
dibandingkan tahun 2009sebesar Rp 19,4 triliun menjadi Rp 18,8
triliun di tahun2010. Penurunan pendapatan bunga di tahun
2010diikuti dengan penurunan beban bunga yang lebihbesar
dibandingkan tahun 2009sebesar Rp 8,3 triliun menjadi Rp 7,1 triliun
225
di tahun2010. Penurunan beban bunga tersebut sejalandengan
komitmen manajemen dalam meningkatkanporsi dana murah di tahun
2010.Pendapatan bunga di tahun 2010 didominasi olehpendapatan
bunga dari pinjaman,obligasi pemerintah dan surat berharga,
sedangkan beban bunga didominasioleh beban bunga dana pihak
ketiga.
Pada tahun 2010, BNI melakukan penerbitan sahambaru
terbatas sebanyak 3.374.715.948 lembar sahamdengan harga jual per
lembar saham sebesarRp 3.100 sehingga BNI mendapatkan aliran
dana ataspenerbitan saham baru sebesar Rp 10,5 triliun
(bruto).Dengan tambahan modal serta pencapaian laba yangsignifikan,
mengakibatkan total ekuitas meningkatmenjadi Rp 33,1 triliun dari Rp
19,1triliun di tahun sebelumnya.
C. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kenaikan laba Bank BRI antara lain bersumber dari kenaikan
pendapatan nonbunga dan konsolidasi tagihan bermasalah.
Pendapatan nonbunga tumbuh dari tahun 2008-2010.BRI memiliki
aset-aset produktif sehingga kinerja perseroan semakin optimal dan
maksimal. Perolehan laba bersih 2010 (unaudited) sebesar Rp 9,03
triliun, meningkat 10 % dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya
Rp 8,21 triliun. Perolehan tersebut mengukuhkan BRI sebagai bank
dengan laba terbesar di Tanah Air. Perolehan laba tersebut terungkap
dalam laporan keuangan publikasi bulanan perseroan yang
226
disampaikan ke Bank Indonesia (BI). Laporan tersebut menunjukkan,
aset BRI pada 2010 mencapai Rp 395,39 triliun, penyaluran kredit
sebesar Rp 241,06 triliun, dan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp
328,78 triliun. Sedangkan pendapatan bunga bersih perseroan senilai
Rp 28,07 triliun.
D. PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Dari sisi pertumbuhan aset, per 31 Desember 2010Bank BTN
berhasil meraih peningkatan hingga 17,00% menjadi Rp 68,39 triliun
dari Rp 58,45 triliun pada tahun sebelumnya. Berdasarkan jumlah
asset tersebut, Bank BTN tetap berada dalam kelompok10 bank umum
nasional dengan aset terbesar.
Sepanjang tahun 2010, Bank BTN berhasilmenghimpun
tabungan (tidak termasuktabungan syariah) sebesar Rp 10,59
triliun.Angka ini lebih tinggi 21,18% dari tabungantahun 2009 yang
sebesar Rp 8,74 triliun.Penghimpunan tabungan ini diperoleh
melaluiproduk Tabungan BTN Batara, Tabungan BTNPrima,
Tabungan Lainnya, Tabanas Batara,dan Tabungan BTN e’Batara Pos.
Sebagai hasil dengan strategi Bank BTN, selamatahun 2010,
Bank BTN berhasil mencapai marginbunga bersih lebih tinggi dan
pertumbuhan lababersih yang memuaskan sebesar 86,75% lebihtinggi
dari jumlah yang dicapai pada tahun 2009dan menghasilkan
pertumbuhan ekuitas sebesar 20% pada tahun 2010. Portofolio kredit
227
meningkat27% lebih tinggi yang berpengaruh terhadappertumbuhan
aset sebesar 17% selama tahun 2010.
Dengan hasil tersebut, Bank BTN telah berhasilmenjadi
pemimpin pasar dalam pembiayaan rumah;terbesar kesembilan atas
saldo kredit portofolio danterbesar kesepuluh atas aktiva bank di
Indonesiapada tahun 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Bank BTN telahberhasil
mencapai laba bersih sebesar Rp 916miliar yang meningkat secara
signifikan sebesar86,75% lebih tinggi dari laba tahun
sebelumnya.Peningkatan ini terutama disebabkan dari
kenaikanpendapatan bunga dan bagi hasil syariah masing-
masingsebesar 16% dan 29% lebih tinggi danpenurunan beban bunga
sebagai biaya pendapatansebesar 8% lebih rendah pada tahun 2010.
Kenaikanpendapatan bunga terpengaruh dari kenaikanportofolio
kredit pada 27% lebih tinggi pada tahun2010. Penurunan beban bunga
terutama didorongoleh penurunan tingkat suku bunga rata-
ratadeposito jangka pendek periode 1 bulan dari 6,43%menjadi
5,98%.
Bank BTN memperoleh pendapatan bunga darihasil penyaluran
kredit perumahan (KPR) dannon-perumahan serta dari penempatan
danapada portofolio obligasi pemerintah yang dimiliki.Pendapatan
bunga yang diperoleh dari kredit yangdiberikan merupakan kontribusi
terbesar pada 92%dari total pendapatan bunga selama 2010.
228
Bank BTN juga memperoleh pendapatan bunga darisaldo
penempatan dana pada Obligasi Pemerintahselama periode tertentu.
Selama tahun 2010,Bank BTN telah menjual dengan janji
pembeliankembali atas beberapa obligasi pemerintah sebesarRp 4,3
triliun. Transaksi ini secara signifikanmengurangi pengakuan
pendapatan bunga yangmengakibatkan penurunan pendapatan bunga
dariobligasi pemerintah sebesar 39% di tahun 2010dibandingkan
tahun sebelumnya.Pendapatan bunga dari Obligasi
Pemerintahmemberikan kontribusi terhadap jumlah pendapatansebesar
6% pada tahun 2010 dan 12% pada tahun2009.
Untuk mengoptimalkan kelebihan dana yang tersediadi Bank
BTN dan mengelola likuiditas, manajemen treasury
menyelenggarakan penempatan danapada instrumen keuangan tertentu
yang dapatmenghasilkan pendapatan bunga dari penempatantersebut.
Selama tahun 2010, Bank BTN telahmengurangi penempatan dana
dalam efek danpenempatan pada bank lain untuk
meningkatkanpenempatan dana dalam rekening giro dengan
BIsehubungan dengan kepatuhan pada peraturan Bank Indonesia
No.12/19/PBI/2010, tanggal 4Oktober 2010, tentang "Giro Wajib
Minimum di BankIndonesia untuk Bank Umum dalam Rupiah
danValuta Asing". Sebagai dampaknya, pendapatanbunga yang
diperoleh dari saldo penempatandana dalam efek dan penempatan
pada bank lainmengalami penurunan masing-masing sebesar20% dan
53% lebih rendah pada tahun 2010dibandingkan dengan tahun 2009.
229
5.4 ANALISIS RASIO KEUANGAN BANK BUMN
Penilaian kesehatan bank telah ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu
kepada bank-bank diharuskan membuat laporan baik yang bersifat rutin maupun
secara berkala mengenai seluruh aktivitasnya dalam suatu periode tertentu.
Penilaian untuk menentukan kondisi suatu bank biasanya menggunakan analisis
CAMEL (Kasmir, 2008 : 50-53).Dalam penelitian ini rasio yang digunakan adalah
rasio berdasarkan ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan
bank, yaitu dengan rasio CA-EL (capital(modal), asset quality (aktiva),
earning(rentabilitas), dan liquidity(likuiditas)).Penelitian ini tidak mencantumkan
unsur manajemen suatu bank karena hal ini tidak bisa dilihat dari luar.Adapun
aspek-aspek yang di analisis penulis hanya dilihat dari aspek C (Capital), A
(Asset), E (Earning) , dan L (Liquidity). Penilaian dari masing-masing aspek
tersebut meliputi:
1. Capital (Permodalan)
Pada aspek permodalan ini yang dinilai adalah permodalan yang di
dasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank.Penilaian tersebut
di dasarkan kepada CAR (Capital Adequacy Ratio).Besarnya CAR diukur dari
rasio antara modal bank terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko
(ATMR).Menurut PBI No. 10/15/PBI/2008 Pasal 2 Bank wajib menyediakan
modal minimum sebesar 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut
Risiko (ATMR).Sebuah bank mengalami risiko modal apabila tidak dapat
menyediakan modal minimum sebesar 8%.
230
CAR = Total Modal x 100 %
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
2. Asset (Aktiva)
Asset (aktiva) suatu bank akan dinilai berdasarkan kualitas produktif
bermasalah terhadap aktiva produktif, baik yang sudah maupun yang mengandung
potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian.
NPL = Kualitas produktif bermasalah x 100 %
Aktiva produktif
NPL adalah rasio kredit bermasalah dengan totalkredit.NPL yang baik
adalah NPL yang memiliki nilai dibawah 5%(berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia).
3. Earning (Rentabilitas)
Rentabilitas suatu bank adalah meliputi besarnya rasio laba sebelum pajak
diperoleh terhadap total asset (ROA), dan rasio beban operasional terhadap
pendapatan operasional bank (BOPO). Dalam penentuan tingkat kesehatan suatu
bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya ROA karena Bank
Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai
profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar
berasal dari dana simpanan masyarakat (Lukman Dendawijaya, 2009 : 119). Suatu
bank dapat dimasukkan dalam kategori sehat apabila memiliki rasio ROA
minimal 1,5%.Rasio BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya, terutama kredit.Biaya
231
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan oleh bank dalam rangka
menjalankan aktivitas usaha pokoknya.Pendapatan operasional terdiri atas semua
pendapatan yang merupakan hasil langsung dari kegiatan usaha bank yang benar-
benar telah diterima.Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank
dalam menjalankan aktifitas usahanya. Suatu bank dapat dimasukkan dalam
kategori sehat apabila memiliki rasio BOPO tidak melebihi 93,5% (Mudrajad
Kuncoro, 2002:565).
a. ROA = Laba Sebelum Pajak x 100 %
Total Aktiva
b. BOPO = Biaya Operasional x 100 %
Pendapatan Operasional
4. Liquidity (Likuiditas)
Adapun faktor likuiditas yang dinilai dalam analisa CA-EL ini adalah rasio
kredit terhadap dana pihak ketiga (LDR). beberapa ahli menyepakati bahwa batas
aman LDR adalah sekitar 80%, namun batas toleransi LDR berkisar antara
85%-100%(Veithzal Rivai, 2006:156). Besarnya LDR menurut peraturan
pemerintah maksimum adalah 110% (Kasmir, 2008:290).
LDR = Kredit x 100 %
Dana Pihak Ketiga
232
Tabel berikut menguraikan rasio CA-EL bank BUMN dari tahun 2008-
2010.
Tabel 5.25 Rasio keuangan bank BUMN
No BANK BUMN TahunCAR NPL ROA BOPO LDR
(%) (%) (%) (%) (%)
1 PT. Bank Mandiri 2008 15,7% 4,7% 2,5% 42,3% 59.20%
(Persero) Tbk. 2009 15,6% 2,8% 3,0% 44,6% 61,4%
2010 14,7% 2,4% 3,4% 42,0% 67,6%
2 PT. Bank Rakyat 2008 13,18% 2,80% 4,18% 72,66% 79,93%
Indonesia 2009 13,20% 3,52% 3.73% 77,64% 80,88%
(Persero) Tbk. 2010 13,76% 2,78% 4,64% 70,86% 75,17%
3 PT. Bank Negara 2008 13,50% 4,90% 1,1% 90,2% 68,60%
Indonesia 2009 13,80% 4,70% 1,7% 84,9% 64,10%
(Persero) Tbk. 2010 18,60% 4,30% 2,5% 76,0% 70,20%
4 PT. Bank 2008 16,14% 3,20% 1,80% 86,18% 101,83%
Tabungan 2009 21,54% 3,36% 1,47% 88,29% 101,29%Negara (Persero)
Tbk 2010 16,74% 3,26% 2,05% 83,26% 108,42%Sumber : Laporan Tahunan Bank BUMN
1. Kondisi kesehatan PT Bank Mandiri ( Persero ) Tbk menurut rasio
CAEL
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Rasio kecukupan modal (CAR) Bank Mandiri relative stabil dari tahun
2008-2010, meskipun rasio ini menurun tetapi rasio CAR Bank
Mandiri jauh di atas kebutuhan modal menurut regulasi Bank
Indonesia (8%). Dengan CAR yang cukup tinggi tersebut
memungkinkan Bank Mandiri terus mengembangkan usaha.
b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
Rasio kredit bermasalah bank Mandiri terus mengalami perbaikan dari
tahun ke tahun. Pada tahun 2008 rasio NPL sebesar 4,7% namun pada
233
tahun 2009 rasio ini menurun secara signifikan menjadi 2,8% dan terus
membaik di tahun 2010 menjadi 2,4%. Hal ini menunjukkan pihak
bank Mandiri berhasil mengendalikan dan menekan jumlah kredit
bermasalah pada Bank Mandiri. Rasio NPL bank Mandiri telah
memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA)
Rasio ROA tahun 2009 3,0% ,meningkat di banding tahun sebelumnya
yang hanya 2,5%. ROA tahun 2010 pun meningkat sebesar 0,4%
menjadi 3,4% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 3,0%.
Peningkatan tersebut terutama disebabkan asset dan laba bersih yang
meningkat di tahun 2010. Rasio bank Mandiri berada di atas 1,5%
sesuai standar kesehatan bank menurut BI.
d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR)
Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga tahun 2010 mengalami
peningkatan dari 59,20% di tahun 2008 mengalami peningkatan
menjadi 61,4% dan meningkat sebesar 67,6% di tahun 2010. Hal ini
menunjukkan Bank Mandiri terus berusaha memperbaiki likuiditas
meskipun rasio ini masih di bawah standar yang ditentukan Bank
Indonesia yaitu 85-110%, rasio LDR Bank Mandiri tidak memenuhi
standar minimal Bank Indonesia.
e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO pada tahun 2008 sebesar 42,3% kemudian meningkat
44,6% di tahun 2009, dan kembali menurun di tahun 2010 menjadi
42,0%. Hal ini di karenakan upaya efisiensi yang dilakukan Bank
234
Mandiri yang menyebabkan penurunan rasio biaya/beban terhadap
pendapatan yang cukup baik pada tahun 2010.Rasio BOPO Bank
Mandiri telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
2. Kondisi kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Tbk
menurut rasio CAEL
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Rasio CAR Bank BRI selama periode 2008-2010 mengalami
peningkatan yang relative stabil, dan berada jauh di atas modal
minimum yang ditetapkan BI yaitu minimum 8%. Dengan demikian
dapat disimpulkan rasio kecukupan modal Bank BRI telah memenuhi
standar minimal Bank Indonesia
b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
Rasio kredit bermasalah Bank BRI pada tahun 2008 mencapai 2,80%
dan meningkat 3,52% pada tahun 2009, namun pada tahun 2010 rasio
ini kembali menurun mencapai 2,78%. Hal ini berarti pihak manajemen
Bank BRI berhasil menekan jumlah kredit bermasalah pada tahun 2010.
Dengan demikian rasio NPL Bank BRI dapat dikategorikan telah
memenuhi standar minimal Bank Indonesia meskipun rasio tersebut
meningkat pada tahun 2009 namun masih di bawah tingkat kesehatan
yang ditetapkan BI yaitu minimal 5%.
235
c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA)
Rasio ROA Bank BRI selama periode 2008-2010 dalam kondisi stabil
meskipun pada tahun 2009 rasio tersebut menurun mencapai 3,73%
namun rasio tersebut kembali menguat pada tahun 2010 mencapai
4,64%, hal ini di karenakan peningkatan laba bersih yang signifikan.
Dengan demikian rasio ROA Bank BRI telah memenuhi standar
minimal Bank Indonesia.
d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR)
Rasio LDR Bank BRI pada tahun 2008 mencapai 79,93% dan pada
tahun 2009 meningkat mencapai 80,88% kemudian kembali menurun
pada tahun 2010 menjadi 75,17%. Dengan demikian rasio LDR Bank
BRI tidak memenuhi standar minimal Bank Indonesia, meskipun rasio
tersebut meningkat pada tahun 2009 namun belum mencapai batas
toleransi yang ditetapkan BI yaitu 85%-110%.
e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO Bank BRI pada tahun 2008 mencapai 72,66% dan
meningkat 5% di tahun 2009 mencapai 77,64% kemudian pada tahun
2010 rasio ini kembali menurun mencapai 70,86%. Dengan demikian
rasio BOPO bank BRI telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia
karena rasio tersebut berada di bawah standar minimum Bank BRI yaitu
tidak melebihi 93,5%.
236
3. Kondisi kesehatan PT Bank Negara Indonesia ( Persero ) Tbk
menurut rasio CAEL
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Rasio Kecukupan Modal (CAR) pada posisi akhirtahun 2010 sebesar
18,6%, di atas ketentuanCAR minimum Bank Indonesia sebesar 8% dan
mengalami peningkatansignifikan dibandingkan tahun 2009 sebesar13,8%.
Peningkatan tersebut bersumber dari hasilrights issueataumeningkatkan
modal melalui penerbitan umum Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu,yang dilaksanakan Perseroan padabulan November 2010. Dengan
CAR yang semakinmenguat, Perseroan dapat melakukan upaya-
upayauntuk pengembangan bisnis dan infrastruktursecara lebih leluasa,
termasuk melakukan ekspansi kredit dengan lebih baik.Penerbitan umum
HMETD ini telah meningkatkan modal sebesar Rp 10,5 triliun (bruto)
sehingga CAR Bank naik menjadi 18,6% dari 13,8% pada tahun 2009.
Rasio CAR bank BNItelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
b. Kredit Bermasalah (NPL)
Kualitas kredit terus membaik dengan rasio NPL gross menurun dari 4,9%
menjadi 4,7% dan di akhir tahun 2010 sebesar 4,3%,lebih baik
dibandingkan tahun 2009 sebesar4,7%. Di tahun 2010, perbaikan kondisi
perekonomian makromendukung BNI untuk memperbaiki kualitas
kreditbermasalah antara lain dilakukan melalui peningkatanpemantauan
dan penyelamatan kredit (restrukturisasi)secara lebih komprehensif serta
meningkatkanpenyelesaian NPL (Non Performing Loan)
danrecovery.Restrukturisasi dan penurunan NPL debitur
237
korporasidilakukan dengan berbagai cara seperti penurunan suku bunga,
penjadwalan kembali angsuran pokok,kerja sama dengan investor
strategis, penjualanjaminan dan aktiva tidak produktif secara sukarela
ataulelang.
Perbaikan kualitas aset tersebut antaralain merupakan hasil dari upaya
Direksi danjajarannya dalam melakukan upaya perbaikan danpenyelesaian
kredit bermasalah melalui praktik kehati-hatian BNI sertakeberhasilan
inisiatif peningkatan kualitas aset. Rasio NPL bank BNItelah memenuhi
standar minimal Bank Indonesia.
c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA)
Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA) meningkat dari 1,1% menjadi 1,7% di
tahun 2009, dan meningkat secara signifikan di tahun 2010 menjadi 2,5%
hal ini didorong oleh peningkatan laba bersih yang signifikan. Rasio ROA
bank BNItelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR)
Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR) menurundari 68,6% menjadi
64,1% di tahun 2009, dan posisi Loan to Deposit Ratio (LDR) pada
akhirtahun 2010 kembali meningkat mencapai 70,2%.Namun belum
mencapai batas toleransi yang ditentukan BIsebesar 85%-
110%.Rendahnya LDRtersebut disebabkan oleh perbaikan –
perbaikaninfrastruktur khususnya di bidang perkreditan,
yangmenyebabkan ekspansi kredit selama tahun 2010masih relatif rendah
yang menggarisbawahi komitmen BNI sebagai intermediary keuangan
238
yang terdepan. Rasio LDR bank BNItidak memenuhi standar minimal
Bank Indonesia.
e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
menurun dari 90,2% di tahun 2008 menjadi 84,9% di tahun 2009 dan
76,0% di tahun 2010. Hal ini menandakan kinerja keuangan bank BNI
terus membaik dan sesuai dengan standar ketentuan BI yaitu tidak
melebihi 93,5%. Rasio BOPO bank BNItelah memenuhi standar minimal
Bank Indonesia.
4. Kondisi kesehatan PT Bank Tabungan Negara ( Persero ) Tbk
menurut rasio CAEL
a. Rasio Kecukupan Modal (CAR)
Pada tahun 2008 rasio CAR bank BTN mencapai 16,14%, kemudian
meningkat pada tahun 2009 menjadi 21,54% dan kembali menurun
16,74% di tahun 2010. Sesuai dengan peraturan BI, Rasio
KecukupanModal minimum yang ditetapkan BI adalah sebesar8%.
Dengan rasio kecukupan Bank BTN beradapada tingkat 16,74% pada
tahun 2010, sekalipun rasio tersebut lebihrendah dari tahun sebelumnya,
struktur permodalanBank BTN tersebut tetap memiliki kapabilitas
untukmengimbangi risiko pasar dan risiko kredit dimanarasio tersebut
lebih tinggi dari rasio kecukupanminimum BI dan struktur modal Bank
BTN sudahmemenuhi Peraturan BI.Dengan demikian dapat dikatakan
rasio CAR Bank BTNtelah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.
239
b. Rasio Kredit Bermasalah (NPL)
Rasio NPL NPL Bank BTN pada tahun 2008 mencapai 3,20% dan
meningkat di tahun 2009 sebesar 3,36% kemudian rasio ini menurun di
tahun 2010 menjadi 3,26%. Hal ini berarti bahwa bank BTN telah
mengurangi kredit bermasalah dimana menurunkan tingkat risikokredit
dan kerugian yang mungkin terjadi akibat daripenurunan nilai
kredit.Rasio NPL bank BTN telah memenuhi standar minimal Bank
Indonesia karena berada di bawah standar NPL yang ditentukan BI
yaitu minimal 5%.
c. Rasio Laba terhadap Aktiva (ROA)
Rasio ROA bank BTN pada tahun 2008 sebesar 1,80% dan menurun
pada tahun 2009 menjadi 1,47% tetapi rasio ini kembali menguat di
tahun 2010 menjadi 2,05%. Peningkatan ini disebabkan terutama oleh
peningkatan signifikan dari laba bersih bank BTN sebesar 86,75% di
tahun 2010 yang lebih tinggi dari perolehan tahun 2009. Dengan
demikian dapat dikatakan rasio ROA bank BTN telah memenuhi
standar minimal Bank Indonesia karena berada di bawah standar yang
ditetapkan BI yaitu minimal 1,5%.
d. Rasio Pinjaman terhadap Simpanan (LDR)
Rasio LDR Bank BTN selama tahun 2008-2010 relativ stabil dan
meningkat secara signifikan pada tahun 2010.Rasio ini meningkat 7%
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh
peningkatansignifikan dari kredit pada tahun 2010, khususnyadari
peningkatan portofolio kredit perumahan.Rasio pinjaman terhadap
240
simpanan (LDR) BankBTN per 31 Desember 2010 sebesar
108,42%memperkuat komitmen manajemen Bank BTN dalam
menjalankanperan sebagai lembaga intermediasi perbankansecara aktif
yang fokus dalam pembiayaan bidangperumahan.Hal tersebut berarti
bahwa Bank BTN memiliki likuiditas yang baik dimana
semuapendanaan dari pihak ketiga ditempatkan pada asset produktif.Di
samping itu, rasio ini berada di atasrata-rata minimal LDR yang
ditetapkan pemerintah sebesar 85%-110%.Dengan demikian, Bank
BTN telahmematuhi standar likuiditas yang ditetapkan olehBank
Indonesia.
e. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
Rasio BOPO Bank BTN pada tahun 2008 sebesar 86,18% dan
meningkat menjadi 88,29% di tahun 2009 kemudian kembali menurun
menjadi 83,26% di tahun 2010. Rasio pada tahun 2010 menurun 6%
lebih rendah dari perhitunganbeban operasional terhadap
pendapatanoperasional pada tahun 2009. Penurunan inimenunjukkan
bahwa pendapatan operasionalBank BTN mengalami peningkatan pada
tahun2010 dimana manajemen telah berhasil mengelolatingkat suku
bunga yang tepat terhadap nasabahdan mengurangi biaya operasional
yang terlihat darikeberhasilan Bank meraih margin yang lebih
tinggipada tahun 2010. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa rasio
BOPO Bank BTN sesuai dengan regulasi BI tidak melebihi 93,5%.
241
5.5 Evaluasi Kinerja Keuangan Bank BUMN Periode 2008-2010
a) Kinerja PT. BankMandiri (Persero) Tbk Periode 2008-2010
1. Berdasarkan Analisis Vertikal
Dari tabel analisis vertikal Bank Mandiri dapat dilihat
bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yag dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta
ekuitas yang didapatkan meningkat dari tahun 2008 – 2010.Adapun
aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari tagihan derivatif
dan jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit
kepada pihak ketiga.Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal
dari deposito berjangka pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil
berasal dari kewajiban derivatif.Dari sisi modal, yang paling berperan
besar memberikan sumbangsi terbesar pada modal adalah modal
saham dan yang terkecil adalah opsi saham.
Jika dilihat dari laporan laba ruginya Bank Mandiri memiliki
angka indeks yang sangat fluktuatif. Pendapatan bank Mandiri
meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan jumlah
pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban. Hal ini berarti
kinerja keuangan Bank Mandiri sudah optimal.Pendapatan terbesar
selama 3 periode tersebut berasal dari pendapatan bunga dan beban
terbesar adalah dari beban bunga. Dan jika dilihat dari laporan arus
kas, arus kas masuk Bank Mandiri cenderung meningkat stabil
sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang
angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis.
242
Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi Bank
mandiri sudah optimal dan laporan arus kas Bank Mandiri tidak
optimal.
2. Berdasarkan Analisis Horizontal
Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca
tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah
aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan. Hal ini
berarti neraca Bank Mandiri sudah optimal.
Menurut data indeks yang di dapat pada laporan laba rugi
maka dilihat pendapatan dari tahun ke tahun cenderung stabil dan
meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan juga dari 2009 ke 2010. Akan
tetapi jumlah beban bunga pada periode 2008-2009 meningkat
sementara periode 2009-2010 beban tersebut menurun drastis, hal ini
dikarenakan masih ada angka yang tidak stabil atau fluktuatif yang
kadang naik dan kadang turun.Peningkatan pada laba usaha menurun
dari 34.683% ke 28.829% pada periode 2009-2010.Hal ini
menunjukkan adanya ketidakstabilan dari tahun 2008 ke tahun
2009.Dengan demikian dapat disimpulkan kinerja keuangan Bank
Mandiri periode 2008-2010 belum optimal.
Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009
dan periode 2009-2010 diketahui bahwa yang mengalami peningkatan
hanya arus kas dari kegiatan operasi sementara arus kas pendanaan
243
dan investasi mengalami penurunan.Hal ini berarti kinerja keuangan
Bank Mandiri belum optimal.
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR. Rasio CAR bank
Mandiri telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia karena
berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI (8%).
Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit
bermasalah. Rasio NPL bank Mandiri selama periode 2008-2010
telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Karena mempunyai
rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum yang
ditetapkan BI. Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio
ROA dan BOPO. Rasio ROA dan BOPO bank Mandiri telah
memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Dari segi likuiditas,
dapat dilihat dari rasio LDR. Rasio LDR Bank Mandiri tidak
memenuhi standar minimal Bank karena rasio tersebut berada di
bawah standar tingkat kesehatan yang ditetapkan BI yaitu 85-110%.
b) Kinerja PT. BankNegara Indonesia (Persero) Tbk Periode 2008-2010
1. Berdasarkan Analisis Vertikal
Dari tabel analsis vertikal Bank Negara Indonesia dapat dilihat
bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yag dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta
ekuitas yang didapatkan meningkat dari tahun 2008 – 2010.Adapun
244
aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari tagihan derivatif
dan jumlah aktiva terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit
kepada pihak ketiga.Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal
dari pembiayaan deposito berjangka pihak ketiga dan jumlah pasiva
terkecil berasal dari kewajiban derivatif.Dari sisi modal, yang paling
berperan besar memberikan sumbangsi terbesar pada modal adalah
modal saham dan yang terkecil adalah cadangan khusus.
Jika dilihat dari laporan rugi labanya Bank Negara Indonesia
memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif. Pendapatan bank
Negara Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan
jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban. Hal ini
berarti kinerja keuangan Bank Negara Indonesia sudah
optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari
pendapatan bunga dan beban terbesar adalah dari beban bunga. Dan
jika dilihat dari laporan arus kas, arus kas masuk Bank Negara
Indonesia cenderung meningkat secara signifikan sedangkan arus kas
keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang angka indeks dari satu
tahun ke tahun berikutnya menurun drastis terutama pada tahun 2010.
Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi
Bank Negara Indonesia optimal dan laporan arus kas Bank Negara
Indonesia cenderung tidak optimal .
245
2. Berdasarkan Analisis Horizontal
Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca tahun
2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah aktiva,
pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan, meskipun pada
periode 2009-2010 peningkatan jumlah aktiva lebih rendah di banding
periode 2008-2009, akan tetapi jumlah kewajiban periode 2009-2010
menurun di banding periode 2008-2009, dan jumlah ekuitas pada
periode 2009-2010 meningkat drastis karena meningkatnya modal
saham dan tambahan modal disetor pada periode 2009-2010. Dengan
demikian, neraca Bank Negara Indonesia sudah optimal.
Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009
diketahui bahwa yang mengalami peningkatan hanya arus kas dari
kegiatan investasi sementara arus kas pendanaan dan operasi
mengalami penurunan.Sementara periode 2009-2010 yang mengalami
peningkatan adalah arus kas pendanaan, sementara arus kas investasi
dan operasi mengalami penurunan.Hal ini berarti kinerja keuangan
Bank Negara Indonesia belum optimal.
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR. Rasio CAR bank
Negara Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia
karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI
(8%). Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit
246
bermasalah. Rasio NPL bank Negara Indonesia selama periode 2008-
2010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Karena
mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum
yang ditetapkan BI.
Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan
BOPO. Rasio ROA Bank Negara Indonesia tahun 2008 hanya 1,1%,
jauh di bawah batas toleransi yang ditetapkan BI (1,5%), akan tetapi
pada tahun 2009 dan 2010 rasio tersebut meningkat dan berada di atas
standar minimal Bank Indonesia. Peningkatan ini berarti Bank Negara
Indonesia telah berhasil meningkatkan kinerjanya.Sedangkan rasio
BOPO Bank Negara Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank
Indonesia.Dari segi likuiditas, dapat dilihat dari rasio LDR. Rasio
LDR Bank Negara Indonesia tidak memenuhi standar minimal Bank
karena rasio tersebut berada di bawah standar tingkat kesehatan yang
ditetapkan BI yaitu 85-110%.
c) Kinerja PT. BankRakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2008-2010
1. Berdasarkan Analisis Vertikal
Dari tabel analisis vertikal Bank Rakyat Indonesia dapat dilihat
bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yag dimiliki
oleh perusahaan tersebut. Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva serta
ekuitas yang didapatkan meningkat secara stabil dari tahun 2008 –
2010.Adapun aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari
247
penyertaan saham pihak ketiga dan tagihan derivatif dan jumlah aktiva
terbesar diperoleh dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga.
Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal dari tabungan
pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil berasal dari kewajiban
derivatif.Dari sisi modal, yang paling berperan besar memberikan
sumbangsi terbesar pada modal adalah modal saham dan yang terkecil
adalah opsi saham dan agio saham/tambahan modal disetor.
Jika dilihat dari laporan rugi labanya Bank Rakyat Indonesia
memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif.Pendapatan Bank
Rakyat Indonesia meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan
jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban.Hal ini
berarti kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia sudah
optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari
pendapatan bunga dan investasi dan beban terbesar adalah dari beban
bunga dan pembiayaan lainnya. Dan jika dilihat dari laporan arus kas,
arus kas masuk Bank Rakyat Indonesia cenderung meningkat secara
signifikan terutama pada tahun 2009 total arus kas masuk hampir
mendekati dua kali lipat dari arus kas masuk tahun sebelumnya, hal ini
dikarenakan peningkatan pos-pos dari kegiatan pendanaan yaitu
kenaikan efek-efek dan penerimaan pinjaman yang diterima,
sedangkan arus kas keluar cenderung tidak stabil, dimana kadang
angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya menurun drastis
terutama pada tahun 2009. Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan
248
laporan laba rugi Bank Rakyat Indonesia optimal dan laporan arus kas
Bank Rakyat Indonesia cenderung tidak optimal .
2. Berdasarkan Analisis Horizontal
Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca
tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah
aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan. Hal ini
berarti neraca Bank Rakyat Indonesia sudah optimal.
Menurut data indeks yang di dapat pada laporan laba rugi
maka dilihat pendapatan dari tahun ke tahun cenderung stabil dan
meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan pada 2009 ke 2010 jumlah
pendapatan dan laba bersih meningkat drastis. Dengan demikian dapat
disimpulkan kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia periode 2008-
2010 optimal.
Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009
diketahui bahwa semua arus kas mengalami peningkatan baik dari
arus kas dari kegiatan investasi, arus kas pendanaan dan
operasi.Sementara periode 2009-2010 yang mengalami peningkatan
adalah, arus kas investasi dan operasi sementara yang mengalami
penurunan arus kas pendanaan.Hal ini berarti kinerja keuangan Bank
Rakyat Indonesia optimal, meskipun arus kas pendanaan pada periode
2009-2010 menurun tetapi hal ini sangat kecil pengaruhnya bagi
kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia.
249
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR. Rasio CAR bank
Rakyat Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia
karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI
(8%). Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit
bermasalah.Rasio NPL Bank Rakyat Indonesia selama periode 2008-
2010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Karena
mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum
yang ditetapkan BI.
Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan
BOPO. Rasio ROA dan BOPO Bank Rakyat Indonesia telah
memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Dari segi likuiditas, dapat
dilihat dari rasio LDR. Rasio LDR Bank Rakyat Indonesia tidak
memenuhi standar minimal Bank karena rasio tersebut berada di
bawah standar tingkat kesehatan yang ditetapkan BI yaitu 85-110%.
d) Kinerja PT. BankTabungan Negara (Persero) Tbk Periode 2008-2010
1. Berdasarkan Analisis Vertikal
Dari tabel analisis vertikal Bank Tabungan Negara dapat
dilihat bagaimana indeks kenaikan setiap aktiva maupun passiva yang
dimiliki oleh perusahaan tersebut.Dapat dilihat dari total aktiva, pasiva
serta ekuitas yang didapatkan meningkat secara stabil dari tahun 2008
– 2010. Adapun aktiva terkecil selama 3 tahun tersebut berasal dari
giro pada bank lain dan kredit yang diberikan pada pihak yang
250
mempunyai hubungan istimewa dan jumlah aktiva terbesar diperoleh
dari hasil penyaluran kredit kepada pihak ketiga.
Dari sisi pasiva, jumlah pasiva terbesar berasal dari deposito
berjangka pihak ketiga dan jumlah pasiva terkecil berasal dari giro
wadiah dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.Dari sisi
modal, yang paling berperan besar memberikan sumbangsi terbesar
pada modal adalah modal saham dan yang terkecil adalah opsi saham
dan tambahan modal disetor.
Jika dilihat dari laporan rugi labanya Bank Tabungan Negara
memiliki angka indeks yang sangat fluktuatif.Pendapatan Bank
Tabungan Negara meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun dan
jumlah pendapatan bank lebih besar daripada jumlah beban.Hal ini
berarti kinerja keuangan Bank Tabungan Negara sudah
optimal.Pendapatan terbesar selama 3 periode tersebut berasal dari
pendapatan bunga dan beban terbesar adalah dari beban bunga dan
pembiayaan lainnya. Dan jika dilihat dari laporan arus kas, arus kas
masuk dan arus kas keluar Bank Tabungan Negara cenderung tidak
stabil, hal ini dikarenakan arus kas masuk dan arus kas keluar pada
tahun 2009 meningkat drastis kemudian pada tahun 2010 kembali
menurun.
Dapat dikatakan bahwa indeks neraca dan laporan laba rugi
Bank Tabungan Negara optimal dan laporan arus kas Bank Tabungan
Negara cenderung tidak optimal .
251
2. Berdasarkan Analisis Horizontal
Apabila di lihat dari data diketahui bahwa indeks pada neraca
tahun 2008 menuju 2009 cenderung menunjukkan peningkatan yang
cukup signifikan. Dan pada tahun 2009 menuju 2010 indeks jumlah
aktiva, pasiva dan ekuitas meningkat lagi secara signifikan. Meskipun
jumlah aktiva dan ekuitas pada periode 2009-2010 lebih rendah dari
periode 2008-2009, namun dapat disimpulkan neraca Bank Tabungan
Negara sudah optimal.
Menurut data indeks yang di dapat pada laporan laba rugi
maka dilihat pendapatan dari tahun ke tahun cenderung stabil dan
meningkat dari tahun 2008 ke 2009 dan pada 2009 ke 2010 jumlah
pendapatan dan laba bersih meningkat drastis. Dengan demikian dapat
disimpulkan kinerja keuangan Bank Tabungan Negara periode 2008-
2010 optimal.
Dilihat dari data indeks laporan arus kas periode 2008-2009
diketahui bahwa yang mengalami peningkatan hanya arus kas dari
kegiatan arus kas pendanaan dan operasi sementara yang mengalami
penurunan adalah arus kas investasi. Kebalikan dari periode
sebelumnya arus kas periode 2009-2010 yang mengalami peningkatan
adalah arus kas investasi , sementara arus kas pendanaan dan operasi
mengalami penurunan. Hal ini berarti kinerja keuangan Bank
Tabungan Negara belum optimal.
252
3. Berdasarkan Analisis Rasio Keuangan
Dari segi permodalan dapat dilihat dari rasio CAR.Rasio CAR Bank
Tabungan Negara telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia
karena berada di atas batas minimum permodalan yang ditetapkan BI
(8%).Dari segi asset dapat dilihat dari rasio NPL atau rasio kredit
bermasalah.Rasio NPL Bank Tabungan Negara selama periode 2008-
2010 telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Karena
mempunyai rasio NPL di bawah 5%, tidak melewati batas minimum
yang ditetapkan BI.
Dari segi earning ( rentabilitas ) dapat dilihat dari rasio ROA dan
BOPO. Rasio ROA Bank Tabungan Negara tahun 2009 hanya 1,47%
tidak memenuhi standar minimal Bank Indonesia. Akan tetapi di tahun
2010 Bank Tabungan Negara berhasil meningkatkan kinerjanya, hal
ini terlihat dari meningkatnya rasio ROA di atas standar minimal Bank
Indonesia yaitu minimal 1,5%. Sedangkan rasio BOPO Bank Rakyat
Indonesia telah memenuhi standar minimal Bank Indonesia.Dari segi
likuiditas, dapat dilihat dari rasio LDR.Rasio LDR Bank Tabungan
Negara telah memenuhi standar likuiditas yang ditetapkan oleh BI
yaitu sebesar 85-100%.
253
Berdasarkan pembahasan di atas dapat dilihat keempat kinerja Bank
BUMN berdasarkan analisis vertikal horizontal, rata-rata kinerja keempat Bank
BUMN dinilai dari neraca dan laba rugi sudah optimal, akan tetapi dari segi arus
kas kinerja keempat Bank BUMN tidak stabil. Jika dilihat berdasarkan analisis
rasio keuangan, Bank BTN memiliki rasio CAR yang lebih tinggi dibandingkan
Bank BRI, BNI dan BTN. Bank BRI dan Bank Mandiri memiliki rasio NPL yang
lebih rendah dibanding Bank BNI dan BTN, meskipun pada tahun 2008 rasio
Bank Mandiri mendekati standar minimal Bank Indonesia akan tetapi rasio
tersebut menurun drastis pada tahun berikutnya, hal ini berarti Bank Mandiri telah
berhasil mengurangi kredit bermasalah dan memperbaiki kinerjanya sehingga
rasio ROA Bank Mandiri semakin meningkat dan rasio BOPO semakin menurun
yang berarti tingkat efisiensi Bank Mandiri semakin meningkat dan perputaran
assetnya pun semakin meningkat. Sedangkan Bank BNI memiliki rasio NPL yang
paling mendekati standar minimal Bank Indonesia yaitu minimal 5%, hal ini
berarti tingkat kredit bermasalah Bank BNI lebih tinggi dibandingkan Bank BRI,
BTN dan Bank Mandiri, sehingga rasio ROA Bank BNI lebih rendah
dibandingkan Bank BUMN yang lain.
Dari segi efisiensi Bank Mandiri memiliki tingkat efisiensi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan Bank BRI, BNI dan BTN karena Bank Mandiri
memiliki rasio BOPO paling rendah dibandingkan Bank BNI, BRI dan BTN.
Berdasarkan rasio LDR, hanya Bank BTN yang mematuhi standar regulasi Bank
Indonesia yaitu 85-110%.
254
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIMPULAN
Dari tiga analisis laporan keuangan yang dilakukan pada Bank BUMN
selama 3 periode yaitu dari tahun 2008-2010, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Berdasarkan analisis vertikal dapat disimpulkan bahwa indeks neraca dan
laporan laba rugi Bank BUMN optimal dan laporan arus kas Bank BUMN
cenderung tidak optimal karena arus kas masuk Bank BUMN cenderung
meningkat secara signifikan sedangkan arus kas keluar cenderung tidak
stabil, dimana kadang angka indeks dari satu tahun ke tahun berikutnya
menurun drastis.
2. Berdasarkan analisis horizontal dapat disimpulkan bahwa neraca dan
laporan laba rugi Bank BUMN optimal sedangkan laporan arus kas bank
BUMN cenderung tidak optimal dimana masih terdapat arus kas yang
berfluktuatif.
3. Berdasarkan analisis rasio CA-EL dapat disimpulkan bahwa dari segi
Capital, Aset, dan Earning, Bank BUMN telah memenuhi standar minimal
Bank Indonesia. Bank Mandiri memiliki rasio BOPO dan NPL yang lebih
baik dibandingkan Bank BRI, BNI dan BTN. Bank BRI memiliki rasio
ROA yang lebih tinggi dibandingkan Bank Mandiri, BNI dan BTN. Bank
BTN memiliki rasio CAR yang lebih tinggi dibanding Bank BUMN yang
lainnya dan rasio LDR yang telah memenuhi standar likuiditas yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Sedangkan Bank BNI memiliki rasio NPL
255
tertinggi di banding Bank BUMN lainnya, akan tetapi rasio ini terus
menurun dari tahun 2008-2010, hal ini berarti kredit bermasalah Bank BNI
mulai menurun dan Bank BNI terus berusaha memperbaiki kinerjanya.
6.2 SARAN
Adapun beberapa saran yang diajukan setelah melakukan analisis vertikal-
horizontal dan rasio keuangan terhadap laporan keuangan Bank BUMN selama
periode 2008-2010, antara lain sebagai berikut:
1. Sebaiknya Bank BUMN meningkatkan lagi pengelolaan keuangan
perusahaannya, karena arus kas Bank BUMN yang diteliti tidak stabil.
2. Berdasarkan rasio CA-EL, sebaiknya Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia dan
Bank Rakyat Indonesia perlu meningkatkan likuiditasnya agar bisa mencapai
tingkat kesehatan BI melalui perbaikan-perbaikan infrastruktur khususnya di
bidang perkreditan, dan lebih meningkatkan kualitas pelayanan dan promosi
untuk meningkatkan dana pihak ketiga. Karena LDR yang terlalu rendah akan
berakibat pada meningkatnya biaya operasional yaitu biaya bunga yang
harus ditanggung oleh Bank BUMN. Tetapi hendaknya Bank BUMN
mengalokasikan kredit dengan tetap memperhatikan asas-asas pemberian
kredit yang sehat.
256
DAFTAR PUSTAKA
Ang, Robert (1997), Buku Pintar Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Mediasoft
Indonesia.
Abdullah, Faisal M. 2005.Manajemen Perbankan (Tekhnik Analisa Kinerja
Keuangan Bank). Malang: UMM-Press.
Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004 tanggal 12
April 2004 perihal Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004.perihal
Tatacara Penilaian Kesehatan Bank Umum.
Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005
perihal Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
Lukman Dendawijaya. (2009). Manajemen Perbankan. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Imam Ghozali. (2009). Ekonometrika: Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan SPSS
17. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Mamduh Hanafi. (2004). “Manajemen Keuangan”, BPFE, Yogyakarta.
Harrington dan Niehaus, Risk Management & Insurances, second edition, 2004.
Jumingan.2003. Analisis Rasio Keuangan Dan Legal Lending Limit Sebagai Alat
Dalam Memprediksi Kesehatan Bank. Tesis Program Pasca Sarjana
Magister Akuntansi Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Kasmir.(2008). Manajemen Perbankan. Edisi Revisi 2008. PT RajaGrafindo
Persada, Jakarta .
Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono.(2002). Manajemen Perbankan Teori dan
Aplikasi.Edisi Pertama. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.
Munawir, S. 2000. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty,
Yogyakarta.
Rivai, Veithzal dan Andria Permata Veithzal. (2006). Credit Management
Handbook : Teori, Konsep, Prosedur, dan Aplikasi Panduan Praktis
Mahasiswa, Bankir, dan Nasabah. PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Rochmat Soemitro, (1991), Azas dan Dasar Perpajakan 2, PT. Eresco, Bandung.
257
Singgih Santoso. (2003). Mengatasi berbagai masalah Statistik dengan SPSS
versi 11.5. PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Agnes Sawir. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Dahlan Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi.ke-4. Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, 2004.
Siswanto Sutojo . 1997. Manajemen Terapan Bank. Jakarta : PT Pustaka Binaman
Pressindo.
Sofyan Syafri Harahap. (2007). Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Triandaru, Sigit dan Totok Budisantoso.(2008). Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Cetakan Keempat. Salemba Empat, Jakarta.
Veithzal Rivai. 2006. Credit Manajemen Hand Book.. PT Raja Grafindo Persada,
Jakarta
Wisnu Mawardi. 2005. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Keuangan Bank
Umum di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Dengan Total Assets
Kurang
Dari 1 Triliun). Jurnal Bisnis Dan Strategi. Vol.14. No.1.Juli 2005.
Wild Jhon J., Subramanyam KR., Hasley Robert F.(Yasivi S. Bachtiar, S.
Nurwahyu Harahap), Analisis Laporan Keuangan, Edisi 8 , Salemba
Empat, Jakarta, 2005.
Nurul Aini, Yuyun (2006). Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Loan to
Deposit Ratio, Return On Assets, dan Besaran Perusahaan terhadap
Perubahan Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Program Sarjana Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Semarang. Terpublikasi melalui link:
http://www.docstoc.com/docs/73957361/Pengaruh-Loan-to-Deposit-
258
Ratio-Dan-Capital-Adequacy-Ratio-Terhadap-Tingkat-Likuiditas-Bank.
Diakses pada tanggal : 16 Maret 2012.
http://www.bri.co.id/. Diakses pada tanggal 02 Maret 2012
http://www. btn.co.id/. Diakses pada tanggal 02 Maret 2012
http://www.bankmandiri.co.id/ . Diakses pada tanggal 02 Maret 2012
http://www.bni.co.id/ . Diakses pada tanggal 02 Maret 2012
http://www.bumn.go.id/bri/. Diakses pada tanggal 03 Maret 2012
http://liak86.multiply.com/journal/item/6?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem. Diakses pada tanggal 02 April 2012.
top related