sejarah berdirinya bagian anestesiologi fk. unhas
Post on 15-Apr-2017
327 Views
Preview:
TRANSCRIPT
SEJARAH BERDIRINYA BAGIAN ANESTESIOLOGIFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Sejarah berdirinya bagian Anestesi di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
dimulai pada tahun 1977 saat mana Bagian Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin dinyatakan sebagai salah satu sentrum pendidikan Ahli Bedah, dan sebagai
persyaratan pengakuan tersebut diperlukan Dokter Ahli Anestesi. Atas prakarsa dan budi baik
Ketua Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia waktu itu dijabat oleh Prof.
dr. Muhammad Kaelan, maka diutuslah seorang Dokter Ahli Anestesi dari Bagian Anestesi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dr. Indro Mulyono untuk diperbantukan ke Bagian
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pada saat itu Anestesi merupakan Sub bagian dari Bagian Ilmu Bedah Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin, dimana dr. Indro Mulyono merupakan satu-satunya
dokter ahli anestesi di Makassar. Kehadiran dr. Indro Mulyono selaku kepala sub bagian di
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin memberi peluang Bagian Bedah dapat memulai
mendidik residen menjadi dokter ahli bedah. Dr. Indro Mulyono mulai bertugas di bagian
Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin / Rumah Sakit Umum Dadi Makassar
pada tahun 1977 dengan dibantu oleh beberapa orang tenaga penata anestesi. Bersamaan
dengan itu, setahun sebelumnya, tahun 1976 dr. Andi Husni Tanra selaku tenaga pengajar di
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dikirim untuk tugas belajar ke Jepang mengikuti
pendidikan Anestesiologi di Universitas Hirosima. Tahun berikutnya (1977) dr. Borahima Lami
dan dr. Idrus Sjattar yang mana kedua berasal dari instansi Depkes memilih pendidikan
Anestesiologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta.
Maret 1981 dr. Andi Husni Tanra, Ph.D kembali dari Jepang setelah menyelesaikan
pendidikan di Universitas Hirosima. Namun untuk mendapatkan pengakuan sebagai dokter
ahli anestesi maka diperlukan mengikuti adaptasi. dr. Andi Husni Tanra, Ph.D memilih
Universitas Airlangga sebagai tempat adaptasi yang dimulai September 1981 sampai April
1982. Selesai adaptasi kembali ke Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Setelah itu,
disusul dengan pulangnya berturut-turut dr. Borahima Lami, dr. Idrus Sjattar yang juga telah
menyelesaikan pendidikan ahli anestesinya di Universitas Indonesia. Dengan kembalinya ke
tiga orang tersebut maka pada tahun 1982 dr. Indro Mulyono ditarik kembali ke FKUI. Akhir
tahun 1982 Subbagian Anestesi berpisah dari induknya Bagian Bedah dan berdiri sendiri,
kemudian atas surat keputusan Dekan FKUH yang saat itu dijabat oleh dr. H.A.M. Akil. maka
dr. Andi Husni Tanra,PhD diangkat sebagai Ketua Bagian Anestesiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin pada tahun 1983. Tahun 1985 Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin mendapat tambahan Dokter Ahli Anestesi yaitu dr. B. Ch. Gaspersz
yang telah menyelesaikan pendidikan ahlinya di FKUI Jakarta, beliau dari instansi Depkes.
Selain itu tenaga dokter ahli anestesi di Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin bertambah setelah diperbantukannya dr. Amin Sugondo dan dr. Handoko dari
RSAD Pelamonia Makassar.
Tahun berikutnya tepatnya tahun 1986, setelah melihat jumlah tenaga pendidik &
pengajar yang dapat dimanfaatkan sebanyak 4 (empat ) orang. Maka atas dasar itu maka
Ikatan Ahli Anestesi Indonesi (IAAI) memberikan rekomendasi kepada Bagian Anestesi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin untuk menjadi sentrum pendidikan untuk
mendidik dokter ahli anestesi. Selanjutnya dilakukanlah persiapan untuk menempuh prosedur
permohonan untuk menjadi sentrum pendidikan dokter ahli anestesi. Setelah keluarnya
rekomendasi tersebut maka Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
tepatnya tahun 1987 mulai melakukan penerimaan residen anestesi sebanyak 2 (dua) orang
yaitu dr. Abd. Wahab dan dr. Muh. Ramli sebagai langkah awal untuk memulai pendidikan
sambil menunggu hasil visitasi dari CHS (Consorsium Health Science). Kedua orang residen
tersebut berasal dari instansi Depdikbud sebagai tenaga pengajar pada Bagian Anestesi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin untuk dididik menjadi dokter ahli anestesi.
Setelah sekian lama menunggu hasil visitasi dari CHS yang belum kunjung datang,
yang mana berakibat Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin belum
memungkinkan untuk melakukan pendidikan dokter ahli. Maka tahun 1989 diambil inisiatif
untuk mengirim dr. Muh. Ramli dan dr. Abd. Wahab ke Universitas Airlangga guna
menyelesaikan pendidikan ahli.
Perjalanan panjang dari permohonan Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin untuk menjadi sentrum pendidikan dokter ahli baru terwujud kira-kira
10 (sepuluh) tahun kemudian sejak dimulainya permohonan tepatnya tahun 1995 barulah
disetujui oleh IDSAI dan juga oleh Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, maka dengan resmi Bagian
Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin diakui sebagai salah satu tempat
mendidik PPDS I Anestsi di Indonesia secara penuh. Selanjutnya disusul dengan keluarnya
Surat Keputusan Ketua CHS tahun 1996, maka terhitung mulai Juli 1996 Bagian Anestesi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin sudah menerima secara resmi residen untuk
dididik sebagai dokter spesialis anestesi. Dua orang residen pertama yang diterima yaitu dr.
Syafri K Arief dan dr. Syafruddin Gaus yang mulai dididik di Bagian Anestesi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Keduanya berasal dari instansi Depdikbud dan akan
menjadi staf pengajar di Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Tahun 1997 Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin mendapat
kehormatan dengan diangkatnya oleh pemerintah Ketua Bagian Anestesi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin yaitu dr. A. Husni Tanra, PhD. menjadi Guru Besar pada
Bidang Ilmu Anestesiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, sehingga beliau
mulai saat itu berhak menyandang gelar profesor.
Setahun setelah itu, yaitu tahun 1998 Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin mengirim seorang stafnya ke Jepang yaitu dr. Syafruddin Gaus untuk
melanjutkan pendidikan. Diharapkan beliau selesai tahun 2003.
Tahun 2000 merupakan langkah awal yang besar bagi Bagian Anestesi Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin berhasil melahirkan seorang Dokter Spesialis Anestesi
untuk pertama kalinya, yaitu dr. Syafri K Arief, Sp.An. Diharapkan beliau menjadi lulusan
pertama dan bukan yang terakhir, dan Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin siap melahirkan Dokter Spesialis Anestesi yang bermutu.
Sampai saat ini Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin telah
meluluskan 11 orang ahli anestesi dan sementara mendidik 60 (enam puluh) orang residen
anestesi yang diterima sejak resminya Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin ditetapkan sebagai sentrum PPDS I bidang Anestesiologi.
top related