sambutan gub sumbar.docx
Post on 01-Feb-2016
246 Views
Preview:
TRANSCRIPT
GUBERNUR SUMATERA BARAT
SAMBUTAN
PadaRAPAT KOORDINASI
GUBERNUR DENGAN BUPATI/ WALIKOTA SE SUMATERA BARAT
Padang, 13 April 2015
1
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Yth.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan RI;
Yth.
Direktur Urusan Pemerintahan Daerah I Kementerian Dalam Negeri beserta para Kepala Sub Direktorat
Yth.
Sdr. Wakil Gubernur Sumatera Barat;
Yth.
Sdr. Ketua DPRD beserta seluruh Anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Provinsi Sumatera Barat;
Yth.
Sdr. Bupati/ Walikota se Sumatera Barat;
Yth.
Sdr. Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat beserta Para Staf Ahli, Asisten Sekretariat Daerah, Kepala SKPD dan Kepala Biro di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta Kepala Kanwil BPN Sumatera Barat;
Yth.
Kepala Dinas Perhubungan, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas ESDM, Kepala Dinas Kehutanan, dan Kepala Bagian Pemerintahan Kabupaten/ Kota se
2
Sumatera Barat;
Yth.
Rekan-rekan pers Media Cetak dan Elektronik, serta hadirin para undangan yang berbahagia.
Syukur Alhamdulillah, segala puji kita
persembahkan ke hadirat Allah, SWT, atas segala
nikmat dan karunia yang telah dilimpahkan kepada
kita semua, sehingga kita diberi kesempatan untuk
dapat hadir pada rapat koordinasi ini, sebagai
media koordinasi dan komunikasi antara
pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/ kota di Provinsi Sumatera Barat.
Salawat beriring salam tidak lupa kita
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad S.A.W yang sepanjang hidupnya telah
mengabdikan diri untuk kemaslahatan umat di
dunia ini dan menjadi suri tauladan bagi kita dalam
menjalankan amanah sebagai penyelenggara
negara.
3
Pertama sekali kami mengucapkan Selamat
Datang dan terima kasih atas kehadiran Direktur
Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan
RI dan Direktur Urusan Pemerintahan Daerah I
Kementerian Dalam Negeri RI beserta para Kepala
Sub Direktorat yang berkenan menjadi narasumber
pada rapat koordinasi ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada seluruh peserta seluruh peserta rapat
koordinasi baik pada tingkat provinsi, maupun dari
Pemerintah Kabupaten/ Kota se Sumatera Barat.
Semoga melalui rapat koordinasi yang kita
laksanakan ini, akan dapat lebih meningkatkan
koordinasi pemerintahan dalam rangka
peningkatan kualitas kualitas penyelenggaraan
pemerintahan daerah secara menyeluruh.
Hadirin peserta rapat koordinasi yang kami
hormati,
4
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah telah menegaskan bahwa
pemberian otonomi yang seluas-luasnya kepada
daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya
kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan
pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat.
Di samping itu melalui otonomi luas, dalam
lingkungan strategis globalisasi, daerah diharapkan
mampu meningkatkan daya saing dengan
memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan dan kekhususan serta
potensi dan keanekaragaman daerah dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, pemberian otonomi yang
seluas-seluasnya kepada daerah dilaksanakan
berdasarkan prinsip negara kesatuan. Dalam
negara kesatuan kedaulatan hanya ada pada
pemerintahan negara atau pemerintahan nasional
dan tidak ada kedaulatan pada daerah. Seluas apa
5
pun otonomi yang diberikan kepada daerah,
tanggung jawab akhir penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah akan tetap ada di tangan
Pemerintah Pusat. Untuk itu Pemerintahan Daerah
pada negara kesatuan merupakan satu kesatuan
dengan Pemerintahan Nasional, sehingga kebijakan
yang dibuat dan dilaksanakan oleh daerah pun
merupakan bagian integral dari kebijakan nasional.
Oleh karena itulah, Rapat Koordinasi Gubernur
dengan Bupati/ Walikota yang rutin dilaksanakan di
Provinsi Suatera Barat ini ditujukan untuk
tercapainya sinkronisasi kebijakan pembangunan
antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/
kota melalui peningkatan koordinasi antara masing-
masing pemerintahan.
Hadirin yang kami hormati,
Dengan diberlakukannya UU Nomor 23 Tahun
2014, terdapat banyak hal yang harus segera
ditindaklanjuti baik oleh Pemerintah Pusat maupun
6
Pemerintah Provinsi, diantaranya yang sangat
krusial adalah terkait dengan peralihan
kewenangan dan pemetaan urusan pemerintahan
konkuren.
Pada Tanggal 16 Januari 2015 yang lau, Menteri
Dalam Negeri telah mengeluarkan Surat Edaran
Nomor 120/253/SJ Tentang Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan Setelah Ditetapkan Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah, yang ditujukan sebagai
petunjuk pelaksanaan bagi pemerintah daerah atas
adanya beberapa urusan pemerintahan konkuren
yang beralih kewenangannya antara Pemerintah
Kabupaten/ Kota, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Pusat.
Dengan adanya peralihan kewenangan
penyelenggaraan urusan konkuren tersebut,
pemerintah daerah diminta terlebih dahulu
melakukan inventarisasi terhadap personil,
pendanaan, sarana prasarana dan dokumen (P3D),
7
untuk selanjutnya dilakukan serah terima personil,
aset dan dokumen antara Pemerintah Kabupaten/
Kota, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Pusat.
Konsekuensi dari hal ini, akan ada penambahan
jumlah pegawai dan aset yang diiringi dengan
penambahan porsi anggaran Belanja Pegawai dan
Belanja Pemeliharaan pada APBD pemerintah
daerah yang menerima kewenangan.
Perlu menjadi perhatian bagi pemerintah
daerah dalam melakukan inventarisasi P3D yang
akan diserahterimakan, bahwa saat ini masih
banyak aset yang terkait dengan pelaksanaan
kegiatan dekonsentrasi dan tugas pembantuan
serta pemekaran daerah yang belum
diserahterimakan atau belum clear pencatatannya
sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Oleh karena itu, inventarisasi P3D merupakan
kesempatan bagi pemerintah daerah dalam
8
melakukan pembenahan administrasi dan
penatausahaan barang milik daerah.
Terkait dengan perizinan bidang pertambangan
yang telah beralih sebagian besar kewenangannya
kepada Pemerintah Provinsi, maka sesuai dengan
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri serta hasil
konsultasi kami dengan Kementerian Dalam Negeri,
kewenangan tersebut telah langsung beralih sejak
berlakunya UU Nomor 23 Tahun 2014, dengan
artian bahwa proses perizinannya telah harus
ditandatangani oleh Gubernur atau pejabat yang
ditunjuk.
Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah
Provinsi akan segera melakukan rencana aksi
dengan membentuk tim kerja yang telah ditetapkan
melalui Keputusan Gubernur Sumatera Barat
Nomor 120-267-2015 Tanggal 30 Maret 2015,
dalam rangka melakukan identifikasi peralihan
urusan pemerintahan dan inventarisasi P3D.
9
Tim tersebut terdiri dari Pokja I menangani
identifikasi Urusan Pemerintahan Konkuren, Pokja II
menangani inventarisasi Pembiayaan, dan Pokja III
menangani inventarisasi Personil dan Aset. Untuk
kelancaran proses inventarisasi P3D berikut serah
terimanya, kami minta agar seluruh Bupati/
Walikota juga segera membentuk tim serupa pada
tingkat kabupaten/ kota dengan berkoordinasi
dengan tim yang telah kami bentuk pada tingkat
provinsi.
Kami juga berharap agar pada kesempatan
rapat koordinasi ini, Kementerian Dalam Negeri
melalui Direktur UPD I selaku pembina
penyelenggaraan pemerintahan daerah, dapat
menjelaskan secara teknis mengenai peralihan
kewenangan penyelenggaraan urusan
pemerintahan konkuren, khususnya terkait dengan
tata cara inventarisasi P3D beserta formatnya yang
dapat dipedomani oleh pemerintah daerah.
10
Disamping itu, kami juga mengharapkan agar
Kementerian Dalam Negeri dapat memberikan
panduan kepada Pemerintah Daerah terkait dengan
pemetaan urusan pemerintahan daerah, yang
nantinya menjadi dasar bagi daerah dalam
pengalokasian anggaran dan pembentukan struktur
organisasi pemerintah daerah.
Hadirin para undangan yang kami hormati.
Menindaklanjuti Kesepakatan Bersama antara
Menteri Perhubungan RI dengan Gubernur
Sumatera Utara, Gubernur Sumatera Barat,
Gubernur Riau dan Gubernur Jambi mengenai
pembangunan dan pengembangan Jaringan Kereta
Api Sumatera (Trans Sumatera Railways), perlu kita
koordinasikan mengenai pembangunan transportasi
perkeretaapian di Provinsi Sumatera Barat.
Guna meningkatkan peran kereta api dalam
konstelasi sistem transportasi Sumatera Barat,
dibutuhkan rencana pengembangan yang
11
terencana dan komprehensif dengan melibatkan
seluruh pemerintah daerah untuk mengoptimalkan
keberadaan jaringan kereta api sehingga dapat
memberikan dampak positif bagi ekonomi
masyarakat, serta memperkuat posisi Sumatera
Barat dalam Jaringan Kereta Api Sumatera dan
konstelasi ekonomi Indonesia dalam MP3EI.
Pembangunan dan pengembangan jaringan
jalur kereta api Pulau Sumatera di wilayah
Sumatera Barat dilakukan dalam bentuk revitalisasi
dan reaktifasi jaringan yang telah ada, serta
pembangunan jalur kereta api baru.
Kondisi perkeretaapian di Provinsi Sumatera
Barat saat ini memiliki panjang jalan kereta api ±
280 KM, namun sepanjang 30 % lebih merupakan
jalur kereta api non operasi (tidak aktif). Jalur yang
tidak beroperasi tersebut memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai jalur angkutan penumpang
dan barang, seperti angkutan tambang dan hasil
perkebunan, sehingga dapat mengurangi beban
12
lalu lintas jalan yang sangat tinggi di beberapa
daerah, khususnya jalur Padang-Bukittinggi.
Disamping itu, jalur kereta api yang beroperasi
sebagian besar memerlukan perbaikan dan
peningkatan kapasitas dengan penggantian rel dan
bantalan, perbaikan jembatan, stasiun dan
persinyalan. Permasalahan lain yang perlu menjadi
perhatian kita bersama adalah terkait dengan
penataan perlintasan jalur kereta api dengan jalan
raya untuk menghindari resiko kecelakaan,
banyaknya bangunan liar yang berada di sepanjang
jalur kereta api, serta dukungan biaya operasional
kereta api.
Pada tahun 2015 ini telah dimulai kegiatan
revitalisasi dan reaktifasi jaringan jalur kereta api
yang berada pada jalur Lubuk Alung-Padang
Panjang, Padang Panjang-Batu Taba (Singkarak),
Pariaman-Naras, serta revitalisasi jalur Muaro
Kalaban-Muaro.
13
Disamping itu, juga telah direncanakan
pembangunan kereta api Sumatera Barat yang
terdiri dari : Pembangunan kereta api Bandara,
Pengembangan angkutan komuter Kota Padang,
Kota Pariaman, dan Kabupaten Padang Pariaman,
serta perlunya dukungan program pengembangan
pariwisata Sumatera Barat khususnya pada daerah
yang dilalui jalur kereta api.
Kami mengharapkan dukungan dari seluruh
Bupati/ Walikota pada wilayah yang dilalui jaringan
jalur kereta api atas program pembangunan jalur
kereta api tersebut.
Hadirin para undangan yang kami hormati.
Disamping mengenai penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah dan embangunan
transportasi perkeretaapian di Provinsi Sumatera
Barat, terdapat beberapa hal lain yang perlu kami
sampaikan dan koordinasikan dengan seluruh
14
Bupati/ Walikota serta instansi terkait lainnya,
yaitu :
1. Hibah barang milik daerah Provinsi
Sumatera Barat kepada kabupaten/ kota
Sebagai bentuk komitmen dalam mendukung
pembangunan di daerah, pada tahun 2014 yang
lalu Pemerintah Provinsi Sumatera Barat telah
menghibahkan tanah dan bangunan serta selain
tanah dan bangunan kepada 10 Pemerintah
Kabupaten/ Kota dengan nilai Rp
31.995.541.341,15.
Pada Tahun 2015 ini, sesuai dengan klarifikasi
bersama SKPD pengguna, akan dihibahkan kembali
aset Pemerintah Provinsi Sumatera Barat kepada
Pemerintah Kabupaten/ Kota dengan total nilai aset
sebesar Rp. 256.429.720.772,25.
Pada kesempatan rapat koordinasi ini, akan
dilakukan penandatanganan berita acara serah
terima hibah barang milik daerah Provinsi Sumatera
15
Barat kepada 7 kabupaten/ kota yang telah
menyelesaikan administrasinya, terdiri dari :
Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok Selatan,
Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Pesisir
Selatan dan Kota Sawahlunto, Kota Padang dan
Kota Bukittinggi, dengan total nilai sebesar Rp.
71.399.578.247,87.
Perlu kami sampaikan bahwa kebijakan hibah
ini pada prinsipnya bukanlah memindahkan
permasalahan aset yang ada di Pemerintah Provinsi
kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota, namun
merupakan bentuk tertib administrasi pengelolaan
barang milik daerah serta sinergitas program
Pemerintah Provinsi dengan Pemerintah Kabupaten/
Kota se Sumatera Barat.
Disamping itu, hibah barang milik daerah ini
juga sebagai pelaksanaan dari rekomendasi BPK RI
yang menyatakan aset Pemerintah Provinsi
Sumatera Barat yang ada di kabupaten/ kota yang
tidak digunakan lagi dalam menunjang tupoksi
16
SKPD Provinsi, agar pencatatannya diserahkan
kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota terkait sesuai
ketentuan yang berlaku agar dapat dimanfaatkan
dan dipelihara serta dikembangkan sesuai dengan
organisasi pelayanan pada kabupaten/ kota
dimaksud.
Oleh karena itu, kami mengharapkan dukungan
Pemerintah Kabuaten/ Kota agar dapat menerima
hibah terhadap objek aset yang telah
diselenggarakan untuk pembangunan dan
pengembangan nagari/ desa berupa rehab sekolah,
jalan lingkungan, dan DED untuk PDAM melalui
beberapa sumber pendanaan, tapi belum
diserahkan secara administrasi kepada pengguna
dan saat ini masih tercatat sebagai aset Pemerintah
Provinsi namun secara fisik telah dimanfaatkan oleh
Pemerintah Kabupaten/ Kota dan nagari/ desa.
Kami juga mengharapkan agar program
kegiatan Pemerintah Provinsi yang ada di daerah
yang telah memanfaatkan aset Pemerintah
17
Kabupaten/ Kota berupa tanah dan bangunan juga
dapat dihibahkan kepada Pemerintah Provinsi
sehingga tertib administrasi pemerintah daerah
dapat diwujudkan.
2. Alokasi Dana Nagari/ Desa dalam APBD
Kabupaten/ Kota
Sesuai dengan Pasal 72 ayat (4) Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa,
diamanatkan agar Pemerintah Kabupaten/ Kota
mengalokasikan dana bagi nagari/ desa paling
sedikit 10 % dari dana perimbangan yang diterima
dalam APBD setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus
(DAK).
Berdasarkan evaluasi terhadap kebijakan
pengalokasian dana bagi nagari/ desa yang ada di
kabupaten/ kota, baru Kabupaten Kepulauan
Mentawai yang telah mengalokasikan dana desa
sesuai dengan ketentuan UU Nomor 6 tahun 2014
dimaksud.
18
Oleh karena itu, kami minta kepada Pemerintah
Kabupaten/ Kota lainnya agar memenuhi ketentuan
pengalokasian dana untuk nagari/ desa masing-
masing, karena sesuai dengan Pasal 72 ayat (6) UU
Nomor 6 Tahun 2014 disebutkan bahwa bagi
kabupaten/ kota yang tidak memberikan alokasi
dana desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
Pemerintah dapat melakukan penundaan dan/ atau
pemotongan sebesar alokasi dana perimbangan
setelah dikurangi DAK yang seharusnya disalurkan
ke desa.
Hadirin para undangan rapat koordinasi yang kami
hormati,
Demikianlah beberapa hal yang dapat kami
sampaikan pada kesempatan ini. Semoga melalui
rapat koordinasi ini, kita dapat menghasilkan
rumusan-rumusan kebijakan yang menjadi solusi
dan langkah strategis bagi peningkatan kualitas
19
penyelenggaraan pemerintahan daerah serta
kelancaran program pembangunan di Provinsi
Sumatera Barat.
Dengan mengucapkan
“Bismillahirrahmanirrahiim”, Rapat Koordinasi
Gubernur dengan Bupati/ Walikota se Sumatera
Barat pada hari ini, Senin 13 April 2015 kami
nyatakan dibuka secara resmi. Semoga Allah Tuhan
Yang Maha Pemberi Petunjuk meridhoi pelaksanaan
kegiatan ini.
Terima kasih.
Billahitaufik walhidayah, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabara-katuh.rr
GUBERNUR SUMATERA BARAT
ttd
IRWAN PRAYITNO
20
top related