saling ketergantungan antar komponen

Post on 04-Jul-2015

1.117 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

8

Disusun Oleh :

Kelompok 2

Presentasi

IPA

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Filmstrip

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

8

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

7

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

6

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

5

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

4

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

3

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

PICTURE

START

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Tertawalah sejenak

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Saling Ketergantungan

antar KomponenDi dalam ekosistem terjadi saling

ketergantungan antar komponen, sehingga

apabila salah satu komponen mengalami

gangguan maka mempengaruhi komponen

lainnya. Ekosistem dikatakan seimbang

apabila jumlah antara produsen, konsumen I

dan konsumen II seimbang

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Keseimbangan ekosistem dapat

terjadi bila ada hubangan timbal balik

di antara komponen–komponen

ekositem. Perhatikan grafik

perbandingan jumlah produsen,

herbivora dan karnivora!

Semula produsen, herbivora dan

karnivora berada pada tempat

tertentu. Tumbuhan sebagai produsen

yang jumlahnya paling banyak.

Apabila ada hal-hal yang mengubah

lingkungan maka organisme tersebut

tidak akan mengalami perubahan,

tetapi jika jumlah organisme tidak

terkendalikan akan membahayakan

organisme lainnya.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

DAMPAK OVER

EKSPLOITASI

EKOSISTEM

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

1. Fragmantasi dan Degradasi Habitat

Meningkatkan populasi penduduk dunia menyebabkan semakin banyak lahan

yang dibutuhkan untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti yang dibutuhkan

untuk mendukung kesejahteraan manusia, seperti lahan untuk pertanian, tempat tinggal,

industri dan sebagainya.

Fragmentasi habitat misalnya terjadi pada kawasan yang ditebang atau

dirambah, sehingga menyisakan kawasan hutan kecil. Hutan yang ditebang atau

dirambah memberikan dampak antara lain perubahan pada struktur komunitas hutan dan

kematian pohon yang berada di pinggiran hutan akibat tingginya paparan angin dan

cahaya matahari.

Fragmentasi dan degradasi habitat menyebabkan munculnya masalah lain

seperti kematian organism karena hilangnya sumber makanan dan tempat tinggal dan

menurunnya keanekaragaman sumber makanan dan tempat tinggal dan menurunnya

keanekaragaman spesies pada habitat tersebut.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

2. Tergantungnya Aliran Energi di Dalam

Ekosistem

Ekosistem alami yang dirusak dan diubah menjadi ekosistem

buatan dapat menyebabkan terjadinya perubahan aliran energy dalam

ekosistem tersebut. Contohnya, ketika proses penebangan atau

pembakaran hutan selesai, maka kawasan hutan kemudian ditanami

dengan satu jenis tumbuhan (sistem monokultur). Hal tersebut

menyebabkan aliran energy yang semula bersifat komleks, yaitu antara

berbagai jenis produsen (pohon-pohon besar dan kecil), konsumen

(berbagai macam hewan), detritivora (jamur, bakteri, dan sebagainya),

menjadi aliran energy yang lebih sederhana, yaitu satu jenis produsen

(contohnya padi), beberapa konsumen, dan detrivor.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

3. Resistensi Beberapa Spesies Merugikan

Penggunaan pestisida dan abiotik secara berlebihan untuk

membunuh populasi organisme yang merugikan (hama atau pathogen)

dapat menyebabkan munculnya populasi organisme yang kebal

terhadap pestisida dan antibiotik tersebut. Hama yang tidak atau

kurang sensitif (kebal) terhadap pestisida jenis tertentu dapat bertahan

dari penggunaan pestisida tersebut.

Demikian juga adanya jika antibiotik digunakan secara

berlebihan, yaitu dalam dosis yang terlalu tinggi atau frekuensi yang

terlalu sering. Populasi spesies patogen yang dapat bertahan dari dosis

antibiotik tersebut akan berkembang biak menghasilkan populasi

spesies patogen yang kebal.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

4. Hilangnya Spesies Penting di Dalam

Ekosistem

Setiap organisme memiliki peran penting di

dalam suatu ekosistem. Contohnya, di dalam

ekosistem sawah, hilangnya keberadaan predator

seperti burung, ular, dan sabagainya dapat

meningkatkan populasi organism lain, misalnya tikus

makan padi akan menurun dan hasil panen akan

berkurang.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

5. Introduksi Spesies Asing

Introduksi atau masuknya spesies dari suatu

ekosistem ke dalam ekosistem lainnya biasanya

bertujuan untuk meningkatkan tingka kesejahteraan

manusia. Namun, introduksi spesies asing juga dapat

merugikan, karena terkadang didalam ekosistem yang

baru, spesies tersebut tidak memiliki predator alami.

Serangga Neochetine eichhorniae yang merupakan

predator tanaman eceng gondok dan dapat

mengendalikan populasi enceng gondok di perairan tidak

hidup di Indonesia.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

6. Berkurangnya Sumber Daya Alam

Terbaharui

Kayu, tanduk, gading, dan sebagainya

merupakan sumber daya alam yang dapat

diperbaharui. Walaupun memiliki sifat dapat

diperbaharui, penggunaan dan eksploitasi secara

berlebihan dapat menurunkan jumlah dan

kualitas baik semakin berkurang. Hal tersebut

menyebabkan kualitas kayu dan tingkat

regenerasi semakin menurun.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

7. Tergantungnya Daur Materi di Dalam

Ekosistem

Seiring dengan meningkatnya

jumlah penduduk, tingkat aktivitas manusia

juga akan ikut meningkat. Meningkatnya

aktivitas manusia didunia berpengaruh

terhadap daur biogeokimia. Sebagai

contoh, daur karbon yang terganggu akibat

semakin banyaknya penggunaan bahan

bakar.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Dibandingkan dengan komponen biotik

lainnya, manusia merupakan jenis

organisme yang memiliki pengaruh

yang kuat di bumi ini. Kemampuan

manusia untuk beradaptasi dengan

lingkungan dan mengubah lingkungan

sesuai dengan yang diinginkannya,

menyebabkan populasi manusia

meningkat dengan cepat.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Over Eksploitasi Ekosistem

Over eksploitasi

ekosistem

menghasilkan

pencemaran.

Pencemaran

disebabkan oleh limbah.

Dampak yang

ditimbulkan antara lain :

a. Bahaya erosi, banjir,

dan penyusutan keragaman

hayati

b. Pencemaran

lingkungan

c. Penyusutan sumber

daya

d. Pemanasan global

e. Lubang ozon

f. Hujan asam

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Pencemaran lingkungan dapat diukur oleh

parameter ualitas limbah yang digunakan untuk

mengetahui tingkat pencemaran yang sudah

terjadi di lingkungan. Yaitu :

1. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

2. COD (Chemical Oxygen Demand)

3. DO (Dissolved Oxygen)

4. pH

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

BOD (Biochemical Oxygen Demand):

Ukuran kandungan oksigen terlarut yang

dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam air untuk

menguraikan bahan organic dalam air. BOD

ditentukan dengan mengukur jumlah oksigen yang

terserap oleh limbah cair akibat adanya

mikroorganisme selama kurun waktu dan temperature

tertentu. (biasanya 5 hari dan dalam 20 ̊ C). Nilai BOD

diperoleh dari selisih oksigen terlarut awal dengan

oksigen terlarut akhir.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

COD (Chemical Oxygen Demand)

Jumlah oksigen yang diperlukan

agar buangan yang ada dalam air

dapat teroksidasi melalui reaksi kimia.

Indicator ini umumnya berguna pada

limbah industri.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

DO (Dissolved Oxygen)

Kadar oksigen yang terlarut dalam air.

Penurunan DO dapat diakibatkan oleh

pencemaran air yang mengandung bahan

organic sehingga menyababkan organisme

air terganggu. DO penting dalam

pengoperasian system saluran pembuangan

maupun pengolahan limbah.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

pH

Ukuran keasaman dan kebasaan

limbah. Air yang tercemar memiliki pH

antara 6,5- 7,5. di bawah itu, air bersifat

asam. Jika di atas itu, air bersifat basa.

Perubahan pH air tergantung pada polutan

air tersebut.

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Selesai

frz

>> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >>

Mari Gosok Gigi!

top related