refleksi kasus 1
Post on 17-Jan-2016
11 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 43 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Pasangkayu
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Tanggal Pemeriksaan : 15 Januari 2014
II. Deskripsi Kasus
Pasien laki-laki berusia 43 tahun datang ke Poli Jiwa RSUD Undata
Tondo dengan keluhan cemas dan panik secara tiba-tiba yang penyebabnya
tidak diketahui. Perasaan cemas dan panik awalnya dirasakan sejak 3 tahun
yang lalu ketika melihat temannya meninggal di lapangan bulutangkis.
Sejak saat itu pasien tidak pernah lagi bermain bulutangkis karena takut
nasibnya akan sama seperti nasib temannya yang meninggal dilapangan.
Ketika serangan datang pasien merasa cemas, panik, takut, keringat dingin,
jantung berdebar dan leher mulai tegang. Biasanya serangan berlangsung
paling lama 1 jam jika tidak mengkonsumsi obat.
Seusai diwawancara, pasien dilakukan pemeriksaan internikus. Pada
saat pemeriksaan tekanan darah, pasien mulai merasa cemas dan jantung
berdebar. Setelah diperiksa tekanan darah pasien 160/80 mmHg setelah
beberapa menit pasien mulai merasa serangannya datang dan segera minum
obat.
III. Emosi yang Terlibat
Kasus ini menarik untuk dibahas karena ketika pasien akan dilakukan
pemeriksaan internikus, dengan tiba-tiba pasien merasakan adanya gejala
1
serangan yang didahului dengan jantung berdebar-debar. Setelah dilakukan
pemeriksaan pasien pun merasakan serangannya datang dengan gejala
cemas, jantung berdebar, lemas dan dengan seketika pasien langsung
meminum obatnya. Padahal sebelum diperiksa pasien tidak menunjukkan
sikap seperti saat serangan.
IV. Evaluasi
Pengalaman Baik
Pengalaman baik yang didapatkan pasien sangat kooperatif dan
sangat komunikatif saat diwawancarai. Tidak ada penolakan untuk
dilakukan wawancara kepada pasien. Pasien sangat terbuka dan bersikap
jujur dalam memberikan informasi mengenai keluhan dan riwayat
pribadinya. Selain itu pengalaman yang didapatkan setelah wawancara
adalah dapat melihat kondisi pasien ketika tidak serangan dan tiba-tiba
serangan.
Pengalaman Buruk
Tidak ada pengalaman buruk yang dialami selama wawancara.
V. Analisis
Pasien ini dapat didiagnosis sebagai gangguan panik (F 41.0).
Berdasarkan manifestasi klinis seperti:
- Gangguan panik baru ditegakkan sebagai diagnosis utama bila tidak
ditemukan adanya gangguan anxietas fobik (F 40,-)
- Untuk diagnosis pasti, harus ditemukan adanya beberapa kali serangan
anxietas berat (severe attacks of autonomic anxiety) dalam masa kira-
kira 1 bulan:
a) Pada keadaan-keadaan di mana sebenarnya secara objektif
tidak ada bahaya
b) Tidak terbatas pada situasi yang telah diketahui atau yang
dapat diduga sebelumnya (unpredictable situations)
2
c) Dengan keadaan yang relative bebas dari gejala-gejala anxietas
pada periode di antara serangan-serangan panik (meskipun
demikian, umumnya dapat terjadi juga anxietas antisipatorik
yaitu anxietas yang terjadi setelah membayangkan sesuatu
yang mengkhawatirkan akan terjadi).
Pasien ini menunjukkan manifestasi klinis sebagai berikut:
- Cemas dan panik
- Selalu negative thinking terhadap berita apapun itu
- Cemas ketika menonton tv dengan siaran olahraga
- Takut berolahraga
- Lebih banyak tinggal di rumah baca buku, buka internet mengenai
penyakitnya
VI. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
Manajemen gangguan panik dapat diberikan SSRI (Serotonin
selective reuptake inhibitors) terdiri atas beberapa macam, dapat dipilih
salah satu dari sertalin, fluoksetin, fluvoksamin, escitalopram, dll. Obat
diberikan dalam 3-6 bulan atau lebih, tergantung kondisi indivisu, agar
kadarnya stabil dalam darah sehiingga dapat mencegah kekambuhan. Dapat
pula diberikan alprazolam yang awitan kerjanya cepat, dikonsumsi
biasanya antara 4-6 minggu, setelah itu secara perlahan-lahan diturunkan
dosisnya sampai akhirnya dihentikan. Jadi setelah itu dan seterusnya
pasien hanya minum golongan SSRI.
b. Psikoterapi
1. Terapi Relaksasi
Diberikan pada hampir semua individu yang mengalami gangguan
panik, kecuali pasien menolak. Terapi ini bermanfaat meredakan secara
3
relative cepat serangan panik dan menenangkan individu, namun itu
dapat dicapai bagi yang telah terlatih setiap hari. Prinsipnya adalah
melatih pernafasan (menarik nafas dalam dan lambat lalu
mengeluarkannya dengan lambat pula), mengendurkan seluruh otot
tubuh yang mensugesti pikiran kea rah konstruktif atau yang diinginkan
akan dicapai. Dalam proses relaksasi biasanya berlangsung 20-30 menit
atau lebih lama lagi, setelah itu pasien diminta untuk melakukannya
sendiri dirumah setiap hari sehingga bila serangan panik muncul
kembali, tubuh sudah siap untuk relaksasi
2. Terapi kognitif perilaku
Pasien diajak untuk bersama-sama melakukan restrukturisasi
kognitif yaitu membentuk kembali pola perilaku dan pikiran irasional
dan menggantinya dengan pikiran yang rasional. Terapi biasanya
berlangsung selama 30-45 menit. Pasien kemudian diberi pekerjaan
rumah yang harus dibuat setiap hari, seperti membuat daftar
pengalaman harian dalam menyikapi peristiwa yang dialami pasien
kemudian ketika kunjungan konsultasi selanjutnya, dokter membahas
pekerjaan rumah psien tersebut. Terapi ini memerlukan 10-15 kali
pertemuan tergantung pada kondisi individu yang mengalaminya.
3. Psikodinamik
Pasien diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya,
bukan sekedar menghilangkan gejalanya semata. Pada psikoterapi ini,
biasanya pasien lebih banyak berbicara, sedangkan dokter lebih banyak
mendengar, kecuali pada pasien yang benar-benar pendiam, maka
dokter yang harus lebih aktif. Terapi ini memerlukan waktu panjang,
dapat berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini tentu
memerlukan kerjasama yang baik antara pasien dengan dokter serta
kesabaran dari keduanya.
4
VII. Prognosis
Walaupun gangguan panik merupakan penyakit kronis, namun
penderita dengan fungsi premorbid yang baik serta durasi serangan yang
singkat bertendensi untuk prognosis yang lebih baik.
VIII. Kesimpulan
Pada pasien ini sebaiknya selain mengkonsumsi obat, lebih melatih
diri untuk melawan rasa cemas dan panik yang dirasakannya. Dianjurkan
untuk terapi relaksasi untuk meredakan rasa cemas dan panik ketika
serangan.
5
top related