realitas sosial dan nilai-nilai pendidikan islam (studi...
Post on 29-Jul-2020
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam
(Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Slamet Setiawan
NIM 111 11 063
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
iii
Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam
(Studi Analisis Deskriptif Pada Film Peekay)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Slamet Setiawan
NIM 111 11 063
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2015
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Hidup ini adalah Film Terbaik, Kita adalah Sutradara
sekaligus Pemeran Utama, Bukan sekedar Piguran!!!”
~Rocket Rockers~
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkankan untuk:
1. Bapakku, Suratin, dan ibuku Alm. Jumiyatun, yang telah melahirkan dan
senatiasa membimbingku untuk menjadi lebih baik.
2. Adik-adikku yang selalu memberi semangat dan inspirasi.
3. Kepada semua guru-guruku dari TK sampai Perguruan Tinggi.
4. Kekasihku, Rif‟ah Munawaroh, semoga Allah memudahkan jalan kita
untuk bersatu.
5. Sahabat-sahabatku di Desa Tingkit Tengah Salatiga, terutama Fadli,
Lukman, dan Rizki.
Maaf, hanya terima kasih yang dapat aku lantunkan, semoga amal baik
kalian semua Dibalas oleh Allah SWT, amin.
ix
x
ABSTRAK
Setiawan, Slamet.2015. Realitas Sosial dan Nilai-Nilai Pendidikan Islam (Studi
Analisis Deskriptif Pada Film Peekay). Skripsi. Jurusan Pendidikan
Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu keguruan. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Imam Mas Arum, M.Pd
Kata Kunci: Realitas Sosial, Nilai-Nilai, Pendidikan Islam, dan Film Peekay.
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengembangkan wawasan nilai-
nilai keislaman yang terdapat dalam sebuah karya sastra yang berbentuk Film.
Yang mana Realitas Sosial dan nilai-nilai Islam yang terdapat dalam Film yang
berjudul Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani. Pertanyaan utama yang ingin
dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana Karakteristik tokoh-tokoh
Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (2) Apa sajakah Realitas Sosial
yang terjadi pada Film Peekay karya Sutradara Rajkumar Hirani?, (3) Apa sajakah
Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay?.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu dokumentasi. Selanjutnya penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif yaitu penulis berusaha menggambarkan secara faktual
dan cermat tentang data yang ada pada film Peekay.
Hasil temuan penelitian dari film Peekay ini menunjukkan bahwa: (1)
Karakteristik tokoh dalam film Peekay yaitu Peekay yang berkarakter pantang
menyerah, penuh semangat, kerja keras, dan sabar, Jaggu memiliki karakter
energik, periang, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap ilmu
pengetahuan, serta Sarfaraz Yusuf yang berkarakter lemah lembut. (2) Realitas
sosial yang digambarkan dalam film Peekay antara lain menunjukkan adanya
hubungan yang kurang harmonis antara umat Hindu dan umat Islam di India; (3)
Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada film Peekay antara lain, yaitu
istiqamah, jujur, tolong menolong, dan ikhlas. Mengacu dari beberapa temuan
tersebut, maka penelitian ini diharapkan mampu mengarahkan penikmat karya
sastra terutama film untuk dapat mengambil pelajaran dari sebuah karya sastra
contohnya pada film Peekay. Lebih lanjut dari penelitian ini diharapkan, untuk
kedepannya bisa dijadikan inovasi pemanfaatan media pengajaran ataupun
dakwah yang baru bagi pendidik dalam sebuah pembelajaran, seperti
pembelajaran Agama Islam di tingkat formal maupun non formal.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL……………………………………………………………..........…........i
LEMBAR BERLOGO………………………………………………….................ii
JUDUL………………………………………………………………....................iii
NOTA PEMBIMBING……………………………….......................................... iv
PENGESAHAN……………………………………...............................................v
PERNYATAAN KEASLIAN …………..…….................................................... .vi
MOTTO …………………………………………................................................vii
PERSEMBAHAN……………………………………………………………….viii
KATA PENGANTAR………………………………………................................ix
ABSTRAK…………………………………………….......................................... x
DAFTAR ISI………………………………………...............................................xi
BAB I ……………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN………………………………………………………………. .1
A. Latar Belakang Masalah…………………………..………………………1
B. Fokus Penelitian………………………………………………………......7
C. Tujuan Penelitian……………………………………………………….....7
D. Manfaat Penelitian………………………………………………….……..7
E. Metode Penelitian………………………………………………………....8
1. Jenis Penelitian…………………………………………………..........8
2. Metode Pengumpulan Data……………………………...……………9
3. Teknik Analisis Data……………………………..…………………...9
F. Penegasan Istilah………………………………………………………...10
G. Sistematika Penulisan Skripsi…………………………………………....11
BAB II……………………………………………………………………...……13
KAJIAN PUSTAKA……………………………………………………….…. ..13
A. Pengertian Realitas Sosial……………………………………...………. 13
B. Pengertian Nilai………………………………………..…………....….. 14
xii
C. Pengertian Pendidikan Islam……………………………….…..………. 16
D. Nilai-nilai Pendidikan Islam……………………………….………...…. 19
E. Film………………..………………………..…………………………... 35
1. Pengertian Film………………..…………………………………......35
2. Fungsi Film………………………………………………………......35
3. Unsur Film…………………………..………………….…………....36
4. Kriteria Film Bermutu…….…………………...……………….……40
5. Jenis-Jenis Film…………………………..…………………….…….43
BAB III……………………………………………………………………..…....43
Gambaran Umum Film
Peekay……………………………………………..….........................................43
A. Riwayat Hidup Sutradara………………………..…………………..…..43
B. Riwayat Pendidikan Sutradara………………………………………......44
C. Hasil Karya Sutradara…………………………………………….……..44
D. Tentang Film
Peekay……………………………………………….…………..…........45
1. Tema/Genre………………………………………………………….45
2. Plot/Alur Film…………………………..……………………….…..46
3. Latar/Setting………………………………………………………....47
4. Penokohan………………………………………………………...…47
5. Sinopsis…………………….………………………………………..52
6. Amanat……………………………………………..………………..55
BAB IV………………………………………………………………………….56
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
DATA……………………………………………………………………………57
A. Realitas Sosial dalam Film Peekay……………………………….….….58
B. Nilai-Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Peekay……………………....65
C. Nilai-Nilai Ibadah Dalam Film Peekay………………………………….92
BAB V…………………………………………………………………..……….95
PENUTUP…………………………………………..………………………….. 95
A. KESIMPULAN………………………………………………………… 95
B. SARAN……………………………………………..………………….. 98
C. PENUTUP……………………………………………………………… 98
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………... 99
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Seni adalah cermin manusia berekspresi, dengan seni orang bisa
menumpahkan ide maupun gagasannya agar diterima dan dipahami orang lain,
baik itu pandangan seseorang terhadap lingkungan, politik, gaya hidup, dan
juga kritik sosial. Sedangkan menurut pakar seni yang juga mantan dosen
Fakultas seni UI Achdiat Karta Mihardja Seni adalah kegiatan rohani yang
merefleksikan realitas dalam suatu karya. Bentuk dan isinya mempunyai daya
untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rohani penerimanya. Salah
satu bagian dari Seni yaitu Karya Satra yang dapat diwujudkan dalam sebuah
Novel, Fiksi, Puisi, Teater, dan juga Film. Karya sastra merupakan suatu karya
imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi
kreatifitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan
gambaran kehidupan sebagaimana yang diinginkan oleh pengarangnya
sekaligus menunjukkan sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur
estetis dominan. Setiap Individu pasti memiliki jiwa seni dalam dirinya,
tinggal potensi seni itu di asah dan di kembangkan atau tidak. Apabila bakat
seni itu dikembangkan maka kita kan menjadi seniman aktif, tetapi apabila
tidak dikembangkan kita akan menjadi seniman pasif. Jika agama membuat
hidup manusia menjadi terarah, maka seni akan menjadikan hidup manusia
menjadi lebih indah.
xiv
Manusia sebagai makhluk Allah Swt yang paling sempurna seperti ter
maktub dalam Surat At-Tiin 4:
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya .
Selain harus produktif dan dinamis dalam menghasilkan sebuah
karya, tentu juga dituntut untuk mengambil peranan menjadi pedakwah
sekaligus pendidik sebagai representasi dari Khalifatullah Fil Ardh. Dalam
menjalankan misi dakwahnya, tentu manusia memiliki metode-metode
maupun media yang digunakan agar pesan yang hendak disampaikan dapat
diterima dengan baik dan dipahami oleh orang lain.
Rasulullah Saw adalah sebaik-baiknya teladan dan Al-Qur‟an
merupakan sumber dari segala rujukan, termasuk dalam cara untuk
mendidik/berdakwah. Allah Swt berfirman dalam Surat An-Nahl ayat 125:
125. serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah[845]
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.
[845] Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat
membedakan antara yang hak dengan yang bathil.
xv
Dalam ayat di atas sudah sangat jelas bahwa salah satu metode untuk
berdakwah adalah dengan menyampaikan hikmah dan memberi pelajaran
yang baik, seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan di bidang
teknologi, cara menyampaikan hikmah dan ibrah bisa melalui film. Dahulu,
masyarakat menganggap film hanya sebagai hiburan yang terkadang
menonjolkan sisi erotisme, akan tetapi sekarang film bisa digunakan sebagai
alat komunikasi massa atau media untuk mengirimkan pesan edukatif dan
inspiratif bagi penontonya.
Saat ini sudah banyak merebak film-film dengan berbagai genre yang
bukan hanya kualitas alur ceritanya bagus, tetapi juga sarat akan pesan moral
didalamnya. Baik itu film produksi Indonesia seperti Laskar Pelangi, Ayat-
ayat Cinta, GIE, dan lain sebagainya. Ada juga juga fim dari India yakni 3
idiot, Taare Zaamen Paar, dan juga Peekay.
Film yang terakhir disebut diatas sangat menarik untuk dibahas dan
mendorong penulis untuk menelitinya karena film tersebut memuat pesan
moral, nilai-nilai Islami, konflik RAS dan gejala sosial umat beragama.
Peekay adalah film drama komedi satir India tahun 2014. Film ini disutradarai
oleh Rajkumar Hirani, diproduksi oleh Hirani dan Vidhu Vinod Chopra
Production, dan Skenario film ditulis oleh Hirani dan Abhijat Joshi. Film ini
dibintangi Aamir Khan dan Anushka Sharma, serta Sushant Singh Rajput,
Boman Irani, Saurabh Shukla, Sanjay Dutt dalam mendukung peran. Film ini
bercerita tentang alien yang datang ke bumi pada misi penelitian. Dia
berteman dengan seorang wartawan televisi dan bertanya tentang persoalan
xvi
dogma agama dan takhayul (id.wikipedia.org/wiki/PK_(film)). Dan lebih
sensasional lagi meskipun film ini release tahun 2014, tetapi berhasil
menduduki rating atas dalam situs film Internasional (IMDB). Seperti yang
kita ketahui bahwa rata-rata film yang berada di jajaran papan atas IMDB
adalah film-film yang sudah diproduksi puluhan tahun lalu.
Secara garis besar film ini mengingatkan kita akan kisah Nabi
Ibrahim as tentang bagaimana proses seseorang mencari Tuhan, jika dia
(sutradara) memulainya dari nol, Sutradara film ini yang juga merupakan
sutradara film 3 idiot, mengambil sudut pandang yang unik untuk menjelaskan
proses pencarian Tuhan. Sang sutradara tidak mengambil sampel dari
golongan manusia yang berada di bumi ini, mungkin salah satunya untuk
meredam konflik. Karena film ini sedikit agak menyentil agama tertentu.
Itulah konsekuensinya jika berbicara tentang Tuhan, otomatis berbicara
tentang agama, namun tetap memiliki unsur-unsur Islam di dalamnya.
Perjuangan mencari Tuhan atau kebenaran Haqiqi yang ditunjukkan
pemeran utama dalam film ini juga perlu di apresiasi. Karena melawan
keterbatasan yang ia miliki sebagai pendatang di bumi harus beradaptasi
dengan suasana dan lingkungan yang serba baru, ditambah kondisi sosial
masyarakat india yang cukup majemuk dan faktor demografis India yang sarat
akan aliran-aliran agama, pun berbagai macam sekte yang berasal dari lokal
India sangat menyulitkannya dalam mencari Tuhan.
Isu lain dalam film tersebut ialah tentang kebebasan beragama,
memeluk suatu agama merupakan fitrah dan naluri insani yang tidak bisa
xvii
dipungkiri. Oleh karenanya, agama wajib dipelihara oleh setiap orang baik
akidah, ibadah, maupun muamalah. Sehingga sangatlah tepat ketika
pemeliharaan agama (hifz ad-din) menempati urutan pertama dalam tingkatan
al-maslahah ad-daruriyah (Hidayati, 2008:11). Hal ini sesuai dengan firman
Allah Swt dalam QS Al-Baqarah ayat 256:
256. tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);
Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.
karena itu Barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan
beriman kepada Allah, Maka Sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang Amat kuat yang tidak akan putus. dan Allah
Maha mendengar lagi Maha mengetahui.
[162] Thaghut ialah syaitan dan apa saja yang disembah selain dari
Allah s.w.t.
Berdasar ayat di atas, perspektif Islam sangat tegas menjunjung tinggi
kebebasan beragama dan tidak ada unsur paksaan dalam menjalankannya.
Menurut Baidhawy, Fitrah bertuhan adalah doktrin utama dalam Islam dan
diakui oleh semua Muslim di manapun. Namun satu hal yang urgen dalam
konteks ini ialah bahwa pembicaraan tentang hak-hak asasi memfokuskan diri
pada persoalan eksistensi manusia setelah dilahirkan ke bumi, berkembang
menjadi dewasa dengan akal pikiran yang dipandang cukup untuk menentukan
pilihan atas tindakannya.
xviii
Dengan cara ini keputusan-keputusan yang dibuat dan tindakan-
tindakan yang dipilih merupakan hasil pemikiran dan pertimbangan akal sehat
untuk menentukan jalan hidup, termasuk apakah ia menjadi manusia bertuhan,
atau tidak bertuhan, menganut suatu agama,atau tidak memiliki agama apapun
(Baidhawy, 2011:18).
Meskipun secara garis besar demikian, film ini juga menyoroti sisi
lain dari Negara India yang sebelumnya jarang terekspos oleh media. Seperti
perang saudara Pakistan dan India. Dua negara yang penduduknya satu ras ini,
seperti Indonesia dan Malaysia, dengan hampir semua aspek kehidupannya
sama namun terpisahkan oleh satu hal yaitu Agama. Pakistan dengan Islamnya
yang 'fanatik' dan India dengan Hindunya yang juga sama. Maka tidak jarang
kita mendengar atau menyaksikan pemberitaan tentang konflik Hindu-Islam di
dua negara tetangga itu. Di film ini, konflik itu mencoba diredam dengan
penuturan yang natural. Tidak sama sekali memaksakan atau memenangkan
salah satu pihak.
Berangkat dari latar belakang tersebut diatas, penulis sangat antusias
untuk meneliti lebih jauh tentang film fenomenal ini dalam sebuah skrispsi
yang berjudul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis
Deskriptif Pada Film Peekay).
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasar uraian tentang latar belakang masalah tersebut diatas, maka
penulis menitik beratkan masalah pada:
1. Bagaimana karakteristik tokoh-tokoh pada Film Peekay?
xix
2. Realitas sosial apa saja yang terjadi pada Film Peekay?
3. Apa saja Nilai-Nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film
Peekay?.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari Penelitian ini yakni:
1. Mendeskripsikan karakter tokoh-tokoh dalam film Peekay.
2. Mengatahui realitas sosial apa yang terjadi dalam Film Peekay.
3. Mengetahui nilai-nilai Pendidikan Islam apa saja yang terkandung dalam
Film Peekay.
D. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang bisa dipetik dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Mengembangkan keilmuan yang positif sekaligus sebagai bahan
rujukan bagi jurusan Tarbiyah dalam hal pemanfaatan media Film.
b. Sebagai kontribusi masukan/kritik bagi dunia perfilman agar dapat
menghasilkan karya-karya yang edukatif dan inspiratif bagi
masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Menambah wawasan penulis mengenai Nilai Pendidikan Islam, untuk
selanjutnya di jadikan acuan dalam bersikap dan berperilaku.
b. Menambah wawasan bagi pembaca sehingga dapat memberikan
informasi dan pengetahuan tentang Film.
xx
E. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian deskritpif, yaitu berusaha
untuk melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi
tertentu secara faktual dan cermat (Rahmat, 2004:22). Sumber data bisa
diperoleh dari buku ataupun artikel-artikel terkait, sedangkan menurut
Moeleong (2005:29) deskripsi analisis ini mengenai bibiliografis yaitu
pencarian berupa fakta, hasil dan ide pemikiran seseorang melalui cara
mencari, menganalisis membuat interpretasi serta melakukan generalisasi
terhadap hasil penelitian yang dilakukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif (qualitatife method). Sukmadinata (2008:60) menyampaikan
bahwa metode kualitatif yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,
sikap kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun
kelompok.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun dalam teknik pengumpulam data, penulis menggunakan
metode dokumentasi. Dokumentasi adalah pekerjaan mengumpulkan,
menyusun dan mengelola dokumen-dokumen literatur yang mencatat
semua aktifitas manusia dan yang dianggap berguna untuk dijadikan
bahan keterangan dan penerangan tentang berbagai soal (Basuki,2001:11).
xxi
Sedangkan menurut (Arikunto, 2002:206). Metode dokumentasi yaitu
metode yang digunakan untuk mencari data menghenai hal-hal atau
variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, legger, agenda, dan sebagainya. Dalam hal ini adalah terjemahan
kutipan-kutipan naskah dan dialog-dialog pada film Peekay.
3. Teknik Analisis
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif
yaitu penulis menggambarkan dan menganalisis data primer menjadi hal
hal yang dapat berkaitan dengan tujuan penelitian, baik itu analisis konten
yang tersurat maupun tersirat. Menurut Lofland (1984:11) yang dikutip
oleh Moeloeng, Sumber Data Utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain. berdasarkan pendapat dari Lofland tersebut, maka penulis
membagi sumber data menjadi dua:
a. Primer
Data Primer merupakan data langsung yang berkaitan dengan obyek
penelitian, yaitu Film Peekay.
b. Sekunder
Data Sekunder adalah data yang berhubungan dengan obyek penelitian
secara tidak langsung seperti dokumentasi, majalah, foto-foto artikel,
internet, dsb.
4. Adapun tahapan-tahapan yang peneliti gunakan dalam pengolahan isi
adalah:
xxii
a. Tahapan Deskripsi, yakni tahapan dimana penulis berusaha
menggambarkan secara menyeluruh tentang isi Film Peekay.
b. Tahapan Interpretasi, yakni penulis berusaha menafsirkan atau
menangkap maksud dari Film Peekay.
c. Tahapan Analisis, yakni penulis mencoba menganalisis dan
mencocokkan data atau peristiwa yang tersaji dalam Film Peekay.
d. Tahapan Kesimpulan, yakni penulis berusaha menarik kesimpulan dari
beberapa analisis yang diambil dari Film Peekay.
F. PENEGASAN ISTILAH
Untuk memperjelas dan menghindari adanya kesalahan penafsiran
tentang judul “Realitas Sosial Dan Nilai Pendidikan Islam (Studi Analisis
Deskriptif Pada Film Peekay), maka penulis menganggap perlu adanya
penegasan, penjelasan, dan pembatasan mengenai istilah-istilah dari karya ini
kurang lebih sebagai berikut:
1. Realitas adalah bentuk kenyataan dari suatu pengalaman yang ditemukan
oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi manusia (Kamus
Sosiologi, 1992:346).
2. Sosial adalah hubungan seseorang individu dengan lainnya dari jenis yang
sama (kamus sosiologi, 1992:382).
3. Nilai adalah kadar, mutu, sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
kemanusiaan (Purwadarminta, 1991: 677).
xxiii
4. Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut islam, yaitu suatu
pendidikan yang bersumber dari islam yaitu Al-Qura‟an dan Al-Hadist.
Dalam hal ini, pendidikan islam dapat diwujudkan pemikiran dan teori
pendidikan yang mendasarkan diri atau dibangaun dan dikembangakan
dari sumber-sumber dasar tersebut atau bertolak dari spirit islam
(Muhaimin, 2003: 23).
5. Pendidikan dalam arti bahasa dapat diartikan sebagai perbuatan (hal, cara,
dan sebagainya) mendidik; dan berarti pula pengetahuan tentang
mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan,
batin, dan sebagainya (Poerwadarminta, 1991: 916).
G. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI
Skripsi ini akan ditulis dengan menggunakan sistematika yang terdiri
dari 5 bab, antara lain:
BAB I yakni Pendahuluan. Bab ini akan membahas mengenai latar
belakang masalah, fokus penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II berisi tentang Kajian Pustaka. Bab ini akan menjelaskan tentang
gambaran umum Film, dan beberapa jenis Film. Selanjutnya, pada bab ini
akan menjelaskan tentang realitas sosial, nilai-nilai pendidikan Islam, yang
mencakup: pengertian, landasan, jenis, dan tujuan dari nilai nilai pendidikan
Islam.
xxiv
BAB III menjelasakan tentang Gambaran Film Peekay secara
menyeluruh. Pada bab ini akan menjelaskan tentang gambaran umum film
yang mencakup: tema, penulisan alur cerita, penokohan dan latar dalam Film
Peekay.
BAB IV menjelaskan tentang Analisis Dan Pembahasan. Pada bab ini
penulis akan memberikan analisis tentang nilai nilai pendidikan agama islam
dan kritik sosial yang terdapat dalam Film Peekay.
BAB V adalah Penutup. Pada bab ini berisi tentang kesimpulan, saran,
dan penutup.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN LAMPIRAN.
xxv
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Realitas Sosial
Realitas sosial terdiri dari dua kata yakni Reality dan social. Dalam
Kamus Sosiologi, Realitas atau realita memiliki makna bentuk dari suatu
pengalaman yang ditemukan oleh manusia, sehingga menjadi pedoman bagi
nya (Hartini dan Karta Sapoetra, 1992:346). Berdasar definisi diatas, penulis
menyimpulkan bahwa realitas adalah suatu pengalaman empirik yang dialami
oleh manusia yang mana dengan pengalaman tersebut manusia bisa belajar,
memahami, dan menghayati sekaligus menganalisis data/fakta terjadi,
sehingga bisa dijadikan patokan untuk menjadi lebih baik di masa yang akan
datang.
Sedangkan sosial dapat diartikan suatu referensi pada hubungan
seorang individu dengan yang lainnya dari jenis yang sama (Hartini dan
Kartasapoetra 1992: 382), dan dalam konteks ini adalah Manusia, sebagai
makhluk sempurna (yang dianugerahi akal dan alat indera) yang hidup
ditengah-tengah masyarakat tentunya manusia memiliki suatu pola hubungan
yang sudah tertata dalam norma-norma hidup bermasyarakat maupun norma-
norma agama yang tujuanya membentuk masyarakat madani (civil society).
Secara garis besar Realitas Sosial adalah pengalaman empirik yang
dialami oleh manusia yang hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga
dengan pengalam tersebut manusia bisa mengambil hikmah untuk dirinya
xxvi
sendiri maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil
Society). Apabila dikaitkan dengan kehidupan beragama menurut pandangan
Muhammad Fauzi (2007:77), agama terbentuk sebagai institusi yang
menyusun pola-pola kelakuan, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah.
Perilaku keagamaan sebagai realitas sosial ditandai dengan tiga corak
pengungkapan yang universal: pengungkapan teoritik berwujud sistem
kepercayaan (belief system), pengungkapan praktiknya sebagai sitem
persembahan (belief of workship), serta pengungkapan sosiologiknya sebagai
suatu sistem hubungan masyarakat (system of social relation).
B. Pengertian Nilai
Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi
manusia (KBBI 2005:677). Dalam Ensiklopedia Indonesia menjelaskan bahwa
nilai merupakan kebutuhan dasar manusia. Dalam arti, sebuah rasa yang
menuntut pada pemenuhan dan pemuasan dalam berbagai hal yang menjadi
bernilai bagi manusia. Nilai merupakan sesuatu yang dianggap berharga dan
menjadi yang hendak dicapai (Van Hoeve 1980:2930).
Muhaimin dan Abdul Mujib dalam bukunya (1998:110) menjabarkan
tentang pengertian nilai menurut beberapa ahli yaitu:
1. Menurut Green, memandang nilai sebagai kesadaran secara kolektif
berlangsung dengan didasari emosi terhadap objek, ide dan perseorangan.
2. Woods, mengatakan bahwa nilai merupakan petunjuk-petunjuk yang telah
berlangsung lama yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.
xxvii
3. Sedangkan menurut Young, nilai diartikan sebagai asumsi-asumsi yang
abstrak yang sering didasari hal-hal yang penting.
4. Dalam pengertian lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak dalam diri
manusia atau masarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik dan benar
serta hal-hal yang dianggap buruk dan salah.
Menurut Sidi Gazalba yang dikutip Chabib Thoha (1996:61),
mengartikan nilai sebagai berikut Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak,
ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta tidak hanya perasaan benar dan
salah yang menuntuk pembuktian empirik, melainkan penghayatan yang
dikehendaki dan tidak dikehendaki.
Sedangkan pendapat lain dari Chabib Thoha (1996:60), menjelaskan
bahwasanya nilai merupakan sifat yang melekat pada sesuatu (sistem
kepercayaan) yang telah berhubungan dengan obyek yang memberi arti
(manusia yang meyakini).
Elmubarok (2009:7) menjelaskan dalam bukunya yang berjudul
“membumikan pendidikan nilai mengumpulkan yang terserak menyambung
yang terputus dan menyetukan yang tercerai” bahwa nilai dibagi menjadi
dua yang pertama yaitu nilai-nilai nurani (values of being) dan nilai-nilai
memberi (values of giving).
Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian
berkembang menjadi perilaku diiringi dengan cara kita memperlakukan orang
lain. Yang termasuk nilai-nilai nurani adalah kejujuran, keberanian, cinta
xxviii
damai, kerendahan diri, potensi, disiplin, tahu batas, kemurnian, dan
kesesuaian, nilai-nilai memberi adalah nilai yang perlu dipraktikkan atau
diberikan yang kemudian akan diterima sebanyak apa yang diberikan. Yang
termasuk kedalam kelompok nilai-nilai memberi adalah setia, dapat dipercaya,
ramah, murah hati, dan adil. Menurut beberapa pendapat di atas dapat
diartikan bahwasanya nilai adalah suatu yang bermanfaat bagi siapapun, nilai
bukanlah hal konkret yang dapat dibendakan. Nilai merupakan sebuah acuan
tingkah laku manusia, yang benar dan yang salah, yang seharusnya maupun
yang tidak seharusnya.
C. PENGERTIAN PENDIDIKAN ISLAM
Di tengah derasnya gempuran arus globalisasi dan modernisasi yang
mengakibatkan generasi-generasi kita mengalami “krisis moral”, sebagai
seorang pendidik tentu harus memiliki peran dan tanggung jawab yang lebih
untuk menjaga generasi-generasi kita agar tidak semakin terjerembab ke
dalam lingkungan yang negatif. Salah satu hal yang sangat urgen dan
memiliki pengaruh besar terhadap kondisi yang dihadapi saat ini adalah
masalah pendidikan. Terkait pembahasan tentang hal ini, Soerganda
Poerbakawatja (1981:257) memberikan pandangan bahwasanya pendidikan
adalah suatu perbuatan atau usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, dan ketrampilannya kepada
generasi muda, sebagai usaha menyiapkan agar dapat memenuhi fungsi
hidupnya baik jasmani maupun rohani.
xxix
Adapun definisi pendidikan menurut Muhaimin (2004:21-22)
pendidikan dari perspektif perkembangan manusia adalah Manusia merupakan
makhluk yang termulia di antara makhluk-makhluk yang lain, Allah
menjadikannya dalam sebaik-baik bentuk dan kejadian, baik fisik maupun
psikisnya, serta dilengkapi dengan berbagai alat potensial dan potensi-potensi
dasar (fitrah) yang dapat dikembangkan dan dapat diaktualisasikan seoptimal
mungkin melalui proses pendidikan.
Melengkapi pendapat di atas, penulis mencoba mengambil kesimpulan
bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk
sebuah proses transfer ilmu, dengan indikator keberhasilan adanya perubahan
yang nyata dan positif, baik dari aspek pengetahuan, kepribadian, dan spiritual
pada anak/peserta didik. Serta mengembangkan segala potensi yang
dimilikinya agar tercipta generasi yang unggul dan berakhlak mulia.
Allah SWT berfirman dalam Surat An-Nisa ayat 9:
9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya
meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah
mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
Perkataan yang benar.
Dalam kutipan ayat tersebut telah menjelaskan betapa pentingnya
peran orang tua dalam proses pendidikan anak, orang tua terutama soerang ibu
adalah guru sekaligus pendidikan pertama bagi anak, maka sudah sepatutnya
xxx
orang tua membantu dan bersifat pro-aktif dalam proses pendidikan anak
dengan cara menambah ilmu atau wawasan tentang parenting dan senantiasa
menjaga kebersihan diri dengan cara mendekatkan diri pada Allah SWT demi
tumbuh-kembang serta masa depan yang lebih baik bagi anaknya.
Sedangkan pendidikan Islam secara etimologi berasal dari lafal at-
tarbiyah yang artinya bertambah dan tumbuh. Menurut Supardi (1992:7)
pendidikan Islam ialah pendidikan yang mendasarkan ajaran Islam atau
tuntunan agama Islam dalam usaha pembinaan dan membentuk pribadi
muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, cinta kasih kepada orang tua
semasa hidupnya, juga kepada tanah airnya sebagai karunia yang diberikan
kepada Allah SWT. Hal ini sejalan dengan pendapat Achmadi (1992:20) yang
mendefinisikan pendidikan agama Islam adalah segala usaha untuk
mengembangakan dan memelihara fitrah manusia serta sumber daya insani
yang berada pada subjek didik menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan
kamil) sesuai dengan norma Islam atau dengan istilah lain yaitu terbentuknya
kepribadian muslim.
Berangkat dari dua definisi tentang pendidikan tersebut, inti dari
Pendidikan Islam yaitu usaha untuk mengembangkan potensi dan memelihara
fitrah manusia demi terbentuknya insan kamil yang berdasarkan pada
ajaran/tuntunan Agama Islam. Menurut Abdurrahman Al-Bani yang dikutip
oleh Nahlawi (1996:32) menyimpukan bahwa pendidikan terdiri atas empat
unsur :
1. Menjaga dan memelihara fitrah anak menjelang baligh
xxxi
2. Mengembangkan potensi dan kesiapan yang bermacam-macam.
3. Mengarahkan seluruh fitrah dan potensi ini menuju kepada kebaikan dan
kesempurnaan yang layak baginya.
4. Proses ini dilaksanakan secara bertahap.
Di era sekarang, banyak budaya-budaya barat yang telah merasuki
mindset generasi kita yang termanifestasi dalam gaya kehidupan sehari-hari.
Seolah terbawa arus, para orang tua lebih memilih menitipkan anaknya di
sekolah umum yang cenderung berorientasi pada kehidupan duniawi, maka
dari itu perlu adanya upaya yang konkret untuk mengedukasi orang tua akan
betapa pentingnya Pendidikan Islam, karena segala sesuatu yang ada pada
Pendidikan Islam bersumber pada Allah SWT, yang tidak hanya memberi
pedoman bagi kita untuk kehidupan di dunia saja (duniawi), tetapi juga
menuntun kita agar selamat di kehidupan akhirat (ukhrowi).
D. NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
Adapun yang termasuk dalam Nilai-Nilai Pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:
1. Aqidah Islam
Aqidah Islam adalah bentuk seorang hamba yang percaya penuh
kepada Tuhannya, ditunjukkan dengan kepatuhan untuk senantiasa
melaksanakan perintah serta berkomitmen untuk menjauhi larangan-Nya.
Dengan kata lain, orang beraqidah adalah orang yang beriman. Muhaimin
(2003:148) berpendapat bahwa, iman juga bisa diartikan sebagai sebuah
xxxii
potensi rohani atau fitrah manusia, yang harus diaktualisasikan,
dikembangkan, dan ditingkatkan secara terus menerus dengan cara
melakukan amal saleh, sehingga dapat dicapai prestasi rohani (iman)
dalam bentuk taqwa.
Percaya kepada aqidah adalah bingkai terbesar manusia dalam
mengembangkan makna aqidah itu sendiri dengan makna Islam. Barang
siapa yang mengaku bahwa dirinya seorang yang beriman, maka tentunya
ia harus meyakini pokok-pokok keimanan, yang diantaranya adalah:
beriman kepada Allah swt, beriman kepada Malaikat-malaikat Allah,
beriman kepada Kitab-kitab Allah, beriman kepada Rasul-rasul Allah,
beriman kepada Qadla dan Qodarnya Allah, dan beriman kepada hari
akhirnya Allah. (Labib, 1993:7).
a. Iman Kepada Allah
Iman kepada Allah Adalah suatu usaha yang dilakukan oleh
manusia untuk mempercayai segala hal tentang Allah SWT dan
meyakini semua yang ada di bumi berasal dari Allah yang diikrarkan
dalam kalimat syahadat “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah”.
Kata “aku bersaksi tiada tuhan selain Allah” dalam Islam kita
kenal dengan istilah Tauhid yang secara etimologi berarti pengakuan
keesaan Allah (Ensiklopedia Islam, 1992:933). Secara teologi
pengakuan tersebut mengandung kesempurnaan kepercayaan kepada-
Nya dari dua aspek: pertama, tauhid rububiyyah ialah pengakuan
keesaan Allah sebagai zat yang Maha Pencipta, Pemelihara, dan
xxxiii
memiliki semua sifat kesempurnaan. Kedua, tauhid uluhiyyah ialah
komitmen manusia kepada Allah sebagai satu-satunya zat yang dipuja
dan disembah, yang mendedikasikan seluruh amal perbuatan bahkan
hidupnya hanya semata-mata untuk Allah SWT. Iman kepada Allah
dapat di wujudkan dengan sikap:
1) Berserah Diri Kepada Allah
Berserah diri atau tawakal adalah salah satu cermin manusia
yang percaya kepada Allah yang didalamnya ada nilai-nilai ibadah.
Ibadah dalam konteks pendidikan adalah adanya manfaat yang
diperoleh dari proses tersebut, baik bagi pendidik maupun peserta
didik yang berujung pada bertambahnya rasa iman kepada Allah.
Mastna (2008:41) menjelaskan tentang ibadah bahwasanya ibadah
merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada sang
pencipta yaitu Allah SWT, dan juga sebagai bentuk terimakasih
terhadap segala nikmat yang telah diterimanya. Berdasar pendapat
diatas, sesungguhnya ibadah yang dilakukan oleh manusia adalah
untuk kebaikannya sendiri dan harus dijadikan menjadi sebuah
kebutuhan batin yang harus dipenuhi.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al An‟am 162-163:
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
xxxiv
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan
diri (kepada Allah)".
Dalam Ayat di atas mengingatkan akan tujuan manusia hidup
di dunia ini, yaitu untuk benar-benar beribadah dan menyerahkan
segala urusan kepada allah demi untuk mencari ridho-Nya.
Ibadah yang walaupun sedikit tetapi dilakukan secara
sungguh-sunnguh dan Istiqamah akan membawa kebahagiaan di
dunia bagi pelakunya dan sebagai penyelamat kelak di akhirat.
2) Ikhlas
Ikhlas secara bahasa dari bahasa/kata arab akhlasa yang
berarti murni, bersih, jernih, tanpa campuran. Maksud bersih disini
ialah bersihnya suatu pekerjaan dari campuran motif-motif yang
selain Allah, seperti ingin dipuji orang lain, mendapat nama, dan
sebagainya (Tatapangarsa 1980:151). Secara umum ikhlas berarti
melakukan suatu usaha atau amal perbuatan baik yang ditujukan
semata-mata hanya kepada Allah dan tidak mengharap balasan dari
orang lain.Karena ketika suatu kebaikan sudah bercampur dengan
syahwat dunia maka akan mengurangi kadar pahala dari Allah.
b. Iman kepada qadha dan qadar
Faridi (1982:73) memberikan penjelasan secara ringkas bahwa
qodo yaitu ketetapan Allah, sedangkan qodar yaitu takdir seperti
ukuran atau ketetapan Allah. Iman kepada qadha dan qodhar yaitu
xxxv
beriman bahwasanya setiap muslim diwajibkan beriman, dalam artian
manusia diberi kebebasan untuk memilih dan menentukan nasib
dirinya, dengan segala usaha dan permohonan kepada Allah. Iman
kepada qadha dan qodar mengajarkan kita untuk senantiasa
memanjatkan rasa syukur kepada Allah.
Kita ketahui bahwa terkadang takdir yang diberikan Allah
kepada hambanya tidak seperti yang diharapkan, akan tetapi Allah
maha mengetahui, sehingga apa yang ditakdirkan-Nya pasti baik bagi
manusia, yang perlu dilakukan adalah tetap berserah diri kepada Allah
dan tetap melakukan ikhtiar-ikhtiar atas segala cita-citanya. Tetapi
perlu di garisbawahi bahwa mungkin sesuatu baik menurut kita, tetapi
tidak menurut Allah atau bahkan sebaliknya.
c. Iman Kepada sifat-sifat Allah
Orang yang beriman wajib percaya bahwa Allah Swt memiliki
semua sifat kesempurnaan bagi keagungan-Nya, dan mustahil
memiliki sifat kekurangan, selain itu harus yakin pula bahwa Allah
Swt boleh melakukan atau berkehendak segala sesuatu yang bersifat
mungkin dan pasti bagi-Nya, seperti Dia yang menciptakan,
mematikan, menghidupkan dan sebagainya.
Ini merupakan wujud sifat keyakinan bagi seseorang muslim
dan muslimat yang harus di tanamkan dengan kuat pada hati sanubari
setiap orang yang beriman. Sifat–sifat mulia yang dimiliki Allah
xxxvi
hendaknya dijadikan acuan bagi manusia untuk terus berusaha
memperbaiki dirinya sampai akhir hayat.
2. Pendidikan Budi Pekerti (Akhlak)
Akhlak merupakan salah satu esensi dari Pendidikan Islam dan
sebagai perwujudan manusia yang berpendidikan, Makbulloh (2011: 142)
dalam bukunya tentang akhlak menerangkan Akhlak adalah suatu sikap
yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan
yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan
yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau perbuatan
yang baik yang terpuji menurut tuntunan aqal dan syariah, maka sifat itu
disebut dengan akhlak yang baik. Akan tetapi jika dari sifat tersebut muncul
perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya memiliki akhlak
yang buruk. Sejalan dengan Makbulloh, Khoiri (2005:15) menjelaskan
bahwasanya akhlak adalah ilmu yang menjelaskan arti berbuat baik dan
buruk manusia, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh
seseorang kepada orang lain, menyatakan tujuan apa yang harus dituju oleh
manusia di dalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan melakukan apa
yang harus diperbuat.
Dari definisi diatas bisa kita ambil kesimpulan bahwa Akhlak
adalah sikap yang tertanam pada diri manusia, diwujudkan dalam perbuatan
dan ucapan, entah itu akhlak baik ataupun buruk yang bisa mencerminkan
jatidiri seseorang. Baik atau buruk Akhlak seseorang bergantung pada satu
organ tubuh yang sangat vital yaitu hati (qalbu).
xxxvii
Rosulullah SAW bersabda:
“Ingatlah bahwa di dalam jasad itu ada segumpal daging.
Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasad. Jika ia rusak,
maka rusak pula seluruh jasad. Ketahuilah bahwa ia adalah
hati (jantung)” (HR. Bukhari no. 52 dan Muslim no. 1599).
Mengingat begitu pentingnya dalam menjaga hati, maka kita
dianjurkan untuk memperbanyak berdzikir (mengingat) kepada Allah agar
hati kita senantiasa terpelihara kebersihannya dan terhindar dari kesia-siaan
dan mudah menerima petunjuk dari-Nya untuk berperilaku yang baik sesuai
dengan ajaran Agama Islam.
Secara garis besar Akhlak di klasifikasikan menjadi 2, yakni Akhlak
Mahmudah dan Akhlak Madzmumah, Akhlak mahmudah yaitu akhlak
yang terpuji atau baik, Rosullulah SAW sebagai suri teladan (uswatul
hasanah) telah memberikan contoh-contoh yang baik kepada umatnya, dan
yang termasuk ke dalam akhlak Mahmudah antara lain:
a. Istiqomah
Nilai istiqomah yaitu suatu nilai yang selalu memberikan manfaat
bagi yang melakukannya. Intisari dari perilaku Istiqomah yaitu
melakukan perbuatan Sholih secara teratur dan terus menerus.
Sedangkan definisi Istiqomah secara lebih komprehensif adalah
menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke
kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua
bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan
semua bentuk larangan-Nya (Hambali,1424H: 246).
xxxviii
b. Silaturrahim
Sillaturrahim adalah menjalin tali persaudaraan, baik antar sesama
Muslim atau dengan pemeluk agama lain, sebagai wujud dari
kerukunan antar sesam umat manusia, menurut islam silaturrahim dapat
menambah saudara dan menambah rezeki. Dan hubungan silturrahim
ada 3 yakni, Ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), Ukhuwah
Wathaniyah (sesama bangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (sesama
manusia). Sesungguhnya, ajaran persaudaraan sudah terkandung dalam
nama agama Islam, karena Islam artinya “damai” yaitu damai dengan
sesama manusia (Tatapangarsa 1980:123).
c. Pantang Menyerah
Ketika hidup di bumi sebagai wakil Allah atau Khalifatullah fil
ardh manusia di tuntut untuk menciptakan suatu kehidupan yang baik
dan diberi tugas untuk mendakwahkan Agama Allah. Dalam
menjalankan misi-nya ini manusia tidak serta merta diberi keleluasan
dan tanpa rintangan, Allah juga menciptakan Syetan yang diberi tugas
untuk mengganggu manusia dalam kebaikan. Maka dari itu, dibutuhkan
perjuangan dan kerja keras bagi manusia untuk melakukan tuga-tugas
yang sudah diberikan oleh Allah, sehingga dapat tercapai cita-cita yang
diinginkan. Dan juga harus menyadari bahwa untuk mencapai suatu hal
itu membutuhkan proses yang bertahap.
xxxix
d. Sabar
Manusia hidup di dunia dalam rangka menjalani takdir yang
diberikan Allah ibarat seperti gelombang : turun-naik, lapang-sempit,
mudah-susah, lurus-berliku, dsb. Dua warna hidup ini datang silih
berganti, perilaku orang yang tak beriman datangnya nikmat membuatt
mereka sombong dan datangnya kesusahan membuat mereka frustasi
(Qawiy 2001:121), untuk itu sebagai manusia yang bertakwa kepada
Allah swt kita harus senantiasa bersabar. Sabar itu ada dua; pertama
bersifat badani (fisik), seperti menanggung beban dengan badan, berupa
pukulan yang berat atau sakit yang kronis. Yang kedua adalah al-
shabru al-Nafsi (kesabaran moral) dari syahwat-syahwat naluri dan
tuntutan-tuntutan hawa nafsu.
e. Jujur
Rachmat (2000:77) mengatakan bahwasanya Jujur adalah
mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta. Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berperilaku jujur yaitu selalu mengatakan
yang sebenarnya memang terjadi sesuai dengan fakta atau bukti otentik
dan mengatakan sesuai dengan apa adanya.
f. Berlomba-lomba atau bersegera dalam kebaikan (fastabiqul Khoirot)
Allah swt berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 133-135:
xl
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan
mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang
berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji
atau Menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah, lalu
memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat
mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak
meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang
mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang
lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa
yang mana mudharatnya hanya menimpa diri sendiri baik yang besar
atau kecil.
Dari ayat diatas Allah menganjurkan umat-Nya untuk bersegera
melakukan kebaikan, dan melarang untuk berbuat keji. Allah
menjelaskan tentang reward atau balasan bagi hamba-Nya yang berbuat
kebajikan yaitu surga yang sangat luas.
xli
g. Selalu Belajar
Konsep fitrah manusia dari segi fisik-biologik sudah selesai, akan
tetapi dari segi intelektual, emosional, dan spiritual belum selesai. Maka
manusia harus belajar dengan sunguh-sunggguh, serta harus berikhtiar
dan berusaha untuk mengembangkan atau memaksimalkan potensi yang
ia miliki agar bisa memperbaharui wawasan dan IPTEK, sehingga
mendorong adanya kemajuan.
h. Toleransi
Hidup di Negara yang besar dengan penduduk yang banyak,
tentu kita harus menyadari tentang adanya sebuah perbedaan
pandangan, perbedaan sendiri dalam Islam disebut dengan Sunnatullah,
agar perbedaan itu tidak dinilai menjadi sesuatu yang buruk maka kita
perlu menjunjung tinggi sikap toleran (tasamuh) dalam etika hidup
bermasyarakat. Berdasar definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005:1524) Toleransi memiliki definisi yang cukup luas yaitu bersikap
menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian
(pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb).
Toleransi dalam konteks ini yaitu upaya yang dilakukan secara masif
untuk menghargai atau membolehkan umat agama lain dalam
melakukan ibadah menurut cara dan kepercayaan yang mereka yakini,
selama itu tidak mengganggu penganut agama lain serta tidak merusak
ketertiban umum.
xlii
Toleransi menurut para ahli memiliki banyak makna, salah
satunya menurut Heiler yang dikutip oleh Djam‟annuri (1998:27)
menyatakan toleransi yang diwujudkan dalam kata dan perbuatan harus
dijadikan sikap untuk menghadapi pluralisme agama yang dilandasi
dengan kesadaran ilmiah dan harus dilakukan dalam hubungan dan
kerja sama yang bersahabat dengan antar pemeluk agama.
i. Berprasangka baik pada Allah (Khusnudzon)
Allah memiliki hak prerogative yang tidak dimiliki oleh
makhkluk-Nya yaitu Allah berhak atas takdir apapun yang ada di dunia
ini yang merupakan hasil dari ciptaan-Nya. Dan Allah juga berhak
untuk menerima atau tidak tentang suatu amalan ibadah/ikhtiar yang
dilakukan manusia, yang bisa kita lakukan hanya seantiasa berusaha
dan berikhtiar dengan disertai do‟a kepada-Nya.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:
“Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu
bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku
pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia
mengingat-Ku dalam suatu kaum maka Aku mengingatnya
dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia
mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat
padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta
maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang
kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang
kepadanya dengan berlari”.
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama
kita, bukan berarti kekuasaan Allah terbatas pada hamba-Nya, tentunya
kekusasaan Allah jauh melampaui apa yang ada. Hadits ini memotivasi
xliii
kita untuk seantiasa mengingat Allah dalam menjalani setiap aktifitas,
dan selalu melaksanakan kebaikan karena sesuai dengan hadits di atas,
bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan
balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan
balasan yang lebih dari itu.
Sebagaiman firman-Nya dalam surah an-Nisa' ayat 40:
40. Sesungguhnya Allah tidak Menganiaya seseorang walaupun
sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya
Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya
pahala yang besar[298].
[298] Maksudnya: Allah tidak akan mengurangi pahala orang-
orang yang mengerjakan kebajikan walaupun sebesar zarrah,
bahkan kalau Dia berbuat baik pahalanya akan dilipat gandakan
oleh Allah.
Ayat diatas mengindikasikan bahwa sungguh maha pengasih
dan penyayang Allah, karena tidak menyia-nyiakan hamba-Nya yang
mau berusaha atau melakukan kebaikan walau sekecil zarrah dengan
balasan yang berlipat-lipat, dan apabila hamba-Nya melakukan suatu
perbuatan dosa, maka Allah tidak membalas lebih dari apa yang
diperbuat hamba-Nya. Allah lebih bangga dan menyukai hamba-hamba-
Nya yang senantiasa berusaha dan bersifat dinamis dalam menjalani
hidup daripada seorang hamba yang pasif. Imam Syafi‟i pernah berkata
dalam sebuah syair yang sangat dalam maknanya :
xliv
“Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam
tertahan. Seandainya mengalir dia menjadi jernih, jika
tidak dia akan keruh menggenang”.
Secara rasional syair tesebut jelas sekali perumpaanya, ketika air
hanya diam menggenang pasti akan menjadi sarang nyamuk sehingga
menjadi sumber penyakit, hal itu sesuai dengan filosofi hidup yang
telah diajarkan dalam Islam untuk selalu berkembang dan
mengaktualisasikan segala potensi untuk menjadi pribadi yang kreatif.
Yang kedua yakni Akhlak Madzmumah Akhlak madzmumah
ialah perangai atau tingkah laku yang tercermin pada diri manusia yang
cenderung terwujud dalam bentuk yang tidak menyenangkan orang lain
serta bisa berdampak kurang baik bagi dirinya sendiri. Berbanding
terbalik dengan yang dijelaskan di atas tentang Akhlak Mahmudah.
contoh akhhak madzmumah diantaranya: Sombong, mudah marah,
curang (menipu, menyuap), iri hati, suka mengeluh terhadap cobaan,
mengkufuri nikmat yang sudah Allah swt berikan, berprasangka buruk
kepada Allah maupun sesama manusia, ujub, riya‟, dll.
Dalam berhehidupan di masyarakat, orang yang memiliki akhlak
madzmumah cenderung dikucilkan dan tidak memiliki banyak kawan,
sehingga interaksi sosialnya sangat kurang dan mengurangi fitrahnya
sebagai manusia (makhluk sosial).
xlv
3. Nilai-nilai Ibadah
Ibadah bukan hanya sebatas ritual formalitas belaka, tetapi juga harus
menjadi sebuah kebutuhan atau sarana bagi seorang hamba untuk mendekat
kepada Tuhan-Nya. Nilai ibadah dapat kita ambil penjelasan bahwasanya
manusia selalu berinteraksi dengan Tuhannya baik diwaktu lapang maupun
dalam kondisi terdesak, tidak hanya itu manusia juga bisa mengamalkan
nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari sebagai pegangan dalam
bergaul di masyarakat. Orang yang beriman akan selalu memiliki pandangan
bahwa setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan ada unsur ibadahnya,
(Zulkarnaen,2008:28) menjelaskan bahwa dalam islam Nilai ibadah dapat
dibagi menjadi dua yakni:
a. Mengamalkan ibadah kepada Allah.
b. Mengamalkan ibadah kepada sesama manusia.
Berdasarkan kajian Pustaka dan kerangka teoritik di atas, maka penulis
menjabarkn bahwa yang Mencakup Nilai-nilai Pendidikan islam adalah
1. Aqidah
a. Iman Kepada Allah(Tuhan)
1) Berserah diri kepada Allah
2) Ikhlas
b. Iman Kepada Qodho dan Qodar
c. Iman Kepada Sifat-sifat Allah
2. Pendidikan Akhlak (Budi Pekerti)
xlvi
a. Akhlak Mahmudah (Terpuji)
1) Istiqomah
2) Menjalin Silaturrhaim
3) Pantang Menyerah (Kerja Keras)
4) Sabar
5) Jujur
6) Fastabqul Khoirot
7) Belajar
8) Toleransi
9) Berprasangka Baik (Khusnudzan)
b. Akhlak Madzmumah (Tercela)
1) Mencuri
2) Menipu
3) Berprasangka Buruk
4) Menyuap
3. Nilai-nilai Ibadah
a. Ibadah Vertikal Kepada Allah (Habluminallah)
b. Ibadah Horizontal kepada sesama manusia.
E. PENGERTIAN FILM
1. Pengertian Film
Film atau bisa disebut Sinema, berasal dari kata serapan bahasa
Inggris Cinematography yang memiliki arti “gambar”. Sinematografi
dapat diartikan sebagai seni dan teknologi dari fotografi yang bergerak.
xlvii
Sinematografi bisa juga diartikan sebagai bidang ilmu yang membahas
tentang teknik menangkap gambar dan menggabung-gabungkan gambar
tersebut sehingga menjadi rangkaian gambar yang dapat menyampaikan
ide atau cerita tertentu (Endra I & Laelasari 2011:1).
Negara telah mengatur dalam UU no. 33 tahun 2009 tentang
perfilman yang mendefinisikan film adalah sebuah karya seni budaya yang
merupakan suatu pranata sosial media komunikasi massa yang dibuat
berdasar atas kaidah sinematografi dengan atau tanpa suara yang dapat
dipertunjukkan. Sedangkan menurut Anwar Arifin, film adalah alat
komunikasi massa yang memindahkan lambang-lambang komunikasinya
dalam bentuk bayangan-bayangan hidup diatas sebuah layar putih
(1982:28).
2. Fungsi Film
Diawal kemunculannya film hanya dianggap sebagai hiburan yang
lebih sering menonjolkan sisi humor dan sisi erotisme yang memiliki nilai
jual untuk dikomersilkan. Seiring kemajuan teknologi dan berkembangnya
pola pikir masyarakat, ternyata film juga mempunyai fungsi lebih dari itu.
Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang
khas, sangat efektif sebagai media hiburan yang tidak membosankan. Ia
bisa diputar berulangkali pada tempat dan khalayak yang berbeda.
Hal ini sejalan dengan pendapat Onong Uchjana Effendy
(2003:226) yang mengungkapkan pendapat. Bahwa fungsi film adalah
sebagai media hiburan, pendidikan dan penerangan. Sedangkan menurut
xlviii
Hafied Cangara, dalam film terkandung berbagai macam fungsi yang
antara lain fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif
(2004:126). Film nasional juga bisa digunakan untuk pengkaderan
sekaligus “character building” untuk membentuk generasi yang unggul
dan berjiwa nasionalisme tinggi.
Pendapat dari para pakar tersebut seolah ingin menujukkan bahwa
fungsi film yang sangat penting dan merupakan sarana yang sangat efektif
untuk mendidik, apabila dibuat dengan benar dan sesuai undang-undang
serta tidak menyalahi norma-norma yang ada.
3. Unsur-Unsur Film
Film merupakan hasil karya bersama atau hasil kerja kolektif.
Dengan kata lain, proses pembuatan film pasti melibatkan kerja sejumlah
unsur atau profesi. Unsur-unsur yang dominan di dalam proses pembuatan
film antaralain:
a. Produser
Unsur paling utama (tertinggi) dalam suatu tim kerja produksi atau
pembuatan film adalah produser. Karena produserlah yang
menyandang atau mempersiapkan dana yang dipergunakan untuk
pembiayaan produksi film. Produser merupakan pihak yang
bertanggungjawab terhadap berbagai hal yang diperlukan dalam proses
pembuatan film. Selain dana, ide atau gagasan, produser juga harus
menyediakan naskah yang akan difilmkan, serta sejumlah hal lainnya
yang diperlukan dalam kaitan proses produksi film.
xlix
b. Sutradara
Sutradara merupakan pihak atau orang yang paling bertanggungjawab
terhadap proses pembuatan film di luar hal-hal yang berkaitan dengan
dana dan properti lainnya. Karena itu biasanya sutradara menempati
posisi sebagai “orang penting kedua” di dalam suatu tim kerja produksi
film. Di dalam proses pembuatan film, sutradara bertugas
mengarahkan seluruh alur dan proses pemindahan suatu cerita atau
informasi dari naskah skenario ke dalam aktivitas produksi.
c. Penulis Skenario
Skenario film adalah naskah cerita film yang ditulis dengan berpegang
pada standar atau aturan-aturan tertentu. Skenario atau naskah cerita
film itu ditulis dengan tekanan yang lebih mengutamakan visualisasi
dari sebuah situasi atau peristiwa melalui adegan demi adegan yang
jelas pengungkapannya. Jadi, penulis skenario film adalah seseorang
yang menulis naskah cerita yang akan difilmkan. Naskah skenario
yang ditulis penulis skenario itulah yang kemudian digarap atau
diwujudkan sutradara menjadi sebuah karya film.
d. Penata Kamera (Kameramen)
Penata kamera atau popular juga dengan sebutan kameramen adalah
seseorang yang bertanggungjawab dalam proses perekaman
(pengambilan) gambar di dalam kerja pembuatan film. Karena itu,
seorang penata kamera atau kameramen dituntut untuk mampu
menghadirkan cerita yang menarik, mempesona dan menyentuh emosi
l
penonton melalui gambar demi gambar yang direkamnya di dalam
kamera. Di dalam tim kerja produksi film, penata kemera memimpin
departemen kamera.
e. Penata Artistik
Penata artistik (art director) adalah seseorang yang bertugas untuk
menampilkan citarasa artistik pada sebuah film yang diproduksi.
Sebelum suatu cerita divisualisasikan ke dalam film, penata artistik
setelah terlebih dulu mendapat penjelasan dari sutradara untuk
membuat gambaran kasar adegan demi adegan di dalam sketsa, baik
secara hitam putih maupun berwarna. Tugas seorang penata artistik di
antaranya menyediakan sejumlah sarana seperti lingkungan kejadian
tata rias, pakaian, perlengkapan-perlengkapan yang akan digunakan
para pelaku (pemeran) film dan lainnya.
f. Penata Musik
Penata musik adalah seseorang yang bertugas atau bertanggungjawab
sepenuhnya terhadap pengisian suara musik tersebut. Seorang penata
musik dituntut tidak hanya sekadar menguasai musik, tetapi juga harus
memiliki kemampuan atau kepekaan dalam mencerna cerita atau pesan
yang disampaikan oleh film.
g. Editor
Baik atau tidaknya sebuah film yang diproduksi akhirnya akan
ditentukan pula oleh seorang editor yang bertugas mengedit gambar
li
demi gambar dalam film tersebut. Jadi, editor adalah seseorang yang
bertugas atau bertanggungjawab dalam proses pengeditan gambar.
h. Pengisi dan Penata Suara
Pengisi suara adalah seseorang yang bertugas mengisi suara pemeran
atau pemain film. Jadi, tidak semua pemeran film menggunakan
suaranya sendiri dalam berdialog di film. Penata suara adalah
seseorang atau pihak yang bertanggungjawab dalam menentukan baik
atau tidaknya hasil suara yang terekam dalam sebuah film. Di dalam
tim kerja produksi film, penata suara bertanggungjawab memimpin
departemen suara.
i. Bintang Film (Pemeran)
Bintang film atau pemeran film dan biasa juga disebut aktor dan aktris
adalah mereka yang memerankan atau membintangi sebuah film yang
diproduksi dengan memerankan tokoh-tokoh yang ada di dalam cerita
film tersebut sesuai skenario yang ada. Keberhasilan sebuah film tidak
bisa lepas dari keberhasilan para aktor dan aktris dalam memerankan
tokoh-tokoh yang diperankan sesuai dengan tuntutan skenario (cerita
film), terutama dalam menampilkan watak dan karakter tokoh-
tokohnya. Pemeran dalam sebuah film terbagi atas dua, yaitu pemeran
utama (tokoh utama) dan pemeran pembantu (piguran).
(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-
unsur-film.html).
4. Kriteria Film yang Bermutu
lii
Tidak semua film yang sudah diproduksi itu bermutu, film yang
bermutu, selain memiliki kualitas alur cerita yang bagus dan penuh pesan
moral atau bersifat edukatif, tentu juga harus disajikan dengan cara yang
bagus. Kriteria film yang bermutu menurut Onong Uchjana Effendy
(2003:226-227) antara lain:
a. Memenuhi Tri fungsi film
Fungsi film adalah hiburan, pendidikan dan penerangan.
Filmnya sendiri sudah merupakan sarana hiburan. Orang menonton
film tentunya untuk mencari hiburan, apakah film itu membuat ketawa,
mencucurkan air mata atau membikin gemetar ketakutan. Jadi
seandainya saja film ini sudah membawakan pesan yang sifatnya
mendidik atau memberikan penerangan, barangkali dapat dinilai
sebagai memenuhi salah satu unsur film bermutu.
b. Konstruktif
Film yang bersifat konstruktif ialah kebalikan dari yang bersifat
destruktif, yakni film di mana perilaku si aktor atau aktris serba positif
yang bisa ditiru oleh masyarakat, terutama muda-mudi. Andaikata
sebuah film mempertontonkan adegan-adegan seperti itu (positif),
barangkali dapat dinilai sebagai memenuhi unsur lain dari film
bermutu.
c. Persuasif
Film yang bersifat persuasif ialah film yang ceritanya
mengandung ajakan secara halus dan mengajak kepada sebuah
liii
perubahan kearah yang positif, dalam hal ini sudah tentu ajakan
berpartisipasi dalam pembangunan, “national and character building”
yang sedang diilancarkan pemerintah.
5. Jenis-Jenis Film
Adapun jenis-jenis film menurut Aep Kusmawan dalam bukunya
Komunikasi Penyiaran Islam (2004:101) menjabarkan ada 12 genre, yaitu:
a. Drama, drama adalah suatu kejadian atau peristiwa hidup yang hebat
mengandung konflik pergolakan, clash atau benturan dua orang atau
lebih. Dalam drama terdapat sifat romance, tragedi, dan komedi.
b. Realisme, adalah film yang mengandung relevansi dengan kehidupan
sehari-hari.
c. Film Sejarah, melukiskan kisah tersohor dan peristiwanya.
d. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi didalamnya atau
sesudahnya.
e. Film Futuristik, menggambar tentang masa depan secara khayali.
f. Film Anak, mengupas kehidupan anak.
g. Kartun, yang mulanya lahir di media cetak diolah menjadi cerita
bergambar, bukan saja story board melainkan gambar yang sanggup
bergerak dengan teknik animasi.
h. Adventure, film pertarungan tergolong film klasik.
i. Chrime Story, pada umumnya mengandung sifat-sifat heroik
(kepahlawanan).
j. Film Seks, menampilkan erotisme.
liv
k. Film Horor, yakni film yang mengupas terjadinya fenomena
supranatural yang menimbulkan rasa heran, takjub, takut.
l. Film Dokumenter, mengaambarkan fakta atau peristiwa yang terjadi.
Film ini merupakan non fiksi yang mengeksplorasi kejadian historis
atau masa kini.
Dari berbagai Penjelasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
Dari sudut pandang diatas bisa di simpulkan definisi bahwa film adalah
sebuah karya seni yang bisa dijadikan sebagai alat komunikasi massa berupa
gambar bergerak sehingga dapat menyampaikan suatu ide-ide, gagasan-
gagasan, maupun alur cerita di dalamnya. Kehadiran film merupakan sebagai
penyempurna karya-karya seni yang lain seperti novel, puisi, seni rupa, dan
seni musik.
Kriteria Film yang bermutu selain harus bagus kualitas alur ceritanya
juga harus memenuhi 3 fungsi film (hiburan, pendidikan, penerangan),
Konstruktif, dan persuasif.
lv
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM PEEKAY
A. Riwayat Hidup Sutradara
Film Peekay di sutradarai oleh salah seorang sutradara papan atas di
India yaitu Rajkumar Hirani. Pria Berkebangsaan India ini lahir di daerah
Nagpur suatu kawasan Maharashtra India 20 november 1962. Pada usia 14
tahun dia menyelesaikan pendidikan perdagangan di St.Francis De‟Sales
(setara SMA) karena orang tuanya menginginkan dia menjadi seorang akuntan
yang handal, tetapi ia lebih tertarik pada dunia hiburan terutama film. Ketika
kuliah dia ikut teater Hindi saat itulah ayahnya mencium bakat terpendam
Rajkumar di bidang seni.
Di awal karirnya, Hirani mencoba peruntungannya sebagai editor film
selama beberapa tahun. Pengalaman buruk memaksanya untuk pindah ke
periklanan, dan secara perlahan memantapkan diri menjadi direktur dan
produser film iklan. Iklan pertamanya adalah Fevicol, dimana beberapa laki-
laki dan gajah mencoba menarik dan merusak plank Fevicol bertuliskan
"Jorlagake Haisha". Rajkumar juga terlihat di iklan terkenal Kinetic Luna
yang dibuat oleh O&M. Dia bekerja cukup baik di industri periklanan tetapi
dia ingin membuat film, lalu ia mengambil jeda dari periklanan dan memulai
bekerja dengan Vidhu Vinod Chopra Production. Dia bekerja di promosi dan
trailers for 1942: A Love Story. Dia mengedit promosi untuk Kareeb. Dia
lvi
mendapat kesempatan besar pertama sebagai editor film Mission Kashmir,
berkat ketekunanya dia akhirnya bisa menjadi seorang sutradara.
B. Riwayat Pendidikan
Dengan latar belakang keluarga seorang pedagang tentu Rajkumar
diharapkan menjadi penerus usaha keluarga lalu di sekolahkan di pendidikan
perdagangan St.Francis De‟Sales (setara SMA), namun dia memiliki bakat
lain dan memilih untuk menekuni bakat dan minatnya di bidang
entertainment, suatu ketika saat Rajkumar mengikuti Pementasan akting di
Teater Hindi, Ayahnya melihat bakat seorang Rajkumar di bidang seni peran
dan menghendakinya untuk memperdalam ilmu di salah satu Intitusi Seni di
Pune India. Akan tetapi ketika dia akan mendaftar di jurusan akting ternyata
jurusan tersebut sudah habis masa pendaftarannya dikarenakan kuota yang
telah terpenuhi, akhirnya Rajkumar pun melirik jurusan lain yakni jurusan
editing. Dan benar saja ketika sekolah di bidang yang disukainya dia termasuk
mahasiwa yang menonjol sehingga mendapatkan beasiswa dari pihak kampus.
C. Hasil Karya Sutradara
Sebagai seorang Sutradara terkenal di India, Rajkumar tergolong
produktif dalam menghasilkan karya-karya yang berkualitas, dan sebagian
besar karya-karyanya mengandung pesan moral, pesan edukatif, serta
inspiratif bagi penontonya, sebut saja Film Tere Liye, Wazir, Mission
Kashmir, Slamdog Millionare dan film fenomenal yang dapat membangkitkan
semangat untuk berpikir kritis dan inovatif serta terkenal di kalangan
mahasiwa yaitu 3 Idiots, Dalam pembuatan Film-film dia banyak bekerja
lvii
sama dengan aktor dan aktris papan atas di negeri Boombay tersebut semacam
Aamir Khan, Anushka Sharma, Boman Irani, Dan lain Sebagainya. Berikut
daftar Film karya Sutradara Rajkumar Hirani:
1. 1942: A love story, Produksi pada (1994)
2. Kareeb (1998)
3. Mission Kasmir (2000) (sebagai Editor)
4. Tere Liye (2001)
5. Munna Bhai MBBS (2003)
6. Lage Raho Munna Bhai (2006)
7. 3 Idiots (2006)
8. Peekay (2014)
9. Wazir (2015).
D. Tentang Film Peekay
1. Genre Film
Film Peekay adalah film drama komedi satir India yang rilis pada
19 Desember 2014, dalam Kamus kasusatraan yang dimaksud dengan
komedi satir adalah menyingkap cata cela masyarakat dan perseorangan
dengan cara mengkritik, menyindir, dan mecemooh. Jadi yang diharapkan
oleh sang sutradara melalui film ini yaitu ingin mengkritik tatanan sosial,
serta realitas kehidupan beragama di negaranya. Kondisi demografis India
yang sangat majemuk serta berbagai macam tindak kriminal yang terjadi
sangat menggelitik dirinya untuk menyentil dengan tujuan untuk
lviii
menyadarkan masyarakat melalui media film. Tak pelak akhirnya film ini
mendapatakn respons positif dari penikmat film di india maupun dunia
sehingga berhasil memecahkan rekor yang ada di India dan menjadi film
India yang cukup laris menembus lebih dari Rs.500 di box office serta
menempati jajaran papan atas dalam situs film Internasional IMDB
(Internet Movies Database).
2. Plot/Alur Film
Plot/alur adalah rangkaian pola-ola yang membangun kejadian
atau situasi. Dalam penyajian film Peekay ini, Rajkumar Hirani
menggunakan alur campuran untuk mengkonstruksi sebuah kejadian
konflik dalam film iniyaitu sebuah kombinasi antara alur maju dan alur
mundur, sebagai contoh alur campuran dalam Film Peekay antara lain
“ketika Peekay masuk ke penjara kemudian Jaggu hendak
mewawancarainya dalam penjara, Jaggu penasaran dan tertarik untuk
mengorek lebih dalam tentang Peekay, kemudian Peekay bercerita tentang
asal-usulnya, bagaimana dia bisa sampai ke planet bumi, bagaimana dia
bisa bertahan di bumi yang semuanya serba asing baginya baik bahasa,
perilaku, maupun perwatakannya, serta apa tujuannya bertahan di bumi”,
ketika part itu lah bagaimana sang sutradara mencoba me-review cerita
sejak awal ketika alur sudah memasuki tahap inti dalam sebuah film. Hal
itu sudah jamak tejadi dalam sebuah film untuk memberi rasa penasaran
bagi para penontonuntuk mengetahui apa sejatinya yang diinginkan dari
plot film tersebut.
lix
3. Latar/Setting
Latar setting film ini berada di 4 tempat yakni: pertama Rajashtan
India, tempat ini adalah pertama kali Peekay menginjakkan kaki di muka
bumi dan kehilangan alat komunikasi dengan temanya, serta di tempat ini
pula pesawat luar angkasa Peekay parkir kemudian pergi lagi, yang kedua
ada di Brugges salah kota di Negera Belgia, di tempat inilah Jagat Janani
(jaggu) yang seorang jurnalis sedang meliput salah acara salah seorang
legenda hiburan di India yakni Amitabh Bachan, kemudian ia bertemu
Sarfaraz Yusuf mahasiswa Universitas Lahore yang bekerja di kedutaan
Pakistan untuk Belgia.
Ketiga di Mandawa yaitu tempat dimana Peekay ditabrak oleh
rombongan orkes musik yang bukan membawa petaka, tetapi justru
menjadi suatu pintu gerbang bagi Peekay untuk masuk dan berbaur
dengan manusia, yang keempat di New Delhi, semua adegan konflik dan
inti dari cerita terjadi di Kota ini. Berawal dari keinginan Peekay untuk
mencari tuhan, sampai dia mulai tertarik pada jaggu dan mulai merasa
nyaman di habitat barunya.
Sedangkan untuk latar waktunya ada dua macam, yakni ketika
Jaggu bertemu Sarfaraz di Belgia, yang kedua ketika Jaggu telah kembali
ke New Delhi.
4. Penokohan dan Perwatakan
1. Tokoh Utama
lx
a. Peekay
Peekay adalah makhluk dari luar angkasa yang yang ingin
berpetualang ke planet Bumi untuk penelitian, tetapi nasib kurang
baik menghampirinya ketika baru saja tiba di Bumi alat bantu
komunikasi yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan
sesamanya dicuri oleh manusia. Tetapi berbekal kelebihan yang
dimilikinya yaitu bisa mempelajari bahasa makhluk lain dengan
hanya memegang tangan serta bisa membaca apa yang terjadi di
masa lampau dan masa depan, dia berhasil beradaptasi dengan
keadaan di bumi sampai akhirnya dengan niat untuk mencari alat
bantu komunikasinya yang dicuri oleh manusia dia justru terbawa
arus untuk mencari Tuhan. Dengan jerih payah dan kerja keras dia
berusaha mencari sosok Tuhan yang sebenarnya, lalu mencoba
menemui Tuhan dari berbagai macam perspektif yang diajarkan
oleh hampir semua agama yang ada di India dengan keyakinan
bahwa Tuhan dapat mengembalikan alatnya yang hilang tersebut.
b. Jagat Janani (Jaggu)
Dia adalah seorang jurnalis dari India yang bersifat periang,
energik, kritis, serta memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi
terhadap sesuatu yang menurut dia menarik. Ketika meliput salah
satu event di Belgia, dia bertemu dengan laki-laki dari Pakistan
yang bernama Sarfaraz Yusuf. Kemudian benih-benih cinta
muncul diantara mereka, akan tetapi hubungan mereka ditolak
lxi
secara tegas oleh ayahnya dengan alasan beda Agama, Ras, dan
Suku Bangsa. Ayah Jaggu yang merupakan pengikut setia salah
seorang pemuka Agama Lokal di India mencoba berkonsultasi
dengan pemuka tersebut, dan berdasar ramalannya (pemuka
agama) bahwa Sarfaraz hanya mempermainkan Jaggu maka dia
menyarankan agar Jaggu menjauhi Sarfaraz, namun dengan
kegigihan dan semangat untuk membantah ramalan pemuka agama
tersebut Jaggu mengajak Sarfaraz menikah, kemudian karena ke
salah pahaman diantara mereka menjelang pernikahan, akhirnya
pernikahan tersebut belum bisa terlaksana.
c. Tapashwi (Pemuka Agama)
Seorang pemuka agma yang memiliki puluhan ribu pengikut
dan rajin melakukan semacam “khotbah” di sebuah gedung yang
megah, salah satu klaim dari dirinya adalah bisa berkomunikasi
dengan Tuhan dan diberi petunjuk untuk menasehati manusia.
Untuk mngelabui pengikutnya, Tapashwi menggunakan sebuah
jimat yang konon berasal dari Tuhan dan merupakan serpihan
gendang Dewa Siwa. Sebenarnya jimat Tapashwi itu adalah alat
bantu milik Peekay yang hilang.
Dalam perkembangannya, Peekay berpikir untuk mencari
cara agar bisa mendapatkan kembali alatnya tersebut, akhirnya dia
menantang debat Tapashwi tentang konsep ketuhanan yang
diyakini Tapashwi dan pengikutnya yang cukup menyimpang.
lxii
Debat tersebut disiarkan langsung oleh salah satu TV di India dan
menjadi pertaruhan nama baik Tapahwi jika sampai kalah adu
argument dengan Peekay.
d. Sarfaraz Yusuf
Pria Pakistan yang lemah lembut dan baik hati ini adalah
kekasih Jaggu, peran sarfaraz dalam film ini tidak begitu dominan
hanya ketika awal cerita dan di akhir cerita, namun
kemunculannya di menit-menit akhir film menjadi sebuah klimaks
atau inti dari film ini dan disitulah letak kejeniusan seorang
Rajkumar (sutradara) dalam meng-create sebuah alur cerita
menjadi sangat menarik dan membuat penonton seolah terhening
untuk merenungkan dan menangkap pesan apa yang ingin
disampaikan film tersebut.
e. Dheeru Singh
Dia adalah pemimpin orkes musik yang menabrak Peekay
hingga tak sadarkan diri tetapi berkat kejadian itulah menjadi
sebuah pintu gerbang bagi Peekay untuk masuk kedalam habitat
manusia, setelah itu Peekay pun bersahabat dengan Dheeru dan
Dheeru pula yang menemukan orang yang telah mencuri alat
komunikasi Peekay, lalu pencuri tersebut mengatakan bahwa alat
itu telah dijual kepada Tapashwi (pemuka agama). Namun nasib
naas menimpanya ketika akan menemui Peekay ke New Delhi saat
tiba di stasiun tiba-tiba ada bom yang meledak dan merenggut
lxiii
nyawanya, beruntung ketika itu Peekay selamat dari maut. Walau
tampil sebentar, Dheeru seoalah mengajarkan arti kesetiakawan
dan nilai kejujuran.
2. Tokoh Piguran (Peran Pembantu)
a. Jherry Bajwa (pemimpin redaksi tv)
Dia adalah seorang peimpin redaksi salah satu televisi di India,
walau besifat sedikit perfeksionis dan keras kepala tapi memiliki
sikap yang jujur dan baik hati. Dia menanamkan nilai-nilai
kedisiplinan kepada semua bawahannya dalam kaitanya pada suatu
proses produksi acara tv.
b. Ayah Jaggu
Ayah Jaggu adalah seorang yang keras dan kaku, terutama
dalam hal Agama, dia seorang menjadi pengikut fanatik Tapashwi
dalam Islam kita sebut dengan istilah Taqlid buta. Sealin itu, dia
juga cenderung “anti” dengan orang Islam karena doktrin yang
diterimanya dari para pemuka agama yang mendeskripsikan Islam
sebagai agama teroris atau agama yang tidak cinta pada
kedamaian, tetapi berkat kegigihan serta argumen-argumen dari
Peekay berhasil melunakkan hatinya dan merestui anaknya
menikah dengan seorang muslim.
c. Nitu
Nitu adalah rekan seprofesi dengan Jaggu, dia begitu setia
dan sabar dalam membantu Jaggu baik ketika persahabatn sehari-
lxiv
hari, maupun dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka sebagai
seorang jurnalis. Dia rela secara tiba-tiba ditelpon Jaggu untuk di
suruh menjemput jaggu di suatu tempat,padahal dia sedang bekerja
di Kantor.
5. Sinopsis
Suatu ketika datang makhluk dari luar angkasa untuk kepentingan
penelitian tentang manusia di Planet Bumi, tetapi kejadian tidak
mngenakkan diterimanya di awal kedatangan di bumi karena “remote
control” yang merupakan alat komunikasi dengan sesamanya dicuri oleh
manusia. Padahal alat tersebut sangat penting baginya dan jika alat itu
tidak ditemukan maka dia tidak bisa kembali ke asalnya, lalu dia berusaha
untuk mencarinya, ibarat bayi yang baru lahir di dunia dia adalah makhluk
pendatang yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan di dunia, tidak
mengerti bahasa manusia, tidak paham watak manusia, serta tidak tahu
aturan dan norma-norma apa yang berlaku dalam hidup manusia, tetapi
berbekal kelebihan yang ia miliki bisa mempelajari bahasa manusia hanya
dengan memegang tangan manusia dia akhirnya bisa mengerti bahasa
manusia dan mulai belajar dan beradaptasi dengan kondisi, aturan, serta
tatanan sosial ditengah masyarakat Bumi.
Singkat cerita, setelah bisa bahasa manusia dia mengutarakan
maksud datang ke Bumi dan masalah apa yang tengah ia hadapi kepada
seorang Pemimpin orkes Musik (Dheeru) yang menabraknya hingga tak
sadarkan diri, kemudian si Dheeru memberi saran agar ia mencari alatnya
lxv
yang hilang di sebuah kota besar di India dan merupakan ibu kota Negara
tersebut yakni New Delhi. Sesampainya di New Delhi karena dia belum
paham sepenuhnya dengan keadaan sosial manusia dia bertanya kepada
semua orang tentang keberadaan remotnya tersebut. Menariknya ketika ia
bertanya hampir semua orang menjawabnya dengan “Tanyalah Pada
Tuhan, hanya Tuhan yang bisa menolongmu”, sontak mendengar jawaban
tersebut ia pun berinisiatif mencari siapa itu Tuhan dan mengapa hanya
Tuhan yang bisa menolongnya , tetapi ia menjadi bingung karena ada
beberapa jalan untuk mencari Tuhan yang diyakini oleh masyarakat, lalu
ia melihat Kuil yang disitu banyak orang sedang beribadah kemudian
setelah bertanya kepada seorang pedagang disekitar kuil ia dianjurkan
untuk membeli patung Tuhan (Dewa Siwa) sebagai alat komunikasi
dengan Tuhan, tetapi dengan media patung pun tidak bisa
mengantarkannya kepada Tuhan dan tidak bisa mengembalikkan
remotnya, ia kemudian lapor kepada polisi karena dia sudah membeli
patung Tuhan tetapi Tuhan tidak bisa mengabulkan keinginanya, lalu
polisi tersebut menamparnya seraya berkata “kau mabuk ya?” sejak itu lah
dia di julukki Peekay yang dalam bahasa India artinya orang yang mabuk.
Tapi semangatnya untuk mencari Tuhan tidak pupus karena ia
yakin satu-satunya yang dapat membuatnya bertahan dan menolongnya
untuk kembali ke asalnya adalah Tuhan, serta ia sadar bahwa jalan untuk
menemui Tuhan adalah Agama, Kemudian Peekay mencari Tuhan
memalui berbagai macam perspektif agama-agama yang ada, hampir
lxvi
semua agama ia ikuti, hampir semua ritual-ritual ia jalani tetapi ternyata
tidak ada yang secara instan memberi solusi atas kehilangan remotnya
sampai akhirnya ia bertemu dengan Tapashwi (pemuka agama) yang
belakangan diketahui ternyata hanya memanfaatkan Agama untuk
kepentingan komersil, pertemuan dengan Tapashwi ini lah yang
menyadarkan Peekay tentang hakekat dari agama.
Tapashwi yang sangat dihormati pengikutnya mengaku mendapat
“ilham” untuk bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan serta
mengklaim telah dianugerahi serpihan Gendang Siwa yang ternyata itu
adalah “remote control” Peekay yang hilang dicuri orang, kemudian
Peekay menantang debat terbuka tentang agama kepada Tapashwi yang
berdasar kesepakatan kalau Peekay menang maka alat tersebut menjadi
miliknya lagi, tetapi jika kalah Peekeay harus meminta maaf pada
Tapashwi dan menjadi pengikutnya. Alhasil, debat terbuka yang disiarkan
langsung oleh salah satu stasiun tv itu dimenangkan oleh Peekay berkat
bantahan-bantahannya terhadap argumen Tapashwi tentang konsep Tuhan,
Tapashwi berpendapat bahwa dia diciptakan untuk melindungi tuhan,
tetapi sejatinya yang ia lindungi adalah Tuhan “ciptaannya” dan
mendustai Tuhan yang “menciptakannya”, lalu Peekay beranggapan
bahwa Tuhan tidak perlu dibela karena Tuhan lah yang menciptakan alam
semesta dan dunia ini sangat kecil bagi-Nya.
Hal lain yang membuat Peekay memenangkan debat adalah dia
berhasil meyakinkan penonton untuk tidak mempercayai pendapat
lxvii
Tapashwi yang menilai agama sesorang hanya dari fisik atau pakaianya
saja, serta yang tidak kalah penting adalah Peekay berhasil merebut hati
penonton berkat klarifikasinya terhadap ramalan Tapashwi tentang
hubungan Jaggu dan Sarafaraz yang ternyata salah besar, Tapashwi
meramalkan bahwa Sarfaraz hanya mempermainkan Jaggu dan tidak
memiliki keinginan untuk membawa hubungan mereka ke jenjang
pernikahan, akan tetapi dengan kelebihan Peekay yang bisa menerawang
apa yang terjadi jauh di masa lampau ia mengungkapkan sesuatu yang
bertolak belakang dengan ramalan Tapashwi, Peekay menyatakan bahwa
sarfaraz sangat tulus mencintai jaggu dan mau menikahinya walaupun
diantara mereka terjadi perbedaan agama maupun bangsa, adapun hal
yang membuat Jaggu dan Sarfaraz gagal menikah ketika itu adalah adanya
kesalah pahaman diantara mereka dan kekeliruan mereka membaca
situasi.
6. Amanat
Adapaun amanat dari film ini adalah sebuah ajakan bagi penonton
untuk sejenak merenung dan berfikir tentang sifat keagaman yang
diyakini, apakah kita sudah benar-benar menjalankan agama berdasar apa-
apa yang sudah diajarkan atau kita hanya menggunakan agama sebagai
formalitas belaka, bahkan yang lebih parah menjual agama demi
kepentingan pribadi atau kelompok yang nyata-nyata itu adalah nafsu
duniawi, sehingga sangat jauh dari esensi tentang tujuan diciptakannya
agama oleh Tuhan. Hal lain yang menjadi dalam amanat ini adalah
lxviii
mengingatkan kita untuk senantiasa bertakwa pada Tuhan, karena Dia lah
yang bisa menjadi penolong bagi manusia,
Kutipan dalam Film:
“Aku sepakat, bahwa dengan percaya pada Tuhan sesorang
akan punya harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan
bangkit, dan akan timbuk kekuatan (Peekay)”
Selain itu kita juga seolah diberi pengajaran oleh Pemeran utama
dalam film tersebut untuk tidak pernah berhenti dan selalu bersungguh-
sungguh dalam belajar serta bekerja keras dalam setiap upaya untuk
memperjuangkan impian atau cita-cita yang kita inginkan.
lxix
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
Film adalah sebuah alat komunikasi masa yang memiliki banyak fungsi
salah satu fungsinya adalah sebagai sarana untuk edukasi dan media efektif
untuk menyapaikan sebuah pesan. Dari film Pekaay ini kita dapat mengetahui
pesan-pesan moral yang hendak disampaikan oleh sang Sutradara Rajkumar
Hirani melalui sekuel atau plot/alur cerita didalamnya. Secara garis besar film
ini mengisahkan arti sebuah perjuangan dan kerasnya hidup di dunia, dalam
artian setiap keinginan yang ingin dicapai tentu membutuhkan usaha yang
maksimal untuk meraihnya seolah film ini juga mengajarkan bahwa cara agar
kita bisa bertahan hidup di lingkungan sosial kemasyarakatan yang
persainganya di bidang apapun semakin kompetitif harus selalu belajar atau
berpikir kritis, menambah wawasan, serta meg-upgrade pola pikir agar kita
tidak tertinggal dengan orang lain atau tidak terbawa arus sosial, serta film ini
juga bercerita tentang perjuangan seorang hamba dalam proses pencarian
Tuhannya.
Setelah penulis menonton Film ini, meneliti isi film, memahami makna
apa yang ingin disampaikan film, serta menganalisis film Peekay karya
sutradara Rajkumar Hirani ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan
didalamnya, meskipun film Peekay diproduksi oleh seorang yang beragama
Hindu dan proses pembuatannya sebagian besar juga di India, ternyata penulis
lxx
banyak menemukan Realitas Sosial (perilaku sosial, tatanan sosial, dan gejala
sosial) dan Nilai-nilai Pendidikan terutama Pendidikan Islam dalam film
tersebut. Diantaranya, Pendidikan Aqidah, Pendidikan Akhlak, dan Nilai-nilai
Pendidikan Ibadah.
Secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut:
A. Realitas Sosial Dalam Film Peekay
Defini Realitas Sosial adalah pengalaman empirik yang dialami oleh
manusia yang hidup ditengah-tengah masyarakat, sehingga dengan
pengalaman tersebut manusia bisa mengambil hikmah untuk dirinya sendiri
maupun orang lain demi terbentuknya masyarakat madani (Civil Society). Di
dalam film tersebut memiliki setting di Negera India, jadi penulis fokus
membahas realitas sosisal apa saja yang ada di India.
Ketika berbicara tentang Negara asal tokoh pejuang Mahatma Gandhi
tersebut yang ada di benak kita pasti tentang film-film Bolywood yang hampir
semua ada tarian-tarian yang mengandung unsur erotisme ketika di nilai dari
segi norma susila, tetapi bagi warga India itu adalah sebuah seni sehingga nilai
estetika yang menjadi acuan, lain daripada itu India yang mayoritas
penduduknya memeluk agama Hindu sangat memiliki corak budaya yang
cukup kental, dimana sistem kasta (strata sosial) dalam masyarakat masih
berlaku, seperti yang kita ketahui dalam kasta tersebut ada yang namanya
kasta Brahmana (Priest), Ksatriya (warriors), Vaishya (pengusaha), dan
Sudra yang mengakibatkan adanya diskriminasi atau bahkan konflik diantara
mereka, sistem kasta inilah yang menjadi hambatan untuk menuju
lxxi
kesejahteraan yang adil di India, tindak kriminal pun masih sering terjadi di
negara tersebut tidak jauh berbeda jika kita bandingkan dengan negara kita
Indonesia.
Adapun Konflik sosial di India yang mungkin jarang di ekspos oleh
media yaitu tentang diskriminasi Etnis, Sejarah membuktikan bahwa pada
awalnya umat Islam di India sangat dominan di dalam berbagai sektor bahkan
salah satu tokoh Islam ketika itu berhhasil menjadi pemimpin di Negeri
tersebut, kemudian agama Islam dengan prinsip kemanusiaanya menyebarkan
paham bahwa pada dasarnya semua manusia itu sama, dengan disertai gerakan
kesetaraan kemakmuran itulah akhirnya umat Hindu yang mulanya hanya
minoritas menjadi umat yang cukup besar perannya di berbagai bidang,
Seiring berjalannya waktu, umat Hindu menjadi bertambah besar dan menjadi
penguasa di India. Ironisnya setelah menjadi kaum penguasa, umat hindu
justru bertindak sewenang-wenang terhadap umat Islam bahkan pernah ada
wacana dari pemerintah India untuk memindahkan seluruh umat Islam ke
suatu tempat di perbatasan India dan Pakistan.
Dengan latar belakang tersebut, masyarakat India sekarang yang
mayoritas Hindu ternyata tidak begitu suka dengan bangsa Pakistan (timur-
tengah) yang beragama Islam walaupun disana ada salah satu situs
peninggalan Islam yang sangat terkenal dan menjadi salah satu daya tarik bagi
wisatawan yang berkunjung di India yakni Taj Mahal. Dan salah satu adegan
dalam Film Peekay ini yang menunjukkan tentang adanya diskriminasi etnis
dalam adalah ketika Jaggu yang seorang Hindu jatuh cinta dengan pria
lxxii
Pakistan beragama Islam yang bernama Sarfaraz Yusuf, kemudian oleh
keluarganya dilarang dan diminta menjauhi pria tersebut seperti dalam dialog.
Ibu Jaggu: ”kau sedang jatuh cinta? Dengan siapa, apa
pekerjaannya, tidak tinggal seatap kan? (perasaan gembira)”
Jaggu: “tenang Bu, akan kujelaskan”
Ibu Jaggu; “Katakan siapa namanya”
Jaggu: “ Sarfaraz”
Ayah Jaggu: “orang Islam? (dengan raut muka kecewa)”
Jaggu: “Ya ayah, dia mahasiswa arsitektur dan keluarganya di
Pakistan”
Ibu: “Pakistan, Pakistan apa?”
Jaggu: “Bu, hanya ada satu Pakistan”
Ibu: “ Tak akan ku ijinkan, kau sudah gila ya?”
Dialog di atas menunjukkan betapa keluarga Jaggu sangat tidak
menginginkan apabila anggota keluarga mereka menikah dengan orang
Pakistan (Muslim) bahkan untuk sekedar berteman saja harus sedikit diberi
jarak, selain konflik etnis yang terjadi, ada juga gejala sosial lain di India yang
penulis yakin di Indonesia atau Negara manapun pasti sering terjadi hal yang
demikian yakni ketika seorang aparatur Negara (Polisi) menerima suap dari
masyarakat demi memuluskan kepentingannya. Seperti yang terekam dalan
dialog antara Jaggu dengan Polisi ketika Jaggu hendak menjenguk Peekay ke
dalam penjara,
Jaggu: “Permisi”
Polisi: “ya, ada apa?”
Jaggu: “aku ingin masuk kedalam penjara”
Polisi: “Untuk apa”
Jaggu: “untuk menemui pria yang ada di dalam itu”
Polisi: “Nona, kau anggap ini kantin? Hingga kau bisa makan-
minum atau bersenang-senang semaumu? (hardik Polisi), ini
penjara, jadi orang yang bersalah yang bisa masuk penjara”
Jaggu: “ sssttt…. bisik jaggu sambil menyodorkan beberapa Rupee
uang”.
lxxiii
Polisi: “ (tanpa bicara tapi seoalah mengiyakan dengan mimik
wajah)”.
penjara.
Sesuatu yang bersifat transaksional tentu tidak baik dan bisa
menghancurkan moral suatu bangsa karena bisa mereduksi nilai-nilai
ketulusan. Sutradara dalam film ini memiliki misi untuk menjadikan film ini
sebagai “sentilan” terhadap fenomena penyakit masyarakat, dalam film ini
yang dimaksud yaitu fenomena “mobil goyang” atau mobil yang didalamnya
ada orang yang sedang berhubungan badan sehingga mobilnya terliat
beregerak-gerak, fenomena tersebut beberapa kali diperlihatkan dalam part
film tentu ini mengindikasikan bahwa hal itu sudah biasa terjadi di India,
bagian film yang menunjukkan fenomena ini yaitu ketika Peekay ingin
mencari baju kemudian melihat ada baju yang diletakkan dikaca mobil, tanpa
rasa bersalah ia langsung mengambil baju tersebut dan membawanya pergi, ini
seolah ingin menunjukkan suatu realitas buruk yang terjadi di tengah
masyarakat.
Walaupun begitu, warga India ternyata sangat kritis terhadap dinamika
yang terjadi lingkungan masyarakat, pemerintah pun seolah memberikan
kebebasan bagi warga India untuk mengekspresikan minatnya dan
menyuarakan pendapatnya, melalui media film pekay inilah Sutradara ingin
mengkritik acara-acara tv di india yang tidak bermutu dan hanya mengejarkan
rating saja, hal ini terlihat di bagian ketika Jaggu menjadi news anchor
mengaku heran dengan materi sekaligus tema berita yang diberikan atasanya
lxxiv
yang sama sekali tidak berbobot dan tidak ada pesan informatif atau edukatif
didalamnya, seperti dialog berikut:
“siapa bilang hewan tidak bisa bunuh diri? Ini Nikku anjing milik
Dr.Sweetie Singh dari Ramesh Nagar, New Delhi. Di bulan ini ia
sudah 3 kali mencoba bunuh diri melompat dari atap, minum obat
tidur, dan tidur di perapian. Kenapa ia melakukan hal itu? Apa dia
sakit jiwa?”
Kemudian Jaggu melangkah keluar dari tempatnya untuk menghampiri
pimpinan redaksi sambil berkata:
“omong kosong apa ini, Nitu?”
“Jerry… apa yang kau pikirkan (tentang berita ini)?Anjing ini
depresi, sakit jiwa, atau punya penyakit schizophrenia?Hingga dia
berlaku hiperaktif.”
Lalu dijawab oleh pimred: “apapun itu, apa urusanku?”
Kutipan dialog diatas menggambarkan suatu realitas yang terjadi dalam
sebuah industri pertelevisian, dimana seorang pimpinan cenderung tidak
berpikir visioner mengenai dampak dari acara yang diproduksinya, yang
mereka kejar hanya popularitas sesaat, rating naik, dan untung secara materi
yang besar. Mereka tidak tidak peduli manfaat apa yang diperoleh penonton.
Hal lain yang perlu dicermati dalam perilaku sosial adalah kebanyakan
orang cenderung menilai orang lain berdasar apa yang dipakai, padahal itu
tidak bisa menjadi sebuah tolok ukur tentang mulia atau tidaknya seseorang,
ini disampaiakan Peekay ketika diwawancarai oleh Jaggu didalam penjara,
“Peekay yang berasal dari planet lain mengaku heran dengan
orang-orang di planet Bumi berkata: “di dunia kami tidak memakai
apapun, di dunia kami hanya dibedakan dengan warna kulit, kalau
disini ada yang polos, ada yang berwarna-warni dll, yang
membedakan hanya sesuatu yang menutupi tubuh itu”.
lxxv
Pernyataan tersebut seakan memberi sebuah pengajaran kepada kita
tentang pentingnya sebuah sikap yang egaliter terhadap orang lain.
Dalam kehidupan beragama, masyarakat India yang mayoritas
beragama Hindu mengunakan media perantara patung untuk beribadah
kepada-Nya, namun menariknya sebagian masyarakat disana telah menyadari
bahwa sesungguhnya Tuhan tidak membutuhkan perantara apapun untuk di
dekati, yang perlu dilakukan oleh manusia hanya langsung memohon kepada-
Nya tentang apa maksud dan permintaannya, akan tetapi pedagang yang
berada di sekitar kuil tentu tidak menginginkan hal yang demikian karena bisa
mematikan perekonomian dan mata pencaharian mereka sebagai penjual
patun-patung dewa, akhirnya mereka berusaha untuk menjaga agar keyakinan
masyarakat akan sebuah alat komunikasi kepada Tuhan tidak hilang, seperti
dalam sebuah kutipan dialog antara Peekay dengan penjual patung di sekitar
kuil, Peekay yang kala itu hendak memulai usaha pertamanya mencari Tuhan
bertemu dengan seorang penjual:
Peekay: Berikan aku Tuhan, Bhaiya (baca Bro)”
Penjual: ”kau mau yang berapa Rupee? , 20, 50 , 100, 500?”
Peekay: “apa bedanya antara yang 20 dan 500 Rs ? (Tanya Peekay
denga lugunya)”
Penjual: “harganya saja, sisanya sama kok”
Peekay: “yang 20 Rs ampuh juga kan?
Penjual: “baiklah, yang 15 Rs saja”.
Setelah membeli patung tersebut Peekay mencoba langsung
mempraktekkan untuk beribadah pada Tuha disertai do‟a dan harapan, Peekay
memejamkan matanya dan meminta “ Ya Tuhan aku sangat lapar, berikan aku
makanan” tak disangka, kebetulan ketika itu ada orang yang selesai beribadah
lxxvi
dan langsung membagi-bagikan makanan kepada orang-orang yang duduk-
duduk di seikitarnya termasuk ada Peekay disana, sontak setelah itu Peekay
pun sangat gembira dan semakin meyakini bahwa memang benar kata orang-
orang kalau Tuhan selalu memberi dan menolong setiap kesulitan yang di
alami hamba-Nya termasuk permintaan untuk mengembalikan remotnya agar
ia bisa pulang ke asalnya. Akan tetapi ketika Peekay mencoba kali kedua
untuk meminta kepada Tuhan agar remotnya dikembalikan ternyata tak ada
reaksi dari Tuhan, dan Peekay pun menemui penjual yang tadi untuk Protes,
Peekay: “tuan, apa Tuhan ini kehabisan Batre? Aku baru saja pakai
lalu tak berfungsi”
Penjual: “apa maksudmu??”
Peekay: “maksudku, isikan batre yang baru (dengan harapan Tuhan
bisa ia mintai pertolongan lagi)
Penjual: “Dia (Tuhan) tidak butuh Batre,”
Peekay: “lalu kenapa ini tak berfungsi? apa ini (patung) ada yang
rusak?”
Penjual: “aku yang membuatnya, mana mungkin ada yang rusak”
Peekay: “apa kau yang menciptakan Tuhan? (Tanya Peekay
dengan serius dan kritis)
Penjual: “Ya, aku sendiri yang membuat”
Peekay: “kau yang menciptakan Tuhan, atau Tuhan yang
menciptakanmu??”
Penjual: “Tuhanlah yang menciptakan kita semua, tapi aku hanya
menciptakan Patung-Nya (replika)”
Peekay: “lalu, untuk apa membuat patungnya”
Penjual: “agar kamu bisa memuja-Nya, berkeluh-kesah pada-Nya”
Peekay: “apa ada alat komunikasinya, bagaimana kita bisa dengar
Tuhan berbicara (Tanya Peekay denga lugu, seraya menggerakan
patung Dewa (Tuhan)”
Penjual: “Tuhan tak butuh alat apapun, Dia mendegarnya secara
langsung”
Peekay: “jika Dia mendengarnya langsung, lalu apa pentingnya
patung ini”
Penjual: “aduhhh, sambil memandangi temannya ia berkata “ harus
aku apakan pria ini, mau menghentikan (mematikan) bisnis kami
ya?”
lxxvii
Kemudian rekan pedagang ikut dalam pembicaraan dan ingin
memanfaatkan ketidak pahaman/sikap lugu Peekay untuk mencari
keuntungan, sang pedagang merekomendasikan Peekay untuk membeli
sesajinya karena ia berpendapat barangkali dengan patung mungkin Tuhan
tida mau mengabulkan permintaan Peekay, maka butuh media lain agar
Tuhan mau menolong dan mengembalikan remotnya yaitu dengan sesajinya.
Dalam film Peekay ini, sutradara juga menunjukkan beberapa kearifan
budaya lokal di India yang di deskripsikan dalam sebuah plot cerita ketika
Peekay memulai usaha untuk mencari Tuhan melalui hampir semua agama-
agama yang ada di India ada Hindu, Islam, Kristen, Budha, Sheikh, aliran
Syi‟ah, dll dengan berbagai ritual diantaranya, ritual menyiram patung dewa
dengan susu, upacara menebar beras kuning atau yang lebih dikenal dengan
istilah Purim dan Holi, ritual menyiksa diri untuk memperingati peristiwa
karbala, ritual menggulung-gulungkan badan di jalan, dll.
A. Nilai Pendidikan Islam Dalam Film Peekay
1. Nilai Pendidikan Aqidah
a. Percaya kepada Allah
Percaya kepada Allah swt/Tuhan adalah pondasi inti dalam
agama manapun, percaya kepada Allah secara tidak langsung telah
mengakui eksistensi keberadan-Nya dan meyakini ada kekuatan yang
menciptakan dan menggerakkan dunia ini yaitu Allah swt seperti yang
terkandung dalam film ini ketika Peekay seorang makhluk yang tidak
lxxviii
memeluk agama mana pun mengakui akan Kebesaran-Nya setelah
merasakan perjuangan hidup dan melakukan perenungan yang
mendalam, seperti yang terkutip dalam dialog antara Peekay dengan
Tapashwi:
“Aku sepakat, bahwa dengan percaya pada Tuhan sesorang
akan punya harapan, kesulitan akan pergi, keberanian akan
bangkit, dan akan timbul kekuatan (Peekay)”
“Ada masa ketika, aku tak mendapatkan makanan, aku tak
punya tempat tinggal, aku selalu menangis, aku bahkan tak
punya teman, aku hanya punya satu hal…. Tuhan… (Peekay)
Peekay merasa bahwa meskipun berasal dari planet lain dan
tidak memiliki agama, tetapi ia meyakini ada kekuatan lain yang
mengontrol roda kehidupan manusia di dunia ini yaitu Tuhan. Seiring
berjalannya waktu setelah mengalami berbagai macam proses ia
menjadi semakin yakin akan Tuhan, tetapi pengalaman hidupnya yang
tidak mengenakan serta kecerdasanya membaca situasi sosial yang ada
dia menyimpulkan dengan berdasar sudut pandang pemuka agama di
India bahwa Tuhan ada 2, pertama Tuhan yang menciptakan alam
semesta dan yang kedua adalah Tuhan yang diciptakan oleh manusia
dengan maksud untuk mengejar kepentingan Dunianya seperti kutipan
berikut:
“Ada 2 Tuhan, pertama yang menciptakan kita semua, dan
yang kedua yang diciptakan oleh manusia sepertimu
Tapashwi. Kita tak pernah tahu soal tuhan yang menciptakan
kita, tapi Tuhan yang kau ciptakan itu sama sepertimu,
pembohong, suka berpura-pura, memberi harapan palsu,
menghormati orang kaya, mengabaikan rakyat miskin,
bahagia saat dipuji, orang-orang takut bersuara. Pesanku
sederhana, Tuhanku adalah yang menciptakan kita semua dan
lxxix
percayalah pada-Nya, dan Tuhan kembaran… yang kau
ciptakan itu musnahkanlah (Peekay)”
Percaya kepada Tuhan adalah cermin manusia bermoral, karena
hampir semua agama mengajarkan untuk kebaikan, maka ketika
manusia jauh dari Tuhan akan kehilangan fitrah manusiawinya dan
bisa berakibat fatal sehingga perilaku-perilakunya jauh dari norma-
norma kemanusiaan dan norma-norma agama sebab kehilangan
pegangan/pedoman hidup yang bisa dijadikan sandaran.
Iman kepada Allah swt (Tuhan) dapat diaktualisasikan dengan
sikap-sikap antara lain sebagai berikut:
1) Berserah diri kepada Allah
Berserah diri atau kita kenal dengan sikap Tawakal adalah
menyerahkan segala urusan kepada Allah dengan keyakinan Allah
akan memberi petunjuk bagi setiap permasalahan yang dihadapi,
tetapi kita tetap harus melakukan ikhtiar terlebih dahulu dan tidak
hanya pasif kemudian bertawakal. Allah Swt berfirman dalam
Surat Al-An‟am 162-163:
162. Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku
dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163. tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan
kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan
diri (kepada Allah)".
lxxx
Sikap tawakal yang terdapat dalam film ini adalah ketika
Peekay sudah melakukan berbagai macam cara untuk mencari
Tuhan tetapi belum mendapatkan apa yang menjadi keinginannya,
“Aku terus berusaha tanpa berpikir dan berhenti, ku ikuti
aturan-Mu dengan segala hormat, Oh Tuhan….
Dimanakah Engkau -Peekay“
“aku sangat bingung Tuhan, aku pasti melakukan
kesalahan.. itu yang membuat-Mu tak mendengarku, ku
mohon katakana… tunjukan aku jalan, aku sudah
meminta dan memohon pada-Mu… datang lah Tuhan,
aku ingin pulang -Peekay”
Berdasar kutipan diatas menggambarkan bagaimana
keadaan spiritual seorang hamba dimana semua nafsu duniawi
sudah dihindari dan yang ada di benaknya hanya menyerahkan
semua urusannya kepada Tuhan sehingga membutuhkan bantuan
dari Tuhan.
2) Ikhlas
Definisi ikhlas secara singkat yaitu melakukan sesuatu
hanya untuk mengharap ridho-Nya tanpa melihat pandangan dari
orang lain, ikhlas juga identik dengan sebuah pengorbanan atau
merelakan sesuatu kepada orang lain. Dalam film Peekay sifat
ikhlas ini ditunjukkan oleh sang pemeran utama yang
merelakan/mengikhlaskan Jaggu kembali pada cinta lamanya yaitu
Sarfaraz, padahal ketika itu dia sudah menaruh harapan pada Jaggu
untuk menerima cintanya, tetapi dengan berjiwa besar dia justru
lxxxi
membantu Jaggu agar direstui keluarganya untuk menikah dengan
sarfaraz, seperti kata-kata Jaggu di akhir film,
“dia sudah mengajarkan banyak hal, apa yang ia ajarkan
adalah arti cinta yang sesungguhnya, cukup mencintaiku
untuk melepasku”
Bagian lain yang menunjukkan tentang makna Ikhlas
adalah anjuran untuk menyumbang untuk rumah badah,
“membangun rumah untuk sesorang itu baik, dan
membangun “Rumah Tuhan” justru lebih baik, jadi,
menyumbang lah dan singkirkan masalah kalian -
Tapashwi).
Tapashwi yang seorang pemuka agama selalu
menganjurkan kepada pengikutnya untuk ikhlas bersedekah dalam
pembangunan tempat ibadah.
b. Percaya kepada qodho dan qodar
Orang beriman pasti meyakini segala ketetapan dan takdir berasal
dari Allah Swt, baik yang menggembirakan maupun yang
mengecewakan semua atas izin dari-Nya, tetapi manusia harus yakin
bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya dan
mensyukuri atas yang dianugerahkan kepadanya. Manusia yang baik
adalah yang tidak suka meratapi nasib dan selalu berusaha untuk
berkembang menjadi lebih baik, penulis menemukan kutipan dalam
film yang berkolerasi dengan hal ini yakni,
“setiap hari aku berfikir esok akan lebih baik, Tuhan akan
memberiku jalan keluar, aku sepakat padamu –Peekay
lxxxii
Kutipan diatas menunjukkan bahwa Peekay sepakat dengan
pendapat Tapashwi bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi
hamba-Nya yang mau berusaha
“hari ini salah satu temanku tewas karena berusaha
membantuku.. hanya sepatunya yang tersisa, berhentilah
berpura-pura membela Tuhan atau dunia ini kelak orang-
orangnya akan tinggal sepatunya saja - Peekay”.
Sedangkan pada kutipan diatas menggambarkan tentang perasaan
Peekay yang tengah bersedih karena tanpa terduga temannya tewas
dalam tragedi bom di stasiun, sehingga ia menganjurkan kepada
Tapashwi agar tidak berpura-pura baik kepada semua orang, karena
bisa saja hal yang tidak diinginkan akan terjadi padanya.
“Sarfaraz: sudahlah lupakan, yang lalu biarlah berlalu”.
Jaggu: “ sedangkan aku disini”.
Sarfaraz: “sudahlah, lupakan saja… ingatan kita sering
merusak suasana, untuk apa merasa begitu? Kita masih
punya masa depan majulah bersamanya” (Sarfaraz
mencoba menghibur Jaggu karena gagal mendapatkan Tiket
konser Amitabh Bachan, dan ia menyarankan agar Jaggu
tidak berlarut-larut dalam kesedihan)
Kutipan dan dialog tersebut mengajarkan kita untuk ber
khusnudzan kepada Allah tentang segala hal yang masih belum terjadi,
rahasia tentang masa depan hanya Allah yang tahu, tetapi setidaknya
kita bisa belajar bahwa apa yang terjadi di masa depan adalah buah
dari kerja keras kita di masa sekarang.
lxxxiii
c. Iman Kepada sifat-sifat Allah
Salah satu wujud keimanan seorang hamba yaitu meyakini sifat-
sifat Allah, yang mana dapat terwujud dalam meyakini sifat Allah yang
20. Diantara sifat Allah dalam film ini ialah Allah Maha Agung
(besar), kutipannya sebagai berikut:
Dialog ketika perdebatan tentang Tuhan antara Peekay dan
Tapashwi, saat itu Pekay mencoba meluruskan pemahaman Tapashwi
bahwa Tuhan yang patut disembah adalah Tuhan yang menciptakan
alam semesta, bukan Tuhan hasil ciptaan manusia atau doktrin
seseorang yang mengaku bisa bicara langsung dengan Tuhan, dengan
dialognya sebagai berikut:
Tapashwi: “kau bicara tentang Tuhan kami, apa menurutmu
aku akan diam saja? Nak, kami akan melindungi Tuhan
kami
Peekay: “kau bisa melindungi Tuhan? Dunia ini sangat
kecil, dunia ini sangat kecil dibandingkan alam semesta, dan
kau, dengan duduk di dunia kecil ini, tempat ini, jalanan
ini… mengatakan kalau kau ingin melindungi Tuhan yang
menciptakan alam semesta?Dia tak butuh perlindunganmu,
Dia bisa melindungi diri-Nya sendiri”.
Ada pula bagian yang menggambarkan kebesaran Allah
dengan memuji hasil dari ciptaan-Nya, yaitu:
“kau tahu berapa banyak bintang di langit? Pernahkah kau
coba menghitungnya?Jika kau menghitungnya ada sekitar
6000 milyar setidaknya itupun hanya di Galaksi kita. Dan
ada berapa banyak galaksi?Ilmuan mengatakan 2 Milyar
atau lebih. Karena itu, bagaimana seandainya dalam planet-
planet itu ada yang berpenghuni sebuah planet yag sama
seperti kita (Bumi) dan sama seperti kita ke Bulan dan
Mars” (Kutipan pengantar pada awal film).
lxxxiv
Serta kutipan yang menunjukkan bahwa Allah (Tuhan)
Maha Penolong terjadi ketika Peekay baru saja tiba di New Delhi
dan bertemu dengan seorang polisi dan menanyakan tentang
keberadaan remotnya, kemudian polisi tersebut memberikan
penjelasan dan akhir penjelasannya ada kutipan sebagai berikut:
“ada 2 juta orang di kota ini, apa aku bisa menemukannya?
Dasar orang aneh kamu, polisi itu manusia bukan Tuhan
(yang Maha Besar) -Polisi”
Kutipan diatas menggambarkan betapa Maha Besar Allah
sehingga seorang manusia tidak bisa dibandingkan dengan-Nya
dan tidak ada apa-apanya, serta menyiratkan bahwasanya Allah
Maha Penolong bagi hamba-hambaNya.
2. Nilai Pendidikan Akhlak atau Budi Pekerti
Akhlak merupakan salah satu esensi dari Pendidikan Islam dan
sebagai perwujudan manusia yang berpendidikan, Makbulloh (2011: 142)
dalam bukunya tentang akhlak menerangkan Akhlak adalah suatu sikap
yang tertanam dalam jiwa manusia yang dapat melahirkan suatu perbuatan
yang mudah dilakukan, tanpa terlalu banyak pemikiran dan pertimbangan
yang terlalu lama. Jika sifat tersebut memunculkan tindakan atau
perbuatan yang baik yang terpuji menurut tuntunan aqal dan syariah, maka
sifat itu disebut dengan akhlak yang baik.Akan tetapi jika dari sifat
tersebut muncul perbuatan yang buruk lagi jahat, maka disebutlah darinya
memiliki akhlak yang buruk.
lxxxv
Akhlak dibedakan menjadi 2 macam, akhlah terpuji (mahmudah)
dan akhlak tercela (madzmumah), akhlak terpuji diantaranya:
a. Nilai istiqomah
yaitu suatu nilai yang selalu memberikan manfaat bagi yang
melakukannya. Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh
jalan(agama) yang lurus(benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun
ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan
(kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk
larangan-Nya, (Ibnu Rajab Al Hambali,1424H: 246). Dalam film
Peekay ini sang pemeran Utama mencoba mengajarkan arti pentingnya
sifat Istiqomah,
“Ada banyak jalan untuk menemui-Mu, sudah ku lalui semua
jalan itu, tetapi tetap tak menemukan-MU... aku tak tahu apa
yang Kau kehendaki -Peekay”
Meskipun demikian, Peekay tetap berusaha untuk mencari cara
untuk menemui Tuhan, ia dengan sungguh-sunnguh berusaha mencari
pengetahuan segala hal tentang Tuhan, ia ingin sekali mendekatkan
diri Pada-Nya, bahkan dia sudah melupakan tujuan duniawinya untuk
lebih bisa menjadi seorang hamba Tuhan yang taat. Meskipun dalam
usahanya selalu mendapat tekanan yang sangat berat dia tetap tegar
dan masih ingin selalu mencari Jalan untuk bisa menemui Tuhan.
b. Silaturrahim
lxxxvi
Sillaturrahim adalah menjalin tali persaudaraan, baik antar
sesama Muslim atau dengan pemeluk agama lain, sebagai wujud dari
kerukunan antar sesama manusia, menurut islam, silaturrahim dapat
menambah saudara dan menambah rezeki. Dan hubungan silturrahim
ada 3 yakni, Ukhuwah Islamiyah (sesama Muslim), Ukhuwah
Wathaniyah (sesama bangsa), dan Ukhuwah Basyariyah (sesama
manusia). Dalam film Peekay ini yang menunjukkan niat untuk
menjalin silaturrahim adalah Ketika Jaggu dan Sarfaraz hendak
membeli tiket pertunjukkan Amitabh Bachan, ternyata tiketnya sudah
sold out dan mereka berebut 1 tiket sisa yang di jual oleh seorang
“calo”,
Jaggu: “maaf, aku yang datang duluan”
Srafaraz: “oh maaf, tapi aku yang duluan nanya, setelah itu
baru kau datang”
Kemudian mereka berebut sembari saling menujukkan
kelebihan masing-masing,
Jaggu: “tapi aku fans berat Ralleigh Bachan”
Sarfaraz: “tapi aku penggem,ar berat Amitabh Bachan”
Jaggu: “aku sudah baca puisinya sejak 10 tahun lalu”
Sarfaraz: “aku sudah hafal dialognya sehak usia 5 tahun,
itupun lewat radio”
Calo: “siapa yang harus dapat ini? (sambil menunjukkan
tiketnya”
Jaggu: “aku saja, dia kan tidak suka puisi”
Calo: : “100 euro (harganya)”
Jaggu: “apa? Harga 40 euro, dijual 100 euro?Bukankah itu
pemerasan?
Calo:” butuh 6 jam untuk antri mendapatkannya, Time is
money (sambil merebut kembali tiketnya).
lxxxvii
Setelah itu Sarfaraz menemukan ide untuk membeli tiketnya
yaitu dengan mengumpulkan semua uang yang mereka punya dan
menonton acara tersebut secara bergantian, Jaggu pun setuju, ternyata
ketika semua uang mereka kumpulkan masih kurang dari 100 euro,
mereka menemui “calo tersebut lagi,
Jaggu: “ ada 96 euro, boleh? Diskon sedikit lah, lagipula kita
kan satu Negara hidup Dewi Baratha Bro!!”
Calo: “Hidup !!, tapi tetap 100 euro”
Lalu mereka meninggalkan tempat tersebut dengan penuh
kecewa, tetapi berkah dari kejadian tersebut ialah mereka menjadi
saling kenal dan tidak lama setelah itu benih-benih cinta pun muncul
diantara mereaka, seperti yang terkutip dalam dialog dibawah ini,
aku Jaggu sambil memperkenalkan diri”
Sarfaraz: “Jaggu?”
Jaggu: “iya itu namaku, papaku memberikan nama yang aneh
Jagat Janani, semua teman mnegejekku di sekolah, jadi ku
perpendek Jaggu”
Sarfaraz: “tinggal di Mumbai?
Jaggu:”tidak, di Delhi… aku sedang meliput acara televisi
disini, kau?”
Sarfaraz:” aku Sarfaraz, kuliah arsitek disini sambil bekerja
juga disini di kedutaan Pakistan”
Jaggu: “kenapa di kedutaan Pakistan”
Sarfaraz: “ karena aku orang Pakistan”.
Ternyata setelah berkenalan, mereka menyadari bahwa mereka
berasal dari bangsa yang berbeda bahkan Negara mereka kurang
harmonis, tetapi mereka tetap menjalin hubungan dengan sangat baik
lxxxviii
dengan prinsip Ukhuwah Basyariyah. Pada bagian lain mengisahkan
tentang awal mula kedekatan antara Jaggu dan Peekay,
“sejak aku datang ke bumi, aku selalu mengambil uang orang
(dari mobil yang bergoyang-goyang), tak ada yang
memberiku uang, kau lah orang pertama yang meberiku uang
5000 dengan beramal di kotak itu, aku merasa kau pemberani
dan dapat dipercaya (jadi berteman lah denganku) – Peekay”.
Jaggu yang awalnya tidak percaya dengan cerita-cerita Peekay,
menjadi berubah ketika menyaksikan sendiri kebenaran dari
“kelebihan:” Peekay, kemudian Jaggu pun ingin berteman dengan
Peekay dan berjanji akan membantu menyelesaikan masalah yang
sedang di hadapi Peekay.
c. Pantang Menyerah
Dalam menjalani kehidupan di dunia ini, manusia tidak serta
merta diberi keleluasan dan bukan tanpa halangan, terkadang ketika
kita memperjuangkan suatu kebenaran pun ada yang berusaha untuk
menghalanginya, maka dari itu hanya manusia-manusia tangguh lah
yang berhak menjadi pemenang, kita bisa belajar dari perjuangan
Peekay dalam usaha untuk mengambil kembali remotnya yang dibawa
oleh Tapashwi, setelah melakukan usaha pertama gagal dan malah
mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, Peekay pantang
menyerah dan masih akan melakukan usaha lagi sampai mendapat
remotnya, sampai kemudian ia mendapat ide yang langsung
disampaikan kepada Jaggu
“Peekay; “ aku sekarang tahu idenya, dan aku tahu semua
rencananya, Tapashwi memanggil Tuhan dan mengutip do‟a
lxxxix
atau apapun itu, tapi semua pangilannya „salah sambung‟
orang yang sedang menjawab panggilannya juga sedang
mempermainkannya”
Kemudian jaggu memiliki ide untuk mempertemukan Peekay
dan Tapashwi di sebuah tempat dimana Tapashwi biasa mengadakan
pertemuan dengan pengikutnya, dengan maksud untuk membantah
anggapan-anggapan Tapashwi dengan isu “salah sambung” dengan
Tuhan”, dan tentunya tujuan utamanya agar remot Peekay kembali,
akan tetapi usaha itu gagal membuahkan hasil.
Tetapi Jaggu dan Peekay tak patah arang, Jaggu memiliki
wacana untuk mempertemukan Peekay dan Tapashwi dalam sebuah
acara forum debat yang akan disiarkan oleh tv tempatnya bekerja,
namun lagi-lagi sebelumn acara itu terlaksana, rintangan sudah muncul
dari atasan Jaggu, sang pimpinan redaksi menganggap hal itu konyol
dan malah merugikan pihaknya, tetapi dengan semangat pantang
menyerah, Peekay dan Jaggu berhasil meyakinkah atasannya tersebut
sehingga acara pun terlaksana, pada akhirnya Peekay lah yang
memenangkan debat tersebut dengan argumen-argumen maupun
bantahannya terhadap pemahaman Tapashwi, dan berhak mengambil
kembali remotnya.
d. Sabar
Manusia hidup di dunia dalam rangka menjalani takdir yang
diberikan Allah ibarat seperti roda yang berputar, terkadang berada
diatas dan terkadang pula dibawah, untuk itu sebagai manusia yang
xc
bertakwa kepada Allah swt kita harus senantiasa bersabar. Setiap usaha
yang kita lakukan tentu akan memiliki resiko, baik berupa penerimaan
atau penolakan, begitu juga yang dialami oleh Peekay, ketika dia sudah
berusaha untuk belajar memhami karakter atau pola hidup manusia, dia
malah mendapat perlakuan kasar, Peekay mendapat pelajaran bahwa di
dalam bus bahwa wanita yang memakai Sari (baju adat India)
berwarna putih itu artinya wanita tersebut seorang janda, kemudian ia
praktekkan ketika melihat wanita yang memakai gaun putih, kemudian
ia menghampirinya seraya berkata:
“Peekay: “aku turut berduka cita atas kematian suamimu”
Wanita: “apa??? Kapan??
Peekay: “bagaimana aku tahu, kau kan pakai baju putih”
Wanita: “aku kan mau menikah jadi pakai baju putih”
Peekay: “tidak… semua memakainya karena sedang berduka
“
Wanita: “mereka (orang berduka) memakai baju hitam..dasar
bodoh!! Sambil memukul Peekay”, kemudian Peekay merasa
sedikit heran karena niatnya ingin memberi tahu malah
dipukuli.
Sekuel lain dalam film ini yang menunjukkan pentingnya sabar
adalah ketika jaggu ingin membela Peekay karena akan dihajar oleh
beberapa orang yang menjaga kuil, tetapi Jaggu malah kehilangan
uangnya 5000 Rupee.
e. Jujur
Rachmat (2000:77) mengatakan bahwasanya Jujur adalah
mengatakan sesuatu apa adanya. Jujur lawannya dusta.Berdusta adalah
menyatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan sebenarnya.
xci
Jadi dapat disimpulkan bahwa berperilaku jujur yaitu selalu
mengatakan yang sebenarnya memang benar dan mengatakan sesuai
dengan apa yang senyatanya.
Sikap ini dimiliki oleh Peekay ketika ditanya oleh Jaggu,
Peekay mengatakan yang sebenarnya tentang dirinya,
aku tak mampu berbohong, kebohongan itu dimulut
sedangkan aku berkomunikasi dengan pikiran”.
“apa menurutmu ceritaku palsu? Lalu lanjutkan saja acara
tidak bermutu mu itu (kata Peekay setelah menerewang ke
masa lalu Jaggu)”.
“kau pikir aku gila dan omong kosong?
Peekay dengan jujur menjelaskan tentang asal-usulnya dan
mengapa ia datang ke Bumi dengan sedetailnya dan sejelas-jelasnya,
tetapi awalnya Jaggu menyangka kalau Peekay adalah orang gila yang
suka omong kosong dan butuh dibawa ke Psikiater, tetapi berkat
kelebihannya bisa menerewang ke masa lampau membuat Jaggu
percaya.
f. Berlomba-lomba dalam kebaikan
Agama telah mengajarkan kebaikan bagi pemeluknya, jadi
apabila suatu pemeluk agama benar-benar menjalankan ajaran dari
agamanya tentu dunia ini akan menjadi damai sejahtera dan semua
manusia bisa hidup berdampingan dengan penuh kegembiraan.
Allah Swt berfirman dalam Surat Ali Imran ayat 133-135:
xcii
133. dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan
untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di
waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan
keji atau Menganiaya diri sendiri[229], mereka ingat akan Allah,
lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi
yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka
tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.
[229] Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar
yang mana mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi
juga orang lain, seperti zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah
melakukan dosa yang mana mudharatnya hanya menimpa diri
sendiri baik yang besar atau kecil.
xciii
Dalam kaitannya dengan film ini adegan yang menujukkan
tentang nlai-nilai kebaikan adalah Ketika uang Jaggu baru saja di sita
oleh penjaga kuil dia sudah tidak punya uang lagi untuk pulang,
kemudian ia menelpon sahabatnya yaitu Nitu untuk menjemput di
sebuah kuil besar tersebut, Melihat bahasa tubuh Jaggu yang seolah
sedikit mengalami kepanikan karena tidak punya uang, akhirnya
Peekay memberi uang kepada Jaggu untuk pulang, Peekay menyadari
dan tahu persis bagaimana perasaan seseorang ketika tidak bisa pulang
kerumah karena dia mengalami sendiri akan hal itu seperti petikan
berikut:
Jaggu:“(percakapan dalam telpon dengan Nitu) Nitu,
dimana kau? tolong jemput aku, aku tak punya uang untuk
pulang, nanti kuceritakan apa yang terjadi, ada Kuil besar di
seberang tempat itu, cepatlah kemari,,, byee)
Melihat Jaggu sedikit panik, lalu Peekay berkata:
“ini ambilah (sambil menyodorkan uang)”
Jaggu: “apa ini?”
Peekay: “untuk bayar taksi, jadi kau bisa pulang, saat aku
melihat orang tak bisa pulang… aku juga ikut sedih (kata
Peekay sambil bergegas pergi)”
Jaggu: “ hey… dengar”
Peekay: “aku tak punya lagi, cuma itu saja (sambil menoleh
kesamping)”.
Hidup akan menjadi indah jika manusia-manusianya saling
tolong menolong, karena kita tidak bisa menafikan fitrah manusia
sebagai makhluk sosial, sehingga sangat membutuhkan bantuan dari
orang lain. Adegan ain yang menujukkan sikap baik hati dari PK
xciv
adalah ketika PK baru saja keluar dari penjara kemudian tiba-tiba
datang padanya seorang pria paruh baya seraya berkata,
tolong aku nak.. istriku sedang kritis dirumah sakit dan
meminta biaya 1000 Rupee, beri aku 500 Rupee saja nak
kalau kau punya”.
Tanpa berpikir panjang PK pun memberi pria tersebut uang
500 Rupee bahkan setelah pria tersebut berjalan beberapa langkah
untuk pergi, PK memanggilnya lagi dan memberi tambahan 100
Rupee.
g. Selalu Belajar
Konsep fitrah manusia dari segi fisik-biologik sudah selesai,
akan tetapi dari segi intelektual, emosional, dan spiritual belum selesai.
Maka manusia belajar dengan sungu-sunggguh, serta harus berikhtiar
dan berusaha untuk mengembangkan atau memaksimalkan potensi
yang ia miliki agar bisa memperbaharui wawasan, sehingga
mendorong adanya kemajuan. Belajar pun tidak harus sealu dalam
lingkungan formal seperti banku sekolah atau kuliah, tetapi bisa
dimana saja dan kapan saja. Terkadang ada sesuatu hal yang menurut
kita kecil tetapi justru meberi pengajaran yang besar apabila kita
mampu memoptimalkan pikiran dan membuka hati. Hal ini sejalan
dengan apa yang dilakukan oleh Peekay dimana ia selalu berusaha
belajar untuk bisa memahami watak manusia dan pola hidup manusia,
“di dunia kami tak punya bahasa kami semua bicara
dengan pikiran, tak pernah kebingungan, tapi aku baru
xcv
tahu kalau disini salah ucap sedikit aja bisa berakibat fatal
-Peekay”.
“di pakaian yang ku ambil, aku menemukan foto Pak Tua
(Mahatma Gandhi) perlahan aku mulai sadar kalau foto ini
sangat penting untuk bertahan hidup (untuk jual beli) di
Dunia ini, jika aku memberikan foto ini maka aku akan
mendapat makanan, jadi aku mulai mengumpulkan foto
Pak Tua ini (dengan mengumpulkan foto dari buku, poster,
stiker, dll) ternyata sekarang aku baru tahu bahwa foto
tersebut hanya berlaku pada satu kertas saja (uang) -
Peekay”
“akhirnya aku menyadari bahwa untuk menukan remotku
aku harus belajar bahasa manusia, tanpa bahasa aku tak
bisa berbuat apa-apa -Peekay”
Dan juga petikan obrolan Jaggu dan Peekay di sebuah stasiun,
“Jaggu: “mengapa kau pakai helm kuning?”.
Peekay: “aku baru tahu satu hal, warna kuning ini bisa
terlihat dari jauh, ibaratnya orang dari jauh pun bisa
melihat Taxi”.
Betapa pentingnya makna dari sebuah pendidikan, maka kita
harus selalu belajar tanpa henti dan juga disesuaikan dengan konteks
zaman.
h. Toleransi
Hidup di Negara yang besar dengan penduduk yang banyak,
tentu kita harus menyadari tentang adanya sebuah perbedaan
pandangan, perbedaan sendiri dalam Islam disebut dengan Sunnatullah,
agar perbedaan itu tidak dinilai menjadi sesuatu yang buruk maka kita
perlu menjunjung tinggi sikap toleran, apalagi di Negara India yang
cukup kaya akan budaya tentu perbedaan tidaka akan bisa dihindari,
seperti yang disebutkan dalam sebuah bait lagu film Peekay ketika sang
xcvi
tokoh utama belajar tentang berbagai macam agama-agama ataupun
aliran kepercayaan, serta sudah ikut dalam berbagai mcam ritual-ritual
tradisional keagamaan,
“di dunia ini ada banyak agama, semua memiliki aturan
yang berbeda-beda, memiliki pemimpim atau pemuka
agama masing-masing dan memiliki tempat peribadatan
masing-masing yang didalamnya tidak ada pemeluk agam
lain, di dunia ini orang hanya punya satu agama yang
dipeluk ”
Kutipan di atas terjadi pada bagian ketika Peekay mulai
memahami tentang agama, dan ia meyakini bahwa pada dasarnya
semua agama mengajarka kebaikan. Kesempurnaan hanyalah milik
Allah, dan sepatutnya lah kita sebagai manusia untuk mendekati-Nya
walaupun berbeda pandangan, tetap harus memegang prinsip
kedamaian.
i. Berprasangka Baik (Khusnudzan)
Allah memiliki hak prerogative yang tidak dimiliki oleh
makhkluk-Nya yaitu Allah berhak atas takdir apapun yang ada di dunia
ini yang merupakan hasil dari ciptaan-Nya.Dan Allah juga berhak untuk
menerima atau tidak tentang suatu amalan ibadah atau ikhtiar yang
dilakukan manusia, yang bisa kita lakukan hanya berusaha dan
berikhtiar kepada-Nya.
Dalam sebuah hadits qudsi Allah berfirman:
“Aku berada pada sangkaan hamba-Ku, Aku selalu
bersamanya jika ia mengingat-Ku, jika ia mengingat-Ku
pada dirinya maka Aku mengingatnya pada diri-Ku, jika ia
mengingat-Ku dalam suatu kaum, maka Aku mengingatnya
dalam suatu kaum yang lebih baik darinya, dan jika ia
xcvii
mendekat kepada-Ku satu jengkal maka Aku mendekat
padanya satu hasta, jika ia mendekat pada-Ku satu hasta
maka Aku mendekat padanya satu depa, jika ia datang
kepada-Ku dengan berjalan kaki, maka Aku akan datang
kepadanya dengan berlari”.
Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa Allah selalu bersama
kita, bukan berarti kekuasaan Allah terbatas pada hamba-Nya, tentunya
kekusasaan Allah jauh melampaui apa yang ada. Hadits ini memotivasi
kita untuk seantiasa mengingat Allah dalam menjalani setiap aktifitas,
dan selalu melaksanakan kebaikan karena sesuai dengan hadits di atas,
bahwa Allah tidak akan membalas perbuatan baik hambanya dengan
balasan yang sama, akan tetapi Allah akan membalasnya dengan
balasan yang lebih dari itu.
Selain akhlak terpuji (mahmudah), yang kedua ada akhlak
tercela (madzmumah), akhlak madzmumah kebalikan dari akhlak
terpuji, segala tindakan keburukan yang tercermin dari seseorang
termasuk akhlak tercela. Orang yang memiliki akhlak tercela lebih
dominan maka itu sesungguhnya akan merugikan dirinya sendiri, sebab
orang yang memiliki akhlak tercela cenderung tidak disukai orang lain
dan dikucilkan di masyarakat. Contoh Akhlah madzmumah antara lain:
a. Mencuri
Mencuri adalah mengambil sesuatu yang bukan haknya, mencuri
memiliki berbagai macam istilah diantara, klepto, korupsi,
mencopet,merampas, merampok,dll. Adapun dalam film Peekay yang
menujukkan hal demikian adalah ketika Peekay baru saja sampai di
xcviii
Planet Bumi, kemudian ia melihat manusia yang berada jauh darinya,
setelah dihampiri, ternyata orang tersebut justru membawa pergi
remotnya sehingga Peekay tidak bisa berkomunikasi dengan temannya
kejadian ini lah yang menjadi pangkal permasalahannya. Adegan lain
yang menujukkan sikap tercela adalah ketika Jaggu dan Sarfaraz ingin
menonton acara Amitabh Bachan tetapi kehabisan tiket, kemudian
merak bertemu dengan seorang calo yang masih memiliki satu tiket
namum neaikkan harganya menjadi lebih dari 2 kali lipat, seperti dalam
dialog seperti berikut:
Jaggu: “maaf, aku yang datang duluan”
Srafaraz: “oh maaf, tapi aku yang duluan nanya, stelah itu
baru kau datang”
Kemudian mereka berebut samba saling menujukkan
kelebihan masing
Jaggu: “tapi aku fans berat Ralleigh Bachan”
Sarfaraz: “tapi aku penggem,ar berat Amitabh Bachan”
Jaggu: “aku sudah baca puisinya sejak 10 tahun lalu”
Sarfaraz: “aku sudah hafal dialognya sehak usia 5 tahun,
itupun lewat radio”
Calo: “siapa yang harus dapat ini? (sambil menunjukkan
tiketnya”
Jaggu: “aku saja, dia kan tidak suka puisi”
Calo: : “100 euro (harganya)”
Jaggu: “apa? Harga 40euro, dijual 100 euro?Bukankah itu
pemerasan?
Calo:” butuh 6 jam untuk antri mendapatkannya, Time is
money (sambil merebut kembali tiketnya).
Kemudian Sarfaraz memiliki ide brilian yang lang
disampaikan kepaa Jaggu,
Sarfaraz: “sebentar… bagaimana kalau kita berbagi tiket?
Kau sebelum Istirahat (untuk melihat Raleigh Bachan dan
aku masuk setelah istirahat (untuk menyaksikan acara
Amitabh Bachan.. ku mohon”.
Jaggu: “itu ide yang bagus”
xcix
Kemudian mereka mulai mengumpulkan semua uang yang
dimiliki, namun tetap saja uangnya tidak mencukupi, kemudian Jaggu
mencoba untuk meminta diskon tetapi sang calo bersikukuh tidak mau
menurunkan harga, akhirnya Jaggu hendak meminjam uang kepada
kakek-kakek untuk menutupi kekurangannya seperti dalam dialog ini:
Jaggu: “paman..bisa beri aku pinjama 4 euro? Sebagai
jaminan ambillah jam tanganku, nanti ku kembalikan,
kumohon paman, itu masih sisa satu tiket terakhir”
Paman: “nak..sudah penuh, tak aka nada tiket lagi”
Jaggu: “tidak paman..orang itu masih menjualnya (sembari
menunjuk calo yang tadi)
Paman: “brengsek..orang seperti itu bisa merusak nama baik
Negara iya kan? nak, tetaplah disini.. akan kubelikan
tiketnya”
Jaggu: “Terima kasih”.
Ternyata setelah paman tersebut membeli tiketnya tidak langsung
diberikan kepada Jaggu, melainkan dipakai sendiri untuk menyaksikan
acara tersebut, kemudian Jaggu dengan penuh amarah menghampiri
paman tersebut dan memaki-makinya.
a. Berprasangka buruk
Berprasangka buruk atau biasa kita sebut dengan su‟udzon,
su‟udzon bisa kepada orang lain dan bisa juga kepada Allah (Tuhan).
Orang yang selalu berprasangka buruk cenderung bisa berakibat fatal
seperti yang ditunjukkan dalam sebuah sekuel film Peekay ketika Jaggu
dan Sarfaraz hendak menikah, kemudian karena Sarfaraz terlambat
datang ke tempat pernikahan dan diiringi Jaggu menerima surat entah
dari siapa yang pada intinya pernikahan dibatalkan, hal ini membuat
Jaggu marah dan seolah mengikuti nafsu amarahnya ia pun berburuk
c
sangka bahwa Sarfaraz telah membohongi dirinya dan tidak bermaksud
datang ke pernikahan mereka, padahal sejatinya Sarfaraz ingin
menhadiri pernikahan tersebut, tetapi karena Jaggu sudah tidak berada
tempat pernikahan dan kemudian tidak bisa dihubungi lagi akhirnya
Sarfaraz pasrah dan menerima takdirnya.
Pada bagian lain, lagi-lagi Jaggu berprasangka buruk terhadap
apa yang dikatakan oleh Peekay, ketika Peekay dimintai uang oleh pria
paruh baya yang mengaku kalau istrinya sedang dirawat di Rumah
Sakit, tanpa pikir panjang Peekay langsung memberi pria tersebut,
setelah pria tersebut pergi Jaggu mulai curiga dan berburuk sangka, lalu
ia memberi tahu Peekay bahwa di sekitar tempat tersebut tidak ada
rumah sakit dan dia menyalahkan Peekay karena telah dengan Cuma-
Cuma memberi uang pada penipu. Akan tetapi Karena Peekay punya
kelebihan bisa menerawang ke masa lampau mengetahui yang
sesungguhnya terjadi, memang pria tersebut menipu dirinya dengan
berkata bohong, tetapi pria tersebut tidak menipu karena memang
sedang butuh uang untuk membayar es krim di hotel bintang lima yang
sudah dipesan dan dimakan oleh istrinya.
b. Menyuap
Menyuap atau kita kenal dengan istilah gratifikasi adalah sesuatu
yang sering terjadi di Masyarakat, dan yang menjadi aktor utamanya
adalah para penegak hokum atau birokrat. Bahkan menyuap tidak hanya
ci
di ranah hukum atau pemerintahan saja, dibidang lain seperti olahraga
pun sudah jamak terjadi.
Dalam kaitannya dengan ini, ada Bagian pada film Peeekay yang
menunjukkan hal demikian, ketika Jaggu hendak menjenguk PK di
dalam pejara untuk keperluan interview, namun tidak diperbolehkan
oleh polisi yang berjaga, lalu mereka pun berkompromi,
Jaggu: “permisi”
Polisi: “ya, ada apa?”
Jaggu: “aku ingin masuk kedalam penjara”
Polisi: “Untuk apa”
Jaggu: “untuk menemui pria yang ada di dalam itu”
Polisi: “Nona, kau anggap ini kantin? Hingga kau bisa
makan-minum atau bersenang-senang semaumu? (hardik
Polisi), ini penjara, jadi orang yang bersalah yang bisa
masuk penjara”
Jaggu: “ sssttt…. bisik jaggu sambil menyodorkan beberapa
Rupee uang”.
Polisi: “ (tanpa bicara tapi seoalah mengiyakan dengan
mimik wajah)”.
Kejadian ini tentu saja tidak boleh kita tiru karena sesuatu yang
transaksional bisa merusak moral bangsa.
c. Menipu
Salah satu dari sifat tercela yaitu menipu atau berbohong yang
secara singkat bisa diartikan mengatakan sesuatu yang tidak sebenarnya
atau tidak sesuai fakta yang terjadi. Sebagian oknum menggunakan
penipuan sebagai modus kejahatan, bahkan eoranh tokoh masyrakat
sekalipun ada yang melakukan hal ini, seperti salah satu bagian dalam
film Peekay berikut ini, ketika Tapashwi yang seorang pemuka agama
ternyata hanya menggunakan agama untuk kepentingan popularitas dan
cii
untuk mengjear keuntungan materi saja, tidak banyak yang mengetahui
akan hal ini, tetapi tampak dalam adegan berikut:
Asisten:”lebih banyak surat pertanyaan dibandingkan
dengan uang di kotak amal tuan (Tapashwi), foto anda,
buku, minyak , serta obat-obatan sudah tidak laku. Di
Facebook dan Twitter juga banyak komentar-komentar
negatif”.
Tapashwi: “hanya ini?
Asisten: “hanya itu satu-satunya yang mendukungmu,
hinaan dan makianmu ada disini (sambil menujukkan berkas
yang tebal), lakukanlah sesuatu kalau tidak kita bisa gulung
tikar”
Dari dialog diatas kita bisa mengetahui bahwa seorang pemuka
agama yang memiliki banyak pengikut serta dielu-elukan ternyata
seorang penipu berkedok agama, dia tidak menjalankan agama dengan
tujuan untuk membantu manusia dekat dengan Tuhan, tetapi ia hanya
memikirkan keuntungan untuk dirinya sendiri. Bohong walaupun
sedikit dan tujuannya kebaikan lebih baik dihindari, pada akhir cerita
sang tokoh utama Peekay yang dikenal baik, jujur, kritis, cerdas, dan
peduli dengan orang lain melakukan suatu kebohongan kepada Jaggu
terkait hal yang kecil dalam dialog sebagai berikut:
Ketika itu setelah Peekay mendapatkan kembali remotnya ia
segera menghubungi temanya untuk meminta dijemput agar bisa
pulang, kemudian Peekay diantar Jaggu ke Rajashtan, tempat dimana
Peekay menapakkan kaki pertama kali di Bumi dan tempat itulah
menjadi tempat terakhirnya Peekay di Bumi, singkat cerita Peekay yang
membawa tas besar untuk dibawa pulang ke asalnya dibuka oleh Jaggu,
ciii
kemudian betapa herannya Jaggu meilhat yang dibawa Peekay ternyata
adalah Batre,
Jaggu: “PK kau akan membawa tas penuh batre?”
Peekay: “disana taka da yang jual kan?”
Jaggu: “tapi untuk apa batre sebanyak ini?”
Peekay: “suara dari recoreder ini membutuhkan batre kan?
(sambil menunjukkan tape recorder) aku ingin
mendengarnya dirumah”
Jaggu: “suara apa?
Peekay: “suara orang-orang di dunia ini, hewan, musik, dan
keramaian lalu lintas?”
Jaggu: “kau mau mendengar suara lalu lintas? (Tanya Jaggu
sambil tertawa heran)”
Peekay: “jika aku merindukan dunia ini maka aku akan
mendegarnya”.
Kemudian Peekay berlari mengejar bus yang mereka tumpangi
karna masih ada satu tas lagi miliknya yang tertinggal, selagi Peekay
mengejar bus, Jaggu mencoba memutar kaset yang dibawa Peekay,
betapa kagetnya Jaggu ketika semua kaset berisi rekaman tentang
dirinya. Tidak ada suara hewan, musik , dan lalu lintas. Hanya suaranya
saja yang direkam oleh PK dan ia menemukan secarik kertas yang
terselip di tas yang bertulis “ I love You Jaggu” lalu hati Jaggu pun
menjadi campur aduk antara sedih, marah, dan terharu dia heran kenapa
kmarin-kemarin Peekay tidak menyatakan perasaan kepada Jaggu.
Selanjutnya, setelah PK kembali dari mengejar bus Jaggu bertanya:
Jaggu: “apa yang kau rekam PK?”
Peekay: “sudah ku bilang, hewan, musik, dan lalu
lintas..saat aku meninggalkan Bumi ini aku akan
mendengarkan suara itu, aku akan melambaikan kepadamu
dari sana, kau juga harus melambaikan tanganmu kalau
sempat”.
Jaggu: “kau tak merekam suaraku kan?”
civ
Peekay: “suaramu? Ada yang ketika kau baca puisi”
Jaggu: “hanya itu?”
Peekay; “kisah cintamu juga ada, tapi untuk apa aku
merekam semua suaramu?(lalu pergi meninggalkan Jaggu
dengan air mata)”
Kebohongan yang dilakukan Peekay adalah tidak mengaku telah
merekam semua suara Jaggu denga maksud agar Jaggu tidak terlalu
sedih memikirkannya, dan kebohongan yang kedua adalah Peekay
berbohong tentang perasaannya kepada Jaggu.
3. NILAI-BILAI IBADAH
Ibadah bukan hanya sebatas ritual formalitas belaka, tetapi juga
harus menjadi sebuah kebutuhan atau sarana bagi seorang hamba untuk
mendekat kepada Tuhan-Nya. Nilai ibadah dapat kita ambil penjelasan
bahwasanya manusia selalu berinteraksi dengan Tuhannya baik diwaktu
lapang maupun dalam kondisi terdesak, tidak hanya itu manusia juga bisa
mengamalkan nilai-nilai ibadah dalam kehidupan sehari hari sebagai
pegangan dalam bergaul di masyarakat. Orang yang beriman akan selalu
memiliki pandangan bahwa setiap usaha/pekerjaan yang dilakukan ada
unsur ibadahnya, (Zulkarnaen,2008:28) menjelaskan bahwa dalam islam
Nilai ibadah dapat dibagi menjadi dua yakni:
1. Mengamalkan ibadah kepada Allah.
2. Mengamalkan ibadah kepada sesama manusia.
Ibadah kepada Allah/Tuhan bisa disebut juga dengan
Habluminallah mengatur hubungan manusia dengan sang pencipta. Ibadah
cv
ini sebagai perwujudan seorang hamba yang menyembah TuhanNya,
Dalam film Pekay terdapat kutipan yang menyiratkan nilai-nilai Ibadah:
“Tuhan, aku sudah bersujud kepada-MU, aku sudah baca
Alqur‟an, datanglah Tuhan..aku ingin pulang, apapun yang kau
pinta akan ku lakukan, haya saja pulang kan aku, kumohon”.
Peekay berusaha menemui Tuhan dengan berbagai cara termasuk
melakukan Sholat di Masjid, tetapi karena ke tidak pahamannya tentang
ibadah, dia melakukan dengan cara dan maksud yang salah. Ibadah yang
ke dua adalah Habluminanas atau yang mengatur hubungan manusia
dengan manusia lain, Ibadah harus lah seimbang antara ibadah vertical
kepada pencipta-Nya dan ibadah horizontal kepada sesamanya, ibadah
kepada sesamanya dapat di wujudkan dengan suatu kebaikan dalam
sebuah interaksi sosial di masyarakat.
Di dalam film ini, Peekay yang menjadi tokoh utama digambarkan
sebagai sosok yang baik hati dan jujur, salah satu adegan yang
menunjukkan dia suka membantu orang lain adalah ketika ia melihat
Jaggu yang menelpon temannya karena tidak punya, seperti dalam sebuah
dialog berikut:
Jaggu: (percakapan dalam telpon dengan Nitu) Nitu, dimana
kau?tolong jemput aku, aku tak punya uang untuk pulang, nanti
kuceritakan apa yang terjadi, ada Kuil besar di seberang tempat
itu, cepatlah kemari,,, byee)
Melihat Jaggu sedikit panik, lalu Peekay berkata:
“ini ambilah (sambil menyodorkan uang)”
Jaggu: “apa ini?”
Peekay: “untuk bayar taksi, jadi kau bisa pulang, saat aku melihat
orang tak bisa pulang… aku juga ikut sedih (kata Peekay sambil
bergegas pergi)”
Jaggu: “ hey… dengar”
cvi
Peekay: “aku tak punya lagi, cuma itu saja (sambil menoleh
kesamping)”.
Dalam adegan lain ada sebuah kisah ketka Peekay memberi uang
kepada pria paruh baya yang meminta uang padannya, pria tersebut
berkata:
“tolong aku nak.. istriku sedang kritis dirumah sakit dan
meminta biaya 1000 Rupee, beri aku 500 Rupee saja nak kalau
kau punya”.
Tanpa berpikir panjang Peekay pun memberi pria tersebut uang
500 Rupee bahkan setelah pria tersebut berjalan beberapa langkah untuk
pergi, PK memanggilnya lagi dan memberi tambahan 100 Rupee.
cvii
BAB V
PENUTUP
Dari penjelasan yang telah penulis uraikan pada bagian yang terdahulu
mengenai jenis penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data
, maka penulis menguraikan kesimpulan diantaranya:
A. Kesimpulan
Setelah menimbang dan membahas tentang realitas sosial dan nilai-
nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Film Peekay maka penulis
dapat menjabarkan dalam ringkasan dibawah ini:
1. Karakteristik tokoh utama dalam Film Peekay
a. Peekay
Peekay adalah makhluk dari luar angkasa yang yang ingin
berpetualang ke planet Bumi untuk penelitian, tetapi nasib kurang baik
menghampirinya ketika baru saja tiba di Bumi alat bantu komunikasi
yang bisa digunakan untuk berkomunikasi dengan sesamanya dicuri
oleh manusia. Tetapi berbekal kelebihan yang dimilikinya yaitu bisa
mempelajari bahasa makhluk lain dengan hanya memegang tangan
serta bisa membaca apa yang terjadi di masa lampau dan masa depan,
dengan kecerdasan dan sikap yang baik terhadap manusia, jujur,
pantang menyerah, dan selalu belajar, dia berhasil beradaptasi dengan
keadaan di Bumi.
cviii
b. Jaggu
Dia adalah seorang jurnalis dari India yang bersifat periang,
energik, penuh semangat, kritis, serta memiliki rasa keingin tahuan
yang tinggi terhadap sesuatu yang menurut dia menarik. Ketika
meliput salah satu event di Belgia, dia bertemu dengan laki-laki dari
Pakistan yang bernama Sarfaraz Yusuf. Kemudian benih-benih cinta
muncul diantara mereka, akan tetapi hubungan mereka ditolak secara
tegas oleh ayahnya dengan alasan beda Agama, Ras, dan Suku Bangsa.
Jaggu adalah teman dekat ketika Peekay berada di Bumi.
c. Sarfaraz Yusuf
Pria Pakistan yang lemah lembut, sabar, dan baik hati ini adalah
kekasih Jaggu, peran sarfaraz dalam film ini tidak begitu dominan
hanya ketika awal cerita dan di akhir cerita, namun kemunculannya di
menit-menit akhir film menjadi sebuah klimaks atau inti dari film ini
dan disitulah letak kejeniusan seorang Rajkumar (sutradara) dalam
meng-createsebuah alur cerita menjadi sangat menarik dan membuat
penonton seolah terhening untuk merenungkan dan menangkap pesan
apa yang ingin disampaikan film tersebut.
2. Realitas Sosial
Realitas sosial yang terjadi dalam film Peekay menunjukkan sisi
lain dari Negara India yang jarang di ekspos media, yaitu tentang kondisi
demografis masyarakat di India. Mayoritas disana pemeluk Agama Hindu
sehingga system strata (kasta) masih berlaku, meskipun latar belakang
cix
sejarah Islam yang lebih dominan, masyarakat Islam dan Hindu India
sudah mulai hidup berdampingan dengan damai.
Dalam film Peekay juga menyoroti gejala sosial di masyarakat
seperti fenomena seorang aparatur Negara menerima suap, fenomena
penipu berkedok pemuka agama, dan fenomena “dancing car, dll.
3. Nilai nilai pendidikan Islam dalam Film Peekay
a. Nilai pendidikan Aqidah
1) Percaya kepada Allah/Tuhan
2) Meyakini sifat-sifat Allah
3) Meyakini qodho dan qodarnya Allah
b. Nilai pendidikan Akhlak
Pada nilai pendidikan akhlak penulis menemukan pendidikan akhlak
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Akhlak mahmudah di antaranya yaitu: istiqomah, sabar, pantang
menyerah, bersyukur, niat lurus, bekerja keras, rendah hati,
berlomba-lomba dalam kebaikan, jujur dan berbaik sangka.
2) Akhlak madzmumah di antaranya yaitu: sombong, mudah marah,
curang, iri, mengeluh terhadap cobaan, Mencuri, dan berkata dusta.
B. Saran
cx
Berkaca pada hasil analisis pada Film Peekay karya Sutradara
Rajkumar Hirani yang sangat Fenomenal ini, maka penulis berkenan untuk
memberikan saran untuk pembaca antara lain:
1. Pendidikan Islam sangat penting untuk diajarkan kepada generasi muda
guna memberikan bekal serta benteng yang kokoh dalam mengarungi
kehidupan.
2. Sebagai Makhluk sosial, kita harus peka terhadap lingkungan tempat kita
tinggal serta harus senantiasa meng-update informasi tentang dinamika
sosial yang terjadi di Masyarakat.
3. Sebagai Mahasiswa, kita harus Membudayakan berpikir serta berprilaku
kritis baik di lingkungan kampus maupun di tengah-tengah Masyarakat.
4. Bagi seluruh Stake holder atau insan perfilman tanah air agar terus belajar
dan berkarya untuk menghasilkan sebuah karya yang berkualitas serta
menunjang progam pembangunan nasional.
C. Penutup
Pada Akhirnya, penulis merasa bahwa hasil analisis Film Peekay karya
Sutradara Rajkumar Hirani ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Kritik
dan saran dari pembaca merupakan sebuah masukan yang berarti serta
membangun bagi penulis. Demikian, semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya serta penulis khususnya.
cxi
Daftar Pustaka
Abdul Mujib dan Muhaimin. 1998. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung:
Trigenda Karya.
Achmadi.1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media.
Alhambali, Ibnu Rojab.1424H. Jamiul „ulum Wal hikam, Darul Muayyid.
An-Nahlawi, Abdurrahman. 1996. Prinsip-Prinsip Dan Metoda Pendidikan
Islam. Bandung: CV Dipnegoro.
cxii
Arifin, Anwar 1982. Strategi Komunikasi, Bandung: Armico.
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta Cet. KE-4.
Baidhawy, Zakiyuddin. 2011 . Kebebasan Beragama perspektif Ham dan Islam.
Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Basuki, Sulistyo. 2011. Dasar-Dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Canggara, Hafied. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Depdikbud. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djam‟annuri. 1998 . Ilmu perbandingan Agama, Pengertian dan Obyek kajian.
Yogyakarta: PT. Karunia Kalam Semesta.
Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
PT. Citra Aditya Bakti.
Elmubarok, Zaim. 2009. Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan Yang
Terserak Menyambung Yang Terputus Dan Menyatukan Yang Tercerai.
Bandung: Alfabeta.
Faridi, Miftah. 1982. Pokok-Pokok Ajaran Islam. Bandung: Pustaka Salman ITB.
Fauzi, Muhammad. 2007. Agama Dan Realitas Sosial Renungan & Jalan Menuju
kebahagiaan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hartini, Kartasapoetra. Cet. 1 1992. Kamus Sosiologi Dan Kependudukan.
Jakarta: Bumi Aksara.
Hidayati, Tri Wahyu. 2008.Apakah Kebebsasan Beragama = Bebas Pindah
Agama?. Salatiga dan Surabaya: STAINSALATIGAPRESS dan JPBooks.
Hoeve, Van. 1980. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ikhtiar Baru.
Irawan, Indra , Laelasari. 2011. Sinematografi. Bandung: Yrama Widya.
Khoiri, Alwan, dkk. 2001. Akhlak Tasawuf. Yogyakarta: Pkja Akademik UIN
suka Yogya.
Kosasih, Djahiri. A. 1998. Menelusuri Dunia Efektif- Nilai Moral dan Pendidikan
Nilai Moral Norma. Bandung Lab PPKN FPLPS IKIP Bandung.
cxiii
Kusmawan, Aep. 2004. Komunikasi Penyiaran Islam, Bandung: Benang Merah
Press.
Makbuloh, Deden. 2011. Pendidikan Agama Islam (Arah Baru Pengembangan
Ilmu dan Kepribadian di Perguruan Tinggi). Jakarta: PT. Raja Gravindo
Persada.
Matsna, moh. 2008. Pendidikan Agama Islam (Al-Qur‟an dan hadits). Semarang:
PT Karya Toha Putra.
Moeleong, Lexy J, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Muhaimin. 2004. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta:
PSAPM.
Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: PSAM.
Mulyana, Dedy. 2004. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Rosdakarya.
Nata, Abuddin. 2003. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa.
Nurgiantoro, Burhan. 1988. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajahmada
University Press.
Purbaka wadja, Soerganda, et. al. 1981. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung
Agung.
Purwodarminta, WJS.1999. Kamus Umum Bahasa Idonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Rahmat, Jalaluddin. 2005. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT
Rosda Karya.
Qowiy, AA. 2001. 10 Sikap Positif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Supardi, Ahmadi. 1992. Sejarah dan Filsafat Pendidikan Islam. Bandung:
Angkasa.
Tatapangarsa, Humaidi. 1980. Akhlaq Mulia.Surabaya: PT Bina Kemas.
Thaha,Chabib. 1996. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
cxiv
(http://www.kajianpustaka.com/2012/10/pengertian-sejarah-dan-unsur-unsur-
film.html).
(id.wikipedia.org/wiki/PK_(film).
cxv
Daftar Satuan Kredit Kegiatan (SKK)
Nama : Slamet Setiawan
NIM : 111-11-063
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
No Agenda Waktu Kontribusi Nilai
1 OPAK (Orientasi Pengenalan
Akademik dan Kemahasiswaan)
STAIN Salatiga “Revitalisasi
Gerakan Mahasiswa di Era Modern
untuk Kejayaan Indonesia”.
20-22 Agustus
2011 Peserta
3
2 AMT (Achievement Motivation
Training) STAIN Salatiga
“Membangun Mahasiswa Cerdas
Emosi, Spiritual, dan Intelektual
Melalui Achievement Motivation
Training (AMT)”.
23 Agustus 2011 Peserta
2
3 Seminar Entrepreneurship dan
Koperasi STAIN Salatiga. 25 Agustus 2011 Peserta
2
4 User Education (Pendidikan
Pemakai) UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga.
19 September
2011 Peserta
2
5 Pendidikan Tingkat Lanjut KSEI
“Membangun, Integritas, Mentalitas,
dan Komitmen Ekonom Robbani”
30-31 Maret
2013 Peserta
2
6 Seminar Nasional Enterpreneurship
“Menumbuhkan Jiwa Enterpreneur
Generasi Muda”
27 Mei 21013 Peserta
8
7 Seminar Nasional Politik
“Peran Nyata Mahasiswa Dalam
Menyikapi Perpolitikan Nasional”
13 Juni 2013 Peserta
8
8 Seminar Nasional Sharia Economics
Festival 4 Juni 2013 Peserta 8
cxvi
9 Diklat Ekonomi Islam KSEI STAIN
Salatiga 19-20 Oktober
2013 Panitia
3
10 Sosialisasi Penanggulangan
HIV/AIDS “ Pelajar Berkualitas
Tanpa HIV/AIDS PCNU Kota
Salatiga
6 April 2014 Peserta
2
11 Penulisan Karya Ilmiah KSEI
STAIN Salatiga 14 Mei 2014 Panitia 3
12 Sekolah Pasar Modal Syariah “Level
Basic 1” 13 Oktober
2014 Peserta
2
13 Tabligh Akbar “Membangun
Karakter Mahasiswa Islamic
Enterpreneur”
14 Oktober 2014 Peserta
2
14 Seminar Nasional “Optimalisasi
Sumber Daya Insani Lembaga
Keuangan Syariah”
14 Oktober
2014 Panitia
8
15 Seminar Nasional Bahasa Arab
ITTAQO 4 November
2014 Peserta
8
16 Penerimaan Anggota Baru JGH Al-
Furqon STAIN Salatiga 13-14 Desember
2014 Peserta
2
17 Seminar Sesorah Bahasa Jawa LDK
Fathir Ar-Rasyid IAIN Salatiga 7 Mei 2015 Peserta
2
18 Seminar Bedah Buku LDK Fathir
Ar-Rasyid IAIN Salatiga 5 Mei 2015 Peserta
2
19 Seminar Nasional Anjangsana Progdi
AS “Mencegah Generasi Pemuda
Islam dari Pengaruh Radikalisme
ISIS”
6 Mei 2015 Peserta
8
20 National Seminar “Understanding
the World by Understanding the
Language and the Culture” CEC
IAIN Salatiga
4 Juni 2015 Peserta
8
21 Sosialisasi Progam Pendewasaan
Usia Perkawinan (PIK) Biro Tazkia 12 Juni 2015 Peserta 2
cxvii
cxviii
,
cxix
top related