puasa
Post on 04-Jul-2015
1.421 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Oleh :
1. Apriska Ardilia Putri
2. Aulia Maulida
3. Dyas Aisyah Rahmawati
4. Crisma luqmandani
5. M. Alfin Khoirun Naim
Puasa merupakan terjemah dari shoum (bahasa Arab) yang berarti menahan
diri dari sesuatu. Sedangkan menurut istilah puasa adalah menahan diri dari segala
sesuatu yang membatalkan puasa dimulai dari terbit fajar (subuh) sampai terbenam
matahari (maghrib).
Pengertian puasa ini telah diterangkan dalam firman Allah surat Al-Baqarah (2) ayat
187:
Artinya:
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri
kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka.
Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah
mengampuni kamu dan memberi ma'af kepadamu. Maka sekarang campurilah
mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah
hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian
sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri
mereka itu, sedang kamu beri'tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, Maka
janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya
kepada manusia, supaya mereka bertakwa. (Q.S Al-Baqarah [2]: 187)
Dalam Islam ada beberapa macam puasa, yang paling kita kenal adalah
puasa Ramadhan. Puasa Ramadhan hukumnya wajib bagi yang memenuhi syarat
wajib. Kewajiban ini beradasarkan firman Allah:
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Q.S. Al-Baqarah [2]:
183)
Dalam ayat tersebut terkandung tujuan utama dari ibadah puasa, yakni
• Rukun puasa :
1. Niat
2. Menahan diri dari makan dan minum serta yang membatalkan puasa
dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari
• Syarat wajib puasa :
1. Islam 4. Suci dari haid dan nifas (khusus
wanita)
2. Baligh 5. Mampu melaksanakan puasa
3. Berakal sehat
• Syarat sah puasa :
1. Islam 3. Suci dari haid dan nifas
2. Mumayyiz 4. Pada waktu yang tidak
terlarang berpuasa
• Macam-macam puasa :
1. Puasa wajib
2. Puasa sunah
3. Puasa makhruh
4. Puasa haram
Puasa yang makruh dilakukan adalah puasa pada hari Jumat dan Sabtu yang tidak bermaksud mengqadha‟ Ramadhan, membayar nadzar atau kafarat, atau tidak diniatkan untuk puasa sunnah tertentu. Jadi seseorang yang puasa pada hari Jumat atau Sabtu dengan niat mengqadha‟ puasa Ramadhan tidak termasuk puasa makruh. Misal tanggal 9 Dzulhijjah jatuh pada hari Sabtu maka puasa hari Sabtu pada waktu itu menjadi puasa sunnah bukan makruh. Ada pendapat lain yang lebih keras bahkan menyatakan bahwa puasa pada hari Jumat tergolong puasa haram jika dilakukan tanpa didahului hari sebelum atau sesudahya.
Menurut fiqih 4 (empat) mazhab, puasa makruh itu antara lain :
1. Puasa pada hari Jumat secara tersendiriBerpuasa pada hari Jumat hukumnya makruh apabila puasa itu dilakukan secara mandiri. Artinya, hanya mengkhususkan hari Jumat saja untuk berpuasa.Dari Abu Hurairah ra. berkata: “Saya mendengar Nabi saw. bersabda: “Janganlah kamu berpuasa pada hari Jum‟at, melainkan bersama satu hari sebelumnya atau sesudahnya.” [9]
2. Puasa sehari atau dua hari sebelum bulan RamadhanDari Abu Hurairah r.a dari Nabi saw. beliau bersabda: “Janganlah salah seorang dari kamu mendahului bulan Ramadhan dengan puasa sehari atau dua hari, kecuali seseorang yang biasa berpuasa, maka berpuasalah hari itu.”[10]
3. Puasa pada hari syak (meragukan)Dari Shilah bin Zufar berkata: Kami berada di sisi Amar pada hari yang diragukan Ramadhan-nya, lalu didatangkan seekor kambing, maka sebagian kaum menjauh. Maka „Ammar berkata: Barangsiapa yang berpuasa hari ini maka berarti dia mendurhakai Abal Qasim saw.[11]
Penjelasan puasa yang dimakruhkan hari-hari itu yaitu
makruh tanjih artinya belum mencapai derajat haram.
Sedangkan puasa yang makruh mencapai derajat haram
sebagai berikut :
1. Puasa wishal yaitu puasa dua hari atau lebih tanpa berbuka. Rasul
bersabda : Janganlah lamu berpuasa wishal.(H.R.Bukhari). dan
Beliau bersabda : Jauhilah darimu dan puasa wishal.(H.R.Mutafaqun
alaih)
2. Puasa hari yang meragukan yaitu hari 30 di bulan Sya‟ban. Rasul
Saw. bersabda : “Barangsiapa berpuasa di hari yang meragukan
maka ia telah berdosa ke Aba Qasim.
3. Shaum Dahr yaitu puasa sepanjang tahun. Yaitu puasa sunat tanpa
berbuka. Rasul bersabda :tidak ada baginya puasa barangsiapa yang
berpuasa sepanjang tahun.
4. Puasa seorang istri tanpa idzin suaminya dan ia ada(hadir) disisinya.
Rasul bersabda Saw. : “Tidak ada puasa sehari bagi seorang istri
sedangkan suaminya disisinya kecuali ia mendapat izin terlebih
dahulu.kecuali bulan Ramadhan.
Ada puasa pada waktu tertentu yang hukumnya haram dilakukan, baik karena
waktunya atau karena kondisi pelakukanya.
a. Hari Raya Idul Fitri
Tanggal 1 Syawwal telah ditetapkan sebagai hari raya sakral umat Islam. Hari itu adalah hari
kemenangan yang harus dirayakan dengan bergembira. Karena itu syariat telah mengatur
bahwa di hari itu tidak diperkenankan seseorang untuk berpuasa sampai pada tingkat haram.
Meski tidak ada yang bisa dimakan, paling tidak harus membatalkan puasanya atau tidak
berniat untuk puasa.
b. Hari Raya Idul Adha
Hal yang sama juga pada tanggal 10 Zulhijjah sebagai Hari Raya kedua bagi umat Islam.
Hari itu diharamkan untuk berpuasa dan umat Islam disunnahkan untuk menyembelih hewan
Qurban dan membagikannya kepada fakir msikin dan kerabat serta keluarga. Agar
semuanya bisa ikut merasakan kegembiraan dengan menyantap hewan qurban itu dan
merayakan hari besar.
c. Hari Tasyrik
Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12 dan 13 bulan Zulhijjah. Pada tiga hari itu umat Islam masih
dalam suasana perayaan hari Raya Idul Adha sehingga masih diharamkan untuk berpuasa.
Pada tiga hari itu masih dibolehkan utnuk menyembelih hewan qurban sebagai ibadah yang
disunnahkan sejak zaman nabi Ibrahim as.
d. Puasa sepanjang tahun / selamanya
Diharamkan bagi seseorang untuk berpuasa terus setiap hari. Meski dia sanggup untuk
mengerjakannya karena memang tubuhnya kuat. Tetapi secara syar`i puasa seperti itu
dilarang oleh Islam. Bagi mereka yang ingin banyak puasa, Rasulullah SAW menyarankan
untuk berpuasa seperti puasa Nabi Daud as yaitu sehari puasa dan sehari berbuka.
top related