psikologi keluarga

Post on 12-Jul-2016

25 Views

Category:

Documents

3 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

hh

TRANSCRIPT

PSIKOLOGI KELUARGA(MENUJU KELUARGA SAKINAH)

Disampaikan dalam Kegiatan Motifator Keluarga Sakinnah

Dr. H. Gusril Kenedi, M. Pd.IAIN Imam Bonjol Padang

KEMENTERIAN AGAMA TANAH DATAR04 Juni 2015

Rasionalisasi1. Islam menjunjung tinggi ikatan pernikahan Menikah

menjalani setengah agama (hadis) Berkeluarga itu ibadah

2. Kasus perceraian semakin meningkat, di Sumbar tahun 2012, a. Cerai gugat yang diajukan istri 3.684 kasusb. Cerai talaq yang diajukan suami 1.742 kasusc. Total kasus 5.426 kasus (Sumber BP4 Sumbar/ Singgalang 27 Juli 2013)

3. Tahun 2003 di Sumatera Barat hanya 333 kasus yang masuk ke PA dalam sepuluh tahun meningkat hampir 2000 %

5.426 KasusPerceraian sampai ke Pengadilan Agama (PA)

Perceraian yang tidak sampai ke PA

?Kasus pisah kamar atau pisah rumah

?

Sekamar, tapi tidak baikan !

Sekamar, tapi tidak saling jujur !

Sekamar, tapi saling bertengkar !

Sekamar, tapi saling menyakiti !

Sekamar, tapi selingkuh !

Korban utamanya adalah ?Anak !

Pernikahan dalam Perspektif Psikologi

• Pernikahan/berkeluarga merupakan unit psikologis yang memadukan dua individu yang berbeda dengan tujuan yang sama, untuk bisa hidup bersama dalam membangun keluarga.

• Individu yang berbeda hanya mungkin bisa hidup bersama, bila diawali dengan niat yang baik dan bila keduanya mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian.

• Berkeluarga akan mengubah dan menambah peran individu dalam kehidupan. Perubahan peran akan mengubah tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan.

• Peran, tugas dan tanggung jawab dapat dilakukan bila pasangan memiliki kemampuan untuk memami peran tugas dan tanggung jawabnya tersebut dengan baik.

• Keluarga adalah suatu unit psikologis yang saling mempengaruhi: kehidupan suami pempengaruhi istri dan sebaliknya dan kehidupan orang tua mempengaruhi anak dan sebaliknya.

Disharmoni Keluarga Mengapa Terjadi ?

1. Kehidupan keluarga dibentuk oleh dua pribadi yang berbeda.

a. Dibesarkan dengan pola asuh berbedab. Memiliki potensi berbedac. Memiliki kebiasaan berbedad. Memiliki lingkungan pergaulan berbedae. Memiliki Karakter/kepribadian berbeda

2. Kehidupan keluarga merupakan proses dinamis yang selalu berubah berakibat kepada perubahan pola hubungan dalam keluarga

a. Perubahan individu anggota keluarga (pisik dan psikologis).

b. Perubahan tingkat pendidikanc. Perubahan karird. Perubahan status ekonomi dan sosiale. Perubahan pandangan hidup

Anggota keluarga perlu mengenal dan memahami setiap perubahan yang terjadi, agar dapat melakukan penyesuaian.

3. Pengetahuan dan pemahaman terbatas tentang kehidupan berkeluarga

a. Sumber pengetahuan tidak tepat b. Memiliki konsep yang tidak realistik tentang

berkeluarga.c. Pengetahuan tidak berkembangd. Perbedaan konsep romantis dalam pernikahan

4. Tidak tercipta komunikasi yang sehat dalam keluarga.a. Lebih suka menyimpan untuk mengindari keributanb. Salah satu terlalu dominanc. Lebih suka berkata “I dan You” dari pada “We”d. Komunikasi tanpa melibatkan perasaan/emosi

5. Ekonomi Keluarga a. Tidak dapat mengatur ekonomi kelauarga dengan

baik. b. Tidak dapat melakukan penyesuaian kehidupan

terhadap peningkatan ekonomi peningkatan ekonomi meningkat pula kebutuhan dan pilihan

6. Dukungan keluarga, sahabat dan lingkungan.a. Terbatasnya dukungan dukungan keluargab. Terbatasnya dukungan teman

7. Kekerasan dalam rumah tangga a. Tahun 2012 angka kekerasan meningkat 55,10% dari

119.107 kasus pada tahun 2011 menjadi 216.156 kasus (Badan Pemberdayaan Perempuan Sumbar, Singgalang 23 Agustus 2013).

b. Kekerasan dalam rumah tangga salah satu penyebab perceraian.

8. Seksualitas a. Pemenuhan kebutuhan seksualitas penting dalam

rumah tangga, tetapi bukan segala-galanya b. Pemenuhan secara wajar dan sehat (pemahaman)

Upaya Solusi1. Melakukan Penyesuaian Diri terhadap

perubahan yang terjadi dalam keluarga

2. Mengembangkan Strategi Komunikasi yang efektif dalam keluarga

3. Mengubah Komimen Pernikahan menjadi lebih sehat dalam keluarga

A. Penyesuaian DiriPenyesuaian dalam keluarga bermakna melakukan pengorganisasian atau penataan pola hidup, sesuai dengan kebutuhan.

Penyesuaian bermakna melakukan perubahan terhadap pola hidup, mengubah kebiasaan, mengubah hubungan, dan mengubah aktivitas.

Pengorganisasian pola hidup dalam berkeluarga merupakan proses penting yang harus dilakukan pasangan suami istri. Keberhasilan pasangan dalam melakukan pengorganisasian pola hidup, menjadi penentu tingkat kepuasan berkeluarga yang dapat mereka peroleh.

Langkah Penyesuaian Diri1. Memahami peran, tugas dan tanggung jawab

Pelaksanaan peran, tugas dan tanggung jawab langkah awal dalam penyesuaian diri

2. Melakukan perubahan dalam pola hidup penyesuaian bermakna melakukan perubahan terhadap pola hidup, mengubah kebiasaan, mengubah hubungan, dan mengubah kegiatan.

Perubahan pola hidup selalu diikuti oleh ketegangan-ketegangan emosional yang dapat berkembang menjadi suatu masalah yang mengganggu.

3. Konsep pasangan yang ideal dalam memilih pasangan seorang pria ataupun wanita dibimbing oleh konsep pasangan ideal yang ada dalam fikirannya; Upayakan menilai sebelum memilih, yang ada setelah memilih adalah memperbaiki.

4. Kematangan emosional; kematangan emosional yang ditandai oleh rasa kasih dan sayang, emosi terkendali, terbuka dan sabar, dapat menjadi modal dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian;

5. Kesamaan yang dirasakan, baik senang maupun susah, merasa dihargai atau direndahkan, kepentingan bersama, keinginan-keinginan yang sama, dan kepentingan yang sama, cenderung membawa ke arah penyesuaian yang lebih baik bagi pasangan;

6. Mencegah dan memecahkan konflik, jangan biarkan ketidak puasan tersimpan lama, sekecil apapun ia dapat berkembang menjadi besar Sebaiknya dibicarakan atau dimaafkan

7. Pemenuhan kebutuhan, terpenuhinya kebutuhan atau terkelolanya kebutuhan masing-masing menyababkan penyesuaian semakin mudah untuk dilakukan;

8. Wujudkan saling melengkapi, saling membantu, saling membimbing secara arif , karena ”suami pakaian bagi istri dan istri pakaian bagi suami” (QS. 2: 187)

B. Mengembangkan Strategi Komunikasi

Asumsi :

1. Hubungan keluarga (relationship) suami-istri-anak merupakan proses berkembang secara terus menerus.

2. Hubungan keluarga ditentukan oleh keterampilan komunikasi, terutama dalam mengkomunikasikan perasaan (senang atau tidak) dan dalam menghadapi terjadinya perubahan dan perbedaan dalam keluarga

Strategi Komunikasi (Jalaluddin Rakhmat):

1. Baseline Comminication Strategy/monitoring Communication

Menciptakan suasana yang memungkinkan keluarga memiliki kesempatan untuk berbincang-bincang, memonitor perubahan-perubahan yang terjadi dalam keluarga dan membicarakannya secara terbuka.

Banyak pasangan mengabaikan adanya ketidakpuasan-ketidakpuasan dan menyimpan dalam hati, untuk menghindari pertengkaran, akan tetapi hal itu dapat berakomulasi menjadi masalah dalam waktu yang lama

2. Intimate Communication Strategy

Menciptakan komunikasi yang akrab dan menyenangkan , dengan melibatkan perasaan/emosi.

Pada masa perkenalan dan awal pernikahan terasa komunikasi begitu akrap dan menyenangkan, waktu terasa begitu cepat berlalu, ketika berpisah muncul keinginan untuk bertemu lagi

Mengapa ?

Karena komunikasi yang dilakukan melibatkan perasaan.

Tetapi semakin lama kehidupan keluarga dijalani kumunikasi dalam keluarga semakin kering, perasaan tidak banyak dilibatkan. Komunikasi dalam keluarga hanya membicarakan hal-hal yang perlu-perlu saja (matter of-fact), suami atau istri tidak mampu lagi mengekspresikan perasaan dalam berkomunikasi.

Banyak keluarga tidak harmonis karena tidak mampu melakukan komunikasi yang intim/akrab, sehingga banyak keluarga kehilangan kenikmatan dalam berkomunikasi dengan pasangan dan juga dengan anak.

yang penting dalam komunikasi keluarga tidak hanya isi/pesan yang disampaikan, tetapi juga kenikmatan, keakraban, dalam berkomunikasi.

3. Revitalizing Communication Strategy Hidupkan kembali suasana-suasana yang menggairahkan dalam kehidupan keluarga yang sudah terjebak dengan rutinitas, dengan cara:

a. Memberikan surpraises yang membahagiakan membutuhkan kreativitas.

b. Melakukan celebration,berupa ulang tahun, memberi hadiah atau makan bersama, dll.

c. Menciptakan suasana akrab berdua, seperti piknik atau berlibur berdua, menginap di hotel berdua atau pulang kampung berdua untuk memperbaharui hubungan.

C. Ubah Komitmen1. Ubah “I and You” menjadi “We”

2. Keluargaku adalah aku

3. Keluargaku adalah ladang amal bagiku

Burung saja bisa mesra

Mengapa kita tidak

?

top related