latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (ramapurnamasari) stain kerinci

26
RamaPurnamaSari KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan daripihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam prosespenyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terima kasih kami sampaikan kepada Ibu dosen pembimbing Amrullah M, S.Pd., Kons. yang telah bersedia menuntun dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini serta narasumber dan pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu demi terselesaikannya makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya. Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadaribahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini masih jauh darikesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yangterkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusunmakalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kamibanggakan yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapatlebih menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharapapa yang kami sajikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapatmemberikan manfaat-manfaat yang sedianya dapat berguna pagi pembaca padaumumnya dan para calon konselor pada khususnya sehingga apa yang menjaditujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan Bangsa Indonesia dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Semurup, 24 Februari 2014

Upload: smpn-4-kerinci

Post on 25-Jul-2015

68 views

Category:

Education


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esakarena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini.Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan daripihak-pihak yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam prosespenyusunan dan pembuatan makalah ini. Rasa terima kasih kami sampaikan kepada Ibu dosen pembimbing Amrullah M, S.Pd., Kons. yang telah bersedia menuntun dan membantu kami dalam pembuatan makalah ini serta narasumber dan pihak-pihak lainnya yang turut serta membantu demi terselesaikannya makalah ini sesuai dengan apa yang telah diharapkan sebelumnya.

Kami sebagai manusia yang banyak memiliki kekurangan menyadaribahwa apa yang kami sampaikan dalam makalah ini masih jauh darikesempurnaan baik dalam proses penyampaiannya maupun isi atau hal-hal yangterkandung di dalamnya. Maka dari itu kami selaku penulis dan penyusunmakalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang kamibanggakan yang bersifat membangun sehingga dapat membantu kami untuk dapatlebih menyempurnakan lagi makalah yang kami buat ini. Kami sangat berharapapa yang kami sajikan dan apa yang kami sajikan dalam makalah ini dapatmemberikan manfaat-manfaat yang sedianya dapat berguna pagi pembaca padaumumnya dan para calon konselor pada khususnya sehingga apa yang menjaditujuan pendidikan di Indonesia serta tujuan Bangsa Indonesia dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan.

Semurup, 24 Februari 2014

Page 2: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. ii

DAFTAR ISI............................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................... 21.3 Tujuan..................................................................................... 31.4 Manfaat..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 4

2.1 Degradasi Nilai-Nilai............................................................. 42.2 Kondisi Keluarga Modern..................................................... 102.3 Krisis Keluarga...................................................................... 122.4 Upaya Mengatasi Krisis Keluarga......................................... 18

BAB III PENUTUP.................................................................................. 22

3.1 Simpulan............................................................................. 223.2 Saran....................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 23

Page 3: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

UU Nomor 10 Tahun 1992, mendefinisikan keluarga sebagai unitterkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami istri dananaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Menurut Melson(1980), keluarga adalah kelompok dari individu-individu yang mencaripemaksimalan sumberdaya materi dan fisik agar mencapai tujuan personaldan kelompok. Saxton (1990) mengartikan keluarga sebagai hubunganantara dua atau lebih orang melalui kelahiran, adopsi, atau perkawinan danhidup dalam satu rumah tangga.

Keluarga masa kini berbeda dengan keluarga zaman dulu. Dalamikatan keluarga, orang-orang mengalami pergolakan dan perubahan yanghebat khususnya meraka yang hidup di kota. Apabila ditinjau keluarga-keluarga di daerah yang belum mengalami maupun menikmati hasilkemajuan teknologi, kemajuan dalam dunia industri dan sebagainya, makagambaran mengenai ikatan dan fungsi keluarga adalah jauh berbeda jikadibandingkan dengan keluarga yang berada di tengah segala kemewahanmateri.

Sebenarnya keluarga mempunyai fungsi yang tidak hanya terbatasselaku penerus keturunan saja. Dalam bidang pendidikan, keluargamerupakan sumber pendidikan utama, karena segala pengetahuan dankecerdasan intelektual manusia diperoleh pertama-tama dari orang tua dananggota keluarganya sendiri. Keluarga merupakan produsen dan konsumensekaligus, dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhansehari-hari seperti sandang dan pangan. Setiap anggota keluarga dibutuhkandan saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka dapat hidup lebihsenang dan tenang. Hasil kerja mereka harus dinikmati bersama. Jelaslahbahwa keluarga zaman silam, yang belum terkena pengaruh penggantiantenaga manusia dengan tenaga mesin, atau sudah terpengaruh arus globalisasi merupakan keluarga yang banyak fungsinya dan kuat ikatankeluarganya. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peranan yangpenting dalam roda kehidupan serta dibutuhkan oleh anggota lainnya.

Sebaliknya keluarga masa kini sudah banyak kehilangan fungsi danartinya. Fungsi pendidikan sudah diserahkan pada lembaga-lembagapendidikan seperti sekolah-sekolah, sehingga tugas orang tua dalam halmemperkembangkan segi intelektual anak menjadi lebih ringan. Fungsirekreasi juga telah berpindah dari pusatnya dalam keluarga ke tempat-tempat hiburan di luar rumah, baik bagi anak-anak maupun orang tua. Anak-anak tidak senang bermai di rumah dan berkumpul dengan keluarga, hal nidisebabkan orang tua yang hanya sibuk memenuhi kebutuhan materil danmengabiakan aspek

Page 4: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

keakraban dalam keluarga. Dengan pergesaran fungsikeluarga yang terjadi saat ini, fungsi keluarga menjadi sangat berkurang danarti keluarga dan ikatanyya seolah-olah mengalami guncangan. Degradasinilai agama, adat istiadat dan nilai sosial yang marak di mayarakat merasukke dalam keluarga. Maka tak heran banyak masalah-masalah timbul dikeluarga pada masa kini, dan menjadi cikal bakal permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di masyarakat pada umumnya.

Dengan banyaknya timbul permasalahan-permasalahan yang terjadipada keluarga di masa kini, pelayanan konseling khususunya konselingkeluarga (family counseling) sangat diharapkan eksistensinya sebagai salah satu cara dalam mengatasai permasalahan-permasalahan yangterjadi pada suatu keluarga.

1.2. Rumusan Masalah.Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusanmasalah sebagai berikut :

1. Apa saja degradasi nilai-nilai yang terjadi pada masyarakat yang sangat mempengaruhi kehidupan keluarga ?

2. Bagaimana kondisi keluarga modern saat ini ?3. Menjelaskan mengenai krisis keluarga ?4. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis keluarga yang

terjadi ?

1.3. Tujuan Penulisan.Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:

1. Mendeskripsikan degradasi nilai-nilai yang terjadi pada masyarakatyang sangat berpengaruh pada kehidupan keluarga.

2. Mendeskripsikan keluarga modern saat ini.3. Menjelaskan mengenai krisis keluarga.4. Mendeskripsikan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasikrisis

keluarga.5. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah BK Keluarga.

1.4. Manfaat Penulisan.

1. Bagi pembacaPembaca dapat mengetahui dan memahami materi yang disampaikandalam makalah ini terkait dalam mata kuliah yang dibahas.

2. Bagi PenulisPenulis dapat mengetahui dan memahami kajian awal dalam paparanmateri mata kuliah “Bimbingan Konseling Keluarga”, khususnyamateri

Page 5: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

tentang Latar Belakang Kehidupan Keluarga. Dan terselesaikannya tugas mata kuliah BK Keluarga.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Degradasi Nilai-nilai.

Kehidupan masyarakat khususnya keluarga tidak terlepas dari sistemnilai yang ada di masyarakat tersebut. Sistem nilai menentukan perilakuanggota masyarakat. Berbagai sistem nilai ada di masyarakat yaitu agama,adat istiadat, nilai-nilai sosial, dan nilai kesakralan.

Degradasi Nilai-nilai Agama

Degradasi nilai-nilai agama akhir-akhir ini sangat terasa dankentara. Semua agama merasakan bahwa di era kebanyakan umatnyakurang setia terhadap agama yang dianutnya. Dengan kata lain,banyak umat saat ini kurang taat beribadah sebagaiman diperintahkanoleh agamanya. Hal ini juga terasa pada kehidupan keluarga.

Keluarga memerankan peranan penting dalam pendidikanagama. Namun sebagian besar keadaan keluarga sangat rapuhsehingga tidak memenuhi syarat-syarat pendidikan, seperti tidakmemiliki/menguasai pengertian, keyakinan dan ketrampilan agama, disamping tidak mempunyai cukup waktu dan energi untuk mendidik,serta pendidikannya masih rendah untuk menghadapi persoalan anakdidiknya. Tak hanya itu, situasi dan kondisi keluarga tidak menunjangpendidikan agama, di samping masuknya pengaruh negatif yangdatang melalui media komunikasi yang ada. Belum lagi keadaanperumahan dan ruang tinggal yang sangat tidak menunjang dalampelaksanaan pendidikan agama.

Di keluarga demikian pula, jarang anak-anak yang menjadikanibadah sebagai suatu prioritas utama. Mereka lebih senang menonton TV atau asyik bermain game atau hal-hal lain yang lebih menarikuntuk mereka lakukan. Orang tua pun tidak memberikan teladan dancontoh untuk anak-anak mereka. Di samping itu ada pula suatu keluarga di mana orang tua yang aktif beragama, namun sangat sulitmengajak anaknya untuk berpartisipasi beribadah. Pengaruh lingkungan yang materialistis telah menyebabkan kendala-kendalaatau tantangan untuk beribadah sesuai

Page 6: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

tuntutan agamanya. Karenakeluarga imannya minim, ketika menghadapi hidup yang sulit atauterjadi masalah, sering mereka cepat terganggu psikisnya ataukejiwaannya seperti mudah tersinggung, cepat marah, bertengkar, dan bahkan ada yang pula sampai mengamuk. Banyak kita saksikan dalamberita-berita di media massa, ada gangguan jiwa yang disebabkan olehkesulitan ekonomi samapi seorang ayah beranak lima tega bunuh diri,sebab tak sanggup menghidupi keluarganya. Tak hanya di dunianyaorang tua, di kalangan remaja pun demikian pula. Ada yang bunuh dirikarena putus dengan pacar. Jika manusia memiliki iman yang kuat,lalu dihadapkan oleh suatu masalah yang hebat, maka iman yang kuattersebut mampu menjadi tameng untuk tidak berbuat negatif terhadaporang lain.

Kehidupan keluarga yang mengutamakan pencapaian harta dunia, tampak sibuk. Ibu dan bapak dalam satu keluarga sama-samabekerja. Urusan anak diserahkan dengan mudahnya kepada pembanturumah tangga ( PRT ) yang notabene rendah pendidikan danagamanya. Nah, akibatnya anak-anak yang diasuh oleh pembanturumah tangga ( PRT ) selama bertahun-tahun sering mengalamikemunduran di bidang akhlak. Bahkan tidak tertutup kemungkinananak-anak yang diasuh oleh pembantu rumah tangga mengalamiketerbelakangan mental dan kelainan perilaku akibat pola asuh yangsalah.

Degradasi Nilai Adat Istiadat.

Di samping menurunnya nilai-nilai agama, ada pula degradasinilai-nilai adat istiadat yang sering disebut tata susila atau kesopanan.Hal ini terlihat pada perilaku anak dan remaja akhir-akhir ini.Kekerasan remaja, pengeroyokan teman sebaya, dan lain sebagainya Mereka berlaku tidak sopan terhadap orang tua, guru dan orang yanglebih tua yang lainnya. Di sekolah permasalahan ini juga terasa.Kebanyakan siswa jarang menyapa atau bahkan sekadar tersenyum jika lewat di depan guru. Atau ketika lewat di depan guru hendaknyamengucapkan “permisi atau minta maaf”. Padahal setiap masyarakatdi setiap etnis di Indonesia oleh nenek-nenek zaman dulu selaludiajarkan jika kita lewat di depan orang tua agar membungkukkanbadan, tangan kanan ke bawah, sambil mengucapkan “maaf pak/bu”.

Saat ini semuanya berubah secara drastis. Yaitu lenyapnya nilai-nilai adat istiadat dan kesopanan tersebut. Apa sesungguhnya sumberpenyebab dari menghilangnya nilai-nilai kesopanan tersebut? Banyaksumber penyebab yang dapat disebutkan. Pertama, menghilangnya kurikulum pendidikan kesopanan di sekolah. Atau dengan bahasaumum dapat dikatakan bahwa di setiap sekolah tidak berminat untuk menjadikan adat kesopanan atau adat tata susila sebagai matapelajaran muatan lokal. Kedua, kurangnya teladan dari guru dan orangtua pada umumnya dalam hal adat kesopanan. Misalnya, merokok. Banyak guru dan orang tua melakukannya di depan anak dan remaja.

Page 7: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

Dampaknya adalah anak dan remaja ikut menjadi pecandu rokok. Dan harus kita akui bahwa merokok adalah jembatan menuju kecanduannarkoba. Sudah menjadi rahasia pula bahwa sebagian pecandunarkoba adalah anak muda. Kehancuran hidup anak dan remajaterlibat narkoba amat memprihatinkan. Yaitu putus sekolah ataukuliah, kerusakan otak, dan yang parah lagi akibat mengkonsumsinarkoba membawa efek sampingan penyakit lain seperti hepatitis Cdan bahkan penyakit AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnyaitu. Dengan kata lain, penderita akibat kecanduan narkoba telahmenghancurkan kehidupan mereka. Dari sekitar 5 juta pecandunarkoba di Indonesia, sebagian besar adalah pemuda dan remaja. Mereka kehilangan masa depan, dan bangsa Indonesia kehilanganpotensi generasi muda. Akibat narkoba, yang berkepanjangan dan terus meluas di kalangan generasi muda, bangsa ini terjadi lostgeneration atau kehilangan generasi penerus bangsa.Ketiga, melemahnya ekonomi sebagian besar rakyat sebagaiakibat kesulitan ekonomi negara dan meluasnya korupsi. Hal ini membuat negara tidak mampu membuka lapangan kerja khususnyauntuk generasi muda di kota dan pedesaan. Banyaknya penganggurangenerasi muda sangat berdampak buruk terhadap keamanan danketentraman hidup di masyarakat. Banyak sekali terjadi pencopetan, pencurian, dan bahkan perampokan yang terjadi di masyarakat saatini.

Dampak negatif kelemahan ekonomi adalah banyaknya keluargayang tidak lagi melanjutkan pendidikan anak-anaknya ke jenjang yanglebih tinggi atau para orang tua tidak dapat memberikan pendidikanyang tepat kepada anaknya. Akibatnya makin banyak anggota masyarakat yang berpendidikan rendah, dan itu berdampak akan dayasaing masyarakat Indonesia di tingkat dunia.

Degradasi Nilai-nilai Sosial.

Telah umum diketahui dalam era Globalisasi ini sikap individualistik telah berkembang di masyarakat. Artinya banyak anggota masyarakat yang hanya mementingkan dirinya sendiri, dan enggan berbagi kepada orang tidak mampu. Beberapa ciri sikap individualistik yang berkembang di masyarakat, dapat dilukiskan sebagai berikut :

Mementingkan diri sendiri dalam segala hal.

Enggan berbagai harta, pikiran, saran dan pendapat.

Tidak mau bergaul terutama dengan orang rendahan.

Memutuskan tali silaturahmi dengan keluargaSikap individualistik ini telah menyebar di masyarakat saat ini. Tidak ada lagi

semangat kegotongroyongan. Yang ada kehidupanpenuh persaingan tak sehat, keras dan saling jegal.

Page 8: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

Bahkan sikap individualistik ini merasuk dan terjadi di keluarga.Mulai dari sikap orang tua terhadap anak dan juga sikap anak terhadaporang tua. Sikap orang tua yang individualistik biasanya bersumberdari kesibukan sehingga tidak sempat mencurahkan perhatian dankasih sayang. Apalagi jika orang tua bekerja jauh dari rumah danterpisah. Anak-anak dibiarkan bersama pembantu tinggal sendiri. Jikaanak telah tumbuh remaja maka timbullah sikap egoisme sebagaiakibat tidak adanya perhatian orang tua. Apalagi jika orang tua hanyamenunjukkan perhatiannya hanya lewat materi, sehingga anak terbiasahidup berfoya-foya dengan uang yang banyak. Remaja tersebut terjunke dunia hitam dengan bermain seks, ganja, alkohol, dan sebagainya,Lebih jauh lagi remaja itu terjun ke dunia narkoba, akhirnya tertularpenyakit AIDS karena sering bergantung memakai jarum suntik.Setelah orang tua sadar akan sikapnya, dan ingin memperbaikihubungan dengan anak remajanya, dan ternyata itu sudah terlambat. Sekarang peran orang tua tinggal mengobati penyakit anaknya karenamenderita akibat narkoba dan tak kalah pentingnya memberikan kasihsayang serta memotivasi mereka agar tidak putus asa.

Pertanyaan yang penting apakah gejala mementingkan dirisendiri di masyarakat bersumber dari pendidikan keluarga? Jawabannya YA. Semua anggota masyarakat berasal dari keluarga.Aspek penting untuk membina anggota keluarga adalah agama danpendidikan. Jika dua hal ini tidak berfungsi, maka dapat dipastikananak-anak akan menjadi anggota masyarakat yang tidak diinginkan.Dia anak nakal, jahat, dan tidak bermoral dan berperikemanusiaan.Karena itu rumah tangga dengan pimpinan orang tua harus mendidikanak-anak dengan agama dan pendidikan kemanusiaan, kesopanan, tanggung jawab, dan rasa belas kasihan kepada orang lain. Jangankan membunuh, menyakiti hati orang lain saja anak tidak tega.

Di samping keluarga, lembaga pendidikan menjadi sumberpembentukan sikap dan nilai-nilai sosial. Karena di mana anak didikyang lama mendapatkan interaksi pendidikan selain di rumah. Ditempat ini peran guru sangatlah penting untuk mencapai tujuantersebut. Karena guru adalah “orang tua” kedua bagi anak didik.Apabila guru tidak berperan membentuk pribadi siswa, maka dapatdipastikan tujuan dari pendidikan tidak tercapai. Sebab paling sedikitada empat peran pembentukan sekolah terhadap anak didik. Pertamapembentukan pribadi yang mandiri, sosial, dan moral religius. Kedua,pembentukan akal dan intelegensi melalui teori dan latihan-latihan,misalnya mengasah kualitas kemampuan berpikir matematis, logis,sistematis, dan teknologis. Ketiga, pembentukan emosi dan karakter jiwa yang sabar, ikhlas, berani bertanggung jawab, serta berakhlakmulia, dan cinta damai. Sifat-sifat ini amat penting terutama untukmenghadapi perubahan zaman yang serba drastis tanpa adanyatoleransi. Keempat, pembentukan keterampilan seperti teknis, bahasa,manajemen, dan sebagainya. Tujuan hal ini adalah agar pelajaranagama tidak hanya menjadi sekedar teori belaka. Hal ini tidak

Page 9: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

akanberkesan jika diberikan teori saja dan akan berakibat agama tidakmampu membentengi moral anak didik. Selain itu masyarakat jugaberperan dalam membentuk sikap moral dan sosial siswa.

Degradasi Nilai Kesakralan Keluarga.

Terdapat kasus suami membunuh istri, dan sebaliknya. Karenasepele misalnya tidak terhidang makanan ketika suami pulang kerja,maka sang suami naik pitam dan langsung memukuli istrinya sampaimati. Dahulu kala jarang terjadi saling bunuh antara suami dan istri. Masyarakat dahulu lebih terbimbing prilakunya oleh adat dan agama.Saat ini masyarakat amat materialistis, egoistis, dan terimbasprilakunya dari kekejaman-kekejaman manusia yang ditayangkan di Indonesia). Terutama jika anak-anaknya lahir di kota maka mereka sulit berbahasa daerah.

Pendidikan menentukan perilaku seseorang, orang yangberpendidikan lumayan baik akan tampak pada sikap, ucapan, danpergaulannya. Demikian pula dengan masyarakat yang berpendidikanrendah maka sikap, ucapan, dan perbuatannya hanya sesuai dengankemampuan pendidikannya. Pada umumnya orang yang berpendidikantinggi, pergaulannya akan elit dan luas. Karena pergaulan itu banyakpeluang yang dapat dimanfaatkan asal kreatif dan produktif. Terutamadi bidang ekonomi dan pekerjaan.

2.2 Kondisi Keluarga Modern

Lain halnya dengan keluarga modern di kota-kota, mungkin dibidang ekonomi mereka berhasil, akan tetapi di bidang lain sepertimoral, perilaku, dan memahami kemodernannya sering mereka lemah. Misalnya budaya barat yang ditayangkan di TV, video, dan internet,mereka anggap sebagai rujukan perilaku yang baik. Hal ini menyebabkan terjadinya krisis moral, penyimpangan perilaku seks,pecandu alkohol, dan narkoba. Kalau demikian dapat disimpulkanbahwa kekuatan ekonomi saja tidaklah cukup, seharusnya ada modalreligius dan moral yang baik berdasarkan agama serta norma-normayang berlaku. Agama mengajarkan bahwa seharusnya orang yang sudahberkecukupan ( kaya ) bisa membantu orang yang berekonomi rendah.Namun setelah zaman atau era reformasi berjalan, banyak timbulpenyakit seperti tindak korupsi semakin marak.

Dari gambaran di atas, keluarga modern mempunyai ciri-ciriyang nampak yaitu : cinta materi ( materialistis ), cenderung padakebebasan, lemah bidang agama, sebagian mereka banyak yangterjerumus ke hal-hal negatif. Ciri-ciri yang nampak itu amatbertentangan dengan kemodernan yang sebenarnya. Yaitu kreatif,produktif,

Page 10: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

cinta bangsa sendiri, suka menolong orang yang sedangkeadaan susah. Jadi modern dilihat dari segi intelektual dan keimanan

Keterampilan

Untuk memperoleh keterampilan hidup banyak peluang bagikeluarga modern. Hal ini disebabkan keadaan ekonomi yangmemadai. Mereka dapat menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah seperti SMK ( Sekolah Menengah Kejuruan ). Atau yangingin meneruskan anak-anaknya kuliah di perguruan tinggi ( PT ) baiknegeri atau swasta, mereka dapat memilih kejuruan seperti teknik danakuntansi. Sedangkan bagi keluarga yang masih terbelakang atautertinggal, masih sulit menyekolahkan anak-anak ke tingkat menengahatas maupun PT. Faktor ekonomi dan pemahaman orang tua amatmenentukan. Di samping itu peluang sekolah di pedesaan, amatsedikit pilihan yaitu SD dan paling tinggi SMP. Jika ingin ke SMAdan SMK mereka harus meneruskan pendidikan di kota yang jauh daridesa mereka. Pasti terbentur soal biaya. Karena itu banyak anak-anakdesa yang hanya tamat SD dan banyak pula yang putus sekolah atau dropout.

Remaja-remaja desa yang tidak memiliki keterampilan datangke kota-kota untuk mencari pekerjaan. Akhirnya mereka menjadipengangguran. Ada yang jadi pengamen, gelandangan minta-minta,dan banyak yang menjadi pencopet dan perampok.Bagaimana memberikan keterampilan kerja bagi anak-anak desadari keluarga miskin? Ini pertanyaan amat sulit. Semestinyapendidikan 9 tahun dibebaskan dari biaya, disumbang buku-buku, danpakaian seragam. Lalu setelah tamat SD 9 tahun, anak-anak itu diberilatihan latihan keterampilan seperti teknik-teknik untuk siap pakai,bahasa Inggris, dan komputer. Jika mereka telah terampil, makamereka akan mendapatkan pekerjaan. Tapi sayang pemerintah cukuprepot dengan pendidikan karena anggaran biaya pendidikan amatminim. Sehingga tidak mungkin membuat sekolah atau tempatpelatihan keterampilan di pedesaan.

2.3. Krisis Keluarga.

Krisis keluarga artinya kehidupan keluarga dalam keadaan kacau, takteratur dan terarah, orang tua kehilangan kewibawaan untuk mengendalikankehidupan anak-anaknya terutama remaja, mereka melawan orang tua, danterjadi pertengkaran terus menerus antara ibu dengan bapak terutamamengenai soal mendidik anak-anak. Bahkan keluarga krisis bisa membawakepada perceraian suami - istri. Dengan kata lain krisis keluarga adalahsuatu kondisi yang sangat labil di keluarga, di mana komunikasi dua arahdalam kondisi demokratis sudah tidak ada. Jika terjadi perceraian sebagaipuncak dari krisis yang berkepanjangan, maka yang paling menderita adalahanak-anak. Sering perkara perceraian di pengadilan agama, yang palingrumit adalah siapakah yang akan mengurus anak-anak. Sering pengadilanmemenangkan hak asuh kepada pihak laki-laki atau bapak. Dalam hal

Page 11: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

inipengadilan agama hanya berdasarkan fakta hukum belaka. Akan tetapimelupakan faktor psikologis anak. Yaitu ibu memiliki kedekatan psikologisdengan ibu mulai dari menyusui hingga anak berusia dua tahun. Kemudianmemberi makanan bergizi, memberi sentuhan sentuhan psikologis sehinggaanak cepat tumbuh, cepat pintar berbicara, dan melakukan gerakan-gerakanfisik lainnya dengan terampil. Hal ini disebabkan ibu lebih banyak punyawaktu untuk mengurus anak. Terutama jika ibu tidak bekerja. Lain halnya jika anak sering diurus oleh pembantu rumah tangga ( PRT ). PRT tidakmerasa anak itu sebagai anaknya sendiri. Tugasnya hanyalah memberikanmakan, memandikan, mengganti pakaian, dan mengajak bermain. Namunsentuhan-sentuhan PRT tidak sama dengan sentuhan ibu sendiri yang penuhkasih sayang. Jika saat ini banyak terjadi kenakalan anak dan remaja, salahsatu faktor penyebab adalah kebanyakan bayi atau anak diurus oleh PRT.

Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab terjadinya krisis keluarga,yaitu:

1. Kurang atau putus komunikasi di antara anggota keluarga terutamaayah dan ibu.

Sering dituding faktor kesibukan sebagai biang keladi. Dalam keluarga sibuk, di mana ayah dan ibu keduanya bekerja dari pagi hingga sore hari. Mereka tidak punya waktu untuk makan siangbersama, beribadah bersama-sama anggota keluarga. Di meja makandan di tempat ibadah, banyak hal yang bisa ditanyakan ayah atau ibukepada anak anak. Seperti pelajaran sekolah, teman di sekolah,kesedihan dan kesenangan yang dialami anak. Dan anak-anak akanmengungkapkan pengalaman, perasaan, dan pemikiran - pemikirannyatentang kebaikan keluarga, termasuk kritik terhadap orang tua mereka. Yang sering terjadi adalah, kedua orang tua pulang hampir malam,karena jalanan macet. Badan capek, sampai di rumah mata sudahmengantuk dan tertidur. Tentu orang tua tidak punya kesempatanuntuk berdiskusi dengan anak-anaknya. Lama kelamaan anak-anakmenjadi remaja yang tidak terurus secara psikologis, merekamengambil keputusan - keputusan tertentu yang membahayakandirinya, seperti berteman dengan anak anak nakal, merokok,meminum minuman beralkohol, main kebut-kebutan di jalanansehingga menyusahkan masyarakat. Dan bahayanya jika dia terlibatmenjadi pemakai narkoba, akhirnya ditangkap polisi, dan orang tuabaru sadar bahwa melepas tanggung jawab terhadap anak adalah amatberbahaya. Orang tua hanya berusaha mencari uang yang banyakuntuk diberikan kepada anaknya, namun anak akan semakin dimanjadengan uang tersebut yang pada akhirnya menjerumuskan anak kehal-hal yang negatif.

2. Sikap egosentrisme.Sikap egosentrisme masing-masing suami istri merupakanpertengkaran terus menerus. Egoisme adalah suatu sifat burukmanusia yang mementingkan dirinya sendiri. Yang lebih berbahayalagi

Page 12: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

adalah sifat egosentrisme, yaitu sifat yang menjadikan dirinyapusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.Pada orang yang seperti ini, orang lain tidaklah penting. Diamementingkan dirinya sendiri dan bagaimana menarik perhatian pihaklain agar mengikutinya minimal memperhatikannya. Akibat sifategoisme atau egosentrisme ini sering orang lain tersinggung, dan tidak mau mengikutinya. Misalnya ayah dan. Ibu bertengkar karena ayahtidak mau membantu mengurus anaknya yang kecil yang lagimenangis. Alasannya ayah akan pergi main badminton. Padahal ibusedang sibuk di dapur. Ibu menjadi marah kepada ayah, dan ayah punmembalas kemarahan tersebut, terjadilah pertengkaran hebat di depananak anaknya, suatu hal yang buruk yang diberi contoh olehkeduanya. Egoisme orang tua akan berdampak terhadap anak, yaitutimbulnya sikap membandel, sulit disuruh, dan suka bertengkardengan saudaranya. Ada pun sikap membandel adalah aplikasi darirasa marah terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orangtua memberi contoh sikap yang baik seperti suka bekerja sama, salingmembantu, bersahabat, dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dariegoisme atau egosentrisme.

3. Masalah ekonomiDalam hal ini ada dua jenis penyebab krisis keluarga, yaitukemiskinan

dan gaya hidup.Keluarga miskin masih besar jumlahnya di negeri ini. Berbagaicara diusahakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Akantetapi tetap saja kemiskinan tidak terkendali. Terakhir pemerintahmemberikan bantuan langsung tunai ( BLT ) pada tahun 2007 dan2008. Kemiskinan jelas berdampak terhadap kehidupan keluarga. Jikakehidupan emosional suami istri tidak dewasa, maka akan timbulpertengkaran. Sebab, istri banyak menuntut hal-hal di luar makan danminum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanyadapat memberi makan dan rumah petak tempat berlindung yangsewanya terjangkau. Akan tetapi yang namanya manusia seringbernafsu ingin memiliki televisi, radio, dan sebagainya sebagaimanalayaknya sebuah keluarga yang normal. Karena suami tidak sanggupmemenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhanyang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami istri yangsering menjurus ke arah perceraian. Suami yang egois dan tidak dapa menahan emosinya lalu menceraikan istrinya. Akibatnya terjadilahkehancuran sebuah keluarga sebagai dampak kekurangan ekonomi.Berbeda dengan keluarga miskin, maka keluarga kayamengembangkan gaya hidup internasional yang serba luks. Mobil,rumah mewah, serta segala macam barang yang baru mengikuti modedunia. Namun tidak semua suami suka hidup glamor atau sebaliknya.Di sinilah awal pertentangan suami istri, yaitu soal gaya hidup.

Page 13: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

Jikaistri yang mengikuti gaya hidup dunia, sedangkan suami ingin biasasaja, maka pertengkaran dan krisis akan terjadi. Mungkin suamiberselingkuh sebagai balas dendam terhadap istrinya yang sulit diatur.Hal ini jika ketahuan akan bertambah parah krisis keluarga kaya ini,dan dapat berujung pada perceraian, dan yang menderita adalah anak-anak mereka.

4. Masalah Kesibukan

Kesibukan, adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakatmodern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materiyaitu harta dan uang. Mengapa demikian? Karena filsafat hidupmereka mengatakan uang adalah harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu keberhasilan, suatu kesuksesan. Disamping itu kesuksesan lain adalah jabatan tinggi, kedudukan atauposisi yang “basah” yang bergelimang uang. Jika ternyata ada orangyang gagal dalam masalah ekonomi dan keuangan, maka dia menjadifrustrasi ( kecewa berat ), kadang terlihat banyak orang yang bunuhdiri karena kegagalan ekonomi.

Makna kesuksesan hidup tidaklah semata-mata berorientasimateri. Ajaran agama mempunyai filsafat atau makna sukses dalamhidup. Ada tiga ukuran kesuksesan hidup manusia menurut ajaranagama. Pertama, hidup bermanfaat bagi orang lain. Jika hidup hanyauntuk kepentingan diri dan keluarga saja, sedangkan kepentinganmasyarakat diabaikan, dan masyarakat merasa akan kehadirannya didunia adalah tidak bermanfaat, maka orang tersebut tidak sukses samasekali kehidupannya. Sebaliknya jika seorang sukses dirinya dapat dimanfaatkan oleh orang banyak, berarti hidupnya sukses. Orangbanyak sangat membutuhkan kehadirannya karena dengan carademikian masyarakat banyak sangat tertolong terutama kaum takmampu. Kedua, adanya keseimbangan hidup dunia dan akhirat.Artinya kesibukan dunia harus diimbangi dengan kegiatan akhiratyaitu ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Mereka beranggapanbahwa dunia ini adalah akhir perjalanan manusia, sehingga harusdipuas-puaskan. Ketiga, akhir hidup yang baik yang diterima oleh Tuhan sebagai akhir yang membahagiakan di akhirat ( bersatudengan-Nya ). Banyak orang yang pada akhir hidupnya mengalamihidup yang buruk. Hidup yang baik yang diberkati oleh Tuhan akanberakhir dengan membahagiakan. Sedangkan akhir hidup yang jelekdisebabkan akhir hidupnya banyak berbuat kesalahan terhadap Tuhandan masyarakat.Kembali kepada kesibukan orang tua dalam urusan ekonomisudah menjadi kenyataan yang tidak dapat dipungkiri. Akan tetapisah-sah saja setiap keluarga berusaha mengejar kebahagiaan materi.Akan tetapi bila tidak mampu, jangan stres, jangan bertengkar, dan

Page 14: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

jangan bercerai. Berusahalah sabar dan selalu usaha, mungkinnantinya akan berhasil.

5. Masalah Pendidikan.Masalah pendidikan sering merupakan penyebab terjadinyakrisis di dalam keluarga. Jika tingkat pendidikan yang dimiliki suamiistri lumayan maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapatdipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yangpendidikannya rendah sering tidak dapat memahami liku likukeluarga. Karena itu sering salah menyalahkan jika terjadi persoalandalam keluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang berujungperceraian.

6. Masalah perselingkuhan.

Sering kita baca di surat kabar banyak permasalahan suami istriyang berujung perceraian salah satunya adalah masalah perselingkuhan. Ada beberapa faktor penyebab terjadinyaperselingkuhan.Pertama, hubungan suami istri yang sudah hilang kemesraan dan cinta kasih. Hal ini berhubungan denganketidakpuasan seks, istri kurang berdandan di rumah kecuali jika pergike undangan atau pesta, cemburu baik secara pribadi ataupun atashasutan pihak ketiga. Kedua,tekanan pihak ketiga seperti mertua danlain-lain ( anggota keluarga lain ) dalam hal ekonomi, dan terakhir, adanya kesibukan masing-masing sehingga kehidupan kantor lebihnyaman dari kehidupan keluarga.

7. Jauh dari AgamaSegala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan dia jauhdari agama. Sebab agama mengajarkan manusia berbuat baik danmencegah orang berbuat keji atau menjauhi nilai-nilai agama.

8. Ketidak berfungsian Sistem Keluarga. Ada beberapa ketidak berfungsian keluarga menurut Aponte dan Deusen ( 1980 ) yaitu :

Tembusnya batasan-batasan dan aturan dalam keluarga. Padakeluarga yang fungsional batasan atau aturan keluargadimengerti dan fleksibel. Akan tetapi pada keluarga takfungsional akan terjadi sebaliknya, akibatnya akan campuraduk perilaku.

Terjadi blok-blok dalam keluarga. Misalnya istri membentukblok dengan ibunya, untuk melawan suaminya.

Menurunnya kewibawaan. Jika kewibawaan suami/orang tuasudah hilang atau orang tua/suami otoriter, maka keluarga itu tidak akan berfungsi.

Page 15: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

2.4. Upaya Mengatasi Krisis Keluarga.Setiap masalah seharusnya ada jalan keluar untuk penyelesaiannya. Demikian

pula dengan krisis keluarga yang merupakan masalah keluargayang sangat rumit. Karena harus dicari akar masalahnya, lalu ditemukan solusinya. Akar masalah dari krisis keluarga bersumber pada: 1) Suami, 2 Istri, 3) Anak-anak. Jika persoalan keluarga bersumber dari internal ( Ayah,Ibu, Anak ), mungkin penyelesaiannya akan lebih jelas dan agak mudah.Akan tetapi jika sumber persoalan ini makin sulit untuk dipecahkan danmencari solusinya. Sebagai contoh, adanya pihak ketiga antara suami istriyaitu orang yang mencintai suami/istri, yang dikenal dengan selingkuh. Halini sulit untuk dibicarakan dengan selingkuhannya itu, karena dapatdipastikan akan mengelak atau menghilang. Jika dia terus terang maka akanberbahaya bagi dirinya alias terancam sebagai pengacau rumah tangga oranglain. Banyak upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan krisiskeluarga. Ada dengan cara-cara tradisional dan ada pula dengan caramodern atau yang sering disebut dengan cara ilmiah.

Cara pemecahan masalah keluarga dengan sifat tradisional terbagi dua bagian.Pertama kearifan kedua orang tua dalam menyelesaikan, terutamayang

berhubungan dengan masalah anak dan istri. Istilah kearifan adalah cara-cara yang penuh dengan kasih sayang, kekeluargaan, memelihara jangan sampai yang terluka hatinya oleh sikap dan atau perubahan sikaporang tua. Dengan kata lain kearifan orang tua dapat terjadi jika : 1)mempunyai cukup waktu di rumah, 2) selalu menciptakan suasana rumah yang harmonis penuh kasih sayang dan perhatian, 3) kedua orang tuaseharusnya memiliki pengetahuan psikologi anak dan remaja serta cara-caramembimbing anak. Kedua, bantuan orang bijak ( tokoh agama ), karenamereka cukup mempunyai kearifan dalam bimbingan agama dan akanlangsung menasehati jika terjadi penyimpangan perilaku pada anak dan remaja.

Cara ilmiah adalah cara konseling keluarga ( Family Counseling ). Konseling keluarga adalah upaya bantuan yang diberikan kepada individuanggota keluarga melalui sistem anggota keluarga ( pembenahankomunikasi anggota keluarga ) agar potensinya berkembang seoptimalmungkin dan masalahnya dapat diatasi atas dasar keinginan membantu darisemua anggota keluarga berdasarkan kerelaan dan kecintaan terhadapkeluarga. Penanganan terhadap keluarga sebagai sistem bertujuan untuk membantu anggota keluarga yang mengalami gangguan emosi melaluisistem keluarga. Yaitu setiap anggota memberikan kontribusi positif danpemahaman yang mendalam akan hakikat gangguan tersebut. Dengan katalain keluarga yang berjasa untuk membantu perkembangan anggotanya danmenyembuhkan anggota yang terganggu. Cara ini telah dilakukan oleh para ahli konseling di seluruh dunia. Ada dua pendekatan yang dilakukan dalam hal ini :

1. Pendekatan individual disebut juga individual konseling, yaitu upayauntuk menggali emosi, pengalaman dan pemikiran klien.

Page 16: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

2. Pendekatan kelompok yaitu diskusi dalam keluarga yang dibimbing oleh konselor keluarga.

Sebelum kita memasuki konseling keluarga yang amat sangat pentinghendaknya kita mendekati secara individual dengan individual konseling,yang bertujuan agar : 1) klien dapat mengekspresikan perasaan-perasaanyang mengganjal, menyakitkan, menyedihkan dan yang melukai hatinya.Hal ini penting karena perasaan seperti inilah yang menyebabkan individuberprilaku salah seperti menjadi nakal, lari dari rumah, minum-minumankeras, dan lain-lain, sehingga akan menyebabkan kedua orang tua menjadimalu. Kalau hal ini terjadi maka remaja tersebut akan merasa puas. Jikaperasaan-perasaan negatif itu dapat diungkapkan dalam konseling individualmaka klien akan menjadi lega, puas dan agak tenang. 2) setelah munculperasaan lega dan agak tenang maka tugas konselor adalah mengungkapkanpengalaman-pengalaman klien yang berhubungan dengan perasaan negatif dalam dirinya. Tujuannya adalah agar konselor memahami perilaku-perilakuapa yang ada di antara orang tua, saudara terhadap dirinya. Dengandemikian akan mudah konselor untuk memberikan pengarahan di dalamkonseling keluarga nanti terutama terhadap sikap-sikap orang tua dansaudaranya terhadap diri klien. 3) selanjutnya konselor berusahamemunculkan pikiran-pikiran sehat klien agar tercipta suatu keluarga yangutuh.

Konseling keluarga dilakukan setelah permasalahan anggota keluargatelah dapat diselesaikan oleh konselor secara konseling individu. Dengan cara demikian tugas konselor keluarga akan lebih ringan dalam membantukeluarga menyelesaikan masalahnya dan menciptakan keluarga yang utuhsetelah lancarnya komunikasi antara mereka. Di dalam proses konselingkeluarga, konselor berupaya sekuat tenaga agar setiap anggota keluargayang terlibat dapat berbicara bebas menyatakan perasaan, pengalaman dan pemikiran tentang ayah, ibu dan saudara-saudaranya.

BAB III PENUTUP

3.1. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan hal-halsebagai berikut:Dalam perkembangan era globalisasi ini telah menimbulkan berbagaigejolak di lingkungan masyarakat seperti salah satunya yaitu degradasi nilai,degradasi nilai ini menyangkut penurunan atau degradasi berbagai nilaiyang ada di masyarakat seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Danakibat pengaruh globalisasi ini juga mempengaruhi bagaimana kondisikeluarga modern saat ini, yang kemudian dapat

Page 17: Latar belakang kehidupan keluarga psikologi keluarga islam (RamaPurnamaSari) STAIN Kerinci

RamaPurnamaSari

berkembang ke arah yangnegatif sehingga menimbulkan krisis dalam keluarga tersebut. Untukmengatasi krisis keluarga yang telah terjadi tersebut maka dapat dilakukandengan beberapa cara yang juga telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

3.2. Saran.

Melalui makalah ini, penulis menyarankan agar mahasiswa sebagaicalon konselor hendaknya memahami paparan tentang “Latar BelakangKehidupan Keluarga”, khususnya sebagai pemahaman awal terhadaprealitas bahwa kehidupan keluarga pada masa kini sangat penuh tantangandan betapa pentingnya konseling keluarga sebagai sebuah cara yangstrategis dalam mengatasi problem-problem yang terjadi di keluarga

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, Eiida & Erlamsyah. Bahan Ajar Program Semi-Que IV. Padang :Direktorat Jrnderal Pendidikan Tinggi.

Pujosuwarno, Sayekti. 1994. Bimbingan dan Konseling Keluarga . Yogyakarta :Menara Mas Offset.

Chatib, Munif. 2011. Gurunya Manusia . Bandung : Kaifa.

Gunarsa, D.Singgih. 1981. Psikologi Untuk Keluarga . Jakarta : BPK GunungMulia.

Willis, S. Sofyan. 2011. Konseling Keluarga ( Family Counseling ) . Bandung :Alfabeta.Anonimous. 2012.

Resume Buku Konseling Keluarga. Diakses pada 14 September 2014 dari http://aderahmatillahconseling.wordpress.com/bimbingan-konseling-keluarga/.Anonimous. 2012.

Review Buku Konseling Keluarga. Diakses pada 14 September 2014 dari http://ajenganjar.blogspot.com/2012/03/bagaimanakah-konseling-keluarga-itu.html.