tugas ptk hernanto,s.pd sma4 - kerinci

36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu, jam pelajaran sekolah lebih banyak di bandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas. Begitu pentingnya peranan matematika, maka pemerintah perlu mengusahakan agar mutu pengajaran matematika lebih baik dari masa sebelumnya. Untuk mewujudkan hal ini berbagai usaha yang telah dilakukan pemerintah diantaranya melengkapi sarana dan prasarana, meningkatkan kualitas guru serta mengembangkan dan memperbaiki kurikulum tahun 2004 menjadi kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya, usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini

Upload: maryanto-sumringah-sma-9-tebo

Post on 09-Feb-2017

26 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting dalam

pendidikan. Hal ini dapat dilihat dari waktu, jam pelajaran sekolah lebih banyak di

bandingkan pelajaran lain. Pelajaran matematika dalam pelaksanaan pendidikan diberikan

kepada semua jenjang pendidikan mulai dari taman kanak-kanak sampai sekolah menengah

atas.

Begitu pentingnya peranan matematika, maka pemerintah perlu mengusahakan agar

mutu pengajaran matematika lebih baik dari masa sebelumnya. Untuk mewujudkan hal ini

berbagai usaha yang telah dilakukan pemerintah diantaranya melengkapi sarana dan

prasarana, meningkatkan kualitas guru serta mengembangkan dan memperbaiki kurikulum

tahun 2004 menjadi kurikulum 2013. Namun pada kenyataannya, usaha-usaha yang telah

dilakukan tersebut belum memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari hasil

belajar siswa, khususnya hasil belajar matematika yang masih rendah.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik

faktor internal pribadi siswa maupun faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal yang diduga

sangat mempengaruhi hasil belajar adalah model pembelajaran yang digunakan guru yang

mencakup pemilihan pendekatan pembelajaran, metode, strategi, dan media yang sesuai.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang diajarkan disetiap

jenjang–pendidikan di Indonesia, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.

Hal ini dikarenakan pelajaran matematika mempunyai peranan yang sangat penting dalam

1

Page 2: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

membekali siswa untuk dapat mempunyai kemampuan berfikir logis, analitis, dan kreatif.

Matematika adalah salah satu bagian dari ilmu pengetahuan (sains), matematika mempunyai

peranan penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap, dan nilai

pada setiap diri siswa.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis pada tanggal 27 September 2012

dengan salah seorang guru matematika SMA Negeri 4 Kerinci, diperoleh informasi bahwa

proses pembelajaran matematika selama ini di sekolah belum mampu meningkatkan

pemahaman, ketertarikan siswa terhadap pelajaran matematika, dan masih banyak yang perlu

dibenahi. Diantaranya strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru selama ini dalam

kegiatan belajar mengajar masih menggunakan strategi pembelajaran konvensional yang

masih menjadikan guru sebagai pusat kegiatan pembelajaran, atau dengan kata lain dalam

proses belajar pembelajaran masih didominasi oleh guru. Guru sebagai salah satu komponen

utama dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi sedemikian rupa

sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar aktif.

Dari sisi siswa terlihat bahwa sedikit sekali yang aktif dalam belajar matematika, siswa

hanya terpaku pada cara atau langkah-langkah yang disampaikan oleh guru. Selain itu

kurangnya minat atau ketertarikan siswa terhadap pelajaran matematika juga menjadi salah

satu faktor penyebab rendahnya nilai matematika siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci

Tahun Pelajaran 2016/2017.

Rendahnya nilai matematika siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci dapat terlihat

dari persentase Kriteria Ketuntasan Belajar Minimum (KKM) matematika siswa pada

ulangan harian matematika semester I Tahun Pelajaran 2016/2017 (Tabel 1).

Tabel 1. Rata-rata dan Persentase Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Pada Ulangan Harian Semester Ganjil Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci.

Page 3: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

Kelas Rata-rata Persentase Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas

XI IPS1 64,15 38,46 10 16XI IPS2 64,40 56,00 14 11

Sumber : Guru Matematika Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci.

Berdasarkan Tabel 1 di atas, terlihat bahwa persentase ketuntasan belajar siswa yang

mencapai nilai di atas Kriteria Ketuntasan Belajar Minimum (KKM) 65,00 yaitu berkisar

antara 38,46 % - 56,00 %. Melihat rendahnya persentase ketuntasan yang diperoleh siswa

dapat disimpulkan bahwa masih banyak siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Jika

hal ini terus berlanjut maka sangat berpengaruh terhadap nilai matematika siswa. Salah satu

penyebab rendahnya nilai KKM ini adalah belum tepatnya strategi pembelajaran yang

diterapkan. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang cocok, mampu

meningkatkan hasil belajar siswa, dan mampu menumbuhkan rasa ketertarikan siswa

terhadap pelajaran matematika. Dalam hal ini, siswa bukan sekedar sebagai objek yang hanya

menerima pelajaran dari guru, melainkan ikut berpartisipasi aktif dalam proses belajar

mengajar.

Jika hal ini terus berlanjut maka sangat berpengaruh terhadap nilai matematika siswa.

Salah satu penyebab rendahnya nilai matematika siswa ini adalah belum tepatnya strategi

pembelajaran yang diterapkan. Untuk itu diperlukan suatu strategi pembelajaran yang

mampu meningkatkan hasil belajar siswa, dan mampu menumbuhkan rasa ketertarikan siswa

terhadap pelajaran matematika. Dalam hal ini, siswa bukan sekedar sebagai objek yang hanya

menerima pelajaran dari guru, melainkan ikut berpartisipasi aktif dalam proses belajar

mengajar.

Untuk mengantisipasi masalah tersebut maka perlu dicarikan suatu formula

pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kemampuan matematika siswa. Para

guru hendaknya terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai cara variansi agar siswa

Page 4: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

tertarik dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran matematika salah satunya melalui

strategi pembelajaran inquiring minds want to know dan strategi pembelajaran listening team.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

pembelajaran matematika diperlukan suatu strategi pembelajaran yang

kreatif dan inovatif sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dan

tertarik pada materi yang akan diajarkan.

Dari beberapa strategi pembelajaran yang ada, stretegi

pembelajaran yang menarik dan dapat diterapkan adalah strategi

inquiring minds want to know. Strategi pembelajan ini mampu membangkitkan

keingintahuan peserta didik dengan meminta mereka membuat perkiraan-perkiraan tentang

suatu topik atau pertanyaan.

Untuk itu, dalam rangka peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas XI IPS

SMA Negeri 4 Kerinci, maka penulis sangat tertarik untuk membandingkan kedua strategi

pembelajaran tersebut di atas, strategi pembelajaran yang mana yang paling tepat untuk

menunjang peningkatan hasil belajar matematika siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci

Tahun Pelajaran 2016/2017. Sehingga judul yang penulis ajukan adalah “Peningkatan Hasil

Belajar Matematika Siswa Menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiring Minds

Want to Know Pada Kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kerinci Tahun Pelajaran

2016/2017”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah diuraikan maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut “ Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika

Page 5: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci yang menggunakan Strategi pembelajaran

inquiring minds want to know.”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan

menggunakan strategi pembelajaran inquiring minds want to know pada kelas XI IPS2 SMA

Negeri 4 Kerinci Tahun Pelajaran 2016/2017.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi dalam meningkatkan kualitas

pendidikan di sekolah.

2. Bagi Guru

Sebagai alternatif baru bagi guru untuk menambah variasi strategi pembelajaran dalam

meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya matematika.

3. Bagi Siswa

Untuk membantu siswa agar lebih mempunyai tanggung jawab dalam menyelesaikan

tugas matematika dan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti

pembelajaran matematika.

4. Bagi Penulis

Sebagai pengalaman dan pengetahuan bagi penulis dalam mengembang kan diri sebagai

guru.

Page 6: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Belajar Mengajar

Ahmad Sabri (2005:33) menyatakan bahwa “Belajar dan mengajar merupakan dua

konsep yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjukkan apa yang harus

dilakukan seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan

mengajar menunjukkan apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pengajar”.

Menurut Oemar Hamalik (2008:37) “Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah

laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Hilgard dan Bower dalam Rahim

(2010:79) juga menjelaskan bahwa “Belajar adalah perubahan tingkah laku seseorang

terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam

situasi itu”. Sedangkan Menurut Suparano dalam Rahim (2010:79) “Belajar adalah proses

mengkontruksi pengetahuan dari pengalaman baik alami maupun manusiawi”.

Selanjutnya, menurut Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:10) menyebutkan

“Belajar merupakan kegiatan yang komplek. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar

orang memiliki keterampilan, pengatahuan, sikap dan nilai”.

Slameto dalam Hamdu dan Agustina (2011:91) mengemukakan bahwa “Belajar

adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

9

Page 7: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut

kognitif, efektif, dan psikomotorik. Dalam belajar, siswa mengalami sendiri proses dari tidak

tahu menjadi tahu”.

Belajar merupakan tindakan dan prilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan,

belajar hanya di alami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidaknya proses

belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan

sekitar. Skinner dalam Hamdani (2011:71) berpandangan bahwa “Belajar adalah suatu

prilaku. Pada saat orang belajar, responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya apabila ia tidak

belajar, responnya menurun”.

Selanjutnya menurut Gagne dalam Hamdani (2011:71), “Belajar merupakan kegiatan

yang kompleks. Hal belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar, orang memiliki

keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas tersebut adalah dari : (1)

stimulasi yang berasal dari lingkungan, (2) proses kognitif yang dilakukan oleh si

pembelajar”.

Dengan demikian, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah

stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru. Menurut

Piaget dalam Hamdani (2011:71), “Pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab, individu

melakukan interaksi terus-menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami

perubahan”. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan, fungsi intelek semakin

berkembang”.

Berdasarkan pengertian di atas tergambar bahwa belajar merupakan suatu proses

dalam mamperoleh pengalaman atau pengetahuan baru yang menghasilkan perubahan pada

individu yang belajar perubahan itu tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan melainkan

Page 8: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

juga dalam bentuk tingkah laku, sikap, pemahaman, keterampilan, kebiasaan, minat dan

penyesuaian diri.

Mengajar pada dasarnya adalah membimbing siswa selama proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran, guru berperan sebagai motivator, fasilitator, dan pembimbing siswa

dalam belajar. Oemar Hamalik (2008:61) menyatakan bahwa “Mengajar adalah upaya

menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik”. Jadi guru mempunyai peranan yang

sangat besar dalam upaya membentuk siswa mencapai keberhasilan.

Sardiman (2011:47) menjelaskan bahwa "Mengajar pada dasarnya merupakan suatu

usaha untuk menciptakan kondisi atau system lingkungan yang mendukung dan

memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar”. Selanjutnya, Sardiman (2011:48)

juga menjelaskan bahwa “Mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau

mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi

proses belajar. Atau dikatakan, mengajar sebagai upaya menciptakan kondisi yang kondusif

untuk berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa”.

Usman dalam Rahim (2010:79) juga mengatakan bahwa “Mengajar adalah merupakan

usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan siswa dan bahan pengajaran

sehingga menimbulkan terjadinya proses belajar pada diri siswa”. Sedangkan Smith dalam

Rahim (2010:79) mengatakan bahwa “Mengajar adalah menanamkan pengetahuan dan

keterampilan (teaching imparting knowledge or skill)”.

Hasibuan dan Mudjiono (2009:3) menjelaskan bahwa “Mengajar adalah penciptaan

sistem lingkungan yang memungkinkan terjadi proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri

dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin

dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada

Page 9: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana

belajar mengajar yang tersedia”.

Kemudian, Sudjana (1996:7) menjelaskan “Mengajar adalah mengatur dan

mengorganisasikan lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan

menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”.

Dari pengertian mengajar di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa mengajar

merupakan suatu aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan sebaiknya dan

menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar mengajar. Kegiatan

mengajar bukan hanya terpusat pada guru tetapi juga pada aktivitas anak didik, dengan kata

lain anak didik harus berpatisifasi aktif dalam proses belajar mengajar.

2.2 Pembelajaran Matematika

Ensiklopedia Indonesia menyebutkan  istilah matematika berasal dari bahasa Yunani

“Mathematikos” secara ilmu pasti atau “Mathesis” yang berarti ajaran, pengatahuan abstrak

dan deduktif, dimana kesimpulan tidak ditarik berdasarkan pengalaman keinderaan, tetapi

atas kesimpulan yang ditarik dari kaidah-kaidah tertentu melalui deduksi.

Dimyati dan Mudjiono (2002:157) menjelaskan bahwa “Pembelajaran ialah proses

yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana

belajar memperoleh dan memproses pengetahuan, keterampilan, dan sikap”.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu

proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu

pengetahuan dan keterampilan matematika. Suatu proses pembelajaran yang dimaksud

adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi dan situasi belajar

agar siswa belajar dengan menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing.

Page 10: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

Tujuan pembelajaran matematika itu sendiri adalah terbentuknya kemampuan bernalar

pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis, sistimatis dan

memiliki sifat obyektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu permasalahan baik dalam

bidang matematika, bidang lain, maupun dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Setiap aktivitas yang dilakukan seseorang tentu ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendorong namun dapat juga

menjadi penghambat dalam mencapai tujuan. Demikian halnya dalam belajar, menurut

Hamdani (2011:139) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan

menjadi dua bagian, yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sebagai

berikut :

a. Kecerdasan

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri

dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan sangat ditentukan oleh tinggi-

rendahnya intelengensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan

tingkat perkembangan sebaya. Intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi

merupakan faktor yang sangat penting bagi anak dalam usaha belajar.

b. Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis

Kondisi jasmaniah atau fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap

kemampuan belajar seseorang. Faktor jasmaniah yaitu pancaindra yang tidak

Page 11: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau

perkembangan yang tidak sempurna.

c. Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau

benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat

dipengaruhi oleh pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.

d. Minat

Minat adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat

sesuatu secara terus menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama

perasaan senang. Minat memeliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran. Jika

menyukai suatu mata pelajaran, siswa akan belajar dengan senang hati tanpa rasa

beban.

e. Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang memiliki bakat dalam arti

berpotensi untuk mencapai prestasi sampai tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas

masing-masing.

f. Motivasi

Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan

keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. Persoalan

mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi

dapat ditingkatkan.

Page 12: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

2) Faktor eksternal

Adapun Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut :

a. Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang

dilahirkan dan dibesarkan. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat seseorang terdorong

untuk belajar aktif karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari

luar yang menambah motivasi untuk belajar.

b. Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam

menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang

baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi

cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, dan

kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan mempengaruhi

hasil-hasil belajarnya.

c. Lingkungan Masyarakat

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Dapat dikatakan lingkungan

membentuk kepribadian anak karena dala mpergaulan sehari-hari, seorang anak

akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan lingkungannya.

Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal tinggal disuatu lingkungan

yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada

dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana mestinya.

Page 13: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

Disamping faktor-faktor yang mempengaruhi belajar diatas ada pula faktor-faktor lain

yang mempengaruhi belajar yang dikemukakan oleh Mustaqim dan Abdul Wahib (2010:63)

terdapat faktor yang mempengaruhi belajar yaitu :

1) Kemampuan Pembawaan

Kemampuan pembawaan ini akan mempengaruhi belajarnya anak. Anak yang

mempunyai kemampuan pembawaan yang lebih mudah dan lebih cepat belajar dari pada

anak yang mempunyai kemampuan yang kurang.

2) Kondisi Pisik Orang yang Belajar

Orang yang belajar tidak terlepas dari kondisi pisiknya. Anak yang cacat misalnya kurang

pendengaran, kurang penglihatan prestasinya juga kurang apabila dibandingkan dengan

anak yang normal.

3) Kondisi Psikis Anak

Keadaan psikis yang kurang baik banyak sebabnya, mungkin ditimbulkan oleh keadaan

fisik yang tidak baik, sakit, cacat, mungkin disebabkan oleh gangguan atau keadaan

lingkungan, situasi rumah, keadaan keluarga, ekonomi.

4) Kemauan Belajar

Belajar harus ada dorongan dalam dirinya, yang dapat mendorongnya kesuatu tujuan

yang berarti kemauan belajar ini sangat erat hubungan dengan keinginan dan tujuan.

5) Sikap terhadap guru, mata pelajaran dan pengertian mereka mengenai kemajuan mereka

sendiri.

6) Bimbingan

Page 14: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

Bimbingan dapat diberikan sebelum ada usaha-usah belajar, atau sewaktu-waktu setelah

ada usaha-usaha yang tidak terpimpin. Keefektifan bimbingan ini tergantung dari

macam-macam tugas dan kebutuhan dari orang yang belajar.

7) Ulangan

Adanya ulangan-ulangan ini dapat menunjukkan pada orang yang belajar kemajuan-

kemajuan dan kelemahan-kelemahannya. Dengan demikian orang yang belajar akan

menambah usahanya untuk belajar.

Slameto (2010:76) menjelaskan bahwa “Belajar yang efesien dapat tercapai apabila

dapat menggunakan strategi belajar yang tepat. Strategi belajar diperlukan untuk dapat

mencapai hasil yang semaksimal mungkin”.

2.3 Strategi Pembelajaran

Hamdani (2010:18) menjelaskan bahwa “Startegi dapat diartikan sebagai suatu upaya

yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan”.

Menurut Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1995:5) secara umum “Strategi mempunyai

pengertian suatu garis-garis haluan untuk bertindak dalam mencapai sasaran yang telah

ditentukan. Dihubungkan dengan pembelajaran strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru dengan anak didik dalam perwujudan pembelajaran untuk mencapai

tujuan yang telah digariskan.

Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang

serangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dengan

demikian konsep strategi menunjukkan pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-

peserta didik di dalam peristiwa belajar mengajar (Hamruni, 2011:2).

Page 15: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

Menurut Hasibuan dan Mudjiono (2009:3) “Startegi pembelajaran adalah pola umum

perbuatan guru-murid dalam perwujudan kegiatan belajar. Pengertian strategi dalam hal ini

menunjuk kepada karakteristik abstrak dari rentetan perbutan guru-murid di dalam peristiwa

belajar-mengajar”.

Hamruni (2011:3) menyatakan bahwa “Strategi pembelajaran merupakan rencana

kegiatan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumber daya dalam pembelajaran. Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya,

bahwa arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan”.

Menurut Hamruni (2011:8) Strategi pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

1. Starategi pembelajaran langsung.

2. Strategi pembelajaran tak langsung.

3. Starategi pembelajaran interaktif.

4. Starategi pembelajaran empirik.

5. Starategi pembelajaran mandiri.

Ada empat stategi dasar dalam pembelajaran meliputi hal-hal sebagai berikut (Syaiful

Bahri dan Aswan Zain, 1995:5) :

1. Mengindentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku

dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup

masyarakat.

Page 16: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik pembelajaran yang dianggap

paling tepat dan efektif sehinggga dapat dijadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan

kegiatan mengajaranya.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan sehingga dapat dijadikan

pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil dari kegiatan pembelajaran yang

selanjutnya dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem intruksional yang

bersangkutan secara keseluruhan.

Kegiatan pembelajaran merupakan upaya mengorganisir lingkungan sehingga tercipta

suatu kondisi belajar. Untuk menciptakan kondisi belajar yang baik diperlukan strategi

pembelajaran. Untuk itu perlu dirancang stategi pembelajaran. Adapun startegi pembelajaran

yang dimaksud adalah sebagai berikut (Lufri, 2006:2) :

1. Bagaimana guru mengajar, mendidik dan melatih secara tepat.

2. Bagaimana guru memotivasi anak didik supaya belajar dan mengembangkan kompetensi

secara maksimal.

3. Bagaimana anak didik memiliki akhlak mulia.

4. Faktor-faktor apa saja yang harus diperhatikan untuk mencapai keberhasilan belajar anak

didik.

5. Bagaimana guru bisa menjadi teladan dalam berprilaku.

6. Bagaimana seharusnya peran guru dalam pembelajaran.

2.5 Strategi Pembelajaran Inquiring Minds Want To Know

Menurut Zaini H, Munthe B dan Aryani S.A (2008:18) “ Inquiring minds want to

know adalah strategi sederhana yang dapat membangkitkan keingintahuan peserta didik

dengan meminta mereka membuat perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu

Page 17: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

pernyataan. Biasanya peserta didik cenderung diam ketika diajak untuk membahas materi-

materi yang belum terpecahkan pada pertemuan sebelumnya jika diminta untuk menjawab

secara bersama-sama dikelas”.

startegi inquiring minds want to know adalah strategi yang merangsang rasa ingin

tahu peserta didik dengan meminta perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau pertanyaan

(Winarko A.S, Maridi dan Sugiharto 2011:2).

Menurut Elviana dalam http://elviana.teknologi-pendidkan-universitas-

baturaja.blogspot.com.2009.archive.html “Strategi inquiring minds want to know adalah

strategi pembelajaran yang digunakan untuk membangkitkan minat dan keingintahuan siswa

dalam proses belajar mengajar. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa diberikan kesempatan

untuk membuat perkiraan-perkiraan dari pertanyaan yang diajukan oleh guru”.

Adapun langkah-langkah strategi pembelajaran inquiring minds want to know

menurut Zaini H, Munthe B dan Aryani S.A (2008:18) adalah sebagai berikut :

1. Buat satu pernyataan tentang materi pelajaran yang dapat membangkitkan minat peserta

didik untuk mengetahui lebih lanjut atau mau mendiskusikan dengan teman. Pertanyaan

tersebut harus dibuat yang sekiranya hanya diketahui oleh sebagian kecil peserta didik.

2. Anjurkan peserta didik untuk menjawab apa saja sesuai dengan dugaan mereka. Gunakan

kata-kata; coba pikirkan, apa kira-kira, dan lain-lain.

3. Jangan memberi jawaban secara langsung. Tampung semua dugaan-dugaan. Biarkan

peserta didik bertanya-tanya tentang jawaban yang benar.

4. Gunakan pertanyaan tersebut sebagai jembatan untuk mengajarkan apa yang akan anda

ajarkan kepada peserta didik. Jangan lupa beri jawaban yang benar ditengah-tengah anda

menyampaikan pelajaran.

Page 18: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

Dari langkah-langkah di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran

Inquiring minds want to know diawali pertanyaan yang dapat membangkitkan minat peserta

didik terhadap materi yang akan dipelajari. Pertanyaan tersebut bisa merangsang siswa untuk

berdiskusi dan bertanya dengan temannya.

Dalam strategi Inquiring minds want to know guru sebaiknya tidak memberikan

jawaban secara langsung. Guru hanya menampung dugaan jawaban dari para siswa dan guru

harus bisa membuat peserta didik untuk bertanya-tanya dan penasaran terhadap jawaban

yang benar. Akhir dari strategi Inquiring minds want to know ini adalah guru memberikan

jawaban yang benar terhadap materi yang sudah dibicarakan.

2.6 Hasil Belajar

Hasil belajar sebagai titik tolak untuk mengetahui keberhasilan murid dalam mengusai

suatu mata pelajaran setelah mengikuti suatu proses pembelajaran. Seperti yang

dikemukakan oleh Purwanto (2004:3) “Hasil belajar merupakan tolak ukur yang diinginkan

untuk menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui suatu mata pelajaran atau

sejauh mana tujuan–tujuan pengajaran telah dicapai, biasanya yang dinyatakan dengan nilai

yang berupa huruf atau angka-angka”.

Selanjutnya Agus Suprijono (2010:5) menyatakan “Hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan”. Jadi

hasil pembelajaran dapat merupakan keterampilan, nilai dan sikap setelah siswa mengalami

proses belajar”.

Selanjutnya Dimyati dan Mujiono (2002:237) menyatakan bahwa hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal siswa (internal) dan dari luar siswa

(eksternal). Faktor internal meliputi sikap terhadap belajar, menyimpan perolehan hasil

Page 19: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

belajar, menggali hasil belajar yang tersimpan, kemampuan yang berprestasi, rasa percaya

diri siswa, intelegensi atau keberhasilan belajar, kebiasaan belajar, dan cita–cita siswa.

Sedangkan faktor eksternal meliputi guru serbagai pembina siswa belajar, sarana dan

prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial siswa di sekolah, dan

kurikulum sekolah.

Dari beberapa pendapat mengenai hasil belajar di atas maka hasil belajar dapat

diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai serta dikerjakan selama mengikuti pelajaran

atau didapat sesudah mempelajari suatu mata pelajaran yang perwujudannya dapat dilihat

nilai yang diperoleh siswa pada evaluasi hasil belajar yang diselenggarakan oleh guru bidang

studi.

Page 20: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 SubjekPenelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci. Jumlah siswa

kelas XI IPS 2 terdiri dari 25 orang; 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

Umur mereka rata-rata berkisar antara 15 tahun sampai 17 tahun. Mereka berasal dari keluarga

petani dengan latar belakang pendidikan orang tua tamatan sekolah dasar. Minat belajar siswa

kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kerinci terlihat kurang. Karena selama observasi kelas terlihat

hanya sekatar 4 sampai 7 orang saja yang aktif dalam proses pembelajaran.

Ruang belajar kelas XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kerinci cukup bersih dan dilengkapi dengan

penerangan yang cukup. Kursi tempat duduk siswa cukup bagus dan alat belajar lainnya seperti

papan tulis terlihat rapi.

3.2 ProsedurPenelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan selama tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan; yaitu

perencanaan, pelaksanaan, obeservasi dan refleksi.

3.2.1 Perencanaan

Padatahapperencanaanpeneliti dan guru kolaborator telah mengerjakan beberapa kegiatan

seperti: a) mengobservasi kelas untuk mengidentifikasi masalah pemebelajaran; b) dan memilih

masalah yang paling urgen; c) mendiagnosa masalahyang akan diteliti serta menentukan

Page 21: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

tindakan yang akan dilaksanakan; d) membuat RPP tindakan; e) membuat alat observasi dan

evaluasi; dan f) membuat media pembelajaran yang dibutuhkan.

a) Observasi kelas; Peneliti dan guru kolaborator telah menetapkan masalah yang akan

diteliti yaitu, rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Setelah

berdiskusi dengan guru kolaborator maka masalah ini (rendahnya tingkat keaktifan

siswa dalam proses pembelajaran) akan di tingkatkan dengan menerapkan model

selama proses pembelajaran.

Alasan pemilihan Model Inquiring minds want to know untuk mengatasi masalah ini

ialah karena Model ini mempunyai kelebihan-kelebihan untuk meningkatkan tingkat keaktifan

siswa dalam belajar.

1. dapat membangkitkan minat peserta didik untuk mengetahui lebih lanjut atau mau

mendiskusikan dengan teman.

2. dengan memberikan pertanyaan bisa merangsang siswa untuk berdiskusi dan bertanya dengan

temannya.

Setelah penentuan tindakan diputuskan secara bersama dengan kolaborator, langkah

berikutnya ialah membuat RPP tindakan untuk siklus pertama penelitian. Penelitian ini akan

dilakukan untuk Standar Kompetensi “Operasi Hitung Bilangan yang Hasilnya Bilangan Tiga

Angka dan Kompetensi Dasar “Menghitung Perkalian yang Hasilnya Bilangan Tiga Angka dan

Menghitung Pembagian yang Hasilnya Bilangan Tiga Angka”.

Setelah pembuatan RPP tindakan selesai peneliti bersama kolaborator membuat alat

observasi kelas untuk mengumpulkan data penelitian. Alat observasi disesuaikan dengan

Page 22: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

indikator data yang berhubungan dengan perbaikan proses pembelajaran yaitu meningkatkan

keaktifan siswa selama belajar di kelas dan pelaksanaan tindakan oleh peneliti.

Alat observasi untuk melihat keberhasilan pelaksanaan tindakan oleh guru dan peneliti di

rancang sedemikian rupa sehingga dapat merekam semua pelaksanaan langkah-langkah

pembelajaran yang khusus ditujukan untuk memperbaiki keaktifan siswa. Alat observasi ini

dikaitkan dengan langkah-langkah Model Inquiring minds want to know.

Lembaran observasi untuk melihat tingkat keaktifan siswa dirancang sedemikian rupa

sehingga dapat merekam indikator-indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

Indikator keaktifan ini dapat di uraikan sebagai berikut; Pertma keaktifan siswa bertanya, ke dua,

keaktifan siswa menjawab pertanyaan, ke tiga keakrtifan siswa mengungkapkan pendapat, ke

empat keaktifan siswa berdiskusi dengan teman sekelompok, keaktifan siswa mengerjakan tugas

indifidu. Lembaran observasi pelaksanaan tindakan oleh guru dan lembaran observasi tingkat

keaktifan siswa dapat dilihat pada lampiran 3 proposal ini.

Untuk melihat terjadinya peningkatan atau penurunan tingkat keaktifan siswa, maka

tingkat keaktifan selama penelitian akan dibandingkan dengan tingkat keaktifan siswa sebelum

penelitian.

Pekerjaan berikutnya pengadaan media pembelajaran yang sesuai dengan topik atau tema

pembeleajaran dan materi sewaktu penelitian. Media pembelajaran yang akan dipakai selama

penelitian adalah buku paket.

Pekerjaan terakhir dalam perencanaan ini ialah membuat alat evaluasi untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Bentuk alat evaluasi yang akan dipakai ialah LKS,

quiz, dan test. LKS, quiz dan test ini dapat dilihat pada lampiran 4 proposal ini.

Page 23: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

3.2.2 Pelaksanaantindakan

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester I kelas IPS 2 SMA Negeri 4 Kerinci.

Pelaksanaan penelitian akan dilakukan oleh peneliti bersama guru kolaborator yaitu guru kelas

XI IPS 2 SMA Negeri 4 Kerinci. Pelaksanaan penelitian akan dilakukan setelah mendapat izin

meneliti dari Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Kerinci yang diketahui oleh Kepala Dinas

Pendidikan Nasional Kabupaten Kerinci.

3.2.3 Observasi

Observasi kelas akan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan penelitian. Observasi

akan dilakukan oleh guru kolaborator dengan menggunakan lembearan observasi yang telah

disediakan. Observasi akan dilaksanakan selama proses pembelajaran yaitu selama 70 menit jam

pelajaran (2 x 35 menit).

(siapa, apa, dengan apa)

3.2.4 Refleksi

Refleksi terhadap hasil obervasi akan dilakukan dalam dua tahapan; yaitu setela setiap

selesai satu kali pertemuan dan setiap selesai satu siklus. Refleksi dilakukan secara bersama oleh

peneliti dan guru kolaborator. Peneliti dan guru kolaborator akan membahas, mengevaluasi dan

menentukan tindka lanjut setiap temuan yang telah direkam selama proses pembelajaran dengan

alat observasi. Temuan atau data yang menyangkut tentang pelaksanaan tindakan dan data

tentang keaktifaan siswa akan dibahas secara mendetail dengan menggunakan teori pembelajaran

khususnya tentang keaktifan siswa dalam belajar. Kelemahan-kelemahan baik yang berhubungan

dengan metodologi pembelajaran guru dan cara belajar siswa akan direkomendasikan untuk

diperbaiki pada siklus berikutnya yang akan ditulis dalam RPP siklus ke dua.

Page 24: Tugas ptk  HERNANTO,S.Pd  SMA4 - kerinci

3.2.5 metode penelitian

3.2.6 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas XI IPS SMA Negeri 4 Kerinci Tahun

Pelajaran 2016/2017.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakasanakan pada tanggal 7 Januari sampai 28 Januari 2016.