protap kemoterapi ca mamae
Post on 02-Jan-2016
442 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KEMOTERAPI CA MAMMAE
DEFINISI
Kemoterapi adalah adalah pemberian golongan obat-obatan
tertentu dengan tujuan menghambat pertumbuhan sel kanker
dan bahkan ada yang dapat membunuh sel kanker. Obat itu
disebut "sitostatika atau obat anti-kanker.
tidak seperti radiasi atau operasi yang bersifat lokal,
kemoterapi merupakan terapi sistemik, yang berarti obat
menyebar ke seluruh tubuh dan dapat mencapai sel kanker
yang telah menyebar jauh atau metastase ke tempat lain.
Farmakoterapi kanker payudara yang disepakati oleh ahli
kanker di dunia sebagai berikut :
a. Stadium I dilakukan operasi dan kemoterapi.
b. Stadium II tindakan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi
ditambah hormonal.
c. Stadium III dilakukan operasi dilanjutkan dengan kemoterapi
ditambah radiasi dan hormonal.
d. Stadium IV pengobatan kemoterapi dilanjutkan dengan
radiasi dan hormonal
e. Untuk stadium lanjut, setelah diobati harapan hidup pasien
paling lama adalah empat tahun
INDIKASI KEMOTERAPI PADA PAYUDARA
1. Mengurangi kemungkinan bahwa kanker akan timbul
setelah operasi kanker payudara.
2. Mengecilkan kanker payudara sebelum operasi
3. Mengendalikan kanker payudara yang telah
bermetastase ke paru-paru, tulang, hati, otak, atau
bagian lain dari tubuh.
KONTRA INDIKASI
- penyakit stadium terminal
- Hamil trimester pertama
- Septicemia
- koma
- Ada gangguan fungsi organ vital yang berat
PERSIAPAN
Dilakukan pemeriksaan :
- Darah tepi : Hb, Leukosit, hitung Jenis,
Trombosit
- Fungsi Hepar : bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali
fosfatase.
- Fungsi ginjal : Ureum, kreatinin.
- EKG
SYARAT
Syarat yang harus dipenuhi :
- keadaan umum cukup baik
- penderita mengerti tujuan pengobatan dan
mengetahui efek samping yang akan terjadi
- Faal ginjal dan hati baik
- diagnosis histopatologi
- Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb >10 g %,
leukosit > 5000/mm3, trombosit > 150.000/mm3
RESPON KEMOTERAPI
Complete response: tumor menghilang yang
ditentukan oleh 2 orang observer < 4 minggu
Partial response: ukuran total tumor mengecil >
50% yang ditentukan oleh 2 observer < 4
minggu dan tidak ditemukan adanya lesi yang
baru.
No Change: ukuran total tumor mengecil < 50
% atau ditemukan peningkatan ukuran tumor >
25%
Progressive disease: didapatkan peningkatan
> 25% ukuran tumor atau adanya lesi baru
Tujuan Penggunaan kemoterapi
a. Kemoterapi Adjuvant
Adalah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi
kanker payudara,bertujuan untuk menghancurkan sel-sel
kanker yang dapat dideteksi secara klinis yang telah
menyebar ke luar payudara melalui aliran darah atau getah
bening.
REGIMEN KEMOTERAPI ADJUVANT
Khemoterapi adjuvant : 6 siklus
Kombinasi CAF Dosis C : Cyclophosfamide 500 mg/m2 hari 1 A : Adriamycin = Doxorubin 50 mg/m2 hari 1 F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/m2 hari 1 Interval : 3 minggu
Kombinasi CEF Dosis C : Cyclophospamide 500 mg/ m2 hari 1 E : Epirubicin 50 mg/m2 hari 1 F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/ m2 hari 1 Interval : 3 minggu
Kombinasi CMF Dosis C : Cyclophospamide 100 mg/m2 hari 1 s/d 14 M : Metotrexate 40 mg/ m2 IV hari 1 & 8 F : 5 Fluoro Uracil 500 mg/m2 IV hari 1 & 8 Interval : 4 minggu
Kombinasi AC Dosis A : Adriamicin C : Cyclophospamide
b. Kemoterapi Neo Adjuvant
Adalah Kemo yang diberikan sebelum operasi.
Keuntungan:
Menurunkan ukuran tumor
Dapat menilai respon kemoterapi terhadap tumor
Meningkatkan efektifitas terapi sistemik
Menurunkan kemungkinan stimulasi / kebocoran sel kanker pada eksisi tumor yang besar
Kerugian:
Dokter Bedah tidak dapat mengidentifikasi ukuran tumor original
Menurunkan kemungkinan evaluasi terhadap status kelenjar getah bening
Menurunkan kemungkinan evaluasi karakteristik biologis tumor
Regimen Kemoterapi Primer
AC (Adriamycin / Cyclophosphamide)
CMF (Cyclophosphamide / Methotrexate /
Fluorouracil)
FAC (Fluorouracil / Doxorubicin /
Cyclophosphamide)
FEC (Fluorouracil / Epirubicin /
Cyclophosphamide)
Khemoterapi neoadjuvant : 6 silkus
c. Kemoterapi paliatif
pada kanker payudara stadium lanjut, sifat pengobatannya adalah paliatif, yaitu terutama untuk mengurangi penderitaan penderita dan memperbaiki kualitas hidup. dapat menurunkan nyeri pada 30 % pasien
Faktor-faktor prediktif respon kemoterapi pada metastases: Indeks proliferasi tinggi
Status premenopausal
Interval bebas penyakit yang memanjang
Status penampilan baik
Adanya keikutsertaan organ dalam
Adanya 2 atau lebih tempat metastases
MEKANISME KERJA KEMOTERAPI
Adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan (growth) dan
pembelahan (division) antara sel kanker dan sel normal yang
disebut siklus sel (cell cycle) merupakan titik tolak dari cara
kerja sitostatika. Hampir semua sitostatika mempengaruhi
proses yang berhubungan dengan sel aktif seperti mitosis
dan duplikasi DNA. Sel yang sedang dalam keadaan
membelah pada umumnya lebih sensitif daripada sel dalam
keadaan istirahat.
Berdasar siklus sel kemoterapi ada yang bekerja
pada semua siklus ( Cell Cycle non Spesific ) artinya
bisa pada sel yang dalam siklus pertumbuhan sel
bahkan dalam keadaan istirahat, Obat antikanker yang
tergolong cell cycle nonspecific antara lain Cisplatin
(obat ini memiliki mekanisme cross-linking terhadap
DNA sehingga mencegah replikasi, bekerja pada fase
G1 dan G2), Doxorubicin (fase S1, G2, M), Bleomycin
(fase G2, M), Vincristine (fase S, M. Ada juga
kemoterapi yang hanya bisa bekerja pada siklus
pertumbuhan tertentu ( Cell Cycle phase spesific ),
Obat-obat yang tergolong cell cycle specific antara lain
Metotrexate dan 5-FU, obat-obat ini merupakan anti
metabolit yang bekerja dengan cara menghambat
sintesa DNA pada fase S.
BERDASARKAN MEKANISME KERJANYA, OBAT KEMOTERAPI
DAPAT DIKLASIFIKASIKAN MENJADI :
1) Senyawa Alkil
Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga membentuk ikatan silang DNA, mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali pada gugus amino, karboksil, sulfhidril, atau fosfat. Namun, obat-obat ini juga merugikan sumsum tulang, mukosa dari saluran lambung-usus, sel-sel kelamin (sterilitas pria) dan janin muda (abortus). Efek samping yang terjadi adalah mual, muntah, alopesia, meilosupresi, dermatitis, amenoa, fibrosis pulmonal. Contoh : siklofosfamid, ifosfamid dan klorambusil, dacarbazine, mephalan (Parker, 2008).
2) Antibiotik
Golongan antibiotik umumnya adalah obat yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme. Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat sintesa DNA, RNA dan perbaikan melalui penghalangan enzim yang diamankan oleh topoisomere II. Efek samping yang terjadi adalah depresi sumsum tulang, stomatitis, aritmia, dipsnea dan hiperpigmentasi. Yang termasuk golongan ini adalah doksorubisin, daunorubisin, epirubisin, idarubisin dan bleomisin
3) Antimetabolit
Golongan ini bekerja dengan cara menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa antimetabolit memiliki struktur analog dengan molekul normal sel yang diperlukan untuk pembelahan sel, beberapa yang lain menghambat enzim yang penting untuk pembelahan. Efek samping yang terjadi adalah trombositopenia, anoreksia, mual, meilosupresi, anoreksia, leukopenia, anemia, depresi sumsum tulang. Antimetabolit dibagi dalam tiga kelompok yaitu :
a) Antagonis asam folat : metotreksat.
b) Antagonis pirimidin : 5-fluorourasil, sitarabin, gemcitabin dan capecitabin.
c) Antagonis purin : 6-merkaptopurin dan 6-tioguanin, yang keduaduanya
khusus digunakan terhadap leukimia akut (Rahardja, 2010).
4) Antimitotika
Zat-zat ini menghindari pembelahan sel pada metafase, sehingga merintangi pembelahan inti sel. Berlainan dengan zat alkilasi yang merintangi pembelahan inti dengan jalan mengganggu pembelahan kromosom, antimitotika mencegah masuknya belahan kromosom ke dalam anak-inti. Efek samping penggunaan antimitotika yang umum terjadi adalah mual, muntah, anoreksia, diare, demam, anemia, neutropenia, reaksi Hipersensitivitas. Contoh : vinblastin, vincristin, paclitaxel, etoposida (Rahardja, 2010).
5) Hormonal
6) Antibodi Monoklonal
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan toksisitasnya relatif rendah.Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara langsung, dan dapat pula digabungkan dengan zat radioaktif atau kemoterapi tertentu. Contoh : trastuzumab
Cara pemberian kemoterapi yaitu :
1) Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.
2) Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3) Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4) Oral
5) Subkutan dan intramuskular
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya adalah L-Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan, biasanya pemberian Bleomycin.
6) Topikal
7) Intra arterial
8) Intracavity
9) Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis yang banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang amat banyak , contohnya Bleocin.
EFEK SAMPING
1. Depresi sumsum tulang
2. Mual dan muntah
3. Kerontokan rambut
4. Kerusakan epitel mukosa saluran pencernaan
5. Gangguan jantung, hati dan ginjal
Aspek Psikologis
Kecemasan dan ketakutan pasien
Dapat dicegah dengan penjelasan yang lengkap
oleh dokter, tetapi tetap dibutuhkan reformulasi
penjelasan oleh staf perawat
Sikap dan percaya diri perawat pada saat
pemberian kemoterapi sangat dibutuhkan pasien
dan keluarganya
(Calm self confidence of carers)
top related