prop.ptk rima
Post on 25-May-2015
7.033 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
A. JUDUL PENELITIAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENDESKRIPSIKAN BINATANG
DENGAN BAHASA TULIS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR
BINATANG PADA SISWA KELAS II SDN 02 PEDAWANG
PEKALONGAN MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL
B. MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Bidang kajian : pembelajaran inovatif
C. PENDAHULUAN
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,
dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik
dan benar, maka diperlukan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia.
Pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu aspek
penting yang perlu diajarkan kepada siswa di sekolah. Oleh karena itu
pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan
kepada siswa pada setiap jenjang pendidikan, yakni dari tingkat Sekolah Dasar
(SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).
1
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu tantangan tersendiri
bagi seorang guru, mengingat bahasa ini bagi sebagian sekolah merupakan
bahasa pengantar yang dipakai untuk menyampaikan materi pelajaran yang
lain. Pembelajaran bahasa Indonesia berfungsi membantu peserta didik untuk
mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat
dengan menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imajinatif (Depdiknas, 2006).
Sesuai dengan kenyataan yang terjadi pada saat ini, mata pelajaran
bahasa Indonesia sering diremehkan oleh sebagian besar siswa, bahkan
dianggap sebagai mata pelajaran yang membosankan, khususnya dalam aspek
menulis. Menurut Johana Pantow dkk (2002) yang tersedia dalam
http://digilib.itb.ac.id pada tanggal 26 Januari 2008, menyatakan bahwa dalam
dunia pendidikan, menulis merupakan suatu tuntutan keterampilan yang harus
dikuasai oleh manusia sebagai bahasa tulis. Oleh karena itu, sejak dini
pengajaran bahasa selalu harus didasarkan pada keterampilan bahasa dimana
salah satunya adalah writing.
Kesulitan siswa dalam menulis biasanya terlihat ketika siswa diminta
untuk menulis sebuah karangan sederhana, mendeskripsikan suatu benda
ataupun ketika menulis puisi, mereka sering mengeluh dan terlihat bingung
dengan apa yang ingin mereka tulis. Kebosanan, kejenuhan, serta kebingungan
siswa dalam hal menulis yang mengakibatkan menurunnya prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran menulis dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
antara lain :
2
1. Kurangnya minat siswa terhadap kegiatan menulis.
2. Kurangnya motivasi siswa, baik dari dalam diri mereka maupun dari
lingkungan belajar.
3. Pengembangan strategi pembelajaran yang kurang membangkitkan
daya imajinasi siswa dan kreativitas siswa dalam berbahasa maupun
bersastra.
4. Media yang digunakan dalam pembelajaran yang kurang sesuai
sehingga siswa kurang bersemangat dalam belajar.
Menurunnya prestasi belajar siswa dapat dibuktikan dengan hasil tes
pada mata pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis pada tanggal 15 Januari
2008, dengan tujuan pembelajaran mendeskripsikan binatang dengan bahasa
tulis menggunakan media gambar yang dilaksanakan pada siswa kelas II SDN
02 Pedawang kabupaten Pekalongan. Dari tes tersebut diperoleh hasil tulisan
siswa belum sempurna, karena penggunaan katanya belum tepat dan
kalimatnya cenderung diulang-ulang sehingga tidak mudah untuk dipahami.
Perolehan nilai rata-rata kelas yang seharusnya mencapai angka di atas 70,
pada kenyatannya hanya mencapai angka 65, sehingga hanya 27% siswa yang
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia dalam
aspek menulis untuk kelas II semester II SDN 02 Pedawang Pekalongan.
Dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka guru harus
mengambil tindakan, yakni dengan mencari dan menggunakan suatu
pendekatan atau model pembelajaran yang efektif, inovatif, dan berpotensi
memperbaiki pembelajaran menulis, sehingga meningkatkan minat, motivasi,
3
dan sikap siswa terhadap pembelajaran menulis yang berakibat pada
meningkatnya prestasi belajar siswa. Dengan demikian guru dapat merancang
suatu bentuk pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar sebagai media alternatif
dalam pemecahan masalah tersebut..
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) merupakan
konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1). Media gambar dimaksudkan untuk
memudahkan siswa dalam mendeskripsikan seekor binatang dengan bahasa
tulis. Media gambar digunakan dalam penelitian ini karena pola berpikir siswa
kelas II yang masih memerlukan media pembelajaran yang konkrit. Dengan
kedua hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II
SDN 02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan bintang
dengan bahasa tulis.
D. RUMUSAN MASALAH DAN RENCANA PEMECAHAN MASALAH
1. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan
masalah pokok dalam penelitian ini adalah :
4
a. Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan menggunakan media
gambar binatang dapat meningkatkan keterampilan kelas II SDN 02
Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang
yang ada di sekitar dengan bahasa tulis?
b. Apakah melalui pendekatan kontekstual dengan media gambar dapat
meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten
Pekalongan dalam pembelajaran?
c. Bagaimana keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual?
2. Rencana Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya prestasi belajar siswa kelas II SDN 02
Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang di
sekitar dengan bahasa tulis pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
ditindaklanjuti oleh guru dengan mengadakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Dalam hal ini, siswa diharapkan dapat mencapai tujuan
pembelajaran dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis
menggunakan media gambar binatang. Penelitian tindakan kelas (PTK)
tersebut dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Dalam penelitian tindakan kelas (PTK) tersebut, dilakukan dengan
suatu pembelajaran yang inovatif dan diyakini dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa kelas II SDN 02 Pedawang Pekalongan.
5
Pembelajaran inovatif dalam penelitian ini menggunkan pendekatan
kontekstual (Contextual Teaching and Learning), dengan media berupa
gambar binatang sebagai media dalam pembelajaran individu (siklus I),
puzzle (potongan gambar) seekor binatang sebagai media dalam
pembelajaran berbasis kelompok (siklus II), puzzle (potongan gambar)
beberapa binatang dalam satu lingkugan tempat hidupnya sebagai media
untuk pembelajaran berbasis kelompok (siklus III). Ketiga media yang
digunakan dalam PTK tersebut untuk merangsang keaktifan siswa dalam
bertanya jawab tentang hal-hal yang berkaitan dengan gambar, serta untuk
meningkatkan kreatifitas siswa dalam menyusun puzzle. Selain itu juga
sebagai alat bantu dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam
medeskripsikan binatang dalam bentuk tulisan. Dengan penelitian tindakan
tersebut, diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
nilai rata-rata kelas dalam pencapaian tujuan tersebut di atas 70 dan dalam
pembelajaran menulis setiap siswa diharapkan dapat memperoleh nilai di
atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) bahasa Indonesia aspek menulis
kelas II semester II yang telah dibuat dan ditentukan oleh SDN 02
Pedawang kabupaten Pekalongan, yakni 70.
E. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengungkap suatu pendekatan atau model serta media pembelajaran yang
dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang
6
kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang dengan bahasa
tulis.
b. Mengungkap suatu pendekatan atau model pembelajaran serta media yang
dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas II SDN 02 Pedawang kabupaten
Pekalongan dalam pembelajaran.
c. Mengetahui peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning).
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
meningkatkan dan memperbaiki mutu pembelajaran menulis dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas II semester II dengan
menggunakan media gambar binatang melalui pendekatan kontekstual
(Contextual Teaching and Learning).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman bagi siswa
dalam pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam belajar
bahasa Indonesia, khususnya dalam aspek menulis. Dengan demikian,
siswa dapat menyukai kegiatan menulis dan dapat mengembangkan
kreativitas siswa dalam menuangkan berbagai ide, gagasan, serta
7
pengalamannya dalam sebuah tulisan imajinatif yang dapat dinikmati
oleh orang lain.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi guru, yakni dapat
memberikan pengalaman dan wawasan bagi guru bahwa dalam
membelajarkan bahasa Indonesia pada aspek menulis, khususnya bagi
siswa kelas rendah yang membutuhkan suatu pendekatan dalam
pembelajaran sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan rasa
senang pada siswa pada saat pembelajaran. Dengan demikian siswa
dapat termotivasi dalam belajar dan akan berakibat pada pencapaian
prestasi belajar yang maksimal dan sesuai dengan harapan.
c. Bagi Sekolah
Penelitian tindakan ini dilakukan sebagai tolok ukur dalam
peningkatan dan perbaikan mutu pembelajaran menulis di sekolah.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Kajian Teori
a. Teori Belajar
Belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang
belajar karena pengalaman (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:4).
Sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
8
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah kearah
yang lebih baik (Prof. Dr. Max Darsono, dkk, 2000:24).
Pembelajaran menurut Gestalt adalah usaha guru untuk
memberikan materi pembelajaran sedemikian rupa, sehingga siswa
lebih mudah mengorganisirnya (mengaturnya) menjadi suatu gestalt
(pola bermakna).
Nina Wiyana (2007) dalam http://www.duniaguru.com,
menyampaikan tentang teori Gestalt yang mengungkapkan bahwa
belajar adalah perubahan perilaku individu yang terjadi melalui
pengalaman.
b. Pembelajaran bahasa Indonesia
Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:4) dalam metodologi
pengajaran bahasa Indonesia, menyebutkan bahwa bahasa
memungkinkan manusia untuk saling berhubungan (berkomunikasi),
saling berbagi pengalaman, saling belajar dari orang lain, memahami
orang lain, menyatakan diri, dan meningkatkan kemampuan
intelektual. Mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah program untuk
mengembangkan pengetahuan, mempertinggi kemampuan berbahasa,
dan menumbuhkan sikap posisitp terhadap bahasa Indonesia.
Achmad Alfianto (2006) yang tersedia dalam http://re-
researcengines.com, menyebutkan bahwa pendidikan Bahasa
Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan
9
kepada para siswa di sekolah. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa
Indonesia diibaratkan seperti ulat yang hendak bermetamofosis
menjadi kupu-kupu.
M. Ngalim Purwanto (1997:4) juga menyebutkan ruang lingkup
pembelajaran bahasa Indonesia meliputi :
1. penguasaan bahasa Indonesia;
2. kemampuan memahami;
3. keterampilan berbahasa/menggunakan bahasa untuk segala
macam keperluan;
4. apresiasi sastra.
Menurut M. Ngalim Purwanto (1997:5) pembelajaran bahasa
Indonesia memiliki tujuan, antara lain :
1) Tujuan umuma. Siswa menghargai dan membanggakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.b. Siswa memahami bahasa dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
untuk bermacam tujuan/keperluan dan keadaan.c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan bahasa Indonesia
untuk meningkatkan kemampuan intelektual (berpikir kreatif, menggunakan akal sehat, menerapkan pengetahuan yang berguna; memecahkan masalah, kematangan emosional, dan sosial).
d. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluan wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
2) Tujuan khususa. Tujuan khusus dalam lingkup kebahasaan
1. Siswa memahami cara penulisan kata-kata berimbuhan, kata ulang, dan tanda baca dalam kalimat.
2. Siswa memahami bentuk dan makna imbuhan.3. Siswa memahami ciri-ciri kalimat berita dan kalimat
perintah.
10
4. Siswa memahami ucapan kalimat langsung dan tidak langsung.
5. Siswa memahami dan dapat mengaplikasikan makna kata umum dan kata khusus.
6. Siswa memahami dan dapat menggunakan makna ungkapan dan peribahasa.
7. Siswa memahami perbedaan dan dapat menggunakan sinonim dan antonim.
8. Siswa mampu membedakan bentuk puisi, prosa, dan drama secara sederhana dan dapat menikmatinya.
b. Tujuan khusus dalam lingkup pemahaman bahasa1. Siswa mampu memperoleh informasi dan memberi
tanggapan dengan tepat dalam berbagai hal kegiatan (mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, dan menulis).
2. Siswa mampu menyerap pengungkapan perasaan orang lain secara lisan dan memberi tanggapan yang cepat dan tepat.
3. Siswa mampu menyerap pesan, gagasan, dan pendapat orang lain dari berbagai sumber, baik tertulis maupun lisan.
4. Siswa memperoleh kenikmatan dan manfaat dari mendengarkan.
5. Memahami dan dapat mengevaluasi isi bacaan dengan tepat.
6. Siswa mampu mencari sumber, mengumpulkkan, dan menyerap informasi yang diperlukannya.
7. Siswa mampu menyerap isi dan pengungkapan perasaan melalui bacaan dan menanggapinya secara tepat.
8. Siswa memiliki kegemaran membaca untuk meningkatkan pengetahuan dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dan membaca karya-karya sastra.
c. Tujuan khusus daam lingkup penggunaan1. Siswa mampu memberikan berbagai informasi secara lisan.2. Siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat,
pengalaman dan pesan secara lisan.3. Siswa mampu mnegungkapkan perasaan secara lisan.4. Siswa mampu berinteraksi dan menjalin hubungan dengan
orang lain secara lisan.5. Siswa memiliki kepuasan dan kesenangan berbicara.6. Siswa mampu menuangkan pengalaman dan gagasannya
secara tertulis dengan jelas.7. Siswa mampu mengungkapkan perasaan secara tertulis
dengan jelas.8. Siswa mampu menuliskan informasi sesuai dengan konteks
keadaan.
11
c. Menulis
Menulis merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam seluruh
proses belajar yang dialami siswa selama menuntut ilmu di sekolah.
Menulis merupakan suatu kegiatan untuk menciptakan catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara (Wikipedia
Indonesia, 2006) yang tersedia dalam http://id.wikipedia.org. Menulis
memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan dan terus-menerus (Dawson, dkk, dalam Nurchasanah
1997:68). Secara garis besar, menulis adalah bentuk dari komunikasi
yang membutuhkan keterampilan agar menghasilkn tulisan yang baik.
Menurut Johana Pantow, dkk (2002) yang tersedia dalam
http://digilib.itb.ac.id mengatakan bahwa menulis merupakan salah
satu keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh orang yang
menggunakan bahasa atau yang mempelajari suatu bahasa. Dengan
menulis seorang anak dapat membenamkan diri ke dalam proses
kreatif, yakni anak dapat menciptakan sesuatu yang juga berarti
melontarkan pertanyaan-pertanyaan, mengalami keraguan dan
kebingungan , sampai akhirnya menemukan pemecahan (Puji Arya
Yanti, 2007) yang tersedia dalam http://www.sabda.org.
Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran menulis adalah agar
siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengetahuan secara
tertulis serta memiliki kegamaran menulis (Depdikbud, 1997).
12
Puji Arya Yanti (2007) http://www.sabda.org, menyebutkan
bahwa dengan kegiatan menulis anak dapat memperoleh manfaat,
antara lain :
1) Anak dapat menyatakan perasaannya tentang apa yang
dialami dalam bentuk tulisan.
2) Anak dapat menyatukan pikiran ketika menuangkan ide
dengan kata-kata.
3) Anak dapat menunjukkn kasih kepada sesama, misalnya
dengan menulis surat ucapan terimakasih atau ulang tahun
kepada orang tua, teman, bahkan guru.
4) Anak dapat meningkatkan daya ingat dengan cara membuat
dan menulis informasi tentang sesuatu.
d. Menulis Deskripsi
Menulis deskripsi dapat dilakukan dengan cara menuliskan
kalimat-kalimat deskripsi dari gambar-gambar yang mereka miliki.
Kegiatan menulis deskripsi ini dapat merangsang anak untuk
mengungkapkan suatu bentuk/benda yang dipahami anak melalui
tulisan (Puji Arya yanti, 2007) http://www.sabda.org.
Anak-anak dapat diminta untuk menulis kalimat-kalimat
deskripsi dari gambar-gambar (sesuai dengan materi pelajaran yang
disampaikan) yang dipasang di kelas. Untuk me-review, anak-anak
dapat diminta untuk memasangkan kalimat-kalimat itu sesuai dengan
13
gambar-gambar tersebut. Sebagai kreasi dalam pelajaran, anak-anak
dapat menulis deskripsi tentang binatang-binatang dan
memasangkannya dengan foto binatang yang tersedia (PEPAK
SABDA, 2002) yang teredia dalam http://pepak.sabda.org.
e. Media gambar
Purwanti dan Eldarni (2004: 4) dalam Wijaya Kusumah (2007)
yang tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, mengungkapkan
bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim pesan ke penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian
rupa sehingga terjadi proses pembelajaran.
Penggolongan media pembelajaran menurut Gerlach dan Ely
yang dikutip oleh Rohani (1997:16) dalam Wijaya Kusumah (2007)
yang tersedia dalam http://wijayalabs.blogspot.com, yaitu:
1) Gambar diam, baik dalam teks, bulletin, papan display,
slide, film strip, atau overhead proyector.
2) Gambar gerak, baik hitam putih maupun berwana, baik
bersuara maupun yang tidak bersuara.
3) Rekaman bersuara baik dalam kaset maupun dalam
piringan hitam.
4) Televisi.
5) Benda-benda hidup simulasi maupun model.
14
6) Instrisional berprogram ataupun CAI (Computer Assisten
Instruction).
D. syahrudin (2007) dalam penelitiannya yang tersedia pada
http://ind.sps.upi.edu mengungkapkan bahwa :
a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis karangan di sekolah dasar.
b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi
belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam
berimajinasi dan berekespresi.
c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan
dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu,
karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa
bidang studi dalam satu kelas.
f. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (Dikdasmen Diknas, 2002:1).
15
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual bertujuan
membekali siswa dengan pengetahuan yang secara fleksibel dapat
diterapkan (ditransfer) dari suatu permasalahan ke permasalahan lain,
dari suatu konteks ke konteks lain. Pengalaman awal siswa merupakan
material yang sangat berharga. Pengalaman awal ini dapat tumbuh dan
berkembang dari lingkungan keluarga maupun masyarakat sekitar.
Dengan layanan guru yang memadai melalui berbagai bentuk
penugasan, siswa belajar bekerja sama untuk menyelesaikan masalah
(problem-based learning) dan saling menghargai sehingga hubungan
antarsiswa akan lebih harmonis. Siswa yang merasa "kurang" dapat
belajar bersama-sama siswa yang pandai mengerjakan dan
mempertanggungjawabkan proyek yang ditugaskan (Zaenuri Mastur,
2004) dalam http://www.suaramerdeka.com.
Menurut Dr. Zolazlan Hamidi (2001) dalam
http://www.tutor.com.my, kaidah pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) adalah proses pembelajaran yang
merangkumkan contoh yang diterbitkan daripada pengalaman harian
dalam kehidupan pribadi masyarakat serta profesi dan menyajikan
aplikasi hands-on yang konkrit (nyata) tentang bahan yang akan
dipelajari.
Dikdasmen Diknas (2002:10-19), menyebutkan bahwa ada 7
(tujuh) unsur yang harus ada dalam pembelajaran kontekstual, yaitu :
16
1) Constructivisme, artinya bahwa dalam pembelajaran
kontekstual harus dapat membangun dan membentuk konsep
atau pengetahua baru.
2) Inquiry, artinya bahwa dalam pembelajaran kontekstual harus
ada penemuan suatu konsep atau pengetahuan baru dari proses
yang dilakukan sendiri oleh siswa.
3) Questioning, dalam pembelajaran harus muncul banyak
pertanyaan untuk menggiring siswa dalam menentukan konsep
baru.
4) Modeling, dalam pembelajaran kontekstual harus ada contoh
atau model yang dijadikan media dalam pembelajaran tersebut,
khususnya bidang keterampilan.
5) Community Learning, dalam pembelajaran kontekstual harus
dapat diciptakan masyarakat belajar. Dalam hal ini siswa
belajar dalam bentuk kelompok untuk melakukan kerja sama.
6) Reflection, artinya bahwa konsep pengetahuan yang telah
ditemukan dapat direfleksikan agar memiliki makna dalam
kehidupan siswa.
7) Authentic Assessment, pembelajaran kontekstual harus dinilai
berdasarkan kenyataan yang ada (proses dan hasil) melalui
berbagai macam alat dan jenis penilaian.
17
g. Hasil Penelitian Terdahulu
D. Syarifudin (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Karangan Prosa” yang tersedia dalam http://ind.sps.upi.edu
mengungkapkan bahwa :
a. Media gambar dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam
menulis karangan di sekolah dasar.
b. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran lebih menarik
perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan motivasi
belajar, dan dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam
berimajinasi dan berekespresi.
c. Kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis karangan
dengan menggunakan media gambar adalah keterbatasan waktu,
karena pada umumnya guru sekolah dasar mengajarkan beberapa
bidang studi dalam satu kelas.
Dalam http://flahchintya23.wordpress.com yang diakses 10
Maret 2008, menyatakan bahwa untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam menulis deskripsi dapat dilakukan dengan menggunakan
strategi menulis terbimbing. Strategi tersebut menekankan pada
aktivitas pembelajaran menulis secara berkolaborasi atau kerjasama di
18
mana semua siswa mendapat bagian (Farris, 1993). Penelitian Jubaidah
(2004) menemukan fakta bahwa dengan strategi kelompok dinyatakan
dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi.
Sri Purwaningtyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan
Menulis Deskripsi” yang tersedia dalam http://pasca.uns.ac.id,
mengungkapkan tentang keberhasilan penggunaan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran. Dalam penelitian tersebut dinyatakan
bahwa pembelajaran menulis deskripsi dengan pendekatan kontekstual
menghasilkan keterampilan menulis deskripsi siswa yang lebih tinggi
dibandingkan dengan pembelajaran menulis deskripsi dengan
pendekatan konvensional.
2. Hipotesis Tindakan
Melalui pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning) menggunakan media gambar yang dilaksanakan dalam siklus 1,
2, dan 3, diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas II SDN
02 Pedawang kabupaten Pekalongan dalam mendeskripsikan binatang
dengan bahasa tulis.
H. METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
19
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas
(classromm-based action research) dengan peningkatan pada unsur desain
untuk memungkinkan diperolehnya gambaran kefektifan tindakan yang
dilakukan.
a. Perencanaan Awal
a) Merasakan adanya masalah.
b) Analisis masalah
c) Perumusan masalah
b. Perencanaan Tindakan
a) Membuat skenario pembelajaran.
b) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di
kelas.
c) Mempersiapkan instrument untuk merekan dan menganalisis data
mengenai proses dan hasil tindakan.
d) Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan perbaikan untuk
menguji keterlaksanaan rancangan.
c. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang meliputi siapa yang melakukan apa,
kapan, di mana, dan bagaimana melakukannya. Skenario tindakan
yang telah direncakanan, dilaksanakan dalam situasi yang aktual. Pada
saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan kegiatan
observasi dan interpretasi serta diikuti dengan kegiatan refleksi.
d. Observasi
20
Pada bagian pengamatan, dilakukan perekaman data yang
meliputi proses dan hasil dari pelaksanan kegiatan. Tujuan
dilakukannya pengamatan adalah untuk mengumpulkan bukti hasil
tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam
melakukan refleksi.
e. Refleksi
Pada bagian refleksi dilkukan analisis data mengenai proses,
masalah, dan hambatan yang dijumpai dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan.
2. Perencanaan Tahap Penelitian
a. Perencanaan Siklus I
1) Perencanaan
Guru (peneliti) membuat perencanaan awal yakni dengan
mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam kelas, serta mecari
alternatif pemecahan masalah tersebut dengan menggunakan
pendekatan atau model pembelajaran tertentu. Dalam hal ini
peneliti menggunakan pendekatan kontekstual (Contextual
Teaching and Learning) untuk meningkatkan keterampilan siswa
kelas II SDN 02 Pedawang Pekalongan dalam mendeskripsikan
binatang dengan bahasa tulis menggunakan media gambar.
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam penelitian kali
21
ini, peneliti mengambil kompetensi dasar mendeskripsikan
tumbuhan dan binatang di sekitar secara sederhana dengan bahasa
tulis. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media atau alat bantu
pembelajaran berupa gambar ilustrasi tentang bintang yang ada di
lingkungan sekitar yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
dinikmati oleh semua siswa. Peneliti mempersiapkan lembar
observasi mengenai aktivitas siswa pada saat pembelajaran serta
lembar penilaian hasil karya siswa.
2) Pelaksanaan
Pada siklus ini peneliti menggunakan konsep belajar secara
individu untuk mengetahui tingkat kemampuan masing-masing
siswa dengan menggunakan media gambar melalui pendekatan
kontekstual. Pelaksanaannya dilakukan selama dua pertemuan.
Prosedur pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Peneliti menayangkan gambar.
b) Siswa mulai memperhatikan gambar dan mengamati hal-hal
yang ada dalam gambar.
c) Siswa mulai mendeskripsikan binatang yang terdapat dalam
gambar dengan menyebutkan ciri-cirinya secara lengkap.
d) Dalam kegiatan tersebut peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dengan semua warga kelas.
22
e) Peneliti memberikan arahan dan timbal balik kepada siswa
yang bertanya sehingga imajinasi siswa semakin kompleks.
f) Siswa membacakan hasil tulisannya di depan kelas.
g) Siswa lain mendengarkan.
h) Peneliti memotivasi siswa dengan cara memberikan penguatan
verbal berupa kata-kata dan non verbal berupa tepuk tangan.
i) Siswa memajangkan karyanya di tempat yang telah disediakan.
j) Sebagai akhir pembelajaran guru menyanyikan lagu “bebek-
bebekku”.
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-
motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktivitas siswa
dalam pembelajaran, serta tingkat keterampilan dan daya imajinasi
siswa dalam menulis, mengetahui kemahiran siswa dalam
mengolah kata-kata sehingga menjadi sebuah tulisan yang runtut,
dengan teknik penyajian yang sesuai.
4) Refleksi
Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan pada siklus I sebagai acuan untuk
pelaksanaan pada siklus berikutnya.
23
b. Perencanaan Siklus II
1) Perencanaan
Pada siklus II guru (peneliti) membuat perencanaan awal
yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam
kelas, serta mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan
menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu.
Dalam hal ini peneliti tetap menggunakan pendekatan pendekatan
(Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan
keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang Pekalongan dalam
mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan
media gambar.
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi
dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara
sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti
menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle
(potongan gambar) tentang seekor binatang yang diketahui siswa
untuk masing-masing kelompok, karena pada siklus II ini, peneliti
menggunakan konsep pembelajaran dalam bentuk kelompok. Hal
24
itu dimaksudkan untuk mengetahui interaksi siswa dengan sesama.
Peneliti juga menyediakan kertas undian untuk mengambil puzzle
yang telah disediakan. Sebagai alat untuk memotivasi siswa dalam
meningkatkan prestasi belajar Bahasa Indonesia guru menyediakan
piagam penghargaan untuk kelompok yang memiliki predikat
kelompok Top 1, kelompok Top 2, dan kelompok Top 3. Peneliti
menyiapkan lembar obeservasi untuk mengamati aktifitas siswa
dalam kelompok pada saat pembelajaran dan lembar penilaian
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dengan alternatif
pembelajaran yang dilakukan peneliti.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan
konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
a) Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa puzzle
tentang gambar binatang yang ada di sekitar dan kertas undian
untuk mengambil gambar.
b) Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk.
c) Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk
masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang
disukai.
25
d) Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada
kelompoknya.
e) Setiap kelompok membuat yel-yel, kemudian diucapkan.
f) Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan undian.
g) Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle (potongan
gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk.
h) Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam gambar
yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciri-cirinnya
secara lengkap.
i) Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa seraya
memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa.
j) Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat
kalimat-kalimat tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak
oleh kelompok lain.
k) Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh perwakilan
tiap kelompok.
l) Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang
yang berhak mendapatkan penghargaan.
m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang berhak
dalam bentuk piagam dan tanda bintang.
n) Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah
disediakan.
26
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-
motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktifitas siswa
dalam pembelajaran, aktifitas siswa dalam kelompok, serta tingkat
keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, dan untuk
mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga
menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang
sesuai.
4) Refleksi
Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan pada siklus II sebagai acuan untuk
pelaksanaan pada siklus berikutnya jika memang diperlukan.
c. Perencanaan Siklus III
1) Perencanaan
Pada siklus III guru (peneliti) membuat perencanaan awal
yakni dengan mengidentifikasi masalah yang terjadi di dalam
kelas, serta mecari alternatif pemecahan masalah tersebut dengan
menggunakan pendekatan atau model pembelajaran tertentu.
Dalam hal ini peneliti tetap menggunakan pendekatan pendekatan
27
(Contextual Teaching and Learning) untuk meningkatkan
keterampilan siswa kelas II SDN 02 Pedawang Pekalongan dalam
mendeskripsikan binatang dengan bahasa tulis menggunakan
media gambar.
Peneliti melakukan perencanaan tindakan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan kompetensi
dasar mendeskripsikan tumbuhan dan binatang di sekitar secara
sederhana dengan bahasa tulis. Pada siklus ini, peneliti
menggunakan media atau alat bantu pembelajaran berupa puzzle
(potongan gambar) yang lebih rumit tentang beberapa binatang
dalam satu lingkungan hidupnya yang diketahui siswa untuk
masing-masing kelompok, karena pada siklus III ini, peneliti
menggunakan konsep pembelajaran dalam bentuk kelompok
seperti pada siklus sebelumnya. Hal itu dimaksudkan untuk
mengetahui interaksi siswa dengan sesama dan untuk
membuktikan bahwa pembelajaran menulis secara kelompok
hasilnya lebih optimal. Peneliti juga menyediakan kertas undian
untuk mengambil puzzle yang telah disediakan. Sebagai alat untuk
memotivasi siswa dalam meningkatkan prestasi belajar Bahasa
Indonesia guru menyediakan piagam penghargaan untuk kelompok
yang memiliki predikat kelompok Good, kelompok Better, dan
kelompok Best. Peneliti menyiapkan lembar obeservasi untuk
mengamati aktifitas siswa dalam kelompok pada saat pembelajaran
28
dan lembar penilaian untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
dengan alternatif pembelajaran yang dilakukan peneliti.
2) Tindakan
Pelaksanaan dilakukan selama dua pertemuan dengan
konsep pembelajaran secara kelompok. Prosedur pelaksanaannya
adalah sebagai berikut :
a) Peneliti menyediakan media pembelajaran yang berupa
puzzle tentang gambar beberapa binatang yang ada di sekitar
dan kertas undian untuk mengambil gambar.
b) Siswa dipersiapkan untuk duduk secara berkelompok sesuai
dengan kelompok yang telah dibentuk.
c) Sebelum memulai pembelajaran, siswa memberi nama untuk
masing-masing kelompoknya dengan nama binatang yang
disukai.
d) Siswa memberikan alasan tentang pemberian nama pada
kelompoknya.
e) Setiap kelompok menyuarakan yel-yel dalam bentuk lagu
tentang binatang.
f) Setiap kelompok mengambil puzzle sesuai dengan undian.
g) Siswa dalam kelompoknya menyusun puzzle (potongan
gambar) kemudian mengamati gambar yang telah terbentuk.
29
h) Siswa menuliskan deskripsi tentang binatang dalam gambar
yang diamati, misalnya dengan menyebutkan ciri-cirinnya
secara lengkap.
i) Dalam kegiatan itu, guru terus memantau kerja siswa seraya
memberikan arahan-arahan yang diperlukan siswa.
j) Setelah selesai menuliskan deskripsinya, siswa membuat
kalimat tebakan tentang ciri-ciri binatang yang harus ditebak
oleh kelompok lain.
k) Hasil karya siswa dibacakan di depan kelas oleh perwakilan
tiap kelompok.
l) Guru bersama siswa menentukan kelompok-kelompok yang
yang berhak mendapatkan penghargaan.
m) Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang
berhak dalam bentuk piagam dan tanda bintang.
n) Siswa memajangkan hasil karyanya ditempat yang telah
disediakan.
3) Observasi
Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi yang berupa check list untuk mengetahui sejauh mana
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan motivasi-
motivasi yang diberikan guru, untuk mengetahui aktifitas siswa
dalam pembelajaran, aktifitas siswa dalam kelompok, serta tingkat
30
keterampilan dan daya imajinasi siswa dalam menulis, dan untuk
mengetahui kemahiran siswa dalam mengolah kata-kata sehingga
menjadi sebuah tulisan yang runtut, dengan teknik penyajian yang
sesuai.
4) Refleksi
Peneliti membuat analisis data untuk mengetahui tingkat
keberhasilan tindakan pada siklus III sebagai acuan untuk
pelaksanaan pada siklus berikutnya jika memang diperlukan.
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukkan di kelas II SDN 02 Pedawang kecamatan
Karanganyar, kabupaten Pekalongan.
4. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas II SDN 02 Pedawang
kabupaten Pekalongan, berjumlah 22 siswa untuk semester II tahun
pelajaran 2007/2008.
5. Data dan Sumber data
Jenis data bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa
peningkatan hasil belajar siswa setelah dilakukan penelitian tindakan
dengan lembar penilaian hasil karya siswa. Data kuantitatif menerangkan
31
minat siswa dalam belajar, suasana kelas, dan aktifitas siswa yang dapat
diperoleh dari lembar observasi mengenai aktifitas siswa baik secara
individu maupun dalam kelompok. .
Sumber data dapat diperoleh dari guru, siswa, dan dokumen (foto).
6. Teknik Pengumpulan data
Data diperoleh dari lembar observasi yang berupa check list dan skala
penilaian.
7. Teknik Analisis data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan
sistem peringkat untuk mengetahui peningkatan yang ada setelah
dilakukan penelitian.
8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tercapai jika :
a. Nilai yang diperoleh siswa dalam menulis deskripsi menunjukkan hasil
baik pada lembar penilaian. Dengan demikian, setiap siswa dapat
mencapai nilai 70 sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata
pelajaran Bahasa Indonesia aspek menulis untuk kelas II semester II
SDN 02 Pedawang tahun ajaran 2007/2008.
b. Nilai aktivitas siswa selama pembelajaran menunjukkan hasil baik
dengan tampaknya indikator-indikator dalam lembar pengamatan.
32
c. Nilai keterampilan guru selama pembeajaran menunjukkan hasil baik
dengan tampaknya indikator-indikator dalam lembar pengamatan
keterampilan guru mengajar.
I. JADWAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No. Pelaksanaan
penelitian
Pebruari Maret April
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Siklus I
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
2. Siklus II
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
3. Siklus III
a. Perencanaan
b. Tindakan
c. Observasi
d. Refleksi
4. Pelaporan hasil
penelitian
33
J. TIM PENELITIAN
1. Nama : Rima Melyana
NIM : 1402406012
Jabatan : Guru kelas
Lokasi penelitian : SDN 02 Pedawang, Pekalongan
2. Nama : Lilis Srianah
NIP :
Jabatan : Guru kelas
3. Nama : Samidi
NIP :
Jabatan : Guru kelas
34
DAFTAR PUSTAKA
Alfianto, Achmad, 2006. Pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah, Metamorfosis Ulat menjadi Kepompong. Artikel Pendidikan Network, (Online), (http://re-researchengines.com, diakses 24 Oktober 2007).
Ani, Diah, 2007. Pembelajaran Pakem. Sebuah Perjalanan Menuju Perubahan. (Online), (http://mbeproject.net, diakses 15 Januari 2008).
Aqib, Zainal, 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Bandung: Yrama Widya.
Artati. Y. Budi, 2004. Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Klaten : Intan Pariwara.
Arya Yanti, Puji, 2007. Menumbuhkan Budaya Menulis pada Anak. (Online), (http://www.sabda.org, diakses 24 Februari 2008).
BSNP, 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
Darsono, Max, 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press.
Depdikbud, 1994. Kurikulum SD GBPP Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas, 2007. Pembelajaran Aktif Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
(Online), (http://farhanzen.wordpress.com, diakses 15 Januari 2008).
Dikdasmen Diknas, 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning (CTL)). Jakarta: Depdiknas.
Hamidi, Zolazlan, 2001. P&P Kontekstual Sains dan Tematik, (Online), (http://www.tutor.com.my, diakses 22 Nopember 2007).
Kusumah, Wijaya, 2007. Media Pembelajaran, (Online), (http://wijayalabs.blogspot.com, diakses 10 Maret 2008).
Mastur, Zaenuri, 2004. Model Pembelajaran Lingkungan, (Online), (http://www.suaramerdeka.com, diakses 6 Nopember 2007).
Pantow, Johana, dkk, 2002. Analisa kemampuan menulis Bahasa Inggris Mahasiswa FKIP-UT. (Online), (http://digilib.itb.ac.id, diakses 26 januari 2008).
35
PTK, 2008. Salah Satu Contoh PTK dalam Bidang Bahasa, (Online), (http://aflahchintya23.wordpress.com, diakses 10 Maret 2008)
Purwaningtyas, Sri, 2007. Pengaruh Pendekatan Kontekstual (CTL) Terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi, (Online), (http://pasca.uns.ac.id, diakses 10 Maret 2008).
Purwanto, M. Ngalim, 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: Rosda Jayaputra.
Pustaka, Pepak, 2002. Aktivitas Menulis, (Online), (http://pepak.sabda.org, diakses 10 Maret 2008).
Sriwilujeng, Dyah, dkk, 2007. Pembelajaran Terpadu dengan Pendekatan Tematik. Malang: Erlangga.
Sukmana, 2004. Dinamika Proses Belajar. (Online), (http://www.pikiran-rakyat.com, diakses 15 Januari 2008).
Syahrudin, D, 2007. Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Prosa, (Online), (http://ind.sps.upi.edu, diakses 10 Maret 2008).
Umar, A. Rozaq, dkk. 2004. Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 2 SD dan MI. Klaten : Sahabat.
Wijayanti, Ari, 2007. Pengajaran Bahasa Indonesia yang Efektif. Portal Dunia Guru, (Online), (http://lubisgrafura.wordpress.com, diakses 24 Oktober 2007).
Wikipedia Indonesia, 2006. Menulis. (Online), (http://id.wikipedia.org, diakses 15 Januari 2008).
36
top related