proposal tugas akhir - digilib.its.ac.id · 1. proses korosi dipengaruhi oleh ph larutan nira serta...

Post on 09-Jun-2019

230 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Sidang Tugas AkhirDian Virgianto2707 100 050

Dosen Pembimbing :Prof.Dr.Ir.Sulistijono, DEABudi Agung Kurniawan, ST, MSc

Jurusan Teknik Material dan Metalurgi

Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

2011

PEMETAAN KOROSI PADA STASIUN

PENGUAPAN DI PABRIK GULA

WATOETOELIS

CONTENT

PENDAHULUANTINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI

ANALISA & PEMBAHASAN

KESIMPULAN & SARAN

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pabrik Gula Watoe Toelistentu mengalami permasalahanKorosi pada setiap tahapan proses produksinya. Hal ini di

karenakan alat produksi terbuat dari logam.

Permasalahan korosi diPabrik

Gula Watoe Toelis

kurang mendapat

perhatian secara berkala.

Permasalahan seperti

ini belum pernah

dilakukan pemetaan

korosi sebelumnya

Bagaimana proses korosi yang terjadi pada komponen

produksi stasiun penguapan di Pabrik Gula Watoe Toelis?

Apa pengaruh nira terhadap proses korosi yang terjadi

pada komponenproduksi stasiun penguapan

di Pabrik Gula Watoe Toelis?

Bagaimana memprediksi tingkat korosifitas

pada komponen produksi stasiun penguapan

di Pabrik Gula Watoe Toelis?

1

2

3

Perubahan sifat mekanik sebagai

akibat dari maintanance diabaikan

Perubahan sifat dan komposisi kimia

nira dianggap konstan

Apabila pabrik gula tidak beroperasi

maka komponen tidak terkorosi

(korosi yang terjadi pada saat produksi)

Selama proses produksi gula

dilakukan kerja nonstop

Analisa dampak korosi terbatas

pada komponen yang dialiri nira

Perancangan ini bertujuan untuk mengetahuibagaimana proses korosi yang terjadi

serta pengaruh nira padaproses produksi sehingga dapat

menghasilkan pemetaan korosi pada stasiun penguapan

di Pabrik Gula Watoetoelis

1. Sebagai literatur pada perancangan yang sejenis dalam

rangka pengembangan pengetahuan mengenai

korosi yang terjadi di Pabrik Gula Watoe Toelis.

2. Sebagai literatur bagi perusahan yang terkait

untuk mengetahui proses korosi yang terjadi

di Pabrik Gula Watoe Toelis sehingga dapat diketahui

cara penanggulangan yang lebih efektif dan efisien.

3. Dapat memberikan saran serta rekomendasi yang tepat

untuk melakukan prioritas dalam hal Maintenance pada stasiun

penguapan di Pabrik Gula Watoe Toelis.

TINJAUAN PUSTAKA

Proses produksi Gula

Stasiun Penguapan

Jenis Material

Potensi kerusakan

Proses produksi gula

Bahan Baku

(Tebu)

Unit Penggilingan

Unit Pemurnian

Unit Evaporator

Unit Kristalisasi

Unit Putaran

Unit Penyelesaian

Produk Gula SHS

Bahan Baku (Tebu)

Unit Penggilingan

Unit Pemurnian

Unit Evaporator

Unit Kristalisasi

Unit Putaran

Unit Penyelesaian

Air Imbibisi 20 – 30% dengan T = 60 – 70 oC

Ampas

Asam Fosfat 300 ppm, Ca(OH)2 7oBe, SO2, Flokulant 3 ppm

Nira Mentah

Blothong

Nira Jernih

Nira Kental

Uap Nira,Air Kondensat

Uap Nira,Air Kondensat

QuiteStroop A, Stroop C, Klare C,

Klare D, Klare SHS

Steam,Air Kondensat

Tetes

Gula SHS

NIRA MASUK

Uap Bekas

0,5 Kg/cm2

Air Kondensat

Kaca Penduga

St. Penguapan

Sistem Quadruple Badan Penguapan

Jenis Material

Stainless Steel 304

Medium Carbon Steel

Potensi Korosi

pada Stasiun penguapan

ANALISA DATA & PEMBAHASAN

Hasil Uji Nira

Kode pH Komposisi Kimia (%)

Sakarosa Gula reduksi Sulfur Asam Asetat

1. 6,8 29,42 2,82 1,56 0,41

2. 5,5 31,05 3,04 1,62 0,49

Hasil Uji Polarisasi

Kurva polarisasi kalandria dengan larutan nira pH 7,2

Kurva polarisasi kalandria dengan larutan nira pH 6,8

Kurva polarisasi Medium Carbon Steel dengan larutan nira pH 6,8

Kurva polarisasi Medium Carbon Steel dengan larutan nira pH 5,5

Hasil Uji Polarisasi

Komponen

alat

Fluida kerja Material Laju korosi

(mmpy)

Jenis pH

1.Pipa

kalandria

Nira jernih 7,2 SS 304 0,02937

2.Pipa

kalandria

Nira kental 6,8 SS 304 0,47646

3.Pipa

masuk-keluar

nira

Nira kental 6,8 Medium

Carbon Steel

2,5715

4.Badan

sulfitasi

Nira kental 5,5 Medium

Carbon Steel

6,0656

Terendah

Tertinggi

Hasil kategori pada laju korosi

Kategori Laju Korosi ( mm/year )

1. Low Corrosion 0 - 2,5

2. Medium

Corrosion

2,5 -5

3. High

Corrosion

> 5

Hasil pemberian warna pada kategori laju korosi

Kategori Warna

1. Low Corrosion Hijau

2. Medium Corrosion Kuning

3. High Corrosion Merah

Pemetaan korosi

KESIMPULAN&

SARAN

Kesimpulan1. Proses korosi dipengaruhi oleh pH larutan nira

serta komposisi kimia yang terkandung didalam nira.

2. Semakin kecil pH dan semakin besar kandungan sulfur,

maka semakin besar pula laju korosi yang dihasilkan.

3. Laju korosi terendah terjadi pada material jenis

Stainless Steel dengan pH 7,2 adalah 0,02937 mm/year

sedangkan laju korosi tertinggi terjadi pada material

jenis Medium Carbon Steel denganpH 5,5 adalah 6,0656 mm/year.

4. Laju korosi pada SS 304 pada larutan nira pH 7,2 dan 6,8

termasuk kategori low corrosion, sedangkan laju korosi

pada Medium Carbon Steel dengan larutan nira pH 6,8 termasuk

kategori medium corrosion serta laju korosi Medium Carbon Steel

pada larutan nira pH 5,5 termasuk dalam kategori high corrosion.

Saran1. Sebaiknya perlu dilakukan pendataan ulang mengenai data-data

yang dapat mendukung proses penyelesaian Tugas Akhir agar

didapat data yang lebih akurat dan detail.

2. Perlu dilakukan pengujian Thickness secara berkala pada komponen

di stasiun penguapan sehingga hasilnya dapat digunakan sebagai

pembanding dari pengujian polarisasi.

3. Perlu dilakukan pengujian polarisasi dengan variable temperatur agar

hasil laju korosi pada tiap evaporator lebih rinci dan akurat.

Daftar Pustaka

Hugot.1986. Handbook of Cane Sugar Engineering

Kurniawan, Wahyu dan SP, Joko.2000. Laporan Kerja Praktek

Lapangan PG Watoetoelis.ITS:Surabaya.

Zuni, Tri.2011. Laporan Kerja Praktek Lapangan PG.

Tjoekir,Jombang.ITS:Surabaya

Materi praktek kerja calon Chemiker Bidang Pengolahan, P3GI.

Terima kasih

Dian Virgianto

2707 100 050

top related