proposal magang individuade cindy
Post on 24-Dec-2015
336 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PROPOSAL MAGANG KERJA
PG. MODJOPANGGOONG Jalan Raya Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung
Disusun Oleh :
Ade Cindy J.P.
NIM 115040107113005
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
KEDIRI
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Penelitian : Implementasi Rantai Pasok di PTPN X PG
Modjopangoong
Nama Mahasiswa : Ade Cindy Junadha Purwati
NIM : 115040107113005
Program Studi : Agribisnis
Fakultas : Pertanian
Mengetahui,
Dosen Pembimbing,
Setiyo Yuli Handono, SP., MBA NIP
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan semesta alam
karena atas rahmat dan hidayahnya serta taufiq penulis dapat menyelesaikan
proposal kegiatan magang dengan baik dan tepat waktu. Proposal magang ini
diajukan sebagai tugas untuk memenuhi kurikulum Universitas Brawijaya
Fakultas Pertanian supaya penulis memiliki pengetahuan dan pengalaman kerja
secara terampil dan kreatif supaya siap untuk menghadapi dunia kerja.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. Setiyo Yuli Handono, SP., MBA. selaku dosen mata kuliah Metode
Penelitian Sosial Ekonomi.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal magang
ini
Haeapan dengan penulisan peoposal ini pihak instansi PTPN X PG
Modjopangoong dapat menerima dan menyetujui proposal yang kami ajukan
sehingga kami dapat melakukan praktik magang kerja di PTPN X PG
Modjopanggoong.
Kediri, 23 Juni 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Hal
Halaman judul
i
Lembar Pengesahan
ii
Kata Pengantar
iii
Daftar Isi
iv
Daftar Tabel
v
Daftar Gambar
vi
I. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Tujuan
3
1.2.1. Tujuan Umum
3
iv
v
1.2.2. Tujuan Khusus
3
1.3. Sasaran Kompetensi Yang Ditargetkan
3
1.3.1. Bagi Mahasiswa
3
1.3.2. Bagi Program Studi Agribisnis
4
1.3.3. Bagi Instansi
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1. Tebu
5
2.2. Klasifikasi Tebu
5
2.3. Persediaan
5
2.3.1. Fungsi Persediaan
6
v
vi
2.3.2. Jenis Persediaan
7
2.3.3. Unsur-unsur Biaya
8
2.4. Economic Order Quality( EOQ)
9
2.5.Keunggulan dan Kelemahan EOQ
12
III. METODE PELAKSANAAN
13
3.1. Pelaksana
13
3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
13
3.3. Metode Pelaksanaan Magang
13
IV. PENUTUP
15
V. DAFTAR PUSTAKA
16
vi
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1. Rencana Kegiatan Magang Kerja
14
vi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk
keterampilan dan kecakapan seseorang untuk memasuki dunia kerja. Pendidikan
yang dilakukan di perguruan tinggi masih terbatas pada pemberian teori dan
praktek dalam skala kecil dengan intensitas yang terbatas. Agar dapat memahami
dan memecahkan permasalahan yang muncul di dunia kerja, maka mahasiswa
perlu melakukan kegiatan pelatihan kerja secara langsung di perusahaan atau
instansi yang relevan dengan program pendidikan yang diikuti. Sehingga setelah
lepas dari ikatan akademik di perguruan tinggi yang bersangkutan, mahasiswa
bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman yang telah diperoleh selama masa
pendidikan dan pelatihan kerja untuk melanjutkan kiprahnya di dunia kerja yang
sebenarnya. Sebab, untuk dapat terjun langsung di dunia kerja tidak hanya
dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi dengan perolehan yang memuaskan,
namun diperlukan juga keterampilan (skill) dan pengalaman pendukung untuk
lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai dengan keahlian yang dimiliki.
Universitas Brawijaya merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi di
Indonesia, yang diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang terampil,
profesional, dan siap kerja. Oleh karena itu, Universitas Brawijaya wajib
menyelenggarakan program pendidikan yang sesuai dengan kondisi
perkembangan lapangan pekerjaan, sehingga mahasiswa dapat mempergunakan
pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh sebagai pedoman dalam menghadapi
berbagai kendala yang mungkin akan terjadi pada lingkungan kerjanya di
kemudian hari.
Kegiatan magang kerja menghadapkan mahasiswa pada kegiatan dunia
kerja yang harus disesuaikan dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperolehnya dari proses pembelajaran dalam perkuliahan untuk diaplikasikan
dalam suatu praktik magang, sehingga mahasiswa diharapkan dapat bekerja
dengan terampil, disiplin, kreatif, dan jujur sesuai dengan pekerjaan yang
dihadapinya. Adanya kegiatan magang ini mengarahkan mahasiswa untuk mampu
menerapkan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan
1
2
teknologi serta mengupayakan penggunaannya sebaik mungkin untuk
meningkatkan taraf hidup masyarakat
Berdasarkan persyaratan kelulusan yang diberikan dari Program Studi
Agribisnis, calon peserta magang memilih PTPN X PG Modjopangoong sebagai
tempat untuk melaksanakan kegiatan magang kerja karena PG Modjopanggoong.
PG Modjopanggoong
merupakan salah satu BUMN yang dinaungi oleh PTPN XI (Persero). PTPN
XI (Persero) PG Modjopangoong mengolah tebu yang dihasilkan oleh petani tebu
di daerah lumajang dan sekitarnya. Tebu ini akan diolah menjadi gula melalui
serangkaian proses, yaitu mulai dari tahap pemanenan tebu, pembersihan (daun,
akar, tanah), penimbangan, penggilingan, penjernihan, pemanasan, pendinginan,
pencetakan atau kristalisasi, pengemasan, dan penyimpanan.
Sederetan tahap pengolahan tersebut akan menghasilkan barang jadi berupa
gula dalam bentuk kristal yang sering kita gunakan dan termasuk 9 dari bahan
pokok. Gula yang beredar di pasar Indonesia saat ini bukan hanya hasil produksi
dalam negeri, tetapi banyak berupa gula impor. Hal ini menandakan produksi gula
dalam negeri belum bisa memenuhi kebutuhan pasar. Oleh sebab itu, perlu usaha-
usaha untuk meningkatkan produksi gula dalam negeri, seperti memperluas lahan
pertanian tebu, memperbaiki sistem pola tanam dan memperbaiki sistem produksi
gula di pabrik pengolahan tebu. Untuk memperluas area lahan tebu di Pulau Jawa
khususnya Jawa Timur merupakan suatu yang sulit mengingat pesatnya
perkembangan jumlah penduduk. Sesuai dengan jurusan saya, yaitu sosial
ekonomi pertanian-agribisnis yang mempelajari tentang bagaimana cara
memperoleh keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, pascapanen, proses
pengolahan, hingga tahap pemasaran. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan magang
kerja, calon peserta magang akan mengambil judul magang “Manajemen
Persediaan Bahan Baku Tebu di PTPN X PG Modjopangoong”.
3
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah :
1. Mahasiswa diharapkan lebih mengerti dan mampu menerapkan
ilmu dan teori untuk menganalisa sektor industri hayati yang diamati
selama magang.
2. Mahasiswa mampu memahami lebih dalam industri pertanian
secara menyeluruh dan sistematis secara nyata.
3. Melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kegiatan
industri pertanian untuk mengembangkan kepekaan bernalar terhadap
berbagai persoalan yang timbul di lapangan.
4. Memberi tambahan bekal dan pengalaman sehingga siap
bekerja setelah menyelesaikan studinya.
1.2.2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari kegiatan magang ini adalah:
1. Bagaimana metode pengendalian persediaan bahan baku yang
dilakukan oleh perusahaan PTPN X PG Modjopanggoong?
2. Bagaimana pengendalian persediaan bahan baku dengan metode EOQ?
1.3. Sasaran Kompetensi Yang Ditargetkan.
1.3.1. Bagi Mahasiswa
1. Memperoleh pengalaman-pengalaman praktis dan mengenal lebih jauh
relevansi ilmu yang diterima selama kuliah, dimana teori yang pernah didapat
kemudian diterapkan dalam situasi yang sesungguhnya.
2. Dapat mengukur kemampuan pribadi atau ilmu pengetahuan yang
diperolehnya.
3. Mengetahui lebih jauh aplikasi agribisnis di dunia kerja.
4. Mendapatkan bekal untuk mempersiapkan diri terjun ke dunia kerja.
5. Dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan industri pada masa yang akan
datang.
4
6. Dapat memperoleh wawasan, pengetahuan, dan ketrampilan yang relevan
untuk meningkatkan kompetensi, kecerdasan intelektual, dan emosionalnya.
1.3.2. Bagi Program Studi Agribisnis
1. Sebagai sarana pengenalan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya proses pengolahan komoditas tebu hingga pemasarannya dan
sebagai pertimbangan dalam penyusunan program pendidikan di Program
Studi Agribisnis.
2. Sebagai bahan masukan dan evaluasi program pendidikan di Program Studi
Agribisnis untuk menghasilkan tenaga-tenaga terampil yang sesuai dengan
kebutuhan dalam dunia kerja.
3. Memperluas jaringan kerja sama dengan instansi dan lembaga lain yang
terikat dengan peningkatan mutu pendidikan.
1.3.3. Bagi Instansi
1. Memperoleh sarana untuk menjembatani antara instansi dan lembaga
pendidikan Program Studi agribisnis untuk kerja sama lebih lanjut baik
bersifat akademis maupun bersifat organisasi.
2. Memperoleh sumbangan pemikiran dan tenaga dalam rangka meningkatkan
kinerja instansi atau lembaga.
3. Dapat melaksanakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial instansi atau
lembaga kepada masyarakat.
4. Sebagai sarana untuk memberikan pertimbangan dalam menentukan kriteria
tenaga kerja yang dibutuhkan oleh instansi atau instansi yang bersangkutan,
dilihat dari segi sumber daya manusia yang dihasilkan Lembaga Pendidikan
Tinggi.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tebu
Tebu merupakan komoditas yang sangat dibutuhkan dan masuk dalam
komoditas pokok yang seiring bertambahnya jumlah penduduk juga akan semakin
banyak dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Maka budidaya tebu
sangatlah potensial karena sebagai bahan baku pembuatan gula yang menjadi
kebutuhan pokok. Seperti halnya (Setyamidjaja dan Husaini, 1992) tebu termasuk
keluarga rumput-rumputan. Mulai dari pangkal sampai ujungnya mengandung air
gula dengan kadar mencapai 20%. Air gula inilah yang kelak dibuat kristel-kristal
gula atau gula pasir. Disampingnitu tebu juga dapat menjadi bahan baku
pembuatan gula merah.
2.2. Klasifikasi Tebu
Menurut ( Nanda. 2014) Klasifikasi tanaman tebu adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Graminae atau Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum L.
2.3. Persediaan
Pengertian persediaan menurut (Purnomo. 2003) persediaan adalah sumber
daya tertahan yang digunakan untuk proses lebih lanjut. Sumber daya tertahan
ini dimaksudkan untuk mengatur kegiatan produksi pada sistem manufaktur.
Seluruh jenis perusahaan selalu mengadakan persediaan, karena tanpa
adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada suatu resiko bahwa
perusahaan diharuskan dapat memenuhi keinginan konsumen sesuai dengan
6
keinginannya. Apabila kebutuhan konsumen tidak dipenuhi maka sama saja
perusahaan melepaskan konsumen begitu saja dan kehilangan untuk memperoleh
keuntungan yang seharusnya didapat. Jadi persediaan sangatlah penting di dalam
segala jenis perusahaan.
Fungsi persediaan menurut (Heizer . 2005) persediaan dapat melayani
Beberapa fungs yang akan menambahkan fleksibilitas operasi perusahaan. 4
fungsi tersebut adalah :
a) Untuk memisahkan beragam bagian proses produksi.
b) Untuk mendecouple perusahaan dari fluktuasi permintaan dan menyediakan.
c) persediaan barangbarang yang akan memberikan pilihan bagi perusahaan.
d) Untuk mengambil keuntungan diskon kuantitas.
2.3.1. Fungsi Persediaan
Fungsi persediaan menurut ( Baroto. 2002) adalah sebagai berikut :
1. Fungsi indenpendensi
Persediaan bahan diadakan agar departemen-departemen dan proses
invididual terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan pelanggan yang tidak pasti. Permintaaan pasar tidak
dapat diduga dengan tepat, demikian pula dengan pasokan dari pemasok.
Seringkali keduanya meleset dari perkiraan. Agar proses produksi dapat
berjalan tanpa tergantung pada kedua hal ini(independen), maka persediaan
harus memncukupi.
2. Fungsi Ekoonomis
Seringkali dalam kondisi tertentu, memproduksi dengan jumlah
produksi tertentu (lot) akan lebih ekonomis daripada memproduksi secara
berulang atau sesuai permiantaan. Pada kasus tersebut (dan biaya set up
besar sekali), maka biaya set up ini mesti dibebankan pada setiap unit
produksi, sehingga jumlah produksi yang berbeda membuat biaya produksi
per unit juga akan berbeda, maka perlu ditentukan jumlah produksi yang
optimal.
3. Fungsi antisipasi
7
Diperlukan untuk mengatntisipasi perubahan permintaan atau
pasokan. Seringkali perusahaan mengalami kenaikan permingtaan setelah
dilakukan progam promosi. Untuk memenuhi hal ini, maka diperlukan
persediaan produk jadi agar tak terjadi stock out. Keadaan yang ini adalah
bila suatu ketika diperkirakan pasokan bahan baku akan terjadi kekurangan.
Jadi kegiatan menimbun bahan baku terlebih dahulu adalah tindakan yang
rasional.
4. Fungsi Fleksibilitas
Bila dalam proses produksi atas beberapa tahapan proses operasi dan
kemundian terjadi kerusakan pada satu tahapan proses operasi, maka akan
diperlukan waktu untuk mel;akukan perbaikan. Berarti produk tidak akan
dihasilkan untuk sementara waktu. Persediaan barang setengah jadi pada
situasi ini merupakan faktor penolong untuk kelancaran proses operasi. Hal
ini adalah dengan sediaan barang jadi, maka waktu untuk pemeliharaan
fasilitas produksi dapat disediakan dengan cukup.
2.3.2. Jenis Persediaan
Menurut (Heizer & Render. 2004) menyebutkan bahwa untuk
mengakomodasi fungsi persediaan, perusahaan memiliki 4 Jenis persediaan, yaitu:
1. Persediaan bahan baku (raw material inventory)
Adalah sebuah bahan baku yang belum memasuki proses produksi
yang kegunaanya untuk memisahkan para pemasok dari proses produksi.
2. Persediaan barang setengah jadi (Working in proses- WIP inventory).
Adalah bahan baku atau komponen yang sudah mengalami proses
produksi tapi masih belum sempurna atau masih belum menjadi produk
jadi.
3. MRO (Maintenen/repair/ operating).
Pemeliharaan/ perbaikan/ oprasi. Di perlukan untuk berjaga-jaga jika
ada kerusakan mesin dalam salah satu proses produksi dan MRO ini harus
di jadwalkan atsu di antisipasi.
4. Persediaan barang jadi ( finished goods inventory).
8
Produk akhir yang sudah jadi dan siap untuk dijual.
Selain dari keempat jenis persediaan tersebut.
Biaya-biaya yang mempengaruhi harga pokok persediaan bahan baku,
yaitu :
1. Harga faktur
Harga faktur adalah harga yang disetujui anata perusahaan dengan
pemasoknya. Potongan pembelian akan mengurangi harga faktur,
sedangkan biaya angkut yang ditanggung perusahaan diperlakukan sebagai
tambahan harga faktur.
2. Biaya pemesanan bahan baku
Biaya ini disebut juga ordering cost yaitu biaya yang dikeluarkan
dalam melaksanakan pembelian bahan baku.
Biaya pemesanan bahan baku dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
a) Biaya pemesanan tetap
b) Biaya pemesanan variable
3. Biaya penyimpanan bahan baku
Biaya ini disebut juga storage cost atau carrying cost yaitu biaya yang
dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan penyimpanan bahan agar siap
dipakai di dalam kegiatan produksi.
a) Biaya pemesanan tetap
b) Biaya pemesanan variable
4. Biaya ketidakcukupan persediaan
Biaya ini timbul akibat adanya persediaan bahan baku yang tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan produksi. Biaya ini meliputi:
kerugian hilangnya penjualan, tambahan biaya angkut karena dibeli secara
mendadak, tuntutan dari pelanggan karena karena keterlambatan, dan
tambahan biaya karena tidak teraturnya proses produksi.
2.3.2. Unsur – Unsur Biaya
Unsur-unsur biaya menurut ( Purnomo. 2003 ) dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Biaya pembelian
9
Biaya pembeliaan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang persediaan secara individu. Biaya pembelian ini tergantung pada
jumlah barang yang dibeli dari harga satuan. Biasanya biaya ini dipotong jika
jumlahnya cukup besar yang dibeli pada satu waktu
2. Biaya pengadaan
Biaya pengadaan dibedakan atas dua jenis yaitu biaya pemesanan dan
biaya persiapan. Dikatakan bioaya pemesanan jika barang yang diperlukan
diperoleh dari pihak luar. Sedangkan biaya persiapan adalah biaya yang
dipergunakan untuk mempersiapkan produksi suatu barang.
3. Biaya penyimpanan
Biaya simpan adalah biaya yang berkaitan dengan penyimpanan suatu
barang dalam persediaan untuk satu periode waktu tertentu.
4. Biaya kehabisan stok
Biaya ini dapat timbul akibat terjadinya persediaan barang yang lebih
kecil dari jumlah yang diperlukan. Keadaan demikian mengakibatkan
pproses produksi terganggu, akibat lebih jauh adalah perusahaan akan
kehilangan kesempatan mendapat keuntungan atau kehilangan konsumen
karena dapat beralih ke perusahaan lain.
2.4. Economic Order Quality (EOQ)
Sehubungan dengan pengendalian persediaan dan pembelian bahan baku,
maka perusahaan sangat perlu untuk dapat menentukan kuantitas pembelian yang
optimal atau sering disebut dengan Economic Order Quality. Dalam EOQ
perusahaan ingin menetukan berapa jumlah pesanan yang paling ekonomis
dengan ditentukanyya kebutuhan atau penggunaan dalam suatu periode tertentu,
biaya pesan dan biaya simpan. Adapun arti dari EOQ menurut ( Ahyari. 1990)
merupakan suatu jumlah pembelian bahan yang akan mencapai biaya persediaan
yang paling minimal. Sedangkan menurut ( yamit. 1998) EOQ merupakan
volume atau jumlah permbelian yang paling ekonomis untuk dilaksanakan pada
setiap kali pembelian
Didalam menerapkan EOQ ada biaya-biaya yang harus dipertimbangkan
dalam penentuan jumlah pembelian atau keuntungan, yaitu :
10
1. Biaya pemesanan
Merupakan biaya-biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan
pemesanan bahan baku yang dilakukan oleh perusahaan. Biaya pemesana ini bisa
berubah tergantung sesuai frekuensi pesanan. Dengan demikian semakin sering
perusahaan melakukan pemesanan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan
semakin besar. Biaya pesan berfluktuasi bukan dengan jumlah bahan yang
dipesan, akan tetapi berfluktuasi dengan frekuensi pemesanan.
Beberapa contoh biaya pemesanan Antara lain
a) Biaya persiapan
b) Biaya telefon
c) Biaya pengiriman
Biaya dalam satu periode, misalkan satu tahun, merupakan perkalian Antara
biaya pesan per pesanan yang dinyatakan dengan notasi S frekuensi pesanan
dalam periode dinyatakan dengan maka biaya pemesanan dalam bentuk rumus
sebagai berikut :
Biaya pesan =
Keterangan :
Q = jumlah barang setiap pemesanan
D = permintaan tahunan barang setiap pemesanan
S = biaya pemesanan untuk setiap pesanan
2. Biaya penyimpanan
Merupakan biaya yang ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan
adanya bahan baku yang disimpan di salam perusahaan, biaya simpan
berfluktuasi sesuai dengan tingkat persediaan. Semakin banyak barang yang
disimpan, maka semakin besar barang persediaan dan semakin besar pula biaya
penyimpanannya.
Beberapa contoh biaya penyimpanan Antara lain :
a) Biaya simpan bahan
11
b) Biaya peralatan simpan bahan
c) Biaya kerusakan bahan
d) Biaya tenaga kerja gudang
Biaya penyimpanan terkadang dinyatakan dalam presentase dari rata-rata
persediaan, atau dinyatakan dalam bentuk per unit per waktu.
Biaya penyimpanan =
Keterangan ;
H = biaya penyimpanan per unit
Q = jumlah barang setiap pesanan
( Heizer. 2005)
Sehingga di dalam menentukan biaya persediaan ada dua jenis biaya yang
selalu berubah dan perusahaan harus mempertimbangkannya karena dapat
mempengaruhi rugi laba. Yang pertama biaya berubah sesuai frekuensi
pemesanan., yaitu biaya pesan. Dan yang kedua biaya berubah sesuai dengan
besar kecilnya perusahaan.
Biaya persediaan yang diberi notasi TC, merupakan penjumlahan dari biaya
pesan dan biaya simpan. TC inimum ini, akan tercapai pada saat biaya simpan
sama dengan biaya pesan. Pada saat TC minimum , maka pada jumlah pesanan
tersebut dikatakan jumlah yang paling ekonomis (EOQ). Rumus TC adalah
sebagai berikut :
TC =
Keterangan :
TC = total biaya persediaan
Q = jumlah barang setiap pesanan
D = permintaan tahunan barang persediaan
S = biaya pemesanan untuk setiap pesanan
H = biaya penyimpanan per unit
( Heizer. 2005)
12
Sedangkan untuk menentukan jumlah pesana ekonomis (EOQ) adalah
sebagai berikut :
S = biaya setiap kali pesan
D = jumlah kebutuhan bahan baku dalam satu periode
H = biaya penyimpanan dari persediaan rata-rata
2.5. Keunggulan dan kelemahan EOQ
Didalam menerapkan model EOQ untuk pengadaan persediaan bahan baku
memiliki beberapa keunggulan yang diterima perusahaan
Adapun keunggulan yang diterima perusahaan dengan menggunakan model
EOQ adalah :
1. Perusahaan dapat mengetahui jumlah pembelian bahan baku yang optimal,
sehingga perusahaan dapat mengetahui perkiraan anggaran yang harus
dikeluarkan.
2. Proses produksi dapat terus berjalan tanpa khawatir akan kekurangan bahan
baku karena adanya safety stock.
3. Perusahaan dapat mengetahui kapan saat pemesanan bahan baku yang akan
menghambat proses produksi tidak terjadi.
4. Investasi modal yang terlalu besar dalam pengadaan bahan baku dapat
dikurangi, sehingga investasi dapat untuk bidang-bidang yang lain.
Adapun kelemahan yang dihadapi perusahaan dengan menggunakan EOQ adalah
1. Kebutuhan akan data yang seringkali tidak tercukupi kecuali dikeluarkan
biaya khususn untuk mengumpulkannya.
2. Laju penggunaan maupun biaya biaya bahan selalu berubah-ubah dan hal ini
memerlukan perhitungan EOQ kembali
13
3. EOQ akan lebih baik penggunaan yang tetap , juga tidak menyalahkan
metode tersebut apabila terjadi variasi musiman yang kuat terhadap
permintaan.
III. METODE PELAKSANAAN
3.1. Pelaksana
Nama : Ade Cindy Junadha Purwati
Alamat : Desa Rejomulyo, Kras, Kediri
Tempat tanggal lahir : Kediri, 11 Juni 1992
Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
Fakultas : Pertanian
Program Studi : Agribisnis
NIM : 115040107113005
Topik Magang : Implementasi Rantai Pasok di PTPN X PG
Modjopangoong
3.2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Magang
Kegiatan magang dilaknsanakan pada :
Tanggal : 7 Juli 2014 - 7 Oktober 2014
Tempat : PTPN X PG. MODJOPANGGOONG
Jalan Raya Kauman, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung
3.3. Metode Pelaksanaan Magang
Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan magang kerja di PTPN
X PG Meritjan, adalah sebagai berikut:
1. Observasi atau pengamatan langsung di lapangan saat proses produksi.
2. Wawancara langsung dengan pendamping praktek lapangan dan karyawan
yang berkaitan dengan proses produksi, persediaan bahan baku, dan pola
kemitraan.
3. Melakukan praktek langsung kaitannya dengan proses produksi, persediaan
bahan baku, dan pola kemitraan.
4. Melakukan studi pustaka yaitu dengan membandingkan antara literatur yang
ada dengan kenyataan di lapangan.
5. Mencatat data sekunder dan sumber-sumber yang dapat dipertanggung
jawabkan dari kegiatan magang kerja.
14
15
Tabel 1. Rencana Kegiatan Magang Kerja
Uraian KegiatanTahun 2014
April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des
Penetapan tempat dan topik magang
Konsultasi materi magang kerja
Pembuatan proposal magang
Pengajuan proposal magang
Persiapan magang
Pelaksanaan magang
Pembuatan laporan akhir dan
konsultasi dengan dosen
Seminar hasil dan evaluasi hasil
magang kerja di FP UB
IV. PENUTUP
Demikian proposal ini saya buat. Besar harapan saya, pihak PTPN X PG
Modjopanggoong dapat menerima dan menyetujui proposal yang saya ajukan
berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan magang kerja ini. Dan saya juga sangat
berharap pihak PTPN X PG Modjopanggoong dapat membantu dalam hal
penyediaan tempat yang dapat saya pergunakan untuk kelancaran pelaksanaan
kegiatan magang kerja serta memberikan bimbingan selama proses pelaksanaan
magang kerja ini berlangsung. Semoga pelaksanaan magang kerja ini, dapat
memberikan manfaat bagi lembaga ini. Sehingga terciptanya hubungan yang
saling menguntungkan yang terjadi antara kedua belah pihak.
Demikian proposal ini saya ajukan, atas kesediaan, bimbingan, bantuan,
serta perhatian saya mengucapkan terima kasih.
16
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1990. Manajemen Produksi, “Pengendalian Produksi”. Edisi A. BPFE UGM. Yogyakarta
Baroto, Teguh. 2002. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Ghali Indonesia. Jakarta
Heizer, J. & Render, B. 2004. Oprational managment (Manajemen Operasi).Buku 2 edisi ketujuh. Jakarta : Salemba Empat.
Heizer Jay, Render Barry. 2005. Operations Management. Edisi Ketujuh. Salemba Empat. Jakarta
Nanda,2014. klasifikasi Tanaman Tebu. http://om-tani.blogspot.com/2014/03/klasifikasi-tanaman-tebu.html (diakses pada 22 juni 2014)
Purnomo. 2003. Pengantar teknik industry. Edisi pertama. Yogyakarta
Setyamidjaja, Djoehana & Husaini Azhari, 1992, Tebu Bercocok Tanam dan Pascapanen. Jakarta: Yasaguna
17
top related