proposal
Post on 25-Jul-2015
95 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PROPOSAL
MENGELOLA KEGIATAN PRODUKSI
TERNAK KECIL (KAMBING JAWA RANDU)
DISUSUN OLEH
RUHATI, SP
NIP: 1960806191 03 2 006
BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN,
PERIKANANNDAN KEHUTANAN
KABUPATEN BATANG
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala
karuniaNya, sehingga proposal dengan judul “MENGELOLA KEGIATAN
PRODUKSI TERNAK KECIL (KAMBING JAWA RANDU)”di desa Sawangan
Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang dapat tersusun.
Dengan tersusunnya proposal ini kami sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Camat Gringsing
2. Bapak Koordinator penyuluh BP3 K Kecamatan Gringsing
3. Bapak kepala Desa Sawangan
4. Bapak Ketua UP-FMA Sawangan
5. Semua pihak yang telah membantu baik moril maupun spirituil.
Dalam penyusunan proposal ini kami sadari masih banyak kekurangan,
oleh karena itu demi sempurnanya proposal ini penulis mohon kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Akhirnya penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat.
Batang, 21 Mei 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemberdayaan petani dan keluarganya melalui
penyelenggaraan penyuluhan pertanian di maksudkan untuk mendukung
upaya-upaya pencapai petani yang tangguh sebagai salah satu kamponea
dalam pembangunan pertanian yang maju, tanggung dan efisien.
Pengembangan sumber daya manusia bertumpu pengembangan perilaku dan
kemampuan yang telah berkembang dalam upaya-upaya peningkatan
pendapatan, kesejahteraan, penciptaan lapangan kerja, kesejahteraan
lingkungan, serta kelangsungan pembangunan pertanian. Kelompok ternak
seda Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang yang
membudidayakan ternak kambing sebagai tabungan dan sambilan keluarga.
Dari hasil pengamatan beberapa tahun terakhir menunjukkan peningkatan
populasi ternak.
Dengan melihat kondisi tersebut maka sangat dipandang perlu untuk
memberikan pengetahuan kepada peternak tentang pemanfaatan kotoran
ternak sebagai pupuk organik/ bohaski. Adapun lokasi kegiatannya di desa
Sawangan, Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang.
B. Masalah
Berdasarkan hasil pengamatan di desa Sawangan diperoleh
permasalahan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan, sikap dan ketrampilan peternak dalam pemeliharaan
ternak kambing masih rendah.
2. Kurang aktifnya peranan kelompok ternak dalam mengelola produksi
ternak kambing.
C. Tujuan
Adapun harapan yang hendak dicapai setelah mengetahui
permasalahan yang dihadapi oleh peternak di desa Sawangan Kecamatan
Gringsing Kabupaten Batang sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak dalam pemeliharaan
ternak kambing.
2. Meningkatkan kegiatan kelompok ternak khususnya dalam mengelola
kegiatan produk ternak kambing.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Aspek Sosial
1. Pengertian penyuluhan pertanian
Penyuluhan Pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah
(non formal) untuk para petani dan keluarganya (Ibu tani, pemuda tani)
dengan tujuan agar mereka tahu, mau, mampu, sanggup dan berswadaya
memperbaiki usaha taninya, sehingga dapat meningkatkan produksi,
pendapatan dan kesejarteraannya sendiri serta masyarakat sekitarnya
(Vademeceum 1982). Sedangkan Kartasapoetra (1887) menyatakan
Penyuluhan Pertanian adalah suatu usaha atau upaya untuk merubah
perilaku petani dan keluarganya, agar mereka dapat memecahkan
masalahnya sendiri dalam usaha meningkatkan hasil usaha dan tingkat
kehidupannya.
2. Tujuan penyuluhan pertanian
Kegiatan penyuluhan pertanian mempunyai tujuan untuk merubah
perilaku keluarga petani, sehingga mereka dapat memperbaiki usaha tani
yang menguntungkan sehingga lebih layak hidupnya (Wiriaatmadja. S.
1978). Kartasapoetra (1987) mengatakan bahwa perencanaan dan
pelaksanaan penyuluhan pertanian harus mencakup 1) Tujuan jangka
pendek dan 2) Tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek yaitu untuk
menumbuhkan perubahan-perubahan yang lebih terarah dalam aktivitas
usaha tani di pedesaan, perubahan-perubahan tersebut hendaknya
menyangkut: tingkat pengetahuan, kecakapan atau kemampuan sikap dan
motif tindakan petani sedangkan tujuan jangka panjang yaitu agar tercapai
peningkatan taraf hidup petani, mencapai kesejahteraan hidup yang lebih
terjamin.
B. Aspek Teknik
Mulyono dan Sarwono (2004) menyatakan peternak perlu memiliki
kerangka konsepsional sebagai pola dasar untuk pegangan dirinya, yaitu panca
usaha peternak, yang meliputi: a) pengelolaan usaha dengan menggunakan
bibit yang baik, b) memberikan pakan yang cukup kualitas maupun
kuantitasnya, c) tata laksana perkandangan yang benar, d) melaksanakan
pengendalian dan pemberantasan penyakit, e) memperhatikan permintaan dan
kebutuhan pasar.
1. Bibit Kambing
Menurut Tarwiyah (2001) bahwa pemilihan bibit harus disesuaikan
dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging atau perah (missal:
kambing kacang untuk produksi daging, kambing ettawa untuk produksi
susu).
Secara umum, ciri bibit yang baik menurut Susilorini, dkk (2008)
adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya
adaptasi tinggi terhadap lingkungan. Ciri untuk calon induk: 1) Tubuh
kompak, dada dalam dan lebar, garis punggung dan pinggang lurus, tubuh
besar, tapi tidak terlalu gemuk, 2) Jinak dan sorot matanya ramah, 3) Kaki
lurus dan tumit tinggi, 4) Gigi lengkap, maupun merumput dengan baik
(efisien), rahang atas dann bawah rata, 5) Dan keturunan kembar atau
dilahirkan tunggal tapi dan induk yang muda, 6) Kambing simetris, tidak
menggantung dan berputing 2 buah. Ciri untuk calon jantan : 1) Tubuh
besar dan panjang dengan bagian belakang lebih besar dan lebih tinggi,
dada lebar, tidak terlalu gemuk, gagah, aktif dan memiliki libido (nafsu
kawin) tinggi, 2) Kaki lurus dan kuat, 3) dari keturunan kembar, 4) Umur
antara 1,5 sampai 3 tahun.
2. Pakan Ternak Kambing
Menurut Susilorini, dkk (2008) kambing merupakan ternak
ruminansia yang efisien dalam mencerna serat kasar. Kambing dapat
mengkonsumsi bahan kering relative banyak, yaitu 5-7% dari berat
badannya. Hijauan yang diberikan dapat berupa daun lantoro, gamal dan
daun nagka. Bila berdasarkan bahan kering, pemberian hijauan sebaiknya
mencapai 3% dari berat badan atau 10-15% berat badan bila dalam bentuk
segar. Sementara konsentrat dapat disusun dari bungkil kelapa, bungkil
kedelai, dedak, tepung ikan serta ditambah mineral dan vitamin.
Kandungan protein dalam konsentrat berkisar 16%. Pakan diberikan dua
kali sehari (pagi dan sore). Selain pakanm, kambing juga perlu diberi
garam beryodium, bias berbentuk urea molasses block (UMB) yang
digantung di dalam kandang. Air minum harus selalu tersedia.
Mulyono (2000) menyatakan bahawa pakan sangat penting
diperlukan untuk pertumbuhan ternak karena mengandung zat gizi. Oleh
karenanya pakan harus tersedia terus. Pakan yang umum diberikan pada
ternak kambing adalah hijauan, tetapi pada saat ketersediaan hijauan
berkurang maka perlu dilakukan pengawetan atau penambahan pakan
penguat.
3. Perkandangan Ternak Kambing
Menurut Susilorini, dkk. (2008) bahwa agar kambing merasa
nyaman, kandang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut;
- Kandang harus kering, tidak becek dan tidak lembab.
- Cukup mendapat sinar matahari dan sistem ventilasi baik
- Kandang harus terhindar dari tiupan angin langsung.
- Letak kandang minimal berjarak 5 meter dari rumah.
- Konstruksinya harus kuat dan tahan lama.
- Bahan kandang ekonomis serta mudah didapat.
Fungsi kandang diantaranya adalah: 1) sebagai tempat aktifitas ternak
seperti makan, tidur, kencing, minum, 2) sebagai tempat berlindung dari
panas, hujan, terpaan angin dan pemangsa atau hewan pengganggu dan 3)
menghindari ternak untuk memakan atau merusak tanaman (BPTP. Jateng
2009).
Mulyono (2000) mengatakan bahwa ada beberapa tipe kandang
kambing yang terbentuk karena perbedaan kondisi daerah pemeliharaann,
tingkat skala usaha dan tingkat pengetahuan peternak. Namun umumnya
peternak membangun kandang panggung. Kandang panggung merupakan
kandang yang kontruksinya dibuat panggung atau di bawah lantai kandang
terdapat kolong untuk menampung kotoran. Adanya kolong dapat
menghidari kebecekan, menghidari kontak dengan tanah yang mungkin
tercemar penyakit dan memungkinkan ventilasi kandang yang lebih bagus.
4. Pengendalian Penyakit Kambing
Menurut Susilorini, dkk. (2008) mencegah penyakit lebih baik dari
pada mengibati. Mencegah penyakit dilakukan dengan menjaga sanitasi
kandang, pakan cukup mengandung nutrisi lengkap dan vaksinasi.
Tindakan pencegahan lain yaitu membebaskan kambing dari penyakit
internal (misalanya cacing) dengan memberikan obat cacing dan parasit
eksternal (misalnya kudis) dengan memandikan secara rutin.
Rekomendasi perawatan dan penjagaan dari penyakit ternak kambing
antara lain dengan 1) memandikan ternak seminggu sekali pada saat cuaca
cerah, 2) memotong kuku dilakukan secara rutin untuk menjaga
kebersihan dan mencegah terjadinya luka dan infeksi, 3) bila ternak sakit
segera hubungi petugas, 4) dosis harus tepat, 5) obat tidak kadaluarsa, 6)
tidak diperkenankan mencampur beberapa jenis obat dan 7) apabila
dilakukan penyuntikan, pakai alat suntik yang bersih (BPTP Jateng, 2009).
5. Pemasaran Kambing
Pasca panen hendaknya diusahakan untuk selalu meningkatkan nilai
tambah dari produksi ternak, baik daging, susu, kulit, tanduk, maupun
kotorannya. Bila kambing hendak dijual pada saat berat badan tidak
bertambah lagi (umur sekitar 1-1,5 tahun) dan diusahakan agar permintaan
akan kambig cukup tinggi. Harga diperkurakan berdasarkan: berat hidp x
(45 sampai 50%) karkas x harga daging eceran (Tarwiyah, 2000).
6. Pengelolaan Reproduksi
Pengembangan ternak kambing terutama diupayakan melalui
pengelolaan perkawinan. Dengan penanganan perkawinan yang tepat,
ternak dapat diatur setiap 7 bulan sekali melahirkan, sehingga waktu 2
tahun setiap kambing diharapkan dapat beranak 3 kali (intensifikasi ternak
kambing BIP Ungaran Jawa Tegah 1989).
7. Manajemen Usaha
Menajemen usaha ternak kambing merupakan serangkaian proses
kegiatan pemeliharaan yang berlangsung secara terus menerus dan
berkesinambungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: 1)
perawatan induk kambing, 2) perawatan induk setelah melahirkan, 3)
perawatan anak yang baru, 4) perawatan pejantan, 5) perawatan kuku dan
6) perawatan sebagai sumber informasi analisis usaha (Intensifikasi ternak
kambing BIP Ungaran Jawa Tengah, 1989).
BAB III
MATERI DAN METODE
A. Materi
Dalam kegiatan praktek dilapangan memerlukan penyuluhan-
penyuluhan dengan materi sebagai berikut: 1) Tujuan dan manfaat mengelola
kegiatan produksi ternak kecil (kambing), 2) Budidaya ternak kambing (jawa
randu), 3) Meningkatkan nilai tambah dari produksi ternak baik daging, susu,
kulit, tanduk maupun kotorannya, 4) cara pembuatan pupuk organik dari
kotoran kambing.
1. Waktu dan tempat
Waktu pelaksanaan praktek/ demonstrasi cara tanggal 9 maret 2011,
tempat pelaksanaan demonstrasi adalah dikelompok ternak maju mulyo
desa Sawangan Kecamatan Gringsing Kabupaten Batang jumlah anggota
39 orang.
2. Alat dan Bantu
Dalam kegiatan demonstrasi cara untuk memperlancar kegiatan
penyuluhan diperlukan alat bantu yang akan digunakan berupa papan
tulis, klofet. Cara pembuatan bohashi/ pupuk organis, dan untuk mengukur
tingkat perubahan perilaku petani digunakan kuisioner. Sedangkan untuk
demonstrasi cara dengan menggunakan ember, cangkul, sekop dan bahan
limbah pakan ternak (ranting dan daun-daunan).
3. Pelaksanaan
a. Program kerja
Program kerja yang akan dilaksanakan mencakup kegiatan
dilapangan meliputi tingkat pengetahuan sikap dan ketrampilan
meupun pembinaan kelompok ternak, serta pengabdian masyarakat
dan pembinaan usaha tani sebagai usaha tertuang di dalam rencana
kerja.
b. Pembinaan kelompok tani
Kegiatan pembinaan kelompok tani yang akan dilaksanakan
adalah pembinaan administrasi kelompok, bimbingan perpesinan Rb 7
RDUK, RUK, RUB dan meningkatkan kemampuan kelompok tani
dengan 5 (lima) tolak ukur kemampuan kelompok tani.
c. Pembinaan usaha tani dengan kemampuan petani mampu menganalisa
usaha taninya secara komersial dan berkelanjutan pada usaha taninya
sendiri (tabel).
d. Pengabdian kepada masyarakat
Kagiatan pengabdian masyarakat yang akan dilaskanakan diantaranya
1) perbaikan kandang kelompok, 2) pembuatan lubang sampah/kotoran
ternak, 3) kebersihan lingkungan kandang.
B. Metode
1. Analisis data
Metode pengumpulan data: data primer diperoleh langsung dari
responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari Aparat desa yang
berhubungan dengan data yang dipergunakan guna mendukung jalannya
Praktek Kerja Lapangan.
Metode pengambilan sampel; sampel diambil secara purposive
sampling, yaitu sampel dipilih berdasarkan pertimbangan dengan
mengambil jumlah responden sebayak 30 orang pada kelompok tunggal,
kemudian membandingkan seberapa jauh tingkat perubahan pengetahuan,
sikap dan ketrampilan petani (Malo, 1996).
Rencana analisis untuk mengukur perubahan yang terjadi diperlukan
analisis guna mengetahui tingkat perubahan perilaku petani pra
eksperimen pada kelompok tunggal, menggunakan metode deskriptif
Komperatif dengan menggunakan rumus (O1 – T – O2) pada kelompok
tunggal.
Dengan penjelasan sebagai berikut;
O1 = Pra test, dilakukan untuk mengetahui keadaan awal responden.
T = Treatment, kegiatan penyuluhan dilakukan dengan materi dan
metode yang sama pada setiap kelompok.
O2 = Post test, dilakukan pada akhir kegiatan dengan menggunakan
kuisioner yang sama pada saat dilakukan pra test. (Suryabata,
1983).
Dari hasil tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan
rumus EP dan EPP.
EP = Efektifitas Penyuluhan
EP = x 100 %
EPP = Efektifitas Perubahan Perilaku
EPP = x 100%
Keterangan
Kejadian perilaku = nilai rata-rata post test
Target = nilai maksimal yang ditetapkan
Kejadian peningkatan perilaku = selisih nilai antara post tes dan pra
test.
Kriteria efektifitas = 0% s/d 33% kurang efektif
34% s/d 67% Cukup efektif
68% s/d 100% efektif (Ginting, 1996)
2. Jadwal Kegaitan
Kegiatan demonstrasi cara akan dilaksanakan pada tanggal 1 Juni sampai dengan
17 Juni 2012, sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan sebagai berikut:
Uraian KegiatanMinggu Ke
1 2 3 4 5 61.2.3.4.
Ke LokasiMenyusun jadwal kegiatanPersiapan materi alat dan bahanPenetapan pengambilan sampel
√√√√
5.6.7.8.9.10.11.12.13
Melakukan Pra testPenyuluhan dan demonstrasiPost tesPengabdian masyarakatPembinaan kelompok taniPembinaan usaha taniPengumpulan data akhirEvaluasi kegiatanPenyusunan draf laporan
√√
√√√√√√
Keterangan : (√) Pelaksanaan Kegiatan
Lampiran 1
KUISIONER UNTUK RESPONDEN
I. Identitas Responden
1. Nama : ..............................................................................
2. Umur : ..............................................................................
3. Pendidikan : ..............................................................................
4. Pekerjaan Pokok : ..............................................................................
5. Alamat
a. Dusun : ..............................................................................
b. Desa : ..............................................................................
c. Kecamatan : ..............................................................................
6. Luas garapan : ..............................................................................
II. Pertanyaan Pengetahuan
1. Apa saja jenis atau macam kambing yang ada di Indonesia yang bapak
ketahui ?
Kambing, kambing kacang, kambing PE, kambing jawa ronda.
a. Tahu lebih dari 3 jenis (5)
b. Tahu hanya 2 jenis (3)
c. Tahu kurang dari 2 jenis (1)
2. Apa jenis penyakit pada ternak kambing yang Bapak ketahui ?
a. Penyakit kudis (5)
b. Penyakit cacingan (3)
c. Penyakit mencret (1)
3. Apa gejala ternak kambing yang terkena cacingan yang Bapak ketahui ?
Badan lemas, nafsu makan berkurang, badan kurus.
a. Dapat menyebutkan tiga sampai empat (5)
b. Dapat menyebutkan dua sampai tiga (3)
c. Dapat menyebutkan dua saja (1)
4. Bagaimana cara pencegahan dan pengendalian penyakit kudis pada
ternak kambing yang Bapak ketahui ?
Mencukur bulu, dengan belerang, kamper
a. Dapat menyebutkan lima (5)
b. Dapat menyebutkan tida sampai empat (3)
c. Dapat menyebutkan 2 saja (1)
5. Apa saja yang dihasilkan dari ternak kambing yang Bapak ketahui ?
a. Kotoran (5)
b. Daging (3)
c. Kulit dan tanduk (2)
III. Pertanyaan Aspek Sikap
1. Jika Bapak tahu penyebab penyakit pada kambing, apakah Bapak mau
menyebarluaskan pada peternak lain ?
a. mau (5)
b. ragu-ragu (3)
c. tidak mau (1)
2. Apakah Bapak mau mengendalikan penyakit apabila ternak Bapak
terserang penyakit ?
a. mau (5)
b. ragu-ragu (3)
c. tidak mau (1)
3. Apakah Bapak mau mengendalikan penyakit sesuai dengan anjuran dan
kesepakatan kelompok ?
a. mau (5)
b. ragu-ragu (3)
c. tidak mau (1)
4. Apakah Bapak mau melakukan sanitasi atau kebersihan pada kandang ?
a. Setiap minggu sambil pengamatan (5)
b. Saat bersama pikul (3)
c. Tidak menentu waktunya (1)
5. Apabila kambing Bapak terserang penyakit kudis, sedangkan bapak
tidak tahu cara pengendaliannya kepada siapa bapak bertanya ?
a. Kepada teman kelompok, PPL, PPH atau Mantri ternak (5)
b. Kepada peternak yang tahu (3)
c. Tidak bertanya kepada siapapun (1)
IV. Pertanyaan Aspek Ketrampilan
1. Coba Bapak peragakan cara mendeteksi gejala penyakit cacing.
a. Terampil dan dapat melakukan den sendiri sesuai anjuran (5)
b. Kurang terampil, dapat melakukan dengan bantuan
orang lain (3)
c. Tidak terampil (1)
2. Coba Bapak peragakan cara pengamatan awal adanya gejala kambing
bihari.
a. Terampil dan dapat melakukan den sendiri sesuai anjuran (5)
b. Kurang terampil, dapat melakukan dengan bantuan
orang lain (3)
c. Tidak terampil (1)
3. Coba Bapak peragakan cara memerah susu kambing dengan benar.
a. Dapat melakukan baik dan lancar (5)
b. Dapat melakukan tetapi kurang benar (3)
c. Tidak dapat (1)
DAFTAR PUSTAKA
Ahira. A. 2010. Bisnis Kambing Prospektif dan Menguntungkan. Diakses tanggal 26 Januari 2011, www.anneahira.com.
Amonim.2008. Panduan Beternak Kambing Etawa. Diakses tanggal 25 Januari 2011. www.kandangetawa.Multiply.com.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Ban, Van den A.W dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluhan Pertanian. Penebit Kanisius, Yogyakarta.
Bondan, DK. 2008. Panduan Beternak Kambing Etawa. Htpp://kambingetawa.blogspot.com.
BPTP Jateng. 2009. Pedoman Budidaya Kambing dan Domba di Jawa Tengah. BPTP Jateng, Ungaran.
Deptan. 2009. Modeul Diklat Dasar Umum bagi Penyuluh Pertanian Terampil, Modul B. Jakarta.
Erlangga. 2009. Jenis Ternak Kambing yang ada di Indonesia. Diakses tanggal 26 Januari 2011, www.jualkambing.tk.
Gerungan, W.A.2002. Psikologi Sosial. Refika Aditama. Bandung.Ginintasasi, K. 2010. Motif Sosial. Diakses tanggal 26 Januari 2011,
http://file.upi.edu/Direktori.Harahap, D.A.2009. Analisis Pendapatan Peternak Domba di Kecamatan Stabat.
Diakses tanggal 26 Januari 2011, htpp://unrika.co.id. Hartono, M.B. Hariyono, Dan F. Rochman. 2005. Usaha Ternak Kambing
Sebagai Alternatif Sumber Pendapatan Dan Penyerapan Tenaga Kerja Keluarga: Studi Di Desa Tamansari Kecamatan Ampelgading Kabupaten Malang Jawa Timur. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang
Hasibun, M.SP. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT. Bumi Aksara, Jakarta.
Idris. 1999. Analisis Jalur Pemasaran Telur Ayam Ras di Wilayah Kabupaten Sleman. Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan. Universitas Wangsa Manggala. Yogyakarta.
Kartasapoetra. A.G. 1988. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.
Mardikanto, T. 2009. Sistem Penyuluhan Pertanian. Penerbit Lembaga Pengembangan Pendidikan dan UNS Press, Surakarta.
_______________, 2006. Prosedur Penelitian untuk Kegiatan Penyuluhan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Prima Theresia Pressindo. Surakarta.
______________, 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret Uiversitas Press, Surakarta.
Mulyono, S. 2000. Teknik Pembibitan Kambing dan Domba. Penebar Swadaya, Jakarta.
Mulyono, S. Dan Sarwono. 2004. Penggemukan Kambing Poting. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapto, T. Dan Fahrianoor. 2004. Komunikasi Penyuluhan dalam Teori dan Praktek. Arti Bumi Intaran, Yogyakarta.
Susilorini, Tri Eko., Sawitri, Manik Eirry., dan Muharlien. 2008. Budidaya 22 Ternak Potensial. Penebar Swadaya, Jakarta.
Tarwiyah, 2001. Ternak Kambing. http://www.ristek.go.id. Diakses tanggal 1 Juni 2010.
Tim KKN PPM Universitas Gajah Mada Unit 55. 2010. Desa Sidoharjo Kecamatan Samigaluh kabupaten Kulon Progo. Diakses tanggal 26 Januari 2011, http://www.sidoharjokulonprogo.com
Umifatmawati. 2010. Potensi Sapi. Diakses tanggal 18 Mei 2010. www.wordpress.org.
Undang-undang No. 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Republik Indonesia.
Winardi, J. 2001. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
o. diak
top related