presus bedah chole
Post on 02-Mar-2018
225 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
1/24
PRESENTASI KASUS
CHOLELITHIASIS
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian
Stase Ilmu Penyakit Bedah di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Magelang
Diajukan Kepada :
dr. Isti Sad Aryanti Sp. !
Disusun O"e# :
$ines#a Ha%id&y $aris#a#
S'( !A$IAN IL'U PEN)AKIT !EDAH
RU'AH SAKIT U'U' DAERAH TIDAR 'A$ELAN$
(AKULTAS KEDOKTERAN DAN IL'U KESEHATAN
UNI*ERSITAS 'UHA''ADI)AH )O$)AKARTA
1
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
2/24
+,-
TIN/AUAN PUSTAKA
A. Defnisi
Kolelitiasisatau biasa disebut batu empedu merupakan
endapan satu atau lebih komponen empedu yaitu kolesterol,
bilirubin, garam empedu, kalsium, protein, asam lemak, dan
fosfolipid. Kejadian kolelitiasisbiasanya diikuti dengan
kemunculan gelaja peradangan kandung empedu atau
disebut kolesistitis.
Batu empedu menurut komposisinya dibagi menjadi 3 jenis
yaitu batu pigmen, batu kolesterol, dan batu campuran. Batu
pigmen terdiri dari garam kalsium dan salah satu dari keempat
anion ini yaitu bilirubinat, karbonat, fosfat, atau asam lemak
rantai panjang. Batu-batu ini cenderung berukuran kecil,
multiple, dan berwarna hitam kecoklatan. Batu pigmen yang
berwarna hitam berkaitan dengan hemolisis kronis. Batu pigmen
berwarna coklat berkaitan dengan infeksi empedu kronis, batu
semacam ini lebih jarang dijumpai.
B. Anatomi dan Fisiologi Kandung Empedua. Anatomi Kandung Empedu
2
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
3/24
Hepar terletak di kuadran kanan atas abdomen di atas ginjal kanan,
kolon, lambung, pankreas, dan usus serta tepat di bawah diafragma. Hepar dibagi
menjadi lobus kiri dan kanan, yang berawal di sebelah anterior di daerah kandung
empedu dan meluas ke belakang vena kava.15 Kuadran kanan atas abdomen
didominasi oleh hepar serta saluran empedu dan kandung empedu. Pembentukan
dan ekskresi empedu merupakan fungsi utama hepar. Kandung empedu adalah
sebuah kantung terletak di bawah hati yang mengonsentrasikan dan menyimpan
empedu sampai ia dilepaskan ke dalam usus. Kebanyakan batu duktus koledokus
berasal dari batu kandung empedu, tetapi ada juga yang terbentuk primer di dalam
saluran empedu. atu empedu bisa terbentuk di dalam saluran empedu jika
empedu mengalami aliran balik karena adanya penyempitan saluran. atu empedu
di dalam saluran empedu bisa mengakibatkan infeksi hebat saluran empedu
!kolangitis". #ika saluran empedu tersumbat, maka bakteri akan tumbuh dan
dengan segera menimbulkan infeksi di dalam saluran. akteri bisa menyebar
melalui aliran darah dan menyebabkan infeksi di bagian tubuh lainnya
Kandung empedu (vesika felea), yang merupakan organ
berbentuk seperti buah pir, berongga dan menyerupai kantong
dengan panjang ,! hingga "# cm, terletak dalam suatu
cekungan yang dangkal pada permukaan inferior hati oleh
jaringan ikat yang longgar. $inding kandung empedu terutama
tersusun dari otot polos. Kandung empedu dihubungkan dengan
duktus koledokus lewat duktus sistikus. Kandung empedu
memiliki bagian berupa fundus, korpus, dan kolum. %undus
$
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
4/24
berbentuk bulat, berujung buntu pada kandung empedu sedikit
memanjang di atas tepi hati. Korpus merupakan bagian terbesar
dari kandung empedu. Kolum adalah bagian sempit dari kandung
empedu yang terletak antara korpus dan duktus sistika.
&mpedu yang disekresikan dari hati akan disimpan
sementara waktu dalam kandung empedu. 'aluran empedu
terkecil yang disebut kanalikulus terletak diantara lobulus hati.
Kanalikulus menerima hasil sekresi dari hepatosit dan
membawanya ke saluran empedu yang lebih besar yang
akhirnya akan membentuk duktus hepatikus. $uktus hepatikus
dari hati dan duktus sistikus dari kandung empedu bergabung
untuk membentuk duktus koledokus (common bile duct) yang
akan mengosongkan isinya ke dalam intestinum. liran empedu
ke dalam intestinum dikendalikan oleh sngter oddi yang terletak
pada tempat sambungan (junction) dimana duktus koledokus
memasuki duodenum.
%
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
5/24
0. (isi1"12i Kandun2 E3pedu
Kandung empedu berfungsi sebagai tempat penyimpanan empedu.
Kapasitas kandung empedu adalah $&'5&ml empedu. (mpedu yang ada di hati
akan dikeluarkan di antara saat'saat makan, ketika sfingter )ddi tertutup, empedu
yang diproduksi oleh hepatosit akan memasuki kandung empedu. *elama
penyimpanan, sebagian besar air dalam empedu diserap melalui dinding kandung
empedu sehingga empedu dalam kandung empedu lebih pekat lima hingga
sepuluh kali dari konsentrasi saat disekresikan pertama kalinya oleh hati. Ketika
makanan masuk ke dalam duodenum akan terjadi kontraksi kandung empedu dan
relaksasi sfingter )ddi yang memungkinkan empedu mengalir masuk ke dalam
intestinum. +espon ini diantarai oleh sekresi hormon kolesistokininpankreoimin
!--K'P" dari dinding usus.
(mpedu memiliki fungsi sebagai ekskretorik seperti ekskresi bilirubin
dan sebagai pembantu proses pen/ernaan melalui emulsifikasi lemak oleh garam'
5
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
6/24
garam empedu. *elain membantu proses pen/ernaan dan penyerapan lemak,
empedu juga berperan dalam membantu metabolisme dan pembuangan limbah
dari tubuh, seperti pembuangan hemoglobin yang berasal dari penghan/uran sel
darah merah dan kelebihan kolesterol. 0aram empedu membantu proses
penyerapan dengan /ara meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak, dan vitamin
yang larut dalam lemak.
ungsi kandung empedu, yaitu
a. 3empat menyimpan /airan empedu dan memekatkan /airan empedu yang ada di
dalamnya dengan /ara mengabsorpsi air dan elektrolit. -airan empedu ini adalah
/airan elektrolit yang dihasilkan oleh sel hati.
b. 0aram empedu menyebabkan meningkatnya kelarutan kolesterol, lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari usus.
Hemoglobin yang berasal dari penghan/uran sel darah merah diubah menjadi
bilirubin !pigmen utama dalam empedu" dan dibuang ke dalam empedu.
Kandung empedu mampu menyimpan %&'4& ml empedu. iluar waktu
makan, empedu disimpan sementara di dalam kandung empedu. (mpedu hati tidak
dapat segera masuk ke duodenum, akan tetapi setelah melewati duktus hepatikus,
empedu masuk ke duktus sistikus dan ke kandung empedu. alam kandung empedu,
pembuluh limfe dan pembuluh darah mengabsorpsi air dari garam'garam anorganik,
sehingga empedu dalam kandung empedu kira'kira lima kali lebih pekat
dibandingkan empedu hati.
(mpedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif dan
diantarkan ke duodenum setelah rangsangan makanan. Pengaliran /airan empedu
diatur oleh $ faktor, yaitu sekresi empedu oleh hati, kontraksi kandung empedu, dan
4
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
7/24
tahanan sfingter koledokus. alam keadaan puasa, empedu yang diproduksi akan
dialih'alirkan ke dalam kandung empedu. *etelah makan, kandung empedu
berkontraksi, sfingter relaksasi, dan empedu mengalir ke duodenum.
6emakan makanan akan menimbulkan pelepasan hormon duodenum, yaitu
kolesistokinin !--K", yang merupakan stimulus utama bagi pengosongan kandung
empedu, lemak merupakan stimulus yang lebih kuat. +eseptor --K telah dikenal
terletak dalam otot polos dari dinding kandung empedu. Pengosongan maksimum
terjadi dalam waktu 7&'12& menit setelah konsumsi makanan. (mpedu se/ara primer
terdiri dari air, lemak, organik, dan elektrolit, yang normalnya disekresi oleh
hepatosit. at terlarut organik adalah garam empedu, kolesterol, dan fosfolipid.
*ebelum makan, garam'garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan
hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. 6akanan di dalam duodenum memi/u
serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi.
*ebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan ber/ampur dengan
makanan.
8
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
8/24
(mpedu memiliki fungsi, yaitu membantu pen/ernaan dan penyerapan
lemak, berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin
yang berasal dari penghan/uran sel darah merah dan kelebihan kolesterol, garam
empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam
lemak untuk membantu proses penyerapan, garam empedu merangsang pelepasan air
oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya, bilirubin !pigmen utama dari
empedu" dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang
dihan/urkan, serta obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya
dibuang dari tubuh.
0aram empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan
dialirkan kembali ke dalam empedu. *irkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik.*eluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak
1&'12 kali9hari. alam setiap sirkulasi, sejumlah ke/il garam empedu masuk ke
dalam usus besar !kolon". i dalam kolon, bakteri meme/ah garam empedu menjadi
berbagai unsur pokok. eberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya
dibuang bersama tinja.Hanya sekitar 5: dari asam empedu yang disekresikan dalam
feses.
C. Etiologi dan Faktor Resiko
Penyebab dan faktor resiko terjadinya batu empedu masih belum
diketahui se/ara pasti. Penyebab batu kandung empedu adalah idiopatik, penyakit
hemolitik, dan penyakit spesifik non'hemolitik. *eorang anak yang mendapat
nutrisi parenteral total yang lama, setelah menjalani operasi by pass
kardiopulmonal, reseksi usus, kegemukan dan anak perempuan yang
;
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
9/24
mengkonsumsi kontrasepsi hormonal mempunyai resiko untuk menderita
kolelitiasis. Pada wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, pembentukan
batu empedu terjadi karena adanya peningkatan saturasi kolesterol bilier.
Kegemukan merupakan faktor yang signifikan untuk terjadinya batu kandung
empedu. Pada keadaan ini hepar memproduksi kolesterol yang berlebih, kemudian
dialirkan ke kandung empedu sehingga konsentrasinya dalam kandung empedu
menjadi sangat jenuh. Keadaan ini merupakan faktor predisposisi terbentuknya
batu. )rang dengan usia lebih dari %& tahun lebih /enderung untuk terkena
kolelitiasis dibandingkan dengan orang yang usia lebih muda. Hal ini terjadi
akibat bertambahnya sekresi kolesterol oleh hati dan menurunnya sintesis asam
empedu. *elain itu adanya proses aging, yaitu suatu proses menghilangnya se/ara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
10/24
obat !cefriaone!" *edangkan faktor predisposisi terbentuknya batu pigmen /oklat
adalah adanya infestasi parasit seperti #scharis lumbricoides" =ntuk batu
kolesterol, faktor resiko terjadinya batu kolesterol adalah kegemukan, reseksi
ileum, penyakit $horn%s ileal dan fibrosis kistik.
#adi dari beberapa sumber di atas penyebab dan faktor resiko terjadinya
batu pada kandung empedu !kolelitiasis" adalah penyakit hemolitik dan penyakit
spesifik nonhemolitik, anak yang mendapat nutrisi parenteral total dalam waktu
yang lama, wanita dengan usia lebih dari %& tahun dan menggunakan kontrasepsi
hormonal, kegemukan, dan makanan berlemak.
Tipe !atu E3pedu
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
11/24
asam'asam empedu dan lesitin !fosfolipid" dalam empedu. Pada pasien yang
/enderung menderita batu empedu akan terjadi penurunan sintesis asam empedu
dan peningkatan sintesis kolesterol dalam hati? keadaan ini mengakibatkan
supersaturasi getah empedu oleh kolesterol yang kemudian keluar dari getah
empedu, mengendap dan membentuk batu. 0etah empedu yang jenuh oleh
kolesterol merupakan predisposisi untuk timbulnya batu empedu dan berperan
sebagai iritan yang menyebabkan peradangan dalam kandung empedu.
b" atu Pigmen
atu pigmen merupakan /ampuran dari garam kalsium yang tidak larut,
terdiri dari kalsium bilirubinat, kalsium fosfat, dan kalsium karbonat. Kolesterol
terdapat dalam batu pigmen dalam jumlah yang ke/il yaitu 1&: dalam batu
pigmen hitam dan 1&' $&: dalam batu pigmen /oklat. atu pigmen dibedakan
menjadi dua yaitu batu pigmen hitam dan batu pigmen /oklat, keduanya
mengandung garam kalsium dari bilirubin. atu pigmen hitam mengandung
polimer dari bilirubin dengan musin glikoprotein dalam jumlah besar, sedangkan
batu pigmen /oklat mengandung garam kalsium dengan sejumlah protein dan
kolesterol yang bervariasi. atu pigmen hitam umumnya dijumpai pada pasien
sirosis atau penyakit hemolitik kronik seperti thalasemia dan anemia sel sikle"
atu pigmen /oklat sering dihubungkan dengan kejadian infeksi. atu pigmen
akan terbentuk bila pigmen takterkonyugasi dalam empedu mengadakan
presipitasi !pengendapan" sehingga terjadi batu.
11
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
12/24
D. Patoge
nesi
s
Patogenesis terbentuknya batu kolesterol diawali adanya pengendapan
kolesterol yang membentuk kristal kolesterol. atu kolesterol terbentuk ketika
konsentrasi kolesterol dalam saluran empedu melebihi kemampuan empedu untuk
mengikatnya dalam suatu pelarut, kemudian terbentuk kristal yang selanjutnya
membentuk batu. Pembentukan batu kolesterol melibatkan tiga proses yang
panjang yaitu pembentukan empedu yang sangat jenuh !supersaturasi",
pembentukan kristal kolesterol dan agregasi serta proses pertumbuhan batu.
Proses supersaturasi terjadi akibat peningkatan sekresi kolesterol, penurunan
sekresi garam empedu atau keduanya.
Patogenesis batu pigmen melibatkan infeksi saluran empedu, stasis
empedu, malnutrisi, dan faktor diet. Kelebihan aktivitas enim &glucuronidase
bakteri dan manusia !endogen" memegang peran kun/i dalam patogenesis batu
pigmen pada pasien di negara 3imur. Hidrolisis bilirubin oleh enim tersebut akan
membentuk bilirubin tak terkonjugasi yang akan mengendap sebagaicalcium
12
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
13/24
bilirubinate" enim &glucuronidase bakteri berasal kuman '"coli dan kuman
lainnya di saluran empedu. (nim ini dapat dihambat glucarolactone yang
kadarnya meningkat pada pasien dengan diet rendah protein dan rendah lemak.
Patogenesis batu pigmen hitam banyak dijumpai pada pasien'pasien
sirosis, penyakit hemolitik seperti thalasemia dan anemia sel sikle" atu pigmen
hitam terjadi akibat melimpahnya bilirubin tak terkonyugasi dalam /airan
empedu. Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan sekresi bilirubin akibat
hemolisis, proses konjugasi bilirubin yang tidak sempurna !penyakit sirosis hati"
dan proses dekonjugasi. ilirubin tak terkonjugasi ini kemudian membentuk
kompleks dengan ion kalsium bebas membentuk kalsium bilirubinat yang
mempunyai sifat sangat tidak larut. Proses adifikasi yang tidak sempurna
menyebabkan peningkatan pH, dan keadaan ini merangsang pembentukan garam
kalsium. Kalsium bilirubinat yang terbentuk terikat dengan musin tertahan di
kandung empedu. Hal ini sebagai awal proses terbentuknya batu.
Patogenesis batu pigmen /oklat umumnya terbentuk dalam duktus
biliaris yang terinfeksi. atu pigmen /oklat mengandung lebih banyak kolesterol
dibanding batu pigmen hitam, karena terbentuknya batu mengandung empedu dan
kolesterol yang sangat jenuh. 0aram asam lemak merupakan komponen penting
dalam batu pigmen /oklat. Palmitat dan stearat yang merupakan komponen utama
garam tersebut tidak dijumpai bebas dalam empedu normal, dan biasanya
diproduksi oleh bakteri. Kondisi stasis dan infeksi memudahkan pembentukan
batu pigmen /oklat.
alam keadaan infeksi kronis dan stasis empedu dalam saluran empedu,
bakteri memproduksi enim &glucuronidase yang kemudian meme/ah bilirubin
glukoronida menjadi bilirubin tak terkonjugasi. akteri juga memproduksi
1$
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
14/24
phospholipase #&( dan enim hidrolase garam empedu. Phospholipase #&(
mengubah lesitin menjadi asam lemak jenuh dan enim hidrolase garam empedu
mengubah garam empedu menjadi asam empedu bebas. Produk'produk tersebut
kemudian mengadakan ikatan dengan kalsium membentuk suatu garam kalsium.
0aram kalsium bilirubinat, garam kalsium dari asam lemak !palmitat dan stearat"
dan kolesterol membentuk suatu batu lunak. akteri berperan dalam proses adhesi
dari pigmen bilirubin
E. Gejala Klinis
6anifestasi klinik pada pasien kolelitiasis sangat bervariasi, ada yang
mengalami gejala asimptomatik dan gejala simptomatik. Pasien kolelitiasis dapat
mengalami dua jenis gejala gejala yang disebabkan oleh penyakit kandung
empedu itu sendiri dan gejala yang terjadi akibat obstruksi pada jalan perlintasan
empedu oleh batu empedu. 0ejalanya bisa bersifat akut atau kronis. 0angguan
epigastrium, seperti rasa penuh, distensi abdomen dan nyeri yang samar pada
1%
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
15/24
kuadran kanan atas abdomen dapat terjadi. 0angguan ini dapat terjadi bila
individu mengkonsumsi makanan yang berlemak atau yang digoreng.0ejala yang mungkin timbul pada pasien kolelitiasis adalah nyeri dan
kolik bilier, ikterus, perubahan warna urin dan feses dan defisiensi vitamin. Pada
pasien yang mengalami nyeri dan kolik bilier disebabkan karena adanya obstruksi
pada duktus sistikus yang tersumbat oleh batu empedu sehingga terjadi distensi
dan menimbulkan infeksi. Kolik bilier tersebut disertai nyeri hebat pada abdomen
kuadran kanan atas, pasien akan mengalami mual dan muntah dalam beberapa jam
sesudah mengkonsumsi makanan dalam posi besar.
0ejala kedua yang dijumpai pada pasien kolelitiasis ialah ikterus yang
biasanya terjadi pada obstruksi duktus koledokus. *alah satu gejala khas dari
obstruksi pengaliran getah empedu ke dalam duodenum yaitu penyerapan empedu
oleh darah yang membuat kulit dan membran mukosa berwarna kuning sehingga
terasa gatal'gatal di kulit. 0ejala selanjutnya terlihat dari warna urin yang
berwarna sangat gelap dan feses yang tampak kelabu dan pekat. Kemudian gejala
terakhir terjadinya defisiensi vitamin atau terganggunya proses penyerapan
vitamin
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
16/24
dilakukan pada penderita disfungsi hati dan ikterus. Pemeriksaan =*0 dapat
mendeteksi kalkuli dalam kandung empedu atau duktus koledokus yang
mengalami dilatasi.
/. Pemeriksaan pen/itraan +adionuklida atau koleskintografi. Koleskintografi
menggunakan preparat radioaktif yang disuntikkan se/ara intravena. Preparat
ini kemudian diambil oleh hepatosit dan dengan /epat diekskresikan ke dalam
sistem bilier. *elanjutnya dilakukan pemindaian saluran empedu untuk
mendapatkan gambar kandung empedu dan per/abangan bilier.d. (+-P !'ndoscopic Retrograde $holangioPancreatography!, pemeriksaan ini
meliputi insersi endoskop serat'optik yang fleksibel ke dalam esofagus hingga
men/apai duodenum pars desendens. *ebuah kanul dimasukkan ke dalam
duktus koledokus serta duktus pankreatikus, kemudian bahan kontras
disuntikkan ke dalam duktus tersebut untuk memungkinkan visualisasi serta
evaluasi per/abangan bilier. (+-P juga memungkinkan visualisasi langsung
struktur bilier dan memudahkan akses ke dalam duktus koledokus bagian distal
untuk mengambil empedu.
e. Kolangiografi 3ranshepatik Perkutan, pemeriksaan dengan /ara menyuntikkan
bahan kontras langsung ke dalam per/abangan bilier. Karena konsentrasi bahan
kontras yang disuntikkan itu relatif besar, maka semua komponen pada sistem
bilier !duktus hepatikus, duktus koledokus, duktus sistikus dan kandung
empedu" dapat dilihat garis bentuknya dengan jelas.
f. 6+-P !Magnetic Resonance $holangiopancreatography!, merupakan teknik
pen/itraan dengan gema magnet tanpa menggunakan at kontras, instrumen,
dan radiasi ion. Pada 6+-P saluran empedu akan terlihat sebagai struktur
yang terang karena mempunyai intensitas sinyal tinggi, sedangkan batu saluran
14
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
17/24
empedu akan terlihat sebagai intensitas sinyal rendah yang dikrelilingi empedu
dengan intensitas sinyal tinngi, sehingga metode ini /o/ok untuk mendiagnosis
batu saluran empedu.
G. Diagnosis
a. ANA'NESIS
18
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
18/24
*etengah sampai duapertiga penderita kolelitiasis adalah asimtomatis. Keluhan
yang mungkin timbul adalah dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan
berlemak. Pada yang simptomatis, pasien biasanya dating dengan keluhan utama berupa
nyeri di daerah epigastrium atau nyeri9kolik pada perut kanan atas atau perikondrium
yang mungkin berlangsung lebih dari 15 menit, dan kadang beberapa jam. 3imbulnya
nyeri kebanyakan perlahan'lahan tetapi pada $&: kasus timbul tiba'tiba. Kadang pasien
dengan mata dan tubuh menjadi kuning, badan gatal'gatal, ken/ing berwarna seperti teh,
tinja berwarna seperti dempul dan penyebaran nyeri pada punggung bagian tengah,
s/apula, atau kepun/ak bahu, disertai mual dan muntah. Cebih kurang seperempat
penderita melaporkan bahwa nyeri berkurang setelah menggunakan antasida. Kalau
terjadi kolelitiasis, keluhan nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas
dalam.
0. PE'ERIKSAAN (ISIK
Pasien dengan stadium litogenik atau batu asimptomatik tidak memiliki
kelainan dalam pemeriksaan fisik. *elama serangan kolik bilier, terutama pada saat
kolelitiasis akut, pasien akan mengalami nyeri palpasi9nyeri tekan dengan punktum
maksimum didaerah letak anatomis kandung empedu. iketahui dengan adanya tanda
6urphy positif apabila nyeri tekan bertambah sewaktu penderita menarik nafas panjang
karena kandung empedu yang meradang tersentuh ujung jari tangan pemeriksa dan pasien
berhenti menarik nafas. +iwayat ikterik maupun ikterik /utaneous dan s/lera dan bisa
teraba hepar.
H. Dia2n1sis !andin2
$iagnosis banding nyeri karena kolelitiasis adalah ulkus
peptikum, re*uks gastroesofagus, dispepsia non ulkus,
dismotilitas esofagus, irritable bowel syndrome, kolik ginjal. +yeri
1;
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
19/24
ulkus peptikum biasanya lebih sering, hampir setiap hari dan
berkurang sehabis makan. +yeri yang timbul biasanya menetap
di perut kanan atas, pada kolelitiasis frekuensinya lebih jarang.
+yeri karena re*uks dapat dibedakan dengan nyeri kolelitiasis
dilihat dari adanya rasa terbakar, lokasi nyeri di substernal, dan
sering dipengaruhi oleh posisi, dimana pada posisi supine rasa
nyeri akan memberat. +yeri epigastrium karena kolelitiasis dan
dispepsia nonulkus sukar dibedakan. +amun demikian nyeri
karena kolik bilier biasanya lebih hebat, frekuensinya sporadik,
dan penyebaran nyeri sampai perut kanan atas dan skapula.$iagnosis banding untuk kolesistitis akut adalah
apendisitis akut, pankreatitis akut, hepatitis akut, perforasi ulkus,
perforasi ulkus peptikum dan penyakit intestinal akut lainnya.
ntuk membedakan dengan pankreatitis akut, biasanya nyeri
pada pankreatitis akut lebih terlokalisir dan jarang disertai tanda
peritoneal akut. +yeri sampai ke punggung, menghilang saat
posisi duduk adalah khas untuk pankreatitis akut. ejala demam
dan leukositosis mungkin sama pada kedua kasus, tetapi
peningkatan kadar serum amilase jauh lebih tinggi pada keadaan
pankreatitis akut. ada keadaan pankreatitis yang berat,
penderita tampak sangat toksik. +amun pada penderita dengan
kolesistitis akut dengan komplikasi pankreatitis akut '
diperlukan untuk segera membedakan keadaan tersebut. ntuk
17
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
20/24
membedakan dengan kolesistitis, pada keadaan hepatitis
biasanya pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar
serum en/im hepar akan jauh lebih tinggi dibanding dengan
kolesistitis akut. ada keadaan apendisitis akut, ditandai oleh
nyeri khas pada perut kanan bawah, diawali dari sekitar daerah
umbilikal yang kemudian menetap di perut kanan bawah. ada
keadaan perforasi usus, pada pemeriksaan radiologis sering
dijumpai adanya udara bebas pada foto polos abdomen.
I. K13p"ikasia. K1"esistisis
Kolesistisis adalah Peradangan kandung empedu, saluran kandung
empedu tersumbat oleh batu empedu, menyebabkan infeksi dan peradangan
kandung empedu.
0. K1"an2itis
Kolangitis adalah peradangan pada saluran empedu, terjadi karena infeksi
yang menyebar melalui saluran'saluran dari usus ke/il setelah saluran'saluran
menjadi terhalang oleh sebuah batu empedu.
/. Hidr1ps
)bstruksi kronis dari kandung empedu dapat menimbulkan hidrops
kandung empedu. alam keadaan ini, tidak ada peradangan akut dan sindrom
yang berkaitan dengannya. Hidrops biasanya disebabkan oleh obstruksi duktus
sistikus sehingga tidak dapat diisi lagi empedu pada kandung empedu yang
normal. Kolesistektomi bersifat kuratif.
d. E3pie3a
Pada empiema, kandung empedu berisi nanah. Komplikasi ini dapat
membahayakan jiwa dan membutuhkan kolesistektomi darurat segera.
2&
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
21/24
/. Penata"aksanaan
a. Penata"aksanaan n1n !eda#a.-. Dis1"usi 'edis
isolusi medis sebelumnya harus memenuhi kriteria terapi non operatif
diantaranya batu kolesterol diameternya D2&mm dan batu kurang dari % batu,
fungsi kandung empedu baik, dan duktus sistik paten.a.+. End1s41pi4 Retr12rade C#1"an2i1 Pan4reat12rap#y 5ERCP6
=ntuk mengangkat batu saluran empedu dapat dilakukan (+-P terapeutik
dengan melakukan sfingterektomi endoskopik. 3eknik ini mulai berkembang
sejak tahun 178% hingga sekarang sebagai standar baku terapi non'operatif
untuk batu saluran empedu. *elanjutnya batu di dalam saluran empedu
dikeluarkan dengan basket kawat atau balon ekstraksi melalui muara yang
sudah besar tersebut menuju lumen duodenum sehingga batu dapat keluar
bersama tinja. =ntuk batu saluran empedu sulit !batu besar, batu yang terjepit di
saluran empedu atau batu yang terletak di atas saluran empedu yang sempit"
diperlukan beberapa prosedur endoskopik tambahan sesudah sfingterotomi
seperti peme/ahan batu dengan litotripsi mekanik dan litotripsi laser.
a.7. E8tra41rp1rea" S#14k 9ae Lit#1tripsy 5ES9L6
21
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
22/24
Citotripsi 0elombang (lektrosyok !(*EC" adalah Peme/ahan batu dengan
gelombang suara. (*EC *angat populer digunakan beberapa tahun yang lalu,
analisis biaya manfaat pada saat ini memperlihatkan bahwa prosedur ini
K. Preenti%
Pen/egahan kolelitiasis dapat di mulai dari masyarakat yang sehat yang
memiliki faktor risiko untuk terkena kolelitiasis sebagai upaya untuk men/egah
peningkatan kasus kolelitiasis pada masyarakat dengan /ara tindakan promotif dan
preventif. 3indakan promotif yang dapat dilakukan adalah dengan /ara mengajak
masyarakat untuk hidup sehat, menjaga pola makan, dan perilaku atau gaya hidup
yang sehat. *edangkan tindakan preventif yang dapat dilakukan adalah dengan
meminimalisir faktor risiko penyebab kolelitiasis, seperti menurunkan makanan
22
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
23/24
yang berlemak dan berkolesterol, meningkatkan makan sayur dan buah, olahraga
teratur dan perbanyak minum air putih.Pada pasien yang sudah didiagnosa mengalami kolelitiasis dapat
dilakukan tindakan dengan /ara bedah maupun non'bedah. Penanganan se/ara
bedah adalah dengan /ara kolesistektomi. *edangkan penanganan se/ara non'
bedah adalah dengan /ara melarutkan batu empedu menggunakan 63(, (+-P,
dan (*EC.0. Penan22u"an2an 0eda#:
0.-. K1"esistekt13i ter0uka)perasi ini merupakan standar terbaik untuk penanganan pasien dengan
kolelitiasis simtomatik. >ndikasi yang paling umum untuk kolesistektomi adalah kolik
biliaris rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut.80.+. K1"esistekt13i "apar1sk1pik
Kolesistektomi laparoskopik mulai diperkenalkan pada tahun 177& dan
sekarang ini sekitar 7&: kolesistektomi dilakukan se/ara laparoskopik. elapan
puluh sampai sembilan puluh persen batu empedu di >nggris dibuang dengan /ara ini.
Kandung empedu diangkat melalui selang yang dimasukkan lewat sayatan ke/il di
dinding perut.8 >ndikasi pembedahan batu kandung empedu adalah bila simptomatik,
adanya keluhan bilier yang mengganggu atau semakin sering atau berat. >ndikasi lain
adalah yang menandakan stadium lanjut, atau kandung empedu dengan batu besar,
berdiameter lebih dari 2 /m, sebab lebih sering menimbulkan kolesistitis akut
dibanding dengan batu yang lebih ke/il.$,8 Kolesistektomi laparoskopik telah menjadi
prosedur baku untuk pengangkatan batu kandung empedu simtomatik. Kelebihan
yang diperoleh pasien dengan teknik ini meliputi luka operasi ke/il !2'1& mm"
sehingga nyeri pas/a bedah minimal
L. Pr12n1sis
2$
-
7/26/2019 Presus Bedah Chole
24/24
ntuk penderita dengan ukuran batu yang kecil,
pemeriksaan serial ' diperlukan untuk mengetahui
perkembangan dari batu tersebut. Batu bisa menghilang secara
spontan. ntuk batu besar masih merupakan masalah, karena
merupakan risiko terbentuknya karsinoma kandung empedu
(ukuran lebih dari 0 cm). Karena risiko tersebut, dianjurkan untuk
mengambil batu tersebut. ada anak yang menderita penyakit
hemolitik, pembentukan batu pigmen akan semakin memburuk
dengan bertambahnya umur penderita, dianjurkan untuk
melakukan kolesistektomi
2%
top related