presus aub ita
Post on 02-Mar-2018
246 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Perdarahan uterus abnormal adalah penyebab langsung dari beban yang
layanan kesehatan yang signifikan bagi perempuan, keluarga mereka, dan
masyarakat secara keseluruhan. Sampai dengan 30% dari wanita akan mencari
bantuan medis untuk masalah ini selama tahun-tahun masa reproduksi mereka.
Pedoman ini menggantikan topik pedoman klinis sebelumnya dan ditujukan untuk
memungkinkan penyedia layanan kesehatan dengan alat dan untuk memberikan
perawatan berbasis bukti terbaru dalam diagnosis dan manajemen medis dan
bedah dari masalah umum ini.
!" didefinisikan sebagai #ariasi dari siklus menstruasi normal, dan
termasuk perubahan keteraturan dari mulai, frekuensi menstruasi, durasi, dan
jumlah kehilangan darah pada menstruasi. $i bawah kategori !", definisi lebih
lanjut dapat dibagi lagi berdasarkan #olume menstruasi, keteraturan, frekuensi,
durasi, kronisitas, dan waktu yang berkaitan dengan status reproduksi. Pendarahan
tidak berhubungan dengan menstruasi selanjutnya dapat dikarakteristik juga.
abel &.& dan &.' adalah terminologi dan deskripsi berdasarkan konsensus
()*+ enstrual $isorders orking *roup.&,'
$eskripsi klasik dari !" berdasarkan pada siklus dan kuantitas aliran
menstruasi. eskipun perdarahan menurut persepsi pasien belum tentu dapat
dihitung, namun sangat penting untuk pengelolaan masalah ini. Pada akhirnya,
pengalaman wanita dan dampak pada kualitas hidupnya menentukan sejauh mana
inter#ensi mungkin diperlukan. Presentasi pasien !" tergantung pada
1
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
2/30
2
pengalaman subjektif dan kesan banyaknya kehilangan darah. kibatnya,
pendekatan yang lebih holistik harus diambil dengan definisi ini.
Perdarahan menstruasi berat adalah keluhan yang paling umum dari !". elah
didefinisikan sebagai kehilangan darah menstruasi yang berlebihan yang
mengganggu fisik, kualitas sosial, emosional, dan atau bahan wanita hidup. $apat
terjadi satu gejala atau dalam kombinasi dengan gejala lainnya.3
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
3/30
3
BAB II
ILUSTRASI KASUS
II.1 Ilustrasi Kasus AUB
&. )dentitas
/ama /y.
!sia 13 tahun
2enis elamin Perempuan
Pekerjaan )bu rumah tangga
'. namnesis
Keluhan Utama :
Pasien datang sendiri bersama keluarga dengan keluhan keluar darah per#aginam
Keluhan Tambahan :
4emah, tampak pucat
Riwaat Pena!it Se!aran" :
Pasien datang ke )*$ mengaku mengalami perdarahan dari #agina sejak &
minggu S5S. Pasin mengatakan tidak hamil, masih menstruasi hingga
saat pasien datang ke 5umah Sakit 63 aret '0&78, darah yang keluar
semakin hari semakin banyak. $arah yang keluar berupa gumpalan seperti
hati ayam dan disertai darah merah segar. Pasien mengatakan menstruasi
yang dialaminya banyak, hingga ganti pembalut lebih dari 9: dalam
sehari, dan pembalut penuh. Saat darah keluar pasien mengaku tidak
disertai nyeri perut. 5iwayat perdarahan yang sama & tahun yang lalu,
namun dokter mengatakan tidak ada kelainan di rahum. "" dan "
normal. Perdarahan pasca senggama disangkal, riwayat trauma disangkal,
penurunan berat badan disangkal, perdarahan diluar siklus mens disangkal.
"enjolan diperut; perut yang semakin membesar disangkal, demam 6-8.
Riwaat Pena!it Dahulu :
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
4/30
4
ehamilan disangkal, tidak ada riwayat hipertensi, diabetes mellitus, asma,
penyakit jantung, dan alergi pada pasien.
Riwaat Pena!it Keluar"a :
yah >?8, suami '> tahun saat menikah.
Riwaat #bstetri :
P& perempuan, 3'00 gram, lahir per#aginam di bidan, praktik bidan di
Semarang tahun '00& saat ini berusia &1 tahun.
Riwaat K%ntrase&si :
Pasien belum pernah menggunakan ".
Riwaat S%sial :
Pasien )bu 5umah angga, Suami bekerja sebagai pegawai swasta.
3. Pemeriksaan (isik
a. eadaan umum "aik, tampak sakit sedangb. esadaran compos mentis
c. anda @ital
&. ekanan $arah &30;=0 mm
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
5/30
5
cm.
5ekto@aginal ouche Portio licin, B! teraba membesar s.d 3 jari
bawah umbilicus, mobile, tidak teraba massa adneksa, parametrium lemas,
ca#um douglas tidak menonjol, nyeri goyang portio negatif, tonus sfingter ani
baik, ampulla tidak kolaps, tidak teraba massa.
7. !S*
!terus membesar ukuran >0:'0:?9 mm, pada korpus anterior s.d mendesak
ka#um tampak massa hipoekoik batas tegas ukuran diameter 70mm
kemungkinan dari mioma uteri submukosum.
+#arium kanan dalam batas normal, o#arium kiri tampak massa kistik tampak
ekhointerna diameter 30mm.
ginjal kiri dan kanan dalam batas normal, tidak tampak massa pada hepar dan
limpa, tidak tampak asites.
esan mioma uteri submukosum, kista retorsi o#arium kiri.
est Pack negatif
=. $iagnosis erja
- !" e.c mioma uteri submukosal dengan anemia e.c perdarahan
- ista retensi o#arium kiri- akikardia e.c anemia e.c !"
?. Penatalaksanaan
5encana $iagnosis cek
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
6/30
6
sam raneksamat 3:& gram )@
sam efenamat 3:900 mg po
ransfusi P5B s.d target hb &0gr;dl
BAB III
TIN'AUAN PUSTAKA
III.1 (isi%l%"i $enstruasi
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
7/30
7
yang sama. 2uga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya selalu
tidak sama. Panjang siklus yang biasa pada manusia berkisar antara '9-3' hari,
dan kira-kira >=% wanita yang bero#ulasi siklus haidnya berkisar antara &?-1'
hari. 2ika siklusnya kurang dari &? hari atau lebih dari 1' hari dan tidak teratur,
biasanya siklusnya tidak bero#ulasi 6ano#ulatoar8.
4ama haid biasanya antara 3 G 9 hari, ada yang & G ' hari dan diikuti darah
sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai = G ? hari. Pada setiap wanita
biasanya lama haid itu tetap. 2umlah darah yang keluar rata-rata 33,' H &7 cc.
2umlah darah haid lebih dari ?0 cc dianggap patologik. urang lebih 90% darah
menstruasi dikeluarkan dalam '1 jam pertama. Bairan menstruasi terdiri dari
utamanya adalah darah arterial, '9% darah #ena, debris jaringan, prostaglandin
dan jumlah yang relatif besar dari fibrinolisin dari jaringan endometrial yang
menyebabkan darah haid tidak membeku.
da 1 kompartemen pada fisiologi haid, yaitu endometrium, o#arium,
hipofisis, dan hipotalamus.1
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
8/30
8
yaitu lobus anterior dan posterior.1 4obus anterior hipofisis menghasilkan (S kategori utama sesuai dengan akronim LP4 B+E)/M yakni N polip,
adenomiosis, leiomioma, malignancy dan hiperplasia, coagulopathy, o#ulatory
dysfunction, endometrial, iatrogenik, dan not yet classified.
elompok P4 merupakan kelainan struktur yang dapat dinilai dengan
berbagai teknik pencitraan dan atau pemeriksaan histopatologi. elompok
LB+E)/M merupakan kelinan non strruktural yang tidak dapat dinilai dengan
teknik pencitraan atau histopatologi. Sistem klasifikasi tersebut disusun
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
15/30
15
berdasarkan pertimbangan bahwa seorang pasien dapat memiliki satu atau lebih
faktor penyebab P!.
A. P%li& ,PUAP-
Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium uterus, baik
bertangkai maupun tidak, berupa pertumbuhan berlebih dari stroma dan
kelenjar endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.
*ejala
Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi dapat pula menyebabkan
P!.
4esi umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau ganas.
$iagnostik
$itegakkan berdasarkan pemeriksaan
!S* dan atau histeroskopi, dengan
atau tanpa hasil histopatologi.
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
16/30
16
*ejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan perdarahan uterus
abnormal.
$iagnostik
riteria adenomiosis ditentukan berdasarkan kedalaman jaringan
endometrium pada hasil histopatologi
denomiosis dimasukkan ke dalam sistem klasifikasi berdasarkan
pemeriksaan 5) dan !S*
engingat terbatasnya fasilitas 5), pemeriksaan !S* cukup untuk
mendiagnosis adenomiosis
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
17/30
17
Pertimbangan dalam membuat sistem klasifikasi mioma uteri yakni
hubungan mioma uteri dengan endometrium dan serosa lokasi, ukuran,
serta jumlah mioma uteri.
"erikut adalah klasifikasi mioma uteri
a. Primer ada atau tidaknya satu atau lebih mioma uteri
b. Sekunder membedakan mioma uteri yang melibatkan endometrium
6mioma uteri submukosum8 dengan jenis mioma uteri lainnya.
c. ersier lasifikasi untuk mioma uteri submukosum, intramural
dan subserosum.
D. $ali"nan3 an2 h&er&lasia ,PUA$-
Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan ganas dari lapisan
endometrium.
*ejala
Perdarahan uterus abnormal
$iagnostik
eskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia atipik dan keganasan
merupakan penyebab penting P!
lasifikasi keganasan dan hiperplasia menggunakan sistem klasifikasi
()*+ dan
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
18/30
18
iga belas persen perempuan dengan perdarahan haid banyak memiliki
kelainan hemostatis sistemik, dan yang paling sering ditemukan adalah
penyakit #on illebrand.
(. #*ulat%r 2s+un3ti%n ,PUA#-
egagalan o#ulasi yang menyebabkan terjadinya perdarahan uterus.
*ejala
Perdarahan uterus abnormal
$iagnostik
*angguan o#ulasi merupakan salah satu penyebab P! dengan
manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan dan jumlah darah yang
ber#ariasi
$ahulu termasuk dalam kriteria Perdarahan uterus disfungsional 6P!$8
*ejala ber#ariasi mulai dari amenorea, perdarahan ringan dan jarang,
hingga perdarahan haid banyak
*angguan o#ulasi dapat disebabkan oleh sindrom o#arioum polikistik,
hiperprolaktenemia, hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan,
anoreksia atau olahragaberat yang berlebihan.
4. En2%metrial ,PUAE-*angguan hemostatis lokal endometrium yang memiliki kaitan erat
dengan terjadinya perdarahan uterus.
*ejala
Perdarahan uterus abnormal
$iagnostik
Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan dengan siklus
haid teratur Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan hemostatis
lokal endometrium
danya penurunan produksi faktor yang terkait #asokonstriksi seperti
endothelin-& dan prostaglandin ('O serta peningkatan aktifitas
fibrinolitik
*ejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengah atau perdarahan
yang berlanjut akibat gangguan hemostasis lokal endometrium
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
19/30
19
$iagnosis P!-E ditegakkan setelah menyingkirkan gangguan lain
pada siklushaid yang bero#ulasi.
H. Iatr%"eni! ,PUAI- Perdarahan uterus abnormal yang berhubungan dengan inter#ensi medis
seperti penggunaan estrogen, progestin, $5.
Perdarahan haid diluar jadwal yang terjadi akibat penggunaan estrogen
atau progestin dimasukkan dalam istilah perdarahan sela atau
breakthrough bleeding.
Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi estrogen dalam
sirkulasi yang disebabkan oleh sebagai berikut
o Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
o Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
o Perdarahan haid banyak yang terjadi pada perempuan pengguna
anti koagulan 6 warfarin, heparin, dan low molecular weight
heparin8 dimasukkan kedalamklasifikasi P!-B.
). N%t et 3lassi+ie2 ,PUAN8
ategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau
sulit dimasukkan dalam klasifikasi
elainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah endometritis
kronik atau malformasi arteri-#ena
elainan tersebut masih belum jelas kaitannyadengankejadian P!.
III.. Pene"a!!an Dia"n%sis PUA5
Pada pasien yang mengalami P!$, anamnesis perlu dilakukan untuk
menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding.
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
20/30
20
&. Pemeriksaan (isik
!ntuk menilai stabilitas keadaan hemodinamik, meliputi semua tanda
#ital. emudian menilai
)ndeks massa tubuh 6) F '= termasuk obesitas8
anda-tanda hiperandrogen
Pembesaran kelenjar tiroid atau manifestasi hipo ; hipertiroid
*alaktorea 6kelainan hiperprolaktinemia8
*angguan lapang pandang 6karena adenoma hipofisis8
(aktor risiko keganasan endometrium 6obesitas, nulligra#ida,
hipertensi, diabetes mellitus, riwayat keluarga, S+P8
'. Pemeriksaan ginekologi
Pemeriksaan ginekologi yang teliti perlu dilakukan termasuk
pemeriksaan Papsmear dan harus disingkirkan kemungkinan adanya
mioma uteri, polip, hiperplasiaendometrium atau keganasan.
3. Penilaian o#ulasi
Siklus haid yang bero#ulasi sekitar ''-39 hari. 2enis perdarahan P!-+
bersifat ireguler dan sering diselingi amenorea. onfirmasi o#ulasi dapat
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
21/30
21
dilakukan dengan pemeriksaan progesteron serum fase lutela mayda atau
!S* trans#aginal bila diperlukan.
1. Penilaian endometrium
Pengam bilan sampel endometrium tidak harus dilakukan pada semua
pasien P!
Pengambilan sample endometrium hanya dilakukan pada
Perempuan umur F 19 tahun
erdapat faktor risiko genetik
!S* trans#aginal menggambarkan penebalan endometrium
kompleks yang merupakan faktor risiko hiperplasia atipik
atau kanker endometrium
erdapat faktor risiko diabetes melitus, hipertensi, obesitas,
nulipara
Perempuan dengan riwayat keluarga nonpolyposis
colorectar cancer memiliki risiko kanker endometrium
sebesar 70% dengan rerata umur saat diagnosis antara 1?-
90 tahun.
Pengambilan sampel endometrium perlu dilakukan pada perdarahna uterus
abnormal yang menetap 6tidak respon terhadap pengobatan8
"eberapa teknik pengambilan sample endometrium seperti $ dan
biopsi endometrium dapat dilakukan.
9. Penilaian ka#um uteri
"ertujuan untuk menilai kemungkinan adanya polip endometrium atau
mioma uteri submukosum. !S* trans#aginal merupakan alat penapis yang
tepat dan harus dilakukan pada pemeriksaan awal P!. "ila dicurigai
terdapat polip endometrium atau mioma uteri submukosum disarankan
untuk melakukan S)S atau histeroskopi. euntungan dalam penggunaan
histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat dilakukan bersamaan
7. Penilaian miometrium
"ertujuan untuk menilai kemungkinan adanya mioma uteri atau
adenomiosis. iometrium dinilai menggunakan !S* 6trans#agina,
transrektal dan abdominal8, S)S, histeroskopi atau 5). Pemeriksaan
adenomiosis menggunakan 5) lebih unggukdibandingkan !S*
trans#aginal.
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
22/30
22
=. Pemeriksaan Penunjang
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
23/30
23
III..6 Prinsi& Penan"anan PUA A!ut
III..7 Tatala!sana $e2i!ament%sa &a2a Abn%rmal Uterine Blee2in"
a. sam raneksamat
+bat ini bersifat inhibitor kompetitif pada akti#asi plasminogen.
Plasminogen akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah
fibrin menjadi fibrin degradation product 6($Ps8. +leh karena itu obat ini
berfungsi sebagai agen anti fibrinolitik. +bat ini akan menghambat faktor-
faktor yang memicu terjadinya pembekuan darah, namun tidak
menimbulkan kejadian trombosis. Perdarahan menstruasi melibatkan
pencairan darah beku dari arteriol spinal endometrium, maka pengurangan
dari proses ini dipercaya sebagai mekanisme penurunan jumlah darah
mens. Efek samping gangguan pencernaan, diare, sakit kepala. $osisnya
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
24/30
24
untuk perdarahan mens yang berat adalah &g 6':900mg8 dari awal
perdarahan hingga 1 hari.
b. +bar anti inflamasi non steroid 6)/S8
adar prostaglandin pada endometrium penderita gangguan haid akan
meningkat. )/S ditujukan untuk menghambat siklooksigenase, dan akan
menurunkan sintesa prostaglandin pada endometrium. Prostaglandin
mempengaruhi reakti#itas jaringan lokal dan terlibat dalam respon
inflamasi, jalur nyeri, perdarahan uterus, dan kram uterus. )/S dapat
mengurangi jumlah darah haid hingga '0-90 persen Pemberian )/S
dapat dimulai sejak perdarahan hari pertama astau sebelumnya hingga
perdarahan yang banyak berhenti. Efek samping gangguan pencernaan,
diare, perburukan asma pada penderita yang sensitif, ulkus peptikum
hingga kemungkinan terjadinyaperdarahandan peritonitis.
c. Estrogen
Sediaan ini digunakan pada kejadian perdarahan akut yang banyak.
Sediaan yang digunakan adalah EE, dengan dosis '.9 mg per oral 1:&
dalam waktu 1? jam. Pemberian EE dosis tinggi tersebut dapat disertai
dengan pemberian obat anti emetik seperti promethaDine '9 mg per oral
atau intra muskular setiap 1-7 jam sesuai dengan kebutuhan. ekanisme
kerja obat ini belum jelas, kemungkinan akti#itasnya tidak terkait langsung
dengan endometrium. +bat ini bekerja memacu #asospasme pembuluh
kapiler dengan cara mempengaruhi kadar fibrinogen, faktor )@, faktor Q,
proses aggregasi trombosit dan permeabilitas pembuluh kapiler.
Pembentukan reseptor progesteron akan meningkat sehingga diharapkan
pengobatan selanjutnya dengan menggunakan progestin akan lebih baik.
Efek samping berupa gejala akibat defek estrogen yang berlebihan seperti
perdarahan uterus, mastodinia dan retensi cairan
d. P
Perdarahan haid berkurang pada penggunaan pil kontrasepsi
kombinasi akibat endometrium yang atrofi. $osis yang dianjurkan pada
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
25/30
25
saat perdarahan akut adalah 1:& tablet selama 1 hari, dilanjutkan dengan
3:& tablet selama 3 hari, dilanjutkan dengan ':& tablet selama ' hari, dan
selanjutnya &:& tablet selama 3 minggu. Selanjutnya bebas pil selama =
hari, kemudian dilanjutkan dengan pemberian pil kontrasepsi kombinasi
paling tidak selama 3 bulan. pabila pengobatannya ditujukan untuk
menghentikan haid, maka obat tersebut dapat diberikan secara kontinyu,
namun dianjurkan setiap 3-1 bulan dapat dibuat perdarahan lucut. Efek
samping dapat berupa perubahan mood, sakit kepala, mual, retensi cairan,
payudara tegang, deep #ein trombosis, stroke dan serangan jantung.
e. Progestin
+bat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen
serta akan mengaktifkan enDim &=-hidroksi steroid dehodrogenase pada
sel-sel endometrium, sehingga estradiol akan dikon#ersi menjadi estron
yang efek biologisnya lebih rendah dibandingkan estradiol. eski
demikian penggunaan progestin yang lama dapat memicu efek mitotik
yang menyebabkan terjadinya atrofi endometrium. Progestin dapat
diberikan secara siklik maupun kontinyu. Pemberian siklik diberikan
selama &1 hari kemudian stop selama &1 hari, begitu berulang-ulang tanpa
memperhatikan pola perdarahannya.
pabila perdarahan terjadi pada saat sedang mengkonsumsi progestin,
makan dosis obat progestin dapat dinaikkan. Selanjutnya hitung hari
pertama perdarahan tadi sebagai hari pertama, dan selanjutnya progestin
diminum sampai &1 hari. Pemberian progestin secara siklik dapat
menggantikan pemberian pil kontrasepsi kombinasi apabila terdapatkontraindikasi 6misalkan hipersensiti#itas, kelainan pembekuan darah,
riwayat stroke, riwayat penyakit jantung koroner atau infark miokard,
kecurigaan keganasan payudara ataupun genital, riwayat penyakit kuning
akibat kolestatis, kanker hati8. Sediaan progestin yang dapat diberikan
antara lain P &:&0 mg, norestiron asetat dengan dosis '-3 : 9 mg,
didrogestron ':9 mg atau nomegestrol asetat &: 9 mg selama &0 hari per
siklus.
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
26/30
26
pabila pasien mengalami perdarahan hebat saat kunjuungan, dosis
progestin dapat dinaikkan setiap ' hari hingga perdarahan berhenti.
Pemberian dilanjutkan untuk &1 hari dan kemudian berhenti selama &1
hari, demikian selanjutnya berganti-ganti pemberian progestin secra
kontinyu dapat dilakukan apabila tujuannya untuk membuat amenorea.
erdapat beberapa pilihan yaitu
o Pemberian progestin oral P &0-'0 mg per hari
o Pemberian $P setiap &' minggu
o Penggunaan 4/* )!S
Efek samping peningkatan berat badan, perdarahan bercak, rasa begah,
payudara tegang, sakit kepala, jerawat dan timbul perasaan depresi
f. ndrogen
$anaDol adalah suatu sintetik iso:aDol yang berasala dari turunan &=a-
etinil tetosteron. +bat tersebut memiliki efek androgenik yang berfungsi
untuk menekan produksi estradiol dari o#arium, serta memiliki efek
langsung terhadap reseptor estrogewn di endometrium dan di luar
endometrium. Pemberian dosis tinggi '00 mg atau lebih per hari dapat
dipergunakan untuk mengobati perdarahan menstrual hebat. $anaDol dapat
menurunkan hilangnya darah dalam menstruasi kurang lebih 90%
bergantung dari dosisnya dan hasilnya terbukti lebih efektif dibanding
dengan )/S atau progestin oral. $engan dosis lebih dari 100 mg per hari
dapat menyebabkan amenorea. Efek sampingya dialami oleh =9% pasien
yakni penigkatan berat badan, kulit berminyak,jerawat, perubahan suara.
g. gonis *onadotropine 5eleasing
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
27/30
27
karena terjadi percepatan demielinisasi tulang. pabila pemberiannya
melebihi 7 bulan, maka dapat diberikan tambahan terapi estrogen dan
progestin dosis rendah 6add back therapy8. Efek samping biasanya muncul
pada penggunaan jangka panjang, yakni keluhan-keluhan mirip wanita
menopause 6misalkan hot flushes, keringat yang bertambah, kekeringan
#agina8, osteoporosis 6terutama tulang-tulang trabekular apabila
penggunaan *n5< agonis lebihdari 7 bulan8.
h.
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
28/30
28
BAB I)
ANALISIS KASUS
bnormal !terine "leeding 6!"8 merupakan terjadi perdarahan
abnormal di dalam atau di luar siklus haid. Etiologi dibagi ' bagian
yaitu, kelainan organik meliputi polip, adenomiosis, leimyoma, malignancy dan
kelainan anorganik meliputi coagulopaty, o#arium disfunction, endometrial,
iatrogenik, non yet clasificasion.
Pada kasus ini ditegakkan diagnosis abnormal uterine bleeding suspek
hyperplasia endometrium berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang juga
meliputi pemeriksaan ginekologis. Pada anamnesis didapatkan keluhan keluar
darah dari kemaluannya perdarahan dari #agina sejak & minggu S5S. Pasien
mengatakan menstruasi yang dialaminya semakin hari semakin banyak, nyeri
perut disangkal, perdarahan seperti ini sebelumnya pernah dialami pasien & tahun
yang lali. onsumsi obat-obatan pengencer darah disangkal, penggunaan
kontrasepsi hormonal disangkal, perdarahan diantara siklus mens disangakal,
benjolan diperut atau perut yang semakin membesar disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan takikardi dengan 0:'0:?9 mm, pada korpus anterior s.d mendesak ka#um
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
29/30
29
tampak massa hipoekoik batas tegas ukuran diameter 70mm kemungkinan dari
mioma uteri submukosum. +#arium kanan dalam batas normal, o#arium kiri
tampak massa kistik tampak ekhointerna diameter 30mm. dengan kesan mioma
uteri submukosum, kista retorsi o#arium kiri. Sehingga dapat diperkuat penyebab
perdarahan uterus abnormal pada pasien ini karena adanya kelainan organic
berupa mioma uteri submukosal.
Pada pemeriksaan penunjang lab darah ditemukan hb saat masuk
ditemukan hb =,9g;dl, ht '1, 5$-B@ '7,97%.
-
7/26/2019 Presus Aub Ita
30/30
30
$(5 P!S
&. (raser )S, Britchley . "aDiad, .,
top related