presentation1 referat
Post on 07-Aug-2015
80 Views
Preview:
TRANSCRIPT
REFERATGangguan Obsesif Kompulsif
Ratia Resti yunita08310249
BAB I PENDAHULUAN
Gangguan obsesif-kompulsif merupakan suatu kondisi yang ditandai dengan adanya pengulangan pikiran obsesif atau kompulsif, dimana membutuhkan banyak waktu (lebih dari satu jam pehari) dan dapat menyebabkan penderitaan
Gangguan obsesif – kompulsif menduduki peringkat keempat dari gangguan jiwa setelah fobia, gangguan penyalahgunaan zat dan gangguan depresi berat.8 Dalam penelitian mengatakan bahwa obsesi yang paling banyak dijumpai dalam sampel 100 pasien adalah kontaminasi (55%), seks (32%), ketakutan somatis (35%), dan need for symmetry (37%). Enam puluh persen sampel memperlihatkan obsesi multiple atau majemuk.2
Usia rata-rata onset adalah sekitar 20 tahun, meskipun laki-laki memiliki usia sedikit lebih awal dari onset (rata-rata sekitar 19 tahun) dibandingkan perempuan (rata-rata sekitar 22 tahun)
Secara keseluruhan, gejala sekitar dua pertiga dari orang-orang yang terkena dampak memiliki onset sebelum usia 25 tahun, dan gejala kurang dari 15 persen memiliki onset setelah usia 35 tahun
Orang dengan gangguan obsesif kompulsif biasanya dipengaruhi oleh gangguan mental lainnya. Prevalensi seumur hidup untuk gangguan depresi besar pada orang dengan gangguan obsesif kompulsif adalah sekitar 67 persen dan untuk fobia sosial, sekitar 25 persen
Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala – gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua – duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya 2 minggu berturut – turut
Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan gangguan obsesif – kompulsif antara lain terapi farmakologi (farmakoterapi) dan terapi tingkah laku
Sekitar 20 – 30% pasien menunjukkan perubahan gejala yang signifikan. 40 – 50% menunjukkan perubahan sedang, sedangkan sekitar 20 – 40% tetap terganggu bahkan bertambah parah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DefinisiGangguan obsesif kompulsif (OCD) merupakan
sekelompok gejala yang beranekaragam yang ditandai oleh adanya obsesif dan/atau kompulsif, yang menggambarkan sebagai pikiran dan tidakan yang berulang-ulang yang menghabiskan waktu dan dapat menyebabkan distress dan hendaya yang bemakna.4
Obsesif adalah suatu pikiran,perasaan, ide ataupun sensasi yang mengganggu dan berulang ulang. Bila obsesif adalah suatu aktivitas mental, maka kompulsif adalah suatu perilaku yang sadar, teratur, dan berulang-ulang, seperti menghitung, memeriksa, ataupun menghindari
Menurut Davison & Neale, gangguan obsesif kompulsif adalah gangguan cemas, dimana pikiran seseorang dipenuhi oleh gagasan-gagasan yang menetap dan tidak terkontrol, dan ia dipaksa untuk melakukan tindakan tertentu berulang-ulang, sehingga menimbulkan stress dan mengganggu fungsinya dalam kehidupan sehari-hari.5
B. Epidemiologi Prevalensi seumur hidup gangguan obsesif
kompulsif pada populasi umum diperkirakan adalah 2 sampai 3 persen
Gangguan obsesif-kompulsif sebagai diagnosis psikiatrik tersering keempat
Dua pertiga dari pasien memiliki onset gejala sebelum usia 25 tahun, dan kurang dari 16 persen pasien memiliki onset gejala setelah usia 35 tahun
Orang yang hidup sendirian lebih banyak terkena gangguan obsesif-kompulsif dibandingkan orang yang menikah
C. Etiologia) Faktor Biologis
▪ Neurotransmiter▪ Penelitian pencitraan otak.▪ Genetika.
b) Faktor Perilaku▪ objek dan pikiran yang sebelumnya netral menjadi
stimuli yang terbiasakan yang mampu menimbulkan kecemasan atau gangguan▪ strategi menghindar menjadi terfiksasi sebagai pola
perilaku kompulsif yang dipelajari
c) Faktor Psikososial▪ Faktor kepribadian
▪ Faktor psikodinamika.
Isolasi
Isolasi adalah mekanisme pertahanan yang melindungi seseorang dari afek dan impuls yang mencetuskan kecemasan
UndoingOperasi pertahanan sekunder yang cukup penting adalah mekanisme meruntuhkan (undoing). Seperti yang disebutkan sebelumnya, meruntuhkan adalah suatu tindakan kompulsif yang dilakukan dalam usaha untuk mencegah atau meruntuhkan akibat yang secara irasional akan dialami pasien akibat pikiran atau impuls obsesional yang menakutkan.
Pembentukan reaksiPembentukan reaksi melibatkan pola perilaku yang bermanifestasi dan sikap yang secara sadar dialami yang jelas berlawanan dengan impuls dasar. Seringkali, pola yang terlihat oleh pengamat adalah sangat dilebih-lebihkan dan tidak sesuai
Faktor psikoanalisaMenurut teori Psikolanalisa, obsesi dan kompulsi disebabkan oleh dorongan instingtual, seksual, atau agresi yang tidak dapat dikendalikan karena toilet training yang begitu keras.
Sedangkan Alfred Adler memandang gangguan obsesif kompulsif sebagai akibat dari rasa tidak kompeten. Ketika anak tidak terdorong untuk mengembangkan perasaan kompeten oleh orang tua (karena orang tua sangat dominan atau memanjakan), maka anak akan mengalami kompleks inferioritas dan secara tidak sadar melakukan ritual kompulsif untuk menciptakan wilayah dimana anak dapat menggunakan kendali dan merasa terampil.
D. Gambaran Klinis11
Obsesif dan kompulsi memiliki ciri tertentu secara umum:
Suatu gagasan atau impuls yang memaksakan dirinya secara bertubi-tubi dan terus-menerus ke dalam kesadaran seseorang.
Suatu perasaan ketakutan yang mencemaskan Obsesi dan kompulsi adalah ego-alien, yaitu dialami
sebagai suatu yang asing bagi pengalaman seseorang tentang dirinya sendiri sebagai makhluk psikologis.
Orang biasanya menyadarinya sebagai mustahil dan tidak masuk akal.
Dorongan yang kuat untuk menahannya.
Gangguan obsesif-kompulsif memiliki empat pola gejala yang utama:
1. Kontaminasi2. Keragu-raguan3. Pola dengan semata-mata pikiran
obsesional yang mengganggu tanpa suatu kompulsi. obsesi tersebut biasanya berupa pikiran berulang akan suatu tindakan seksual atau agresi yang dicela oleh pasien
4. Simetrisitas atau ketepatan, yang dapat menyebabkan perlambatan kompulsi
E. DiagnosisPedoman diagnosis menurut PPDGJ III: Untuk menegakkan diagnosis pasti,
gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut.
Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita
Gejala-gejala obsesif harus mencakup hal-hal berikut: Harus disadari sebagai pikiran atau impuls diri sendiri. Sedikitnya ada satu pikiran atau tindakan yang tidak
berhasil dilawan, meskipun ada lainnya yang tidak lagi dilawan oleh penderita.
Pikiran untuk melakukan tindakan tersebut di atas bukan merupakan hal yang memberi kepuasan atau kesenangan (sekedar perasaan lega dari ketegangan atau anxietas, tidak dianggap sebagai kesenangan seperti dimaksud di atas.
Gagasan, bayangan pikiran, atau impuls tersebut harus merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (unpleasantly repetitive).
Ada kaitan erat antara gejala obsesif, terutama pikiran obsesif dengan depresi.Diagnosis gangguan obsesif kompulsif ditegakkan hanya bila tidak ada gangguan depresif pada saat gejala obsesif kompulsif tersebut timbul. Bila dari keduanya tidak ada yang menonjol, maka baik menganggap depresi sebagai diagnosis yang primer
Gejala obsesif ”sekunder” yang terjadi pada gangguan skizofrenia, sindrom Tourette, atau gangguan mental organik, harus dianggap sebagai bagian dari kondisi tersebut.
F42.0 Predominan Pikiran Obsesif atau PengulanganPedoman Diagnostik
Keadaan ini dapat berupa gagasan, bayangan pikiran, atau impuls (dorongan perbuatan), yang sifatnya mengganggu (ego alien)
Meskipun isi pikiran tersebut berbeda-beda, umumnya hampir selalu menyebabkan penderitaan (distress)
F42.1 Predominan Tindakan Kompulsif ( obsesional ritual)Pedoman Diagnostik
Umumnya tindakan kompulsif berkaitan dengan kebersihan (khususnya mencuci tangan), memeriksa berulang untuk meyakinkan bahwa suatu situasi yang dianggap berpotensi bahaya terjadi, atau masalah kerapian dan keteraturan.
Hal tersebut dilatarbelakangi perasaan takut terhadap bahaya yang mengancam dirinya atau bersumber dari dirinya, dan tindakan ritual tersebut merupakan ikhtiar simbolik dan tidak efektif untuk menghindari bahaya tersebut.
Tindakan ritual kompulsif tersebut menyita banyak waktu sampai beberapa jam dalam sehari dan kadang-kadang berkaitan dengan ketidakmampuan mengambil keputusan dan kelambanan.
F42.2 Campuran Pikiran dan Tindakan ObsesifPedoman Diagnostik
Kebanyakn dari penderita obsesif kompulsif memperlihatkan pikiran obsesif serta tindakan kompulsif. Diagnosis ini digunakan bialmana kedua hal tersebut sama-sama menonjol, yang umumnya memang demikian.
Apabila salah satu memang jelas lebih dominan,sebaiknya dinyatakan dalam diagnosis F42.0 atau F42.1. hal ini berkaitan dengan respon yang berbeda terhadap pengobatan. Tindakan kompulsif lebih respondif terhadap terapi perilaku.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat keadaan umum pasien, dan penilaian psikis dilakukan untuk menyingkirkan kelainan jiwa lainnya.
F. Diagnosis Banding1. Kondisi medis Sejumlah gangguan kesehatan primer dapat
menghasilkan sindrom yang sangat mirip dengan OCD
Sydenham 's chorea dan penyakit Huntington Hal ini juga harus dicatat bahwa OCD sering
berkembang sebelum usia 30 tahun, dan baru-onset OCD pada individu yang lebih tua harus meningkatkan pertanyaan tentang kontribusi neurologis potensi gangguan tersebut.
2. Tourette Disorder Dalam bentuk klasik, sindrom tourette dikaitkan dengan pola tics vokal dan motor berulang yang dikenakan hanya kemiripan sedikit untuk OCD
3. Kondisi kejiwaan lainnya- Kunci untuk OCD membedakan dari psikosis
adalah (1) pasien dengan OCD dapat hampir selalu mengakui sifat tidak masuk akal dari gejala mereka, dan (2) penyakit psikotik yang biasanya dikaitkan dengan sejumlah fitur lain yang tidak karakteristik OCD
G. TerapiFarmakoterapi Serotonin Reuptake Inhibitor-Spesifik
Masing-masing dari SSRI yang tersedia "fluoxetine (Prozac), fluvoxamine (Luvox), paroxetine (Paxil), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa) telah disetujui oleh US Food and Drug Administration (FDA ) untuk pengobatan OCD. Dosis yang lebih tinggi sering kali diperlukan untuk efek yang menguntungkan, seperti 80 mg hari fluoxetine
ClomipramineClomipramine adalah obat pertama untuk disetujui FDA untuk pengobatan OCD. Dosis yang harus dititrasi ke atas lebih dari 2 sampai 3 minggu untuk menghindari efek samping berupa sedasi, hipotensi, disfungsi seksual dan efek samping antikolinergik, seperti mulut kering. Clomipramine biasanya dimulai dengan dosis 25 sampai 50 mg sebelum tidur.Seperti dengan SSRI, hasil terbaik dari kombinasi obat dan terapi perilaku.
Terapi perilakuTerapi tingkah laku ini dimulai dengan pasien membuat daftar tentang obsesinya kemudian diatur sesuai hierarki mulai dari yang kurang membuat cemas sampai yang paling membuat cemas. Dengan melakukan paparan berulang terhadap stimulus diharapkan akan menghasilkan kecemasan yang minimal karena adanya habituasi
Teknik terapi perilaku yang dianjurkan pada anak dan remaja:
Latihan relaksasi Pasien diminta untuk berpikir dan bersikap rileks dan kemudian pasien diminta untuk memikirkan pikiran obsesi masuk dalam alam sadar. Ketika pikiran obsesi muncul, maka terapi akan meminta pasien untuk menghentikan pemikiran itu, misalnya dengan cara memukul maja, atau menarik tali elastic yang diikatkan pada tangan. Hal ini dilakukan di rumah atau di mana saja.
Response prevention techniqueMula-mula didapatkan dulu rangsangan (stimulus) atau pencetus yang menyebabkan dorongan untuk melakukan tindakan kompulsif. Jika rangsangan kompulsif muncul maka pasien secara aktif diberanikan untuk melawan tingkah laku kompulsif, sering dengan mengalihkan perhatian pasien sehingga tindakan kompulsif tidak mungkin dilakukan misalnya dengan memukul meja.
Penurunan kecemasanTujuan dari terapi ini untuk menghilangkan kecemasan yang menimbulkan gejala obsesif dan kompulsif. Hal ini dilakukan dengan desensitisasi secara sistematik yakni dengan menghadapkan anak atau remaja pada situasi yang menakutkan (misalnya pisau, hal-hal yang kotor, pegangan pintu dan sebagainya) secara pelan-pelan samapai ketakutan dan kecemasan hilang atau tidak ada lagi.
PsikoterapiDengan kontak yang kontinu dan teratur dengan tenaga yang profesional, simpatik, dan mendorong, pasien mungkin mampu untuk berfungsi berdasarkan bantuan tersebut, tanpa hal tersebut gejalanya akan menyebabkna gangguan
Terapi keluarga seringkali berguna dalam mendukung keluarga, membantu menurunkan percekcokan perkawinan yang disebabkan gangguan, dan membangun ikatan terapi dengan anggota keluarga untuk kebaikan pasien
Untuk pasien yang sangat kebal terhadap pengobatan, terapi elektrokonvulsif (ECT) dan bedah psiko (psychosurgery) harus dipertimbangkan. ECT tidak seefektif bedah psiko tetapi kemungkinan harus dicoba sebelum pembedahan.
Prosedur bedah psiko yang paling sering dilakukan untuk gangguan obsesif kompulsif adalah singulotomi, yang berhasil dalam mengobati 25 sampai 30 persen pasien yang tidak responsif terhadap pengobatan lain
PrognosisSuatu prognosis buruk dinyatakan oleh mengalah (bukannya menahan) pada kompulsi, onset pada masa anak-anak, kompulsi yang aneh (bizzare), perlu perawatan di rumah sakit, gangguan depresif berat yang menyertai, kepercayaan waham, adanya gagasan yang terlalu dipegang (overvalued)-yaitu penerimaan obsesi dan kompulsi, dan adanya gangguan kepribadian (terutama gangguan kepribadian skizotipal). Prognosis yang baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik
BAB III KESIMPULAN
Gangguan obsesif kompulsif merupakan sekelompok gejala yang beranekaragam yang ditandai oleh adanya obsesif dan/atau kompulsif
Pedoman diagnosis menurut PPDGJ III, Untuk menegakkan diagnosis pasti, gejala-gejala obsesif atau tindakan kompulsif, atau kedua-duanya, harus ada hampir setiap hari selama sedikitnya dua minggu berturut-turut. Hal tersebut merupakan sumber penderitaan (distress) atau mengganggu aktivitas penderita
Ada beberapa terapi yang bisa dilakukan untuk penatalaksanaan gangguan obsesif – kompulsif antara lain terapi farmakologi(farmakoterapi) dan terapi tingkah laku
Prognosis yang baik ditandai oleh penyesuaian sosial dan pekerjaan yang baik.
TERIMAKASIH
top related