presentasi skripsi
Post on 11-Jul-2015
206 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 1/20
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas danMemenuhi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pada Program Strata Satu Jurusan Teknik Industri
Disusun Oleh :
Khairol Mizan. UsNPM : 0714010005
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 2/20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Industri Latansa agribisnis sudah memproduksikan jamur merang sejak tahun 2009
hingga saat ini masih terus berproduksi dengan produksinya yang kurang meningkat. Untuk ituperlu adanya modifikasi tata letak fasilitas produksi guna meningkatkan hasil produksi jamur
merang. Berbagai persoalan yang terjadi dan dengan melihat masalah yang terjadi, maka penulis
lebih cenderung membuat penelitian ini dengan judul : “Modifikasi Tata Letak Fasilitas
Produksi Jamur Merang Pada Industri Latansa Agribisnis Kabupaten Aceh Besar”.
1.2 Perumusan Masalah
1. Bagaimana cara untuk meningkatkan produksi jamur merang pada Industri Latansa
Agribisnis ?
2. Bagaimana cara memodifikasi tata letak alternatif untuk fasilitas produksi jamur merang
yang lebih baik ?
3. Kendala apa yang dihadapi oleh Industri Latansa Agribisnis dalam memodifikasi tata letak
fasilitas produksi ?
1.3 Tujuan Penelitian1. Guna mengetahui bagaimana cara untuk meningkatkan produksi jamur merang pada Industri
Latansa Agribisnis ?
2. Guna mengetahui bagaimana cara memodifikasi tata letak alternatif untuk fasilitas produksi
jamur merang yang lebih baik ?
3. Guna mengetahui kendala apa yang dihadapi oleh Industri Latansa Agribisnis dalam
memodifikasi tata letak fasilitas produksi ?
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 3/20
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi perusahaan adalah sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta
sebagai bahan informasi dan rekomendasi untuk selanjutnya menjadi referensi bagi
perusahaan untuk mengambil keputusan.
2. Manfaat bagi perguruan tinggi adalah sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya dan
juga sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian
selanjutnya mengenai fasilitas produksi.
3. Manfaat bagi mahasiswa adalah sebagai pengalaman dibidang akademis dalam
pemecahan masalah yang dihadapi perusahaan dan sebagai bahan wacana keilmuan
dalam penerapan teori yang ada.
1.5 Batasan Penelitian
Agar pembahasan penelitian yang dilakukan terarah dan tidak menyimpang dari
tujuan yang ingin dicapai, maka penelitian yang dilakukan pada modifikasi tata letak
fasilitas produksi jamur merang.
1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mencapai tujuan sebagaimana yang di harapkan, maka penulisan ini di bagidalam lima bab dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah,
Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Batasan Masalah, dan Sistematika
Penulisan.
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 4/20
Lanjutan BAB II STUDI KEPUSTAKAAN
Berisi tentang teori-teori yang mendasari penelitian dan penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Teori-teori ini untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi.BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini mencakup Objek Penelitian dan Jenis Data, Metode Pengumpulan
Data dan Metode Analisis Data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Menggambarkan tentang subyek penelitian dengan disertai kondisi nyatapada tempat penelitian berlangsung, dan mengemukakan hasil pengolahan
atau analisis data hasil penelitian dengan upaya pemecahan masalah atau
tindakan terjadi sehingga mencapai perubahan yang diharapkan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Menyimpulkan hasil penelitian sesuai dengan tujuan/masalah penelitian
yang telah disampaikan sebelumnya serta dengan berdasarkan hasil analisa
yang diperoleh pada bab IV, dan memberikan saran dan tindak lanjut
berdasarkan kesimpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif
maupun negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 5/20
BAB IISTUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Pengertian Modifikasi
Modifikasi adalah cara merubah bentuk sebuah barang dari yang kurang
menarik menjadi lebih menarik tanpa menghilangkan fungsi aslinya, serta
menampilkan bentuk yang lebih bagus dari aslinya.
2.2 Definisi Modifikasi Tata Letak
Menurut Hendrarto (2008), “Modifikasi tata letak dilakukan untuk
mendapatkan hasil tata letak yang terbaik dan layak secara teknis maupun ekonomi.
Untuk mendapatkan modifikasi tata letak yang terbaik maka dilakukan dengan caramembangkitkan alterntatif-alternatif tata letak yang mungkin terjadi”.
2.3 Tujuan Modifikasi Tata Letak Fasilitas Produksi
1. Menaikkan Output Produksi, suatu tata letak pabrik yang baik akan memberikan
keluaran (output) yang lebih besar dengan ongkos yang sama atau lebih sedikit
dengan jam kerja manusia dan mesin yang lebih kecil.
2. Mengurangi Waktu Tunggu (Delay), tata letak yang terkoordinir dan terencana
dengan baik akan dapat mengurangi waktu tunggu yang diakibatkan jarak ataupun
waktu tempuh antar departemen.
3. Mengurangi Proses Pemindahan Bahan (material handling), untuk merubah
bahan baku menjadi produk jadi, akan memerlukan aktifitas pemindahan
(movement) sekurang-kurangnya satu dari tiga elemen dasar sistem produksi
yaitu: bahan baku, orang/pekerja, dan mesin/peralatan produksi.
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 6/20
2.4 Faktor-Faktor Terjadinya Modifikasi
1. Terjadinya perubahan desain produk secara terus-menerus.
2. Adanya perubahan volume permintaan.
3. Penggantian fasilitas agar selalu baru (up to date).
4. Adanya penambahan produk baru.
5. Adanya kondisi lingkungan kerja yang tidak memuaskan.
6. Resiko kecelakaan kerja dalam proses produksi.
7. Kebutuhan akan penghematan biaya.
8. Mendukung pergeseran/perluasan lokasi pasar produk perusahaan.
2.5 Pengertian Tata Letak Fasilitas
Menurut Ampuh Hadiguna (2008 : 7), “Tata letak fasilitas dapat
didefinisikan sebagai kumpulan unsur-unsur fisik yang diatur mengikuti
aturan atau logika tertentu. Tata letak fasilitas merupakan bagianperancangan fasilitas yang lebih fokus pada pengaturan unsur-unsur
fisik. Unsur-unsur fisik dapat berupa mesin, peralatan, meja, bangunan
dan sebagainya. Aturan atau logika pengaturan dapat berupa ketetapan
fungsi tujuan misalnya total jarak atau total biaya perpindahan bahan”.
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 7/20
Menurut Yenny (2007), “Tata Letak Fasilitas adalah suatu pekerjaan,
perencanaan, atau pelaksanaan untuk mengkombinasikan manusia, peralatan,
bahan baku, dan semua pelayanan pembantu (supporting service) dalam usaha
mencapai susunan yang optimal agar dapat menghasilkan penempatan yangefektif dan efesien”.
2.6 Tipe-Tipe Tata Letak Fasilitas
1. Tata letak produk ( product layout)
Tata letak produk umumnya digunakan untuk pabrik yang memproduksi satu
macam produk atau kelompok produk dalam jumlah yang besar dan waktu
produksi yang lama.
2. Tata Letak Proses ( Process Layout)
Tata letak berdasarkan proses merupakan metode pengaturan dean
penempatan fasilitas dimana fasilitas yang memiliki tipe dan spesifikasi sama
ditempatkan kedalam satu departemen.
3. Tata Letak Lokasi Tetap ( Fix Potition Layout)
Tata letak tipe demikian mengondisikan bahwa yang tetap pada posisinya
adalah material, sedangkan fasilitas produksi seperti mesin, peralatan, serta
komponen-komponen pembantu lainnya bergerak menuju lokasi material
atau komponen produk utama.
Lanjutan
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 8/20
2.7 Pola Aliran Bahan
Menurut Ampuh Hadiguna (2008 : 33), “Dalam lingkungan aliran bahan,
pertimbangan kritis yang perlu diperhatikan adalah pola umum aliran bahan. Pola
umum aliran bahan dapat dipandang dari beberapa perspektif, yaitu aliran bahanpada stasiun kerja mandiri, aliran bahan pada departemen dan aliran bahan antar
departemen”.
Pola umum aliran bahan untuk proses produksi umumnya dibedakan atas
lima pola, yaitu :
1. Bentuk Garis Lurus (Straight line), dapat dipakai jika proses produksi
berlangsung singkat, relatif sederhana, jarak perpindahan pendek dan hanya
terdiri atas beberapa komponen atau peralatan produksi sedikit.
2. Bentuk Zig-zag (Serpentine atau S-Shaped ), sangat baik diterapkan bila
aliran proses produksi lebih panjang dari pada panjang area yang tersedia.
3. Bentuk U (U-Shaped ), keterbatasan luas lantai yang tersedia.
4. Bentuk Melingkar (Circular ), diterapkan bila bertujuan mengambilkan
material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung.
5. Bentuk Tak Menentu (Odd angle), sering ditemui pada pabrik-pabrik yang
ada dengan tujuan memeroleh lintasan produksi yang pendek antar kelompok
dari wilayah berdekatan.
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 9/20
BAB IIIMETODELOGI PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Industri Latansa Agribisnis Budidaya Jamur
Merang Gampong Menasah Baro Kecamatan Ingin Jaya Kabupaten Aceh Besar.
3.2 Objek Penelitian
Yang menjadi objek pada penelitian ini yang berhubungan dengan tata
letak fasilitas produksi jamur merang pada Industri Latansa Agribisnis.
3.3 Metode Pengumpuian Data
1. Metode Pengamatan (Observasi), adalah alat pengumpulan data yang
dilakukan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang
diselidiki (Narbuko, 2008 : 70).
2. Metode Wawancara ( Interviu), adalah proses tanya-jawab dalam penelitian
yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan (Narbuko, 2008 : 83).
3.4 Agenda Penelitian
Survey Keperusahaan, Pengumpulan data Perusahaan, Wawancara dengan
Pimpinan Perusahaan, Pengolahan data, Evaluasi hasil pengolahan data dan
Sidang.
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 10/20
3.5 Metode Analisis Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2005), “Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status
suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan”.
Metode yang digunakan dalam penelitian modifikasi tata letak fasilitas
produksi jamur merang ini adalah metode deskriptif yang analisisnya dilakukan
dengan teknik rekayasa.
3.5.1 Metode Analisis Data
Sistem tata letak yang sudah ada akan diamati dengan tiga kriteria
pengamatan yaitu , pada jarak antar departemen, biaya pemindahan bahan
dan waktu proses produksi.
3.5.2 Modifikasi Tata Letak
Modifikasi tata letak dilakukan untuk mendapatkan hasil tata letak
yang terbaik dan layak secara teknis maupun ekonomi.3.5.2 Asumsi Sistem Tata Letak
Asumsi yang digunakan dalam evaluasi dan modifikasi tata letak
fasilitas produksi jamur merang adalah : tidak ada proses pemindahan
bahan dalam satu area kerja dan hasil evaluasi dari tata letak yang sudah
ada, akan dijadikan sebagai dasar modifikasi tata letak selanjutnya.
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 11/20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Proses Produksi Pembuatan Media Tanam Jamur Merang
Analisis tata letak pabrik dimulai pada tata letak yang sudah
ada. Proses analisis dilakukan pada petani jamur merang LatansaAgribisnis. Kapasitas produksi yang telah dicapai oleh petani jamur
Latansa Agribisnis sampai saat ini belum stabil, panen pertama
pada setiap kumbung biasanya mencapai 10 – 20 Kg per hari,
selanjutnya hasil panen meningkat mencapai 25 – 35 Kg per hari
dan di akhir-akhir masa panen, hasil panen kembali menurunmencapai 20 – 10 Kg per hari.
L
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 12/20
Untuk menghasilkan jamur merang harus melewati proses produksi
yang dibagi dalam beberapa tahap.
Gambar 4.1
Tata Letak Awal Produksi Jamur MerangIndustri Latansa Agribisnis Kabupaten Aceh Besar
Sumber : Industri Latansa Agribisnis budidaya jamur merang
Kabupaten Aceh Besar (2010).
Lanjutan
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 13/20
4.2 Tata Letak Fasilitas Produksi Jamur Merang Latansa Agribisnis
Tata letak suatu pabrik yang terencana dengan baik akan menentukan efisiensi dan
menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan dalam bekerja. Tata letak pada usaha budi
daya jamur di daerah Aceh Besar belum terencana dengan baik sehingga menimbulkan
permasalahan. Dilihat dari tata letak awal ada aktivitas yang jaraknya cukup jauh sehingga
membutuhkan waktu yang cukup lama.
4.2.1 Jarak Pemindahan Bahan
Jarak aliran bahan dari satu area ke area yang lain sebelum di modifikasi
pada Industri Latansa Agribisnis budi daya jamur merang :
Sumber : Industri Latansa Agribisnis budidaya jamur merang Kabupaten Aceh Besar (2011).
No Aliran Pemindahan Bahan Jarak (m) Ket
1. Tempat Bahan Baku Ke Bak Perendaman 1
2. Bak Perendaman Ke Tempat Fermentasi 1 10
3. Bak Perendaman Ke Tempat Fermentasi 2 6
4. Bak Perendaman Ke Tempat Fermentasi 3 1
5. Tempat Fermentasi 1 Ke Kumbung 1 4,50
6. Tempat Fermentasi 1 Ke Kumbung 2 1,40
7. Tempat Fermentasi 2 Ke Kumbung 2 3,50
8. Tempat Fermentasi 2 Ke Kumbung 3 1,40
9. Tempat Fermentasi 3 Ke Kumbung 3 2
10. Tempat Fermentasi 3 Ke Kumbung 4 1,40
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 14/20
4.2.2 Aliran Bahan
Proses aliran bahan yang selama ini masih berbentuk pola aliran bentuk
S (S-Shape). Pola aliran proses ini sangat baik diterapkan bila aliran proses
produksi lebih panjang dibandingkan dengan luas area kerja yang tersedia dan
dapat mengatasi segala keterbatasan area kerja dan ukuran bangunan yang
sudah ada, Apple, James M (1990 : 122).
Jumlah aliran bahan yang terjadi selama proses produksi terdapat 3
buah yaitu dari tempat penumpukan bahan baku ke bak perendaman, dari bak
perendaman ke tempat fermentasi, dari tempat fermentasi ke tempat
penanaman jamur.
4.2.3 Pemindahan BahanUntuk pemindahan merang dari tempat perendaman diangkut dengan
gerobak sorong yang kapasitasnya 400 kg yang dikerjakan oleh 1 orang pekerja
dengan kemampuan angkut gerobak 150 kg, maka untuk mencapai 1200 kg /
400 ikat jerami kering, pekerja tersebut harus melakukan pemindahan bahan
sebanyak 8 kali dengan jarak 10 meter dari tempat perendaman bahan baku ke
tempat fermentasi 1 dan memakan waktu selama 40 menit untuk menyelesaikan.
4.2.4 Biaya Pemindahan Bahan
Menurut Andriantantri, Emmalia (2008 : C-46) “Untuk menyelesaikan
permasalahan material handling pada tata letak awal, maka model jarak yang
dipergunakan untuk menghitung jarak material handling adalah model
Rectilinier Distance”.
L
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 15/20
Biaya pemindahan bahan yang terjadi pada tata letak awal (intial
layout) Industri Latansa Agribisnis adalah :
4.2.5 Peta Aktivitas Aliran Bahan ( Flow Activity Chart)
Peta aktivitas proses aliran bahan dari tata letak awal dan hasil
modifikasi digambarkan dalam sebuah peta aliran. Pada peta aliran ini dapat
dilihat perbedaan antara peta aktivitas aliran bahan tata letak awal dengan tata
letak hasil modifikasi.
4.2.6 Modifikasi Tata Letak Produksi Jamur Merang
Modifikasi tata letak pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan
komputer. Program yang digunakan adalah Microsoft Office Visio 2003, untuk
membuat sketsa tata letak awal serta sketsa tata letak modifikasi.4.3 Hasil Modifikasi Tata Letak Produksi
Perbandingan tata letak akan dilihat pada jarak antar bangunan dan waktu, serta
kelancaran pergerakan perpindahan material sehingga diperoleh suatu aliran bahan dan
kondisi kerja yang teratur, aman dan nyaman, sehingga mampu menunjang upaya
pencapaian tujuan pokok perusahaan.
Lanjutan
L
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 16/20
Tata letak hasil modifikasi ini menggunakan pola aliran bentuk Garis
Lurus karena proses produksinya pendek, relatif sederhana dan mengandung
sedikit komponen atau beberapa peralatan produksi, Apple, James M (1990 :
121).
Gambar 4.2
Tata Letak Hasil Modifikasi Produksi Jamur Merang
Industri Latansa Agribisnis Kabupaten Aceh Besar
Lanjutan
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 17/20
Jarak aliran bahan dari satu area ke area yang lain sebelum di
modifikasi pada Industri Latansa Agribisnis budi daya jamur merang :
No Aliran Pemindahan BahanJarak
(m)Ket
1. Tempat Bahan Baku Ke Bak Perendaman 1
2. Bak Perendaman Ke Tempat Fermentasi 1 1
3. Bak Perendaman Ke Tempat Fermentasi 1 1
4. Tempat Fermentasi 1 Ke Kumbung 1 1,40
5. Tempat Fermentasi 1 Ke Kumbung 2 1,40
6. Tempat Fermentasi 2 Ke Kumbung 3 1,40
7. Tempat Fermentasi 2 Ke Kumbung 4 1,40
Lanjutan
L
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 18/20
Biaya pemindahan bahan yang terjadi pada tata letak fasilitas produksi
Industri Latansa Agribisnis setelah dimodifikasi dapat dihitung dengan cara
sebagai berikut :
Dari hasil modifikasi jarak material handling antara bak perendamandengan tempat fermentasi 1 telah terjadi pengurangan jarak sebesar 9 meter,
serta dari tempat fermentasi 1 ke kumbung 1 juga terjadi pengurangan jarak
sebesar 3,10 meter dari tata letak awal.
Hasil perhitungan biaya pemindahan bahan pada tata letak awal, upah
yang didapat oleh pekerja per meter yaitu : Rp. 2.557,-. Sedangkan padaperhitungan biaya pemindahan bahan tata letak modifikasi, upah yang didapat
oleh pekerja per meternya lebih besar yaitu : Rp. 6.711,-.
Waktu proses produksi dari tempat perendaman bahan baku ke tempat
fermentasi 1 juga terjadi penurunan selama 20 menit dari pada waktu proses
produksi sebelumnya 40 menit untuk menyelesaikan fermentasinya.
Lanjutan
5/11/2018 Presentasi Skripsi - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/presentasi-skripsi-55a0cf4d9dd5f 19/20
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Jarak material handling dari bak perendaman ke tempat fermentasi 1 telah berkurang sebesar 9
meter, serta dari tempat fermentasi 1 ke kumbung 1 juga berkurang sebesar 3,10 meter dari tata
letak awal.2. Biaya pemindahan bahan per meter pada tata letak awal dengan jarak 19,55 meter Rp. 2.557,-,
setelah modifikasi jarak pemindahan bahannya menjadi 7,45 meter, biaya per meter Rp. 6.711,-.
Jadi upah yang diterima oleh pekerja per meter lebih besar dari tata letak awal yaitu : Rp. 6.711,-
3. Waktu proses produksi dari tempat perendaman bahan baku ke tempat fermentasi juga terjadi
penurunan selama 20 menit dari pada waktu proses produksi sebelumnya 40 menit untuk
menyelesaikan fermentasinya.
4. Pola aliran bahan pada tata letak awal berbentuk S (S-Shape), pola ini lebih panjang aliran
proses produksinya dibandingkan dengan pola aliran bahan tata letak hasil modifikasi yang
berbentuk Garis Lurus, pola ini proses produksinya lebih pendek, relatif sederhana.
5.2 Saran
1. Sistem kerja harus dibenahi guna menyeimbangi efektif dan efesiensi sehingga mampu
menunjang pencapaian tujuan pokok perusahaan.
2. Perusahaan harus membangun jaringan dengan Lembaga-lembaga terkait dengan Pemerintah
Daerah khususnya.
3. Perusahaan membuat perkiraan bahan baku yang akan dipergunakan dalam satu periode proses
produksi agar dapat menyediakan produk jamur dalam waktu atau periode tertentu secara
kontinue.
4. Limbah hasil produksi jamur merang belum banyak dimanfaatkan, jika memungkinkan ada
penelitian lebih lanjut untuk mengolah hasil limbah tersebut.
top related