presentasi om

Post on 28-Nov-2014

164 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

LEAN MANUFACTURING (JUST IN TIME)

Wandi Prawisnu S (1056059)Wirawan Setiadi (1157053)

Zahrozatul Firdausa (1056063)

JUST IN TIME

Sebuah sistem manajemen terpadu yang merupakan pendekatan berkelanjutan dan penyelesaian masalah secara paksa yang berfokus pada keluaran dan pengurangan

penggunaan persediaan

JUST IN TIME

• Hanya memproduksi apa yang dibutuhkan, bila diperlukan.

• Meniadakan limbah (7 limbah,:- Kelebihan produksi- Antrean- Transportasi- Persedianan- Pergerakan - Proses berlebihan- Produk cacat

Peningkatan Berkesinambungan

Push System Vs Pull Sytem

• Push Sytem (sitem Tarik) adalah sebuah sistem yang menarik unit dimana ia diperlukan dan saat ia diperlukan

• Pull Sytem (sistem dorong) adalah mengalihkan pesanan ke area kerja berikutnya, terlepas dar ketepatan waktunya dan ketersediaan sumbernya.

PERSEDIAAN• Tradisional: persediaan ada dalam masalah kalau

terjadi• Tujuan JIT: Menghilangkan persediaan• Taknik persediaan JIT:

- Menggunakan Sistem tarik- Mengurangi ukuran lot

- Mengurangi waktu penyetelan- Mengembangkan sistem pengiriman JIT

dengan pemasok - Mengirimkan langsung saat akan digunakan

KANBAN SYSTEM

• Bahasa Jepang dari Kartu yang kemudian diartkamn sebagai “isyarat” atau “tanda”, sistem kanban memindahkan bagian-bagian produksi lewat suatu “tarikan” dari suatu isyarat

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban SystemReceiving post

Kanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Storage area

Empty containers

Full containers

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban System

Storage area

Empty containers

Full containers

Receiving postKanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban System

Storage area

Empty containers

Full containers

Receiving postKanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban System

Storage area

Empty containers

Full containers

Receiving postKanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban System

Storage area

Empty containers

Full containers

Receiving postKanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban System

Storage area

Empty containers

Full containers

Receiving postKanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban System

Storage area

Empty containers

Full containers

Receiving postKanban card for product 1

Kanban card for product 2

Fabrication cell

O1

O2

O3

O2

Assembly line 1

Assembly line 2

Figure 8.4 – Single-Card Kanban System

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc. Publishing as Prentice Hall.

The Kanban SystemThe Kanban SystemKAN

BAN

Part Num

ber:1234567Z

Location:Aisle 5Bin 47

Lot Quantity:

6

Supplier:W

S 83

Customer:

WS 116

1. Setiap kontainer harus memiliki tanda (kartu)

2. Perakitan dilakukan dengan menarik dari tahap pembuatan (pull system)

3. Kontainer tidak dapat dipindah Tanpa Kanban

4. Wadah harus berisi nomor yang sama pada tiap bagian

5. Hanya bagian yang baik diteruskan

6. Produksi tidak boleh melebihi otorisasi

Kemitraan JIT• Timbul ketika pemasok dan pembeli bekerja sama dengan

komuinikasi yang terbuka sasarannya adalah untuk

mengurangi sampah (pemborosan) dan biaya.

• Sasaran Kemitraan JIT:

1. Menghilangkan aktivitas yang tidak perlu

2. Menghilangkan perlunya menyimpan persediaan dipabrik

3. Menghilangkan persediaan dalam ditransit

4. Meningkatkan kualitas dan keandalan

Kelebihan penggunaan JIT1. Mengurangi persediaan2. Peningkatan kualitas3. Menurunkan biaya4. Mengurangi persyaratan ruang5. Shorter lead time6. Meningkatkan produktivitas7. Fleksibilitas yang lebih besar8. Lebih baik hubungan dengan pemasok9. Sederhana penjadwalan dan kegiatan pengendalian10. Peningkatan kapasitas11. Sebaiknya menggunakan sumber daya manusia12. Lebih berbagai produk

Faktor penentu keberhasilan JIT

• Layout• Persediaan• Penjadwalan• Kualitas• Pemberdayaan Karyawan• Pemeliharaan preventif

JURNAL

• Method For Assessing JIT Effectiveness

Prosedur audit JIT

• Prosedur ini memonitor 77 item yang dibagi menjadi 5 grup

• Area 1-4 adalah representasi dari input dan area 5 adalah output

• Pertanyaan dalam area pertama dirancang untuk menilai tingkat penggunaan sistem teknik JIT manufaktur

• Kedua tentang kaitannya dengan hubungan dengan supplier

• Ketiga kaitannya dengan manajemen sumber daya manusia di lingkungan JIT

• Keempat kaitannya dengan kualitas dan kehandalan sistem yang digunakan

• Kelima adalah daftar yang mengidentifikasi bagaimana JIT mempengaruhi lingkungan manufaktur dan kinerja produktivitas.

Prosedur skoring

• Skala – Semua unsur diadopsi = 4– Sebagian besar unsur diadopsi = 3– Hanya beberapa unsur diadopsi = 2– Tidak ada elemen yang diadopsi = 1

– O

Input score = (summation of all scores areas 1-4) x 100

(240)

Output score = (summation area 5) x 100

(68 x 100)

• Manufacturing systems 1 2 3 4• 1. Production simplification ■ ■ ■ ■• 2. Production smoothing ■ ■ ■ ■• 3. Use of MRP (MRP II) for internal capacity planning and vendor scheduling 4. Use ■ ■ ■ ■

master production scheduling in order to stabilize the factory at 95 per cent accuracy 5. ■ ■ ■ ■Replanning of master schedule at regular intervals 6. Forecasting production ■ ■ ■ ■requirements 7. Use of cellular manufacturing system 8. Use of standard ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■pallets/containers for delivery and use around the factory 9. Instant availability of ■ ■ ■ ■manufacturing engineering in production area 10. Inspection processes in plants to ■ ■ ■ ■identify abnormalities in the manufacturing systems 11. Installation of “Andon” (line-■ ■ ■ ■stop alarm light) in the shop floor 12. Delegation of authority to operators to stop ■ ■ ■ ■production line or machinery whenever a defect is observed 13. Installation of slogans ■ ■ ■ ■and notices which keep workforces informed 14. Setting standard of times for each ■ ■ ■ ■operation 15. Setting standard of times for set-up times 16. Introduction of ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■“pull” system scheduling (kanban) 17. Reduction of number of kanbans to a minimum ■ ■ ■ ■

18. Material delivery to point of usage of components and materials 19. ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■Minimization of buffer stocks 20. Balancing in monthly production to demand and sales ■ ■ ■ ■

21. Reduction in order quantities 22. Usage of daily production quotas ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ 23. Emphasis on elimination of all non-value adding activities 24. Appropriate ■ ■ ■ ■ ■ ■

work instruction 25. Poster giving in the shop floor to warn safety information ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ 26. Simplification accounting procedures 27. Harmonization of financial and JIT ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■ ■

• A: 75 - 100 very much above average B: 5 0-75 above average C: 25 - 50 below average D: 0 - 25 insufficient input

• Perusahaan yang menerapkan sistem JIT harus berusaha untuk mendapatkan grade A atau setidaknya B,dan nilai output pun sama.

top related