ppt pbl blok 21

Post on 17-Feb-2016

276 Views

Category:

Documents

9 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Diabetes Melitus Tipe 2

TRANSCRIPT

Diagnosis dan Tatalaksana Diabetes Melitus Tipe 2 pada

Orang DewasaNevy Olianovi – 102013101 - E9

Skenario 3Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang ke dokter untuk berkonsultasi karena merasa semakin lemas sejak 2 minggu yang lalu. Pasien memiliki riwayat diabetes sejak 5 tahun yang lalu dan minum metformin serta glibenklamid secara teratur.

Rumusan MasalahLaki-laki berumur 35 tahun datang dengan rasa semakin lemas sejak 2 minggu lalu serta mempunyai riwayat diabetes sejak 5 tahun lalu dan minum obat dengan teratur.

RM

Epidemiologi Anam

nesis

Pemeriksaan Fisik

Etiologi

Patofisiolog

i

Patologi

Diagnosis

Manifestasi Klinis

Komplikasi

Pemeriksaan Penunj

ang

Penatalaksanaa

n

Mind M

ap

AUTO-ANAMNESISANAMNESIS

Laki-laki usia 35 tahun

• Banyak makan, minum, kencing?• Penurunan BB yg tidak jelas?• Mata terlihat buram atau penglihatan ganda?• Sering kesemutan?• Luka di kaki dan penyembuhan lama?• Batuk >3 minggu?

Riwayat diabetes sejak 5 tahun

Semakin lemas sejak 2 minggu

yang lalu

Minum metformin dan glibenklamid

secara teratur

• Pola makan → makan makanan manis?• Olahraga sehari-hari?• Kebiasaan merokok?• Konsumsi minuman beralkohol?

Identitas Keluhan Utama Riw. Penyakit Sekarang

Riw. Pribadi & Sosial

Riw. Penyakit Dahulu

Riw. pengobatan

Ada riwayat diabetes melitus?

Riw. Penyakit Keluarga

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum Tanda Vital Inspeksi:

Kulit Otot Lesi kulit terutama pada kaki

Palpasi: Suhu kulit Pulsasi arteri dorsalis pedis & arteri tibialis posterior Sensibilitas monofilament (neurologis) Reflek

Pemeriksaan Fisik

Menilai obesitas

 Indeks Massa Tubuh (IMT)

Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital Suhu (36-37oC): normal Tekanan darah: 120/80 mmHg Frekuensi nadi: 88x/menit Frekuensi pernapasan: 16x/menit

IMT: 22,5 kg/m2 Pada lipatan leher dan ketiak terlihat

hiperpigmentasi

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium

Gula Darah Sewaktu (GDS)

Gula Darah Puasa (GDP) Tes Toleransi Glukosa

Oral (TTGO) Hemoglobin A1c

(HbA1c) Homeostatic Model

Assessment-Estimated Insulin Resistance (HOMA-IR)

Hemoglobin A1c (HbA1c)

Pemeriksaan

Diagnosis

Normal Prediabetes Diabetes Melitus

Gula Darah• GDS mg/dL mg/dL mg/dL

Plasma venous < 110 110 – 199 ≥ 200

Capillary < 90 90 – 199 ≥ 200

• GDP mg/dL mg/dL mg/dL Plasma

venous < 110 110 – 125 ≥ 126 Capillar

y < 90 90 – 109 ≥ 110HbA1c < 5,6% 5,7-6,4% ≥ 6,5%

TTGO < 140 mg/dL

140-199 mg/dL

> 200 mg/dL

HOMA IR < 2,60 2,60-3,80 > 3,80

Pemeriksaan Penunjang

→ 252 mg/dL

→ 10%

→ 8

Diagnosis Kerja

Diabetes Melitus Tipe 2 Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu >

200 mg/dL Atau, gejala klasik DM + glukosa plasma

puasa > 126 mg/dL Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200mg/dL

Diagnosis Banding Paramet

er DM tipe 1 DM tipe 2 MODY LADA

Patologi

Kerusakan B sel (autoimun)

biasanya mengarah pada

defisiensi insulin yang

absolut.

Resistensi insulin diikuti

kelainan sekresi dan

produksi glukosa

berlebihan oleh hati

Kelainan genetik pada

sel Beta. Terjadi

peningkatan ambang sekresi insulin

Kerusakan Sel B pada usia

dewasa disebabkan oleh auto

imun

Usia Anak-anak, Dewasa muda

Dewasa lanjut, orang

tua< 25 tahun > 30 tahun

IMT pada awal Normal Obesitas Normal Normal

Riwayat Keluarga ++ + +++ +

Diagnosis Banding Paramete

r DM tipe

1DM tipe

2 MODY LADA

Sekresi Insulin Turun Naik ->

turun Turun Normal -> Turun

Manifestasi Klinis

Gejala Klasik dengan gejala tambahan lainnya

Faktor imunologi Autoimun - Dominan

autosom Autoimun

Faktor Lingkunga

n- ++ - +

Manifestasi Klinik

Epidemiologi

Epidemiologi

Etiologi & Faktor Resiko Kelainan sekresi dan kerja insulin Dewasa lanjut, orang tua BB lebih besar 120% dari berat badan ideal Riwayat keluarga diabetes tipe 2 pada seorang

saudara tingkat pertama. Hipertensi (>140/90 mm Hg) atau dislipidemia

(high-density lipoprotein [HDL] tingkat kolesterol <40 mg / dL atau tingkat trigliserid >150 mg / dL).

Riwayat diabetes melitus gestasional atau melahirkan bayi dengan berat lahir ≥ 4000 gram.

Patofisiologi

Komplikasi• Ketoasidosis

diabetik• Hiperosmolar non-

ketosis• Hipoglikemia

Akut• Makroangiopati

• Infark miokard• Stroke• Gangren

• Mikroangiopati• Retinopati

diabetika• Nefropati

diabetika• Neuropati

diabetika

Kronik

Penatalaksanaan Medikamentosa  Cara Kerja Dosis

Efek Samping Utama

Sulfonilurea(Klorpropamid)

Meningkatkan sekresi insulin250-500 mg

BB naikHipoglikemik

MetforminMenekan produksi glukosa dan menambah sensitivitas terhadap insulin

0,5-3 mg

Diare, DispepsiaAsidosis laktat

Tiazolidindion(Rosiglitazone)

Menambah sensitivitas terhadap insulin

4-8 mg Edema

SitaglipinMemperpanjang masa kerja GLP-1 sehingga membantu menurunkan hiperglikemia

100-200 mg

Edema

Insulin Menekan produksi glukosa hati, stimulasi pemanfaatan glukosa

15-16 unit

HipoglikemikBB naik

Penatalaksanaan Non-Medikamentosa1. EDUKASI Menjelaskan perjalanan penyakit DM, Terapi farmakologis dan non farmakologis serta

target perawatan, Batasan makanan yang diperbolehkan, Cara pemantauan glukosa mandiri, Cara mengatasi keadaan gawat darurat seperti

rasa sakit atau hipoglikemik, Pentingnya latihan jasmani teratur Pentingnya perawatan kaki Hentikan kebiasaan merokok karena dapat

memperberat komplikasi kardiovaskular dari DM tipe 2.

Terapi Gizi MedisKarbohidratSeratLemakProtein: 10-20% dr total kaloriNatrium: <3000 mg = 6-7 gr = 1sdtPemanis Alternatif

60-70% daritotal kalori20-25% dari

total kalori

20-25 gr/1000 kkal/hari

Piramida Makanan Diabetes

Latihan Jasmani

Baik Sedang Buruk

GDSGDPP 2 jam

80-<10080-144

100-125145-179

126180

hbA1c <6.5 6.5-8 >8Kolesterol TotalLDLHDL

<200<100♂: >40 ♀: >50

200-239100-129

240130

TG <150 150-199 200BMI 18.5- <23 23-25 >25TD 130/80 >130/40/>80-90 >140/90

KRITERIA PENGENDALIAN DM

Pencegahan Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan tersier

Pencegahan komplikasi diabetes, yang pada konsensus dimasukan ke dalam pencegahan sekunder

Mencegah berlanjutnya komplikasi untuk tidak menuju kerusakan organ atau penyakit organ

Mencegah timbulnya kecacatan disebabkan oleh kegagalan organ atau jaringan

PrognosisPrognosis pasien bervariasi tergantung pada keadaan dan kepatuhan pasien. Umumnya apabila pasien terkontrol baik memiliki prognosis yang baik sehingga kualitas dan kuantitas hidup dapat lebih membaik.

KesimpulanDiabetes Melitus tipe 2 merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia) dan disertai gejala utama yaitu polidipsi, poliuri, dan polifagia. Penatalaksanaan Diabetes Melitus tipe 2 disebut sebagai 4 pilar yang terdiri atas edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan pemberian obat-obatan untuk menurunkan kadar glukosa darah (obat hipoglikemik oral atau OHO maupun insulin).

top related