ppt metodologi
Post on 07-Feb-2016
54 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Gagasan atau ide merupakan suatu abstraksi yang dibuat oleh inteleks atas apa yang diamati dengan menggunakan alat indra.
Konsep bisa berbentuk abstraksi generalisir dari hal-hal khusus
Konsep memiliki beberapa manfaat, yakni: (1) klasifikasi informasi; (2) identifikasi masalah; (3) mengulang pola serupa; (4) memecahkan masalah; (5) penjelasan detail; (6) membantu manusia lebih cermat; (7) konotasi negatif; dan (8) penghubung berbagai disiplin
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Kamus Besar Bahasa Indonesia menunjukkan bahwa proposisi adalah “... ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal, atau dibuktikan benar-tidaknya”
Proposisi atau keputusan memiliki kaitan dengan konsep. Sebab, proposisi menggabungkan beberapa konsep dalam bentuk suatu pernyataan yang berisikan hubungan antara subjek dan predikat. Hubungan ini dapat bersifat mengiakan/ membenarkan/ mengakui atau dapat pula sebaliknya, yakni mengingkari/menyangkal.
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Hipotesis adalah pernyataan atau proposisi yang diterima secara sementara atau bersifat tentatif untuk diuji kebenarannya lewat penelitian.
Dalam hipotesis ada variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah faktor, hal atau unsur yang dianggap dapat menentukan variabel lainnya – variabel terikat. Variabel terikat gejala yang muncul atau berubah dalam pola yang teratur dan bisa diamati, atau karena berubahnya variabel lain
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Hukum (dalil) meruapakan pernyataan realita yang umumnya dalam bentuk hubungan atau rumusan antara beberapa variabel yang didapat secara induktif ataupun deduktif yang telah teruji kebenarannya
Pernyataan umum yang dipakai untuk membuat penjelasan deduktif-nomologis yaitu:Generalisasi HukumPostulat AksiomaTeorema
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Kata teori berasal dari bahasa Yunani theoria yang berarti kaidah yang mendasari suatu gejala dan sudah dilakukan verifikasi .
Kaitan teori dengan konsep dan proporsi yakni suatu teori ialah seperangkat konstruk (konsep), batasan, dan proposisi yang menyajikan suatu pandangan sistematis tentang fenomena dengan merinci hubungan-hubungan antarvariabel, dengan tujuan menjelaskan dan memprediksikan gejala itu .
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Peranan teori yaitu:Mendefinisikan orientasi
utama dari ilmu dengan cara memberikan definisi terhadap jenis-jenis data yang akan dibuat abstraksinya.
Memberikan rencana (scheme) konsepsual, dengan rencana mana fenomena-fenomena mana yang relevan disistematiskan, diklasifikasikan dan dihubung-hubungkan.
Memberikan ringkasan terhadap fakta dalam bentuk generalisasi empiris dan sistem generalisasi.
Memberikan prediksi terhadap fakta;
Menjelaskan celah-celah di dalam pengetahuan kita.
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
KONSEP
PROPORSI
HIPOTESIS
DALIL
TEORI
DATA DAN FAKTA
Data merupakan keterangan yang benar dan nyata atau keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan).
Fakta meruapakan perbuatan yang telah dilakukan dalam tindakan dan tingkah laku yang benar-benar ada dan terjadi serta keberadaannya diperkuat oleh bukti
BERBAGAI BENTUK PERNYATAAN ILMIAH
• ilmu membatasi diri hanya mengkaji gejala-gejala bersifat empiris atau dapat ditangkap dengan memakai alat indria – bisa pula memakai alat bantu
Empiris• Tidak hanya dilihat dari objek kajian
ilmiah tapi juga dari sasarannya yaitu lebih ditekankan pada lokus standi (tempat berpijak)
Bersifat sekuler • Sistematis mengandung keterangan,
informasi atau data yang tersusun mengikuti suatu hubungan yang menunjukkan suatu kebulatan dalam konteks kebermakanaan
Sistematis • Ilnu memuat data yang sesuai
dengan keadaan, tidak ada yang dimanipulasi atau dicampuri dengan prasangka.
Objektif • Ilmuwan memiliki standar yang
sama dalam mengkaji suatu objek, baik yang menyangkut pola pelatihan maupun cara dan metode yang digunakan sehingga akan mendapatkan hasil yang sama.
Standarisasi dan
Replikasi
CIRI-CIRI ILMU
• Ilmu pengetahuan memerinci persoalan untuk memahami berbagagai sifat, hubungandan peran untuk mendapat jawaban atas pertanyaan secara komprehensif.
Analitis • Ilmu bisa diuji atau diverifikasi
kebenarannya oleh pihak lain, baik dalam konteks peneguhan maupun pembantahan (faksifikasi)
Verifikatif • Verifikasi atau falsifikasi
dilakukan oleh subjek-subjek lain atau ilmuwan-ilmuwan lain
Intersubjektif • Data harus didukung dengan fakta
bukan dariintuisi. Ciri rasional berarti kebenaran ilmu tidak saja bersifat intersubjektif, tetapi juga universal, yakni disetujui oleh banyak ilmuwan,
Kebenaran ilmiah
faktual dan rasional • Kebenaran ilmu bersifat tentatif,
yakni bersifat sementara, yakni benar sepanjang belum ada bukti-bukti yang membantah atau mengugurkannya.
Tentatif
CIRI-CIRI ILMU
• Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang berkembang secara bertahap sehingga menjadi pengetahuan yang luas, holistis, dalam, dan kompleks.
Kumulatif • Ilmu bersifat sosial, yakni
pengembangannya melibatkan banyak orang, baik antargenerasi maupun lintas generasi.
Sosial • Ilmu harus dikomunikasikan
kepada orang lain (ilmuwan) lewat media komunikasi ilmiah, misalnya jurnal, buku atau karya tulis
Dapat dikomunika
sikan • Ilmu antara lain berwujud teori bisa
berlaku di mana pun dan kapan pun, tidak dibatasi oleh ruang dan waktu,
Universal• Ilmu terus berkembang ke arah
kemajuan, mengikuti tantangan yang dihadapi oleh manusia, baik yang bersumberkan pada tata cara manunia memanfaatkan alam maupun karena manusia.
Progresif
CIRI-CIRI ILMU
• Gagasan yang ada tidak dibiarkan sebagaimana adanya, tetapi terus dikritisi dengan menggunakan data yang baru – verifikasi, falsifikasi, dan intersubjektif.
Sikap kritis • Ilmu harus pula bernilai praksis,
yakni dapat digunakan meningkatkan kesejahteraan manusia,.
Dapat digunakan • Ciri ini bertalian dengan
motivasi ilmuwan dalam mengembangkan ilmu, yakni mencari pengetahuan yang benar, tidak saja karena dorongan ingin tahu, tetapi juga karena kecintaannya akan ilmu
Ilmu sebagai usaha
pencarian • Ilmu melahirkan teknologi dengan tujuan untuk menaklukkan alam, ketidaktahuan, kemiskinan, dan keburukan-keburukan yang tumbuh di dalamnya guna mewujudkan kesejahteraan duniawia.
Ilmu sebagai upaya untuk menaklukka
n
CIRI-CIRI ILMU
PENGGOLONGAN ILMU
Secara Klasik
Kategori B (Beta) Kategori A (Alfa)
1. Ilmu nomotetis (A – alfa), ilmu ideografis (B – beta) dan ilmu gamma.
PENGGOLONGAN ILMU
Paradigma Positive-
materialisme ( Abad ke XIX)
Filsafat Neo-Kantinian
Natuurwissschaften (natural science)
Geisteswissenschften
PENGGOLONGAN ILMU
Muncul pula gagasan bahwa agar ilmu sosial bisa menjadi ilmu harus memakai metodologi ilmu-ilmu alam atau mengikuti paradigma positivisme (sosial). Vredenbregt (1978: 11) menjelaskan, bahwa “.... pada tempatnya untuk menyifatkan ilmu sosial tersebut sebagai ilmu C (gamma) baik dalam hubungan dengan obyek maupun dengan metode, dengan keistimewaan bahwa apa yang semula dianggap sifat-sifat khas dalam ilmu alfa dan beta, dapat ditemukan dalam ilmu gamma, ada kalanya dalam kaitan yang sangat erat”. Ilmu sosial yang menerapkan model ilmu-ilmu alam dalam mengkaji objeknya dimasukkan ke dalam kelompok ilmu gamma, misalnya sosiologi, ilmu politik, dan ekonomi.
2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek
PENGGOLONGAN ILMU
Ilmu Matematika
Ilmu Pengetahuan
Alam
Ilmu tentang Perilaku
Ilmu Pengetahuan Kerohanian
2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek
PENGGOLONGAN ILMU
Ilmu Matematika
Ilmu Pengetahuan
Alam
Ilmu tentang Perilaku
Ilmu Pengetahuan Kerohanian
Matematika termasuk ilmu non-empiris. Artinya, matematika tidak bermaksud meneliti secara sistematis data indrawi konkrit itu sendiri, melainkan lebih banyak memakai logika dengan berpegang pada aksioma-aksioma
2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek
PENGGOLONGAN ILMU
Ilmu Matematika
Ilmu Pengetahuan
Alam
Ilmu tentang Perilaku
Ilmu Pengetahuan Kerohanian
Kelompok ilmu ini mempelajari gejala-gejala alam baik yang hayati (life sciences) maupun yang tidak hayati (fisika).
2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek
PENGGOLONGAN ILMU
Ilmu Matematika
Ilmu Pengetahuan
Alam
Ilmu tentang Perilaku
Ilmu Pengetahuan Kerohanian
Ilmu pengetahuan ini bisa mengkaji perilaku binatang (animal behavior), bisa pula mengkaji perilaku manusia (human behavior).
2. Perbedaan Ilmu Berdasarkan Objek
PENGGOLONGAN ILMU
Ilmu Matematika
Ilmu Pengetahuan
Alam
Ilmu tentang Perilaku
Ilmu Pengetahuan Kerohanian
Ilmu ini merupakan kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari spiritual kehidupan bersama manusia.
Perbedaan ilmu pengetahuan alam dan ilmu humanis
PENGGOLONGAN ILMU
3. Ilmu Pengetahuan Alam, Humanitis dan Sosial
Ilmu pengetahuan alam Ilmu pengetahuan humanis
Objektivitas
Membuat standarisasi
Mengurangi perbedaan kemanusiaan terhadap yang diamati
Menghasilkan teori
Tertarik pada dunia yang yang telah ditemukan
Mencari persetujuan umum
Subjektivitas
Mencari inteprestasi kreatif
Memahami respons subjektif individu
Tertarik pada kasus individu
Berfokus dalam menemukan seseorang
Mencari intepretasi pengganti
PENGGOLONGAN ILMU
4. Berdasarkan sudut penerapannya
Ilmu Murni Ilmu Terapan
Ilmu yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu secara abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Contohnya ilmu kimia
Ilmu yang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkannya guna membantu kehidupan masyarakat . Contohnya farmasi
Ilmu Empiris Analitis, Historis-hermeneutis dan Sosial Kritis
Perbedaan ketiga jenis kelompok ilmu ini menyangkut berbagai dimensi, yakni: Ilmu-ilmu empiris analitis terkait dengan
praktek kerja, interes teknis, pengetahuan yang dihasilkan adalah informasi, dan tujuannya adalah penguasaan teknis.
Ilmu-ilmu historis-hermeneutis terkait dengan komunikasi, interes praktis, pengetahuan yang dihasilkan adalah pemahaman arti melalui bahasa, dan tujuannya adalah pengembangan intersubjektivitas
Ilmu-ilmu sosial kritis terkait dengan kekuasaan, interes emansipatori, pengetahuan yang dihasilkan analisis, dan tujuannya adalah pembebasan kesadaran non-reflektif.
llmu sosial dan humaniora yang mengkaji manusia dan kebudayaannya acap kali tidak terpisahkan. Gejala ini berkaitan dengan posisi ilmu sosial dan humaniora, yakni berhadapan dengan gejala sosial budaya yang kompleks, baik karena hakikat manusia sebagai homo complexcus maupun realitas kebudayaan manusia yang mengalami perubahan sosial budaya yang amat cepat sebagai akibat daya kreativitas manusia dan globalisasi. Akibatnya, bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora saling bekerja sama guna memberikan penjelasan dan pemaknaan yang luas, mendalam, dan holistik terhadap masalah-masalah sosial budaya yang dikajinya .
KERJA SAMA ANTAR ILMU
KERJA SAMA ANTAR ILMU
PENDEKATAN PADA KERJASAMA ANTAR ILMU
Pendekatan Multidisipliner
Pendekatan Interdispliner
Pendekatan multidisipliner lebih menekankan pada pelibatan berbagai
disiplin ilmu secara mandiri dalam mengkaji suatu masalah sehingga
kompleksitasnya dapat dijelaskan atau bisa dipahami secara lebih utuh.
KERJA SAMA ANTAR ILMU
PENDEKATAN PADA KERJASAMA ANTAR ILMU
Pendekatan Multidisipliner
Pendekatan Interdispliner
Pendekatan interdisipliner lebih menekankan pada pelibatan berbagai disiplin ilmu yang bisa saling bertukar
konsep-konsep dasar dan metode sehingga menjadikannya sebagai milik
bersama
top related