ppt hordeolum kel 9

Post on 06-Dec-2015

98 Views

Category:

Documents

16 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

askep presepsi sensorik

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT HORDEOLUM

KELOMPOK 9

ANATOMI DAN FISIOLOGI KELOPAK MATA

1. Kulit : sedikit folikel

rambut, tanpa lemak

subkutan.4. Tarsus : Struktur

penyokong utama dari

palpebra yang terdiri atas

jaringan fibrosa yang padat.

2. Muskulus Orbikularis

okuli: Berfungsi

untuk menutup palpebra.5. Konjungtiva Palpebrae :

Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran

mukosa, konjungtiva palpebra, yang

melekat erat pada tarsus.

3. Jaringan Areolar : Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli,

( Paul Riordan &

John Whitcher,

2009 )

GAMBAR PALPEBRA

DEFINISI HORDEOLUM

Hordeolum merupakan peradangan supuratif kelenjar kelopak mata. ( Sidarta Ilyas, 2010: 92 ).

Hordeolum adalah infeksi akut kelenjar di palpebra yang berisi material purulen yang menyebabkan nyeri tajam yang tumpul.( Indriana Istiqomah, 2004: 91).

Hordeolum adalah infeksi kelenjar di palpebra. ( Paul Riordan & John Whitcher, 2009: 98 ).

GAMBAR HORDEOLUM

ETIOLOGI

Hordeolum biasanya disebabkan oleh infeksi

dari staphylococcus ( biasanya staphilococcus

auresus) atau streptococcus  pada kelenjar

sebasea kelopak mata. ( Sidarta Ilyas, 2004 ).

MACAM-MACAM HORDEOLUM

a. Hordeolum eksternum

Merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll, tempat keluarnya bulu mata(pada batas palpebra dan bulu mata). ( Indriana Istiqomah, 2004 )

b. Hordeolum internumMerupakan infeksi pada kelenjar Meibom sebasea yang terletak didalam tarsus. ( Indriana Istiqomah, 2004 )

FAKTOR RESIKO

• Penyakit kronik

• Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

• Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik

• Higiene dan lingkungan yang tidak bersih

Peradangan kelopak

mata kronik, seperti

Blefaritis.

Hiperlipidemia,

termasuk hiperkolesterolemia.

diabetes

Riwayat hordeolum sebelumny

a

( Indriana Istiqomah, 2004 )

PATOFISIOLOGI

Hordeolum disebabkan oleh adanya infeksi dari bakteri stafilokokus aureus yang akan menyebabkan proses inflamasi pada kelenjar kelopak mata. Infeksi bakteri stafilokokkus pada kelenjar yang sempit dan kecil, biasanya menyerang kelenjar minyak (meibomian) dan akan mengakibatkan pembentukan abses (kantong nanah) kearah kulit kelopak mata dan konjungtiva biasanya disebut hordeolum internum. Apabila infeksi pada kelenjar Meibom mengalami infeksi sekunder dan inflamasi.

supuratif dapat menyebabkan komplikasi konjungtiva. Apabila bakteri stafilokokkus menyerang kelenjar Zeis atau moll maka akan membentuk abses kearah kulit palbebra yang biasanya disebut hordeolum eksternum. Setelah itu terjadi pembentukan chalazion yakni benjolan di kelopak mata yang disebabkan peradangan di kelenjar minyak (meibom), baik karena infeksi maupun reaksi peradangan akibat alergi. 

( Indriana Istiqomah, 2004 ).

MANIFESTASI KLINIS

•Kelopak yang bengkak dengan rasa sakit dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan.

•Adanya pseudoptosis atau ptosis yang mengakibatkan kelopak sukar diangkat.

•Terjadi pembesaran pada kelenjar

•Kadang mata berair dan peka terhadap sinar serta, Adanya abses yang dapat pecah dengan sendirinya .•( Sidarta Ilyas, 2004 )

KOMPLIKASI

Selulitis preseptal

Granuloma pyogenik

konjungtivitis

( Sidarta Ilyas, 2004 )

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Eversi ( pembalikan ) palpebra untuk memeriksa permukaan bawah palpebra superior dapat dilakukan bersama slitlamp atau tanpa bantuan alat ini.

Pemeriksaan dilakukan jika ada benda asing yang masuk ke dalam mata.

( Paul Riordan & John Whitcher, 2009 )

PENATALAKSANAAN

Medis

Diberikan eritromisin 250 mg atau 125-250 mg dikloksasilin 4 kali sehari, dapat juga diberi tetrasiklin.

Pengangkatan bulu mata untuk drainase nanah. Pemberian salep antibiotic pada saccus conjunctivalis

setiap 3 jam. Antibiotik topikal (salep, tetes mata). Antibiotika oral (diminum), misalnya: Ampisilin,

Amoksisilin, Eritromisin, Doxycyclin. dosis antibiotika pada anak ditentukan berdasarkan

berat badan sesuai dengan masing-masing jenis antibiotika dan berat ringannya hordeolum.Obat-obat simptomatis (mengurangi keluhan) dapat diberikan untuk meredakan keluhan nyeri.

Keperawatan

Kompres hangat 3 kali sehari selama 10-15 menit sampai nanah keluar.

Berikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit, tanda gejala penyakit, pengobatan dan penatalaksanaannya pada pasien.

(Sidarta Ilyas, 2004 )

A

S

U

H

A

N

K

E

P

E

R

A

W

A

T

A

N

PENGKAJIAN

Umur : hordeolum dapat terjadi pada semua umur, terutama anak-anak dan dewasa muda.

Klien mengeluh nyeri, merah dan bengkak pada palpebra. Klien kadang menyembunyikan penyakitnya karena malu terhadap perubahan yang terjadi pada matanya.

Pada pemeriksaan, terdapat tonjolan pada palpebra yang ikut bergerak dengan kulit pada hordeolum eksternum dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit pada hordeolum internum.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa

nyaman (nyeri) yang

berhubungan dengan

pembengkakan

palpebra akibat

proses peradangan

yang ditandai dengan

klien mengeluh nyeri

pada tepi kelopak

mata, tepi kelopak

mata merah,

bengkak dan

terdapat tonjolan.

2. Gangguan konsep diri (citra tubuh) yang berhubungan dengan perubahan bentuk kelopak mata yang mempengaruhi penampilan klien.

INTERVENSI KEPERAWATAN

DIAGNOSA 1

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 3 x 24 jam diharapkan nyeri klien dapat teratasi.

Kriteria Hasil :

a)    Nyeri terkontrol

b)    Pusing hilang

Intervensi :

1. Ajarkan pada klien cara melakukan kompres hangat pada tepi palpebra dan beritahu klien agar mengompres tepi palpebra selama 20 menit, 3-4 kali sehari.

Rasional : Mempercepat supurasi sehingga material purulen dapat keluar dan nyeri reda.

2. Pada klien wanita beritahu agar tidak memakai tata rias (khususnya tata rias mata) untuk sementara.

Rasional : Mengurangi iritasi

3. Kolaborasi : Antibiotika salep setiap 3 jam setelah pemberian kompres hangat.

Antibiotika sistemik yang diindikasikan jika terjadi selulitis. Insisi

Rasional : Mengeluarkan (drainase) material purulen.

 

DIAGNOSA 2

Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan 3 x 24 diharapkan klien tidak mengalami gangguan dalam cara penerapan citra diri

Kriteria hasil :

klien tampak percaya diri, cemas menghilang

Intervensi :

1. Beritahu klien bahwa penyakitnya bisa disembuhkan .

Rasional : Meningkatkan percaya diri.

2. Beritahu klien, jangan pernah menekan pembengkakan.

Rasional : Dapat menyebarkan infeksi

3. Beritahu klien bahwa salep mata dapat membuat pandangan kabur.

Rasional : mengurangi kecemasan klien

4. Anjurkan klien untuk melaksanakan anuran yang telah diberikan (kompres hangat dan penggunaan antibiotika) secara teratur.

Rasional : membantu proses penyembuhan

5. Beritahu klien untuk menigkatkan status kesehatan.

Rasional : buruknya status kesehatan merupakan predisposisi berulangnya hordeolum.

TERIMA KASIH

top related