potensi ekonomi untuk keberlanjutan krpl wil tengah4

Post on 15-Jan-2016

77 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Materi KRPL

TRANSCRIPT

1

POTENSI EKONOMI UNTUK POTENSI EKONOMI UNTUK KEBERLANJUTAN KRPL KEBERLANJUTAN KRPL

PUSAT PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI DAN KEAMANAN PANGANBADAN KETAHANAN PANGAN

KEMENTERIAN PERTANIAN2014

Oleh : SaptanaSaptana.@gmail.com

Makalah disampaikan pada Apresiasi Pendaping P2KP Kaupaten/Kota,Wilayah Tengah: 10-14 Maret 2014

2

PENDAHULUAN

Xenophon, filsuf dan sejarawan Yunani yang hidup 425-355 SM mengatakan bahwa “Agriculture is the mother and nourishes of all other arts. When it is well conducted, all other arts prosper. When it is neglected, all other arts decline”.

Pertanian adalah ibu dari segala budaya. Jika pertanian berjalan dengan baik, maka budaya-budaya lainnya akan tumbuh dengan baik pula, tetapi manakala sektor ini diterlantarkan, maka semua budaya lainnya akan rusak.

• Filsuf Lao Tze, yang hidup sekitar 600 tahun SM mengatakan “There is nothing more important than agriculture in governing people and serving the Heaven”.

• Tidak ada suatu pun yang lebih penting di dunia ini selain pertanian, jika ingin masuk surga.

• Dalam hadits, Rosulullah bersabda tanamlah pohon, walaupun hari besuk kiamat datang.

• Kisah Ketika Menebar Benih Seketika Panen.• Resolusi No. 288 Sidang ke-66 MU-PBB 2012 tentang "The

Future We Want": Agenda Pembangunan Berkelanjutan.

4

1. Sumberdaya Lahan Pekarangan & Air2. Sumberdaya Manusia 3. Ketersediaan dan adopsi teknologi 4. Kelembagaan pertanian5. Kebijakan pendukung

5 Faktor Penggarak

Pembangunan Ekonomi

BerbasisPekarangan

5

• Pengajaran ini ditujukan untuk mengkaji "Potensi ekonomi pengembangan KRPL dan faktor-faktor yang menentukan keberlanjutannya.

6

Beberapa Konsep Dasar

2. Konsep Rumah Hijau: Intinya menghijaukan setiap jengkal lahan disekitar

rumah untuk mendukung ketahanan pangan

3. Kawasan rumah pangan lestari :

Intinya penyempurnaan dari konsep rumah hijau, sejalan dg P2KP, secara berkesinabungan kebutuhan pangan, gizi rumah tangga dapat terpenuhi dari sekitar rumahnya

1. Konsep Pekarangan:Sayagyo mendefinikan pekarangan sebagai sebidang tanah disekitar rumah yang masih diusahakan secara sambilan, sering disebut lumbung hidup, warung hidup, atau apotik hidup.

7

Lanjutan konsep dasar...

5.Eksistensi Kelembagaan Pengelola handal & Pemberdayaan:

Intinya menjadi wadah dan media berinteraksi antar anggota dalam mengidentifikasi potensi dan kendala, serta dalam memecahkan permasalahan bersama dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan

4. Eksistensi Kebun Bibit Desa :

Intinya keberadaan KBD yang meliputi kualitas, ragam jenis komoditas adalah faktor utama keberhasailan program KRPL

Pemberdayaan masyarakat hanya dapat terjadi apabila anggota dalam masyarakat ikut berpartisipasi secara aktif

8

Lanjutan konsep dasar...

6. Pentingnya pasar pertanian :

Intinya menjadi faktor penentu KRPL yang berkelanjutan, setelah kebutuhan RT terpenuhi untuk memupuk semangat usaha dan peningkatan pendapatan riil

5. Pentingnya pasca panen dan pengolahan:

Intinya menjadikan hasil pertanian memiliki nilai ekonomi, mudah diangkut dan didistribusikan secara lebih luas

9

Multi Fungsi Lahan Pekarangan

• Luas lahan pekarangan di Indonesia sekitar 10,3 juta hektar (14 %) dari keseluruhan luas lahan pertanian (Badan Litbang Pertanian, 2011).

• Multi fungsi lahan pekarangan: (1) Pelestarian SDA & L(2) Pelindung sumber plasma nutfah(3) Fungsi ekonomi, (4) Fungsi sosial, dan (5) Fungsi estetika.

10

“It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change”

“Bukan spesies yang paling kuat yang dapat bertahan, bukan pula yang paling pintar, tetapi yang paling responsif menyesuaikan diri terhadap perubahan”

Pentingnya Memilih Komoditas Unggulan Lokal/daerah dalam pengembangan P2KP/KRPL

Komoditas unggulan: (1) produktivitas tinggi,(2) nilai jual tinggi, (3) sumber bahan pangan, (4) memiliki daya adaptasi yang baik

11

Peran Ekonomi KRPL

1. Produksi pertanian2. Konsumsi dan belanja keluarga3. Konsumsi energi, dan PPH4. Pendapatan keluarga5. Pengembangan ekonomi wilayah pedesaan

12

Peran KRPL terhadap Produksi dan Keuntungan Usahatani (Rp/Rumah Tangga)

• Kontribusi produksi yang bersumber dari lahan pekarangan terhadap struktur pedapatan rumah tangga berbeda antar strata dan antar wilayah

• Pada strata 1 kontribusi lahan pekarangan terhadap pendapatan sekitar (3,16 %)

• Pada strata 2 kurang lebih (6.81 %), dan pada stata 3 kurang lebih (10,03 %).

• Kontribusi terbesar secara berturut-turut adalah kelompok kelompok komoditas sayuran, umbi-umbian, peternakan, dan buah-buahan.

13

Komoditas Jumlah Pohon/ RT

Jumlah Biaya (Rp.)

Jumlah Produksi (kg)

Nilai Produksi (Rp)

Keuntungan (Rp)

R/C ratio

Terong 30 37.800 30.90 71.842,50 34.042.5 1,9

Tomat 15 20.910 30.2 46.810 25.900 2,2

C Rawit 19 21.985 8,2 85.690 63.705 3,9

CMB 15 21.590 8.8 95.480 73.890 4,4

CMK 11 8.000 2,85 22.800 14.800 2,9

Sawi 11 13.670 9,9 32.521,50 18.851,50 2,4

Brocoli 14 30.375 6 32.760 2.385 1,1

Kangkung 9 7.360 7,2 27.360 20.000 3,7

Selada 14 11.865 4,4 18.040 6.175 1,5

Sledri 8 10.061 4,5 18945 8.884,50 1,9

Kobis 9 12.265 8,9 17.088 4.823 1,4

BM 17 19.950 4,2 38.304 18.354 1,9

Bayam 8 12.100 4,9 18.865 6.765 1,6

14

Peran KRPL terhadap komsumsi

Jenis Pangan Peserta (Kg/kapita)

Non Peserta (Kg/kapita)

Kayen Kebon Agung Banjaran Sari

Ubi jalar 6,00 4,16 6,47Ikan 17,14 14,49 16,23Telur 13,30 13,09 11,73Bayam 3,06 3,79 3,22Kangkung 9,47 7,90 6,66Kol 2,06 2,31 1,79Terong 11,75 11,63 10,24Tomat 5,78 3,88 5,27Sawi 4,75 1,92 3,09Pepaya 8,13 2,08 3,71Jeruk 6,32 5,14 7,01Pisang 15,60 11,38 16,27

15

Peran KRPL terhadap konsumsi energi & ProteinLokasi Energi

(Kkal/kap/hari)Protein

(kkal/kap/hari)

Peserta : Desa Kayen 2180,49 79,37

Non Peserta (Rataan) 2024,80 76,35

- Desa Banjar Sari 2018,68 75,86

- Desa Kebonagung 2030,91 76,85

Tingkat Kecukupan*) 2000,00 52,00

16

Peran KRPL terhadap PPHKelompok Pangan PPH

Ideal KRPL Non KRPL

1. Padi-padian 25 25.00 25.00 25.002. Umbi-umbian 2.5 2.34 2.20 1.773. Pangan Hewani 24 8.33 10.44 6.684. Minyak dan Lemak 5 5.00 5.00 5.005. Buah/Biji Berminyak 1 1.00 1.00 1.006. Kacang-kacangan 10 10.00 10.00 10.007. Gula 2.5 0.39 0.51 0.468. Sayur dan Buah 30 28.50 21.63 30.009. Lain-lan 0 - - -Total 100 80.55 75.77 79.91

• Dampak KRPL di Pacitan dan Magetan Jawa Timur telah meningkatkan skor PPH dari 65,6 menjadi 73,38-77,50

• Skor PPH tertinggi di Kabupaten Karawang 73.37- 76.84

• Skor PPH di Kabupaten Timor Tengah Selatan skornya masih rendah 61.65-61.66

• Sasaran skor PPH Jabar 88.1, NTT 89.1 dan nasional 88

• Kelompok pangan yang masih di bawah harapan adalah sayur dan buah, pangan hewani, umbi-umbian dan kacang-kacangan.

18

Potensi & Peran KRPL terhadap Pengembangan Ekonomi Pedesaan

1.Berkembangnya usaha pembibitan 2.Usaha pengolahan hasil pertanian (penepungan,

keripik umbi-umbian lokal, susu kedelai, sause, manisan, tepung sayuran untuk bahan makanan bayi).

3.Usaha perdagangan hasil pertanian berbasis pekarangan terutama hortikultura

4.Volume pasar dengan segmen pasar dan tujuan pasar yang makin beragam

19

Hasil Evaluasi Program KRPL1.Penyusunan konsep pengembangan KRPL awalnya

kurang matang, namu telah disempurnakan.2.Persiapan, sosialisasi, pembentukan kelompok,

perencanaan, pelatihan, pelaksanakaan kegiatan, pembiayaan, serta monev kurang melalui proses sosial yang matang.

3.Tujuan masih terbatas pada peningkatan produksi jangka pendek dengan menggunakan teknologi sebagai entry point, lemah dalam pengembangan kelembagaan.

20

Lanjutan Hasil Evaluasi...4.Pembentukan kelompok lebih ditujukan untuk memperkuat ikatan

horizontal, namun masih lemah dalam ikatan vertikal. 5.Kelompok dibentuk lebih untuk tujuan memudahkan dalam

distribusi bantuan dan masih lemah dalam pemberdayaan masyarakat.

6.Bentuk kelembagaan yang dikembangkan realatif seragam dengan menunjuk kelembagaan PKK/KWT sebagai kelembagaan pengelola KRPL.

7.Pembinaan dilakukan baik melalui pendekatan individu maupun kelompok.

21

Lanjutan hasil evaluasi...8.Pengembangan kelompok cenderung

menggunakan jalur struktural dan kurang dalam aspek kulturalnya.

9.Introduksi lebih melalui budaya material dibanding nonmaterial.

10.Kurang adanya harmonisasi keterpaduan program antara pemerintah pusat dan daerah.

22

Kendala Pengembangan KRPL

Kendala Teknis :1.Lahan tidak terbiasa diolah 2.Serangan OPT 3.Keterbatasan benih sumber dan KBD 4.Kurang tersedianya teknologi spesifik 5.Transfer teknologi yang kurang efektif 6.Adopsi teknologi masih rendah7.Kesulitan air pada MK.

23

Kendala Ekonomi:1.Kekurangan modal usaha 2.Tingginya harga input (benih, pupuk dan

pestisida) 3.Volume pasar kecil 4.Segmen dan tujuan pasar terbatas 5.Infrastruktur ekonomi lokal terbatas6.Rendahnya harga jual output.

24

Kendala sosial-kelembagaan n Kebijakan:

1.Rendahnya konsolidasi kelembagaan KRPL2.Rendahnya kapasitas SDM petani 3.Kurangnya partisipasi anggota 4.Sistem koordinasi yang tidak efektif 5.Rendahnya kapabilitas manajerial kelembagaan KRPL6.Lemahnya konsolidasi kelembagaan PKK7.Belum terbangun kemitraan usaha terpadu8.Aspek kebijakan, kurangnya program pendukung

Pemerintah Pusat dan Daerah.

25

Prospek dan Strategi • Pengembangan KRPL memiliki kelayakan teknis,

ekonomi, dan sosial• Pengembangan KRPL secara nasional memiliki prospek

yang baik• Prospek berbeda antar provinsi dan kabupaten/kota• Secara teknis KRPL dapat diterapkan di lokasi perdesaan

maupun perkotaan • Meningkatkan produksi bahan pangan keluarga• Meningkatkan konsumsi bahan pangan keuarga• Meningkatkan konsumsi energi dan PPH• Meningkatkan pendapatan Rumah Tangga

26

Lanjutan Prospek...

• Secara berturut-turut kelompok komoditas sayuran, biofarmaka, ternak dan ikan serta komoditas umbi-umbian lokal

• Program KRPL mampu mengurangi belanja RT hingga 5 % - 10 %

• Sumbangan pendapatan 6,81 % - 15 %• Hasil kajian BPTP 10-30 % • Mampu menyediakan pangan dg volume lebih

besar dan lebih beragam.

27

Strategi Pengembangan KRPL: Transformasi dari Pertanian Tradisional ke Pertanian Modern

Social Capital

Chance

Government

Firmstrategy, structure, and Rivalry

Demand Contition

Factor Conditions

Related and Supporting Industries

Source : Porter, 1998 (Adapted)

4 a. Makro Dayasaing : Porter Diamond Model

29

KEBERLANJUTAN PROGRAM KRPLAspek Pelaksanaan • Juklak, Juknis, buku panduan yg mudah dipahami

dan diimplementasikan di lapang• Sosialisasi secara berkala agar pelaksana dan

pendamping termotivasi• Pelaksana dan pendamping yang kompeten baik

dalam keterampilan teknis, kapabilitas manajerial, dan dalam menggerakkan anggota kelompok

• Pendampingan secara berkala sehingga tujuan tercapai sesuai rencana

• Monev secara berkala untuk mendapatkan Umpan balik (perbaikan model dan pemecahan teknis lapangan)

30

Lanjutan Keberlanjutan...

Aspek Pendukung :• Perlu direncanakan kebutuhan benih/bibit dalam

satu kawasan siapa yang menyiapkan, jumlah dan waktu yang tepat

• Perlu penyedia alat/rak, media tumbuh seperti pupuk organik/an organik atau pestisida nabati

• Lembaga pasar untuk menampung kelebihan produksi (pasar tani/pasar desa, koperasi, bermitra)

31

Lanjutan Keberlanjutan...

Aspek Promosi :• Temu lapang secara berkala untuk memotivasi

dusun/desa sekitar yg belum melaksanakan KRPL. • Advokasi secara berkala ke Pemangku kebijakan

tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi tentang manfaat dan keuntungan ekonomi dari KRPL

• Di negara maju ada layanan promosi bersama melalui The Check off Program atau The Levy System dan di beberapa lokasi dilakukan lomba-lomba KRPL

32

Saran Penutup

1.Penetapkan prioritas area lokasi (tidak harus ada disemua lokasi);

2.Penentukan kelompok sasaran dan anggota secara tepat; 3.Memasukkan komoditas unggulan lokal/daerah;4.Membangun KBI, KBD, KBRT/kelompok yang

menjamin tersedianya benih yang memenuhi aspek keragaman jenis, kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas penyediaannya;

33

Lanjutan saran penutup ...

5.Konsolidasi kelembagaan pengelola KRPL baik manajemen, keanggotaan, permodalan, serta networking 6.Sistem koordinasi yang efektif antar stakeholders yang mencakup ABGC

34

Concluding Remarks: Leaderships

The pessimist complain about the wind; the optimist expects it to change;

the leaders adjusts the sails.- William Arthur Ward

35

M-KRPL di Pacitan

Implementasi M-KRPL 2011 -2012

2012

36

M-KRPL di

Karawang

37

M-KRPL di Konawe (Sultra)

M-KRPL di Banyuasin

(Sumsel)

38

M-KRPL di Jambi

39

Salah satu KBD dengan rumah pesemaian (kiri) yang dibuat sederhana tapi fungsional dan kebun

pembibitannya (kanan)

Penampilan berbagai tanaman dalam vertikultur

BALI

2012

40

KALTENG

2012

41

KALIMANTAN SELATAN

Gambar 2. Pemanfaatan pekarangan dengan luas lahan diatas 400 meter persegi

Gambar 3. Partisipasi masyarakat dalam mensukseskan kegiatan KRPL

2012

42

KALIMANTAN TIMUR

2012

43

NANGROE ACEH DARUSSALAM

2012

44

NTT

2012

45

SULAWESI SELATAN• PEMBIBITAN DI KOTA (KIRI) DAN DI DESA

(KANAN)

2012

46

SUMATERA UTARA

Kebun Bibit Desa (KBD) di Kelurahan Terjun Kec. Medan Marelan, Kota Medan

Tampilan Pertanaman KRPL di pekarangan Kelurahan Terjun Kec. Medan Marelan, Kota Medan

2012

47

LANJUTAN SUMUT

. Kunjungan Menteri Pertanian RI ke lokasi KRPL Medan Marelan

2012

48

Strata I (di teras) Strata II (pekarangan sempit)

Display M-KRPL di lingkungan Kantor BBP2TP

Strata III (pekarangan luas)

49

Aspek Sosial dalam Pengembagnan KRPL: Pemeliharaan/Perawatan Tanaman

50

Pengembangan Kebun Bibit Desa (KBD)

top related