pmmc news edisi ipex 2015

Post on 23-Jan-2016

8 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

Info Industri Farmasi Indonesia

TRANSCRIPT

Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 1

IPEX 2015

PMMCNewsM e d i a k o M u N i k a s i P e N j u a l & P e M b e l i f a r M a s i

www.pmmc.or.id

edisi IPEX 2015

bersambung halaman 2

AllPAck IndonEsIA 2015MoMEntuM PElAku IndustrI

untuk lEbIh krEAtIf

tAJuk utAMA

Kondisi ini pula yang kemudian ditangkap oleh Krista Exhibitions. Perusahaan ini kembali menghadirkan Pameran Teknologi Pengolahan dan Pengemasan Terbesar di Indonesia, Allpack Indonesia 2015. Pameran yang telah diselenggarakan ke-16 kalinya ini menampilkan teknologi pangan, mesin pengolahan makanan dan minuman, farmasi, kosmetika, dan teknologi pengemasan lainnya.

Pameran berskala internasional di bidang pengemasan dan pengolahan yang diikuti lebih dari 500 perusahaan dari dalam dan luar negeri seperti Amerika, Belanda, China, Denmark, India, Indonesia, Italia, Inggris, Jepang,

Jerman, Korea, Malaysia, Prancis, Rusia, Singapura, Spanyol, Swiss, Taiwan, Thailand dan Timur Tengah.

Acara ini diselenggarakan mulai 30 September-3 Oktober 2015 di Jakarta International Expo (JI Expo), Kemayoran, Jakarta. Acara ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat.

Menurut Syarif, saat ini kondisi eknomi Indonesia memang masih mengalami pelambatan. Namun demikian, hendaknya ini juga dijadikan momentum bagi para pelaku industri untuk lebih kreatif dalam menjalankan roda bisnisnya.

Pelambatan ekonomi nasional yang terjadi belakangan ini tampaknya tak membuat para pelaku industri kemasan di dalam negeri dan asing menyerah begitu saja. kondisi ini justru

dianggap sebagai tantangan yang harus dicermati untuk dijadikan peluang baru. Para pelaku bisnis di sektor ini dituntut lebih kreatif untuk tetap bisa bertahan. Salah satunya, dengan

mengikuti ajang pameran skala internasional.

2 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

IPEX 2015lanjutan halaman 1

Sementara itu, Direktur Eksekutif Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia Darodjatun Sanusi mengatakan, Allpack Indonesia 2015 ini bisa dijadikan sebagai ajang untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli para pelaku bisnis farmasi maupun makanan dan minuman.“Ini event yang cukup efektif untk mempertemukan dua kepentingan, antara pembeli an penjual,” ujarnya. seminar

Selain pameran, berbagai seminar dengan tema menarik juga turut dihadirkan. Acara pameran ini dinilai penting untuk dikunjungi oleh perusahaan makanan dan minuman,

obat –obatan, produk pertanian dan lainnya. Di seminar ini untuk dibahas berbagai perkembangan teknologi dan meningkatkan kualitas hasil produksi yang berdaya saing tinggi ke pasar lokal dan internasional.

Kesuksesan Allpack Indonesia 2015 tidak lepas dari dukungan dari berbagai instansi, diantaranya Kementerian Perindustrian Indonesia, Kementerian Perdagangan Indonesia, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Kementrian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Gapmmi, Asosiasi Industri Aromatik, Olefin dan Plastik Indonesia

(INAplas), Asosiasi Industri Plastik Hilir Indonesia (Aphindo), Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM), Kadin Indonesia, Kadin Jakarta, Inaplas, Indonesia Association of Exhibition and Convention Organizers (Asperapi), IPF, PPMC, GP Farmasi, PICCI, AP5I, serta asosiasi terkait lainnya.

Yang menarik, gelaran Allpack Indonesia 2015 dapat dikunjungi secara gratis dan terbuka bagi para pelaku bisnis dan juga pengusaha di bidang pengemasan dan farmasi. Pameran di buka mulai dari pukul 10.00-19.00 WIB. (A.Kholis)

Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 3

IPEX 2015

“Kalau kondisi ini berlangsung terus menerus, maka saya khawatir industri farmasi tidak akan mampu untuk menahan harga obat yang sekarang. Mau tidak mau kita harus menaikkan harga,” ujar Ketua Umum PMMC, Kendrariadi Suhanda.

Namun demikian, untuk menaikkan harga jual obat, para pelaku industri farmasi juga harus mempertimbangkan daya beli masyarakat. Kendrariadi berpendapat, kalaupun industri farmasi harus menaikkan harga, ada baiknya dilakukan secara bertahap. Tidak langsung dengan penambahan harga yang tinggi.

“Kita tidak bisa menaikkan harga sekaligus untuk meng-cover kerugian perusahaan akibat naiknya dolar,” ungkapnya.

Kendrariadi optimistis, prospek bisnis farmasi di dalam negeri tetap menjanjikan. Kendati demikian, dia juga berharap agar para pelku industri farmasi terus melakukan terobosan-terobosan agar pertumbuhannya tidak terus mengalami penurunan.

Seperti diketahui, dalam beberapa tahun belakangan ini angka pertumbuhan industri farmasi masih

satu digit. Padahal sebelumnya, angka pertumbuhannya selalu berada di posisi dua digit.

“Dengan adanya program BPJS dari pemerintah, volumenya memang meningkat. Namun dari sisi value-nya masih tergolong kecil. Meski demikian, ini tidak memberikan gambaran bahwa industri farmasi kita mundur,” ujarnya.

Kendrariadi berpendapat, jika nantinya industri farmasi kembali menggeliat, maka pangsa pasarnya pun akan makin besar. Dia berharap kalangan industri farmasi jangan hanya membidik pasar dalam negeri, tetapi juga pasar di luar negeri.

Antara 5% - 10% Bicara soal keinginan sebagian

besar pelaku industri farmasi untuk menaikkan harga obat, PMMC bisa memahami. Namun demikia, tetap harus dilakukan secara bertahap. Kendrariadi berpendapat, prosentase ideal yang bisa dilakukan adalah dengan menaikkan antara 5% sampai 10% pada tahap awal. Selanjutnya bisa diperhitungkan ulang sesuai kondisi nantinya.

“Tapi itu pun harus disesuaikan

dengan jenis produk dari masing-masing industri farmasi. Misalnya, kalau bahan bakunya seluruhnya harus impor dan naik harganya juga tinggi, maka juga harus dihitung lebih dulu,” ungkapnya.

Kendrariadi mengatakan, upaya kalangan pelaku industri farmasi untuk menaikkan harga jual obat sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Kesehatan pada saat acara Silaturahmi Nasional Industri Farmasi beberapa waktu lalu. Selanjutnya, tinggal menunggu realisasinya. (A.Kholis)

Soal Harga obat, PEMErIntAh sudAh bErI lAMPu hIJAu

Hingga saat ini, ketergantungan industri farmasi terhadap bahan baku obat impor masih sangat tinggi, hingga 90 persen lebih. Dengan melambungnya nilai tukar dolar terhadap

rupiah, maka ini menjadi beban berat tersendiri bagi para pelaku bisnis farmasi.

4 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

IPEX 2015

PT Actavis Indonesia, misalnya, mencoba untuk menyikapinya dengan bijak. Menurut Presiden Direktur PT Actavis Indonesia Parulian Simanjutak, tingginya kurs dolar tak membuat Actavis mengubah komitmen dalam bisnisnya. Perusahaan farmasi ini tetap mempertahankan komitmennya untuk menjadi

produsen obat-obatan yang terbaik.Parulian mengakui, pelemahan

ekonomi nasional ini dirasakan cukup berat bagi kalangan industri farmasi, termasuk Actavis. Namun dia memastikan, persoalan kesehatan msyarakat tetap menjadi prioritas utama. Artinya, ketersediaan obat-obatan bagi masyrakat tetap menjadi perhatian utama Actavis.

“Karena itu, kita pelaku industri farmasi harus bisa lebih kreatif agar tetap tumbuh,” ujarnya.

Besarnya potensi pasar dalam negeri terhadap produk obat-obatan, menjadi salah satu alasan bagi Actavis untuk tetap optimistis, bahwa bisnis farmasi akan terus tumbuh di Indonesia.

Membengkaknya nilai dolar saat ini diakui berpengaruh terhadap

naiknya biaya produksi obat-obatan di Actavis. Namun Parulian memastikan, perusahaannya tetap akan menjaga kualitas produknya, sekalipun harga obat-obatan masih belum dinaikkan.

“Intinya, meskipun kondisinya masih seperti ini, kami tetap komitmen untuk jalan seperti biasanya. Kami tidak mengurangi jumlah produksi maupun mengurangi dari sisi lainnya,” terangnya.

Menurut dia, peluang pasar masih sangat terbuka lebar. Apalagi dengan adanya BPJS, industri farmasi tentu saja diuntungkan, karena serapan pasar obat menjadi lebih jelas. Bagi masyarakat umum yang selama ini tidk memiliki akses kesehatan yang memadahi, BPJS menjadi solusi terbaik. (A.Kholis)

Parulian Simanjutak, PreSiden direktur Pt actaviS indoneSia

“actaviS tetaP menjaga komitmen”Dipastikan, sebagian besar pelaku industri mengeluhkan kondisi ekonomi yang terus melambat akhir-akhir ini. Kurs dolar yang terus meroket juga berdampak berat bagi

para pebisnis di sektor papun, termasuk industri farmasi. Namun, setiap perusahaan menyikapinya dengan cara yang beda.

Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 5

IPEX 2015

Dikala banyaknya keluhan para pelaku industri kemasan menghadapi tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terjadi saat ini, sepertinya belum ditanggapi serius oleh pemerintah khususnya kementerian perindustrian, bahan baku yang mayoritas import sedikit banyak pasti berpengaruh terhadap tingginya nilai tukar dolar saat ini, akan tetapi sama sekali tidak ada kebijakan khusus yang dibuat kementerian perindustrian terkait keluhan pelaku industri kemasan, hanya kebijakan-kebijakan secara umum.

Pemerintah mengatakan, kondisi saat ini saja industri secara makro dapat tumbuh 5,27% pada triwulan kedua dan terkait keluhan para pelaku industri kemasan. Sekjen kementerian perindustrian, beralasan tidak bisa semua bahan baku kita siapkan didalam negeri apabila memang harga import jauh lebih murah kenapa kita harus menyiapkan bahan baku didalam negeri.

Ini berbanding terbalik dengan kebijakan pemerintah yang mencanangkan kemandirian untuk semua sektor,

akan tetapi pemerintah justru saat ini lebih mendorong industri kecil menengah dengan membuat program rumah kemasan, program ini mendorong para pelaku industri kecil menengah untuk bisa mandiri dalam membuat kemasan sendiri. Hal ini sudah dilakukan dan disosialisasikan pada tiap-tiap provinsi diseluruh Indonesia agar kedepan kita tidak bergantung pada import yang sering kali terkendala dengan naik turunnya nilai tukar dolar terhadap mata uang rupiah, tutur Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat disesi wawancara saat selesai membuka secara resmi event All Pack Rabu, 30 september 2015 di JCC Kemayoran Jakarta.

Direktur Utama PT Krista Media Pratama Daud Salim, Rabu, mengatakan bahwa Industri makanan, minuman dan farmasi setiap tahunnya akan terus berkembang sehingga untuk menjual produk dibutuhkan daya saing yang kuat, salah satu faktornya adalah packaging. (Tri.K)

dIrEktur utAMA Pt krIstA MEdIA PrAtAMA dAud sAlIM

induStri makanan, minuman & farmaSibErkEMbAng sEtIAP tAhunnyA

6 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

IPEX 2015

Perkembangan industri farmasi khususnya produk kapsul dituntut terus untuk selalu berinovasi memenuhi kebutuhan pasar, sertifikasi halal mungkin ini adalah salah satu hal yang umum dalam memproduksi bahan baku produk obat dan makanan, hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi industri farmasi

Capsugel lewat produk-produk yang diproduksinya sudah menjawab tantangan itu dengan sertifikasi halal yang dimilikinya saat ini dari

MUI otomatis produk kapsul yang diproduksi oleh Capsugel menjadi pelopor bahan baku obat yang mempunyai standar halal dari MUI

Jelatin capsule merupakan produk unggulan yang diproduksi oleh Capsugel produk ini masih sangat diminati oleh pangsa pasar di Indonesia walaupun ada juga produk-produk dari Capsugel yang berbahan baku tumbuhan dan ikan namun produk jelatin capsule masih menjadi produk unggulan dari Capsugel, service yang diberikan oleh Capsugel tidak hanya pada penjualan produk secara putus, namun Capsugel juga melayani penjualan after sales service yang artinya konsumen bisa mendapatkan

service yang lebih baik lagi dalam hal penjualan dari produk-produk Capsugel

Selain memproduksi kapsul Capsugel juga melayani total solution packaging khusus produk farmasi hal ini tentunya menjadi nilai tambah bagi konsumen yang ingin mengemas bahan baku obat nya selain dari kapsul, dengan menguasai 76% pangsa pasar di Indonesia dan satu-satunya produk kapsul yang mempunyai sertifikasi halal Dari MUI menjadikan Capsugel perusahaan yang terpercaya dan terdepan dalam memproduksi kapsul di Indonesia. (tr)

Capsugel IndonesIaPEloPor hAlAl Produk kAPsul

Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 7

IPEX 2015

tumbuhan hidup di alam indonesia, ini anugerah luar biasa yang tuhan berikan untuk bangsa Indonesia potensi ini justru tidak berbanding lurus dengan pemanfaatan kebutuhan obat dalam negeri.

Realita yang terjadi 90% bahan baku obat dalam negeri serta 60% bahan baku obat tradisional masih di impor dari luar kondisi ini tentu sangat tidak nyaman apabila ada

gejolak nilai tukar mata uang asing yang terjadi saat ini, imbasnya industri farmasi akan dibuat tidak menentu untuk menentukan harga jual produk yang akan dipasarkannya

Pada Seminar yang diadakan event All Pack 1 oktober 2015 kementerian kesehatan memaparkan Peta strategi 2015 – 2019 tentang Kemandirian, Akses, Mutu, Ketersediaan dan alat Kesehatan, item pemetaan ini antara lain membahas tentang arah dari kebijakan program, kegiatan teknis serta terwujudnya kemandirian bahan baku obat dan alat kesehatan program ini tentunya sangat baik

untuk dilakukan dan disinergikan dengan program Road Map industri farmasi Indonesia

Industri farmasi merupakan salah satu sektor yang sangat potensial untuk dikembangkan dan dapat memberikan daya ungkit yang besar dalam pemenuhan kebutuhan obat dan ekonomi bangsa pemerintah sebagai pemangku kebijakan mempunyai tanggung jawab dalam hal kebijakan dan regulasi, sehingga cita-cita kemandirian kebutuhan bahan baku obat dalam negri akan bisa terwujud.(tr)

Capsugel IndonesIaPEloPor hAlAl Produk kAPsul

Indonesia sebagai mega center keanekaragaman hayati menduduki urutan kedua di dunia, bila biota laut ikut diperhitungkan maka Indonesia menduduki urutan terkaya

pertama, sekitar 30.000 spesies mahluk hidup di Indonesia serta 9.600 spesies.

8 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

IPEX 2015

semInar "Isu roadmap TerkInI IndusTrI FarmasI", allpaCk - IpeX 2015

Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 9

IPEX 2015

semInar "Isu roadmap TerkInI IndusTrI FarmasI", allpaCk - IpeX 2015

10 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

IPEX 2015

openIng Ceremony IpeX - allpaCk, 30 agusTus 2015 openIng Ceremony IpeX - allpaCk, 30 agusTus 2015

Pharma Materials Management Club PMMCNEWS I 11

IPEX 2015

openIng Ceremony IpeX - allpaCk, 30 agusTus 2015

12 I PMMCNEWS Pharma Materials Management Club

IPEX 2015

Sales Contact: Sugianto Gunawan Thamrin I +62 818 713 238

email: gunawan_sugianto@yahoo.com

Pt. MErIndo MAkMurPerkantoran Kencana NiagaJl. Taman Aries Blok D1 - 2K & L, Kembangan, Jakarta 11620 IndonesiaT +62 21 5858581 (hunting), 58906030F +62 21 585 8570

top related