plagiat merupakan tindakan tidak terpuji · persetujuan pembimbing pola daiy mottvasi penggi.inaai{...
Post on 18-Aug-2019
214 Views
Preview:
TRANSCRIPT
POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK
PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA
DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO
JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Veronika
NIM : 128114161
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
POLA DAN MOTIVASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL UNTUK
PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN MASYARAKAT DESA
DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBO
JAWA TENGAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Veronika
NIM : 128114161
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Persetujuan Pembimbing
POLA DAIY MOTTVASI PENGGI.INAAI{ OBAT TRADISIONAL T]NTIIKPENGOBATAI\T MANDIRI DI KALANGAIT MASYARAKAT DESA
DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN WONOSOBOJAWA TENGAII
Skripsi yang diajukan oleh:
Veronika
NIM: 12811416l
telah disetujui oleh:
Pembimbing Utama
MAris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. tanggal 20 November 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengesahan Skripsi Berjudul
POLA DAI\[ MOTTVASI PENGGI.INAAI\I OBAT TRADISIONAL I]NTUKPENGOBATAI\T MANDIRI DI KALANGAI\{ MASYARAKAT DESA
DMNG KECAMATAN KEJAJAR KABI]PATEN WONOSOBOJAWA TENGAH
Oleh:Veronika
NIM: 12811416l
Diprtahankan di hadapan Panitia Penguji SkripsiFakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharmapada tanggal: 20 Janumi 2016
MengetahuiFakultas Farmasi
Sanata DharmaDekan
Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.
Panitia Penguji :
1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt.
2. Damiana SaptaCandrasari, S.Si., M.Sc.
3. lpang Djunarko, M.Sc., Apt.
lll
rieiAr.
**i-,,$-"S
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
TUHAN YESUS yang senantiasa memberikan kekuatan, berkat, dan kasih tanpa
syarat dalam menyelesaikan tugas dan tanggung jawabku
Kedua orang tuaku, kedua adikku dan keluargaku yang senantiasa memberikan
motivasi, dukungan, dan doa yang tanpa henti bagiku. Terimakasih untuk kerja
keras kedua orang tuaku yang selalu mengingatkanku untuk selalu bersyukur
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PER}TYATAAI\ KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulisini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telahdisebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karyaibniah.
Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalamnaskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturanperundang-undangan yang berlaku.
Yogyakarta, 20 November 2015
Penulis
\I,TVeronika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PER}IYATAAN PERSETUJUAI\IPT]BLIKASI KARYA ILMIAII UNTT]K KEPEI{TINGAI\I AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Veronika
Nomor Mahasiswa : 12811416l
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dhamra karya ilmiah saya yang berjudul :
POLA DAI\[ MOTTVASI PENGGT]NAAI\T OBAT TRADISIONAL TINTT]KPENGOBATAI\I MANDIRI DI KALAI\IGAII MASYARAKAT DESA
DMNG KECAMA'TANI KEJAJAR KABI'PATEN WONOSOBOJAWA TENGAH
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimparq me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan dat4mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Intemet atau medialain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagaipenulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal :25 Jantari20l6
( Veronika )
ang menyatakan
u(
v1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhann Yesus Kristus atas berkat dan anugrah-Nya
yang luar biasa dalam hidup penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi yang berjudul “POLA DAN MOTIVASI PENGUNAAN
OBAT TRADISIONAL UNTUK PENGOBATAN MANDIRI DI KALANGAN
MASYARAKAT DESA DIENG KECAMATAN KEJAJAR KABUPATEN
WONOSOBO JAWA TENGAH” ini dipersiapakan dan disusun sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan strata satu Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Skripsi ini dapat selesai dengan baik tidak lepas dari doa dan dukungan
orang-orang disekeliling penulis. Penulis ingin mengucapkan termakasih kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing dan
professional judgment yang telah meluangkan banyak waktu, penegtahuan,
perhatian dan kesabaran untuk mendampingin, mengarahkan, memberi
saran dan masukan kepada penulis, serta membantu perbaikan instrumen
penelitian yang digunakan sehingga menjadi lebih baik.
3. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Penguji, atas kritik
dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji, atas kritik dan saran
yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.
5. Bapak Kepala Kecamatan Kejajar yang membantu memberi informasi
dalam menentukan lokasi penelitian.
6. Bapak Kepala Desa Dieng yang membantu selama pengambilan data
penelitian.
7. Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah atas partisipasi dan respon baik terhadap penelitian yang telah
dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Kedua Orang tuaku, Kencana Purba dan Arta Ulina Tarigan, terimakasih
untuk perhatian, dukungan dan doa yang senantiasa menyertaiku.
9. Teman-teman sekelompok penelitian: Lusia Jois Mariana, Natalia Putri
Arumsari, Yeni Mardiati Pasaribu, untuk dukungan, perhatian, bantuan
dan perjuangan kita bersama.
10. Sahabat-sahabatku, Lotmi Sabaretnam Barasa, Lusia Christin Setiawati,
Patricia Yosepha Jelarut, Rosalia Lestari.
11. Teman-teman Fakultas Farmasi 2012 Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta untuk setiap semangat, perjuangan, kerja keras dan
kebersamaan kita.
12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini dan tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi yang dibuat jauh dari
sempurna karena keterbatasan yang dimiliki. Oleh karena itu, penulis
mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
menyempurnakan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi
pembaca.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xvii
INTISARI ......................................................................................................... xviii
ABSTRACT ....................................................................................................... xix
BAB I. PENGANTAR .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1. Perumusan masalah ......................................................................... 4
2. Keaslian penelitian .......................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ........................................................................... 7
a. Manfaat teoritis ......................................................................... 7
b. Manfaat praktis ......................................................................... 7
B. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
1. Tujuan umum ................................................................................... 7
2. Tujuan khusus .................................................................................. 7
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ........................................................... 9
A. Pengobatan Mandiri ............................................................................. 9
B. Obat tradisional .................................................................................... 10
a. Jamu .............................................................................................. 11
b. Obat Herbal Terstandar ................................................................. 11
c. Fitofarmaka ................................................................................... 12
C. Pola Penggunaan Obat Tradisional ...................................................... 12
D. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional ............................................... 15
E. Keterangan Empiris .............................................................................. 16
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 17
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ........................................................... 17
B. Variabel Penelitian ............................................................................... 17
C. Definisi Operasional Penelitian............................................................ 18
D. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian ................................................. 19
E. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 20
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 21
G. Teknik Pengambilan Sampel................................................................ 21
H. Instrumen Penelitian............................................................................. 22
I. Tahapan Penelitian ............................................................................... 23
1. Studi pustaka .................................................................................. 23
2. Penentuan lokasi penelitian ............................................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
3. Perijinan dan etika penelitian ......................................................... 23
4. Pembuatan panduan wawancara .................................................... 24
5. Pengumpulan data .......................................................................... 24
6. Pengolahan data ............................................................................. 25
J. Analisis Hasil ....................................................................................... 25
1. Hasil data karakteristik ................................................................... 25
2. Hasil data kualitatif ........................................................................ 26
K. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 27
A. Karakteristik Responden ...................................................................... 27
1. Usia ................................................................................................ 28
2. Jenis kelamin .................................................................................. 28
3. Pekerjaan ........................................................................................ 29
4. Status pernikahan ........................................................................... 29
5. Pendidikan terakhir ........................................................................ 30
6. Pendapatan per bulan ..................................................................... 31
B. Pola Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri .......... 32
1. Frekuensi penggunaan obat tradisional .......................................... 32
2. Nama-nama obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan
mandiri ........................................................................................... 33
3. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri ... 35
4. Bentuk obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan
mandiri ........................................................................................... 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
5. Keluhan yang dialami responden saat melakukan pengobatan
mandiri ........................................................................................... 38
6. Cara responden memperoleh obat tradisional yang digunakan
untuk pengobatan mandiri .............................................................. 40
7. Jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat membeli
obat tradisional ............................................................................... 42
8. Harga obat tradisional yang digunakan responden saat
melakukan pengobatan mandiri ..................................................... 43
9. Cara penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan
mandiri ........................................................................................... 45
10. Lama penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan
mandiri ........................................................................................... 46
11. Yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional
untuk pengobatan mandiri .............................................................. 47
12. Efek samping yang dialami setelah menggunakan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri ............................................ 48
13. Obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan
sebelumnya ..................................................................................... 50
14. Sumber informasi mengenai obat tradisional ................................ 50
C. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri .. 52
1. Motivasi menggunakan obat tradisional untuk pengobatan
mandiri ........................................................................................... 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Motivasi memilih menggunakan obat tradisional untuk
mengatasi penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan
diri ke pelayanan kesehatan ........................................................... 54
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................ 56
A. Kesimpulan .......................................................................................... 56
B. Saran ..................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 58
LAMPIRAN ..................................................................................................... 62
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Karakteristik responden ................................................................. 27
Tabel II. Nama obat-obat tradisional yang digunakan untuk
pengobatan mandiri ........................................................................ 34
Tabel III. Nama dan bentuk sediaan obat tradisional ..................................... 37
Tabel IV. Keluhan sakit yang dialami responden yang melakukan
pengobatan mandiri dengan obat tradisional.................................. 39
Tabel V. Cara responden memperoleh obat tradisional ............................... 41
Tabel VI. Tempat responden membeli obat tradisional ................................. 41
Tabel VII. Harga obat tradisional yang dibeli responden untuk
pengobatan mandiri ........................................................................ 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema pencarian subjek penelitian ......................................... 20
Gambar 2. Skema kajian penelitian payung .............................................. 21
Gambar 3. Frekuensi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan
mandiri dalam sebulan terakhir ............................................... 33
Gambar 4. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan
mandiri .................................................................................... 35
Gambar 5. Bentuk sediaan obat tradisional yang digunakan responden
untuk pengobatan mandiri ....................................................... 36
Gambar 6. Jarak responden memperoleh obat tradisional untuk pengobatan
mandiri .................................................................................... 43
Gambar 7. Cara penggunaan obat tradisional oleh responden untuk
pengobatan mandiri ................................................................. 46
Gambar 8. Lama penggunaan obat tradisional yang digunakan
responden untuk pengobatan mandiri ..................................... 47
Gambar 9. Hal yang dialami responden setelah menggunakan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri ..................................... 48
Gambar 10. Efek samping yang dialami responden setelah menggunakan
obat tradisional untuk pengobatan mandiri ............................. 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 11. Penggunaan obat tradisional yang sudah pernah digunakan
sebelumnya oleh responden untuk pengobatan mandiri ......... 50
Gambar 12. Sumber informasi mengenai obat tradisional yang diperoleh
oleh responden untuk pengobatan mandiri ............................. 51
Gambar 13. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri ................................................................. 54
Gambar 14. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri tanpa memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan ................................................................................. 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat izin penelitian .................................................................. 63
Lampiran 2. Ethical clearance ...................................................................... 65
Lampiran 3. Informed consent ...................................................................... 66
Lampiran 4. Panduan wawancara ................................................................. 68
Lampiran 5. Peta Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah ..................................................................................... 73
Lampiran 6. Hasil pengecekan obat Ricalinu dan Natruindo di BPOM ....... 74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional merupakan perilaku
kesehatan. Pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional dapat dilakukan
dengan tujuan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan pola dan motivasi penggunaan obat tradisional
untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif dengan rancangan
cross sectional. Responden penelitian ini adalah masyarakat dewasa setempat
yang berusia ≥18 tahun, dipilih secara kebetulan (accidental sampling) dan pernah
melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional sebulan terakhir
dan bersedia diwawancara. Data karakteristik responden dianalisis dengan statistik
deskriptif dan data kualitatif hasil wawancara terstruktur diolah secara content
analysis.
Pola penggunaan obat tradisional dengan frekuensi 1-5 kali dalam
sebulan. Pengobatan mandiri banyak dilakukan untuk mengobati diri sendiri. Obat
tradisional dibeli sendiri di warung dengan harga terjangkau. Penggunaannya
dengan diminum langsung setiap hari. Obat tradisional membuat badan terasa
enak dan efek samping yang terjadi sedikit. Tolak Angin® banyak digunakan
untuk masuk angin. Sumber informasi obat tradisional diperoleh dari keluarga
yang menjadi turun-temurun dan dari iklan di televisi. Motivasi penggunaan obat
tradisional adalah merasa cocok kemudian sembuh setelah menggunakan obat
tradisional dan karena penyakit ringan yang dialami langsung sembuh sehingga
tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
Kata kunci: pengobatan mandiri, obat tradisional, pola penggunaan, motivasi,
masyarakat Desa Dieng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
Self medication using traditional medicine is a motivation for staying
healthy. Self medication by traditional medicine can be done for preventive,
promotive, curative and rehabilitative. This research objective is explaining
patterns and motivations of traditional medicine utilization for self medication in
community at Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah.
This research is an observational descriptive with cross sectional design.
Research respondents are adult local community who are ≥ 18 years old chosen
by accidental sampling and had been utilizing self medication by traditional
medicine for the last month and willing to be interviewed. Respondents
characteristics data are analyzed by descriptive statistics and qualitative data
from structured interviews are treated using content analysis.
Traditional medicine has been using for 1-5 times in a month. Self
medication has much done for self-healing. Traditional medicine is bought
individually at local store in a low price. The utilization of traditional medicine is
directly consumed every day. Traditional medicine has made physically body feel
good and almost no adverse reaction. Tolak Angin® has already been used for
cold healing. Traditional medicine information is obtained from generation to
generation in family and television advertisement. The motivation of traditional
medicine utilization are feeling appropriate with traditional medicine and healed
after using traditional medicine beside it is a minor illness and directly healed
therefore medical check-up are not necessary.
Key words: self medication, traditional medicine, utilization pattern, motivation,
community at Desa Dieng.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan.
Diantara 30.000 spesies tumbuhan yang hidup di Indonesia, diketahui 7000
spesies tumbuhan berkhasiat sebagai obat. Sekitar 90% tumbuhan obat di kawasan
Asia tumbuh di Indonesia. Terdapat 940 spesies tumbuhan obat telah
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai obat tradisional, hanya 120 spesies yang
masuk dalam Materia Medika Indonesia (Tilaar, 2014).
Obat tradisional tidak hanya berasal dari tumbuhan saja, bahan lain juga
dapat digunakan untuk membuat obat tradisional. Menurut Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat (9) tentang kesehatan menyebutkan
pengertian dari obat tradisional yang merupakan bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik)
atau campuran bahan tersebut yang secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
Obat tradisional telah digunakan oleh masyarakat Indonesia sejak zaman
kerajaan, perjuangan kemerdekaan, hingga perkembangan dan kemajuan sampai
saat ini. Obat tradisional juga telah diterima secara luas di negara berkembang dan
di negara maju (Tilaar, 2014). Pada awalnya obat tradisional dibuat sendiri dari
bahan tumbuhan yang secara turun-temurun dan ada pula yang dibuat oleh
herbalist kemudian berkembang menjadi industri rumah tangga, lalu pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pertengahan abad ke-20 telah diproduksi oleh industri kecil obat tradisional dan
industri obat tradisional (Handayani dan Suharmiati, 2002).
Penelitian yang telah dilakukan di Indonesia mengungkapkan bahwa
masyarakat desa cenderung melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan
obat tradisional atau cara tradisional yang diwariskan secara turun temurun
(Supardi, Jamal dan Raharni, 2005). Kelebihan dari tanaman obat yang digunakan
sebagai obat tradisional adalah efek samping yang relatif lebih kecil dibandingkan
obat, harga yang lebih terjangkau dan ketersediaan bahan baku yang lebih mudah
ditemukan di lingkungan sekitar (Wasito, 2011).
World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan obat
tradisional untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan dan pengobatan penyakit
terutama untuk penyakit kronis, penyakit degeneratif dan kanker. Hal tersebut
menunjukkan bahwa WHO mendukung penggunaan obat tradisional sebagai salah
satu cara pengobatan yang lebih dikenal dengan back to nature, yang dalam hal
tertentu lebih menguntungkan seperti harga obat tradisional yang lebih terjangkau
karena diperoleh dari lingungan sekitar. Kebijakan nasional di Indonesia
mengenai obat tradisional disebutkan bahwa pengembangan dan peningkatan obat
tradisional ditujukan agar diperoleh obat tradisional yang bermutu tinggi, aman,
memiliki khasiat nyata yang teruji secara ilmiah dan dimanfaatkan secara luas,
baik untuk pengobatan sendiri oleh masyarakat maupun dalam pelayanan
kesehatan (Wasito, 2011).
Menurut Soedibyo (1998), penggunaan obat tradisional di Indonesia
sudah menjadi bagian dari budaya bangsa dan sudah banyak dimanfaatkan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
masyarakat sejak zaman dahulu kala. Manfaat dari obat tradisional selain untuk
pengobatan (kuratif), juga bermanfaat untuk peningkatan kesehatan (promotif),
pencegahan penyakit (preventif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
Penggunaan obat tradisional merupakan salah satu upaya dalam
melakukan pengobatan mandiri. Pengobatan mandiri memiliki tujuan untuk
meningkatankan kesehatan, mengobati penyakit ringan, dan pengobatan rutin
penyakit kronis setelah perawatan dokter. Motivasi seseorang melakukan
pengobatan mandiri adalah kepraktisan waktu, kepercayaan pada obat tradisional,
masalah privasi, biaya, jarak, dan kepuasan terhadap pelayanan kesehatan
(McEwen, 1979).
Desa Dieng merupakan salah satu desa di kawasan wisata alam
pegunungan di Dataran Tinggi Dieng Kabupaten Wonosobo. Desa Dieng terletak
di lembah yang dikelilingi oleh beberapa bukit, belum terdapat apotek di wilayah
Desa Dieng, hal ini membuat akses masyarakat setempat terhadap pelayanan
kesehatan menjadi terbatas. Apotek terdekat berada di Kecamatan Garung
sebelum Kabupaten Wonosobo, dapat diakses dengan alat transportasi umum
berupa mini bis yang melintasi Desa Dieng sehingga masyarakat yang
menggunakan harus menunggu di area terminal. Pengobatan mandiri
menggunakan obat tradisional atau cara tradisional merupakan bagian penting dari
budaya lokal dan sangat membantu dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setempat (Sanitasi Kabupaten Wonosobo, 2012).
Berdasarkan hal tersebut, maka perilaku penggunaan obat tradisional
untuk pengobatan mandiri di daerah Desa Dieng menarik untuk dikaji. Kajian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
serupa belum pernah dilakukan di lokasi tersebut. Oleh karena itu, hasil penelitian
ini diharapkan dapat memberi informasi dan gambaran mengenai pola dan
motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan
masyarakat Desa Dieng Dieng, terutama dalam hal peningkatan derajat kesehatan
melalui pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional.
1. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka
permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
a. Seperti apa karakteristik responden yang menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Wonosobo, Jawa Tengah?
b. Seperti apa pola pengunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di
kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa
Tengah?
c. Seperti apa motivasi pengunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di
kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa
Tengah?
2. Keaslian penelitian
Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pola penggunaan dan
motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri yang telah
dipublikasikan antara lain:
a. “Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kios Jamu di Kota
Yogyakarta Periode Desember 2004 - Februari 2005: Kajian Motivasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pengetahuan dan Penggunaan” (Ningsih, 2005). Tujuan penelitian ini untuk
memperoleh informasi mengenai perilaku dari masyarakat pengguna obat
tradisional di Kota Yogyakarta. Subjek penelitian ini adalah para pengunjung
kios jamu yang pernah menggunakan obat tradisional di 10 kios jamu Kota
Yogyakarta.
b. “Pola Perilaku Pengobatan Mandiri Diantara Pria dan Wanita di Kalangan
Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Kampus III, Paingan, Maguwoharjo,
Depok, Sleman, Yogyakarta” (Angkoso, 2006). Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui perbandingan pola perilaku antara pria dan wanita dalam
pengobatan mandiri dan dalam pemilihan obat tanpa resep (OTR) di kalangan
mahasiswa khususnya mahasiswa Kampus III, Universitas Sanata Dharma,
Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, kecuali Fakultas
Farmasi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma,
Kampus III, Paingan, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, kecuali
Fakultas Farmasi di semester gasal tahun ajaran 2005/2006.
c. “Studi tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi pada
Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada
Masyarakat Desa Maguwoharjo” (Wisely, 2008). Tujian penelitian ini untuk
memberi informasi mengenai pemahaman masyarakat tentang kemasan obat
tradisional serta faktor-faktor yang melatarbelakangi atau alasan pemilihan
pemakaian obat tradisonal di masyarakat sekarang ini. Subjek penelitian ini
adalah ibu-ibu yang sudah atau pernah menikah, berusia 26 – 60 tahun, yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
pernah mengkonsumsi obat tradisional dan bertempat tinggal di Desa
Maguwoharjo.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sudah ada sebelumnya,
terletak pada tujuan penelitian, subjek atau responden penelitian, lokasi penelitian,
teknik pengambilan responden, dan analisis data. Penelitian ini dilakukan di Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, pada tahun
2015, responden penelitian masyarakat Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun yang
pernah melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir, baik laki-laki
ataupun perempuan dan bersedia diwawancara. Teknik pengambilan responden
dengan metode aksidental,sampling, sedangkan analisis data dengan
menggunakan statistik deskriptif dan content analysis.
Penelitian ini membahas mengenai pola dan motivasi penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri di masyarakat desa yang berada di daerah
dataran tinggi. Pada penelitian sebelumnya membahas mengenai motivasi,
pengetahuan dan penggunaan obat tradisional dengan teknik pengambilan
responden menggunakan purposive sampling dan sebagian besar responden
adalah laki-laki (Ningsih, 2005), faktor-faktor yang mempengaruhi pola perilaku
pengobatan mandiri dengan jenis penelitian observasional deskriptif,
menggunakan kuisioner dan faktor terbesar yang mempengaruhi adalah karena
hemat biaya (Angkoso, 2008) dan pemahaman informasi pada kemasan dan alasan
pemilihan obat tradisional dengan jenis penelitian non-eksperimental, survey
epidemiologi deskriptif (Wisely, 2008).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Sepengetahuan peneliti, penelitian mengenai pola dan motivasi
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat
Desa Dieng belum pernah dilakukan. Oleh karena hal tersebut, diharapkan hasil
penelitian ini dapat memberi dan menambah informasi mengenai pola dan
motivasi penggunaan obat tradisional.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis. Memberikan deskripsi mengenai pola dan motivasi
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri pada masyarakat Desa
Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
b. Manfaat praktis. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi bagi masyarakat mengenai gambaran pola dan motivasi penggunaan
obat tradisional di kalangan masyarakat Desa Dieng,
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini dilakukan untuk mendeskripsikan pola penggunaan dan
motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan
masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah.
2. Tujuan khusus
a. Mendapatkan gambaran mengenai karakteristik responden yang
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan
masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Mendapatkan gambaran mengenai pola penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah yang meliputi frekuensi
pengunaan, nama obat tradisional, yang menggunakan obat tradisional,
bentuk obat tradisional yang digunakan, keluhan yang dialami, cara
memperoleh, jarak, harga, cara penggunaan, lama penggunaan, yang
dialami responden setelah menggunakan obat tradisional, efek samping,
obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan sebelumnya dan
sumber informasi mengenai obat tradisional.
c. Mendapatkan gambaran mengenai motivasi penggunaan obat tradisional
untuk pengobatan mandiri di kalangan masyarakat Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
PENELAHAAN PUSTAKA
A. Pengobatan Mandiri
Pengobatan mandiri adalah tindakan pemilihan dan penggunaan obat-
obatan, baik obat tradisional maupun obat oleh individu untuk mengobati penyakit
ringan atau gejala yang dapat dikenali sendiri, bahkan untuk penyakit kronis
tertentu yang sebelumnya telah didiagnosis tegak oleh dokter (WHO, 1998).
Menurut Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan (Dirjen Binfar
dan Alkes) Tahun 2007, setiap individu yang akan melakukan pengobatan mandiri
dituntut untuk bisa menentukan pola pengobatannya sendiri, termasuk tindakan
pemilihan obat (obat tradisional atau obat) untuk mengatasi keluhan yang dialami.
Menurut Djunarko dan Hendrawati (2011), beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi seseorang untuk melakukan pengobatan mandiri, antara lain biaya
pelayanan kesehatan yang mahal sehingga masyarakat lebih memilih mencari
pengobatan yang lebih murah untuk mengobati penyakit-penyakit relatif ringan
yang dialami, kemudian dengan berkembangnya kesadaran akan arti penting
kesehatan bagi masyarakat karena meningkatnya sistem informasi, pendidikan dan
kehidupan sosial ekonomi, sehingga meningkatkan pengetahuan untuk melakukan
pengobatan mandiri. Faktor lainnya seperti promosi obat bebas dan obat bebas
terbatas melalui media cetak maupun elektronik sampai beredar ke pelosok-
pelosok desa, semakin tersebarnya distribusi obat melalui Puskesmas dan warung
yang berperan dalam peningkatan pengenalan dan penggunaan obat, terutama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
OTR dalam pengobatan mandiri, dilakukannya kampanye pengobatan mandiri
yang rasional di masyarakat mendukung perkembangan farmasi komunitas, dan
semakin banyak obat yang dahulu termasuk obat keras dan harus diresepkan
dokter, dalam perkembangan ilmu kefarmasian yang ditinjau dari khasiat dan
keamanan obat diubah menjadi OTR (obat wajib apoteker, obat bebas terbatas,
dan obat bebas), sehinggga masyarakat dapat memperkaya pemilihan obat.
Dalam melakukan pengobatan mandiri, pelaku harus mampu
mendiagnosis dan menentukan sendiri obat yang digunakan untuk mengatasi
keluhan yang dialaminya. Menurut Dirjen Binfar dan Alkes (2007), hal-hal yang
perlu diketahui sebelum melakukan pengobatan mandiri antara lain adalah dengan
mengetahui jenis obat yang diperlukan, mengetahui kegunaan dari tiap obat
sehingga dapat mengevaluasi sendiri perkembangan rasa sakitnya, menggunakan
obat secara benar (cara, aturan, lama pemakaian) dan mengetahui batas kapan
harus menghentikan pengobatan mandiri yang kemudian segera minta pertolongan
kepada petugas kesehatan. Pelaku pengobatan mandiri juga harus mengetahui efek
samping obat yang digunakan sehingga dapat memperkirakan apakah suatu
keluhan yang timbul kemudian, merupakan suatu penyakit baru atau efek samping
obat yang timbul.
B. Obat Tradisional
Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Bab I Pasal 1 ayat (9)
tentang kesehatan menyebutkan bahwa “obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan tersebut yang secara turun-
temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman dan dapat
diterapkan sebagai norma yang berlaku di masyarakat”. Berdasarkan cara
pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat, menurut
Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI)
Nomor HK.00.05.4.2411 Tahun 2004 tentang ketentuan pokok pengelompokan
dan penandaan obat bahan alam Indonesia, obat tradisional dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka, dengan
logo tertentu dalam kemasan sebagai berikut.
1. Jamu
Menurut Keputusan menurut BPOM RI menyebutkan bahwa, “jamu
adalah obat tradisional Indonesia yang bukti klaim khasiat dan keamanannya
berdasarkan data empiris karena telah digunakan secara turun-temurun”. Simbol
berupa “RANTING DAUN” berwarna hijau yang terletak di dalam lingkaran
dengan warna dasar putih atau warna lain yang menyolok, serta mencantumkan
tulisan “JAMU” berwarna hijau”.
2. Obat herbal terstandar
Menurut Keputusan menurut BPOM RI menyebutkan bahwa, “obat
herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya
telah distandarisasi”. Simbol obat herbal terstandar adalah “JARI-JARI DAUN
(3 PASANG)” berwarna hijau yang terletak di dalam lingkaran dengan warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
dasar putih atau berwarna lain yang menyolok. Dibawah simbol tersebut harus
terdapat tulisan “OBAT HERBAL TERSTANDAR” berwarna hijau.
3. Fitofarmaka
Menurut Keputusan menurut BPOM RI menyebutkan bahwa,
“fitofarmaka adalah sediaan bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uij pra klinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah terstandarisasi”. Simbol fitofarmaka berupa “JARI-JARI
DAUN” berwarna hijau yang membentuk bintang dan terletak di dalam lingkaran
dengan warna dasar putih atau mencolok, serta terdapat tulisan
“FITOFARMAKA” pada bawah lingkaran.
C. Pola Penggunaan Obat Tradisional
Penggunaan obat tradisional di Indonesia merupakan bagian dari budaya
bangsa dan banyak dimanfatkan masyarakat sejak berabad-abad yang lalu. Namun
demikian, pada umumnya efektivitas dan keamanannya belum sepenuhnya
didukung oleh penelitian yang memadai (Sulasmono dan Harti, 2010). Pola
penggunaan obat dideskripsikan berdasarkan pengetahuan tentang nama, tujuan
penggunaan, sumber informasi, sumber obat, jarak ke sumber obat dan alat
transportasi ke sumber obat (Supardi, Sukasediati dan Azis, 1997).
Menurut Pujiyanto (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
frekuensi minum ramuan obat tradisional bervariasi. Frekuensi penggunaan obat
tradisional merupakan salah satu pola dari penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Menurut Wasito (2011), bentuk sediaan obat tradisional dapat berupa
bentuk padat, cair, maupun semi padat. Bentuk sediaan obat tradisional Indonesia
yang banyak beredar di masyarakat antara lain berbentuk rajangan, serbuk, pil,
dodol atau jenang, pastilles, kapsul, tablet, cairan obat dalam, cairan obat luar, sari
jamu, salep atau krim, koyok, parem, pilis dan tapel. Bentuk sediaan merupakan
salah satu pola dari penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri.
Pemilihan obat menurut Kalagie (cit. Supardi, 1997) dipengaruhi oleh
jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat membeli obat. Jarak yang
dekat antara tempat tinggal dengan tempat membeli obat memudahkan
masyarakat untuk memperoleh obat tradisional. Pengobatan mandiri memberikan
beberapa keuntungan. Salah satu keuntungan dari pengobatan mandiri adalah
biaya yang dikeluarkan lebih murah (Rantucci, 1997).
Pembuatan ramuan obat tradisional dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Pertama dengan dicampur, ditumbuk, direbus dan diambil air sarinya. Kedua
dengan dicampur, ditumbuk, tanpa direbus dan diambil air sarinya. Ketiga dengan
dicampur, ditumbuk dan dikeringkan. Keempat dengan dicampur, dipotong-
potong kemudian dikeringkan dan kelima langsung digunakan (Latief, 2012).
Obat tradisional dapat diperoleh dari berbagai sumber. Menurut
Handayani dkk. (2002), sumber sebagai pembuat yang memproduksi obat
tradisional dikelompokkan menjadi tiga, antara lain: obat tradisional buatan
sendiri merupakan akar dari pengembangan obat tradisional di Indonesia saat ini.
Pada zaman dahulu, nenek moyang kita mempunyai kemampuan untuk
menyediakan ramuan obat tradisional untuk menjaga kesehatan anggota keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
serta penanganan penyakit ringan yang dialami oleh anggota keluarga. Kedua,
obat tradisional yang berasal dari pembuat jamu (herbalist) merupakan salah satu
penyedia obat tradisional dalam bentuk cairan yang sangat digemari masyarakat.
Ketiga, obat tradisional buatan industri. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 246/Menkes/Per/V/1990, industri obat tradisional digolongkan menjadi
industri obat tradisional dan industri kecil obat tradisional. Semakin maraknya
obat tradisional, industri farmasi mulai tertarik untuk memproduksi obat
tradisional.
Menurut Thomas (1989), berbagai macam penyakit dan keluhan ringan
maupun berat dapat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan
yang terdapat disekitar pekarangan rumah yang dapat dibuat menjadi obat
tradisional. Obat tradisional dibuat dengan pengetahuan dan peralatan yang
sederhana pada jaman dahulu oleh nenek moyang dan para orang tua untuk
mengatasi masalah penyakit dan hasilnya cukup memuaskan.
Penggunaan obat yang rasional adalah suatu tindakan pengobatan
terhadap suatu penyakit dan pemahaman aksi fisiologis yang benar dari suatu
penyakit atau gejala-gejalanya. Obat yang digunakan harus tepat dosis, tepat
penderita, tepat indikasi, tepat cara pemakaian, tepat jumlah dan frekuensi serta
lama pemakaian, terpilih untuk penyakitnya, tepat kombinasi, dan tepat
informasinya, serta waspada terhadap adanya efek samping obat (Ikawati, 1994).
Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan obat tradisional adalah efek
samping yang ditimbulkan cukup kecil dibandingkan dengan yang sering terjadi
pada pengobatan menggunakan obat (Wasito, 2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
D. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional
Motivasi pada dasarnya merupakan interaksi seseorang dengan situasi
tertentu yang dihadapinya. Motivasi juga suatu alasan (reasoning) seseorang
untuk bertindak dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
(Notoatmodjo, 2010).
Motivasi merupakan suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu
yang diarahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan tertentu. Sumber yang
mendorong terciptanya suatu kebutuhan dan keinginan tersebut dapat berasal dari
dalam diri sendiri atau dari lingkungan sekitarnya (Dharmmesta dan Handoko,
2000).
Menurut Sarwono (1997), motivasi adalah dorongan yang bertindak
untuk memuaskan suatu kebutuhan, dorongan ini diwujudkan dalam bentuk
keinginan yang harus dipenuhi. Keinginan itu akan mendorong individu untuk
melakukan suatu tindakan agar tujuannya tercapai. Motivasi yang rendah biasanya
menghasilkan tindakan yang kurang kuat.
Menurut Kotler dan Keller (2007) “Customer buying decision – all their
experience in learning, choosing, using, even disposing of a product”, yang
memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen. Konsumen
mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan
pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan
menginginkan suatu produk.
Faktor-faktor perilaku yang dapat mempengaruhi motivasi kesehatan
individu atau masyarakat adalah faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pendorong. Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan,
tradisi, norma sosial dan unsur-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan
masyarakat. Faktor pendukung adalah tersedianya sarana pelayanan kesehatan dan
kemudahan untuk mencapainya, sedangkan faktor pendorong adalah sikap dan
perilaku dari petugas kesehatan (Sarwono, 2007).
E. Keterangan Empiris
Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai pola dan
motivasi pengunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan
masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Wonosobo, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian berjudul “Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional
untuk Pengobatan Mandiri di Kalangan Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah” merupakan jenis penelitian
observasional deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu mengumpulkan
data dan mendeskripsikan mengenai pola dan motivasi penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri tanpa adanya perlakuan terhadap responden,
pada satu titik waktu tertentu tanpa adanya tindak lanjut selama penelitian. Hal
tersebut tidak berarti bahwa semua responden penelitian diamati secara bersamaan
pada waktu yang sama. Observasional deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mendeskripsikan atau menggambarkan suatu fenomena yang sedang terjadi
di dalam masyarakat (Notoatmodjo, 2010).
B. Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini adalah pola dan motivasi penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri oleh masyarakat Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
C. Definisi Operasional Penelitian
Definisi operasional pada penelitian ini adalah:
1. Pengobatan mandiri dalam penelitian didefinisikan sebagai penggunaan obat-
obat tradisional oleh masyarakat atas inisiatif sendiri dalam waktu sebulan
terakhir.
2. Obat tradisional didefinisikan sebagai bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, sediaan sarian, termasuk jamu, obat herbal terstandar dan
fitofarmaka.
3. Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan untuk manusia.
4. Pola penggunaan obat tradisional didefinisikan sebagai tindakan responden
yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri dalam waktu
sebulan terakhir, meliputi: frekuensi pengunaan, nama obat tradisional, yang
menggunakan obat tradisional, bentuk obat tradisional yang digunakan,
keluhan yang dialami, cara memperoleh, jarak, harga, cara penggunaan, lama
penggunaan, yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional,
efek samping, obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan
sebelumnya dan sumber informasi mengenai obat tradisional.
5. Motivasi penggunaan adalah faktor-faktor yang melatarbelakangi suatu
penggunaan obat tradisional dan pemilihan pengobatan, yang dapat
dipengaruhi oleh faktor predisposisi, pendukung dan pendorong.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
D. Subjek dan Kriteria Inklusi Penelitian
Subjek penelitian adalah masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Kriteria inklusi penelitian adalah
masyarakat dewasa di Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun, yang pernah
melakukan pengobatan mandiri dalam waktu satu bulan terakhir, baik laki-laki
ataupun perempuan dan bersedia diwawancarai dengan menandatangani informed
consent.
Pada penelitian ini responden penelitian yang ditetapkan sebagai kriteria
inklusi adalah responden yang berusia lebih dari atau sama dengan 18 tahun.
Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan
Republik Indonesia, pada usia 18 tahun merupakan batas usia dewasa seseorang.
Menurut Adjie (2003), usia dewasa berarti seseorang memiliki tanggung jawab
atas dirinya sendiri dalam melakukan tindakan.
Rentang waktu penggunaan obat tradisional dalam melakukan
pengobatan mandiri adalah satu bulan terakhir. Tujuan diberikan batasan waktu
satu bulan terakhir agar mempermudah responden dalam mengingat dan
menghindari terjadinya bias.
Responden penelitian payung diperoleh dari 52 responden yang bersedia
diwawancarai dan terdapat 17 responden yang dikeluarkan. Alasan responden
dikeluarkan karena menggunakan obat dari resep dokter sebanyak 6 responden
dan tidak melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir selama
wawancara berlangsung sebanyak 11 responden. Responden penelitian ini
sebanyak 31 responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
tradisional. Penelitian deskriptif memiliki jumlah minimal responden adalah 30
responden. Jumlah responden tersebut cukup untuk mendapatkan data yang
terdistribusi normal jika dilakukan analisis statistik seperti uji komperasi dan
kolerasi (Krithikadatta, 2014; Hardon, Hodgkin and Fresle, 2004).
Skema pencarian subjek (Gambar 1) dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 1. Skema pencarian subjek penelitian
E. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan Kejajar,
Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Mei
dan Juni 2015. Pengambilan data penelitian ini dilakukan dua kali. Pengambilan
data pertama dilakukan pada tanggal 14-16 Mei 2015 dan pengambilan data kedua
dilakukan pada tanggal 13-15 Juni 2015.
52 responden yang bersedia diwawancara
4 responden melakukan pengobatan mandiri menggunakan
obat
30 responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat
26 responden melakukan pengobatan mandiri dengan obat
dan obat tradisional
5 responden melakukan pengobatan mandiri dengan obat
tradisional
Responden penelitian:
31 responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat
tradisional
17 responden dikeluarkan:
6 responden menerima resep dari dokter
11 responden tidak melakukan pengobatan mandiri selama satu
bulan terakhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian payung, yang dibedakan
berdasarkan kajian. Judul utama penelitian payung adalah “Profil Perilaku
Pengobatan Mandiri Menggunakan Tumbuhan Obat di Kalangan Masyarakat
Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah”. Kajian
penelitian payung mengenai pengobatan mandiri meliputi: pengetahuan, sikap
dan tindakan penggunaan obat; pengetahuan, sikap dan tindakan penggunaan obat
tradisional, pola dan motivasi penggunaan obat; pola dan motivasi penggunaan
obat tradisional.
Penelitian payung ini dilakukan oleh 4 mahasiswa dengan kajian yang
berbeda masing-masing mahasiswa. Kajian yang diangkat oleh peneliti adalah
“Pola dan Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri di
Kalangan Masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo,
Jawa Tengah”. Skema kajian penelitian payung (Gambar 2) yang dilakukan:
Gambar 2. Skema kajian penelitian payung
G. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel penelitian ini dengan jenis accidental
sampling. Pengambilan data kualtitatif dilakukan dengan wawancara terstruktur
berdasarkan panduan wawancara secara non-random sampling, yaitu pengambilan
Kajian
Pengobatan mandiri menggunakan obat
Pengetahuan, sikap dan tindakan
Pola dan motivasi
Pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional
Pengetahuan, sikap dan tindakan
Pola dan motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sampel tidak berdasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, sehingga
setiap anggota populasi tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi
sampel (Notoatmodjo, 2010).
Accidental sampling dilakukan dengan cara memilih responden yang
kebetulan ditemui oleh peneliti. Pengambilan sampel secara aksidental (accidental
sampling) merupakan pengambilan responden secara kebetulan ditemui dan
bersedia menjadi subjek penelitian yang berada di suatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010).
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa panduan
wawancara. Wawancara untuk memperoleh data kualitatif dilakukan dengan
bantuan alat berupa panduan wawancara, alat perekam (audio taped) dan catatan
hasil wawancara. Panduan wawancara sudah divalidasi dengan metode expert
judgement, dalam hal ini divalidasi oleh dosen Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sehingga panduan wawancara dapat digunakan untuk
pengambilan data. Panduan wawancara yang disusun berisi pertanyaan-
pertanyaan mengenai pola dan motivasi penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri, pertanyaan pada panduan wawancara disusun secara
terstruktur dan dengan bahasa yang dapat dipahami responden saat diwawancarai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
I. Tahapan Penelitian
1. Studi pustaka
Studi pustaka dilakukan terlebih dahulu mengenai pengobatan mandiri,
obat tradisional, pola penggunaan obat tradisional pada masyarakat desa yang
menggunakan obat tradisional di daerah yang ada di Indonesia khususnya daerah
Jawa, motivasi penggunaan obat tradisional oleh masyarakat desa, metode
penelitian teknik pengambilan sampel, dan besar sampel penelitian.
2. Penentuan lokasi penelitian
Lokasi penelitian ditentukan dan dilakukan di Desa Dieng, Kecamatan
Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.
3. Perizinan dan etika penelitian
Perizinan penelitian dilakukan dengan mengajukan rekomendasi dari
Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat (Badan Kesbanglinmas)
Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Badan Penanaman Modal Daerah Provinsi
Jawa Tengah. Pengurusan etika penelitian diajukan kepada Komisi Etik Penelitian
Kedoketran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta, sehingga setelah pegurusan izin dan etika penelitian sudah diterima,
penelitian dapat dilaksanakan.
Pengurusan ethical clearance diajukan kepada Komisi Etik Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Ethical clearance penelitian diperoleh pada tanggal 17 Juni 2015
dengan nomor Ref: KE/FK/706/EC/2015. Ethical clearance dibuat untuk
menjamin terpenuhinya etika dalam melakukan penelitian. Informed consent
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
adalah bukti tertulis dari pernyataan kesediaan calon subjek penelitian untuk bisa
ikut terlibat di dalam penelitian. Responden diberikan penjelasan singkat
mengenai penelitian sebelum diminta kesediaannya menjadi responden, kemudian
responden menandatangani informed consent dengan tidak ada unsur paksaan
dalam proses rekrutmen responden. Semua data diri dari responden dirahasiakan
dalam penelitian ini.
4. Pembuatan panduan wawancara
Panduan wawancara divalidasi terlebih dahulu dengan metode expert
judgement dilakukan oleh dosen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Tujuan validasi panduan wawancara untuk melihat kesesuaian
pertanyaan dengan tujuan yang akau dicapai dan menunjukkan tingkat kesahihan
instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data penelitian. Panduan
wawancara yang digunakan dalam penelitian berdasarkan kuesioner penelitan
sebelumnya oleh Pangastuti (2014). Namun ada perbedaan karena pada panduan
wawancara penelitian ini terdapat penambahan pertanyaan untuk menyesuaikan
dengan tujuan penelitian.
5. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara terstruktur
dengan responden. Wawancara dilakukan langsung dengan bantuan panduan
wawancara dan alat perekam (audio taped). Panduan wawancara berisi daftar
pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun terstruktur. Calon responden yang
bersedia mengisi dan menandatangani inform consent yang diikutkan sebagai
responden, hal tersebut dilakukan sebagai tanda persetujuan responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
6. Pengolahan data
Pengolahan data penelitian ini dilakukan dengan mentranskripsikan data
hasil wawancara dari alat perekam (audio taped). Pada penelitian ini, peneliti
pertama melakukan transkripsi data hasil wawancara kemudian menyesuaikan
dengan catatan yang ditulis saat pengambilan data. Peneliti kedua melakukan
proses yang sama dengan peneliti pertama agar proses transkripsi oleh peneliti
pertama dan data hasil wawancara lebih akurat. Proses transkripsi pada penelitian
ini mengacu pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Widayati, Suryawati, de
Crespigny and Hiller (2012). Data hasil wawancara yang telah ditranskripsikan
kemudian dikuantifikasi sesuai dengan pertanyaan di panduan wawancara dengan
menghitung persentase dan mendeskripsikan hasil penelitian dari setiap
pertanyaan pada panduan wawancara.
J. Analisis Hasil
1. Hasil data karakteristik
Hasil data karakteristik responden dianalisis dengan metode statistik
deskriptif. Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis hasil adalah
teknik perhitungan persentase, yang ditampilkan dalam bentuk tabel atau diagram.
Perhitungan persentase dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: P : Persentase jawaban dalam satuan persen (%)
a : Jumlah jawaban
b : Total jumlah responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Hasil data kualitatif
Hasil data kualitatif dari wawancara terstruktur mengenai pola dan
motivasi penggunaan obat tradisional dianalisis dengan teknik content analysis.
Data kualitatif hasil wawancara dikategorikan dan dihitung persentasenya,
disetiap kategori disertai dengan pembahasan dan deskripsi.
K. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara non-random dengan jenis
accidental sampling karena peneliti hanya merekrut masyarakat Desa Dieng
yang kebetulan ditemui dan memenuhi kriteria inklusi saat pengambilan data.
2. Pengumpulan data yang dilakukan oleh tim peneliti dengan responden yang
kebetulan ditemui, terdapat keterbataan waktu saat wawancara karena banyak
responden yang sedang bekerja, sehingga diperlukan pemilihan waktu yang
tepat saat melakukan wawancara.
3. Instrumen penelitian ini menggunakan panduan wawancara yang tidak
terdapat skala untuk mengukur variabel dalam penelitian.
4. Kajian penelitian ini terbatas hanya pada pola penggunaan dan motivasi
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri di kalangan
masyarakat Desa Dieng, Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa
Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden
Sebanyak 31 responden bersedia diwawancarai dalam penelitian ini.
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi: usia, jenis kelamin,
pekerjaan, status pernikahan, pendidikan terakhir dan pendapatan per bulan.
Tabel I. Karakteristik responden, n=31
Karakteristik responden Persentase (%)
Rentang usia (18-59 tahun)
Median usia (33 tahun)
18 – 24 23
25 – 31 16
32 – 38 32
39 – 45 13
46 – 52 10
53 – 59 6
Jenis kelamin
Perempuan 68
Laki-laki 32
Jenis pekerjaan
Belum bekerja 3
Ibu Rumah Tangga 13
Karyawan 16
Pedagang/ Wirausaha 36
Petani 32
Status pernikahan
Menikah 84
Belum menikah 16
Tingkat pendidikan
SD 23
SLTP (SMP) 29
SLTA (SMA/SMK) 45
Perguruan Tinggi 3
Pendapatan per bulan
Belum memiliki pendapatan 3
< Rp 300.000 16
Rp 300.000 pendapatan < Rp 1.000.000 26
Rp 1.000.000 pendapatan < Rp 1.500.000 32
Rp 1.500.000 pendapatan < Rp 2.000.000 7
> Rp 2.000.000 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
1. Usia
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel I) diperoleh data rentang usia
responden adalah 18-59 tahun, dengan jumlah responden sebanyak 31 (n=31).
Data rentang usia responden tersebut, kemudian dibagi menjadi enam kelas. Pada
rentang usia 32-38 tahun menunjukkan persentase terbesar responden yang
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri (32%). Kriteria inklusi
penelitian adalah masyarakat dewasa di Desa Dieng yang berusia ≥18 tahun, yang
pernah melakukan pengobatan mandiri dalam waktu satu bulan terakhir.
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI Tahun 2011
dan Depkes RI Tahun 2009, pada rentang usia 32-38 tahun berada dalam rentang
usia produktif. Sebagian besar responden berada pada rentang usia produktif.
Seseorang dapat melakukan usaha untuk mengobati dirinya sendiri pada saat
bertambahnya usia dan seiring dengan bertambahnya pengetahuan
(Arumwardhani, 2011). Saat bertambahnya usia, pengetahuan mengenai
kesehatan akan meningkat.
2. Jenis kelamin
Pada hasil penelitian (Tabel I) mengenai karakteristik jenis kelamin
diperoleh, yaitu berjenis kelamin perempuan (68%) dan berjenis kelamin laki-laki
(32%). Pada penelitian ini lebih banyak diikuti oleh reponden berjenis kelamin
perempuan.
Berdasarkan penelitian sebelumnya menunjukkan perempuan lebih
sering melakukan pengobatan mandiri dan lebih peduli terhadap masalah
kesehatan, untuk dirinya sendiri maupun keluarganya (Noviana, 2011). Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
penelitian ini juga responden yang paling banyak melakukan pengobatan mandiri
adalah responden dengan jenis kelamin perempuan.
3. Pekerjaan
Hasil penelitian (Tabel I) diperoleh karakteristik pekerjaan responden,
dari 31 responden yang bersedia diwawancara yang paling banyak bekerja sebagai
pedagang/ wirausaha (36%) dan petani (32%). Desa Dieng memiliki tanah yang
subur sehingga cocok untuk bercocok tanam, selain itu juga Desa Dieng menjadi
desa wisata yang sudah banyak dikunjungin oleh wisatawan dari dalam negeri
maupun wisatawan dari luar negeri. Kedua hal tersebut membuat masyarakat Desa
Dieng memiliki pekerjaan sebagian besar menjadi pedagang/ wirausaha dan
petani.
Pekerjaan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan seseorang
melakukan pengobatan mandiri karena adanya komunikasi dalam pekerjaan yang
merupakan suatu kegiatan sosial (Sarwono, 2007). Kegiatan sosial menimbulkan
interaksi antar individu sehingga saling terjadi pertukaran informasi mengenai
kesehatan, pemilihan dan penggunaan obat. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap
pendapatan sehingga berpengaruh juga terhadap kesempatan untuk melakukan
pemilihan pengobatan. Pekerjaan sebagai pedagang/ wirausaha membutuhkan
komunikasi dengan pembeli, sesama penjual, dan masyarakat di sekitarnya yang
merupakan kegiatan sosial.
4. Status pernikahan
Pada hasil penelitian (Tabel I) mengenai karakteristik status pernikahan
diperoleh, yaitu sebesar 16% menjawab belum menikah dan sebesar 84%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menjawab sudah menikah. Sebagian besar responden pada penelitian ini sudah
menikah dan tinggal bersama dengan keluarga.
Status pernikahan memiliki pengaruh terhadap tindakan self-care,
termasuk melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tradisional
(Widayati, 2012). Pada penelitian ini, responden yang sudah menikah paling
banyak melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional
dibandingkan dengan responden yang belum menikah.
5. Pendidikan terakhir
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel I) diperoleh tingkat pendidikan
terakhir responden paling banyak adalah SLTA (SMA/SMK) sebesar 45%.
Pendidikan terakhir seseorang berpengaruh terhadap pengetahuan dan informasi
yang diperoleh oleh seseorang. Pendidikan terakhir merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap pengetahuan seseorang, pengetahuan dapat berupa
informasi-informasi mengenai pengobatan mandiri untuk mengatasi gejala
maupun penyakit yang dialami oleh seseorang (Sarwono, 2007).
Individu dengan pendidikan tinggi cenderung akan lebih mudah
menerima informasi, lebih baik untuk mengaplikasikan informasi yang diperoleh,
memiliki daya tangkap dan cara berpikir yang lebih baik. Informasi tersebut
termasuk informasi atau pengetahuan mengenai pengobatan mandiri. Masyarakat
yang tingkat pendidikan akhir lebih tinggi akan lebih banyak memperoleh
informasi atau pengetahuan mengenai pengobatan. Pada penelitian ini, responden
memiliki tingkat pendidikan terakhir paling banyak pada tingkat SLTA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
(SMA/SMK). Responden dengan tingkat pendidikan terakhir SLTA (SMA/SMK)
paling banyak melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional.
6. Pendapatan per bulan
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel I) diperoleh pendapatan per bulan
responden, pendapatan responden dibagi menjadi enam kelas. Pendapatan per
bulan Rp 1.000.000 ≤ pendapatan < Rp 1.500.000 merupakan pendapatan yang
paling banyak pada responden dalam penelitian ini.
Masyarakat yang memiliki pendapatan tinggi akan lebih mudah
mengakses sarana kesehatan, sedangkan masyarakat yang memiliki pendapatan
rendah akan cenderung menjadikan masalah biaya sebagai pertimbangan untuk
melakukan pengobatan. Menurut penelitian yang telah dilakukan, tingkat ekonomi
atau pendapatan seseorang berhubungan bermakna dengan penggunaan obat
tradisional. Masyarakat desa dan masyarakat kota memiliki tingkat pendapatan
yang berbeda. Diasumsikan bahwa masyarakat desa lebih banyak yang tingkat
ekomoni kurang mampu daripada masyarakat kota. Masyarakat yang berlokasi di
desa lebih banyak menggunakan obat tradisional dibandingkan masyarakat yang
berlokasi di kota, masyarakat desa cenderung menggunakan obat tradisional
karena ketersediaan tanaman obat sebagai bahan baku obat tradisional lebih
banyak dan lebih dikenal di desa. Obat tradisional jamu gendong dan obat
tradisional buatan sendiri lebih banyak digunakan di desa (Supardi dkk., 2003).
Pada penelitian ini, responden memiliki pendapatan per bulan yang
dapat digunakan untuk melakukan pengobatan mandiri. Responden pada
penelitian ini dapat melakukan pengobatan mandiri dari hasil pendapatan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
per bulan yang beragam, karena kesehatan merupakan hal yang penting sehingga
banyak responden yang melakukan pengobatan mandiri untuk pencegahan
penyakit.
B. Pola Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri
Pola penggunaan obat tradisional dalam penelitian ini meliputi:
frekuensi pengunaan, nama obat tradisional, yang menggunakan obat tradisional,
bentuk obat tradisional yang digunakan, keluhan yang dialami, cara memperoleh,
jarak untuk memperoleh, harga, cara penggunaan, lama penggunaan, yang dialami
responden setelah menggunakan obat tradisional, efek samping yang dialami, obat
tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan sebelumnya dan sumber
informasi mengenai obat tradisional. Berikut hasil penelitian mengenai pola
penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri:
1. Frekuensi penggunaan obat tradisional
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 3) diperoleh frekuensi penggunaan
obat tradisional responden sangat bervariasi. Frekuensi penggunaan dalam sebulan
terakhir yang terbesar adalah 1-5x dalam sebulan (48%).
Menurut Pujiyanto (2008) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa
frekuensi minum ramuan obat tradisional bervariasi antara sehari satu-dua-tiga
kali hingga seminggu sekali. Hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
mengungkapkan hal yang sama mengenai frekuensi penggunaan obat tradisional
yang bervariasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Gambar 3. Frekuensi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan
mandiri dalam sebulan terakhir, n=31
Banyak responden melakukan pengobatan mandiri dalam kurun waktu
sebulan terakhir dengan menggunakan obat tradisional 1-5x tiap bulan dan
terdapat juga responden yang menggunakan obat tradisional setiap hari.
Penggunaan obat tradisional setiap hari yang dilakukan responden untuk
pencegahan maupun pengobatan penyakit.
2. Nama-nama obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan mandiri
Hasil yang diperoleh dari penelitian (Tabel II) mengenai obat tradisional
yang paling banyak digunakan untuk penggobatan mandiri oleh responden adalah
Tolak Angin® (42%). Suhu di dataran tinggi Dieng yang sangat rendah sehingga
cuacanya juga sangat dingin. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Desa
Dieng menggunakan Tolak Angin®
karena berkhasiat untuk menghangatkan tubuh
dan mencegah terjadinya masuk angin. Kandungan dari Tolak Angin®
yang dapat
menghangatkan tubuh adalah Jahe (Zingiber officinale).
Pada penelitian ini banyak responden memilih dan menggunakan obat
tradisional berupa Tolak Angin® dalam melakukan pengobatan mandiri. Dari hasil
wawancara, banyak responden yang belum dapat membedakan jenis obat
tradisional yang terdiri dari jamu, OHT atau fitofarmaka. Tolak Angin®
48%
7%
3%
19%
23%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
1-5x tiap bulan
6-10x tiap bulan
11-15x tiap bulan
kadang kala (saat sedang sakit)
setiap hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
merupakan obat herbal terstandar yang terkenal di kalangan masyarakat baik di
Indonesia maupun di luar negeri sebagai produk obat tradisional asli Indonesia.
Tolak Angin® adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanannya secara ilmiah dengan uji pra klinik dan bahan bakunya telah
distandarisasi. Bahan baku Tolak Angin® merupakan tanaman herbal yang
tumbuh di Indonesia dan telah dilestarikan oleh penduduk Indonesia.
Tabel II. Nama obat-obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan
mandiri, n=31 Nama obat tradisional Persentase (%)
Tolak Angin®
42
Kunyit asam 17
Kunyit*, jahe*, kencur* 7
Purwaceng 7
Antangin® 3
Kunir*, kencur*, sirih** 3
Ricalinu 3
Terong Belanda 3
Jamu air mancur®
3
Naturindo 3
Jinten hitam 3
Larutan cap kaki 3 anak® 3
Jamu sawanan 3
Total 100
Keterangan: * direbus masing-masing (terpisah) untuk diminum
** direbus untuk pemakaian luar
Berdasarkan hasil penelitian, terdapat obat yang digunakan oleh
responden belum melakukan registrasi di BPOM RI diantaranya adalah obat
Ricalinu dan Naturindo. Pengawasan obat tradisional yang beredar di masyarakat
dilakukan oleh BPOM. Obat tradisional yang beredar seharusnya memperoleh izin
dari BPOM sebelum produknya dipasarkan. Salah satu misi BPOM adalah
meningkatkan sistem pengawasan obat dan makanan termasuk obat tradisional
untuk melindungi masyarakat dari pemalsuan obat. Sesuai Pasal 2 Peraturan
Kepala BPOM No. 14 Tahun 2014, Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mempunyai tugas melaksanakan kebijakan dibidang pengawasan obat dan
makanan, salah satunya meliputi pengawasan atas produk obat tradisional (BPOM
RI, 2013).
3. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 4) diperoleh yang obat tradisional
untuk pengobatan mandiri paling banyak dilakukan untuk mengobati diri sendiri
(77%). Pengobatan mandiri bukan hanya dilakukan untuk diri sendiri saja, tetapi
dapat dilakukan untuk keluarga di lingkungan sekitar responden.
Menurut Supardi dkk. (1997), pengobatan mandiri yang dilakukan
sendiri oleh responden sebelumya diperoleh dari keluarga dan orang tua, sehingga
pada usia produktif responden dapat melakukan pengobatan mandiri untuk dirinya
sendiri. Responden pada penelitian ini semuanya tinggal di rumah bersama
keluarga baik responden yang sudah menikah maupun yang belum menikah, dan
responden terbanyak adalah perempuan. Menurut Noviana (2011), perempuan
lebih peduli terhadap kesehatan keluarga, perempuan dalam hal ini adalah sebagai
seorang ibu atau istri yang membantu dalam pemilihan pengobatan untuk
keluarganya. Jadi, pengobatan mandiri dapat dilakukan untuk dirinya sendiri dan
juga untuk keluarga.
Gambar 4. Yang menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri,
n=31
77%
13%
10%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
sendiri
keluarga
sendiri dan keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
4. Bentuk obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan mandiri
Hasil penelitian menunjukkan (Gambar 5) bentuk obat tradisional yang
paling banyak digunakan untuk pengobatan mandiri adalah bentuk cair (80%).
Bentuk sediaan lain dari obat tradisional yang digunakan untuk pengobatan
mandiri adalah serbuk (10%) dan kapsul (10%). Bentuk sediaan cair lebih mudah
dan praktis digunakan sehingga banyak responden yang menggunakan bentuk
sediaan obat tradisional dalam bentuk cair dibandingkan dengan bentuk yang lain.
Bentuk sediaan obat tradisional dapat berupa bentuk padat, cair, maupun
semi padat. Bentuk sediaan obat tradisional yang digunakan oleh masyarakat
beragam (Tabel III), mulai dari yang sederhana hingga yang membutuhkan
teknologi yang tinggi dan untuk tujuan serta penggunaan yang bermacam-macam.
Hanya bentuk sediaan padat (serbuk dan kapsul) dan cair yang digunakan oleh
responden pada penelitian ini (Wasito, 2011).
Gambar 5. Bentuk sediaan obat tradisional yang digunakan responden untuk
pengobatan mandiri, n=31
Obat tradisional banyak dipasarkan dalam bentuk sediaan obat cair, baik
untuk penggunaan pemakaian obat dalam maupun sebagai obat luar. Cairan obat
dalam merupakan sediaan obat tradisional berupan larutan emulsi atau suspensi
dalam air yang bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik
dan digunakan sebagai obat dalam. Berbeda dengan cairan obat luar, yang
80%
10%
10%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
cair
serbuk
kapsul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
merupakan sediaan obat tradisional berupan larutan emulsi atau suspensi dalam
air yang bahan bakunya berasal dari serbuk simplisia atau sediaan galenik dan
digunakan sebagai obat luar (Wasito, 2011). Cairan obat dalam yang banyak
digunakan oleh responden merupakan produk OHT untuk keluhan masuk angin
dan cairan obat luar yang banyak digunakan oleh responden berupa larutan
pembersih daerah kewanitaan.
Tabel III. Nama dan bentuk sediaan obat tradisional Nama obat tradisional Bentuk Sediaan
Tolak Angin® Cair
Kunyit asam Cair
Kunyit*, jahe*, kencur* Cair
Antangin® Cair
Kunir*, kencur*, sirih** Cair
Terong Belanda Cair
Larutan cap kaki 3 anak® Cair
Ricalinu Kapsul
Naturindo Kapsul
Jinten hitam Kapsul
Purwaceng Serbuk
Jamu air mancur®
Serbuk
Jamu sawanan Serbuk
Keterangan: * direbus masing-masing (terpisah) untuk diminum
** direbus untuk pemakaian luar
Bentuk sediaan kering dari obat tradisional yang paling banyak beredar
di pasaran adalah dalam bentuk serbuk, yang merupakan sediaan obat tradisional
berupa butiran homogen dengan derajat halus yang cocok dengan bahan baku
berupa simplisia, sediaan galenik, atau campurannya. Sediaan serbuk juga dapat
dibuat dari bagian tumbuh-tumbuhan yang dikeringkan secara alami dan dapat
berasal seluruhnya dari bahan yang padat, kering, atau juga mengandung sejumlah
kecil cairan atau ekstrak tumbuh-tumbuhan atau bahan lainnya yang disebarkan
secara merata pada campuran bahan yang padat (Wasito, 2011). Obat tradisional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
bentuk serbuk yang digunakan oleh responden pada penelitian ini seperti serbuk
Purwaceng.
Bentuk sediaan obat tradisional yang lebih modern juga digunakan oleh
responden untuk pengobatan mandiri adalah kapsul. Kapsul merupakan sediaan
obat tradisional yang terbungkus cangkang keras atau lunak dengan bahan
bakunya terbuat dari sediaan gelanik dengan atau tanpa bahan tambahan. Bahan-
bahan yang diisikan ke dalam kapsul biasanya berupa serbuk atau granul,
sehingga sebelum diisikan dalam cangkang kapsul, bahan obat tradisional harus
dalam keadaan kering dan homogen (Wasito, 2011). Obat tradisional bentuk
kapsul yang digunakan oleh responden pada penelitian ini seperti Jinten hitam.
Responden melakuan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional
dengan bentuk sediaan cair dan padat. Bentuk sediaan cair banyak digunakan
secara langsung oleh responden, sedangkan bentuk sediaan padat yang digunakan
berupa serbuk dan ada yang sudah lebih modern dalam bentuk kapsul.
5. Keluhan yang dialami responden saat melakukan pengobatan mandiri
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel IV) keluhan yang paling banyak
dialami oleh responden saat melakukan pengobatan mandiri adalah masuk angin
(35%). Pengobatan mandiri untuk mengatasi keluhan masuk angin sering
dilakukan oleh responden pada penelitian ini.
Pengobatan mandiri memiliki tujuan untuk mengobati penyakit ringan
(minor illness) dan mencegah terjadinya suatu penyakit dari gejala yang sudah
dikenali sendiri tanpa memeriksakan diri ke dokter sebelumnya, bahkan untuk
penyakit kronis tertentu yang sebelumnya telah didiagnosis tegak oleh dokter
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
(WHO, 1998). Masuk angin merupakan salah satu penyakit ringan atau keluhan
yang paling sering dialami oleh responden pada penelitian ini.
Tabel IV. Keluhan sakit yang dialami responden yang melakukan
pengobatan mandiri dengan obat tradisional, n=31 Keluhan sakit Persentase (%)
Masuk angin 35
Membersihkan daerah kewanitaan 16
Daya tahan tubuh 10
Pegal linu 6
Kelelahan 6
Sariawan 3
Radang tenggorokan 3
Pilek 3
Perut kembung 3
Penghangat badan 3
Penambah nafsu makan 3
Meriang 3
Menstruasi 3
ASI (Air Susu Ibu) tidak lancar 3
Kolesterol 3
Hipertensi 3
Penurun gula darah 3
Demam 3
Batuk 3
Keterangan: Responden boleh menjawab lebih dari satu jawaban
Masuk angin merupakan fenomena budaya dan medis. Masuk angin
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kosmologi Jawa yang mendasari
kerangka pikir masyarakat Jawa mengenai keseimbangan hubungan manusia, baik
dengan alam, sesama manusia, unsur tubuh manusia, maupun asal usul kejadian
alam. Ketidakseimbangan unsur di dalam tubuh dipercaya tidak hanya diakibatkan
oleh faktor eksternal yang meliputi: cuaca, musim, angin, atau fisik dan juga
internal yang meliputi: emosi, mental, atau sukma (Triratnawati, 2011).
Masuk angin merupakan penyakit ringan yang sering dialami oleh
masyarakat di daerah yang bersuhu rendah dan cuaca dingin, seperti di dataran
tinggi atau di daerah pengunungan. Cuaca yang dingin membuat masyarakat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dieng sering mengeluh masuk angin. Masyarakat Dieng mengatasinya dengan
mengonsumsi obat tradisional yang dapat membantu menghangatkan tubuh,
sehingga dapat mencegah terjadinya masuk angin akibat cuaca dingin. Masuk
angin juga dapat mengganggu aktivitas masyarakat Dieng dalam bekerja, oleh
sebab itu masyarakat Dieng melakukan pengobatan mandiri dengan obat
tradisional untuk mencegah terjadinya masuk angin.
Pada penelitian ini juga terdapat responden yang menggunakan obat
tradisional untuk mengobati penyakit kronisnya yang sudah lama didiagnosis oleh
dokter, seperti penyakit paru-paru basah yang dulu pernah dialami oleh
responden. Dokter yang mendiagnosis responden tersebut juga menyarankan
menggunakan obat tradisional untuk mencegah kekambuhan kembali dari gejala
penyakitnya. Responden dalam penelitian ini menggunakan obat tradisional tidak
hanya untuk mengobati satu macam keluhan, tetapi ada beberapa responden yang
mengobati berbagai penyakit yang dialaminya dengan obat tradisional.
6. Cara responden memperoleh obat tradisional yang digunakan untuk
pengobatan mandiri
Hasil penelitian (Tabel V) mengenai cara responden memperoleh obat
tradisional yang digunakan untuk pengobatan mandiri dengan membeli sendiri
(80%). Cara responden memperoleh obat tradisional dengan membeli dilakukan
oleh 29 responden, proses membeli ada tiga macam, yaitu membeli bibit dan
menanam (3%), membeli bahan dan membeli sendiri (11%) dan membeli
langsung (80%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel V. Cara responden memperoleh obat tradisional (n=31) Sumber obat tradisional
(n=31)
Persentase
(%)
Tetangga 3
Menanam sendiri 3
Membeli (n=29) Membeli bibit dan menanam 3
Membeli bahan dan membuat sendiri 11
Membeli langsung 80
Total 100
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel VI) tempat responden membeli obat
tradisional yang paling banyak adalah di warung (52%), warung yang dekat
dengan tempat tinggal responden. Obat tradisional yang dijual di warung dapat
berupa jamu dan OHT. Warung di sekitar tempat tinggal responden menyediakan
obat tradisional yang dibutuhan masyarakat di sekitarnya.
Warung berperan dalam peningkatan pengenalan dan penggunaan obat
dalam pengobatan mandiri, hal tersebut karena semakin tersebarnya distribusi
obat melalui warung. Pendistribusian obat tradisional di warung sekarang sudah
semakin mudah dengan berkembangnya teknologi dan transportasi (Djunarko
dkk., 2011). Di Dieng teknologi alat komunikasi seperti handphone dan akses
internet sudah banyak digunakan, selain itu alat transportasi sudah banyak dan
mudah ditemui. Kedua hal tersebut dapat mempermudah pendistribusian obat
tradisional hingga sampai kepada masyarakat di Dieng.
Tabel VI. Tempat responden membeli obat tradisional (n=29) Tempat membeli OT
(n=29)
Persentase
(%)
Warung 52
Pasar 14
Penjual keliling 14
Apotek 10
Tetangga 7
Swalayan 3
Total 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Obat tradisional yang dibeli dari penjual keliling oleh responden berupa
obat Naturindo®
. Penjual keliling menjual obat tradisional tersebut dengan
mendatangi langsung rumah-rumah masyarakat Desa Dieng dan menawarkan
produk obat tradisional tersebut kepada konsumennya. Ada responden yang
membeli obat tradisional di apotek dan swalayan yang jaraknya jauh. Berdasarkan
hasil wawancara diperoleh alasan responden membeli obat di apotek karena obat
tradisional yang digunakan dibeli oleh keluarganya yang bekerja di daerah
Kabupaten Wonosobo. Berikut hasil kutipan wawancara responden:
“Obatnya dibeli di apotek di Wonosobo, yang belikan bukan saya mbak,
yang beli anak saya mbak karena sekalian kerja disana” (S).
7. Jarak antara tempat tinggal responden dengan tempat membeli obat
tradisional
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 6) jarak antara tempat tinggal
responden dengan tempat membeli obat yang paling banyak adalah jarak yang
dekat dengan tempat tinggal responden (49%). Tempat membeli obat yang paling
dekat dengan tempat tinggal responden adalah warung. Jarak tergantung tempat
tinggal responden ada yang tempat tinggalnya dekat dengan warung, ada juga
yang harus berjalan terlebih dahulu untuk dapat menemukan warung yang
menjual obat tradisional.
Menurut Kalangie (cit. Supardi dkk., 1997) dan McEwen (1979) yang
menyatakan bahwa pemilihan obat dipengaruhi oleh jarak antara tempat tinggal
responden dengan tempat membeli obat. Jarak yang dekat antara tempat tinggal
dengan tempat membeli obat memudahkan masyarakat untuk memperoleh obat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tradisional sehingga dapat berpengaruh terhadap penggunaan obat tradisional
untuk pengobatan mandiri.
Jarak yang dekat antara tempat tinggal dengan tempat membeli obat juga
memberikan keuntungan dalam melakukan pengobatan mandiri, karena tidak
memerlukan alat transportasi, waktu yang banyak dan biaya yang lebih
dibandingkan dengan pengobatan ke pelayanan kesehatan lainnya yang dicapai
dengan jarak lebih jauh. Pada penelitian ini, diperoleh hasil terbesar responden
yang melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional pada jarak
yang paling dekat antara tempat tinggal dengan tempat membeli obat tradisional.
Ada obat tradisional yang dibeli di apotek dekat Kabupaten Wonosobo karena
obat tersebut tidak dijual di warung dekat tempat tinggal responden, sehingga
untuk mendapatkan obat tradisional tersebut harus menempuh jarak yang lebih
jauh.
Gambar 6. Jarak responden memperoleh obat tradisional untuk pengobatan
mandiri, n=29
8. Harga obat tradisional yang digunakan responden saat melakukan
pengobatan mandiri
Hasil penelitian (Tabel VII) mengenai harga obat tradisional yang
digunakan responden saat melakukan pengobatan mandiri hasilnya beragam. Ada
28%
3%
3%
3%
14%
49%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
Wonosobo (± 26 km)
± 1,5 km
± 200 m
± 100 m
± 50 m
dekat rumah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
responden yang tidak mengetahui harga obat tradisional karena obat tradisional
tersebut dibelikan oleh keluarga (3%) dan sebagian besar responden membeli obat
tradisional dengan harga sekali membeli berkisar antara Rp 1.000 – Rp 5.000
(73%).
Pengobatan mandiri memberikan beberapa keuntungan, salah satu
keuntungan dari pengobatan mandiri adalah biaya yang dikeluarkan lebih murah
(Rantucci, 1997). Menurut Djunarko dkk. (2011), biaya yang dikeluarkan lebih
sedikit dibandingankan pengobatan ke dokter atau tenaga kesehatan lainnya,
karena tidak membayar biaya jasa dokter atau tenaga kesehatan dan masyarakat
yang melakukan pengobatan mandiri bebas untuk memilih obat dengan harga
yang sesuai menurut kebutuhannya.
Tabel VII. Harga obat tradisional yang dibeli responden untuk pengobatan
mandiri, n=29
Harga Obat Tradisional sekali membeli Persentase (%)
Tidak tahu 3
Rp 1.000 - Rp 5.000 73
Rp 6.000 - Rp 10.000 14
Rp 11.000 - Rp 15.000 3
>Rp 15.000 7
Total 100
Obat tradisional menjadi pilihan masyarakat karena faktor kebiasaan
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan dan menjaga kesehatan dengan
harga terjangkau. Keterjangkauan inilah yang menjadi pertimbangan masyarakat
memanfaatkan obat tradisional (Tilaar, 2014).
Responden yang melakukan pengobatan mandiri dengan obat tradisional
mengeluarkan biaya lebih sedikit, yaitu berkisar antara Rp 1.000 – Rp 5.000 untuk
harga sekali beli, bukan harga per satuan. Hal tersebut menjadi salah satu motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
responden melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan obat tradisional
(McEwen, 1979). Obat tradisional dengan harga yang murah dapat memberikan
manfaat bagi kesahatan, sehingga masyarakat tidak perlu mengeluarkan biaya
lebih untuk pengobatan.
9. Cara penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan mandiri
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 7), responden yang melakukan
pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional memiliki berbagai macam cara
penggunaan tergantung keinginan dan kebiasaan dari setiap responden dalam
melakukan pengobatan mandiri. Cara penggunaan obat tradisional terbesar yaitu,
diminum langsung oleh responden (71%).
Pembuatan ramuan obat tradisional dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Pertama dengan dicampur, ditumbuk, direbus, dan diambil air sarinya.
Kedua dengan dicampur, ditumbuk, tanpa direbus, dan diambil air sarinya. Ketiga
dengan dicampur, ditumbuk, dan dikeringkan. Keempat dengan dicampur,
dipotong-potong, dan dikeringkan dan kelima langsung digunakan (Latief, 2012).
Pada penelitian ini, responden membuat obat tradisional dengan meminum
langsung, direbus atau diseduh, dan dicampur dengan air putih. Diminum
langsung artinya obat tradisional digunakan secara langsung dari kemasannya
tanpa melakukan peramuan terlebih dahulu. Direbus atau diseduh artinya
menggunakan air untuk melarutkan dengan pemanasan dan dicampur air putih
untuk memudahkan dalam meminum obat tradisional.
Penggunaan obat tradisional sudah dapat dinikmati secara praktis dengan
langsung diminum. Ada juga yang masih membuatnya terlebih dahulu dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
cara direbus atau diseduh dengan air panas, penggunaannya tergantung aktivitas
dan kebutuhan setiap orang. Aktivitas dan kebutuhan setiap orang berbeda-beda
ada yang ingin memperoleh obat tradisional dalam waktu cepat tanpa mengolah
terlebih dahulu, ada juga yang ingin mengolah sendiri dan membuat obat
tradisional langsung karena berbagai macam alasan, seperti lebih percaya dengan
membuat sendiri karena alasan kebersihan dan rasa dari obat tradisional.
Gambar 7. Cara penggunaan obat tradisional oleh responden untuk
pengobatan mandiri, n=31
10. Lama penggunaan obat tradisional saat melakukan pengobatan mandiri
Hasil penelitian (Gambar 8) menunjukkan lama penggunaan obat
tradisional oleh responden saat melakukan pengobatan mandiri bervariasi. Lama
penggunaan obat tradisional terbesar yang digunakan oleh reponden adalah setiap
hari dalam penelitian ini (32%).
Menurut Dirjen Binfar dan Alkes (2007), langkah setelah memilih obat
yang digunakan untuk pengobatan mandiri salah satunya adalah menggunakan
obat tersebut secara benar dan tahu batas kapan harus menghentikan pengobatan
mandiri dan segera minta pertolongan petugas kesehatan. Lama pemberian obat
dapat dilakukan sesuai dengan keluhan atau penyakit yang dialami oleh
responden.
26%
71%
3%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80%
rebus/ seduh
diminum langsung
dicampur air putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Sebagian besar responden menggunakan obat tradisional setiap hari
untuk pencegahan penyakit dan hal tersebut sudah menjadi kebiasaan di dalam
keluarga melakukan pengobatan mandiri menggunakan obat tradisional. Setiap
hari menggunakannya dengan minimal sekali dalam sehari, saat pagi hari sebelum
memulai aktivitas.
Gambar 8. Lama penggunaan obat tradisional yang digunakan responden
untuk pengobatan mandiri, n=31
11. Yang dialami responden setelah menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 9) hal yang dialami responden
setelah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri adalah sembuh,
tidak langsung sembuh dan badan terasa enak. Hal yang paling banyak dialami
responden setelah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri yaitu
badan terasa enak (52%). Sembuh menurut responden diartikan sebagai dapat
kembali beraktivitas secara normal setelah mengalami sakit. Badan terasa enak
menurut responden diartikan sebagai keadaan yang menunjukkan adanya
perubahan setelah menggunakan obat tradisional dan memberikan efek untuk
memperoleh kesembuhan, tetapi tidak langsung sembuh. Tidak sembuh menurut
19%
13%
10%
26%
32%
1-2 hari
3-4 hari
5-14 hari
saat sakit
setiap hari
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
responden diartikan sebagai keadaan yang tidak memperoleh kesembuhan dari
sakit yang dialami.
Menurut Thomas (1989), berbagai macam penyakit dan keluhan ringan
maupun berat dapat diobati dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan
yang terdapat disekitar pekarangan rumah yang dapat dibuat menjadi obat
tradisional. Hal tersebut dilakukan dengan pengetahuan dan peralatan yang
sederhana pada jaman dahulu oleh nenek moyang dan para orang tua untuk
mengatasi masalah penyakit dan hasilnya cukup memuaskan. Cukup memuaskan
dapat diartikan obat tradisional dapat memberikan efek pada penggunanya.
Banyak responden dalam penelitian ini merasakan badan lebih enak
setelah mengunakan obat tradisional, obat tradisional yang digunakan dapat
memberikan efek. Hal tersebut yang dirasakan sendiri oleh responden setelah
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri.
Gambar 9. Hal yang dialami responden setelah menggunakan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri, n=31
12. Efek samping yang dialami setelah menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri
Hasil penelitian (Gambar 10) mengenai responden yang mengalami efek
samping setelah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri adalah
19%. Efek samping yang dialami responden adalah mengantuk. Banyak
13%
35%
52%
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%
tidak sembuh
sembuh
badan terasa enak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
responden yang tidak mengalami efek samping setelah menggunakan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri (78%). Berdasarkahn hasil penelitian ini,
lebih banyak responden yang tidak mengalami efek samping dibandingkan
responden yang mengalami efek samping dalam penggunaan obat tradisional.
Kelebihan dari pengobatan dengan menggunakan obat tradisional adalah
efek samping yang ditimbulkan cukup kecil dibandingkan dengan yang sering
terjadi pada pengobatan menggunakan obat dan tidak mengandung risiko yang
membahayakan bagi yang menggunakan (Wasito, 2011). Oleh karena hal tersebut,
banyak responden yang memilih menggunaan obat tradisional untuk pengobatan
mandiri dengan pertimbangan efek samping yang jarang dialami oleh responden.
Gambar 10. Efek samping yang dialami responden setelah menggunakan
obat tradisional untuk pengobatan mandiri, n=31
Sedikitnya responden yang mengalami efek samping pada penelitian ini,
dapat mendukung salah satu kelebihan dari obat tradisional adalah efek samping
cukup kecil. Efek samping yang cukup kecil dari obat tradisional karena obat
tradisional merupakan bahan alami dari alam.
19%
78%
3%
ada
tidak ada
tidak tahu
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
13. Obat tradisional yang digunakan sudah pernah digunakan sebelumnya
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 11), jawaban responden mengenai
obat tradisional yang sebelumnya sudah pernah digunakan oleh responden adalah
84% menjawab pernah. Jawaban responden mengenai obat tradisional yang
sebelumnya tidak pernah digunakan oleh responden adalah 16% responden
menjawab tidak pernah. Responden yang menjawab tidak pernah mengunakan
obat tradisional sebelumnya karena baru pertama kali menggunakan obat
tradisonal untuk pengobatan mandiri dalam sebulan terakhir.
Masyarakat di daerah pedesaan banyak menggunakan obat tradisional
dari zaman dahulu kala, dengan memanfaatkan ramuan dari tumbuh-tumbuhan
yang terdapat disekitar pekarangan rumah yang dapat dibuat menjadi obat
tradisional (Thomas, 1989). Hal tersebut menunjukan bahwa responden sudah
sejak lama pernah menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri yang
dilakukan secara turun-temurun sampai sekarang.
Gambar 11. Penggunaan obat tradisional yang sudah pernah digunakan
sebelumnya oleh responden untuk pengobatan mandiri, n=31
14. Sumber informasi mengenai obat tradisional
Hasil penelitian (Gambar 12) menunjukkan sumber informasi yang
diperoleh responden mengenai obat tradisional dari berbagai macam sumber-
16%
84%
tidak pernah
pernah
0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
sumber informasi, dari iklan di televisi (33%) dan keluarga yang menjadi turun-
temurun (29%). Dua sumber informasi tersebut yang paling banyak digunakan
untuk memperoleh informasi mengenai obat tradisional.
Gambar 12. Sumber informasi mengenai obat tradisional yang diperoleh
oleh responden untuk pengobatan mandiri, n=31
Menurut Djunarko dkk. (2011) media elektronik memang sangat
berpengaruh karena kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi membuat informasi
dapat diperoleh kapan saja dan dimana saja, selain itu manusia sebagai makhluk
sosial sering berinteraksi dengan orang yang berada di sekitarnya dan yang paling
terdekat adalah keluarga dan tetangga.
Iklan merupakan instrumen promosi yang penting yang ditujukan kepada
masyarakat luas. Masyarakat memerlukan iklan sebagai salah satu alat informasi
untuk mengetahui informasi barang yang dibutuhkan. Iklan berperan penting
dalam memperkenalkan dan memperkuat citra merek dari sebuah produk. Media
periklanan yang banyak diminati oleh industri adalah media televisi, karena media
ini merupakan media audiovisual yang canggih dan menarik, serta memiliki daya
jangkau yang luas (Mecillia, 2015).
29%
16%
33%
3%
3%
10%
3%
3%
turun-temurun/ orang tua/ keluarga
tetangga
iklan televisi
membaca
apotek
penjual jamu
teman
internet
0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Promosi produk-produk obat tradisional dilakukan oleh pihak produsen
baik melalui media cetak maupun elektronik. Responden dalam penelitian ini
memiliki media elektronik berupa televisi dan hampir setiap hari menonton
televisi. Responden dapat melihat iklan-iklan dan memperoleh informasi baik
mengenai kesehatan dan pilihan pengobatan dari menonton televisi.
C. Motivasi Penggunaan Obat Tradisional untuk Pengobatan Mandiri
Motivasi penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri dan
motivasi memilih menggunakan obat tradisional untuk mengatasi penyakit
dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh
tiga faktor, yaitu faktor predisposisi, faktor pendukung atau pemungkin dan faktor
pendorong atau penguat (Sarwono, 2007).
1. Motivasi menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri
Hasil penelitian ini (Gambar 13) menunjukkan motivasi terbanyak yang
dipilih oleh responden ketika melakukan pengobatan mandiri karena cocok dan
merasa sembuh setelah menggunakan obat tradisional (33%). Pengobatan mandiri
yang dilakukan oleh responden awalnya hanya dengan mencoba dan responden
cocok dengan obat tradisional karena merasa sembuh setelah menggunakan obat
tradisional. Berikut hasil kutipan wawancara responden:
“Ya cocok mba, karena setelah menggunakan ada efeknya dan sembuh.
Jadi kalau sakit lagi, minumnya obat yang sama mba” (R).
Menurut Kotler dan Keller (2007) “Customer buying decision – all their
experience in learning, choosing, using, even disposing of a product”, yang
memiliki arti minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk,
berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengonsumsi atau
bahkan menginginkan suatu produk. Pada penelitian ini, responden yang
menggunakan obat tradisional untuk pengobatan mandiri karena pengalaman
responden sebelumnya yang telah memilih obat tradisional untuk pengobatan
mandiri. Pengalaman dalam memilih obat tradisional membuat responden
menggunakan dan mengonsumsi kembali obat tradisional yang pernah digunakan
untuk pengobatan mandiri.
Faktor terbesar mempengaruhi responden sehingga termotivasi
menggunakan obat tradisional adalah faktor predisposisi yang terdapat dalam diri
responden tersebut, seperti pengetahuan, sikap dan kepercayaan (Sarwono, 2007).
Motivasi responden karena cocok dan sembuh setelah menggunakan obat
tradisional termasuk dalam faktor predisposisi, faktor predisposisi lainnya adalah
untuk pencegahan, kesulitan meminum obat dari dokter, badan terasa enak, berupa
herbal atau alami, lebih aman, supaya sembuh dari penyakit yang dialami, efek
samping yang timbul tidak terlalu banyak dan tidak ada efek samping yang alami.
Motivasi lainnya yang disebutkan oleh responden, yang termasuk faktor
pendukung adalah obat tradisional yang murah, mudah didapat atau diperoleh dan
praktis penggunaannya. Terdapat juga motivasi karena saran dari dokter untuk
mendukung penyembuhan penyakit termasuk dalam faktor pendorong atau
penguat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Gambar 13. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri, n=31
2. Motivasi memilih menggunakan obat tradisional untuk mengatasi
penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan
Berdasarkan hasil penelitian (Gambar 14), motivasi responden
menggunakan obat tradisional untuk mengatasi penyakit yang dialami
dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan jawabannya berbagai
macam, mulai dari tidak sempat ke pelayanan kesehatan hingga keparahan
penyakit yang dialami. Motivasi terbesar responden menggunakan obat tradisional
untuk mengatasi penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan diri ke
pelayanan kesehatan, karena penyakit ringan yang dialami langsung sembuh
(36%).
Faktor predisposisi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
motivasi responden dalam menggunakan obat tradisional untuk mengatasi
penyakit yang dialami dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan
7%
3%
7%
7%
33%
13%
13%
3%
7%
3%
3%
3%
tidak ada ESO
tidak terlalu banyak ESO
agar sembuh/ sehat
lebih aman
cocok
praktis
tidak ada bahan kimia/ herbal/ alami
saran dokter
badan terasa enak
murah dan mudah didapat
sulit minum obat dari dokter
untuk pencegahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
(Sarwono, 2007). Responden sudah mengetahui penyakit ringan yang pernah
dialaminya sendiri, sehingga dari pengetahuan sebelumnya responden dapat
melakukan hal yang sama untuk mengobati penyakit ringan yang kembali muncul.
Penyakit ringan yang paling banyak dialami responden adalah masuk
angin. Responden memilih melakukan pengobatan mandiri dengan menggunakan
obat tradisional untuk mengobati masuk angin yang dialami karena langsung
sembuh dibandingkan memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Motivasi
responden dalam melakukan pengobatan mandiri sesuai dengan keluhan atau
penyakit ringan yang banyak dialami oleh responden.
Gambar 14. Motivasi responden menggunakan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri tanpa memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan, n=31
19%
36%
19%
7%
10%
3%
3%
3%
jika sakit parah karena ke dokter perlu biaya
penyakit ringan langsung sembuh
pertolongan pertama/ untuk pencegahan
takut obat kimia karena ada ESO
tidak suka ke dokter/ puskesmas
malas makan obat
sudah cocok dengan OT
tidak sempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Sebagian besar responden penelitian ini berusia pada rentang usia 32-38 tahun
(32%), jenis kelamin perempuan (68%), pekerjaan sebagai pedagang/
wirausaha (36%), status pernikahan sudah menikah (84%), pendidikan
terakhir SLTA/ SMA/ SMK (45%) dan pendapatan per bulan ≥ Rp 1.000.000
sampai < Rp 1.500.000 (32%).
2. Sebagian besar responden melakukan pola penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri dengan frekuensi penggunaan 1-5x dalam sebulan. Obat
tradisional yang banyak digunakan untuk masuk angin adalah Tolak Angin®
dalam bentuk cair. Pengobatan mandiri banyak dilakukan untuk mengobati
diri sendiri. Cara memperoleh yaitu membeli sendiri di warung dengan harga
obat tradisional yang terjangkau. Cara penggunaan dengan diminum langsung
dan lama penggunaan yaitu setiap hari. Hal yang banyak dialami setelah
menggunakan obat tradisional adalah badan terasa enak. Efek samping dari
obat tradisional yang dialami hanya sedikit terjadi. Banyak yang sudah pernah
menggunakan obat tradisional sebelumnya untuk pengobatan mandiri. Sumber
informasi mengenai obat tradisional diperoleh dari iklan televisi.
3. Motivasi terbesar penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri
adalah mencoba kemudian merasa cocok karena sembuh setelah menggunakan
obat tradisional (33%) dan karena langsung sembuh penyakit ringan yang
dialami (36%) sehingga tidak memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
B. Saran
1. Perlu adanya kajian mengenai hubungan antara karakteristik responden
terhadap pola penggunaan obat tradisional untuk pengobatan mandiri dan
karakteristik responden terhadap motivasi penggunaan obat tradisional untuk
pengobatan mandiri.
2. Perlu dilakukan sosialisasi atau penyuluhan mengenai penggunaan obat
tradisional untuk pengobatan mandiri kepada masyarakat Desa Dieng,
Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, untuk menghindari
ketidakrasionalan penggunaan obat tradisional dan memberikan informasi dan
gambaran mengenai pola dan motivasi penggunaan obat tardisional.
3. Perlu dilakukan peningkatan peran apoteker dalam pelayanan obat terkait jenis
obat tradisional kepada masyarakat agar terhindar dari pemalsuan obat
tradisional yang banyak beredar dan mengatasi masalah kesehatan terkait
pengobatan mandiri yang tepat, aman dan rasional.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Adjie, H., 2013, Batas Usia Dewasa dalam Bertindak secara Umum,
http://habibadjie.dosen.narotama.ac.id/files/2013/08/BATAS-USIA-
DEWASA.pdf, diakses tanggal 12 November 2015.
Angkoso, F.T.J., 2006, Pola Perilaku Pengobatan Mandiri Diantara Pria dan
Wanita di Kalangan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Kampus III
Paingan Maguwoharjo Depok Sleman Yogyakarta, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Arumwardhani, A., 2011, Psikologi Kesehatan, Galangpress, Yogyakarta, hal.
129-134.
Badan Pengawas Obat dan Makanan, 2013, Profil BPOM, http://www.pom.go.id/,
diakses tanggal 10 Januari 2016.
Departemen Kesehatan RI, 2009, Profil Kesehatan Indonesia 2008,
http://depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/profil-kesehatan-indonesia-2008.pdf, diakses tanggal 1
November 2015.
Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2007, Pedoman
Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Dharmmesta, B.S., dan Handoko, H.T., 2000, Manajemen Pemasaran: Analisa
Perilaku Konsumen, Edisi 1, BPFE, Yogyakarta, hal. 25-54.
Djunarko, I., dan Hedrawati, Y., 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT.
Intan Sejati, Klaten, hal. 6-9.
Emzir, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisi Data, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, hal. 283-284.
Green, L.W., Marshall, W.K., Sigrid, G.D., dan Kay, B.P., 1980, Health
Education Planning, a Diagnostic Approach, Mayfield Publishing
Company, pp. 14-15.
Handayani, L. dan Suharmiati, 2002, Meracik Obat Tradisional secara Rasional,
Medika, Vol. XXVIII, 648-651.
Hardon A, Hodgkin C, Fresle D., 2004, How to investigate the use of medicines
by consummers, World Health Organisation, Swit-zerland, p. 64.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Ikawati, Z., 1994, Tingkat Pengetahuan Ibu-Ibu tentang Cara Penggunaan Obat-
Obatan di Wilayah Purwokerto, Laporan Penelitian, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, hal. 15-20.
Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004,
Keputusan Badan Pengawas Obat dan Makanan Rebuplik Indonesia
no.HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokan dan
Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, BPOM RI, Jakarta.
Krithikadatta, J., 2014, Normal Distribiton, J Consery Dent, 17 (1) 96-97.
Kotler, P., dan Keller, K.L., 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, PT Indeks,
Jakarta.
Latief, A., 2012, Obat Tradisional, EGC, Jakarta, hal. 1-13.
McEwen, J., 1979, "Self-medication in The Context of Self-care: A review".
Dalam: Anderson, J.A.D (eds). Self Medication. The Proceedings of
Workshop on Self Care, MTP Press Limited Lancaster, pp. 95-111.
Mecillia, S., 2015, Evaluasi Iklan Obat di Stasiun Televisi Swasta Nasional Tahun
2014 Berdasarkan Aturan WHO Tahun 1998, Kepmenkes Nomor 386
Tahun 1994, DPI Tahun 2005, Skripsi, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Mulyana, D., 2010, Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu
Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
hal. 182.
Ningsih, K., 2006, Perilaku Pengguna Obat Tradisional pada Pengunjung Kioa
Jamu di Kota Yogyakarta Periode Desember 2004-Februari 2005: Kajian
Motivasi, Pengetahuan dan Penggunaan, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
Notoatmodjo, S., 2010, Ilmu Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta, hal. 199-
120.
Notoatmodjo, S., 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta,
hal. 35, 36, 37.
Noviana, F., 2011, Kajian Pengetahuan dan Alasan Pemilihan Obat Herbal pada
Pasien Geriatri di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Skripsi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
Pokja Sanitasi Kabupaten Wonosobo, 2012, Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Wonosobo Provinsi Jawa Tengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Pujiyanto, 2008, Faktor Sosio Ekonomi yang Mempengaruhi Kepatuhan Minum
Obat Antihipertensi, Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 3 (3), 142.
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, 2011, Data Penduduk
Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2011-2014, Bakti Husada,
Jakarta.
Rantucci, M. J., 1997, Pharmacist Talking With Pantients A Guide to Patient
Counseling, Williams & Wilkins, Baltimore, p. 30.
Sarosa, S., 2012, Penelitian Kualitatif, Permata Puri Media, Jakarta Barat, hal. 70-
71.
Sarwono, S., 2007, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 32-40.
Sarwono, S., 1997, Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep Beserta Aplikasinya,
Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 54-78.
Soedibyo, B. R. A. M., 1998, Alam Sumber Kesehatan dan Kegunaannya, Balai
Pustaka, Jakarta, hal 1-11.
Sulasmono, dan Hartini, Y. S., 2010, Praktik Kefarmasian Ulasan Peraturan
tentang Bidang Pekerjaan Apoteker, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta, hal. 280-284.
Supardi, S., Jamal, S., dan Loupatty, A.M., 2003, Beberapa Faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Obat Tradisional dalam Pengobatan
Sendiri di Indonesia, Buletin Penelitian Kesehatan, 31 (1), 25-31.
Supardi, S., Jamal, S., dan Raharni, 2005, Pola Penggunaan Obat, Obat
Tradisional dan Cara Tradisional dalam Pengobatan Sendiri di Indonesia,
Buletin Penelitian Kesehatan, 33 (4), 192-198.
Supardi, S., Sukasediati, N., dan Azis, S., 1997, Pola Penggunaan Obat dan Obat
Tradisional dalam Pengobatan Sendiri di Tanjung Bintang, Lampung,
Buletin Penelitian Kesehatan, 25 (3&4), 45-52.
Swarsi, S., Suryawati, C., Suparta, O., Wenten, N., Rupa, W., Pola-Pola
Pengobatan Tradisional pada Masyarakat Pedsaan Daerah Bali,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta, hal. 11-15.
Thomas, A., 1989, Tanaman Obat Tradisional, Penerbit Kanisius, Yogyakarta,
hal. 11-12.
Tilaar, M., dan Widjaja, B. T., 2014, The Power of Jamu: Kekayaan dan Kearifan
Lokal Indonesia, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hal. 48, 57-61,
191.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Triratnawati, A., Masuk Angin dalam Konteks Kosmologi Jawa, Jurnal
Humaniora, 23, 326-335.
Umiati, N., Susanto, E., Radjijati., Arief, S., Rudiyanti, F., 1990, Pola-Pola
Pengobatan Tradisional Daerah Jawa Timur, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, Yogyakarta, 11-18.
Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hal. 11,12, 27-39, 57, 58.
Widayati, A., 2012, Health Seeking Behavior di Kalangan Masyarakat Urban di
Kota Yogyakarta, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 9 (2), 59-65.
Widayati, A., Suryawati, S., Crespigny, C., and Hiller, J.E., 2012, Beliefs About
the Use of Nonprescribed Antibiotics Among People in Yogyakarta City,
Indonesia: A Qualitative Study Based on the Theory of Planned Behavior,
Asia-Pacific Journal of Public Health, 20 (10), 1-12.
Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi
pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu
Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo, Skripsi, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta.
WHO, 1998, The role of the pharmacist in self-care and self medication, World
Health Organization, Geneva, pp. 2-3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1. Surat izin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Lampiran 2. Ethical clearance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 3. Informed consent
PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Alamat :
Menyatakan BERSEDIA MENJADI RESPONDEN PENELITIAN tentang
“Penggunaan Obat Tradisional dan Obat Modern”, yang akan dilakukan oleh Tim
Penelitian, yaitu:
Ketua Peneliti : Aris Widayati, M.Si., Apt., PhD.
Anggota : Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc.
Yeni Mardiati Pasaribu
Lusia Jois Mariana
Natalia Putri Arumsari
Veronika
Dari Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dengan ini saya juga menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:
1. Saya telah diberi informasi mengenai penelitian ini, diberi hak bertanya
tentang penelitian ini dan diberi hak didampingi oleh orang yang saya
tunjuk ketika informasi mengenai penelitian ini disampaikan kepada saya.
2. Saya telah dijelaskan bahwa saya mungkin tidak akan secara langsung
menerima manfaat dari hasil penelitian ini, namun saya juga telah
diberitahu bahwa hasil penelitian akan dimanfaatkan untuk kepentingan
ilmiah.
3. Saya juga telah diinformasikan bahwa data yang saya berikan akan
digunakan sepenuhnya hanya untuk kepentingan penelitian dan tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
aspek komersial.
4. Saya juga telah diinformasikan bahwa data pribadi saya akan dirahasiakan,
jika hasil penelitian ini dipublikasikan, maka nama saya akan disamarkan.
5. Saya telah diberitahu bahwa penelitian ini adalah dalam pelaksanaannya
telah mendapatkan izin dari instansi yang berwenang,
6. saya tahu bahwa data yang saya berikan akan disimpan oleh peneliti
selama setidaknya tiga tahun ke depan
Wonosobo,………..…………..2015
Yang menyatakan,
(…………………………………)
Saksi,
(………………………………….)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 4. Panduan wawancara
PANDUAN WAWANCARA
“PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL DAN OBAT MODERN UNTUK
PENGOBATAN MANDIRI”
Kriteria inklusi sampel yang akan direkrut sebagai responden adalah
masyarakat dewasa di kawasan dataran tinggi Dieng yang berusia ≥ 18 tahun yang
pernah melakukan pengobatan mandiri selama satu bulan terakhir, baik laki-laki
ataupun perempuan dan bersedia wawancara.
Kunci Komponen Pendahuluan
Perkenalan wawancara
Ucapan terimakasih atas kesediaannya berpartisipasi sebagai responden
Tujuan datang ke responden dengan menguraikan secara garis besar
tentang penelitian
Penjelasan mengenai kerahasiaan responden
Penjelasan bagaimana wawancara akan dilakukan dan durasi wawancara
Data diri responden
a. Nama :
b. Alamat dan No.Telp :
c. Usia :
d. Jenis kelamin :
e. Pekerjaan :
f. Status pernikahan :
g. Pendidikan terakhir :
h. Pendapatan per bulan :
a.Kurang dari Rp 300.000,00
b.Antara Rp 300.000,00-Rp 1.000.000,00
c.Antara Rp 1.000.000,00-Rp 1.500.000,00
d.Antara Rp 1.500.000,00-Rp 2.000.000,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c.Lebih dari Rp 2.000.000,00
1. Apakah Anda pernah mendengar istilah pengobatan mandiri atau
swamedikasi?
2. Jika Anda pernah mendengar istilah tesebut, dari mana Anda mendapatkan
informasinya?
3. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan pengobatan sendiri?
4. Apakah semua obat dapat dibeli untuk pengobatan sendiri tanpa periksa ke
Puskesmas/RS/dokter praktek?
=======
5. Apakah Anda pernah mendengar tentang obat bebas atau bebas terbatas? Jika
pernah:
a. Dimanakah obat tersebut bisa dibeli?
b. Apakah ketika membeli obat tersebut harus dengan resep dari dikter?
c. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tersebut? (tablet, kapsul, serbuk, cairan,
dll)
6. Apakah Anda pernah melihat lambang pada kemasan obat tersebut?
a. Jika pernah, seperti apa lambang tersebut dan arti dari lambang tersebut,
gambarkan lambanganya?
=====
7. Apakah Anda pernah menggunakan obat atau memperoleh obat dari
orang lain untuk digunakan mengatasi sakit (tanpa perksa ke
Puskesmas/RS/dokter praktek) dalam satu bulan terakhir ini?
APABILA PERNAH:
a. Berapa kali dalam satu bulan terakhir ini?
b. Apakah Anda menggunakan atau memperoleh/diberi orang lain?
i. Jika Anda memperoleh obat tersebut dengan cara membelinya,
dimanakah obat tersebut Anda beli? Berapa jarak antara tempat tinggal
Anda dengan tempat untuk membeli obat tersebut? Berapa harganya?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ii. JIka Anda memperoleh obat tersebut dari orang lain, siapakah yang
meemberikanya?
c. Untuk siapakah obat tersebut? (apakah untuk diri sendiri atau orang
lain/keluarga, dll… mohon sebutkan)
d. Apa nama obatntya?
e. Berapa lama Anda (orang lain yang menggunakan) mengkonsumsi obat
tersebut?
f. Berapa kali dalam sehari Anda (orang lain yang menggunakan)
mengkonsumsi obat tersebut? Cara pakai obat tersebut?
g. Dalam bentuk apa obat tersebut (tablet, sirup, serbuk, dll)?
h. Keluhan/sakit apa yang berusaha diobati dengan obat tersebut?
i. Apakah obat tersebut pernah digunakan sebelumnya?
j. Apakah ada efek samping yang dirasakan?
k. Mengapa Anda memilih obat tersebut?
l. Darimana Anda mengetahui informasi mengenai obat yang Anda beli (atau
yang diberi oleh orang lain) tersebut?
m. Mengapa Anda (atau orang yang menggunakan oabt tersebut) tidak
memeriksakan diri ke Puskesmas/RS/dokter, tetapi memilih meminum
obat tersebut?
n. Apakah Anda (orang yang mengguakan obat tersebut) sembuh setelah
diobati dengan obat tersebut?
=======
8. Apakah Anda mengenal obat tradisional?
a. Mohon bisakah dijelaskan, apakah yang dimaksud dengan obat tradisional
menurut Anda?
b. Apa sajakah bentuk-bentuk obat tradisional yang Anda kenal (tablet, pil,
kapsul, serbuk, cairan, dll)
c. Apakah Anda mengenal jenis-jenis obat tradisional, yaitu jamu, obat
herbal terstandar dan fitofarmaka? Jika mengenal, mohon dijelaskan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
i. Apakah Anda mengenal lambang JAMU pada kemasan/bungkus
jamu? Jika iya, mohon digambarkan. PERTANYAAN SERUPA
JUGA UNTUK HERBAL TERSTANDAR DAN FITOFARMAKA.
9. Sebutkan satu contoh obat tradisional, manfaatnya dan cara penggunaannya.
10. Menurut Anda, apakah obat tradisional dapat menimbulkan efek samping?
11. Apakah Anda (atau keluarga Anda) pernah menggunakan obat tradisional
untuk mengobati penyakit selama satu bulan terakhir? JIKA PERNAH:
a. Seberapa sering Anda menggunakan obat tradisional (dalam satu bulan
terakhir)?
b. Apakah nama obat tradisional yang Anda gunakan?
c. Untuk siapa obat tradisional tersebut?
d. Dalam bentuk apa obat tradisional tersebut?
e. Untuk mengobati penyakit apa?
f. Darimana Anda memperolehnya?Kalau membeli, membeli obat tradisional
dimana? Jarak antara tempat tinggal dan temapt membeli obat
tradisional?Berapa harganya?
g. Bagaimana Anda menggunakannya? (ATURAN PAKAI DAN CARA
PAKAI)
h. Berapa lama Anda menggunakannya?
i. Apakah Anda sembuh setelah menggunakan obat tradisional tersebut?
j. Adakah efek samping yang Anda rasakan?
k. Apakah obat tradisional tersebut pernah digunakan sebelumnya?
l. Dari manakah Anda mengetahui mengenai obat tradisional yang Anda
gunakan tersebut?
m. Apakah alasan Anda menggunakan obat tradisional tersebut?
n. Mengapa Anda memilih menggunakan obat tradisional tersebut untuk
mengatasi penyakit yang dialami (dibandingkan memeriksakan diri ke
Puskesmas atau Rumah Sakit atau dokter praktek?
======
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
12. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat tradisional jika Anda
sakit?
13. Bagaimana pendapat Anda mengenai penggunaan obat modern jika Anda
sakit?
14. Apakah Anda menyukai menggunakan obat tradisional?
15. Apakah Anda menyukai menggunakan obat modern?
16. Apakah menurut Anda menggunakan obat tradisional bermanfaat untuk
menyembuhkan penyakit yang Anda alami?
17. apakah menurut Anda menggunakan obat modern bermanfaat untuk
menyembuhkan penyakit yang anda alami?
======
18. Apakah Anda akan menggunakan obat tradisional untuk mengatasi
gejala/sakit yang anda alami?
19. Apakah Anda akan menggunakan obat modern untuk mengatasi gejala/sakit
yang anda alami?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 5. Peta Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah
www.wonosobocommunity.com
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 6. Hasil pengecekan obat Ricalinu dan Naturindo di BPOM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Veronika. Penulis
lahir di Kota Bogor pada tanggal 24 Januari 1994
sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, anak dari
pasangan Kencana Purba dan Arta br Tarigan. Penulis
telah menyelesaikan pendidikan di TK Mexindo Bogor
(1998-2000), SD Mardi Yuana III Bogor (2000-2006),
SMP Mardi Yuana I Bogor (2006-2009) dan SMA Budi
Mulia Bogor (2009-2012). Kemudian penulis
melanjutkan pendidikan pada tahun 2012 di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selama
menempuh pendidikan perkuliahan, penulis juga aktif
dalam berbagai kegiatan seperti menjadi Ketua Tim
PKM-M “Pinbol Antik (Pengenalan Simbol-Simbol
Kemasan Plastik dan Pengolahan Sampah Plastik) dengan Siswa-Siswi Kelas III
dam IV SDN Karangasem” didanai DIKTI pada tahun 2014, Divisi Marketing &
Promotion Tim Redaksi Majalah Pharmaholic (2013-2014), Anggota Divisi
Pendamping Kelompok (Dampok) INSADHA 2014 dan Asisten Dosen pada
Praktikum Botani Farmasi Tahun Akademik 2012/2013, 2014/2015 dan
2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related