plagiat merupakan tindakan tidak terpuji … · jurusan pendidikan matematika dan ipa fakultas...
Post on 06-Mar-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MEMBANDINGKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DAN
SIMULASI PHET (PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI PADA MATERI
HUKUM HOOKE DI SMA N 1 SENTOLO SISWA KELAS XI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Blasius Trisna Hermawan
NIM : 111424030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
MEMBANDINGKAN METODE EKSPERIMEN TERBIMBING DAN
SIMULASI PHET (PHYSICS EDUCATION TECHNOLOGY) DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI PADA MATERI
HUKUM HOOKE DI SMA N 1 SENTOLO SISWA KELAS XI
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh :
Blasius Trisna Hermawan
NIM : 111424030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Cintailah apa yang kamu kerjakan karena itu akan membuat kehidupanmu lebih
menyenangkan. Jangan melakukan segala sesuatu dengan alas an kekayaan. Hal
terbaik adalah mendengarkan kata hati dan pikiran karena itu akan menentukan
kearah yang benar.”
(Diane N. Bark)
“ Anak muda tidak memilih jalan yang mendatar apalagi menurun. Anak muda
memilih jalan yang menanjak.”
(Anies Baswedan)
Karya ini saya persembahkan kepada :
(1) Almamater Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(2) Keluarga
Ayah dan ibu tersayang, Bapak Albertus Trimulyo, S. Pd., dan Ibu Sri
Murbani. Kedua kakakku Agnes Asti Ningsih dan Yustina Dwi Setyawati,
S. Pd..
(3) Keluarga besar Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 20 Maret 2018
Penulis,
Blasius Trisna Hermawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Blasius Trisna Hermawan. 2018. Membandingkan Metode Eksperimen
Terbimbing dan Simulasi PhET (Physics Education Technology) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi pada materi Hukum Hooke di
SMA N 1 Sentolo Siswa Kelas XI. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Fisika,
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Unversitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar
peserta didik dengan metode eksperimen terbimbing dan simulasi PhET
tentanghukum Hooke; (2) Sejauh mana pemahaman peserta didik mengenai
materi penelitian dengan metode eksperimen terbimbing dan simulasi PhET; dan
(3) ada tidaknya perbedaan peningkatan motivasi belajar peserta didik pada kelas
eksperimen terbimbing dan simulasi PhET. Jenis penelitian ini adalah
eksperimental kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMA N 1 Sentolo.
Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA 2 dan X MIA 3 yang
terdiri dari 64 siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen yang
diberikan treatment berbeda, yaitu metode eksperimen terbimbing dan simulasi
PhET. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data yaitu: tes tertulis (pre-
test dan post-test), angket motivasi, angket afektif dan psikomotorik peserta didik.
Hasil belajar berdasarkan pre-test dan pos-test dianalisis secara statistik
menggunakan program SPSS 22, sedangkan motivasi peserta didik dianalisis
dengan prsentase frekuensi jumlah peserta didik.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan metode eksperimen
terbimbing lebih meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan kelas simulasi
PhET dan motivas belajar peserta didik pada kelas simulasi PhET tidak lebih
tinggi dari kelas XI MIA SMAN 1 Sentolo.
Kata Kunci: metode eksperimen terbimbing, metode simulasi PhET, hasil
belajar, motivasi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Blasius Trisna Hermawan. 2018. Comparing The Guided Experimental
Method and Computer Simulation with PhET (Physics Education Technology)
Program to Improving Study Outcome and Motivations on the Hooke Law
Subject at SMA N 1 Sentolo XI Grade. Thesis. Physics Education Study
Program. Department of Mathematics and Science Education. Faculty of
Teachers Training and Education. Sanata Dharma University , Yogyakarta.
The research was intended to know: (1) the difference between of students
study result with guided experimental method and PhET simulation on Hooke law
subject; (2) to find out students understanding of the research subject with guided
experimental method and PhET simulation; and (3) to compare the increase
motivation student at guided experimental method class and PhET simulation
class. This research takes form of quantitative experimental and it runs in SMA N
1 Sentolo.
The subjects of this research are students in XI MIA 2 and 3 that consists
of 64 students. This research uses two experimental groups and gives two
different treatments: guided experimental method and PhET simulation.
Instruments that used in this research to collect experimental data are written test
(pre-test and post-test), motivation questionnaire, and cognitive and psikomotoric
questionnaire. The results from the pre-test and post-test have been statistically
analyzed using SPSS 22, while students motivations based on the motivation
questionnaire have been analyzed with students presentation frequency.
The results of this research show that the application of the guided
experimental method increasly the study result and motivations of students class
PhET simulation is not higher than motivation student for class XI MIA of SMA N
1 Sentolo.
Keywords: guide experimental method, PhET simulation, study result, and study
motivation.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkat, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. skripsi ini
berjudul “Membandingkan Metode Eksperimen Terbimbing dan Simulasi Physics
Education Technology dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Motivasi Pada
Materi Hukum Hooke di SMA N 1 Sentolo Siswa Kelas XI”. Skripsi ini disusun
sebagai pemenuhan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
penilaian, saran dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk membimbing, memotivasi, mengarahkan dengan sabar
dan memberi masukan sebagai penyempurnaan;
2. Drs. Domi Severinus, M. Si. sebagai validator yang bersedia memberikan
masukan dan saran kepada penulis dalam pembuatan instrumen soal, sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan dan
Dosen Pembimbing Akademik (DPA) Pendidikan Fisika yang telah memberikan
semangat, saran, arahan dan bimbingan selama penulis belajar di Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH vi
ABSTRAK .............................................................................................. vii
ABSTRACT ........................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix
DAFTAR ISI .......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 9
A. Filsafat Konstruktivisme .............................................................. 9
B. Metode Eksperimen ..................................................................... 13
1. Eksperimen Terbimbing ........................................................ 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
C. Metode Simulasi PHET (Physics Educational Technology) ....... 17
D. Belajar dan Hasil Belajar .............................................................. 22
1. Belajar .................................................................................... 22
2. Hasil Belajar .......................................................................... 26
E. Motivasi Belajar ........................................................................... 28
F. Hukum Hooke dan Susunan Pegas ............................................... 34
1. Pengertian Elastisitas ............................................................. 35
2. Hukum Hooke ........................................................................ 35
3. Susunan Pegas ........................................................................ 37
G. Penelitian yang Relevan ............................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 42
A. Desain Penelitian ......................................................................... 42
B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 43
C. Populasi dan Sempel .................................................................... 43
D. Treatment ..................................................................................... 44
E. Instrumen ..................................................................................... 46
1. Instrumen Pembelajaran ........................................................ 46
2. Instrumen Pengumpulan Data ................................................ 47
F. Validitas ....................................................................................... 55
G. Metode Analisis yang Digunakan ................................................ 55
1. Analisis Hasil Belajar Siswa .................................................. 55
2. Analisis Kuantitatif Motivasi Belajar Siswa .......................... 58
3. Analisis Kualitatif Hasil Belajar Siswa .................................. 62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Analisis Kuantitatif Domain Afektif dan Psikomotorik ……. 63
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ............................................... 65
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................. 65
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian …………………………... 65
2. Pelaksanaan Penelitian ……………………………………... 67
B. Data dan Analisis Data ................................................................. 76
1. Hasil Belajar Peserta Didik ………………………………… 76
2. Motivasi Belajar Peserta Didik ……………………………... 82
C. Pembahasaan …………………………………………………... 87
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 94
A. Kesimpulan .................................................................................. 94
B. Saran ............................................................................................ 95
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 96
LAMPIRAN ........................................................................................... 99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Desain Static group Pre-test post-test .............................. 43
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-Test …………………... 49
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ........... 51
Tabel 3.4 Indikator keaktifan siswa ................................................. 54
Tabel 3.5 Ratio Scale Kuisoner Motivasi Belajar Fisika ................. 59
Tabel 3.6 Interval Jumlah Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas
Eksperimen Terbimbing ...................................................
61
Tabel 3.7 Interval Jumlah Skor Motivasi Belajar Siswa Kelas
Simulasi PhET ..................................................................
61
Tabel 3.8 Ratio Scale Domain Afektif dan Psikomotorik ………… 64
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian ……………………….. 65
Tabel 4.2 Nilai pre-test post-test kelas eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET …………………………………………..
76
Tabel 4.3 Perbandingan pre-test kelas eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET …………………………………………..
78
Tabel 4.4 Perbandingan pre-test dan post-tes kelas eksperimen
terbimbing ………………………………………………
79
Tabel 4.5 Perbandingan pre-test dan post-tes kelas simulasi PhET 80
Tabel 4.6 Perbandingan post-test kelas eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET …………………………………………..
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
Tabel 4.7 Deskripsi Pensekoran Angket Motivasi Belajar Peserta
Didik dengan Metode Eksperimen Terbimbing ………...
82
Tabel 4.8 Interval Jumlah Skor Angket Motivasi Belajar Peserta
Didik dengan Metode Eksperimen Terbimbing ………...
83
Tabel 4.9 Deskripsi Pensekoran Angket Motivasi Belajar PhET … 84
Tabel 4.10 Interval Pensekoran Angket Motivasi Belajar Peserta
Didik dengan Metode Simulasi PhET ………...………...
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pegas yang diberikan massa m ......................................... 36
Gambar 2.2 Pegas yang disusun secara seri dengan konstanta
elastisitas k1 dan k2 ...........................................................
37
Gambar 2.3 Pegas yang disusun secara paralel dengan konstanta
elastisitas k1 dan k2 ...........................................................
39
Gambar 4.1 Proses pelaksanaan pre-test ……………………………. 69
Gambar 4.2 Pelaksanaan eksperimen hukum Hooke ……………….. 69
Gambar 4.3 Presentasi hasil percobaan hukum Hooke ……………… 70
Gambar 4.4 Pelaksanaan eksperimen susunan pegas ……………….. 70
Gambar 4.5 Presentasi kelompok C pada percobaan susunan pegas ... 71
Gambar 4.6 Pelaksanaan post-test …………………………………... 71
Gambar 4.7 Presentasi simulasi PhET materi hukum Hooke ……….. 74
Gambar 4.8 Pengambilan data simulasi PhET susunan pegas ………. 75
Gambar 4.9 Pelaksanaan post-tes pada kelas simulasi PhET ………... 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat permohonan izin penelitian ……………………. 99
Lampiran 2. Surat rekomomendasi pelaksanaan penelitian ……….. 100
Lampiran 3. Surat perizinan pelaksanaan penelitian ………………. 101
Lampiran 4. Surat keterangan telah melakukan penelitian ………… 102
Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas
eksperimen terbimbing ..................................................
103
Lampiran 6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas
simulasi PhET ...............................................................
120
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik (LKPD) kelas eksperimen
terbimbing .....................................................................
136
Lampiran 8. Lembar kerja peserta didik (LKPD) kelas simulasi
PhET ..............................................................................
144
Lampiran 9. Kisi-kisi soal pre-test dan post-test ............................... 157
Lampiran 10. Soal-soal pre-test dan post-test ...................................... 160
Lampiran 11. Kunci jawaban soal-soal pre-test dan post-test ............. 164
Lampiran 12. Kisi-kisi angket motivasi belajar peserta didik ............. 169
Lampiran 13. Angket motivasi belajar peserta didik kelas
eksperimen terbimbing dan simulasi PhET ....………...
173
Lampiran 14. Nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET ………………………..
177
Lampiran 15. Identifikasi hasil post-test kelas eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET ………………………
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Lampiran 16 Nilai angket motivasi belajar peserta didik kelas
eksperimen terbimbing dan simulasi PhET …………...
180
Lampiran 17 Contoh hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen
terbimbing …………………………………………….
182
Lampiran 18 Contoh hasil pre-test dan post-test kelas simulasi
PhET …………………………………………………..
190
Lampiran 19 Contoh hasil angket motivasi belajar peserta didik
kelas eksperimen terbimbing ………………………….
198
Lampiran 20 Contoh hasil angket motivasi belajar peserta didik
kelas simulasi PhET ……….………………………….
202
Lampiran 21 Contoh hasil lembar kerja peserta didik kelas
eksperimen terbimbing ………………………………..
206
Lampiran 22 Contoh hasil lembar kerja peserta didik kelas simulasi
PhET …………………………………………………..
214
Lampiran 23 Dokumentasi penelitian ………………………………. 227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hasil lokakarya Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengangkat tema
“teaching and learning with technology” menunjukan bagaimana sikap dan
tindakan seorang pengajar dalam menghadapi kemunculan teknologi dalam
kegiatan belajar mengajar. Proses belajar-mengajar memerlukan sebuah
perubahan, yang berarti selalu ada tempat untuk berkembang.
Perkembangan teknologi di dunia global ini sangat pesat, seharusnya dapat
digunakan untuk mempermudah dan memfokuskan peserta didik di dalam
proses belajar-mengajar. Untuk itulah sebagai seorang pengajar, kita perlu
menggunakan teknologi sebagai sarana dan bukan sebagai tujuan
(http://kemdikbud.go.id).
Abad 21 ditandai dengan perkembangan teknologi yang pesat,
sehingga sains dan teknologi merupakan salah satu landasan penting dalam
pembangunan bangsa. Kemampuan yang dibutuhkan pada abad 21 adalah
berpikir kritis, menyelesaikan masalah, kreatif dan inovatif serta mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi. Pembelajaran fisika menurut kurikulum
2013 menekankan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan pemecahan
masalah. Kompetensi Inti – 3 pada kurikulum 2013 menghendaki siswa
mampu memahami, menerapkan, menganalisi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural dan menerapkannya pada bidang kajian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
spesifik untuk memecahkan masalah. Untuk mencapai pembelajaran yang
tertuang dalam kurikulum 2013, tentunya proses pembelajaran
dikembangkan menjadi dua yaitu proses pembelajaran langsung dan tidak
langsung. Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran yang
mengembangkan pengetahuan, kemampuan berpikir, dan keterampilan
psikomotorik peserta didik lewat interaksi langsung dengan kegiatan
pembelajaran yang sudah dirancang oleh guru. Sedangkan proses
pembelajaran tidak langsung adalah proses yang terjadi selama
pembelajaran tetapi tidak dirancang dalam kegiatan khusus (Kemendikbud,
2016: 1-10).
Kemampuan berpikir kritis dan menyelesaikan masalah siswa dapat
dikembangkan sekaligus diuji lewat pemberian soal-soal fisika. Namun,
pemahaman konsep dan prinsip dasar sangatlah penting sebelum mencoba
memecahkan soal-soal (Serway dan John, 2010). Proses pemahaman
konsep inilah yang perlu diperhatikan seorang pengajar atau fasilitator agar
siswa mampu memahaminya dengan baik. Banyak siswa yang mengalami
miskonsepsi dalam pembelajaran fisika, hal ini dikarenakan para guru fisika
kurang menguasai bahan fisika, kurang mampu mengajarkan bahan kepada
siswa dengan tepat, menarik, dan efektif serta kurang memperhatikan
pemahaman yang diperoleh oleh siswa.
Untuk meningkatkan pemahaman siswa maka guru perlu
meningkatkan kompetensi dan mengembangkan diri dengan terus belajar
serta praktik mengajar sesuai dengan perkembangan zaman. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
disebabkan karena kemajuan teknologi dalam dunia yang global saat ini
tidak dapat diabaikan dalam dunia pendidikan, tetapi dapat kita sikapi untuk
memajukan dan mengembangkan proses pembelajaran fisika di tanah air.
Kita sebagai fasilitator dalam dunia pendidikan tentunya mengerti dan tahu
bahwa peserta didik tidak buta akan teknologi, mereka mengikuti
perkembangan teknologi. Hal ini ditunjukan lewat kepemilikan barang-
barang teknologi zaman sekarang seperti Hand phone, laptop atau PC serta
situs dan media internet. Untuk itulah agar peserta didik tidak terlalu
dimajakan dalam dunia maya atau teknologi yang sudah mengglobalisasi
ini, tentunya perlu pengambilan sikap dan tindakan bijaksana yang dapat
menunjukan bahwa kemajuan teknologi dapat digunakan dalam
mempermudah proses pembelajaran. Dengan begitu peserta didik dapat
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk mempermudah dalam
memahami materi belajar.
Salah satu pemanfaatan kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi) dalam dunia pendidikan adalah pembelajaran dalam kelas
menggunakan metode simulasi komputer. Menurut Paul Suparno (2007:
108-110) metode simulasi komputer adalah model pembelajaran
menggunakan program komputer untuk mensimulasikan beberapa
percobaan fisika, tidak lewat percobaan di laboratorium, tetapi lewat
monitor komputer. Siswa dapat memanipulasi data, mengumpulkan data,
menganalisis data serta mengambil kesimpulan. Salah satu aplikasi program
komputer yang paling popular di dunia ini adalah PhET (Physic Education
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Technology). Simulasi PhET adalah aplikasi pembelajaran yang berbentuk
animasi, seperti sebuah permainan pada komputer yang bertujuan untuk
menjelaskan suatu konsep, fenomena dan hukum fisika (Katherine, 2006).
Dengan menggunakan aplikasi simulasi PhET ini, terlihat jelas bahwa
simulasi PhET merupakan pembelajaran yang kontruktivisme karena siswa
dapat berproses sendiri membangun pengetahuan mereka sendiri, sehingga
mereka dapat memahami konsep yang sedang dipelajarinya.
Lewat penelitian yang dilakukan Onto Kiswanto (2012) yaitu
pengaruh metode inquiry berbasis media pembelajaran simulasi PhET
(Circuit Construction Kit) terhadap prestasi belajar fisika di SMA Pangudi
Luhur Sedayu kelas X tahun ajaran 2011/2012 dalam materi hukum Ohm,
ditemukan bahwa metode inquiry berbasis media simulasi PhET dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dibandingkan kelas kontrol yang
menggunakan metode eksperimen dengan alat terbatas dan belum
terstandarisasi sebagai peralatan laboratorium fisika. Namun, metode
eksperimen ini lebih memfasilitasi siswa dalam berinteraksi secara langsung
dengan fenomena kelistrikan dan mengembangkan skill motorik cara
pemakaian serta pengukuran dengan alat listrik dibandingkan dengan
metode simulasi PhET.
John Dewey (Gentry, 1990), seorang filsuf dan reformator
pendidikan, serta kritikus sosial yang berpengaruh sampai dengan
pertengahan abad 20, menjelaskan bahwa belajar itu dengan melakukan
(learning by doing), sehingga berlangsung melalui pengalaman. Dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pembelajaran fisika pemahaman atas konsep-konsep fisika merupakan hal
yang sangat penting. Seorang anak dikatakan paham atau mengerti bila
mampu menangkap dan menggunakan suatu konsep dengan baik. Oleh
karena itu dalam proses pembelajaran perlu diperhatikan apakah siswa telah
menangkap suatu kosep pada pokok bahasan yang diajarkan oleh guru
sesuai dengan konsep ilmiah. Agar proses pembelajaran mampu berjalan
secara efektif, maka pembelajaran tersebut perlu dirubah agar para siswa
mampu terlibat dalam proses penemuan pembelajaran tersebut seperti arti
belajar dari John Dewey (lerning by doing).
Salah satu metode mengajar yang mampu melibatkan siswa dalam
proses penemuan pembelajaran adalah metode eksperimen. Menurut Paul
Suparno (2013: 83-88) metode eksperimen adalah metode mengajar yang
mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian,
pengecekean bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar.
Dengan menerapkan metode ini dalam pembelajaran fisika tentunya siswa
dapat merasa bangga dan yakin, karena mereka merasa sendiri yang
menemukan hukum tersebut. Metode eksperimen dibedakan menjadi dua,
yaitu eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terbimbing
adalah eksperimen yang seluruhnya dirancang oleh guru sebelum dilakukan
oleh siswa. Sedangkan eksperimen bebas adalah eksperimen yang
menekankan siswa untuk lebih banyak berpikir sendiri dalam melakukan
suatu percobaan dengan guru hanya memberikan tugas, dan menjadi
fasilitator utuh dalam eksperimen ini. Dengan menggunakan eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
terbimbing tentunya proses pembelajaran dapat terarah sesuai rencana
pendidik.
Pernyataan Gerlack (Asyhar, 2012: 27) yang menyebutkan
interaktivitas sebagai salah satu prinsip penting dalam pemilihan media
belajar. Untuk itulah guru perlu mengatasi permasalahan pasifnya siswa
dalam pembelajaran. Pasif merupakakan sikap yang muncul karena tidak
ada minat dan motivasi dalam belajar. Motivasi sendiri merupakan
dorongan dalam diri maupun luar untuk melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan mereka atau kebutuhan yang mereka inginkan. Dengan demikian,
motivasi pembelajaran sangatlah mempengaruhi interaksi belajar-mengajar
dalam kelas. Bahkan karena adanya suatu motivasi belajar tentunya akan
berakibat ke berbagai bidang, seperti hasil belajar dan keaktivan siswa.
Seorang pendidik perlu bekerja keras, disamping terus memperhatikan
keaktifan siswa, guru juga perlu memberikan motivasi belajar agar para
siswa semangat dan berhasil dalam proses pembelajaran. Tentunya motivasi
belajar tersebut dapat diciptakan guru lewat metodologi pembelajaran,
pujian, hadiah, dan sebagainya. Motivasi-motivasi yang dapat diberikan
oleh seorang guru adalah motivasi eksteristik.
Berdasarkan uraian latar belakang dan asumsi-asumsi yang ada,
peneliti hendak mengadakan penelitian tentang “Membandingkan
Eksperimen Terbimbing dan simulasi PhET (Physics Education
Technology) dalam Peningkatan Hasil Belajar & Motivasi Pada Materi
Hukum Hooke di SMA N 1 Sentolo Kelas XI”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah
yang ingin diteliti adalah:
1. Sejauh mana pemahaman siswa tentang materi hukum Hooke dengan
menggunakan eksperimen terbimbing dan metode simulasi PhET
(Physics Education Technology) ?
2. Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa antara kelas yang
menggunakan metode eksperimen terbimbing dan simulasi PhET
(Physics Education Technology) dalam materi hukum Hooke ?
3. Apakah ada perbedaan motivasi belajar siswa antara kelas yang
menggunakan metode eksperimen terbimbing dan simulasi PhET
(Physics Education Technology) dalam materi hukum Hooke ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, peneltian ini bertujuan untuk
mengetahui :
1. Pemahaman siswa tentang hukum Hooke yang dipelajari lewat
eksperimen terbimbing dan simulasi komputer dengan PhET.
2. Perbedaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen terbimbing
dengan simulasi komputer menggunakan PhET (Physics Education
Technology) dalam materi hukum Hooke.
3. Perbedaan motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen terbimbing
dan simulasi komputer dengan menggunakan PhET dalam materi
hukum Hooke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharakan adalah sebagai berikut :
1. Bagi siswa
Pembelajaran fisika dengan menggunakan metode
eksperimen terbimbing dan simulasi komputer yang menggunakan
program PhET (Physics Education Technology) dapat membantu
siswa memahami materi pelajaran, sehingga meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Bagi guru
Sebagai bahan masukan dalam rangka pemilihan metode
proses pembelajaran yang dapat meningkatkan upaya meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
3. Bagi sekolah
Sebagai masukan dalam rangka memperbaiki kegiatan
belajar mengajar fisika di sekolah.
4. Bagi penelitian
Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan bidang pendidikan, terutama
berkaitan dengan masalah upaya meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa dengan metode simulasi PhET dan eksperimen
terbimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
DASAR TEORI
A. Filsafat Konstruktivisme
Menurut von Glasersfeld (Suparno, 1997:18), konstruktivisme
merupakan salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa
pengetahuan diperoleh dari konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara
sederhana, konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan merupakan
bentukan kita sendiri terhadap sesuatu yang dipelajari. Pengetahuan
bukanlah kumpulan fakta yang sudah jadi, yang ada diluar kita dan tinggal
ditemukan tetapi harus kita konstruksi kembali menjadi skema atau
perumusan yang diciptakan oleh seseorang yang sedang menekuninya. Jadi,
pengetahuan tidak dapat dipindah atau transfer begitu saja dari pikiran yang
mempunyai pengetahuan ke pikiran orang yang belum memiliki
pengetahuan karena setiap orang dapat membangun pengetahuan pada
dirinya sendiri.
Membentuk pengetahuan pertama-tama melalui indra, dengan
melihat, meraba, mendengar, membau dan merasakan sesuatu. Kemudian
mulai meningkat dengan berpikir abstrak dimana penggunaan indra lebih
berkurang. Dalam belajar siswa haruslah aktif sendiri dalam mengelola
bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan yang terpenting adalah
merangkumnya menjadi suatu pengertian yang utuh dan tersetruktur.
Dengan kata lain, menurut Suparno (2007: 9) pengetahuan merupakan suatu
proses menjadi tahu. Suatu proses yang terus akan berkembang semakin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
luas, lengkap dan sempurna. Hal ini dikarenakan pembentukan pengetahuan
jelas bukan sekali jadi melainkan bertahap dengan metode ilmiah. Piaget
(Suparno, 1997: 18) menjelaskan bahwa proses pembentukan ini berjalan
terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi, karena adanya
suatu pemahaman dan pengalaman yang baru. Dengan demikianlah, dalam
proses pembelajaran seorang guru benar-benar hanya menjadi seorang
fasilitator dimana menjaga proses itu agar tidak keluar dari rencana
pembelajaran yang telah disiapkan oleh mereka.
Bila yang sedang menekuninya siswa, maka pengetahuan itu adalah
kontuksi (bentukan) siswa itu sendiri. Untuk itu, keaktifan siswa sangat
berperan dalam perkembangan pengetahuan mereka. Pengetahuan dibentuk
oleh siswa sesuai dengan pengalaman-pengalaman yang dihadapi.
Pengetahuan ini dibentuk dalam struktur konsepsi seseorang. Menurut
Bettencourt (Suparno, 1997: 21), konstruktivisme tidak bertujuan untuk
mengerti hakikat realitas, namun lebih melihat bagaimana proses seseorang
menjadi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian, belajar menurut teori
konstruktivisme bukanlah sekedar menghafal dan asal dalam
melakukannya. Akan tetapi, proses mengkonstruksi pengetahuan melalui
pengalaman. Pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi
oleh individu, akan memberikan makna mendalam dan lebih lama diingat
oleh setiap individu. Jadi, konstruktivisme lebih menekankan dalam proses
belajar. Sedangkan proses belajar, hasil belajar, cara belajar dan strategi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
belajar akan mempengaruhi perkembangan skema berpikir dan konstruksi
konsepsi seseorang.
Dalam dunia pendidikan, aliran atau pandangan konstruktivisme
yang berkaitan dengan teori konstruktivisme psikologis adalah
kontrruktivisme yang lebih personal (Piaget) dan yang lebih sosial
(Vygotsky). Teori Konstruktivisme yang lebih personal (Piaget) sering
disebut dengan teori adaptasi kognitif. Piaget adalah psikolog pertama yang
menggunakan teori konstruktivisme dalam proses belajar. Piaget
menyatakan bahwa teori pengetahuan pada dasarnya adalah teori adaptasi
pikiran ke dalam suatu realita. Proses adaptasi pikiran diawali dengan
skema, proses kognitif yang mengintegrasikan persepsi, konsep, ataupun
pengalaman baru ke dalam skema yang sudah ada (asimilasi), memodifikasi
skema yang sudah dibuat (akomodasi) serta equilibration yaitu mengatur
keseimbangan antara asmilasi dan akomodasi yang kemudian akan
menghasilkan adaptasi intelektual. Dengan cara seperti inilah pengetahuan
selalu berkembang. Piaget lebih menekankan bagaimana siswa secara
sendiri mengkonstruksikan pengetahuan melalui interaksinya dengan
pengalaman dan objek yang dihadapi dalam kondisi tertentu. Dalam
pembentukan pengetahuan selalu memerlukan pengalaman, baik
pengalaman fisik maupun pengalaman mental.
Berbeda halnya dengan teori konstruktivisme personal (Piaget),
Vygotsky menyatakan bahwa dalam mengkonstruksi suatu konsep yang
akan menjadi suatu pengetahuan perlu memperhatikan lingkungan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Konstruktivisme Vygotsky disebut sebagai sosiokulturalisme. Untuk lebih
mengerti pengertian ilmiah dan mengembangkan pengetahuan para siswa
ditantang untuk berinteraksi dengan lingkungan sosial. Dalam dunia
pendidikan, para siswa perlu berinteraksi dengan para ahli yang dapat
bercerita tentang tugas, pekerjaan serta penemuan-penemuan mereka, hal
ini yang membuat para siswa tertarik, merasakan,dan menjadi aktif dalam
sebuah pembelajaran. Dalam interaksi itulah siswa ditantang untuk
mengkonstruksikan pengetahuannya lebih sesuai dengan konstruksi para
ahli (Suparno, 1997: 43-47).
Siswa menemukan arti, tujuan, serta konsep sendiri dari apa yang
mereka pelajari dengan cara asimilasi dan akomodasi suatu pengatuhan
yang telah mereka punyai. Terlihat dengan jelas bahwa keaktifan kognitif
sangat diperlukaan dalam keberhasilan proses belajar mereka. Kaum
konstruktivis beranggapan bahwa mengajar bukanlah kegiatan transfer atau
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa, melainkan suatu kegiatan
yang memungkinkan siswa untuk membangun sendiri pengatuhannya. Oleh
karena itu peran guru hanya menjadi seorang mediator dan fasilitator yang
membantu siswa dalam mengkonstruksi pengetahuannya secara efektif.
Secara garis besar, prinsip dasar pembelajaran konstruktivisme yang
diterapkan dalam belajar mengajar oleh Aunurrahman (2012: 25) sebagai
berikut :
1) Pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif;
2) Tekanan proses belajar terletak pada siswa;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Mengajar adalah membantu siswa belajar;
4) Penekanan dalam proses belajar lebih kepada proses bukan hasil
akhir;
5) Kurikulum menekankan partisipasi siswa;
6) Guru adalah fasilitator;
Dengan prinsip tersebut terlihat jelas bahwa guru tidak hanya
memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi guru menjadi fasilitator
siswa dalam membentuk sendiri pengetahuan mereka. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan eksplorasi dengan materi
pembelajaran mereka, sehingga mereka dapat menerapkan sendiri ide-
idenya, menyadari serta menggunakan strategi mereka sendiri dalam
pembelajaran itu. Guru dapat berpikir untuk menjabarkan lebih spesifik dan
operasional tentang langkah kegiatan pembelajaran yang memungkinkan
siswa berperan membangun pengetahuan melalui keaktifan. Dengan
demikian proses pembelajaran itu memang dilakukan oleh siswa sendiri,
sehingga hasil pembelajaran dapat diresapi oleh mereka.
B. Metode Eksperimen
Menurut Suparno (2013: 83-88), metode eksperimen adalah metode
mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai
pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang
benar. Jadi, metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan
jelas akan teorinya. Dalam praktiknya, guru dapat melakukan eksperimen
untuk menemukan teori dan hukumnya. Keadaan seperti ini seakan-akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
teori atau hukumnya belum ditemukan, dan siswa diminta untuk
menemukan teori tersebut. Tentunya guru sebenarnya mengerti mengenai
teori tersebut, sedangkan siswa belum mengetahui. Sehingga guru dapat
mengarahkan agar proses eksperimen dapat terkontrol menuju teori atau
hukumnya. Dengan metode ini, siswa dapat merasa bangga dan yakin
karena mereka seakan-akan menemukan sendiri teori itu seperti dalam teori
konstruktivisme.
Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, eksperimen terbimbing
dan eksperimen bebas. Dalam banyak pembelajaran fisika baik SMP
maupun SMA, kebanyakan metode eksperimen yang digunakan adalah
eksperimen terbimbing. Dengan eksperimen terbimbing, hasilnya lebih
cepat dan lebih teratur atau terarah sehingga siswa tidak mudah bingung
akan rangkaian alat, apa yang diamati, apa yang diukur, dianalisis serta
disimpulkan.
1. Eksperimen terbimbing
Dalam eksperimen terbimbing atau terarah seluruh jalannya
percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh
siswa. Jadi langkah-langkah yang harus dilakukan, peralatan yang harus
digunakaan, apa yang harus diamati serta diukur siswa semuanya sudah
diatur terlebih dahulu sejak awal. Dan semua yang sudah diatur oleh
guru itu biasanya dituangkan dalam sebuah lembar kerja siswa (LKS).
Para siswa tidak kebingungan dalam menentukan langkah-langkah yang
akan dianuat, data yang dikumpulkan serta kesimpulan yang akan dituju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tentunya kesimpulan sebuah percobaan selalu bergantung dengan data
percobaan yang didapat oleh siswa.
a) Peran guru dalam eksperimen terbimbing
Dalam eksperimen terbimbing, guru sangat memiliki peran
penting dalam pembelajaran ini. Beberapa hal yang harus
dipersiapkan dan dilakukan oleh seorang guru dalam
menerapkan metode mengajar eksperimen terbimbing adalah :
Memilih ekspeimen yang akan ditugaskan kepada siswa,
tentunya sesuai dengan materi atau tujuan pembelajaran;
Merencanakan langkah-langkah percobaan : tujuan,
peralatan dan bahan yang digunakan, prosedur percobaan,
analisis data serta kesimpulan;
Mempersiapkan petunjuk kerja serta langkah-langkah kerja
siswa dalam lembar kerja siswa (LKS);
Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dalam
percobaan;
Mengawasi atau memonitoring dan memberikan masukan
kepada siswa dalam melakukan percobaan;
Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dalam
percobaan yang sudah mereka lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b) Peran siswa dalam eksperimen terbimbing
Dalam pelaksanaan percobaan atau eksperimen, siswa
dibentuk beberapa kelompok dengan masing-masing kelompok
2-3 orang, sehingga siswa dapat sunguh melakukan percobaan
dan bukan hanya melihat percobaan yang dilakukan oleh teman.
Dalam eksperimen terbimbing ini, siswa melakukan percobaan
sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru lewat lembar kerja
siswa (LKS). Dalam simulasi, siswa memiliki tugas untuk
melakukan tindakan sebagai berikut :
Membaca dan memahami petunjuk percobaan dengan teliti;
Mencari alat-alat yang diperlukan;
Merangkai alat-alat sesuai dengan jalannya percobaan;
Mengamati jalannya percobaan;
Mencatat data yang diperlukan;
Mendiskusikan dalam kelompok untuk ambil kesimpulan
dari data yang didapat praktikan;
Membuat laporan percobaan dan dikumpulkan;
Mempresentasikan hasil percobaan di depan kelas.
Dalam pembelajaran fisika metode eksperimen sering kali digunakan
dalam beberapa materi dengan tujuan agar siswa mampu mencari dan
menemukan sendiri pembelajaran yang sudah disusun oleh seorang guru.
Menurut Roestiyah (2001: 83) keunggulan metode eksperimen adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
a) Dengan metode eksperimen siswa terlatih menggunakan metode
ilmiah dalam menghadapi masalah;
b) Praktikan (orang yang melakukan eksperimen) lebih aktif berpikir
dan berbuat;
c) Dalam melakukan eksperimen praktikan memperoleh ilmu
pengetahuan, menemukaan pengalaman praktis serta keterampilan
dalam menggunakan alat-alat dalam percobaan;
d) Dalam eksperimen, praktikan membuktikan sendiri kebenaran
suatu teori ilmu pengetahuaan.
C. Metode Simulasi (Physics Education Technology)
Kemajuan teknologi di era globalisme ini sangat berdampak positif
untuk berbagai bidang terutama dalam bidang pendidikan. Salah satunya
adalah simulasi komputer yang dapat digunakan dalam mempermudah
proses pembelajaran. Menurut Suparno (2013: 117-121) simulasi komputer
adalah model pembelajaran menggunakan program komputer untuk
mensimulasikan beberapa percobaan fisika, tidak lewat percobaan di
laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa dapat
mempelajarinya dari simulasi itu. Dalam simulasi itu siswa dapat
memanipulasi data, mengumpulkan data, menganalisis data, dan mengambil
kesimpulan. Dengan proses belajar yang seperti itu, terlihat jelas bahwa
simulasi komputer merupakan pembelajaran yang konstruktivisme karena
siswa berproses sendiri membangun pengetahuan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Model pembelajaran dengan menggunakan simulasi komputer ini
sekarang banyak digunakan dalam pembelajaran fisika. Hal ini dikarenakan
siswa dapat melakukan simulasi berkali-kali tanpa ditunggu guru seperti
pembelajaran dalam kelas. Siswa dapat mengulanginya sendiri diluar kelas,
maka mereka akan lebih cepat belajar dan menguasai suatu konsep bahan
pelajaran. Oleh karena itu, siswa dapat menemukan dan membangun sendiri
pengetahuan mereka. Program simulasi komputer yang saat ini mulai
popular adalah program berbasis Laboratory (Physics Education
Technology). menyediakan :
“all simulations are free, and can be run from the internet or
downloaded for offline use. The simulations are designed to be
highly interactive, engaging, and open learning environments that
provide animated feedback to the user.” (Noah Finkelstein, dkk,
2006: Vol 2).
Fenomena ini mengajak siswa untuk belajar dengan cara eksplorasi
secara langsung, sehingga mereka dapat membentuk pengetahuan mereka
sendiri. Laboratory (Physics Education Technology) merupakan sebuah
aplikasi simulasi interaktif mengenai fenomena-fenomena fisis berbasis
riset, yang digunakan secara gratis dengan tujuan untuk meningkatkan
minat siswa dan proses pembelajaran (Wieman & Perkins, 2006: 290). Tim
dari Universitas Colorado di Boulder Amerika menyatakan pendekatan
berbasis riset, yang menggabungkan hasil penelitian sebelumnya dengan
aktivitas yang dilakukan sendiri, memungkinkan para siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menggabungkan fenomena kehidupan nyata dan ilmu yang mendasarinya.
Hal ini tentunya akan memperdalam dan meningkatkan minat siswa
terhadap ilmu fisika.
Simulasi berbentuk gambar bergerak atau animasi interaktif yang dibuat
layaknya permainan dimana siswa dapat belajar dengan melakukan
eksplorasi. Korespodensi antara fenomena nyata dan simulasi komputer
sangat ditekankan dalam simulasi ini. Kemudian fenomena tersebut
disajikan dalam model konseptual fisis yang mudah dimengerti siswa.
Untuk mempermudah pemahaman siswa, simulasi menganimasikan
besaran-besaran fisika dengan menggunakan gambar dan control intuitif
seperti klik dan tarikan pada mouse, dan tombol-tombol lainnya. Simulasi
ini juga menyediakan instrument pengukuran seperti penggaris, voltmeter,
amperemeter, thermometer , dsb. Pada saat alat ukur digunakan secara
interaktif, hasil pengukuran akan langsung ditampilkan. Hal ini secara
efektif akan menggambarkan proses simulasi yang terjadi. Semua simulasi
dalam secara ekstensif telah diuji dan dievaluasi untuk memastikan
efektivitas pengajaran dan kegunaannya. Untuk itulah pembelajaran
dengan menggunakan simulasi sangat disarankan dalam pembelajaran
fisika, hal ini dikarenakan simulasi ini sangatlah membantu pemahaman
siswa dalam pembelajaran.
Dari pengertian Laboratory tersebut terlihat jelas bahwa media
pembelajaran ini sangat menggunakan teorema konstruktivisme. Hal ini
dikarenakan, dengan menggunakan metode mengajar ini para siswa dituntut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
untuk melakukan aktivitas sendiri sesuai yang ada pada simulasi tersebut.
Hasil dari aktivitas tersebut dapat mudah dipahami siswa dan secara
konstruktivisme hal tersebut merupakan hasil belajar.
a) Peran guru dalam simulasi komputer
Eksperimen yang dilakukan dengan menggunakan simulasi
komputer tidak ada control lansung dari perlatan laboratorium.
Untuk itu beberapa hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan
oleh guru dalam menerapkan simulasi komputer adalah :
Memilih simulasi yang akan ditugaskan kepada siswa,
tentunya sesuai dengan materi atau tujuan pembelajaran;
Merencanakan langkah-langkah simulasi : tujuan,
program/softwere yang digunakan, prosedur percobaan,
analisis data serta kesimpulan;
Mempersiapkan petunjuk kerja serta langkah-langkah kerja
siswa dalam lembar kerja siswa (LKS);
Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan dalam
simulasi;
Mengawasi atau memonitoring dan memberikan masukan
kepada siswa dalam melakukan simulasi;
Membantu siswa dalam menarik kesimpulan dalam
percobaan yang sudah mereka lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b) Peran siswa dalam simulasi computer
Dalam pelaksanaan simulasi, siswa dibagi dalam kelompok
2-3 orang, sehingga siswa dapat sunguh melakukan simulasi dan
bukan hanya melihat percobaan yang dilakukan oleh teman.
Dalam simulasi, siswa memiliki tugas untuk melakukan
tindakan sebagai berikut:
Membaca dan memahami petunjuk simulasi dengan teliti;
Eksplorasi simulasi sesuai denan LKS simulasi;
Mengamati jalannya simulasi dan mencatat data yang
diperlukan;
Menganalisis data yang didapat dalam kelompok untuk
mengambil kesimpulan;
Mempresentasikan hasil simulasi di depan kelas.
Pembelajaran fisika dengan metode simulasi , tentunya memiliki
berbagai keuntungan yaitu (Wieman, 2007) :
1) Simulasi dapat digunakan di dalam kelas dimana peralatan
praktikum tidak tersedia atau tidak praktis;
2) Simulasi dapat digunakam untuk melakukan eksperimen yang tidak
mungkin dilakukan;
3) Dengan simulasi, siswa dapat mengubah variabel dengan mudah;
4) Simulasi dapat menunjukkan beberapa hal dalam materi yang tidak
dapat di representasikan;
5) Simulasi dapat dijalankan siswa pada komputer pribadi di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
D. Belajar dan Hasil Belajar
1. Belajar
Menurut James O. Whittaker (Ahmadi & Widodo, 1991: 119-120),
belajar merupakan proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah
melalui latihan atau pengalaman.
“Learning may be defined as the process by which behavior
originates or is altered through training or experience”
Dengan demikian perubahan tingkah laku akibat pertumbuhan fisik atau
kematangan, kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan tidak
termasuk dalam belajar. Belajar itu bukan sekedar pengalaman namun
suatu proses, dan bukan suatu hasil. Sehingga belajar itu merupakan
kegiatan langsung tertentu yang dilakukan demi mencapai suatu tujuan.
Menurut Cronbach (Ahmadi & Widodo, 1991 : 120) dalam sebuah
buku yang berjudul “Educational Psychology”, belajar dapat
didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang ditunjukan sebagai
hasil dari pengalaman.
“Learning is shown by change in behavior as a result of
experience”
Belajar merupakan proses dari perkembangan hidup manusia. Dengan
belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu
sehingga tingkah lakunya berkembang sesuai dengan pengalamannya.
Semua aktivitas yang dilakukan dalam proses belajar-mengajar akan
menghasilkan sebuah prestasi hidup yang tidak lain merupakan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dari belajar. Belajar berlangsung secara aktif dan integratif dengan
menggunakan bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seorang
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan (Ahmadi dan Widodo, 1991: 121).
Perubahan-perubahan sebagai hasil pengalaman individu itu akan
dinyatakan dalam seluruh aspek tingkah laku mereka sendiri. Artinya,
tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut
pengetahuan, keterampilan maupun sikap. Jadi, hakikat belajar adalah
perubahan.
Perubahan yang terjadi dalam individu sangatlah banyak baik sifat
maupun jenisnya, tentunya setiap perubahan yang terjadi pada individu
bukan selalu perubahan sebagai hasil belajar. Untuk itulah agar kita
dapat mengetahui perubahan tingkah laku sebagai hasil proses belajar,
maka dapat dilihat mengenai ciri-ciri perubahan tingkah laku yang
ditemukan oleh para ahli. Ciri-ciri perubahan tingkah laku sebagai hasil
proses belajar (Ahmadi dan widodo, 1991 : 121-123), yaitu :
a. Perubahan yang terjadi secara sadar
Dalam aktivitas pembelajaran yang terjadi di dalam kelas,
tentunya siswa akan menyadari terjadinya perubahan. Misalnya
siswa menyadari bahwa pengetahuan mereka bertambah, kecakapan
bertambah, serta kebiasaan bertambah. Jadi Perubahan tingkah laku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
siswa yang terjadi karena dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk
dalam pengertian belajar, karena siswa yang bersangkutan tidak
menyadarinya.
b. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri siswa sebagai hasil belajar
berlangsung secara terus-menerus dan tidak statis. Perubahan
sebagai hasil pembelajaran akan berkembang terus menurus sampai
menjadi optimal atau sempurna. Selain itu perubahan-perubahan itu
pastinya akan membantu proses perkembangan perubahan untuk
yang lainnya, karena semuanya berhubungan.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu
senantiasa berkembang dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian semakin keras usaha
belajar mereka maka semakin banyak dan makin baik perubahan
yang diperoleh. Setiap perubahan itu bersifat aktif yang artinya
perubahan itu tidak terjadi secara sendiri tetapi membutuhkan usaha
untuk memperolehnya.
d. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi sebagai hasil proses belajar bersifat
menetap dan permanen. Artinya bahwa tingkah laku yang
didapatkan setelah belajar akan bersifat menetap. Kecakapan
seseorang yang sudah didapatkan sebagai hasil dari proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
akan terus dimiliki bahkan akan terus berkembang apabila terus
dipergunakan dan dilatih.
e. Perubahan dalam belajar, bertujuan dan terarah
Perubahan yang bertujuan terarah memiliki arti bahwa
perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan
dicapai. Perubahan belajar terarah perubahan tingkah laku yang
benar-benar disadari.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Setelah melalui proses belajar tentunya siswa akan
memperoleh perubahan yang meliputi peruahan keseluruhan tingkah
laku. Perubahan tingkah lakunya yang menyeluruh dalam sikap
kebiasaan, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya. Aspek
perubahan sebagai hasil belajar yang satu berhubungan erat dengan
aspek lainnya.
Berdasarkan pengertian belajar yang sudah ditemukan oleh para
ahli, belajar didefinisikan sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya dan tentunya perubahan tersebut akan
selalu berkembang dari waktu kewaktu. Secara sederhana seorang guru
harus memiliki kerangka berpikir dalam membuat rancangan proses
pembelajaran bahwa pada prinsipnya anak adalah makhluk yang aktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Seorang anak merupakan individu yang sangat aktif dan selalu pengen
tahu.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar dalam pengertiannya yang
lebih luas dapat mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
Sedangkan menurut Suprijono (Thobbroni, 2015: 20), hasil belajar
adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-
sikap, apresiasi, dan keterampilan. Lewat beberapa definisi hasil belajar
tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sesuatu
yang dicapai dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
mereka peroleh.
Menurut Bloom (Thobbroni 2015: 21-22), hasil belajar mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemampuan-
kemampuan tersebut dapat mencakup sebagai berikut :
1) Domain kognitif mencakup :
a) Knowledge (pengetahuan, ingatan);
b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh);
c) Application (menerapkan);
d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);
e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk
hubungan baru);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
f) Evaluating (menilai).
2) Domain Afektif mencakup :
a) Receiving (sikap menerima);
b) Responding (memberikan respons);
c) Valuing (nilai);
d) Organization (organisasi);
e) Characterization (karakterisasi).
3) Domain Psikomotorik mencakup :
a) Initiatory (tahap mulai melakukan);
b) Pre-routine (tahap melakukan dengan benar);
c) Rountinized (terampil);
d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial,
dan intelektual.
Selain itu, menurut Lindgren (Thombroni, 2015: 22) hasil
pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap.
Dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja.
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari proses belajarnya. Belajar
merupakan suatu proses, sedangkan hasil belajar merupakan perubahan-
perubahan yang didapatkan. Hasil belajar dapat menunjukan seberapa
jauh atau ukuran pemahaman siswa yang diperoleh dalam setiap
kegiatan pembelajaran. Bagi siswa belajar merupakan suatu kewajiban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Berhasil atau tidaknya seorang siswa dalam pendidikan tergantung
dengan proses belajar yang dialami oleh siswa tersebut dan dapat dilihat
dari hasil belajar mereka yang didapat.
Hasil belajar yang diperoleh seorang individu merupakan hasil
interaksi antara berbagai factor yang mempengaruhinya baik dari dalam
diri (factor internal) maupun dari luar diri (factor eksternal) individu.
Factor internal yang mempengaruhi hasil belajar seperti factor
jasmaniah (fisiologis), factor psikologis (minat, intelegensi, motivasi,
bakat, dan sikap), dan factor kematangan fisik maupun psikis.
Sedangkan factor eksternal meliputi factor sosial, factor budaya (adat
istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian), serta factor
lingkungan (fasilitas rumah, fasilitas belajar, dan iklim). Faktor-faktor
tersebut saling berinteraksi secara langsung maupun tidak langsung
dalam mencapai hasil belajar. Metode mengajar yang dipakai seorang
guru juga sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh siswa.
Dengan kata lain, metode pembelajaran yang dipakai guru
menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
E. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1986: 73).
Adanya motif dapat dikatakan adanya penggerak untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai tujuan. Oleh karena itu, motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
belajar adalah suatu penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas belajar demi mencapai tujuannya.
Mc. Donald (Sardiman, 1986: 73) menyatakan bahwa motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh Mc. Donald ini, terdapat
tiga elemen penting motivasi, yaitu :
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi dalam diri
setiap individu.
b. Motivasi ditandai dengan mnculnya “feeling”, afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang dengan adanya tujuan.
Palardi (1975) menyatakan bahwa, siswa yang memiliki motivasi tinggi
sangat sedikit yang tertinggal belajarnya dan sangat sedikit pula kesalahan
dalam belajarnya karena motivasi belajar memegang peranan penting dalam
memberikan gairah, semangat, dan rasa senang dalam belajar (Imron Ali,
1996: 30). Secara garis besar, motivasi belajar dapat dibedakan menjadi dua
yaitu motivasi intrinsik dan ekstrisik. Motivasi interistik adalah motivasi
yang berasal dari dalam tanpa adanya rangsangan sedangkan ekstrinsik
adalah motivasi yang berasal dari luar.
Dari pengertian motivasi menurut para ahli diatas, dapat diambil tali
merah tentang apa itu motivasi belajar. Motivasi belajar adalah faktor psikis
yang bersifat non-intelektual. Perananya yang khas adalah dalam hal
penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
kegiatan belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang kuat maka mereka
akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar dan
begitupun sebaliknya.
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu (Ali
Imron, 1996: 99-111) :
a. Cita-cita/inspirasi pembelajaran
Setiap manusia memiliki cita-cita ataupun aspirasi tertentu di
dalam idupnya, termasuk belajar. Cita-cita atau aspirasi ini
senantiasa dikejar dan diperjuangkan. Untuk mencapai cita-cita atau
aspirasi tersebut, seseorang tentunya akan berusaha semaksimal
mungkin untuk meraihnya. Oleh karena itu cita-cita ataupun aspirasi
sangat mempengaruhi motivasi belajar seseorang.
b. Kemampuan pembelajaran
Setiap manusia memiliki kemampuan pembelajaran masing-
masing. Orang yang memiliki kemampuan rendah akan sangat susah
menyerupai orang yang mempunyai kemampuan tinggi dan
sebaliknya orang yang berkemampuan tinggi akan malas jika
dituntut sebagaimana mereka yang berkemampuan rendah. Untuk
itu, kemampuan pembelajaran dalam kelas perlu diperhatikan karena
berpengaruh erat dan berhubungan dengan motivasi belajar
seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
c. Kondisi pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat dibedakan menjadi kondisi fisik dan
kondisi psikologinya. Kedua kondisi ini saling berhubunan erat,
karena ketika kondisi fisiknya buruk maka kondisi psikologinya pun
terganggu. Hal ini juga berlaku pada kondisi belajar seseorang.
Seseorang yang memiliki motivasi yang biasa-biasa saja, tiba-tiba
berubah karena kondisi fisik dan psikologinya dalam keadaan prima.
d. Kondisi lingkungan belajar
Lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan
sosil. Lingkungan fisik merupakan tempat dimana pembelajar
tersebut belajar. Tempat yang amburadul tidak memberikan gairah
bagi pelajar dan sebaliknya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan lingkungan seseorang dalam kaitanya dengan orang lain.
Lingkungan ini bisa berupa lingkungan sepermainan, sebaya,
kelompok belajar, dan sebagainya. Faktor pribadi sendiri memang
lebih menentukan diri sendiri mereka, akan tetapi faktor sosial ini
uga dapat mempengaruhi pribadi seseorang.
e. Unsur-unsur dinamis belajar/pembelajaran
Unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran meliputi :
1) Upaya memotivasi siswa untuk belajar;
2) Bahan belajar dan upaya penyediaannya;
3) Alat bantu belajar dan penyediaannya;
4) Suasana belajar dan upaya pengembangannya;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
5) Kondisi subjek belajar dan upaya penyiapan dan
peneguhannya.
Unsur-unsur dinamis belajar ini perlu diperhatikan agar motivasi
belajar siswa tinggi. Tingginya motivasi belajar berimplikasi bagi
maksimalnya perolehan belajar-mengajar.
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajaran
Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajaran,
menjadikan pembelajaran juga bergairah belajar. Guru yang
sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajaran, menjadikan
tingginya motivasi belajar pembelajaran. Guru yang demikian,
umumnya mempersiapkan diri dengan matang dan senantiasa
memberikan sesuatu yang terbaruk dan terbaik kepada para
pembelajar. Oleh karena yang diberikan tersebut menarik, terbaik,
dan mungkin terbaru, maka tingkat aktualitasnya sangat tinggi di
mata pembelajar. Menariknya hal-hal yang diberikan ini bisa
menjadikan tingginya motivasi pembelajaran.
Untuk menciptakan proses pembelajaran yang kondusif, tentunya
seorang guru harus memikirkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi
motivasi belajar siswa serta melakukan upaya untuk meningkatkan motivasi
belajar mereka. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh seorang guru
untuk meningkatkan motivasi belajar adalah mengoptimalkan unsur-unsur
dinamis belajar/pembelajaran. Pengoptimalan unsur-unsur dinamis
belajar/pembelajaran ini dapat dilakukan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pertama, menyediakan secara kreatif berbagai unsur pembelajaran. Di
abad 21 ini banyak perkembangan untuk unsur belajar, hal ini dikarenakan
teknologi berkembang membantu kemudahan pula dalam berbagai bidang,
terutama dalam bidang pendidikan. Salah satunya komputer dan simulasi
komputer dengan program . Dengan memanfaatkan perkembangan zaman
ini, tentunya proses pembelajaran akan terasa menarik dan efektif.
Kedua, memanfatkan sumber-sumber di luar sekolah sehingga
keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sekolah dapat ditanggulangi.
Hal demikian dapat dilakukan dengan banyak mengadakan kerja sama
dengan sejumlah lembaga di luar sekolah bahkan di luar dunia pendidikan.
Selain itu juga dapat menggunakan kreatifitas seorang guru, dalam
membangun sebuah media pembelajaran dengan alat-alat yang sederhana
dan mudah ditemui oleh siswa.
Dengan adanya rangsangan dan dorongan dari seorang guru terhadap
motivasi siswa, tentunya motivasi tersebut akan muncul. Selanjutnya agar
guru dapat memantau perkembangan motivasi seorang siswa, perlu
dikemukakan beberapa ciri motivasi. Ciri-ciri seseorang memiliki motivasi
(Sardiman, 1986: 82-83), sebagai berikut :
a. Tekun menghadapi tugas,
b. Ulet menghadapi kesulitan,
c. Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah belajar,
d. Lebih senang bekerja mandiri,
e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
f. Dapat mempertahankan pendapatnya,
g. Tidak mudah melepas hal yang diyakini, dan
h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu
selalu memiliki motivasi yang kuat. Ciri-ciri motivasi tersebut akan sangat
penting dalam proses belajar-mengajar. Untuk itulah, seorang guru perlu
memberikan motivasi yang tepat dan optimal kepada siswa dalam proses
berinteraksinya. Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu
tujuan. Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan motivasi. “motivation is
an essential condittion of learning” (Sardiman, 1986: 84). Tujuan belajar
akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang
diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
F. Hukum Hooke dan Susunan Pegas
Materi Hukum Hooke terdapat dalam kompetensi dasar kurikulum 2013
di SMA kelas XI (sebelas) semester pertama. Kompetensi dasar terkait yaitu
menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan sehari-hari dan
melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu bahan berikut presentasi
hasil dan makna fisisnya. Peneliti menggunakan buku Fisika Bidang
Keahlian kesehatan untuk SMK/MAK kelas X (Utomo Pristiadi, 2014: 157-
161), sebagai acuan dalam menjelaskan materi hukum Hooke.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
ditiadakan (dibebaskan). Benda yang memiliki sifat ini disebut benda
elastis, contohnya karet dan pegas. Sedangkan benda yang tidak
memiliki elastisitas disebut benda plastis, contohnya tanah liat dan
plastisin.
2. Hukum Hooke
Hukum Hooke dan elastisitas merupakan dua istilah yang saling
berkaitan. Apabila karet gelang yang merupakan benda elastis ditarik
dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan bertambah sampai batas
tertentu. Kemudian apabila tarikan dilepaskan maka panjang karet
gelang akan kembali seperti semula. Disinilah hukum Hooke digunakan
untuk menyelidiki hubungan antara gaya yang bekerja pada benda
elastis, seperti gaya yang menyebabkan benda elastis berubah bentuk
dan gaya yang membuat benda kembali ke bentuk semula (tidak
melampaui batas elastisitasnya). Agar lebih jelas kita perhatikan
fenomena ketika sebuah pegas diberikan gaya tarik berupa massa m dan
ketika gaya tersebut dilepaskan yang terlihat pada gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Gambar 2.1. pegas yang diberi beban m
Dari gambar diatas dapat kita jelaskan bahwa ketika suatu
pegas tidak diberikan gaya luar F maka pegas memiliki panjang awal
xo, namun ketika pegas diberikan gaya dari luar F maka panjang
pegas berubah menjadi x1. Perubahan panjang pegas ∆x didapatkan
dari x1-xo. Semakin besar gaya luar F yang bekerja pada pegas
semakin besar pula pertambahan panjang pegas ∆x. Namun, setiap
pegas memiliki koefisien elastisitas k yang berbeda-beda, batas
koefisien elastisitas inilah yang menentukan kekuatan suatu benda
elastis.
Lewat fenomena seperti itu, seorang ilmuwan Inggris
bernama Robert Hooke menyatakan bahwa :
“ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas bahan,
pertambahan panjang pegas berbanding lurus atau sebanding
dengan gaya tariknya “
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pernyataan ini selanjutnya dikenal dengan nama Hukum Hooke.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐹 = −𝑘∆𝑥
Dengan F = Gaya yang diberikan (N)
K = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan panjang (m)
Tanda (-) negatif menunjukan bahwa arah gaya pemulih
selalu menuju titik setimbang dan berlawanan dengan arah gaya
penyebabnya atau simpangannya. Namun dalam notasi skalar, tanda
negatif dihilangkan sehingga persamaan hukum Hooke :
𝐹 = 𝑘∆𝑥
3. Susunan Pegas
a. Susunan Seri
Gambar 2.2. pegas yang disusun seri dengan konstanta elastisitas
k1 dan k2
Prinsip susunan seri beberapa pegas sebagai berikut :
1) Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar. Gaya ini sama
besar dengan yang dialami oleh pegas pengganti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F1 =F2 = F
2) Pertambahan panjang pegas pengganti seri x. Sama dengan total
pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
∆x = ∆x1 + ∆x2
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan
seri beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya
pegas pengganti (ks) dengan persamaan sebagai berikut :
1) Nilai pertambahan panjang pegas ∆x yang diberikan gaya berupa
massa m sama dengan jumlah pertambahan panjang pegas
pertama (∆𝑥1) dan pegas kedua (∆𝑥2) maka secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
∆𝑥 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2 … … … … … … … … … … … … (1)
2) Persamaan hukum Hooke
𝐹 = 𝑘∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … … . . … (2)
∆𝑥 = 𝐹
𝑘… … … … … … … … … … … … … … … . … (3)
3) Nilai pertambahan panjang pegas rangkaian seri dapat dicari
dengan mensibtutusikan persamaan (1) ke persamaan (3),
sebagai berikut :
∆𝑥=𝐹
𝑘1+
𝐹
𝑘2… … … … … … … … … … … … … (4)
∆𝑥= 𝐹 (1
𝑘1+
1
𝑘2) … … … … … … … … … … … (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4) Nilai konstanta gabungan pada rangkaian seri (ks) dapat dicari
dengan mensibtutusikan persamaan (5) ke persamaan (2),
sebagai berikut :
𝐹 = 𝑘𝑠∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … … … (6)
𝐹 = 𝑘𝑠 (𝐹 (1
𝑘1+
1
𝑘2)) … … … … … … … … … … (7)
𝑘𝑠 = 𝐹
𝐹(
1
𝑘1+
1
𝑘2)
−1
… … … … … … … … … … … (8)
𝑘𝑠 = (1
𝑘1+
1
𝑘2)
−1
… … … … … … … … … … … … (9)
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2… … … … … … … … … … … … … … (10)
Bila ada n pegas, masing-masing memiliki konstanta
𝑘1, 𝑘2, 𝑘3 … … 𝑘𝑛 disusun seri, maka konstanta total (𝑘𝑠) dari n pegas
yang disusun seri adalah :
1
𝑘𝑠=
1
𝑘1+
1
𝑘2+
1
𝑘3+ ⋯ +
1
𝑘𝑛… … … … … … … … … . . (11)
b. Susunan Paralel
Gambar 2.3. pegas disusun paralel dengan konstanta elastisitas k1
dan k2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Prinsip susunan pegas beberapa pegas adalah sebagai berikut :
1) Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik tiap-
tiap pegas (F1 = F2).
2) Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan
panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti.
∆x = ∆x1 = ∆x2
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan
paralel beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya
pengganti (kp) dengan tetapan gaya tiap pegas (k1 dan k2) yaitu :
1) Untuk susunan paralel, kedua pegas mengalami pertambahan
panjang yang sama bila dikenai gaya F, maka :
𝐹 = 𝑘1∆𝑥 + 𝑘2∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … (1)
𝐹 = (𝑘1 + 𝑘2)∆𝑥 … … … … … … … . … … … … … … (2)
𝐹
∆𝑥= (𝑘1 + 𝑘2) … … … … … … … … … … … … … … . (3)
2) Karena 𝐹 = 𝑘∆𝑥, maka konstanta pegas total untuk rangkaian seri
adalah :
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 … … … … … … … … … … … … … … … . . (4)
Bila ada n pegas, masing-masing memiliki konstanta
𝑘1, 𝑘2, 𝑘3 … … 𝑘𝑛 disusun paralel, maka konstanta total (𝑘𝑝) dari n
pegas yang disusun paralel adalah :
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 + ⋯ +𝑘𝑛 … … … … … … … … … … … (5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
G. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Onto Kiswanto (2012) tentang
Pengaruh Metode Inquiry Berbasis Media Pembelajaran Simulasi (Circuit
Construction Kit) terhadap Prestasi Belajar Fisika di SMA Pangudi Luhur
Sedayu Kelas X. Dalam penelitiannya, Kiswanto menemukan bahwa
penerapan metode inquiry berbasis simulasi lebih baik daripada metode
eksperimen di laboratorium (dengan alat yang terbatas) dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu.
Selain itu, simulasi lebih unggul dalam aspek pengenalan fenomena dan
pemahaman konsep dalam hukum Ohm. Dalam simulasi menunjukan
fenomena kelistrikan, namun dalam kelas eksperimen juga ada kelebihanya
dalam aspek kecakapan motorik ditunjukan lewat interaksi langsung dengan
alat-alat yang digunakan seperti voltmeter dan amperemeter.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Otto
Kiswanto, karena treatmen yang digunakan dalam penelitian sama yaitu
eksperimen terbimbing dan simulasi PhET. Pada acad 21 ditandai dengan
perkembangan teknologi yang pesat, sains dan teknologi merupakan
landasan penting dalam pembangunan bangsa maka, secara tidak langsung
teknologi di abad ini akan memberi motivasi belajar seseorang. Untuk
itulah, penelitian ini hendak membandingkan eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET (Physics Education Technology) dalam meningkatkan hasil
belajar dan motivasi pada materi hokum Hooke di SMA N 1 Sentolo kelas
XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah
desain penelitian yang menggunakan data berupa skor atau angka, lalu
menggunakan analisis dengan statistik (Suparno, 2007: 136-154).
Penelitian ini, ada perlakuan pada partisipan dengan menggunakan
metode eksperimen terbimbing sebagai treatment I, dan metode simulasi
komputer dengan menggunakan program simulasi PhET (Physics
Education Technology) sebagai treatment II. Dikatakan penelitian
kuantitatif karena data yang diperoleh untuk hasil belajar (aspek kognitif,
aspek psikomotorik, dan aspek afektif) dan motivasi belajar siswa dalam
bentuk skor dan dianalisis secara statistik.
Desain penelitian ini menggunakan static pre-test and post-test
sebagai penyaring sebelum treatment I dibandingkan dengan treatment II.
Kedua kelas tersebut diukur dengan menggunakan tes, yaitu pre-test dan
post-test. Pre-test digunakan untuk mengukur pengetahuan awal kedua
kelompok tersebut, sedangkan post-test digunakan untuk mengukur hasil
belajar siswa setelah diberikan treatment oleh peneliti. Desain penelitian
yang digunakan dapat dilihat pada table 3.1 berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Table 3.1 design static group Pre-test-Post-test
Treatment I Grup O X1 O
Treatment II Grup O X2 O
O adalah observasi
X1 : treatment I dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing
X2 : treatment II dengan menggunakan metode simulasi computer
PhET (Physics Education Technology).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di laboratorium fisika dan komputer SMA
N 1 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2017
di SMA N 1 Sentolo, Kulon Progo, Yogyakarta.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah 2 kelas XI MIA SMAN 1
Sentolo Tahun Ajaran 2017/2018 yang terdiri dari 3 kelas paralel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
2. Sampel Penelitian
Sampel penelitian dipakai 2 kelas paralel yaitu XI MIA 2 sebagai
kelas eksperimen terbimbing, dan XI MIA 3 sebagai kelas simulasi
PhET, pada semester genap tahun ajaran 2017/2018.
D. Treatment
Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang mau
diteliti agar nantinya mendapatkan data yang digunakan (Suparno, 2010:
51). Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan
metode eksperimen terbimbing dan simulasi komputer dengan
menggunakan program PhET (Physics Education Technology). Kelas
pertama menggunakan metode eksperimen terbimbing sedangkan kelas
kedua menggunakan metode simulasi PhET (Physics Education
Technology).
1. Pada kelas eksperiment terbimbing, treatment diberikan sebanyak dua
kali pembelajaran. Secara sederhana, proses pembelajaran sebagai
berikut :
a. Menyajikan pertanyaan atau masalah: guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah dan menyampaikan tujuan yang ingin
dicapai serta membagi siswa dalam kelompok;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Membuat hipotesis: siswa diberikan kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat dalam bentuk hipotesis yang relevan
dalam suatu permasalahan yang diberikan;
c. Melakukan eksperimen: siswa melakukan eksperimen sesuai LKS
yang telah dibuat oleh guru;
d. Mengumpulkan dan menganalisis data: setiap kelompok
eksperimen diberikan kesempatan untuk menyampaikan hasil
pengelolahan data yang mereka analisis;
e. Membuat kesimpulan: bersama siswa guru membimbing mereka
untuk membuat kesimpulan.
2. Pada kelas simulasi PhET (Physics Education Technology), treatment
diberikan sebanyak dua kali pembelajaran. Secara sederhana, proses
pembelajaran sebagai berikut :
a. Menyajikan pertanyaan dan masalah: guru membimbing siswa
mengidentifikasi program simulasi PhET dan masalah dalam topic
pembelajaran, menyampaikan tujuan yang ingin dicapai serta
membagi siswa dalam kelompok;
b. Membuat hipotesis: siswa diberi kesempatan untuk
mengungkapkan pendapat dalam bentuk hipotesis yang relevan
dalam suatu permasalahan yang diberikan;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
c. Melakukan simulasi PhET: siswa melakukan simulasi computer
dengan program PhET sesuai LKS yang telah dibuat guru sehingga
peserta didik mampu menemukan dan membukan teori
pembelajaran;
d. Mengumpulkan dan menganalisis data: setiap kelompok diberikan
kesempatan untuk menyampaikan hasil pengelolaan data yang
sudah dianalisis dengan computer bersama anggota kelompok;
e. Membuat kesimpulan: bersama dengan siswa guru membimbing
mereka membuat kesimpulan.
E. Instrumen
Instrument merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
(Suparno, 2007: 56). Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang
sesuai dengan tujuan dan pokok masalah peneliti. Instrument penelitian ini
terdiri dari dua, yaitu instrument pembelajaran dan pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrument pembelajaran ini meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat dengan
tujuan menentukan arah kegiatan belajar-mengajar yang akan
dilakukan peneliti dalam proses pengambilan data penelitian.
Bagian-bagian RPP adalah 1) Identitas Sekola, Mata Pelajaran,
Kelas/Semester, dan Alokasi Waktu; 2) Kompetensi Inti (KI); 3)
Kompetensi Dasar (KD); 4) Indikator; 5) Tujuan Pembelajaran; 6)
Metode Pembelajaran; 7) Kegiatan Pembelajaran; 8) Materi
Pembelajaran; 9) Sumber Belajar. RPP lengkap dapat dilihat pada
lampiran 5 halaman 102, dan lampiran 6 halaman 119!
b. Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dan digunakan dalam
kegiatan eksperimen dan simulasi PhET dengan tujuan
mempermudah siswa pada pencapaian tujuan pembelajaran. LKS
dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 135, dan lampiran 8
halaman 143!
2. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen yang digunakan berupa angket, soal-soal esai sebagai
bentuk dari pre-test dan post-test serta observasi. Tes esai menurut
Suparno (2010: 59) yaitu tes yang berbentuk pertanyaan dengan
jawaban bebas. Keuntungan bentuk tes ini adalah siswa dapat bebas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
mengeluarkan gagasannya sehingga dapat diketahui sejauh mana siswa
memahami persoalan.
a. Tes Awal (pre-test) dan Tes Akhir (Post-test)
Pre-test dibeikan sebelum pembelajaran pada kelas
eksperimen terbimbing dan simulasi PhET (Physics Educational
Technology). Pre-test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman awal siswa mengenai elastisitas. Soal pre-test terdiri
dari 4 soal yang memuat aspek hafalan (C1), pemahaman (C2) dan
aplikasi (C3). Post-test diberikan setelah pembelajaran kepada
kelas treatment I, dan II. Soal post-test ini bertujuan untuk
mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa mengenai
konsep elastisitas. Jumlah dan bobot soal pre-test sama dengan soal
post-test.
Pembuatan soal pre-test dan post-test berdasarkan kisi-kisi
soal. Tentunya kisi-kisi soal berdasarkan kompetensi dasar dan
indikator harus dicapai siswa. Kisi-kisi soal pre-test dan post-test
dapat dilihat pada tabel 3.2 atau lampiran 5. Kemudian soal pre-
test dan post-test dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 166 dan
jawaban pre-test dan post-test dapat dilihat pada lampiran 11
halaman 170!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Soal Pre-test dan Post-Test
KD : 3.2 menganalisis sifat elastisitas bahan dalam kehidupan
sehari- hari.
4.2 melakukan percobaan tentang sifat elastisitas suatu
bahan berikut presentasi hasil dan makna fisisnya.
No
Soal Indikator Soal
No
Butir
Soal
Dimensi
Kognitif
1
Menjelaskan benda elastis dan benda non elastis 1a C2
Menyebutkan contoh-contoh benda elastis dan non elastis 1b C1
2
Menjelaskan tentang hukum Hooke 2a C2
Menyebutkan dan menggambarkan rangkaian pegas 2b C3
3
Menafsirkan grafik hubungan gaya pegas (F) dan
pertambahan panjang pegas (∆x)
3a C3
Menentukan besar konstanta elastisitas suatu pegas 3b C3
4
Menganalisi gambar rangkaian gabungan suatu pegas 4a C3
Menentukan nilai konstanta pengganti suatu rangkaian 4b C3
Menentukan pertambahan panjang suatu pegas, jika
diberikan gaya tertentu
4c C3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
5
Menggambarkan kombinasi susunan pegas seri dan
paralel
5a C3
Menentukan nilai konstanta elastisitas pengganti dari
masing-masing rangkaian
5b C3
b. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk
memperoleh informasi dari responden yang ingin diketahui
(Suparno, 2010: 61). Angket yang digunakan adalah angket
tertutup, dimana responden tinggal memilih karena sudah ada
jawabannya. Dalam kegiatan ini, lembar angket diperlukan untuk
dapat mengetahui seberapa besar motivasi yang ada dalam diri
siswa setelah diberikan metode eksperimen sebagai treatment
pertama dan simulasi PhET (Physics Educational Technology)
sebagai treatment II.
Ada beberapa kisi-kisi yang digunakan dalam lembar
angket ini. Kisi-kisi lembar angket ini disusun sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa
No Aspek Indikator
Nomor
Soal
1
Sikap dan perasaan
senang atau tidak
senang pada
pembelajaran
dengan metode
tertentu
Menunjukan sikap dan
perasaan senang ataupun
tidak senang dalam suatu
pembelajaran dalam kelas
1
Menunjukan gairah dalam
pembelajaran fisika
5
Menunjukan minat dalam
pembelajaran fisika dengan
metode tertentu
6
2
Ketekunan dan
ketahanan belajar
fisika
Menunjukan ketekunan
dalam mengerjakan tugas-
tugas dari seorang guru
2
Menunjukan kesiapan dalam
setiap pembelajaran
3
Menunjukan sikap pantang
menyerah dalam
menghadapi permasalahan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
belajar
3
Keinginan untuk
mencapai
kesuksesan dalam
pembelajaran
Menunjukan usaha yang
dilakukan untuk mencapai
tujuan mereka
7
Menunjukan suatu
kebutuhan siswa dalam
belajar
8
Menunjukan harapan dan
cita-cita masa depan siswa
dalam belajar
9
4
Ketertarikan dalam
proses
pembelajaran
dengan metode
tertentu
Menunjukan ketertarikan
dalam proses pembelajaran
dengan metode tertentu
10, 15
Menunjukan rasa nyaman
dalam pembelajaran fisika
dengan metode tertentu
11
Menunjukan perilaku positif
dalam proses pembelajaran
fisika dengan metode
tertentu
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
5
Kondisi
pembelajaran
Menunjukan keunggulan
pembelajaran dengan
metode tertentu
13
Menunjukan kegunaan
mengikuti pembelajaran
fisika dengan metode
tertentu
14
Menunjukan sikap sosial
dalam belajar fisika dengan
metode tertentu
16
Pembuatan angket berdasarkan kisi-kisi diatas. Tentunya
kisi-kisi angket tersebut untuk membuat angket yang nantinya
digunakan untuk mengukur motivasi belajar siswa. Angket dapat
dilihat pada lampiran 13 halaman 179!
c. Observasi
Dalam penelitian ini, observasi dilakukan peneliti dengan
cara mengamati langsung keaktifan siswa selama mengikuti proses
pembelajaran, baik kelas treatment I dan treatment II. Hal ini untuk
mengetahui sejauh mana domain afektif dan psikomotorik siswa
yang dapat kita lihat lewat keaktifan mereka selama proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing maupun
simulasi PhET. Sarana observasi yang digunakan adalah rekaman
video untuk melihat bagaimana keaktivan belajar siswa. Peneliti
membuat indikator-indikator penilaian domain tersebut
berdasarkan teori keaktifan seperti pada Tabel 3.4 :
Tabel 3.4. Indikator keaktifan siswa
Aspek Indikator keaktifan
Menjelaskan Mengungkapkan gagasan
Interprestasi Menyampaikan hasil percobaan
Aplikasi
Melakukan percobaan
Mengerjakan latihan soal
Sudut pandang
Mengajukan pertanyaan
Menjawab pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
F. Validitas
Menurut Suparno (2010: 67-68) validitas dapat mengukur atau
menentukan apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang mau diukur,
yaitu apakah sesuai dengan tujuan. Validitas menunjukan kesesuaian dan
bergunanya kesimpulan yang dibuat peneliti berdasarkan data yang
dikumpulkan. Kesimpulan valid bila sesuai dengan tujuan penelitian.
Validitas yang digunakan untuk mengukur apakah isi dari instrument atau
item test yang akan digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang
mau diukur.
Instrument dibuat berdasarkan pada kisi-kisi yang mengacu pada
kompetensi dasar. Validitas isi dalam instrument penelitan ini
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan bimbingan dari dosen fisika.
Dosen Fisika mengoreksi soal dan jawabannya, serta memberikan
masukan kepada peneliti. Hasil bimbingan dijadikan pedoman untuk
menyepurnakan isi atau materi item tes yang akan digunakan. Hal ini
bertujuan agar validitasi isi (content validity) instrument dapat
dipertanggungjawabkan.
G. Metode Analisis yang digunakan
1. Analisis Hasil Belajar Siswa
Soal-soal pre-test dan post-test masing-masing terdiri dari 5
soal. Skor maksimal untuk masing-masing soal benar disesuaikan
dengan bobot soal. Perhitungan nilai siswa dihitung dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
jumlah skor masing-masing siswa dibagi dengan skor maksimal
dikali seratus.
a. Uji-t Pre-test dan Post-test.
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam
materi hokum Hooke maka peneliti menggunakan pre-test dan
post-test pada masing-masing kelas treatment I yaitu kelas
eksperimen terbimbing dan kelas treatment II yaitu kelas simulasi
PhET. Untuk statistik yang digunakan dalam menganalisa pre-test
dan post-test yang digunakan oleh peneliti adalah uji-t
1) Menguji terlebih dahulu hasil pre-test yang diperoleh pada
kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Sentolo, dengan
menggunakan uji statistic T-Test independent dengan bantuan
SPSS 22. Dengan persamaan sebagai berikut :
(1)
Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok mempunyai hasil belajar awal yang sama atau
tidak sebelum kedua kelompok diberi treatment yang berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jika maka signifikan, ada perbedaan
hasil pre-test pada kelompok treatment I dan kelompok
treatment II. Artinya, ada perbedaan pengetahuan awal siswa
dalam kelompok treatment I dengan kelompok treatment II.
Jika maka tidak signifikan, berarti tidak
ada perbedaan hasil pre-test pada kelas treatment itu.
2) Apabila kedua kelompok mempunyai hasil belajar yang sama
maka masing-masing kelompok dibandingkan hasil pre-test
dan post-testnya dan diuji dengan menggunakan statistik T-
Test dependent menggunakan program SPSS 22. Dengan
persamaan sebagai berikut :
(2)
Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil belajar peserta
didik pada kedua kelompok yang diberikan treatment yang
berbeda. Jika maka signifikan, berarti
ada peningkatan hasil belajar peserta didik. Jika
maka tidak signifikan, berarti tidak ada
peningkatan hasil belajar siswa pada materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
3) Untuk membandingkan apakah hasil belajar kelompok
treatment I lebih besar dengan kelompok treatment II, maka
digunakan T-Test independent. Adapun persamaan yang
digunakan dapat dilihat pada persamaan (1). Jika
maka signifikan, berarti ada perbedaan
hasil post-test pada kelas ekperimen terbimbing dan kelas
simulasi PhET. Apabila maka tidak
signifikan, berarti tidak ada perbedaan hasil post-test pada
kelas treatment I dan II.
2. Analisis Kuantitatif Motivasi Belajar Siswa
Kuisoner motivasi belajar fisika dalam bentuk ratin scale.
Pernyataan kuisoner dibuat dalam kolom-kolom yang menunjukan
tingkat-tingkat, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat
tidak setuju. Untuk masing-masing pernyataan dalam kuisoner
diberikan skor sebagai berikut : skor 1 untuk tingkat sangat tidak
setuju, skor 2 untuk tingkat tidak setuju, skor 3 untuk tingkat setuju
dan skor 4 untuk tingkat sangat setuju.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 3.5 Ratio Scale Kuisoner Motivasi Belajar Fisika
Ratio Scale Skor
Sangat setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Selanjutnya lembar kuisoner yang telah diisi oleh siswa
dideskripsikan. Deskripsi angket atau kuisoner motivasi belajar fisika
terhadap metode pembelajaran mencakup penskoran dan jumlah skor.
Untuk melihat tingkat motivasi belajar fisika siswa dengan metode
pembelajaran eksperimen terbimbing atau simulasi PhET, peneliti
membuat tabel frekuensi jumlah skor diadaptasi dari Suparno (2007:
75), sebagai berikut :
1) Menentukan skor tertinggi. Skor tertinggi diperoleh dari jumlah
item pernyataan dikali dengan skor maksimum per item. Jadi skor
tertinggi adalah 16 x 4 = 64;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
2) Menentukan skor terendah. Skor terendah diperoleh dari jumlah
item pernyataan dikali dengan skor minimum per item. Jadi skor
terendah adalah 16 x 1 = 16;
3) Menentukan banyaknya interval. Pada penelitian ini banyaknya
interval ditentukan berdasarkan jumlah tingkatan motivasi. Jumlah
tingkat motivasi terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Jadi intervalnya berjumlah 4;
4) Menentukan besar kelas interval. Besar kelas interval diperoleh
dari selisih skor tertinggi dan terendah dibagi dengan banyaknya
interval. Jadi, besar kelas interval adalah Jadi besar
kelas intervalnya adalah 12.
Interval jumah skor dan masing-masing kelas selengkapnya dapat
ditunjukan pada tabel berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel 3.6 Interval Jumlah Skor Motivasi Belajar Siswa pada Kelas
Eksperimen Terbimbing
Interval Jumlah
Skor
Frekuensi % frekuensi
Tingkat
Motivasi
52 – 64 Sangat Tinggi
39 – 51 Tinggi
26 – 38 Kurang
13 – 25 Sangat Kurang
Tabel 3.7 Interval Jumlah Skor Motivasi Belajar Siswa pada Kelas
Simulasi PhET (Physics Education Technology)
Interval Jumlah
Skor
Frekuensi % frekuensi
Tingkat
Motivasi
52 – 64 Sangat Tinggi
39 – 51 Tinggi
26 – 38 Kurang
13 – 25 Sangat Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Dengan membandingkan presentase skor motivasi belajar siswa
antara treatment I dan treatment II, peneliti dapat membandingkan
motivasi belajar siswa. Dapat dilihat pengaruh metode pembelajaran
terhadap motivasi belajar siswa.
3. Analisis Kualitatif Hasil Belajar Siswa
Pada prinsipnya, belajar adalah berbuat untuk mengubah tingkah
laku, jadi melakukan kegiatan. Itulah sebabnya dalam penelitian ini,
hasil belajar siswa diamati. Hasil belajar siswa mencakup kognitif,
afektif, dan psikomotorik diamati dari kegiatan kelompok maupun
individu, misalnya: mengungkapkan gagasan, melakukan eksperimen,
menyampaikan hasil eksperimen, menjawab pertanyaan, mengajukan
pertanyaan, dan mengerjakan soal latihan. Data yang diperoleh
berbentuk rekaman video. Kemudian rekaman video ditranskrip dan
diamati untuk mempermudahkan melihat domain afektif dan
psikomotorik masing-masing siswa. Hasil transkrip video juga
dianalisis secara deskriptif berdasarkan indikator yang telah dijelaskan
pada tabel 3.3.
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam metode eksperimen
terbimbing dan simulasi komputer dengan PhET (Physics Educational
Technology), peneliti menganalisis hasil observasi secara kuantitatif.
Kemudian keaktivan siswa yang menggambarkan hasil belajar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dibandingkan, antara kelas eksperimen terbimbing dan kelas simulasi
PhET (Physics Educational Technology).
4. Analisis Kuantitatif Domain Afektif dan Psikomotorik
Analisa kualitatif hasil belajar siswa dalam domain afektif dan
psikomotorik digunakan untuk mempermudahkan peneliti untuk
melakukan analisis kuantitatifnya.
Untuk skor tiap rubik atau indikator yaitu jumlah skor masing-
masing rubik dibagi dengan jumlah skor maksimal tiap rubik dikalikan
100 %.
Kemudian skor rubik tersebut dapat digolongkan berdasarkan
klasifikasi tingkat penguasaan yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang
dan sangat kurang. Klasifikasi tersebut berdasarkan tabel 3.8!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 3.8. Rate Scale Domain Afektif dan Psikomotorik
Presentase Skor (%) Klasifikasi
81 – 100 Sangat baik
61 – 80 Baik
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
0 – 20 Sangat Kurang
Dengan membandingkan klasifikasi rata-rata hasil belajar siswa
dalam masing-masing domain afektif dan psikomotorik, maka dapat
ditentukan perbedaan hasil belajar siswa antara metode eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Sentolo pada tanggal 14 –
26 September 2017. Peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas XI MIA 2
sebagai kelas eksperimen terbimbing dan XI MIA 3 sebagai kelas simulasi
PhET. Kegiatan pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1. Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
No Kelas
Jumlah
Waktu
Pelaksanaan Kegiatan
Siswa Siswa
hadir
Siswa
tidak
hadir
1 XI
MIA2
31 31 -
15 September
2017
(10.30-12.00)
- Perkenalan
- Pre-test
- Eksperimen terbimbing
hukum Hooke
31 29 3
20 September
2017
(07.15-08.45)
- Presentasi
- Eksperimen terbimbing
susunan pegas
31 31 -
22 September
2017
(10.30-12.00)
- Presentasi
- Post-test
- Angket motivasi
2 XI
MIA 3
33 31 2
14 September
2017
(12.20-13.50)
- Perkenalan
- Pre-test
- Simulasi Hukum Hooke
33 30 3
19 September
2017
(12.20-13.05)
- Presentasi
- Kesimpulan bersama
33 30 3
26 September
2017
(12.30-13.50)
- Simulasi susunan pegas
- Presentasi
- Post-test
- angket motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Penelitian ini kurang sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat
peneliti. Ada berbagai pertimbangan dari guru fisika pengampu kelas XI
MIA 2 dan XI MIA 3 sehingga ada sedikit perubahan. Guru pengampu kelas
XI MIA 2 dan XI MIA 3 tahun pembelajaran 2017/2018 adalah guru
pendidikan dan latihan profesi guru (PLPG) yang sedang PPL di SMA N 1
Sentolo. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam penelitian ini sebagai
berikut :
a. Instrumen pembelajaran:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perubahan dalam instrumen ini meliputi form (bentuk) RPP
serta indikator-indikator yang digunakan untuk menunjukan
tercapainya kompetensi dasar.
2) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Guru pengampu mengagap bahwa prosedur dan pertanyaan
dalam analisis data pada LKPD masih multitafsir (memiliki maksut
yang luas). Peneliti menanggapinya dengan melakukan perubahan
kalimat pada prosedur percobaan serta pertanyaan analisis data
sehingga sesuai dengan kriteria dari guru pengampu. .
3) Kisi-kisi soal serta soal pre-test dan post-test
Kisi-kisi soal harus sesuai dengan indikator dalam RPP
sehingga ketika indikator dalam RPP mengalami perubahan maka
indikator dalam instrumen soal pre-test dan post-test juga berubah.
Oleh karena itu soal-soal yang digunakan juga mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menyesuaikan indikatornya. Selain itu, jumlah soal juga berubah,
dari awalnya 5 butir soal dirubah menjadi 4 butir, hal ini dilakukan
karena adanya pertimbangan waktu selama proses penelitian.
Validator soal adalah guru pengampu fisika SMA N 1 Sentolo.
4) Angket motivasi belajar peserta didik
Perubahan dalam instrumen ini meliputi terdapat satu aspek
yang memiliki maksut yang sama, sehingga yang awalnya ada 16
pernyataan berubah menjadi 15 pernyataan. Selain itu ada perubahan
pernyataan menjadi lebih mudah dimengerti oleh peserta didik
b. Proses Pengambilan data kualitatif dalam bentuk video tidak
mendapatkan izin, sehingga analisa kualitatif hasil belajar peserta didik
tidak dapat dilaksanakan.
c. Tidak diizinkan membawa partner penelitian untuk membantu proses
pengambilan data yaitu pengisian angket afektif dan psikomotori,
sehingga peneliti hanya mencatat apa yang menjadi keunggulan dan
kelemahan pada masing-masing treatment yang digunakan.
2. Pelaksanaan penelitian
a. Kelas Eksperimen Terbimbing
Pelaksanaan penelitian pada kelas eksperimen terbimbing (XI
MIA 2) dilakukan dalam tiga pertemuan. Sub materi yang dipelajari
dalam kelas eksperimen terbimbing ini adalah hukum Hooke dan
susunan pegas dalam materi elastisitas benda. Kegiatan pembelajaran
selama penelitian sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
1) Pertemuan pertama
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Jumat, 15 September 2017 pukul 10.30-12.00 di
laboratorium kimia. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90
menit (2 x 45 menit). Tiga puluh menit pembelajaran digunakan guru
untuk melakukan pre-test, ditunjukan pada gambar 4.1. Dilanjutkan
dengan membagi peserta didik dalam 6 kelompok yang
beranggotakan 4-5 orang. Peneliti memberikan instruksi untuk
memakai call card yang sudah disediakan. Kemudian membagikan
lembar kerja peserta didik (LKPD) kepada peserta didik, masing-
masing kelompok mendapatkan dua LKPD. Ketika peneliti
menjelaskan tujuan dan prosedur percobaan hukum Hooke, sebagian
besar siswa terlihat mendengarkan, dan beberapa siswa mencatat
dalam buku catatan mereka. Selanjutnya masing-masing kelompok
dipersilahkan untuk melakukan percobaan tersebut secara mandiri.
Pelaksanaan percobaan hukum Hooke tentang menentukan koefisien
elastisitas suatu pegas dapat dilihat pada gambar 4.2. Selama
percobaan peneliti mengamati proses pembelajaran dan mencoba
mencatat hal-hal yang menarik selama proses pembelajaran pada
kelas eksperimen terbimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.1 proses pelaksanaan
pre-test
Gambar 4.2 pelaksanaan
eksperimen hukum Hooke
2) Pertemuan kedua
Kegiatan pembelajaran pertemuan kedua dilaksanakan pada
hari Rabu, 20 September 2017 pukul 07.15-08.45 di laboraturium
kimia. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit (2 x 45
menit). Pada awal pembelajaran, peneliti memberikan instruksi agar
peserta didik duduk sesuai kelompok dan memakai call card.
Kemudian selama 30 menit dua kelompok mempresentasikan hasil
percobaan mereka dibimbing oleh peneliti, ditunjukan pada gambar
4.3. Dalam sesi presentasi ini banyak kelompok yang ingin
mempresentasikan hasil percobaan mereka, selain itu banyak peserta
didik yang ingin bertanya mengenai hasil analisis percobaan
tersebut. Selama proses presentasi ini beberapa peserta didik
memperhatikan dan ada pula yang mencatat hasil pembelajaran
dalam buku catatan mereka. Bersama peserta didik, peneliti
menyimpulkan hasil pembelajaran hukum Hooke. Selanjutnya
peneliti membagikan LKPD susunan pegas kepada peserta didik dan
sedikit menjelaskan mengenai tujuan dan prosedur percobaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Proses pengambilan data oleh peserta didik ditunjukan pada gambar
4.4. Selama percobaan banyak kelompok yang masih bingung
melakukannya, sehingga peneliti perlu memberi pengarahan. Oleh
sebab itu, waktu pembelajaran habis dan banyak kelompok hanya
mampu mengambil data saja. Untuk itu peneliti memberikan tugas
untuk menyelesaikan analisis datanya dirumah. Peneliti tetap
melakukan pengamatan selama proses pembelajaran.
Gambar 4.3 presentasi hasil
percobaan hukum Hooke
Gambar 4.4 pelaksanaan
eksperimen susunan pegas
3) Pertemuan ketiga
Kegiatan pembelajaran pertemuaan ketiga dilaksanakan pada
hari Jumat, 22 September 2017 pukul (10.30-12.00) di kelas XI MIA
2. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 90 menit (2 x 45
menit). Pada awal pembelajaran, peneliti mengingatkan kembali
tentang percobaan susunan pegas kemudian dilanjutkan presentasi.
Presentasi dilakukan oleh 2 kelompok, kelompok pertama presentasi
tentang susunan seri dan kelompok kedua presentasi tentang susunan
paralel. Presentasi percobaan peserta didik ditunjukan pada gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
4.5. Selanjutnya bersama dengan siswa peneliti memberikan
kesimpulan pembelajaran tentang materi susunan pegas. Kegiatan
pembelajaran dilanjutkan untuk melakukan post-test selama 30
menit, ditunjukan pada gambar 4.6. Setelah itu peserta didik
diberikan angket motivasi pembelajaran eksperimen terbimbing.
Ketika semua data sudah dikumpulkan guru selaku peneliti
mengembalikan waktu kepada guru pembimbing fisika kelas XI
MIA 3 untuk menutup pembelajaran dengan menjelaskan aplikasi
pembelajaran materi elastisitas dalam kehidupan sehari-hari.
Gambar 4.5 presentasi
kelompok C percobaan susunan
pegas
Gambar 4.6 pelaksanaan post-
test
b. Kelas Simulasi PhET
Kegiatan penelitian pada kelas simulasi PhET (XI MIA 3)
dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Sub materi yang dipelajari dalam
kelas ini adalah hukum Hooke dan susunan pegas dalam materi
elastisitas benda. Kegiatan pembelajaran selama penelitian sebagai
berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
1) Pertemuan pertama
Kegiatan pembelajaran pertemuan pertama dilaksanakan
pada hari Kamis, 14 September 2017 pukul 12.20-13.50 di kelas XI
MIA 2 dan laboratorium komputer. Kegiatan pembelajaran
berlangsung 90 menit (2 x 45 menit). Tiga puluh menit pembelajaran
digunakan peneliti untuk perkenalan dan melakukan pre-test di kelas
XI MIA 2. Kemudian kegiatan pembelajaran dipindah ke
laboratorium komputer, sebelum memasuki laboratorium
diharapkan peserta didik memakai call card dan duduk sesuai
kelompok simulasi PhET dengan komputer yang sudah disiapkan
oleh guru . Peserta didik dibagi menjadi 16 kelompok, masing-
masing terdiri dari 2-3 siswa. Ketika peserta didik tenang, peneliti
membagikan lembar kerja peserta didik (LKPD) hukum Hooke,
masing-masing kelompok dapat satu. Kemudian penelitian
menjelaskan tujuan dan prosedur simulasi PhET dalam materi
hukum Hooke. Banyak kelompok yang memperhatikan penjelasan
dari peneliti, namun ketika setiap kelompok melakukan simulasi
hukum Hooke secara mandiri banyak peserta didik yang masih
bingung. Hal ini disebabkan karena simulasi PhET menjadi media
pembelajaran yang baru bagi mereka. Untuk itulah peneliti
membimbing masing-masing kelompok. Oleh sebab itu, waktu
pembelajaran habis dan proses simulasi PhET hanya berjalan sampai
analisis data. Kemudian peneliti mengumpulkan LKPD peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
untuk melihat bagian mana peserta didik yang masih bingung.
Pengamatan proses pembelajaran dalam kelas dilakukan dengan
mencatat sesuatu kegiatan yang menarik. Namun pengambilan
gambar tidak dapat terlaksanaa karena peneliti disibukan dengan
mengelola dan membimbing peserta didik.
2) Pertemuan kedua
Karena laboratorium komputer pada selasa, 19 September
2017 pukul 12.20-13.50 tidak dapat digunakan, maka pembelajaran
dilaksanakan di kelas XI MIA 3. Kegiatan pembelajaran dikelas
hanya diberikan waktu oleh guru pengampu fisika kelas XI MIA 3
selama 45 menit untuk melakukan presentasi. Pada awal
pembelajaran, guru mengharapkan peserta didik untuk duduk sesuai
kelompok dan menggunakan call card mereka. Karena analisis
kelompok simulasi belum selesai, maka guru memberikan waktu 15
menit untuk menyelesaikan analisi simulasi. Setelah itu, 2 kelompok
dipersilahkan untuk menyampaikan hasil percobaan mereka. Proses
presentasi hasil percobaan ditunjukan pada gambar 4.7. Pada kelas
simulasi PhET ini banyak kelompok yang merasa takut untuk
mempresentasikan hasil simulasinya, sehingga guru menunjuk 2
kelompok untuk mempresentasikannya. Selama proses presentasi
banyak siswa yang bertanya dan memperhatikan. Bersama dengan
siswa guru menyimpulkan hasil pembelajaran hukum Hooke.
Kemudian waktu dikembalikan kepada guru pengampu dan peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
diharapkan untuk menyiapkan laboratorium komputer untuk
pertemuan berikutnya.
Gambar 4.7 presentasi simulasi PhET materi hukum Hooke
3) Pertemuan ketiga
Kegiatan pembelajaran pertemuan ketiga dilaksanakan pada
hari Selasa, 26 September 2017 pukul 12.20-13.50 di kelas XI MIA
3. Kegiatan pembelajaran berlangung selama 90 menit (2 x 45
menit). Pembelajaran berlangsung di kelas karena mendadak
laboratorium komputer tidak dapat digunakan. Pembelajaran di
kelas tetap menggunakan simulasi PhET dengan menggunakan
media leptop dan proyektor. Pada awal pembelajaran, peneliti
mengkondisikan peserta didik supaya duduk sesuai kelompok dan
memakai call card yang sudah disediakan. Peneliti membagikan
LKPD susunan pegas kepada masing-masing kelompok simulasi.
Peneliti menjelaskan tujuan dan prosedur simulasi susunan pegas,
serta menjelaskan bahwa akan ada dua kelompok yang menngambil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
data. Kelompok pertama susunan pegas seri dan kelompok kedua
susunan pegas paralel. Pada sesi pengambilan data banyak kelompok
yang mencalonkan diri. Proses pengambilan data ini ditunjukan pada
gambar 4.8. Data simulasi PhET susunan pegas setiap kelompok
sama, karena data tersebut merupakan hasil pengambilan bersama
dengan dua kelompok yang mempraktekannya. Peneliti mengamati
proses pembelajaran pada kelas simulasi PhET dan mencatatnya
pada kertas kecil. Presentasi hasil simulasi PhET susunan pegas juga
dilakukan oleh 2 kelompok dimana kelompok pertama susunan seri
dan kelompok kedua susunan paralel. dengan waktu sisa 30 menit
guru menggunakanya untuk melakukan post-test, ditunjukan pada
gambar 4.9. Sedangkan angket motivasi dibawa pulang dan
dikumpulkan kamis, 28 September 2017.
Gambar 4.8 pengambilan data
simulasi PhET susunan pegas
Gambar 4.9 post-test pada kelas
simulasi PhET
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
B. Data dan Analisis Penelitian
1. Hasil Belajar Peserta Didik
Pengambilan data hasil belajar peserta didik kurang sesuai dengan
rencana, hal ini disebabkan karena ada sedikit perubahan pada instrumen
pre-test dan post-testnya. Data hasil belajar peserta didik berupa nilai pre-
test dan post-test untuk pembelajaran fisika dengan eksperimen terbimbing
di kelas XI MIA 2 dan simulasi PhET di kelas XI MIA 3 dapat dilihat pada
tabel 4.2.
Tabel 4.2. Nilai pre-test – post-test kelas eksperimen dan kelas
simulasi
No Eksperimen Terbimbing Simulasi PhET
Pre-test Post-test Pre-test Post-test
1 37,5 90 7,5 70
2 37,5 60 42,5 70
3 32,5 63,75 35 60
4 37,5 92,5 42,5 70
5 32,5 96,25 42,5 70
6 31,25 65 35 60
7 30 62,5 40 65
8 45 65 42,5 70
9 25 65 40 65
10 35 70 35 60
11 30 50 43,75 75
12 32,5 77,5 40 65
13 42,5 52,5 40 65
14 32,5 57,5 31,25 56,25
15 37,5 77,5 35 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
16 32,5 60 10 45
17 25 90 5 45
18 25 55 37,5 85
19 27,5 95 40 65
20 33,75 76,25 26,25 51,25
21 38,75 92,5 2,5 35
22 27,5 60 40 65
23 28,75 100 30 55
24 38,75 72,5 30 55
25 25 67,5 40 65
26 27,5 57,5 6,25 40
27 35 85 40 65
28 26,25 65 40 65
29 37,5 56,25
30 32,25 97,5 -
31 25 95
Rata-rata 32,41 73,22 32,14 61,34
Untuk mengetahui perbedaan metode eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET terhadap hasil belajar pada domain kognitif siswa, maka
peneliti menggunakan pre-test dan post-test pada masing-masing kelas yang
dianalisis secara statistik. Statistik yang digunakan untuk menganalisis pre-
test dan post-test pada kelas eksperimen dan simulasi adalah menggunakan
uji-t.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
i. Uji t independen pre-test (kelas eksperimen dan simulasi PhET)
Uji t independen pre-test dilakukan untuk mengetahui apakah
data dari kedua kelas tersebut memiliki varian yang sama atau tidak.
Dengan kata lain, uji t ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
kelompok eksperimen terbimbing dengan kelompok simulasi PhET sama
dalam hal hasil belajar domain kognitif awal tentang materi hukum
Hooke dan susunan pegas. Perhitungan uji t independen pre-test
dilakukan dengan menggunakan program SPSS 22. Hasil analisa data
pre-test dapat dilihat pada Tabel 4.3 seperti berikut :
Tabel 4.3. Perbandingan pre-test kelas eksperimen terbimbing dan simulasi
PhET
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS pada
tabel 4.3. di atas, nilai mean pre-test kelas eksperimen terbimbing = 32.41
dan nilai mean kelas simulasi PhET = 32.14. oleh karena nilai t = 0.103,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
p = 0.918 > α = .05, maka tidak signifikan. Hal ini menunjukan tidak ada
perbedaan hasil pre-test pada kelas eksperimen dan simulasi. Jadi dapat
dikatakan bahwa kemampuan awal siswa untuk kedua kelas adalah sama.
ii. Uji t dependen pre-test dan post-test pada kelas eksperimen
terbimbing
Untuk menguji apakah metode eksperimen terbimbing pada
materi hukum Hooke dan susunan pegas dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa, maka pre-test dan post-test dianalisis dengan uji t untuk
kelompok dependent. Hasil perhitungan program SPSS dapat dilihat
pada Tabel 4.4, sebagai berikut :
Tabel 4.4. Perbandingan pre-test dan post-test pada kelas eksperimen
terbimbing
Berdasarkan data perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.4,
nilai mean pre-test = 32.41 dan nilai mean post-test = 73.23. Oleh karena
nilai t = -13.517, p = .000 < α = .05, maka signifikan. Hal ini menunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
ada perbedaan hasil pre-test dan post-test. Dengan kata lain ada
peningkatan hasil belajar pada kelas eksperimen terbimbing.
iii. Uji t dependent pre-test dan post-test pada kelas simulasi PhET
Untuk menguji apakah metode simulasi PhET pada materi hukum
Hooke dan susunan pegas dapat meningkatkan domain kognitif siswa,
maka pre-test dan post-test dianalisis dengan uji-t untuk kelompok
dependent. Hasil perhitungan menggunakan SPSS dapat dilihat pada
Tabel 4.5, sebagai berikut :
Tabel 4.5. Perbandingan pre-test dan post-test pada kelas simulasi PhET
Berdasarkan data perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.5,
nilai mean pre-test = 32.14 dan nilai mean post-test = 61.34. Oleh karena
nilai t = -18,220 p = .000 < α = .05, maka signifikan. Hal ini menunjukan
ada perbedaan hasil pre-test dan post-test. Dengan kata lain ada
peningkatan hasil belajar pada kelas simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
iv. Uji t independent post-test (kelas eksperimen terbimbing dan
Simulasi PhET)
Hasil analisis data diatas menunjukan ada peningkatan aspek
kognitif belajar siswa baik menggunakan metode eksperimen terbimbing
maupun simulasi PhET. Maka, untuk mengetahui metode mana yang
lebih meningkatkan aspek kognitif peserta didik, pengujian mean post-
test dianalisis dengan uji-t dua sampel independen. Hasil analisis
menggunakan SPSS dapat dilihat pada Tabel 4.6, sebagai berikut :
Tabel 4.6. Perbandingan post-test kelas eksperimen terbimbing dan simulasi
PhET
Berdasarkan data perhitungan menggunakan SPSS pada tabel 4.6,
nilai mean post-test kelas eksperimen terbimbing = 73.23 dan nilai mean
post-test kelas simulasi PhET = 61.34. Oleh karena nilai t = 3.384, p =
.001 < α = .05, maka signifikan. Hal ini menunjukan ada perbedaan hasil
post-test kelas eksperimen terbimbing dengan simulasi PhET.
Oleh karena mean post-test kelas eksperimen terbimbing lebih
besar dibandingkan kelas simulasi PhET, hal ini menandakan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
eksperimen terbimbing lebih meningkatkan hasil belajar kognitif peserta
didik dibandingkan dengan simulasi PhET.
2. Motivasi Belajar Peserta Didik
Data motivasi belajar berupa nilai deskripsi angket motivasi belajar
peserta didik untuk pembelajaran fisika dengan metode eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET. Deskripsi data angket motivasi meliputi
pensekoran yang memiliki skor per item. Deskripsi data angket motivasi
peserta didik disajikan pada tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4.7 Deskripsi Pensekoran Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
dengan Metode Eksperimen Terbimbing
Kode
Siswa
Skor/Item Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 36
A2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 42
A3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 45
A4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 45
A5 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 41
A6 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 41
A7 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 44
A8 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 42
A9 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 35
A10 3 3 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 2 3 4 37
A11 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 37
A12 2 3 3 1 4 2 2 3 1 2 3 2 3 3 4 38
A13 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 34
A14 2 3 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 34
A15 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 36
A16 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 34
A17 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 41
A18 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 38
A19 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 3 35
A20 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 41
A21 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 41
A22 3 2 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 2 4 44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
A23 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 51
A24 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 41
A25 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 39
A26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 42
A27 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 2 4 41
A28 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 37
A29 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 38
A30 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 44
A31 4 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 42
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa jumlah skor tertinggi yang diperoleh
peserta didik pada kelas eksperimen terbimbing adalah 51 dan yang terendah
adalah 34. Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa, maka jumlah skor yang
diperoleh siswa pada tabel di atas didistribusi dalam grup interval. Interval
jumlah skor angket motivasi belajar fisika peserta didik pada kelas
eksperimen terbimbing dapat dilihat pada tabel 4.8 sebagai berikut .
Tabel 4.8 Interval Jumlah Skor Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
dengan Metode Eksperimen Terbimbing
Interval Jumlah
Skor
Frekuensi
Jumlah Siswa
Tingkat
Motivasi
Presentase (%)
Frekuensi
Jumlah Siswa
49 – 60 1 Sangat Tinggi 3.23 %
37 – 48 23 Tinggi 74.19 %
25– 36 7 Kurang 22.58%
13 – 24 0 Sangat Kurang 0 %
Dari tabel 4.8 diketahui bahwa tingkat motivasi sangat tinggi
memiliki frekuensi jumlah siswa yang paling sedikit yaitu 1 siswa atau
3.23%. Sedangkan tingkat motivasi tinggi memiliki frekuensi paling banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
yaitu 23 siswa atau 54.84%. untuk tingkat motivasi kurang memiliki
frekuensi jumlah siswa 7 siswa atau 22,58 %. Tidak ada siswa yang memiliki
tingkat motivasi sanggat kurang.
Tabel 4.9 Deskripsi Pensekoran Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
dengan Metode Simulasi PhET
Kode
Siswa
Skor/Item Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1 3 2 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 1 3 31
A2 3 3 2 2 4 3 0 3 2 3 4 3 3 2 3 40
A3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 1 3 31
A4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 44
A5 2 3 3 2 4 2 3 4 2 2 4 2 3 2 4 42
A6 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 38
A7 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 41
A8 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A9 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 40
A10 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 49
A11 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 34
A12 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 45
A13 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A14 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A15 4 3 2 3 4 4 3 3 2 4 3 3 4 4 4 52
A16 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 1 3 31
A17 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 1 1 28
A18 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 43
A19 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A20 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 48
A21 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 45
A22 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 43
A23 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 38
A24 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 34
A25 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
A26 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A27 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 40
A28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 42
A29 2 3 2 3 4 3 3 3 1 2 4 4 3 2 4 43
A30 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dari tabel 4.9 diketahui bahwa sumlah skor tertinggi yang diperoleh
peserta didik pada kelas simulasi PhET adalah 50 dan terendah yaitu 28.
Untuk mengetahui tingkat motivasi siswa, maka jumlah skor yang diperoleh
siswa pada tabel di atas didistribusi dalam grup interval. Interval jumlah skor
angket motivasi belajar fisika peserta didik pada kelas simulasi PhET dapat
dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut :
Tabel 4.10 Interval Jumlah Skor Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
dengan Metode Simulasi PhET
Interval Jumlah
Skor
Frekuensi
Jumlah Siswa
Tingkat
Motivasi
Presentase (%)
Frekuensi
Jumlah Siswa
49 – 60 2 Sangat Tinggi 6.67 %
37 – 48 22 Tinggi 73.33 %
25– 36 6 Kurang 20 %
13 – 24 0 Sangat Kurang 0 %
Dari tabel 4.10 diketahui bahwa tingkat motivasi sangat tinggi
memiliki frekuensi paling rendah yaitu 2 siswa atau 6.67%. Sedangkan
motivasi tinggi memiliki frekuensi jumlah siswa paling banyak yaitu 22
siswa atau 73.33%. Untuk tingkat motivasi kurang memiliki frekuensi
jumlah siswa 6 siswa atau 20%. Tidak ada siswa yang memiliki tingkat
motivasi sanggat kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
i. Analisis Perbandingan Motivasi Peserta Didik
Berdasarkan data pada tabel 4.8 interval skor angket motivasi
belajar fisika peserta didik pada kelas eksperimen terbimbing, diketahui
bahwa 3.23% peserta didik memiliki motivasi sangat tinggi, 74.19%
peserta didik memiliki motivasi tinggi dan 22.58% peserta didik
memiliki motivasi kurang. Berdasarkan tabel 4.10 interval skor angket
motivasi belajar peserta didik pada kelas simulasi PhET, diketahui bahwa
6.67% peserta didik memiliki motivasi sangat tinggi, 73.33% peserta
didik memiliki motivasi tinggi dan 20% peserta didik memiliki motivasi
kurang. Fakta ini menunjukan bahwa peserta didik pada dua kelas yaitu
kelas eksperimen terbimbing kelas simulasi PhET sama-sama memiliki
motivasi sangat tinggi, tinggi dan kurang dalam belajar.
Berdasarkan analisis motivasi diatas, diketahui bahwa peserta
didik pada kedua kelompok kelas sama-sama memiliki tingkat motivasi
sangat tinggi, tinggi dan kurang dalam belajar. Meskipun demikian,
secara kuantitatif tingkat motivasi kedua kelompok kelas tersebut
berbeda. Perbedaan tingkat motivasi sangat tinggi antara peserta didik
kelas eksperimen terbimbing dan simulasi PhET adalah 3.44%. Pada
tingkat motivasi sangat tinggi ini, peserta didik kelas simulasi PhET,
lebih tinggi sebesar 3.44%. Sedangkan untuk motivasi tinggi antara
peserta didik kelas eksperimen terbimbing dan simulasi PhET adalah
0.86%. Pada tingkat motivasi tunggi ini, peserta didik kelas eksperimen
terbimbing lebih tinggi 0.86 %. Perbedaan tingkat motivasi kurang antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
peserta didik kelas eksperimen terbimbing dan simulasi PhET adalah
2.58%. Pada tingkat motivasi kurang ini, kelas eksperimen terbimbing
lebih tinggi 2,58 %. Lewat fakta ini, dapat dikatakan bahwa motivasi
belajar peserta didik kelas simulasi PhET tidak lebih tinggi daripada
kelas eksperimen terbimbing.
C. Pembahasan
1. Perbedaan hasil belajar pesera didik pada kelas eksperimen terbimbing
dan simulasi PhET (Physics Education Technology)
Berdasarkan analisis menggunakan uji-t independent antara kelas
eksperimen terbimbing dan simulasi PhET, memperlihatkan bahwa peserta
didik kelas eksperimen terbimbing memiliki kemampuan awal yang sama
mengenai hukum Hooke dan susunan pegas. Hal ini ditunjukan lewat nilai
rata-rata pre-test yang hampir sama dan tidak signifikannya uji –t yang
memperlihatkan bahwa tidak ada perbedaan kemampuan antara kelas yang
diberikan treatment tersebut.
Hasil analisis uji-t berpasangan (paired sample t-test) nilai pre-test
dan post test baik pada kelas eksperimen terbimbing maupun simulasi Phet
menunjukan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa pada masing-masing
kelas. Oleh karena kedua kelas menunjukan peningkatan hasil belajar, maka
dilanjutkan dengan uji-t dua sampel independent (Independent samples t
test) untuk post-test pada kelas eksperimen terbimbing dan simulasi PhET.
Hasil uji-t dua sampel independent untuk nilai post-tes
memperlihatkan bahwa model eksperimen terbimbing lebih meningkatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
hasil belajar fisika siswa dibandingkan dengan simulasi PhET. Fakta ini
menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara pembelajaran
dengan menggunakan eksperimen terbimbing dengan simulasi PhET. Secara
lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa hasil belajar fisika kelas eksperimen
terbimbing lebih tinggi dibandingkan kelas simulasi PhET.
Dalam proses belajar pada kelas eksperimen terbimbing, peserta
didik lebih terbantu untuk memahami konsep-konsep fisika yang berkaitan
dengan materi pembelajaran pada penelitian ini yaitu hukum Hooke dan
susunan pegas. Dengan pembelajaran menggunakan eksperimen terbimbing
peserta didik memperoleh konsep fisika tersebut secara mandiri dengan
bantuan pengarahan dari lembar kerja peserta didik (LKPD) dan seorang
guru. Dengan kata lain peserta didik menghayati proses penemuan suatu
ilmu sehingga mereka lebih memahami ilmu tersebut. Pembelajaran dengan
metode ini memberikan ruang kepada peserta didik untuk berinteraksi secara
langsung dengan ilmu yang sedang mereka pelajari dengan tidak membebani
mereka dengan struktur percobaan. Peserta didik dalam kelas ini mampu
mengungkapkan gagasan mereka dengan baik kepada guru maupun peserta
didik lainya, menyampaikan hasil percobaan mereka dengan baik,
melakukan percobaan dengan baik bersama kelompok, berani mengajukan
pertanyaan ketika ada yang dibingungkan maupun ketika diberikan
kesempatan oleh guru, serta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh peserta didik lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Pada kelas simulasi PhET, peserta didik lebih terbantu dan
dipermudahkan dalam proses penemuan ilmu pengetahuan dalam materi
hukum Hooke dan susunan pegas. Pembelajaran pada kelas simulasi PhET
dipermudah dengan adanya bantuan LKPD simulasi PhET dan seorang guru.
Dengan hal ini, diharapkan peserta didik mampu mendapatkan konsep
tersebut secara mandiri lewat interaksi mereka dengan monitor komputer
lewat program simulasi PhET. Oleh karena itu, konsep yang mereka
dapatkan tidak mudah dilupakan oleh peserta didik. Dalam prakteknya,
mereka dapat melakukan percobaan dengan baik dan banyak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang cukp kritis kepada peserta didik lain yang
melakukan presentasi. Namun ada beberapa peserta didik yang masih ragu
dalam menyampaikan gagasan dan menyampaiakan hasil percobaan mereka.
Lewat hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada kelas
eksperimen terbimbing dan simulasi komputer dengan program PhET dapat
dikatakan bahwa Simulasi PhET masih tergolong media baru bagi mereka,
sehingga peserta didik butuh waktu lebih untuk memahami proses
pembelajaran tersebut. Berbeda dengan eksperimen terbimbing, peserta
didik sudah terbiasa dengan metode tersebut.
2. Mengungkapkan pemahaman peserta didik pada kelas eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET (Physics Education Technology)
Berdasarkan hasil uji-t dua sampel independent untuk nilai post-tes
memperlihatkan bahwa model eksperimen terbimbing lebih meningkatkan
hasil belajar fisika siswa dibandingkan dengan simulasi PhET. Fakta ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menunjukan bahwa hasil belajar fisika kelas eksperimen terbimbing lebih
tinggi dibandingkan kelas simulasi PhET.
Jika ditinjau dari jenis tes yang digunakan, bahwa jenis tes yang
digunakan adalah tes esay. Tes yang digunakan dalam penelitian ini dibuat
berdasarkan atas kisi-kisi yang sesuai dengan indikator yang dibuat untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar pada materi elastisitas suatu
benda sub bab hukum Hooke dan susunan pegas. Aspek kognitif yang
digunakan pada tes adalah identifikasi, menjelaskan, mengaplikasikan serta
analisis. Identifikasi lebih kepada ingin mengetahui sejauh mana peserta
dapat mengidentifikasi benda elastis dan benda plastis (non elastis),
menjelaskan ingin mengetahui sejauh mana peserta didik mampu
menjelaskan hukum Hooke lewat suatu grafik, mengaplikasi ingin
mengetahui sejauh mana peserta didik mampu menerapkan hukum Hooke,
sedangkan analisis ingin mengetahui sejauh mana peserta didik dapat
memecahkan masalah dalam peristiwa yang terjadi pada hukum Hooke dan
susunan pegas dengan perhitungan atau persamaan yang ada.
Lewat hasil uji-t post test masing-masing kelas treatment serta
pertinjauan aspek kognitif tes uraian (esay) pada lampiran 15 halaman 178–
179, dapat dikatakan bahwa pemahaman peserta didik pada kelas eksperimen
terbimbing lebih tinggi dari kelas simulasi PhET. Pemaham tersebut meliputi
mengindentifikasi benda elastis dan non elastis (plastis), menjelaskan hukum
Hooke, mengaplikasikan hukum Hooke serta menganalisis permasalah
dalam peristiwa yang terjadi mengenai hukum Hooke dan susunan pegas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Rata-rata Pemahaman peserta didik pada kelas eksperimen terbimbing
sampai menganalisis permasalahan dalam peristiwa yang terjadi mengenai
hukum Hooke dan susunan pegas. Sedangkan pada kelas simulasi PhET rata-
rata pemahaman mereka sampai pada mengaplikasikan hukum Hooke.
3. Perbedaan motivasi belajar peserta didik pada kelas eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET (Physics Education Technology)
Berdasarkan analisis motivasi peserta didik pada kelas eksperimen
terbimbing dan simulasi PhET, diketahui bahwa kedua kelompok kelas
sama-sama memiliki tingkat motivasi sangat tinggi, tinggi dan kurang.
Meskipun demikian, secara kuantitatif tingkat motivasi kedua kelompok
kelas tersebut berbeda. Perbedaan tingkat motivasi sangat tinggi 3.44%. Pada
tingkat motivasi sangat tinggi ini peserta didik simulasi PhET lebih tinggi
3.44%. Perbedaan motivasi tinggi antara kelas eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET adalah 0.86%. Pada tingkat motivasi tinggi ini, peserta didik
kelas eksperimen terbimbing lebih tinggi 8.17 %. Perbedaan tingkat motivasi
kurang antara peserta didik kelas eksperimen terbimbing dan simulasi PhET
adalah 8,17 %. Pada tingkat motivasi kurang ini, kelas Eksperimen
terbimbing lebih tinggi 8,17 %.
Dari fakta ini dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi belajar
fisika peserta didik pada kelas simulasi komputer dengan program PhET
tidak lebih tinggi dari pada motivasi belajar peserta didik pada kelas
eksperimen terbimbing. Hal ini terjadi dikarenakan metode pembelajaran
simulasi komputer dengan program PhET masih tergolong baru sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
salah satu metode pembelajaran. Berbeda dengan eksperimen terbimbing,
peserta didik sudah sangat terbiasa dengan metode ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
D. Kertebatasan Penelitian
1. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan treatment yang berbeda dengan
yang guru gunakan selama ini. Artinya, peserta didik tidak terbiasa dengan
treatment yang diberikan peneliti. Peserta didik terkadang bingung dan
peneliti harus menjelaskan, sehingga waktu pelajaran tidak dapat digunakan
secara maksimal. Oleh karena itu, perlu diberikan latihan treatment terlebih
dahulu sebelum mengambil data penelitian, sehingga siswa terbiasa dengan
treatment tersebut.
2. Keterbatasan peneliti dalam menyediakan peralatan eksperimen terbimbing,
sehingga pembagian kelompok antara treatment eksperimen terbimbing dan
simulasi PhET tidak sama.
3. Alokasi waktu yang kurang untuk kelas XI MIPA 3 sehingga jumlah
pertemuan lebih banyak dari pada kelas XI MIPA 2.
4. Penggunaan laboratorium komputer untuk kelas XI MIPA 3 yang
menggunakan treatment Simulasi PhET saat penelitian tidak maksimal. Hal
ini dikarenakan hanya dapat dipakai 1 kali (Kamis, 14 September 2017)
sehingga pertemuan ke 2 peneliti kurang maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil belajar menggunakan metode eksperimen terbimbing lebih tinggi dari
pada menggunakan media simulasi PhET (Physics Education Technology)
tentang materi hukum Hooke di SMA Negeri 1 Sentolo Kelas XI. Hasil
belajar eksperimen terbimbing memiliki nilai mean 73,22 sedangkan kelas
simulasi PhET memiliki mean 61,34.
2. Pemahaman akhir pada kelas simulasi PhET (Physics Education
Technology) belum mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan
pembelajaran pada kelas eksperimen terbimbing pada kelas XI MIA dalam
materi hukum Hooke di SMA Negeri 1 Sentolo. Rata-rata pemahaman
peserta didik pada kelas simulasi PhET hanya sampai mengaplikasikan
hukum Hooke, sedangkan pada kelas eksperimen terbimbing sampai pada
menganalisis permasalahan pada hukum Hooke.
3. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tingkat motivasi belajar peserta
didik, dapat disimpulkan bawa tingkat motivasi belajar peserta didik pada
kelas simulasi PhET tidak lebih tinggi dari pada motivasi belajar peserta
didik pada kelas eksperimen terbimbing. Hal ini dikarenakan metode
pembelajaran simulasi PhET masih tergolong baru sebagai salah satu
metode pembelajaran. Berbeda dengan eksperimen terbimbing, peserta
didik sudah sangat terbiasa dengan metode ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
A. Saran
Saran yang dapat peneliti berikan berdasarkan hasil penelitian
adalah sebagai berikut :
1. Para guru hendaknya dapat menerapkan simulasi komputer dengan
program PhET sebagai salah satu metode pembelajaran fisika untuk
meningkatkan prestasi belajar.
2. Evaluasi yang digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik
tidak hanya berupa tes tertulis, namun juga tes keterampilan dalam
melakukan percobaan.
3. Dalam penggunaan simulasi komputer dengan program PhET (Physics
Educational Technology), perlu adanya coaching lebih dahulu dari
sekolah agar peserta didik terbiasa menggunakan simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu Supriyono dan Widodo. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta. Hal 120-123.
Ali Imron. 1996. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Dunia Pustaka Jaya.
Aunurrahman. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Aunurrahman. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Dubson, Mike.,dkk. 2018. “Hooke’s Law”. Amerika :Universitas Colorado of
Boulder diunduh dari :https://phet.colorado.edu/sims/html/hookes
law/latest/hookes-law_in.html tanggal 13-03-2017.
Finkelstein Noah, dkk. 2006. “Hightech Tools For Teaching Physics Education
Technology Project”. Merlot journal of online learning and teaching. Vol.
2(3):110-121. Diunduh dari http://jolt.merlot.org/vol2no3/finkelstein.pdf
tanggal 25/10/2016.
Kemendikbud. 2016. Silabus Mata Pelajaran Sekolah Menengah Atas/ Madrasah
Aliyah (SMA/MA) Mata Pelajaran Fisika. Jakarta.
Kiswanto, Onto. 2012. Pengaruh Metode Inquiry Berbasis MediaPembelajaran
Simulasi PhET (Circuit Contruction KIT) Terhadap Prestasi Belajar
Fisika di SMA Pangudi Luhur Sedayu Kelas X. Yogyakarta: USD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Rizki, Muhamad.,dkk. 2017. “PerbedaanMotivasiBelajarFisikaSiswa yang di
AjarkandenganPhET Simulation danPraktikum di SMA N 1 Kembang
Tanjong”. DalamJurnalIlmiahMahasiswa (JIM) PendidikanFisika. Vol. 2
, 1 Januari 2017. Hal 50-55.
Perkins, Katherine., dkk. 2006. “PhET: Interactive Simulations for Teaching and
Learning Physics”. Dalam The Physics Teacher, Vol. 44, januari 2006.Hal
18-23.
Roestiyah N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Sardiman, A. M. 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:PTRaja
Grafindo Persada.
Sardiman. 1986. Interaksi & Motivasi belajar mengajar. Jakarta: CV.Rajawali
Simbolon, Dedi Holden. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing Berbasis Eksperimen Riil dan Laboratorium Virtual Terhadap
Hasil Belajar Siswa. Medan: Universitas Negri Medan.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Kanisius
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika: Kontruktivistik &
Menyenangan. Yogyakarta: Kanisius. Hal 77-82.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: USD.
Suparno, Paul. 2011. Pengantar Statistika untuk Pendidikan dan Psikologi.
Yogyakarta: USD.
Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Kontruktivisme dan
Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktek. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Utomo, Pristiadi. 2014. Fisika Bidang Keahlian Kesehatan untuk SMK/ MAK
Kelas X. Jakarta : Erlangga
Wieman, C. E. & Perkins K. K. (2006). “A powerful tool fpr teachingscience”.
Dalam Nature Physics, Vol. 2, Mei 2006. Hal 290-292.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Surat permohonan izin penelitian
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2. Surat rekomendasi pelaksanaan penelitian
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Surat perizinan pelaksanaan penelitian
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Surat keterangan telah melaksanakan penelitian
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) kelas eksperimen I
103
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Sentolo
Kelas/Semester : XI MIA 2/ Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Elastisitas
Alokasi Waktu : 2 x 2 JPL (@45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan, peserta didik dapat :
Pertemuan 1
1. Menjelaskan karakteristik benda elastis sesuai hukum Hooke
2. Menentukan hubungan antara pertambahan beban (W) dengan
pertambahan panjang (∆x)
3. Menetukan nilai koefisien elastisitas suatu pegas
4. Melakukan percobaan hukum Hooke dengan baik
5. Menyimpulkan percobaan hukum Hooke dengan baik
Pertemuan 2
1. menganalisis susunan pegas seri
2. Memformulasikan konstanta elastisitas susunan pegas seri
3. Menganalisis susunan pegas paralel
4. Memformulasikan konstanta elastisitas susunan pegas paralel
5. Menyimpulkan percobaan susunan pegas dengan baik
C. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Bertambahnya keimanan dengan
menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakan.
1.1.1 Merasa bersyukur
terhadap karunia
Tuhan atas
kesempatan
mempelajari
kegunaan fisika
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
belajar hukum
Hooke dan susunan
pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
2.1 Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung
jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
berdiskusi.
Karakter
2.2.1 Siswa dapat
terampil dan aktif
dalam diskusi
kelompok serta
bertanggung jawab,
kritis, kreatif dan
inovatif dalam
menyelesaikan
masalah selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
Keterampilan Sosial
2.2.1 Berkomunikasi
dengan kelompok.
2.2.2 Bekerjasama dalam
kelompok.
3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan
dalam kehidupan sehari-hari
3.2.1 Menjelaskan sifat
elastis dan plastis
suatu bahan
3.2.2 Membuat grafik
pertambahan beban
(W) dengan
pertambahan
panjang (∆x)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
3.2.3 Menentukan
koefisen elastisitas
suatu pegas
3.2.4 menganalisis
koefisien elastisitas
susunan pegas
3.2.5 memadukan
penerapan susunan
pegas dalam
kehidupan sehari-
hari
4.2 Melakukan percobaan tentang sifat
elastisitas suatu bahan berikut presentasi
hasil dan makna fisisnya
4.2.1 Melakukan
percobaan Hukum
Hooke dan Susunan
Pegas
4.2.2 Mengelola data
hasil analisis
percobaan Hukum
Hooke dan
Susunan Pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
D. Materi Pembelajaran
HUKUM HOOKE & SUSUNAN PEGAS
1. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
ditiadakan (dibebaskan). Benda yang memiliki sifat ini disebut benda
elastis, contohnya karet dan pegas. Sedangkan benda yang tidak memiliki
elastisitas disebut benda plastis, contohnya tanah liat dan plastisin.
2. Hukum Hooke
Hukum Hooke dan elastisitas merupakan dua istilah yang saling
berkaitan. Apabila karet gelang yang merupakan benda elastis ditarik
dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan bertambah sampai batas
tertentu. Kemudian apabila tarikan dilepaskan maka panjang karet gelang
akan kembali seperti semula. Disinilah hukum Hooke digunakan untuk
menyelidiki hubungan antara gaya yang bekerja pada benda elastis agar bisa
kembali ke bentuk semula (tidak melampaui batas elastisitasnya). Agar
lebih jelas kita perhatikan fenomena ketika sebuah pegas diberikan gaya
tarik berupa massa m dan ketika gaya tersebut dilepaskan yang terlihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1. pegas yang diberi beban m
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Dari gambar diatas dapat kita jelaskan bahwa ketika suatu pegas
tidak diberikan gaya luar FA maka pegas memiliki panjang awal X, namun
ketika pegas diberikan gaya dari luar FA maka panjang pegas berubah
menjadi X1. Perubahan panjang pegas ∆X didapatkan dari X1-X. Semakin
besar gaya luar F yang bekerja pada pegas semakin besar pula pertambahan
panjang pegas ∆X. Namun, setiap pegas memiliki koefisien elastisitas k
yang berbeda-beda, batas koefisien elastisitas inilah yang menentukan besar
gaya yang mampu ditopang pegas itu. Lewat fenomena seperti itu, seorang
ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke menyatakan bahwa :
“ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas bahan, pertambahan
panjang pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya “
Pernyataan ini selanjutnya dikenal dengan nama Hukum Hooke. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐹 = −𝑘∆𝑥
Dengan F = Gaya yang diberikan (N)
K = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan panjang (m)
Tanda (-) negatif menunjukan bahwa arah gaya pemulih selalu
menuju titik setimbang dan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya atau
simpangannya. Namun dalam notasi skalar, tanda negatif dihilangkan
sehingga dalam notasi skalar Hukum Hooke menjadi :
𝐹 = −𝑘∆𝑥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
1. Susunan Pegas
a. Susunan Seri
Gambar 2.2. pegas yang disusun seri dengan konstanta elastisitas
k1 dan k2
Prinsip susunan seri beberapa pegas sebagai berikut :
1) Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar. Gaya ini sama
besar dengan yang dialami oleh pegas pengganti.
F1 =F2 = F
2) Pertambahan panjang pegas pengganti seri x. Sama dengan total
pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
∆x = ∆x1 + ∆x2
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan
seri beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya
pegas pengganti (ks) dengan persamaan sebagai berikut :
1) Nilai pertambahan panjang pegas ∆x yang diberikan gaya berupa
massa m sama dengan jumlah pertambahan panjang pegas
pertama (∆𝑥1) dan pegas kedua (∆𝑥2) maka secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
∆𝑥 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2 … … … … … … … … … … … … (1)
2) Persamaan hukum Hooke
𝐹 = 𝑘∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … … . . … (2)
∆𝑥 = 𝐹
𝑘… … … … … … … … … … … … … … … . … (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
3) Nilai pertambahan panjang pegas rangkaian paralel dapat dicari
dengan mensibtutusikan persamaan (1) ke persamaan (3),
sebagai berikut :
∆𝑥=𝐹
𝑘1+
𝐹
𝑘2… … … … … … … … … … … … … (4)
∆𝑥= 𝐹 (1
𝑘1+
1
𝑘2) … … … … … … … … … … … (5)
4) Nilai konstanta gabungan pada rangkaian paralel (kp) dapat
dicari dengan mensibtutusikan persamaan (5) ke persamaan (2),
sebagai berikut :
𝐹 = 𝑘∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … … … (6)
𝐹 = 𝑘 (𝐹 (1
𝑘1+
1
𝑘2)) … … … … … … … … … … (7)
𝑘 = 𝐹
𝐹(
1
𝑘1+
1
𝑘2)
−1
… … … … … … … … … … … (8)
𝑘 = (1
𝑘1+
1
𝑘2)
−1
… … … … … … … … … … … … (9)
1
𝑘=
1
𝑘1+
1
𝑘2… … … … … … … … … … … … … … (10)
Bila ada n pegas, masing-masing memiliki konstanta
𝑘1, 𝑘2, 𝑘3 … … 𝑘𝑛 disusun seri, maka konstanta total (𝑘𝑠) dari n pegas
yang disusun seri adalah :
1
𝑘=
1
𝑘1+
1
𝑘2+
1
𝑘3+ ⋯ +
1
𝑘𝑛… … … … … … … … … . . (11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
b. Susunan Paralel
Gambar 2.3. pegas disusun paralel dengan konstanta elastisitas k1
dan k2
Prinsip susunan pegas beberapa pegas adalah sebagai berikut :
1) Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik tiap-
tiap pegas (F1 = F2).
2) Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan
panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti.
∆x = ∆x1 = ∆x2
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan
paralel beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya
pengganti (kp) dengan tetapan gaya tiap pegas (k1 dan k2) yaitu :
1) Untuk susunan paralel, kedua pegas mengalami pertambahan
panjang yang sama bila dikenai gaya F, maka :
𝐹 = 𝑘1∆𝑥 + 𝑘2∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … (1)
𝐹 = (𝑘1 + 𝑘2)∆𝑥 … … … … … … … . … … … … … … (2)
𝐹
∆𝑥= (𝑘1 + 𝑘2) … … … … … … … … … … … … … … . (3)
2) Karena 𝐹 = 𝑘∆𝑥, maka konstanta pegas total untuk rangkaian seri
adalah :
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 … … … … … … … … … … … … … … … . . (4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Bila ada n pegas, masing-masing memiliki konstanta
𝑘1, 𝑘2, 𝑘3 … … 𝑘𝑛 disusun paralel, maka konstanta total (𝑘𝑝) dari n
pegas yang disusun paralel adalah :
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 + ⋯ +𝑘𝑛 … … … … … … … … … … … (5)
3. Fakta
Benda elastis : karet, pegas, kayu, dll
Benda plastis : plastisin, pasir, tanah liat, dll
Ketika gaya tarik yang diberikan pada bahan elastis tidak melampaui
batas elastisitasnya, pertambahan panjang pegas sebanding lurus
dengan gaya tariknya
4. Konsep
Pengertian elstisitas
Koefisien elastisitas pegas tunggal
Koefisien elastisitas pegas seri
Koefisien elastisitas pegas paralel
5. Prinsip
Hukum Hooke
Susunan pegas (seri dan paralel)
6. Prosedur
Percobaan hukum Hooke
Percobaan susunan pegas
E. Pendekatan Pembelajaran
Pertemuan Model Pembelajaran Pendekatan
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
1
Student Teams-Achievement
Divisions (STAD)
Scientific
Approach
Eksperimen
terbimbing
2
Student Teams-Achievement
Divisions (STAD)
Scientific
Approach
Eksperimen
terbimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
F. Media Pembelajaran
Pertemuan 1
Media : LKPD
Alat dan bahan : Set alat hukum Hooke
Pertemuan 2
Media : LKPD
Alat dan bahan : Set alat susunan pegas seri dan paralel
G. Sumber Belajar
Buku Fisika SMA
Utomo, Pristiadi. 2014. Fisika Bidang Keahlian Kesehatan untuk
SMK/MAK Kelas X. Jakarta : Erlangga
Buku yang relevan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Pendidik Peserta Didik
Pen
dah
ulu
an
Mengucapkan salam
dan berdoa
Menanyakan kehadiran
peserta didik
Mengajak mengingat
kembali materi
elastisitas
Memberikan soal pre-
test
Menjawab salam
dan doa
Menyatakan
kehadiran
Mengingat kembali
materi elastisitas
Mengerjakan soal
pre-test
35
menit
Keg
iata
n I
nti
Fase 1:menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
50
menit
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
mempelajari hukum
Hooke
Memperhatikan
tujuan
pembelajaran
Fase 2 : menyajikan/menyampaikan informasi
Menjelaskan proses
pembelajaran
percobaan hukum
Hooke
Memperhatikan
penjelasan pendidik
(mengamati)
Fase 3 : mengorganisasi dalam kelompok
Membagi peserta didik
menjadi beberapa
kelompok
Berkelompok
sesuai intruksi
pendidk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Membagikan LKPD
kepada kelompok
Menerima LKPD
yang diberikan
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Membimbing peserta
didik dalam melakukan
percobaan hukum
Hooke secara kelompok
Melakukan
percobaan secara
berkelompok
(mencoba)
Berdiskusi dalam
kelompok untuk
menganalisis data
dan menyimpulkan
percobaan
Fase 5 : evaluasi
Meminta setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
analisi percobaan
hukum Hooke
Menilai hasil diskusi
tiap kelompok
Setiap kelompok
bergantian untuk
mempresentasikan
hasil analisis data
percobaan dan
kelompok lain
menanggapi
(komunikasi)
Fase 6 : memberikan penghargaan
Memberikan motivasi
kepada masing-masing
kelompok
Memperhatikan
motivasi dari
pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Pen
utu
p
Bersama-sama dengan
peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Memberikan penugasan
Menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya
Menutup pembelajaran
dengan berdoa dan
diakiri dengan salam
Menyimpulkan
hasil pembelajaran
Mengerjakan
penugasan
Memperhatikan
materi yang akan
dipelajari
selanjutnya
Berdoa dan diakhiri
dengan salam
5
menit
Pertemuan kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Pendidik Peserta Didik
Pen
dah
ulu
an
Mengucapkan salam
dan berdoa
Menanyakan kehadiran
peserta didik
Mengajak mengingat
kembali materi hukum
Hooke
Menjawab salam
dan doa
Menyatakan
kehadiran
Mengingat kembali
materi hukum
Hooke
5
menit
Keg
iata
n I
nti
Fase 1:menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
50
menit
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
mempelajari susunan
pegas
Memperhatikan
tujuan
pembelajaran
Fase 2 : menyajikan/menyampaikan informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Menjelaskan proses
pembelajaran
percobaan susunan
pegas
Memperhatikan
penjelasan pendidik
(mengamati)
Fase 3 : mengorganisasi dalam kelompok
Membagi peserta didik
menjadi beberapa
kelompok
Membagikan LKPD
kepada kelompok
Berkelompok
sesuai intruksi
pendidk
Menerima LKPD
yang diberikan
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Membimbing peserta
didik dalam melakukan
percobaan susunan
pegas secara kelompok
Melakukan
percobaan secara
berkelompok
(mencoba)
Berdiskusi dalam
kelompok untuk
menganalisis data
dan menyimpulkan
percobaan
Fase 5 : evaluasi
Meminta setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
analisi percobaan
susunan pegas
Menilai hasil diskusi
tiap kelompok
Setiap kelompok
bergantian untuk
mempresentasikan
hasil analisis data
percobaan dan
kelompok lain
menanggapi
(komunikasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Fase 6 : memberikan penghargaan
Memberikan motivasi
kepada masing-masing
kelompok
Memperhatikan
motivasi dari
pendidik
Pen
utu
p
Bersama-sama dengan
peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Memberikan post-test
Memberikan penugasan
Menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya
Menutup pembelajaran
dengan berdoa dan
diakiri dengan salam
Menyimpulkan
hasil pembelajaran
Mengerjakan post-
test
Mengerjakan
penugasan
Memperhatikan
materi yang akan
dipelajari
selanjutnya
Berdoa dan diakhiri
dengan salam
35
menit
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian
a. Penilaian kognitif
b. Penilaian afektif
c. Penilaian psikomotorik
d. Penilaian laporan kelompok
2. Instrumen Penilaian
a. Soal evaluasi (uraian dan LKPD)
b. Lembar penilaian afektif peserta didik
c. Lembar penilaian psikomotorik
d. Lembar penilaian laporan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Yogyakarta, Agustus 2017
Mengetahui
Guru Fisika SMAN 1 Sentolo Peneliti
Teguh Dwi Prihono S.Pd. Blasius Trisna Hermawan
NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) simulasi PhET
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMAN 1 Sentolo
Kelas/Semester : XI MIA 3/ Ganjil
Mata Pelajaran : Fisika
Materi Pokok : Elastisitas
Alokasi Waktu : 2 x 2 JPL (@45 menit)
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
proaktif serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkrit dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengkomunikasikan, peserta didik dapat :
Pertemuan 1
1. Menjelaskan karakteristik benda elastis sesuai hukum Hooke
2. Menentukan hubungan antara pertambahan beban (W) dengan
pertambahan panjang (∆x)
3. Menetukan nilai koefisien elastisitas suatu pegas
4. Melakukan simulasi hukum Hooke dengan baik
5. Menyimpulkan simulasi hukum Hooke dengan baik
Pertemuan 2
1. menganalisis susunan pegas seri
2. Memformulasikan konstanta elastisitas susunan pegas seri
3. Menganalisis susunan pegas paralel
4. Memformulasikan konstanta elastisitas susunan pegas paralel
5. Menyimpulkan simulasi susunan pegas dengan baik
C. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Bertambahnya keimanan dengan
menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya
terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakan.
1.1.1 Merasa bersyukur
terhadap karunia
Tuhan atas
kesempatan
mempelajari
kegunaan fisika
dalam kehidupan
sehari-hari melalui
belajar hukum
Hooke dan susunan
pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
2.1 Menunjukan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti,
cermat, tekun, hati-hati, bertanggung
jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
berdiskusi.
Karakter
2.2.1 Siswa dapat
terampil dan aktif
dalam diskusi
kelompok serta
bertanggung jawab,
kritis, kreatif dan
inovatif dalam
menyelesaikan
masalah selama
proses
pembelajaran
berlangsung.
2.2 Menghargai kerja individu dan
kelompok dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi
melaksanakan percobaan dan
melaporkan hasil percobaan.
Keterampilan Sosial
2.2.1 Berkomunikasi
dengan kelompok.
2.2.2 Bekerjasama dalam
kelompok.
3.2 Menganalisis sifat elastisitas bahan
dalam kehidupan sehari-hari
3.2.1 Memberikan
contoh penggunaan
hukum Hooke
dalam kehidupan
sehari-hari.
3.2.2 Membuat grafik
pertambahan beban
(W) dengan
pertambahan
panjang (∆x)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
3.2.3 Menentukan
koefisen elastisitas
susunan seri
3.2.4 Menentukan
koefisien elastisitas
susunan paralel
3.2.5 Menemukan
penerapan susunan
pegas seri dan
paralel dalam
kehidupan sehari-
hari
4.2 Melakukan percobaan tentang sifat
elastisitas suatu bahan berikut presentasi
hasil dan makna fisisnya
4.2.1 Melakukan
percobaan Hukum
Hooke dan
Susunan Pegas
4.2.2 Mengelola data
hasil analisis
percobaan Hukum
Hooke dan
Susunan Pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
D. Materi Pembelajaran
ELASTISITAS
1. Elastisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu benda untuk kembali ke bentuk
awalnya segera setelah gaya luar yang diberikan kepada benda itu
ditiadakan (dibebaskan). Benda yang memiliki sifat ini disebut benda
elastis, contohnya karet dan pegas. Sedangkan benda yang tidak memiliki
elastisitas disebut benda plastis, contohnya tanah liat dan plastisin.
2. Hukum Hooke
Hukum Hooke dan elastisitas merupakan dua istilah yang saling
berkaitan. Apabila karet gelang yang merupakan benda elastis ditarik
dengan gaya tertentu, maka panjangnya akan bertambah sampai batas
tertentu. Kemudian apabila tarikan dilepaskan maka panjang karet gelang
akan kembali seperti semula. Disinilah hukum Hooke digunakan untuk
menyelidiki hubungan antara gaya yang bekerja pada benda elastis agar bisa
kembali ke bentuk semula (tidak melampaui batas elastisitasnya). Agar
lebih jelas kita perhatikan fenomena ketika sebuah pegas diberikan gaya
tarik berupa massa m dan ketika gaya tersebut dilepaskan yang terlihat pada
gambar 2.1.
Gambar 2.1. pegas yang diberi beban m
Dari gambar diatas dapat kita jelaskan bahwa ketika suatu pegas
tidak diberikan gaya luar FA maka pegas memiliki panjang awal X, namun
ketika pegas diberikan gaya dari luar FA maka panjang pegas berubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
menjadi X1. Perubahan panjang pegas ∆X didapatkan dari X1-X. Semakin
besar gaya luar F yang bekerja pada pegas semakin besar pula pertambahan
panjang pegas ∆X. Namun, setiap pegas memiliki koefisien elastisitas k
yang berbeda-beda, batas koefisien elastisitas inilah yang menentukan besar
gaya yang mampu ditopang pegas itu. Lewat fenomena seperti itu, seorang
ilmuwan Inggris bernama Robert Hooke menyatakan bahwa :
“ Jika gaya tarik tidak melampaui batas elastisitas bahan, pertambahan
panjang pegas berbanding lurus atau sebanding dengan gaya tariknya “
Pernyataan ini selanjutnya dikenal dengan nama Hukum Hooke. Secara
matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
𝐹 = −𝑘∆𝑥
Dengan F = Gaya yang diberikan (N)
K = Konstanta pegas (N/m)
∆x = Pertambahan panjang (m)
Tanda (-) negatif menunjukan bahwa arah gaya pemulih selalu
menuju titik setimbang dan berlawanan dengan arah gaya penyebabnya atau
simpangannya. Namun dalam notasi skalar, tanda negatif dihilangkan
sehingga dalam notasi skalar Hukum Hooke menjadi :
𝐹 = −𝑘∆𝑥
1. Susunan Pegas
a. Susunan Seri
Gambar 2.2. pegas yang disusun seri dengan konstanta elastisitas
k1 dan k2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Prinsip susunan seri beberapa pegas sebagai berikut :
1) Gaya tarik yang dialami tiap pegas sama besar. Gaya ini sama
besar dengan yang dialami oleh pegas pengganti.
F1 =F2 = F
2) Pertambahan panjang pegas pengganti seri x. Sama dengan total
pertambahan panjang tiap-tiap pegas.
∆x = ∆x1 + ∆x2
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan
seri beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya
pegas pengganti (ks) dengan persamaan sebagai berikut :
1) Nilai pertambahan panjang pegas ∆x yang diberikan gaya berupa
massa m sama dengan jumlah pertambahan panjang pegas
pertama (∆𝑥1) dan pegas kedua (∆𝑥2) maka secara matematis
dapat dituliskan sebagai berikut :
∆𝑥 = ∆𝑥1 + ∆𝑥2 … … … … … … … … … … … … (1)
2) Persamaan hukum Hooke
𝐹 = 𝑘∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … … . . … (2)
∆𝑥 = 𝐹
𝑘… … … … … … … … … … … … … … … . … (3)
3) Nilai pertambahan panjang pegas rangkaian paralel dapat dicari
dengan mensibtutusikan persamaan (1) ke persamaan (3),
sebagai berikut :
∆𝑥=𝐹
𝑘1+
𝐹
𝑘2… … … … … … … … … … … … … (4)
∆𝑥= 𝐹 (1
𝑘1+
1
𝑘2) … … … … … … … … … … … (5)
4) Nilai konstanta gabungan pada rangkaian paralel (kp) dapat
dicari dengan mensibtutusikan persamaan (5) ke persamaan (2),
sebagai berikut :
𝐹 = 𝑘∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … … … (6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
𝐹 = 𝑘 (𝐹 (1
𝑘1+
1
𝑘2)) … … … … … … … … … … (7)
𝑘 = 𝐹
𝐹(
1
𝑘1+
1
𝑘2)
−1
… … … … … … … … … … … (8)
𝑘 = (1
𝑘1+
1
𝑘2)
−1
… … … … … … … … … … … … (9)
1
𝑘=
1
𝑘1+
1
𝑘2… … … … … … … … … … … … … … (10)
Bila ada n pegas, masing-masing memiliki konstanta
𝑘1, 𝑘2, 𝑘3 … … 𝑘𝑛 disusun seri, maka konstanta total (𝑘𝑠) dari n pegas
yang disusun seri adalah :
1
𝑘=
1
𝑘1+
1
𝑘2+
1
𝑘3+ ⋯ +
1
𝑘𝑛… … … … … … … … … . . (11)
b. Susunan Paralel
Gambar 2.3. pegas disusun paralel dengan konstanta elastisitas k1
dan k2
Prinsip susunan pegas beberapa pegas adalah sebagai berikut :
1) Gaya tarik pada pegas pengganti F sama dengan total gaya tarik tiap-
tiap pegas (F1 = F2).
2) Pertambahan panjang tiap pegas sama besar, dan pertambahan
panjang ini sama dengan pertambahan panjang pegas pengganti.
∆x = ∆x1 = ∆x2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Dengan menggunakan hukum Hooke dan kedua prinsip susunan
paralel beberapa pegas, dapat dicari hubungan antara tetapan gaya
pengganti (kp) dengan tetapan gaya tiap pegas (k1 dan k2) yaitu :
1) Untuk susunan paralel, kedua pegas mengalami pertambahan
panjang yang sama bila dikenai gaya F, maka :
𝐹 = 𝑘1∆𝑥 + 𝑘2∆𝑥 … … … … … … … … … … … … … (1)
𝐹 = (𝑘1 + 𝑘2)∆𝑥 … … … … … … … . … … … … … … (2)
𝐹
∆𝑥= (𝑘1 + 𝑘2) … … … … … … … … … … … … … … . (3)
2) Karena 𝐹 = 𝑘∆𝑥, maka konstanta pegas total untuk rangkaian seri
adalah :
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 … … … … … … … … … … … … … … … . . (4)
Bila ada n pegas, masing-masing memiliki konstanta
𝑘1, 𝑘2, 𝑘3 … … 𝑘𝑛 disusun paralel, maka konstanta total (𝑘𝑝) dari n
pegas yang disusun paralel adalah :
𝑘𝑝 = 𝑘1 + 𝑘2 + 𝑘3 + ⋯ +𝑘𝑛 … … … … … … … … … … … (5)
3. Fakta
Benda elastis : karet, pegas, kayu, dll
Benda plastis : plastisin, pasir, tanah liat, dll
Ketika gaya tarik yang diberikan pada bahan elastis tidak melampaui
batas elastisitasnya, pertambahan panjang pegas sebanding lurus
dengan gaya tariknya
4. Konsep
Pengertian elstisitas
Koefisien elastisitas pegas tunggal
Koefisien elastisitas pegas seri
Koefisien elastisitas pegas paralel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
5. Prinsip
Hukum Hooke
Susunan pegas (seri dan paralel)
6. Prosedur
Percobaan hukum Hooke
Percobaan susunan pegas
E. Pendekatan Pembelajaran
Pertemuan Model Pembelajaran Pendekatan
Pembelajaran
Metode
Pembelajaran
1
Student Teams-Achievement
Divisions (STAD)
Scientific
Approach
Eksperimen
terbimbing
2
Student Teams-Achievement
Divisions (STAD)
Scientific
Approach
Eksperimen
terbimbing
F. Media Pembelajaran
Pertemuan 1
Media : Program simulasi hukum hooke 1.0.7, LKPD
Alat dan bahan : Komputer / leptop dan proyektor
Pertemuan 2
Media : Program simulasi hukum hooke 1.0.7, LKPD
Alat dan bahan : Komputer / leptop dan proyektor
G. Sumber Belajar
Buku Fisika SMA
Utomo, Pristiadi. 2014. Fisika Bidang Keahlian Kesehatan untuk
SMK/MAK Kelas X. Jakarta : Erlangga
Buku yang relevan
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan pertama
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Pendidik Peserta Didik
Pen
dah
ulu
an
Mengucapkan salam
dan berdoa
Menanyakan kehadiran
peserta didik
Mengajak mengingat
kembali materi
elastisitas
Memberikan soal pre-
test
Menjawab salam
dan doa
Menyatakan
kehadiran
Mengingat kembali
materi elastisitas
Mengerjakan soal
pre-test
35
menit
Keg
iata
n I
nti
Fase 1:menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
50
menit
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
mempelajari hukum
Hooke
Memperhatikan
tujuan
pembelajaran
Fase 2 : menyajikan/menyampaikan informasi
Menjelaskan proses
pembelajaran simulasi
hukum Hooke
Memperhatikan
penjelasan pendidik
(mengamati)
Fase 3 : mengorganisasi dalam kelompok
Membagi peserta didik
menjadi beberapa
kelompok
Membagikan LKPD
kepada kelompok
Berkelompok
sesuai intruksi
pendidk
Menerima LKPD
yang diberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Membimbing peserta
didik dalam melakukan
simulasi hukum Hooke
secara kelompok
Melakukan
percobaan secara
berkelompok
(mencoba)
Berdiskusi dalam
kelompok untuk
menganalisis data
dan menyimpulkan
simulasi hukum
Hooke
Fase 5 : evaluasi
Meminta setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
analisi simulasi hukum
Hooke
Menilai hasil diskusi
tiap kelompok
Setiap kelompok
bergantian untuk
mempresentasikan
hasil analisis data
simulasi dan
kelompok lain
menanggapi
(komunikasi)
Fase 6 : memberikan penghargaan
Memberikan motivasi
kepada masing-masing
kelompok
Memperhatikan
motivasi dari
pendidik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Pen
utu
p
Bersama-sama dengan
peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Memberikan penugasan
Menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya
Menutup pembelajaran
dengan berdoa dan
diakiri dengan salam
Menyimpulkan
hasil pembelajaran
Mengerjakan
penugasan
Memperhatikan
materi yang akan
dipelajari
selanjutnya
Berdoa dan diakhiri
dengan salam
5
menit
Pertemuan kedua
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu Pendidik Peserta Didik
Pen
dah
ulu
an
Mengucapkan salam
dan berdoa
Menanyakan kehadiran
peserta didik
Mengajak mengingat
kembali materi hukum
Hooke
Menjawab salam
dan doa
Menyatakan
kehadiran
Mengingat kembali
materi hukum
Hooke
5
menit
Keg
iata
n I
nti
Fase 1:menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa
50
menit
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
mempelajari susunan
pegas
Memperhatikan
tujuan
pembelajaran
Fase 2 : menyajikan/menyampaikan informasi
Menjelaskan proses
pembelajaran
Memperhatikan
penjelasan pendidik
(mengamati)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
percobaan susunan
pegas
Fase 3 : mengorganisasi dalam kelompok
Membagi peserta didik
menjadi beberapa
kelompok
Membagikan LKPD
kepada kelompok
Berkelompok
sesuai intruksi
pendidk
Menerima LKPD
yang diberikan
Fase 4 : membimbing kelompok bekerja dan
belajar
Membimbing peserta
didik dalam melakukan
simulasi susunan pegas
secara kelompok
Melakukan simulasi
secara berkelompok
(mencoba)
Berdiskusi dalam
kelompok untuk
menganalisis data
dan menyimpulkan
simulasi susunan
pegas
Fase 5 : evaluasi
Meminta setiap
kelompok untuk
mempresentasikan hasil
analisi simulasi susunan
pegas
Menilai hasil diskusi
tiap kelompok
Setiap kelompok
bergantian untuk
mempresentasikan
hasil analisis data
simulasi dan
kelompok lain
menanggapi
(komunikasi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Fase 6 : memberikan penghargaan
Memberikan motivasi
kepada masing-masing
kelompok
Memperhatikan
motivasi dari
pendidik
Pen
utu
p
Bersama-sama dengan
peserta didik
menyimpulkan hasil
pembelajaran
Memberikan post-test
Memberikan penugasan
Menyampaikan materi
pertemuan selanjutnya
Menutup pembelajaran
dengan berdoa dan
diakiri dengan salam
Menyimpulkan
hasil pembelajaran
Mengerjakan post-
test
Mengerjakan
penugasan
Memperhatikan
materi yang akan
dipelajari
selanjutnya
Berdoa dan diakhiri
dengan salam
35
menit
I. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian
a. Penilaian kognitif
b. Penilaian afektif
c. Penilaian psikomotorik
d. Penilaian laporan kelompok
2. Instrumen Penilaian
a. Soal evaluasi (uraian dan LKPD)
b. Lembar penilaian afektif peserta didik
c. Lembar penilaian psikomotorik
d. Lembar penilaian laporan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Yogyakarta, Agustus 2017
Mengetahui
Guru Fisika SMAN 1 Sentolo Peneliti
Teguh Dwi Prihono S.Pd. Blasius Trisna Hermawan
NIP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Lembar kerja peserta didik (LKPD) kelas eksperimen terbimbing
136
4
Lembar Kerja Peserta Didik
Hukum Hooke
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan :
1. Menentukan konstanta elastisitas suatu bahan
2. Menentukan hubungan gaya yang bekerja pada benda dengan
pertambahan panjang benda
B. Alat dan Bahan :
1. Beban (5 buah)
2. pegas (1 buah)
3. Statif (1 buah)
4. Penggaris (1 buah)
C. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan
2. Pasanglah pegas pada statif
3. Atur ketinggian statif, sehingga pegas mudah untuk diamati
4. Ukurlah panjang awal suatu pegas sebelum diberikan gaya berupa berat.
5. Catat nilainya sebagai xo dalam tabel percobaan.
6. Berilah beban …. gram pada pegas
7. Ukur panjang pegas setelah diberi beban …….. gram
8. Catat dalam tabel percobaan.
9. Ulangi langkah 6-8 dengan mengubah massa beban sebanyak lima kali.
10. Buatlah grafik hubungan antara gaya berat dengan pertambahan panjang
pada kolom grafik !
Gambar 1. Alat percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
D. Tabel Data Hasil Pengamatan
xo = .......... m
Keterangan :
m = massa (kg)
F = gaya berat (N)
∆x = pertambahan panjang (m)
g = gravitasi bumi (10 m/s2)
k = konstanta pegas (N/m) xo = panjang awal pegas (m)
x1 = panjang pegas ketika doberi gaya (m)
Grafik h
Grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x)
No. m
(kg)
𝒙𝟏 (m)
∆𝒙
= 𝒙𝟏 − 𝒙𝟎
𝒌 =𝑭
∆𝒙
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
E. Pertanyaan
1. Apa yang terjadi ketika pegas diberikan beban ?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
2. Apa yang terjadi jika beban pada pegas dilepas ? mengapa bisa
demikian?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
3. Berapa nilai konstanta elastisitas pegas k dari hasil perhitungan ?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
4. Hitunglah gradien grafik hubungan antara gaya F terhadap pertambahan
panjang ∆x !
..................................................................................................................
..................................................................................................................
5. Bagaimana hubungan gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x) yang
dapat dilihat pada grafik percobaan ?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
6. Bandingkan nilai gradien grafik anda dengan nilai rata-rata
perhitungan! Jika sama atau tidak sama jelaskan!
..................................................................................................................
..................................................................................................................
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Konstanta elastisitas pegas yang didapat
Analasis perhitungan menunjukan konstanta pegas sebesar ...................
Analisis gradien grafik menunjukan konstanta pegas sebesar ................
2. Hubungan gaya berat dengan pertambahan panjang sebuah pegas
adalah.......................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lembar Kerja Peserta Didik
Susunan Pegas
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
A. Tujuan :
1. Menentukan konstanta pegas penganti dari rangkaian seri dan paralel
2. Mengetahui sifat-sifat yang dimiliki pegas yang dirangkaian seri dan
paralel
B. Alat dan Bahan :
1. Beban (5 variasi)
2. Pegas (2 buah)
3. Statip (1 buah)
4. Penggaris (1 buah)
C. Langkah Kerja
Rangkaian Seri
Gambar 2. Rangkaian pegas seri, dengan (1) beban, (2) pegas
dengan konstanta k1 dan k2 dan (3) statip
1. Siapkan alat dan bahan
2. Catat kedua konstanta pegas yang sudah diketahui k1 dan k2 pada
tabel percobaan 1.
3. Rangkai peralatan seperti pada gambar 2 dengan pegas disusun seri
tanpa beban.
4. Ukur panjang mula-mula pegas yang dipasang seri
5. Catat nilainya sebagai xo dalam tabel percobaan.
4
Gambar 1. Alat percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
6. Berilah beban ....... gram pada pegas tersebut.
7. Ukur panjang pegas setelah diberi beban .......... gram
8. Catat dalam tabel percobaan 1.
9. Ulangi langkah 6 -8 dengan mengubah massa beban sebanyak lima
kali.
10. Buat grafik hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
untuk susunan seri pada kolom grafik !
Rangkaian Paralel
Gambar 3. Rangkaian pegas paralel, dengan (1) pegas dengan
konstanta k, (2) statip dan (3) beban
1. Siapkan alat dan bahan
2. Catatlah kedua konstanta pegas yang sudah diketahui k1 dan k2
dalam tabel percobaan 2.
3. Rangkailah peralatan seperti pada gambar 3 dengan pegas disusun
paralel tanpa beban.
4. Ukur panjang mula-mula pegas yang dipasang paralel
5. Catat nilainya sebagai xo, masukan dalam tabel percobaan 2.
6. Berilah beban ....... gram pada sistem pegas tersebut.
7. Ukur panjang pegas setelah diberi beban .......... gram
8. Catat dalam tabel percobaan 2.
9. Ulangi langkah 6-8 dengan mengubah massa beban sebanyak lima
kali.
10. Buat grafik hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang
untuk susunan paralel pada kolom grafik !
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
D. Tabel Data Hasil Pengamatan
1. Tabel susunan pegas seri
k1 = .............. N/m
k2 = .............. N/m
xo = .............. m
Keterangan
m : massa (kg) xo : panjang awal pegas (m)
F : gaya berat (N) k1 konstanta pegas pertama (N/m)
∆x : pertambahan panjang (m) k2 konstanta pegas kedua (N/m)
g : gravitasi bumi (10 m/s2) ks konstanta pegas pengganti (N/m)
x1 : Panjang pegas setelah diberi gaya (m)
Grafik hubungan gaya (F) yang bekerja pada pegas dan pertambahan
panjang pegas (∆x) pada rangkaian seri
No. m
(kg)
x1
(m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
2. Tabel susunan pegas paralel
k1 = .............. N/m
k2 = .............. N/m
xo = .............. m
Keterangan
m : massa (kg) xo : panjang awal pegas (m)
F : gaya berat (N) k1 konstanta pegas pertama (N/m)
∆x : pertambahan panjang (m) k2 konstanta pegas kedua (N/m)
g : gravitasi bumi (10 m/s2) kp konstanta pegas pengganti (N/m)
x1 : Panjang pegas setelah diberi gaya (m)
Grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x) pada
rangkaian paralel
No. m
(kg)
x1
(m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
E. Pertanyaan
1. Berapa nilai rata-rata dari pada percobaan susunan pegas seri
tersebut?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
2. Bandingkan nilai , dengan : ...................................................
Jadi nilai = ............................................ Nilai koefisien elastisitas
pengganti (ks) rangkaian seri dalam percobaan ini adalah ......................
3. Berapa nilai rata-rata dari konstanta pengganti pada percobaan
susunan pegas paralel tersebut?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
4. Bandingkan nilai , dengan : .................................................
Jadi nilai = ............................................ Nilai koefisien elastisitas
pengganti (kp) rangkaian paralel dalam percobaan ini adalah
.................................................................................................................
5. Bandingkan nilai konstanta elastisitas pegganti susunan seri dengan
susunan paralel ! apa artinya ?
..................................................................................................................
..................................................................................................................
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Konstanta elastisitas pengganti rangkaian seri adalah ......................
2. Konstanta elastisitas pengganti rangkaian paralel adalah .................
3. Formulasi persamaan konstanta elastisitas rangkaian seri adalah :
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
4. Formulasi persamaan konstanta elastisitas rangkaian paralel
adalah:
............................................................................................................
............................................................................................................
............................................................................................................
5. Perbedaan susunan pegas seri dan paralel adalah
............................................................................................................
............................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Lembar kerja peserta didik (LKPD) kelas simulasi PhET
144
Lembar Kerja Peserta Didik
Hukum Hooke
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan :
1. Menentukan sifat elastis suatu bahan
2. Menentukan hubungan gaya yang bekerja pada pegas dengan pertambahan
panjang pegas tersebut
B. Alat dan Bahan :
Komputer
Aplikasi Phet hukum Hooke 1.0.7
C. Langkah Kerja :
1. Buka PhET Interactive Simulation
2. Pilih dan jalankan simulasi hukum Hooke 1.0.7
Gambar 2. Tampilan simulasi hukum hooke 1.0.7
3. Clik kolom posisi setimbang untuk memperlihatkan titik keseimbangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Gambar 3. Memperlihatkan titik keseimbangan
4. Atur konstanta pegas yang hendak digunakan dengan menggeser krusor pada
konstanta pegas 1. Catat sebagai ko pegas dan masukan dalam tabel 1.
Gambar 4. Mengatur konstanta pegas yang digunakan
5. Atur gaya yang dikenakan pada pegas dari 0 – 100 N, kemudian catat dalam tabel
percobaan 1.
Gambar 5. Mengatur gaya (F) yang bekerja pada pegas
6. Click perpindahhan dan nilai untuk memperlihatkan nilai dan arah perpindahan
pegas karena gaya berat.
Gambar 6. Melihat nilai dari perubahan panjang pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
7. Catat pertambahan panjang pegas (∆x) dalam tabel percobaan 1.
8. Ulangi langkah 5-7 dengan memberikan variasi gaya sebanyak 5 kali dari 0-100
N.
9. Buatlah grafik hubungan antara gaya berat (F) dengan pertambahan panjang (∆x).
D. Data Percobaan :
k = .................... N/m
No. F = mg (N) ∆x (m) 𝑭
∆𝒙 (N/m)
1.
2.
3.
4.
5.
Rata-Rata
Keterangan :
m = massa (kg) ∆x = pertambahan panjang (m)
F = gaya (N) g = gravirasi bumi (m/s2)
k = konstanta pegas (N/m) xo = panjang awal pegas (m)
x1 = panjang pegas ketika diberi gaya (m)
Grafik hubungan gaya (F) yang bekerja pada pegas dan pertambahan panjang
pegas (∆x)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
E. Pertanyaan :
1. Apa yang terjadi jika pegas diberikan beban ?
....................................................................................................................................
................................................................................................
2. Apa yang terjadi jika pegas yang telah diberi beban, kemudian beban diambil lagi
? mengapa bisa demikian ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
3. Bagaimana hubungan gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x) yang dapat
dilihat pada grafik percobaan ?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Hitunglah gradien grafik hubungan antara gaya F terhadap pertambahan panjang
∆x !
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
5. Bandingkan nilai gradien grafik anda dengan nilai rata-rata perhitungan! Jika
sama atau tidak sama jelaskan!
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
F. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Konstanta elastisitas pegas yang didapatkan adalah :
- Konstanta elastisitas pegas yang sudah ditentukan = .............. N/m
- Konstanta elastisitas pegas yang didapat dari grafik = .............. N/m
2. Nilai rata-rata perhitungan = ................ N/m
3. Persamaan konstanta elastisitas dapat ditulis k = ...................
4. Hubungan gaya berat (F) dengan pertambahan panjang pegas adalah
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
5. Bandingkan nilai ko, dengan nilai rata-rata perhitungan .................................
Hal ini berarti persamaan ko = .............. maka dapat dituliskan seperti persamaan
hukum Hooke F = ............
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lembar Kerja Peserta Didik
Susunan Pegas
Anggota Kelompok :
1.
2.
3.
4.
5.
A. Tujuan :
1. Menentukan konstanta pegas pengganti dari rangkaian seri dan paralel
2. Mengetahui sifat-sifat yang dimiliki pegas yang dirangkai seri dan paralel
B. Alat dan Bahan :
Komputer
Aplikasi Phet hukum Hooke 1.0.7
C. Langkah Percobaan :
Rangkaian Seri
1. Buka simulasi PhET Interactive Simulations.
2. Click dan jalankan Hukum Hooke 1.0.7
Gambar 1. Tampilan simulasi hukum hooke 1.0.7
3. Click pengaturan untuk simulasi ini dalam kategori sistem
Gambar 2. Tampilan simulasi sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
4. Click gambar yang menunjukan rangkaian seri dalam simulasi tersebut.
Gambar 3. Tampilan simulasi sistem pegas seri
5. Click kolom posisi setimbang untuk memperlihatkan titik keseimbangan
susunan pegas seri.
Gambar 4. Memperlihatkan titik keseimbangan
6. Atur masing-masing konstanta pegas yang hendak digunakan dengan menggeser
krusor pada konstanta pegas kiri dan kanan. Catat sebagai k1 sebagai konstanta
pegas kiri dan k2 sebagai konstanta pegas kanan masukan dalam tabel 1.
Gambar 4. Mengatur konstanta pegas yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
7. Atur gaya yang dikenakan pada pegas sebagai F dengan menggeser krusor dari
0 – 100 N, kemudian catat dalam tabel percobaan 1.
Gambar 5. Mengatur gaya (F) yang bekerja pada pegas
8. Click kolom gaya yang dikenakan dan gaya pegas untuk melihat gaya yang
dikenakan, dan gaya komponen pada pegas dalam susunan seri.
Gambar 6. Menampilkan gaya-gaya yang bekerja pada rangkaian
9. Click kolom perpindahan dan nilai sehingga praktikan dapat melihat besar
pertambahan panjang susunan pegas.
Gambar 6. Melihat nilai dari perubahan panjang pegas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
10. Catat pertambahan panjang pegas (∆x) dalam tabel percobaan 1.
11. Ulangi langkah 7-10 dengan memberikan variasi gaya sebanyak 5 kali dari 0-
100 N.
12. Buatlah grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x).
Rangkaian Paralel
1. Dengan aplikasi yang sama, click rangkaian paralel untuk percobaan 2 ini.
Gambar 1. Tampilan simulasi rangkaian paralel
2. Click posisi setimbang untuk memperlihatkan titik keseimbangan pegas susunan
paralel.
Gambar 4. Memperlihatkan titik keseimbangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
3. Atur masing-masing konstanta pegas yang hendak digunakan dala rangaian
paralel ini dengan menggeser krusor pada konstanta pegas kiri dan kanan. Catat
k1 ( pegas kiri) dan k2 (konstanta pegas kanan) masukan dalam tabel 2.
Gambar 4. Mengatur konstanta pegas yang digunakan
4. Atur gaya yang dikenakan pada pegas dengan menggeser krusor dari 0 – 100 N,
kemudian catat sebagai F dalam tabel percobaan 2.
Gambar 5. Mengatur gaya (F) yang bekerja pada pegas
5. Click kolom gaya yang dikenakan dan gaya pegas sehingga praktikan dapat
mengamati gaya yang dikenakan pada susunan paralel ini.
Gambar 6. Menampilkan gaya-gaya yang bekerja pada rangkaian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
6. Click kolom perpindahan dan nilai sehingga praktikan tahu nilai pertamban
panjang susunan pegas paralel ketika diberikan gaya.
Gambar 6. Melihat nilai dari perubahan panjang pegas
7. Catat pertambahan panjang pegas (∆x) dalam tabel percobaan 2.
8. Ulangi langkah 4-6 dengan memberikan variasi gaya sebanyak 5 kali dari 0-100
N.
9. Buatlah grafik hubungan antara gaya (F) dengan pertambahan panjang (∆x).
D. Data Percobaan :
1. Tabel rangaian seri
k 1 = ........... N/m k 2 = ........... N/m
Keterangan :
m = massa (kg) xo = panjang awal pegas (m)
F = gaya (N) k1 = konstanta pegas pertama (N/m)
∆x = pertambahan panjang (m) k2 = konstanta pegas kedua (N/m)
g = gravirasi bumi (m/s2) ks = konstanta pegas pengganti (N/m)
x1 = panjang pegas ketika diberi gaya (m)
No. F (N/m) ∆x
(m)
𝟏
𝒌𝟏
𝟏
𝒌𝟐
𝟏
𝒌𝟏+
𝟏
𝒌𝟐
𝒌𝒔 =𝑭
∆𝒙
(𝑵 𝒎⁄ )
𝟏
𝒌𝒔
(𝒎 𝑵⁄ )
1
2
3
4
5
Rata-Rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Grafik hubungan gaya (F) yang bekerja pada pegas dan pertambahan panjang
pegas (∆x)
2. Tabel rangaikan paralel
k 1 = ........... N/m k 2 = ........... N/m
No. F (N/m) ∆x (m) 𝒌𝟏 𝒌𝟐 𝒌𝟏 + 𝒌𝟐 𝒌𝒑 =
𝑭
∆𝒙
(𝑵 𝒎⁄ )
1
2
3
4
5
Rata-Rata
Keterangan :
m = massa (kg) xo = panjang awal pegas (m)
F = gaya (N) k1 = konstanta pegas pertama (N/m)
∆x = pertambahan panjang (m) k2 = konstanta pegas kedua (N/m)
g = gravirasi bumi (m/s2) Kp = konstanta pegas pengganti (N/m)
x1 = panjang pegas ketika diberi gaya (m)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Grafik hubungan gaya (F) yang bekerja pada pegas dan pertambahan panjang
pegas (∆x)
E. Pertanyaan :
1. Berapa nilai rata-rata dari 1
𝑘𝑠 pada percobaan susunan pegas seri tersebut?
....................................................................................................................................
2. Bandingkan nilai 1
𝑘1+
1
𝑘2 , dengan
1
𝑘𝑠 : .....................................................................
Jadi nilai 1
𝑘𝑠 = ............................................ Nilai koefisien elastisitas pengganti (ks)
rangkaian seri dalam percobaan ini adalah ................................................................
3. Berapa nilai rata-rata dari konstanta pengganti (𝑘𝑝) pada percobaan susunan pegas
paralel tersebut?
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Bandingkan nilai 𝑘1 + 𝑘2 , dengan 𝑘𝑝 : ..................................................................
Jadi nilai 𝑘𝑝= ............................................ Nilai koefisien elastisitas pengganti (kp)
rangkaian paralel dalam percobaan ini adalah .........................................................
5. Sebutkan perbedaan susunan pegas seri dan susunan pegas paralel !
..............................................................................................................................
..............................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
F. Kesimpulan :
Berdasarkan hasil analisi data dapat disimpulkan bahwa :
1. Konstanta elastisitas pengganti susunan seri ks = ..................... N/m
2. Konstanta elastisitas pengganti susunan paralel kp = ................. N/m
3. Formulasi persamaan konstanta elastisitas rangkaian seri adalah :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
4. Formulasi persamaan konstanta elastisitas rangkaian paralel adalah:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lam
pira
n 9
. Kisi-kisi so
al p
re-test dan p
ost-test
15
7
PE
NIL
AIA
N K
OG
NIT
IF
Mata P
elajaran
: Fisik
a
Kelas/S
emester
: XI/G
asal
Materi P
okok
: Elastisitas
Ind
ikato
r di R
PP
3.2
.1
Mem
bed
akan
ben
da elastis d
an p
lastis
3.2
.2
Men
jelaskan
sifat elastis dan
plastis su
atu b
ahan
3.2
.3
Mem
buat g
rafik p
ertamb
ahan
gaya (F
) den
gan
pertam
bah
an p
anjan
g (∆
x)
3.2
.4
Men
entu
kan
koefisen
elastisitas suatu
peg
as tun
ggal
3.2
.5
Men
entu
kan
koefisien
elastis suatu
peg
as yan
g d
isusu
n seri
3.2
.6
Men
entu
kan
koefisen
elastisitas suatu
peg
as yan
d d
isusu
n p
aralel
3.2
.7
Men
entu
kan
koefisien
elastisitas pen
ggan
ti susu
nan
peg
as seri dan
paralel
3.2
.8
Men
ggun
akan
pen
erapan
susu
nan
peg
as dalam
keh
idupan
sehari-h
ari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
8
No
Ind
ikato
r
Pem
bela
jara
n
Ind
ikato
r Bu
tir B
utir S
oal
Ku
nci
Jaw
ab
an
No
soal
Dim
ensi
Kogn
itif
1
3.2
.1
Mem
bed
akan
ben
da elastis
dan
plastis
Peserta d
idik
mam
pu
men
defin
isikan
ben
da
elastis dan
plastis
Apa y
ang d
imak
sud d
engan
ben
da elastis d
an
plastis?
Terlam
pir
1
C1
2
3.2
.3
Mem
buat
grafik
pertam
bah
an
gaya (F
)
den
gan
pertam
bah
an
pan
jang (∆
x)
Peserta d
idik
mam
pu
men
afsirkan
gafik
hubungan
antara
pertam
bah
an g
aya F
den
gan
pertam
bah
an
pan
jang p
egas ∆
x
Jika
dalam
prak
tikum
dip
eroleh
grafik
hubungan
gaya
(F)
dan
pertam
bah
an pan
jang
peg
as (x) seb
agai b
erikut :
Gra
fik hubungan g
aya
(F) d
an p
ertam
bahan
panaja
ng (∆
x) pada p
ega
s
mak
a :
a. Jelask
an m
aksu
d d
ari grafik
diatas, titik
op d
an titik
pq !
Terlam
pir
2a
C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
9
3.2
.4
Men
entu
kan
koefisen
elastisitas
suatu
peg
as
tunggal
Peserta d
idik
dap
at
men
entu
kan
koefisien
elastisitas peg
as
tunggal
b.
Ten
tukan
lah n
ilai koefisien
elastisitas
peg
as yan
g d
igunak
a ! T
erlampir
2b
C3
3
3.2
.5
Men
entu
kan
koefisien
elastis suatu
peg
as yan
g
disu
sun seri
Peserta d
idik
dap
at
men
entu
kan
pertam
bah
an p
anjan
g
susu
nan
peg
as seri
ketik
a dib
erikan
gaya
tertentu
Terd
apat
dua
buah
p
egas
iden
tik
den
gan
masin
g-m
asing konstan
ta peg
asnya
300 N
/m.
Dua p
egas in
i disu
sun secara seri. Jik
a peg
as
dib
eri beb
an b
ermassa 6
kg (g
= 1
0 m
/s2), b
erapa
pertam
bah
an p
anjan
g sy
stem terseb
ut ?
Terlam
pir
3
C3
4
3.2
.7
Men
entu
kan
koefisien
elastisitas
pen
ggan
ti
susu
nan
peg
as seri
dan
paralel
Peserta d
idik
mam
pu
men
entu
kan
koefisien
pen
ggan
ti peg
as pad
a
suatu
susu
nan
peg
as
gab
un
gan
seri dan
paralel
Terd
apat
tiga
bu
ah
peg
as id
entik
den
gan
konstan
ta gaya 3
00 N
/m d
isusu
n sep
erti pad
a
gab
ar diatas. Jia p
egas d
iberi b
eban
berm
asa 6
kg,
hitu
nglah
(a)
konstan
ta peg
as pen
ggan
ti
rangkak
ian
peg
as terseb
ut!
(b)
pertam
bah
an
pan
jang sy
stem terseb
ut!
Terlam
pir
4
C4
Gam
bar 2
. Susu
nan p
ega
s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Soal pre-test dan post-test
160
SOAL PRE-TEST
HUKUM HOOKE & SUSUNAN PEGAS
Nama :
No :
Kelas :
Asal Sekolah :
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Petunjuk Umum :
1. Tuliskan nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban.
2. Jumlah soal adalah 4 butir uraian.
3. Jawablah soal pada kolom atau baris yang sudah disediakan.
Soal :
1. Apa yang dimaksut dengan benda elastis dan benda plastis ?
2. Jika dalam praktikum diperoleh grafik hubungan gaya (F) dan pertambahan
panjang pegas (x) sebagai berikut :
Grafik hubungan gaya (F) dan pertambahan panajang (∆x) pada pegas
maka :
a. Jelaskan maksud dari grafik diatas, titik op dan titik p-q !
b. Tentukanlah nilai koefisien elastisitas pegas yang digunakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
3. Terdapat dua buah pegas identik dengan masing-masing konstanta pegasnya
300 N/m. Dua pegas ini disusun secara seri. Jika pegas diberi beban bermassa
6 kg (g = 10 m/s2). Berapa pertambahan panjang sistem tersebut ?
4. Terdapat tiga buah pegas identik dengan konstanta gaya 300 N/m
disusun seperti pada gabar disaping. Jia pegas diberi beban
bermasa 6 kg, hitunglah (a) konstanta pegas pengganti rangkakian
pegas tersebut dan (b) pertambahan panjang sistem tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
SOAL POST-TEST
HUKUM HOOKE & RANGKAIAN PEGAS
Nama :
No :
Kelas :
Asal Sekolah :
Mata Pelajaran : Fisika
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Petunjuk Umum :
1. Tuliskan nama, nomor absen dan kelas pada lembar jawaban.
2. Jumlah soal adalah 4 butir uraian.
3. Jawablah soal pada kolom atau baris yang sudah disediakan.
Soal :
1. Apa yang dimaksut dengan benda elastis dan benda plastis ?
2. Jika dalam praktikum diperoleh grafik hubungan gaya (F) dan pertambahan
panjang pegas (x) sebagai berikut :
Grafik hubungan gaya (F) dan pertambahan panajang (∆x) pada pegas
maka :
a. Jelaskan maksud dari grafik diatas, titik op dan titik p-q !
b. Tentukanlah nilai koefisien elastisitas pegas yang digunakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
3. Terdapat dua buah pegas identik dengan masing-masing konstanta pegasnya
300 N/m. Dua pegas ini disusun secara seri. Jika pegas diberi beban bermassa
6 kg (g = 10 m/s2). Berapa pertambahan panjang sistem tersebut ?
4. Terdapat tiga buah pegas identik dengan konstanta gaya 300 N/m
disusun seperti pada gabar disaping. Jia pegas diberi beban
bermasa 6 kg, hitunglah (a) konstanta pegas pengganti rangkakian
pegas tersebut dan (b) pertambahan panjang sistem tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lam
pira
n 1
1. K
unci ja
waban so
al-so
al p
re-test dan p
ost-test
16
4
KU
NC
I JA
WA
BA
N S
OA
L P
RE
-TE
ST
DA
N P
OS
T-T
ES
T
No
Soal
No
Bu
tir
Soal
Jaw
ab
an
S
kor
Sk
or
Mak
simal
1
1
Ben
da elastis ad
alah b
enda y
ang m
emilik
i sifat elastisitas yaitu
kem
ampuan
suatu
ben
da u
ntu
k k
embali k
e ben
tuk aw
alnya seg
era setelah g
aya lu
ar yan
g
dib
erikan
kep
ada b
end
a itu d
ihilan
gkan
.
Ben
da p
lastis adalah
ben
da y
ang tid
ak m
emilik
i sifat elastisitas
4
4
2
2a
Gra
fik hubungan g
aya
(F) d
an p
ertam
bahan p
an
aja
ng (∆
x) pada p
egas
- D
ari titik o
sampai p
meru
pak
an d
aerah p
egas b
ersifat elastik, d
i man
a
pertam
bah
an p
anjan
g seb
andin
g d
engan
pertam
bah
an p
anjan
g. H
al ini
dap
at dilih
at dari k
elinieran
garis d
ari titik o
samp
ai p.
- D
ari titik p
sampai q
meru
pak
an d
aerah p
lastis, di m
ana sifat elastisitas
sudah
tidak
pen
garu
h lag
i, den
gan
titik p
meru
pak
an b
atas elastisitas dan
titik q
meru
pak
an titik
patah
.
4
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
5
2b
Koefisien
elastisitas peg
as dap
at kita cari lew
at :
- P
ersamaan
grafik
luru
s
Dalam
persam
aan g
rafik lu
rus ten
tun
ya n
ilai k m
erupak
an g
radien
suatu
grafik
.
Dari g
rafik d
iatas dap
at diten
tukan
nilai k
onstan
ta peg
as yan
g d
igunak
an d
engan
men
cari nilai g
radien
m d
ari grafik
tersebut.
𝑚=
𝑦1
−𝑦
2
𝑥1
−𝑥
2
Den
gan
m
enggun
akan
2
titik
yan
g
sesuai
den
gan
grafik
diatas,
kita
dap
at
men
entu
kan
grad
ienn
ya. K
ita pak
ai titik p
ertama (2
,4) d
an titik
ked
ua (4
,8),
mak
a :
𝑚=
𝑦2
−𝑦
1
𝑥2
−𝑥
1
𝑚=
8−
4
4−
2
𝑚=
42
𝑚=
2
Jadi k
onstan
ta peg
as yan
g d
igunak
an ad
alah 2
N/cm
= 2
x 1
02 N
/m
- P
erhitu
ngan
Kita tah
u p
ersamaan
huk
um
Hooke seb
agai b
erikut :
𝐹=
−𝑘
∆𝑥
Nilai n
egatif h
anya m
enu
nju
kan
arah g
aya y
ang b
ekerja p
ada su
atu p
egas, m
aka
tanda terseb
ut d
apat d
iabaik
an.
𝐹=
𝑘∆
𝑥
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6
Dari p
ersamaan
berik
ut k
ita dap
at mrn
ghitu
ng n
ilai koefisien
elastisitas peg
as
den
gan
mem
baca g
rafik d
an m
emasu
kan
datan
ya d
alam p
ersamaan
ini :
𝑘=
𝐹∆
𝑥⁄
Pad
a titik (2
,4) k
ita ketah
ui b
ahw
a nilai p
ertambah
an p
anjan
g su
atu p
egas ad
alah
x y
aitu 2
cm. S
edan
gkan
y=
4 m
erupak
an g
aya y
ang b
ekerja p
ada p
egas, m
aka :
𝑘=
4 𝑁
2×
10
−2 𝑚
𝑘=
2×
10
2 𝑁/𝑚
Jadi k
oefisien
elastisitasnya ad
alah 2
x 1
02 N
/m
3
Seb
auh p
egas id
entik
den
gan
konstan
ta 300 N
/m d
isusu
n secara seri, h
al ini
mem
iliki arti b
ahw
a perlu
dicari k
onstan
ta pen
ggan
ti susu
nan
seri tersebut (k
s):
1𝑘𝑠
=1𝑘
1+
1𝑘2
1𝑘𝑠
=1
30
0+
1
30
0=
1
15
0𝑚
/𝑁
𝑘𝑠
=1
50
𝑁/𝑚
apab
ila peg
as dib
erikan
beb
an b
ermassa 6
kg h
al ini m
emilik
i arti bah
wa :
𝐹=
𝑚𝑥
𝑔
𝐹=
6 𝑘
𝑔 𝑥
10
𝑚𝑠
2⁄
=6
0𝑁
Mak
a nilai p
ertamb
ahan
pan
jang sistem
peg
as tersebut ad
alah :
𝐹=
𝑘×
∆𝑥
∆𝑥
=𝐹𝑘
=6
0 𝑁
15
0 𝑁
𝑚⁄
=0
,4𝑚
Jadi p
ertambah
an p
anjan
g sistem
peg
as tersebut ad
alah 4
meter
10
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
7
4
a
Dalam
rangk
aian p
egas d
iatas terlihat jelas m
erup
akan
rangkaian
gab
un
gan
dari
paralel d
an seri. R
angkaian
tersebut d
apat d
ianalisis seb
agai b
erikut :
- ran
gkaian
paralel (𝑘
1 ,𝑘2 )
𝑘𝑝
=𝑘
1+
𝑘2
𝑘𝑝
=3
00
𝑁𝑚
⁄+
30
0𝑁
𝑚⁄
𝑘𝑝
=6
00
𝑁𝑚
⁄
- ran
gkaian
seri (𝑘𝑝 ,𝑘
3 )
1𝑘𝑠
=1𝑘𝑝
+1𝑘
3
1𝑘𝑠
=1
60
0𝑁
𝑚⁄
+1
30
0𝑁
𝑚⁄
1𝑘𝑠
=3
60
0𝑁
𝑚⁄
𝑘𝑠
=2
00
𝑁𝑚
⁄
12
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
8
Nilai
𝑘𝑠
meru
pak
an
nilai
gab
un
gan
dari
rangkaian
keselu
ruhan
. Jad
i nilai
konstan
ta pen
ggan
ti dari sistem
rangk
aian p
egas itu
adalah
200 N
/m
b
Ap
abila p
egas dib
erikan b
eban
berm
assa 6 kg h
al ini m
emiliki arti b
ahw
a :
𝐹=
𝑚𝑥
𝑔
𝐹=
6 𝑘
𝑔 𝑥
10
𝑚𝑠
2⁄
=6
0𝑁
Maka n
ilai pertam
bah
an p
anjan
g sistem p
egas tersebu
t adalah
:
𝐹=
𝑘×
∆𝑥
∆𝑥
=𝐹𝑘
=6
0 𝑁
20
0 𝑁
𝑚⁄
=0
,3𝑚
Jadi p
ertamb
ahan
pan
jang sistem
pegas te
rsebu
t adalah
0,3
meter
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Kisi-kisi angket motivasi belajar peserta didik
169
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN
METODE EKSPERIMNEN TERBIMBING
Nama :
No :
Kelas :
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
No Indikator Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1
Menunjukan sikap dan
perasaan senang ataupun
tidak senang dalam
pembelajaran dalam
kelas
Saya merasa senang dengan
pembelajaran fisika
menggunakan metode
eksperimen terbimbing.
2
Menunjukan ketekunan
dalam mengerjakan soal-
soal fisika
Saya selalu mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) karena
keinginan saya sendiri.
3
Menunjukan kesiapan
dalam setiap
pembelajaran fisika
Saya membaca materi fisika
sebelum pembelajaran di
kelas.
4
Menunjukan sikap
pantang menyerah dalam
menghadapi
permasalahan dalam
belajar
Saya selalu mencari informasi
sendiri, jika kesulitan dalam
belajar fisika di kelas.
5
Menunjukan gairah
dalam pembelajaran
fisika
Saya merasa puas ketika saya
mampu mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh guru
fisika
6
Menunjukan minat
dalam pembelajaran
fisika dengan metode
eksperimen terbimbing
Metode eksperimen
terbimbing, memudahkan saya
memahami materi fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
7
Menunjukan usaha yang
dilakukan untuk
mencapai tujuan
Saya rajin belajar fisika untuk
mempersiapkan masa depan
yang saya cita-citakan
8
Menunjukan suatu
kebutuhan siswa dalam
belajar
Saya belajar fisika untuk
mempermudah kehidupan
sehari-hari saya
9
Menunjukan
ketertarikan dalam
proses belajar
menggunakan metode
eksperimen terbimbing
Saya lebih senang belajar
fisika dengan metode
eksperimen terbimbing
daripada metode konvensional
10
Menunjukan rasa
nyaman dalam
pembelajaran fisika
dengan metode
eksperimen terbimbing
Pembelajaran fisika dengan
metode eksperimen terbimbing
membuat saya tidak bosan dan
mengantuk
11
Menunjukan perilaku
positif dalam
pembelajaran fisika
dengan metode
eksperimen terbimbing
Saya sering bertanya berbagai
hal kepada guru yang
berkaitan tentang materi
pembelajaran
12
Menunjukan keunggulan
pembelajaran dengan
metode eksperimen
terbimbing
Metode pembelajaran dengan
eksperimen terbimbing
mempermudahkan saya
memahami konsep fisika
13
Menunjukan kegunaan
mengikuti pembelajaran
fisika dengan metode
eksperimen terbimbing
Pembelajaran fisika seperti ini
membuat saya terampil dalam
mengungkapkan pendapat
saya
14
Menunjukan
ketertarikan belajar
fisika dengan metode
simulasi PhET
Saya mengumpulkan beberapa
buku panduan praktikum
untuk mempermudah saya
dalam memahami ilmu fisika
15
Menunjukan sikap sosial
dalam belajar fisika
dengan metode
eksperimen terbimbing
Dengan metode eksperimen
terbimbing saya dapat bertukar
pendapat dengan teman-teman
kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN
METODE SIMULASI PhET
Nama :
No :
Kelas :
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban anda.
Keterangan :
STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju
TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju
No Indikator Pernyataan Jawaban
STS TS S SS
1
Menunjukan sikap dan
perasaan senang ataupun
tidak senang dalam
pembelajaran dalam kelas
Saya merasa senang dengan
pembelajaran fisika
menggunakan metode
simulasi PhET.
2
Menunjukan ketekunan
dalam mengerjakan soal-
soal fisika
Saya selalu mengerjakan
pekerjaan rumah (PR) karena
keinginan saya sendiri.
3
Menunjukan kesiapan
dalam setiap pembelajaran
fisika
Saya membaca materi fisika
sebelum pembelajaran di
kelas.
4
Menunjukan sikap pantang
menyerah dalam
menghadapi permasalahan
dalam belajar
Saya selalu mencari
informasi sendiri, jika
kesulitan dalam belajar fisika
di kelas.
5 Menunjukan gairah dalam
pembelajaran fisika
Saya merasa puas ketika saya
mampu mengerjakan soal-
soal yang diberikan oleh guru
fisika
6
Menunjukan minat dalam
pembelajaran fisika dengan
metode simulasi PhET
Metode simulasi PhET dalam
pembelajaran fisika,
memudahkan saya untuk
memahami konsep fisika
7
Menunjukan usaha yang
dilakukan untuk mencapai
tujuan
Saya rajin belajar fisika untuk
mempersiapkan masa depan
yang saya cita-citakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
8
Menunjukan suatu
kebutuhan siswa dalam
belajar
Saya belajar fisika untuk
mempermudah kehidupan
sehari-hari saya
9
Menunjukan ketertarikan
dalam proses belajar
menggunakan metode
simulasi PhET
Saya lebih senang belajar
fisika dengan metode
simulasi PhET daripada
metode konvensional
10
Menunjukan rasa nyaman
dalam pembelajaran fisika
dengan metode simulasi
PhET
Pembelajaran fisika dalam
kelas dengan metode simulasi
PhET membuat saya tidak
bosan dan mengantuk
11
Menunjukan perilaku
positif dalam pembelajaran
fisika dengan metode
simulasi PhET
Saya sering bertanya berbagai
hal kepada guru yang
berkaitan tentang materi
pembelajaran
12
Menunjukan keunggulan
pembelajaran dengan
metode simulasi PhET
Metode pembelajaran seperti
ini mempermudahkan saya
belajar sendiri diluar kelas
13
Menunjukan kegunaan
mengikuti pembelajaran
fisika dengan metode
simulasi PhET
Pembelajaran fisika seperti
ini membuat saya berani
untuk mengungkapkan
pendapat saya
14
Menunjukan ketertarikan
belajar fisika dengan
metode simulasi PhET
Saya sekarang memiliki
beberapa simulasi fisika
dalam bentuk simulasi PhET
untuk mempermudah saya
dalam belajar fisika
15
Menunjukan sikap sosial
dalam belajar fisika dengan
metode simulasi PhET
Dengan metode simulasi
PhET saya dapat bertukar
pendapat dengan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 13. Angket motivasi belajar peserta didik
173
ANGKET MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN
FISIKA DENGAN
METODE EKSPERIMEN TERBIMBING
Nama :
No :
Kelas :
Sekolah :
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban ANDA.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya merasa senang dengan pembelajaran fisika
menggunakan metode eksperimen terbimbing.
2 Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
karena keinginan saya sendiri.
3 Saya membaca materi fisika sebelum pembelajaran
di kelas.
4 Saya selalu mencari informasi sendiri, jika kesulitan
dalam belajar fisika di kelas.
5 Saya merasa puas ketika saya mampu mengerjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru fisika
6 Metode eksperimen terbimbing, memudahkan saya
memahami materi fisika
7 Saya rajin belajar fisika untuk mempersiapkan masa
depan yang saya cita-citakan
8 Saya belajar fisika untuk mempermudah kehidupan
sehari-hari saya
9
Saya lebih senang belajar fisika dengan metode
eksperimen terbimbing daripada metode
konvensional
10
Pembelajaran fisika dengan metode eksperimen
terbimbing membuat saya tidak bosan dan
mengantuk
11 Saya sering bertanya berbagai hal kepada guru yang
berkaitan tentang materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
12 Metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing
mempermudahkan saya memahami konsep fisika
13 Pembelajaran fisika seperti ini membuat saya
terampil dalam mengungkapkan pendapat saya
14
Saya sekarang mengumpulkan beberapa buku
panduan praktikum untuk mempermudah saya dalam
memahami ilmu fisika
15 Dengan metode eksperimen terbimbing saya dapat
bertukar pendapat dengan teman-teman kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
ANGKET MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA PEMBELAJARAN
FISIKA DENGAN
METODE SIMULASI PhET
Nama :
No :
Kelas :
Sekolah :
Berikan tanda (√) pada kolom yang sesuai dengan jawaban ANDA.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju
S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya merasa senang dengan pembelajaran fisika
menggunakan metode simulasi PhET.
2 Saya selalu mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
karena keinginan saya sendiri.
3 Saya membaca materi fisika sebelum pembelajaran
di kelas.
4 Saya selalu mencari informasi sendiri, jika kesulitan
dalam belajar fisika di kelas.
5 Saya merasa puas ketika saya mampu mengerjakan
soal-soal yang diberikan oleh guru fisika
6 Metode simulasi PhET dalam pembelajaran fisika,
memudahkan saya untuk memahami konsep fisika
7 Saya rajin belajar fisika untuk mempersiapkan masa
depan yang saya cita-citakan
8 Saya belajar fisika untuk mempermudah kehidupan
sehari-hari saya
9 Saya lebih senang belajar fisika dengan metode
simulasi PhET daripada metode konvensional
10
Pembelajaran fisika dalam kelas dengan metode
simulasi PhET membuat saya tidak bosan dan
mengantuk
11 Saya sering bertanya berbagai hal kepada guru yang
berkaitan tentang materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
12 Metode pembelajaran seperti ini mempermudahkan
saya belajar sendiri diluar kelas
13 Pembelajaran fisika seperti ini membuat saya berani
untuk mengungkapkan pendapat saya
14
Saya sekarang memiliki beberapa simulasi fisika
dalam bentuk simulasi PhET untuk mempermudah
saya dalam belajar fisika
15 Dengan metode eksperimen terbimbing saya dapat
bertukar pendapat dengan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14. Nilai pre-test dan post-test kelas eksperimen dan simulasi
177
Nilai pre-test – post-test kelas eksperimen terbimbing dan simulasi PhET
No
Siswa Kelas
Eksperimen
Terbimbing
Eksperimen
Terbimbing
Siswa
Kelas
Simulasi
PhET
Simulasi PhET
Pre-
test
Post-
test
Pre-
test
Post-
test
1 A1 37,5 90 B1 7,5 70
2 A2 37,5 60 B2 42,5 70
3 A3 32,5 63,75 B3 - 65
4 A4 37,5 92,5 B4 35 60
5 A5 32,5 96,25 B5 42,5 70
6 A6 31,25 65 B6 42,5 70
7 A7 30 62,5 B7 35 60
8 A8 45 65 B8 40 65
9 A9 25 65 B9 42,5 70
10 A10 35 70 B10 40 65
11 A11 30 50 B11 35 60
12 A12 32,5 77,5 B12 43,75 75
13 A13 42,5 52,5 B13 - 35
14 A14 32,5 57,5 B14 27,5 -
15 A15 37,5 77,5 B15 40 65
16 A16 32,5 60 B16 40 65
17 A17 25 90 B17 31,25 56,25
18 A18 25 55 B18 35 60
19 A19 27,5 95 B19 32,5 -
20 A20 33,75 76,25 B20 10 45
21 A21 38,75 92,5 B21 5 45
22 A22 27,5 60 B22 37,5 85
23 A23 28,75 100 B23 40 65
24 A24 38,75 72,5 B24 26,25 51,25
25 A25 25 67,5 B25 2,5 35
26 A26 27,5 57,5 B26 40 65
27 A27 35 85 B27 30 55
28 A28 26,25 65 B28 30 55
29 A29 37,5 56,25 B29 40 65
30 A30 32,25 97,5 B30 6,25 40
31 A31 25 95 B31 40 65
B32 40 65
B33 35 -
Rata-
rata
32,41 73,22
32,09 60,58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 15. Identifikasi hasil post-test kelas eksperimen dan simulasi PhET
178
Identifikasi hasil post-test kelas eksperimen terbimbing
No
Siswa kelas
eksperimen
terbimbing
No soal & Indikator penilaian
Rata-rata 1 (C1) 2a (C2) 2b (C3) 3 (C3) 4 (C4)
1 A1 4 4 2 10 16 90
2 A2 2 3 3 3 13 60
3 A3 2.5 2 5 10 6 63.75
4 A4 4 4 5 9 15 92.5
5 A5 3.5 3 6 10 16 96.25
6 A6 3 2 5 9 7 65
7 A7 3 4 6 4 8 62.5
8 A8 4 2 2 9 9 65
9 A9 4 4 6 7 5 65
10 A10 4 3 3 4 14 70
11 A11 2 4 6 4 4 50
12 A12 4 2 6 6 13 77.5
13 A13 4 3 1 10 3 52.5
14 A14 3 2 2 10 6 57.5
15 A15 4 4 3 4 16 77.5
16 A16 4 3 2 1 14 60
17 A17 4 4 2 10 16 90
18 A18 3 3 6 4 6 55
19 A19 4 4 4 10 16 95
20 A20 4 2.5 5 10 9 76.25
21 A21 4 4 6 10 13 92.5
22 A22 4 4 4 8 4 60
23 A23 4 4 6 10 16 100
24 A24 3 4 5 3 14 72.5
25 A25 4 6 3 10 4 67.5
26 A26 2 4 6 4 7 57.5
27 A27 4 3 2 9 16 85
28 A28 4 3 6 9 4 65
29 A29 2 1.5 6 9 4 56.25
30 A30 4 4 5 10 16 97.5
31 A31 4 4 5 10 15 95
Rata-rata 3.52 3.35 4.32 7.61 10.48 73.22
Presentase 87.90% 83.87 % 85.25% 65.52 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Identifikasi hasil pos-test kelas simulasi PhET
No
Siswa kelas
eksperimen
terbimbing
No soal & Indikator penilaian
Rata-rata 1 (C1) 2a (C2) 2b (C3) 3 (C3) 4 (C4)
1 B1 4 2 5 4 13 70
2 B2 3 4 1 10 10 70
3 B3 4 2 3 10 7 65
4 B4 3 4 3 4 10 60
5 B5 4 4 6 10 4 70
6 B6 3 2 5 10 8 70
7 B7 2 4 6 10 2 60
8 B8 3 4 6 3 10 65
9 B9 3 2 5 10 8 70
10 B10 4 4 5 1 12 65
11 B11 3 4 6 3 8 60
12 B12 4 4 6 5 11 75
13 B13 2 2 4 3 3 35
14 B14 - - - - - -
15 B15 3 2 5 10 6 65
16 B16 4 3 3 10 6 65
17 B17 2.5 4 3 10 3 56.25
18 B18 3 4 10 7 60
19 B19 - - - - - -
20 B20 2 2 6 4 4 45
21 B21 3 2 3 10 0 45
22 B22 4 2 5 10 13 85
23 B23 4 2 3 3 14 65
24 B24 3.5 2 3 10 2 51.25
25 B25 2 1 5 3 3 35
26 B26 3 2 2 7 12 65
27 B27 3 2 3 3 11 55
28 B28 2 4 3 10 3 55
29 B29 2 2 6 5 11 65
30 B30 3 4 5 4 0 40
31 B31 3 4 6 10 3 65
32 B32 4 4 5 10 3 65
33 B33 - - - - - -
Rata-rata 3.1 2.93 4.23 7.07 6.9 60.58
Presentase 77.5% 73.33% 80.71% 43.12% -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 16. Hasil angket motivasi peserta didik kelas eksperimen dan simulasi
180
Niai Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Kelas Eksperimen Terbimbing
Kode
Siswa
Skor/Item Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 36
A2 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 42
A3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 45
A4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 45
A5 3 4 3 2 4 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 41
A6 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 41
A7 3 2 3 2 3 4 3 4 4 3 2 3 3 2 3 44
A8 3 2 2 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2 4 42
A9 2 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 35
A10 3 3 2 2 2 2 3 2 1 4 2 2 2 3 4 37
A11 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 37
A12 2 3 3 1 4 2 2 3 1 2 3 2 3 3 4 38
A13 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 34
A14 2 3 2 3 3 2 3 2 1 2 2 2 2 3 2 34
A15 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 4 36
A16 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 34
A17 3 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 41
A18 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 38
A19 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 1 3 35
A20 4 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 41
A21 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 41
A22 3 2 4 4 4 2 2 2 2 4 3 3 3 2 4 44
A23 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 51
A24 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 2 2 3 2 4 41
A25 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 39
A26 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 2 42
A27 2 3 3 2 2 3 4 2 2 3 2 3 4 2 4 41
A28 4 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 2 37
A29 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 38
A30 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 44
A31 4 4 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Niai Angket Motivasi Belajar Peserta Didik
Kelas Simulasi PhET
Kode
Siswa
Skor/Item Jumlah
Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
A1 3 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 1 3 31
A2 3 3 2 2 4 3 0 3 2 3 4 3 3 2 3 40
A3 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 1 3 31
A4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 44
A5 2 3 3 2 4 2 3 4 2 2 4 2 3 2 4 42
A6 3 3 2 3 2 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 38
A7 3 3 2 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 41
A8 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A9 2 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 40
A10 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 49
A11 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 2 2 3 34
A12 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 45
A13 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A14
A15 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A16 4 3 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 52
A17 3 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 1 3 31
A18 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 1 1 28
A19
A20 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 43
A21 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A22 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 48
A23 3 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 45
A24 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 43
A25 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 38
A26 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 1 2 34
A27 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
A28 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 37
A29 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 40
A30 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 42
A31 2 3 2 3 4 3 3 3 1 2 4 4 3 2 4 43
A32 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46
A33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 23. Dokumentasi penelitian
227
Dokumentasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related