plagiat merupakan tindakan tidak terpuji - core.ac.uk filepenelitian tersebut diketahui bahwa kaum...
Post on 05-Aug-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN
KAUM MUDA STASI GEMBALA YANG BAIK
PAROKI SANTO YUSUF BATANG
DALAM HIDUP MENGGEREJA MELALUI KATEKESE KAUM MUDA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
Disusun oleh :
Aprilia Valentina Heppi Harsari
NIM : 081124024
PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN
KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua orang tuaku
Yang selalu membimbing dan mempercayaiku selama ini
Yang tak pernah berhenti mencintaiku
Yang selalu mendukung dalam setiap keputusan yang aku ambil
Mereka menjadi alasanku tetap bertahan dan berjuang
Untuk menggapai cita-citaku
Skripsi ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku yang sangat aku cintai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dan aku sungguh percaya bahwa....
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktu-Nya”
(Pengkh 3:11)
Tiada sesuatu apapun yang diinginkan Tuhan
Selain kebahagiaan kita
Dapatkah kita menemukan seseorang yang mencintai kita
Daripada Tuhan?
(St. Alfonsus Maria de Liguori)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Aprilia Valentina Heppi Harsari
NIM : 081124024
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, penulis memberikan wewenang bagi
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah penulis yang berjudul
UPAYA MENINGKATKAN KETERLIBATAN KAUM MUDA STASI
GEMBALA YANG BAIK, PAROKI SANTO YUSUF BATANG DALAM
HIDUP MENGGEREJA MELALUI KATEKESE KAUM MUDA beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian penulis memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin maupun
memberikan royalti kepada penulis, selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “UPAYA MENINGKAT KETERLIBATAN
KAUM MUDA STASI GEMBALA YANG BAIK, PAROKI SANTO YUSUF
BATANG DALAM HIDUP MENGGEREJA MELALUI KATEKESE
KAUM MUDA”. Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis
akan keadaan kaum muda di stasi Gembala Yang Baik, di mana kaum muda di
stasi tersebut belum semuanya terlibat dalam hidup menggereja. Kesibukan
pribadi menghambat mereka untuk terlibat dalam hidup menggereja dan belum
adanya kegiatan di gereja yang dapat memotivasi mereka untuk terlibat.
Melihat persolan tersebut, penulis mencoba melakukan penelitian untuk
memperoleh data-data yang diharapkan. Penulis melakukan observasi dan
menyebarkan kuesioner kepada 30 responden yaitu kaum muda. Dari penelitian
yang telah dilakukan tersebut, penulis membahasnya dan menyimpulkannya. Dari
penelitian tersebut diketahui bahwa kaum muda di stasi Gembala Yang Baik
mempunyai keinginan untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja, tetapi pada
kenyataannya belum ada kegiatan yang dapat memotivasi mereka untuk aktif
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja. Kaum muda sebenarnya
juga menginginkan adanya suatu kegiatan yang dapat membimbing dan
membantu kaum muda untuk dapat semakin menghayati imannya dalam
kehidupan sehari-hari. Kegitan tersebut juga diharapkan sesuai dengan semangat
dan jiwa muda saat ini, yang menarik dan dapat menginspirasi mereka untuk
dapat menghayati iman mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk menindaklanjuti hasil penelitian di stasi Gembala Yang Baik
tersebut, penulis mengusulkan program katekese kaum muda sebagai salah satu
upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Melalui
program yang ditawarkan ini, kaum muda diharapkan dapat semakin menyadari
bahwa keterlibatan dalam hidup menggereja itu penting sebagai bentuk
penghayatan iman mereka akan Yesus Kristus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACK
The title of my thesis is "THE EFFORTS TO INCREASE THE
YOUTH’S INVOLVEMENT FOR THE COMMUNITY OF GOOD SHEPHERD
IN THE PARISH OF SAINT JOSEPH. REVITALIZING OF THE CHURCH
THROUGHOUT THE YOUTH’S CATECHESIS". The background of this thesis
is motivated by the concerns of the authors seeing the situation of young people in
the community of Good Shepherd, where they are not involve in the life of the
church. The personal business and the personal reasons hold up their involvement
in the church activities and also there’s no good program which can motivate
them to get involved.
In response to the aforementioned problem, the author attempted to
conduct a servey in order to collect the necessary informations. She did an
observation and distributed a questions. She did an observation and distributed a
questionnaire to 30 respondents consisting mainly of young people. Then the
author discussed the results of the survey and brew conclusions. It turned out from
the survey that the young people at the Gembala Yang Baik parish station whised
to be actively involved in the life of christian community; yet so far there had
been no activities that would motivate them to be so. They in fact wanted
activities that would guide and assist them to live up their faith in daily life. It is
hoped that those activities be well adapted to the mentality of the youth nowadays,
and become an inspiration to put their faith into daily practices.
To follow up the research of the community of the Good Shepherd, I
prefer to propose a catechesis’s program for the youth as an effort to increase their
involvement in the life of the church. Through the programs offered, hopefully
their involvement and their awareness to participate the church’s life become
increase and they can arrive to think that it is very important as a realization of the
faith in Jesus Christ.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan puji syukur dan terima
kasih atas penyertaanNya melalui cinta, kasih dan kesetiaanNya membimbing dan
menyertai penulis, sehingga penulisan dan penyusunan skripsi ini dapat berjalan
dengan baik dan lancar. Meskipun dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis
banyak mendapatkan tantangan dan hambatan, namun berkat kekuatan yang
diberikanNya, penulis dapat melaluinya dengan sikap yang sabar dan tenang.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sanata Dharma. Skripsi ini berjudul: UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA STASI GEMBALA YANG BAIK,
PAROKI SANTO YUSUF BATANG DALAM HIDUP MENGGEREJA
MELALUI KATEKESE KAUM MUDA.
Selama proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis merasakan
rahmat kasih dan kebaikan Allah melalui dukungan dan perhatian dari beberapa
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Romo Drs. FX. Heryatno W.W, S.J, M.Ed, selaku kaprodi dan dosen
pembimbing utama, yang dengan kesediaan, kerelaan, dan kesabarannya
membimbing penulis dan mengarahkan penulis dalam menyusun tugas akhir
dan proses pembelajaran selama ini di Program Studi Ilmu Pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
Kekhususan Pendidikan Agama Katolik-Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan-Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen pembimbing akademik
penulis, yang telah membantu, mengarahkan dan membimbing selama studi
di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.
3. Bapak Drs. L. Bambang Hendarto Y, M. Hum., selaku dosen penguji ketiga
yang telah merelakan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing dan
mengoreksi tulisan ini.
4. Segenap Romo, Bapak dan ibu dosen serta karyawan-karyawan IPPAK , yang
telah memberikan dukungan, perhatiaan, pengetahuan, ketrampilan,
pengalaman dan penyediaan fasilitas pendukung demi memperlancar studi
penulis.
5. Kaum muda di Stasi Gembala Yang baik yang bersedia merelakan waktu dan
keterbukaan hati untuk mengisi kuesioner yang penulis berikan demi
memperlancar penulisan skripsi ini.
6. Bapak Idris, selaku Pendamping kaum muda di Stasi Gembala Yang Baik
yang dengan kerelaannya memberikan informasi mengenai hal-hal yang
penulis perlukan dalam proses penulisan skripsi ini.
7. Orang tua, adik, kakak dan saudara yang tidak pernah berhenti berdoa dan
memberi semangat dalam proses studi dan penyusunan tugas akhir di
Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
8. Teman-teman mahasiswa Prodi IPPAK angkatan 2008, yang selama ini
bersama-sama berjuang menjalani studi di Prodi IPPAK Universitas Sanata
Dharma.
9. Serta segenap pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, di
mana mereka telah berperan dalam proses studi, khususnya dalam
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan
dengan lancar dan baik tanpa adanya dukungan, doa, bimbingan dan motivasi
yang selama ini telah diberikan. Untuk itu penulis menghaturkan terima kasih
yang sebesar-besarnya. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini berguna dan
membantu para katekis dalam melaksanakan tugasnya sebagai pewarta untuk
mewartakan karya keselamatan Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ........................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING. ................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN. ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN. ....................................................................... iv
MOTTO. ............................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA. ........................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI. ............................................ vii
ABSTRAK. ...................................................................................................... viii
ABSTRACK. ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR. ....................................................................................... x
DAFTAR ISI. ................................................................................................... xiii
DAFTAR SINGKATAN. ............................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN. ................................................................................. 1
A. Latar Belakang. ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah. ....................................................................................... 9
C. Tujuan Penulisan. ....................................................................................... 10
D. Metode Penulisan. ...................................................................................... 10
E. Sistematika Penulisan. ............................................................................... 11
BAB II. KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP
MENGGEREJA. ................................................................................. 13
A. Keterlibatan Kaum Muda. .......................................................................... 15
1. Pengertian Kaum Muda. ...................................................................... 15
2. Pentingnya Keterlibatan Kaum Muda. ................................................. 20
3. Faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan Kaum Muda. ..................... 23
a. Faktor Penghambat Keterlibatan Kaum Muda............................... 24
b. Faktor Pendukung Keterlibatan Kaum Muda. ............................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
B. Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja. .................................................... 32
1. Pengertian Hidup Menggereja. ............................................................ 32
2. Perananan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja. ............................ 36
3. Bentuk-Bentuk Keterlibatan Hidup Menggereja. ................................ 37
a. Kegiatan Hidup Menggereja Internal. ............................................ 37
b. Kegiatan Hidup Menggereja Eksternal. ......................................... 41
BAB III. KETERLIBATAN KAUM MUDA DI STASI GEMBALA YANG
BAIK, PAROKI SANTO YUSUF BATANG. ................................. 44
A. Paroki Santo Yusuf Batang. ....................................................................... 45
1. Sejarah Paroki Santo Yusuf Batang. .................................................... 45
2. Gambaran Umum Stasi Gembala Yang Baik. ..................................... 48
3. Gambaran Umum Kaum Muda Stasi Gembala Yang Baik. ................ 50
B. Penelitian Mengenai Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja. ............................................................................................... 54
1. Desain Penelitian. ................................................................................ 54
a. Latar Belakang Penelitian. ............................................................. 54
b. Tujuan Penelitian. .......................................................................... 56
c. Instrument Pengumpulan Data. ...................................................... 56
d. Responden Penelitian. .................................................................... 58
e. Waktu Pelaksanaan dan Pelaksanaan Penelitian. ........................... 59
f. Variabel Penelitian. ........................................................................ 59
2. Laporan Hasil Penelitian. ..................................................................... 61
a. Identitas Responden. ...................................................................... 62
b. Laporan Hasil Penelitian Kuesioner Tertutup. ............................... 63
c. Laporan Hasil Penelitian Kuesioner Terbuka. ............................... 74
3. Pembahasan Hasil Penelitian. .............................................................. 76
a. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner Tertutup. ........................ 76
b. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner Terbuka. ........................ 93
4. Kesimpulan Pembahasan. .................................................................... 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
BAB IV. KATEKESE KAUM MUDA UNTUK MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP
MENGGEREJA DI STASI GEMBALA YANG BAIK
PAROKI SANTO YUSUF BATANG. ........................................... 100
A. Katekese Kaum Muda. ............................................................................. 101
1. Pengertian Katekese Kaum Muda. ..................................................... 102
2. Tujuan Katekese. ................................................................................ 103
3. Kekhasan Katekese Kaum Muda. ...................................................... 103
4. Figur Katekis Untuk Kaum Muda. ..................................................... 104
B. Usulan Program Katekese Kaum Muda Dalam Rangka Peningkatan
Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja. ............................. 106
1. Latar Belakang Program. ................................................................... 107
2. Alasan Diadakannya Program Katekese Kaum Muda. ...................... 108
3. Tujuan Program. ................................................................................ 109
C. Gambaran Program. ................................................................................. 109
D. Uraian Tema dan Tujuan.......................................................................... 110
E. Matriks Penjabaran Program Katekese Kaum Muda. .............................. 112
F. Contoh Persiapan Katekese. ..................................................................... 115
BAB V. PENUTUP. ........................................................................................ 122
A. Kesimpulan. ............................................................................................. 122
B. Saran. ....................................................................................................... 124
1. Bagi Kaum Muda di Stasi Gembala Yang Baik. ............................... 124
2. Bagi Katekis di Stasi Gembala Yang Baik. ....................................... 125
DAFTAR PUSTAKA. .................................................................................... 126
LAMPIRAN. ................................................................................................... 130
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Penelitian. ...................................................... (1)
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian Untuk Kaum Muda................................... (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Lampiran 3 : Lirik Lagu .................................................................................. (6)
Lampiran 4 : Video Klip Lagu. ........................................................................ (7)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Baru : dengan Pengantar dan Catatan Singkat.
(Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas
Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA
IV). Ende: Arnoldus, 1985/1986, hlm 8.
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT : Catechesi Tradendae (Penyelenggaraan Katekese),
Anjuran Apostolik Sri Paus Yohanes Paulus II kepada para
Uskup, Klerus dan segenap umat beriman tentang katekese
masa kini, 16 Oktober 1979.
KGK :Katekismus Gereja Katolik, (P. Herman Embiru, SVD,
Penerjemah). Ende: Percetakan Arnoldus.
LG : Lumen Gentium (Terang Bangsa-bangsa), Konsitusi
Dogmatik Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November
1964.
C. Singkatan Lain
Art :Artikel
Hal :Halaman
KAS :Keuskupan Agung Semarang
Kej : Kejadian
Komkat : Komisi Kateketik
KWI : Konferensi Wali Gereja Indonesia
LCD :Liquid Crystal Display
Mrk : Markus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
MSC : Missionarii Sacratissimi Cordis Jesu
OMK : Orang Muda Katolik
PIA : Pendampingan Iman Anak
PERNAS :Pertemuan Nasional
Pr : Projo
Rm : Romo
RT : Rukun Tetangga
RW : Rukun Warga
SJ : Serikat Jesuit
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
St : Santo
VCD : Video Compact Disc
WKRI : Wanita Katolik Republik Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kaum muda terdiri dari pribadi-pribadi yang mulai berkembang. Mereka
memiliki ciri khas dan potensi-potensi yang ada dalam dirinya. Potensi yang
mereka miliki merupakan suatu cerminan dari perkembangan pribadi mereka
dalam pencarian identitas dan jati dirinya. Dalam proses pencarian jati dirinya
itu kaum muda cenderung menginginkan sesuatu yang cepat dan praktis dalam
memperoleh sesuatu yang mereka inginkan. Mereka lebih senang mengikuti
kegiatan yang menyenangkan, meriah dan kreatif, misalnya seperti; kegiatan
outbound, hiking, rekreasi bersama, main game, internet, dll. Kegiatan-kegitan
ini lebih menarik minat kaum muda untuk diikuti karena kegiatan tersebut
simple, menyenangkan dan tidak membosankan.
Media yang berkembang saat ini menyuguhkan berbagai hal yang menarik
dan sesuai dengan jiwa muda mereka yang kreatif dan inovatif. Budaya instan
dan budaya pop yang saat ini berkembang banyak mempengaruhi mereka.
Kebanyakan kaum muda lebih menyukai sesuatu yang berhubungan dengan
musik, film, lagu dan sesuatu yang berhubungan dengan hiburan atau
entertaiment. Mereka lebih tertarik untuk mendapatkan informasi melalui
internet. Dengan internet mereka dapat menemukan segala sesuatu yang mereka
butuhkan dengan mudah dan cepat. Media hampir mendominasi setiap aktifitas
senggang mereka di antara pekerjaan rutin setiap harinya. Radio, televisi, musik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
film, komputer dan internet dipandang mampu memberi mereka solusi dari
setiap permasalahan dan keingintahuan mereka akan sesuatu hal. Kaum muda
lebih asyik memperluas pergaulannya dengan jejaring sosial seperti; facebook,
twiter, blackberry dan media jejaring sosial lainnnya. Mereka dengan mudah
mendapatkan teman dari manapun. Internet mempermudah mereka mendapatkan
segala sesuatu yang mereka butuhkan secara instan dan tidak memerlukan
banyak waktu.
Pada kenyataannya kaum muda adalah harapan bagi Gereja. Peran kaum
muda dalam Gereja mampu menumbuhkan semangat baru dan memberikan
pencerahan. Kaum muda memiliki daya pikat bagi umat yang lainnya. Mereka
dapat membuat suatu kegiatan yang dinamis, inspiratif dan kreatif. Ekaristi
Kaum Muda yang diadakan di gereja adalah salah satu contoh kegiatan yang
dilaksanakan dan dikoordinir oleh kaum muda. Perayaan Ekaristi dikemas secara
menarik dengan menggunakan tari-tarian, fragmen, dan pemutaran video atau
slide gambar maupun lagu. Ekaristi tersebut mampu menarik banyak umat untuk
hadir karena umat merasakan adanya sentuhan yang berbeda. Ekaristi menjadi
berwarna karena menampilkan sesuatu yang baru dan inspiratif.
Kaum muda perlu disadarkan agar mereka memiliki keinginan untuk
mengembangkan imannya dengan terlibat dalam hidup menggereja. Usaha
Gereja untuk menggerakkan dan mengarahkan kaum muda untuk mencintai
imannya dan mau terlibat dalam kegiatan di gereja adalah dengan membentuk
suatu kelompok atau organisasi bagi kaum muda yang disebut OMK atau Orang
Muda Katolik. Organisasi ini membina dan membentuk kaum muda untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
terlibat dalam kegiatan di gereja. Gereja selalu mengusahakan agar kegiatan-
kegiatan OMK mengarah pada hal yang positif dan meningkatkan kepedulian
mereka terhadap Gereja. Gereja berperan untuk menghantar kaum muda dalam
menemukan identitas dan kekatolikan mereka yang mulai menghilang. Gereja
tidak cukup hanya memberi materi dan metode dalam mengarahkan kaum muda,
tetapi Gereja juga membutuhkan kerjasama dan keterbukaan kaum muda untuk
menerima karya Roh Kudus dalam Gereja-Nya. Roh Kudus merupakan
penggerak utama dalam setiap karya perutusan Gereja. Usaha untuk
mewujudkan pencarian identitas kaum muda itu sendiri tidak akan tercapai tanpa
adanya keterbukaan dari kaum muda.
Pendampingan iman bagi kaum muda juga perlu dilakukan agar kaum
muda terbuka kesadarannya untuk terlibat dalam kegiatan menggereja.
Pendampingan ini sebaiknya menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
kaum muda dan mengarahkannya kepada situasi yang menjamin kehidupan
kaum muda menjadi lebih baik di tengah perkembangan zaman saat ini.
Pendampingan diharapkan dapat membantu kaum muda untuk menjadi orang-
orang yang mampu berperan bagi kemajuan Gereja. Peran serta kaum muda itu
dapat diwujudkan dengan keterlibatan dalam hidup menggereja sebagai salah
satu aktualisasi diri dari perwujudan iman mereka. Kaum muda dapat
mengungkapkan imannya dalam kebersamaan serta keterlibatan dalam berbagai
kegiatan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Pertemuan Nasional Kaum Muda 2005 merumuskan tujuannya yaitu :
1. Merefleksikan panggilan Allah kepada orang muda Katolik untuk
merasul dalam hidup bermasyarakat.
2. Merancang gerakan-gerakan orang muda Katolik bersama seluruh
umat dalam lingkup nasional dan keuskupan masing-masing.
Tujuan tersebut bermaksud agar Gereja mampu mengajak umatnya khususnya
kaum muda untuk merefleksikan panggilaanNya. Gereja mengambil langkah
dengan mengadakan kegiatan-kegiatan untuk mengajak kaum muda serta umat
yang lain untuk saling bekerjasama. Kegiatan tersebut mempunyai maksud
untuk menggerakkan kaum muda yang aktif terlibat di dalam masyarakat
maupun hidup menggereja. Kegiatan tersebut dapat berupa kegiatan sosial,
kegiatan di dalam gereja dan kegiatan-kegiatan di dalam masyarakat. Dengan
demikian akan timbul suatu kesadaran dari kaum muda akan perannya yang
penting dalam hidup menggereja sebagai umat Allah. Kaum muda menjadi
penggerak pembaharuan dalam masyarakat maupun Gereja. Semangat dan pola
pikir mereka yang kreatif sungguh memberikan nuansa yang berbeda dalam
setiap kegiatan yang dilaksanakan, entah itu dalam kegiatan di masyarakat
maupun lingkungan Gereja. Untuk itu peranserta dan keterlibatan mereka sangat
penting bagi Gereja.
Tetapi pada kenyataannya dalam kehidupan menggereja, kaum muda
kurang banyak terlibat aktif. Bila mereka ikut kadang hanya sekedar formalitas
atau karena dipaksa oleh orang tua dan bukan dari inisiatifnya sendiri. Kaum
muda lebih disibukkan oleh kegiatan mereka seperti misalnya; kegitan sekolah
maupun kegiatan dalam organisasi lainnya yang diikuti. Sulitnya membagi
waktu juga menjadi alasan mereka kurang terlibat dalam kehidupan menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Kadang kegiatan gereja bertabrakan dengan kegiatan-kegiatan di luar yang
mereka ikuti sehingga mereka terpaksa memilih kegiatan yang dirasa lebih
menarik.
Keterlibatan dalam kehidupan menggereja itu tidak hanya semata-mata
kegiatan doa di lingkungan maupun sesuatu yang berhubungan dengan Gereja.
Kegiatan sosial seperti bantuan saat bencana alam, dan kegiatan-kegiatan sosial
di luar dari gereja yang dilakukan oleh banyak kaum muda Katolik juga dapat
disebut kegiatan menggereja. Mereka beranggapan bahwa ikut dalam kegiatan
sosial di luar gereja juga merupakan salah satu bagian dari perwujudan iman dan
bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja. Tetapi tidak boleh dilupakan pula
bahwa penghayatan iman mereka akan Allah juga perlu dikembangkan. Kaum
muda sebenarnya ingin dekat pula dengan Yesus. Mereka mencoba
mendekatkan dirinya dengan Yesus dengan rajin pergi ke gereja sebagai bentuk
ungkapan imannya terhadap Yesus Kristus, akan tetapi nilai-nilai religius dari
iman mereka tidak mereka hayati sehingga mereka kurang dapat
mengembangkan imannya. Kaum muda diharapkan semakin menghayati
imannya dan perannya yang penting dalam perkembangan Gereja sehingga
penghayatan iman mereka dapat diwujudkan dalam kehidupan konkret dengan
ikut terlibat dalam kehidupan menggereja.
Melihat dari permasalahan yang dialami oleh kaum muda di Stasi
Gembala Yang Baik, penulis melihat ada beberapa permasalahan yang mereka
hadapi. Permasalahan itu seperti misalnya mereka sulit untuk terlibat karena
disibukkan oleh kegiatannya masing-masing. Mereka mengikuti kegiatan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kegiatan di Gereja hanya saat hari-hari besar saja dan mereka juga tidak terlalu
aktif terlibat. Di stasi tersebut kaum mudanya didominasi oleh para pelajar dan
karyawan. Kaum muda yang telah menjadi mahasiswa hanya saat libur saja ada
di rumah, sehingga kegiatan-kegiatan di gereja kurang dapat diikuti. Para pelajar
juga disibukkan oleh kegiatan di sekolahnya dan kegiatan di sekolah itu kadang
bertabrakan dengan kegiatan menggereja. Mereka yang sudah menjadi
mahasiswa atau sudah bekerja berpindah tempat di luar kota. Mereka pulang
satu bulan sekali atau pada waktu liburan. Mereka yang telah bekerja dan masih
menetap di stasi tersebut juga kadang sulit untuk sepenuhnya dapat mengkuti
kegiatan dalam hidup menggereja, faktor waktu dan kesibukan menjadi
alasannya.
Tenaga pendamping untuk kaum muda juga menjadi permasalahan di
Stasi Gembala Yang Baik. Tenaga pendamping untuk kaum muda yang ada di
stasi kurang. Hanya ada satu pendamping yang mendampingi kaum muda di
stasi tersebut. Pendamping tersebut adalah seorang guru agama katolik dan
beliau adalah guru agama yang mengajar di beberapa sekolah Negeri di Batang.
Kesibukan pendamping juga mempengaruhi kurangnya keterlibatan kaum muda
dalam kehidupan mengereja. Pendamping kurang intensif mendampingi kaum
muda dalam kegiatan menggereja di stasi karena kesibukan dan keterbatasan
waktu. Kaum muda di stasi tersebut memerlukan seorang pendamping yang
dapat memotivasi mereka dan siap mendampingi secara intensif. Peran
pendamping sangat dibutuhkan bagi perkembangan iman kaum muda yang dapat
memotivasi mereka untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Dari keprihatinan dan permasalahan yang penulis rasakan, memotivasi
penulis untuk melakukan penelitian mengenai sejauh mana terwujudnya
keterlibatan hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf
Batang. Salah satu usaha untuk meningkatkan kesadaran kaum muda di Stasi
Gembala Yang Baik Limpung akan pentingnya terlibat dalam kehidupan
menggereja adalah dengan katekese. Katekese yang tepat untuk diberikan
kepada kaum muda adalah katekese yang mempunyai sasaran utama yaitu kaum
muda, yang memiliki pola pikir, kreatifitas dan juga sikap kritis terhadap sesuatu
hal, yang dianggap tidak sesuai dengan mereka. Katekese ini juga harus bertolak
pada situasi dan permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda, sehingga mereka
dapat tersentuh dan mampu untuk menghayatinya. Katekese ini juga diharapkan
mampu memberikan motivasi bagi kaum muda akan kesadaran dan penghayatan
imannnya yang perlu diwujudkan melalui keterlibatan dalam kehidupan
menggereja. Katekese yang dipakai harus menarik dan mengikuti
perkembangan zaman dan situasi saat ini. Katekese yang dipakai haruslah
menggunakan metode-metode yang lebih menarik, misalnya menggunakan film,
cerita yang dikemas lebih menarik dengan menggunakan alat-alat yang lebih
modern seperti LCD atau VCD. Agar prosesnya tidak terlalu kaku, kaum muda
diajak untuk mensharingkan pengalamannya, sehingga kaum muda merasa
diakui dan diterima. Katekese dengan metode seperti ini membuat mereka
tertarik dan mampu menjawab kebutuhan mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Seperti yang telah diungkapkan Yohanes Paulus II dalam Catechesi
Tradendae sebagai berikut:
Katekese menjadi penting sekali, karena sudah tibalah saatnya Injil dapat
disajikan, dimengerti dan diterima sebagai sesuatu yang mampu memberi
makna kepada kehidupam, dengan kata lain: mampu mengilhami sikap-
sikap, yang tanpa Injil tidak dapat dijelaskan, misalnya pengorbanan diri,
sikap lepas-bebas, sikap menahan diri, keadilan, komitmen, perdamaian,
kepekaan terhadap Yang Mutlak dan tidak kelihatan. Itu semua termasuk
ciri-ciri yang membedakan orang muda dengan teman-temannya sebagai
murid Yesus Kristus (CT, art 39).
Katekese yang sesuai dengan kebutuhan kaum muda di stasi Gembala
Yang Baik adalah katekese kaum muda. Melalui katekese kaum muda ini,
mereka diajak untuk mendekatkan diri dan mengenal Allah. Melalui katekese,
mereka dapat menyadari sekaligus merefleksikan pengalaman hidupnya
sehingga mereka dapat menentukan aksi konkret atau tindakan konkret sesuai
dengan nilai-nilai kerajaan Allah. Melalui proses katekese semacam ini kaum
muda didorong untuk berani terbuka mengungkapkan permasalahan dan
pengalaman imannya sehari-hari. Peneguhan oleh katekis dalam menanggapi
permasalahan yang mereka hadapi diharapkan mampu membuat mereka merasa
diakui dan diteguhkan, seperti yang telah dijelaskan oleh Sri Paus Yohannes
Paulus II dalam Catecese Tradende, sebagai berikut:
Ciri-ciri Gereja muda masa kini yang begitu kompleks; dengan menunjukkan
bahwa kaum muda menggunakan bahasa tertentu, dan bahwa amanat Yesus
harus diterjemahkan ke dalam bahasa itu dengan sabar dan bijaksana dan
tanpa mengkhianatinya; dengan memperlihatkan bahwa kendati apa yang
nampak secara lahiriah bahwa orang-orang muda, meskipun sering secara
kabur, bukan hanya siap sedia dan terbuka, melainkan dengan sungguh-
sungguh berhasrat mengenal “ Yesus yang disebut Kristus” (CT, Art 40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Menurut penulis, katekese bagi kaum muda ini adalah salah satu cara
untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam kehidupan menggereja di
Paroki St. Yusuf Batang. Melalui katekese kaum muda diharapkan semakin
menyadari kehadiran Allah dan selalu mengusahakan dirinya untuk terlibat
dalam kehidupan menggereja demi perkembangan imannya. Katekese ini
menjadi suatu tempat pendampingan iman bagi kaum muda yang mengarahkan,
membimbing dan membantu mereka dalam menjawab kebutuhan dan
menghantar mereka untuk mewujudkan iman yang dewasa dan aktif dalam
kehidupan menggereja.
Melihat kenyataan dan keprihatinan di atas maka penulis tergerak untuk
menulis skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA STASI GEMBALA YANG BAIK,
PAROKI ST. YUSUF BATANG MELALUI KATEKESE KAUM MUDA”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sejauh mana keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di stasi
Gembala Yang Baik?
2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat kaum muda untuk
terlibat dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik?
3. Apa yang menjadi harapan-harapan kaum muda dalam meningkatkan
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum
muda untuk terlibat dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
3. Untuk mengetahui harapan-harapan kaum muda dalam meningkatkan
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
D. METODE PENULISAN
Skripsi ini ditulis dengan menggunakan metode observasi yang
partisipatif, yaitu menggambarkan keadaan yang dialami oleh kaum muda.
Penulis juga menguraikan dan menganalisa keadaan kaum muda terutama kaum
muda di Stasi Gembala Yang Baik, mengenai permasalahan dan kesulitan yang
dihadapi untuk terlibat dalam hidup menggereja. Untuk memperoleh data yang
diperlukan, penulis menggunakan kuesioner, adapun kuesioner yang digunakan
adalah kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka. Kuesioner disebarkan kepada
30 kaum muda yang masih aktif dan berada di stasi tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh informasi lengkap dan sesuai
dengan yang diharapkan. Dari data yang diperoleh dapat diketahui permasalahan
yang dialami kaum muda dan harapan-harapan mereka dalam rangka
meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Kemudian
penulis memberikan usulan program yang akan di laksanakan untuk kaum muda
di Stasi Gembala Yang Baik. Usulan program itu berupa katekese kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
E. SISTEMATIKA PENULISAN
Judul Skripsi yang dipilih penulis adalah “Upaya Meningkatkan
Keterlibatan Kaum Muda Stasi Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf Batang
Melalui Katekese Kaum Muda. Judul ini penulis bahas dalam lima bab, yang
diuraikan sebagai berikut:
Bab I menguraikan pendahuluan yang menjelaskan latar belakang,
rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan,
sistematika penulisan.
Bab II membahas tentang katerlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja yang dibagi dalam dua bagian. Bagian pertama menguraikan
mengenai keterlibatan kaum muda dan bagian kedua membahas kaum muda
dalam hidup menggereja.
Bab III menguraikan tentang gambaran paroki yang meliputi: sejarah
paroki dan situasi kaum muda paroki. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai
metodologi penelitian. Metodologi penelitian ini mencakup latar belakang, tujuan,
instrumen pengumpulan data, responden, waktu pelaksanaan, variabel, laporan
pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan pembahasan penelitian.
Bab IV menguraikan tentang pengertian katekese kaum muda, tujuan
katekese kaum muda, kekhasan katekese kaum muda, figur katekis untuk katekese
kaum muda, usulan program katekese kaum muda, contoh program katekese
kaum muda, usulan program, matriks penjabaran program, dan contoh persiapan
katekese kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Bab V merupakan bab terakhir sekaligus sebagai penutup dari seluruh
pembahasan mengenai upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi
Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf Batang melalui katekese kaum muda,
yang meliputi kesimpulan serta saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA
Pada bab yang pertama penulis telah menguraikan alasan penulis memilih
tema skripsi dengan judul skripsi “Upaya Meningkatkan Keterlibatan Kaum Muda
Stasi Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf Batang Dalam Hidup Menggereja
Melalui Katekese Kaum Muda”. Pada bab I, tujuan, manfaat dan metode
penulisan skripsi ini juga diungkapkan. Dalam bab yang kedua ini penulis akan
membahas lebih lengkap mengenai keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja.
Pada kenyataan yang sering kita jumpai saat ini sebagian kaum muda
masih sulit untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja. Kaum muda lebih banyak
disibukkan oleh kegiatan mereka masing-masing dan terkesan mengabaikan
kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja. Kaum muda selalu menginginkan
sesuatu yang cepat, praktis dan kreatif yang sesuai dengan minat mereka. Mereka
merasa bahwa kegiatan dalam hidup menggereja sangatlah membosankan dan
monoton sehingga mereka tidak tertarik untuk mengikutinya. Kaum muda lebih
menyukai kegiatan-kegiatan yang menyenangkan, meriah dan kreatif, seperti
misalnya; kegiatan outbound, hiking, rekreasi bersama, main game, internet, dll.
Kegiatan-kegiatan seperti ini menarik minat kaum muda untuk diikuti karena
kegiatan tersebut dirasa menyenangkan, simple dan tidak membosankan. Untuk
terlibat aktif dalam hidup menggereja kaum muda harus mempunyai kesadaran
dalam dirinya. Kesadaran dalam diri kaum muda tersebut tidak tumbuh begitu
saja tetapi memerlukan suatu proses. Dalam proses tersebut kaum muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
membutuhkan suatu pengarahan, bimbingan dan dukungan dari orang-orang
sekitar.
Sarjumunarsa (1989:497) berpendapat bahwa keterlibatan harus berangkat
dari keyakinan iman akan Kristus dan berakhir pada pengembangan iman
selanjutnya. Keterlibatan umat Kristiani adalah suatu bentuk perwujudan imannya
yang mendalam dan diwujudnyatakan melalui keterlibataannya dalam hidup
menggereja. Khusunya kaum muda, dimana dalam masa-masa perkembangannya
mereka mempunyai ide-ide, semangat dan kreatifitas yang mampu memberikan
nuansa baru bagi Gereja melalui kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti. Demi
terwujudnya hal ini, Gereja juga harus berupaya untuk melibatkan kaum muda
dan mengajak mereka untuk masuk dan terlibat aktif dalam kegitan-kegiatan
hidup menggereja di paroki maupun di lingkungan. Gereja harus mengambil
langkah agar kaum muda dengan kesadarannya mau terlibat aktif dalam hidup
menggereja. Kaum muda akan tergerak hatinya untuk aktif terlibat apabila Gereja
selalu memberdayakan kaum mudanya dengan dukungan dan kepercayaan pada
potensi-potensi yang dimiliki oleh kaum muda untuk memperkembangkan segala
kegiatan di gereja. Kepercayaan terhadap kaum muda tersebut membuat mereka
menjadi bebas mengekspresikan segala yang mereka ingin lakukan dan wujudkan.
Gereja hendaknya juga memberikan peluang-peluang bagi kaum muda untuk
dapat menyalurkan pendapat, kreatifitas dan kemampuannya sehingga mereka
merasa dipercayai dan diakui keberadaannya. Kaum muda akan semakin
menyadari perannya sebagai umat Katolik yang mengimani Yesus Kristus dengan
aktif terlibat dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Bab yang kedua ini akan membahas beberapa bagian mengenai
keterlibatan kaum muda yang meliputi: pengertian kaum muda, pentingnya
keterlibatan kaum muda dan faktor yang mempengaruhi keterlibatan kaum muda.
Bab ini juga membahas mengenai kaum muda dalam hidup menggereja yang
diuraikan dalam beberapa bagian yaitu pengertian hidup menggereja, peranan
kaum muda dalam hidup menggereja dan keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja.
A. Keterlibatan Kaum Muda
1. Pengertian Kaum Muda
Dalam topik ini penulis akan membahas mengenai pengertian kaum muda
yang dideskripsikan dalam beberapa bagian yaitu siapa saja yang disebut kaum
muda dan siapa saja yang disebut kaum muda Katolik yang dipaparkan oleh
beberapa tokoh.
a. Siapa Saja Yang Disebut Kaum Muda
Untuk mengetahui siapa saja yang disebut kaum muda kita perlu melihat
kembali pengertian dari kaum muda itu sendiri. Deskripsi mengenai kaum muda
sangat beragam. Pendapat dari tokoh-tokoh dan dari Kamus Bahasa Indonesia
lebih jelas mendeskripsikan arti dari kaum muda tersebut. Melalui deskripsi
tersebut kita dapat mengetahui siapa saja yang disebut kaum muda. Deskripsi
tersebut antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Kamus Umum Bahasa Indonesia (Poerwadarminta,1982:397.594)
mengatakan bahwa kaum muda terdiri dari dua kata yaitu “ Kaum” dan “ Muda”.
Kaum berarti golongan orang yang sekerja, sepaham, sepangkat, sedangkan muda
berarti belum sampai setengah umur. Maka kaum muda adalah orang yang
sekerja, sepaham, namun belum sampai setengah umur.
Deskripsi mengenai kaum muda diuraikan oleh Tangdilintin (1984:5)
dalam buku Pembinaan Generasi Muda: Visi dan Latihan, yang mengutip tulisan
dr. J. Riberu dengan memakai istilah “muda-mudi”, sebagai berikut:
Dengan “muda-mudi” dimaksudkan kelompok umur sexennium ketiga dan
keempat dalam hidup manusia (±12-24). Bagi yang bersekolah, usia ini
sesuai dengan usia Sekolah Lanjutan dan Perguruan Tinggi. Ditinjau dari
segi sosiologis, sering kali patokan usia di atas perlu dikoreksi dengan
unsur status sosial seseorang dalam masyarakat tertentu. Status sosial yang
dimaksud adalah hak dan tugas orang dewasa yang diberikan kepada
seseorang sesuai dengan tata kebiasaan masyarakat tertentu. Status sosial
ini seiring sejalan dengan status berdikari di bidang nafkah dan status
sosial berkeluarga. Unsur status sosial ini menyebabkan seseorang yang
menurut usianya masih dalam jangkauan usia muda-mudi, bisa dianggap
sudah dewasa dan sebaliknya orang yang sudah melampaui usia tersebut
tetapi masih dianggap muda-mudi.
Seperti yang dipaparkan oleh Tangdilintin (1984:5) bahwa kaum muda itu
digolongkan dari 2 segi yaitu: segi umur dan segi sosiologis. Pada segi umur
dikatakan bahwa yang disebut kaum muda adalah semua orang yang berumur
dibawah umur 24 tahun dan bisa dikatakan masih berstatus bersekolah atau
kuliah. Pada segi sosiologis kaum muda dilihat tidak hanya dari umur dan status
pendidikannya tetapi lebih melihat dari status sosialnya. Status sosial yang
dimaksud adalah dimana seseorang dapat menempatkan dirinya dalam lingkungan
yang ia tempati dan melaksanakan hak serta kewajibannya dalam masyarakat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
keluarga. Hal tersebut tidak terbatas oleh umur, bila seseorang sudah berkeluarga
dan bekerja, mereka tidak bisa digolongkan sebagai muda-mudi. Mereka sudah
memiliki tanggung jawab dan status sosial yang berbeda dan bisa dikatakan sudah
dewasa meskipun usianya masih dalam jangkauan usia muda-mudi. Tetapi
sebaliknya bila orang yang sudah dewasa dalam segi umurnya, namun belum
dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dalam masyarakat, mereka masih
dikatakan muda-mudi.
Shelton (1987: 64) mengatakan bahwa kaum muda adalah mereka yang
berusia antara 15-24 tahun dan sedang mengalami pertumbuhan fisik dan
perkembangan mental, emosional, sosial, moral, serta religius. Mangunharjana
(1986:11-12) berpendapat bahwa istilah kaum muda dipergunakan untuk
menunjuk kaum, golongan atau kelompok orang yang muda usia. Kaum muda
adalah mereka yang berusia antara 15 tahun sampai 24 tahun atau usia muda-mudi
yang masih berstatus sebagai siswa SMA dan berstatus sebagai mahasiswa.
Memberi batasan kepada kaum muda memang sulit karena perlu
memperhatikan berbagai segi di antaranya segi psikologis, sosiologis dan
biologis. Kaum muda harus dilihat sebagai pribadi yang sedang berada dalam
taraf tertentu yaitu dalam perkembangan hidup seorang manusia (Tangdilintin,
1984:6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
b. Siapa Saja Yang Disebut Kaum Muda Katolik
Pada bagian pertama telah dijabarkan deskripsi mengenai siapa saja yang
disebut kaum muda menurut kamus Bahasa Indonesia dan menurut pendapat para
pakar-pakar dalam bidangnya. Pada bagian ini akan dibahas mengenai siapa saja
yang disebut kaum muda Katolik. Seperti halnya pada bagian sebelumnya, pada
bagian ini juga akan dijabarkan lebih jelas siapa saja yang disebut kaum muda
Katolik. Deskripsi tersebut diambil dari pendapat dan pandangan dari beberapa
pakar, yang antara lain sebagai berikut:
Kaum muda Katolik yaitu warga Gereja Katolik usia tingkat SMA dan
perguruan tinggi yang belum menikah (Suhardiyanto, 2012:387).
Seperti yang dipaparkan pada kutipan di atas bahwa kaum muda itu terdiri
dari berbagai umur dan tingkat pendidikan yang berbeda dan belum menikah.
Mereka menjadi warga Gereja karena telah disahkan secara resmi melalui
sakramen-sakramen yang telah diterimanya. Gereja menyebut kaum muda Katolik
dengan OMK atau Orang Muda Katolik. OMK adalah organisasi dimana para
kaum muda melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Gereja yang
mendapatkan pembinaan dari Pastor, tokoh-tokoh orang muda maupun Dewan
Paroki. Umat lebih familiar memanggil kaum muda Katolik dengan sebutan
OMK. Kaum muda Katolik atau OMK adalah mereka para kaum muda yang aktif
dalam kegiatan gereja.
Kaum muda Katolik atau yang sering disebut OMK harus sejak dini
disadarkan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang bermartabat karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diciptakan Allah sesuai dengan citraNya (Kej 1:27). Mereka memiliki panggilan
dasar untuk menjaga hidup dan berperilaku sebagai citra Allah, dan semakin
mendekati citra Allah itu. Untuk mendekati citra Allah itu kaum muda hendaknya
mampu mengenali diri dan menerima diri sebagaimana adanya. Kesadaran diri
itulah yang akan melandasi kaum muda untuk membangun harga diri dan percaya
kepada dirinya. Dengan dasar harga diri dan percaya diri yang dimiliki itulah
maka kepribadian yang menyangkut kejujuran, sikap adil, bertanggung jawab,
disiplin dan solider akan berkembang. Seperti pada kutipan berikut:
OMK itu adalah kaum muda Katolik yang mengenal diri dan percaya diri
sebagai citra Allah, berwatak jujur, adil, bertanggungjawab, terbuka,
disiplin, solider, beriman kokoh-kritis dengan spiritualitas martyria, mau
dan mampu berperan aktif dalam hidup menggereja, serta mengemban
misi sosial membangun keadaban publik (Tangdilintin, 2008:62).
Pada kutipan di atas kaum muda sungguh diharapkan dapat bertanggung
jawab akan perannya sebagai orang muda Katolik. Mereka mempunyai tanggung
jawab untuk mengembangkan Gereja, melalui keterlibatannya dalam hidup
menggereja. Kaum muda juga harus beriman secara kokoh dan menyadari bahwa
dirinya adalah citra Allah yang memiliki sikap-sikap baik dan sesuai dengan
kehendak Allah. Sikap-sikap baik misalnya terbuka terhadap lingkungan sekitar
dengan melihat akan tanggung jawab dan perannya terhadap Gereja maupun
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2. Pentingnya Keterlibatan Kaum Muda
Pada bagian pertama telah dijabarkan mengenai pengertian kaum muda
yang meliputi siapa saja yang disebut kaum muda dan siapa saja yang disebut
kaum muda Katolik. Pada bagian yang kedua ini akan dibahas mengenai
pentingnya keterlibatan kaum muda. Namun sebelumnya terlebih dahulu akan
dijabarkan mengenai deskripsi dari keterlibatan itu sendiri.
Dalam Katekismus Gereja Katolik Art. 10, dijelaskan bahwa arti
keterlibatan adalah sebuah pengabdian yang dilaksanakan secara sukarela oleh
pribadi-pribadi yang sesuai dengan tempat dan peranan seseorang serta harus
mengarah pada peningkatan kesejahteraan umum. Keterlibatan yang sukarela itu
berasal dari keinginan diri sendiri dan tanpa paksaan dari pihak manapun. Kaum
muda menyadari perannya dalam hidup menggereja atau hidup dalam masyarakat.
Mereka akan dengan sepenuh hati mengikuti dan melaksanakan kewajiban yang
seharusnya dilakukan sesuai dengan peranannya.
Sebagai seorang Kristiani, keterlibatan hendaknya selalu berangkat dari
keyakinan iman akan Kristus dan berakhir pada pengembangan iman selanjutnya.
Keterlibatan umat kristiani harus berdasar pada keyakinan imannya bukan
menjadi kepentingan pribadi maupun kelompok. Tindakan nyata atas keterlibatan
umat inilah mampu menghadirkan Allah menjadi nyata di dalamnya
(Sarjumunarsa, 1989:497).
Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja adalah suatu bentuk
perwujudan iman. Keyakinan akan Yesus Kristus mendorong kaum muda untuk
semakin menghayati dan menyadari imannya, sehingga diwujudkan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
kehidupan sehari-hari. Perwujudan itu berupa keterlibatan aktif kaum muda dalam
hidup menggereja. Keterlibatan itu hendaknya berasal dari keinginan dan
kesadaran diri sendiri, bukan karena kepentingan pribadi maupun kelompok.
Kaum muda yang menyadari akan perannya sebagai umat Kristiani, mereka akan
senang dan merasa dapat menemukan bahwa Allah hadir dalam dirinya.
Peran kaum muda untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja maupun
masyarakat sangatlah penting. Keterlibatan itu adalah buah dari perwujudan
imannya akan Kristus, yang dihayati dan dikembangkan melalui sikap dan
tindakan konkret. Keterlibatan mampu menggerakkan kaum muda pada
penghayatan iman tidak hanya sekedar melakukan kewajiban sebagai umat
Katolik saja tetapi lebih pada penghayatan iman yang terwujud dalam hidup
konkretnya. Perwujudan iman yang konkret itu berupa keterlibatan kaum muda
dalam kegiatan-kegiatan di lingkungan, wilayah, maupun kegiatan-kegiatan di
gereja.
Kaum muda diharapkan dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam
kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja. Hal ini dapat melatih kaum muda
untuk dapat menjalin relasi yang baik dengan orang lain di sekitar, mengarahkan
kaum muda dalam kegiatan-kegiatan positif yang dapat membentuk kepribadian
mereka yang baik dan yang terpenting adalah mereka dapat menghayati imannya
melalui keterlibatan mereka.
Seperti yang tercantum dalam Pernas kaum muda tahun 2005 bahwa
kegiatan-kegiatan yang diadakan Gereja maupun masyarakat yang melibatkan
kaum muda, mempunyai 3 tujuan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
a. Menciptakan kesadaran dan keprihatinan bersama di antara orang muda
Katolik (sebagai bagian tak terpisahkan dari Gereja dan masyarakat
Indonesia) akan rusaknya keadaban publik.
b. Menemukan makna spiritualitas panggilan dan membarui semangat orang
muda Katolik Indonesia untuk ikut bertanggung jawab dalam merintis
keadaban publik sebagai habitus baru bangsa sebagai perwujudan iman.
c. Merancang, mempersiapkan dan melaksanakan gerakan-gerakan orang muda
Katolik Indonesia sebagai pelopor gerakan-gerakan seluruh umat dalam
merintis keadaban publik sebagai habitus baru bangsa.
Dalam ketiga tujuan tersebut telah jelas bahwa peran kaum muda
sangatlah penting. Mereka diharapkan mampu menjadi penggerak dan pelopor
dalam setiap kegiatan dan gerakan-gerakan Gereja. Gereja sangat mengharapkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dan masyarakat. Kaum muda
menjadi bagian penting dalam perkembangan Gereja. Semangat dan jiwa muda
mereka mampu memberikan nuansa yang berbeda dan pencerahan bagi kegiatan-
kegiatan yang sebelumnya ada. Kaum muda perlu diberi kesadaran bahwa sebagai
umat Katolik mereka mempunyai tanggung jawab untuk dapat terlibat dalam
hidup menggereja. Iman mereka perlu mereka wujudkan dalam kehidupan
mereka. iman bukan hanya semata percaya dan yakin saja, tetapi bagaimana iman
dan kepercayaannya itu dihayati dan akhirnya mampu diwujudkan secara konkret.
Untuk menyadari akan perannya di gereja, kaum muda membutuhkan pengarahan
dan bimbingan dari orang-orang di sekitarnya seperti misalnya; keluarga, teman,
orang-orang disekitarnya dan lingkungan tempat tinggalnya dimana mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
tumbuh dan berkembang. Kepercayaan dan dukungan dari umat dan Gereja
sendiri, mampu memberikan motivasi bagi kaum muda untuk berkembang dan
aktif terlibat dalam hidup menggereja. Kaum muda menjadi bebas
mengekspresikan diri dalam kegiatan-kegiatan yang mereka ikuti sesaui dengan
jiwa dan semangat muda mereka. Keterlibatan dalam hidup menggereja itu
sangatlah penting bagi semua umat Katolik. Keterlibatan tersebut dapat
dilaksanakan dalam berbagai kegiatan yang sesuai dengan anjuran Gereja bahwa:
Setiap orang beriman Kristiani dipanggil untuk bekerja sesuai dengan
kondisinya masing-masing sesuai kehendak Allah (Kartosiswoyo,1993:
208-209).
Kutipan di atas bermaksud bahwa setiap umat Kristiani harus dapat
menghayati imannya akan Yesus Kristus dengan mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Perwujudan iman tersebut dilakukan oleh umat karena
kesadaraannya akan imannya yang harus dikonkretkan dalam hidupnya sesuai
dengan keadaannya.
3. Faktor Yang Mempengaruhi Keterlibatan Kaum Muda
Setiap umat Katolik terpanggil untuk dapat terlibat dalam hidup
menggereja. Keterbukaan untuk aktif terlibat datang dari dalam diri pribadi dan
dari penghayatan iman pribadi seseorang khususnya kaum muda. Bila kaum muda
mampu menyadari perannya sebagai umat Kristiani, mereka dapat menghayati
imannya tersebut dengan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja adalah salah satu bentuk wujud
dari penghayatan imannya tersebut. Kaum muda dapat terlibat dalam hidup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
menggereja ataupun tidak terlibat dalam hidup menggereja disebabkan oleh
beberapa faktor yang mempengaruhinya (Sulendra, 1997:9). Pada bagian ini akan
dijelaskan mengenai faktor-faktor penghambat keterlibatan kaum muda dan
faktor-faktor pendukung keterlibatan kaum muda.
a. Faktor Penghambat Keterlibatan Kaum Muda
Dalam kenyataan yang sering kita jumpai, jarang sekali kita melihat kaum
muda aktif terlibat dalam hidup menggereja dan hanya beberapa saja yang terlibat.
Kegiatan-kegiatan di gereja hanya didominasi oleh orang-orang dewasa, dan
kaum muda kurang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Kaum muda kurang
menyadari bahwa sebenarnya peran mereka sangat penting. Kaum muda memiliki
semangat, ide-ide kreatif dan potensi-potensi yang dapat dituangkan dalam
kegiatan-kegiatan di gereja dan ini mampu memberikan nuansa baru bagi Gereja.
Gereja berkembang apabila umatnya selalu berusaha dan menyadari akan
tanggung jawabnya untuk beperan aktif mengembangkan Gereja khususnya kaum
muda. Kaum muda tidak aktif terlibat dalam kehidupan menggereja kadang
disebabkan oleh beberapa faktor yang menghambat mereka sehingga mereka tidak
aktif terlibat. Faktor-faktor penghambat tersebut antara lain sebagai berikut:
1) Hambatan Dalam Diri
Hambatan dalam diri ini sering dimiliki oleh kaum muda, contohnya saja
mereka memiliki sikap rendah diri. Sikap rendah diri ini bisa dikarenakan oleh
kondisi fisik yang kurang mendukung, tingkat pendidikan yang rendah, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
karena kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang memadai. Dalam kondisi
seperti ini kaum muda sulit untuk ikut terlibat dan memperlihatkan
kemampuannya dalam berorganisasi bersama kaum muda yang lain, karena
menyadari dirinya tidak mampu. Kondisi seperti ini akan menimbulkan rasa
kurang percaya diri walaupun sebenarnya kaum muda tersebut memiliki
kemampuan tertentu. Kaum muda sulit untuk bersosialisasi dan cenderung
menutup diri terhadap kegiatan-kegiatan di gereja maupun di dalam masyarakat.
Kaum muda juga mengalami sesuatu hambatan untuk terlibat karena
kurangnya mendapat motivasi dari orang lain. Dalam mengikuti kegiatan
terkadang kaum muda hanya melakukanya asal-asalan saja atau tidak serius,
hanya sekedar terlaksana saja. Mereka melaksanakan kegiatan tidak secara
sepenuh hati, sehingga kegiatan tidak dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan. Hal ini dikarenakan mereka kurang termotivasi, mereka kurang
mendapatkan penjelasan dan pengarahan untuk menggugah kesadaran mereka
akan pentingnya keterlibatan mereka dalam setiap kegiatan hidup menggereja.
Apabila mereka menyadari hal tersebut, kemungkinan mereka dapat termotivasi
mengikuti dan melaksanakannya dengan baik dan sepenuh hati.
Kaum muda juga kurang berminat mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan di gereja. Mereka menganggap kegiatan di gereja tidak menarik dan
membuat mereka bosan. Kaum muda lebih menyukai kegiatan yang menarik dan
sesuai dengan jiwa muda saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2) Hambatan Dalam Keluarga
Hambatan yang mungkin dialami kaum muda terkadang justru datang dari
keluarga sendiri. Permasalahan keuangan kadang menjadi salah satu faktor yang
mendominasinya. Banyak kegiatan-kegitan di gereja yang terpaksa ditunda atau
bahkan dibatalkan kaum muda hanya karena masalah keuangan yang dibutuhkan
tidak dapat terpenuhi. Hal tersebut sering dialami oleh kaum muda di gereja-
gereja di pelosok atau pinggiran yang tingkat ekonomi umatnya rata-rata
menengah ke bawah. Kegiatan yang seharusnya diikuti kaum muda di gereja
terpaksa tidak dapat diikuti, karena tidak dapat membayar iuran.
Faktor ekonomi keluarga kadang menjadi faktor penghambat kaum muda
dalam keterlibatannya dalam hidup menggereja yang dalam kegiatan tersebut
memerlukan dana utuk mengikutinya. Kaum muda menjadi tidak terlibat dan
terkesan rendah diri, karena faktor ekonominya. Kegiatan menggereja kadang juga
memerlukan dana atau iuran dari peserta atau anggota. Bagi kaum muda yang
memiliki tingkat ekonomi rendah mereka merasa kegiatan tersebut berat untuk
diikuti, sehingga mereka berfikir lebih baik tidak mengikuti.
Selain faktor ekonomi keluarga, hambatan yang lain yang datangnya dari
keluarga adalah suasana atau keadaan dari keluarga itu sendiri. Kurangnya
komunikasi yang baik antar anggota keluarga berpengaruh terhadap
perkembangan kaum muda dalam keluarga tersebut. Komunikasi yang baik dalam
keluarga sangatlah berpengaruh bagi perkembangan mental kaum muda. Orang
tua akan selalu mengarahkan dan memonitor anaknya, sehingga mereka dapat
memberikan saran dan dukungan terhadap kegiatan yang dilakukan. Apabila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
dalam keluarga tersebut tidak ada hubungan harmonis dan komunikasi pun tidak
lancar, maka keluarga tersebut akan bersikap acuh tidak acuh terhadap kegiatan
yang dilakukan oleh anggota keluarga lainnya khususnya orang tua terhadap
anaknya. Orang tua kurang dapat memantau anaknya dan mengarahkan anaknya
untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan mereka. Akhirnya kaum
muda yang ada dalam keluarga tersebut akan mengikuti kegiatan yang disukainya
yang mungkin akan menjurus pada kegiatan yang negatif karena kurangnya
perhatian dan pengarahan dari orang tua.
Peran orang tua sangatlah penting. Orang tua menjadi pendidik yang
pertama dan utama dalam menerapkan norma-norma yang berlaku dan
mengarahkan anak pada sesuatu yang baik, khususnya membimbing anaknya
untuk dapat dekat pada imannya. Apabila dalam keluarga tidak terjadi hubungan
yang baik, maka dalam keluarga tersebut tidak terjadi suatu kebersamaan yang
baik akan iman mereka. Orang tua kurang dapat mengarahkan anaknya untuk
menghayati imannya karena kesadaran iman merekapun kurang dikembangkan.
Hal ini sangat menghambat kaum muda untuk terlibat. Mereka merasa kurang
diarahkan dan dibimbing oleh orang tua untuk menghayati imannya, sehingga
kaum muda lebih memilih untuk mengikuti kegiatan-kegiatan sesuai dengan
keinginan mereka.
3) Hambatan Dalam Sekolah
Lingkungan sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan kaum
muda. Lingkungan sekolah dapat mendukung kegiatan-kegiatan kaum muda tetapi
kadang justru menghambat kegiatan-kegiatan kaum muda tersebut. Kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
sekolah yang padat menghambat kaum muda untuk dapat membagi waktunya
untuk terlibat dalam kegiatan menggereja. Kaum muda yang masih bersekolah
kadang disibukkan dengan kegiatan di sekolah, entah itu kegiatan tambahan
maupun les di luar sekolah, sehingga mereka kurang dapat terlibat dalam hidup
menggereja. Tuntutan-tuntutan akademik oleh sekolah mengharuskan mereka
untuk mengikuti pelajaran tambahan seperti les dan kegiatan-kegiatan di luar
sekolah yang mendukung lainnya. Hal tersebut membuat kaum muda sibuk dan
sulit untuk meluangkan waktunya untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan di
masyarakat maupun kegiatan hidup menggereja. Mereka merasa kegiatan yang
diadakan di sekolah lebih penting daripada mengikuti kegiatan di gereja.
4) Hambatan Dalam Masyarakat
Lingkungan masyarakat sangat berpengaruh terhadap kaum muda.
Lingkungan yang kurang berpendidikan biasanya cenderung membuat kaum
muda mudah terpengaruh untuk melakukan kegiatan yang negatif. Hal ini
disebabkan karena di lingkungan tersebut tingkat pendidikan masyarakatnya
masih rendah. Kaum muda kadang masih terpengaruh oleh kebiasaan dan
pergaulannya dalam masyarakat. Kaum muda kadang lebih suka untuk bepergian,
nongkrong dan akhirnya mereka meninggalkan kegiatan-kegiatan di gereja yang
seharusnya diutamakan.
5) Hambatan Dalam Gereja
Hambatan yang lain yang mungkin berpengaruh terhadap keaktifan kaum
muda dalam hidup menggerja adalah hambatan yang muncul dari pihak Gereja itu
sendiri. Hambatan yang sering dirasakan oleh kebanyakan kaum muda adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
letak gereja yang jauh dari tempat tinggalnya dan tidak adanya sarana transportasi.
Kondisi ini dapat membuat kaum muda malas untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan mengereja.
Hambatan yang muncul dari gereja sendiri lainnya adalah bahwa gereja
dalam mengadakan kegiatan-kegiatan untuk kaum muda kurang menarik dan
kurang dapat memotivasi kaum muda untuk terlibat. Kaum muda menginginkan
adanya suatu kegiatan yang dinamis, kreatif, dan inovatif. Bila kegiatan di gereja
hanya itu-itu saja dan monoton, kaum muda menjadi malas untuk berpartisipasi
dalam kegiatan tersebut.
Kurangnya perhatian dari pendamping kaum muda juga menjadi hambatan
kaum muda terlibat dalam hidup menggereja. Pembimbing adalah motivator bagi
kaum muda dalam melaksanakan kegiatan menggereja dan kaum muda sangat
memerlukan pendampingan dan dukungan penuh dari pendamping. Namun
kadang pembimbing disibukkan oleh kegiatannya sendiri. Pembimbing yang
memiliki pekerjaan pokok tentu tidak selalu mempunyai waktu untuk memberikan
perhatian penuh terhadap kaum muda. Kaum muda masih kurang mendapatkan
perhatian walaupun sudah memiliki pendamping, apalagi kaum muda yang tidak
memiliki pendamping.
Relasi antara umat yang didominasi oleh orang dewasa dan orang tua
dengan kaum muda juga sangat menentukan keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja. Program-program yang akan dijalankan oleh kaum muda akan
berhasil apabila terjadi komunikasi dan relasi yang baik antara umat yang lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dengan kaum muda. mereka akan saling mendukung dan kegiatan yang diadakan
atau dikoordinir oleh kaum muda akan berjalan dengan lancar.
Hambatan-hambatan inilah yang sering membuat kaum muda enggan dan
bahkan tidak terlibat dalam hidup menggereja. Mereka menjadi takut dan merasa
bahwa mereka belum dapat melakukan sesuatu yang baik bagi Gereja. Kaum
muda perlu bimbingan dan pengarahan dalam melaksanakan kegiatan-kegitan
menggereja tersebut. Mereka memerlukan dukungan dari Gereja dan umat yang
lainnya. Dengan dukungan tersebut, kaum muda akan merasa diakui dan
dipercaya dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan menggereja.
b. Faktor Pendukung Keterlibatan Kaum Muda
Kaum muda dapat terlibat aktif dalam hidup menggereja itu dikarenakan
adanya faktor-faktor pendukung yang dapat memotivasinya. Menurut Darmanto
(1997:9), kaum muda tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya arahan dan
bimbingan, khususnya dukungan dari beberapa pihak. Faktor-faktor pendukung
itu antara lain:
1) Dukungan Dari Keluarga
Adanya komunikasi yang baik antara keluarga akan sangat berpengaruh
pada perkembangan kaum muda dalam keluarga tersebut. Keluarga merupakan
tempat terbentuknya jati diri seorang anak. Pendidik pertama adalah orang tua
sehingga dari keluarga, mereka akan mendapatkan bimbingan yang baik dan tepat.
Apabila dalam keluarga terjadi komunikasi yang baik, maka apapun kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
kaum muda akan selalu dimonitor dan selalu mendapat pengarahan dan dukungan
penuh dari keluarga. Kaum muda merasa diakui dan dipercayai melakukan segala
kegiatan terutama kegiatan dalam hidup menggereja. Dengan pengarahan dan
bimbingan diharapkan kaum muda dapat mengikuti kegiatan-kegiatan yang positif
bagi dirinya. Pendampingan keluarga khususnya dalam iman juga menjadi
pendukung bagi keaktifan kaum muda terlibat dalam hidup menggereja. Kadang
kaum muda belum begitu mengerti dan memahami bagaimana menghayati
imannya. Orang tua menjadi pembimbing dan pendamping bagi kaum muda untuk
memahami dan membantu mereka untuk menghayati imannya. Dengan
pendampingan tersebut kaum muda menjadi mengerti dan mulai menghayati
imannya yang diwujudkan dalam hidup sehari-hari dengan ikut terlibat dalam
hidup menggereja.
2) Dukungan Dari Masyarakat
Semua manusia adalah anggota masyarakat yang dikelompokkan dalam
golongan umur, status sosial, dan perannya di dalam masyarakat. Kaum muda
adalah bagian dari masyarakat tersebut, mereka menjadi generasi penerus bagi
berkembangnya norma dan kebiasaan dalam masyarakat. Aturan dan norma itu
menjadi panutan bagi kaum muda dalam hidup di masyarakat. Perkembangan
kepribadian dan pengetahuan kaum muda banyak dipengaruhi oleh lingkungan
masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung kaum
muda dihadapkan pada pergaulan sehari-hari tata susila, nilai-nilai moral yang
langsung berhubungan dengan dirinya. Secara tidak langsung mereka menerima
pengaruh dari media massa dan alat-alat komunikasi yang modern. Situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
semacam ini dapat menumbuhkan keinginan untuk bersosialisasi terhadap
lingkungan yang ditemuinya.
3) Pendamping Kaum Muda
Kaum muda memerlukan pendampingan agar mereka dapat menghayati
imannya secara mendalam. Dalam proses menghayati imannya tersebut, kaum
muda memerlukan pendampingan dan pengarahan yang baik agar mereka dapat
menghayati imannya dan pada akhirnya timbul kesadaran dalam diri mereka
untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Peran pendamping bagi kaum muda adalah penting. Pendamping akan
membimbing, mengarahkan dan membantu kaum muda untuk memahami dan
menghayati imannya. Pendamping yang baik, mampu menjawab kebutuhan kaum
muda dan berusaha menggerakkan mereka untuk dapat terlibat aktif dalam setiap
kegiatan di gereja yang melibatkan kaum muda. Pendamping menjadi sahabat
kaum muda yang selalu terbuka dalam setiap permasalahan dan keinginan dari
kaum muda sehingga kaum muda merasa disapa, diperhatikan dan diakui
keberadaannya.
B. Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
1. Pengertian Hidup Menggereja
Hidup menggereja itu merupakan suatu bentuk penghayatan iman umat
Allah. Di dalam kehidupan menggereja umat dapat mewujudkan tindakan-
tindakan konkret mereka sebagai hasil dari penghayatan serta refleksi terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
iman mereka dalam kehidupan mereka sehari-hari. Hidup menggereja itu selalu
tumbuh bersama dengan Gereja itu sendiri. Hidup menggereja terwujud apabila
terjadi dialog dan hubungan yang baik antar pribadi dalam kehidupan sehari-hari.
Kehidupan sehari-hari ini tidak terbatas pada agama, sosial, budaya tertentu saja.
Konteks kehidupan sehari-hari tersebut selalu mengarah pada apa yang
dikehendaki oleh Allah. Hidup menggereja lebih pada mengaktualisasikan
penghayatan iman terhadap Allah melalui tindakan-tindakan, sikap-sikap yang
diwujudkan dalam hidup sehari-hari (Banawiratma,1992:9).
Hidup menggereja dalam lingkup intern yaitu pola kegiatan di dalam
lingkup Gereja Katolik, yang terbagi dalam dua bentuk kegiatan. Pertama,
kegiatan dalam lingkup teritorial misalnya: mudika, koor, Putra Altar dan terlibat
dalam pendampingan ibu-ibu paroki. Kedua, terlibat dalam lingkup kategorial
misalnya: Legio Maria, Choice, WKRI (Suhardiyanto 2005:1).
Hidup menggereja dibedakan menjadi dua segi yaitu segi batin yang
diterima melalui pembaptisan dan segi lahir yang diwujudkan dalam hidup
bersama (Suhardiyanto, 2005:3). Seseorang yang telah menerima sakramen baptis
dan krisma akan secara otomatis pula telah memutuskan untuk memilih dan
mengikuti Kristus dengan segala konsekuensinya. Dengan meneriman baptis,
umat beriman dimasukkan ke dalam Gereja dan menjadi orang Katolik. Penting
untuk disadari bahwa orang-orang Katolik adalah orang-orang yang dimasukkan
sepenuhnya ke dalam lembaga Gereja, dan masuk pula ke dalam Komunio.
Setelah menyadari bahwa telah menjadi anggota Gereja, maka akan adanya
pengakuan iman, yang artinya pribadi yang beriman itu akan mengakui imannya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
dan pengakuan iman itu akan diwujudnyatakan dalam hidup sehari-hari
(Suhardiyanto, 2005:4).
Aspek yang ingin ditekankan dari hidup menggereja ialah ambil bagian di
dalam tugas-tugas Kristus yaitu sebagai Imam, Nabi dan Raja. Imam
bertugas menguduskan, nabi bertugas mengajar dan raja bertugas
memimpin. Tugas pastoral Gereja dalam pengertian dahulu ialah ambil
bagian dalam tugas imamat Kristus dan diwujudkan dalam leitorgia,
sedangkan docendi atau tugas kenabian Kristus diwujudkan dalam
kerygma yang bahkan di dalamnya ada unsur martyria yang bisa dikatakan
ambil bagian sebagai imam dan nabi, sedangkan koinonia dan diakonia
adalah ambil bagian dalam tugas Kristus sebagai Raja (Suhardiyanto,
2005:5).
Pada kutipan di atas hidup menggereja merupakan suatu kesaksian hidup
Gereja tentang Allah yang diwujudkan oleh umat dalam kehidupan konkret
sehari-hari. Hidup menggereja itu dapat digolongkan dalam empat dasariah Gereja
yaitu sebagai berikut:
1) Koinonia yang berarti persekutuan persaudaraan. Koinonia ini merupakan
cara hidup bersama yang terbuka dan nyata dalam menumbuhkan kepekaan
terhadap kesusahan dan penderitaan sesamanya. Dalam hidup menggereja itu
persekutuan melalui kepedulian bersama tidak ditentukan dari iman dan
agama tertentu melainkan oleh pengalaman hidup bersama. Iman umat
berkembang melalui kepedulinnya terhadap sesamanya. Pendalaman akan
iman dan Injil diolah dan dikembangkan dalam persekutuan dan persaudaraan
yang dibangun berdasar Injil dan iman akan Yesus Kristus.
2) Kerygma berarti pewartaan Injil. Pewartaan dilaksanakan dan dijalankan oleh
setiap umat beriman, agar dapat mengalami perjumpaan dengan Allah
mengenai kabar gembira bahwa dalam Yesus Kristus akan ada keselamatan
dari Allah. Bentuk-bentuk dalam kegiatan Gereja merupakan jalan menuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
perjumpaan dengan Allah. Pewartaan akan Allah dan Kerajaan Allah
menuntut suatu tanggapan kokret dari umat untuk mewujudkannya dalam
kehidupan konkret. Penghayatan iman harus dikembangkan melalui
persekutuan dan persaudaraan yang berdasar pada Injil.
3) Leitourgia atau Perayaan Iman. Dalam perayaaan Ekaristi umat dapat
merasakan penghayatan imannya secara lebih mendalam. Imam membimbing
umat agar kenangan akan Kristus tidak sekedar menjadi upacara wajib,
melainkan mendorong dan menjiwai keterlibatan umat.
4) Diakonia atau pelayanan. Fungsi pelayanan tidak bisa dilepaskan dari ketiga
fungsi lainnya. Fungsi koinonia, kerygma, leitourgia tidak berdiri sendiri-
sendiri, tetapi bersama-sama menjiwai dan mendorong umat beriman untuk
melaksanakan pelayanan (diakonia). Diakonia merupakan gerak dasar seluruh
kegiatan Gereja. Segala kegiatan Gereja berpusat pada pelayanan kepada
sesama. Pelayanan Gereja menaruh perhatian utama pada mereka yang
miskin, sakit dan tertindas. Orang-orang seperti inilah yang terutama
diperhatikan oleh Yesus, dan disentuh secara mendalam oleh sabda dan
karyaNya (Ardhisubagyo,1987:24).
Terlibat dalam hidup menggereja merupakan kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh kaum muda. Philip Tangdilintin (2008:65) dalam buku
Pembinaan Generasi Muda mengatakan bahwa:
Iman pribadi itu dihidupi dan dikembangkan dalam kebersamaan
komunitas serta diwujudkan dalam relasi-relasi kemasyarakatan.
Penghayatan dimensi personal-vertikal dari iman harus sampai pada
Tuhan, semakin dekat pula kita pada sesama, baik dalam “komunitas
gerejawi” maupun dalam “ komunitas insani”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Perananan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja.
Kaum muda adalah generasi yang dapat menumbuh kembangkan serta
mewujudnyatakan Kerajaan Allah di dalam dunia saat ini. Kaum muda memiliki
semangat dan potensi yang dapat membantu pada proses perubahaan dan
perkembangan Gereja ke arah yang lebih baik di tengah-tengah perkembangan
dunia modern saat ini. Setiap pribadi orang muda memiliki kualitas dan ciri
tertentu tetapi mereka tetap membutuhkan bimbingan dan dukungan agar potensi
yang mereka miliki dapat bermanfaat bagi Gereja. Bimbingan tersebut diharapkan
dapat membantu kaum muda menemukan penghayatan iman dan pada akhirnya
dengan kesadaran, mereka dapat mewujudkannya dalam kehidupan konkret
sehari-hari (Tangdilintin, 1984:6).
Kaum muda akan mengalami perkembangan dalam imannya apabila
melalui imannya, mereka dapat menyadari akan peranannya yang penting dalam
perkembangan Gereja. Perkembangan iman kaum muda akan terwujud jika segala
segi hidup mereka yakni perkembangan kognitif, moral, iman, emosi,
interpersonal dan panggilan hidup diarahkan menuju panggilan Yesus., sehingga
membuat mereka peka akan panggilan Yesus: “Mari. Ikutilah Aku” (Mark 1:17).
Sebagai manusia yang terpanggil untuk mengikuti Kristus dan percaya
kepada Gereja, kaum muda memiliki kewajiban untuk terlibat dalam hidup
menggereja. Gereja mengharapkan semua umat beriman dengan penuh kesadaran
mau terlibat dalam setiap kegiatan Gereja sebagai bentuk perwujudan iman
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Peran serta kaum muda sangat diperlukan oleh Gereja. Para kaum muda
bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Gereja di masa yang akan
datang. Sebagai bagian dari Gereja, para kaum muda tidak bisa menutup mata
terhadap keprihatinan Gereja yang terjadi di dunia. Dengan demikian, bentuk
keterbukaan Gereja terhadap dunia luar dapat diwujudkan lewat keterlibatan atau
pelayanan kaum muda dalam usaha secara terus menerus mengembangkan Gereja
dengan segala potensi yang dimiliki (Shelton, 1987:19).
3. Bentuk - Bentuk Keterlibatan Hidup Menggereja
Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja dibedakan menjadi dua
yaitu kegiatan-kegiatan hidup menggereja dalam lingkup internal dan kegiatan-
kegiatan hidup menggereja dalam lingkup eksternal.
a. Kegiatan Hidup Menggereja Dalam Lingkup Internal
Kegiatan hidup menggereja dalam lingkup internal dapat digolongkan
dalam beberapa kegiatan-kegiatan berikut:
1) Retret Kaum Muda
Kata retret berasal dari kata Perancis yaitu la retraite yang berarti
pengunduran diri, menyendiri, menyepi, menjauhkan diri dari kesibukan sehari-
hari, meninggalkan dunia ramai (Mangunhardjana, 1984:7). Retret berarti mundur
ke keheningan untuk mengetahui kehendak Tuhan agar selanjutnya melangkahkan
hidup sesuai dengan kehendak-Nya (Sumantri, 2002:13). Tujuan dari kegiatan
retret yaitu menyadari kehadiran Tuhan di dalam hidup sehari-hari, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kehidupan itu bisa dipahami maknanya. Yang terpenting ialah memahami makna
hidup yang umumnya sulit ditemukan dalam kesibukan hidup sehari-hari
(Sumantri, 2002:12).
2) Rekoleksi
Rekoleksi merupakan kegiatan pembinaan iman yang tidak jauh berbeda
dengan retret. Dalam rekoleksi bahan yang diolah adalah dari pengalaman hidup
yang telah dilalui atau pengalaman yang didapatnya pada saat mengikuti retret
maupun pengalaman hidup yang dirasa mengena dan dapat mempengaruhi
hidupnya sampai saat ini. Pengalaman hidup ini kemudian diolah pada saat proses
rekoleksi dan kemudian mereka dapat menemukan hikmah maupun kedewasaan
iman dalam menanggapi permasalahan hidup mereka (Mangunhardjana, 1984:18).
Tujuan dari kegiatan rekoleksi kaum muda ini ialah membantu kaum muda
untuk mengenal situasi diri dan hidupnya dalam perkara tertentu, sebagai hasil
karya Allah dan tanggapan mereka kepadaNya (Mangunhardjana, 1984:20). Hal-
hal yang dilakukan dalam rekoleksi yakni meninjau karya Allah dalam diri
mereka, cara kerja serta bimbinganNya, serta tanggapan kaum muda terhadap
karya Allah itu (Mangunhardjana, 1984:18). Rekoleksi dapat dilakukan dalam
waktu beberapa jam saja misalnya dari jam 8 pagi sampai jam 1 siang. Rekoleksi
dapat dikatakan sebagai kesempatan atau saat-saat penyegaran rohani. Rekoleksi
mampu memperkaya hidup dan hidup seluruh umat kepada Allah dan seluruh
karyaNya (Mangunhardjana, 1984:20). Melalui kegiatan rekoleksi diperoleh
semangat dan motivasi baru untuk melanjutkan kegiatan atau rutinitas sehari-hari
sehingga menjadikan pengalaman hidup lebih bermakna bagi kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3) Ekaristi Kaum Muda
Ekaristi kaum muda selalu berbeda dengan Ekaristi pada umumnya, hal ini
dapat dilihat dari momen yang dirayakan, pemilihan lagu, pemilihan tema, sampai
pada kotbah yang berbeda dari biasanya. Ekaristi kaum muda ini didominasi oleh
kaum muda. Segala persiapan dan hal-hal teknis yang berhubungan dengan
ekaristi, sepenuhnya dikerjakan oleh kaum muda. Ekaristi kaum muda diadakan
untuk memberi wadah bagi kreativitas kaum muda dalam membina kebersamaan
dalam Gereja, dimana dapat dibina pula unsur seni dalam liturgi misalnya
menampilkan tari-tarian, teater, fragmen, puisi dan slide film.
Daya kreativitas dan cara mereka sendiri akan membantu mereka dalam
menghayati Ekaristi dengan gaya kemudaanya (Tangdilintin, 1984:89). Secara
lebih khusus Ekaristi kaum muda sebenarnya melatih kerjasama atau organisasi
dengan karakter yang berbeda-beda (Tim Redaksi Pusat Musik Liturgi, 2008:
101). Ekaristi kaum muda ini ingin mengajak kaum muda untuk dapat
berorganisasi dan menuangkan ide-ide mereka kedalam Perayaan Ekaristi.
Perayaan Ekaristi kaum muda lebih menarik karena dikemas dengan begitu kreatif
dan memunculkan suatu nuansa baru dalam perayaan Ekaristi. Umat yang
mengikutinya pun akan merasa tertarik karena Perayaan Ekaristi dirasa berbeda
daripada perayaan ekaristi yang lain. Perayaan Ekaristi kaum muda lebih menarik
dan isi dari setiap proses perayaan Ekaristi tersebut dijiwai oleh semangat dan
kreatifitas kaum muda pada umumnya. Kreativitas tersebut berupa lagu-lagunya
tidak monoton hanya dari madah bakti maupun puji syukur saja, lagu-lagu pop
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
yang sesuai dengan tema juga dapat digunakan, pengggunaan lcd dan pertunjukan
fragmen maupun tari-tarian. Dari hal-hal ini kaum muda diajak untuk
mengembankan kemampuan dan bakatnya serta menjadi kebanggaan tersendiri
bagi umat dan Gereja.
4) Pendalaman Iman Atau Katekese Kaum Muda
Di dalam katekese terdapat beberapa unsur yakni pewartaan, pengajaran,
pendidikan, pendalaman, pembinaan dan pendewasaan (Telaumbanua,1996:5).
Kegiatan katekese ini sangat bermanfaat bagi kaum muda. Mereka jadi lebih
mengerti dan memahami imannya yang diharapkan dapat mereka wujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan katekese ini juga harus sesuai dengan
kebutuhan kaum muda yang tidak terlalu kaku dan monoton, sehingga kaum muda
tertarik mengikutinya. Tujuan dari katekese ialah memaknai pengalaman hidup
sehari-hari dalam terang sabda Allah. Katekese dapat diikuti oleh semua lapisan
masyarakat, baik anak-anak, kaum muda (remaja, orang dewasa) dan orang tua
(CT, art. 35-45)
Pendamping katekese berperan sebagai fasilitator yang mengarahkan, dan
mempermudah untuk menciptakan suasana yang komunikatif sehingga terjadi
dialog antara peserta, sehingga umat terbantu untuk menemukan Yesus dalam
hidup sehari-hari.
5) Ziarah
Ziarah merupakan kegiatan kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap
bersejarah dan suci, misalnya ziarah ke Gua Maria, gereja-gereja tua, makam-
makam pahlawan (Tangdilintin, 1984;89). Kegiatan yang dilakukan saat ziarah itu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
biasanya seperti doa bersama, doa Rosario, dan renungan. Agar kaum muda
diberdayakan maka sebisa mungkin dalam menyiapkan persiapan selalu
melibatkan mereka, misalnya dalam memimpin doa, menjadi pembaca Kitab Suci
(Tangdilintin, 1984:89). Melalui kegiatan ziarah ini kaum muda diajak untuk
saling memupuk rasa persaudaraan, kekompakan dan persatuan di antara satu
sama lain.
b. Kegiatan Hidup Menggereja Dalam Lingkup Eksternal
Beberapa bentuk kegiatan hidup menggereja dalam lingkup eksternal
dapat dikelompokkan dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) Kegiatan Kemasyarakatan
Banyak sekali kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang dapat diikuti oleh
kaum muda. Kegiatan di dalam masyarakat tersebut adalah suatu bentuk
konsekuensi yang harus diikuti oleh kaum muda sebagai bagian dari masyarakat
dimana mereka tinggal. Kegitan tersebut menjadi suatu bentuk kepedulian kaum
muda akan lingkungan masyarakat dan menjalin hubungan yang baik antar warga
dalam masyarakat. Kegiatan-kegiatan dalam masyarakat tersebut misalnya
keterlibatan kaum muda dalam keamanan desa dengan mengikuti ronda, ambil
bagian dalam kepengurusan RT/RW, keterlibatan dalam kegiatan tujuh belasan
dan bakti sosial. Tujuan dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah supaya kaum muda
menyadari hak-hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat, sehingga
mereka terlibat aktif dalam membangun masyarakat di lingkungan tempat
tinggalnya. Melalui keterlibatan ini, kaum muda diharapkan dapat menjalin relasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
dengan warga masyarakat yang berbeda golongan, agama dan suku, sehingga rasa
persaudaraan dan perdamaian selalu terjalin (Tangdilintin, 1984; 52).
2) Live-in
Kegiatan live-in merupakan suatu kegiatan yang memberi kesempatan
kepada setiap pribadi untuk tinggal dalam lingkungan tertentu. Maksudnya agar
mereka sungguh mengalami dan merasakan cara hidup, suka-duka, penderitaan
dan keterasingan suatu lapisan masyarakat “bawah”, misalnya para tunawisma,
panti rehabilitasi sosial tempat para penyandang cacat fisik dan mental dirawat
(Tangdilintin, 1984:87). Melalui kegiatan live-in, para kaum muda diajak untuk
meliahat dunia luar yang belum pernah mereka rasakan, sehingga melalui kegiatan
ini akan terungkap kesaksian mengenai pengalaman hidupnya selama beberapa
hari berada dalam kesederhanaan bahkan kemiskinan yang telah mengubah pola
pikir dan sikap hidup mereka (Tangdilintin, 2008: 182). Kegiatan ini bertujuan
untuk membantu kaum muda menyadari atas karunia yang mereka peroleh dari
Tuhan dan mengajak mereka untuk selalu bersyukur atas kesempatan hidup yang
diperolehnya, karena masih banyak anggota masyarakat yang mengalami
kesulitan untuk hidup dan membutuhkan bantuan dari orang lain. Kegiatan ini
memberikan kesadaran bagi kaum muda untuk dapat tergerak hatinya dan mau
membantu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
3) Anjangsana
Anjangsana merupakan kunjungan sosial-karitatif, biasanya ke panti
asuhan, panti jompo, panti rehabilitasi, penjara, dan lain-lain. Tujuan dari kegiatan
ini adalah untuk mempertajam kepekaan, kepedulian sosial dan empati dalam diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kaum muda kepada sesamanya. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat
menumbuhkan rasa cinta kaum muda kepada sesamanya yang menderita sehingga
selalu berusaha untuk membantu.
4) Widyawisata
Widyawisata merupakan suatau kegiatan yang biasa dikenal dengan
tamasya pendidikan, kegiatan ini lebih menekankan pada aspek kognitif yakni
kegiatan yang bertujuan untuk pengenalan dan perluasan wawasan sekitar dunia
karya dan sistem sosial dalam masyarakat, misalnya kunjungan ke redaksi mass
media, kantor tenaga kerja, daerah industri dan organisasi-organisasi politik
(Tangdilintin, 2008:183). Kegiatan ini akan sangat membantu menumbuhkan rasa
ketertarikan para Kaum muda untuk mengembangkan bakat serta talenta dalam
bidang-bidang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
KETERLIBATAN KAUM MUDA
DI STASI GEMBALA YANG BAIK, PAROKI SANTO YUSUF BATANG
DALAM HIDUP MENGGEREJA
Keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja adalah penting. Kaum
muda menjadi harapan bagi perkembangan Gereja dimana kaum muda dapat
memberikan inspirasi dan nuansa baru bagi Gereja. Dalam bab II telah dijabarkan
dan dijelaskan hal tersebut. Kaum muda memiliki semangat, ide yang kreatif dan
potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Potensi itu hendaknya
dikembangkan, khususnya dikembangkan melalui keterlibatannya dalam hidup
menggereja. Potensi yang mereka miliki tersebut dapat dikembangkan dalam
kegiatan yang diadakan di gereja seperti misalnya ambil bagian dalam Ekaristi
untuk kaum muda, menjadi panitia dalam perayaan Natal, tahun baru, Paskah dan
acara-acara penting yang diadakan oleh Gereja. Keterlibatan dalam hidup
menggereja merupakan salah satu bentuk penghayatan iman yang perlu
dilanjutkan dalam kehidupan konkret.
Melihat bahwa keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja itu
penting, maka pada bab III ini penulis akan menguraikan tentang situasi kaum
muda akan keterlibatan mereka. Uraian pada bab ini akan dibagi menjadi dua
bagian. Pada bagian yang pertama akan dijabarkan mengenai hal-hal yang terkait
dengan Paroki Santo Yusuf Batang dan stasi Gembala Yang Baik yang meliputi
sejarah paroki, gambaran umum stasi Gembala Yang Baik dan situasi kaum muda
stasi Gembala Yang Baik. Untuk mengetahui tingkat keterlibatan kaum muda
dalam hidup menggereja, pada bab yang ketiga ini penulis melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
mengenai upaya meningkatkan keterlibatan kaum muda stasi Gembala Yang Baik
Paroki santo Yusuf Batang dalam hidup menggereja melalui katekese kaum muda.
Dalam penelitian ini dijabarkan mengenai latar belakang penelitian, tujuan
penelitian, instrumen pengumpulan data, responden, waktu pelaksanaan dan
pelaksanaan penelitian, variabel penelitian, laporan penelitian serta pembahasan
hasil dan kesimpulan penelitian.
A. Paroki Santo Yusuf Batang
1. Sejarah Paroki Santo Yusuf Batang
Pada bagian ini penulis akan menguraikan sejarah paroki, gambaran umum
stasi Gembala Yang Baik, dan situasi umum kaum muda stasi Gembala Yang
Baik. Data yang berhubungan dengan hal-hal tersebut diperoleh dari data paroki
yang diberikan oleh sekretariat Paroki Santo Yusuf Batang tetapi data tersebut
belum di buat dalam bentuk buku. (Kilas Balik dan Profil Paroki Santo Yusuf
Batang)
Paroki Batang pada awal berdirinya adalah sebuah stasi Batang.
Perkembangan stasi Batang ditandai dengan adanya misa Kudus di Batang yang
ketika itu diadakan di sebuah rumah yang pemiliknya bukan beragama Katolik
namun di rumah tersebut tinggal keponakan pemilik rumah yang beragama
Katolik. Rumah tersebut terletak di sebelah alun-alun utara kota Batang. Pada
tahun 1966 Romo yang bertugas di Pekalongan adalah Romo Weling. Setiap misa
diikuti kurang lebih 30 dan dewan stasi yang menjabat saat itu adalah bapak
Padiman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tahun 1967 Romo H. Logman, MSC yang bertugas di Pekalongan
bersama dengan Bapak Agus Trenggono memprakarsai pembangunan tempat
ibadah. Berdirilah sebuah kapel kecil di lokasi yang saat ini menjadi Gereja Santo
Yusuf Batang. Bangunan kapel tersebut dahulu tidak begitu besar, hanya seukuran
rumah yang kecil dan sederhana. Misa diadakan setiap dua minggu sekali.
Jumlah umatpun dari tahun ke tahun bertambah banyak karena babtisan
baru maupun pendatang dari luar kota Batang. Karena jumlah umat semakin
bertambah maka tempatnya pun menjadi sempit untuk melaksanakan ibadah di
kapel tersebut dan tidak dapat lagi menampung jumlah umat di stasi Batang. Pada
tahun 80-an kapel kecil itu direnovasi dengan menyambung bangunan itu
sebagian, kurang lebih tiga deret kursi sebagai tempat duduk umat dan koor,
selebihnya untuk altar dan sakristi. Dengan renovasi kapel itu terwujudlah Gereja
Katolik di stasi Batang dengan pelindung Santo Yoseph.
Gereja tersebut diresmikan oleh Romo Kardinal Darmojuwono dari
Semarang pada tahun 1968. Pastur yang bertugas di Pekalongan adalah Romo
Sukmono, MSC. Romo-romo lain yang bertugas di Pekalongan antara lain Romo
Fransiskus Widyartardi, Pr, Romo Chris Wantanis, Pr, Romo Yakobus Rudiyanto,
Pr, Romo Ignatius Joko Mulyana, Pr dan Romo Yitno Puspohandaya, Pr. Para
Romo yang bertugas di Paroki Pekalongan ini, setiap minggunya bergiliran untuk
memimpin Ekaristi di gereja sesuai jadwal misa di stasi Batang.
Gereja yang belum lama direnovasi itupun ternyata sudah tidak dapat
menampung jumlah perkembangan umat Stasi Batang khususnya pada misa-misa
hari besar, sehingga memerlukan perluasan kembali. Bangunan Gereja kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
diperluas kembali dan dibangun lebih besar lagi. Pembangunan gereja
direncanakan melalui beberapa tahap dengan rencana anggaran mencapai 1 milyar
rupiah.
Pembangunan gereja baru tersebut dimulai pada tahun 2000 untuk tahap
pertama. Pembangunan tahap pertama ini terselesaikan pada bulan Desember
2000. Pembangunan tahap pertama ini menghasilkan setengah dari seluruh
bangunan gereja yang direncanakan. Bangunan yang baru separuh ini digunakan
untuk tempat ibadah. Bangunan lama dirobohkan untuk selanjutnya dibangun
tahap keduanya.
Pada proses pembangunan gereja tersebut, pengurus stasi Batang bersama
umat dan Romo Paroki Pekalongan mempersiapkan diri untuk berpisah dari
induknya yaitu Paroki Pekalongan untuk berdiri sendiri menjadi Paroki. Dari data
statistik Paroki Pekalongan yaitu umat di stasi Batang berjumlah 1670 jiwa dari
380 kepala keluarga, bangunan gereja yang baru, kesediaan umat serta dukungan
dari romo-romo yang pernah bertugas di Paroki Pekalongan, pada tanggal 17 Juli
2002 stasi Batang diresmikan menjadi Paroki Administratif Santo Yusuf Batang
oleh Bapak Uskup Mgr. Yulianus Sunarka, SJ.
Gereja Santo Yusuf Batang akhirnya menjadi Gereja Paroki Batang.
Paroki Santo Yusuf Batang membawahi 6 stasi 4 kring. Stasi-stasi tersebut adalah
stasi santo Yohanes Bandar, stasi Gembala Yang Baik Limpung, stasi Santa Maria
Simbang, stasi Santo Fransiscus Asisi Bawang, stasi Santo Paulus Subah, stasi
Theresia Kedawung serta 4 kring yaitu kring Petrus, kring Maria, kring
Magdalena, dan kring Mateus (Data mengenai jumlah umat dan keadaan stasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
paroki ini diperoleh melalui data-data yang terdapat di sekretariat Paroki Santo
Yusuf Batang).
2. Gambaran Umum Stasi Gembala Baik Yang Baik
Stasi Gembala Yang Baik Limpung adalah salah satu dari stasi yang ada
dalam bagian dari Paroki Santo Yusuf Batang. Tahun 1960 benih-benih iman
mulai tertanam di Limpung. Babtisan pertama dilaksanakan pada tanggal 2
Desember 1963 oleh Pastor Yotten, MSC di Pekalongan. Bangunan gereja saat itu
kurang layak hingga dibangunnya gereja setengah permanen tahun 1968 dan
diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1968 oleh Mgr W. Schoemaker. Umat di stasi
Limpung semakin bertambah dan gereja sudah tidak dapat menampung lagi
jumlah umat yang bertambah. Kondisi bangunan gereja juga rusak dan rapuh,
sehingga pada tahun 2001 gereja dipugar dengan gereja yang lebih besar. Tanah
yang ditempati adalah tanah pemberian keluarga Bp. Yoseph The Kian Djien.
Pemugaran selesai dan diresmikan pada tanggal 26 Desember 2003 oleh Mgr J.
Sunarko yang sekarang menjabat sebagai Uskup Purwokerto.
Stasi Gembala Yang Baik berada di wilayah kecamatan Limpung yang
meliputi Reban, dan Banyuputih. Stasi Gembala Yang Baik dibagi menjadi 4
lingkungan, yaitu:
a. Lingkungan Maria terdiri dari 33 kk dengan umat laki-laki berjumlah 45
orang dan perempuan berjumlah 54 orang.
b. Lingkungan Monika terdiri dari 29 kk dengan jumlah umat laki-laki
berjumlah 58 orang dan perempuan 45 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
c. Lingkungan Petrus terdiri dari 17 kk dengan jumlah umat laki-laki 24 orang
dan perempuan 30 orang.
d. Lingkungan Markus terdiri dari 8 kk dengan umat lak-laki 12 orang dan
perempuan 16 orang.
Dari data umat yang ada dalam data sekretariat Paroki, tercatat jumlah
umat di Stasi Gembala Yang Baik terdiri dari 87 kk dengan jumlah umat laki-laki
140 orang, perempuan 145 orang. Jumlah seluruh umat di stasi tersebut adalah
285 orang. Sebagian umat banyak bekerja dan belajar di luar daerah sehingga
hanya pada saat-saat tertentu mereka datang. Wilayah di stasi Gembala Yang Baik
adalah daerah pertanian dan perkebunan. Mata pencaharian umat di stasi tersebut
adalah pegawai negri, karyawan perusahaan, wiraswasta dan petani.
Stasi Gembala Yang Baik Limpung memiliki kegiatan-kegiatan rutin yang
sering dilaksanakan oleh umat di gereja. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:
a. Perayaan Ekaristi sebulan 2 kali tiap hari Sabtu dan Minggu I dan III pada
pukul 16.00 WIB.
b. Pendalaman iman setiap hari Rabu pukul 17.00 WIB, tempat berpindah-
pindah sesuai dengan jadwal.
c. Pelajaran agama untuk siswa SD dan calon baptis di gereja setiap hari
Minggu pukul 08.00 WIB.
d. Pelajaran agama untuk siswa SLTP dan SLTA di gereja setiap hari Rabu
pukul 16.00 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Gambaran Umum Kaum Muda Stasi Gembala Yang Baik
Kaum muda di stasi Gembala Yang baik Limpung tidak begitu banyak,
jumlahnya kurang lebih 40 orang. Kaum muda disana terdiri dari pelajar,
mahasiswa dan karyawan. Di stasi Gembala Yang Baik Limpung, kaum mudanya
beragam dari yang berumur di atas 17 tahun sampai di bawah 30 tahun. Mereka
kebanyakan adalah pelajar SMP dan SMU dan yang lainnya adalah mahasiswa
dan karyawan. Kaum muda yang masih aktif dan sering terlibat di gereja adalah
para kaum muda yang masih bersekolah dan mereka yang sudah bekerja tetapi
tetap tinggal di lingkungan stasi tersebut. Kaum muda yang bekerja atau
meneruskan sekolah di luar kota hanya sesekali waktu datang, sehingga kegiatan
apapun yang diadakan oleh gereja, mereka jarang dapat mengikutinya. Pada
acara-acara besar seperti Natal dan Paskah saja mereka dapat ikut terlibat
selebihnya mereka tidak dapat secara penuh terlibat dalam kegiatan-kegiatan di
gereja lainnya.
Kaum muda di stasi Gembala Yang baik masih berada dalam masa transisi
dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Dalam masa ini, mereka mengalami
perubahan fisik, kepribadian, pola pikir dan tingkah laku. Perubahan tersebut
dipengaruhi oleh cara pergaulan mereka di dalam masyarakat. Teknologi yang
canggih dan modern seperti iklan-iklan televisi, alat komunikasi dan produk-
produk kebutuhan yang canggih tidak sepenuhnya berpengaruh pada pola hidup
mereka. Sebagian dari kaum muda ada yang mulai terpengaruh dan ada dari
mereka yang tidak terpengaruh dengan teknologi dan gaya hidup modern saat ini.
Seperti misalnya kaum muda yang tinggal di stasi yang bisa dikatakan berada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
desa, mereka tidak begitu terpengaruh dengan pergaulan modern saat ini.
Pergaulan modern yang dimaksud adalah cara berpakaian, cara pergaulan, dan
penggunaan alat-alat komunikasi yang modern saat ini. Alat-alat modern seperti
handphone dan internet hanya digunakan sebagai alat komunikasi saja, selebihnya
alat-alat modern tersebut tidak begitu banyak mempengaruhi cara pergaulan
mereka dalam masyarakat. Dalam pergaulan, mereka masih menjunjung tinggi
norma kesopanan di dalam masyarakat. Mereka masih menaati norma-norma yang
berlaku dalam masyarakat tersebut, sehingga pergaulan mereka tidak terlalu
bebas, ada batasan yang harus mereka patuhi. Hal ini didukung oleh situasi
lingkungan masyarakat yang telah membentuk pola dan gaya hidup yang
sederhana dan mengedepankan norma-norma dalam masyarakat.
Keadaan kaum muda di stasi Gembala Yang Baik beragam. Mereka adalah
pelajar SMP, SMA, sebagian mahasiswa, dan karyawan. Berikut adalah data
kaum muda di stasi Gembala Yang Baik menurut jenis kelamin, pendidikan, dan
keaktifan mereka di gereja yang dikelompokkan jumlahnya dalam tabel berikut:
Tabel Keadaan Kaum Muda di Stasi Gembala Yang baik
Pendidikan Jumlah Jenis kelamin Jumlah yang aktif
Perempuan Laki-laki Aktif Tidak aktif
SMP 13 8 5 11 2
SMA 15 9 6 9 6
Mahasiswa 7 3 4 5 2
Karyawan 5 4 1 5 -
Jumlah 40 orang 24 16 orang 30 orang 10 orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Dari data tabel yang tertera di atas, kaum muda tersebut ada yang
bersekolah di daerah sekitar stasi tetapi ada pula yang bersekolah, kuliah dan
bekerja di luar stasi atau berada di luar kota. Kaum muda yang berada di luar kota
hanya sesekali waktu pulang ke rumah dan tidak selalu berada di rumah. Gaya
hidup kaum muda yang tinggal di luar kota sedikit banyak mempengaruhi cara
bergaul mereka. Mereka kebanyakan meniru dan mengikuti perkembangan jaman
yang modern saat ini yang ada di kota. Pergaulan mereka kebanyakan juga
dipengaruhi oleh gaya pergaulan orang-orang muda di kota. Pergaulan mereka
bebas antara perempuan dan laki-laki. Mereka tidak merasa canggung dan malu-
malu untuk bergaul dengan lawan jenis. Kebiasaan dan norma yang diterapkan di
tempat tinggal mereka perlahan hilang dan kurang mereka perhatikan lagi.
Teknologi modern saat ini juga sangat banyak mempengaruhi gaya hidup mereka.
Teknologi modern seperti misalnya handphone, laptop, internet, dan alat alat
komunikasi lainnya menjadi bagian yang penting dalam hidup mereka. Bagi
mereka informasi apapun dapat mereka dapatkan dengan teknologi modern yang
saat ini ada dan mereka miliki. Dengan teknologi yang maju, mereka merasa
dimudahkan oleh hal tersebut. Informasi dan komunikasi mereka dapatkan dengan
mudah dan cepat. Pola pikir dan kebiasaan mereka di desa mulai hilang dan
terpengaruh oleh pola pikir dan kebiasaan hidup kebanyakan orang muda di kota
yang serba cepat dan modern.
Meskipun kaum muda di stasi Gembala Yang Baik jumlahnya tergolong
sedikit, kaum muda di stasi Gembala Yang Baik selalu ikut serta dalam dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
berbagai kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh mudika paroki maupun stasi.
Kegiatan-kegiatan yang pernah dilaksanakan dan diikuti oleh kaum muda di stasi
Gembala Yang Baik misalnya; kegiatan rekoleksi mudika, retret, kepanitiaan
acara Natal, Paskah dan tahun baru. Kaum muda di stasi tersebut pernah
mengadakan kegiatan-kegiatan di gereja dan melibatkan pula kaum muda di stasi-
stasi lain di paroki Santo Yusuf Batang. Kegiatan tersebut dimaksudkan agar
dapat tercipta kerukunan dan keakraban antar kaum muda di stasi-stasi Paroki
Santo Yusuf Batang.
Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh kaum muda di stasi Gembala
Yang Baik selalu mendapatkan dukungan dari Gereja. Gereja memberikan
dukungan bagi kaum muda melalui fasilitas, dana dan hal-hal yang dibutuhkan
kaum muda dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Gereja mengharapkan dan
selalu mengusahakan agar kaum muda di stasi Gembala Yang Baik dapat
menyadari perannya yang penting dalam hidup menggereja. Pendampingan bagi
kaum muda selalu dilaksanakan agar timbul kesadaran dari kaum muda untuk
menyadari perannya tersebut. Kegiatan pendampingan yang pernah dilaksanakan
di stasi tersebut seperti misalnya pendalaman iman, rekoleksi dan retret. Kegiatan
seperti rekoleksi dan retret sangat disukai oleh kaum muda. Hal ini terbukti dari
jumlah peserta yang ikut selalu bertambah dalam setiap tahunnya. Kegiatan
tersebut biasanya diadakan di luar stasi dan biasanya dikemas dengan cara yang
menarik. Kegiatan dikemas sesuai dengan jiwa dan semangat kaum muda, dimana
kaum muda selalu menginginkan kegiatan menarik dan tidak monoton. Kegiatan
ini dibuat menarik dengan menggunakan teknologi yang modern seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
pemutaran video, musik dan lcd. Permainan dan outbond sangat disukai oleh
kaum muda, sehingga dalam retret dan rekoleksi sering disertai kegiatan
outbound. Kegiatan outbond ini dikemas menarik dengan berbagai permainan
yang sesuai dengan tema dan tujuan. Kegiatan seperti ini membuat kaum muda
tertarik dan dapat menikmatinya tanpa merasakan bosan.
Pendalaman iman secara khusus untuk kaum muda belum terlaksana
dengan baik. Hal ini dikarenakan kesibukan kaum muda dan kesibukan dari
pendamping kaum muda itu sendiri. Bila diadakan pendalaman iman untuk kaum
muda hanya beberapa saja yang mengikutinya. Mereka selalu beranggapan bahwa
mengikuti pendalaman iman akan membosankan. Pendalaman iman ini juga tidak
rutin dilaksanakan, karena banyak tergantung pada ketersediaan pendamping.
Keterbatasan pendamping inilah yang menyebabkan kegiatan seperti pendalaman
iman kaum muda sampai sekarang belum secara rutin dilaksanakan.
B. Penelitian Mengenai Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup
Menggereja
1. Desain Penelitian
a. Latar Belakang Penelitian
Penulis merasa prihatin melihat sebagian kaum muda di stasi Gembala
Yang baik, Limpung kurang aktif terlibat dalam hidup menggereja. Penulis
melihat ada beberapa permasalahan yang mereka hadapi. Permasalahan itu
misalnya seperti: mereka sulit untuk meluangkan waktu dan mereka disibukkan
oleh kegiatannya masing-masing. Mereka mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja
hanya saat hari-hari besar saja, dan mereka juga tidak terlalu aktif terlibat dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kepanitiaan kegiatan tersebut. Di stasi tersebut kaum mudanya didominasi oleh
para pelajar, dan karyawan. Kaum muda yang telah menjadi mahasiswa hanya
saat libur semesteran berada di rumah, sehingga kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh Gereja tidak dapat diikuti. Para pelajar juga disibukkan oleh
kegiatan di sekolahnya dan kegiatan di sekolah itu kadang bertabrakan dengan
kegiatan menggereja. Mereka yang sudah menjadi mahasiswa atau bekerja di
luar kota pulang hanya satu bulan sekali atau pada waktu liburan. Mereka yang
telah bekerja dan masih menetap di stasi tersebut juga kadang sulit untuk
sepenuhnya mengikuti kegiatan dalam hidup menggereja dan faktor waktu dan
kesibukan menjadi alasannya.
Tenaga pendamping untuk kaum muda juga menjadi permasalahan di
Stasi Gembala Baik, Limpung. Tenaga pendamping untuk kaum muda yang ada
di stasi kurang. Hanya ada satu pendamping yang mendampingi kaum muda di
stasi. Pendamping tersebut adalah seorang guru agama Katolik, dan dia adalah
Guru agama yang mengajar di beberapa sekolah Negeri di Batang. Kesibukan
pendamping juga mempengaruhi kurangnya keterlibatan kaum muda dalam
kehidupan mengereja. Pendamping kurang intensif mendampingi kaum muda
dalam kegiatan menggereja di stasi karena kesibukan dan keterbatasan waktu.
Kaum muda di stasi tersebut memerlukan seorang pendamping yang dapat
menggerakkan dan memotivasi mereka. Peran pendamping sangat dibutuhkan
bagi perkembangan iman kaum muda. Kaum muda diharapkan dapat termotivasi
untuk terlibat aktif dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latarbelakang penelitian mengenai keterlibatan kaum
muda dalam hidup menggereja tersebut, penulis merumuskan tujuan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui sejauh mana kaum muda sudah terlibat atau belum terlibat
dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
2) Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat kaum
muda untuk terlibat dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
3) Untuk mengetahui harapan-harapan kaum muda dalam meningkatkan
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
c. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan metode obeservasi
yang partisipatif. Penulis menggunakan metode ini karena penulis sungguh
mengalami dan merasakan keprihatinan yang dialami sehingga mempermudah
penulis dalam melakukan penelitian dari data-data yang telah diperoleh.
Disamping menggunakan metode observasi partisipatif, penulis juga
menggunakan kuesioner, baik itu kuesioner tertutup dan kuesioner terbuka.
Kuesioner disebarkan kepada beberapa responden yang bersangkutan. Hal ini
dimaksudkan agar penulis dapat memperoleh informasi lengkap dan sesuai
dengan yang diharapkan.
Penulis mempergunakan kuesioner dengan model rating scale. Kuesioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
seperangkat pertanyaaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Teknik ini cocok digunakan untuk responden yang cukup besar dan
tersebar di wilayah yang luas. Seperti halnya kaum muda lingkungan stasi
Gembala Yang Baik, di mana kaum muda tersebut tersebar dalam wilayah dan
tempat yang berbeda-beda.
Rating scale adalah data mentah yang berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Responden menjawab, dengan pernyataan Sangat
Setuju (SS) = 5, Setuju (S) = 4, Tidak Setuju (TS) = 3, Netral (N) = 2, Sangat
Tidak Setuju (STS) = 1. Rating Scale umumnya terdiri dari suatu daftar yang
berisi ciri-ciri tingkah laku yang harus dicatat secara bertingkat.
Adapun tujuan penyebaran kuesioner ialah untuk memperoleh informasi
yang lengkap mengenai suatu masalah melalui jawaban responden dalam
pengisian daftar kuesioner. Dalam penelitian ini penulis mempergunakan jenis
kuesioner tertutup (kuesioner berstruktur). Kuesioner tertutup adalah kuesioner
dengan pertanyaan yang mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan
responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang
telah tersedia. Hal ini dipergukan karena kuesioner tertutup pada setiap item sudah
tersedia beberapa alternatif jawaban sehingga responden tinggal memilih salah
satu jawaban yang sesuai (Sugiyono, 2009: 143).
Penulis juga mengggunakan kuesioner terbuka dimana responden mengisi
sendiri jawaban dari pernyataan yang ada (Sambas, 2007: 25). Dalam kuesioner
terbuka responden diharapkan secara bebas dapat mengungkapkan isi hatinya.
Dari kuesioner terbuka ini, penulis dapat mengetahui harapan dan keinginan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
responden yang diteliti. Kuesioner ini diharapkan dapat memberikan gambaran
program yang akan disusun demi menindaklanjuti hasil penelitian tersebut.
Kuesioner dengan rating scale merupakan instrumen yang cocok untuk
mendapatkan jawaban tentang keterlibatan kaum muda stasi Gembala yang Baik
Limpung dalam hidup menggereja, sehingga dapat mengetahui sejauh mana
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja serta mengetahui model
katekese yang cocok dalam mengupayakan peningkatan keterlibatan kaum muda
di stasi Gembala Yang Baik Limpung Paroki Santo Yusuf Batang.
d. Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah kaum muda yang masih aktif di
stasi Gembala yang Baik Paroki Santo Yusuf Batang. Kaum muda di stasi
Gembala Yang Baik, Limpung berjumlah 40 orang. Dari 40 orang tersebut ada
beberapa di antaranya tidak aktif di stasi tersebut. Hal ini dikarenakan mereka
bersekolah atau bekerja di luar kota sehingga mereka kurang dapat meluangkan
waktu sepenuhnya untuk mengikuti kegiatan di gereja. Kaum muda yang aktif di
stasi tersebut dan tercatat masih ada dan tidak berpindah tempat adalah 30 orang.
Dari jumlah kaum muda yang ada tersebut diambil 30 orang dan masing-masing
kaum muda tersebut dijadikan responden untuk penelitian.
e. Waktu Pelaksanaan dan Tempat Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di stasi Gembala yang Baik, Limpung paroki
Santo Yusuf Batang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Kuesioner disebarkan pada saat acara natal bersama kaum muda di stasi Gembala
Yang Baik. Apabila kuesioner tersebut belum mencakup jumlah responden yang
akan diteliti, maka penulis akan mendatangi tempat tinggal responden yang tidak
hadir dalam acara tersebut.
f. Variabel Penelitian
Variabel penelitian terdiri dari keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja. Deskripsi variabel oprasionalnya adalah sebagai berikut:
1) Sejauh mana keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.
2) Faktor pendukung dan penghambat keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja.
3) Harapan-harapan dari kaum muda untuk meningkatkan keterlibatan mereka
dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Berkaitan dengan judul skripsi yang diambil, penulis mengelompokkan
variabel yang tercakup dalam penelitian kedalam tabel berikut:
Tabel 1
Kisi-Kisi Kuesioner Penelitian
No No Item Variabel Jumlah
(1) (2) (3) (4)
1 (I)
K. Tertutup
1,2,3,4,5,6,7,8
Keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja
8
(II)
K. Terbuka
1,2
2
2 (I)
K. Tertutup
9,10,11,12,13,14,15,
16, 17,18
Faktor pendukung dan penghambat
keterlibatan kaum muda dalam hidup
menggereja.
10
(II)
K. Terbuka
3,4
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
3 (I)
K. Tertutup
19,20
Harapan-harapan dari kaum muda
untuk meningkatkan keterlibatan
mereka dalam hidup menggereja di
stasi Gembala Yang Baik.
2
(II)
K. Terbuka
5
1
Jumlah Item Pertanyaan 25
2. Laporan Hasil Penelitian
Pada bagian ini penulis akan membahas hasil penelitian ini berdasarkan
urutan-urutan variabel yang akan dibahas sesuai dengan tujuan penelitian. Pada
bagian pertama penulis akan membahas mengenai keterlibatan kaum muda dalam
hidup menggereja. Pada bagian kedua, penulis membahas mengenai faktor
pendukung dan penghambat keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja.
Pada bagian terakhir penulis akan membahas dan menguraikan beberapa harapan
dari kaum muda dalam rangka meningkatkan keterlibatan dalam hidup
menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
a. Identitas Responden
Hasil penelitian dari 30 responden yang terdiri dari responden yang
berumur ≤ 15 tahun, ≤ 25 tahun dan responden yang berumur ≤ 30 tahun tertera
pada tabel berikut ini:
Tabel 2
Identitas Responden
(N=30)
No Pernyataan Jumlah %
1 Jenis kelamin:
- Laki-laki
- Perempuan
- 11 orang
- 19 orang
- 36,7 %
- 63,3 %
2 Kaum muda
berusia:
- ≤ 15 tahun
- ≤ 20 tahun
- ≤ 30 tahun
- 11 orang
- 12 orang
- 7 orang
- 36,7%
- 40 %
- 23,3%
3 Pekerjaan :
- Pelajar
- Mahasiswa
- Karyawan
- 20
- 5
- 5
- 66,6%
- 16,7%
- 16,7
Pada tabel 2, diketahui jumlah responden yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 11 orang dengan jumlah prosentase 36,7%. Jumlah ini lebih sedikit dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
pada jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 19 orang
dengan prosentase 63,3%. Dari data jumlah responden tersebut dapat diketahui
bahwa jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan lebih mendominasi
dari keseluruhan jumlah responden yang ada.
Data mengenai jumlah responden yang rata-rata berumur ≤ 15 tahun
sebanyak 11 orang dengan jumlah prosentase 36,7%. Responden yang berumur ≤
20 tahun sebanyak 12 orang dengan jumlah prosentase 40 %. Data jumlah
responden yang berumur ≤ 30 tahun lebih sedikit yaitu hanya 5 orang dengan
prosentase 16,7%.
Pada tabel 2 juga diketahui data jumlah responden yang dikelompokan
sebagai pelajar, mahasiswa dan karyawan. Responden yang digolongkan sebagai
pelajar berjumlah 20 orang dengan prosentase 66,6%. Jumlah responden yang
tercatat sebagai mahasiswa berjumlah 5 orang dengan prosentase 16,7% dan
jumlah responden yang sudah bekerja sebanyak 5 orang dengan prosentase
16,7%.
b. Laporan Hasil Penelitian Kuesioner Tertutup
Pada laporan hasil penelitian kuesioner tertutup ini, penulis
melaporkannya berdasarkan dua kategori yaitu, positif dan negatif. Kategori
positif diartikan bila jawaban responden sangat setuju (SS) dan setuju (S).
Kategori negatif adalah bila jawaban responden pernah (P) dan tidak pernah (TP).
Pembahasan hasil penelitian ini tidak mengambil jumlah pilihan jawaban
responden terbanyak, melainkan mengambil jumlah dari responden yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
menjawab positif atau menjawab sangat setuju (SS) dan setuju (S). Pilihan
jawaban kadang-kadang (K) kedudukannya netral namun disesuaikan dengan
pernyataan, jadi jumlah jawaban kadang-kadang dapat masuk dalam kategori
positif maupun kategori negatif tergantung dari pernyataan yang diberikan. Dari
jumlah jawaban responden tersebut kemudian diambil prosentasenya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Jumlah responden yang menjawab x 100%
Jumlah keseluruhan responden
Contoh :
5 (Responden Yang Menjawab) x 100% = 16,7 %
30 (Jumlah keseluruhan responden)
Tabel 3
Hasil Penelitian
(N: 30)
No Pernyataan Jumlah Kaum Muda
A. Keterlibatan Kaum
Muda Dalam
Hidup Menggereja.
SS % S % K % P % TP %
1 Saya mengambil
bagian dalam
panitia
penyelenggara-
an Misa yang
bertemakan
kaum muda
2 6,7
%
4 13,3
%
7 23,3
%
8 26,7
%
9 30
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
2 Saya hadir dan
selalu mengajak
teman-teman
untuk aktif
mengikuti
pendalaman
iman yang
diadakan di
lingkungan.
2 6,7
%
9 30
%
12 40
%
5 16,7
%
2 6,7
%
3 Saya antusias
mengikuti koor
di gereja untuk
menyalurkan
kemampuan
saya dalam
bernyanyi dan
bermain musik.
3 10
%
5 16,7
%
9 30
%
8 26,7
%
7 23,3
%
4 Saya senang
mengikuti
organisasi-
organisasi yang
dapat melatih
kepribadian dan
menumbuhkan
semangat muda
dalam diri saya.
9 30
%
6 20
%
12 40
%
3 10
%
- -
5 Saya ikut serta
menjadi relawan
dan panitia
penggalangan
bantuan kepada
korban bencana
alam.
- - 4 13,3
%
6 20
%
8 26,7
%
12 40
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
6 Saya ikut dalam
kerja bakti di
lingkungan
sebagai bentuk
kepedulian saya
menjadi anggota
masyarakat
yang baik.
1 3,3
%
7 23,3
%
12 40
%
9 30
%
1 3,3
%
7 Saya menyukai
kegiatan Gereja
yang menarik
dan tidak
monoton yang
dapat membawa
saya lebih
memahami iman
saya dengan
baik.
12 40
%
6 20
%
5 16,7
%
7 23,3
%
- -
8 Saya ingin
terlibat dalam
hidup
menggereja
sebagai bentuk
penghayatan
iman saya.
9 30
%
15 50
%
3 10
%
2 6,7
%
1 3,3
%
B. Faktor Pendukung
Dan Penghambat
Keterlibatan Kaum
Muda Dalam Hidup
Menggereja
SS % S % K % P % TP %
9 Orang tua 19 63,3 7 23,3 1 3,3 3 10 - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
memberi
dukungan dan
pendampingan
dalam setiap
kegiatan di
gereja yang
diikuti oleh
kaum muda.
% % % %
10 Kegiatan yang
dikoordinir
kaum muda
dapat berjalan
lancar, karena
Gereja memberi
dukungan dan
mempercayakan
sepenuhnya
pada kaum
muda.
9 30
%
14 46,7
%
5 16,7
%
2 6,7
%
- -
11 Kaum muda
memiliki
kesadaran untuk
mengembang-
kan imannya
melalui
keterlibatan
dalam hidup
menggereja.
5 16,7
%
15 50
%
5 16,7
%
3 10
%
2 6,7
%
12 Semangat dan
ide-ide kreatif
dari kaum muda
dapat
13 43,3
%
10 33,3
%
4 13,3
%
3 10
%
1 3,3
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memberikan
nuansa baru
bagi Gereja.
13 Gereja
menyediakan
fasilitas untuk
digunakan kaum
muda dalam
melaksanakan
segala kegiatan
di gereja.
12 40
%
10 33,3
%
6 20
%
1 3,3
%
1 3,3
%
14 Kegiatan di
gereja terlalu
monoton dan
tidak cocok
dengan minat
kaum muda.
1 3,3
%
1 3,3
%
12 40
%
6 20
%
10 33,3
%
15 Umat dan
Gereja kurang
memberikan
kebebasan bagi
kaum muda
untuk
mengeksprikan
dan
menuangkan
idenya dalam
kegiatan-
kegiatan yang
melibatkan
kaum muda di
1 3,3
%
2 6,7
%
10 33,3
%
7 23,3
%
10 33,3
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
gereja.
16 Kesibukan di
sekolah dan di
tempat kerja
menghambat
kaum muda
untuk terlibat
dalam hidup
bermasyarakat
dan menggerja.
1 3,3
%
4 13,3
%
13 43,3
%
7 23,3
%
6 20
%
17 Saya
menggunakan
waktu luang
dengan bermain
dan browsing di
internet yang
dirasa lebih
menyenangkan
dan
menguntungkan
bagi saya.
2 6,7
%
7 23,3
%
15 50
%
5 16,7
%
1 3,3
%
18 Belum ada
kegiatan yang
dapat
memotivasi
kaum muda
untuk tertarik
dan terlibat
dalam hidup
menggereja.
1 3,3
%
6 20
%
12 40
%
6 20
%
5 16,7
%
C. Harapan-harapan SS % S % KK % TP % P %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dari Kaum Muda
Dalam Rangka
Meningkatkan
Keterlibatan Kaum
Muda Dalam Hidup
Menggereja Di Stasi
Gembala Yang Baik.
19 Kegiatan
pendalaman
iman kaum
muda membantu
kaum muda
untuk semakin
menghayati
imannya dalam
kehidupan
sehari-hari.
13 43,3
%
10 33,3
%
5 16,7
%
2 6,7
%
- -
20 Pendalaman
iman kaum
muda yang
sesuai dengan
minat dan
semangat kaum
muda dapat
menumbuhkan
rasa
persaudaraan
dan penghayatan
iman mereka.
12 40
%
16 53,3
%
2 6,7
%
- - - -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
1) Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja.
Pada variabel keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja yang
tertera dalam tabel 2 menunjukan bahwa, pada item no 1, diketahui sebagian
responden menjawab tidak terlibat dalam panitia penyelenggaraan Misa yang
bertemakan kaum muda sebanyak 17 responden dengan prosentase 56%.
Pada item no. 2 diketahui responden sebanyak 23 dengan prosentase
76,7% menyatakan bahwa mereka hadir dan mengajak teman-teman lainnya untuk
aktif mengikuti pendalaman iman yang diadakan di lingkungan.
Pada item no. 3 diketahui responden sebanyak 17 dengan prosentase
56,7% menyatakan bahwa mereka antusias mengikuti koor di gereja sebagai
sarana untuk menyalurkan kemampuan mereka dalam bernyanyi dan bermain
musik.
Pada item no 4 diketahui responden sebanyak 27 dengan prosentase 90 %,
menyatakan bahwa mereka merasa senang mengikuti organisasi-organisasi yang
dapat melatih kepribadian dan menumbuhkan semangat dalam diri mereka.
Pada item no 5 diketahui hanya 10 responden dengan prosentase 33,3%
menyatakan bahwa mereka pernah ikut serta menjadi relawan dan panitia
penggalangan dana bantuan kepada korban bencana alam. Responden sebanyak
30 dengan prosentase 66,7% manyatakan bahwa mereka tidak pernah ikut
menjadi relawan dan panitia penggalangan dana bantuan kepada korban bencana
alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pada item no 6, diketahui responden sebanyak 20 dengan prosentase
66,7% menyatakan bahwa mereka mengikuti kerja bakti di lingkungan sebagai
bentuk kepedulian menjadi anggota masyarakat yang baik.
Pada item no 7, diketahui responden sebanyak 23 dengan prosentase
76,7% menyatakan bahwa mereka menyukai kegiatan Gereja yang menarik dan
tidak monoton yang dapat membawa mereka untuk lebih memahami iman dengan
baik.
Pada item no 8, diketahui responden sebanyak 27 dengan responden 90%
menyatakan bahwa mereka ingin terlibat dalam hidup menggereja sebagai bentuk
penghayatan iman mereka.
2) Faktor Pendukung Dan Penghambat Keterlibatan Kaum Muda Dalam
Hidup Menggereja.
Pada variabel faktor penghambat dan pendukung keterlibatan kaum muda
dalam hidup menggereja menunjukan bahwa pada item no 9 responden sebanyak
27 dengan prosentase 90 % menyatakan bahwa orang tua memberi dukungan dan
pendampingan dalam setiap kegiatan di gereja yang diikuti oleh kaum muda.
Pada item no 10, diketahui responden sebanyak 28 dengan prosentase
93,4% menyatakan bahwa kegiatan yang dikoordinir kaum muda dapat berjalan
lancar karena Gereja memberi dukungan dan mempercayakan sepenuhnya pada
kaum muda.
Pada item no 11, diketahui responden sebanyak 25 dengan prosentase
83,4% menyatakan bahwa kaum muda memiliki kesadaran untuk
mengembangkan imannya melalui keterlibatan dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Pada item no 12, diketahui responden sebanyak 27 dengan prosentase
89,9% menyatakan bahwa semangat dan ide kreatif dari kaum muda dapat
memberikan nuansa baru bagi Gereja.
Pada item no 13, diketahui responden sebanyak 28 dengan prosentase
93,3% menyatakan bahwa Gereja menyediakan fasilitas untuk digunakan kaum
muda dalam melaksanakan segala kegiatan di gereja.
Pada item no 14, diketahui responden sebanyak 16 dengan prosentase
53,3% menyatakan bahwa kegiatan di gereja terlalu monoton dan tidak cocok
dengan minat kaum muda.
Pada item no 15, diketahui responden sebanyak 17 dengan prosentase
56,6% menyatakan bahwa umat dan Gereja kurang memberikan ruang bagi kaum
muda untuk mengekspresikan dan menuangkan idenya dalam kegiatan-kegiatan
yang melibatkan kaum muda di gereja.
Pada item no 16, diketahui responden sebanyak 18 dengan 59,9%
menyatakan bahwa kesibukan di sekolah dan tempat kerja menghambat kaum
muda untuk terlibat dalam hidup menggereja dan bermasyarakat.
Pada item no 17, diketahui responden sebanyak 21 dengan prosentase 70%
menyatakan bahwa mereka tidak begitu terlalu menggunakan waktu luang dengan
bermain dan browsing di internet yang dirasa lebih menyenangkan dan
menguntungkan bagi mereka.
Pada item no 18, diketahui responden sebanyak 19 dengan prosentase
63,3% menyatakan bahwa belum ada kegiatan yang dapat memotivasi kaum muda
untuk tertarik dan terlibat dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
3) Harapan Dari Kaum Muda Dalam Rangka Meningkatkan Keterlibatan
Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja Di Stasi Gembala Yang Baik.
Pada variabel Harapan dari kaum muda dalam rangka meningkatkan
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja di Stasi Gembala Yang Baik,
item no 19, diketahui bahwa responden sebanyak 28 dengan prosentase 93,3%
menyatakan bahwa kegiatan pendalaman iman kaum muda membantu kaum muda
untuk semakin menghayati imannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada item no 20, diketahui responden sebanyak 30 dengan prosentase
100% menyatakan bahwa pendalaman iman kaum muda yang sesuai dengan
minat dan semangat kaum muda dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan
penghayatan iman mereka.
c. Laporan Hasil Penelitian Kuesioner Terbuka
Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai hasil laporan penelitian
kuesioner tertutup. Pada hasil laporan penelitian tertutup dapat kita lihat jumlah
dan prosentase responden yang memilih alternatif jawaban yang telah disediakan.
Pada bagian ini, penulis akan membahas mengenai hasil laporan penelitian
kuesioner terbuka dengan menggunakan pertanyaan yang sesuai dengan variabel
pembahasan yaitu keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja, faktor
pendukung dan penghambat keterlibatan dan yang terakhir harapan kaum muda
dalam rangka meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja. Dalam
pembahasannya, penulis akan menggabungkan atau menyimpukan beberapa
jawaban yang hampir sama dan dijabarkan dengan baik dan lengkap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Pada pertanyaan no 1 mengenai alasan kaum muda terlibat dalam hidup
menggereja diketahui sebagian kaum muda menjawab bahwa terlibat dalam hidup
menggereja adalah sebuah keharusan sebagai umat Katolik demi perkembangan
dan penghayatan iman mereka. Mereka juga menyatakan bahwa keterlibatan
dalam hidup menggereja merupakan suatu wujud nyata akan iman mereka akan
Yesus Kristus.
Pada pertanyaan no 2 diketahui beberapa motivasi yang menyebabkan
kaum muda dapat terlibat dalam hidup menggereja. Kaum muda menjawab bahwa
motivasi tersebut mereka dapatkan dari orang tua, teman, Gereja dan motivasi
yang menurut mereka penting adalah motivasi dalam dirinya sendiri.
Pada pertanyaan no 3 diketahui bahwa faktor pendukung kaum muda aktif
dalam hidup menggereja adalah dukungan yang selalu diberikan oleh orang tua.
Lingkungan tempat tinggal juga menjadi faktor pendukung dalam keterlibatan
mereka dalam hidup menggereja. Kesadaran dalam diri untuk mengembangkan
imannya sebagai umat katolik juga menjadi faktor yang mendorong mereka ingin
terlibat dalam hidup menggereja.
Pada pertanyaan no 4 diketahui beberapa faktor penghambat kaum muda
belum aktif terlibat dalam hidup menggereja. Kaum muda masih menganggap
bahwa kesibukan di sekolah ataupun di tempat kerja menjadi faktor utama mereka
belum dapat terlibat dalam hidup menggereja. Kegiatan di gereja yang monoton
juga menjadi alasan mereka belum mau terlibat dalam hidup menggereja. Mereka
tidak tertarik dengan kegiatan yang diadakan oleh Gereja, karena mereka rasa
kegiatan di gereja tidak sesuai dengan jiwa muda mereka. Mereka lebih menyukai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
kegiatan yang mengandung unsur hiburan dan sesuai dengan semangat muda
mereka.
Pada pertanyaan no 5 mengenai harapan kaum muda dalam rangka
meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidup menggereja, diketahui bahwa
mereka menginginkan suatu kegiatan yang rutin dilaksanakan dan mampu
membawa mereka pada penghayatan imannya. Mereka juga mengharapkan
adanya pendamping yang selalu ada mendampingi dan mengarahkan mereka
melalui kegiatan yang positif dan menarik minat kaum muda untuk mengikuti.
3. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai pembahasan penelitian
berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan 30 responden kaum
muda di stasi Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf Batang. Dalam
pembahasan ini penulis akan memaparkannya dalam 4 (empat) bagian. Pertama,
mengenai identitas responden. Kedua mengenai sejauh mana keterlibatan kaum
muda dalam hidup menggereja. Ketiga faktor pendukung dan penghambat
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Keempat harapan dari kaum
muda melalui katekese kaum muda untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup
menggereja di stasi Gembala Yang Baik.
a. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner Tertutup
Pada bagian ini penulis akan menjabarkan hasil dari penelitian yang telah
dilakukan. Data yang diperoleh yaitu berupa jumlah jawaban responden dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
prosentasenya. Jumlah itu didapat dari pernyataan-pernyataan responden dengan
pilihan jawaban yang telah disediakan. Penulis menjabarkan dan menyimpulkan
jawaban-jawaban tersebut dengan lengkap dan jelas.
1). Identitas Responden
Dari hasil penelitian di atas pada tabel 2 dapat diketahui jumlah responden
yaitu 30 orang yang diambil dari jumlah kaum muda yang masih aktif di stasi
Gembala Yang Baik. Jumlah kaum muda di stasi Gembala Yang Baik berjumlah
40 orang, namun dikarenakan ada beberapa yang tidak tinggal di stasi tersebut,
maka responden hanya diambil 30 sesuai dengan jumlah responden yang masih
aktif di stasi tersebut.
Pada tabel 2 dapat dilihat jumlah kaum muda yang berjenis kelamin laki-
laki sebanyak 11 orang dengan prosentase 36,7%, sedangkan untuk kaum muda
yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 19 orang dengan prosentase 63,3 %.
Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa responden berusia ≤ 15 tahun
sebanyak 11 orang dengan jumlah prosentase 36,7 %. Pada usia ini dapat
dikatakan bahwa mereka telah memahami maksud dari keterlibatan dalam hidup
menggereja dan mengetahui kegiatan-kegiatan apa yang seharusnya mereka ikuti.
Responden berusia ≤ 20 tahun sebanyak 12 orang dengan jumlah prosentase 40 %.
Pada usia ini dapat dikatakan bahwa mereka telah mampu melakukan suatu
peranan sebagai kaum muda dalam bentuk keterlibatan dalam hidup menggereja.
Sedangkan responden berusia ≤ 30 tahun sebanyak 7 orang dengan prosentase
23,3 %. Pada usia ini responden sudah dapat dikatakan cukup matang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
memiliki pengalaman dalam penghayatan dan pemahaman imannya. Usia mereka
adalah usia dewasa yang sekiranya dapat membantu dan membimbing kaum muda
yang lainnya yang umurnya di bawah mereka dalam mengikuti setiap kegiatan
yang diadakan di gereja.
Pada tabel 2 ini juga diketahui bahwa responden yang berstatus sebagai
pelajar berjumlah 20 orang dengan prosentase 66,6 %. Responden ini rata-rata
adalah pelajar SMP dan pelajar SMA. Responden yang berstatus mahasiswa
berjumlah 5 orang dengan prosentase 16,7 %. Responden ini adalah mahasiswa-
mahasiswa yang berkuliah di luar daerah stasi Gembala Yang Baik dan seterusnya
namun mereka tetap tinggal di rumah dan tidak berpindah tempat tinggal.
Responden yang berstatus karyawan berjumlah 5 orang dengan prosentase 16,7%.
Responden ini rata-rata karyawan swasta dan pegawai negeri yang bekerjanya
tidak jauh dari tempat tinggalnya.
2) Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja.
Pada variabel keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja yang
tertera dalam tabel 3 menunjukan bahwa, pada item no 1, diketahui 17 responden
dengan prosentase 56% menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam panitia
penyelenggaraan Misa yang bertemakan kaum muda. Hal ini dikarenakan apabila
di gereja tersebut diadakan Misa yang bertemakan kaum muda, tidak sepenuhnya
kaum muda menjadi panitia dalam pelaksanaan Misa tersebut. Kegiatan itu masih
dikoordinir dan masih didominasi oleh orang-orang dewasa dan orang tua. Kaum
muda hanya menjadi petugas Misa saja, akan tetapi peran penting mereka belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
begitu nampak sepenuhnya. Umat yang sebagian adalah orang tua belum dapat
sepenuhnya mempercayakan setiap kegiatan gereja kepada kaum muda. Mereka
menganggap kaum muda masih memerlukan bimbingan dan belum dapat berdiri
sendiri mengatur dan mengkoordinir setiap kegiatan yang diadakan di gereja. Hal
ini membuat kaum muda bersikap pasif dan merasa hanya menjadi pengikut saja.
Pada item no 1 ini juga diketahui responden sebanyak 13 orang dengan
prosentase 44% menyatakakan bahwa mereka pernah terlibat dalam panitia misa
yang bertemakan kaum muda. Dari kenyataan yang dilihat bahwa tidak semua
kaum muda tidak terlibat dalam kegiatan gereja seperti misa yang bertemakan
kaum muda. Ada beberapa kaum muda yang aktif dalam kegiatan-kegiatan di
gereja. Mereka juga ambil bagian dalam pendampingan untuk anak-anak misdinar
dan menjadi pendamping PIA. Faktor usia yang sudah dapat dikatakan dewasa
membuat umat yang lain merasa bahwa mereka sudah mampu dan mereka tidak
ragu untuk melibatkannya dalam setiap kegiatan yang diadakan di gereja seperti
Misa yang bertemakan kaum muda tersebut. Kaum muda yang dirasa mampu itu
dilibatkan dalam penyusunan tema, metode yang akan digunakan seperti misalnya
pemutaran video, musik dan tari-tarian. Mereka juga dilibatkan untuk
mengkoordinir teman-teman kaum muda lainnya dalam koor dan petugas-petugas
Misa.
Pada item no 2, responden sebanyak 23 orang dengan prosentase 76,7%
menyatakan bahwa mereka hadir dan mengajak teman-teman lainnya untuk aktif
mengikuti pendalaman iman yang diadakan di lingkungan. Dari fakta tersebut
dapat disimpulkan bahwa pendalaman iman sudah dilaksanakan di stasi tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
meskipun belum rutin, hanya sekali atau dua kali dalam satu bulannya dan
biasanya dilaksanakan pada malam minggu. Hari ini dipilih karena kebanyakan
pada hari itu, kaum muda tidak ada kegiatan di sekolahnya atau dalam
pekerjaannya sehingga tidak begitu mengganggu. Kaum muda sebenarnya
menyukai kegiatan pendalaman iman terlebih pendalaman iman khusus bagi kaum
muda, karena kegiatan ini menjadi ajang kumpul-kumpul antar kaum muda di
stasi tersebut. Mereka yang jarang bertemu karena kesibukan masing-masing
menjadikan kegiatan pendalaman iman ini sebagai kesempatan untuk bertemu dan
saling mempererat hubungan persaudaraan mereka. Pada kenyataan, dapat dilihat
bahwa kaum muda di stasi Gembala Yang Baik senang berkelompok dan
bergerombol. Apabila diadakan pendalaman iman, mereka saling mengajak satu
sama lain dan saling mengingatkan teman satu dengan yang lainnya untuk
mengikuti pendalaman iman. Hal ini dapat menguntungkan karena kaum muda
yang rajin mengikuti pendalaman iman akan mendorong temannya yang lain yang
tidak rajin mengikuti pendalaman iman.
Dari data tabel juga diketahui bahwa tidak semua responden hadir dan
mengajak teman-temannya untuk mengikuti pendalaman iman, hal ini dapat
diketahui dari 17 responden dengan prosentase 23,3% menyatakan mereka tidak
pernah mengikuti pendalaman iman di lingkungan tersebut. Hal ini dikarenakan
ada beberapa kaum muda yang tempat tinggalnya jauh dan sulit untuk dijangkau
oleh alat transportasi. Pendalaman iman ini biasanya diadakan di gereja dan pada
waktu malam hari sehingga kaum muda yang tempat tinggalnya jauh dari gereja
tersebut tidak dapat mengikuti pendalaman iman secara rutin. Apabila ada teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
dan orang tua yang mau mengantar, maka kaum muda itu dapat hadir, bila tidak
kaum muda memilih untuk tidak hadir. Dari kenyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kaum muda mengalami kesulitan jarak dan transportasi. Keinginan untuk
mengikuti pendalaman iman sebenarnya ada, dan ada usaha mereka untuk
menyempatkan sesekali waktu untuk hadir dalam pedalaman iman meskipun tidak
rutin.
Pada item no. 3 responden menyatakan bahwa mereka merasa senang dan
antusias mengikuti koor di gereja untuk menyalurkan kemampuan mereka dalam
bernyanyi dan bermain musik. Responden ini berjumlah 17 orang dengan
prosentase 56,7 %. Dari fakta tersebut diketahui bahwa kaum muda sangat
antusias mengikuti koor di gereja. Kaum muda merasa dengan menyanyi dan
bermain musik, mereka dapat menyalurkan bakat dan hobi mereka dalam bidang
musik. Kegiatan koor memotivasi mereka untuk menjadi lebih baik dalam
bernyanyi dan bermain musik, sehingga ada juga beberapa kaum muda yang
kursus atau sekolah musik sebagai usaha mereka agar dapat optimal saat tugas
koor di gereja maupun di tempat lain. Kaum muda yang berbakat dalam bidang
musik ini merupakan suatu kebanggaan bagi gereja, karena muncul generasi baru
yang berbakat dan yang dapat memberikan nuansa baru bagi gereja.
Namun Pada item no 3 ini juga diketahui responden sebanyak 13 orang
dengan prosentase 43,3% menyatakan mereka tidak begitu antusias mengikuti
koor di gereja. Dari fakta tersebut disimpulkan bahwa ada sebagian kaum muda
kurang memiliki bakat dalam bernyanyi dan bermusik sehingga mereka merasa
minder dan mereka kurang begitu antusias mengikuti koor di gereja. Kaum muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
yang dapat bernyanyi dan bermain musik kadang kurang percaya diri untuk
menunjukkan kemampuannya dalam bernyanyi atau bermain musik dan mereka
juga kurang menyadari bahwa dengan mengikuti koor secara tidak langsung,
mereka juga melatih diri untuk mengembangkan kemampuannya tersebut.
Pada item no 4, responden sebanyak 27 orang dengan prosentase 90%,
menyatakan bahwa mereka merasa senang mengikuti organisasi-organisasi yang
dapat melatih kepribadian dan menumbuhkan semangat dalam diri mereka. Fakta
ini menunjukan bahwa kaum muda antusias dan semangat untuk mengikuti
kegiatan-kegiatan yang dapat menimba kepribadian dan menumbuhkan jiwa muda
dalam diri mereka. Hal ini dikarenakan di lingkungan tersebut pernah
mengadakan kegiatan seperti outbound, naik gunung dan camping. Pada
pelaksanaan kegiatan, peserta yang mengikuti rata-rata adalah kaum muda di
daerah tersebut. Kaum muda sangat berminat dengan kegiatan ini, karena kegiatan
ini tidak hanya memperkembangkan kepribadian mereka tetapi juga menjadi
sarana untuk menghilangkan kepenatan di sekolah maupun di pekerjaan mereka.
Kegiatan ini juga menarik karena menantang keberanian dan mental mereka,
sehingga diharapkan dalam situasi apapun mereka dapat berusaha menghadapi
segala macam tantangan yang mereka hadapi. Penggerak kaum muda di
lingkungan tersebut aktif dan kreatif. Mereka selalu memberikan kegiatan yang
sebagian besar diminati oleh kaum muda dan mereka juga memilih waktu yang
tepat dalam pelaksanaan kegiatan tersebut agar semua kaum muda dapat
mengikuti tanpa mengganggu kegiatan sekolah dan pekerjaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Pada item no 5, responden sebanyak 10 orang dengan prosentase 33 %
menyatakan bahwa mereka pernah ikut serta menjadi relawan dan panitia
penggalangan dana bantuan kepada korban bencana alam. Ada beberapa kaum
muda yang tergerak hatinya dan aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat ataupun
di gereja. Mereka tidak hanya sekedar mencari dana bagi korban bencana alam,
tetapi mereka terjun langsung di tempat bencana dan menjadi relawan bagi korban
bencana alam tersebut. Mereka pernah menjadi relawan saat musibah gunung
Merapi meletus di Yogyakarta. Dari fakta ini dapat diketahui bahwa kaum muda
memiliki keprihatinan terhadap penderitaan sesama di sekitarnya. Mereka dengan
rela dan ikhlas mau meluangkan waktu dan tenaganya untuk para korban yang
sedang mengalami musibah.
Pada item no 5 ini juga diketahui 20 orang dengan prosentase 66,7 %
menyatakan bahwa mereka belum pernah ikut menjadi relawan dan panitia
penggalangan dana bantuan bagi korban bencana alam. Jumlah ini lebih banyak
daripada jumlah responden yang pernah ikut menjadi relawan. Hal ini
dikarenakan kaum muda di stasi tersebut didominasi oleh pelajar dan mahasiswa,
umur mereka juga dapat dikatakan masih remaja sehingga kadang orang tua
kurang mengijinkan dan memperbolehkan anaknya untuk menjadi relawan. Hal
lain juga dikarenakan di lingkungan tempat tinggal kaum muda tersebut, mereka
tinggal di daerah yang jarang terkena bencana alam, sehingga mereka kurang
mempunyai pengalaman menjadi relawan. Apabila ada kegiatan seperti itu,
mereka hanya memberikan bantuan dan menyalurkan sumbangan kepada panitia
penggalangan dana bagi korban bencana alam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Pada item no 6, responden sebanyak 20 orang dengan prosentase 66,7 %
menyatakan bahwa mereka ikut dalam kerja bakti di lingkungan sebagai bentuk
kepedulian menjadi anggota masyarakat yang baik. Dari kenyataan ini diketahui
bahwa kaum muda aktif terlibat dalam kegiatan di lingkungan seperti kerja bakti.
Hal ini dikarenakan mereka mempunyai kesadaran akan perannya dalam
masyarakat. Kesadaran mereka itu muncul melalui pengarahan yang baik dari
orang tua dan lingkungan yang selalu terbuka menerima kaum muda untuk terlibat
dalam setiap kegiatan yang diadakan di dalam masyarakat sehingga mereka
merasa diakui dan menyadari bahwa mereka menjadi bagian dalam masyarakat
Pada item no 7, responden sebanyak 23 orang dengan prosentase 76,7 %
menyatakan bahwa mereka menyukai kegiatan Gereja yang menarik dan dapat
membawa mereka untuk lebih memahami iman dengan mudah. Dari jumlah
responden yang menyatakan menyukai kegiatan Gereja yang menarik tersebut,
diketahui bahwa mereka sangat merindukan suatu kegiatan di gereja yang menarik
dan memotivasi mereka untuk mengikutinya. Kaum muda selalu mengharapkan
sesuatu perubahan dan hal-hal baru yang dapat menarik minat mereka dalam
mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja. Kegiatan-kegiatan seperti
ini mampu membantu kaum muda dalam memahami dan menghayati imannya
karena dengan kegiatan yang menarik dan berbeda, kaum muda akan menjadi
antusias mengikutinya.
Pada item no 8, responden sebanyak 27 orang dengan prosentase 90%
menyatakan bahwa mereka ingin terlibat dalam hidup menggereja sebagai bentuk
penghayatan iman mereka. Jika dilihat dari kenyataan tersebut, sangat jelas bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
kaum muda sebenarnya ingin terlibat dalam hidup menggereja. Mereka menyadari
bahwa imannya harus dihayati dan diwujudkan dalam kehidupan konkret sehari-
hari. Meskipun untuk mewujudkan hal tersebut mereka memerlukan proses dan
pendampingan bagi mereka.
3) Faktor Pendukung Dan Penghambat Keterlibatan Kaum Muda Dalam
Hidup Menggereja.
Variabel faktor pendukung dan penghambat keterlibatan kaum muda
dalam hidup menggereja menunjukan bahwa pada item no 9 responden sebanyak
27 orang dengan prosentase 90% menyatakan bahwa orang tua memberi
dukungan dan pendampingan dalam setiap kegiatan di gereja yang diikuti oleh
kaum muda. Orang tua menjadi faktor utama kaum muda dapat aktif terlibat
dalam hidup menggereja. Pendampingan dan pengarahan orang tua sangat
berpengaruh bagi perkembangan iman anak. Anak akan aktif terlibat apabila
keluarga mendorong mereka untuk terlibat dalam hidup menggereja.
Suasana dalam keluarga yang harmonis dan selalu mengutamakan iman
dapat memberikan motivasi kaum muda untuk memperkembangkan imannya.
Suasana keluarga yang harmonis itu dapat terlihat dari hubungan antar anggota
keluarga yang baik, saling mendukung dan selalu membiasakan hal-hal positif di
dalam keluarga. Hal-hal positif itu tercermin dari seperti misalnya; kebiasaan
makan bersama, kebiasaan saling berkumpul bersama dan yang paling utama
adalah kebiasaan dalam keluarga untuk menerapkan doa bersama dalam keluarga.
Apabila dalam keluarga tercermin suatu keharmonisan, maka akan berdampak
pula dalam pribadi anak. Anak menjadi nyaman dan mengusahakan dirinya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang ada di dalam keluarga tersebut. Orang tua
juga secara serius mendampingi dan membimbing anaknya, sehingga anak
tersebut dapat mematuhi dan mencontoh kebiasaan baik dari orang tuanya. Orang
tua yang aktif terlibat dalam hidup menggereja secara tidak langsung juga
mengajak dan mengarahkan anaknya juga untuk terlibat dalam hidup menggereja
demi perkembangan dan penghayatan iman mereka.
Keadaan lingkungan tempat tinggal juga menjadi faktor pendukung bagi
keaktifan kaum muda dalam hidup menggereja. Lingkungan yang bersahabat dan
tidak membeda-bedakan agama, menjadikan kaum muda dapat secara bebas
melaksanakan dan mengikuti setiap kegiatan di gereja yang kadang tidak diadakan
di gereja melainkan diadakan di lingkungan tempat tinggal mereka. Situasi
masyarakat yang terbuka terhadap perbedaan yang ada memberikan kenyamanan
dan membuat mereka diterima di dalam masyarakat. Keadaan seperti ini kadang
berbanding terbalik dengan keadaan lingkungan yang kurang terbuka terhadap
kaum monoritas. Kaum muda yang tinggal di lingkungan seperti itu akan merasa
sendiri dan tidak bebas melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
hidup menggereja. Mereka merasa takut dan merasa mengganggu kenyamanan
masyarakat di lingkungan tersebut sehingga kegiatan dalam hidup menggereja
kurang dapat dilaksanakan secara rutin hanya misa di gereja saja yang dapat
mereka ikuti.
Pada item no 10, responden sebanyak 28 orang dengan prosentase 93,4%
menyatakan bahwa kegiatan yang dikoordinir kaum muda dapat berjalan lancar
karena Gereja memberi dukungan dan mempercayakan sepenuhnya pada kaum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
muda. Hal menunjukkan bahwa Gereja mengusahakan sikap terbuka terhadap
kegiatan yang diadakan oleh kaum muda. Gereja menyediakan tempat dan
kesediaan untuk membimbing dan memberikan perhatian terhadap kegiatan yang
dikoordinir kaum muda. Gereja menyadari bahwa kaum muda tidak dapat
sepenuhnya melaksanakan kegiatan sendiri. Mereka masih membutuhkan
pendampingan dan pengarahan agar kegiatan tersebut berjalan dengan lancar.
Meskipun kegiatan dikoordinir oleh kaum muda, Gereja tetap terbuka
memberikan bantuan dan memberikan saran yang baik dan berguna bagi
kelancaran kegiatan tersebut.
Pada item no 11, responden sebanyak 25 orang dengan prosentase 83,4%
menyatakan bahwa kaum muda memiliki kesadaran untuk mengembangkan
imannya melalui keterlibatan dalam hidup menggereja. Dari kenyataan tersebut,
dapat dilihat bahwa kaum muda mempunyai kesadaran bahwa imannya harus
dikembangkan dengan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk
perwujudannya itu antara lain dengan aktif terlibat dalam hidup menggereja.
Untuk menyadarkan mereka akan pentingnya peran mereka dalam hidup
menggereja, mereka memerlukan pendampingan dan pengarahan. Pendampingan
bagi kaum muda juga sebaiknya disesuaikan dengan minat, harapan dan
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda, sehingga kaum
muda merasa diterima keberadannya dan semakin diteguhkan imannya dan dapat
mengatasi segala macam permasalahan yang sedang dihadapi. Apabila mereka
sudah memiliki kesadaran untuk mengembangkan imannya tersebut, maka mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
juga akan mengusahakan diri untuk mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari
dengan aktif terlibat dalam hidup menggereja.
Pada item no 12, responden sebanyak 27 orang dengan prosentase 89,9%
menyatakan bahwa semangat dan ide kreatif dari kaum muda dapat memberikan
nuansa baru bagi Gereja. Fakta tersebut menunjukkan bahwa kaum muda juga
ingin diakui keberadaannya oleh Gereja. Kaum muda memiliki ide kreatif yang
dapat disumbangkan untuk Gereja melalui kegiatan yang dikoordinir langsung
oleh kaum muda, sehingga mereka dapat mengekspresikan apa yang ada dalam
jiwa mereka. Mereka juga ingin kegiatan yang dikoordinir oleh kaum muda
tersebut mendapat apresiasi positif dan dukungan dari seluruh umat, sehingga ke
depannya kaum muda mempunyai kebebasan melaksanakan kegiatan di gereja
dengan baik dan tentunya dengan pengarahan dan pendampingan yang tepat.
Pada item no 13, responden sebanyak 28 orang dengan prosentase 93,3%
menyatakan bahwa Gereja terbuka terhadap kaum muda yang melaksanakan
segala kegiatan di gereja. Gereja memberikan perhatiannya terhadap kegiatan-
kegiatan yang diadakan oleh kaum muda. Perhatiannya gereja itu dapat berupa
fasilitas tempat, transportasi dan dana yang dibutuhkan kaum muda demi
kelancaran kegiatan tersebut. Dukungan yang diberikan oleh Gereja tersebut dapat
mempermudah dan memperlancar kegiatan-kegiatan yang dilaksakan oleh kaum
muda. Kaum muda menjadi semangat dalam melaksanakan setiap kegiatan.
Mereka membuat kegiatan yang menarik yang tidak hanya dinikmati oleh kaum
muda saja melainkan seluruh warga Gereja. Kegiatan tersebut misalnya; Ekaristi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
malam Natal, Misa pergantian tahun, dan acara-acara lainnya yang dikoordinir
kaum muda tetapi melibatkan seluruh umat Gereja.
Pada item no 14, responden sebanyak 16 orang dengan prosentase 53,3%
menyatakan bahwa kegiatan di gereja tidak cocok dengan minat kaum muda. Ada
sebagian kaum muda yang aktif dalam hidup menggereja tetapi ada juga kaum
muda yang belum terlibat dalam hidup menggereja. Hal ini dikarenakan belum
ada kegiatan yang dapat menarik kaum muda untuk ikut terlibat. Kegiatan yang
dilaksanakan juga tidak sesuai dengan minat kaum muda, sehingga terkesan tidak
menarik. Kaum muda menjadi malas dan hanya sesekali saja terlibat.
Pada item no 15, responden sebanyak 17 orang dengan prosentase 56,6%
menyatakan bahwa umat dan Gereja memberikan kebebasan bagi kaum muda
untuk mengekspresikan dan menuangkan idenya dalam kegiatan-kegiatan yang
melibatkan kaum muda di gereja. Fakta ini dapat diketahui bahwa Gereja sudah
sepenuhnya dapat mempercayakan kegiatan-kegiatan yang dikoordinir oleh kaum
muda. Kaum muda menjadi percaya diri untuk dapat ambil bagian dalam setiap
kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh Gereja. Kaum muda merasa bebas untuk
menuangkan ide dan gagasannya dalam kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga
mereka merasa diterima dan suatu kebanggaan bagi mereka apabila dalam
kegiatan tersebut mereka mendapatkan apresiasi yang positif dari Gereja maupun
umat.
Pada item no 16, responden sebanyak 18 orang dengan 59,9%
menyatakan bahwa sering kali kesibukan di sekolah dan tempat kerja
menghambat kaum muda untuk terlibat dalam hidup bermasyarakat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
menggereja. Kenyataan tersebut menunjukkan bahwa kesibukan di sekolah dan
tempat kerja menjadi alasan kaum muda kurang dapat aktif terlibat dalam hidup
menggereja. Kaum muda yang masih pelajar disibukkan dengan kegiatan sekolah
dan ektrakurikuler. Bahkan ada bebarapa kaum muda yang masih pelajar, pada
hari minggupun masih mengikuti kegiatan yang diadakan di sekolah. Tuntutan
dari sekolah yang tinggi membuat kaum muda banyak mengikuti kegiatan di
sekolah yang dapat menunjang prestasinya, sehingga mereka mengesampingkan
kegiatan di gereja maupun di lingkungan mereka tinggal. Tetapi kaum muda
tersebut masih mengusahakan dirinya untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan di
gereja maupun di lingkungan. Apabila mereka tidak disibukkan dengan kegiatan
sekolah, mereka akan mengikuti kegiatan di gereja maupun lingkungan. Jadi tidak
sepenuhnya mereka tidak pernah ambil bagian dalam kegiatan tersebut. Begitu
pula bagi responden yang sudah bekerja, mereka akan mengikuti kegiatan di
gereja atau di lingkungan apabila waktunya tepat dan tidak bertabrakan dengan
pekerjaannya.
Pada item no 17, responden sebanyak 21 orang responden dengan
prosentase 70% menyatakan bahwa mereka kurang begitu menggunakan waktu
luang dengan bermain dan browsing di internet. Fakta tersebut menunjukkan
bahwa kaum muda tidak terlalu intensif menghabiskan waktunya untuk bermain
dan browsing di internet meskipun teknologi saat ini sudah canggih dan banyak
alat-alat komunikasi yang dapat terhubung langsung dengan internet. Di daerah
atau lingkungan sekitar tempat tinggal kaum muda, fasilitas internet juga belum
cukup menjadi andalan dan kegemaran bagi kaum muda di sekitar lingkungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
tersebut. Mereka lebih disibukkan dengan kegiatan-kegiatan di sekolah seperti
misalnya; les, ekstrakurikuler dan kegiatan-kegiatan lainnya. Menurut
pengamatan yang penulis lihat dan peryataan dari beberapa responden bahwa
mereka kebanyakan hanya menggunakan handphone sebagai alat komunikasi dan
mereka juga jarang menggunakan fasilitas internet hanya disesuaikan dengan
kebutuhan atau karena ada tugas dari sekolah atau pekerjaan yang mengharuskan
mereka mencarinya di internet.
Pada item no 18, responden sebanyak 19 orang dengan prosentase 63,3%
menyatakan bahwa belum ada kegiatan yang dapat memotivasi kaum muda untuk
tertarik dan terlibat dalam hidup menggereja. Kenyataan ini menunjukkan bahwa
kegiatan yang diadakan di gereja kurang dapat memotivasi kaum muda untuk
tertarik mengikuti. Kegiatan yang diadakan terkesan monoton dan hanya itu-itu
saja. Kaum muda merasa bosan bila mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan
oleh Gereja karena belum ada kegiatan yang membuat mereka tertarik untuk
mengikutinya. Kegiatan yang diadakan di gereja tidak disesuaikan dengan
keadaan dari kaum muda, sehingga kadang kaum muda kurang mengerti dan
memahaminya. Kaum muda lebih menyukai kegiatan yang sesuai dengan jiwa
muda mereka yang mampu membawa mereka pada penghayatan iman yang
mendalam tanpa merasakan bahwa kegiatan tersebut membosankan dan membuat
mereka jenuh saat mengikutinya.
4) Harapan Dari Kaum Muda Untuk Meningkatkan Keterlibatan Mereka
Dalam Hidup Menggereja Di Stasi Gembala Yang Baik.
Pada variabel harapan dari kaum muda dalam rangka meningkatkan
keterlibatan mereka dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik. Item
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
no 19 menunjukkan bahwa responden sebanyak 28 orang dengan prosentase
93,3% menyatakan bahwa kegiatan pendalaman iman kaum muda akan membantu
kaum muda untuk semakin menghayati imannya dalam kehidupan sehari-hari.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa kaum muda menginginkan sesuatu kegiatan
yang dapat membawa mereka pada penghayatan iman yang lebih mendalam.
Kegiatan seperti pendalaman iman bagi kaum muda diharapkan mampu
menyadarkan mereka untuk menghayati imannya dengan mewujudkannya dalam
kehidupan konkret sehari-hari. Perwujudan iman yang konkret itu adalah berupa
keterlibatan dalam hidup menggereja dan masyarakat.
Pada item no 20, responden sebanyak 30 orang dengan prosentase 100%
menyatakan setuju bahwa pendalaman iman kaum muda yang sesuai dengan
minat dan semangat kaum muda dapat menumbuhkan rasa persaudaraan dan
penghayatan iman mereka. Pendalaman iman yang rutin dilaksanakan diharapkan
dapat membantu kaum muda meningkatkan penghayatan imannya. Kaum muda
semakin memahami bahwa iman mereka perlu mereka wujudkan dalam
kehidupan sehari-hari, yaitu dengan terlibat aktif dalam hidup menggereja dan
mengusahakan diri untuk bersikap positif terhadap orang di sekitarnya sehingga
timbul rasa persaudaraan antar sesama. Pendalaman iman bagi kaum muda juga
harus disesuaikan dengan semangat dan jiwa kaum muda. Metode dan materinya
dibuat sesuai dengan gaya dan minat kaum muda, hal ini dimaksudkan agar kaum
muda tertarik dan terdorong untuk selalu mengikuti pendalaman iman tersebut,
sehingga harapan dari terlaksananya pendalaman iman bagi kaum muda ini dapat
terwujud. Kaum muda masih memerlukan pendampingan dan bimbingan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
menemukan keyakinan imannya yang mendalam Oleh karena itu mereka juga
memerlukan pendamping yang dapat membantu mereka dalam penghayatan dan
perkembangan imannya. Pendamping tersebut diharapkan mampu mengerti situasi
dan permasalahan yang dihadapi oleh kaum muda, sehingga melalui pengertian
dan perhatian pendamping tersebut kaum muda dapat merasa disapa dan timbul
rasa persaudaraan yang kuat.
b. Pembahasan Hasil Penelitian Kuesioner Terbuka
Pada bagian ini penulis akan membahas mengenai jawaban-jawaban
responden pada kuesioner terbuka. Pada kuesioner terbuka ini, responden dapat
secara bebas menungkapkan isi hatinya dan harapannya atas pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan. Pada kuesioner terbuka ini dapat diketahui berbagai
jawaban dari responden tersebut. Jawaban mereka beragam namun ada yang
sama. Dalam pembahasan ini, penulis mencoba menyatukan berbagai jawaban
responden yang sama dan memisahkan beberapa jawaban responden lain yang
memiliki jawaban berbeda.
Pada item no 1, diketahui bahwa responden rata-rata menjawab bahwa
terlibat dalam hidup menggereja merupakan suatu keharusan bagi kaum muda
namun dari jawaban tersebut ditemukan beberapa alasan dari keharusan kaum
muda terlibat dalam hidup menggereja tersebut. Alasan tersebut antara lain:
bahwa kaum muda merupakan masa depan Gereja; kaum muda merupakan
harapan bagi Gereja. Kaum muda merupakan umat Allah yang mendapat tugas
untuk memperkembangkan imannya. Keterlibatan itu merupakan suatu bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
nyata dari imannya yang mendalam pada Yesus Kristus. Dari pernyataan tersebut
diketahui bahwa kaum muda mengerti dan memahami sebagai umat Katolik
mereka mempunyai kesadaran untuk memperkembangkan imannya melalui
keterlibatannnya dalam hidup menggereja. Mereka menyadari bahwa kaum muda
adalah harapan Gereja, sehingga mereka wajib ikut serta dalam setiap kegiatan
yang ada di gereja demi perkembangan iman dan penghayatan iman yang
semakin mendalam.
Pada item no 2, kita akan melihat dan membahas apa saja yang menjadi
motivasi bagi kaum muda untuk terlibat dalam hidup menggereja.
Untuk terlibat dalam hidup menggereja, kaum muda membutuhkan sesuatu
yang dapat memotivasi mereka untuk memiliki kesadaran sebagai orang Katolik.
Mereka harus terlibat dalam hidup menggereja. Motivasi yang datang dari
keluarga, diri sendiri, teman, Gereja dan seluruh umat membuat mereka
menyadari bahwa keterlibatan itu adalah suatu bentuk iman yang konkret. Selain
itu, motivasi itu juga datang dari keinginan dalam dirinya untuk memuliakan
Tuhan dengan cara aktif terlibat dalam hidup menggereja. Pernyataan yang
diberikan oleh responden, diketahui bahwa untuk terlibat dalam hidup menggereja
mereka memerlukan sebuah dukungan dari orang-orang di sekitar mereka yang
dapat memotivasi mereka. Dukungan itu berupa perhatian, pendampingan,
semangat dan penerimaan yang baik terhadap keberadaan mereka di lingkungan
masyarakat maupun di gereja.
Pada item no 3, diketahui beberapa faktor yang menjadi pendukung kaum
muda untuk aktif terlibat dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Faktor yang mendukung kaum muda dapat terlibat aktif dalam hidup
menggereja adalah kesadaran dalam diri sendiri untuk aktif terlibat dalam hidup
menggereja. Dukungan dari orang tua dan teman juga menjadi faktor
penyemangat dalam mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja. Responden juga
menyatakan bahwa aktif dalam hidup menggereja merupakan suatu bentuk
kewajiban untuk melayani Tuhan. Mereka menyadari bahwa iman mereka perlu
diwujudkan dalam kehidupan konkret sehari-hari melalui keterlibatannya dalam
hidup menggereja tetapi hal itu masih memerlukan proses dan pendampingan.
Umat dan Gereja juga memberikan kebebasan bagi kaum muda untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan di gereja, sehingga kaum muda dapat
menuangkan ide-idenya dalam kegiatan yang diadakan di gereja dan dapat
memberikan nuansa yang berbeda di gereja. Dorongan kaum muda untuk terlibat
dalam hidup menggereja juga dikarenakan mereka ingin mempererat persaudaraan
dan mengembangkan relasi dengan sesama kaum muda yang ada di stasi maupun
paroki. Apabila rasa persaudaraan antar kaum muda di stasi itu baik, maka segala
yang kegiatan yang dilaksanakan oleh kaum muda dapat berjalan dnegan baik.
Melihat kenyataan ini, dapat dilihat bahwa kaum muda juga mempunyai
kesadaran untuk terlibat dalam hidup menggereja tetapi mereka juga masih
memerlukan dukungan dan perhatian dari orang-orang di sekitar mereka yang
mendampingi dan mengarahkan mereka.
Pada item no 4 akan dibahas mengenai alasan-alasan yang menyebabkan
kaum muda belum dapat terlibat dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang
Baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Kesibukan dan sulitnya membagi waktu antara kegiatan sekolah atau
pekerjaan, kegiatan pribadi dan kegiatan dalam hidup menggereja menjadi alasan
yang banyak diberikan oleh kaum muda. Mereka merasa kurang dapat
meluangkan waktunya untuk terlibat dalam hidup menggereja. Banyaknya
tuntutan sekolah maupun pekerjaan mengakibatkan mereka jarang mengikuti
kegiatan-kegiatan gereja. Tetapi sesekali bila mereka memiliki waktu senggang
dan kegiatan pribadi tidak bersamaan dengan kegiatan gereja, mereka akan
menyempatkan untuk ikut dan terlibat. Kaum muda kadang juga merasa malas,
karena kegiatan gereja belum menarik minat mereka. Kegiatan dirasa kurang
bervariatif sehingga kaum muda tidak tertarik. Kaum muda jarang terlibat dalam
hidup menggereja dikarenakan kesibukan mereka di sekolah maupun di tempat
kerja. Tuntutan di sekolah juga mengharuskan mereka untuk mengikuti les atau
ekstrakurikuler demi memperoleh nilai yang tinggi dan pencapaian akhir yang
baik. Mereka lebih berfokus pada kegiatan-kegiatan sekolah dan
mengesampingkan kegiatan-kegiatan gereja. Mereka menganggap bahwa
beberapa kegiatan yang diadakan oleh Gereja yang pernah mereka ikuti biasa saja
dan tidak sesuai dengan semangat dan jiwa muda saat ini. Mereka menginginkan
adanya kegiatan Gereja yang dapat memotovasi semua kaum muda untuk terlibat
mengikuti. Oleh karena itu diharapkan dari pihak Gereja seperti misalnya Pastor
dan para pendamping kaum muda lebih memperhatikan mereka dan mengajak
mereka untuk berperan aktif dalam hidup menggereja melalui kegiatan-kegiatan
yang menarik dan sesuai dengan minat kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Pada item no 5 ini, kita akan melihat harapan-harapan kaum muda agar
kegiatan untuk kaum muda sungguh dapat berguna bagi pengembangan dan
penghayatan iman mereka.
Kaum muda menginginkan bahwa setiap kegiatan untuk kaum muda
dibuat dengan semenarik mungkin dan tidak monoton. Pertemuan rutin yang
bervariasi seperti misalnya; retret, pendalaman iman dan rekoleksi hendaknya
juga dilaksanakan dan direncanakan dengan baik. Agar pelaksanaannya tidak
menggganggu kesibukan kaum muda, hendaknya kegiatan itu dilaksanakan
dengan mengambil waktu yang tepat sehingga semua kaum muda dapat
mengikutinya. Mereka mengharapkan pembimbing yang supel dan dapat memberi
inovasi-inovasi baru dalam setiap kegiatan yang diadakan. Kegiatan yang
diadakan mampu memotivasi kaum muda untuk dapat mengembangkan imannya.
Melihat dari kenyataan yang disebutkan di atas, kaum muda
mengharapkan suatu kegiatan yang menarik dan sesuai minat kaum muda saat ini.
Yang terpenting kegiatan tersebut dapat mengembangkan iman mereka dan
memberikan mereka kesadaran bahwa iman itu perlu mereka wujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kaum muda merupakan tunas-tunas Gereja, yang mampu
memperkembangkan Gereja dan memberi nuansa baru bagi Gereja. Untuk itu
segenap warga Gereja juga diharapkan mampu membimbing dan mendampingi
kaum muda untuk menyadarkan mereka bahwa mereka adalah bagian penting
dalam perkembangan Gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4. Kesimpulan Hasil Pembahasan Penelitian
Kesimpulan dari laporan penelitian di stasi Gembala Yang Baik mengenai
keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja ini akan menjadi titik tolak
dalam penyusunan program atau kegiatan yang akan dilaksanakan di stasi
Gembala Yang Baik dalam usaha meningkatkan keterlibatan mereka dalam hidup
menggereja. Kaum muda di Stasi Gembala Yang Baik terdiri dari pelajar,
mahasiswa dan karyawan. Mereka memiliki kesibukan dan tuntutan yang
mengharuskan mereka untuk menyediakan waktu penuh terhadap kegiatan dan
pekerjaan mereka, sehingga mereka kesulitan untuk terlibat dalam hidup
menggereja. Tetapi sebenarnya ada kemauan dari mereka untuk meluangkan
waktu terlibat dalam hidup menggereja. Kegiatan Gereja seperti misalnya Misa
untuk kaum muda, pendalaman iman, koor di gereja dan kegiatan-kegiatan yang
diadakan di lingkungan tempat tinggalnya pernah mereka ikuti. Kaum muda
menyadari bahwa sebagai umat Katolik, mereka juga harus menunjukkan
perannya dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja maupun di masyarakat.
Tetapi mereka masih memerlukan proses dan pengarahan agar mereka termotivasi
dan benar-benar menyadari bahwa mereka mempunyai peranan penting bagi
perkembangan Gereja. Motivasi itu berasal dari keluarga, lingkungan sekitar dan
diri sendiri. Keberadan keluarga yang harmonis dan selalu menerapkan kebiasaan-
kebiasaan positif dalam keluarga dapat mendukung mereka untuk dapat
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Situasi lingkungan yang kondusif
dan terbuka dengan perbedaan, membuat kaum muda nyaman dalam melakukan
kegiatan gereja maupun kegiatan di lingkungan tersebut. Motivasi-motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
tersebut dapat mendukung kaum muda terlibat dalam hidup menggereja dan yang
terpenting adalah motivasi dalam diri sendiri.
Melihat dari permasalahan dan harapan kaum muda, penulis mencoba
mengusulkan sebuah program pendampingan bagi kaum muda dengan
melaksanakan katekese. Katekese yang sesuai dengan situasi dan harapan dari
kaum muda itu adalah katekese kaum muda. Katekese kaum muda ini dirasa dapat
membantu kaum muda meningkatkan pemahaman dan penghayatan iman mereka.
Melalui harapan-harapan dari kaum muda tersebut, katekese kaum muda ini
diselenggarakan dengan bertitik tolak pada situasi kaum muda dan metode yang
digunakan juga disesuaikan dengan minat dan semangat kaum muda saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
KATEKESE KAUM MUDA UNTUK MENINGKATKAN
KETERLIBATAN KAUM MUDA DALAM HIDUP MENGGEREJA DI
STASI GEMBALA YANG BAIK, PAROKI SANTO YUSUF BATANG
A. Katekese Kaum Muda
Pada bab sebelumnya, penulis telah memaparkan mengenai metode
penelitian dan pembahasannya. Pada pembahasan penelitian, diketahui bahwa
kaum muda merindukan suatu kegiatan yang dapat membantu mereka dalam
perkembangan dan penghayatan iman mereka. Mereka menginginkan suatu
pendampingan yang rutin dilaksanakan dan dapat dihadiri oleh seluruh kaum
muda. Selama ini kaum muda belum mendapatkan kegiatan pendampingan dari
Gereja yang mampu membuat mereka termotivasi untuk mengikutinya.
Pada bab IV ini, penulis akan memaparkan suatu kegiatan pendampingan
untuk kaum muda yaitu katekese kaum muda. Katekese kaum muda ini
diharapkan mampu meningkatkan kesadaran kaum muda untuk aktif terlibat
dalam hidup menggereja di stasi Gembala Yang Baik, Paroki Santo Yusuf Batang.
Katekese dipahami sebagai pembinaan iman anak-anak, remaja, kaum muda dan
orang tua (CT art 18). Katekese kaum muda hendaknya berangkat dari situasi
yang dialami oleh kaum muda saat itu. Katekese kaum muda ini bertujuan agar
kaum muda semakin memperdalam dan mengembangkan iman mereka yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bab ini akan menjelaskan mengenai katekese kaum muda yang diuraikan
dalam pengertian katekese kaum muda, tujuan katekese kaum muda, ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
katekese kaum muda, figur katekis untuk kaum muda. Bab ini juga diuraikan
usulan program katekese kaum muda, uraian tema dan tujuan, matriks penjabaran
program dan contoh persiapan katekese kaum muda.
1. Pengertian Katekese Kaum Muda
Katekese kaum muda adalah komunikasi iman antarkaum muda kristiani
mengenai pengalaman hidup mereka yang digali atau diungkapkan maknanya
sehingga mereka terbantu untuk menjadi orang kristiani yang utuh (beriman,
bermoral, terbuka, serta memiliki harapan dan cinta) dan siap menjadi pelaksana
Sabda Allah demi terwujudnya Kerajaan Allah (Suhardiyanto, 2012: 387).
Menurut Sene (1989:60), katekese bagi kaum muda merupakan salah satu bentuk
kegiatan yang dijalankan oleh Gereja yang mengarah pada perkembangan iman
kaum muda.
Pada intinya katekese kaum muda ini adalah proses pendampingan iman
bagi kaum muda, dimana dalam proses pelaksanaannya, katekese ini bertolak
pada pengalaman iman kaum muda. Proses katekese ini ingin mengajak kaum
muda untuk bersama-sama dapat mengartikan peristiwa hidupnya dalam terang
iman akan Yesus Kristus. Pengalaman hidup iman mereka adalah sesuatu yang
utama dalam katekese kaum muda ini, karena pengalaman hidup iman mereka
sehari-hari inilah yang merupakan isi dari katekese yang akan dilaksanakan dan
bersama-sama diolah demi perkembangan iman mereka. Pada setiap katekese
diharapkan terjadi suatu komunikasi di dalamnya. Komunikasi itu terjadi antara
katekis dengan peserta katekese. Komunikasi itu dimaksudkan bahwa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
katekese peserta dapat memahami setiap proses yang dilaksanakan dan dengan
terbuka membagikan pengalaman hidup dan imannya, sehingga antar peserta
saling meneguhkan dan diharapkan mereka semakin sadar untuk mewujudkan
imannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pada proses pelaksanaan katekese kaum muda ini, tidak hanya teori
mengenai Kitab Suci dan materi iman kepada peserta saja, melainkan lebih pada
keadaan dan situasi yang dialami oleh kaum muda saat ini. Hal ini dimaksudkan
agar peserta dapat tersentuh dan dapat mudah memahami serta menghayatinya.
Pada kenyataannya kaum muda lebih menyukai sesuatu yang dapat menginspirasi
mereka untuk dapat berekspresi sesuai dengan apa yang ada dalam dirinya. Untuk
itu dalam proses katekese kaum muda ini digunakan sarana dan metode yang
menarik seperti misalnya; pemutaran film, lagu-lagu yang menarik dan disukai
oleh kaum muda, menggunakan alat musik untuk mengiringi proses katekese,
penggunaan instrumen, cerita bergambar, permainan, outbound dan sarana-sarana
lainnya yang menarik. Dalam katekese kaum muda ini menekankan relasi yang
akrab antara peserta dengan peserta yang lain dan antara peserta dengan
pendamping. Suasana dalam proses katekese ini juga tidak terlalu kaku tetapi
santai dan kadang diselingi dengan senda gurau sehingga peserta tidak menjadi
bosan. Pendamping katekese juga kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana
yang kondusif dan akhirnya mampu mengajak peserta untuk terlibat aktif proses
katekese tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
2. Tujuan Katekese Kaum Muda
Katekse kaum muda ingin mengajak kaum muda untuk dapat
mengkomunikasikan pengalaman hidupnya dalam terang iman akan Yesus
Kristus. Pada proses katekese, kaum muda diberikan kebebasan untuk
membagikan pengalaman imannya itu dan saling meneguhkan satu sama lain.
Kaum muda memiliki permasalahan yang dialami dalam hidupnya. Permasalahan
itu dapat berasal dari keluarga, teman atau lingkungan sekitarnya. Melalui katekse
kaum muda ini, mereka diharapkan dapat menghadapi permasalahannya itu
dengan imannya yang dewasa. Iman yang dewasa itu adalah mereka mampu
mengatasi permasalahan yang dialami dengan mengandalakan iman dan
kepercayaannya akan Tuhan dan dapat menyelesaikannya dengan sikap yang
positif. Tujuan katekese ini yang terpenting adalah ingin membantu kaum muda
untuk dapat menghayati imannya dan memiliki kesadaran untuk dapat
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kekhasan Katekese Kaum muda
Kita ketahui bahwa kaum muda lebih menyukai suatu kegiatan yang
menarik, tidak monoton dan bervariasi. Mereka menyukai kegiatan yang sesuai
dengan jiwa dan semangat muda mereka. Pada katekese kaum muda ini, kaum
muda adalah fokus utama dalam katekese. Katekese kaum muda ini lebih banyak
mengangkat permasalahan-permasalahan yang sedang dialami oleh kebanyakan
kaum muda saat ini. Suasana dalam proses pelaksanaan katekese juga santai dan
tidak begitu formal, masih ada canda dan gurauan dalam setiap sesinya. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
dapat membuat kaum muda tidak jenuh dan bosan. Melihat pada jaman sekarang
perkembangan teknologi semakin meningkat, metode dan media yang digunakan
dalam katekese juga menyesuaikan dengan perkembangan jaman saat ini. Metode
yang digunakan seperti misalnya; pemutaran film, penggunaan lcd, cerita
bergambar dan media-media lain yang menarik. Dari metode yang digunakan ini
diharapkan kaum muda termotivasi dan mereka dapat dengan mudah memahami
dan menghayati iman mereka. Sehingga mereka terbantu dalam menyikapi segala
permasalahan dalam hidupnya dengan terang iman akan Yesus Kristus.
4. Figur Katekis Untuk Kaum Muda
Dalam proses pelaksanaan katekese, peranan katekis atau pemimping
katekese juga penting dan menentukan dapat berlangsungnya ketekese. Katekis
berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta yaitu kaum muda untuk dapat
menghayati dan memaknai segala permasalah hidupnya dalam terang iman akan
Yesus Kristus. Untuk membantu peserta dalam penghayatan iman yang lebih
mendalam, katekis juga memerlukan pendekatan secara pribadi pada peserta.
Pendekatan itu dimaksudkan bahwa katekis mampu menjadi sahabat yang baik
bagi kaum muda dan mengusahakan hubungan baik pada semua kaum muda.
Katekis mengerti permasalahan yang sedang dialami oleh kaum muda dan
mencoba menggali harapan-harapan dan kesulitan-kesulitan yang sedang mereka
alami. Kaum muda menyukai katekis yang mau bersahabat dengan kaum muda
tanpa membeda-bedakan satu dengan yang lainnya. Katekis juga mau
mendengarkan dan memberikan pengarahan serta solusi dari permasalahan-
permasalaahn yang dihadapi oleh kaum muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Katekis harus dapat membina kaum muda untuk dapat menjaga kerukunan
dan persaudaraan bagi sesama sebagai perwujudan imannya dalam kehidupan
sehari-hari. Katekis yang baik adalah katekis yang dapat mencontohkan perilaku
dan sikap positif terhadap kaum muda. Katekis menjadi cermin bagi kaum muda,
karena katekis adalah panutan bagi kaum muda, maka katekis harus dapat
bersikap dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah.
Katekis juga harus dapat menyesuaikan diri terhadap situasi kaum muda
saat ini. Seperti yang kita ketahui bahwa budaya pop sekarang banyak
mempengaruhi gaya hidup dan pergaulan kaum muda sehari-hari. Kaum muda
menyukai sesuatu yang berhubungan dengan hiburan yang dapat memberi mereka
kesenangan dan dapat menyediakan hal-hal yang mereka butuhkan dengan cepat.
Dalam menyelenggarakan katekese, katekis harus membuat suasana ketekese
disenangi oleh kaum muda dan tidak membuat mereka bosan. Metode dan sarana
yang digunakan juga disesuaikan dengan gaya kaum muda saat ini, agar materi
yang akan disampaikan mudah dimengerti oleh mereka. Katekis juga harus kreatif
menggunakan sarana-sarana seperti pemutaran film, lagu-lagu yang saat ini
disukai oleh kaum muda, permainan, cerita bergambar dan sarana-sarana lainnya
yang menarik. Hal ini bertujuan agar katekese ini benar-benar membantu kaum
muda dalam menghayati imannya dengan mudah. Mereka akan senang mengikuti
katekese dengan nuansa yang berbeda dan dengan metode yang bervariasi dan
menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
B. Usulan Program Katekese Kaum Muda Dalam Rangka Peningkatan
Keterlibatan Kaum Muda Dalam Hidup Menggereja
Pada bagaian sebelumnya telah dijelaskan mengenai pengertian katekese
kaum muda, tujuan katekese kaum muda, ciri-ciri katekese kaum muda dan figur
katekese kaum muda. Pada kenyataannya sebenarnya kaum muda ingin sekali
mengembangkan imannya dan menghayati imannya, namun dalam prosesnya
kaum muda mengalami kesulitan. Kesulitan itu kadang berasal dari dirinya
sendiri, mereka kurang menyadari bahwa imannya itu perlu diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dapat diketahui pula bahwa kesulitan yang dialami kaum
muda itu juga disebabkan karena belum adanya kegiatan di gereja yang
memotivasi mereka untuk mengikutinya. Kagiatan di gereja kebanyakan terlalu
membosankan dan tidak bervariasi, sehingga kaum muda kurang menyukainya
dan bahkan mereka tidak mengikuti kegiatan tersebut.
Melihat kenyataan tersebut, penulis ingin memberikan sumbangan
pemikiran dalam program yang akan dirancang untuk mengatasi permasalahan
dan kesulitan yang dihadapi kaum muda di Stasi Gembala Yang Baik. Program itu
adalah katekese yang diperuntukkan oleh kaum muda, yaitu katekese kaum muda.
Katekese kaum muda ini diharapkan dapat menjawab permasalahan dan harapan
dari kaum muda. Katekese ini dikemas dengan bertitik tolak pada situasi kaum
muda dan tentunya disesuaikan dengan jiwa dan semangat muda mereka. Materi
yang diberikan harus mengena pada permasalahan-permasalahan yang dialami
oleh kaum muda, metode yang digunakan juga bervariatif dengan menggunakan
sarana yang menarik dan disukai oleh kaum muda. Kaum muda akan tertarik
mendalami materi dengan menggunakan sarana lagu-lagu yang menarik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
pemutaran film, permainan dan lain sebagainya yang sesuai dengan tema dan
tentunya tetap dihubungkan dengan terang Injil. Mereka tidak menyukai
pendalaman materi yang kaku dan hanya membahas Kitab Suci saja. Mereka
menyukai suasana yang santai tetapi mengena di hati mereka. Pada pelaksanaan
katekese kaum muda ini, penulis mengharapkan kaum muda dapat menghayati
imannya dan termotivasi untuk aktif terlibat dalam hidup menggereja.
Bagian ini akan diuraikan mengenai latar belakang penyusunan program,
tujuan program dan gambaran pelaksanaan program, matriks program.
1. Latar Belakang Program
Penghayatan iman yang diwujudkan dalam kehidupan konkret sehari-hari
adalah penting. Keterlibatan dalam hidup menggereja adalah bentuk dari
penghayatan iman yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
keterlibatan kita menunjukkan kesediaan kita untuk terbuka kepada Allah, melalui
sesama. Keterlibatan itu misalnya kegiatan-kegiatan di gereja maupun di
masyarakat. Sebagai umat Katolik, kita selalu mengusahakan diri untuk terlibat
dalam hidup menggereja sebagai bentuk tindakan positif kita sebagai umat Allah.
Kaum muda di stasi Gembala Yang Baik tidak semuanya aktif terlibat
dalam hidup menggereja maupun masyarakat. Ada beberapa kaum muda yang
aktif namun ada sebagian yang kurang aktif. Mereka yang kurang aktif
menganggap bahwa kegiatan gereja kurang menarik minat mereka sehingga
mereka lebih suka mengikuti kegiatan-kegiatan di luar gereja yang dirasa lebih
menarik. Kaum muda perlu dibimbing dan diarahkan agar mereka memiliki
kesadaran bahwa meraka adalah bagian dari umat Allah, yang memiliki juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
mempunyai tugas untuk memperkembangkan Gereja melalui kegiatan-kegiatan di
gereja yang mendukung hal tersebut.
Pendampingan tersebut diharapkan mampu membawa kaum muda pada
penghayatan iman yang mendalam yang dapat mereka wujudkan dalam kehidupan
konkret mereka sehari-hari. Terlibat dalam hidup menggereja merupakan bentuk
aktualisasi dari iman kepada Allah melalui tindakan-tindakan, sikap yang
diwujudkan dalam hidup sehari-hari (Banawiratma, 1992:9).
2. Alasan Diadakannya Program Katekese Kaum Muda
Katekese senantiasa menempatkan peserta sebagai subyek yang utama.
Katekese sungguh dapat membantu umat dalam merefleksikan pengalaman
hidupnya dan menemukan nilai-nilai Kristiani di dalam pengalaman tersebut.
Katekese menjadi sarana bagi umat Kristiani untuk dapat saling bertukar pikiran
dan berdialog satu sama lain. Katekese juga mengajak peserta untuk dapat
menyadari serta menghayati imannya yang diwujudkan dalam kehidupan konkret
sehari-hari.
Katekese kaum muda dirasa sangat cocok sebagai sarana pendampingan
iman bagi kaum muda. Melalui katekese, kaum muda dibimbing dan diarahkan
imannya serta dibantu dalam penghayatan imannya. Katekese kaum muda ini
ingin mengajak mereka untuk terbuka mengungkapkan permasalahan-
permasalahan yang dialami dan harapan-harapan dalam hidupnya. Yang ingin
dicapai dalam proses pelaksanaan katekese ini yaitu iman kaum muda semakin
berkembang dan mereka dapat menghayati imannya secara mendalam dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
kesediannya untuk aktif dalam hidup menggereja sebagai bentuk imannya akan
Yesus Kristus.
3. Tujuan Program
Tujuan dibuatnya program katekese kaum muda di stasi Gembala Yang
Baik adalah agar kaum muda menghayati imannya secara mendalam dan dengan
kesadarannya mereka wujudkan dalam kehidupan konkret sehari-hari. Perwujudan
iman mereka itu berupa keterlibatannya dalam kegiatan-kegiatan yang diadakan
Gereja maupun masyarakat. Untuk sampai pada penghayatan iman yang
mendalam tersebut, kaum muda memerlukan pengarahan dan pendampingan
yang tepat bagi mereka dan katekese kaum muda ini dirasa cocok bagi kaum
muda di stasi Gembala Yang Baik. Katekese kaum muda ini bertolak pada kaum
muda, sehingga proses dan sasaran yang ingin dicapai selalu memeperhatikan
situasi dan harapan dari kaum muda. Kaum muda menjadi subyek dari proses
pelaksanaan katekese ini. Katekese kaum muda ini ingin mengajak kaum muda
untuk menyadari imannya dan membantu mereka pada penghayatan iman yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Melihat dari kenyataan bahwa kaum
muda tidak menyukai kegiatan yang monoton dan membosankan, maka katekese
ini dibuat sesuai dengan metode yang menarik dan sesuai dengan jiwa dan
semangat kaum muda.
C. Gambaran Program
Program katekse kaum muda ini akan dilaksanakan di stasi Gembala Yang
Baik, Paroki Santo Yusuf Batang. Katekese ini akan rutin dilaksankan satu bulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
dua kali yaitu pada hari sabtu minggu kedua dan hari sabtu minggu ke empat.
Katekese kaum muda ini dimulai pada pukul 16.00-17.30 di ruang serba guna
gereja stasi Gembala Yang Baik. Penulis akan memimpin jalannya katekese kaum
muda di stasi tersebut yaitu pada hari sabtu minggu pertama dan pada hari sabtu
minggu ke empat akan dipimping oleh katekis setempat.
D. Uraian Tema dan Tujuan
Tema umum beserta penjabaran subtema diuraikan di dalam program
pelaksanaan katekese. Uraian tema, tujuan, subtema, serta tujuan subtema yang
akan digunakan dalam program diuraikan sebagai berikut:
Tema Umum : Menghayati iman melalui keterlibatan dalam hidup
menggereja.
Tujuan Umum : Membantu kaum muda untuk menyadari dan menghayati
imannya dalam kehidupan sehari-hari dengan terlibat dalam hidup
menggereja.
Tema I : Persahabatanku adalah persahabatan yang sejati dan sehati.
Tujuan I : Membantu kaum muda untuk menjalin hubungan baik dengan
sahabatnya tanpa membedakan dan mengusahakan sikap saling
tolong menolong.
Tema II : Aku berusaha maka akupun bisa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tujuan II : Membantu kaum muda untuk menyadari kemampuan dan
potensi-potensi dalam dirinya sehingga melalui kemampuan dan
potensi yang mereka miliki tersebut dapat mereka salurkan dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan di gereja.
Tema III : Bersahabat dengan Allah di Facebook.
Tujuan III : Mengajak kaum muda untuk dapat menggunakan media
facebook dengan sebaik mungkin dengan menjalin relasi yang
positif dan mewartakan kasih Allah kepada teman-teman di
facebook.
Tema IV : Imanku akan berkembang bila aku terlibat dalam hidup
menggereja.
Tujuan IV : Menyadarkan kaum muda bahwa imannya perlu dikembangkan
dan dihayati dengan terlibat dalam hidup menggereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
E. Matriks Penjabaran Program Katekese Kaum Muda
Tema Umum : Menghayati iman melalui keterlibatan dalam hidup menggereja.
Tujuan Umum : Membantu kaum muda untuk menyadari dan menghayati imannya dalam kehidupan sehari-hari dengan terlibat
dalam hidup menggereja
No Tema Tujuan Tema Judul
Pertemuan
Tujuan
Pertemuan
Materi Metode Sarana Sumber
Bahan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Persahabatanku
adalah
persahabatan
yang sejati dan
sehati.
Membantu
kaum muda
untuk dapat
menjalin
hubungan baik
dengan
sahabatnya
tanpa
membedakan
dan
mengusahakan
sikap saling
tolong
Apakah kamu
sahabat
sejatiku?
Membantu
kaum muda
menemukan
siapa yang
menjadi sahabat
sejatinya.
- Permainan
“Dimana
Kamu
Kawan”
- Persahabat
an yang
baik
menurut
Kitab Suci.
- Tanya
Jawab
- Sharing
- diskusi
- permai-
nan
- Informa-
si
Kitab suci,
slayer untuk
menutup mata
saat permainan
permainan dan
speaker
- Amsal
18:19-24
- 100
permai-
nan
penyegar
pertemu-
an
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
menolong.
2 Aku berusaha
maka akupun
bisa
Membantu
kaum muda
untuk menyadari
kemampuan dan
potensi-potensi
dalam dirinya
sehingga
melalui
kemampuan dan
potensi yang
mereka miliki
tersebut dapat
mereka salurkan
dengan
mengikuti
kegiatan-
kegiatan di
gereja.
Aku muda aku
bisa.
Membantu
kaum muda
untuk percaya
diri
menyalurkan
kemampuan dan
potensinya
dalam kegiatan-
kegiatan yang
mereka ikuti di
gereja maupun
di masyarakat.
- Tampilan
slide lagu
“Aku muda
aku bisa”
dari Agnes
Monica.
- Lembaran
lirik lagu
“Aku muda
aku bisa”.
- Kitab Suci
- Sharing
- Diskusi
- Refleksi
- Informa
-si
- Gerak
dan
lagu
- slide lagu
“Aku muda
aku bisa”
dari Agnes
Monica
- Lirik lagu
“Aku muda
aku bisa”.
- Kitab Suci
Mat 25: 14
– 30
- lagu
“Aku
muda aku
bisa” dari
Agnes
Monica
- Kitab
Suci Mat
25: 14 –
30
3 Bersahabat
dengan Allah di
facebook.
Mengajak kaum
muda untuk
dapat
menggunakan
media facebook
dengan sebaik
mungkin dengan
menjalin relasi
yang positif dan
mewartakan
kasih dengan
- Andaikan
aku
bersahabat
dengan
Allah di
facebook.
- Membantu
kaum muda
untuk dapat
menggunkan
sebaik
baiknya dan
menjalin
hubungan
yang positif di
facebook.
- Slide
- Pengala-
man
pribadi
peserta dan
pendampi-
ng.
- Sharing
- Tanya
jawab
- Informa
-si
- Refleksi
pribadi
- Slide
mengenai
untung dan
rugi
menjalin
persahaba-
tan di
Facebook.
- Pengala-
man
pribadi
- Slide
- Pengala-
man
pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
sesama sesuai
dengan
kehendak Allah.
peserta dan
pendampi-
ng.
4 Imanku akan
berkembang bila
aku terlibat
dalam hidup
menggereja
Menyadarkan
kaum muda
bahwa imannya
perlu
dikembangkan
dan dihayati
dengan terlibat
dalam hidup
menggereja.
“Gereja tanpa
kaum muda itu
gak gaul”.
- Membantu
kaum muda
agar semakin
menyadari
peran sertanya
sebagai umat
di gereja dan
masyarakat.
- Banyak
anggota
tetapi satu
tubuh.
- Bentuk-
bentuk
hidup
menggere-
ja.
- Diskusi
kelomp
ok
- Sharing
- Tanya
jawab
- Informa
-si.
- Teks 1 Kor
12:12-26
- Teks cerita
“Beranikah
kita
membagi
roti dan
ikan di
jaman
modern?
- I kor
12:12-26.
- Bergant
dan Karis,
2002:300.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
F. Contoh Persiapan Katekese Kaum Muda
Berdasarkan usulan program pelaksanaan katekese kaum muda di atas,
maka bagian ini penulis mengajukan satu contoh persiapan katekese. Contoh
persiapan ini diambil dari salah satu tema di dalam matriks penjabaran program
pelaksanaan katekese. Tema yang diangkat dalam ketekese ini disesuaikan dengan
kebutuhan dan situasi peserta yaitu kaum muda di stasi Gembala Yang Baik.
Tema pertemuan ini adalah “Aku berusaha maka akupun bisa”. Tujuan dari
katekese ini adalah Membantu kaum muda untuk menyadari kemampuan dan
potensi-potensi dalam dirinya sehingga melalui kemampuan dan potensi yang
mereka miliki tersebut dapat mereka salurkan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan
di gereja.
1. Identitas
a. Tema : Aku berusaha maka akupun bisa.
b. Tujuan : Membantu kaum muda untuk menyadari kemampuan dan
potensi-potensi dalam dirinya sehingga melalui kemampuan dan potensi yang
mereka miliki tersebut dapat mereka salurkan dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan di gereja.
c. Judul Pertemuan : Aku muda aku bisa!.
d. Peserta : Kaum muda di Stasi Gembala Yang Baik
e. Tempat : Ruang serba guna gereja, Stasi Gembala Yang Baik
f. Waktu : 16.00 – 17.30
g. Model : Katekese kaum muda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
h. Metode : Sharing , diskusi, refleksi, Informasi, gerak dan lagu.
i. Sarana : Lagu “Aku muda aku bisa” dari Agnes Monica, lirik lagu
“ Aku muda aku bisa”, Kitab suci.
j. Sumber bahan : Injil Mat 25:14-30, Lagu “ Aku muda aku bisa”
k. Pemikiran Dasar
Pada kenyataan yang kita lihat, banyak kaum muda memilki talenta dan
kemampuan yang ada dalam dirinya. Namun kadang talenta yang dimiliki tersebut
tidak mereka kembangkan dan gunakan dengan sebaik-baiknya. Hal ini
dikarenakan mereka belum menyadari potensi-potensi dan kemampuan yang
mereka miliki. Setiap orang mempunyai kemampuan dan bakat yang berbeda.
Tuhan menghendaki agar talenta itu dikembangkan dan digunakan.
Dalam Matius 25: 14-30, dikisahkan tentang seorang tuan yang memanggil
hamba-hambanya dan memberi kepada mereka sejumlah talenta untuk
“dikembangkan” dan “digunakan”. Tuan yang memberi sejumlah talenta itu
ternyata bertindak tegas terhadap hamba yang tidak mengembangkan dan
menggunakan talenta dengan baik.
Kaum muda hendaknya dapat menerima diri sepenuhnya. Tuhan menciptakan
kita baik adanya. Menolak kehendak Allah atas diri kita adalah bukti bahwa kita
telah menghalangi diri kita sendiri untuk maju dan menghalangi jalan kita menuju
Allah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
2. Pengembangan Langkah
a. Pertemuan dibuka dengan menyanyikan lagu “ Hari Ini Kurasa Bahagia”.
Sebelum kita memulai proses katekese ini, marilah kita berdoaa terlebih
dahulu agar proses katekese dapat berjalan dengan lancar.
Doa Pembukaan :
Allah Bapa yang Maha Pengasih, terima kasih atas berkat dan rahmatMu
yang berlimpah kepada kami, sehingga pada sore ini kami dapat
berkumpul bersama untuk merenungkan dan merefleksikan sabdaMu
dalam hati kami. Bimbinglah dan turunkanlah Roh KudusMu agar selalu
menaungi kami, sehingga proses pertemuan ini dapat berjalan dengan
lancar. Doa ini kami haturkan KepadaMu dalam perantaraan Tuhan kami
Yesus Kristus. Amien.
b. Menggali dan mengolah pengalaman peserta
Peserta diajak untuk melihat video lagu yang disertai lirik lagu dari
Agnes Monica, yaitu “ Aku muda aku bisa”.
Setelah melihat tanyangan video, katekis membagikan lembaran kertas
yang berupa lirik lagu yang telah didengarkan tadi.
Katekis menyuruh peserta untuk membaca dan meresapi dengan
seksama lirik tersebut.
Setelah itu katekis mengajak peserta untuk mendalami permainan
dengan bantuan pertanyaan sebagai berikut:
Apa yang kamu rasakan setelah melihat tanyangan video tadi?
Lirik yang manakah yang menurutmu paling mengesan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Sebutkan kemampuan yang ada pada dirimu dan usaha apa yang
dapat kamu lakukan untuk mengembangkannya?
Pendamping mencoba merangkum tanyangan video yang telah
disaksikan dan merenungkan lirik lagu yang terdapat pada video
tersebut.
Dalam video yang telah kita saksikan bersama, kita dapat melihat seorang
muda yang dapat membanggakan dan mempunyai prestasi yang sangat baik di
negaranya maupun di luar negeri. Agnes Monika adalah salah satu artis yang
mempunyai talenta dan potensi dalam dirinya. Dia begitu pecaya diri dan mantap
mengasah kemampuan yang ada dalam dirinya. Pada lagu yang dikarangnya
sendiri yaitu “Aku Muda Aku Bisa” ingin mengatakan pada kita bahwa orang
muda itu harus menjadi dirinya sendiri, mereka mempunyai potensi yang ada
dalam dirinya. Potensi itu menjadi bekal untuk maju dan membuktikan bahwa
orang muda itu mampu melakukan sesuatu yang dapat membanggakan orang-
orang sekitarnya. Untuk itu teman-teman kaum muda di sini, mari kita tunjukkan
bahwa kaum muda dapat melakukan perubahan. Kita semua punya talenta yang
harus dikembangkan. Kita harus memiliki semangat dan jiwa muda untuk
melakukan hal-hal yang positif dan membuat orang-orang disekitar kita bangga
karena pasti ada jalan bila kita mau berusaha.
c. Mendialogkan makna pengalaman dengan terang Kitab suci
Peserta diajak untuk membaca teks Kitab Suci Mat 25:14-30. Peserta
secara bergantian membaca ayat-ayat Kitab Suci dengan jelas dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
lantang. Setelah peserta membaca, kemudian peserta diajak untuk
mendalami teks tersebut dengan bantuan pertanyaan:
Ayat mana yang sungguh mengesan bagi teman-teman?
Bagaimana kalian mengembangkan talenta-talenta yang kalian
miliki?
Inspirasi apa yang kalian dapatkan dari perumpamaan tentang
talenta ini?
d. Mengusahakan sikap dan kesadaran iman yang baru
Talenta adalah kemampuan dan bakat yang diberikan Tuhan kepada kita.
Talenta yang kita miliki itu perlu kita kembangkan. Apabila kita mempunyai
talenta tetapi tidak kita kembangkan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari,
maka talenta itu akan hilang dan percuma. Talenta menjadi ciri khas dalam diri
kita dan setiap orang pasti memilikinya. Talenta akan berkembang bila kita
melatih dan mengolahnya. Sebagai umat Katolik kita juga harus mampu
menggunkan talenta yang kita miliki tersebut dengan sebaik-baiknya untuk
memuliakan Allah seperti misalnya kita yang memiliki kemampuan dalam
bermain musik atau bernyanyi, hendaknya kita salurkan potensi tersebut dengan
mengikuti koor dan mengiringi musik saat koor di gereja dan kegiatan-kagiatan
lain di gereja yang membutuhkan kekreatifan kita sebagai orang muda.
Untuk itu teman-teman mari kita semua mulai sekarang menyadari talenta-
talenta apa yang ada dalam diri kita masing-masing. Talenta dan potensi yang kita
milkiki saaat ini adalah anugerah dari Allah yang patut kita syukuri dan
kembangkan. Rasa syukur itu dapat kita tunjukkkan melalui keterlibatan kita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
sebagai kaum muda dalam hidup menggereja sebagai perwujudan konkret
penghayatan iman kita.
e. Merencanakan Aksi Baru
Setelah kita bersama-sama merenungkan dan merefleksikan hubungan
persahabatan yang kita miliki, marilah kita membuat niat-niat untuk
mengembangkan talenta dan kemampuan yang kita miliki:
Talenta apa yang ada dalam diriku dan bagaimana aku
mengembangkannya?
Mengapa aku harus bangga memiliki talenta yang Tuhan berikan
padaku?
Apakah selama ini aku sudah menggunakan talenta yang aku miliki
ini dengan baik dalam hidupku?
Peserta diajak untuk mensharingkan niat-niat yang ada dalam dirinya.
Peserta diajak untuk merenung sambil diperdengarkan instrumen lagu
yang mendukung, sehingga peserta dapat terbawa suasana musik
instrumen tersebut.
f. Penutup
Peserta diajak untuk mengungkapkan doa-doa syukur dan permohonan
pribadi mereka dalam doa umat. Kemudia setelah doa umat, peserta
diajak bergandengan tangan sambil mendoakan doa Bapa Kami.
Agar suasana menjadi segar kembali, pendamping mengajak peserta
untuk berdiri dan berjoget mengikuti gerakan yang ada di video “
Chicken Daance”, agar susana menjadi seg
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Setelah itu pendamping mengajak peserta untuk menutup pendalaman
iman dengan doa penutup:
Doa Penutup:
Ya Bapa kami bersyukur karena Engkau telah memberikan talenta
dan kemampuan yang saat ini aku miliki. Bantulah aku Ya Tuhan
agar aku mampu mengembangkan talenta yang aku miliki tersebut
untuk memuliakan namaMu. Semoga Tuhan, talenta yang aku
miliki ini menjadi bekalku untuk menjadi orang yang dapat
membanggakan orang-orang disekitarku terutama Engkau. Doa ini
kami haturkan kepadaMu dengan perantaraan Tuhan kami Yesus
Kristus. Amien
Setelah doa penutup, peserta diajak untuk menyanyikan lagu “ Aku
Muda Aku Bisa ” bersama-sama sambil bergandengan tangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan dari skripsi yang
berjudul “ Upaya Meningkatkan Keterlibatan Kaum Muda Stasi Gembala Yang
Baik, Paroki santo Yusuf Batang Dalam Hidup Menggereja Melalui Katekese
Kaum Muda. Kemudian penulis akan mengemukakan beberapa saran yang
ditujukan kepada kaum muda dan para katekis di stasi Gembala Yang Baik,
Paroki Santo Yusuf Batang
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa keterlibatan
dalam hidup menggereja adalah penting sebagai perwujudan iman yang
mendalam kepada Yesus Kristus. Keterlibatan dalam hidup menggereja itu seperti
misalnya mengikuti setiap kegiatan yang diadakan di gereja maupun di
lingkungan masyarakat, melakukan kagiatan-kegiatan sosial yang diadakan Gereja
maupun lingkungan sekitar, dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
pendalaman dan penghayatan iman.
Keterlibatan dalam hidup menggereja itu penting, khususnya untuk kaum
muda. Kaum muda dapat memberikan nuansa baru bagi setiap kegiatan di gereja.
Mereka adalah harapan bagi perkembangan Gereja. Dengan semangat dan jiwa
muda mereka, kegiatan gereja yang dikoordinir oleh kaum muda akan bernuansa
dan berbeda. Tetapi dalam kenyataan kaum muda kurang dapat terlibat dalam
hidup menggereja. Mereka belum dapat termotivasi dan tertarik mengikuti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
kegiatan-kegiatan yang diadakan di gereja. Hanya sebagian kaum muda yang
terlibat tetapi kaum muda yang lain belum terlibat. Untuk memotivasi mereka
dapat terlibat dalam hidup menggereja perlu adanya suatu pendampingan dan
pengarahan. Pendampingan dan pengarahan itu adalah suatu kegiatan yang dapat
membantu kaum muda dalam menghayati dan memahami imannya. Melalui
penghayatan imannya tersebut kaum muda diharapkan memiliki kesadaran untuk
mewujudkannya dalam kehidupan konkret sehari-hari dengan terlibat dalam hidup
menggereja.
Kaum muda selalu menyukai kegiatan yang menarik dan dapat
memotivasi mereka untuk mengikutinya. Katekese kaum muda merupakan
kegiatan yang sesuai untuk diselenggarakan di stasi Gembala Yang Baik guna
meningkatkan keterlibatan kaum muda dalam hidup menggereja. Katekese ini
memiliki kekhasan khusus yaitu katekese dikemas dengan titik tolaknya adalah
kaum muda itu sendiri. Proses pelaksanaan katekese kaum muda ini harus
disesuaikan dengan situasi, semangat dan jiwa muda mereka. Sarana yang
digunakan juga harus menarik seperti misalnya menggunakan media film, cerita
bergambar, lagu dan media-media lain sesuai dengan tema. Sarana-sarana yang
menarik ini dapat membantu kaum muda dalam merefleksikan dan
mengkomunikasikan pengalaman imannya. Komunikasi iman yang berjalan
dengan baik akan memotivasi terjadinya pertukaran pengalaman diantara peserta
katekese, sehingga melalui pertukaran pengalaman iman tersebut, mereka akan
saling meneguhkan satu sama lain. Pendamping yang mampu menyesuaikan
situasi kaum muda dan akrab dengan mereka juga dapat mendukung proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
pelaksanaan katekese ini dapat berjalan dengan lancar. Pendamping harus dapat
menciptakan situasi yang komunikatif dan dapat membantu peserta untuk semakin
menghayati imannya.
B. Saran
Bertitik tolak dari keseluruhan pembahasan yang telah diuraikan dalam
setiap bab akhirnya penulis mencoba mengungkapkan saran-saran, yang dapat
digunakan untuk meningkatkan keterlibatan kaum muda di Stasi Gembala Yang
Baik dalam hidup menggereja. Berdasarkan pembahasan pada bab-bab
sebelumnya, beberapa hal berikut ini dapat diajukan sebagai sarana untuk pihak-
pihak terkait antara lain:
1. Bagi Kaum Muda Di Stasi Gembala Yang Baik
Sebagai umat Katolik sudah sewajarnya apabila kita dapat mengusahakan
diri untuk memperkembangkan iman dengan aktif terlibat dalam hidup
menggereja. kaum muda diharapkan dapat menyadari bahwa iman mereka perlu
dihayati dan di kembangkan karena “Iman tanpa perbuatan adalah mati”. Untuk
sadar untuk aktif terlibat dalam hidup menggereja. Mereka harus mau meluangkan
waktunya untuk ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan di gereja maupun di
lingkungan sekitar. Sebagai kaum muda yang memiliki semangat dan jiwa muda,
diharapkan kaum muda dapat ikut memperkembangkan Gereja dengan kegiatan-
kegiatan positif dan kreatif yang memberi nuansa baru dan berbeda bagi Gereja.
Kaum muda harus terbuka terhadap saran dan masukan dari umat demi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
keberhasilan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan katekese kaum muda ini
diharapkan mereka dapat semakin terbantu dalam penghayatan iman dan
mengusahakan diri untuk terlibat dalam hidup menggereja.
2. Bagi Katekis di Stasi Gembala Yang Baik
Dalam katekese, katekis adalah fasilitator dalam proses pelaksanaan
katekese. Katekese akan berjalan dengan lancar bila katekisnya dapat
menciptakan suasana yang komunikatif dan menarik kaum muda untuk tertarik
mengikuti. Katekis juga harus memiliki kemampuan yang kreatif dalam mengolah
materi dan menyampaikannya kepada peserta, sehingga peserta tidak merasa
bosan. Katekis yang akrab dengan kaum muda dan terbuka terhadap permasalah-
permasalahan kaum muda akan membuat kaum muda tertarik untu mengikuti.
Dengan mengikuti katekese kaum muda ini, mereka akan terbantu dalam
menghayati iman mereka akan Yesus Kristus dan mewujudkannya dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui skripsi ini katekis diharapkan memperoleh
inspirasi untuk melaksanakan katekese dengan menggunakan katekese kaum
muda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. (1974). Pemuda Dan Perubahan Sosial. Jakarta Barat:
LP3ES.
Alkitab Deuterokanonika. (1976). Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia dan
Lembaga Biblika Indonesia.
Ardhisubagyo, Y. (1987). Menggereja Di Kota. Yogyakarta: Pusat Pastoral
Yogya.
Afifuddin, H. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka
Setia.
Banawiratma, J.B. (1992). Wujud Baru Hidup Menggereja: Diagonal Dan
Transformatif. Yogyakarta: Orientasi Baru.
_______________. (2000). Hidup Menggereja Kontekstual. Yogyakarta:
Kanisius.
B.A. Rukiyanto. (Ed). (2012). Pewartaan Di Zaman Global.Yogyakarta:
Kanisius.
College, Ignatius. Masalah Anak Remaja.Salatiga: Pusat Bimbingan
Universitas Satya Wacana.
Huber, Th. (Ed). (1981). Katekese Umat. Yogyakarta: Kanisius.
Halsema. (1996). Partisipasi Kaum Awam. Yogyakarta: Pusat Pastoral.
Harlianti, Tri Trifena. (1997). Bagaimana Menggerakkan Remaja.
Yogyakarta: Lembaga Pembinaan Dan Pengaderan Sinode GKJ
Dan GKI Jateng.
Hartono, F. (2009). Formasi Dasar Orang Muda. Yogyakarta: Kanisius.
Heryatno, Wono Wulung, FX. 2010. KATEKESE KONTEKSTUAL:
Katekese Yang Manjing Kahanan. Diktat Mata Kuliah Pendidikan
Agama Katolik III, Untuk Mahasiswa Semester VII, Fakultas Ilmu
Pendidikan Program Studi IPPAK, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. (Manuskrip)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
_______________________. Pembaruan Diri Agenda PAK di Millenium
Ketiga. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik III, Untuk
Semester VII, Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi IPPAK,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip)
_______________________. Katekese Demi Pembangunan Komunitas
Umat Beriman. Diktat Mata Kuliah Pendidikan Agama Katolik III
Untuk Mahasiswa Semester VII, Fakultas Ilmu Pendidikan
Program Studi IPPAK, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
(Manuskrip)
_______________________. Katekese Umat: Katekese Demi
Pembangunan Iman Jemaat. Diktat Mata Kuliah Pendidikan
Agama Katolik III, Untuk Mahasiswa Semester VII, Fakultas Ilmu
Pendidikan Program Studi IPPAK, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. (Manuskrip)
Handoko, Martin. (2010). 100 Permainan Penyegar Pertemuan.
Yogyakarta: Kanisius.
Komisi Kepemudaan. (1993). Pedoman Karya Pastoral Kaum Muda.
Jakarta: KWI.
Komisi Kateketik KAS. (2000). Petunjuk Umum Katekese. Yogyakarta:
Departemen Dokumentasi Dan Penerangan KWI.
__________________. (2000). Katekese Untuk Kelompok Kaum Muda II.
Yogyakarta: PANKAT KAS.
Kilas Balik Dan Profil. (2010). Gereja Santo Yusuf Batang. Batang: Paroki
Santo Yusuf Batang. (Manuskrip)
Mangunharjana, AM. (1984). Membimbing Rekoleksi. Ende: Nusa Indah.
_________________. (1989). Pendampingan Kaum Muda Sebuah
Pengantar. Yogyakarta: Kanisius.
M, Sumarno DS. (2006). PPL PAK PAROKI. Diktat Mata Kuliah Program
Pengalaman Lapangan Pendidikan Agama Katolik Paroki, Untuk
Mahasiswa Semester VI, Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi
IPPAK, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. (Manuskrip)
______________. (1995). Bunga Rampai Pendidikan Iman. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Nouwen, Henri J.M. (1986). Pelayanan Yang Kreatif. Yogyakarta:
Kanisius.
Norak, Moa Hilarius. (1993). Pedoman karya Pastoral Kaum Muda.
Jakarta: KWI.
Poerwadarminta, W. J. S. (1982). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: P dan
K.
Papo, Jakop. (1987). Memahami Katekese. Ende: Nusa Indah.
Riberu, J. (1977). Pembinaan Muda Mudi.Jakarta: Dokpen MAWI.
_______. (1984). Kemelut Anak. Remaja Dan Problema
Kekeluargaannya.Jakarta: Mega Media.
Soekanto, Soerjono. (1980). Remaja Dan Masalah-Masalahnya.
Yogyakarta: Kanisius.
Shelton, Charles. (1987). Spiritualitas Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius.
_____________. (1988). Menuju Kedewasaan Kristen. Yogyakarta:
Kanisius.
. (1988). Moralitas Kaum Muda. Yogyakarta: Kanisius.
Sarjumunarsa,Th. (1989). Menjadi Umat Yang Terlibat. Rohani, 36, hh.
497-499.
Sene, Alfons. (1989). Kita Berkatekese Demi bangsa. Ende: Nusa Indah.
Setyakarjana, J. (1997). Arah Katekese di Indonesia. Yogyakarta: Pusat
Kateketik.
Sumantri, Y. (2002). Akar Dan Sayap: Buku Paduan Retret Civita Untuk
Remaja Dan Muda-Mudi Tentang Nilai Dan Kebebasan.
Yogyakarta: Kanisius.
Suhardiyanto, HJ. (1998). Pendidikan Hidup Menggereja. Diktat Mata
Kuliah Pendidikan Hidup Menggereja Bagi Semester V, Fakultas
Ilmu Pendidikan Agama, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
(Manuskrip)
Sambas Ali Muhidin. (2007). Analisis Korelasi, Regresi dan Jalur dalam
Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.
Saragih, Winnardo. (2008). Misi Musik. Yogyakarta: Andi.
Sugiyono. (2012). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Telambanua, Marinus. (1999). Ilmu Kateketik. Hakekat, Metode dan Peserta
Katekese Gerejawi. Jakarta: Obor.
Tangdilintin, Philips. (1984). Pembinaan Generasi Muda Visi Dan
Latihan.Jakarta: Obor.
Tangdilintin, Philips. (2008). Pembinaan Generasi Muda. Yogyakarta:
Kanisius.
Y, Hendarto Bambang L. (2006). Pedoman Penulisan Skripsi. Yogyakarta:
Prodi IPPAK.
Yohanes, Paulus II. (1979). Catechesi Trandandae. (R. Hardawiryana, SJ,
Penerjemah). Jakarta: Dikpen KWI.
_______________. (2010). Lumen Gentium.(R Hardawiryana, SJ,
Penerjemah). Jakarta: Dikpen KWI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[1]
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[2]
Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian Untuk Kaum Muda
IdentitasResponden
Usia :
Jenis kelamin :
Keadaan sekarang : SMP/SMA/Mahasiswa/Karyawan (coret yang tidak perlu)
Petunjuk pengisian angket:
1. Bacalah dengan seksama pernyataan-pernyataan yang tersedia sebelum anda
menjawab.
2. Ada lima alternative jawaban yang tersedia untuk menjawab pernyataan yang
terdapat dalam tabel, antara lain:
SS : Selalu P : Pernah
S : Sering TP : TidakPernah
K : Kadang-kadang
Silahkan memilih alternative jawaban yang sesuai dengan keadaan atau situasi
yang anda rasakan atau alami dengan memberi tanda rumput (√ ) pada kolom
yang anda pilih, misalnya:
NO PERNYATAAN SS S K P TP
1. Saya selalu mengikuti perayaan Ekaristi pada
hari Minggu.
√
No PERNYATAAN SS S K P TP
1 Saya ambil bagian dalam panitia
penyelenggaraan Misa yang bertemakan Kaum
Muda.
2 Saya hadir dan selalu mengajak teman-teman
untuk aktif mengikuti pendalaman iman yang
diadakan di lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[3]
NO PERNYATAAN SS S K P TP
3 Saya antusias mengikuti koor di gereja untuk
menyalurkan kemampuan saya dalam bernyanyi
dan bermain musik.
4 Saya senang mengikuti organisasi-organisasi
yang dapat melatih kepribadian dan
menumbuhkan semangat muda dalam diri saya.
5 Saya ikut serta menjadi relawan dan panitia
penggalangan bantuan kepada korban bencana
alam.
6 Saya ikut dalam kerja bakti di lingkungan
sebagai bentuk kepedulian saya menjadi anggota
masyarakat yang baik.
7 Saya menyukai kegiatan Gereja yang menarik
dan tidak monoton yang dapat membawa saya
lebih memahami iman saya dengan baik.
8 Saya ingin terlibat dalam hidup menggereja
sebagai bentuk penghayatan iman saya.
9 Orang tua memberi dukungan dan
pendampingan dalam setiap kegiatan di gereja
yang diikuti oleh kaum muda.
10 Kegiatan yang dikoordinir kaum muda dapat
berjalan lancar, karena Gereja memberi
dukungan dan mempercayakan sepenuhnya
pada kaum muda.
11 Kaum muda memiliki kesadaran untuk
mengembangkan imannya melalui keterlibatan
dalam hidup menggereja.
12 Semangat dan ide-ide kreatif dari kaum muda
dapat memberikan nuansa baru bagi Gereja.
13 Gereja menyediakan fasilitas untuk digunakan
kaum muda dalam melaksanakan segala kegiatan
di gereja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[4]
14 Kegiatan di gereja terlalu monoton dan tidak
cocok dengan minat kaum muda.
15 Umat dan Gereja kurang memberikan ruang bagi
kaum muda untuk mengeksprikan dan
menuangkan idenya dalam kegiatan-kegiatan
yang melibatkan kaum muda di gereja.
16 Kesibukan di sekolah dan di tempat kerja
menghambat kaum muda untuk terlibat dalam
hidup bermasyarakat dan menggerja.
17 Saya menggunakan waktu luang dengan bermain
dan browsing di internet yang dirasa lebih
menyenangkan dan menguntungkan bagi saya.
18 Belum ada kegiatan yang dapat memotivasi
kaum muda untuk tertarik dan terlibat dalam
hidup menggereja.
19 Kegiatan pendalaman iman kaum muda
membantu kaum muda untuk semakin
menghayati imannya dalam kehidupan sehari-
hari.
20 Pendalaman iman kaum muda yang sesuai
dengan minat dan semangat kaum muda dapat
menumbuhkan rasa persaudaraan dan
penghayatan iman mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[5]
II. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas yang sesuai
dengan kenyataan yang anda alami, misalnya :
1. Apakah terlibat dalam hidup menggereja bagi kaum muda Katolik merupakan
suatu keharusan? Mengapa?
. .....................................................................................................................................
. .....................................................................................................................................
2. Motivasi apa yang menyebabkan anda mau aktif terlibat dalam hidup
menggereja?
......................................................................................................................................
3. Sebutkan faktor-faktor yang mendukung anda untuk aktif terlibat dalam
hidup menggereja?
. .......................................................................................................................................
. .......................................................................................................................................
4. Sebutkan alasan-alasan yang menyebabkan anda belum dapat terlibat aktif
dalam hidup menggereja saat ini ?
. .....................................................................................................................................
. .....................................................................................................................................
5. Apa yang anda harapkan agar kegiatan kaum muda ini sungguh dapat berguna
bagi pengembangan dan penghayatan iman anda?
. .......................................................................................................................................
. .......................................................................................................................................
Terima Kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[6]
Lampiran 3 : Lirik Lagu
“ Hari Ini Kurasa Bahagia”
Hari ini kurasa bahagia berkumpul bersama saudara seiman
Tuhan Yesus Tlah satukan kita tanpa memandang diantara kita
Bergandengan tangan dalam kasih, dalam satu hati
Berjalan dalam terang kasih Tuhan
Kau sahabatku.. kau saudaraku.. tiada yang dapat memisahkan kita 2X
“Aku Muda Aku Bisa”
E lo e lo e lo heee... e lo e elo e lo hee
Ku berlari pakai hati tak berhenti sampai mati
E lo e lo e lo heee... e lo e elo e lo hee
Aku dengar ada yang bicara papa mamaku punya cita-cita
Dia baru berusia lima, namun semangatnya sunggguh sempurna
Never in your life, let than talk to you like you can not
Yes, you’re miles do your heart with a smile
Couse youre young, you are young, your young
Hidupku itu adalah aku
Bukan kamu dan ragumu
Jangan sama-samakan ku
Hidupmu itu adalah kamu tak peduli usiamu
Aku muda aku bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
[7]
Lampiran 4 : VCD Video Klip Lagu “ Aku Muda Aku Bisa “ dan
Video “Chicken Dance”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related