pk pemeriksaan mikroskopis
Post on 30-Nov-2015
990 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS URIN
A. Dasar Teori
. Pemeriksaan mikroskopis urine adalah berupa pemeriksaan sedimen urine. Sebaiknya
dipakai urine pagi karena kepekatannya tinggi. Hasil yang ditemukan dapat berupa unsure-
unsur organik dan anorganik. Unsur yang bermakna (eritrosit, leukosit, silinder) dilaporkan
secara semikuantitatif, yaitu rata-rata per-lapangan pandang kecil/LPK (10x10) untuk silinder
dan rata-rata perlapangan pandang besar/LPB (10x40) untuk eritrosit dan leukosit.Unsur-
unsur lain seperti epitel dan kristal dilaporkan dengan ada (+), banyak (++), dan banyak
sekali (+++) pada lapangan pandang kecil. Unsur-unsur organik (bentuk dan karakteristik
(FK Universitas Andalas, 2012):
1. Sel epitel gepeng, bulat, dan transisional
Sel epitel adalah sel berinti satu dengan ukuran lebih besar dari leukosit. Bentuknya
berbeda menurut tempat asalnya sehingga dapat menggambarkan lokasi kelainan. Sel
epitel gepeng berasal dari vulva dan uretra bagian distal, sel epitel transisional berasal
dari kandung kemih, dan sel epitel bulat dari pelvis/tubuli ginjal (FK Universitas
Andalas, 2012).
2. Leukosit
Nilai rujukan < 5/LPB. Jumlah leukosit 6-10/LPB = (+), >10-20/LPB = (++), dan
>20/LPB = (+++). Sebaiknya disebutkan jumlah rerata leukosit per-LPB, misal: 25-
28/LPB. Jumlah leukosit meningkat pada infeksi saluran kemih. Leukosit lebih jelas
terlihat kalau sedimen urine diberikan setetes larutan asam acetat 10% (FK Universitas
Andalas, 2012).
3. Eritrosit
Nilai rujukan 0-1/LPB. Hematuri mikroskopis menunjukkan adanya perdarahan pada
saluran kemih (FK Universitas Andalas, 2012).
4. Silinder
Silinder terbentuk pada tubulus ginjal dengan matriks glikoprotein yang berasal dari sel
epitel ginjal. Silinder pada urine menunjukkan keadaan abnormal pada parenkim ginjal
yang biasanya berhubungan dengan proteinuria, anuria/oliguria/aliran urin yang lambat,
dan pH asam. Macam-macam silinder yang dapat ditemukan adalah: silinder hialin,
silinder sel (eritrosit, leukosit, epitel), silinder granular (berbutir), silinder lemak, dan
silinder lilin (FK Universitas Andalas, 2012).
5. Oval fat bodies
Adalah sel epitel tubulus berbentuk bulat yang mengalami degenerasi lemak, dapat
ditemukan pada sindrom nefrotik (FK Universitas Andalas, 2012).
6. Spermatozoa
7. Mikroorganisma (bakteri, sel yeast dan kandida, parasit)
Unsur-unsur anorganik bentuk dan karakteristik (FK Universitas Andalas, 2012):
1. Bahan amorf, yaitu urat-urat dalam urin asam dan fosfat dalam urin alkali
2. Kristal-kristal
Pada urine normal dapat ditemukan kristal asam urat, tripel fosfat, kalsium oksalat,
kalsium fosfat, kalsium karbonat, kalsium sulfat. Dalam keadaan abnormal dapat
ditemukan kristal sistin, leusin, tirosin, dan kolesterol. Dapat juga ditemukan kristal
sulfonamid yang berasal dari obat.
3. Zat lemak
Pada lipiduria dapat ditemukan butir-butir lemak bebas yang terlihat dengan pewarnaan
Sudan III.
Unsur-Unsur Anorganik Dalam Sedimen Urin
Ca Oxalat Uric Acid Amorphous urates
Cystine Leucine Tyrosine
Bilirubin Kolesterol Amonium biurates
D. Hasil
Pada praktikum kali ini diperoleh unsur – unsur organik maupun anorganik pada setiap
lapang pandang. Adapun unsur organik yang diperoleh dalam satu lapang pandang yaitu sel
epitel, leukosit (>15 sel), dan eritrosit (>3 sel). Untuk unsur anorganik diperoleh Kristal urin
basa yaitu fosfat amorf. Dari hasil pemeriksaan tersebut, maka bias dikatakan bahwa urin
berada dalam kondisi patologis.
E. Pembahasan
Pada praktikum kali ini diperoleh gambaran sel darah merah dan leukosit. Hal ini
menandakan bahwa telah terjadi infeksi pada saluran kemihdigambarkan dengan leukositosis
sebagai mekanisme pertahanan tubuh dari bakteri. Gambaran sel darah merah juga
menunjukka bahwa infeksi telah merusak dinding jaringan dan pembuluh darah hingga
terjadi pendarahan pada saluran kemih maupun organ perkemihan
Infeksi terjadi pada ginjal. Hal ini ditunjukkan dengan adanya epitel yang terdapat pada
mikroskop. Epitel merupakan tanda khas bilamana terjadi kerusakan pada ginjal sebagai alat
perkemihan
F. Aplikasi Klinis (Pielonefritis Akut)
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal dan parenkim ginjal yang disebabkan
karena adanya infeksi oleh bakteri. Infeksi bakteri pada jaringan ginjal yang di mulai dari
saluran kemih bagian bawah terus naik ke ginjal. Infeksi ini dapat mengenai parenchym
maupun renal pelvis (pyelum= piala ginjal). Pielonefritis merupakan infeksi bakteri pada
piala ginjal, tunulus, dan jaringan interstinal dari salah satu atau kedua gunjal (Brunner et
al.,2002).
Pielonefritis Akut adalah suatu reaksi inflamasi yang terjadi karena infeksi pada
pielum dan parenkim ginjal. Biasanya kuman berasal dari saluran kemih bagian bawah
naik ke ginjal melalui ureter. Kuman - kuman itu antara lain adalah E Colli, Proteus,
Klebsiella, Strep faecalis dan enterokokus. Kuman Stafilokokus aureus dapat
menyebabkan pielonefritis melalui penularan secara hematogen, meskipun sekarang
jarang dijumpai (Tessy et al, 2009)
Bakteri naik ke ginjal dan pelvis ginjal melalui saluran kandung kemih dan uretra.
Flora normal fekal seperti Eschericia coli, Streptococus fecalis, Pseudomonas aeruginosa,
dan Staphilococus aureus adalah bakteri paling umum yang menyebabkan pielonefritis
akut. E. coli menyebabkan sekitar 85% infeksi (Tessy et al, 2009)
Pyelonefritis akut biasanya singkat dan sering terjadi infeksi berulang karena
tetapi tidak sempurna atau infeksi baru. 20 % dari infeksi yang berulang terjadi setelah
dua minggu setelah terapi selesai. Infeksi bakteri dari saluran kemih bagian bawah ke
arah ginjal, hal ini akan mempengaruhi fungsi ginjal. Infeksi saluran urinarius atau
dikaitkan dengan selimut.abses dapat di jumpai pada kapsul ginjal dan pada taut
kortikomedularis. Pada akhirnya, atrofi dan kerusakan tubulus serta glomerulus terjadi
(Tessy et al, 2009)
Sumber :
- FK Universitas Amdalas. 2012. Makroskopis dan Mikroskopis Urin
http://fk.unand.ac.id/images/SKILLS_LAB_blok_1.5_2012.pdf
- Smeltzer, Suzanne C.(2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddart. Alih Bhasa: Agung Waluyo. Edisi: 8. Jakarta: EGC.
-
- Tessy Agus, Ardaya, Suwanto. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Jakarta: Interna Publishing
-
top related