pertemuan xiv analisis break-even pointunivbsi.id/pdf/2017/569/569-p14.pdfa. pengertian adalah suatu...

Post on 10-Aug-2019

262 Views

Category:

Documents

0 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

PERTEMUAN XIV

ANALISIS BREAK-EVEN POINT

A. PENGERTIAN

Adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan

antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume

kegiatan.

Karena analisa tersebut mempelajari hubungan antara biaya,

keuntungan dan volume kegiatan, maka analisis tersebut sering

pula disebut “Cost-Profit-Volume Analysis(CPV analysis)”.

B. ARTI PENTING

1. Memungkinkan perusahaan untuk menentukan tingkat

operasi yang harus dilakukan agar semua biaya

operasi dapat tertutup

2. Untuk mengevaluasi tingkat-tingkat penjualan tertentu

dalam hubungannnya dengan tingkat keuntungan.

C. ASUMSI DASAR PERHITUNGAN BEP

Biaya didalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap.Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisaPerusahaan hanya memproduksi satu macam produk, jika produksi lebih dari satu jenis maka perimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk(sales mix) nya adalah tetap

D. PERHITUNGAN BREAK-EVEN POINT

ATAS DASAR UNIT

FCRumus : BEP =

P - V

Dimana : FC = Fixed Cost (Biaya Tetap)P = harga jual per unitV = biaya variabel per unit

Keterangan :

Fixed Cost/biaya tetap adalah suatu biaya yang secara

totalitas tidak berubah walaupun ada perubahan volume

prdoduksi/penjualan.

Variable Cost/biaya variabel adalah suatu biaya yang

secara totaliatas berubah-ubah secara proporsional

dengan volume produksi/penjualan

Contoh

1. Suatu perusahaan bekerja dengan biaya tetap

sebesar Rp. 500.000,-, biaya variabel per unit Rp.

50,- , harga jual per unit Rp. 150,- dan kapasitas

produksi maksimal Sebesar 15.000 unit berapa

besarnya BEP dalam unit ?

DALAM RUPIAH

FC

Rumus : BEP =

1 - VC

S

Dimana : VC = Biaya variabel

S = Volume penjualan

Contoh : menggunakan data pada point 1 berapa besarnya BEP

dalam rupiah?

E. EFEK PERUBAHAN HARGA JUAL PER UNIT DAN

JUMLAH BIAYA TETAP TERHADAP BEP

• Jika terjadi peningkatan harga jual perunit akan

mengakibatkan BEP menjadi lebih kecil baik dalam

unit ataupun dalam rupiah, dan sebaliknya.

• Jika biaya tetap meningkat maka akan menaikkan

BEP dan sebaliknya.

CONTOH:

Menggunakan data soal no. 1 jika harga jual per unit

naik dari Rp. 150,- menjadi Rp. 200,- maka berapa

besarnya BEP dalam rupiah dan dalam unit?

F. EFEK PERUBAHAN SALES MIX TERHADAP BEP

• Salah satu asumsi dasar dalam analisa BEP bagi suatu

perusahaan yang menghasilkan dua macam produk

atau lebih adalah tidak adanya perubahan dalam

salses mix-nya

• Sales mix menggambarkan perimbangan sales

revenue antara beberapa macam produk yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan.Jika terjadi

perubahan dalam sales mix maka BEP secara total

akan mengalami perubahan.

CONTOH : Suatu perusahaan menghasilkan 2 macam

produk, yaitu produk A dan B dengan data finansiil sbb:

PRODUK A PRODUK B TOTAL

Sales

20.000 unit Rp.200.000

VC:60% Rp.120.000

FC Rp. 40.000

Biaya total Rp.160.000

Keuntungan

Operasi Rp. 40.000

Sales

8.000 unit Rp.200.000

VC:40% Rp. 80.000

FC Rp. 80.000

Biaya total Rp.160.000

Keuntungan

Operasi Rp. 40.000

Rp. 400.000

Rp. 200.000

Rp. 120.000

Rp. 320.000

Rp. 80.000

Harga jual per unit Produk A = Rp.200.000,- : 20.000 = Rp. 10,-

Harga jual per unit Produk B = Rp. 200.000,- : 8.000 = Rp. 25,-

Dari data tersebut diketahui bahwa:

Sales mix (A:B) = 200.000 : 200.000 = 1:1

Produck mix (A:B) = 20.000 : 8.000 = 2,5 : 1

Maka besarnya :

BEP totalitas = Rp. 120.000,- : {1 –(Rp. 200,- : Rp. 400)}

= Rp. 120.000,- : 0,5

= Rp. 240.000,-

Sales mix A:B = 1:1

Sales produk A = ½ X Rp.240.000,- = Rp.120.000,-

Dalam unit = Rp. 120.000,- : Rp. 10,- = 12.000 unit

Sales produk B =1/2 X Rp. 240.000,- = Rp. 120.000,-

Dalam unit = Rp. 120.000,- : Rp. 25,- = 4.800 unit

Produk mix A:B = 120.000 : 4.800 = 2,5 : 1 sesuai dg

ketentuan produk mix di atas

BEP dalam multiple produk tidak berarti bahwa masing-masing

produk harus dalam keadaan break-even, dapat terjadi suatu

produk menderita kerugian dan produk lain mendapatkan

keuntungan.

Dari contoh di atas keuntungan dan kerugian dari kedua

jenis produk adalah :

PRODUK A PRODUK B TOTAL

Sales Rp.120.000

VC:60% Rp. 72.000

FC Rp. 40.000

Biaya total Rp.112.000

Keuntungan

Neto(keru

gian) Rp.40.000

Sales Rp.120.000

VC:40% Rp. 48.000

FC Rp. 80.000

Biaya total Rp.128.000

Keuntungan

Operasi(keru

Gian) (Rp. 8.000,-)

Rp. 240.000

Rp. 120.000

Rp. 120.000

Rp. 240.000

Rp. 0

Menggunakan data diatas berapa besarnya BEP jika :

a. Jumlah produk A bertambah 50% , sedangkan produk B tetap

b. Jumlah produk B bertambah 50%, sedangkan produk A tetap

G. Penentuan Penjualan Minimal

Jika perusahaan telah menetapkan besrnya keuntungan atau

profit margin yang diinginkan, maka perlulah ditentukan

berapa besarnya penjualan minimal yang harus dicapai untuk

memungkinkan diperolehnya keuntungan yang diinginkan.

Rumus:

FC + Keuntungan

Sales Minimal =

1 – VC/S

Contoh:

Pada tahun 2007 suatu perusahaan adalah break even point.

Perusahaan bekerja dengan biaya tetap sebesar Rp.

1.200.000,- dan hasil penjualannya Rp. 2.000.000,-. Kondisi

tahun 2008 diperkirakan lebih baik sehingga pimpinan

menetapkan target keuntungan sebesar Rp. 300.000,-. Berapa

besarnya penjualan minimal yang harus dicapai untuk

mencapai target keuntungan tersebut?

Dalam keadaan BEP besarnya biaya total adalah tepat sama

besarnya dengan penghasilan penjualan

Sales = VC + FC

VC = Sales – FC

VC = Rp.2.000.000,- - 1.200.000,- = Rp. 800.000,-

Maka :

1.200.000 + 300.000

Sales minimal =

1 - (800.000/2.000.000)

Sales minimal = 1.500.000 / (1- 0,4)

Sales minimal = 1.500.000/0,6

Sales minimal = Rp.2.500.000,-

SOAL LATIHAN

1. Analisa Break Even adalah analisa yang digunakan

untuk :

a. Mempelajari hubungan antara aktiva, hutang dan

modal

b. Mempelajari hubungan antara pendapatan dan

biaya

c. Mempelajari hubungan antara biaya, keuntungan

dan volume kegiatan

d. Mempelajari hubungan antara utang dan modal

e. mempelajari hubungan antara aktiva, utang dan

modal

2. Yang tidak termasuk dalam biaya tetap pada suatu

perusahaan adalah :

a. Biaya gaji pegawai

b. Biaya bahan baku

c. Biaya depresiasi gedung

d. Biaya sewa gedung

e. Biaya bahan pembantu

3. Diketahui besarnya biaya tetap Rp. 1.000.000,- ; harga

jual per unit Rp. 100,- dan biaya variabel per unit Rp.

60,- ; berapa besarnya nilai BEP:

a. 25.000 unit c. 26.000 unit

b. 25.500 unit d. 26.500 unit

e. 27.000 unit

3. Diketahui besarnya biaya tetap Rp. 1.000.000,- ; harga

jual per unit Rp. 100,- dan biaya variabel per unit Rp.

60,- ; berapa besarnya nilai BEP:

a. 25.000 unit c. 26.000 unit

b. 25.500 unit d. 26.500 unit

e. 27.000 unit

4. Dalam perhitungan BEP, jenis biaya dibedakan atas :

a. Biaya langsung dan tidak langsung

b. Biaya tetap dan biaya variabel

c. Biaya tetap dan biaya langsung

d. Biaya variabel dan biaya langsung

e. Aktiva dengan pasiva

4. Dalam perhitungan BEP, jenis biaya dibedakan atas :

a. Biaya langsung dan tidak langsung

b. Biaya tetap dan biaya variabel

c. Biaya tetap dan biaya langsung

d. Biaya variabel dan biaya langsung

e. Aktiva dengan pasiva

5. Diketahui : FC = Rp.2.000.000,- ; VC = Rp.1.200.000,- ;

Sales = Rp.6.000.000,- , jika keuntungan yang ditargetkan

adalah Rp.500.000,- , maka berapa besarnya penjualan

minimal yang harus dilakukan:

a. Rp.3.000.000,- c. Rp.3.100.000,-

b. Rp.3.200.000,- d. Rp.3.150.000,-

e. Rp. 3.125.000,-

5. Diketahui : FC = Rp.2.000.000,- ; VC = Rp.1.200.000,- ;

Sales = Rp.6.000.000,- , jika keuntungan yang ditargetkan

adalah Rp.500.000,- , maka berapa besarnya penjualan

minimal yang harus dilakukan:

a. Rp.3.000.000,- c. Rp.3.100.000,-

b. Rp.3.200.000,- d. Rp.3.150.000,-

e. Rp. 3.125.000,-

top related