perkembangan ekonomi lampung 4 ekonomi lampung: gradually improving economy? pertumbuhan ekonomi...
Post on 22-Sep-2020
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERKEMBANGAN EKONOMI LAMPUNGMEMANFAATKAN PELUANG DALAM UPAYA MENINGKATKAN DAYA SAING
Bandar Lampung, 3 Mei 2018
OUTLINE
2
Kinerja Produktivitas Industri
Stabilitas Ekonomi Makro
Asesmen Intermediasi Perbankan
Lampiran Indikator ACI – Daya Saing
STABILITAS EKONOMI
MAKRO
4
EKONOMI LAMPUNG: GRADUALLY IMPROVING ECONOMY? Pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung secara tahunan tercatat di atas 5% dan di atas pertumbuhan Nasional. Pemulihan ekonomi berjalan secara gradual, dengan sumber pertumbuhan yang cenderung tidak banyak berubah selama 10
tahun terakhir, baik dari sisi pengeluaran maupun sektoral Laju pertumbuhan ekonomi Lampung perlu didorong untuk memberikan momentum yang kuat dalam menciptakan struktur dan
sumber pertumbuhan yang lebih seimbang dan mampu menopang pertumbuhan secara berkesinambungan.
Sumber: BPS, diolah
Indikator ACI 1.1
Porsi PDRB Berdasarkan Pengeluaran
• Konsumsi Rumah Tangga masih mendominasi PDRB triwulan IV 2017• Investasi juga berkinerja cukup tinggi, didukung pembangunan PSN
(Proyek Strategis Nasional) -> pangsa investasi dalam tren naik dantumbuh double digit di 3 triwulan terakhir.
Good News : Ekonomi Lampung lebih tahan terhadap external shocks. Bad News : Ekonomi dengan struktur domestic demand yang hanya
mengandalkan konsumsi RT, cenderung tumbuh lambat.
Pangsa PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha
• PDRB Tw-IV 2017 msh didominasi 3 sektor utama: Pertanian, Kehutanandan Perikanan (24,27%); Industri Pengolahan (20,85%); sertaPerdagangan Besar/Eceran dan Reparasi Mobil/Sepeda Motor (12,09%)
• Diluar 3 sektor, pangsa sektor konstruksi dan infokom terus tumbuhdouble digit di 3 triwulan terakhir tahun 2017
• Catatan: tren pangsa industri 3 tahun -> stagnasi?
Sumber: BPS, diolah
Sumber: BPS, diolah
34,96%
33,94%
32,98%
25,51%
33,90%
33,88%
33,30%
24,46%
32,60%
32,59%
31,87%
24,27%
18,32%
19,29%
18,80%
20,83%
17,81%
18,39%
18,20%
21,08%
17,89%
18,41%
18,54%
20,85%
10,38%
10,33%
10,64%
11,60%
10,72%
10,90%
11,15%
12,18%
11,17%
11,29%
11,15%
12,09%
0,00% 20,00% 40,00% 60,00% 80,00% 100,00%
2015 - I
2015 - II
2015 - III
2015 - IV
2016 - I
2016 - II
2016 - III
2016 - IV
2017 - I
2017 - II
2017 - III
2017 - IV Pertanian, Kehutanan, danPerikanan
Pertambangan dan Penggalian
Industri Pengolahan
Pengadaan Listrik, Gas
Pengadaan Air
Konstruksi
Perdagangan Besar dan Eceran,dan Reparasi Mobil dan SepedaMotorTransportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi danMakan Minum
59,29%
1,47%
8,60%
31,56%
0,44%
-1,36%
-10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Pengeluaran Konsumsi LNPRT
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah
Pembentukan Modal Tetap Bruto
Perubahan Inventori
Net Ekspor
2017 2016
PANGSA PEREKONOMIAN LAMPUNG
Indikator ACI 1.1
6
EKONOMI LAMPUNG: INVESTMENT (STILL) MATTERS
Konsumsi RT Ekspor
5,78
0
1
2
3
4
5
6
7
0
20
40
60
80
100
120
140
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
% YoYRp. Triliun
Konsumsi RT Growth - rhs
-10
-5
0
5
10
15
20
25
30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
% YoYRp. Triliun
Ekspor Net Ekspor Growth Ekspor - rhs
012345678910111213
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
% YoYRp. Triliun
PMTB (Investasi) Growth - rhs
Investasi
Sumber: BPS, diolah
Konsumsi Rumah Tangga masih mendominasi perekonomian Lampung, namun pertumbuhannya cenderung tertahan. Pertumbuhan 5,78% (yoy) di tahun 2017 masih di bawah rata-rata 5 tahun yang mencapai 5,81%.
Peningkatan pertumbuhan ekspor di tahun 2017 yang mencapai 6,09% (yoy) belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi karena dominasi impor menyebabkan net ekspor yang masih tercatat negatif. Pertumbuhan ekspor yang fluktuatif sangat tergantung permintaan eksternal dan harga komoditas.
Investasi mencatat pertumbuhan 8,07% (yoy) sepanjang tahun, dengan pertumbuhan double digit dicapai pada tengah tahun sampai dengan akhir tahun, sejalan dengan berlangsungnya pembangunan Proyek Strategis Nasional di Lampung...
Indikator ACI 1.1
7
EKONOMI LAMPUNG – AKSELERASI INVESTASI
40,71%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
-100
-50
0
50
100
150
200
250
300
350
400
0
50
100
150
200
250
300
2012 2013 2014 2015 2016 2017
PMA (US$ Juta) Growth PMA - rhs
16,28%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
-200
-100
0
100
200
300
400
500
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
6.000
7.000
8.000
2012 2013 2014 2015 2016 2017
PMDN (Rp Miliar) Growth PMDN - rhs
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Rp Milyar
PDRB Investasi Pangsa Investasi terhadap PDRB-rhs
• Pangsa investasi terhadap PDRB mulai menunjukkan peningkatan di tahun 2017, meski secara keseluruhan tahun 2017,
pertumbuhan investasi cenderung melambat yakni 8,07% (yoy) dibandingkan tahun 2016 yang tumbuh 9,26% (yoy)
• Realisasi PMA Lampung pada tahun 2017 menempati peringkat 28 dari 34 Provinsi dan realisasi PMDN berada pada
peringkat 11 Nasional.
Sumber: BPS, diolah Sumber: NSWI BKPM, diolah
Lampung: 31,56%Sumsel: 38,51%Sumut: 31,19%
Indikator ACI 1.3
PANGSA INVESTASI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017
Tanaman Pangan dan Perkebunan
3%
Peternakan
1% Perikanan
4%
Pertambangan
8%
Industri Makanan
37%
Industri Kimia Dasar, Barang
Kimia dan Farmasi
1%
Industri Karet, Barang
dari karet dan Plastik
1%
Industri Logam Dasar,
Barang Logam, Mesin
dan Elektronik
6%
Listrik, Gas dan Air
30%
Perdagangan dan
Reparasi
3%
Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi
6%
Tanaman Pangan
dan Perkebunan
3%
Industri Makanan
10%
Industri Kayu
3%
Listrik, Gas dan Air
55%
Konstruksi
28%
Jasa Lainnya
1%
PMA (Penanaman Modal Asing) PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri)
Indikator ACI 1.3Sumber: NSWI, BKPM diolah
9
EKONOMI LAMPUNG – PERKEMBANGAN INFLASI
-1,0
-0,5
0,0
0,5
1,0
1,5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sep Okt Nop Des
%mtm2015 2016 2017 2018 Rata-rata 5 tahun terakhir
5,19%
1,45%
3,48%
-0,02%
avg yoy
ytd
yoy
mtm
Perkembangan Inflasi Provinsi Lampung Inflasi Bulan April 2018
METRO – 66*mtm: -0,12
yoy: 2,52
ytd: 0,72
BANDAR LAMPUNG – 56*mtm: -0,01
yoy: 3,58
ytd: 1,58
*Peringkat inflasi IHK mtmdari 82 kota
Disagregasi Inflasi Provinsi Lampung
(2,00)
-
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4
2015 2016 2017 2018
% y
oy
Inflasi IHK (yoy) Core VF Adm. Price
3,42
2,92
5,20
2,690,09 Sewa Rumah 1 Beras -0,34
0,08 Bawang Merah 2 Cabai Merah -0,14
0,04 Tomat Sayur 3 Genteng -0,03
0,04 Cung Kediro 4 Udang Basah -0,01
0,04 Bawang Putih 5 Cumi-Cumi -0,01
KOMODITAS PENYUMBANG INFLASI PROV. LAMPUNG
SUMATERA NASIONAL
mtm yoy ytd
0,06% 3,83% 0,82%
mtm yoy ytd
0,10% 3,41% 1,09%
INF
LAS
I DE
FLA
SI
Indikator ACI 1.1
KINERJA PRODUKTIVITAS
INDUSTRI
11
KINERJA PRODUKTIVITAS: NERACA PERDAGANGAN LN SURPLUS NAMUN
SEMAKIN MENYEMPIT
1.488
861
148 271
2.000
1.000
0
1.000
2.000
4.000
3.000
2.000
1.000
0
1.000
2.000
3.000
4.000
5.000
2014 2015 2016 2017 Jan-Maret2018
Ekspor Impor Selisih
Kopi, Teh & Rempah-
Rempah; 19%
Ikan dan Udang; 4%
Lemak, Minyak Hewan & Nabati;
40%
Bahan BakarMineral; 10%
Karet & Barangdari Karet; 5%
Olahan dariBuah-Buahan; 6%
1. Kopi, Teh, Rempah-rempah
2. Bubur Kayu / Pulp
3. Ikan dan Udang
4. Lemak & Minyak Hewan / Nabati
5. Bahan Bakar Mineral
6. Karet dan Barang dari Karet
7. Kayu, Barang dari Kayu
9. Olahan dari Buah-buahan /Sayuran10. Ampas / Sisa Industri Makanan
11. Berbagai Makanan Olahan
13. Berbagai Produk Kimia
Juta US$
Struktur Neraca Perdagangan Lampung: Surplus
(Ekspor > Impor) namun dengan tren yang
semakin menyempit
Neraca Perdagangan Provinsi Lampung
Ekspor masih didominasi komoditas primer dan produk industri
peripheral. Lemahnya peran ekspor manufaktur menyebabkan rentannya
neraca perdagangan Provinsi Lampung
Pangsa Ekspor LN Provinsi Lampung 2017
16,7%
India
11,5%
Tiongkok
12%
USA
Indikator ACI 1.2
8,21 7,96
9,5 9,12 9,74
8,42
7,47,86
Feb Ags Feb Ags Feb Ags Feb Ags
2014 2015 2016 2017
12
Industri Makanan dan Minuman;
69%
Industri Kimia, Farmasi; 8%
Industri Karet, Plastik; 10%
Industri Makanan dan Minuman
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
Industri Kayu dan sejenisnya
Industri Kertas dan Sejenisnya
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
Industri Karet, Plastik dan Sejenisnya
Industri Barang Galian Bukan Logam
Industri Mesin dan Perlengkapan
Industri Alat Angkutan
KINERJA PRODUKTIVITAS INDUSTRI PENGOLAHAN LAMPUNG
Pangsa Industri Pengolahan Provinsi Lampung
17,17%
17,9%
2010
2017
KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN THD. PDRB (%)
6,185,17
3
5
7
9
11
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
% y
oy
Industri Pengolahan PDRB
Perkembangan Pertumbuhan Sektor Industri Pengolahan
Perkembangan Tenaga Kerja Industri Pengolahan
Merupakan sektor dengan share tenaga kerja terbesar ke-4 di
Provinsi Lampung
Indikator ACI 3.3
1. Palm Kernel Oil2. Vegetable Textile Fibres3. Palm Oil4. Copra5. Natural Rubber Latex6. Cocoa Beans
1. Molasses2. Coffee3. Pepper;
Pimento
1. Juices, Fruit & Veget Unfermented
2. Fruit Otherwise Prepared or Preserved
Crustaceans & Mollusca
KOMODITAS PENGOLAHAN EKSISTING(DOMINAN)
POTENSIAL DIKEMBANGKAN LEBIH LANJUT
Kopi Kopi (green beans), Extract & Concentrates (sedikit)
Pengembangan Extract & Concentrates, enzim, asam asetat
Kelapa Sawit Palm Kernel Oil Cooking Oil, Soap
Kelapa Kopra, Nata De Coco Kosmetik, Skim Milk, Minyak Goreng
Karet Natural Rubber Latex Minyak cat, resin, varnish, pipa, ban, sarung tangan, alas kaki
Kakao Biji Kakao Mentah Industri Makanan, Industri Kecantikan
Lada Bubuk dan Utuh Kosmetik, Obat-obatan
Tebu Molasses Industri alcohol untuk polimmer, bahanpenolong, pelarut, industri loham danflavor serta kertas
Crustaceans & Mollusca (Udang, Rajungan)
Udang Beku, Udang & Rajungan Kalengan
Kosmetik, Industri Makanan, Farmasi
Berdasarkan analisis product space, pemetaan industri potensial berorientasi ekspor masih didominasi oleh industri peripheral.Adapun industri ini masih dapat dikembangkan lebih lanjut menuju industri core
*) Product Space dihitung dengan mengunakan kalkulasi RCA serta kedekatan industri dengan industri lainnyapada rangkaian pohon yang sama.
Chemical Wood Pulp, Soda or Sulphate
Organic Chemical, Heterocyclic Compounds, Other Nitrogen
Other Coal
ANALISIS PRODUCT SPACE: PEMETAAN INDUSTRI POTENSIAL LAMPUNG
• Hidalgo et al (2007): Daya saing tinggi pada klaster industri dengan
proximity tinggi pada core product space (dense forest), akan
mempermudah transisi ke income group yang lebih tinggi.
• Lampung: daya saing industri masih terbatas di daerah pinggir (industri
peripheral berbasis komoditas primer)
Industri periphery
Core industry
13Indikator ACI 3.3
Indikator ACI 3.3
Food & Beverage
PATH TO IMPROVE: KINERJA PRODUKTIVITAS INDUSTRI PENGOLAHAN
TOP 5: Industri Pengolahan Prioritas Nasional
Electronics
ChemicalFood & Beverages
Textile & Apparel
Automotives Electronics
Potensial LampungPotensial Lampung
Industri Makanan & Minuman Industri Kimia
Opportunities
• Largest domestic market in the region
• Abundant agricultural resources
• Consumer shift to modern packaged food
• Existence of globally competitive players
• Highly fragmented industry
• Limited technology adoption in SME
• Poor productivity in Upstream (agriculture)
• Underdeveloped cold-chain infra
• Abundant agricultural resources
• Largest domestic market in the region
• Limited domestic production capacity even for basic chemicals e.g.
~50% of ethylene imported
• High dependence on raw material imports
• Limited engineering and R&D capabilities;
Challenges
Sumber: Kementerian Perindustrian
Path to Improve
Opportunities Challenges
Improve upstream agri-sector
productivities by technologies,
e.g yield management
Empower SME segment by
funding & technology support,
e.g e-commerce
Improve supply chain
efficiencies, e.g. Build better
cold chain network
Enhance modern packaged food
production, e.g. Incentive R&D
Scale up the industry by
leveraging domestic large
demand
Accelerate export
Path to Improve
Enhance domestic
petrochemical capacity &
reduce reliance on imports
Optimize industrial zones to
leverage natural gas & oil
resources
Improve productivity by
adopting 4IR technologies
Accelerate R&D to establish next generation
biofuel & bioplastic capabilities
Build an export position by leveraging economies
of scale
Indikator ACI 3.3
14
TANTANGAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI
Underdeveloped up-
midstream industry
Underleveraged Geographical Potential
Inevitable Global Sustainability Trends
Left-Behind SMEs
Fenomena Missing in the Middle Industry
Hambatan dari sisi legal baik perizinan, serta masalah akses pembiayaan
VIETNAM FILIPINA BRAZIL
INDONESIA
13,0%
27,4%
59,6%
7,4%
28,0%
64,6%
16,9%
46,5%
36,6%
93,4%
1,5%
Besar
Sedang
Kecil
Besar
Sedang
Kecil
Besar
Sedang
Kecil
Sedang
Abundant but under
trained people
Absence of Innovation Centers
Regulation & Policy
Roadblocks
Raw material menjadi tergantung kepada
impor
Rencana zoning industri yang komprehensif
Tren sustainability: mempengaruhi
komoditas ekspor, e.g: Kelapa Sawit
62% pekerja Indonesia bekerja di SME dengan
produktivitas rendah
Indonesia: 4th largest working population in the
world, pekerja berkualitas kurang (tk. Pendidikan)
Belanja R&D terbatas: hanya 0,1-0,3% PDB
(Nasional)
Tumpang tindih kebijakan, dari berbagai instansi
(Pemerintah Pusat vs. Pemerintah Daerah)
Sumber: Kementerian Perindustrian (IHS Markit, BPS, Desk Research, A.T. Kearney)
Indikator ACI 3.3
Indikator ACI 3.3 14
Full-Fledged Reform di Kawasan Terbatas
• Perjanjian perdagangan untuk memperluas akses pasar & meningkatkan daya
tarik investasi untuk ekspor.
• Insentif fiskal untuk investasi industri berbasis ekspor unggulan
Perluasan Akses Pasar Melalui Perjanjian
Perdagangan, Insentif Fiskal
Menurunkan Biaya Logistik Industri Domestik
Melalui peningkatan kapasitas dan efisiensi infrastruktur konektivitas, air dan listrik
Sistem Perizinan Terintergrasi Online
REKOMENDASI: PENGUATAN INDUSTRI MANUFAKTUR BERORIENTASI
EKSPOR
Indikator ACI 3.3
Penguatan pasokan SDM dengan skill-set yang dapat mengimbangi peningkatan aplikasi
teknologi & inovasi di manufaktur serta tuntutan standar kualitas yg tinggi.
Integrasi dgn GVC diperlukan untuk memperkuat penetrasi ekspor di pasar global,
khususnya melalui PMA manufaktur yang memiliki jaringan global kuat.
Percepatan pelaksanaan kemudahan izin usaha melalui sistem perizinan terintegrasi online
OSS (Online Single Submission)
Penguatan Modal Manusia untuk Upgrading
Industri Domestik
Linkage Industri Domestik dengan Global
Value Chain
Pengembangan kawasan industri/kawasan ekonomi khusus lengkap dgn kebijakan
insentif perpajakan, perizinan, customs & akses pasar serta dukungan infrastruktur
berkualitas dpt mengakselerasi penguatan industri.
ASESMEN INTERMEDIASI
PERBANKAN
18
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Umum juga tercatat mengalami perlambatan ditengah turunnya suku bunga simpanan khususnya
tabungan dan deposito..
ASESMEN INTERMEDIASI PERBANKAN
PERTUMBUHAN DPK SPASIAL
Laju pertumbuhan DPK sedikit melambat dari 9,70% (yoy) menjadi 6,34% (yoy). Total DPK Provinsi
Lampung di Tw-I 2018 sebesar Rp39 T
Perlambatan terutama terjadi pada tabungan yang merupakan porsi DPK terbesar, dengan
pertumbuhan 9,24% (YoY). Sesuai pola musiman pasca liburan masyarakat mulai menyimpan dana
berjangka, yang terkonfirmasi dari pertumbuhan deposito triwulan I 2018 yang meningkat dari
sebelumnya 6,01% (yoy) menjadi 8,17% (yoy).
PROVINSIQ1-17
(YOY)Q4-17 (YOY)
Q1-18(YOY)
Δ
LAMPUNG 12,07 9,70 6,34
31 ;
5%37 ; 6%
221 ; 37%
40 ; 7%
73 ; 12%
75 ; 13%
18 ; 3%
47 ; 8%39 ; 7%
Rp T
BENGKULU
JAMBI
ACEH
SUMUT
SUMBAR
RIAU
SUMSEL
BABEL
KEPRI
LAMPUNG
SHARE DPK SPASIAL8,00
7,66
6,34
I II III IV I II III IV I II III IV I
2015 2016 2017 2018
DPK Sumatera DPK Nasional DPK Lampung
PERKEMBANGAN PERTUMBUHAN DPK PANGSA DPK LAMPUNG
Indikator ACI 3.1
Aset Bank Umum di Provinsi Lampung terpantau cukup stabil meski sedikit melambat, antara lain dipengaruhi permintaan kredit yang melambat.
Pertumbuhan kredit Bank Umum di Provinsi Lampung pada triwulan I 2018 (7,06%, yoy) tercatat sedikit mengalami perlambatan dibandingkan
akhir Desember 2017 (7,21%, yoy).
ASESMEN INTERMEDIASI PERBANKAN
Perkembangan Aset PerbankanPertumbuhan aset Bank
Umum Tw I 2018 tercatat
mengalami sedikit
perlambatan (8,65%;yoy),
antara lain dipengaruhi
melambatnya pertumbuhan
permintaan kredit pada
triwulan I, sesuai pola
musiman awal tahun.
ASET
Perkembangan Kredit Menurut Jenis Perkembangan Suku Bunga Kredit Perkembangan Kredit Sektor Utama
• Pertumbuhan kredit modal kerja (KMK) bank umum
tercatat mengalami perlambatan pada triwulan I 2018
(2,52% yoy)
• Perlambatan KMK mempengaruhi pertumbuhan
kredit bank umum Lampung (7,06%;yoy), dipengaruhi
pergerakan suku bunga KMK. Di sisi lain, kredit
konsumsi bank umum tercatat meningkat (15,26% yoy)
• Secara sektoral, mayoritas kredit bank umum disalurkan
pada sektor perdagangan dengan pangsa 26,37%
KREDIT
19Indikator ACI 3.1
20
NPL Per Jenis Penggunaan NPL per Sektor
Perkembangan LDR
Risiko kredit perbankan di Lampung tercatat meningkat dengan meningkatnya rasio NPL menjadi 2,33%, seiring meningkatnya jumlah kredit bermasalah (kolektibilitas 3, 4dan 5) ditengah turunnya penyaluran kredit. Peningkatan NPL terjadi di semua jenis kredit, meski NPL kredit konsumsi tercatat cenderung lebih stabil dibandingkanpeningkatan NPL pada jenis kredit lainnya. Sementara itu secara sektoral, NPL tertinggi tercatat paling tinggi pada sektor perdagangan. Sementara itu fungsi intermediasiperbankan tercatat lebih optimal yang tercermin dari rasio LDR 138,2%....
ASESMEN INTERMEDIASI PERBANKAN
20Indikator ACI 3.1
LAMPIRAN
1. Stabilitas Ekonomi Makro (18 indikator)
1.1 Kedinamisan Ekonomi Regional 1.2Keterbukaan Perdagangan dan Jasa
1.3 Daya Tarik terhadap Investasi Asing
1.1.01 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 1.2.01 Ekspor 1.3.01Rata-rata Penanaman Modal Asing dalam 3 tahunterakhir
1.1.02 PDRB, nonmigas 1.2.02 Ekspor, nonmigas 1.3.02Rata-rata Penanaman Modal Domestik dalam 3 tahunterakhir
1.1.03 Pertumbuhan PDRB 1.2.03 Impor 1.3.03 Promosi dan Pengelolaan Investasi
1.1.04 PDRB per kapita 1.2.04 Impor, nonmigas
1.1.05 PDRB per kapita, nonmigas 1.2.05 Keterbukaan dalam Perdagangan
1.1.06 PDRB Industri Primer
1.1.07 PDRB Industri Sekunder
1.1.08 PDRB Industri Tersier
1.1.09 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
1.1.10 Inflasi (R)
Sumber: ACI NUS
INDIKATOR ACI: STABILITAS EKONOMI MAKRO
Sumber: ACI NUS
INDIKATOR ACI: KONDISI KEUANGAN, BISNIS DAN
TENAGA KERJA3. Kondisi Keuangan, Bisnis dan Tenaga Kerja (26 indikator)
3.1Kemampuan Finansial dan Efisiensi Bisnis
3.2 Fleksibilitas Pasar Tenaga Kerja 3.3 Kinerja Produktivitas
3.1.01 Total Tabungan dan Deposito di Bank 3.2.01 Jumlah Angkatan Kerja 3.3.01 Produktivitas Keseluruhan
3.1.02 Total Pinjaman Bank 3.2.02 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 3.3.02 Produktivitas Keseluruhan, non migas
3.1.03 Jumlah Kredit Bermasalah (R) 3.2.03 Jumlah Penduduk Bekerja 3.3.03 Produktivitas Industri Primer
3.1.04Jumlah Kredit Bermasalah per Total Pinjaman Bank (R)
3.2.04 Jumlah Pekerja di Sektor Primer 3.3.04 Produktivitas Industri Sekunder
3.1.05 Jumlah Cabang/Kantor Bank 3.2.05 Jumlah Pekerja di Sektor Sekunder 3.3.05 Produktivitas Industri Tersier
3.1.06 Penduduk per Jumlah Cabang/Kantor Bank (R) 3.2.06 Jumlah Pekerja di Sektor Tersier
3.1.07 Kemudahan Transaksi di Bank 3.2.07 Tingkat Pengangguran (R)
3.1.08 Kinerja Perusahaan 3.2.08 Upah Minimum Pekerja per Bulan (R)
3.1.09 Kapasitas Sumber Daya Manusia di Perusahaan 3.2.09 Hubungan Tenaga Kerja
3.1.10 Kapasitas Peralatan Perusahaan
3.1.11 Penerapan Teknologi Informasi di Perusahaan
3.1.12 Inovasi Perusahaan
top related