perencanaan geometrik dan perkerasan jalan lingkar … · jalan, terutama jalan nasional perkotaan...
Post on 21-Aug-2018
268 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Abstrak— Proyek Pembangunan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya ini merupakan salah satu upaya untuk mempercepat kemajuan kawasan barat Surabaya. Tugas akhir ini bertujuan untuk mencari tebal perkerasan konstruksi jalan, dimensi saluran drainase, mengontrol geometrik jalan, serta menghitung rencana anggaran biaya yang diperlukan. Metode yang digunakan pada perencanaan jalan ini meliputi perhitungan tebal perkerasan jalan pada ruas jalan dengan menggunakan Metode Analisa Komponen 1987. Analisa kapasitas jalan dengan menggunakanprogram excel. Perencanaan drainase dengan menggunakan metode SNI-03-342-1994. Perencanaan geometrik jalan dengan menggunakan Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota. Rencana anggaran biaya menggunakan HSPK Kelompok IV (Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang).
Dari hasil perhitungan perencanaan pada Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya diperoleh lebar perkerasan total 14 m, median 1 m, bahu jalan 4 m, dan saluran tepi 2 m dengan tipe jalan 4/2 D. Untuk perencanaan tebal perkerasan jalan dengan umur rencana 10 tahun diperoleh tebal total 45 cm dengan perincian lapisan pondasi bawah menggunakan Batu Pecah Kelas C (CBR 50%) setebal 20 cm, lapisan pondasi atas menggunakan Aggregat Kelas A (CBR 80%) setebal 15 cm dan lapis permukaan menggunakan Laston (MS 744) dengan tebal 10 cm. Perencanaan dimensi saluran tepi (drainase) berbentuk persegi empat dengan bahan terbuat dari batu kali dengan penyelesaiaannya. RAB yang dibutuhkan untuk pembangunan jalan ini sebesar Rp 602.532.557.676,- Terbilang : “ Enam Ratus Dua Milyar Lima Ratus Tiga Puluh Dua Juta Lima Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Enam Rupiah”.
Dengan Pembangunan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya ini maka diharapkan dapat melancarkan aktifitas sosial ekonomi masyarakat serta pengembangan penataan lalu lintas anatr wilayah anatar Kabupaten Gresik, Kotamadya Surabaya, dan Kabupaten Sidoarjo.
Kata Kunci : lingkar barat metropolitan surabaya, tebal perkerasan, drainase, geometrik
I. PENDAHULUAN ERTUMBUHAN ekonomi Indonesia khususnya di Jawa Timur meningkat sangat signifikan, berdasarkan berita yang dimuat pada http://www.jatimprov.go.id,
ekonomi Jawa Timur meningkat sebesar 7,2%. Berbagai kegiatan ekonomi dan perindustrian berlangsung di kota-kota besar Jawa Timur, seperti Surabaya, Gresik, Sidoarjo
dan Mojokerto. Hal ini berdampak pada meningkatnya pergerakan/perjalanan atau mobilitas manusia, barang dan jasa sehingga akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan jumlah kendaraan, yang pada akhirnya bertambah pula kebutuhan akan prasarana jaringan jalan dengan kapasitan jalan yang memadai. Isu strategis yang dihadapi dalam penyelenggaraan jalan, terutama jalan nasional perkotaan metropolitan diantaranya adalah kurang memadainya sistem jaringan jalan primer dalam melayani arus lalu lintas menerus. Berdasarkan hal diatas, pemerintah mencanangkan program pembangunan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya yang pada saat ini dilakukan untuk memperlancar aktifitas sosial ekonomi masyarakat serta pengembangan penataan lalu-lintas antar wilayah. Seiring rencana pemerintah tersebut, guna mendukung lancarnya arus transportasi antar wilayah, maka diperlukan adanya prasarana transportasi berupa jalan lingkar yang memadai. Jalan lingkar tersebut menghubungkan Kabupaten Gresik, Kotamadya Surabaya, dan Kabupaten Sidoarjo. Dari data eksisting yang ada, kondisi tofografi yang akan dilalui jalan akses berupa daerah datar, yaitu kelandaian < 3%. Pada Tugas Akhir ini akan direncanakan Jalan Lingkar Metropolitan Surabaya sesuai dengan standar Bina Marga.
II. METODE
A. Tinjauan Pustaka Pustaka atau literatur yang digunakan sebagai acuan
pada Tugas Akhir ini mengacu pada standar yang berlaku di Indonesia, yaitu Standar Bina Marga. Literatur berupa tata cara perencanaan dan standar-standar perencanaan yang ditentukan oleh Bina Marga. Literatur perencanaan jalan meliputi perencanaan alinyemen vertikal dan horisontal, perencanaan perkerasan, perencanaan persimpangan, perencanaan drainase jalan dan rencana anggaran biaya konstruksi.
Adapun beberapa literatur yang bersumber dari jurnal maupun buku-buku tentang perencanaan jalan, namun tetap relevan pada standar Bina Marga.
B. Metodologi Metodologi pada Tugas Akhir seperti dibawah ini : Tahapan perencanaan meliputi beberapa tahapan berikut
: - Tahap persiapan, terdiri atas pengumpulan dan studi
literatur, pembuatan proposal Tugas Akhir, dan
Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya Jawa Timur
Ferdiansyah Septyanto, dan Wahju Herijanto Jurusan Teknik Sipil, Fakultas FTSP, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 email : herijanto@ce.its.ac.id
P
2
perencanaan jadwal penyusunan Tugas Akhir. - Tahap identifikasi masalah, yaitu identifikasi
permasalah yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini dan identifikasi data yang dibutuhkan.
- Tahap Pengumpulan Data, terdapat dua jenis data yang dibutuhkan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, yaitu data Sekunder.
- Tahap Analisa Data, yaitu proses pengolahan data yang sudah diperoleh sebelumnya
- Tahap Perencanaan, yaitu tahapan inti Tugas Akhir ini yang berupa perencanaan parameter-parameter jalan dan kelengkapannya.
- Tahap Penggambaran, yaitu proses penggambaran hasil perencanaan.
- Tahap Analisa Biaya, yaitu proses perhitungan biaya konstruksi sesuai dengan hasil perencanaan dan gambar perencanaan.
C. Data Perencanaan Data yang digunakan pada perencanaan Tugas Akhir ini
meliputi : peta kontur lokasi proyek, data geometrik jalan, data lalu lintas, data tanah, data hujan dan data harga satuan dasar.
III. PEMBAHASAN
A. Perencanaan Geometrik Perencanaan geometrik meliputi alinyemen horizontal
dan alinyemen vertikal dan superelevasi, seperti berikut : Alinyemen Horisontal Perencanaan alinyemen horizontal dimulai dengan
penentuan trase yang nantinya dipilih sebagai trase rencana.
Proses selanjutnya adalah penentuan parameter tikungan, mulai dari sudut tikungan sampai pada perencanaan parameter tikungan.
Rumus perhitungan sudut azimuth :
α = (
) Rumus perhitungan sudut tikungan :
Δ1 = (α P1-P2) - (α A-P1) berikut hasil perhitungan sudut azimuth dan sudut
tikungan dapat dilihat pada Tabel 3.1. dan Tabel 3.2. : Tabel 3.1. Hasil perhitungan sudut azimuth
No. Nama Titik Azimut (dalam 0) 1 A (Start) - 2 B 176.5068407 3 C 196.4816766 4 D 202.5675198 5 E 195.9600995 6 F 184.2361747 7 G 198.335079 8 H 168.6892278 9 I 170.773984 10 J 130.516214
Sumber : Hasil perhitungan
Tabel 3.2. Hasil perhitungan sudut tikungan
No. Nama Titik
Azimut (dalam 0)
Sudut Tikungan Jarak Jarak
Komulatif 1 A
(Start) - - 0 0
2 B 176.5068407 19.97 541.7430 541.7430 3 C 196.4816766 6.09 3528.377 3528.3770 4 D 202.5675198 6.61 2435.097 2435.0970 5 E 195.9600995 11.72 5108.488 5108.4880 6 F 184.2361747 14.0989 4629.272 4629.2720 7 G 198.335079 29.65 2618.163 2618.163 8 H 168.6892278 2.08 1494.550 1494.550 9 I 170.773984 40.26 2435.302 2435.302 Sumber : Hasil perhitungan
setelah didapat nilai sudut tikungan, dilanjutkan dengan
perhitungan kebutuhan superelevasi di masing-masing tikungan
Gambar 3.1. Konsep Perhitungan Super Elevasi
berikut hasil perhitungan superelevasi rencana dapat
dilihat pada Tabel 3.3. : Tabel 3.3. Hasil perehitungan superelevasi
Selanjutnya adalah perhitungan parameter lengkung
horisontal, konsep perhitungannya seperti gambar dibawah ini :
Gambar 3.2. Parameter lengkung horisontal
Parameter lengkung horizontal mengacu pada standard
Bina Marga Luar kota, dimana terdapat 3 (tiga) jenis lengkung horizontal, diantaranya : Lengkung Full Circle, lengkung Spiral-Circle-Spiral dan lengkung Spiral-Spiral.
dan berikut adalah hasil perhitungan parameter tikungan
No Kode Sudut Tikungan R Desain D f kontrol e
hitung Keterangan
1 SCS1 19.97 541.7430 2.3482 D<Dp 0.0454
Unt
uk D
<Dp
mak
a di
guna
kan
hasi
l pe
rhitu
ngan
f1,
seda
ngka
n un
tuk
D>D
p m
aka
digu
naka
n pe
rhitu
ngan
f2 2 SCS2 6.09 3528.377 2.3482 D<Dp 0.0454
3 FC1 6.61 2435.097 0.5882 D<Dp 0.0141 4 FC2 11.72 5108.488 0.2804 D<Dp 0.0069 5 FC3 14.0989 4629.272 0.3094 D<Dp 0.0076 6 FC4 29.65 2618.163 0.5471 D<Dp 0.0131 7 FC5 2.08 1494.550 0.9584 D<Dp 0.0220 8 FC6 40.26 2435.302 0.5882 D<Dp 0.0141
3
dapat dilihat pada Tabel 3.4. :
Tabel 3.4. Hasil perehitungan parameter tikungan
Proses selanjutnya adalah perhitungan alinyemen
vertikal, berikut konsep perhitungan alinyemen vertikal :
Gambar 3.3. Konsep Perhitungan lengkung vertikal
Berikut perhitungan hasil perhitungan lengkung vertikal
rencana : PV1 Diketahui : El. PPV 1 = +11,44m VD = 80km/jam S = 130 m g1 = 0, 6% g2 = 0,208% A = g1 – g2 = 0,392% (Cembung) Perhitungan L Untuk L (S<L) L =
=
= 16,593 m
Untuk L (S>L) L =
=
= -758,5 m
L Keamanan Pengemudi (3detik perjalanan) L = ( )
= ( )
= 67 m
Sehingga L yang dipakai adalah 67 m Perhitungan Elevasi PLV dan PTV STA PLV = STA PPV – (L/2) = 3+920 – (67/2) = 3+887 El. PLV = El. PPV – (L/2 x g1) = +11,44 – (33,5 x 0,6%) = +06,30 m STA PTV = STA PPV + (L/2) = 3+920 + (67/2) = 3+953 El. PTV = El. PPV – (L/2 x g2) = +11,44 – (33,5 x 0,208%) = +06,57 m
Perhitungan Elevasi PLV’ dan PTV’ STA PLV’ = STA PPV – (0,25L) = 3+920 – (0,25 x 67) = 3+904 El. PLV = El. PPV – (0,25L x g1) = +06,30 – (16,75 x 0, 6%) = +06,3923 m STA PTV = STA PPV + (0,75L) = 3+920 + (0,75 x 67) = 3+936 El. PTV = El. PPV – (0,75L x g2) = +06,43 – (50,25 x 0,208%) = + 06,46
Gambar 3.4. Hasil perhitungan lengkung vertikal PV1
Hasil perhitungan lengkung vertikal cembung dan
lengkung vertikal cekung dapat dilihat pada Tabel 3.5 dan Tabel 3.6.
Tabel 3.5. Rekapitulasi perhitungan lengkung vertikal
cembung
Lanjutan Tabel 3.5
NoKode
TikunganSudut
Tikungan Jenis Tikungan Ls Tc E Lc Ɵs P k Ts Xs Ys
1 SCS - 1 19.97 S-C-S 67 8.7 3.5 0.3 33 128.77 100 3.12 SCS - 2 6.09 S-C-S 67 5 0.5 0.1 33 220.88 100 0.53 FC - 1 6.61 F-C 67 141 4.1 280.684 FC - 2 11.72 F-C 67 524 27 1044.85 FC - 3 14.10 F-C 67 572 35 1138.66 FC - 4 29.65 F-C 67 693 90 13547 FC - 5 2.084756267 F-C 67 27 0.2 54.3538 FC - 6 40.26 F-C 67 893 158 1710.3
EB
EA
12 L
PLVPPV
PTV
PLV'
PTV'
PPV'
L
3+887 3+9048
3+936 3+920 3+953
L = 67m
PLV
PTV
PPV
4
Tabel 3.6. Rekapitulasi perhitungan lengkung vertikal cekung
Lanjutan Tabel 3.6.
B. Perhitungan Perkerasan Untuk merencanakan jalan maka diperlukan data mengenai lalu lintas yang melalui jalan tersebut. Lalu lintas yang melalui jalan harus diperkirakan jumlahnya pada saat umur rencana dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7. LHR Tahun 2013
perhitungan tebal perkerasan dibutuhkan pula LHR untuk tahun akhir umur rencana yaitu 2023. Oleh karena itu dihitung juga LHR tahun 2023 menggunakan persentase pertumbuhan yang telah ada dapat dilihat pada Tabel 3.8. Tabel 3.8. Angka pertumbuhan kendaraan
Berikut hasil perhitungan angka ekivalensi kendaraan dapat dilihat pada Tabel 3.9. :
Tabel 3.9.Angka ekivalensi kendaraan
Rencana Perkerasan Lentur Rencana perkerasan lentur terbagi menjadi rencana jenis surface course, base course, dan subbase course.
Gambar 3.5. Rencana Perkerasan Lentur
Perhitungan Tebal D1 (Surface Course) Perhitungan D1 menggunakan Laston MS 744 dengan koefisien 0.4. Perhitungan ketebalan D1 didasarkan pada CBR Base course yaitu 80%. Untuk perhitungan ketebalan D1 digunakan juga nomogram 3 dengan dasar IPo > 4 dan IPt = 2,0. Di dapat :
Gambar 3.6. Perhitungan ITP untuk Surface Course
ITP = a1 x D1 3,8 = 0.4 x D1 D1 = 9,50 cm dipakai 10 cm
Perhitungan Tebal D2 (Base Course) Perhitungan D2 menggunakan batu pecah CBR 80% dengan koefisien 0.13. Perhitungan ketebalan D2 didasarkan pada CBR subbase course yaitu 50%. Untuk perhitungan ketebalan D2 digunakan juga nomogram 3 dengan dasar IPo > 4 dan IPt = 2,0.
5
Gambar 3.7. Perhitungan ITP untuk Base Course
Perhitungan Tebal D3 (Subbase Course) Perhitungan D3 menggunakan sirtu CBR 50% dengan koefisien 0.12. Perhitungan ketebalan D3 didasarkan pada CBR subgrade yaitu 6%. Untuk perhitungan ketebalan D3 digunakan juga nomogram 3 dengan dasar IPo > 4 dan IPt = 2,0.
Gambar 3.8. Perhitungan ITP untuk Subbase Course
C. Perhitungan Drainase
Perhitungan drainase mengacu pada SNI 03-3424-1994. “Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan”.
Pada perencanaan saluran tepi ini menggunakan tipe segi empat yang terbuat dari pasangan batu dengan penyelesaian.
Dengan data aktual : Perkerasan Aspal v = 3 m/dt nd = 0,013 c1 = 0,70 Bahu jalan tanah berbutir kasar v = 1,2 m/dt nd = 0,2 c2 = 0,2 Tepi luar saluran Perbukitan v = 1,2 m/dt nd = 0.2 c3 = 0.3
Saluran dari pasangan batu dengan penyelesaian Kecepatan aliran (V) = 1,80 Harga n (baik) = 0,020 Saluran tepi kanan dan kiri dianggap sama Untuk STA 2+100 – 8+050 H = 70 cm B = 80 cm W = 10 cm
Tabel 3.10. Rekapitulasi Dimensi Saluran
Pada Perencanaan Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya terdapat 28 lokasi gorong-gorong, yaitu : Tabel 3.11. Dimensi Gorong – gorong rencana
Gambar 3.9. Tipikal Dimensi Gorong-gorong
No. Saluran h (m) b (m) tebal (m)
panjang
(m)
keliling
(m)luas (m2)
volume
(m3)
1 0+150 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
2 1+150 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
3 1+676 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
4 1+976 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
5 2+100 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
16 10+062 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
17 10+574 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
18 10+774 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
19 15+026 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
20 15+200 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
21 15+516 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
22 15+750 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
23 16+200 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
24 16+526 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
25 16+774 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
26 17+250 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
27 17+726 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
28 20+000 0.70 0.80 0.15 21 3.00 0.56 11.35
6
D. Rencana Rambu Lalu Lintas Berikut rencana rambu-rambu lalu lintas Jalan Lingkar
Barat Metropolitan Surabaya :
E. Analisa BiayaKonstruksi
Perhitungan analisa biaya mengacu pada volume pekerjaan, meliputi : perkerjaan pembersihan lahan, galian, timbunan, lapis perkerasan, drainase, dan kelengkapan jalan (marka jalan), berikut hasil perhitungan biaya konstruksi :
Dari perhitungan diatas diperoleh biaya konstruksi sebesar Rp 602.532.557.676,- Terbilang : “ Enam Ratus Dua Milyar Lima Ratus Tiga Puluh Dua Juta Lima Ratus Lima Puluh Tujuh Ribu Enam Ratus Tujuh Puluh Enam Rupiah ”
IV. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan yang
dilakukan dalam tugas akhir diatas adalah sebagai berikut : Hasil perencananaan jalan akses yaitu : 1. Jalan direncanakan dengan tipe 4/2 D, dengan dimensi : - Lebar lajur = 3,5 meter - Lebar Jalur = 7 meter - Lebar Median = 1 meter - Lebar Bahu = 2 meter - Kecepatan rencana : 80 km/jam 2. Geometrik jalan Alinyemen Horisontal : 2 PI S-C-S; 6 PI F-C Alinyemen Vertikal : 23 PVI (Cembung); 28 PVI (Cekung) Superelevasi : Maksimum 4,54% 3. Perkerasan jalan
4. Desain Drainase Pada desain drainase terdapat beberapa tipe dimensi saluran, yaitu : Saluran Tepi = (100cm x 100cm); Waking = 10cm (70cm x 80cm); Waking = 10cm
Gorong-gorong = (70cm x 80cm)
5. Rambu Lalu Lintas Rambu lalu lintas yang digunakan sesuai dengan kondisi di ruas jalan dan di sekitar ruas Jalan Lingkar Barat Metropolitan Surabaya ini sebagai berikut :
6. Biaya Konstruksi Berdasarkan perhitungan analisa biaya, diperoleh nilai total biaya adalah Rp 602.532.557.676,-
UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselesaikannya Tugas Akhir ini
DAFTAR PUSTAKA
[1] Departemen Pekerjaan Umum (1989). “ Petunjuk
Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya, dengan Metode Analisa Komponen (SNI 03-1732-1989)”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[2] Departemen Pekerjaan Umum, 1994, “Tata Cara Perencanaan Drainase Permukaan Jalan (SNI 03-3424-1994)”, Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[3] Departemen Pekerjaan Umum, 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)”, Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia.
[4] Departemen Pekerjaan Umum, 1997, “Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota dan Jalan Perkotaan (No. 038/TBM/1997)”, Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[5] Sukirman, Silvia (1994). “Dasar-dasar Perencanaan Geometrik Jalan”. Bandung : Nova
[6] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
[7] http://www.jatimprov.go.id/site/genjot-pertumbuhan-ekonomi-75-persen-jatim-tetap-andalkan-umkm/
[8] Departemen Pekerjaan Umum (2010). “ Spesifikasi Umum 2010 (revisi 1)”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[9] Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
[10] Departemen Pekerjaan Umum (2010). “Data Lalu Lintas 2010 ”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[11] Departemen Pekerjaan Umum (2011). “ Data Lalu Lintas 2011”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[12] Departemen Pekerjaan Umum (2012). “Data Lalu Lintas 2012”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[13] Departemen Pekerjaan Umum (2010). “Data Penafsiran Biaya Penggantian Bangunan 2010”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
[14] Departemen Pekerjaan Umum (2010). “HSPK 2013”. Direktorat Jenderal Bina Marga Indonesia
top related