perda pbb p2 wonogiri
Post on 26-Dec-2015
75 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LEMBARAN DAERAH
KABUPATEN WONOGIRI
NOMOR 18 TAHUN 2012
PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
NONOR 18 TAHUN 2012
TENTANG
PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
WONOGIRI
2013
BUPATI WQNOGIRI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI
NOMOR 18 TAHUN 2012
TENTANG
PAJAK BUM! DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN
DENGAN RAH MAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : a.
Mugingat
IJUI’ivri WONQGIRI
bahw bcrdasrk n ketentti Pasal 2 ayat (2) huruf j
Undang- Undtai7g N’rnor 28 Tahun 2009 lentang Pajak Dactali
dan Retribuj L)araIi, disbutkan bahwa Pajak Humi dan
Bangunan Perdcsan dan Perkota merupajcan jenis pajak
kabupaten/ko.
b. bahwa dalane ranka pclaksanaan pemungutan Pajak Bumj
dan Bangun;an Pcrdcsaari Dan Perkotaan di Fabupaten
Vlonogjrj seam :aeL,ugaj peIaksan ketentuan Pasa! 95 ayat
(1) Undang.lIfldaj)., Nomor 28 Tahura 2009 tentang Pajak
Daerah Dan Rctrjbusj Daerah, perju mengawr ketentu
tentang Pajak Burni dan Bangunan Pcrdesaan dan Perkota1
dWurri Pcrji luau Dacrah
e. bahwu bcrdus;jrku n pertimba.ngin Saga, munana dimaksud
padu liuruf u dan huru( b, perlu membe,utûk Peraturun Dacrab
Ecatang Pujak iurnj thin Bangunj Perdcstn dan Ærkotaan
1. Pasa! 18 ayat (6) Undang..undang Dasar Negara
RepIrb1j ‘onesja Tahun !45;
2. Undanguncjai,,r Nennor 13 Tahun 1950 tentang Pcrnbentuk
Daera!i..Daera h Ka hii paten Da lam Lingku ngan Propiusi Jawa
Ten gah
3. Nozm,r S Tahw 1981 teritang Hukum Acara
f’Ida (Lemharn,.z Negara Republj Indonesia ‘rahun 1981
oit cor 7( T;iii I ea I ai ca LelxaL)ara eu u Nwgur;a Rcpu 1,11k Indonesia
Nornor 3029);
4 UfldUflj’..UIl(I.I,),. Nearuior j 7 ‘rali,.ui 1997 Ecalarig l3adan
Penyetesjtiari &•ngketa Pajak (Lcmbaran Negara Republik
Indonesia ‘ahuri 1997 Nornor 40, Tambahan Lembamn Negara
Republik J ndor,e Nomo, 3684)5. Undang-UndtLng Nomor 19 Tahun 1997 tentang tenagtnan
Pajak
Dengan SLrat Paksa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Taliiin 1997 Nomor 54,Tambahan Lembaran
Ncgara Repubtik Indonesia Nomor 3091) sebagaitnana telah
dubnh dcng.’n Unrang-Undang Nonor 19 Tahun 2000 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nornor 19 Tahun 1997
tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129,
flambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomo
6. LJndang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang F’engadilan
PajaR (Lembaran Ncgara Republik IndonesiaTahun 2002
Nomor 27 Tambahan Lernbaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4189);
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Letribaran Negara Repubik Indonesia Tahun 200..
Nonior 47, Thmbalian Lembaran Ncgara Republik Indonesia
Nomor 4266);
8. Undang-Undan Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbenduhati u n Ncgara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nornor 5, Tambahari Lembaran Negara Republik
Indonesia Nornor 4355);
9. Undang-Utidang Nornor 32 Tohu 2004 tentang
Pernerintahan Datran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nornor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nonor 4437) sebagaimana telah beberapa
k a t I diubuh tcrakhir derigan Undang-Undang Nomor 12
rahu, 2u;8 nntaiig Pcrubahun Xeduu Atas Undang-Undang
Noinor 32 Tahun 2004 tentang Pcmcrintahan Daerah
(Lembaran Negaru Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59, ‘Iambahu. LirIl)urari Neguru Republik Indonesia Nomor
4844);
lOE Undaiìg-tJndaiig Nuinor 33TaIuin 2004 lentang Perimbangan
Keuangun Antara I-’inerintah Pusat dan Peinerintahan Daerah
(Lernbaran egara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
11 Undnng•-L)ndn n Nomor 12 Tnh in 2011 tentiang
P ciii Ix, I lu ki te I ‘cru lu ru re I eru iidii ng— Peru iidai igu ri (Lein haran
Negara Rcpublik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Ne-gara RpubIik Indonesia No’nor 5234);
12Undang-Undang Notrior 28 Tahun 2009 teritang Pajak Duezah
dun Rctribus l)aernh (Lemburan Negara Republik
Indonesia Tahun 200 Nornar 130, Tambahan Lembaran
Negara Rcnublik Indonesia Nomor 5049);13.Peraturan Petnerintah. Nomor 27 Tahun 1983 tentang
Peiaksanaari Kita., Undang-Undang Hukum Acaia Pidana
(Lembaran Neg;ira Republik Indonesia Tahun 1933 Nomor j
36, Tambhnn IArnbardn Negar;. Rcpublik 1ndoneìa Nomor
3258) scbag:eimwui cIaIi diubuli dci;gan Peraturan Pernerintah
Nomor 58 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pcmerint.ah ‘4ornor 27 Tahun 1983 tenlang Pelaksanaftn Kitab
Undang-Undang I ukuin Acaru Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2(110 Nomor 90, Tambahan
Lembaran Negara Republil: Indonesia Nomor 5145);
14.Pcraturan Pcmcrintah Nomor 135 Tahun 2000 tentang Tata
Caza PenyiLan Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat
Paksa (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2000
Nonror 135, Tumbahan Lembaran Negara Republik
Indonesia omor 4049);
15.Peraturan Ikmerit;tah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pcmbinaan dan Perigawasan Penyelenggaraan
Pemenntahan Daerah (Iembaran Negara Rcpubhk
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembazan
I Jcgaza Republik Indoncsia Norior 4593);
16.Peraturan Perncrintah Nomor 69 Tahun 2010 tenlang Tata
Cara Pemberjan dan Pemanfaatan Intensif Pemungutan Pajak
Daerah Reribusj Daerah (Lenibaran Negara Republik
Incioncsj Tahain 201 () Nomor 19, Tambahan Lembaran
Ncgoxa Republik Indonesia Nojuor 5161);
l7.Perauran Pcnicrintah Nomor 91 Tahun 2010 tentang Jenis
Pajak Daerah Yang Dipungut Berdasarkan Penctapan Kepala
Dacrah Atau Dibavar Sendiri OIch Wajib Pajak (Lembaran
Negara Repubhk indonesia Tahun 2010 Nomor 153, Tambahan
Lcznbaran NcgaLa Rpub1ik Indonesia Nomor 5119);
18. Peratu, an Prsidn Nomor 1 Tahuri 2007 tentang
Pengesaha n, Pengundangan Dan Penyebai-Iuasan Peraturan
Perundang-u tidangin;
19, Peraturart r,h Kabupaten Dacrah Tingkat II Wonogiri
Nomor 3 Tnhtin 1)88 tentarig Penyiclik Pegnw;ij N geri Sipil
Di La. igkii.;1..asi I irncriiti, KabupaLcia [)nrruh ‘i’iiigkai Ji
Wonogiri (Lcirbara,i Dacrah Kabupaten Dacrah Tíngkat ET
Wonogiri ThhLIIJ 1988 Nomor 7);
2O.Perajtiran Daerah Kabupaten Wonogiri Nornor li Tahun 2008
tentang Organis: dan Tata Kcrju Pcrangkat Daerah
Kabupaten Wonogiri (Lembaran Daerah Kabupaten •Wonogm
Tahun 2008 N.rnior 12, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupatcn Wcnogiri Nomor 86);
h .Dengan Persetujuan Bersaina
DEWAN PERWAI<ILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WONOCIII?j
dan
BUPATT WONOGIRI
MIMJT(JSKAN.
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANO PAJAK BUMI DAN
I3ANGIJNAN P!RÛES’\AN DAN PERKOTAAN.
f3i’E3 I
KETENTUAN UMUM
Pasa] 1
f);ih,rn Prrui iran I);irr;,?i ini yang cJirnIkHUd dcngnn :
I. Dacrah adalah Kabupaten Wonogiri.
2. Pemerintuh Dacrah aciaah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai
unsur penyelc,i gga ra Pemerin tahan Daeraji.
3. Bupati adalali Bupati Wonogiri.
4. Pejabt adahih pegawai yang diberi tugas tertentu, dibidang
perpajukan dacrah sesual dengan pci-aturan perundang
undangan.
5. Pajak Daerah, yang selanjutiiya disebut Pajak, adalah
kontribusj wajib kepada Daerah yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang hcrsifat Inemaksa bcrdasurk llndang
Undang, dengan tid,1< mendapatkan imba!n secara Iangsung
(ILIn digu,hIkas1 uni uk keperluan Dacrah Iiagi SCbCsaÏ—I.)CSarflya
Iccmukrnijran i;ikyit.
6. Pajak Bumi dan ‘iangunan yang selanjutnya disingkat PBS
P2 adaiab pajaic ata- bumi dan/atau bangunan yang dixniljkj,
dikuasat, d:ut/ iet i inar1faa(k;in okh urang pribacli atau
Iladan kecinili Ic:Iwm.;i,i ynng digun;ikan untuk kcgiafNn usaha
pcrkebuii11, Icrhu: ¡nan, dun pertambangan.
7. Bumi daIah perrnuk bumi yang mclipuij tanah dan
perairan p’duhi,,i;i, I .crII Irut wikiyah Kabupatcn
8. Bwigunaii adulali konstiuksj tenik yang ditanam atau
dilekatkin sccara tDuip pada txin:th dan/au perairan
pedalamari dari/utsu ¡aut.
9 Nilai Jual Objk Pajak, yang selanjuuWa disingkat NJOP,
uda)ah harga raLa-rai yang diperoich dan transaksj jual bell
yang teiadi secra wajar, dan bila,mnna tidak terdapat tra.nsajcsj
jual bell, NJOP iitentwan rnclalui perbandingan harca dengan
objek lain yang scjenis, atau nilai pcrolchan baru, atau NJOP
Pcnganti.
10. Subjck Pajaic a.ialaii orallg pribadi utnu I3adan yang dapat
dikenaican Pajaic,L1
11. Wtjib Pajak adtdali orang pribadi atnii Badan, meliputi pembayar
pa ak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang
m4mpunyni hak dun kcwojibnn 1wrpnjnkun sesuni d,ngan
kccnttiaii pcru urun perundung-undangun perpujakun ducrah.
12. Tahun Pajak da1ah jangka waktu yang Iarnanya I (satu)
tahun kalender
13. Surat Pemberitahuar’ Objek Pajak, yang selanjutnya disthgkat
SPOP, adalnh s ¡raI yang digunakun oleh Wajib Pajuk untuk
melupurkun dac.i subjck (Ian objek Pujuk I3urni dan
Bangunan Perciesaan dan Perkotaan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan daerah.
14. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang, yang sdanjutnya
disingkat SPPT. adalah surat yang digunakan untuk
memberitahukun besarnya Pajak Bumi dan 1angunan Perdesaan
dan Perkotaan yang terutang kepada Wajib Pajak.
15. SuraL Kctctapmi Ikijak Daciah, yang sclanjutnya disingkat
SKPD, suraL ketetapan pajak yang menentukan
besarnya jumlah pokok pajak yang terutang.
16. SuraL Setoran Pajak Dacrah, yang sclanjutnya disingkat
SSPD, adalah bukti pernbayaran utnu penyctoran pajak yang
teluh dilakukun dcngnii rncnggunnkan formulir atau telab
dilcikukun derigan cni:i lain ke kas umum daerah melalui
tempat pembuy.iran yang ditunjuk oleh Kepala Daerah.
17. Sin-at Ketcûipan Pujk Daerah Lebib Bayar, yang
selanjutnya diingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak
yang menentulcan juinlab kelebihan pembayaran pajak
karena jumlali krctIit pajak lebih besar daripada pajak yang
terutag ntnu sharLInya tidak terutang.
18. Surut Tagihan Pujuk Dacrah, yang sclanjutnya disingkat STPD,
adalah surat untuk nelakukan tagihan pajak dan/atausanksi
adminitiatif hriipu bunga dan/atau denda.
19. Surat Keputusn Pembetulan adalah surat kcputusan yang
mvmbetulkan JceuIujiun tubs, Icesulahan hitung, dan / atau
kekcliruan dalani cnerapan ketentuan tertentu dalam
peraturaji pcrundan- undangan perpajakan daerah yang
terdapat dalurn Surat Pemberitahuari Pajak Terutang, Surat
Ketetapan Pajak Uacrah, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bavar, Surat Ketetapan P-ìjak Dacrah Kurang Bayar
Tambahari, Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil, Surat
Ketetapan PujLk Da.,rah i.ebih Bayar, Surat Tagihan Pajak
Daerah, Surat ICeputtisan Pcrnbetulan, atau Sumt Kcputusan
Keberatan.
20. SuraL Keputusua [.cberatan udalah surat keputusan utas
kcheratan terhLdap Surat Pcmberitajiuan Pajak Terutang,
Surat Ketetapan Pajuk Dacrab, Surat Ketetapan Pajak Daerah
Kurang Bayar, Surai Ketetapan Pajak Dacrah Kurang Bayas
Tainbahari, Surat, Ketetapan Pajak Darah Nihil, Surat
Ketetapan Pajak Dacrah Iæbih Bayar, atau terhadap
pcmotongan atuu peniungutan oich pihak ketiga yang diajttkan
oleh Wnjih Paj.ik.21. Surat Paksa adalab surnt perintah membayar utang pajak dan
biaya penagihan pajar:.
22. Surat Tegurari adalah suait untuk melakukan tcguran tagihan
pajak dan/at?u sanksi administ.raSi berupa bunga dan/atau
denda.
23. Banding adalah upaya hukuxn yang dapat dilakukan oleh
Wajib Pajak aULU penanggung pajak terhdap suatu keputusan
yang dapat diaj ukan banding berdasarkan pcraturan penindang
undanan pcrpanjakan yang berlaku
24. Putusan Banding adalnh putusan badan peradilan pajak
atas banding tcrhwlap SuraL Keputusun Kcberalan yana
diajukan olch /ajib I’ajak.
25. Pemungutan adalal’ suatu rangkaian kcgiatn raulai dan
penghimpunan dau objek dan subjek pajak, penentuan
besarnya pajak yang terutang sampai kegiatan penagihan pajak
kepada Wajib Pajak serta pengawasan penyetorannya.
26. Pemeriksaan adalah .crangkaian kegiatan mengNmjun dan
mengolah datd, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secam objckti dan profesional berdasarkan suatu standar
pemcriksaan inLuk rlwnguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dacrab dan/atnu untuk tujuan lain dahun rangka
melaksanakan ke writuan peraturanperundang-undangan
perpajakan daerah.
27. Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan daerah
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik
untuk mencari serui inengumpulkan bukti yang dengan bukti
itu ¡nembwii Icrang tindak pidana di bidang pcrpajakan daerah
yang terjadi sert,a menemukan ter sangkanya.
28. Kas Daerah ad.ilah Kas Daerah Kahupaten Wonogiri.
BAB II
NAMA, OBJrK, SU13JEK DAN WAJIB PAJAK
Pa sal 2
Dengan flama PBS P2 dipungut pajak atas bumi dan/atau bangunan
yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi
atnu b2daI kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan us.alia
peikebitnan, perhutnnan dan pertambangan.
PosaI 3
(1) Objek PBS P2 adalah Bumi dan/atau Bangunan yang dimiiiki,
dikuasni, dan I ittu dimnnfaatkan oich orang pribadi atau
Badan untuk sekior perdesaan dan perkotaari, kecuali
kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaba perkebunan,
pcrhutanan, dan perlainbangan.
(2) rcrmnsuk duluni Ix:ngcrtinn 13ungun.n udatti h:a. jalan lingku gan yang terlec dal sabi kompleks
—
banginan seperti hotel, pabrik dan empìasemennya, yang
merupakan uatu kcsatuan dengan kompleks bangunan
tersebut;
b. jalan toi;
c. kolam renang.
d. pagar mewah;
e. ternpat otahraga;
f. galangan kapal, derraaga;
g. Laman mewal;
h. tempat penampungan/kilang minyak, air dan gas, pipa
mi nyak;
I. menara.
(3) Objek Pajak yang tidak dikcnakan Pajak Bu.rni dan
Bangunan adalah ohjek pajak yang:
a. digunakan oI’.h Pcrnerintah Pusat, Pcrncrintah Provinsi dan
Pcm’ri ntah 1)arra h untuk penyelenggar.ian pemerintahan;
b. digunakan scinal.-mata untuk inclayani kepenuingan
umum dxbiciaig abad&’i, soiiaJ, keschatan, pendidikan
dan kcbudaya.in ritsional, varig tidak dimaksudkari untuk
memperotch I:euntungan;
c. digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau
yang sejerns ciengan ¡tu;
d. merupakan hWan IindufLg, hutan suaka alam, hutan
wisata, tamari i.isional, tanah penggernbalaan yang
dikuasai oleh t’csi dan tanah negra yang belum dibebani
suatu hak;
r. digunakari oleh perwakitan dipiomatik dan konsulat
berdasarkan asas p :rlakuan timbal balik; dan
f. digunakan Ieh hadan atau perwakilan lembaga
nk:rn:isiona yang ditctapkan dcngan Peraturan Meutci j
Keuaiigan.
(4) ßesaniya Nilai ,)uat Objek Pajak Tidak Kena Pajak
ditetapkan scbe’ir Rp. 10.000.000,00 (scpuluh juta rupiah)
tintuk seliap Wajib Paj;ik.
(5) Kriteria lebih lanjut incngcnai Bangunan scbagaimaria dimnksud
paita nynt (2) nkaii diaini ki.gin PeruLi’rnii Ibupiiti.
Pasal 4
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adaiah orang pribadi atau
Badan yang secam nyaliiniernpunyai stintuhak alas Bumi
dan/atau mcmpcroleh znanlaat atas Iumi, danfatau mcmiljkj,
mcnguasai, dan/ atau rncmperoieh maruaat atas Bangunan.Pusal 5
(1) Wujib Pnj:ek Itiria (l;III Fhinp.unnn :idnl;ih orzii» prih.idt unu
Badan yang scuara nyatu mempunyai suutu hak atas Bumi
dan/atau rnemproIeh maniant atau Bumi, dan/atau memiliki,
menguasai, dan/atau memperoich m.infaat atas l3angunan.
(2) Dalam hal atas ubjek pajak belum jelus dikctanui Wujib Pajalaya,
Bupau apat tncrutapkaii subjek pajak sebagai Wajib Pajak
(3) Subjck pajak yang dirctapkaii sehagairnana dimaksud pada ayat
(2) dapat membcrikari ketcrongan secam tertulis kepada Bupati
bahwa ja bukan Wijib l’ajuk terhadap objek pajak dim ksud.
(4) Bila Kcterangari yan diajukan oleh Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) disetujui, maka Bupati membatalkan
pcnetapan scba;ai wajib pajak scbagaimana dimaksud pada ayat
(2’ ‘luluin jaiigku waklu I (sutu) bulan scjuk di(eriznanya suraL
kek rangur) cliinksud.
(5) Bila kctcrangan yang diajukan itu tidak disetujui, maka
Bupati mengeluarkan keputusan penolakan dengan disertai
alasan- alasannya.
() Apabila setelah jangka waictu I (stu) bulan sejak tanggal
diteriinanya ketci-angan sebagaimana diniaksud pada ayat (3),
[3upati tidak rrcmbet-ikan kepurusan, muRa keterangan yang
diajukan itu diariggap disetujui dan Bupati segera metnbatalkan
penetapan scba1’ai waijb pajuk sebagaimana dimaksud pada ayat
(2).
BA[3 Ill
DASAR PLŠNGENAAN, TARIF DAN CARA MENC]I-HTUNG PAJAK
Pasal 6
(1) Dasaj pengenuan Pajak Bumi dan Bangunan adalah NJOP.
(2) Besarnya NJOP sehaaimana dimaksucj pada ayat (1)
ditetapkhn setiar 3 (tiga) rahun, kecuali untuk objek pajak
tcrterIu clapai cIIIvtaj,kun scUup t ihuri iesuai dengan
pcrkembangwì wiluyuhnya.
(3) Pcnciapat bcsarnya JOP sebagairnana dirnaksud pada ayat (2)
dilakukan olch l3iipati.
Pasal 7
Tarif Pajak l3uini dau Bang’Jnan ditetapkan sebagai benkut:
a. uncuk NJOP sampai dengan Rp.l.000.000.000(yj (satu milyar
rupiab) diteLapkin set esa.r 0,1 % (fol koma saw persen) per
ta hun;
b. untuk NJOI’ di.iiejs k’P.I.OOO.OOO.OOO,OO (satu milyar rupiab)
dtetapkan sebeaar 0,2 % (nol koina dua perscn) per Lahun.
‘!. Paa18
Bcwran pokok Rijak I šurni dun tšanguIbII’ ynng tcrutaflg
dihilung dengan cara nwngalikan tarif sebagairnana dimaksuc
du);im PuuI 7 drii;iri duiBt 1)erI4(:runIn 1sijuk seliuguimana
•diritaksud dalum Risa! uyat (I sctclah dikurangi Nilai Jual
Objek Pujak Tidak ‘(cm Pajak sebagaunana dimaksud dalam Pasal
3 ayat (4).
BAS IV
WIIAYAII PIMUNGUTAN
Pasa! 9
Tcrnpat Pajak yang .w:rutang ada!ah di vilayah daerah yang meliputi
letak objek pajak.
BAB V
TAHUN PAJAK
Pasal 10
(1) Tahun Pajak adaluh jangka waktu I (saw) tahun kalender.
(2) Saat yang mcnentukan pajak terutalig aclalab menurut keadaan
objek pajak pada taiiggal 1 Januari.
BARVT .
PßNDATAAN DAN PENETAPAN PAJAX
Pasa! 11
(1) Pcnitatan dilakukan dcngan rncnggu.nakan SPOP.
(2) SPOP sebagairnana dimaksud pida ayat (1) bariis diisi
dengan jetas, henar, dan Iengkap crta ditandatangani dan
disampaikan kpada flupati, selamhat-Iainbarnya 30 (tiga
pukib) hañ keija sc.elah tanggat diterirnanya SPOP okh
Subjek Pajak.
(3) Ketentuan h,bih lanjut mengenai tata cara pendaraan dan
pelaporan Objek Pajak sebagairnana dinmksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Bupari.
Pasal 12
(1) Berdasarkan SPOP shagaimana dirnaksud daiarn Pasai Il ayni
(1), Bu5ai rnencrbitkar SPPT.
(2) t3upati dapat mengclua,-kan SKPD dalam hal-hal sebagai
berikut:
L .ii .
a. apabila SPOP sebagaimana dimnksud dalam Pasa] Il ayat (2)
tiduk disiiui1,nikuii doti seicluti Wujib I’ujuk diteg ir sciuru
tertulis oleh I3upati sebagaimana ditentukan dahui
Surat Teguran;
b. apabila berdas.irkan hasil pemeriksaan alau keter&flgafl
lain t.ernyata j’.imiah pajak yang terutang Iebih
bcsa’r dan jumlah pajak yang dzhthrng bcrdasaÑafl SPOP
yang disampaikan olith Wajib Pajak.
BAS VII
PEMUNGUTAN PAJAK
Bagian Kesatu
Tata Cara Pernungu tan
Pasa] 13
(1) Pemungtitun Pajuk Burni dan )3angunan dilarangdibarongkarL.
(2) Setiap Wajib Pijak wajib membayar pajak terutang
berdasarkan SPI ‘T ;i WI, SKPD.
Pasal 14
Dalarn jangka w;iktu 5 (Iiiini) tahurt scsudah sant tcrulangnya Pajak,
L3upaii dapat mcnerbitkan SKÍ3DN jiku jumlah Pujak yang terutang
sarna hesamyn den’an jumlah kredit Pajak atau Pajak tidak terutang
clan tidak ada krcdit Pajuk.
Pasa) 15
(1) Tat.acara penerbitan SPPT, SKPD, dan SKPDN sebagaimana
dimaksud dalarn Pasal 12 ayat (1) dan ayat (2) serte Pasa] 14
ayat (1) diatur dengan r aturan Bupati.
(2) Kctcntuan Iebih lanjut xnengenai tatacara pengisian dan
penyampaianSPOp, SPPT, SKPD, dan SKPDN sebagaimana
dimaksud daiarri Pa.sul 11, Pasa] 13 ayat (2) dan Pasal 14 ayat
(1) diatur dengan Pcr,’iirm ¡3upati.
Bagian Kedua
Surat Tagihan Pajak
Pasa) 16
(1) Bupali dapat mi:ricrhitkan STPDjika SPPT atau SKPD tidak atau
icurang bayar setctah j ituh tempo pmbayaran.
(2) SKPD yang tidak aiau kurang Layar setelah jatuh tempo
pembayaran dikeriakan sanksi administratif berupa buga
scbcsar 2 % (dua persen] sebulan dan ditagih rnelalui STPÐ.Bagian Ketiga
Tata Cara Pemayaran dan Penaghan
Pasal 17
(1) Pajak yang terutang berciasarkan SPPT sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) hariis dilunasi paling lambat 4
(crnpat) bulan scjak tanggal diteriinanya SPP1’ otch Wajib Pajak.
(2) S1(I’D, STPD, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan
Kebratan, dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah
paj’k yang harus dibayar bertambah merupakan dasar
pen igihan pajak dan bai-us dilunasi dalam jangica walr:tu paling
lama 1 (€atu) bulan sejak tanggal diterbitkan.
(3) Bupati atas perinohonan Wajib Pajak setelah r-zemenuhi
persyaratan yang ditntukon dapat memberikan persetujuan
kcpada Wajib Pajak tintuk mcngangsur atau menunda
pembayaran pa ak, dengan dikenakan bunga sebesar 2% (dua
persen) setiap bula n.
(4) Pajak yang terutang dibayar ke Kas Daerah atau tempat
pembayaran lair, yang ditunjuk oleh Bupati.
(5) K:lcrit.uan lebJi Iaiìjtit mengenai tata cara perubayaran,
penyctoran, unpsuran dan penunduan pembayaran pajak diatur
dengan Peraturan Bupati
Pasal 18
(I) Pajak yang teiutiing berciasurkan SPII’, SKI’F), S’TPD, Surat
Kcpu tusan Pent etulrin, Surat Keputusan Keberatan, dan
Putusan ßanding yang idak atau kurang dibayar oleh Wajib
Pajak pad,i w;ikIun’a dapat ditagih dcng;in Surat Paksa.
(2) Penagihan pajak dengan Surat Paksa dilaksanakan berdasarkan
peraturan PIt1flcl;tIIr undungun.
l3agian Kecinpat
Kcbcratan dan Banding
Pasal 19
(1) Wajib Pujak dupai. mengajukan kebcratan hanya kepada
Bupati tau pejabat yang ditunjuk atas suatu:
a. SPI’l’:
b. SKPD;
b. SKPDLB; clan
c. SKPDN.
(2) Keberatan diajukan :ccara tertulis dalam bahasa Indonesia
dengun discriai alasian -a lasa n yang jelas.—----------
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangca waktu paling Lama 3
(tiga) bulan sejal tangjal surat sebagaimana dimaksud dalam
ayat (I), kecuali jika Wajib Pajak dapat menunjukkafl bahwa
jangka waktu itu ticak dapat dipenuhi karena iccadnan di luar
kekuasaannya.
(4) Keberatari dupai diajukun apabila Wajib Pajak telah membayar
paling sedikit sejumlah yang telah disetujui Wajib Pajak.
(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan sebagaiinafla
dimaksud pada ayat (I), ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) tidak
dianggap sebagai SuraL Keberatan sehingga tidak
dipcrtirnbangkan.
(6) Tanda pcnrriinaan SuraL Keberatan yang diberikan oleh
Bupati atau Pejabal yang ditunjuk atau tanda penriman Surat
Kcbcratafl melo)ui ;tlrat OS tercatut schagai tanda bukti
pencrirnuan Surut Keberaitun.
Pasa) 20
(1) Bupati dalani jaingka waktu paling Lama 12 (dua belas) buJan
sejak tanggal Sural Kclwratan diterima, harus memberi
keputusan atas kebeni an yang diajukan. ‘
(2) Keputusan Bupali alas kcbcratan dapat bcrupa menerima
seluruhnya itau scb:ìgian, menolak alan mcnambah besarnya
pajak yang terutarig.
(3) Apabila jangka waktu scbagaimaa dimaksud padL ayat (1)
tclnh lcwat dan Liupati tidak memberi suatu kiputusan,
keberatan yarn’ dtajukan tersebut dianggap dikabuIkat
Pasa) 21
Ketentuan Icbih lanjut inengenai tata cara pengajuan dan
penyelesaian kcbcra In diniur dengon Ptraturan Biipati.
Pasa) 22
(1) Wijib Pnjik d.ip:iI incngajukan pcrrnohnncin handing hanya
kepada Ikiì.icJi1a:i I’ujuk terhuciup keputusan mcngenai
kebcratannya y ng dilctapkan oleh Bupati.
(2) Pcrmohonan banding sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diajukan secam tertulis dalam bahas Indonesia, dengan a-Jasan
yang jelas dalarn jangka waktu 3 (liga) bulun sejak kcputtisan
dierima, dilanipiri salman dan surat kcputusan keberatan
terse but.
, (3) Penajuan pcrmohonan banding menangg.ihkan Icewajiban
membayar pajak sampai dengan (saw) buJan sejak tanggal
penerhitan Putusan Banding.ii
Pasa) 23
(1) Jika pengajuan kcbcratan atou permohonari banding dikabulkan
sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran pajak
dikembalikan dengan ditanibah imbalan buega ncbcsar 2% (dua
perien ) setiap hutan untuk paling [ama 24 (dun puIuh empat
but an) .
(2) Imbalan bungu .cbaguirnuna dimakud pada ayat (1) dihitung
sejak bulan pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKPDLB.
(3) Dalam hal kcb ratan Wajib Pajak ditolak atan dikabulkan
sebagian, Waib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda
sebesar 50% (lima puluh persen) dan jumluh pajak
berdasarkan kpuaaan keberutan dikurangi dcngan pajaic yang
telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.
(4) Dalam hal Wajib Fajak mengajukan permohonan banding. sanksi
administratif berupa denda sebesar 50% (lima puluh pci-sen)
schaga irnu ria il,ii,; k u I pud;i ayat. (3) tid;i k di kunaka n.
(5) Dalam bal pcrnioho’an banding ditoluk aUiu dikabulkan
sebagian, Wajib Pajak dikenai sanksi administratif berupa denda
sebesar 100% (scratus persen) dun jumluh pajak berdasarkan
rutuir1 ;.rìd.n dikiirangi dcngnn pcmbay;irnn pu Ink yang Lclah
dibayar setictuiti tiiengajukan keberutan.
l3agian Kelima
Pcrribctubn, I ‘-i nba t,Jan, Pengurangan Kctctapan, dan
Penghapusn atau Penguringan Sariksi Administratif
Pasal 24
(t) Atas permolini an W;ijib Pajak atati ¡<arena jabatannya,
Bupati dapat iiwiubvtiilkan SPIU, SKPD, STPD, SKPDN atau
SKPDLB yang d.1arn penerhitannya terdapat kesalahan tulis
dan/atau kesajahan litung dan/atau kckeliruan penerapan
ketentuan tcrtentu dalam peraturan perundang-undangan
perpajakan dacrali.
(2) Bupati dapat:
;. mengurarigkin atan menghapuskan sanksi adrriiriistratif
berupa buvu, denda dan kenaikan pajak yang terutang
menurut perat-urun perundai ig-undangan pcrpajakan
daerah, dalam ha) sanksi tcrsebut dikenakan karena
keithilafan Wujib Piijak utau bukun karena kesalahannya;
b. rnengurangkan atan membatalkan SPVI’, SKPD, SKPDKB,
SKPDKErF, STPD, SKPI)N a(au SKPDLB yang tidak benar
c. mcngurangk;ii-i atau niembutaikan STPD;
d. membatalkan hasil pemeniksaan atau ketetapan pajak
yang dilaksanakan atau diterbitkan Lidak sesuai dengan tara
cain yang ditcntukan;E
e, mengurangkan ¡iau membat.alkafl kctetapafl pajak
terutang dalain hal objek pajak terkena bencana alam atau
sebab lain yang luar blasa;
f. Men urangkan k:tetapafl pajak terutang berdasarkan
pertimbangan kcinampuafl mcmbayar Wajib Pajak atau
kondisi tertentu obji k pajak.
(3) Ketentuafl lebib Ianiut mengenni tatacara pengurangafl atau
penghapusafl sanksi administratif dan penguraflgafl atau
pembatalan keteLapan pajak sebagaimana dimaksud paca ayat (2)
dintur (Ienpan Peraturaii l3upati.
I3AB VIII
PENGEMT3ALIAN KILERIHAN PEMBAYARAN
Pasal 25
(1’ Atas kelebihan petnbayaran F’ajak, Wajib Pajak dapat mengajukan
permohonan pengeinbalian kepada Bupati.
(2) f3upali dalat!n jaI%gkI waktu paling lama 12 (dua bchts) bulan,
sejak ditcrirnn.3 a permohonan pengembalian kelebihan
pembayaran Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat 1), harus
membenkan keputusan.
(3) Apabilajangka waktu sebagaimana diinaksud pada ayat (2) tclah
dila’npaui dan Biipati tidak membcrikan suatu keputusan,
perriohonan pengembalian pembayoran Pajak dianggap
dikLbulkan dan SKPDLB harus diterbit.kan dalam jangka
waktu paling lama 1 (saW) bulan.
(4) Apabila Wajib [‘ajak nicmpunyai uang pajak lainnya, kclebihan
pembayarun Pajik sehaaimana dimaksud pathi ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk mehinasi terlebih dahulu utang Pajak
tersebut. ‘
(5) Pengembaiian kelehihan pembaycxan Pajak scbagaimana
dimakaud pucia ayat (1) dilakukan d.alam jongka waktu paling
lama 2 (dua) bulan sejak ditcrbitkannya SKPDLI3.
(6) Jika jengcmbuiituz kelcbihan pernbayaran Pajak dilakukan
setclah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memherikan imbalan bunga
scbrsLJr 2’š’G (dii;i pcrsen) setiap buJan iL;i keterlambatan
pcm bayaran kcl’ bib an wmbayaran pajak.
(7) Kctenwari lcb,h lanjt;t mcngcnai tlita cara pcnícmba1ian
kelebihan pcinbayuran pajuk sebagaimana dimaksud 1)ada aya
(I) diatur dengan Peraturan Bupati.j’
BAS IX
KLL)ALUWARSA PENAGIHAN
. PasaJ 26
. (I) I lak un L u k •r l;I k u ka, pc:n;igihan I ‘aja k inunj.di kcdaluwai-sa
setelah melampaui w’iktu 5 (lima) tahun terhitung sjak saat
tcrutangnya pajak, kccuali apabila Wajib Pjak melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan daerah.
(2) Kedaluwarsa Penagihan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tertangguh upabila:
a. diterbitkar SuraL Te;uran dan/ atau SuraL Paksa; atau
b ada pcngal tian utang pajuk dan Wajib Pajak, baik
iang.u1g maLipu’) tidak Iangsung.
(3) Dalam hal diterbiIain Surat Teguran dan Surat Paksa
sebagaimana dimak,ti-J pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa
penagthan dihitung sejak tanggal penyampaian Swat Paksa
ersebwt.
(4) Pengakuari uwng pajak r.ecara langsung setagaimana
dimaksud pada nyat (2) huruf b adalah Wajib Pajak dengan
kesadarannya menyatakan rnasih Incrnpunyai utang Pajak dan
belurn mcIunasnya kepada Pemcrintah Daerah.
(5) Pengakuan Laang secura tidak langsung sebagaimana
dintaksud pada ayat (2) huruf b dapat diketahui dan pengajuan
permohonan angsuran atau penundaaj-i pembayaran dan
permohonan keberatan oleh Wajib Pajak.
Pasal 27
(1) Piutang Pajak yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuic
melakukan penngiLtari suclah kc-dalu wrlrsa dapat clihapuskan.
(2) Bupati mcnetapkat Keputusan Pcnghapusan Piutang Pajak
Daerah yang Nurhib kadaJuvursa sehagairnana dimaksud pada
ayat (1).
(3) V.et’ni.uan Iebih lanjut mengenni tata cara penghapusan
plu ang Pajak yank, sudab k,eda]uwar. diatur dengan Peraturan
Buj,atj.
BAB X
PEMERIKSMI
Pasal 28
ti) Bupati berwcnwg melakukan pemeriksaan uituk menguji
kepatuh perncnuhan kewajiban perpajakan daerah daiam
rangka mclaksanakan peraturrin perundarig. undarigan
perpajakui dacrah.(2) Wajib Pajak yang dipcriksa .wajib:
a, memperlihatkun dan/atau mcrninjamkan dokumen yang
meijadi daarnyn dan dokumei lain yang berhubungan
dengan objek pajak yang terutang;
b. membenkan kcscmpatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yar.g dtanggap perlu dan rnemberikan bantuan guna
kelancaran pcmcrikaan; dan/atau
c. memberikan keten’ngan yang dipedukan.
(3) Apabila pada saut penicriksaan, Wajib Pajak tidak mek ksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (2) m.ka pajak
terutang ditctapkari secura jabaf an.
(4) Ketentuan lcbih lr.njut mengenai tata cara pemeriksaan Pajak
diatur dengan Pcraturun Hupati.
BAB Xl
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasat 29
(1) Satuan Kerja Ærangkil Daerah yang rnelaksanakan pemungutan
Pajak Burn. dan Bangunan dapat diberi insentif atas dasar
pcncapaiart kin..:rja tcrtcntu,
(2) Pemberian insentif sebagaimana dirnaksud pada ayat (1)
ditetapkan melalui Angarari Pendapatan dan Bela.nja Daerah.
(3) Ketentuanlcbih lanju mcngcnai tata cara pemberian dan
pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Pera taran Bupati.
BAH XII
K’ETENTUAN KHUSUS
Pasal 30
(1) Setiap pcj:ibat dilaring memberitahukan kepada pihak lain
segala sesuaru yang diketahul atau diberitaliukan kepadanya oleh
Wajib Pajak dilam rangka jabatan atau pekeqaannya untuk
mcnjalan kan keten taan peraturan pcrundang-undangan
pcrpujnkn daerah.
(2) Larangan scbagaiinunu aimaksud pada ayat(1) bertaku juga
terhadap tenaga :jhli yang dii:njuk nich Buputi untuk membantu
datum pelaksa,it;ii, kct:iitu,n p’i ituran perundang— undangan
perpajakari daeali,
(3) Dikecuaiikan cian keentuan sebagaimana diniaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) adaIa :a. I’cjabut dan ti1ag. ahji yang hciinduk sebagai saki atau
saksi ahli dalain sidang pengadilan;
b. Pejabat ctaii/:itai. tenaga ahh yang diteiapkan oleh
KcpaI Dueru h unt uk rnemberiknn keterangan kepada pejabat
lembaga negaru utau insansi Pemeriraah yang berwenang
melakukan 1n1erksaan dalam bidang keuangan duerab.
(4) Untuk kepentinan ï)aerah, Bupati berwenang memben izut
tei-tulis kepudu pejubat sebugaimanu dimaksud pada ayat (1) dan
tenagu ahli sibagaimuna dimaksud pada ayat (2), agar
memberikan ketcrangan. mcniperlihatkan bukti tertulia dan atau
tentang Wajib Pajak kepada pihak yang ditunjuk.
(5) Untuk kepentininn prrneriksaan di pengndilan dalam perkara
piduna atau perdftu, atas permintaan hakim sesuai dengan
Hukum Acara Pidana dan Hukum Acara Perdata, Bupati dapat
memberi izin tcrtulis kepada pejabat sebagainu&na dimakaud
padi ayat (1), dan tcnagu uh!i sebaqaimana dimaksud pada ayat
(2), untuk merneiikan dan memperihatkan bukti tertulis dan
ketcrangan Wajib Pajak yang ada padanya.
(6) Permintaan hakim sebagaimana dmaksud pada ayat (5) harus
menyebutican narria ersangka atau nama tergugat, keterangan
yung diminta, ka,i.n iirliaru ¡xrkaiu pidwia atuu perdatu
yang bersangkuimn detagan kcterangan yang diminta.
kIAEŠ XIII
KI1’NTUAN PENYIDIKAN
I’asn 31
(I) Pejabut Pcguwui Negci Sipil tertentu di ¡ingkungan Æmenintah
Daerah diberi wewenang khusus sebagai penyidik untuk
melakukan pcrlyidika-i tindak pidona di bidanig perpajakan
dueru]-,, shaguitiiaiw diiuaksud dalam Undang-Undujig Hukurn
Acara Pi’dana.
(2) Penyidik xbairnaria dimaksud pada ayat (1) dalam
nielaksariakan tu’;us rncmpunyai wewenang:
a. menerima, mervarj, mengumpulkan, dan meneliti
Icctcr:isiga.i L.iu hipruni bcrkcnnin derigun tinduk pidunu di
bidang pcrpajakan Dacrab agar keterangan atau Iaporan
tersebut ¡nenjadi lcbih Jengkap dan jelas;
b. meneliti, menead, dan mengumpulkan keterangan mengenai
orang pribad atau 3ac1ara tentang kcbcnaran perbuatan yang
dilakukari hubiirigan dengan rindak pidana perpajaican
d. muminla kctrrang. ii dan buhan hukti dan crang pribadi atau
Budani schiibLirigani (iengun tindak pidana di bidang
perpujukun L)ueruh;
e. memerjksa buku, catatan, dan dokurrien lain berkenaan
denga7l tindaic pidana di hidung perpajakan Daerah;f. melaIikan pengeledahan unk mcndapatkan
bahan bukti peinbukuan, pencatatan, dan dokumen lain,
serta melakukan pcnyitaan rerhadap bahan buktl tersebut;
g. menunl.a bantuan tenoga ahli dalam rangka pelaksanaan
tugas pcnyidikan lindak pidana di biclang perpajakaii Daerah;
h. mcnyuruh ‘erhnnti danlatau rnctarnng seseorang
rneninggaIk.ii. ruangan atou tempat pada sant pezneriksaan
sedar g berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda,
dan/atau dokurnen yang dibawa;
j. mernotret seseoral ig yang berkaitan dengan tindak pidana
perpajakan t)aerah;
j. mcmanggil otang untuk didcngar kcierangannya dan
diperiksa scbagai itrsangku atnu siksi;
k. mcnghcntikan penyidikan; dan/atau
1. melàkukan tindakan yang perlu untuk kelancaraan
pcnyidikan tir’idak idana di bidang pcrpajakan Daerah
sesuai dengan ketentan peraturan perundang-undangan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) rnemberitahukan
rl imulainya penyidikan dan menyampaikan hash
penyidikannya kepada Penutitut Umum melalui Penyidik Pcjabat
Kepolisian Negara Republik Indonesia, seruai dengan ketentuan
yang dintur dalam tJn ang-Undang Hukuni Acara Pidana.
BAB XIV
KETINTUAN PIDANA
Pasal 32
(1) Wajib Pajak yang karena keaipaannya menyampaikan keterangan
yang tidak benar seiingga inerugikan keIILingJn daerah dapat
dipid:ir’r’ ‘uni kti cn t inn peral tiri n pcriind:i ng—tindangnn
(2) Wajib Pajak yang denan serigaja menyampaikan keterangan yang
tidak benar sch:ngga ncrugkan kwuangan dacrah dapat dipidana
sesuai keten tua n pera tu1an perundang-unctangan.
PaSa! 33
Tindak pidana dt bid.ìng perpaj.ikan Dacrah tidak dituntut setelah
mckirnpaui jangk.i wnkiu S (lima) t.ahun sijak suilt terutangnya pajak
atan berakhirnya Bagi;in lahun Pajak atau bcrakhimya Tahun Pajak
yang bersangkuan.
Pasa! 34
(1) Pejabat atan tenuga ahli yang ditunjuic oleh Bupati yang
karena kcalpaanya tidak rneinentthi kewajiban mcrahasiakan hal
scbagaiinana d’nikud dalam Panai 30 ayat (1) dan yat
(2) dipidana dcrgan pidana kurungan paling lama I (stu) tahun
dan pìdana denda pullng banyak Rp.4.000.000,00 (empat juta
rupiahl.(2) Pejhbat atan tcnuga ahli. yang ditunjuk olch Lupau yang
dengari sengaja tidak memenuhi kcwajibannya atau sescorang
yang nienyebabkan ridak dipenuhinya kewajiban pçjabat
sebagaimana dirnaksud dalam Pasal 30 ayat (1) dan ayat (2)
dipidana dcngaii indan.ì kurungan paling [urna 2 (dua) tahun dan
pidana denda paling hanyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta
rupiah)4
(3) Pcriuntutuii tciìi.tdap Cindak pidun.A scbagaiinana ditnaksud
pada ayat (1) dan ayat (2) hanya dilakukan atas pengadian orang
yang kerahasiaa n nya dita nggar.
(4) Tuntutan pidana sehngaixnana dirnaksud pada ayat (1) dan ayat
(2) sesuai dengan si1tnye adalah menyangkut kepentingan
pribadi svs or.1:ig atau Badon sciaku Wajib Pajak, karcna itu
dijadikan tindak pidana pengaduan.
Pasal 35
Denda sebagairnana dirnak’ud dalam Pasai 32, Pasal 34 ayat (1)
dan ayat (2) merupakan penerimaun negara.
- BAF3XV
K1!rIENTUAN PENUTIJP
Pasal 36
Peraturan Dacrah ¡ni mulai hrIaku pada tanggal 1 Januari 2014.
Agar setiap orang rnengctahuinya, mcmerintahkan pengundangan
Peraturan Dacrah ini dcngan penempatannya dalam Lernbaran
Dicnih I<abupiien ‘ilogili.
12
Diundangkan inogtri
tan 2012
SEKD:::BL1PATFN WON’JGIRI
1.EMBARAN D I-i KABUPATN ‘VONOGIR] TAFIUN 2012
NOMOR 18,!
PENJELASAN
ATAS
PFRATURAN DAERiH KABUPATEN WOtJOGIRI
NOMOR ISTAHUN 2012
TENTA N O
PAJAK BUMI DAN BANG UNAN PERDESIAN DAN PERKOTAAN
1. UMUM
Iij:ik I)ucnih nicrtip.ik in Icnnt ribusi wajib bagi ducrah yang
terutang oleh orang pribadi atau oadrn yang bersifat mcmaksa berdasarkan
Undang-Undang dengan tidak inendapatkan imbalan sccara langsung dan
digunakan untuk keperiwin d -wrah bagi scbesar-bcsarnyn kc nakmuran
rakyat. Selain daripada itu, Pajak Dacrab merupakan salah sam sumber
Pendapatan Ash Daerah yang rnerniìiki perannri yang sangat stratgis dalani
mcningka tkan kemamp nm kcuungan th crah dalam mcmoiayai
p.nyetenggaraan Pemerintahan Dwrnh dan pelayanan umurn.
Bahwa berdasarkai. ketentuan Pasal 2 ayat (1) huruf j Undang
tindang Nomor 28 Tahuri 2009 tntang Pajak )acrah dan Retribusi Daerah,
disebutkan bahwa Pajak Bumi dan Bangunan Perdcsaan dan Perkotaan
merupakan jenis pajak Kabuput.eii/Kota, sehingga PeRnerintah Kabupaten
Wonogiii berwenang mcmungut Paja.k Bumi dan Bangunan khusu.nya .sektor
perkmaan dalam Peratu ran Daera h.
Peraturan Daeiah nl dihaLapkan mcrijadi landasan hukum dalam
pengenaa.n Pajak Daerah sehubungan dengan hak atas bumi dan/atau
perolehan manfaat atas burni dan/atau kepemillican, penguasaan dan/atau
perolehan manfaat, atas bangunan. Selain itu dengan berlakunya Peraturan
Dae’ah ini diharapkan dapat memberikan kesadaran, kepastian hukuin dan
keadilan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembiayaan
pembangunan sesuai dcngan kcmampuannya.
¡1. PASAL DEW PÌ\SAL
Pasal 1
Cukup jclas.
Pàsai 2
Ctikup jrhas.
Pasal 3
Ayat (1)
Yang dirnakstid dtngan kawasan adahiti semua tanah dan
bangiman yang digunakan oieh pcrusahann perkebunan,
pcrhutrinun, (Inn psrtambangan di tLInnh yang tiibe- hak guna
usaba p&rkcbunaii, lanah yang diberi huh pengusahaan hucan
dan tanah yang incjadi witayah uAaha pertambangan.Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Huruf u
Cukur jclaa.
IlurLif h
Yang liinaksud &ngan udak dirnaksudkan untuk
memperoleh keunrungan adaLah bahwa objek pajak itu
diusahakan untuk melayani kepentingan umum, dan
nyata- nyata tidak ditujukan untuk mencari
kcuntingnn. Hal ini dapat dikcr.hui antara lain dan
angga’iJIl dasar dan anggaran rumah tangga dan
yayasan/badan yang bergerak dalarn bidang ibadah,
sosial, kesehatan, pendidikan, d2n kcbudayaan nasional
tersebut. Te; masuk pengertian ini adalah hutan wisata
miLik iìegara sesuai dengan kctcntuan peraturan
p%run( Ig-unLlanan.
Fluruf e
Cuku1 jt:las.
Hurufd
Cuku1’ jt:la.
Huruf e
Cukup clas.
Huif f
Cukup jetas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Pasal 4
Cukup jeins.
Pàsal 5
Ayat (I)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Ketentuan ni mt,rnberikin kcweaangan kepuda Bupai untuk
inenentukan subyek pujuk sebagai Wajib Pajak, apubila suatu
objek pajak belum jelas Wajib Pajaknya.
Conoh:
a. suI)jck i.aiilc Irnnmti ! yang nu:ari,ifiuailçt liti.iii
menunikan burni dii/atau banguruin milik orang lain
bei-naina B huknn karenu sLItu hak berdasarkan Undang
undang atnu Dukan karena perjanjian maka dalam hal
demikian A yur.g memanfaatkan atuu menggunakan bumi
dan/atau bangunari tcrscbut ditctapkan sebagai Wujib
Pajak. Derigan keientuan Bum. dan ßangunan inilik orang
lain bcrn.ana Li tciscbut beluin pcrnah terdaftar sebagai
objek Pajak f3urni dan L3angunan.
b. suatu objk pajak yang rnasih dalam scngketa
pemilikan dalam pengadilan maka orang atau badan yang
rncmrnf;iitk;*r atnu mcnggunakun objek paja tcrscbut
ditetapkari eFjugtu Wajib Pajak.c. subjek pajak dalam waktu yang lama berada di luar wilayah
letak objek pajak, sedang Lintuk merawat ohjek pajak
terscbut dikuasaknn pada crang atau badan, maka orang
atu badan yang (liber-i kuasa dapat ditunjuk sebagar Wajib
Paja k.
Penunjukan sebagai Wajib Pajak oleh Bupati bukan
merupakart bukt pemitikan ak atas Tanab dan/atau
Bangunan.
Ayat (3)
Cukp jelas.
Ayat (4)
Cukup jelas.
Aya (5)
Cukup jelas.
Ayat (5)
k—Iriitt,iiii bl.iii .iyiC iiii, iipiitilu liuputi ticlak
memberikan kepuaisan datarn I Ç’atu) bulan sejak tanggal
diterinianya kcteraiigan dan Wajib Pajak, maka Ketetapan
sebai Wajib Pajak gugur dcn[,an sendfrmnya dn berhak
rncndapatkan kepr:tusan pencabulan penctapan sebagai Wajib
Pajak.
Pasal 6
Ayat (1)
Pcnetapan NJOP clapat dilakukan dengan:
a. pcrbandingan barga dcngan objek lain yang s’jenis,
aclalah suatu pendekabin / metode penentuan allai jual
suatu objek pLijak dengan cara membandingkanrya dengan
objek pajak lain yang sejrnis yang Ietaknya berdekatan dan
fungsiny sarna d:rn teLh dikctahui barga jualnya;
b. nilai pcr.:lchuii bar-u, adalah suatu pendekatan/metode
penentuati nijal jual suatu objek pajak dengan cara
mcnghitung scluruh biaya yang diketuarkan untuk
memperoich ob,ck tersebut pada saat penilaian dilalcukan,
yang diktirangi dcngan penyusutan berdasarkan kondisi
fisik ohjck Icrseb’t;
c. nitai jual penganti, adalah suatu pendekatan/metode
penentuall nilni jual suatu objek paìak yang berdasarkan
pada basil pt(xluksi objek pajak tersebut.
Ayat (2)
Pada dasarnya penclapan NJOP adalah 3 (liga) tahun sekali.
Dalam hal Lerjadi perkembangan pembangunan yang
mcngakibatkan kcnaikan NJOP yang cukup besar, maka
penetajan N.JOP dapat ditetapkun sctahun sekali.
Ayut (3)
Cukup jetas
Pasal 7
Contoh: .
Wajib Pajak A rncrr1punyii objck pajak bcrupa
- Tanah sclu;as 1.lOO m2 derigan h.irgajual Rp. 500.000,00/m2
- Bangunan sc1uis 600 r,i2 dciigišn nilaijual Rp. 550.000,00/m2I3esarnya pokok pajuk yang terutarig adalah scbagai bcrikut:
. NJOP Bumi I ROC) x p. 500000,00 : Rp. 900.000.000,00
2. NJOP Bangunan 600 Rp. 550.000,00: Rp. 330.000.000,00
+
ThliI NJOI : Rp. 1.230.000000,00
3. Nilai Jual ()bjek I’&ijak Ticlak vena Pajak : Rp. 10.000.1)00,00
4, Nilni Jual Oh;clc ¡kijak I(erza [‘ajak : Rp. 1.220.000.000,00
5. TanfPajako,2%
6. P1313 terut.mg:O,2%. x Rp. I .220000.000,00: Rp. 2.440.000,00
Wajib Pajak B rnernpunyai objek pajak berupa:
- Tnnnh semas 800 rri2 dengan harg Jul.11 Rp. 200.000,00fm2
. Bangunan scIuns 300 m2 dcngan nilaijuol Rp. 25O.000,00/m2
Bcsarnya pokok pajak yang tcrutang adalah sebagai berikut:
1. NJOP Bumi 800 x Rp. 200.000,00 : Rp. 160.000.000,00
2. NJOP Bangumin 300 x Rp. 250.000,00: Rp. 75.000.000,00
+
Total NJOP : Rp. 235.000.000,00
3. Nilai Jual Objck I’ajtk Tidak Kcna Pajak : Rp. 10.000.000,00
4. Nilai Juai Objek Pajak Kena Pajak : Rp. 225.000.000,00
5. Tnrf Pujak 0, 1%
6. PBE terutang : 0,1% x Rp. 225.000.000,oc: Rp. 2.250.000,00
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
PesaI 10
Ayat (1)
Cukup jelax
Ayat (2)
Karerza tnhun pujuk dimujaj pada Linggal 1 Januari,
maka keaduan elijek pajuk padu t.anggul Lersehut znerupak’i
saat yang menentukan pajak yang terhutang.
Contob:
;i. OI.ijek pij;ik p.id aiij..ui I Juiiti.g 2011 bcrup, tanah
danba1.gu,ILL,.Ì.p [anggal 10 Fcbruarj 2011
banguxiannya dibongkar, maka pajak yang terutaig tetap
berdasarkari kcud;ìan objck pajak pada tanggal 1
Januarj 2011, viitu kcadaaj) sebejurn bangun
dìbongkar,
ISO ). (•‘t ‘ CŒe k W0
:
, i . ‘t. ro - -- J.: o x h.u
4ij f ‚ š.i
Sçî 20 1 dilakukan pendataan. temyata dinùis tanab
b. Objck pajuk pucha iunggul 1 Juituari 2011 berupu sbidung
tanah Latipa b.iregumi.i di atasnya. Puda wnggal 10 Mci
tcluh bcrdiri sLatu bangunan, muku pajak yang tcrutang
untuk tahun 2011 tctap dikenakan pajak berdasarkan
keadaan pda tanggal I Janiiari 2011, scdangkan
bngunannya bìru akan dikcnakan pucia tahun 2012.
Pasa! 11
Ayat (1)
Dalam rangka pcnc!ataan, Wajib Pajak akan diberikan Surat
Pernberitahuuri Objek Pajak untuk diisi dan dikembalikan
kcpact; I3up;’l .
hyat (2)
Yang ðimaksud dci’igan jclas, benar dan lengkap adalah:
- Jclas, bcrarti penulisan data dalam SPOP dibuat scdcmikian
rupa sehinga tidak menimbulkan saiah tafsir yang dapat
nicriij’ik,.t il:te..h tuuupiin bViIjib 1ijak scncliri.
- ßcnar, bcrarii data yang dilaporkan harus sesua’ dengan
keadnan yang sebenarnya, seperti luas tanah danfatau
bangunan, tahun dan hurga peroichan dan seterusnya
sciai dcngi ii kolom-kolorn / pcrtanyaa n yang tertcra pada
SPOP.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 12
Cukup jeLas
Pasa! 13
-I Cukup jetas
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup jelus
Ayat (2)
1Cete,’ttuan ir.i mer gatur sanksi terhudap Wajib Pajak yang
tidak mcnwniil ii k. vajiban pcrpajakunnya yaitu mcngcnakan
sanksi adniinisirat berupa bunga sebesar 2% (dua persan)
sebulan dan pajak yang tidnk atau terlambat dibayar untuk
jangka waktu paling lama 24 (dua puluh emlat) bulan
atas pajak yang tidak atau terlambat dibayai. Sanksi
administratif hcrupa bunga dihiI.uug scjak saut tcutangnya
pajak sampai ciengan diterbitkannya SKPDKB.
Ayat (3)
Dalam hal Wajib Pajak tidak mcmenuhi kewajiban
perpajakannya sebagaimana dime ksud pada ayat (1) huruf
b, yaitu dcngaii dit.rnukannya cLita baru dan/atau data yang
semula bcliiin lciuiigkap yang b..rusal dun basil pcinerikiiaan
sehingga pajak yang tcru.arLg bertambah, inaka terhadap
Wajib Pajak Jikenakan sanksi administratif berupa kenaikan
100% (seratus persan) dan jumlah kekurangan pajak. Sanksi
administratif ini tidak dikenakan apabila Wajib Pajakmelaporkannya schclurn diadakan ‘indakan pemeriksaan.
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (f’)
Dalaxn hal Wajib Pajak tiduk memenuhi kewajibar
)erpajkannya sebigimana duaaksud pada ayat (1) hum! a
;ngca 2, yaitu Wajib Pajak tidak merigisi SPOP yang
.,eharusnya dilaku kan nya, dikenakan sanksi administratif
berupa kenaikan pijak sebesar 25% (dua puluh tirria persen)
dan pokok pajak yang terutang. .
Dalam kasus ini, Dupai1 menet.a2kan pajak yang tcrutaflg
sccara jabatan mclalui penrbitan SKPÐKB.
Selain sank;i administratif berupa kenaikan sebesar 25%
(duft puluh lima persen) dan pokok pajak yang ter.Ituflg juga
dikenakan sanksi administratif berupa bunga sehesar 2%
(dua pcrsen) scbulan dihitung daii pajak yang kuiang atau
terlambat diayar untuk jangka waktu paling 1amr 24 (dua
puluh empat) tulan.
Sanksi adn-urúst.ratif berupa bunga clihitung &jak saat
terutangnyn pajak sampai dengan diterbilkannya SKPDKB
Pasot 15
Cukup jetas.
Pasal 16
Cukup jc)as
Pnsal 7
AyLIL (1) .
Contoh:
Apabib SPP’r dit,ri,na oh Wajib Pajak pada tanggal I Mel
2011, inaka atuh tempo pernbuyurannya adalah tana1 31
Agustus 2011.
Ayat (2)
Contoh:
Apabila Wajib Paj..k nienerima surat ketetapan pajak balk
berupa SKPD atau SKPDKB atau SKPDKBT atau STPD atau
Surat Kcputusan Pembetulan atau Surat Kcputusan
Keberatan t.au Purusan banding pada tanggal 1 Juli 2011,
yang menyebabkan jumlab pajak terutang bcrtambah, maka
Wajib Pajak hirus meunasi pajak terutngnya paling lainbat
31 Juh 2011.
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jcI.s
Ayat (5)
Cukup jelas
M JPasal 18
Cukup jekis.
Pasal 19
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2) .
Yang dimaksuci dengan alasan-alasan yang jcIa ‘da1a1i
rnCflgcmLk;c.m d:i ii j i- huki l,:hw; ji.trnlah pajak yang
terutang awli kunig bayai yang ditetapkan olch Bupati atau
pejabat yang ditunjiik udak henar.
Ayat (3) .
Kepada Wajib Pnjak diberi waktu yang cukup (paling laina
bulan) untuk nicmpersiapkan suraL keberatan beserta alasari
aiasannya. Apabila ternyata batas waktu 3 (Liga) bulan
tersebut ticak dapat. dipenuhi otch Wajib Pajak karena
keadaan diluar kc:uasaannya (force majeur) maka tenggang
waktu tershijt rnasih dapat dipertimbangkan untuk
dipcrpanjan t,Lch l’’ipati.
Pengertian diluar kekuasaannya adaiah keterlambatan Wajib
Pajak yang bukan karcr.a kesatahannya, misalnyi karena
musibah bencana alam.
Ayat (4)
Culup jetas
Ayat (5)
Cukup j cias
Ayat (6)
Tanda penerimaan surat yang telah diberikan oleh Bupati
atau pejabat yang ditunjuk sv:bagai tanda tet-ima surat
keberatan apabjia suraL Lersebut memenuhi syarat sebagai
surat keberaan, Dingan demikan, batas waktu penyelesaiar,
kcberatan clihiiunp sejak Innggnl pcncrirr)a;Iy1 sural dimaksud.
Apabila surut Wajib Pajak tiduk rnemenuhj syarat sebagai
suraL kcbLratan dan Wajib Pajak memperbaikjn3a dalam
batas waktu penyarnFjajan suraL kcberatan, batas waktu
penyelvsaian ktheruùrn diliitung seak diterima surat
berikutnya yang memenuhi syarat sebagaj surat keberatan.
Pasa) 20
Cukup jelas
Pasa: 21
Cukup idas
Pasa] 22
Cukup jelas
Pasa) 23
Cukup jetasJ
Pasal 24
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Huruf a
Cukup ,etns
Huruf b
Cukup jetas
iluruf e
Cukup jelas
Hurufd
Cukup jetas
Huruf e
Cukup jetas
I1urff
Yang dirnal.sud dengan kondisi tcrtcntu objck
pajak”, tari Lun, lahan pertanian yang sungat
terbatas, banLrnan diternpau sendirL yang dikuasa
atau rimiIiki otch gotongan Wajib Pajak tertentu.
Ayat (3)
Cukup jetas
Pasal 25
Cukup jetas
Past 26
Cukup jetas
Pasa) 27
Cukup jetas
Pasa) 28
Ayat ()
Cukup jetas
yat (2)
Cukup jetas
Ayat (3)
Penetapan pnj;ek knitang ying ctiletapknn secora jabatan
adaIah apabita Wajib Pajak tidak memenuhi kcwajibannya
maka besarnya pajak terutang ditetapkan oteh I-’ejabat di
bidang pcrpaakan daerah.
Ayat (4)
Cukup jetas
Pasal 29
Ayat(1)
Yang dimaks Lid dengnn Sa man ICeia Perangkat Dacrah yang
mciaksanakari pemungutan” adaah dinas/ badan/ Icmbaga
yang tugas pokok dao fungsinya mclaksanakan pemungutan
Pajak.1
Ayat (2)
Pei,iar, besnrnya insentif clilukukan
pembnhasnn wing (liIJIkukHn oleli Pcm:rintah
dengan alat kclcngkapan Dewaz, Prwakilan Rakya uae:
yang membic.ani rnasalah keuangan.
yn% (3)
Cukup je has
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
Pasa! 34
Pasal 35
Pasat 36
Cukup jetas
Cukup jetas
Cukup jetas
Cukup jelas
Ayat (T)
Pengenaan pidana 1w ru ngan dan pidana
kepada pejabat tenaga abti yang ditunjuk oteh
dimaksudkai untuk mcnjarnin aliwa kcrahasiaan
perpajakan daerah tidak akan dieritahukan kepada
lain, jugo agar Wajib Pajak dala.m memberikan dat
keterangan kepada pejabat mengenai perpajakan daerali
ragu-ragu.
Ayat (2)
Cukup jetas
Ayat (3)
Cukup jetas
Ayat (4)
Cukup jelas
Cukup idas
Cukup jetas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KAI3LJPAT[iN WONOGIRE NOMOR 115
top related