perancangan dan implementasi manajemen bandwidth ......topologi atau jaringan sebelumnya yang ada di...
Post on 20-Nov-2020
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Perancangan Dan Implementasi Manajemen Bandwidth
Dengan PCQ (Per Connection Queue) Meggunakan
Metode HTB Di Kantor Dinas Pendidikan
(Studi kasus : Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Peneliti:
Rizky Sandi Wahyudi (672010164)
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2015
Perancangan Dan Implementasi Manajemen Bandwidth
Dengan PCQ (Per Connection Queue) Meggunakan
Metode HTB Di Kantor Dinas Pendidikan
(Studi kasus : Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Rizky Sandi Wahyudi (672010164)
Teguh Indra Bayu, S.Kom., M.Cs
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
April 2015
Implementasi Metode Hierarchical Token Bucket (HTB)
untuk Management Bandwidth
(Studi kasus: Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga)
1)Rizky Sandi Wahyudi,
2)Teguh Indra Bayu
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
JL.Diponegoro 52- 60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1)
672010164@student.uksw.edu 2)
teguh.bayu@staff.uksw.edu
Abstract
Currently the use of the Internet in Education Office Salatiga still using a simple internet
connection. Bring up the bandwidth management issues, especially in the absence of appropriate
bandwidths division priorities and 2 ISP. So that each user does not get the same bandwidth as
needed. Therefore, it is necessary to design the bandwidth manager that can manage the user's
bandwidth according to priority based traffic accordingly. By using Hierarchical Token Bucket
(HTB) and with increasing the number of ISP network that used, it needs a method to maximize of
the use and the so called load balancing and failover, which is a methode of sharing the burden
equally between the local and international bandwidth sharing to the desired needs and a method
of transfer of an ISP to another ISP when the network is failure. is expected to overcome this
problem, the researcher will manage bandwidth using Hierarchical Token Bucket (HTB). In this
study discusses the implementation and design methods HTB in Salatiga Education Office.
Key words : management bandwidth, HTB, Load balancing.
Abstrak
Saat ini penggunaan jaringan internet di Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga masih
menggunakan jaringan internet sederhana. Memunculkan permasalahan khususnya pada
pengelolaan bandwidth tanpa adanya prioritas pembagian bandwidth yang tepat dan 2 ISP.
Sehingga setiap user tidak mendapatkan bandwidth yang sama dan sesuai kebutuhan. Oleh karena
itu, diperlukan perancangan pengelola bandwidth yang dapat mengatur bandwidth pengguna
sesuai dengan prioritas berdasarkan trafik yang sesuai. Dengan menggunakan metode Hierarchical
Token Bucket (HTB) dan dengan bertambahnya jumlah jaringan ISP yang digunakan maka
dibutuhkannya suatu metode untuk memaksimalkan penggunaan yang disebut dengan load
balancing dan failover, yaitu suatu metode pembagian beban secara seimbang antara pembagian
bandwidth lokal maupun internasional sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan dan juga suatu
metode berpindahnya suatu ISP ke ISP lain secara otomatis apabila suatu ISP tersebut mengalamin
kegagalan koneksi.Dengan diharapkannya dapat mengatasi hal tersebut maka peneliti akan
mengelola bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB). Dalam penelitian
ini membahas mengenai implementasi dan perancangan metode HTB di Kantor Dinas Pendidikan
Salatiga.
Kata Kunci : Pengelolaan Bandwidth, HTB, Load balancing.
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika, Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga.
2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
1. Pendahuluan
Internet sekarang ini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi manusia,
baik untuk institusi pemerintah maupun perorangan. Oleh karena itu dalam
penelitian ini, dikembangkan sebuah jaringan internet di Kantor Dinas Pendidikan
Salatiga yang tidak rapi, karena tanpa adanya management bandwidth. Maka dari
itu kita harus mengatur jumlah bandwidth yang diberikan oleh operator kepada
user. Dengan adanya routerboard mikrotik kita dapat mengatur jaringan internet
kita dengan mudah, salah satunya adalah manajemen bandwidth.
Jaringan internet di Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga saat ini masih
menggunakan jaringan internet yang hanya menggunakan router tanpa adanya
management bandwidth, dengan modem ISP dari Speedy yang di bagi melalui
kabel LAN secara langsung maupun wireless router yang bertindak sebagai
Access Point. Dari hasil observasi di Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga di
temukan permasalahan penggunaan bandwidth yang tidak teratur. Dimana
pengguna yang melakukan download secara berlebih dapat mengganggu
pengguna lain yang hanya melakukan browsing. Oleh sebab itu perlu dilakukan
penerapan manajemen bandwidth dengan metode Hierarchical Token Bucket
(HTB) untuk membagi bandwidth yang sesuai dengan protokol menggunakan
mikrotik routerboard. Agar setiap user dapat menikmati bandwidth yang sesuai
kebutuhan masing-masing.
Berdasarkan data dan masalah yang diperoleh, maka dalam penelitian ini
akan di terapkan manajemen bandwidth dengan metode Hierarchical Token
Bucket (HTB). Denga adanya manajemen bandwidth dapat memaksimalkan dan
mengoptimalkan pengelolaan bandwidth di Kantor Dinas Pendidikan Kota
Salatiga. Manfaat penelitian ini adalah memanfaatkan bandwidth sebaik mungkin
yang sesuai kebutuhan dengan menggunakan metode Hierarchical Token Bucket
(HTB).
2. Tinjauan Pustaka
Dari penelitian sebelumnya, telah dilakukan penerapan manajemen
bandwidth dengan metode HTB (Hierarchical Token Bucket) oleh Alfon Indra
Wijaya dengan judul Manajemen bandwidth dengan metode HTB (Hierarchical
Token Bucket) pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Semarang [1].
Bandwidth adalah kapasitas kabel ethernet agar dapat dilewati trafik paket
data dalam jumlah yang disediakan. Bandwidth juga bisa berarti jumlah konsumsi
paket data per satuan waktu dinyatakan dengan satuan bit per second (bps).
Bandwidth internet di sediakan oleh provfider internet dengan jumlah tertentu
tergantung sewa pelanggan [8]. Bandwidth adalah banyaknya ukuran suatu data
atau informasi yang dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain dalam sebuah
network di waktu tertentu. Bandwidth dapat dipakai untuk mengukur baik aliran
data analog maupun data digital. Sekarang sudah menjadi umum jika kata
bandwidth lebih banyak dipakai untuk mengukur aliran data digital. Bandwidth
dapat didefinisikan sebagai kapasitas atau daya tampung suatu channel
1
komunikasi (medium komunikasi) untuk dapat dilewati sejumlah traffic informasi
atau data dalam satuan waktu tertentu. Bandwidth Management adalah suatu cara
yang dapat digunakan untuk management dan mengoptimalkan berbagai jenis
jaringan dengan menerapkan layanan Quality Of Service (QoS) untuk menetapkan
tipe-tipe lalu lintas jaringan. Sedangkan Quality Of Service (QoS) adalah
kemampuan untuk menggambarkan suatu tingkatan pencapaian didalam suatu
sistem komunikasi data [7].
Hierarchical Token Bucket (HTB) adalah aplikasi yang berfungsi untuk
mengatur pembagian bandwidth, pembagian dilakukan secara hirarki yang dibagi-
bagi kedalam kelas sehingga mempermudah pengaturan bandwidth. Hierarchical
Token Bucket (HTB) diklaim menawarkan kemudahan pemakaian dengan teknik
peminjaman dan implementasi pembagian traffic yang lebih akurat. Teknik antrian
Hierarchical Token Bucket (HTB) memberikan fasilitas pembatasan traffic pada
setiap level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan
oleh klasifikasi yang lebih rendah [7]. Dalam Hierarchical Token Bucket (HTB)
memiliki tiga tipe, yaitu : inner, root, dan leaf. Root class berada paling atas, dan
semua trafik harus melewati kelas ini. Inner class memiliki parent class dan child
classes. Sedangkan leaf class adalah terminal class yang mempunyai parent class
tetapi tidak mempunyai child class. Pada leaf class, trafik dari layer yang lebih
tinggi disuntikkan melalui klasifikasi yang harus digunakan melalui filter,
sehingga memungkinkan untuk membedakan jenis traffic dan prioritas. Sehingga,
sebelum traffic memasuki leaf class harus diklasifikasikan melalui filter dengan
berbagai rules yang berbeda.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitian ini adalah
menggunakan pendekatan NDLC (Network Development Life Cycle), yang di
dalamnya terdapat beberapa tahap yaitu analysis, design, simulation prototyping,
implementation, monitoring, management [4].
Gambar 1 NDLC (Network Development Life Cycle) [4]
2
Pendefinisian umum mengenai tahapan dan alur proses, elemen-elemen
beserta interkoneksinya satu sama lain (interkoneksi), dalam penelitian skripsi ini
dengan menggunakan pendekatan terhadap model Network Development Life
Cycle (NDLC) dapat di gambar dalam gambar 1. Network Development Life Cycle
(NDLC) dijadikan metode yang digunakan sebagai acuan (secara keseluruhan
atau garis besar) pada proses pengembangan dan perancangan system jaringan
komputer, mengingat bahwa system jaringan memiliki kebutuhan yang berbeda
dan memiliki permasalahan yang unik sehingga membutuhkan solusi
permasalahan yang berbeda dengan melakukan yang bervariasi terhadap metode
Network Development Life Cycle (NDLC).
Tahap analysis merupakan tahap awal untuk melakukan analisa
kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa
topologi atau jaringan sebelumnya yang ada di Kantor Dinas Pendidikan Kota
Salatiga. Permasalahan yang terjadi adalah tanpa adanya manajemen bandwidth di
jaringan komputer Kantor Dinas Pendidikan Kota Salatiga sehingga bandwidth
yang tersedia 7 Mb tidak tergunakan semestinya sesuai kebutuhan masing-masing
user. Sehingga dalam tahap ini terdapat kebijakan yang harus diterapkan,
diantaranya adalah tanpa adanya bandwidth yang berbeda baik untuk kepala
ataupun karyawan. Bandwidth hanya dibagi berdasarkan rule yang sudah
ditetapkan yaitu HTTP browsing sebagai priority utama, HTTP download sebagai
priority kedua, download video sebagai priority ketiga, dan streaming sebagai
priority keempat. Bandwidth dibagi sama rata kesumua user berdasarkan rule
yang sudah dtetapkan. Menggunakan 2 ISP yang bertindak sebagai load
balancing dengan failover.
Gambar 2 Topologi Jaringan Sebelum.
3
3
Gambar 2 merupakan topologi sederhana yang terdapat pada Kantor Dinas
Pendidikan Salatiga hanya dihubungkan dengan switch hub melalui kabel LAN,
dimana jaringan internet tanpa adanya manajemen bandwidth, sehingga semua
user bebas menggunakan bandwidth yang ada, akan tetapi ketika ada yang
menggunaka bandwidth berlebihan akan mengganggu pengguna lain. Kantor
Dinas Pendidikan Salatiga memiliki 5 router, didalam ruangan ITC sebagai router
utama yang dibagikan ke router ruang bidang dikdas dan router ruang tendik
melalui kabel LAN, kemudian dari router ruang bidang dikdas dibagi lagi ke
router ruang sub bidang keuangan menggunakan LAN dan dari router ruang
tendik di bagikan ken router ruang pora. Dan memiliki router yang bertindak
sebagai accespoint untuk membagi ke seluruh Kantor Dinas Pendidikan Salatiga.
Tabel 1 Kebutuhan Hardware dan Software
Setelah mengetahui topologi yang ada, penulis ingin merancang dan
implementasi jaringan menggunakan 2 Internet service provider (ISP) dan
menerapkan manajeman bandwidth dengan menggunakan metode Hierarchical
Token Bucket (HTB). Pada tahap selanjutnya adalah merancang sistem baru yang
menerapkan metode HTB (Hierarchy Token Bucket) pada jaringan. Perancangan
HTB (Hierarchy Token Bucket) diterapkan dengan diagram alus sebagai berikut.
No Komponen Fungsi Spesifikasi
1 Router Mikrotik
RB750GL
Sebagai penghubung antar
jaringan CPU AR7241 400MHz
RAM 32MB
LAN Ports 5
2 PC/LAPTOP Sebagai client -
4 Kabel UTP
(Unshielded
Twisted Pair)
Penghubung router dengan switch
dan client CAT 5, RJ45
5 BitMeter Untuk mengecek performance
jaringan Windows 7 Ultimated
4
Gambar 3 HTB Distribution ISP Utama
Gambar 6 merupakan gambaran HTB yang telah dirancang untuk
melakukan perancangan pembagian bandwidth pada semua user. Download All
adalah parent dari Top 2 Protokol dan Konten Download yang memiliki max-limit
7168 Kbps. Top 2 Protokol diperoleh dari hasil analisa bahwa trafik tersebut
adalah yang terpadat dan sering digunakan. Kerena HTTP Browsing dan HTTP
Download, merupakan sarana kerja untuk melakukan pengolahan data dan
terhubung dengan Dinas Pendidikan di kota lain. Prioritas utamanya adalah HTTP
Browsing untuk pengolahan data karena di Dinas Pendidikan Kota Salatiga
memiliki web pengolahan data seperti salatigakota.go.id, pdkjateng.go.id,
kemdikbud.go.id. Sedangkan konten download yang yang merupakan parent dari
download video dan streaming video,hanya di berikan bandwidth 3072 Kbps agar
tidak mengganggu user lain dalam melakukan pekerjaannya. Pada tahap ini
menggunakan kosep PCQ prinsipnya antrian untuk menyamakan bandwidth yang
dipakai pada multiple client, sehingga tiap client dapat mendapatkan jatah
bandwidth yang sama rata.
5
Gambar 4 Alur Diagram Perancangan load balancing dan HTB.
Gambar 4 merupakan alur perencanaan HTB (Hierarchy Token Bucket),
yang terdiri dari analysis, perumusan masalah, design, simulasi prototyping,
implementasi, monitoring, dan managemen. Pada saat melakukan analysis yang
harus dilakukan adalah observasi, perumusan masalah, pengumpulan data, dan
mancari solusi. Design, mendesain topologi jaringan yang baru dan memberikan
alamat IP address serta menetapkan metode HTB (Hierarchy Token Bucket) yang
sesuai. Simulasi prototyping, simulasi dilakukan menggunakan vmware.
Implementasi, untuk melakukan implementasi rancangan yang dilakukan adalah
menerapkan load balancing, menerapkan kebijakan mangle dan routing,
melakukan konfigurasi HTB, membuat firewal mangle mark dengan menandai
mark-connection dan mark-packet. Monitoring, memonitoring kinerja yang sudah
diimplementasikan dengan mengamati traffic load balancing dan HTB (Hierarchy
Token Bucket) sehingga akan diperoleh hasil berupa grafik. Dan terakhir adalah
managemen, untuk menerapkan kebijakan dan mengoptimalkan system. Pada saat
melakukan pengujian terjadi kegagalan maka dapat dianalisa terjadi kesalahan
dalam Membuat firewal mangle mark seperti salah menandai mark-connection
dan mark-packet.
6
Gambar 5 Topologi Jaringan yang baru dan Pengujian HTB
Gambar 5 merupakan topologi yang akan dirancang setelah adanya
manajeman bandwidth, yang menggunakan router mikrotik sebagai pengolah 2
Internet service provider (ISP) dan bandwidth lalu dibagikan melalui sweet hub
menggunakan kabel LAN secara langsung dan wireless router sebagai access
point. Pada topologi yang baru terlihat banyak perubahan dari topologi
sebelumnya. Dengan menggunakan 2 Internet service provider (ISP) dan router
mikrotik sebagai pengelola, yang dibagikan dari wilayah ICT ke wilayah
tendik,wilayah PNF, wilayah bidang dikdas, wilayah sub bidang keuangan. Dari
wilayah tendik dibagikan melalui Lan dan dibagikan ke wilayah pora. Dari
wilayah PNF dibagikan melalui LAN dan dibagikan ke wilayah ruang pengawas
dengan menggunakan accespoint. Dari wilayah sub bidang keuangan dibagikan ke
wilayah dikem dan sub bidang perencanaan menggunakan LAN. Setelah
menerapkan topologi yang baru, selanjutnya melakukan konfigurasi mangle load
balancing dengan failover. Dimana ISP 1 merupakan sebagai ISP utama, dan ISP
2 yang bertindak sebagai ISP cadangan dimana ketika ISP 1 mengalami down
maka dilakukan proses failover ke ISP 2. Seperti kode dibawah.
Kode Program 1. Mangle pada Load Balancing
1. Add action=mark-connection chain=input disabled=no in-interface=WAN1 new-
connection-mark=WAN1_connmark passthrough=yes
2. Add action=mark-connection chain=input disabled=no in-interface=WAN2 new-
connection-mark=WAN2_connmark passthrough=yes
7
3. add action=mark-routing chain=output connection-mark=WAN1_connmark
disabled=no new-routing-mark=ke_ISP1 passthrough=yes
4. add action=mark-routing chain=output connection-mark=WAN2_connmark
disabled=no new-routing-mark=ke_ISP2 passthrough=yes
5. add action=mark-connection chain=prerouting disabled=no dst-address-
type=!LAN in-interface=LAN new-connection-mark=WAN1_connmark
passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:2/0
6. add action=mark-connection chain=prerouting disabled=no dst-address-
type=!LAN in-interface=LAN new-connection-mark=WAN2_connmark
passthrough=yes per-connection-classifier=both-addresses-and-ports:2/1
7. add action=mark-routing chain=prerouting connection-mark=WAN1_connmark
disabled=no in-interface=LAN new-routing-mark=ke_ISP1 passthrough=yes
8. add action=mark-routing chain=prerouting connection-mark=WAN2_connmark
disabled=no in-interface=LAN new-routing-mark=ke_ISP2 passthrough=yes
Pada kode program 1 menjelaskan mangle pada load balance dengan 2
ISP. Nomor 1 dan 2 memberi tanda mark connection input pada WAN 1 dan
WAN 2. Kode nomer 3 dan 4 melakukan routing output pada WAN 1 dan WAN
2. Kode nomer 5 dan 6 memberikan tanda mark connection dengan prerouting
yang memiliki alamat dan port untuk WAN 1 dan WAN 2 di port 2/0 dan port
2/1. Kode nomer 7 dan 8 melakukan mark routing dengan prerouting dan
melakukan connection ke WAN 1 dan WAN 2 pada interface LAN.
Gambar 6. Mangle pada load balancing
Gambar 6 merupakan mangle pada load balancing dan HTB yang sudah
ditetapkan, dimana ether 1 sebagai ISP utama dan ether 2 sebagai ISP kedua yang
8
bertindak sebagai failover. Untuk melakukan konfigurasi yang harus dilakukan
adalah penetapkan metode HTB berdasarkan konten download,streaming, dan
video adalah berdasarkan konten download, dimana client yang melakukan
download maupun streaming dan video akan memiliki traffic yang berbeda beda.
Selanjutnya dilakukan konfigurasi NAT pada firewall dengan menggunakan
parameter action, chain, dan out. interface, agar IP lokal dapat terhubung internet
atau ether 1 dan ethre 2.
Kode Program 2 Konfigurasi NAT pada Firewall
1. /ip firewall nat
2. add action=masquerade chain=srcnat disabled=no out-interface=ether1_WAN1
3. add action=masquerade chain=srcnat disabled=no out-interface=ether2_WAN2
Pada kode program 2 menjelaskan konfigurasi NAT pada firewall. Kode
nomer 2 dan 3 memiliki add action masquerade chain srcnat dimana out interface
yang terdapat pada ether 1 sebaai WAN 1 dan ether 2 sebagai WAN 2. Untuk
melakukan konfigurasi pada mangle, kenfigurasi ini menggunakan metode HTB
yang menggunakan priority didalamnya sehingga bandwidth yang dibagi setiap
interface akan sesuai dengan prioritas yang sudah ditetapkan.
Kode Program 3 Konfigurasi Mangle pada Firewall
1. ip firewall mangle add action=mark-connection chain=postrouting
comment="Download-mark-connection" disabled=no new-connection-
mark=Download-conn passthrough=yes
2. ip firewall mangle add chain=postrouting dst-address=10.20.30.0/24
connection-mark=Download-conn action=mark-packet new-packet-
mark=Download-Packet passthrough=no comment=”Download-packet”
Kode Program 3 melakukan konfigurasi mangle pada firewall membuat
mark-connection dan mark-packet,yang berfungsi memlakukan filter extention di
layer 7, pada konfigurasi tersebut membuat mark-connection yang diberi nama
Download-conn,yang nantinya akan dilanjutkan mark-packet melalui IP
10.20.30.0/24 dan memberi tanda pada traffic berdasarkan Download-conn. Untuk
melakukan konfigurasi yang harus dilakukan adalah membuat queque tree yang
digunakan untuk mengatur besar kecilnya bandwidth yang di terima oleh client.
Pada queue tree yang diterapkan pada perencanaan desain pembagian bandwidth
sebelumnya dengan memberikan batasan limit-at, max-limit dan prioriting
masing-masing.
Kode Program 4 Konfigurasi Queue Tree
1. queue tree add name=Download All parent=global-out priority=8
queue=default max-limit=7168k disable=no
2. queue tree add name= HTTP Browsing parent= Top 2 Protokol priority=1
queue=default limit-at=2048k max-limit=2560k disable=no
9
Pada kode program 4 melakukan konfigurasi queue tree, nomer 1 dengan
Download All memiliki parent global-out dan Top 2 Protokol, Konten Download
sebagail child dengan max-limit 7168Kb. Kode nomer 2 menjelaskan HTTP
browsing yang memiliki parent top 2 protokol dengan priority 1, yang memiliki
limit-at 2048Kb dan max-limit 2560Kb. Selanjutnya pada tahap monitoring
setelah membangun jaringan, monitoring di lakukan dengan mengamati traffic
bandwidth dan menentukan top 10 Protokol yang sering diakses client, Sehingga
ditemukan beberapa yang sekira membuat bandwidth terbuang sia-sia tanpa
terpakai yang secukupnya sesuai kebutuhan.
4. Hasil dan Pembahasan
Berikut ini merupakan hasil dan pembahasan tentang hasil pengujian dan
analisa dari load balancing PCC (Per Connection Classifer) menggunakan
metode HTB (Hierarchy Token Bucket) dimana Mikrotik RouterOS digunakan
sebagai gateway, DHCP server, DNS server, pengelola bandwidth. PCC (Per
Connection Classifer) dengan failover, melakukan tugas ketika salah satu Internet
service provider (ISP) mengalami down terdapat pada ether 1 sebagai Internet
service provider (ISP) utama, maka Internet service provider (ISP) ke dua yang
terdapat pada ether 2 yang akan menggantikan.
Pada penelitian ini ada beberapa poin sehingga konfigurasi dikatakan
sesuai dengan yang diharapkan, yaitu untuk client yang melakukan download
berupa video dan streaming video akan mendapatkan jalurnya masing-masing
begitu pula pada saat client mengakses menggunakan protokol HTTP maupun
HTTPS untuk download file atau hanya browsing. Untuk membuat jalur bagi
client yang melakukan download video dan streaming video maka pada
konfigurasi akan ditambahkan setting pada layer 7. Menggunakan konsep PCQ
pada HTB agar bandwidth yang diterima oleh client dapat terbagi rata, misal pada
konten streaming memiliki max-limit 1536Kb, juka user pengguna streaming ada
3 maka setiap user pengguna streaming tersebut memperoleh bandwidth 512Kb.
Kode Program 5 Konfigurasi Layer7 Protocol
1. /ip firewall layer7-protocol
2. add comment="" name=Youtube Streaming
regexp="^.+(video|videoplayback|tube|youtube).*$"
3. add comment="" name=Download video
regexp="^.+(mov|wmv|mpg|mpeg|mkv|avi|flv|mp4|3gp).*$"
4. add comment="" name=HTTP Download regexp="^.+(exe|rar|zip|7z|cab|asf|
pdf|wav|rm|mp3|mp4|ram|rmvb|dat|daa|iso|nrg|bin|vcd|mp2|mpe|qt|raw|wma|ogg|doc
|deb|tar|bzip|gzip|gzip2).*$"
Konfigurasi pada layer 7 bertujuan untuk men-filter ekstensi file yang
didownload oleh user. Jika user melakukan streaming video melalui youtube
10
ataupun dengan media lain yang memiliki ekstensi video, videoplayback, tube,
youtube, maka akan masuk ke mangle youtube streaming. Dan jika user
mendownload dengan ekstensi mov, wmv, mpg, mpeg, mkv, avi, flv, mp4, 3gp,
maka masuk ke dalam mangle download video. Begitupula dengan user yang
melakukan download file dengan ekstensi exe, rar, zip, 7z, cab, asf, pdf, wav, rm,
mp3, mp4, ram, rmvb, dat, daa, iso, nrg, bin, vcd, mp2, mpe, qt, raw, wma, ogg,
doc, deb, tar, bzip, gzip, gzip2 akan masuk ke mangle HTTP Download. Selanjutnya untuk memisahkan traffic download dan browsing bagi client yang
mengakses protokol HTTP dan HTTPS pada konfigurasi mangle ditambahkan
dengan men-setting connection-bytes.
Gambar 7 Traffic yang Sesuai
Gambar 7 merupakan tampilan queue list yang memiliki download all
sebagai parent yang memiliki child konten download dan top 2 protokol. Pada
top 2 protokol memiliki kapasitas max-limit 4096 Kbps yang diberikan ke child
HTTP browsing sebagai priority 1 untuk web yang dimiliki Kantor Dinas
Pendidikan Kota Salatiga dan HTTP download sebagai priority 2. Dan konten
download memiliki kapasitas max-limit 3072 Kbps yang memiliki child
download video sebagai priority 3 dan streming sebagai priority 4.
11
Gambar 8 Hasil Pengujian dan Pengukuran Bandwith
Gambar 8 merupakan hasil pengujian yang dihitung dari setiap jam pada
semua connection jaringan. Dengan total download 39.80Mb dan upload 1.91 Mb
dapat diperoleh hasil rata-rata download 11.32Kb/sec dan rata-rata upload
557Bytes/sec untuk setiap jam yang dilakukan oleh setiap user.
5. Kesimpulan
Pada observasi permasalahan yang ditemukan adalah berebutnya
bandwidth untuk menggunakan layanan internet, dari hasil survei menggunakan
tool dari mikrotik yaitu torch, penulis menemukan top 10 yang sering diakses oleh
client, diantaranya adalah youtube dan download video. Sehingga diperlukan
management bandwidth untuk mengatasi masalah tersebut,dengan menggunakan
konfigurasi HTB dan pengaturan layer 7 protocol menentukan connection-byte,
agar para pengguna youtube ataupun web browsing lain mendapatkan bandwidth
yang sesuai kebutuhan protokol, dan permintaan dari Kantor Dinas Pendidikan
Kota Salatiga dapat terpenuhi dengan menggabungkan 2 ISP menjadi 1 dalam
artian ISP 1 7Mb + ISP 2 1Mb = 7168Kb+1024Kb. Maka diperoleh kesimpulan
dari hasil penelitian dan implementasi, HTB sangat berguna untuk mengatur
bandwidth yang sesuai pada kebutuhan protokol dan ISP yang dijadikan 1 dapat
mangatasi masalah jika salah satu dari ISP tersebut mengalami down.
12
6. Daftar Pustaka
[1] Indra, Alfon. 2013. Manajemen bandwidth dengan metode HTB
(Hierarchical Token Bucket) Pada Sekolah Menengah Pertama Negeri 5
Semarang.
[2] Anggie, Elizabeth U.P. 2014. Implementasi Manajemen Bandwidth
Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket (HTB).
[3] Stiawan, Deris. 2009. Fundamental Internetworking Development &
Design Life CyCle.
http://deris.unsri.ac.id/materi/jarkom/network_development_cycles.pdf.
Diakses tanggal 3 Febuari 2015
[4] Mekar. Bunga C. 2015. Analisis dan Perancangan Managemen Bandwidth
dengan Menerapkan Metode Hierarchical Token Bucket (HTB).
[5] Dwi, Andri U. 2011. Implementasi Load Balancing Dua ISP
menggunakan Mikrotik.
[6] Dewobroto, Pujo. 2009. Load Balance menggunakan Metode PCC.Internet
http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=34 Diakses tanggal 5
September 2014.
[7] Santoso, B. 2007. Manajemen Bandwidth Internet dan Intranet.
[8] Mutiara, Giva Andriana, ST. MT., Surya Kencana P, Mohamad Idham
Iskandar, ST. (2012). Implementasi Algoritma Per Connection Queue
(PCQ) Dalam Algoritma Hierarchical Token Bucket (HTB) Untuk
Pembagian Bandwidth Pada Warnet Khelambiqunet. Politeknik Telkom
Bandung.
13
top related