laporan 10 (manajemen bandwidth)

33
LAPORAN PRATIKUM INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER Laporan 10 (jobsheet 10 ) Topik : Manajemen Bandwidth Judul : Queue Simple dan Queue Tree Oleh DESI NILAWATI 1102636 PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2013

Upload: desi-nilawati

Post on 28-Nov-2015

474 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

merupakan laporan praktikum instalasi dan jaringan komputer

TRANSCRIPT

Page 1: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

LAPORAN PRATIKUM

INSTALASI DAN JARINGAN KOMPUTER

Laporan 10 (jobsheet 10 )

Topik : Manajemen Bandwidth

Judul : Queue Simple dan Queue Tree

Oleh

DESI NILAWATI

1102636

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2013

Page 2: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

A. Tujuan

1. Dengan mengikuti perkuliahan ini mahasiswa diharapkan mampu mengenal

dan memahami Bandwidth Access.

2. Mahasiswa mampu melakukan Bandwidth Access menggunakan router

MikroTik.

3. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi Bandwidth Access dengan cara

queue simple.

4. Mahasiswa mampu melakukan konfigurasi Bandwidth Access dengan cara

queue tree.

B. Alat dan Bahan

1. Router MikroTik.

2. PC Client.

3. Switch atau Hub.

4. Kabel UTP.

5. Layanan Access Internet.

C. Teori pendukung

Bandwidth di dalam jaringan Komputer sering digunakan sebagai suatu sinonim

untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa dari sebuah titik ke

titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada umumnya dalam detik). Jenis

Bandwidth ini biasanya diukur dalam bps (bits per second). Adakalanya juga

dinyatakan dalam Bps (bytes per second). Suatu modem yang bekerja pada

57,600 bps mempunyai Bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang

bekerja pada 28,800 bps. Secara umum, koneksi dengan Bandwidth yang

besar/tinggi memungkinkan pengiriman informasi yang lebih besar.

Alokasi atau reservasi Bandwidth adalah sebuah proses menentukan jatah

Bandwidth kepada pemakai dan aplikasi dalam sebuah jaringan. Termasuk

didalamnya menentukan prioritas terhadap berbagai jenis aliran data berdasarkan

seberapa penting atau krusial dan delay-sensitive aliran data tersebut. Hal ini

memungkinkan penggunaan Bandwidth yang tersedia secara efisien, dan apabila

sewaktu-waktu jaringan menjadi lambat, aliran data yang memiliki prioritas

Page 3: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

yang lebih rendah dapat dihentikan, sehingga aplikasi yang penting dapat tetap

berjalan dengan lancar. Besarnya saluran atau Bandwidth akan berdampak pada

kecepatan transmisi. Data dalam jumlah besar akan menempuh saluran yang

memiliki Bandwidth kecil lebih lama dibandingkan melewati saluran yang

memiliki Bandwidth yang besar. Kecepatan transmisi tersebut sangat dibutuhkan

untuk aplikasi Komputer yang memerlukan jaringan terutama aplikasi real-time,

seperti videoconferencing. Penggunaan Bandwidth untuk LAN bergantung pada

tipe alat atau medium yang digunakan, umumnya semakin tinggi Bandwidth

yang ditawarkan oleh sebuah alat atau medium, semakin tinggi pula nilai

jualnya. Sedangkan penggunaan Bandwidth untuk WAN bergantung dari

kapasitas yang ditawarkan dari pihak ISP,perusahaan harus membeli Bandwidth

dari ISP, dan semakin tinggi Bandwidth yang diinginkan, semakin tinggi pula

harganya. sebuah teknologi jaringan baru dikembangkan dan infrastruktur

jaringan yang ada diperbaharui, aplikasi yang akan digunakan umumnya juga

akan mengalami peningkatan dalam hal konsumsi Bandwidth.

Router MikroTik menyediakan fasilitas untuk pengaturan bandwidth, sehingga

dengan adanya fasilitas ini seorang administrator jaringan bisa

mengelola/membatasi bandwidth kepada tiap-tiap client.Bandwidth Limiter

(queue) pada MikroTik yang berfungsi untuk mengontrol mekanisme data rate

secara umum ada 2 jenis, yaitu queue tree dan simple queue. Administrator

jaringan boleh memilih salah satu dari kedua bentuk manajemen bandwidth

tersebut.

D. Langkah kerja pratikum

1. Bangun jaringan, saya kelompok 2 jadi IP address 192.168.12.1:

WAN : 192.168.189.12/26

LAN : 192.168.12.1/24

2. Konfigurasilah microtik router. Caranya sebagai berikut :

Page 4: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

a. Hubungkan microtik router ke komputer. Sistem pengkabelannya

sebagai berikut :

PC saya (client) switch

PC yeni (PC untuk konfigurasi mikrotik) switch

PC aldo (client) switch

Access point switch

Mikrotik port 2 switch

Mikrotik port 1 WAN

b. Selanjutnya jalankan aplikasi winbox. Tampilan awalnya seperti

gambar di bawah (waktu di buka aplikasinya, langsung keluar kotak

dialog) :

c. Pilih tombol seperti gambar di atas, lalu pilih button connect.

d. Setelah itu, reset mikrotiknya pada terminal dengan cara ketikkan

system reset-configuration

Page 5: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

e. Setelah di reset, winbox nya otomatis akan keluar/close dengan

sendirinya. Setelah itu, connect kan lagi. Maka akan keluar kotak

dialog untuk menghapus/ me-remove seperti gambar di bawah :

Page 6: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Pilih remove configuration,

Kondisi setelah di remove :

Page 7: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

f. Setelah di remove router akan putus koneksi lagi dan login lagi

dengan IP :

g. Konfigurasi addressnya dengan cara : IP address.

Tambahkan address 192.168.189.12/26 , network : 192.168.189.0

untuk ethernet 1 dan apply kemudian OK

Page 8: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Ethernet 1

Tambah untuk ethernet 2 : address 192.168.12.1/24, network

192.168.12.0

List untuk IP address :

Page 9: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

h. Konfigurasi router dengan cara ; IP routes. Isikan pada gateway :

192.168.189.1. Lalu apply kemudian OK.

List route :

Page 10: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

i. Konfigurasi NAT dengan cara ; IP firewall. Pilih pada

Out.Interface ether1. Actionnya plih masquerade. Lalu apply

kemudian OK.

Page 11: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

j. Konfigurasi DHCP server, dengan cara IP DHCP server. Pilih

DHCP setup, seperti gambar di bawah ini :

Ethernet yang digunakan adalah ether2, klik next

Page 12: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Range yang digunakan adalah 192.168.12.50 – 192.168.12.100

Page 13: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

List DHCP :

Setelah DHCP dikonfigurasi, maka masing-masing PC client akan

mendapat IP address dengan range yang kita buat tadi dari 50 -100.

Dan masing-masing IP address yang didapat adalah :

PC yeni (client 1) : 192.168.12.98

PC aldo (client 3) : 192.168.12.100

PC saya (client 2) : 192.168.12.99, seperti gambar di berikut :

Page 14: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Manajemen bandwidth jenis queue simple

Queue Simple merupakan cara sederhana melakukan limit data rate untuk IP

Address atau subnet. Berikut ini adalah langkah-langkah konfigurasi queue

simple :

a. Melalui aplikasi Winbox, pilih menu New Terminal.

b. Berikut ini adalah perintah konfigurasi queue simple.

Keterangan :

add name=limit-client1, menfinisikan nama dari queue simple

untuk konfigurasi komputer client 1.

Interface=local, merupakan antarmuka/interface untuk gateway

client.

target-addresses=192.168.12.98/32, merupakan IP address

milik komputer Client1.

max-limit=64000/128000, merupakan limit maksimum komputer

client untuk uplink 64 kbps dan downlink 128 kbps.

Page 15: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Cara mudah/ cepat dalam konfigurasi simple queue

Pilih pada tab/menu yang terletak disamping yaitu menu Queue

Client 1

Client2

Page 16: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Client3

List simple queue

Page 17: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Manajemen bandwidth jenis queue tree

Queue Tree merupakan limit bandwidth yang kompleks karena pelimitan dapat

dikelompokkan berdasarkan portokol, ports atau kelompok IP Address. Sebelum

melakukan pelimitan, terlebih dahulu harus dilakukan penandaan paket aliran

paket menggunakan suatu tanda mangle agar paket tersebut dikenal oleh queue

tree. Mangle adalah istilah yang dipakai pada mikrotik. Hal ini bertujuan untuk

membedakan paket yang downlink only dan uplink only sehingga limit pada

bandwidth dapat bekerja optimal.

Berikut ini adalah proses konfigurasi queue tree (proses pembuatan coding nya

di terminal) :

1. Konfigurasi mangle untuk client 1

2. Konfigurasi queue tree untuk client 1

Page 18: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

3. Konfigurasi mangle untuk client 2

4. Konfigurasi queue tree untuk client 2

Page 19: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

5. Konfigurasi mangle untuk client 3

6. Konfigurasi queue tree untuk client 3

Page 20: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

List mangle

List queue tree

Page 21: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

E. Evaluasi

1. Apa yang dimaksud Bandwidth didalam jaringan komputer? Jelaskan pula

apa yang dimaksud dengan Downlink dan Uplink!

Pengertian Bandwidth Adalah Besaran Laju transfer Data dalam suatu

Jaringan, dalam arti yang lebih detail, Bandwidth bisa di katakan

sebagai luas-nya cakupan frekuensi yang digunakan oleh sinyal untuk

mengantarkan paket data dalam sebuah media transmisi jaringan.

frekuensi sinyal diukur dalam satuan Hertz. sinyal suara tipikal

mempunyai Bandwidth sekitar 3 kHz, analog TV broadcast (TV)

mempunyai Bandwidth sekitar 6 MHz.

Bandwindth adalah lebar kapasitas jalur data. Kemampuan maksimum

hardware untuk menyalurkan informasi dalam satuan bit untuk jalur

lebar digital, dan Hertz untuk jalur lebar analog. Istilah bandwidth juga

dapat diartikan sebagai lebar frekuensi antara batas teratas dan terbawah

dari sebuah frekuensi gelombang transmisi. Dalam internet, banwidth

biasanya dihitung berdasarkan jumlah Bit data yang diangkut dalam

satu detik ( bits per second )

Bandwidth adalah luas atau lebar cakupan frekuensi yang digunakan

oleh sinyal dalam medium transmisi. Dalam kerangka ini, bandwidth

dapat diartikan sebagai perbedaan antara komponen sinyal frekuensi

tinggi dan sinyal frekuensi rendah. Frekuensi sinyal diukur dalam

satuan Hertz. Sinyal suara tipikal mempunyai bandwidth sekitar 3 kHz,

analog TV broadcast (TV) mempunyai bandwidth sekitar 6 MHz.

Di dalam jaringan komputer, bandwidth sering digunakan sebagai suatu

sinonim untuk data transfer rate yaitu jumlah data yang dapat dibawa

dari sebuah titik ke titik lain dalam jangka waktu tertentu (pada

umumnya dalam detik). Jenis bandwidth ini biasanya diukur dalam bps

(bits per second). Adakalanya juga dinyatakan dalam Bps (bytes per

second). Suatu modem yang bekerja pada 57,600 bps mempunyai

bandwidth dua kali lebih besar dari modem yang bekerja pada 28,800

bps. Secara umum, koneksi dengan bandwidth yang besar/tinggi

Page 22: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

memungkinkan pengiriman informasi yang besar seperti pengiriman

gambar/images dalam video presentation.

Uplink adalah peristiwa transmisi (pengiriman) data melalui frekuensi

radio ke suatu satellite dari stasiun bumi.

Downlink dapat diartikan sebagai saluran untuk mengirim data keluar

(ke suatu server di internet). Pada satelit adalah peristiwa pengiriman

data dari satelit ke stasiun yang ada di bumi (VSAT).

Pada komunikasi VSAT ada yang disebut up link dan down link. Up

link adalah sinyal radio frequency (RF) yang dipancarkan dari stasiun

bumi ke satelit . Down link adalah sinyal radio frequency (RF) yang

dipancarkan dari satelit ke stasiun bumi.

2. Jelaskan perbedaan prinsip kerja limit bandwidth dengan menggunakan

metode Queue Simple dan Queue Tree!

Queue Simple = melimit bandwith per IP

Queue Tree = melimit bandwidth lebih dari 1 IP (melimit keseluruhan).

Baik Queue Simple maupun Queue Tree, keduanya sama-sama menerapkan

sistem antrian yang didasarkan pada konsep HTB (Hierarchical Token

Bucket). Jadi sebenarnya sulit bagi kita menemukan perbedaan diantara

keduanya secara sekilas. Perlu analisa yang lebih mendalam karena sebagian

besar parameter Queue Simple - yang juga merupakan properti HTB - dapat

digunakan atau diterapkan pada Queue Tree begitu juga sebaliknya.

Terlebih lagi pada versi 6, dengan alasan penyempurnaan telah dihilangkan

dan ditambahkan beberapa fitur pada Queue Simple dan Queue Tree maka

jadilah semakin sulit kita menemukan perbedaan yang sangat signifikan

diantara keduanya.

Page 23: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Mungkin satu-satunya perbedaan yang bisa kita lihat langsung yaitu hanya

dari sisi cara pakai atau penggunaannya saja. Dimana Queue Simple secara

khusus memang dirancang untuk kemudahan konfigurasi sementara Queue

Tree dirancang untuk melaksanakan tugas antrian yang lebih kompleks dan

butuh pemahaman yang baik tentang aliran trafik.

Analisa satu persatu fitur bandwidth manajemen kemudian mengkonfigurasi

fitur tersebut ke dalam Mikrotik RouterOS setelah itu dilakukan pengukuran

beberapa parameter. Parameter-parameter yang diukur diantaranya:

1. Througphut, yaitu bandwidth aktual yang terukur pada suatu ukuran

waktu tertentu dalam mentransmisikan data.

2. Delay atau Latency atau Round Trip Time Delay, yaitu waktu yang

dibutuhkan untuk sebuah paket yang dikirimkan dari satu komputer ke

komputer yang dituju.

3. Jitter atau variasi delay, yaitu selisih antar delay yang satu dengan

delay berikutnya.

4. Packet Loss, yaitu persentase paket yang hilang selama proses transmisi.

Berikut beberapa perbedaan dan persamaan Queue Simple dan Queue Tree :

Queue Simple

Memiliki aturan urutan yang sangat ketat, antrian diproses mulai dari

yang paling atas sampai yang paling bawah.

Mengatur aliran paket secara bidirectional (dua arah).

Mampu membatasi trafik berdasarkan alamat IP.

Satu antrian mampu membatasi trafik dua arah sekaligus

(upload/download).

Jika menggunakan Queue Simple dan Queue Tree secara bersama-

sama, Queue Simple akan diproses lebih dulu dibandingkan Queue

Tree.

Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth

secara adil dan merata.

Bisa menerapkan antrian yang ditandai melalui paket di /firewall

mangle.

Mampu membagi bandwidth secara fixed.

Page 24: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Sesuai namanya, pengaturannya sangat sederhana dan cenderung statis,

sangat cocok untuk admin yang tidak mau ribet dengan traffic control di

/firewall mangle.

Queue Tree

Tidak memiliki urutan, setiap antrian akan diproses secara bersama-

sama.

Mengatur aliran paket secara directional (satu arah)

Membutuhkan pengaturan /firewall mangle untuk membatasi trafik per

IP.

Membutuhkan pengaturan /firewall mangle terlebih dahulu untuk

membedakan trafik download dan upload.

Dinomorduakan setelah Queue Simple.

Mendukung penggunaan PCQ sehingga mampu membagi bandwidth

secara adil dan merata.

Pengaturan antrian murni melalui paket yang ditandai di /firewall

mangle.

Mampu membagi bandwidth secara fixed.

Lebih fleksibel dan butuh pemahaman yang baik di /firewall mangle

khususnya tentang traffic control.

3. Disaat praktikum, konfigurasi limit bandwidth Queue Simple dan Queue

Tree dilakukan melalui modus Command Line. Tugas anda adalah membuat

secara proses konfigurasi melalui modus grafis pada Aplikasi Winbox.

Jelaskan tahap demi tahap!

Pada Router Mikrotik sendiri sudah tersedia fitur yang bisa membatasi

(limit) bandwidth yaitu Queue. Ada dua macam Queue pada Mikrotik :

1. Queue Simple : merupakan cara termudah untuk melakukan

management bandwidth yang diterapkan pada jaringan skala kecil

sampai menengah untuk mengatur pemakaian bandwidth upload dan

download tiap user.

Page 25: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

2. Queue Tree : mirip seperti queue simple tapi lebih rumit, yaitu dapat

melakukan pembatasan bandwidth berdasarkan group bahkan secara

hierarki. Kita harus mengaktifkan fitur Mangle pada Firewall jika ingin

menggunakan Queue Tree.

Queue Simple

Silakan buka Winbox nya dan pilih menu Queues, maka akan muncul

tampilan berikut :

Sebelum kita mulai membatasi Bandwidth internet dengan mikrotik,

pastikan dulu berapa Bandwidth Internet yang anda dapat dari ISP yang

anda pakai. Sehingga nantinya nilai Bandwidth yang dilimit tidak melebihi

alokasi Bandwidth dari ISP. Misalnya bandwidth dari ISP sebesar 1 Mbps,

maka limit bandwidth nya diset lebih kecil atau sama dengan 1 Mbps.

Untuk menambahkan Simple Queue baru klik tombol +, maka akan muncul

tempilan seperti berikut :

Page 26: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Yang akan kita konfigurasi pada tab general ini adalah :

Nama : misalnya MikrotikIndo

Target Address : adalah IP address yang didapat secara otomatis pada

masing-masing PC client setelah penkonfigurasian DHCP server/ IP address

yang akan kita limit bandwidth nya.

Max limit : berapa maximal limit yang akan kita berikan untuk PC client

nya misalnya 64k dan 128k. Setelah selesai klik apply dan OK.

Ada beberapa tab di jendela Simple Queue tersebut, namun kita hanya akan

menggunakan tab General dan Advanced saja.

Tab General

Pada tab General ada beberapa pilihan yang dapat diseting. Yang perlu kita

perhatikan dengan seksama yaitu pilihan Target Address dan Max Limit.

Page 27: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Target Address

Anda dapat mengisis Target Address dengan IP address tertentu yang ingin

anda batasi Bandwidth nya, misal 192.168.100.0/24. Dari gambar di atas

bisa dilihat untuk Target Address kosong, ini berarti konfigurasi limit

Bandwidth ini berlaku untuk semua alamat IP.

Max Limit

Max Limit adalah alokasi bandwidth maksimal yang bisa didapatkan user,

dan biasanya akan didapatkan user jika ada alokasi bandwidth yang tidak

digunakan lagi oleh user lain. Jangan lupa centang Target Upload dan

Target Download untuk mengaktifkan fitur ini, pilih besar Bandwidth yang

ingin dilimit pada Max Limit. Misalnya upload : 256kbps download :

1Mbps.

Besar limit Bandwidth untuk upload lebih rendah daripada download nya

karena memang user biasanya lebih banyak melakukan download

(browsing, download musik, file, dll) daripada upload. Anda dapat memilih

sesuai keinginan.

Anda juga dapat menentukan waktu kapan dan berapa lama Simple Queue

ini akan mulai berjalan dengan memilih opsi Time.

Tab Advanced

Page 28: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Pada tab Advanced hal yang perlu diperhatikan pada opsi Interface dan

Limit At.

Interface

Pilih interface mana yang ingin dibatasi bandwidth nya, misalnya interface

Wlan1 untuk membatasi koneksi internet via wireless. Jika ingin membatasi

bandwidth di semua Interface pilih all.

Limit At

Limit At adalah alokasi bandwidth terendah yang bisa didapatkan oleh user

jika traffic jaringan sangat sibuk. Seburuk apapun keadaan jaringan, user

tidak akan mendapat alokasi bandwidth dibawah nilai Limit At ini. Jadi

Limit At ini adalah nilai bandwidth terendah yang akan didapatkan oleh

user. Nilai nya terserah anda mau diisi berapa. Misalnya diisi upload

128kbps download : 512kbps.

Page 29: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Nah, dari konfigurasi tersebut, maka hasilnya jika semua user sedang

memakai koneksi internet dan kondisi jaringan sibuk maka tiap user akan

mendapatkan bandwidth sebesar 128kbps/512kbps. Jika satu atau beberapa

user tidak sedang menggunakan koneksi maka alokasi bandwidth akan

diberikan ke user yang sedang terkoneksi. Dan jika hanya satu user yang

menggunakan koneksi maka user itu akan mendapatkan alokasi bandwidth

maksimal 256kbps/1Mbps.

Klik ok untuk menambahkan Simple Queue tersebut, sehingga akan muncul

di queue list.

Queue Tree

Membatasi penggunaan bandwidth untuk masing-masing Client tidak ada

satupun Client yang akan memonopoli penggunaan bandwidth. Kita akan

menggunakan metode “Queue Tree” untuk membatasi penggunaan

bandwidth pada Client. Karena dengan metode Queue Tree kita akan lebih

leluasa dalam menerapkan aturan-aturan dalam pembatasan bandwidth,

tidak demikian jika kita menggunakan metode “Simple Queue”.

Langkah pertama kita harus membuat aturan di Firewall pada tabel

Page 30: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

MANGLE, untuk memberikan tanda “mark” pada paket-paket yang masuk

dan keluar dari Gateway MikroTik ke masing-masing Client.

Gambar sebelumnya merupakan langkah untuk membuat „Mark

Connection‟ atau penanda koneksi, langkah selajutnya masih merupakan

lanjutan dari langkah sebelumnya, namun kali ini kita akan membuat „Mark

Packet‟ atau penanda paket, silahkan ikuti langkah-langkah seperti pada

gambar. Langkah pertama diawali dengan meng-klik tanda „+‟ pada Tab

Mangle, seperti ditunjukkan pada langkah ke-4 pada gambar sebelumnya.

Page 31: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Ulangi langkah pembuatan „Mark Connection‟ dan „Mark Packet‟ untuk

Client-02 dan Client-03, yang berbeda hanya pada bagian : Src. Address,

New Connection Mark dan New Packet Mark yang nantinya disesuaikan

dengan Client-02 dan Client-03. Hasil akhirnya seperti pada gambar di

bawah :

Konfigurasi „Queue Tree‟, untuk besar bandwidth download dan upload

untuk masing-masing Client silahkan lihat kembali gambar topologi

jaringan. Pengaturan bandwidth download untuk Client-01

Page 32: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Lakukan langkah yang sama untuk mengatur bandwidth download dan

upload untuk Client-02 dan Client-03. Bagian yang berbeda hanya pada :

Name, Packet Mark, Limit at dan Max Limit. Tampilan akhir pengaturan

bandwidth untuk masing-masing Client akan terlihat seperti pada gambar

berikut :

Page 33: laporan 10 (Manajemen Bandwidth)

Gambar di atas juga nantinya akan dimanfaatkan untuk memantau

penggunaan bandwidth Download dan Upload pada masing-masing Client.

F. Kesimpulan

Manfaat dan tujuan manajemen bandwidth dengan mikrotik, dilihat dari

pengertian tentang Router Mikrotik adalah salah satu vendor baik hardware dan

software yang menyediakan fasilitas untuk membuat router. Salah satunya

adalah Router Mikrotik, ini adalah Operating system yang khusus digunakan

untuk membuat sebuah router dengan cara menginstallnya ke komputer. Fasilitas

atau tools yang disediakan dalam Router Mikrotik sangat lengkap untuk

membangun sebuah router yang handal dan stabil.

Manfaat yang dari majemen bandwith dalah :

1. Semua komputer dapat menggunakan internet dengan lancar dan stabil

walaupun semua unit komputer menggunakan internet dalam waktu yang

bersamaan.

2. Semua bagian unit komputer mendapatkan bandwidth sesuai dengan

kebutuhan koneksi internet.

3. Memaksimalkan Bandwidth di semua unit komputer.

4. Membantu admin dalam mengontrol bandwidth.