peranan guru prndidikan jasmani dalam meningkatkan proses belajar siswa sekolah dasar
Post on 28-Oct-2015
328 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PERANAN GURU PRNDIDIKAN JASMANI DALAM MENINGKATKAN PROSES BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR.
Sugeng Purwanto*
Abstrak : Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan guru pendidikan jasmani dam meningkatkan proses belajar siswa Sekolah Dasar. Peranan Guru Pendidikan Jasmani dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menerima ilmu yang diberi oleh guru demi meningkatkan proses belajar siswa di sekolah. Oleh karena itu guru adalah bagian yang penting dan penuh tanggung jawab terhadap kemajuan anak didik atau siswa.
Kata-kata kunci : Guru Pendidikan Jasmani, Proses Belajar.
PENDAHULUAN
Disadari sepenuhnya bahwa untuk mengejar keterbelakangan serta
memerangi kemiskinan dan kebodohan masyarakat, bangsa dan negara dewasa
ini,maka perlu ditingkatkan berbagai upaya dalam menanggulangi hal tersebut.
Dalam mencapai tujuan membangun bangsa untuk mewujudkan masyarakat yang
adil dan sejahtera, perlu adanya dedikasi dan kerja keras dari berbagai pihak.
Pembinaan dan pengembangan anak, remaja dan pemuda diupayakan
melalui pembangunan di berbagai bidang yang didukung oleh iklim yang kondusif
agar terwujudnya masyarakat belajar. Pembinaan dan pengembangan anak dan
remaja harus dimulai sedini mungkin dan perlu ditekankan pada kedudukan dan
fungsi mereka sebagai penerus cita-cita perjuangan. Pembinaan dan
pengembangan pemuda di arahkan pada upaya persiapan generasi muda menjadi
kader bangsa yang tangguh dan ulet dalam menghadapi tantangan pembangunan
serta bertanggung jawab terhadap masa depan kehidupan bangsa dan negara.
Pendidikan perlu dikembangkan dan dimantapkan dengan melengkapi
berbagai ketentuan serta mengutamakan pemerataan dan peningkatan kualitas
pendidikan dasar, perluasan dan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan serta
pelaksanaan wajib belajar sembilan tahun. Upaya itu perlu didukung oleh
peningkatan sumber daya pendidika secara bertahap,disertai keterpaduan dan
* Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd adalah Dosen Tetap di UNY Yogjakarta.
1
efisiensi pelaksanaannya sehingga mampu memenuhi tuntutan dan kebutuhan
pembangunan.
Pendidikan jasmani tidak kalah pentingnya dalam rangka pembangunan.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral daripendidikan nasional dengan
melibatkan komponen kondisi fisik. Menurut Harsono (1978 :2)
bahwa :”Pendidikan jasmani adalah suatu aspek penting untuk mencapai tujuan
pendidikan atau suatu pendidikan melalui aktivitas-aktivitas jasmani”.
Karena dengan fungsi seorang guru pendidikan jasmani maka lembaga
pendidikan yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan administrasi sekolah dan
merupakan pusat budaya ilmu, perlu meningkatkan mutu pendidikan jasmani.
Dikatakan di atas bahwa pendidikan jasmani adalah suatu aspek penting untuk
mencapai tujuan pendidikan atau suatu pendidikan melalui aktivitas-aktivitas
jasmani,maka secara tidak langsung peningkatan jasmani yang baik
mempengaruhi prestasi dalam segala bidang kerja. Aspek ini bertitik tolak dari
didikan dan bimbingan guru yang menjadi sumber ilmu untuk mendidik generasi
muda sebagai penerus pembangunan bangsa. Selain itu proses belajar siswa dapat
ditingkatkan sekiranya seorang guru pendidikan jasmani itu berkriteria
professional dalam menjalankan tugasnya.
Begitu juga halnya dengan guru yang mengajar di sekolah dasar, yang
mana menjadi teladan kepada siswa agar bias mandiri, dengan kata lain tugas atau
peranan guru itu sangat dominan dalam pembentukan kepribadian siswa. Seperti
yang dikatakan Winarno Surachmad (1987 :20) bahwa : Tugas dan peran guru
pendidikan jasmani di sekolah diperiodisasikan kepada tiga hal yakni: 1) Masa
pendidikan persiapan, 2) Masa pendidikan yang sebenarnya, 3) Masa pendidikan
pembentukan diri sendiri.
Periodisasi pendidikan yang berlaku ini berarti masa pendidikan yang
dialami oleh anak sesuai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohaniah anak. Dengan adanya periodisasi pendidikan, maka khususnya guru
pendidikan jasmani dan mengantisipasi waktu yang ada untuk membentuk
kepribadian siswa. Interaksi siswa dengan guru pendidikan jasmani adalah suatu
interaksi in put dimana guru pendidikan jasmani adalah yang paling dekat dengan
2
siswa dibandingkan dengan guru-guru mata pelajaran lainnya. Interaksi guru
dengan siswa bukan hanya sebagani suatu penguasaan bahan ajar, tetapi banyak
hal yang harus diperhatikan. Seperti yang dikemukakan oleh Ibrahim dan Nana
Syaodih (1991 :23) bahwa : “Interaksi guru dengan siswa bukan hanya dalam
penguasaan bahan ajar, tetapi dalam penerimaan nilai-nilai, pengembangan sikap
serta dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa. Dengan
demikian peranan guru bukan hanya sebagai pengajar atau pelatih, tetapi juga
sebagai pendidik dan pembimbing.
Sampai saat ini kenyataan menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar
di Sekolah Dasar, mengalami kendala, baik secara interen maupun eksteren.
Contoh secara interen, seperti masalah disiplin siswa yang tidak bisa ditangani
guru secara efektif juga masih banyak guru yang kurang menguasai materi
pelajaran sehingga mutu yang diharapkan tidak memadai. Sedangkan masalah
eksteren adalah kekurangan tenaga guru yang mengajar di sekolah sehingga
sekolah yang kekurangan tenaga guru itu mengambil guru honor yang tentunya
harus digaji oleh sekolah bersangkutan. Adapun kendala-kendala tersebut sangat
mempengaruhi kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Adapun tujuan pendidikan jasmani yang harus diperhatikan oleh guru
setelah siswa selesai sekolah dasar adalah harus memiliki : “1) Kemampuan
membedakan yang benar dan yang salah, 2) Kemampuan berbagi pengalaman dan
mengutamakan kepentingan orang lain, 3) Kemampuan membangun persahabatan
dan persaudaraan, 4) Rasa ingin tahu dalam berbagai hal, 5) Kemampuan berpikir
dan mengekspresikan diri, 6) Rasa kebanggaan terhadap hasil kerjanya, serta 7)
Kebiasaan hidup sehat”.
Khsus menyangkut guru yang belum menguasai materi pelajaran serta
peranan dan tugasnya sebagai seorang pendidik dalam meningkatkan proses
belajar siswa, perlu dibekali dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
memadai sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai. Untuk membekali guru
dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan perlu ditempuh dengan strategi yang
tepat dalam meningkatkan mutu guru secara khusus dan peningkatan mutu
pendidikan secara menyeluruh.
3
Santoso Hamidjojo(1979 :12) mengatakan bahwa : “Peningkatan mutu
pendidikan, harus dinilai dari titik pangkal strategi yaitu pendidikan tenaga
pengajar yang harus diselesaikan menurut kemampuan bakat dan dedikasinya,
agar mereka dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan terpendam pada
anak didik. Peningkatan mutu pendidikan di sekolah harus dimulai atau dibarengi
dengan peningkatan mutu pendidikan tenaga pengajar.”
Pengertian strategi itu sendiri menurut Sugiyanto (1993 :31) adalah : daya
upaya dan siasat yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mencapai
suatu tertentu. Dengan demikian usaha dalam meningkatkan mutu guru dalam
proses belajar siswa khususnya guru pendidikan jasmani, perlu menggunakan
strategi yang tepat. Hal ini sangat penting sebagai bekal kepada seorang guru
pendidikan jasmani untuk mengatur strategi dalam meningkatkan proses belajar
siswa.
KAJIAN TEORI
A. Fungsi Guru Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar
Fungsi guru pendidikan jasmani adalah sangat penting dalam organisasi
keguruan. Ini terlihat dengan kegiatan yang dilakukan oleh guru demi
meningkatkan kualitas proses belajar siswa khususnya mata pelajaran pendidikan
jasmani di sekolah. Guru sama halnya dengan orang dewasa lainnya, mempunyai
tanggung jawab mendewasakan anak didik. Untuk mencapai hasil yang
diharapkan maka fungsi guru adalah sangat penting dan menentukan keberhasilan
proses belajar siswa di sekolah.
Melalui fungsi guru anak didik dapat dikembangkan, dibina menjadi
manusia yang berkepribadian. Dalam hal ini setiap anak didik tidak dapat
berkembang secara maksimal dan sempurna tanpa pertolongan dari pihak lain.
Fungsi dan peranan guru adalah sangat penting, oleh karena itu melalui fungsi dan
peranan guru inilah berhasilnya pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Dengan melihat fungsi guru yang sangat menentukan tercapainya tujuan
pendidikan terutama proses belajar siswa, maka guru pendidikan jasmani perlu
4
memiliki kemampuan dan strategi mengajar yang memadai. Seperti apa yang
dikatakan oleh Santoso Hamidjojo (1979 :12) bahwa : “Peningkatan mutu
pendidikan di sekolah harus dimulai atau dibarengi dengan peningkatan mutu
tenaga pengajar pendidikan.” Hal ini penting karena peranan dan fungsi guru
pendidikan jasmani dalam meningkatkan proses belajar siswa adalah sebagai
berikut : 1) Fungsi Instruksional, 2) Fungsi educational, 3) Fungsi managerial.
Penjelasan dari tiga fungsi tersebut adalah sebagai berikut :
Fungsi Instruksional
Fungsi instruksional adalah mengajar (to teach) dalam arti mempersiapkan
bahan-bahan pelajaran yang akan diajarkan, menyajikan kepada murid-muridnya,
memberikan tugas-tugasnya, ulangan kepada mereka dan mengoreksi atau
menilainya.
Fungsi Educational
Selain mengajar, guru-guru hendaknya juga membimbing murid-muridnya
menjadi manusia yang bertanggung jawab dan warga Negara yang pancasilais
sejati serta bertaqwa kepada Tuhan
Fungsi Managerial
Dalam masalah pembangunan diharapkan dari guru untuk melaksanakan
fungsi managerial yaitu kepemimpinan yang sesuai dengan irama pembangunan
dan falsafah hidup bangsa.
Guru dikatakan sebagai orang tua di sekolah merupakan suatu samaran
yang efektif. Ini karena di sekolah guru adalah pengganti orang tua, jadi yang
mengetahui secara dekat dengan anak-anak didik disamping memberikan
pelajaran-pelajaran yang membina. Hal ini seperti dikatakan oleh Winarno
Surachmad (1987 :65) bahwa : “Orang tua adalah pendidik utama bagi anak dan
guru juga berfungsi sebagai pendidik yang bertugas membantu orang tua
memberikan pengetahuan yang diperlukan anak bagi perkembangan menjadi
manusia dewasa kelak.” Melalui mata pelajaran yang diajarkan sekolah (guru)
berusaha menambah dan mengembangkan pengetahuan anak yang kelak akan
terlihat pada perubahan tingkah lakunya.
5
Predikat guru melekat pada orang dewasa yang bertugas rutin
menyampaikan pengetahuan dan keterampilan intelektual maupun motorik kepada
anak didik yang umumnya berusia lebih muda yang disebut murid. Guru
seringkali menjadi anutan bagi muridnya baik secara formal di sekolah maupun
informal di luar sekolah.
Sebagai konsekuensi dari predikat yang ada itu, maka segala tindakan,
ucapan dan perbuatannya pun dituntut sebagai tindakan, ucapan dan perbuatan
seseorang guru pada saat bertugas formal di sekolah. Peran guru bukan hanya
menyampaikan bahan pelajaran agar dapat diterima dan diinternalisasikan oleh
anak didik tetapi juga mempunyai peran-peran serta fungsi lain yang bersifat
majemuk. Sekali waktu juga harus membimbing anak belajar, sesekali harus
memberikan teladan dan bahkan memimpin murid manakala diperlukan dan
mungkin masih banyak lagi peran-pean lainnya.
B. Tugas Guru Pendidikan Jasmani
Guru adalah sumber inspirasi yang menjadi penggerak kepada siswa
menjadi mandiri dan professional dalam melakukan semua aktivitas yang
berlandaskan pada pemikiran rasional. Guru diibaratkan sebagai jembatan ilmu,
karena gurulah manusia mendapat ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi
kepribadian serta pembangunan bangsa.
Di sekolah, tugas guru pendidikan jasmani bukan hanya mendidik dan
mengajar murid-murid tetapi mempunyai tugas lainnya yangs sangat berarti bagi
peningkatan prestasi belajar siswa. Seprti yang dikatakan Nadisah (1992 :17)
bahwa : “Guru pendidikan jasmani selain mempunyai tugas utama mendidik dan
mengajar pendidikan jasmani, ia dibebani juga dengan tugas mendidik dan
mengajarkan pendidikan kesehatan. Oleh karena itu ia pun dituntut mengetahui
dan memahami serta mampu melaksanakan beban tugas yang kedua ini”.
Selain itu guru juga adalah teladan kepada murid dengan sikap-sikap yang
positif dan mempunyai pengetahuan, keterampilan, kebenaran, kejujuran dan
sifat-sifat yang baik dan terpuji. Karena itulah guru harus bisa memenuhi sifat
mental, minat dan kebutuhan setiap muridnya agar bisa memberikan bimbingan
6
dan pelajaran sebaik-baiknya dan seefektif mungkin yang sesuai terhadap
individual setiap anak.
Tugas guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan tugasnya, harus juga
memperhatikan kurikulum yang berlaku di sekolah agar proses pembelajaran
siswa dapat dilakukan dengan professional dan mengikuti ketentuan-ketentuan
yang etrdapat dalam kurikulum tersebut. Dalam memberikan keputusan atau
penilaian, guru harus objektif seperti yang dikatakan oleh Rochmah Bakti
(1992 :2) bahwa : “Dalam dunia pendidikan, terselenggaranya pendidikan yang
bermutu sangat tergantung kepada guru yang bermutu juga. Guru bermutu adalah
guru yang memiliki syarat-syarat kepribadian dan kemampuan teknis keguruan”.
Oleh karena itu guru pendidikan jasmani tidak boleh memaksakan
kegiatan pembelajaran mengikuti kemauannya tetapi berlandaskan kepada aturan
yang memang ditentukan oleh sekolah berdasarkan kepada kurikulum yang ada.
Dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru pendidikan
jasmani seperti ini, sudah tentu tingkat pencapaian siswa akan meningkat. Di era
globalisasi masa kini sudah tentu tugas seorang guru itu akan bertambah rumit
namun begitu dengan adanya kemajuan teknologi sudah tentu guru dapat
menjalankan tugas dengan baik.
Selain itu tugas guru dikategorikan dalam tiga fase yang dikemukakan
oleh Yanuar Kiram (1992 :98) yaitu : 1) Fase belajar tingkat pertama, 2) Fase
belajar tingkat kedua, 3) Fase belajar tingkat ketiga. Adapun fase tersebut meliputi
:
Fase Belajar Tingkat Pertama
Guru mempunyai tugas yang berat yaitu untuk memperkenalkan kepada
peserta didik sesuatu hal yang baru dan berusaha untuk mengendalikan proses
pembelajaran sehingga peserta didik dapat menguasai hal-hal baru tersebut dalam
batas-batas tertentu.
Fase Belajar Tingkat Kedua
Guru memiliki tugas untuk menambah dan memperhalus keterampilan
motorik peserta didik. Fase ini merupakan perantara atau transisi yang
7
menentukan apakah seseorang dapat dilanjutkan pemberiannya untuk mencapai
suatu prestasi tinggi.
Fase Belajar Tingkat Ketiga
Guru memiliki tugas untuk menstabilkan kemamuan-kemampuan motorik
yang didapat oleh peserta didik serta mengembangkan kemampuan-kemampuan
tersebut dalam berbagai situasi dan keadaan yang sebagaimana telah
dikemukakan.
Dengan adanya perbedaan tugas seorang guru pendidikan jasmani di
sekolah seperti yang diungkapkan tadi, maka seorang guru pendidikan jasmani
seharusnya mampu menyesuaikan diri dengan setiap tugas yang seharusnya
dilaksanakan berdasarkan fase-fase yang ada.
Keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya tergantung pada kemauan,
ketekunan dan usaha yang bersangkutan untuk menguasai berbagai kompetensi
yang diperlukan dalam tugasnya secara ideal. Seorang guru mempunyai tugas
ganda yaitu sebagai pendidik dan sebagai pengajar. Sebagai pendidik tugasnya
menyangkut pada pembinaan pribadi, pengembangan sikap moral yang
dikehendaki oleh masyarakat. Sebagai pengajar guru mempunyai tugas untuk
mengembangkan pengetahuan serta berbagai keterampilan yang diperlukan bagi
setiap orang adar dapat bekerja, berpikir, bertindak, berkomunikasi serta
melakukan aktivitas sehari-hari. Agar tugas guru berjalan dengan baik, maka
perlu dikembangkan potensi pribadi sehingga menjadi matang dan mampu
berpikir secara rasional dan memiliki kompetensi personal.
Kompetensi guru juga harus dititik beratkan dalam pelaksanaan tugasnya
dengan baik. Sebab itu kompetensi guru harus diimplikasikan sebagai satu objek
dominant dan dinamik yang menunjang dalam tugasnya sebagai guru dalam
pendidikan. Adapun kompetensi guru ini dibagi atas tiga yakni kompetense
personal, kompetensi sosial dan kompetensi professional.
Kompetensi personal yang mana kemampuan yang ada pada diri guru dan
yang dapat mengembangkan kondisi belajar sehingga hasil belajar dapat dicapai
dengan lebih efektif. Kompetensi sosial adalah kemampuan guru yang
realisasinya memberi manfaat bagi pemenuhan yang perlukan oleh masyarakat.
8
Dalam hal ini terdapat kesesuaian antara kompetensi yang dimiliki sorang guru
dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, Karena sifatnya social, guru berhak
menggunakan kompetensinya tersebut sebagai pengabdian terhadap masyarakat.
Kompetensi lainnya yang tidak kalah pentingnya adalah kompetensi
professional. Kompetensi ini dasarnya adalah kemampuan yang dimiliki seorang
guru sebagai pengajar yang baik, sebab itu sebagai seorang pengajar, guru harus
memiliki kemampuan dasar tentang materi atau bahan pelajaran yang diajarkan.
Dalam dunia pendidikan dikenal 10 kompetensi guru yang menjadi
landasan seorang guru dalam melaksanakan tugasnya, seperti dikemukakan oleh
Sardiman (2000 :161) yaitu :
1. Menguasai Landasan-Landasan Pendidikan
Dengan menguasai landasan-landasan pendidikan diharapkan guru
memiliki wawasan teoritis tentang tugasnya, sehingga dapat menyelenggarakan
pendidikan sesuai dengan tuntutan perkembangan siswa dalam membina dan
mengembangkan pribadi dan keterampilannya.
2. Menguasai Bahan Ajar
Menguasai bahan pelajaran, berarti memungkinkan guru dapat menyajikan
bahan pelajaran sebaik-baiknya sehingga siswa dapat menerima dan
mengelolanya secara mantap sebagai bekal pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan.
3. Kemampuan Mengelola Kelas
Kemampuan mengelola kelas memungkinkan guru menumbuhkan dan
mengembangkan suasana kelas yang dapat mendorong siswa mengikuti proses
belajar-mengajar dengan penuh minat
4. Kemampuan Mengelola Program Belajar Menggajar
Kemampuan mengelola program belajar mengajar, memungkinkan guru
merencanakan dan menyelenggarakan pengajaran dengan baik sehingga dapat
diikuti oleh siswa dengan mudah dan efektif.
9
5. Kemampuan Mengelola Interaksi Belajar Mengajar
Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar memungkinkan guru
mengatur kegiatan siswa dalam belajar, sehingga siswa mencapai hasil belajar
yang optimal.
6. Kemampuan Menggunakan Media/Sumber Belajar
Kemampuan menggunakan media/sumber belajar memungkinkan guru
memilih berbagai media dan sumber yang tepat sehingga siswa memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya dari media dan sumber belajar tersebut demi
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
7. Menilai Hasil Belajar (Prestasi) Siswa
Kemampuan menilai hasil belajar siswa memungkinkan guru menilai
dengan tepat kemajuan belajar siswa sebagai bahan umpan balik bagi penunjang
perkembangan siswa lebih lanjut
8. Memahami Prinsip-Prinsip Dan Hasil-Hasil Penelitian Untuk Keperluan
Pengajaran
Memahami prinsip-prinsip dan hasil-gasil penelitian memungkinkan guru
secara terus-menerus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bidang
keahliannya, sehingga pendidikan yang diterima oleh siswa merupakan suatu yang
hidup dan selalu diperbaharui
9. Mengenal Fungsi Dan Program Bimbingan Dan Penyuluhan (Konseling)
Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan, memungkinkan guru
mengetahui arah perkembangan kepribadian siswa secara lebih mendalam,
mengetahui hal-hal yang mungkin menimbulkan masalah-masalah bagi siswa,
dapat dikenali atau dapat dicegah secara dini.
10
10. Mengenal Dan Menyelenggarakan Administrasi Pendidikan
Mengenal dan menyelenggarakan administrasi pendidikan memungkinkan
berbagai catatan, informasi dan data tentang siswa (khususnya perkembangan,
kegiatan dan kemajuan siswa), terkumpulkan, terorganisasikan dengan baik
sehingga semua informasi itu dipakai secara segera dan tepat untuk kepentingan
pengambilan keputusan dalam langkah-langkah pembinaan dan pengembangan
siswa selanjutnya.
C. Kriteria Seorang Guru Pendidikan Jasmani Dalam Meningkatkan Proses
Belajar Siswa.
Kriteria seorang guru juga dinilai sebagai suatu aspek penting dalam dunia
pendidikan. Tanpa mempunyai kriteria guru yang baik sudah tentu tujuan
pendidikan tidak mungkin akan tercapai terutama dalam meningkatkan poses
belajar siswa di sekolah. Apalagi di era globalisasi, kriteria seorang guru sangatlah
penting dalam membina pengetahuan dan kepribadian siswa. Untuk
merealisasikan tingkat penguasaan siswa atau anak didik di sekolah juga
dipengaruhi oleh kriteria seorang guru. Apalagi seorang guru pendidikan jasmani
yang sering turun lapangan untuk memberikan praktek kepada anak-anak. Ini
sudah tentu mempengaruhi psikomotor siswa dalam proses belajar dan
pembelajaran.
Kriteria seorang guru ini, wajar digunakan sebagai pedoman kepada siswa
sejauh mana seorang guru pendidikan jasmani itu bisa menekuni ilmu yang
professional. Sebagai seorang guru seharusnya mempunyai kriteria yang realistik
sebagai berikut :
1. Berpendidikan Profesional
a) Ada lapangan kerja keguruan yang merupakan suatu lapangan kerja yang
memerlukan perencanaan yang mantap, suatu manajemen yang
memperhitungkan komponen-komponen sistemnya yakni in put, proses,
out put dan pemakai.
11
b) Lapangan kerja ini memerlukan dukungan ilmu atau teori yang akan
memberi konsepsi teoritis ilmu kependidikan dengan cabang-cabangnya.
c) Lapangan kerja ini memerlukan waktu pendidikan dan latihan yang lama,
berupa pendidikan dasar dan taraf sarjana ditambah dengan pendidikan
professional.
2. Mengakui dan sadar akan profesinya. Jadi memiliki sikap dan mampu
mengembangkan profesinya dan tidak bermaksud untuk menjadikannya
sebagai batu loncatan untuk memasuki profesi lain.
3. Menajdi anggota organisasi profesionalnya yang mendapat pengakuan
pemerintah atau masyarakat. Jadi terdapat suatu organisasi professional yang
beranggotakan orang-orang yang profesional, contohnya: Pendidikan Guru
Republik Indonesia
4. Mengakui dan melaksanakan kode etika professional yang tampak pada usaha
untuk mengembangkan profesi dan ilmu pengembangan diri serta mengakui
dan menghormati norma-norma masyarakat.
5. Pengembangan diri dan profesi ini bukan karena tekanan dari luar maupun
karena profesi itu, melainkan timbul dari dalam diri yang ebrsangkutan.
6. Mengikuti dan berpartisipasi dengan memanfaatkan alat komunikasi dengan
antara anggotanya maupun dengan lembaga di luar organisasi profesionalnya.
Alat komunikasi itu antara lain berbentuk publikasi ilmiah, pertemuan ilmiah
dan sebagainya
7. Dapat bekerja sama dengan anggota maupun organisasi professional lain baik
sebagai individu maupun di dalam rangka organisasi.
Dengan kriteria yang positif seorang guru maka tugas fungsi dan peranan
tersebut membolehkan siswa dapat menerima ilmu yang diberi oleh guru demi
meningkatkan proses belajar siswa pendidikan jasmani di sekolah. Oleh karena itu
guru adalah bagian yang penting dan penuh tanggung jawab terhadap kemajuan
anak didik atau siswa.
KESIMPULAN
12
Dari pembahasan yang telah dikemukakan terdahulu, maka kesimpulan
dalam penulisan ini dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Guru berperan sebagai pemimpin, pengajar yang berfungsi meningkatkan
proses belajar siswa.
2. Guru berupaya mentransfer pengalaman-pengalaman belajar berupa
pengetahuan dan keterampilan kepada siswa agar menjadi cerdas dan terampil
3. Guru pendidikan jasmani mempunyai tugas mendidik dan mengajar
pendidikan kesehatan, selain itu guru sebagai telada kepada murid-murid dan
mempunyai sikap yang positif juga mempunyai pengetahuan, keterampilan,
kejujuran dan sifat terpuji serta memperhatikan kurikulum sekolah
SARAN
Dari kesimpulan di atas, maka penulis mengemukakan saran-saran sebagai
berikut :
1. Guru pendidikan jasmani selaku pengajar hendaknya dapat menunjukkan
kemampuan semaksimal mungkin dalam menerapkan pengetahuan khususnya
pendidikan jasmani baik secara teori maupun praktek. Bila perlu dapat
menyalurkan bakat yang dimiliki oleh tiap-tiap siswa lewat cabang olahraga
yang diminati untuk berprestasi
2. Guru seharusnya mempunyai kriteria yang sesuai dengan bidang keguruan
sebagai landasan dalam meningkatkan proses belajar siswa.
3. Menciptakan kerjasama antar sekolah dan orang tua untuk mengusahakan
pengadaan alat-alat olahraga untuk menunjang pelaksanaan pengajaran
pendidikan jasmani di sekolah agar proses pembelajaran berjalan semaksimal
mungkin
DAFTAR RUJUKAN
Bakti Rochmah, Pedoman Pelaksanaan Program Lapangan. Depdikbud Dirjend P2LPTK, 1992.
13
Hamidjojo Santoso, Pembangunan Pendidikan Dasar Dan Menengah Di Indonesia. Dirjend Dikdasmen Depdikbud, Jakarta, 1979
Harsono., Sarana Pendidikan Jasmani. Sekolah Tinggi Olahraga,Bandung 1978Ibrahim dan Nana Syaodih., Perencanaan Pengajaran. Depdikbud, Jakarta, 1991Kiram Yanuar, Belajar Motorik , Dirjend Depdikbud, Jakarta, 1992,Nadisah, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Depdikbud
Dirjend P2LPTK, Bandung, 1992.Panitia Seminar PON XV Tahun 2000. Reposisi Dan Reaktualisasi Sistem Keolahragaan
Menuju Indonesia Baru., Batu, Malang, 2000Sardiman A.M, Interaksi Dan Motivasi Belajar-Mengajar. Raja Grafindo, Jakarta 2000 Sugiyanto., Belajar Gerak. Pusat Pendidikan Dan Penataran KONI Pusat Jakarta, 1993Winarno Surachmad., Ilmu Keguruan Dasar-Dasar Pendidikan. Depdikbud, Jakarta
1987.
14
top related