peran dinas perpustakaan dan kearsipan daerah …
Post on 05-Apr-2022
11 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PERAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN DAERAH
DALAM MENUMBUHKAN BUDAYA LITERASI
MASYARAKAT KABUPATEN TEBO
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Ilmu Perpustakaan pada
Fakultas Adab dan Humaniora
Oleh
MUSSURYANI
NIM. IPT. 150452
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UIN SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO
29. ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu
penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-
ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai fikiran.46
46 Departemen Agama RI, As-Syifa Al-Quran dan Terjemahannya, (Mekar: Surabaya, 2004).
Hal 651
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’Aalamin
Kupersembahkan karya ini, untuk seorang wanita yang selalu berjuang untukku,
untuk adik-adikku. Beliau yang tak pernah mengenal lelah
meski didalam hatinya beliau sangat kelelahan karena harus berjuang untuk
kebahagiaan dan kesuksesan anak-anaknya.
Ibuku Lisni
Dia adalah wanita surga yang dikirim untukku dan adik-adiku.
Terimakasih untuk segala perjuangan dan pengorbananmu
Ibuku Lisni
cahaya hidupku, yang senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia
mendampingi, saat kulemah tak berdaya
Ibuku Lisni
Ucapan kata terimakasih tak pernah cukup untukku ucapkan padamu.
Semoga Allah senantiasa selalu melindungimu.
anak-anakmu akan selalu berusaha untuk
memberi kebahagiaanmu
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan nikmat yang tiada
hentinya kepada penulis. Sholawat serta salam selalu tetap tercurahkan
kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-
sahabatnya, tabi’-tabi’in, ulama mutaqhoddimin, wal ulama mutaakhirin min
yaumil hadza ila yaumiddin.
Syukur Alhamdulillah, dengan izin dan bimbingan-nya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul” Peran Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Tebo”
Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini
tidak lepas dari bantuan dan partisipasi berbagai pihak yang telah banyak
membantu penulis dalam melakukan penyusunan skripsi ini.
1. Bapak Muhammad Rum, S.Ag.,SS.,M.Si selaku pembimbing I dan Bapak
Syamsuddin, S.Ag.,S.IPI.,M.M Selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran,
kecermatan dan ketelitian sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik.
2. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA selaku Rektor Universitas Islam Negri
Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Prof. Dr. Maisah, M.Pd.I selaku Dekan, Bapak Dr. Alfian, S.Pd, M.Ed
selaku Wakil Dekan 1, Bapak Dr. H. Muhammad Fadhil, M. Ag selaku
Wakil Dekan II, dan Ibu Dr. Raudhoh., S.Ag, SS selaku Wakil Dekan III
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Saifuddin Jambi.
Bapak Muhammad Rum, S.Ag.,SS.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan, dan ibu Masyrisal Miliani, SS, M.Hum Selaku sekretaris
jurusan ilmu perpustakaan.
4. Kepada seluruh Bapak Dosen, Ibu Dosen, dan Staf Administrasi di
Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negri Sultan Thaha
Saifuddin Jambi yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
viii
5. Bapak Drs. H. Alwis, M.Si selaku Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tebo.
6. Bapak, ibu dan seluruh pemustaka di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo.
7. M. Aidil Putra, Ria Safitri. Terimakasih untuk kebaikan kalian.
8. Untuk sahabat-sahabatku angkatan 2015 perpustakaan terkhusus untuk
semua angkatan 2015 IPT B.
Akhirnya penulis berharap dan menyerahkan semua kepada Allah
SWT, semoga amal baik yang mereka berikan akan bernilai ibadah dan
mendapat pahala di sisi Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat menjadi
manfaat dalam memperkaya khasanah pemikiran, serta ilmu pengetahuan
dalam mengembangkan wawasan berpikir kita semua khususnya bagi
pengembangan ilmu perpustakaan.
Penulis
ix
ABSTRACT
Mussuryani. 2019. The role of the department of library and regional archives in
fostering cultural literacy society district of Tebo. The department of library
science faculty of adab and humanities. supervisor 1: Muhammad Rum,
S.Ag.,SS.,M.Si. and supervisor II : Syamsuddin, S.Ag.,S.IPI.,MM.
This study aims to determine the role of the department of library and regional
archives Tebo in fostering literacy community of regional of Tebo. As for the
problem studied is: what is the role of the department of library and regional
archives in fostering cultural literacy society district of Tebo? What are the
constraints faced by the department of library and regional archives in fostering
cultural literacy society district of Tebo? What efforts can be done to overcome
the contraints faced by the department of library and regional archives Tebo. This
research uses qualitative descriptive approach. Data collection using observation
techniques, interviews, and documentation. While the data analysis technique
used is data reduction and presentation of data. Then to find out the validity of the
data, the done with technique of triangulation of data. Based on the results of the
findings in the field, the role of the department of library and regional archives
tebo in fostering cultural literacy of the community tebo among others: carry out
an annual race, held a mobile library, do a library visit day and the moon likes to
read. The factors of constraints faced by the department of library and regional
archives Tebo, among others: the issue of funding, technological advances,
demographic conditions of the region, a collection of books, there has been no
cooperation between the office of library and regional archives Tebo and
community. Effort that can be done to overcome the constraints faced by the
department of library and regional archives Tebo, among others: allocation of
funds the library, counseling and seminars about the importance of literacy,
attitudes and habits of the community itself. The condition of literacy of the
community tebo is still classed low, society is still preoccupied with the activities
of each, so that the problem of knowledge and literacy has not been a top priority
for the community.
Keywords: the role of the library and literacy
x
ABSTRAK
Mussuryani. 2019. peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah dalam
Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Kabupaten Tebo. Jurusan Ilmu
Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora. Pembimbing 1 : Muhammad Rum,
S.Ag.,SS.,M.Si. dan Pembimbing II : Syamsuddin, S.Ag,S.IPI., M.M
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat kabupaten
Tebo. Adapun permasalahan yang diteliti adalah: apa peran Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat kabupaten
Tebo? Apa kendala yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat kabupaten Tebo? Apa upaya
yamg dapat dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo? Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif deskriptif. Pengumpulan data mengunakan teknik observasi,
wawancara, serta dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan
adalah reduksi data dan penyajian data. Kemudian untuk mengetahui keabsahan
data, maka dilakukan dengan teknik trianggulasi data. Berdasarkan hasil temuan
dilapangan, peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat kabupaten Tebo antara lain:
melaksanakan lomba tahunan, mengadakan mobil perpustakaan keliling,
melakukan hari kunjung perpustakaan dan bulan gemar membaca. Faktor kendala
yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo antara lain:
masalah pendanaan, kemajuan teknologi, kondisi demografi wilayah, koleksi
buku, belum ada kerjasama antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tebo dan Masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi kendala
yang dihadapi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo antara lain: alokasi
dana perpustakaan, penyuluhan dan seminar tentang pentingnya literasi, sikap dan
kebiasaan masyarakat itu sendiri. Kondisi literasi masyarakat Tebo masih
digolongkan rendah, masyarakat masih disibukkan dengan kegiatan masing-
masing, sehingga masalah pengetahuan dan literasi belumlah menjadi prioritas
utama bagi masyarakat.
Kata kunci: Peran, Perpustakaan dan literasi
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
NOTA DINAS ........................................................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ORISINILITAS ........................................................ iv
MOTTO .................................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Batasan Masalah....................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Konsep Budaya dan Literasi ............................................... 7
B. Ciri-Ciri Masyarakat yang Memiliki Literasi ....................................... 11
C. Pentingnya Literasi dalam Kehidupan .................................................. 14
D. Tujuan Literasi dalam Kehidupan Masyarakat ..................................... 16
E. Peran Perpustakaan Daerah ................................................................... 16
F. Ciri-Ciri Perpustakaan dan Kearsipan Daerah ...................................... 19
G. Tugas dan Fungsi Perpustakaan Kearsipan Daerah .............................. 19
H. Peran DPAD dalam menumbuhkan Budaya Literasi ............................ 22
xii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.......................................................... 25
B. Lokasi Penelitian ................................................................................. 25
C. Jenis dan Sumber Data ........................................................................ 26
D. Subjek Penelitian ................................................................................. 27
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 28
F. Teknik Analisa Data ............................................................................ 30
G. Trianggulasi......................................................................................... 31
H. Studi Relevan ...................................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum....................................................................................... 35
1. Sejarah Singkat Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo .. 35
2. Letak Geografis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo . 35
3. Kondisi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo ............... 36
4. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo...... 36
5. Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tebo.................................................................................................. 36
6. Tujuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo ................ 38
7. Struktur Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tebo.................................................................................................. 39
8. Data Umum Organisasi .................................................................... 40
9. Sarana dan Prasarana........................................................................ 41
10. Jenis dan Koleksi Perpustakaan ....................................................... 42
B. Temuan Khusus ...................................................................................... 43
1. Peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah dalam menumbu
hkan budaya literasi masyarakat Tebo ............................................. 43
2. Kendala Perpustakaan dan Kearsipan Daerah dalam menumbuhka
n Budaya literasi masyarakat Tebo .................................................. 49
3. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala yang dihadapi
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo ........................... 55
C. Kondisi Budaya Literasi Masyarakat Ttebo ........................................... 58
xiii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................ 60
B. Saran ....................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Studi Relevan ....................................................................................... 33
Tabel 4.1 Gedung Dinas Perpusakaan dan Kearsipan Daerah Tebo ..................... 41
Tabel 4.2 Alat Transportasi ................................................................................... 41
Tabel 4.3 Peralatan Kantor .................................................................................... 42
Tabel 4.2 Koleksi Buku......................................................................................... 42
Tabel 4.5 Demografi Wilayah Kabupaten Tebo ................................................... 52
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Struktur organisasi............................................................................. 39
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejak awal sebuah perpustakaan didirikan, apapun jenisnya telah
disebutkan bahwa perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu
mengumpulkan semua sumber informasi dalam berbagai bentuk yakni
tertulis (printed matter), terekam (recorded matter) atau dalam bentuk
yang lain. Kemudian semua informasi tersebut diproses, dikemas, dan
disusun untuk disajikan kepada masyarakat yang menjadi target dan
sasaran akan menggunakan perpustakaan. Oleh karena itu
penyelenggaraan perpustakaan tentu mempunyai maksud dan tujuan
tertentu yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan maksud dan tujuan
tersebut keberadaan perpustakaan didalam masyarakat merupakan hal
yang sangat dibutuhkan, yang mana perpustakaan dipergunakan untuk
membantu memenuhi kebutuhan dan kehidupan sehari-hari dalam bidang
informasi.
Perpustakaan berperan dalam mencari / menelusur, membina dan
mengembangkan serta menyalurkan hobi / kegemaran, minat, dan bakat
yang dimiliki oleh masyarakat melalui berbagai kegiatan yang dapat
diselenggarakan oleh perpustakaan. Kegiatan-kegiatan dimaksud antara
lain melalui penelusuran bakat, minat, dan kemampuan yang dilakukan
dengan mengadakan berbagai lomba, seperti melukis, baca puisi,
mengarang, kuis dan lain-lain sehingga para peserta dapat menyalurkan,
mengimplementasikan dan mengembangkan bakat dan kreativitasnya
dengan baik yang kelak dapat dijadikan salah satu pegangan dalam
kehidupannya.47
Perpustakaan daerah merupakan perpustakaan umum yang menjadi
lembaga pendidikan bagi masyarakat umum dengan menyediakan berbagai
informasi, ilmu pengetahuan bagi seluruh lapisan masyarakat.
47 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (Jakarta: Sagung Seto, 2006). Hal 70
2
Perpustakaan umum sering diibaratkan sebagai universitas rakyat atau
universitas masyarakat karena posisi perpustakaan umum dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa sangat strategis. Sebab fungsinya
melayani semua lapisan masyarakat dalam rangka memperoleh dan
meningkatkan berbagai ilmu pengetahuan. Perpustakaan umum merupakan
lembaga pendidikan yang dinyatakan sangat demokratis karena
menyediakan sumber berlajar sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dan
melayaninya tanpa membedakan suku bangsa, agama yang dianut, jenis
kelamin, latar belakang dan tingkat sosial, umur dan pendidikan serta
perbedaan lainnya. Pendek kata perpustakaan umum memberikan layanan
kepada semua orang, anak-anak, remaja, dewasa, pelajar, mahasiswa,
pegawai, ibu rumah tangga, para usia lanjut, laki-laki maupun perempuan.
Tujuan perpustakaan umum adalah memberikan kesempatan
kepada warga masyarakat untuk dapat menggunakan bahan pustaka dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan kesejahteraan.
Perpustakaan juga menyediakan informasi yang murah, mudah, cepat dan
tepat yang berguna bagi masyarakat dalam kehidupannya sehari-hari. Dan
dapat membantu dalam pengembangan dan pemberdayaan komunitas
melalui penyediaan bahan pustaka dan informasi.48
Ketika sebuah perpustakaan dapat berperan aktif. Masyarakat yang
awalnya tidak tahu apa-apa mengenai ilmu pengetahuan, akan menjadi
lebih tahu dan paham terkait informasi yang lebih luas lagi. Peran
perpustakaan merupakan bagian penting yang harus dijalankan dalam
sebuah perpustakaan. Karena peranan tersebut ikut menentukan dan
mempengaruhi tercapainya suatu misi dan visi perpustakaan.
Budaya adalah pikiran atau akal budi yang tercermin di dalam pola
pikir sikap, ucapan dan tindakan seseorang didalam hidupnya. Budaya
diawali dari sesuatu yang sering atau biasa dilakukan sehingga akhirnya
menjadi suatu kebiasaan atau budaya.49
48
Hermawan, rachman. Perpustakaan umum: jakarta, sagung seto. Hal 56
49
Sutarno NS, Penelitian Pemanfaatan Perpustakaan Umum (Jakarta: PUJP, 2001).
3
Jika seseorang telah melakukan suatu kebiasaan atau budaya
membaca dalam dirinya itu dapat dilihat dari tindakan atau perbuatannya
untuk membaca yang dia lakukan secara teratur dan berkelanjutan.
Seseorang yang mempunyai budaya baca adalah orang yang telah terbiasa
dan berproses dalam mengunakan sebagian waktunya untuk membaca.
Faktor yang menjadi pendorong atas bangkitnya minat baca dalam diri
seseorang ialah ketertarikan, kegemaran dan hobi membaca. Tumbuhnya
kebiasaan membaca karena kemauan dan kemampuannya dalam
membaca.
Defenisi budaya itulah maka akan mengembangkan suatu literasi,
istilah literasi dalam bahasa latin disebut sebagai literatus yang artinya
adalah orang yang belajar. Literasi merupakan kemampuan menulis dan
membaca, pengetahuan atau keterampilan dalam bidang atau aktivitas
tertentu. Kemampuan individu dalam mengolah informasi dan
pengetahuan untuk kecakapan hidup.50
Masyarakat adalah komponen yang tidak bisa lepas dari literasi.
Dengan masyarakat maka gerakan literasi dapat berjalan dengan baik.
Peran perpustakaan serta masyarakat akan meningkatkan semangat literasi
mulai dari tingkatan terendah sampai dengan tingkatan tertinggi.
Masyarakat yang gemar membaca dan menulis akan mensukseskan
gerakan literasi nasional.
Literasi adalah suatu kebutuhan yang sudah tidak bisa lagi
dipungkiri. Dengan literasi maka negara kita akan dapat menjadi negara
yang bersaing dalam perkembangan teknologi dunia. Mempelajari serta
memahami semua ilmu pengetahuan berdasarkan tulisan yang dibuat oleh
para ahli dibidangnya, tinggal kita yang harus dapat memanfaatkan dengan
baik dan memberikan yang terbaik untuk negara indonesia ini.
Dari pengertian tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa literasi
merupakan kemampuan dasar dalam berbahasa yakni menyimak,
50 Menurut KBBI
4
berbicara, membaca, memahami serta menulis, sehingga dengan demikian
menuju pintu pengembangan makna literasi selanjutnya.
Salah satu sarana terpenting untuk menciptakan budaya literasi
adalah buku. Oleh karena ilmu pengetahuan dan perkembangannya
semakin banyak disebar melalui buku, maka dari itu perpustakaan harus
bisa menciptakan masyarakat yang literasi, yaitu masyarakat yang
mempunyai hobi atau kegemaran untuk membaca serta mampu memahami
isi bacaan dari buku tersebut. Masyarakat yang gemar membaca dapat kita
lihat dari kesehariannya. Setiap waktu, tempat dan kesempatan pasti akan
kita lihat orang yang sedang membaca. Apapun yang dibacanya akan
meningkatkan kemampuan berfikirnya dan juga kemampuan lain sesuai
dengan apa yang dibacanya. Namun disini hal tersebut tidak akan terjadi
apabila kinerja sebuah pepustakaan belum baik karena baik tidak nya
perpustakaan itu tergantung bagaimana peran dan kinerjanya sebuah
perpustakaan. Apakah perpustakaan itu loyal dalam pencapaian visi
misinya, dan sebagainya, sehingga perpustakaan itu benar-benar menjadi
pusat informasi. Karena peran, kinerja atau performa akan menentukan
citra perpustakaan di mata masyarakat.
Berdasarkan observasi awal yang telah penulis lakukan di lapangan
bahwa keberadaan dinas perpustakaan dan kearsipan daerah Tebo sudah
terlihat strategis karena terletak di pusat kota, dengan gedung perpustakaan
yang tidak terlalu besar bila dilihat dari struktur bangunannya. Namun
fasilitas yang dimiliki didalam perpustakaan cukup mewakili. Fasilitas
tersebut meliputi ruang perpustakaan yang sudah menggunakan AC, kipas
angin, kursi, meja dan tempat belajar serta satu ruangan khusus untuk
tempat membaca anak-anak TK yang dihias sedemikian rupa sehingga
diharapkan dapat memikat pengunjung untuk berkunjung keperpustakaan
dan fasilitas wifi yang yang bisa digunakan. Namun Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo masih terlihat sepi pengunjung yang datang ke
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo untuk mengakses dan
memanfaatkan informasi yang ada di perpustakaan. Dengan kata lain,
5
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo mungkin tidak berhasil
menarik perhatian warga masyarakat Tebo untuk mengunjunginya.
Keadaan ini diperkirakan disebabkan oleh koleksi yang ada
diperpustakaan yang tidak up to date atau koleksi yang ada di
perpustakaan tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga
menyebabkan perpustakaan menjadi tempat yang tidak menarik untuk
dikunjungi. Dilihat dari rendahnya pengunjung yang datang ke
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Tebo penulis tertarik
untuk menjadikannya sebagai topik penelitian dengan judul “Peran Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Dalam Menumbuhkan Budaya
Literasi Masyarakat Kabupaten Tebo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas yaitu :
1. Bagaimana Peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo ?
2. Apa kendala-kendala yang dihadapi di Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi
masyarakat Tebo ?
3. Apa upaya-upaya dalam mengatasi kendala-kendala yang dihadapi di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo untuk menumbuhkan
budaya literasi masyarakat Tebo ?
C. Batasan Masalah
Penelitian ini akan membahas tentang peran Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Tebo terkait budaya literasi masyarakat Tebo
dengan menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi, peneliti membuat batasan masalah yang
diperlukan agar pembahasan tidak meluas baik itu dari segi biaya ataupun
waktu penelitian yang terbatas. Jadi peneliti memfokuskan penelitian ini
pada dua wilayah tertentu seperti Tebo Tengah dan Tebo Ulu. Berdasarkan
6
batasan masalah yang dibuat peneliti diatas adalah mempunyai tujuan agar
penelitian ini tidak terlalu luas.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat
Tebo.
b. Untuk mengetahui kendala yang di hadapi di Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi
masyarakat Tebo.
c. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi
masyarakat Tebo.
2. Kegunaan Penelitian
a. Bagi pihak-pihak yang terkait yaitu pengurus Dinas Perpustakaan
dan Kearsipan Daerah Tebo. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai
acuan dan masukan mengingat betapa pentingnya literasi untuk
menumbuhkan kemampuan seseorang dalam memahami sebuah
informasi.
b. Pembaca. Sebagai pemahaman bagi pembaca bahwa literasi
informasi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadi acuan penulisan untuk penelitian selanjutnya.
c. Untuk memenuhi salah satu syarat meraih gelar strata satu (S1)
pada jurusan ilmu perpustakaan, Adab dan Humaniora Islam UIN
STS Jambi
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Konsep Budaya dan Literasi
1. Budaya
Budaya berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayaah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan
sebagai budi atau akal manusia atau sesuatu yang sudah menjadi
kebiasaan dan sudah sukar untuk diubah.51
Menurut Koentjaraningrat budaya berasal dari bahasa latin colere
yang berarti mengolah, mengerjakan terutama mengolah tanah atau
hutan, yang dalam bahasa ingris disebut culture. Perhatian masyarakat
akademik terhadap budaya berasal dari studi antropologi sosial pada
akhir abad ke-19 melakukan studi terhadap masyarakat “primitif”,
seperti Eskime, Afrika, dan Penduduk Asli Amerika. Studi ini
mengungkapkan bahwa cara hidup angota-angota masyarakat ini tidak
hanya berbeda dengan cara hidup masyarakat maju teknologi di Eropa
dan Amerika Utara, tetapi juga diantara masing-masing masyarakat
“primitif” tersebut.52
Budaya merupakan suatu kebiasaan yang telah dilakukan secara
teratur, apabila kebudayaan telah dilakukan sejak usia dini seperti
mengenalkan berbagai bentuk huruf dan tanda yang kemudian
diketahuinya mempunyai makna. Maka itu akan semakin
menumbuhkan rasa ingin tahunya dan itu semua haruslah tersedia
bahan bacaan yang menarik, baik untuk dibacakan kepada anak atau
dibacanya sendiri. Sebagai titik awal dalam menumbuhkan budaya
baca pada anak tersebut. Bangkitnya budaya minat baca juga terdorong
oleh sejauh mana perkenalan dengan berbagai bahan bacaan dalam
bentuk buku, apalagi jika dilihat sekarang telah banyak buku-buku
anak yang dijual, bahkan didalam perpustakaan juga terdapat tempat
51 Menurut KBBI
52
Wiji suwarno, ilmu perpustakaan & kode etik pustakawan (yogyakarta: Ar-Ruzz Media,
2010). Hal 127
8
membaca untuk anak-anak dan telah direnovasi khusus untuk anak-
anak sehingga para orang tua bisa mengajak anak-anaknya untuk
berkunjung dan membudayakan anak-anak terhadap perpustakaan
sejak usia dini.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terdorongnya budaya
baca masyarakat:
a. Rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan
dan informasi.
b. Keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya
bahan bacaan yang menarik, berkualitas, dan beragam.
c. Keadaan lingkungan sosial yang lebih kondusif, maksunya adanya
iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk
membaca.
d. Rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual dan up
to date.
e. Berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani.53
Faktor tersebut dapat terpelihara melalui sikap-sikap, bahwa
dalam diri tertanam komitmen membaca memperoleh keuntungan ilmu
pengetahuan, wawasan / pengalaman dan kearifan, terwujudnya
kondisi yang mendukung melakukan budaya baca, adanya tantangan
dan motivasi untuk membaca serta tersedianya waktu untuk membaca,
baik itu di rumah, perpustakaan ataupun ditempat lainnya yang
membolehkan untuk membaca.
2. Literasi
Kamus kepustakawanan Indonesia karangan Bapak Lasa Hs
Literasi informasi adalah kesadaran akan kebutuhan informasi
seseorang, mengidentifikasi, pengaksesan secara efektif dan efesien,
53
Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, Bulletin Pusat Perbukuan Vol, 5, 2001
9
mengevaluasi, mengabungkan dan mengkomunikasikan informasi
tersebut.54
Literasi membaca dalam PIRLS 2006 diidentifikasikan sebagai
“the ability to understand and use those written language foems
required by society and / or valued by the individual. Young reader
cancoustruct meaming from a variety of texts. They read to learn, to
participate in communites of readers in school and everyday life, and
for enjoyment. Literasi dipahami sebagai “seperangkat kemampuan
mengolah informasi, jauh di atas kemampuan, menguasai dan
memahami bahan bacaan sekolah”.55
Literasi sebagai jantungnya kemampuan untuk berhasil belajar.
Jadi meskipun latar belakang siswa berbeda-beda pemerintah harus
sanggup mengupayakan agar mereka semua mendapatkan tingkat
literasi yang memadai untuk menghadapi tantangan mendatang.
Istilah literasi pada umunya mengacu pada kemampuan atau
keterampilan membaca dan menulis. Artinya seseorang yang literat
adalah orang yang telah menguasai kemampuan membaca dan menulis
dalam bahasa, namun demikian pada umunya penguasaan keterampilan
membaca seseorang itu lebih baik dari pada kemampuan menulisnya,
bahkan kemampuan atau keterampilan berbahasa lainnya yang
mendahului kedua keterampilan tersebut, dari sudut kemudahannya
dan penguasaannya adalah kemampuan menyimak dan berbicara.56
Kemampuan dalam membaca dan menulis adalah suatu proses
kebiasaan dalam berfikir yang diikuti oleh suatu proses membaca dan
menulis, sehingga apa yang dilakukan itu mampu menghasilkan
sebuah karya baru. Tidak hanya itu istilah literasi sendiri juga
mencakup melek visual yang artinya memiliki kemampuan untuk
54 Lasa HS, 2009, Kamus Kepustakawanan Indonesia, Yogyakarta: Pustaka
Book Publisher. Hal 190
55
Arini Pakistianingsih, Surabaya sebagai kota literasi (Surabaya, pelita hati).
Hal 14-16
56 Lizamudin ma’mur, membangun budaya literasi (jakarta: diadit media 2010).
Hal 111
10
mengenali dan memahami ide-ide yang disampaikan secara visual.
Visual merupakan media yang mencakup adegan, film, video dan juga
gambar. Pengertian tersebut didukung oleh Education Development
Center (EDC). Education Development Center menyatakan bahwa
kemampuan individu akan lebih baik jika mampu mengunakan
segenap potensi dan skill yang dimiliki dalam hidupnya.57
Budaya literasi harus mengutamakan suatu sikap dalam
membaca dan menulis sebagai terobosan baru dalam kebiasaan sehari-
hari. Memiliki kemampuan berliterasi hakikatnya merupakan hak
setiap individu untuk menjadi hak dasar dalam kegiatan belajar
sepanjang hayat. Kemampuan literasi dapat memperdayakan serta
meningkatkan kualitas individu, keluarga, dan masyarakat.
Kemampuan literasi dapat memberantas kemiskinan, mengurangi
angka kebodohan, menumbuhkan sebuah jaminan dalam
pengembangan berkelanjutan demi terwujudnya suatu perdamaian.
Jika budaya literasi dibangun dalam diri masing-masing individu,
maka masyarakat yang buta huruf dan tidak bisa menulis akan musnah,
karena melalui budaya membaca dan menulis itulah akan membuka
sebuah konsep tatanan baru dalam meningkatkan ide serta kreativitas
yang akan menciptakan sebuah gagasan baru untuk kemajuan kualitas
bangsa Indonesia.
Masyarakat yang sadar akan pentingnya literasi bisa bekerja
sama dengan perpustakaan setempat yang mana setiap perpustakaan
bisa lebih maksimal dalam melakukan tugas dan perannya dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat. Karena perpustakaan dan
masyarakat ingin maju dan berkembang, ingin menguasai lebih banyak
ilmu pengetahuan, mampu menjelajah dunia dan mampu menembus
waktu yag dapat dilakukan dengan cara membaca / belajar di
perpustakaan yang menyediakan berbagai informasi. Karena
perpustakaan didirikan dan diadakan untuk melayani masyarakat yang
57
Menurut Education Development Center (EDC)
11
membutuhkan. Untuk itu semestinya masyarakat dan perpustakaan
dapat terjalin hubungan dengan baik untuk perkembangan ilmu
pengetahuan yang mampu mencerahkan masa depan.
B. Ciri-Ciri Masyarakat yang Memiliki Literasi
Mereka yang memiliki keterampilan literasi informasi harus
memiliki kemampuan :
1. Mengidentifikasi subjek.
2. Mengeksplorasi sumber dan informasi yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Menyeleksi dan merekam informasi sesuai dengan topik.
4. Mengorganisasi, mengevaluasi, dan menyusun informasi menurut
susunan logis.
5. Menciptakan literasi dengan kata-kata sendiri.
6. Mempresentasikan dan menyebarkan informasi yang dihasilkan.
7. Menerapkan pengalaman, teori, ciptaan yang diperoleh untuk kegiatan
mendatang.58
Ada beberapa langkah dalam memperoleh kemampuan literasi
informasi seperti berikut :
1. Merumuskan kebutuhan informasi.
Merumuskan kebutuhan informasi merupakan tahap awal
dalam melakukan penelusuran informasi. Kegunaan dari identifikasi
informasi adalah seseorang akan mengetahui apa kegunaan informasi
yang dicari, misalnya untuk pendidikan, kesehatan, dan hubungan
dengan masyarakat.
2. Mengalokasikan dan mengevaluasi kualitas informasi.
Mengalokasikan informasi dapat dilakukan dengan cara manual
ataupun membuatnya ke dalam database agar suatu saat diperlukan
bisa ditemu kembali. Kualitas dari informasi dapat dilihat dari
penggunaan informasi tersebut. Apabila kriteria informasi tersebut dan
58
Lasa HS, Manajemen perpustakaan. Hal 6
12
kredibilitas dari informasi tersebut. Serta kriteria informasi dipenuhi
oleh suatu informasi, kualitasnya semakin baik.
3. Menyimpan dan menemukan kembali informasi.
Seseorang harus mampu menyimpan informasi yang sudah
diperoleh agar suatu saat informasi tersebut mudah ditemukan kembali
ketikaakan digunakan. Penyimpanan dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem manual ataupun elektronik. Sistem manual dapat
dilakukan dengan menggunakan rak-rak perpustakaan, sedangkan
sistem elektronik dapat dilakukan dengan menggunakan komputer.
4. Menggunakan informasi secara efektif dan efisie.
Kemampuan ini digunakan agar seseorang mampu
menggunakan informasi yag diperoleh secara efektif dan efisien.
5. Mengkomunikasikan pengetahuan.
Kemampuan ini bertujuan untuk memampukan seseorang
dalam menciptakan pengetahuan baru dan menyebarkan atau
mengkomunikasikan kepada orang lain yang membutuhkan informasi
tersebut.59
Doyle juga menetapkan 10 sifat literasi informasi seseorang, yaitu
kemampuan untuk :
1. Mengetahui ketepatan dan kelengkapan informasi yang merupakan
dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat.
2. Mengetahui kebutuhan informasi.
3. Memformulasikan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kebutuhan
informasi.
4. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi yang potensial.
5. Mengembangkan strategi pencarian yang tepat.
6. Mengakses sumber-sumber informasi termasuk yang berbasis
komputer dan teknologi lainnya.
7. Mengevaluasi informasi.
59
Tri septiyantono, literasi informasi. Tangerang selatan: Universitas Terbuka,
2015. Hal 124
13
8. Mengorganisasi informasi untuk keperluan praktis.
9. Mengintegrasikan informasi yang baru dengan yang sudah ada
sebelumnya (pengetahuan lama).
10. Menggunakan informasi dengan pemikiran kritis untuk menyelesaikan
masalah.60
Seseorang yang memiliki kemampuan informasi memiliki
pemahaman terhadap hal berikut :
1. Kebutuhan informasi, kemampuan yang pertama ini adalah seseorang
dapat memahami bahwa dirinya membutuhkan informasi, dan
mengetahui bahwa informasi yang tersebar itu tersedia dalam berbagai
format (tercetak dan digital).
2. Sumber referensi yang tersedia, terdapat sumber informasi yang
beragam.
3. Bagaimana mendapatkan informasi, merupakan kemampuan untuk
mencari sumber referensi yang sesuai dan mengidentifikasikan secara
efektif sehingga informasi yang didapat benar-benar relevan dengan
kebutuhan.
4. Bagaimana mengevaluasi informasi hasil temuan, ini dapat diartikan
bahwa seseorang dapat mengevaluasi keaslian, keakuratan, dan
kekinian informasi yang telah ditemukannya.
5. Bagaimana mengolah informasi, menganalisis dan mengolah informasi
untuk menciptakan informasi yang akurat sehingga dapat
dikomunikasikan kepada orang lain dan juga dapat menciptakan suatu
pengetahuan dan pemahaman yang baru.
6. Penggunaan informasi secara bertanggung jawab dan etis, mengetahui
mengapa informasi harus digunakan secara bertanggung jawab dan
etis.
7. Bagaimana mengkomunikasikan informasi atau hasil temuan kepada
orang lain, setelah menemukan dan mengolah informasi, tahap
berikutnya adalah mengkomunikasikannya dengan orang lain.
60
Tri septiyantono, literasi informasi. Tanggerang selatan: Universitas Terbuka, 2015. Hal 10
14
8. Bagaimana menyimpan informasi, informasi yang telah selesai
digunakan atau dikomunikasikan kemudian disimpan. Sistem
penyimpanan yang efektif suatu saat informasi yang sama dibutuhkan
kembali dapat ditemukan secara mudah.61
C. Pentingnya Literasi dalam Kehidupan
Beberapa manfaat yang didapatkan dalam pentingnya literasi diera
globalisasi sekarang sehingga pintar saja tidak cukup, tetapi yang utama
adalah kemampuan dalam belajar secara terus-menerus. Menurut adam,
manfaat tersebut adalah :
1. Membantu mengambil keputusan. Literasi informasi sangat berperan
dalam membantu menyelesaikan suatu persoalan. Untuk mengambil
keputusan dalam menyelesaikan masalah, seseorang harus memiliki
informasi tentang keputusan yang akan diambil.
2. Menjadi manusia pembelajar diera informasi. Kemampuan literasi
informasi memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan
kemampuan seseorang menjadi manusia pembelajar. Semakin terampil
seseorang mencari, menemukan, mengevaluasi, dan menggunakan
informasi, semakin terbukalah kesempatan untuk selalu melakukan
pembelajaran secara mandiri.
3. Menciptakan pengetahuan baru. Seeorang dikatakan telah berhasil
dalam belajar apabila mampu menciptakan pengetahuan baru.
Seseorang dengan kemampuan literasi informasi akan memiliki
keterampilan memilih informasi mana yang benar dan mana yang salah
sehingga tidak mudah percaya dengan informasi yang diperoleh.62
Menurut hancock, manfaat dari pentingnya literasi sebagai berikut:
1. Untuk pelajar.
Peseta didik dan pengajaran dapat menguasai pelajaran dalam
proses belajar mengajar dan siswa tidak akan tergantung kepada guru
karena dapat belajar secara mandiri dengan kemampuan literasi
61
Tri septiyantono, literasi informasi. Tanggerang selatan: Universitas Terbuka, 2015. Hal 26
62
Tri septiyantono, literasi informasi. Tanggerang selatan: Universitas Terbuka, 2015. Hal 18
15
informasi yang dimiliki. Hal ini dapat dilihat dari penampilan dan
kegiatan mereka dilingkungan belajar. Peserta didik yang literat juga
akan berusaha belajar mengenai berbagai sumber daya informasi dan
cara penggunaan sumber-sumber informasi.
2. Untuk masyarakat.
Literasi informasi bagi masyarakat sangat diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari dan dalam lingkungan pekerjaan. Mereka
mengidentifikasi informasi yang paling berguna saat membuat
keputusan, misalnya saat mencari bisnis atau mengelola bisnis dan
berbagi informasi dengan orang lain.
3. Untuk pekerja.
Kemampuan dalam menghitung dan membaca belum cukup
dalam dunia pekerjaan karena dunia saat ini dipenuhi dengan informasi
sehingga pekerja harus mampu menyortir dan mengevaluasi informasi
yang diperoleh. Bagi pekerja, literasi akan mendukung pelaksanaan
pekerjaan serta memecahkan berbagai masalah terhadap pekerjaan
yang dihadapi dan dalam membuat kebijakan.63
Berdasarkan beberapa pendapat yang diuraikan diatas, dapat
diakatakan bahwa diera globalisasi seperti sekarang literasi merupakan hal
yang harus digerakkan dan dilaksanakan secara serius menjadi sebuah
program di perpustakaan karena dimulai dari kemampuan yang terdapat
pada tiap-tiap individu masyarakat. seperti seseorang yang mengikuti
dengan sunguh-sunguh budaya literasi akan memiliki kesenangan dan
kegemaran terhadap aktivitas baca-tulis. Agar bangsa ini tidak menjadi
bangsa yang latah, sering terjadi kesalahpahaman yang bisa membuat
masyarakat nya pro dan kontra. Tetapi menjadi bangsa yang penuh dengan
generasi intelektual, yang selalu menguji kebenaran dengan objektif
sehingga tidak menimbulkan perpecahan antar masyarakat sendiri. Dan
sikap kritis itu dapat diperoleh dengan menggiatkan budaya literasi.
63 Tri septiyantono, literasi informasi. Tanggerang selatan: Universitas Terbuka, 2015. Hal 19
16
Mereka bisa menyaring dan memahami setiap informasi yang beredar
dengan baik.
D. Tujuan Literasi dalam Kehidupan Masyarakat
UNESCO menyatakan bahwa literasi informasi memberikan
kemampuan seseorang untuk menafsirkan informasi sebagai pengguna
informasi dan menjadi penghasil informasi bagi dirinya sendiri. UNESCO
juga menyatakan bahwa tujuan literasi informasi sebagai berikut:
1. Memberikan keterampilan seseorang agar mampu mengakses dan
memperoleh informasi mengenai kesehatan, lingkungan, pendidikan,
pekerjaan mereka dan lain-lain.
2. Memandu mereka dalam membuat keputusan yang tepat mengenai
kehidupan mereka.
3. Lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan dan pendidikan mereka.64
Tujuan literasi informasi adalah untuk mempersiapkan individu
agar mampu melakukan pembelajaran seumur hidup, meningkatkan
kemampuan individu untuk mengevaluasi informasi ditengah ledakan
informasi serta meningkatkan kemampuan pengguna informasi yang lebih
efisien dan efektif yang relevan secara etis, legal, dan juga dapat
menghindari plagiat.
E. Pengertian Peran
Peran menurut soekanto adalah proses dinamis kedudukan (status).
Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara
kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu bergantung
dengan yang lain dan sebaliknya.65
Selanjutnya dikatakan bahwa dalam peranan terdapat dua macam
harapan yaitu: pertama, harapan-harapan dari masyarakat terhadap
64 Tri septiyantono, literasi informasi. Tanggerang selatan: Universitas Terbuka, 2015. Hal 7
65
Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar, edisi baru, rajawali pers, 2009. Hlm 213
17
pemegang peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua,
harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran terhadap masyarakat
atau terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam
menjalankan peranannya atau kewajiban-kewajibannya. Dalam pandangan
David Berry, peranan-peranan dapat dilihat sebagai bagian dari struktur
masyarakat sehingga struktur masyarakat dapat dilihat sebagai pola-pola
peranan yang saling berhubungan.66
Istilah peran disini adalah kedudukan, posisi dan tempat
perpustakaan beroperasional. Apakah penting, strategis, sangat
menentukan, berpengaruh atau hanya sebagai pelengkap saja. Jika
memperhatikan konsep dasarnya sebagai pusat informasi, tentu
perpustakaan mendapatkan peran yang cukup strategis ditengah-tengah
masyarakat.67
F. Peran Perpustakaan Daerah
Peran perpustakaan merupakan kedudukan, posisi dan bagaimana
perpustakaan itu memberikan pengrauh kemasyarakat yang berada di
lingkungan sekitar perpustakaan. Perpustakaan yang ada dan berkembang
sekarang telah dipergunakan sebagai salah satu pusat informasi, sumber
ilmu pengetahuan, penelitian, rekreasi, pelestarian khasanah budaya
bangsa, serta memberikan layananan jasa lainnya.
Peran yang dapat dijalan kan oleh perpustakaan antara lain sebagai:
1. Secara umum perpustakaan merupakan sumber informasi, pendidikan,
penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta
tempat rekreasi yang sehat, murah dan bermanfaat.
2. Perpustakaan merupakan media atau jembatan yang berfungsi
menghubungkan antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang
terkandung didalam koleksi perpustakaan dengan para pemakainya.
66 Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar, edisi baru, rajawali pers, 2009. Hlm 21
67 Wiji Suwarno, Perpustakaan dan Buku, yogyakarta, Ar-ruz Media, 2011. Hlm 20
18
3. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan
mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara
penyelenggara perpustakaan dengan masyarakat yang dilayani.
4. Perpustakaan dapat pula berperan sebagai lembaga untuk
mengembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan
membaca, dan budaya baca, melalui penyediaan berbagai bahan
bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Oleh
karena itu apabila tidak ada perpustakaan, atau perpustakaan yang
kurang berperan dengan baik, mungkin anggota masyarakat yang baru
belajar membaca, atau sedang membiasakan diri membaca, dan yang
membutuhkan sumber bacaan, dapat berkurang secara perlahan dan
hilang semangatnya.
5. Perpustakaan dapat berperan aktif sebagai fasilitator, mediator, dan
motivator bagi mereka yang ingin mencari, memanfaatkan, dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya.
6. Perpustakaan merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan
agen kebudayaan umat manusia. Sebab berbagai penemuan, sejarah,
pemikiran dan ilmu pengetahuan yang telah ditemukan pada masa lalu
yang direkam dalam bentuk tulisan atau bentuk tertentu disimpan
diperpustakaan.68
Peran perpustakaan bagi masyarakat sangat banyak seperti:
1. perpustakaan dapat membantu keberhasilan pelajar dalam
mengikuti pelajaran disekolah.
2. perpustakaan menyediakan bahan bacaan dasar bagi para pelajar.
3. perpustakaan membawa informasi dan pengetahuan baru kepada
masyarakat.
4. perpustakaan dapat berfungsi sebagai pelestari budaya, adat
istiadat, cerita dan musik rakyat.
5. Perpustakaan merupakan tempat yang tenang untuk belajar atau
mengadakan kursus keterampilan.
68
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: 2006. Hal 68-69
19
6. Perpustakaan dapat menjadi sumber hiburan.69
Perubahan selalu terjadi dari waktu kewaktu sesuai dengan
perubahan zaman, dan juga seiring dengan sifat manusia yang selalu
ingin tahu, eksploret, dan berbudaya. Sehingga apabila perpustakaan
dapat berperan dengan baik, secara tidak lansung dapat mengurangi
kenakalan masyarakat yang sering terjadi saat ini. Peranan
perpustakaan literasi diperpustakaan yang paling penting dari
perpustakaan adalah mendidik para pemakai menggunakan informasi
secara efektif, baik melalui media cetak maupun elektronik, mencari
atau menelusur, membina dan mengembangkan serta menyalurkan
hobi atau kegemaran, minat, dan bakat yang dimiliki oleh masyarakat
melalui berbagai kegiatan seperti melukis, membaca puisi, mengarang,
kuis dan lain-lain sehingga para peserta dapat menyalurkan,
mengimplementasikan dan mengembangkan bakat dan kreativitasnya
dengan baik sehingga kelak dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
hidupnya untuk lebih baik yang kelak dapat dijadikan salah satu
pegangan dalam kehidupannya yang dapat diselenggarakan oleh
perpustakaan.
G. Ciri-ciri Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
1. Umunya didukung oleh pajak.
2. Mereka diatur oleh sebuah badan untuk kepentingan melayani umum.
3. Terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.
4. Setiap anggota masyarakat dapat mengakses koleksi.70
H. Tugas dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah mempunyai tugas dan
fungsi sebagai berikut :
69 Hermawan, Rachman. Perpustakaan Umum, jakarta: sagung seto, 2006. Hal 65
70
Rubin, Richard E. foundations of library and information science. New york 2010.
20
1. Tugas
Tugas pokok perpustakaan adalah melayani dan memenuhi kebutuhan
masyarakat dibidang informasi dan ilmu pengetahuan. Pelayanan akan
berjalan dengan baik apabila perpustakaan dapat menghimpun,
mengolah, memelihara dan mendayagunakan koleksi bahan pustaka.
Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai dan petugas yang
mempunyai kemampuan, pengalaman dan keterampilan dalam
melayani masyarakat, pengguna jasa yang membutuhkan informasi
dan bahan pustaka.
Masyarakat pengguna tersebut adalah sesuai dengan jenis
perpustakaan, kebijakan penyelenggaraa, dan kelompok pemakai atau
pelanggannya. Tugas pokok itu dapat dijabarkan kedalam beberapa
rincian kegiatan yang akan dilaksanakan melalui fungsi-fungsi yang
lebih bersifat teknis.
Berdasarkan standar nasional perpustakaan umum kabupaten/kota
mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyediakan sarana pengembangan kebiasaan membaca sejak
usia dini.
b. Menyediakan sarana pendidikan seumur hidup.
c. Menunjang sistem pendidikan formal, non formal dan informal.
d. Menyediakan sarana pengembangan kreativitas diri anggota
masyarakat.
e. Menunjang terselenggaranya pusat budaya masyarakat setempat
sehingga aspirasi budaya lokal dapat terpelihara dan berkembang
dengan baik.
f. Mendayagunakan koleksi termasuk akses informasi koleksi
perpustakaan lain serta berbagai situs web.
g. Menyelenggarakan kerja sama dan membentuk jaringan informasi.
h. Menyediakan fasilitas belajar dan membaca.
i. Memfasilitasi pengembangan literasi informasi dan komputer.
21
j. Menyelenggarakan perluasan layanan perpustakaan proaktif antara
lain melalui perpustakaan keliling.
k. Melakukan pengembangan dan pembinaan perpustakaan
kecamatan dan perpustakaan desa/kelurahan diwilayah masing-
masing.
l. Mnghimpun dan melakukan pemutakhiran data perpustakaan
diwilayah dan menginformasikan ke sisitem data nasional
perpustakaan.71
2. Fungsi
Untuk melaksanakan tugas-tugas pokok diatas, perpustakaan
melaksanakan fungsi-fungsi antara lain sebagai berikut :
a. Memilih dan mengadakan bahan pustaka sebagai sumber informasi
yang relevan dengan tugas instansi yang bersangkutan, baik yang
berfungsi memperluas wawasan maupun untuk memperlancar dan
mempertinggi mutu pelaksanaan tugas.
b. Mengolah bahan pustaka dengan teknik-teknik yang lazim
digunakan di dunia perpustakaan, antara lain : klasifikasi,
katalogisasi, pembuatan indeks dan abstrak.
c. Memberikan layanan peminjaman bahan pustaka, layanan
informasi dan layanan referensi dalam kelancaran pelaksanaan
tugas instansi dan mempertinggi mutu hasil kerja.
d. Mengadakan kerja sama dengan instansi-instansi lain yang sejenis
dalam rangka meningkatkan mutu penyelenggaraan perpustakaan
dinas.
e. Penyediaan bahan pustaka yang diperkirakan diperlukan melalui
pembelian, langganan, tukar-menukar, penggadaan, penerbitan dan
lain-lain.72
Sedangkan menurut standar nasional perpustakaan umum
kabupaten/kota fungsi perpustakaan meliputi:
71 http://old.perpurnas.go.id/SNP-BID-PUPK.pdf. Diakses pada 24 april 2019, jam 14.35 wib
72 Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, (jakarta:2006). Hal . 5
22
a. Mengembangkan koleksi.
b. Menghimpun dan merawat muatan lokal.
c. Mengorganisasi materi perpustakaan.
d. Mendayagunakan koleksi.
e. Menyelenggarakan pendidikan pengguna, menerapkan teknologi
informasi dan komunikasi.
f. Merawat materi perpustakaan.
g. Membantu peningkatan sumber daya perpustakaan diwilayahnya.
h. Mengkoordinasikan kampanye gerakan pembudayaan gemar
membaca diwilayahnya.
Keberadaan, peran, tugas, dan fungsi perpustaaan yang telah
dilaksanakan tersebut dimaksudkan dan diarahkan untuk melayani
masyarakat pemakai. Pada umumnya layanan bersifat sosial atau
nirlaba. Perpustakaan didirikan tidak untuk mencari keuntungan
materi atau bersifat komersial, meskipun didalamnya tidak mentup
kemungkinan memerlukan biaya. Besarnya biaya yang dibutuhkan
untuk membangun dan menyelenggarakan perpustakaan seperti untuk
pengadaan koleksi, tenaga pengelola dan biaya operasional tidak
mungkin ditutupi dengan “pendapatan” perpustakaan.73
I. Peran DPAD dalam Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat.
Dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat perpustakaan daerah
dapat berperan melakukan terobosan baru yang bertujuan untuk
meningkatkan budaya literasi masyarakat. dalam hal ini dibutuhkan kerja
sama antar pustakawan dan masyarakat agar tercapai tujuan tersebut.
Diantaranya dapat melakukan berbagai program wajib baca yang memiliki
kegiatan yang bermacam-macam, tidak hanya memfokuskan terhadap
kegiatan membaca saja. Namun memiliki kegiatan yang bermacam-macam
diantaranya jenis-jenis kegiatan budaya literasi adalah sebagai berikut:
1. SSR (Sustained Silent Reading)
73 Sutarno NS, perpustakaan dan masyarakat, (jakarta: 2006). Hal. 75
23
SSR (Sustained Silent Reading) disebut juga dengan membaca
bebas. Pemustaka diberikan kesempatan membaca bacaan yang sesuai
dengan pilihannya.
2. Lomba Membaca
Lomba membaca bertujuan untuk mendorong minat baca, yang
mana peserta tersebut akan menceritakan kembali isi dari buku yang ia
baca. Lewat lomba ini agar mendapat banyak pengalaman dan
memperkaya khasanah dalam berpikir.
3. Story telling
Dalam program story telling anak-anak diajarkan untuk mau
mendengarkan cerita sehingga diharapkan akan timbul minat baca
dalam dirinya. Ketertarikan aka nisi cerita / tokoh cerita yang dikagumi
membuat seorang anak ingin lebih tahu mengenai berbagai hal yang
berhubungan dengan hal yang dikaguminya.
4. Tinjauan Buku
Pemustaka harus membaca buku dengan seksama untuk dapat
memahami maksud dari buku tersebut. Kemudian dengan pemahaman
yang dimilikinya untuk dapat membuat sebuah ringkasan / resume
yang mengambarkan isi / pesan yang ada dalam buku tersebut. Resume
/ ringkasan merupaka inti dari suatu bacaan yang lebih efisien. Riset
menunjukkan bahwa meringkas memberikan peningkatan yang besar
dalam pengertian dan dalam ingatan jangka panjang dari suatu
nformasi.74
5. Program parenting
Kegiatan parenting ini, diantaranya kegiatan pelatihan
mendongeng, yang diselenggarakan oleh perpustakaan, untuk
menghidupkan kembali budaya bercerita dan membaca antara ibu dan
anak.
74 http://digilib.uinsby.ac.id/21146/5/Bab 2.pdf diakses pada hari kamis tgl 08 November
2018 pada jam 10.49 wib
24
6. Sekolah menulis
Kegiatan sekolah menulis ini bisa diikuti oleh anak-anak atau
remaja dan dewasa. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan
pengetahuan bagaimana cara menulis. Menciptakan kegiatan sekolah
menulis adalah merupakan aktivitas yang menyenangkan dengan
teknik menghasilkan karya tulisan yang baik, merupakan tantangan
yang menarik untuk diikuti. Kegiatan ini diharapkan agar anak-anak
mampu menuangkan ide dan gagasannya kedalam tulisan, dengan
menulis anak akan lebih termotivasi bamyak membaca buku, karena
seseorang akan memiliki kekayaan dalam menulis apabila melakukan
membaca.
Dizaman modern sekrang ini dimana setiap masyarakat
membutuhkan asupan informasi ataupun pengetahuan yang mencukupi,
perlu dibudayakan gemar membaca supaya tidak tertinggal oleh derasnya
informasi yang setiap tahunnya akan semakin canggih. Jika tidak
membuadayakan untuk gemar membaca dapat dipastikan Indonesia akan
menjadi salah satu Negara yang tidak dapat bersaing dengan Negara-
negara lain. Dengan adanya budaya literasi dirasa penting untuk
mewujudkan serta membekali anak bangsa yang cemerlang dimasa yang
akan datang.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Upaya mencari dan mengumpulkan data yang akurat, peneliti
menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah jenis
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode ilmiah.75
Adapun model penelitian yang digunakan yaitu studi kasus. Studi
kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
mendetail. Subyek yang diselidiki terdiri dari satu unit (atau satu kesatuan
unit) yang dipandang sebagai kasus baik itu satu orang, satu lembaga, satu
keluarga, dan satu peristiwa. Karena sifat yang mendalam dan mendetail
itu, studi kasus umumnya menghasilkan gambaran yang “longitudinal”,
yakni hasil pengumpulan dan analisa data kasus dalam satu jangka waktu.
Dalam hal itu, segala aspek kasus tersebut mendapat perhatian sepenuhnya
dari peneliti yakni segala sesuatu yang mempunyai arti dalam riwayat
kasus, misalnya peristiwa terjadinya, perkembangannya dan
perubahannya. Dengan demikian, studi kasus akhirnya memperlihatkan
kebulatan dan keseluruhan kasus dan keseluruhan interaksi faktor-faktor
dalam kasus ini.76
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dilingkungan Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo, Jl. Tanggo Rajo No. 02 Pasar Muara Tebo,
Kelurahan Muara Tebo, Kabupaten Tebo, Tebo Tengah, Provinsi Jambi
37573.
75 Lexy J Moleong, Metodologi penelitian kualitatif, Bandung: remaja rosadakrya 2005.
76
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah : dasar, metode dan teknik, (Bandung :
Tarsito, 2004), hal.143
26
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang penulis gunakan dalam Penelitan ini adalah data
kualitatif, dengan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu peneliti untuk
mendeskripsikan atau mengambarkan tentang objek yang diteliti dan
fakta yang ada dalam kehidupan sosial secara mendalam. Reduksi data
merupakan proses seleksi, masalah yang dibawa masih bersifat
remang-remang, bahkan gelap kompleks dinamis. Oleh karena itu,
masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan
berkembang atau berganti setelah penelitian berada di lapangan.77
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil lansung oleh peneliti
dari sumber pertama.78
Data ini digunakan untuk meneliti dan mendapatkan
informasi dilapangan mengenai peran Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi
masyarakat Tebo melalui hasil observasi dan wawancara dengan
kepala perpustakaan, kepala bidang penyelenggaraan perpustakaan,
kasi pengembangan dan pembudayaan kegemaran.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya tersusun dalam
bentuk dokumen-dokumen, misalnya data mengenai keadaan
geografis atau daerah.79
Data sekunder digunakan sebagai data pelengkap atau data
pendukung dari data primer. Data sekunder juga diartikan sebagai
data pendukung penelitian.
77 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008),
hal, 205
78
Sumadi, Manajemen Penelitian. Yogyakarta: Rajawali. 2003. Hal. 93 79
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2008),
hal, 93.
27
2. Sumber Data
Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan
informasi mengenai data, berdasarkan sumbernya.80
Adapun sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau
melalui perekaman video / audio tapes, pengambilan foto / film.
Adapun sumber yang diperoleh:
a. Wawancara
1) Sekretaris Perpustakaan
2) Kasi Pengembangan dan Pembudayaan Kegemaran membaca
3) Kasi pengelolaan dan layanan pelestarian bahan pustaka
4) Tenaga Pelaksana perpustakaan dan kearsipan 2 orang
5) Tenaga pengolah perpustakaan dan kearsipan 2 orang
6) Masyarakat Tebo 10 informan
b. Observasi di Lapangan
1) Mengamati / melihat secara lansung keadaan dan kegiatan di
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
2) Mengamati kegiatan pustakawan dalam melayani para
pemustaka
c. Dokumentasi
1) Profil Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
2) Foto kegiatan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
D. Subjek Penelitian
Penetapan subjek konsep sampel dalam penelitian kualitatif terkait
dengan bagaimana memilih informan dan situasi sosial tertentu yang dapat
memberi informasi yang mantap dan terpercaya mengenai elemen-elemen
yang ada (karakteristik elemen-elemen yang tercakup dalam fokus atau
pokok penelitian).81
80 Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2009, cet
ke 8. Hal 137
81
Sanafiah Faisal, Penelitian Kualitatif, Dasar-Dasar dan Aplikasi. (Malang: TA3 Malang,
1990), hal, 56
28
Penelitian ini sesuai dengan judul dan materi yang dibahas, maka
dalam penelitian ini cara penarikan sampelnya menggunakan purposive
sampling yaitu pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu.82
Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling
mengetahui tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek yang
diteliti.
Penelitian ini penulis mengkategorikan informan yang termasuk
kedalam informasi kunci adalah :
1. Sekretaris perpustakaan.
2. Kasi pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran
membaca.
3. Kasi pengelola dan pelestarian bahan pustaka
4. Tenaga pelaksaa perpustakaan dan kearsipan 2 orang
5. Tenaga pengolah perpustakaan dan kearsipan 2 orang
6. Masyarakat Tebo 10 orang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data dalam penelitian ini terdiri dari data
primer dan data sekunder, oleh karena penelitian ini menggunakan metode
kualifikasi, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
melakukan wawancara mendalam, observasi (pengamatan) dan studi
pustaka.
1. Metode Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek di tempat
82 Sugiyono, Op., Cit., 218
29
terjadinya peristiwa. Sehingga observasi berada bersama objek yang
diselidiki.83
Pada observasi ini, peneliti tidak terlibat langsung dalam
situasi, tetapi cukup melihat dari dekat dan mengamati peristiwa yang
sedang terjadi. Metode observasi ini digunakan untuk melihat aktivitas
dan peristiwa yang terjadi secara langsung guna memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
objek penelitian.
2. Metode wawancara
Metode pengumpulan data dapat diperoleh melalui :
a. Wawancara terstruktur.
Pada wawancara adalah berupa data-data penelitian yang
telah disusun oleh si peneliti untuk dijadikan sebagai pedoman
dalam pengumpulan data.
b. Wawancara tidak terstruktur.
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya.84
Wawancara yang digunakan dalam mengumpulkan data ini
menggunakan wawancara terstruktur dimana pengumpulan data, bila
peneliti megumpulkan data dengan pasti tentang inforasi apa yang
akan diperoleh, dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan tertulis yang
sudah disiapkan dan setiap responden diberi pertanyaan yang sama,
dan pengumpul data mencatatnya.
83 Margono, Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka. hal, 158.
84
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Kartya, 2002.
30
3. Metode Dokumentasi.
Metode dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari sudut pandang subjek
melalui suatu media tertulis dan dokumen lainnya yang ditulis atau
dibuat lansung oleh subjek yang bersangkutan.85
Didalam melaksanakan metode dokumentasi peneliti menyelidiki
benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya. Yang
dilakukan dengan cara melihat, mencatat, dokumen, serta data
pendukung lainnya yang dapat menjadi sumber dalam penelitian ini di
Dnas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
F. Teknik Analisa Data
Metode analisis data adalah proses kategori urutan data,
mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.86
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil wawancara dan observasi dan lainnya untuk
meningkatkan pemahaman peneliti tentang penemuan yang diteliti.
Pembahasan dilakukan menggunakan metode komparatif atas hasil
wawancara dengan informan, studi kepustakaan serta sekaligus
membandingkan dengan hasil observasi. Mempertinggi keabsahan data
dan langkah selanjutnya adalah analisis terhadap wawancara. Data yang
diperoleh dari lapangan dilakukan analisis melalui tahap-tahap sebagai
berikut:
1. Reduksi data: diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Reduksi data
berlansung terus selama proses penelitian berlansung dan berlanjut
terus sesudah dilapangan, sampai laporan terakhir lengkap tersusun.
85 Haris herdiansyah, metodologi penelitian kualitatif. Hlm 118
86
Iskandar, 2009, metodologi penelitian kualitatif: aplikasi untuk penelitian pendidikan,
hukum, ekonomi dan manajemen, sosial, humaniora, politik, agama dan filsafat (jakarta: agung
persada press) hal 136
31
2. Penyajian data: merupakan penyusunan sekumpulan informasi
kedalam suatu metriks atau konfigurasi yang mudah dipahami adalah
cara utama untuk menganalisis data kualitatif yang valid.
3. Menarik kesimpulan atau verifikasi: langkah selanjutnya adalah
menarik kesimpulan, kesimpulan peneliti dilakukan dengan melihat
hasil reduksi data dan tetap mengacu pada perumusan masalah serta
tujuan yang hendak dicapai. Data yang sudah tersusun dihubungkan
dengan yang lainnya sehingga mudah menarik kesimpulan sebagai
jawaban dari setiap permasalahan yang ada.87
Teknik analisi data peneliti dini mulai dari hasil wawancara,
observasi dan dokumentasi yang sudah terkumpul diredaksi dengan cara
dianalisis dan ditafsirkan. Setelah dianalisis dan ditafsirkan, kemudian
disajikan dalam sekumpulan informasi yang mudah dipahami maknanya.
Selanjutnya peneliti menghunbungkan dan membandingkan antara teori
dengan hasil praktek dilapangan sehingga ditarik kesimpulan sebagai
jawaban dari permasalahan yang sedang diteliti dan dibahas di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
G. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data (observasi,
wawancara, dokumentasi) dan sumber data yang telah ada untuk ditarik
kesimpulan yang hasilnya sama.88
Menurut William Wiersma Triangulasi dalam pengujian
kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber
dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan triangulasi
waktu.89
87 Metthew b.miles, A,michail huberman; penerjemah tjejep rohendi rohidi; pendamping,
mulyarto, analisis data kuantitatif; buku sumber tentang metode-metode baru, (jakarata;
universitas indonesia, 2009) hal.16-21
88
sugiyono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), cet-10. Hal 330
89
Sugiono, Op Cit., hal.273
32
Jadi trianggulasi berarti membandingkan dan mengecek balik
keabsahan data yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda. Hasil
ini dapat dicapai dengan:
1. Membandingkan hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang depan umum dengan apa
yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakan nya selama wawancara.
4. Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan keadaan
dan pandangan orang lain.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi temuan dokumen yang
berkaitan.
Setelah teknik trianggulasi dilakukan dan peneliti menemukan
hasil dari wawancara dengan para informan. Kemudian peneliti
mengkomfirmasikan dengan studi dokumentasi yang berhubungan dengan
penelitian serta dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan di lapangan,
sehingga kemurnian dan keabsahan data dapat dipertanggung jawabkan
dan terjamin keseluruhan data yang diperoleh dilapangan dalam penelitian
tersebut.
H. Studi Relevan
Studi relevan adalah penelitian terdahulu yang berdekatan dengan
fokus kajian yang tidak diteliti saat ini guna mengetahui letak persamaan
dan perbedaan dengan yang ditulis saat ini. Tabel dibawah ini akan
merincikan persamaan dan perbedaan penelitian.
Tabel 3.1
Studi Relevan
NO Nama Judul Tahun Hasil Penelitian
1 Asriana
Gustia
Ningsih
Peran perpustakaan
kota dalam meningk
atkan budaya memba
ca masyarakat (Studi
Kasus Pada Badan P
erpustakaan dan Arsi
p Dokumentasi Kota
2010 Hasil penelitian peran me
ningkatkan minat baca di
desa pandan makmur
menyediakan sumber
informasi dan sebagai pe
nghubung ilmu pengetah
uan masyarakat, berperan
33
Jambi). dalam meningkatkan
minat baca dengan lomba
bercerita tingkat SD,
berperan sebagai
lembaga pendidikan non
formal, dengan belajar
mandiri dalam mengali
informasi, dan petugas
perpustakaan sebagai
pembimbing, dalam
memperoleh informasi
yang dibutuhkan.90
2 Eka
Masyat
ul
Yulita
Peran Pemerintahan
Desa Dalam Menu
mbuh kembangkan
Minat Baca Masyara
kat di Desa Mendalo
Indah
Kecamatan Jambi
Luar Kota
2016 Hasil penelitian ini meny
impulkan upaya
pemerintah dan
masyarakat masih kurang
gencar
dalam mempromosikan p
engembangan budaya
baca ke seluruh
lapisan masyarakat secar
a berkesinambungan
melalui berbagai media
komunikasi91
3 Andri
Sugiant
oro
Peran Perpustakaan
Desa Dalam Mening
katkan Minat Baca
Masyarakat Desa
Makmur Kabupaten
Tanjung Jabung
Timur.
2013 Hasil penelitian ini meny
impulkan dalam menjala
nkan peranannya
perpustakaan dan arsip
dokumentasi jambi masih
minimnya masyarakat
yang berkunjung ke
perpustakaan, kurangnya
kesadaran masyarakat
jambi akan pentingnya
perpustakaan, koleksi
dan pelayanan
perpustakaan masih
belum memadai92
.
90Asriana Gustia Ningsih, Peran perpustakaan kota dalam meningkatkan budaya membaca
masyarakat (Studi Kasus Pada Badan Perpustakaa, Arsip, dan Dokumentasi Kota Jambi) 2010.
91
Eka Masyatul Yulita, peran pemerinthan desa dalam menumbuhkembangkan minat baca
masayarakat di desa mendalo indah kecamatan jambi luar kota, 2006.
92
Andri Sugiantoro, Peran Perpustakaan Desa Dalam Meningkatkan Minat Baca Masyarakat
Desa Pandan Makmur Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2013.
34
Adapun persamaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian di
atas keseluruhan membahas tentang peran perpustakaan dalam
mengembangkan minat baca masyarakat, dengan menggunakan jenis
penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sedangkan perbedaan
penelitian ini dengan penelitian di atas mempunyai fokus penelitian dan
pengumpulan data yang berbeda.
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Sejarah Singkat Dinas Perpustakan dan Kearsipan Daerah Tebo
Sebelum dibentuknya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo, sebagian tugas perpustakaan dilaksanakan oleh bagian
Organisasi Sekretariat Daerah Kabupaten Tebo pada sub bagian
Kelembagaan dan Perpustakaan, Sedangkan tugas kearsipan belum
dilaksanakan secara kolektif, mulai tanggal 18 maret 2011 Dinas
perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo diisi personil sebanyak 5
orang yakni, 1 orang kepala kantor dan 4 orang staf dan berkantor
sementara di gedung lembaga adat kabupaten Tebo KM 11 Jalan
Lintas Tebo-Bungo dan berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten
Tebo Nomor 08 tahun 2016 tentang pembentukan dan susunan
perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2016
Nomor 8) sebagaiamana telah di ubah dengan peraturan Daerah
Kabupaten Tebo Nomor 5 tahun 2017 tentang perubahan atas
peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 8 Tahun 2016 Tentang
pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaga Daerah Tahun
2017 Nomor 5).
Berdasarkan sejarah singkat diatas dapat dilihat bahwa Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo sedang berusaha untuk
mampu menjadi sebuah tempat yang senang untuk dikunjungi oleh
masyarakat umum. Sebelum perpustakaan terbentuk menjadi Dinas
seperti sekarang ini, dahulu tugas perpustakaan dan kearsipan belum
disatukan, lalu pada tanggal 18 maret 2011 perpustakaan dan kearsipan
digabungkan menjadi satu yaitu Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Kabupaten Tebo. Setelah menjadi Dinas, perpustakaan terus
mengalami sedikit kemajuan. Pada saat itu bahan koleksi perpustakaan
hanya terdiri dari:
a. Buku berjumlah 347 eksemplar
36
b. Majalah 1 Buah
c. Tabloid 1 buah
d. Koran nasional 1 buah
e. Koran lokal 2 buah.
Sedangkan saat ini perpustakaan telah mempunyai bahan koleksi
sebanyak 8.198 eksemplar dengan 3.547 judul. perpustakaan Tebo
juga mempunyai fasilitas yang terbilang cukup baik yaitu dengan
memberikan tempat yang nyaman dan layak untuk pengunjung
perpustakaan. Bukan hanya itu perpustakaan Tebo saat ini juga sedang
berusaha untuk melakukan upaya meningkatkan minat baca
masyarakat Tebo dengan berbagai program yang mereka lakukan.
Pada tahun 2019 ini, insyaallah perpustakaan Tebo akan menerima
bantuan dari perpustakaan nasional sebesar Rp 975 juta. Dari dana
tersebut akan mereka gunakan untuk tiga item kegiatan, antara lain,
penambahan perabot dan sarana pendukung lainnya, informasi dan
transaksi elektronik (ITE), serta pengadaan buku.93
Untuk itu pihak
perpustakaan Tebo benar-benar berharap agar dana tersebut terwujud,
sehingga memudahkan mereka untuk melaksanakan rencana yang telah
mereka susun, agar masyarakat Tebo semakin sering berkunjung ke
perpustakaan.
2. Letak Geografis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
Secara geografis Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
terletak di pusat kota / di daerah pasar Jl. Tanggo Rajo No. 02 Pasar
Muara Tebo, Kelurahan Muara Tebo, Kabupaten Tebo, Tebo Tengah,
Provinsi jambi. Dengan lahan seluas : 5130 M2. Terletak di tepi sungai
batang Tebo dan taman tango rajo.
93 https://jambi-independent.co.id
37
3. Kondisi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
a. Terletak di pusat kota dekat tepi sungai batang Tebo dan taman
tango rajo.
b. Gedung sudah tua.
c. Sarana dan prasarana belum mendukung secara optimal.
d. Buku banyak yang masih konvensional jadi kurang menarik
pembaca muda.
4. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
Untuk dapat terlaksananya tugas pokok dan fungsi Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam upaya peningkatan
penggelolaan dan pelayanan perpustakaan telah ditetapkan visi dan
misi sebaga berikut:
a. Visi
Terwujudnya budaya baca dan tertib arsip untuk kecerdasan
masyarakat kabupaten Tebo.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi tersebut maka ditetapkan misi
sebagai berikut:
1). Meningkatkan pelayanan perpustakaan umu, sekolah dan
perguruan tinggi.
2). Meningkatkan sistem pengelolaan dan penataan perpustakaan
dan kearsipan.
3). Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat.
4). Mewujudkan pelayanan prima bagi pengguna jasa perpustakaan
dan kearsipan.
5. Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo.
Tugas pokok dan fungsi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Kabupaten Tebo berdasarkan peraturan Bupati Tebo No. 59
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan
38
Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pepustakaan dan Kearsipan, bahwa
untuk melaksanakan tugas pokoknya, Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Kabupaten Tebo mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Tugas
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tebo
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan daerah di Bidang Perpustakaan dan kearsipan Kabupaten
Tebo. Selain itu, juga mempunyai fungsi menyelenggarakan
sebagian tugas urusan rumah tangga Kabupaten Tebo dalam
Bidang Perpustakaan dan Kearsipan serta tugas-tugas lainnya yang
diberikan oleh Bupati.
b. Fungsi
1). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknik dibidang penyelengg
araan perpustakaan dan kearsipan.
2). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang
penyelenggaraan jaringan perpustakaan dan kearsipan.
3). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang
pengembangan sumber daya manusia organisasi dibidang
perpustakaan dan kearsipan.
4). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang
pengembangan organisasi perpustakaan dan kearsipan.
5). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang sarana dan
prasarana perpustakaan dan kearsipan.
6). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang pembinaan
dan pengawasan perpustakaan dan kearsipan disemua tingkat.
7). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang pelestarian
koleksi daerah.
8). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang
pengembangan jabatan fungsional pustakawan dan arsiparis.
39
9). Perumusan kebijakan dan petunjuk teknis dibidang pendidikan
dan pelatihan teknis dan fungsional perpustakaan dan
kearsipan.
10). Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum
dibidang perpustakaan dan kearsipan.
11). Pelaksanaan kerjasama dan koordinasi dengan instansi terkait
dibidang perpustakaan dan kearsipan.
12). Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Bupati sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
6. Tujuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
a. Terwujudnya peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan
Perpustakaan, Kearsipan dan Dokumentasi.
b. Terwujudnya gerakan tertib arsip dilingkungan pemerintah
kabupaten Tebo.
c. Terwujudnya peningkatan minat dan budaya baca masyarakat
kabupaten Tebo.
d. Terwujudnya peningkatan informasi bahan pustaka bagi
masyarakat kabupaten Tebo.
e. Terwujudnya peningkatan akses informasi dokumentasi
pembangunan kabupaten Tebo, khususnya dibidang perpustakaan
dan kearsipan.
40
Gambar 4.1 Struktur Organisasi
7. Struktur Organisai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tebo
Struktur Organisai
SEKRETARIS
IKHYAUDIN, S. Sos, MM
Pembina Tk.I IV/b
NIP. 19680606 198908 1 002
KEPALA
Dsr. H. Alwis, M.Si
Pembina Tk.I IV/b
NIP. 19620404 198703 1 007
KEPALA SUB BAGIAN
PERENCANAAN DAN
EVALUASI
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONA
L
KEPALA BIDANG
PENYELENGGARAAN
PERPUSTAKAAN
NASRUL, SP
Pembina IV/a
NIP. 19600907 198709 1 00 1
KASI PENGELOLAAN,
LAYANAN DAN
PELESTARIAN BAHAN
PERPUSTAKAAN
ZALEHA
Pembina Tk.I III/d
NIP. 19640609 198803 2 003
KASI PENGEMBANGAN
PERPUSTAKAAN DAN
PEMBUDAYAAN
KEGEMARAN MEMBACA
RIDUAN, SE
Penata Muda Tk.I III/b
NIP. 19800802 200012 1 001
KASI KONSERVASI
PELAYANAN
PENGOLAHAN DAN
AKUISISI KEARSIPAN
YEMI SUWARTI, SE, MM
KEPALA SUB BAGIAN
ADMINISTRASI UMUM
JUMILAH, S.Kom
Penata TK.I III/d
NIP. 19760625 200212 2 006
UPTD
KEPALA BIDANG
PENYELENGGARAAN
KEARSIPAN
DASYUN, S.Pd
Pembina IV/a
NIP. 19620215 198812 1 001
KASI PEMBINAAN,
PENGEMBANGAN DAN
PELESTARIAN
KEARSIPAN
41
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 8 Tahun
2016 Tentang Pembentukan dan Susuna Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2016 Nomor 8) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Tebo Tahun 2017 Nomor 5) bahwa Susuna
Organisasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tebo terdiri
dari:
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris, membawahkan 2 (dua) sub bagian terdiri dari:
1). Sub bagian perencanaan dan evaluasi
2). Sub bagian administrasi umum
c. Bidang penyelenggaraan perpustakaan membawahkan 2 (dua)
seksi terdiri dari:
1). Seksi pengolahan, layanan dan pelestarian bahan perpustakaan
2). Seksi pengembangan perpustakaan dan pembudayaan
kegemaran membaca.
d. Bidang penyelenggaraan kearsipan membawahkan 2 (dua) seksi
terdiri dari:
1). Seksi pembinaan, pengembangan dan pelestarian kearsipan.
2). Seksi konservasi pelayanan, pengolahan dan akuisisi kearsipan
e. Unit pelaksana teknis dinas
f. Kelompok jabatan fungsional
8. Data Umum Organisasi
Pelaksanaantugas pokok dan tugasnya Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo mempunyai sumber daya sebanyak 20 (dua
puluh) orang terdiri dari 11 (sebelas) orang Pegawai Negri Sipil dan
Tenaga Kontrak 9 (sembilan) orang, dengan rincian sebagai berikut:
a. Pejabat Struktural Eleson II/a sebanyak 1 (satu) orang
b. Pejabat Struktural Eleson III/a sebanyak 1 (satu) orang
c. Pejabat Struktural Eleson III/b sebanyak 2 (dua) orang
42
d. Pejabat Struktural Eleson IV/a sebanyak 3 (tiga) orang
e. Pelaksana sebanyak 4 (empat) orang
f. Tenaga Kontrak sebanyak 9 (sembilan) orang terdiri dari:
1). 2 (dua) orang tenaga administrasi
2). 2 (dua) orang sopir
3). 5 (lima) orang tenaga pengolah perpustakaan dan arsip.
9. Sarana dan Prasarana Kantor
Sarana dan prasarana bagi sebuah perpustakaan merupakan hal
yang sangat penting bagi sebuah perpustakaan meliputi gedung,
perabot dan peralatan. Prasarana perpustakaan adalah fasilitas yang
mendasar yang menjadi penunjang utama terselenggaranya
perpustakaan. Antara lain berupa lahan dan bangunan atau ruang
perpustakaan. Sedangkan sarana perpustakaan adalah peralatan atau
perabot yang diperlukan untuk mempermudah pelaksanaan tugas
perpustakaan. Antara lain berupa peralatan ruang pengolahan,
peralatan ruang koleksi, peralatan ruang layanan, peralatan akses
informasi.
Tabel. 4.1
Gedung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Gedung Kantor
Perpustakaan
1 Hibah bekas kantor camat
Tebo TengaH
2 Gedung Kearsipan 1 Bekas Gudang Arsip Daerah
Sumber: Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo tahun 2018
Tabel. 4.2
Alat Transportasi
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Mobil Dinas Kepala 1 Pengadaan Pemda Tebo
2 Mobil Pustaka
Keliling
1 Pemberian Perpustakaan RI
3 Kendaraan Roda Dua
(dua)
10 Pengadaan Pemda Tebo
Sumber: Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo tahun 2018
43
Tabel. 4.3
Peralatan kantor
No Jenis Jumlah
(unit)
Keterangan
1 Ruangan Perpustakaan
Rak Buku 9
Rak Majalah -
Rak Buku Referensi 5
Meja Baca 12
Kursi Baca 150
Kipas Angin 8
Lemari Penitipan
Barang
1
Meja Pelayanan
Peminjaman Buku
1
2 Ruangan Arsip
Letak/Rak Arsip 5
Box/Kotak Arsip 189
3 Ruangan Kantor
Meja Kerja 10
Kursi Kerja 10
Kursi Tamu 4
Komputer 4
Laptop 4
Printer 4
Telepon/Fax 1
Filling Kabiner 5 Sumber: Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo tahun 2018
10. Jenis dan Jumlah Koleksi Buku
Berdasarkan hasil pengamatan dokumen jenis koleksi buku
terdiri dari:
a. Karya umum: yaitu koleksi ensiklopedi, koleksi buku tersebut
masuk ke dalam koleksi buku refrensi.
b. Karya filsafat yaitu koleksi buku filsafat analitik dan filsafat
pengembangan pendidikan.
c. Karya agama yaitu koleksi buku agama islam, buku agama kristen.
d. Karya ilmu sosial yaitu koleksi buku ekonomi, sosiologi dan
akuntansi.
44
e. Karya bahasa yaitu buku bahasa indonesia, bahasa ingris, dan
bahasa arab.
f. Karya IPA yaitu koleksi buku kimia, biologi dan fisika.
g. Karya teknologi yaitu koleksi buku teknologi informasi dan
komunkasi.
h. Karya kesenian yaitu koleksi buku seni budaya.
i. Karya kesusasteraan yaitu koleksi buku bahasa indonesia dan
bahasa ingris.
j. Karya sejarah yaitu buku sejarah.
Koleksi yang ada di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Kabupaten Tebo secara bertahap terus diadakan penambahan. Koleksi
bahan pustaka baik berupa buku-buku fiksi dan non fiksi, majalah dan
surat kabar dengan rincian sebagai berikut:
Tabel. 4.4
Koleksi Perpustakaan
NO Uraian Jumlah
Buku
Eksemplar Keterangan
1 Koleksi Buku 3.547 8.198 Ada
2 Majalah 35 35 Ada
3 Surat Kabar 131 131 Ada
Jumlah 3.713 8.364 Ada
Sumber: Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo tahun 2018
Tabel 4.5
Bantuan Koleksi Buku
No Uraian Judul Eks
1 Bantuan dari Badan Perpustakaan Provinsi
Jambi
374 374
2 Sumbangan dari SKPD 56 56
3 Sumbangan Masyarakat 630 880
4 Sumbangan dari PTPN 117 265
5 Pengadaan dari Kantor Perpustakaan
Kabupaten Tebo
712 2.306
45
6 Bantuan dari BPAD Provinsi Jambi 99 1.071
7 Pengadaan dari Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo
365 730
8 Hibah dari Perpustakaan Nasional RI 750 1.500
9 Pengadaan dari Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo
392 784
10 Bantuan dari Dinas Perpustakaan dan
Arsip Provinsi Jambi
52 223
Jumlah 3.547 8.198 Sumber: Dokumentasi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo tahun 2018
B. Temuan Khusus
Peranan Dinas perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo, penulis telah
mendapatkan data dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
dengan cara menggunakan metode observasi, dokumentasi, dan
wawancara dengan sekretaris perpustakaan, kasi pengembangan dan
pembudayaan kegemaran membaca, kasi pengelolaan dan layanan
pelestarian bahan pustaka, tenaga pelaksana perpustakaan dan kearsipan,
pengolah perpustakaan dan kearsipan dan masyarakat Tebo.
1. Peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Dalam
Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Tebo
Penyelenggaraan perpustakaan daerah bukan hanya untuk
mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan
adanya penyelenggaraan Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
diharapkan dapat membantu masyarakat Tebo dalam berbagai hal yang
memberikan dampak positif kepada pengguna perpustakaan antara lain
mereka mampu mencari, menemukan, menyaring dan menilai
informasi, serta masyarakat diharapkan dapat belajar secara mandiri,
terlatih ke arah tanggung jawab, selalu mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan lain sebagainya. Perpustakaan dapat
berperan aktif dalam mencari menelusur, membina dan
mengembangkan serta menyalurkan hobi atau kegemaran, minat dan
46
bakat yang dimiliki oleh masyarakat melalui berbagai kegiatan yang
dapat diselenggarakan oleh perpustakaan. Untuk lebih jelasnya penulis
menanyakan lansung pendapat dari sekretaris perpustakaan dan kasi
pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran serta kasi
pengelolaan dan layanan pelestarian bahan perpustakaan membaca
mengenai peranan perpustakaan dalam menumbuhkan kemampuan
literasi informasi bagi masyarakat. Seperti yang disampaikan oleh
Bapak Ikhyaudin selaku sekretaris perpustakaan.
“Peran perpustakaan dalam menumbuhkan kemampuan literasi
masyarakat kami diperpustakaan melengkapi dengan beberapa
fasilitas, supaya mereka merasa nyaman saat berada
diperpustakaan. Salah satunya kami dengan mengadakan AC, Wifi
supaya mereka betah saat berada diperpustakaan, kemudian
kebersihan yang selalu kami jaga dan pastinya layanan yang selalu
kami optimalkan dengan berusaha mencari kebutuhan mereka saat
berada di perpustakaan.”49
Tetapi meskipun begitu peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo
masih tergolong belum berjalan dengan baik. Walaupun pihak
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo telah berupaya
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo. Namun belum dapat
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Seperti keadaan perpustakaan
yang terbilang sepi pengunjung belum terlihat hasil yang sesuai
dengan yang diinginkan sehingga jadilah perpustakaan tersebut seperti
tempat asing yang enggan untuk disinggahi masyarakat sebagai
tempat rekreasi cerdas dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan.
Senada yang dikatakan oleh sekretaris Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo dalam sesi wawancara yang penulis lakukan
bahwa beliau mengatakan:
“Meskipun kami telah berusaha memberikan tempat yang nyaman
seperti adanya AC, wifi tetapi peran kami dalam menumbuhkan
budaya literasi masyarakat Tebo masih kurang. Meskipun begitu
bukan berarti kami tidak melakukan upaya sama sekali dalam
49 Wawancara, pada tanggal 15 maret 2019
47
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo hanya saja belum
terealisasikan dengan baik.”50
Apa yang disampaikan oleh sekretaris Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo tidak jauh berbeda dengan apa yang
disampaikan oleh Bapak Riduan beliau mengatakan:
“Kami sudah melakukan beberapa upaya dalam menumbuhkan
budaya literasi masyarakat Tebo salah satunya kami mengadakan
beberapa lomba dalam setahun sekali dan kegiatan gemar
membaca serta mobil keliling yang kami jalankan kami berharap
dapat mencerdaskan bangsa ini terutamanya untuk masyarakat
Tebo.”51
Penulis juga mewawancarai tenaga pengelola dan pelaksana
perpustakaan dan kearsipan daerah Tebo mengenai peran yang telah
dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo yaitu:
“Iya, kami melakukan beberapa kegiatan untuk masyarakat Tebo
pada bulan september bulan lamu mengadakan lomba tahunan.”52
“Meskipun perpustakaan mengadakan lomba setahun sekali,
alhamdulilah sebagian masyarakat masih berpartisipasi mengikuti
lomba tersebut”53
“Memang tidak banyak yang bisa kami lakukan tapi semoga
dengan kegiatan ini dapat membantu masyarakat Tebo.”54
“Kegiatan ini kami adakan dengan harapan dapat menyadarkan
masyarakat betapa pentingnya informasi yang bisa didapatkan dari
sumber-sumber terpercaya sehingga kami juga berupaya untuk selalu
menjalankan operasi mobil keliling.”55
Berdasarkan dari penjelasan tersebut dan dari hasil observasi
penulis selama melakukan penelitian tentang peran Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam menumbuhkan
50 Wawancara, pada tanggal 15 maret 2019
51
Wawancara, pada tanggal 15 maret 2019
52
Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
53 Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
54
Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
55 Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
48
budaya literasi masyarakat Tebo penulis melihat buku yang tersusun
di rak terlihat rapi sesuai klasnya tetapi minat literasi masyarakat Tebo
masih rendah dan terlihat dari pengunjung perpustakaan yang sepi.56
Namun demikian, Berdasarkan Hasil temuan dilapangan
menunjukkan bahwa Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
melakukan beberapa peran yang diharapkan dapat menumbuhkan
kesadaran masyarakat setempat dalam pentingnya literasi apalagi di
zaman sekarang ini, peran yang dilakukan tersebut adalah:
a. Melaksanakan Lomba Tahunan
Lomba tersebut di adakan sekali setahun dengan harapan
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat betapa pentingnya
membaca karena dengan membaca dapat memberikan pemahaman
serta informasi yang up todate setiap saatnya. Terdapat bebrapa
lomba seperti:
1. Lomba Bercerita Rakyat Jambi
Lomba ini merupakan lomba tingkat SD yang mana semua
SD yang ada di kabupaten Tebo diundang untuk datang ke
Perpustakaan guna mengikuti lomba yang telah disiapkan oleh
perpustakaan. Namun dalam hal ini tidak semua SD datang
untuk mengikuti lomba seperti yang disampaikan oleh Bapak
Riduan beliau mengatakan:
“Setiap tahunnya kami mengadakan lomba seperti lomba
bercerita rakyat jambi ini untuk tingkat anak SD tetapi
memang tidak semua datang mungkin karena beberapa alasan
yang kita juga tidak ketahui.”57
Dalam waktu lain penulis juga telah mengkonfirmasi
beberapa SD seperti salah satunya SD 25/VIII Bungo Tanjung
dengan Ibu Munziarni staf guru di SD tersebut beliau
mengatakan:
56 Observasi, pada tanggal 18 oktober 2018
57
Wawancara pada tanggal 28 februari 2019
49
“Bagaimana kami mau datang ke perpustakaan untuk
mengikuti lomba tersebut sedangkan kami tidak ada menerima
surat undangan untuk mengikuti kegiatan lomba tersebut.”58
Hal yang lain juga disampaikan oleh kepala Madrasah
Ibtidaiyah Al-washilah di Tebo Tengah dengan Bapak Bujang
Azri beliau mengatakan:
“Memang kami mendapatkan surat undangan untuk
mengikuti lomba tersebut tetapi kami tidak bisa mengikuti
lomba tersebut karena terkendala biaya.”59
2. Lomba Bercerita Rakyat Jambi dalam Bahasa Inggris
Lomba ini juga diadakan untuk tingkat SMP/MTS yang
mana semua SMP/MTS yang ada di Kabupaten Tebo diundang
untuk megikuti kegiatan lomba tersebut. Sama halnya dengan
yang diungkapkan oleh Bapak Riduan diatas sebelumnya
bahwa tidak semua SMP/MTS yang diundang dapat mengikuti
kegiatan lomba tesebut. Karena banyak terkendala di biaya dan
juga jarak tempuh yang jauh.
3. Lomba Pemilihan Perpustakaan Sekolah Tingkat SMA/MAN
Lomba ini diadakan agar setiap perpustakaan SMA/MAN
yang ada di Kabupaten Tebo dapat menjadi motivasi agar
dapat mengoptimalkan fungsi dari perpustakaan. Sehingga
anak-anak SMA/MAN juga dapat menikmati fasilitas yang ada
di sekolah masing-masing. Tetapi meskipun begitu tidak
semua SMA/MAN datang keperpustakaan untuk mengikuti
lomba tersebut.
4. Lomba Perpustakaan Desa/Kelurahan.
Sama hal nya dengan lomba perpustakaan SMA/MAN,
Dinas perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo juga
58 Wawancara, pada tanggal 18 maret 2019
59
Wawancara, pada tanggal 18 maret 2019
50
mengadakan lomba untuk perpustakaan Desa/Kelurahan.
Tetapi juga tidak banyak yang mengikuti lomba tersebut.
b. Mengadakan Perpustakaan Mobil Keliling
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo melakukan
perpustakaan mobil keliling yang beroperasi dua kali dalam
seminggu. Tetapi Dinas perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
hanya mempunyai 1 unit mobil yang dijadikan perpustakaan mobil
keliling, sehingga mereka membuat strategi dalam mencapai target
yang mereka inginkan mengingat hal nya bahwa wilayah Tebo
terdiri dari 12 kecamatan. Didalam setiap kecamatan tersebut
terdapat banyak lagi desa/kelurahan dengan 1 unit mobil
perpustakaan keliling mereka melaksanakan kunjungan mobil
keliling tersebut dibagi seperti yang disampaikan oleh Bapaka
Riduan yaitu:
“Pada bulan Maret sampai dengan bulan Agustus mendatang
tahun 2019 ini Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
melakukan kunjungan perpustakaan keliling ke Tebo Tengah.
Dengan cara ini mereka berharap agar masyarakat Tebo agar
lebih sadar akan pentingnya membaca dan menumbuhkan
literasi pada diri masing-masing mengingat zaman yang
semakin canggih saat ini.”60
Adanya perpustakaan keliling para pustakawan yang bertugas
akan sekaligus mempromosikan pentingnya membaca. Hal ini
dikatakan oleh Ibu Zaleha selaku Kasi pengelolaan layanan dan
pelestarian bahan perpustakaan beliau mengatakan:
“Dengan seringnya diadakan perpustakaan keliling dalam
seminggu dua kali, kami berharap setiap masyarakat dapat
menikmati fasilitas yang ada, seperti kemudahan membaca
tanpa masyarakat yang berada jauh dari perpustakaan tidak
merasa jauh datang ke perpustakaan dan bisa mendapatkan
ilmu dan informasi secara gratis.”61
60 Wawancara, pada 28 februari 2019
61
Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
51
c. Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar
membaca.
Hari kunjung perpustakaan dilaksanakan dengan mengirim
kan surat seperti pihak perpustakaan mengirimkan surat kepada
sekolah TK, SD, SMP, SMA untuk melakukan kunjungan ke
perpustakaan dan membaca bersama-sama serta melakukan
kegiatan belajar mengajar di perpustakaan yang telah disiapkan
oleh pihak perpustakaan. Dalam sebuah wawancara bapak Riduan
mengatakan:
“Kami melakukan peringatan hari kunjung perpustakaan dan
bulan gemar membaca yang diadakan mulai dari bulan juni, juli,
agustus, dan september kami mengundang anak-anak sekolah dan
guru-guru sekolah agar datang keperpustakaan dan belajar
diperpustakaan .”62
Berdasarkan hasil wawancara penulis menunjukkan peran
yang telah dilakukan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
dengan melaksanakan lomba setiap setahun sekali, mengadakan
perpustakaan keliling, peringatan hari kunjung perpustakaan dan bulan
gemar membaca.
2. Kendala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah dalam
Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Tebo.
Belum berkembangnya budaya literasi dikalangan masyarakat Tebo
antara lain dapat disebabkan oleh masalah-masalah berikut:
a. Keterbatasan Anggaran
Masalah pendanaan ini dapat menjadi penghambat dalam
menumbuhkembangkan literasi masyarakat Tebo. Sebab, ketika
dana yang tersedia terbatas tentu berdampak ke fasilitas atau sarana
bagi masyarakat Tebo untuk mendapatkan tempat dan sumber
bacaan akan mengalami hambatan. Hal ini dengan apa yang
dijelaskan oleh Bapak Riduan Kasi pengembangan perpustakaan
62
Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
52
dan kegemaran budaya membaca kepada penulis Beliau
mengatakan bahwa:
“Masalah dana yang terbatas membuat kami belum dapat
melakukan banyak kegiatan dan menambah fasilitas yang
bisa membuat masyarakat menjadi senang dan nyaman untuk
selalu berkunjung ke perpustakaan seperti hal nya lomba.
Kami hanya bisa mengadakan lomba setahun sekali karena ya
masalah dana yang terbatas.”63
Penejelasan tersebut mengisyaratkan bahwa Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo membutuhkan biaya
yang banyak untuk bisa menarik perhatian masyarakat agar
masyarakat senang ke perpustakaan dan mencari sumber informasi
dari perpustakaan.
b. Efek Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi yang berkembang pesat sekarang yang mampu
menyajikan berbagai informasi dengan mudah dan cepat menjadi
sangat berdampak terhadap setiap manusia. Teknologi informasi
saat ini yang sering kita ketahui seperti komputer, televisi,
handphone, media sosial, internet yang semuanya mengenal dan
mengetahui hal itu, terlebih sekarang dengan kemajuan alat
teknologi masyarakat lebih cenderung menggunakan alat tersebut
dan hampir rata-rata disetiap rumah dan setiap individu masyarakat
Tebo sekarang memiliki alat canggih tersebut yang membuat
mereka menjadi sangat engan untuk datang ke perpustakaan.
Media audio visual televisi muncul karena perkembangan
zaman teknologi, kehadirannya media televisi ini setelah radio, dan
media cetak. Televisi merupakan media massa yang mengalami
perkembangan paling cepat di dunia. Dan paling diminati oleh
masyarakat. Daya tarik media sosial juga sangat mengoda dan
menarik setiap perhatian baik itu orang dewasa remaja bahkan
63
Wawancara pada tanggal 28 februari 2019
53
anak-anak yang tak luput dan tak mau ketinggalan dalam
mengunakan kehebatan media sosial sekarang.
Ungkapan yang sama juga disampaika oleh Ibu Zaleha kasi
pengelolaan dan layanan pelestarian bahan pustaka:
“Perpustakaan sepi mungkin karena masyarakat sudah
banyak yang mengikuti perkembangan zaman lebih enak mencari
informasi lewat HandPhone, anak-anak menonton televisi dan
bermain sehingga keinginan untuk datang ke perpustakaan semakin
malas.”64
Mengenai hal tersebut penulis mewawancarai mahasiswi
Institut Agama Islam Tebo Nur Aini dia mengatakan:
“Memang di kuliah banyak tugas tetapi untuk ke
perpustakaan saya terkadang kesulitan sendiri untuk mencari
bahan yang saya inginkan. Jadi kalau ada tugas saya tinggal
searching di HP untuk mencari apa yang saya inginkan
kalaupun sudah pulang kerumah hidupkan TV lansung
nonton kadang juga lansung tertidur karena capek.”65
Hal yang sama juga disampaikan oleh Putri Mahasiwi Institut
Agama Islam Tebo da menjelaskan:
“Iya kalau membaca pun saya juga lebih sering mengunakan
HanPhone melihat berita dimedia sosial, senang saja asal ada
internet karena lebih simple dan ngak ribet.”66
Berdasarkan hasil observasi dan temuan di lapangan
menunjukkan bahwa media elektronik menjadi salah satu dampak
penyebab kurangnya Peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat
Tebo.67
64 Wawancara pada tanggal 28 februari 2019
65 Wawancara pada tanggal 26 februari 2019
66
Wawancara pada tanggal 26 februari 2019
67 Observasi pada tanggal 26 februari 2019
54
c. Kondisi Demografi Wilayah
Kabupaten Tebo berada pada posisi bagian barat Provinsi
Jambi, Kabupaten Tebo dipengaruhi oleh iklim tropis dan berada
pada ketinggian antara 50-1.000 mdpl. Luas wilayah Kabupaten
Tebo yaitu 646.100 Ha atau 11,86% dari luas wilayah provinsi
jambi, yang terdiri dari 12 Kecamatan, 107 Desa dan 5 Kelurahan.
Luas Kecamatan Terbesar adalah Kecamatan Sumay seluas
129.695,95 Ha atau 20,1% dari luas wilayah seluruh Kabupaten
Tebo.68
Tabel 4.5
Demografi Wilayah Kabupaten Tebo
No Kecamatan Luas
Wilayah
Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
1 Tebo Ilir 708.7 - 10
2 Muara Tabir 509.3 - 8
3 Tebo Tengah 983.56 - 10
4 Sumay 1268 - 12
5 Tengah Ilir 221.44 - 5
6 Rimbo Bujang 406.92 - 7
7 Rimbo Ulu 295.74 - 6
8 Rimbo Ilir 214.34 - 9
9 Tebo Ulu 410.34 - 16
10 VII Koto 658.79 - 10
11 Serai
Serumpun
315.7 - 8
12 VII Koto Ilir 468.21 - 6
Jumlah 646.04 5 107
Dengan kondisi jauhnya antar wilayah tersebut juga
menghambat kegiatan yang dilaksanakan oleh perpustakaan apabila
68 http://tebokab.bps.go.id
55
tidak didukung dengan dana yang mencukupi. Hal ini pernah
disampaikan oleh Bapak Bujang Azri Kepala Madrasah Ibtidaiyah
Al-Washilah Beliau mengatakan:
“Jarak mau ke perpustakaan itu jauh dan juga tidak ada biaya
mau mengikuti kegiatan disana”.69
Hal yang sama juga disampaikan oleh Husaini pelajar SMK
Al-Qoriah Bungkal dia mengatakan.
“Kalau mau ke perpustakaan jauh jarak nya dari rumah saya
dan kalau pulang dari sekolah saya lansung pulang karena dirumah
saya pulang sekolah motong.”70
Ungkapan ini juga disampaikan oleh Vivi Pradila Mahasiwi
IAI Tebo dalam ungkapannya dia mengatakan.
“Saya kuliah bolak-balik dari rumah ngak ngekost, rumah
saya di pulau temiang jadi kalau mau ke perpustakaan jauh terus
balik kerumah jadi tambah jauh karna jarak tempuh saya dari
rumah ke kampus 1 jam kalau saya ngebut bawa motor.”71
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi penulis
mengambil kesimpulan kondisi demografi wilayah juga dapat
menyebabkan rendahnya minat budaya literasi masyarakat saat ini.
d. Koleksi Buku
Koleksi perpustakaan adalah semua bahan pustaka baik
tercetak maupun non cetak yang dikumpulkan dan disediakan oleh
perpustakaan yang digunakan oleh perpustakaan yang digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pemustaka. Ketersediaan koleksi
dalam sebuah perpustakaan harus diperhatikan dan disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna perpustakaan. Tujuan dari
ketersediaan koleksi perpustakaan adalah mengumpulkan,
menyediakan dan melayankan koleksi perpustakaan kepada
pengguna.
69 Wawancara, pada tanggal 18 maret 2019
70
Wawancara, pada tanggal 25 februari 2019
71 Wawancara, pada tanggal 26 februari 2019
56
Selain itu koleksi perpustakaan kuga harus berkembang
sesuai dengan perkembangan pesatnya ilmu pengetahuan sekarang
ini, karena apabila koleksi buku tertinggal dan informasi didalam
nya tidak up to date maka bertambahlah rasa malas pemustaka
yang hendak ingin ke perpustakaan. Mereka berpikir buat apa ke
perpustakaan kalau koleksi yang mereka inginkan tidak ada dan
tidak sesuai dnegan kebutuhan mereka.
Dalam sesi wawancara penulis melakukan wawancara
dengan Sri Pevi Pugiawati pelajar SMK Al-Qoriah Bungkal dia
mengatakan:
“Pelayanan nya bagus, pegawai-pegawai perpustakaan sangat
ramah, tetapi ketika kami mencari koleksi yang kami
inginkan untuk membuat tugas sering tidak ada seperti ini
kami ingin membuat tugas dari guru bahasa indonesia dan
mencari bahan untuk menyelesaikan tugas tersebut tetapi
kami tidak menemukannya. Hingganya kami jadi membaca
komik disini.”72
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan penulis
memang koleksi di perpustakaan terbilang sedikit dan koleksi nya
tidak up to date koleksi yang dipajang di rak perpustakaan
kebanyakan koleksi lama.
e. Belum Ada Kerjasama Perpustakaan dan Masyarakat
Upaya pemerintah dan masyarakat dalam menyikapi
pentingnya literasi masih kurang, seharusnya disini antara
pemerintah dan masyarakat harus ada saling kerjasama dalam
menumbuhkan budaya literasi dalam diri masyarakat dan
mempromosikan tentang pentingnya literasi. Hal ini juga
ditegaskan oleh Bapak Riduan yaitu
“Memang antar perpustakaan dan masyarakat belum ada
kerja sama meskipun ada kerja sama itu hanya sebatas
kegiatan lomba yang diadakan oleh perpustakaan itu pun
masih ada peserta yang diundang tidak mengikuti lomba
72
Wawancara tanggal 26 februari 2019
57
tersebut. Jadi, kalau kerjasama untuk menumbuhkan budaya
literasi masyarakat Tebo itu belum ada.”73
Penulis juga mewawancarai seorang ibu rumah tangga, dia
mengatakan”
“Anak saya kalau pulang sekolah dia lansung main kalau
tidak nonton TV kalau mau ke perpustakaan malas, saya kadang
ngak ada waktu, mana mau ngurus rumah, anak, suami belum lagi
masak.”74
Hal yang sama juga disampaikan oleh seorang pedagang
minuman Bapak Kodir yang berjualan tepat di depan perpustakaa,
dia mengatakan:
“Bukannya tak mau ke perpustakaan, tapi dengan keadaan
yang seperti ini rasanya saya lebih baik fokus cari rizki saja, jualan
dari jam 11 sampai malam kadang juga es saya ngak habis, jadi
gimana mau ke perpustakaan.”
Dari ungkapan diatas penulis menyimpulkan bahwa sangat
disayangkan tidak ada kerja sama antara kedua pihak karena dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat harus ada saling kerja
sama semua pihak tidak hanya antara pihak perpustakaan dan
masyarakat setempat tetapi juga harus ada kontribusi orang tua
yang berperan memberi contoh kepada anak tentang pentingnya
literasi.
3. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Kendala yang Dihadapi Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo
Pada dasarnya ada begitu banyak faktor yang dapat menjadi
pendukung ataupun dalam menumbuhkembangkan budaya literasi
masyarakat Tebo. Berbagai upaya tersebut dapat sangat berkaitan erat
sekali, sebab ketika upaya itu terlaksana dengan baik maka akan
menjadi pendukung dalam menumbuhkembangkan budaya literasi
73 Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
74 Wawancara, pada tanggal 27 februari 2019
58
masyarakat Tebo dan ketika upaya tersebut tidak berjalan baik atau
terlaksana sebagaimana mestinya maka akan menjadi hambatan dalam
menumbuhkembangkan budaya literasi.
Untuk itu berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan
dilapangan, penulis menemukan beberapa upaya baik yang menjadi
pendukung ataupun penghambat dalam menumbuhkembangkan
budaya literasi masyarakat tebo. Adapun upaya tersebut adalah sebagai
berikut:
a. Alokasi Dana Perpustakaan
Tersedianya dana pepustakaan merupakan upaya yang cukup
penting dalam menumbuhkembangkan budaya literasi masyarakat
Tebo. Karena dengan adanya dana maka Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo akan lebih mudah untuk melakukan
kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan budaya literasi
masyarakat Tebo dan tidak terjadi kendala karena biaya lagi.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan di Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo, perpustakaan
mempunyai dana khusus dari pemerintah untuk melakukan
kegiatan-kegiatan perpustakaan. Hanya saja dana tersebut belum
cukup untuk memadai segala kebutuhan untuk melakukan
kegiatan. Hal diatas penulis katakan berdasarkan apa yang telah
dijelaskan oleh Bapak Riduan yaitu:
“Kami tentunya memiliki program untuk ikut mencerdaskan
bangsa apalagi untuk menumbuhkembangkan budaya literasi
masyarakat Tebo saat ini hanya saja dana kami untuk
melakukan kegiatan-kegiatan atau memenuhi sarana dan
prasarana yang mampu menciptkan masyarakat yang literasi
itu belum dapat kami laksankan sepenuhnya dan kami berharap
semoga anggaran untuk kegiatan perpustakaan dapat berjalan
dengan baik.”75
Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa alokasi dana yang
disediakan oleh pemerintah belumlah dapat untuk menjadi upaya
75 Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
59
pendukung yang terlaksana untuk menyediakan fasilitas dan
membuat kegiatan-kegiatan yang mampu mebumbuhkembangkan
budaya literasi bagi masyarakat. Tentunya hal ini harusnya perlu
menjadi perhatian khusus bagi pihak Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah atau pemerintah di atasnya.
b. Penyuluhan dan Seminar Tentang Pentingnya Literasi
Adanya penyuluhan dan seminar tentang pentingnya literasi
tentu merupakan sebuah upaya yang tidak bisa dikesampingkan
oleh masyarakat Tebo. Penyuluhan atau seminar tersebut
diharapkan akan memberikan kesadaran dan motivasi bagi
masyarakat Tebo.
Berdasarkan penjelasan Bapak Riduan mengatakan:
“Kegiatan penyuluhan dan seminar ini pernah diadakan tapi
tidak menjelaskan tentang pentingnya literasi hanya saja
tentang pembinaan perpustakaan dan memang kami sudah
lama tidak mengadakan seminar karena masih terkendala di
dana, insyaallah dalam waktu dekat kami akan mengusahakan
untuk dapat mengadakan seminar tentang pentingnya
literasi.”76
Berdasarkan hal diatas diketahui bahwa kegiatan penyuluhan
tentang pentingnya literasi merupakan upaya yang harusnya
dilakukan oleh perpustakaan dan diharapkan dengan perpustakaan
melakukan kegiatan tersebut mampu memberikan kesadaran
kepada masyarakat Tebo tentang pentingnya literasi.
c. Sikap dan Kebiasaan Masyarakat
Terlepas dari upaya yang ada diatas tersebut, yang sangat
penting adalah sikap dan kebiasaan masyarakat itu sendiri. Sikap
masyarakat akan berbagai usaha yang dilakukan oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo akan menentukan
apakah masyarakat dapat menerima dengan baik sehingga
memberikan pengaruh positif berupa motivasi dan kesadaran bagi
masyarakat Tebo menjadi seorang yang literasi. Kemudiaan
76 Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
60
menjadi kebiasaan yang literasi akankah terus dikembangkan atau
tidak dan kebiasaan masyarakat yang belum menumbuhkan budaya
literasi apakah akan berubah menjadi seorang yang literasi juga,
tentu akan menjadi upaya yang dapat dilakukan oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam menumbuhkan
budaya literasi masyarakat Tebo.
C. Kondisi Budaya Literasi Masyarakat Tebo
Berbagai seruan yang telah dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Daerah Tebo telah dilakukan untuk menunjukkan kepedulian
dan kesunguhan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo kepada
masyarakat Tebo untuk menumbuhkan budaya literasi pada setiap individu
namun semua itu tak membuahkan hasil yang diharapkan. Kepada penulis
Ibu Zaleha mengungkapkan yaitu:
“Kami melakukan seruan kepada masyarakat dengan mengunakan
radio IDOLA 102 FM dan kami juga memberikan selembaran untuk
menghimbau masyarakat saat ini tentang pentingnya literasi.”77
Kondisi literasi masyarakat saat ini harus terus
ditumbuhkembangkan mengingat kondisi saat ini sangat rendah. Hal ini
penulis ungkapkan karena selama penelitian dalam melakukan wawancara
berbagai informan yang penulis temui tidak ada yang menjelaskan tentang
pentingnya literasi dalam kehidupan serba canggih saat ini.
Berdasarkan wawancara dan temuan dilapangan menunjukkan
bahwa tidak sedikit masyarakat banyak mengangap Televisi dan
Handphone sebagai sarana dan infromasi yang lengkap dan ekonomis,
terjangkau sehingga setiap rumah memiliki sebuah televsi dan handphone
sudah merupakan hal yang wajib untuk diadakan. Penulis mewawancari
seorang Ibu Diniah pedagang baju, yaitu:
“Kalau mau cari berita atau informasi apa saya kebanyakan lihat di
berita televisi apalagi kalau siang itu banyak berita-berita yang tayang,
seperti indosiar, sctv itu selalu tayang,”78
77
Wawancara, pada tanggal 28 februari 2019
61
Namun disini apabila informasi yang didapatkan dari televisi dan
handphone yang digunakan tidak dicerna dan dipahami secara baik maka
akan berdampak buruk. Sehingga terjadilah kesalahpahaman, terpecah
belahnya kekeluargaan atau membuat keributan dan merugikan diri sendiri
ataupun orang lain.
78 Wawancara, pada tanggal 27 februari 2019
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan dengan berbagai
uraian diatas, maka dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo antara lain:
melaksanakan lomba tahunan, mengadakan mobil perpustakaan
keliling, melakukan peringatan hari kunjung dan bulan gemar
membaca.
2. Kendala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo dapat disebabkan oleh
masalah pendanaan, kemajuan teknologi, kondisi demografi wilayah,
koleksi buku, belum ada kerjasama Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo dengan masyarakat Tebo.
3. Upaya dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo antara lain: alokasi dana
perpustakaan, penyuluhan dan seminar tentang pentingnya literasi,
sikap dan kebiasaan masyarakat.
B. Saran
Untuk pengembangan lebih lanjut maka penulis memberikan saran
yang dapat bermanfaat bagi pembaca.
1. Perlu adanya perhatian penuh dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah terhadap kelemahan masyarakat dalam menumbuhkan budaya
literasi.
2. Perlu adanya kerjasama antara Dinas Perpustakaan dan Kearsipan
Daerah Tebo dengan masyarakat atau perangkat desa yang dapat
63
memberikan pengaruh positif kepada masyarakat untuk menumbuhkan
budaya literasi masyarakat Tebo.
3. Perlunya diadakan kegiatan-kegiatan lain yang edukatif dengan tema
literasi dan bervariatif agar lebih menarik dimata masyarakat sambi
mensosialisasikan budaya literasi pada acara tersebut.
Jambi, Maret 2019
Penulis
Mussuryani
Nim. IPT.150452
DAFTAR PUSTAKA
A. Sumber Buku
Departemen pendidikan dan kebudayaan RI, bulletin pusat perbukuan vol. 5,
2001
Haris Herdiansyah, metode penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial,
salemba humaika, 2010
Lasa Hs, kamus kepustakawanan Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Book
Publisher, 2009.
Lizamudin ma’mur, membangun budaya literasi, Jakarta: diadit media 2010.
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka. 2000.
Siswantoro, Metode Penelitian Sastra, Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2014.
Soerjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar, edisi baru, rajawali pers, 2009.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta, 2008.
sugiyono, metode penelitian pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Sutarno NS, Perpustakaan dan Masyarakat, Jakarta: Sagung Seto, 2006.
Trinardi linoto, meringkas mata pelajaran, Jakarta: erlangga, 2011.
Tri Septiyantono, Literasi Informasi, tanggerang selatan: universitas terbuka,
2015.
Wiji suwarno, perpustakaan dan buku: wacana penulisan dan penerbitan,
yogyakarta: ar-ruzz media, 2011.
Wiji Suwarno, Ilmu Perpustakaan &Kode Etik Pustakawan, Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010.
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode dan
Teknik, Bandung Tarsito, 2004.
Yayat Hayati Djatmiko, perilaku organisasi, Bandung: Alfabeta, 2002.
B. Sumber Internet
http://digilib.uinsby.ac.id/21146/5/Bab 2.pdf. diakses pada hari kamis tgl 08
November 2018pada jam 10.49 wib
http://old.perpurnas.go.id/SNP-BID-PUPK.pdf. Diakses pada 24 april 2019,
jam 14.35 wib
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul: “Peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Dalam
Menumbuhkan Budaya Literasi Masyarakat Kabupaten Tebo”
A. Observasi
1. Mengamati secara lansung keadaan lokasi penelitian Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Tebo.
2. Mengamati secara lansung bentuk aktivitas keseharian Dinas
Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Tebo.
B. Wawancara
Kepala Perpustakaan dan Kasi Pengembangan Perpustakaan dan
Pembudayaan Kegemaran Membaca.
1. Apa peran Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo ?
2. Bagaimana kondisi literasi masyarakat Tebo ?
3. Apakah literasi merupakan suatu hal yang penting untuk
dikembangkan ?
4. Apa saja kendala dalam menumbuhkan budaya literasi masyarakat
Tebo ?
5. Apa faktor yang dapat menumbuh kembangkan budaya literasi
masyarakat Tebo saat ini ?
6. Adakah program yang belum terlaksana yang berkaitan dengan budaya
literasi masyarakat Tebo ?
7. Apa solusi lain yang akan pihak perpustakaan Tebo lakukan untuk
mengatasi budaya literasi masyarakat Tebo ?
Masyarakat
1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu terhadap kondisi literasi masyrakat
Tebo saat ini ?
2. Apakah dari masyarakat ini menginginkan adanya kegiatan lain dari
perpustakaan yang berupa inovasi baru sebagai menumbuhkan literasi
masyarakat Tebo ini ?
3. Bagaimana peran perpustakaan Tebo yang Bapak/Ibu lihat dalam
meumbuhkan literasi masyarakat Tebo ? apakah ada atau tidak ?
4. Sebagai Mahasiswa/Mahasiswi, bagaimana menurut anda terhadap
budaya literasi masyarakat Tebo ini ?
5. Bagaimana menurut Bapak/Ibu terhadap upaya yang telah dilakukan
oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo dalam
menumbuhkan budaya literasi masyarakat Tebo ?
C. Dokumentasi
1. Sejarah berdirinya Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Daerah Tebo.
2. Visi dan Misi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
3. Keadaan Fisik Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
4. Tugas, Fungsi, dan Tujuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah
Tebo
5. Koleksi Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Tebo.
A. FHOTO TEMPAT PENELITIAN
CURICULUM VITAE
Data Penulis
Nama : Mussuryani
NIM : IPT 150452
Tempat/Tanggal Lahir : Koto Jayo, 10 Desember 1997
Fakultas : Adab dan Humaniora
Jurusan : Ilmu Perpustakaan
Alamat Asal : Dusun Koto Jayo. Rt 01. Desa Bungo Tanjung. Kec
Tebo Ulu. Kab Tebo. Jambi
Alamat Jambi : Mendalo Indah. Rt 01. Jambi Luar Kota. Muaro Jambi.
Jambi
Riwayat Pendidikan
1. Sekolah Dasar : SD No 25/VIII Bungo Tanjung 2008
2. SMP : SMP Swasta Zulhijjah 2011
3. SMA : SMA Swasta Zulhijjah 2014
Orang Tua
Nama Ayah : Zuhri
Nama Ibu : Lisni
Pekerjaan Ortu : Petani
Alamat ortu : Dusun Koto Jayo. Rt 07. Ds Bungo Tanjung. Kec Tebo
Ulu. Kab Tebo. Jambi
top related