penyelesaian kredit macet pada pt. bpr solobaru … filebagaimana langkah dalam pemberian kredit dan...
Post on 15-Jun-2019
215 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU
PERMAI SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III
Keuangan dan Perbankan
Oleh :
LUCIA APRILIA ANGGRIANI
NIM F3609047
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRAK
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU PERMAI SUKOHARJO
LUCIA APRILIA ANGGRIANI
F 3609047
Kasus kredit macet yang terjadi di dunia perbankan tanah air bukanlah hal yang baru. Kredit macet merupakan permasalahan utama yang terjadi di dunia perbankan sejak lama. Namun apabila tidak ditangani secara benar akan menganggu kinerja dari suatu bank. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana langkah dalam pemberian kredit dan penyelesaian kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo serta alasan mengapa terjadi kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
Dalam pembahasan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu pengambilan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara, pengamatan, dan pengumpulan data dari PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo, serta data sekunder yaitu data yang diperoleh studi kepustakaan dan buku-buku bacaan serta literatur-literatur pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
Upaya penyelesaian kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo melalui 2 (dua) langkah yaitu, penyelesaian di luar jalur hukum merupakan langkah penyelesaian secara kekeluargaan dengan debitur dengan cara pendekatan secara personal. Sedangkan penyelesaian melalui Pengadilan Negeri, akan ditempuh apabila pendekatan secara personal tidak kunjung mendapatkan hasil, maka langkah penyelesaian akan diserahkan kepada Pengadilan Negeri. Alasan yang sering mendasari kredit macet secara umum berasal dari pihak ekstern atau pihak debitur.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah langkah penyelesaian kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo lebih ditekankan melalui langkah penyelesaian di luar jalur hukum, namun apabila langkah tersebut dinilai tidak lekas mendapatkan hasil maka pihak bank akan menggunakan jalur hukum. Selanjutnya pihak bank perlu mengindikasi terjadinya kredit macet serta menerapkan langkah pencegahan kredit macet agar dapat meminimalisir terjadinya kredit macet. Maka saran yang dapat diberikan adalah diharapkan pihak bank lebih teliti dalam menganalisis keadaan para debiturnya.
Kata kunci : Kredit Macet, Penyelesaian Kekeluargaan, Penyelesaian, Jalur Hukum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRACT
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU PERMAI SUKOHARJO
LUCIA APRILIA ANGGRIANI
F 3609047
Case of bad debts in the banking world in this country is not new. Bad
credit is a major problem that occurred in the banking world for a long time. But if it’s not handled properly, it would disrupt the performance of a bank. This study aims to explain how the steps in the lending and settlement of bad loans to PT. RB Solobaru Permai Sukoharjo and why bad debts happened in PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
In the discussion of research, method which is used was qualitative descriptive method, it is retrieval of data obtained directly from the source. The type of data which writer used is primary data, it is data obtained directly from interviews, observations, and data collection from the PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo, and secondary data which is data obtained by the study of literature and reading books and literature at the PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
In resolving bad debts at PT. RB Solobaru Permai Sukoharjo with 2 (two) steps, there are settlement outside the law and settlement through the Court. The settlement outside the law is a step in a family settlement with the debtor by way of a personal approach. While the settlement through the Court, will be pursued if the approach does not go to get results, so the solution will be submitted to the District Court. Reason which is often underlie the bad debts are generally derived from the external or the debtor.
The conclusion of this study is a solution step of bad debts at PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo more emphasized through the completion of step outside the law, but if it was not judged quickly get a result so the bank will use the law. Furthermore, the bank needs to indicate the occurrence of non-performing loans and bad debts and apply preventive measures in order to minimize bad debts. So the suggestion can be given by the bank is expected to be more precise in analyzing the situation of the debtor.
Keywords : Bad Debts, Family Settlement, Solution, Law Lane
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
· Be the best, do the best
( penulis )
· Tidak ada kata terlambat untuk memulai sesuatu yang lebih baik
( penulis )
· Ia membuat sesuatu indah pada waktunya
( Pengkhotbah 3 : 11 )
· Dalam segala hal kami ditindas, namun tidak terjepit; kami habis akal, namun tidak putus asa; kami dianiaya, namun tidak ditinggalkan sendirian; kami dihempaskan, namun tidak binasa ( 2Kor 4 : 8-9 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Tugas Akhir ini kupersembahakan kepada :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria, semoga dapat
menjadi berkat.
2. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah
memberikanku semangat dan doa sehingga dapat
menyelesaikan kuliah ini.
3. Keluarga terkasih kakak, adik, dan para sahabat atas
doa dan support yang telah diberikan.
4. Keluarga Keuangan dan Perbankan 2009.
5. Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudul “PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU
PERMAI SUKOHARJO” ini dengan baik.
Penulisan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
persyaratan guna mencapai gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini
penulis tidak bekerja sendiri, namun banyak pihak lain yang membantu penulisan
Tugas Akhir ini. Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu penulisan Tugas Akhir ini.
1. Dr. Wisnu Untoro, S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Kresno Sarosa Pribadi, S.E., M.Si selaku Ketua Program Diploma III
Keuangan dan Perbankan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
3. Wahyu Agung Setyo, S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberikan arahan-arahan yang baik.
4. Drs. Sumardi, S.E., MESP selaku pembimbing magang dan Tugas Akhir
yang telah memberikan bimbingan sehingga Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
5. Bapak dan Ibu dosen jurusan Keuangan dan Perbankan yang senantiasa
memberikan ilmunya.
6. Bapak Antonius Ignatius, S.E. selaku pimpinan PT. BPR Solobaru Permai
yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan magang dan
mengumpulkan data guna penyusunan Tugas Akhir ini.
7. Seluruh pegawai PT. BPR Solobaru Permai yang telah membimbing,
mengarahkan, dan membantu penulis mengumpulkan data.
8. Papa dan mama tercinta yang selalu memberikan perhatian, menyayangi, dan
memberikan semangat pada penulis untuk meraih cita-cita.
9. Mba-mbaku, mba tina dan mba heni serta keluarga besar yang uda ngasi
dukungan, bantuan, bersedia selalu diganggu buat Tugas Akhir ini.
10. My besties yang sama sama berjuang dari awal hingga dinyatakan lulus
bersama, my “twins” mari berjuang, my new sista Anna dan Ancha, SG07
makasih buat supportnya.
11. Si Cenong yang ga pernah berenti memberi semangat dan segala bentuk
galaknya J
12. Keluarga besar Keuangan dan Perbankan 2009, terimakasih atas
kebersamaanya, dan pihak yang uda memberikan kenangan manis dan pahit
bersama selama kuliah ini.
13. Seluruh pihak yang tidak mungkin dapat penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih untuk semuanya yang telah memberikan inspirasi sekarang dan di masa
depan nanti.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Tanpa mengurangi peranan dari berbagai pihak yang telah membantu pembuatan
Tugas Akhir ini, segala kritik dan saran membangun, penulis terima dengan
senang hati guna menyempurnakan Tugas Akhir ini.
Terima kasih.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul............................................................................................... i
Abstraksi ………………………………………........................................... ii
Halaman pesetujuan ………………………………………………………. iv
Halaman pengesahan ……………………………………………………… v
Motto ……………………………………………………………………… vi
Persembahan ……………………………………………………………… vii
Kata pengantar ……………………………………………………………. viii
Daftar isi ………………………………………………………………….. xi
Daftar tabel ……………………………………………………………….. xiii
Daftar gambar …………………………………………………………….. xiv
Daftar lampiran …………………………………………………………… xv
1. BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah ………………………………………….. 1
B. Rumusan masalah ………………………………………………... 7
C. Tujuan penelitian ………………………………………………… 7
D. Manfaat penelitian ……………………………………………….. 7
E. Metode penelitian ………………………………………………... 8
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank ……………………………………………………………… 11
B. Kredit ……………………………………………………………. 14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Unsur-unsur kredit ……………………………………………….. 15
D. Prinsip-prinsip perkreditan ………………………………………. 16
E. Fungsi kredit ……………………………………………………... 18
F. Klasifikasi kredit …………………………………………………. 19
G. Kredit macet ……………………………………………………… 24
H. Pengindikasian kredit bermasalah ……………………………….. 25
I. Penanganan kredit bermasalah …………………………………… 27
3. BAB III PENANGANAN KREDIT MACET DI BPR SOLOBARU
PERMAI
A. Gambaran umum perusahaan ……………………………………. 30
B. Pembahasan masalah …………………………………………….. 42
4. BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 59
B. Saran ……………………………………………………………… 61
Daftar pustaka
Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.1 Data kucuran kredit di Indonesia ………………………………. 3
Tabel III.1 Komposisi pendidikan pegawai ………………………………. 36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar III.1 Struktur organisasi PT. BPR Solobaru Permai …………… 38
Gambar III.2 Prosedur pemberian kredit ………………………………… 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kegiatan Harian Magang Kerja
2. Surat Pernyataan Tugas Akhir
3. Surat Keterangan Magang
4. Kartu Bimbingan Kuliah Magang Kerja
5. Slip Pengambilan dan Penyetoran Uang
6. Kartu Angsuran
7. Surat peringatan/ Somasi I
8. Surat peringatan/ Somasi II
9. Surat peringatan/ Somasi III
10. Surat permohonan kredit
11. Formulir pembukaan rekening
12. Surat tugas
13. Laporan appraisal
14. Keterangan untuk memperoleh kredit
15. Formulir prinsip mengenal nasabah
16. Kartu deposito
17. Kartu tabungan
18. Formulir Penilaian Magang Kerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU PERMAI SUKOHARJO
LUCIA APRILIA ANGGRIANI F 3609047
Kasus kredit macet yang terjadi di dunia perbankan tanah air bukanlah hal yang baru. Kredit macet merupakan permasalahan utama yang terjadi di dunia perbankan sejak lama. Namun apabila tidak ditangani secara benar akan menganggu kinerja dari suatu bank. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana langkah dalam pemberian kredit dan penyelesaian kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo serta alasan mengapa terjadi kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
Dalam pembahasan metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu pengambilan data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Jenis data yang digunakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara, pengamatan, dan pengumpulan data dari PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo, serta data sekunder yaitu data yang diperoleh studi kepustakaan dan buku-buku bacaan serta literatur-literatur pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
Upaya penyelesaian kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo melalui 2 (dua) langkah yaitu, penyelesaian di luar jalur hukum merupakan langkah penyelesaian secara kekeluargaan dengan debitur dengan cara pendekatan secara personal. Sedangkan penyelesaian melalui Pengadilan Negeri, akan ditempuh apabila pendekatan secara personal tidak kunjung mendapatkan hasil, maka langkah penyelesaian akan diserahkan kepada Pengadilan Negeri. Alasan yang sering mendasari kredit macet secara umum berasal dari pihak ekstern atau pihak debitur.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah langkah penyelesaian kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo lebih ditekankan melalui langkah penyelesaian di luar jalur hukum, namun apabila langkah tersebut dinilai tidak lekas mendapatkan hasil maka pihak bank akan menggunakan jalur hukum. Selanjutnya pihak bank perlu mengindikasi terjadinya kredit macet serta menerapkan langkah pencegahan kredit macet agar dapat meminimalisir terjadinya kredit macet. Maka saran yang dapat diberikan adalah diharapkan pihak bank lebih teliti dalam menganalisis keadaan para debiturnya.
Kata kunci : Kredit Macet, Penyelesaian Kekeluargaan, Penyelesaian, Jalur hokum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU PERMAI SUKOHARJO
LUCIA APRILIA ANGGRIANI
F 3609047
Case of bad debts in the banking world in this country is not new. Bad credit is a
major problem that occurred in the banking world for a long time. But if it’s not handled properly, it would disrupt the performance of a bank. This study aims to explain how the steps in the lending and settlement of bad loans to PT. RB Solobaru Permai Sukoharjo and why bad debts happened in PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
In the discussion of research, method which is used was qualitative descriptive method, it is retrieval of data obtained directly from the source. The type of data which writer used is primary data, it is data obtained directly from interviews, observations, and data collection from the PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo, and secondary data which is data obtained by the study of literature and reading books and literature at the PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
In resolving bad debts at PT. RB Solobaru Permai Sukoharjo with 2 (two) steps, there are settlement outside the law and settlement through the Court. The settlement outside the law is a step in a family settlement with the debtor by way of a personal approach. While the settlement through the Court, will be pursued if the approach does not go to get results, so the solution will be submitted to the District Court. Reason which is often underlie the bad debts are generally derived from the external or the debtor.
The conclusion of this study is a solution step of bad debts at PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo more emphasized through the completion of step outside the law, but if it was not judged quickly get a result so the bank will use the law. Furthermore, the bank needs to indicate the occurrence of non-performing loans and bad debts and apply preventive measures in order to minimize bad debts. So the suggestion can be given by the bank is expected to be more precise in analyzing the situation of the debtor.
Keywords : Bad Debts, Family Settlement, Solution, Law Lane
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perbankan saat ini yang sangat pesat membuat
persaingan di dunia perbankan juga semakin ketat. Bukti dari semakin
pesatnya perkembangan perbankan dengan adanya persebaran berbagai bank
di setiap kabupaten, baik berupa bank konvensional, Bank Perkreditan
Rakyat, Bank Kredit Kecamatan, maupun Bank Kredit Daerah. Bank-bank
tersebut saling bersaing untuk mendapatkan nasabah dan keuntungan yang
tinggi dengan melakukan inovasi-inovasi pada produk mereka agar menarik
bagi nasabah. Bukti lain dari perkembangan perbankan yaitu semakin
banyaknya masyarakat yang menginginkan untuk bertransaksi di perusahaan
perbankan, diantaranya dalam hal permintaan kredit, baik kredit modal kerja,
investasi atau kredit konsumtif. Mereka juga memilih menyalurkan dana pada
produk tabungan maupun deposito.
Menurut UU No 10 tahun 1998 bahwa bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannnya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau dalam
bentuk lainnya dalam rangka memenuhi taraf hidup rakyat banyak. Dari
pengertian tersebut produk perbankan dapat diklasifikasikan menjadi dua
produk yaitu produk berupa simpanan dan berupa pinjaman atau biasa kita
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
sebut dengan kredit. Produk simpanan terdiri dari tabungan, deposito, dan
giro. Sedangkan produk pinjaman atau kredit di bagi menjadi 2 sesuai
penggunaannya yaitu produk produktif dan produk konsumtif.
Bank merupakan suatu badan usaha yang kegiatan utamanya
menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya, kemudian
mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta
menyediakan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran (Subagyo dkk, 1997:44).
Penyaluran kredit merupakan bisnis utama bank, sehingga bagian
terbesar dari asset bank berupa kredit, begitu juga haknya pendapatan bank
yang sebagian besar diperoleh dari bunga kredit. Hal tersebut menunjukkan
bahwa pendapatan utama perbankan adalah didapat dari selisih bunga
pinjaman dan simpanan. Hal ini menyebabkan kredit menjadi sangat penting
bagi sebuah bank. Kualitas kredit yang baik akan membantu bank dalam
upayanya meningkatkan keuntungan.
Kredit mempunyai peranan penting untuk membiayai kegiatan
perekonomian agar pertumbuhan ekonomi meningkat. Kebijakan pemerintah
yang ditempuh di bidang perkreditan diarahkan untuk membiayai sektor-
sektor yang mempunyai produktifitas tinggi sehingga alokasi dana secara
makro dapat dicapai dengan lebih efisien.
Peranan kredit yang diberikan oleh perbankan di dalam pertumbuhan
ekonomi dapat berarti penciptaan lapangan kerja, baik melalui perluasan
produksi dan kegiatan usaha lainnya maupun pengaruhnya dalam mendorong
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
munculnya unit-unit usaha baru. Selain itu kredit perbankan daat diarahkan
untuk pemerataan kesempatan berusaha antara lain melalui alokasi pemberian
kredit menurut prioritas pembangunan dan golongan ekonomi sehingga pada
gilirannya dapat memperluas pemerataan hasil-hasil pembangunan.
Secara garis besar, peranan atau fungsi kredit di dalam perekonomian,
perdagangan dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut : kredit dapat
meningkatkan utility (daya guna) dari modal/uang, kredit meningkatkan
utility (daya guna) suatu barang, kredit meningkatkan peredaran dan lalu
lintas uang, kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat, kredit
sebagai alat stabilitas ekonomi, kredit sebagai jembatan untuk meningkatkan
pendapatan nasional. Melihat arti pentingnya kredit, maka berikut adalah data
kucuran kredit di Indonesia :
Tabel I.1
Data Kucuran Kredit di Indonesia
Periode Kredit yang dikucurkan
Juli 2010 Rp. 1.597,98 triliun
Juli 2011 Rp. 1.973,59 triliun
Sumber : http://keuangan.kontan.co.id/news/kucuran-kredit-perbankan-
tumbuh-2351-1
Dari tabel I.1 di atas dapat dilihat bahwa guyuran kredit perbankan di
Indonesia masih kencang dibuktikan dengan adanya kenaikan di tiap
tahunnya. Per akhir Juli 2011, industri perbankan telah mengalami kenaikan
23,51% dibandingkan Juli 2010.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Kucuran kredit itu meliputi kredit berdenominasi rupiah senilai
Rp. 1.664,26 triliun dan kredit valuta asing setara Rp. 309,33 triliun. Kredit
modal kerja berkontribusi paling besar, yakni Rp. 950,04 triliun atau 48,15%
total kredit dengan pertumbuhan 25,32%.
Adapun posisi kedua ditempati konsumsi yang tumbuh 21,85%
menjadi Rp. 610,11 triliun. Jumlah ini setara 30,91% total kredit. Sedangkan
kredit investasi tumbuh 21,88% menjadi Rp. 413,450 triliun.
Hingga Juli lalu, lima bank yang membukukan penyaluran kredit
terbesar adalah Bank BRI senilai Rp. 267,134 triliun dengan pertumbuhan
17,89%, diikuti Bank Mandiri Rp. 243,823 triliun (25,02%), Bank BCA
Rp. 160,793 triliun (19,39%), Bank BNI Rp. 148,811 triliun (23,08%) dan
Bank CIMB Niaga Rp. 113,672 triliun (28,10%).
Melihat kenyataan banyaknya kredit yang dikucurkan tiap bank maka
tidak menutup kemungkinan bahwa bank-bank tersebut pasti akan mengalami
kredit yang bermasalah.
Akan tetapi dalam pelaksanaannya demi memperoleh keuntungan
yang besar, banyak penyaluran kredit yang tidak melakukan penilaian dengan
baik dengan calon debitur sehingga menimbulkan masalah dalam
pembayarannya. Dan pada akhirnya akan menyebabkan angka kredit macet
(non performing loan) yang tinggi. Bank harus lebih berhati-hati dalam
mengambil keputusan pemberian pinjaman kepada calon debitur. Selain itu
dari eksternal, yaitu dari pihak debitur yang kurang mampu mematuhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
perjanjian permohonan kredit yang telah disepakati dengan pihak bank,
adanya faktor ekonomi atau mungkin karena faktor musibah.
Membicarakan kredit macet menjadi sesuatu yang absurd/ketinggalan
jaman dalam dunia perbankan. Namun demikian apabila tidak ditangani
secara benar, maka akan mengganggu performance dan kinerja bank itu
sendiri. Kredit macet juga akan menghambat bagi perkembangan
perekonomian pada umumnya. Permasalahan klasik yang sering dihadapi
oleh lembaga perbankan saat ini meningkatnya Non Performing Loan. Salah
satunya adalah akibat menurunnya tingkat ekonomi masyarakat dan lesunya
keinginan berinvestasi serta masih belum stabilnya perekonomian nasional
dan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Disamping itu adanya
tuntutan kepada perbankan untuk segera menurunkan angka NPL sesuai yang
ditetapkan Bank Indonesia. Selain itu juga untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat kepada perbankan.
Semakin meningkatnya angka NPL atau kredit bermasalah akan
berpengaruh pada pola penanganan kredit oleh pihak bank atau pemberi
kredit. Berdasarkan kolektibilitas Bank Indonesia, kredit bermasalah
dibedakan menjadi kredit dalam perhatian khusus, kredit yang lancar, kredit
diragukan dan kredit macet. Pada tahap awal biasanya penanganan kredit
bermasalah ditangani sendiri oleh pihak bank atau kreditur tapi apabila
penanganan tersebut dirasa tidak membawa hasil maka pihak bank atau
kreditur dapat menempuh jalur hukum yaitu melalui Pengadilan Negeri atau
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
Keberadaan PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo sendiri sebagai
salah satu lembaga keuangan yang mempunyai fungsi memberikan pelayanan
perbankan dan membantu dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat,
memberikan manfaat yang besar baik dalam hal penghimpunan dana dari
masyarakat maupun penyaluran dana kepada masyarakat. Adanya PT. BPR
Solobaru Permai diharapkan dapat berperan dalam membantu pertumbuhan
ekonomi terutama di wilayah pedesaan. Semakin maraknya kredit perbankan
pada akhir-akhir ini maka penulis ingin mengupas masalah dalam hal
perkreditan mengenai prosedur pemberian kredit di PT. BPR Solobaru Permai
Sukoharjo. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memberikan informasi
secara lengkap kepada masyarakat agar lebih mengerti mengenai cara-cara
pengajuan kredit. Selain itu, dengan melihat adanya kasus kredit macet di
perbankan, khususnya di daerah Sukoharjo, maka penulis ingin menguraikan
masalah dan cara penyelesaian kredit macet khususnya di PT. BPR Solobaru
Permai Sukoharjo agar masyarakat lebih dapat mengerti dan sedapat mungkin
menghindari hal tersebut. Begitu juga bagi pihak bank agar dijadikan
himbauan dalam mengurangi permasalahan kredit macet. Dengan latar
belakang tersebut, maka penulis mengambil judul tugas akhir ini
“PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA PT. BPR SOLOBARU
PERMAI SUKOHARJO”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dirumuskan permasalahan yang
akan dibahas lebih lanjut adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
Solobaru Permai Sukoharjo ?
2. Apa saja penyebab kredit macet pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
Solobaru Permai Sukoharjo ?
3. Bagaimana cara penyelesaian kredit macet pada PT. Bank Perkreditan
Rakyat Solobaru Permai Sukoharjo ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
Solobaru Permai Sukoharjo.
2. Mengetahui penyebab kredit macet pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
Solobaru Permai Sukoharjo.
3. Mengetahui penyelesaian kredit macet pada PT. Bank Perkreditan Rakyat
Solobaru Permai Sukoharjo.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi mahasiswa
a. Sebagai proses awal dalam penerapan teori selama perkualiahan
dalam dunia kerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
b. Menambah dan memperluas pengetahuan dan pengalaman serta dapat
mengetahui dengan jelas penerapan, ketelitian, dan penyelesaian
kredit macet pada suatu perusahaan.
2. Bagi instansi ( BPR )
a. Diharapkan dapat menjadi kontributif positif bagi pihak PT. BPR
Solobaru Permai.
b. Diharapkan dapat menjadi acuan pada PT. BPR Solobaru Permai
dalam penyelesaian kredit bermasalah.
3. Bagi pembaca
a. Untuk menambah wawasan.
b. Sebagai referensi untuk memecahkan masalah yang serupa.
E. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan dalam Tugas Akhir ini adalah :
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah survei dimana aktivitas yang
dilakukan adalah observasi yaitu, dengan cara melaksanakan magang
kerja pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo, metode wawancara
juga diperlukan untuk mencari informasi penting mengenai hal-hal
yang akan ditulis pada tugas akhir ini yang dilakukan dengan cara
tanya jawab pada pegawai yang sesuai dengan bidangnya. Metode
selanjutnya adalah dokumentasi, sehingga apa saja yang diperoleh saat
survei, dipaparkan di penyusunan tugas akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2. Objek Penelitian.
Penulis melakukan penelitian pada tanggal 6 Februari 2012 – 6 Maret
2012 di PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo yang beralamat di Jl.
Raya Solo Permai HH-16, Madegondo, Grogol, Sukoharjo. Telepon
(0271) 628802/Fax (0271) 622387, yang berfungsi sebagai kantor
pusat dan kantor kas pembantu yang beralamat di Jl. KH Samanhudi
Tegalrejo RT. 03, Jetis, Sukoharjo 57511. Telepon (0271) 2109891.
3. Jenis data dan Sumber data
a. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kualitatif.
Data kualitatif merupakan jenis data yang diperoleh langsung dari
sumbernya. Data yang diperoleh adalah pedoman pemberian kredit
dan penyelesaian kredit macet serta hasil wawancara dengan
pegawai PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo mengenai cara-cara
yang dilakukan pegawai bagian kredit PT. BPR Solobaru Permai
Sukoharjo dalam menganalisis pemberian kredit dan penyelesaian
kredit macet.
b. Sumber data
1) Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari hasil wawancara,
pengamatan, dan pengumpulan data pada PT. BPR Solobaru
Permai Sukoharjo yang berkaitan dengan penyusunan tugas
akhir ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Data Sekunder
Data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan buku-buku
bacaan serta literatur-literatur pada PT. BPR Solobaru Permai
Sukoharjo.
4. Tehnik pengumpulan data
a. Wawancara
Pada pengumpulan data dengan tehnik wawancara ini, penulis
melakukan tanya dan jawab dengan pegawai PT. BPR Solobaru
Permai Sukoharjo yang menangani kredit.
b. Observasi
Pada tehnik ini penulis melakukan pengamatan langsung proses
pemberian kredit pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo.
c. Kepustakaan
Tehnik pengumpulan data ini penulis mengambil dari literature
dan buku-buku yang berhubungan topik bahasan yang
berhubungan dengan penelitian ini.
5. Tehnik Pembahasan
Model pembahasan yang penulis gunakan dalam Tugas Akhir adalah
model pembahasan deskriptif yaitu tehnik untuk membuat gambaran
atau deskripsi secara sistematis, aktual dan akurat mengenai suatu
obyek yang diteliti. Beberapa alat pendukung yang digunakan dalam
menjelaskan data ini adalah berupa tabel, gambar dan penjelasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bank
1. Pengertian Bank
Bank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai
lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran, serta
lembaga yang membantu pemerintah dalam melaksanakan kebijakan
moneter.
Pengertian Bank menurut Undang-Undang No 10 Tahun 1998
yang menjelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan mengeluarkannya
kepada masyarakat dalam bentuk kredit, dan atau bentuk-bentuk lainnya
dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak.
Bank juga dapat diartikan suatu industri yang bergerak pada
bidang kepercayaan yang menghubungkan debitur dan kreditur dana
(Rudy Tri Santoso dalam Julius, 2011:135).
2. Fungsi Bank
Berdasarkan definisi di atas maka ada beberapa fungsi lain dari
bank sebagai lembaga intermediasi. Fungsi-fungsi tersebut antara lain
(Julius, 2011:135) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
1. Agent of Trust
Fungsi ini menunjukkan bahwa aktivitas intermediasi yang
dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas
kepercayaan, dalam pengertian bahwa kegiatan pengumpulan dana
yang dilakukan oleh bank tentu harus didasari rasa percaya dari
mayarakat atau nasabah terhadap kredibilitas dan aksistensi dari
masing-masing bank, karena tanpa rasa percaya masyarakat tidak akan
menitipkan dananya di bank yang bersangkutan.
2. Agent of Development
Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank
dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh
setiap pelaku ekonomi.
3. Agent of Service
Sebagai bank, disamping memberikan pelayanan jasa
keuangan sebagaimana kegiatan intermediasi yang selalu dilakukan,
maka bank juga turut serta dalam memberikan jasa pelayanan yang
lain seperti jasa transfer, jasa kotak pengaman, jasa penagihan atau
inkaso yang saat ini telah mengalami perubahan dengan nama city
clearing.
3. Pengelompokan Bank Umum
Khusus dalam hubungannya dengan bank umum sebagai salah
satu bagian dari sistem perbankan Indonesia, maka bank umum dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Julius, 2011:136) :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1. Aspek Fungsi
a. Bank Sentral, yaitu bank yang merupakan badan hukum milik
negara yang tugas pokoknya membantu pemerintah. Misalnya :
Bank Indonesia, Bank of China, Bank of England.
b. Bank Umum, yaitu bank yang sumber utama dananya berasal
dari simpanan pihak ketiga, serta pemberian kredit jangka
pendek dari penyaluran dana. Misalnya : BNI, BRI, Bank
Mandiri.
c. Bank Pembangunan, yaitu bank yang dalam pengumpulan
dananya berasal dari penerimaan simpanan deposito serta
commercial paper. Misalnya : Bank Jatim, Bank Maluku, Bank
DKI.
d. Bank Desa, yaitu kantor bank di suatu desa yang tugas utamanya
adalah melaksanakan fungsi perkreditan dan penghimpunan dana
dalam rangka program pemerintah memajukan pembangunan
desa.
e. Bank Perkreditan Rakyat, yaitu kantor bank di kota kecamatan
yang merupakan unsur penghimpun dana masyarakat maupun
menyalurkan dananya di sektor pertanian dan pedesaan.
2. Berdasarkan Aspek Kepemilikan
a. Bank Milik Negara, adalah bank yang seluruh modalnya berasal
dari kekayaan negara yang dipisahkan dan pendiriannya di
bawah UU tersendiri. Misalnya : BNI, BRI, Bank Mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
b. Bank Milik Swasta Nasional, adalah bank milik swasta yang
didirikan dalam bentuk hukum perseroan terbatas, di mana
seluruh sahamnya dimiliki oleh WNI dan/atau badan-badan
hukum di Indonesia. Mialnya : BCA, Bank Mega, Bank
Danamon.
c. Bank Swasta Asing, adalah bank yang didirikan dalam bentuk
cabang bank yang sudah ada di luar negeri atau dalam bentuk
campuran antara bank asing dengan bank nasional yang ada di
Indonesia. Misalnya : Bank ANZ, Citibank, HSBC.
d. Bank Pembangunan Daerah, adalah bank yang pendiriannya
berdasarkan peraturan daerah propinsi dan sebagian besar
sahamnya dimiliki oleh pemerintah kota dan pemerintah
kabupaten, di wilayah yang bersangkutan, dan modalnya
merupakan harta kekayaan pemerintah daerah yang dipisahkan.
Mialnya : Bank Papua, Bank NTT, Bank Jabar.
e. Bank Campuran, adalah bank yang sebagian sahamnya dimiliki
oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Misalnya : bank
UOB Buana, Bank Hanit Indonesia, ANZ Panin Bank.
B. Kredit
1. Pengertian Kredit
Istilah kredit dalam bahasa Yunani “Credere” yang berarti
kepercayaan atau dalam bahasa latin “Creditum” yang berarti
kepercayaan akan kebenaran. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara suatu perusahaan dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau pembagian hasil
keuntungan (Undang-undang Perbankan nomor 7 tahun 1992).
Kredit dalam arti luas adalah kemampuan untuk melaksanakan
suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji
pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pasa suatu jangka waktu yang
disepakati (Mulyono: 1993).
Beberapa uraian mengenai pengertian kredit diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kredit adalah persetujuan atau kesepakatan pinjam
meminjam antar debitur dan kreditur yang dilandaskan rasa kepercayaan
bahwa pihak debitur akan melunasi kredit kepada pihak kreditur sesuai
dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya.
C. Unsur-unsur Kredit
Menurut Budi Untung (2000:3) terdapat unsur-unsur yang terkandung dalam
pemberian suatu fasilitas kredit yaitu :
1. Kepercayaan
Kepercayaan di sini mempunyai arti bahwa suatu keyakinan dari si
pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang,
barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali dalam waktu
tertentu di masa yang akan datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
2. Tenggang Waktu
Waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. Dalam
unsur ini terkandung pengertian nilai agio dari uang, yaitu uang yang ada
sekarang lebih tinggi nilainya dari uang yang akan diterima pada masa
yang akan datang.
3. Degree of risk
Risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang
memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan
diterima di kemudian hari. Semakin panjang jangka waktu kredit
diberikan maka semakin tinggi pula tingkat risikonya, sehingga terdapat
unsur ketidaktentuan yang tidak dapat diperhitungkan. Inilah yang
menyebabkan timbulnya unsur risiko. Karena adanya unsur risiko ini
maka dibutuhkan jaminan dalam pemberian kredit.
4. Prestasi atau objek kredit
Hal ini tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga berbentuk
barang atau jasa. Namun karena kehidupan ekonomi modern sekarang ini
didasarkan pada uang maka transaksi kredit yang menyangkut uanglah
yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.
D. Prinsip-prinsip Perkreditan
Maryanto Supriyono (2011:168) menerangkan bahwa prinsip 5C
merupakan satu alat untuk melihat sejauh mana kelayakan kredit yang akan
diberikan kepada calon debitur dan dapat dipertanggungjawabkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Bank harus mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan
dengan melakukan analisis 5C.
Prinsip perkreditan meliputi 5C kredit sebagai berikut :
1. Character (Karakter)
Karakter sangat menyangkut sifat debitur yang harus mempunyai
itikad baik dan komitmen tinggi untuk mengembalikan seluruh
kewajiban sesuai dengan perjanjian yang telah ditandatangani bersama
antara pihak debitur dan pihak kreditur.
Sebagai gambaran ada beberapa sifat calon debitur yang akan
menentukan karakter seperti :
· Usia, pendidikan, status, kesehatan
· Pengendalian emosi
· Pergaulan, lingkungan, relasi, sosialisasi
· Hobi atau kegemaran baik/buruk
· Kebiasaaan
· Tanggung jawab terhadap kewajiban kepada semua pihak yang
berhubungan
2. Capacity (Kapasitas)
Analisis kemampuan manajemen untuk mengelola suatu
perusahaan sehingga perusahaan dapat menghasilkan laba dan dapat
membiayai seluruh kewajiban di masa sekarang dan mendatang.
Poin ini meliputi pula kemampuan daya saing calon debitur dalam
memerangi kompetisi bisnis yang sangat ketat. Tentu ini berkaitan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
pengalaman usaha, manajemen yang mapan, pengaturan keuangan yang
baik, dan lain-lain.
3. Capital (Modal)
Modal akan turut menentukan besarnya presentase yang dibiayai
oleh perusahaan atau pembiayaan terhadap suatu pekerjaan atau proyek.
4. Collateral (Jaminan)
Penilaian jaminan dilakukan untuk melihat sejauh mana tingkat
kemudahan diperjualbelikannya objek jaminan, semakin mudah aset
tersebut diperjualbelikan, tingkat resiko bank semakin berkurang. Dan
besarnya nilai jaminan mengcover seluruh pinjaman.
Jaminan hanya berfungsi dan bersifat sebagai saham terakhir
apabila debitur bermasalah tidak dapat mengembalikan kewajiban
pinjaman.
5. Condition (Kondisi)
Analisis terhadap “kondisi” meliputi terhadap ekonomi (mikro
dan makro) baik nasional, regional, maupun internasional, politik,
perundang-undangan, dan lain-lain. Pengaruhnya terhadap bisnis debitur
yang sedang berjalan dilihat untuk masa sekarang dan mendatang.
E. Fungsi kredit
Budi Untung (2000:4) menerangkan kredit pada awal
perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah
pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan sehari-hari. Pihak yang
mendapatkan kredit harus dapat menunjukkan prestasi yang lebih tinggi pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya.
Adapun bagi pihak yang memberi kredit, secara material dia harus
mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal
yang dijadikan obyek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan
karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan.
Fungsi kredit tersebut antara lain dapat :
a. Meningkatkan peredaran dan lalu-lintas uang.
b. Memperlancar arus uang dan arus barang.
c. Meningkatkan hubungan Internasional.
d. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang.
e. Sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi.
f. Meningkatkan kegairahan berusaha.
g. Meningkatkan pemerataan pendapatan.
F. Klasifikasi Kredit
Kredit secara umum dapat diklasifikasi menjadi berbagai jenis dilihat
dari berbagai segi. Mandala, dkk (2004:185) mengklasifikasi kredit sebagai
berikut :
1. Menurut Jangka Waktu (Maturity)
Bedasarkan jangka waktu pelunasannya, kredit dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
a. Kredit Jangka Pendek (Short Term Loan)
Kredit Jangka Pendek yaitu kredit yang harus dilunasi dalam
waktu setahun atau kurang. Biasanya kredit ini digunakan untuk
kelancaran usaha, khususnya penyediaan dana untuk modal kerja.
b. Kredit Jangka Menengah (Medium Term Loan)
Kredit Jangka Menengah yaitu kredit yang harus dilunasi
dalam jangka waktu satu sampai dengan tiga tahun. Kredit ini
umumnya digunakan untuk pembiayaan modal kerja perusahaan-
perusahaan besar atau kredit investasi perusahaan-perusahaan kecil.
c. Kredit Jangka Panjang (Long Term Loan)
Kredit Jangka Panjang yaitu kredit yang harus dilunasi dalam
jangka waktu tiga sampai lima tahun, bahkan lebih. Umumnya kredit
jangka panjang digunakan untuk membiayai investasi. Dalam kasus-
kasus khusus, yaitu untuk investasi yang mencapai ratusan miliar
rupiah bahkan triliunan rupiah, jangka waktu kredit bisa mencapai
puluhan tahun. Misalnya kredit untuk pembangunan hotel berbintang
lima atau pabrik kimia raksasa yang investasinya mencapai ratusan
miliar rupiah bahkan triliunan rupiah, jangka waktu pengembalian
dapat mencapai lebih dari dua puluh tahun.
2. Menurut Jaminan (Collateral)
Berdasarkan ada tidaknya jaminan, kredit dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a. Kredit dengan jaminan (Secured Loan)
Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang disertai dengan
jaminan atau agunan. Jaminan tersebut diserahkan oleh nasabah
peminjam (debitur). Bentuk-bentuk jaminan dapat berupa harta
berwujud seperti tanah dan bangunan, kendaraan bermotor, dan
beberapa harta wujud lainnya yang berharga dan dapat diterima oleh
perbankan sebagai agunan. Jaminan yang diserahkan debitur dapat
juga berbentuk surat-surat berharga (aset finansial), seperti surat
saham, obligasi, deposito yang dibekukan. Barang atau asset yang
dijaminkan kepada peminjam harus lebih besar dari nilai kredit yang
diberikan.
b. Kredit Tanpa Jaminan (Unsecured Loan)
Kredit tanpa jaminan dapat diberikan kepada seseorang atau
perusahaan tertentu dengan beberapa alasan. Alasan yang pertama,
orang tersebut sudah sangat terkenal, teruji, dan terpercaya oleh pihak
bank. Alasan yang kedua, prospek usaha debitur sangat baik dan
biasanya juga terkait dengan penilaian bank tentang reputasi orang
atau perusahaan tersebut. Kredit tanpa jaminan juga dapat diberikan
kepada perusahaan-perusahaan kecil dan atau pengusaha lemah.
Namun pemberiannya harus sangat selektif karena pemberian kredit
tanpa jaminan sangat berisiko.
3. Menurut Segmen Usaha
Berdasarkan segmen usaha, kredit dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
a. Kredit Pertanian
Kredit pertanian diartikan sebagai kredit yang disalurkan
kepada sektor usaha pertanian, seperti peternakan dan perkebunan.
Nilai kredit yang diberikan biasanya tidak besar, dalam arti tidak
mencapai ratusan juta rupiah. Kredit pertanian juga dapat diberikan
kepada perkebunan besar seperti perkebunan kelapa sawit dan karet,
yang investasinya dapat mencapai puluhan miliar rupiah.
b. Kredit Industri
Kredit Industri merupakan kredit yang disalurkan kepada
sektor industri ada yang untuk industri kecil dan rumah tangga, tetapi
ada juga untuk industri besar.
c. Kredit Jasa
Kredit Jasa yaitu kredit yang disalurkan kepada jasa baik
untuk Lembaga Keuangan Mikro maupun besar.
4. Menurut Tujuan
Berdasarkan tujuannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
a. Kredit Komersial (Commercial Loan)
Kredit komersial diberikan untuk memperlancar kegiatan
nasabah yang bidang usahanya adalah perdagangan. Beberapa contoh
kredit komersial adalah kredit untuk usaha pertokoan dan kredit
ekspor.
b. Kredit Konsumtif (Consumer Loan)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk
memenuhi kebutuhan dana bagi debitur yang ingin membeli barang
atau kebutuhan-kebutuhan konsumtif.
c. Kredit Produktif
Kredit produktif diberikan dalam rangka memperlancar
kegiatan produksi debitur. Kredit ini mencakup antara lain kredit
untuk pembelian bahan baku dan pembayaran upah.
5. Menurut Penggunaan
Berdasarkan penggunaannya, kredit dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Kredit Modal Kerja
Kredit modal kerja diberikan untuk tujuan komersial, yaitu
membuat perusahaan mampu menjalankan usahanya sekalipun arus
kas masuk untuk sementara masih lebih kecil dari arus kas keluar.
b. Kredit Investasi
Kredit investasi diberikan kepada debitur agar dapat
membeli barang-barang modal maupun jasa yang diperlukan dalam
rangka rehabilitasi, modernisasi, ekspansi, relokasi, dan pendirian
usaha baru. Dilihat dari jangka waktu pengembaliannya, kredit
investasi termasuk kredit jangka menengah dan panjang.
6. Kredit Non Cash (Non Cash Loan)
Selain kredit-kredit yang menyebabkan bank harus menyalurkan sejumlah
uang, ada juga kredit yang tidak selalu menyebabkan bank mengeluarkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
uang. Kredit-kredit tersebut dinamakan kredit non kas (Non Cash Loan).
Kredit ini dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Bank Garansi (Bank Guarranty)
Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan dalam
bentuk surat yang diterbitkan oleh bank maupun lembaga keuangan
non bank yang mengakibatkan kewajiban membayar kepada pihak
yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi
kewajiban. Dengan demikian bank garansi diberikan oleh bank yang
memungkinkan pihak yang memperoleh jaminan tetap mendapatkan
jaminan pembayaran bila mitra usaha pihak yang bersangkutan tidak
mampu memenuhi kewajiban yang telah disepakati.
b. Letter of Credit (L/C)
Fasilitas letter of credit diberikan kepada nasabah untuk
memperlancar pelaksanaan transaksi arus barang, terutama transaksi
perdagangan internasional.
G. Kredit macet
Meningkatkan Non Performing Loan (NPL) berpengaruh pada kinerja
dan performance perkreditan rakyat. Berdasarkan kolektibilitas Bank
Indonesia, kredit bermasalah dibedakan menjadi:
1. Kredit lancar, yaitu kredit yang pembayaran pokok pinjaman dan
bunganya tepat waktu, perkembangan rekening baik dan tidak ada
tunggakan serta sesuai dengan persyaratan kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Kredit dalam perhatian khusus, yaitu kredit yang pengembalian pokok
pinjaman atau bunganya terdapat tunggakan sampai 90 hari.
3. Kredit kurang lancar, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman
dan pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 90 hari
sampai 180 hari dari waktu yang disepakati.
4. Kredit diragukan, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 180 hari
sampai dengan 270 hari dari waktu yang telah disepakati.
5. Kredit macet, yaitu kredit yang pengembalian pokok pinjaman dan
pembayaran bunganya terdapat tunggakan telah melampaui 270 hari.
Penanganan kredit bermasalah :
1. Tahap awal oleh bank atau BPR sendiri.
2. Jalur hukum.
a. Melalui Pengadilan Negeri.
b. Melalui Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang.
H. Pengindikasian Kredit Bermasalah
Mandala, dkk (2004:196) menerangkan kredit bermasalah sebenarnya
dapat dideteksi secara dini. Indikasi-indikasi tersebut dapat dijadikan
petunjuk akan adanya kredit bermasalah. Dengan memperhatikan indikasi-
indikasi tersebut, bank dapat mencegah atau mengurangi kerugian yang lebih
besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Beberapa indikasi tersebut antara lain :
1. Kemunduran usaha debitur
Kemunduran usaha dapat dilihat dari arus kas masuk yang lebih
rendah bahkan jauh lebih rendah dari yang direncanakan.
2. Perubahan sikap debitur kepada bank
Perubahan sikap itu dapat dilihat dari sikap menghindar atau
menyembunyikan informasi, yang seharusnya diberikan kepada
bank.
3. Permintaan kredit yang melebihi batas maksimal
Permintaan kredit yang melebihi batas maksimal menunjukkan
adanya penurunan yang tidak diharapkan dari usaha debitur, yang
menyebabkan dana yang dialirkan bank tidak memadai lagi untuk
menjalankan usaha.
4. Keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan bunga
Keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan bunga dapat
merupakan akumulasi dari terganggunya arus keuangan
perusahaan.
5. Penundanaan yang tidak biasanya
Jika kondisi keuangan semakin parah, debitur akan melakukan
penundanaan pembayaran yang tidak biasanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
6. Tren laporan keuangan yang terus memburuk
Tercakup dalam tren laporan keuangan adalah perubahan-
perubahan variabel-variabel pokok dalam neraca maupun laba
rugi.
7. Pergantian manajemen (secara mendadak)
Penggantian manajemen apalagi secara mendadak dapat
merupakan petunjuk adanya konflik internal dalam perusahaan.
8. Kemunduran hubungan dengan pihak pemasok
Kemunduran hubungan dengan pemasok ditunjukkan dari
keengganan para pemasok memberikan bahan baku atau faktor
produksi yang dibutuhkan perusahaan. Hubungan tersebut
dikatakan sangat buruk, bila untuk sementara atau seterusnya
pemasok menghentikan pasokan.
9. Memburuknya hubungan dengan karyawan
Memburuknya hubungan dengan karyawan ditunjukkan dengan
gejala ketidakpuasan pekerja, yang dikarenakan pembayaran upah
tidak lancar atau selama beberapa bulan tidak dibayar.
I. Penanganan Kredit Bermasalah :
Menurut Mandala, dkk (2004:200) penyelamatan terhadap kredit macet dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
1. Konsultasi dan Bantuan Teknis
Konsultasi dan bantuan teknis dilakukan dalam rangka
meningkatkan kemampuan debitur dalam pengelolaan usaha, mencakup
antara lain pengelolaan penjualan, koleksi piutang, produksi, dan
distribusi.
2. Penjadwalan Ulang (Rescheduling)
Bank memberikan kelonggaran waktu pelunasan kredit dengan cara
menyusun ulang jadwal pelunasan. Penjadwalan kembali sebaiknya
dilakukan untuk usaha yang masih mempunyai prospek, tetapi menjadi
tidak lancar karena faktor eksternal dan atau kesalahan manajemen yang
diperkirakan masih dapat diperbaiki.
3. Rekondisi (Reconditioning)
Rekondisi dilakukan dengan cara mengubah syarat-syarat kredit
dalam rangka meningkatkan kemampuan bayar membayar kredit.
Beberapa hal yang dapat ditawarkan antara lain adalah :
a. Kapitaliasi bunga, yaitu mengubah bunga menjadi utang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya
hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya sedangkan pokok
pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan tingkat bunga, dimaksudkan agar lebih meringankan beban
nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
4. Restrukturasi (Restructuring)
Restrukturasi dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Peninjauan kembali syarat-syarat kredit
b. Pembatasan rencana ekspansi perusahaan yang disesuaikan dengan
kenyataan
c. Memperbaiki struktur pendanaan
d. Menekan biaya hidup
e. Penambahan modal
f. Penambahan pinjaman
Penambahan modal dan pinjaman dapat dilakukan bila debitur
dinilai sudah kembali kepada jalur yang benar yang menuju kepada
pemulihan usaha.
5. Merjer (Merger)
Merjer merupakan salah satu pilihan untuk menangani kredit
bermasalah. Melalui merjer, debitur yang bermasalah digabung dengan
perusahaan yang lain dalam rangka menghasilkan sinerji.
6. Penyitaan Jaminan
Kegiatan ini dilakukan bila memang usaha debitur sudah tidak
dapat diselamatkan lagi. Penyitaan jaminan dilakukan melalui prosedur
hukum.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
BAB III
PENANGANAN KREDIT MACET DI BPR SOLOBARU PERMAI
A. Gambaran Umum PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo
1. Sejarah Perusahaan
PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo merupakan salah satu Bank
Perkreditan Rakyat di daerah Solobaru-Sukoharjo yang didirikan pada
tahun 1989 dengan dasar Persetujuan Prinsip dari Departemen Keuangan
No. S-127/MK.B/1989 tanggal 3 Februari 1989 dan Akta Notaris No.3
tanggal 2 Maret 1989 dari Notaris Purnamaningrum, SH. tentang Akta
Pendirian PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo serta mendapat Surat
Keputusan Menteri Keuangan RI. No.KEP.173/KM/13/89, tanggal 25
Oktober 1989 tentang Ijin Usaha.
PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo (disingkat BSP) mulai
beroperasi sejak tanggal 15 November 1989 semenjak disetujuinya
perpindahan kantor BSP dari Jl. Raya Solobaru Blok C 21-23, Grogol-
Sukoharjo ke alamat yang baru di Jln. Raya Solo Permai Blok HH-16,
Grogol-Sukoharjo sebagai kantor pusat oleh Bank Indonesia pada tanggal
20 Juni 2006.
Perpindahan kantor pada tanggal 3 Juli 2006, PT. BPR Solobaru
Permai Sukoharjo semakin menunjukkan perbaikan dan perkembangan
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Disamping letaknya lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
strategis dan lokasinya di pertokoan/perkantoran dengan jalur bebas
pandang.
Saat ini kantor BSP hanya satu dan sebagai kantor pusat. Untuk
masa kedepan besar kemungkinan PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo
akan memperluas jaringan kantor dengan membuka kantor pelayanan kas
dilokasi yang cukup strategis. Jaringan usaha dengan pihak lain belum ada,
sedangkan jalinan mitra usaha dengan rekanan/group Pondok Solo Permai
masih tetap berjalan, namun kurang maksimal karena tidak semuanya
menjadi debitur BSP.
Kendala utama yang dominan adalah terletak pada suku bunga
KPR, dimana kompetitor lainnya menerapkan suku bunga yang relatif
kecil.
2. Kepemilikan Saham
Pemegang saham PT. BPR Solobaru Permai per tanggal 24 September
2008 terdiri dari :
1) Jimmy Tjokrosaputro sebanyak 999.999 (sembilan ratus sembilan
puluh sembilan ribu Sembilan ratus sembilan puluh sembilan)
lembar saham @Rp. 1.000,- atau sebesar Rp. 999.999.000,-
(99,99%) sebagai Pemegang Saham Pengendali.
2) Franky Tjokrosaputro sebanyak 1 (satu) lembar saham
@Rp. 1.000,- atau sebesar Rp. 1.000,- (0,01%).
Sesuai dengan Surat BI No.10/630/DKBU/IDAAd/Slo tanggal 24
September 2008.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
3. Perkembangan dan Target Pasar
Sebagai tonggak sejarah PT. BPR Solobaru Permai adalah dengan
adanya peresmian lokasi Kantor di Jalan Raya Solo Baru C21-23, Solo
Baru. Orientasi pertama dan utama pada saat beroperasi adalah
pembiayaan atau target pasar hanya pada pembangunan/real estate dari
rekanan PT. Pondok Solo Permai (developer).
Dengan disetujuinya akusisi pada tahun 2005 oleh Bapak Jimmy
Tjokrosaputro sebagai pemegang saham pengendali dengan saham
sebanyak 99,99%, maka terjadi perubahan arah kebijakan.
Performance PT. BPR Solobaru Permai tahun 2010 mengalami
peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun-tahun
sebelumnya. Dampak dari perubahan peraturan akuntansi BPR yang
mengakibatkan penurunan pada pendapatan operasional sedangkan
pendapatan non operasional PT. BPR Solobaru Permai meningkat, hal ini
disebabkan karena adanya penjualan Agunan Yang Diambil Alih (AYDA).
Sehingga dengan adanya perubahan peraturan akuntansi, PT. BPR
Solobaru Permai tetap berjalan sesuai dengan koridor perbankan.
4. Tingkat Kesehatan Bank
BPR Solobaru Permai Sukoharjo pada semester II/2011 dilihat dari
penilaian Permodalan (capital), kualitas Aktiva Produktif (asset quality),
Rentabilitas (earning), Likuiditas (liquidity) mendapat predikat “Sehat”
dari Bank Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
5. Jenis-jenis Produk PT. BPR Solobaru Permai
a. Tabungan BSP
Jenis tabungan ini merupakan tabungan yang diwajibkan bagi para
debitur yang memiliki pinjaman pada BPR Solobaru Permai. Adapaun
keuntungan yang didapat para debitur diantaranya tidak ada batas
maksimum penarikan tunai, mendapatkan buku tabungan, dan
tabungan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
b. Simpanan Umum
Produk yang terdapat pada BPR Solobaru Permai ini menawarkan suku
bunga 7% per tahun, disamping itu produk ini mempunyai beberapa
kelebihan diantaranya : penarikan/pemindah bukuan tanpa membawa
buku tabungan, dapat dilayani berupa setoran cek, Bilyet Giro serta
transaksi perbankan lainnya, aman karena dijamin oleh Lembaga
Penjamin Simpanan (LPS).
c. Deposito BSP
Bentuk investasi yang akan menjadikan uang bertambah dengan cepat
karena memberikan bunga yang tinggi dengan jangka waktu yang
dapat ditentukan sendiri oleh nasabah dan terjamin keamanannya
karena BPR Solobaru Permai merupakan bank peserta LPS.
d. Kredit Usaha
Kredit yang digunakan sebagai penunjang usaha, baik untuk keperluan
menambah modal kerja maupun untuk melakukan investasi usaha,
sehingga usaha akan dapat berkembang dan dapat bersaing di pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
e. Kredit Konsumsi
Kredit yang digunakan untuk keperluan yang bersifat mendadak seperti
biaya sekolah, renovasi rumah, pembelian kendaraan, biaya rumah
sakit, dan keperluan lainnya.
f. Pembayaran Listrik dan Telepon
BPR Solobaru Permai menyediakan fasilitas pembayaran tagihan
rekening listrik dan telepon.
6. Pihak yang berwenang dalam persetujuan kredit menurut besarnya
pinjaman.
· Kredit sampai dengan Rp. 10.000.000,- harus disetujui oleh kepala
bagian kredit dan salah satu direktur dengan syarat jaminan dan
princing sesuai ketentuan yang berlaku.
· Diatas Rp. 50.000.000,- harus disetujui direktur utama dan direktur,
terlebih dahulu dilakukan review oleh kepala bagian kredit.
· Diatas Rp. 100.000.000,- harus disetujui direktur utama, direktur, dan
komisaris, terlebih dahulu dilakukan review oleh kepala bagian kredit.
· Kredit yang diberikan apabila jaminan/princing yang tidak memenuhi
ketentuan yang berlaku wajib memperoleh persetujuan sampai dengan
komisaris.
7. Besarnya bunga tiap plafon
1. Pinjaman Umum
a. Ketetepan suku bunga pinjaman flat/tetap
- Rp. 1.000.000,- – Rp. 50.000.000,- = 1.75% per bulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
- Rp. 50.000.001,- – Rp. 100.000.000,- = 1.65% per bulan
- Rp. 100.000.001,- – Rp. 250.000.000,- = 1.55% per bulan
- Rp. 250.000.001,- ke atas = 1.45% per bulan
b. Ketetapan suku bunga pinjaman persekot/menurun
- Rp. 1.000.000,- – Rp. 100.000.000,- = 2,75% per bulan
efektif.
- Rp. 100.000.001,- ke atas = 2,65% per bulan
efektif
c. Ketetapan suku bunga pinjaman dengan sistem R/K (khusus
modal kerja)
Minimal Rp. 75.000.000,- = 2% per bulan
2. Pinjaman Karyawan
Ketetapan suku bunga untuk pinjaman karyawan adalah 1,50% per
bulan.
3. Pinjaman Pemborong PSP
Khusus untuk pemborong PSP diberlakukan ketetapan bunga :
a. Ketetapan suku bunga pinjaman flat/tetap
- Rp. 1.000.000,- – Rp. 75.000.000,- = 1,60% per bulan
- Rp. 75.000.000,- ke atas = 1,50% per bulan
b. Ketetapan suku bunga persekot/menurun
- Rp. 1.000.000,- – Rp. 75.000.000,- = 2,50% per bulan efektif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
8. Personalia
a. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia yang ada di BPR Solobaru Permai
sampai dengan semester II/2011 berjumlah 32 orang. Komposisinya
terdiri dari 2 komisaris, 2 direksi, 10 staff, 11 marketing, 3 penagihan,
dan 4 non staff.
Untuk meningkatkan skill dan pengetahuan karyawan, BPR
Solobaru Permai mengikut sertakan karyawan dan karyawati untuk
mengikuti pendidikan baik formal maupun non formal sesuai dengan
job description masing-masing. Berikut tabel komposisi pendidikan
pada PT. BPR Solobaru Permai :
Tabel III.1 Komposisi Pendidikan Pegawai PT. BPR Solobaru Permai
No Pendidikan Jumlah 1 Sarjana 9 orang
2 Sarjana muda 3 orang
3 Diploma 3 2 orang
4 Diploma 1 1 orang
5 SMA, SMK, STM 15 orang
6 SMP 1 orang
7 SD 1 orang
Total 32 orang Sumber : PT. BPR Solobaru Permai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
b. Jam Karyawan
Jumlah hari kerja pada PT. BPR Solobaru Permai Sukoharjo
adalah 5 hari kerja dalam seminggu. Jadwal jam kerja normal pada
PT. BPR Solobaru Permai adalah sebagai berikut :
1) Hari Senin – Jumat : Pukul 08.00 WIB – 16.30 WIB
2) Istirahat : Pukul 12.00 WIB – 13.00 WIB
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
9. Struktur Organisasi
Deskripsi Jabatan PT. BPR Solobaru Permai antara lain :
a. Dewan Komisaris
Tugas-tugas :
1) Melakukan pengawasan terhadap tugas direksi dalam mengurus
dan mengendalikan bank.
2) Memberikan bantuan dan nasehat yang diperlukan untuk direksi.
b. Direksi
Tugas-tugas :
1) Menentukan kebijaksanaan dalam mengurus dan mengendalikan
bank.
2) Mewakili bank baik di dalam maupun di luar pengadilan, serta
berhak melakukan tindakan pengurusan dan pengelolaan
operasional bank.
3) Memberikan keterangan-keterangan apabila diminta oleh dewan
komisaris dalam rangka pemeriksaan.
c. Kepala Bagian Operasional
Tugas-tugas :
1) Membawahi bagian teller, bagian pengerahan dana, bagian
pembukuan, dan bagian umum.
2) Menandatangani warkat slip penarikan dari nasabah serta rekening
koran nasabah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3) Menandatangani warkat pembukuan dan nota-nota intern/ekstern
nasabah.
d. Bagian Kredit
Tugas-tugas :
1) Memberikan penjelasan tentang syarat-syarat dan prosedur kredit.
2) Menyelenggarakan administrasi kredit, mempersiapkan, dan
meneliti perjanjian kredit.
3) Merencanakan perluasan atau penyebaran kredit baru,
mengusulkan kepada direksi terhadap permohonan kredit tersebut,
termasuk juga untuk permohonan perpanjangan jangka waktu
kredit.
e. Bagian Pengerahan Dana (Rahdana)
Tugas-tugas :
1) Mengusahakan pengembangan dana.
2) Menganalisa keluar masuknya dana.
3) Meneliti setiap pengeluaran atau pencairan.
f. Bagian Pembukuan
Tugas-tugas :
1) Meneliti kebenaran laporan neraca dan Laba/Rugi.
2) Melaporkan perkembangan likuiditas setiap harinya kepada
Direksi.
3) Mengontrol bukti-bukti kas setiap hari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
g. Bagian Umum
Tugas-tugas :
1) Merencanakan kebutuhan tenaga kerja.
2) Melaksanakan administrasi penerimaan dan pengangkatan pegawai
serta petugas keamanan.
3) Mengadakan ikatan kerja dengan pegawai dan petugas keamanan.
h. Bagian Teller
Tugas-tugas :
1) Meneliti kebenaran Laporan Kas Harian.
2) Penyediaan pengeluaran cheque untuk direksi.
3) Pemegang kunci khasanah bersama direksi.
i. Seksi Pelayanan dan Pemberian Kredit
Tugas-tugas :
1) Mengoreksi blanko permohonan kredit yang telah diisi.
2) Memberikan berkas pengajuan kredit kepada Kepala Bagian Kredit
untuk kemudian dipertimbangkan kepada direksi.
3) Melaporkan hasil peninjauan serta kemampuan calon nasabah,
kemudian dipertimbangkan kepada direksi.
j. Seksi Pengawasan dan Penagihan Kredit
Tugas-tugas :
1) Mengecek ulang seluruh berkas kredit yang telah direalisir.
2) Menagih langsung ke tempat tinggal nasabah atau peminjam.
3) Melakukan pemblokiran barang jaminan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
k. Seksi Analisa Kredit
Tugas-tugas :
1) Melakukan kunjungan ke tempat tinggal dan usaha calon nasabah,
baik dalam proses pengajuan baru maupun proses perpajangan
kredit.
2) Mengambil gambar tempat tinggal usaha beserta jaminan calon
nasabah.
3) Melakukan wawancara kepada calon nasabah.
l. Seksi Marketing Kredit
Tugas-tugas :
1) Mencari debitur yang layak dan sesuai dengan kriteria peraturan
bank.
2) Menilai, mengevaluasi, mengusulkan besarnya kredit yang
diberikan kepada nasabah.
3) Menyerahkan seluruh berkas kredit kepada Seksi Analisa Kredit.
B. Pembahasan Masalah
1. Prosedur Pemberian Kredit PT. BPR Solobaru Permai
Dari hasil penelitian yang dilakukan PT. BPR Solobaru Permai
Sukoharjo, adapun prosedur kredit yang diterapkan, yaitu dapat
digambarkan melalui bagan berikut ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Gambar III.2. Prosedur Pemberian Kredit
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Prosedur permohonan kredit.
· Calon debitur datang ke bank guna mencari informasi serta syarat
dalam mengajukan permohonan secara secara tertulis kepada bank,
dengan mengisi formulir yang telah disediakan oleh bank, disertai
syarat-syarat yang telah ditentukan.
Adapun syarat-syarat tersebut adalah :
Ø Foto Copy KTP calon debitur suami dan istri
Ø Foto Copy KK dan surat nikah
Ø Foto Copy akta pendirian, SIUP, TDP ( untuk wiraswasta)
Penyerahan dan Penilaian Berkas
Survei
Pengisian Berkas Pengajuan Kredit dan
analisa
Persetujuan Kredit
Diterima Ditolak
Pengembalian Berkas Realisasi Pinjaman
Permohonan Kredit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Ø Foto Copy NPWP
Ø Foto Copy jaminan
ü Untuk jaminan tanah :
Foto copy Sertifikat dan PBB terakhir.
Untuk jaminan sertifikat yang masih menggunakan a/n
orang lain harus disertai FC KTP, FC KK serta surat
nikah penjamin.
ü Untuk kendaraan :
Foto copy BPKB dan KTP atas nama BPKB, STNK,
gesekan nota + Nosin, kwitansi kosong bermaterai
(untuk sepeda motor tahun 2007 ke atas dan mobil
tahun 2002 ke atas) + faktur.
ü Surat berharga lainnya.
Ø Foto Copy rekening listrik, telepon terakhir dan rekening
tabungan.
Ø Foto Copy slip gaji (bagi karyawan dan PNS)
· Bagian kredit memberikan informasi dan menjelaskan syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh calon debitur.
· Bagian kredit memberikan formulir permohonan kredit untuk
selanjutnya diisi oleh calon debitur.
· Calon debitur mengisi formulir permohonan kredit.
· Calon debitur yang ingin mengajukan kredit dapat datang langsung
atau melalui marketing kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
b. Penyerahan dan penilaian berkas
· Calon debitur menyerahkan formulir permohonan kredit beserta
syarat-syarat yang diperlukan.
· Marketing kredit meneliti berkas-berkas kredit yang diajukan
nasabah, apabila kurang lengkap, wajib dilengkapi. Apabila dalam
penelitian awal, kredit yang diajukan nasabah tidak layak maka
marketing kredit dapat langsung memberikan pengertian kepada
nasabah bahwa kredit tersebut belum dapat dibiayai oleh bank.
· Formulir permohonan kredit dan berkas-berkas yang dibutuhkan
dibawa ke surveyor untuk dijadwalkan kapan diadakan survei.
c. Survei
Setelah semua syarat terpenuhi, petugas bagian kredit (account officer)
melakukan survei untuk meneliti mengenai kesesuaian data calon debitur
serta mengumpulkan data yang nantinya akan diperlukan untuk proses
analisa kredit.
Survei berfungsi untuk menyesuaikan kredit yang diminta dengan
kemampuan bayar calon debitur.
d. Pengisian berkas pengajuan kredit dan analisa
Setelah mengadakan survei, bagian kredit melakukan olah data dengan
pengisian data yang didapat dari hasil survei pada formulir pengajuan
kredit dan formulir pembahasan kredit. Formulir inilah yang nantinya akan
menjadi dasar analisis kredit.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
e. Persetujuan kredit
Data-data yang telah dituangkan dalam formulir pengajuan kredit, diteliti
oleh kepala bagian kredit. Kemudian data-data tersebut dibawa kepada
pimpinan untuk dianalisa. Pimpinanlah yang nantinya akan menyetujui
atau menolak pengajuan kredit ini. Di dalam persetujuan ini juga
ditentukan besarnya kredit yang akan diberikan, apakah seluruhnya atau
sebagian dari permohonan kredit yang diajukan. Apabila nantinya
pengajuan kredit ditolak, maka berkas-berkas calon debitur dikumpulkan
dan kemudian dikembalikan kepada nasabah. Apabila disetujui oleh
pimpinan dan calon debitur telah menyetujui jumlah kredit yang akan
diberikan, maka dijadwalkan realisasi.
f. Realisasi pinjaman
· Setelah pengajuan kredit disetujui, maka nasabah kembali
dipanggil ke kantor untuk membicarakan mengenai biaya-biaya
yang harus ditanggung dan biaya ini langsung dipotongkan dari
jumlah kredit yang diberikan.
· Nasabah akan menerima pencairan kredit (kurang lebih 1-2 hari)
disertai dengan kartu angsuran.
2. Penyebab Kredit Macet di PT. BPR Solobaru Permai
Setiap bank yang memberikan fasilitas kredit pasti akan pernah
mengalami keadaan yang dinamakan kredit bermasalah/kredit macet.
Penyebab kredit macet pada tiap bank rata-rata mempunyai kemiripan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Berikut ini merupakan penyebab kredit macet di PT. BPR Solobaru
Permai :
a. Pihak debitur
1) Keadaan usaha debitur yang mengalami suatu masalah, macet,
tidak lancar, bahkan bangkrut sehingga membuat debitur tidak
bisa memenuhi kewajibannya.
2) Debitur yang tidak mempunyai itikad baik.
Debitur melakukan manipulasi data agar pihak bank menyetujui
permohonan kredit yang diajukan. Selain itu, itikad tidak baik
yang diperlihatkan debitur yaitu melarikan diri tanpa
sepengetahuan pihak bank dan perusahaan tempat debitur
bekerja. Sehingga kewajiban perusahaan dalam pembayaran gaji
debitur terhenti, yang menyebabkan terhambatnya pembayaran
kewajiban debitur di bank.
3) Debitur yang mempunyai pinjaman di berbagai tempat.
Suatu tempat mempunyai nilai limit tertentu yang mungkin tidak
dapat memenuhi keinginan seorang debitur untuk melakukan
kredit dalam jumlah yang besar. Hal ini memungkinkan seorang
debitur akan melakukan kredit di tempat lain tapi kurang
memperhitungkan waktu jatuh tempo yang dapat datang
bersamaan. Sehingga mengakibatkan debitur mengalami
penunggakan pada pemenuhan kewajiban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
4) Adanya permasalahan dengan barang yang dijaminkan kepada
pihak BPR.
Barang jaminan bukan milik dari debitur dan tidak ada
pernyataan dari pemilik sesungguhnya bahwa barang yang dia
miliki diserahkan sebagai barang jaminan untuk orang lain,
sehingga menyulitkan pihak bank untuk memproses kredit.
5) Debitur mengalami musibah.
Terjadinya musibah pada debitur seperti meninggal dunia
sementara keluarga debitur tidak melaporkan keadaan kepada
pihak bank. Hal ini dapat mengakibatkan keterlambatan pada
pelunasan kewajiban dan menyebabkan bank mengalami
kerugian karena tidak adanya pihak yang memenuhi kekurangan
kewajiban debitur.
b. Intern bank
· Terjadi adanya kesalahan dalam menganalisis kredit, dimana
pegawai kurang cermat dalam menganalisis kredit yang meliputi
analisa karakter debitur, penilaian barang dan jasa, serta prospek
usaha yang dijalankan oleh debitur.
c. Pihak Lain
· Bencana alam, yaitu suatu kejadian tak terduga yang disebabkan
oleh gejala alam, seperti banjir, gunung meletus, gempa bumi,
dan lain-lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
3. Klasifikasi kredit pada BPR Solobaru Permai
· Lancar : pembayaran bunga dan pokok tiap bulan
sesuai perjanjian.
· Kurang Lancar : adanya penunggakan selama 3x angsuran.
· Diragukan : adanya penunggakan selama 6x angsuran.
· Macet : adanya penunggakan selama lebih dari 6x
angsuran.
4. Penyelesaian Kredit Macet pada PT. BPR Solobaru Permai
Sukoharjo
v Keterlambatan pada 1-3 bulan pertama.
1) Keterlambatan pada bulan pertama.
Pihak PT. BPR Solobaru Permai akan mengirimkan Surat
Pemberitahuan I kepada nasabah yang isinya memberitahukan
bahwa nasabah telah terlambat dalam memberikan angsuran kredit
dan diminta untuk segera melunasi kewajibannya.
2) Keterlambatan pada 2 bulan pertama.
Apabila dengan Surat Pemberitauan tersebut debitur belum
menanggapi, maka pihak BPR Solobaru Permai akan kembali
mengirimkan Surat Pemberitahuan II. Surat tersebut menghimbau
agar debitur segera melunasi kewajiban dan denda keterlambatan.
Dalam penyampaiannya Surat Pemberitahuan II terdapat
penekananan yang isinya mengingatkan bahwa pada saat awal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
perjanjian kredit debitur telah menyetujui segala resiko yang akan
diterima apabila tidak melunasi kewajibannya tepat pada waktunya.
3) Keterlambatan pada 3 bulan pertama.
Debitur yang mengalami keterlambatan membayar pada bulan
ketiga akan diberikan Surat Pemberitahuan III yang isinya
menghimbau agar debitur segera melunasi kewajiban beserta biaya
denda yang harus ditanggung. Jarak selang waktu satu bulan dari
Surat Pemberitahuan I ke Surat Pemberitahuan berikutnya. Pada
Surat Pemberitahuan III isinya lebih menegaskan, apabila segala
kewajiban tidak segera dipenuhi oleh debitur maka pihak bank akan
menyelesaikan permasalahan hingga proses lelang.
Nantinya apabila debitur memberikan tindakan pembayaran
(berapapun nominalnya), pihak BPR akan menerima dan akan
memberikan perpanjangan waktu untuk pelunasan kewajiban.
v Keterlambatan pada bulan-bulan selanjutnya.
Keterlambatan pada bulan selanjutnya masuk dalam
kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Kredit pada bagian
ini sudah masuk kriteria kredit yang diragukan, dimana debitur tidak
melunasi kewajibannya pada bulan ke 4 dan bulan selanjutnya. Kredit
yang seperti ini apabila tidak ditangani maka akan menambah NPL dan
akan mempengaruhi kinerja bank. Debitur yang telah menunggak
selama 4 bulan maka akan diberikan Surat Somasi. Pemberian Surat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Somasi pada BPR Solobaru Permai kepada debitur ada 3 tahapan, yaitu
Surat Somasi I, Surat Somasi II, dan Surat Somasi III.
Isi Surat Somasi menghimbau agar debitur segera melunasi
kewajibannya beserta denda dari tunggakannya. Jika pengiriman Surat
Somasi masih belum mendapat tanggapan dari nasabah, maka barang
yang telah dijadikan jaminan oleh nasabah akan ditarik oleh pihak PT.
BPR Solobaru Permai.
1. Bila jaminan berupa kendaraan, maka penarikan secara langsung
dan mendadak akan dilakukan pihak PT. BPR Solobaru Permai. Hal
ini dimaksudkan agar sang pemilik tidak menukar atau mengganti
sparepart asli kendaraan dengan sparepart palsu karena ini akan
menurunkan nilai jual di pasaran.
2. Bila jaminan berupa tanah/bangunan, maka terdapat 2 cara :
- Lelang (penjualan tidak secara sukarela)
Sebelum melakukan pelelangan, pihak bank akan menghubungi
pihak ketiga (apprasial) untuk menganalisa dan menentukan
nilai jual dari barang jaminan pada masa sekarang. Pelaksanaan
lelang berdasarkan Pasal 6 UUHT merupakan pelaksanaan
lelang berdasarkan perjanjian yang dibuat antara kreditur dan
debitur dalam perjanjian kredit atau perjanjian utang piutang.
Perjanjian ini kemudian dikuatkan secara notariil dengan
dibuatnya Akta Pembebanan/Pemberian Hak Tanggungan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Pelaksanaan lelang ini tidak memerlukan persetujuan debitur,
dalam hal ini sebagai nasabah.
- Jual sukarela
Debitur memberikan barang jaminannya ini untuk dijual oleh
pihak bank secara sukarela. Debitur memberikan surat kuasa
menjual barang jaminan pada bank dengan membubuhkan tanda
tangan di atas materai. Pihak bank akan menjual barang jaminan
secara langsung tanpa jasa pihak ketiga atau pihak perantara.
Setelah menyerahkan barang jaminan secara sukarela kepada
pihak bank untuk dijual, maka pihak bank tidak akan kembali
menagih debitur untuk melunasi kewajibannya. Pihak bank
hanya akan menanti pembeli yang akan membeli barang
jaminan dari debitur itu. Dengan menjual barang jaminan
tersebut pihak bank akan mengetahui nilai jual dari barang
jaminan, kemudian disesuaikan dengan jumlah angsuran yang
macet. Apabila nantinya terdapat sisa perhitungan (selisih antar
nilai jual barang jaminan dengan angsuran yang macet), maka
sisa uang tersebut akan diserahkan kepada debitur.
v Pihak BPR pada debitur yang meninggal.
- Bank tidak akan membebankan atau menuntut keluarga debitur
untuk melunasi sisa pinjaman debitur, maka bank akan
menyerahkan masalah ini kepada pihak asuransi, dimana pihak
asuransi akan menutup/menyelesaikan sebesar sisa angsuran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
pokok dan bunga yang belum dilunasi oleh debitur yang
meninggal dunia.
- Apabila pihak asuransi tidak menyetujui untuk melakukan
pelunasan dikarenakan satu dan lain hal, maka cicilan akan
diserahkan kepada pihak keluarga/ahli waris.
v Pihak BPR kepada debitur yang melarikan diri.
- Pada debitur yang melarikan diri, pihak bank akan melakukan
pelelangan barang jaminan yang telah diserahkan.
- Cara lain yang akan ditempuh pihak bank terhadap debitur yang
melarikan diri adalah melakukan penghapus bukuan. Penghapus
bukuan kredit merupakan tindakan administratif bank untuk
menghapus buku kredit macet dari neraca sebesar kewajiban
debitur tanpa menghapus hak tagih bank kepada debitur.
Di dalam penghapus bukuan kredit, jumlah hutang debitur
dihapus dari pencatatan di neraca, sedangkan kewajiban debitur
kepada bank masih berjalan. Ketika sebuah kredit
dihapusbukukan, maka profotabilitas bank tersebut tidak
terpengaruh, karena profitabilitas telah dihitung ketika bank
tersebut membuku cadangkan risiko kredit. Jadi manfaat yang
akan diperoleh bank dengan menghapusbukukan kredit yang
biasanya sudah macet, maka angka kredit macet bank (Non
Performing Loan) secara langsung akan menurun. Angka NPL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
yang rendah jelas akan meningkatkan tingkat kesehatan bank
tersebut, karena memiliki risiko kredit macet lebih rendah.
v Pihak BPR kepada debitur yang mempunyai itikad kurang baik dari
awal pembayaran.
Terjadinya keterlambatan dalam pelunasan kewajiban yang
menyebabkan adanya kredit macet. Dalam hal ini pihak BPR akan lebih
intensif melakukan penagihan ke tempat debitur.
v Pihak BPR kepada debitur yang mengalami kegagalan dalam
menjalankan usaha.
Debitur mengalami kegagalan atau pailit dalam usahanya, ini
menyebabkan debitur tidak mempunyai pemasukan untuk
menyelesaikan kewajibannya. Dalam hal ini pihak BPR akan
memberikan kelonggaran waktu kepada debitur untuk pelunasan
kewajiban. Jika memang dari pihak debitur tidak ada tindakan untuk
melunasi kewajibannya maka pihak BPR akan menyelesaikan hingga
proses lelang atau penjualan barang jaminan secara sukarela. Namun
apabila debitur tidak memiliki agunan lainnya, bank dapat mengajukan
klaim kepada asuransi bila debitur benar-benar tidak memiliki itikad
baik dalam melunasi kewajibannya.
5. Hambatan yang terjadi dalam penyelesaian kredit macet
Ketika kredit debitur terjadi kemacetan, maka pihak bank harus
melakukan penyelamatan dan penyelesaian kredit macet tersebut. Tetapi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
terkadang semua tidak berjalan lancar karena adanya suatu hambatn
seperti berikut :
a. Debitur susah untuk dihubungi atau ketika collector datang ke
tempat debitur, debitur pura-pura tidak ada.
b. Debitur berulang kali tidak melunasi huangnya walaupun sudah
mendapatkan teguran atau peringatan, dengan alasan belum memiliki
uang atau usahanya sedang tutup/sepi.
c. Barang jaminan (khususnya barang bergerak) ketika akan ditarik
oleh pihak bank, barang jaminan tersebut sengaja disembunyikan
atau dihilangkan agar tidak jadi ditarik oleh pihak bank.
d. Barang jaminan (khususnya barang bergerak) telah digadaikan
kepada pihak lain, dengan alasan untuk membayar hutangnya ke
bank.
6. Contoh Kasus Penyelesaian Kredit Macet pada PT. BPR Solobaru
Permai
1. Tuan Y seorang pegawai negeri sipil memiliki gaji Rp. 3.000.000,-.
Tuan Y mengajukan pinjaman pada BPR Solobaru Permai sebesar
Rp. 5.000.000,- dengan jangka waktu pelunasan 12 bulan guna
membuka usaha sampingan. Dalam perjanjian dengan debitur,
disepakati sistem flat dengan suku bunga 1,75% perbulan. Tuan Y
memberikan jaminan berupa sepeda motor keluaran tahun 2011.
Perhitungan kapasitas Tuan Y :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Harga jual kendaraan (barang jaminan) diketahui Rp. 10.000.000,-
maka pihak BPR memberikan pinjaman sesuai dengan prosedur
sebesar 50% dari nilai jual.
Pendapatan tiap bulan Rp. 3.000.000,-
Pengeluaran :
- Biaya sehari-hari Rp. 400.000,-
- Biaya sekolah Rp. 300.000,-
- Biaya listrik, air, telepon Rp. 200.000,-
- Angsuran pada bank lain -
- Sosial, keperluan lain Rp. 100.000,-
(Rp. 1.000.000,-)
Rp. 2.000.000,-
Pinjaman Rp. 5.000.000,-
Pokok ( Rp. 5.000.000,- / 12 ) Rp. 416.700,-
Bunga ( 1,75% X Rp. 5.000.000,- ) Rp. 87.500,-
Jumlah angsuran perbulan Rp. 504.200,-
Tiap bulan Tuan Y harus melunasi kewajibannya dengan membayar
sebesar Rp. 504.200,-
Berhubung pada bulan kedua Tuan Y dikeluarkan dari pekerjaannya,
maka adanya kesulitan dalam melakukan pelunasan. Tuan Y tidak
melakukan pelunasan pembayaran pada bulan ketiga hingga bulan
kedelapan. Surat Pemberitahuan dan Surat Somasi telah dikirimkan
tapi Tuan Y tetap tidak memberikan tanggapan. Maka pihak BPR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Solobaru Permai mengambil tindakan dengan melakukan pembinaan
kepada Tuan Y dan menarik jaminan dari beliau berupa sepeda
motor keluaran tahun 2011.
2. Tuan Z seorang wiraswasta dengan penghasilan per bulan
Rp. 800.000,-, untuk biaya hidup dan kebutuhan sehari-hari sebesar
Rp. 400.000,-. Tuan Z mengajukan permohonan kredit kepada BPR
Solobaru Permai sebesar Rp. 2.000.000,- guna biaya sekolah
anaknya dengan jangka waktu pelunasan 6 bulan. Dalam perjanjian
dengan debitur disepakati sistem flat dengan suku bunga 1,75% per
bulan. Tuan Z memberikan sepeda motor dengan keluaran tahun
2007 sebagai barang jaminan.
Perhitungan kapasitas Tuan Z :
Penghasilan Rp. 800.000,-
Total pengeluaran (Rp. 400.000,-)
Sisa gaji Rp. 400.000,-
Pinjaman Rp. 2.000.000,-
Pokok ( Rp. 2.000.000,- / 6 ) Rp. 333.400,-
Bunga ( 1,75% X Rp. 2.000.000,- ) Rp. 35.000,-
Jumlah angsuran per bulan Rp. 388.400,-
Maka pengajuan permohonan kredit Tuan Z tidak dapat
direalisasi, karena jumlah angsuran yang harus dilunasi Tuan Z tiap
bulannya melebihi prosedur yang ada pada BPR. Permohonan kredit
akan direalisasi apabila jumlah angsuran pokok dan bunga yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
harus dibayar maksimal sebesar 40% dari penghitungan netto
penghasilan (40% x Rp. 400.000,- = Rp. 160.000,-)
Akan tetapi permohonan tersebut dapat direalisasi dengan
mengurangi plafon pinjaman atau menambah jangka waktu
pelunasan kewajiban, misalkan 18 bulan. Dengan jangka waktu 18
bulan besar angsuran menjadi Rp. 146.200,-.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penulisan tugas akhir ini dapat diambil kesimpulan antara lain :
1) Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengajuan kredit di PT. BPR
Solobaru Permai adalah calon debitur datang langsung ke BPR atau dapat
melalui marketing kredit lalu mengisi permohonan kredit beserta syarat
yang diperlukan. Selanjutnya dilakukan analisis data oleh surveyor yang
kemudian akan dijadwalkan survei, guna survei adalah untuk mengetahui
keadaan perekonomian calon debitur dan menyesuaikan kredit yang
diminta dengan kemampuan bayarnya. Data yang diperoleh para
surveyor diserahkan kepada bagian kepala kredit untuk dilakukan analisis
dan olah data. Data yang telah diolah tersebut kemudian diserahkan
kepada pimpinan untuk kembali diperiksa. Pimpinanlah yang nantinya
akan menyetujui atau menolak pengajuan kredit ini. Di dalam
persetujuan ini juga ditentukan besarnya kredit yang akan diberikan.
Apabila nantinya pengajuan kredit ditolak, maka berkas-berkas calon
debitur dikumpulkan dan kemudian dikembalikan kepada nasabah.
Apabila disetujui oleh pimpinan dan calon debitur telah menyetujui
jumlah kredit yang akan diberikan, maka dijadwalkan realisasi yang
kemudian selang 1-2 hari dilakukan pencairan kredit pada bagian kasir.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
2) Penyebab terjadinya kredit macet pada PT. BPR Solobaru Permai
diantaranya dari pihak debitur adalah kurang lancarnya usaha yang
mereka jalankan sehingga mengakibatkan kurang lancarnya pelunasan
kewajiban, adanya itikad tidak baik dari debitur, debitur mempunyai
pinjaman di berbagai tempat, debitur berhadapan dengan masalah pada
barang jaminan yang dijadikan barang agunan, serta debitur terimpa
musibah. Dari segi intern bank adalah adanya kesalahan dalam
menganalisis kredit oleh para pegawai. Sedangkan dari segi ekstern bank
yaitu terjadinya bencana alam yang tidak dapat dihindari.
3) Beberapa cara menanggulangi kredit macet adalah keterlambatan pada
bulan 1 sampai bulan ke 3 diberikan Surat Pemberitahuan I sampai
dengan Surat Pemberitahuan III, jarak selang waktu antara Surat
Pemberitahuan satu dan yang lainnya adalah 1 bulan. Keterlambatan
pada bulan ke 4 sampai dengan bulan ke 6 diberikan Surat Somasi I
sampai dengan Surat Somasi III, selang waktu pemberian Surat Somasi
adalah 1 bulan. Apabila masih belum ada tanggapan dari debitur, maka
akan ada penanganan secara langsung ke tempat tinggal debitur yang
berakhir dengan penarikan jaminan.
B. Saran
Dari pembahasan yang telah disampaikan, maka penulis dapat memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
1. Dalam melakukan analisa dalam pemberian kredit PT. BPR Solobaru
Permai lebih teliti. Terlebih dalam peninjauan ke lapangan sehingga
top related