penyelenggaraan makanan
Post on 12-Feb-2016
436 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Ciri-ciri konsumen yang memerlukan pelayanan makanan di luar lingkungan adalah
1. mereka jauh dari lingkungan keluarga2. Mereka tidak bebas meninggalkan
tempat kerja3. Merupakan satu kesatuan karena
berbagai hal
Penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan
1. Waktu penyelenggaraana. Penyelenggaraan makanan hanya satu kali,
misalnya di pesta pernikahanb. Penyelenggraan makanan secara tetap untuk
jangka waktu tidak terbatas, misalnya di Lembaga pemasyarakatan, kampus mahasiswa
c. Penyelenggaraan makanan dalam keadaan darurat.
2. Sifat penyelenggaraana. Penyelengaraan makanan yang bersifat
komersial, misalnya kafetaria, restoran, rumah makan
b. Peneyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial, misalnya di Rumah Sakit, Panti Asuhan
3. Tempat penyelenggaraana. Jasa Boga, dimana tempat penyajian berbeda dengan
tempat memasak makanan, misalnya pada jamuan makan, rapat, kantin
b. Makanan institusi, dimana tempat memasak dan menyajikan makanan berada di suatu tempat. Misalnya di Panti asuhan, Asrama dan lain-lain.
Ciri-ciri penyelenggaraan makanan institusi
1. Tidak bertujuan mencari keuntungan2. Dana terbatas3. Makanan diolah di lingkungan isntitusi4. menggunakan master menu5. Hidangan hampir sama dengan yang
disajikan di lingkungan keluarga
Kelemahan penyelenggaraan makanan institusi :
1. Kualitas bahan makanan kurang baik2. Cita rasa kurang diperhatikan3. Makanan kurang bervariasi4. Porsi tidak sesuai
Sumber kelemahan penyelenggaraan makanan institusi
1. Perencanaan kurang baik2. Tenaga Pelaksana yang tidak profesional3. Pengawasan lemah4. Rendahnya dedikasi petugas
Penyelenggaraan makanan di RS
1. salah satu komponen penyembuh penyakit 2. Sebagai acuan oleh masyarakat dalam
penyediaan makanan sehari-hari.3. Dikelola oleh ahli gizi
Ciri penyelenggaraan makanan komersial
1. Berorientasi pada laba.2. Kualitas dan cita rasa diperhatikan.3. Tidak menggunakan master menu.4. Harga lebih mahal.
Penggolongan pelayanan makanan secara komersial dapat digolongkan menjadi
1. Dilakukan secara tetap di suatu tempat, misalnya restoran, kantin, kafetaria
2. Tidak dilakukan secara tetap di suatu tempat, misalnya usaha jasa boga
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Industri penyelenggaraan makanan kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Contoh adalah dalam pembuatan bangunan yang mempekerjakan ribuan orang, seperti kuil, candi atau benteng untuk melindungi negara, diperlukan orang-orang atau kelompok yang bertugas menyediakan makanan bagi mereka demi kelancaran pekerjaan.
Pada jaman dahulu penyelenggaraan makanan secara berkelompok belum dikekola secara profesional dan jauh dari tujuan komersial serta masih bersifat keramahtamahan.
Penyelenggaran makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada pertengahan abad ke-17 bersamaan dengan awal Revolusi Industri di Eropa. Saat itu dirasa perlu usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja di berbagai industri.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan makanan yang lebih baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pekerja.
Robert Owen adalah salah satu tokoh industri di Eropa yang mempelopori pemberian makanan bagi pekerja industri dengan pengelolaan yang baik, efektif dan efisien.
Faktor yang mendorong perkembangan penyelenggaraan makana komersial adalah
1. Tumbuhnya kesadaran dan keyakinan para industriawan bahwa pelayanan makanan bagi karyawan akan meningkatkan produktivitas
2. Terbatasnya waktu penyiapan makanan di rumah3. Lokasi tempat bekerja yang jauh dari rumah4. Memudarnya kebiasaan tradisional (gotong royong)
PENYEBAB KURANG BERKEMBANGNYA PENYELENGGARANAAN MAKANAN NON KOMERSIAL
1. Pengelolaan kurang baik2. Biaya terbatas3. Karyawan tidak terlatih
Perkembangan penyelenggaraan makanan di RS Abad ke -6 S.M. : orang sakit ditampung di
kuil-kuil Abad ke-19 pertengahan : penataan
pelayanan makanan di R.S. (Florence Nightingale)
Di AS (1890) : tenaga khusus penyelenggaraan makanan di R.S.
Di Indonesia (1954) di RSCM Jakarta
Tahap awal usaha jasa boga dimulai sebagai usaha rumah tangga yg menyediakan keperluan makanan dalam lingkup sempit
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Penyelenggaraan Makanan Dampak positif Dampak negatif
PERATURAN PEMERINTAH Peraturan Menteri Kesehatan No.
712/Menkes/Per/X/66 tentang persyaratan bagi penyelenggaraan usaha jasa boga. Peraturan memuat tentang persyaratan umum bagi usaha jasa boga, ketentuan lokasi tempat penyelenggaraan, syarat bangunan dan fasilitas, persyaratan kesehatan makanan, pengolahan dan penyimpanan makanan.
Peraturan No. 427/Menkes/SK/VI/88, yang berisi ketentuan wajib daftar bagi setiap usaha jasa boga untuk semua golongan.
PENGGOLONGAN USAHA JASA BOGA DAB PERSYARATANNYA1. Golongan A1
Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga. Persyaratan khusus golongan ini adalah:
a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap ruang tidur
b. Mempunyai almari es sebagai tempat penyimpanan
c. Fasilitas cuci tangan
2. Golongan A2Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan
masyarakat umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan mempekerjakan tenaga kerja.
Persyaratan khusus golongan ini adalah:a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap
ruang tidurb. Mempunyai almari es sebagai tempat
penyimpananc. Fasilitas cuci tangand. Fasilitas ganti pakaian bagi karyawane. Ruang pengolahan terpisah dari ruangan lain
3. Golongan A3Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum
dengan pengolahan makanan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persysratan khusus golongan ini adalaha. Ruang pengolahan terpisah dari tempat penyimpanan
makananb. tersedia lemari pendingin dengan suhu - 5oC dengan
kapasitas memadaic. mempunyai alat pengangkutan dengan konstruksi
tertutupd. Makanan yang disajikan dikemas serta mencantumkan
nama dan ijin usahae. pada kendaraan tercantu nama perusahaan dan ijin usaha
4. Golongan BYaitu jasa boga yang melayani kebutuhan khusus asrama
penampungan jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan angkutan umum dalam negeri, dan dengan pengolahan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus golongan ini adalah
a. mempunyai tempat pembuangan air limbah b. Ruang kantor, penyimpanan makanan dan pengolahan
makanan harus terpisah, Ruang pengolah dilengkapi dengan penangkap asap
c. fasilitas pencucian peralatan dan pencucian bahan makanand. Fasilitas pencuci tangan bagi karyawane. Fasilitas penyimpanan makanan dingin sampai suhu – 10oC
5. Golongan CYaitu jasa boga yang melayani kebutuhan alat
angkutan umum internasional, mempunyai dapur khusus untuk pengolahan dan mempkerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus adalaha. Ruangang dilengkapai dengan pengatur suhu
ruangb. Fasilitas pencucian alat dana bahan harus dari
logam tahan karatc. Almari pendingin untuk penyimpanan makanan
harus terpisah untuk masing-masing jenis makanan.
d. Mempunyai gudang yang dilengkapi dengan rak-rak penyimpanan.
PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN
1. Persyaratan bahan makanan2. Persyaratan makanan terolah3. Persyaratan makanan jadi
PERSYARATAN KESEHATAN PENGOLAH MAKANAN
1. Kesehatan tenaga kerja pengolah makanan
2. Peralatan yg digunakan (mengolah, menyimpan dan menyajikan)
3. Tata cara pengolahan4. Perilaku karyawan waktu bekerja
KHUSUS UNTUK PEKERJA YANG BERADA DI RUANG PENGOLAHAN DAN
PENYIMPANAN :
1. Tidak merokok dan tidak sambil makan2. Memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung 3. Selalu mencuci tangan waktu akan mulai bekerja4. Tidak membawa keluar pakaian kerja, alat
pelindung yang memungkinkan terjadinya pencemaran.
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Prinsip utama : menetapkan strategi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan makanan
Penetapan strategi mencakaup pemikiran yang mendasar tentang
a.Bentuk atau macam pelayanan makanan yang akan diselenggarakan (kafetaria, kantin atau yang lain)
b.Penetapan tata cara Pengelolaan Penyelenggaraan Makanan
PERENCANAANFasilitas fisik pengolahan makanan antara lain :1. Ruang menerima dan menyimpan bahan
makanan2. Ruang menyiapkan dan membersihkan bahan
makanan3. Ruang memasak dan membagu makanan jadi4. Ruang mencuci dan menyimpan peralatan5. Ruang tata usaha6. Ruang pegawai
Organisasi dan ketenagaan
Karena melibatkan banyak orang, perlu pengorganisasian agar hasil memuaskan
Jasa boga non komersial : tenaga kerja memasak mengandalkan bakat
Pelaksanaan penyelenggaraan
makananMeliputi :1.Perencanaan menu2.Pengadaan bahan makanan3.Penerimaan bahan makanan dari pemasok4.Penyimpanan bahan makanan5.Penyiapan bahan makanan untuk dimasak6.Mengolah dan memasak makanan7.Pembagian makanan
pengawasan
Aspek pengawasan mencakup1.Cita rasa2.Penggunaan faktor produksi
OlehMerkuria Karyantina,SP.,MP.
EFISIENSI DALAM HAL Penggunaan Bahan Makanan Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan Waktu Penggunaan Biaya
Tujuan dr rangkaian Kegiatan Jasa Boga :Menghasilkan makanan dengan cita rasa
yang sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan konsumen dengan penggunaan dana, material dan tenaga kerja sehemat mungkin
Faktor yang mempengaruhi Efisiensi Pengaturan Penggunaan Tenaga
Manusia Tata Letak Ruangan kerja dan
Perlengkapan kerja Arus Kerja
PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA MANUSIAAspek timbulnya kelelahan karyawan :1.Jam kerja yang terlalu lama2.Pekerjaan yang tidak terencana3.Tata letak ruangan dan peralatan tidak
diatur dengan baik4.Rasa jenuh akan pekerjaan5.Tenaga kerja tidak sehat
Cara mengatasi1.Jam kerja tidak melebihi kemampuan2.Diberi cukup waktu istirahat3.Ruangan kerja diatur dengan baik4.Ventilasi agar udara dalam ruang kerja
segar
PENGATURAN TATA LETAK RUANGAN DAN
PERALATAN Ruang penerimaan dan penyimpanan
tidak terlalu jauh dari ruang penyiapan Ruang cuci bahan makanan tidak jauh
dari tempat memasak Tempat cuci alat masak tidak jauh dari
tempat memasak
PENGATURAN ARUS KERJAArus kerja : urutan pekerjaan yg harus dilakukan
utk menyelesaikan suatu tugasYang diperhatikan :1. Pekerjaan dilakukan menurut arah gerak yang
sama2. Jarak antara satu tempat kegiatan dan tempat
kegiatan yg lain tidak terlalu jauh3. Tenggang waktu antara 2 kegiatan yg berurutan
diusahakan tidak terlalu lama
PEDOMAN GUNA MENINGKATKAN
EFISIENSI1. Persiapan kerja2. Urutan kerja harus direncanakan baik bahan/peralatan3. Beberapa pekerjaan yg sama utk beberapa jenis makanan,
dikerjakan sekaligus4. Penggunaan peralatan sesedikit mungkin5. Alat harus sesuai dengan tujuan dan banyak makanan yg
dimasak6. Suatu bahan makanan yg sering diperlukan dibuat dalam
jumlah agak banyak7. Pekerja harus dapat menyesuaikan pekerjaan dg jumlah
waktu yg tersedia8. Juru masak harus memperhatikan kegiatan yg dilakukan di
masing-masing pusat kerja
RESIKO DALAM PENYELENGGARAAN
MAKANAN Resiko sebelum makanan selesai dimasak.
Kemungkinan penyebab : pemakaian bahan makanan yg berlebihan, kerusakan bahan makanan, hilangnya bahan makanan
Resiko setelah makanan masak. Diakibatkan oleh : makanan menjadi busuk/basi, makanan menjadi rusak (hangus, cacat), kehilangan porsi makanan akibat kelalaian
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.
Bangunan dan tata letak dirancang agar mudah utk dibersihkan dan terjaga kebersihannya
Ruangan, alat dan proses hendaknya diatur agar makanan hanya berpindah ke satu arah sejak penerimaan bahan mentah hingga penyajian
Pintu masuk penerimaan bahan terpisah dari keluar masuk pekerja/pelanggan
Ruang penyimpanan sayuran dan buah-buahan dekat dengan pintu penerimaan
1. DAPUR a. Lantai dan saluran bangunan, kering dan
mudah dibersihkanb. Dinding dan langit-langit mudah dibersihkan, kuat, tahan uap air & panas langit-langit mudah dibersihkan, tdk mudah bagi serangga
utk bersarang dan tahan thd air panasc. Pintu dan jendela Pintu dari bahan yg tahan thd binatang
pengerat, benturan dan air Jendela yg berventilasi, ditutup dengan kawat
strimin utk memcegah masuknya nyamuk, lalat dan serangga lain
d. Ventilasi dan penerangan, mempunyai ventilasi yg memadai
2. TATA LETAK Letak peralatan pengolahan sedemikian
rupa shg memudahkan pembersihan Meja tahan gores, tidak menyerap air dan
dekat dengan tempat pencucian Oven, kompor dan peralatan memasak
lainnya di bagian tengah ruangan Peralatan yg tidak sering dipakai, disimpan
di gudang penyimpanan
3. RUANGAN KERJA Cukup luas shg memudahkan utk bekerja Jika terlalu luas akan memperpanjang jarak yg
ditempuh karyawan
4. RUANG PENCUCIANIdealnya ada 2 : peralatan dapur dan peralatan
gelasPencucian peralatan sebaiknya jangan
digunakan utk pencucian sayuran, daging maupun ikan mentah.
5. RUANG PENYIMPANAN PECAH BELAH
Dekat dengan dapur/ruang penyajianPiring, mangkuk dll disimpan dalam keadaan
kering dan bersih
6. TOILET Terpisah antara pekerja dan pelanggan Letak lebih dari 30 m dr tempat pekerja Cukup terang Terpisah dari ruang kerja
7. RUANG MAKANPelayan mempunyai ruang gerak yg cukup utk
memberikan pelayanan ke setiap pelanggan
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Gudang penyimpanan peralatan dapur/gudang
bahan mentah tidak boleh utk menyimpan peralatan lain (pakaian, suku cadang, mesin dll)
Tingkat kebersihan dan kondisi toilet mencerminkan kebiasaan pekerja
Pengawas kesehatan makanan akan mengawasi kondisi dapur, gudang bahan mentah dan tempat pembuangan sampah dengan perhatian yg lebih serius
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP
1. panasMerupakan cara efektif melakukan
disinfeksi
b. deterjenUtk melarutkan lema\kMacam :1.Detejen sintetik : • bersifat agak sedikit basa, cukup efektif
utk menghilangkan kotorang ringan pd lantai,peralatan dapur dll
• Bersifat sangat alkalis, utk menghilangkan kotorang minyak yg cukup banyak
2. Sabun, deterjen yg lemah3. Abrasif, bila kotoran sdh mengerak
digunakan bahan pembersih yg mengandung serbuk silika
4. Memilih deterjen, • membasahi seluruh permukaan• menghilangkan kotoran dr permukaan• membawa kotoran yg dilepaskan• Mudah dibilas dngan air
c. disinfektan1. Hipoklorit, tdk menimbulkan bau yg tdk sedap, membunuh beberapa jenis
mikroorganisme, Efektif pd bbrp bakteri Jika terlalu pekat dpt menyebabkan korosi
pd alt alumunium2. Senyawa amonia, kurang efektif dlm
membunuh bakteri dibandingkan dengan hipoklorit dan Iodofor
3. Disinfektan Iodofor mengandung Iodine yang biasa
dicampur pd deterjen kurang efektif mematikan spora
bakteri mahal meninggalkan sedikit bau dan rasa4. Surfaktan amfoter, mematikan bakteri
jg mampu berperan sbg deterjen, toksisitas rendah tdk korosif, tdk berbau dan tdk berasa
5. Disinfektan fenolik Membunuh bakteri setara dengan
hipoklorit dan iodofor Kurang efektif bila berhubungan
lasung dengan plastik/karet Beberapa jenis fenolik mempunyai
bau cukup menyengat, shg kemungkinan bisa mencemari bau makanan (tidak sarankan)
d. Pemilihan disinfektan Sebisa mungkin dengan menggunakan
panas Bila tidak mungkin menggunakan panas
maka gunakan disinfektan kimiawi Peralatan dan permukaan yg akan
dibersihkan, diatur agar memudahkan pembersihan
Bila menggunakan disinfektan dari bahan kimia, mk gunakan disinfektan yg mempunyai kemampuan membunuh berbagai macam bakteri
Penggunaan hipoklorit : 100-200 mg klorit per liter dan bila dipandang perlu 1.000 mg/l
Pengenceran larutan harus dibuat baru setiap saat akan dipakai
e. Menggunakan deterjen dan disinfektan
Penggunaan menurut aturan pakai
f. Penanganan limbah Tempat sampah tidak tembus air
dengan ukuran cukup memadai Letak : dekat dengan tempat pencucian
peralatan dan penyiapan makanan Sampah sebaiknya tidak dibakar di
dekat tempat pengolahan makanan
g. Pengendalian tikus Pencegahan thd tikus : mengurangi
bahaya kontaminasi dan memperkecil kerugian
Pemeriksaan scr teratur thd tempat yg tersembunyi
Pencegahan dg kondisi bangunan hrs terawat dg baik, kedisiplinan dalam berkerja, mencegah agar tidak ada kebocoran pd pipa dan kran air
h. Pengendalian lalat dan serangga lain
Pencegahan :1.Mencegah masuknya serangga ke
dalam bangunan2.Membongkar tempat persembunyian3.Melindungi makanan agar tidak bisa
dijangkau oleh serangga4.Memutuskan daur kehidupan serangga
baik di dalam/luar
Serangga dapat dibasmi dengan insektisida namun pemakaiannya harus dijaga agar tidak mencemari makanan
Mencegah bersarangnya kecoa di sekitar tempat pengolahan, dapat dibasmi dengan cat yang mengandung insektisida
Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP
Resiko kontaminasi pada makanan banyak tergantung pada para penjamahnya.
Pencegahan dapat dilakukan dengan adanya perjanjian antara pengelola dan penjamah makanan
TINDAKAN BILA TERJADI KERACUNAN
1. Siapa saja yang dinyatakan/terbukti terinfeksi harus segera dijauhkan dari kegiatan penyiapan makanan
2. Makanan dan bahan makanan yang dicurigai sebagai sumber infeksi harus ditarik
3. Segera melaporkan kepada instansi yang berkepentingan
KEBERSIHAN/HIGIENE PERSONIL(harus dikomunikasikan kepada penjamah)
1. Cucilah tangan anda2. Jaga kebersihan pakaian dan seragam kerja setiap
memulai kerja3. Gunakan penutup rambut dan jangan menggaruk
kepala dan bagian tubuh ketika sedang menjamah makanan
4. Tutup semua luka yang ada dengan pembalut yang tidak tembus air
5. Jangan merokok
6. Jangan menjamah makanan siap saji dengan tangan, tapi dengan alat penjepit
7. Jangan batuk dan bersin di atas makanan yang tidak ditutup
8. Pegang pisau, garpu dan sendok pada tangkainya
9. Bersihkan tempat kerja setelah usai kerja
top related