penyelenggaraan makanan

77
Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP.

Upload: xenon

Post on 12-Feb-2016

433 views

Category:

Documents


37 download

DESCRIPTION

Oleh : Merkuria Karyantina,SP.,MP. PENYELENGGARAAN MAKANAN. Ciri-ciri konsumen yang memerlukan pelayanan makanan di luar lingkungan adalah. mereka jauh dari lingkungan keluarga Mereka tidak bebas meninggalkan tempat kerja Merupakan satu kesatuan karena berbagai hal. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.

Page 2: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Ciri-ciri konsumen yang memerlukan pelayanan makanan di luar lingkungan adalah

1. mereka jauh dari lingkungan keluarga2. Mereka tidak bebas meninggalkan

tempat kerja3. Merupakan satu kesatuan karena

berbagai hal

Page 3: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penyelenggaraan makanan kelompok dapat dibedakan

1. Waktu penyelenggaraana. Penyelenggaraan makanan hanya satu kali,

misalnya di pesta pernikahanb. Penyelenggraan makanan secara tetap untuk

jangka waktu tidak terbatas, misalnya di Lembaga pemasyarakatan, kampus mahasiswa

c. Penyelenggaraan makanan dalam keadaan darurat.

Page 4: PENYELENGGARAAN MAKANAN

2. Sifat penyelenggaraana. Penyelengaraan makanan yang bersifat

komersial, misalnya kafetaria, restoran, rumah makan

b. Peneyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial, misalnya di Rumah Sakit, Panti Asuhan

Page 5: PENYELENGGARAAN MAKANAN

3. Tempat penyelenggaraana. Jasa Boga, dimana tempat penyajian berbeda dengan

tempat memasak makanan, misalnya pada jamuan makan, rapat, kantin

b. Makanan institusi, dimana tempat memasak dan menyajikan makanan berada di suatu tempat. Misalnya di Panti asuhan, Asrama dan lain-lain.

Page 6: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Ciri-ciri penyelenggaraan makanan institusi

1. Tidak bertujuan mencari keuntungan2. Dana terbatas3. Makanan diolah di lingkungan isntitusi4. menggunakan master menu5. Hidangan hampir sama dengan yang

disajikan di lingkungan keluarga

Page 7: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Kelemahan penyelenggaraan makanan institusi :

1. Kualitas bahan makanan kurang baik2. Cita rasa kurang diperhatikan3. Makanan kurang bervariasi4. Porsi tidak sesuai

Page 8: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Sumber kelemahan penyelenggaraan makanan institusi

1. Perencanaan kurang baik2. Tenaga Pelaksana yang tidak profesional3. Pengawasan lemah4. Rendahnya dedikasi petugas

Page 9: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penyelenggaraan makanan di RS

1. salah satu komponen penyembuh penyakit 2. Sebagai acuan oleh masyarakat dalam

penyediaan makanan sehari-hari.3. Dikelola oleh ahli gizi

Page 10: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Ciri penyelenggaraan makanan komersial

1. Berorientasi pada laba.2. Kualitas dan cita rasa diperhatikan.3. Tidak menggunakan master menu.4. Harga lebih mahal.

Page 11: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penggolongan pelayanan makanan secara komersial dapat digolongkan menjadi

1. Dilakukan secara tetap di suatu tempat, misalnya restoran, kantin, kafetaria

2. Tidak dilakukan secara tetap di suatu tempat, misalnya usaha jasa boga

Page 12: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.

Page 13: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Industri penyelenggaraan makanan kelompok sudah dikenal sejak zaman dahulu kala. Contoh adalah dalam pembuatan bangunan yang mempekerjakan ribuan orang, seperti kuil, candi atau benteng untuk melindungi negara, diperlukan orang-orang atau kelompok yang bertugas menyediakan makanan bagi mereka demi kelancaran pekerjaan.

Pada jaman dahulu penyelenggaraan makanan secara berkelompok belum dikekola secara profesional dan jauh dari tujuan komersial serta masih bersifat keramahtamahan.

Page 14: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penyelenggaran makanan kelompok secara lebih profesional baru dimulai pada pertengahan abad ke-17 bersamaan dengan awal Revolusi Industri di Eropa. Saat itu dirasa perlu usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja para pekerja di berbagai industri.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan makanan yang lebih baik sehingga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pekerja.

Robert Owen adalah salah satu tokoh industri di Eropa yang mempelopori pemberian makanan bagi pekerja industri dengan pengelolaan yang baik, efektif dan efisien.

Page 15: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Faktor yang mendorong perkembangan penyelenggaraan makana komersial adalah

1. Tumbuhnya kesadaran dan keyakinan para industriawan bahwa pelayanan makanan bagi karyawan akan meningkatkan produktivitas

2. Terbatasnya waktu penyiapan makanan di rumah3. Lokasi tempat bekerja yang jauh dari rumah4. Memudarnya kebiasaan tradisional (gotong royong)

Page 16: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PENYEBAB KURANG BERKEMBANGNYA PENYELENGGARANAAN MAKANAN NON KOMERSIAL

1. Pengelolaan kurang baik2. Biaya terbatas3. Karyawan tidak terlatih

Page 17: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Perkembangan penyelenggaraan makanan di RS Abad ke -6 S.M. : orang sakit ditampung di

kuil-kuil Abad ke-19 pertengahan : penataan

pelayanan makanan di R.S. (Florence Nightingale)

Di AS (1890) : tenaga khusus penyelenggaraan makanan di R.S.

Di Indonesia (1954) di RSCM Jakarta

Page 18: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Tahap awal usaha jasa boga dimulai sebagai usaha rumah tangga yg menyediakan keperluan makanan dalam lingkup sempit

Page 19: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.

Page 20: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penyelenggaraan Makanan Dampak positif Dampak negatif

Page 21: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PERATURAN PEMERINTAH Peraturan Menteri Kesehatan No.

712/Menkes/Per/X/66 tentang persyaratan bagi penyelenggaraan usaha jasa boga. Peraturan memuat tentang persyaratan umum bagi usaha jasa boga, ketentuan lokasi tempat penyelenggaraan, syarat bangunan dan fasilitas, persyaratan kesehatan makanan, pengolahan dan penyimpanan makanan.

Peraturan No. 427/Menkes/SK/VI/88, yang berisi ketentuan wajib daftar bagi setiap usaha jasa boga untuk semua golongan.

Page 22: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PENGGOLONGAN USAHA JASA BOGA DAB PERSYARATANNYA1. Golongan A1

Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum dengan pengolahan menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga. Persyaratan khusus golongan ini adalah:

a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap ruang tidur

b. Mempunyai almari es sebagai tempat penyimpanan

c. Fasilitas cuci tangan

Page 23: PENYELENGGARAAN MAKANAN

2. Golongan A2Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan

masyarakat umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan mempekerjakan tenaga kerja.

Persyaratan khusus golongan ini adalah:a. Ruang pengolahan tidak boleh merangkap

ruang tidurb. Mempunyai almari es sebagai tempat

penyimpananc. Fasilitas cuci tangand. Fasilitas ganti pakaian bagi karyawane. Ruang pengolahan terpisah dari ruangan lain

Page 24: PENYELENGGARAAN MAKANAN

3. Golongan A3Yaitu jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum

dengan pengolahan makanan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persysratan khusus golongan ini adalaha. Ruang pengolahan terpisah dari tempat penyimpanan

makananb. tersedia lemari pendingin dengan suhu - 5oC dengan

kapasitas memadaic. mempunyai alat pengangkutan dengan konstruksi

tertutupd. Makanan yang disajikan dikemas serta mencantumkan

nama dan ijin usahae. pada kendaraan tercantu nama perusahaan dan ijin usaha

Page 25: PENYELENGGARAAN MAKANAN

4. Golongan BYaitu jasa boga yang melayani kebutuhan khusus asrama

penampungan jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan angkutan umum dalam negeri, dan dengan pengolahan menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus golongan ini adalah

a. mempunyai tempat pembuangan air limbah b. Ruang kantor, penyimpanan makanan dan pengolahan

makanan harus terpisah, Ruang pengolah dilengkapi dengan penangkap asap

c. fasilitas pencucian peralatan dan pencucian bahan makanand. Fasilitas pencuci tangan bagi karyawane. Fasilitas penyimpanan makanan dingin sampai suhu – 10oC

Page 26: PENYELENGGARAAN MAKANAN

5. Golongan CYaitu jasa boga yang melayani kebutuhan alat

angkutan umum internasional, mempunyai dapur khusus untuk pengolahan dan mempkerjakan tenaga kerja. Persyaratan khusus adalaha. Ruangang dilengkapai dengan pengatur suhu

ruangb. Fasilitas pencucian alat dana bahan harus dari

logam tahan karatc. Almari pendingin untuk penyimpanan makanan

harus terpisah untuk masing-masing jenis makanan.

d. Mempunyai gudang yang dilengkapi dengan rak-rak penyimpanan.

Page 27: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PERSYARATAN KESEHATAN MAKANAN

1. Persyaratan bahan makanan2. Persyaratan makanan terolah3. Persyaratan makanan jadi

Page 28: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PERSYARATAN KESEHATAN PENGOLAH MAKANAN

1. Kesehatan tenaga kerja pengolah makanan

2. Peralatan yg digunakan (mengolah, menyimpan dan menyajikan)

3. Tata cara pengolahan4. Perilaku karyawan waktu bekerja

Page 29: PENYELENGGARAAN MAKANAN

KHUSUS UNTUK PEKERJA YANG BERADA DI RUANG PENGOLAHAN DAN

PENYIMPANAN :

1. Tidak merokok dan tidak sambil makan2. Memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung 3. Selalu mencuci tangan waktu akan mulai bekerja4. Tidak membawa keluar pakaian kerja, alat

pelindung yang memungkinkan terjadinya pencemaran.

Page 30: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.

Page 31: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Prinsip utama : menetapkan strategi yang akan digunakan dalam penyelenggaraan makanan

Penetapan strategi mencakaup pemikiran yang mendasar tentang

a.Bentuk atau macam pelayanan makanan yang akan diselenggarakan (kafetaria, kantin atau yang lain)

b.Penetapan tata cara Pengelolaan Penyelenggaraan Makanan

Page 32: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PERENCANAANFasilitas fisik pengolahan makanan antara lain :1. Ruang menerima dan menyimpan bahan

makanan2. Ruang menyiapkan dan membersihkan bahan

makanan3. Ruang memasak dan membagu makanan jadi4. Ruang mencuci dan menyimpan peralatan5. Ruang tata usaha6. Ruang pegawai

Page 33: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Organisasi dan ketenagaan

Karena melibatkan banyak orang, perlu pengorganisasian agar hasil memuaskan

Jasa boga non komersial : tenaga kerja memasak mengandalkan bakat

Page 34: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Pelaksanaan penyelenggaraan

makananMeliputi :1.Perencanaan menu2.Pengadaan bahan makanan3.Penerimaan bahan makanan dari pemasok4.Penyimpanan bahan makanan5.Penyiapan bahan makanan untuk dimasak6.Mengolah dan memasak makanan7.Pembagian makanan

Page 35: PENYELENGGARAAN MAKANAN

pengawasan

Aspek pengawasan mencakup1.Cita rasa2.Penggunaan faktor produksi

Page 36: PENYELENGGARAAN MAKANAN

OlehMerkuria Karyantina,SP.,MP.

Page 37: PENYELENGGARAAN MAKANAN

EFISIENSI DALAM HAL Penggunaan Bahan Makanan Penggunaan Tenaga Kerja Penggunaan Waktu Penggunaan Biaya

Page 38: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Tujuan dr rangkaian Kegiatan Jasa Boga :Menghasilkan makanan dengan cita rasa

yang sebaik-baiknya sesuai dengan keinginan konsumen dengan penggunaan dana, material dan tenaga kerja sehemat mungkin

Page 39: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Faktor yang mempengaruhi Efisiensi Pengaturan Penggunaan Tenaga

Manusia Tata Letak Ruangan kerja dan

Perlengkapan kerja Arus Kerja

Page 40: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PENGATURAN PENGGUNAAN TENAGA MANUSIAAspek timbulnya kelelahan karyawan :1.Jam kerja yang terlalu lama2.Pekerjaan yang tidak terencana3.Tata letak ruangan dan peralatan tidak

diatur dengan baik4.Rasa jenuh akan pekerjaan5.Tenaga kerja tidak sehat

Page 41: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Cara mengatasi1.Jam kerja tidak melebihi kemampuan2.Diberi cukup waktu istirahat3.Ruangan kerja diatur dengan baik4.Ventilasi agar udara dalam ruang kerja

segar

Page 42: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PENGATURAN TATA LETAK RUANGAN DAN

PERALATAN Ruang penerimaan dan penyimpanan

tidak terlalu jauh dari ruang penyiapan Ruang cuci bahan makanan tidak jauh

dari tempat memasak Tempat cuci alat masak tidak jauh dari

tempat memasak

Page 43: PENYELENGGARAAN MAKANAN
Page 44: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PENGATURAN ARUS KERJAArus kerja : urutan pekerjaan yg harus dilakukan

utk menyelesaikan suatu tugasYang diperhatikan :1. Pekerjaan dilakukan menurut arah gerak yang

sama2. Jarak antara satu tempat kegiatan dan tempat

kegiatan yg lain tidak terlalu jauh3. Tenggang waktu antara 2 kegiatan yg berurutan

diusahakan tidak terlalu lama

Page 45: PENYELENGGARAAN MAKANAN

PEDOMAN GUNA MENINGKATKAN

EFISIENSI1. Persiapan kerja2. Urutan kerja harus direncanakan baik bahan/peralatan3. Beberapa pekerjaan yg sama utk beberapa jenis makanan,

dikerjakan sekaligus4. Penggunaan peralatan sesedikit mungkin5. Alat harus sesuai dengan tujuan dan banyak makanan yg

dimasak6. Suatu bahan makanan yg sering diperlukan dibuat dalam

jumlah agak banyak7. Pekerja harus dapat menyesuaikan pekerjaan dg jumlah

waktu yg tersedia8. Juru masak harus memperhatikan kegiatan yg dilakukan di

masing-masing pusat kerja

Page 46: PENYELENGGARAAN MAKANAN

RESIKO DALAM PENYELENGGARAAN

MAKANAN Resiko sebelum makanan selesai dimasak.

Kemungkinan penyebab : pemakaian bahan makanan yg berlebihan, kerusakan bahan makanan, hilangnya bahan makanan

Resiko setelah makanan masak. Diakibatkan oleh : makanan menjadi busuk/basi, makanan menjadi rusak (hangus, cacat), kehilangan porsi makanan akibat kelalaian

Page 47: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP.

Page 48: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Bangunan dan tata letak dirancang agar mudah utk dibersihkan dan terjaga kebersihannya

Ruangan, alat dan proses hendaknya diatur agar makanan hanya berpindah ke satu arah sejak penerimaan bahan mentah hingga penyajian

Pintu masuk penerimaan bahan terpisah dari keluar masuk pekerja/pelanggan

Ruang penyimpanan sayuran dan buah-buahan dekat dengan pintu penerimaan

Page 49: PENYELENGGARAAN MAKANAN

1. DAPUR a. Lantai dan saluran bangunan, kering dan

mudah dibersihkanb. Dinding dan langit-langit mudah dibersihkan, kuat, tahan uap air & panas langit-langit mudah dibersihkan, tdk mudah bagi serangga

utk bersarang dan tahan thd air panasc. Pintu dan jendela Pintu dari bahan yg tahan thd binatang

pengerat, benturan dan air Jendela yg berventilasi, ditutup dengan kawat

strimin utk memcegah masuknya nyamuk, lalat dan serangga lain

Page 50: PENYELENGGARAAN MAKANAN

d. Ventilasi dan penerangan, mempunyai ventilasi yg memadai

Page 51: PENYELENGGARAAN MAKANAN

2. TATA LETAK Letak peralatan pengolahan sedemikian

rupa shg memudahkan pembersihan Meja tahan gores, tidak menyerap air dan

dekat dengan tempat pencucian Oven, kompor dan peralatan memasak

lainnya di bagian tengah ruangan Peralatan yg tidak sering dipakai, disimpan

di gudang penyimpanan

Page 52: PENYELENGGARAAN MAKANAN
Page 53: PENYELENGGARAAN MAKANAN

3. RUANGAN KERJA Cukup luas shg memudahkan utk bekerja Jika terlalu luas akan memperpanjang jarak yg

ditempuh karyawan

Page 54: PENYELENGGARAAN MAKANAN

4. RUANG PENCUCIANIdealnya ada 2 : peralatan dapur dan peralatan

gelasPencucian peralatan sebaiknya jangan

digunakan utk pencucian sayuran, daging maupun ikan mentah.

Page 55: PENYELENGGARAAN MAKANAN

5. RUANG PENYIMPANAN PECAH BELAH

Dekat dengan dapur/ruang penyajianPiring, mangkuk dll disimpan dalam keadaan

kering dan bersih

Page 56: PENYELENGGARAAN MAKANAN

6. TOILET Terpisah antara pekerja dan pelanggan Letak lebih dari 30 m dr tempat pekerja Cukup terang Terpisah dari ruang kerja

Page 57: PENYELENGGARAAN MAKANAN

7. RUANG MAKANPelayan mempunyai ruang gerak yg cukup utk

memberikan pelayanan ke setiap pelanggan

Page 58: PENYELENGGARAAN MAKANAN

HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN Gudang penyimpanan peralatan dapur/gudang

bahan mentah tidak boleh utk menyimpan peralatan lain (pakaian, suku cadang, mesin dll)

Tingkat kebersihan dan kondisi toilet mencerminkan kebiasaan pekerja

Pengawas kesehatan makanan akan mengawasi kondisi dapur, gudang bahan mentah dan tempat pembuangan sampah dengan perhatian yg lebih serius

Page 59: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP

Page 60: PENYELENGGARAAN MAKANAN

1. panasMerupakan cara efektif melakukan

disinfeksi

Page 61: PENYELENGGARAAN MAKANAN

b. deterjenUtk melarutkan lema\kMacam :1.Detejen sintetik : • bersifat agak sedikit basa, cukup efektif

utk menghilangkan kotorang ringan pd lantai,peralatan dapur dll

• Bersifat sangat alkalis, utk menghilangkan kotorang minyak yg cukup banyak

Page 62: PENYELENGGARAAN MAKANAN

2. Sabun, deterjen yg lemah3. Abrasif, bila kotoran sdh mengerak

digunakan bahan pembersih yg mengandung serbuk silika

4. Memilih deterjen, • membasahi seluruh permukaan• menghilangkan kotoran dr permukaan• membawa kotoran yg dilepaskan• Mudah dibilas dngan air

Page 63: PENYELENGGARAAN MAKANAN

c. disinfektan1. Hipoklorit, tdk menimbulkan bau yg tdk sedap, membunuh beberapa jenis

mikroorganisme, Efektif pd bbrp bakteri Jika terlalu pekat dpt menyebabkan korosi

pd alt alumunium2. Senyawa amonia, kurang efektif dlm

membunuh bakteri dibandingkan dengan hipoklorit dan Iodofor

Page 64: PENYELENGGARAAN MAKANAN

3. Disinfektan Iodofor mengandung Iodine yang biasa

dicampur pd deterjen kurang efektif mematikan spora

bakteri mahal meninggalkan sedikit bau dan rasa4. Surfaktan amfoter, mematikan bakteri

jg mampu berperan sbg deterjen, toksisitas rendah tdk korosif, tdk berbau dan tdk berasa

Page 65: PENYELENGGARAAN MAKANAN

5. Disinfektan fenolik Membunuh bakteri setara dengan

hipoklorit dan iodofor Kurang efektif bila berhubungan

lasung dengan plastik/karet Beberapa jenis fenolik mempunyai

bau cukup menyengat, shg kemungkinan bisa mencemari bau makanan (tidak sarankan)

Page 66: PENYELENGGARAAN MAKANAN

d. Pemilihan disinfektan Sebisa mungkin dengan menggunakan

panas Bila tidak mungkin menggunakan panas

maka gunakan disinfektan kimiawi Peralatan dan permukaan yg akan

dibersihkan, diatur agar memudahkan pembersihan

Bila menggunakan disinfektan dari bahan kimia, mk gunakan disinfektan yg mempunyai kemampuan membunuh berbagai macam bakteri

Page 67: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penggunaan hipoklorit : 100-200 mg klorit per liter dan bila dipandang perlu 1.000 mg/l

Pengenceran larutan harus dibuat baru setiap saat akan dipakai

Page 68: PENYELENGGARAAN MAKANAN

e. Menggunakan deterjen dan disinfektan

Penggunaan menurut aturan pakai

Page 69: PENYELENGGARAAN MAKANAN

f. Penanganan limbah Tempat sampah tidak tembus air

dengan ukuran cukup memadai Letak : dekat dengan tempat pencucian

peralatan dan penyiapan makanan Sampah sebaiknya tidak dibakar di

dekat tempat pengolahan makanan

Page 70: PENYELENGGARAAN MAKANAN

g. Pengendalian tikus Pencegahan thd tikus : mengurangi

bahaya kontaminasi dan memperkecil kerugian

Pemeriksaan scr teratur thd tempat yg tersembunyi

Pencegahan dg kondisi bangunan hrs terawat dg baik, kedisiplinan dalam berkerja, mencegah agar tidak ada kebocoran pd pipa dan kran air

Page 71: PENYELENGGARAAN MAKANAN

h. Pengendalian lalat dan serangga lain

Pencegahan :1.Mencegah masuknya serangga ke

dalam bangunan2.Membongkar tempat persembunyian3.Melindungi makanan agar tidak bisa

dijangkau oleh serangga4.Memutuskan daur kehidupan serangga

baik di dalam/luar

Page 72: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Serangga dapat dibasmi dengan insektisida namun pemakaiannya harus dijaga agar tidak mencemari makanan

Mencegah bersarangnya kecoa di sekitar tempat pengolahan, dapat dibasmi dengan cat yang mengandung insektisida

Page 73: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Oleh :Merkuria Karyantina,SP.,MP

Page 74: PENYELENGGARAAN MAKANAN

Resiko kontaminasi pada makanan banyak tergantung pada para penjamahnya.

Pencegahan dapat dilakukan dengan adanya perjanjian antara pengelola dan penjamah makanan

Page 75: PENYELENGGARAAN MAKANAN

TINDAKAN BILA TERJADI KERACUNAN

1. Siapa saja yang dinyatakan/terbukti terinfeksi harus segera dijauhkan dari kegiatan penyiapan makanan

2. Makanan dan bahan makanan yang dicurigai sebagai sumber infeksi harus ditarik

3. Segera melaporkan kepada instansi yang berkepentingan

Page 76: PENYELENGGARAAN MAKANAN

KEBERSIHAN/HIGIENE PERSONIL(harus dikomunikasikan kepada penjamah)

1. Cucilah tangan anda2. Jaga kebersihan pakaian dan seragam kerja setiap

memulai kerja3. Gunakan penutup rambut dan jangan menggaruk

kepala dan bagian tubuh ketika sedang menjamah makanan

4. Tutup semua luka yang ada dengan pembalut yang tidak tembus air

5. Jangan merokok

Page 77: PENYELENGGARAAN MAKANAN

6. Jangan menjamah makanan siap saji dengan tangan, tapi dengan alat penjepit

7. Jangan batuk dan bersin di atas makanan yang tidak ditutup

8. Pegang pisau, garpu dan sendok pada tangkainya

9. Bersihkan tempat kerja setelah usai kerja