peningkatan produktivitas peternak puyuh...
Post on 15-Jun-2019
226 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Vol.I No.2 Mei 2013
84
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAK
PUYUH MENGHASILKAN DOQ DENGAN MESIN
TETAS SEMI OTOMATIS DI KABUPATEN NGAWI
Sugiharti Mulya Handayani1)2)
, Rr. Aulia Qonita1)2)
, dan Ayu Intan Sari1)2)
1)
Fakultas Pertanian UNS 2)
Pusat Studi Pendampingan Koperasi dan UMKM
Email : nanisugeng@yahoo.co.id
Abstract
This community activity is carried out in Watualang Village, Ngawi District,
Ngawi Regency with SME (Small Medium Enterprise) partners: Wahyu Alam
Farm and Rizal Farm. The purpose of the event is to increase the productivity of
poultry breeders to produce DOQ through a semi-automatic hatching machine.
The method used was counseling, mentoring, production training, and business
management training. The activity was followed by 10 participants consisting of 2
poultry breeder partners and 8 adoptive partners. During the event, 2 units of
hatching semi-automatic hatching machines with a capacity of 1600 eggs and 2
units with a capacity of 400 eggs were given. The results show that this activity
can increase the productivity of poultry breeder partners in producing DOQ
through the semi-automatic hatching machines with an average successful rate of
79.17%. The success in producing DOQ has caused profits to rise sharply. The
success of the partners in raising quail has made more and more people
interested in quail breeding so that the social welfare in also increasing.
Keywords: poultry breeder, hatching machine, DOQ
Vol.I No.2 Mei 2013
85
PENDAHULUAN
Latar Belakang Permasalahan
Puyuh pada mulanya kurang
mendapat perhatian dari para
peternak. Banyak yang beranggapan
beternak puyuh tidak akan mem-
berikan keuntungan sama sekali. Dari
segi pengelolaan, sampai saat ini
peternak puyuh masih banyak yang
bersikap coba-coba, padahal apabila
diusahakan secara komersial dapat
memberikan keuntungan yang
lumayan.
Kabupaten Ngawi merupakan
salah satu kota kecil di Jawa Timur.
Di kabupaten ini beberapa peternak
mencoba beralih ke komoditas puyuh.
Dengan semakin beragamnya
manfaat telur puyuh sebagai bahan
baku makanan olahan, permintaan
telur puyuh di Kabupaten Ngawi
semakin meningkat. Saat ini telur
puyuh tidak hanya untuk memenuhi
kebutuhan pangan rumah tangga yang
akan diolah menjadi makanan
sederhana seperti disayur, untuk lauk
dan sebagainya tetapi sudah
merambah ke menu makanan yang
secara ekonomi berkelas lebih tinggi
(bergengsi) yaitu untuk bahan
makanan restoran, hotel ataupun
sebagai sajian dalam pesta-pesta.
Selain itu, saat ini ada satu
perkembangan baru yaitu telur puyuh
sebagai jajanan anak sekolah dengan
cara didadar di tempat. Sepintas,
terlihat bahwa telur puyuh untuk
jajanan anak sekolah ini cukup kecil,
tapi dengan melihat bahwa jangkauan
pemasarannya sangat luas dengan
jumlah yang sangat besar, maka
permintaan telur puyuh dari sektor ini
cukup signifikan.
Berdasar uraian di atas dimana
telur puyuh mempunyai manfaat yang
sangat besar, baik untuk memenuhi
kebutuhan gizi masyarakat ataupun
sebagai bahan baku makanan olahan
lain, mengakibatkan permintaan telur
puyuh meningkat terus. Sampai saat
ini permintaan telur puyuh di
Kabupaten Ngawi belum bisa
terpenuhi. Peternak lokal yang
kebanyakan masih beternak secara
sederhana, dengan populasi ternak
yang masih sangat sedikit, belum bisa
memenuhi permintaan pasar. Sampai
saat ini kebutuhan telur puyuh di
Kabupaten Ngawi belum terpenuhi.
Pasokan yang ada dari peternak lokal
baru bisa memenuhi sepertiga dari
permintaan pasar. Pasokan dari kota-
kota lain di sekitar Kabupaten Ngawi
sangat diharapkan untuk memenuhi
kebutuhan. Tapi harapan ini sulit
terwujud mengingat kota-kota di
sekitar Kabupaten Ngawi seperti
Madiun, Magetan dan Solo.juga
masih belum bisa memenuhi
kebutuhan kotanya masing-masing
sehingga tidak ada kelebihan
Vol.I No.2 Mei 2013
86
produksi yang bisa dijual keluar.
Dengan melihat kondisi ini
merupakan suatu peluang yang sangat
menjanjikan apabila bisa menambah
populasi untuk meningkatkan
produksi telur puyuh sehingga bisa
memenuhi permintaan pasar.
Menambah populasi puyuh tidak
semudah yang dibayangkan. Ada
beberapa cara yang bisa dilakukan
untuk menambah populasi. Cara yang
paling mudah adalah dengan membeli
DOQ pada peternak besar yang ada di
luar kota, misalnya dari Solo. Cara ini
relatif mudah, tapi harganya relatiF
mahal, butuh waktu yang cukup lama
untuk bisa mendapatkan DOQ dan
resiko kematian DOQ dalam
perjalanan cukup tinggi.
Kondisi ini tentu saja sangat
tidak diinginkan karena secara
otomatis produksi akan stagnan
dalam jangka waktu yang cukup
lama. Untuk mengatasi masalah ini,
akan sangat menguntungkan apabila
peternak bisa melakukan penetasan
sendiri untuk menambah populasi.
Tujuan kegiatan pengabdian ini
ini adalah meningkatkan produk-
tivitas peternak puyuh menghasilkan
DOQ dengan mesin tetas semi
otomatis sehingga dapat meningkat-
kan keuntungan.
Puyuh
Burung puyuh adalah unggas
daratan yang kecil namun gemuk.
Mereka pemakan biji-bijian namun
juga pemakan serangga dan mangsa
berukuran kecil lainnya. Mereka
bersarang di permukaan tanah dan
mempunyai kemampuan untuk lari
dan terbang dengan kecepatan tinggi
namun dalam jarak tempuh yang
pendek (Wikipedia, 2012)..
Ternak puyuh merupakan salah
satu komoditas unggas sebagai
penghasil telur dan daging. Keberada-
annya dapat sebagai pendukung
ketersediaan protein hewani yang
murah dan mudah didapat. Usaha
budidaya puyuh merupakan salah
satu jenis usaha yang banyak diminati
dan dikembangkan karena ternak
puyuh ini merupakan salah satu
ternak yang dapat berproduksi dalam
waktu cepat (40 hari sudah bertelur)
di samping usaha budidaya putuh
dapat dilakukan dengan modal yang
relatif kecil dan tidak memerlukan
lahan yang luas Departemen
Pertanian, 2012).
Menurut Slamet Wuryadi (2011)
puyuh sangat potensial dikembang-
kan untuk diambil telur atau
dagingnya. Di antara semua jenis
unggas petelur, ternyata puyuh
termasuk unggas penghasil telur
terbesar kedua setelah ayam ras
Vol.I No.2 Mei 2013
87
petelur. Selain itu puyuh sudah mulai
bertelur pada usia 45 hari dan akan
terus bertelur selama sekitar 18 bulan.
Selain telur, daging puyuh juga
memiliki rasa yang lezat, gurih dan
bertekstur lembut. Dagingnya me-
miliki kandungan zat gizi yang cukup
tinggi, sehingga bisa dijadikan
sumber bahan makanan alternatif.
Mesin Tetas
Mesin tetas merupakan peralatan
utama yang dibutuhkan bagi usaha
pembibitan puyuh. Prinsip utama
mesin tetas yaitu menggantikan
fungsi induk sebagai pengeram alami
dengan cara memberi perlakuan suhu,
kelembaban dan fentilasi sesuai
dengan yang dibutuhkan telur agar
dapat menetas. Jenis mesin tetas
meliputi :
1. Mesin Tetas manual
2. Mesin Tetas Semi Otomatis
3. Mesin Tetas Otomatis
Ketiga jenis mesin tetas tersebut
memiliki prinsip fungsi yang sama,
yaitu sebagai pengganti induk
pengeram alami, perbedaan hanya
terdapat pada sistem pengoperasian,
dimana mesin tetas otomatis semua
proses penetasan sudah berjalan
otomatis, sehingga tidak perlu proses
pembalikan telur secara manual atau
penjagaan suhu secara berkala.
Komponen mesin tetas terdiri atas :
pengatur suhu (termostat), sumber
pemanas, termometer dan hygro-
meter, pengatur kelembaban, mesin
pemutar rak telur, serta rak telur.
Sebelum digunakan, ada
beberapa perlakuan yang harus
diberikan agar proses penetasan
berjalan lancar, antara lain :
1. Siapkan campuran air dan
desinfektan sebanyak 8 liter
dengan konsentrasi sesuai
petunjuk pemakaian.
2. Semprot seluruh bagian luar dan
dalam mesin tetas serta rak telur
dengan larutan desinfektan.
3. Nyalakan mesin tetas selama 10-
15 menit atau hingga suhu stabil,
pastikan semua komponen
lengkap dan berfungsi dengan
baik.
4. Atur thermostat agar di dalam
mesin tetas suhu berkisar 38-38,5
C.
5. Masukkan telur yang telah
disusun di rak ke dalam mesin
tetas.
Berikut tahapan menetaskan
telur puyuh menggunakan mesin tetas
semi-otomatis :
1. Setelah rak setter penuh dengan
telur puyuh, masukkan rak ke
dalam mesin tetas. Geser tuas
hingga posisi telur menjadi miring
ke kanan atau ke kiri.
Vol.I No.2 Mei 2013
88
2. Setelah 24 jam pertama, lakukan
lagi pembalikan telur dengan arah
yang berlawanan dari yang
sebelumnya.
3. Pada hari ke-2 hingga ke 14,
lakukan pembalikan telur empat
kali sehari yaitu pada pukul 8
pagi, 12 siang, 4 sore, dan 8
malam setiap hari, selama 13 hari
berturut-turut.
4. Pada hari ke 14, keluarkan rak
pembalik telur dari dalam mesin
tetas. Pindahkan telur yang ada di
rak pembalik ke rak penetasan
dengan hati-hati.
5. Masukkan kembali rak penetasan
yang sudah disusun ke dalam
mesin tetas.
6. Pada hari ke 15 telur puyuh
biasanya sudah mulai menetas,
biarkan sampai hari ke 16 sampai
telur menetas semua.
7. Umumnya bulu DOQ pada hari
ke 16 sudah mengering, sehingga
puyuh bias segera dipindahkan ke
kandang starter.
METODE
Kegiatan pengabdian ini di-
lakukan dengan metode penyuluhan,
pendampingan, dan pelatihan
produksi. Materi yang diberikan
dalam kegiatan pelatihan dan
penyuluhan adalah sebagai berikut:
1. Manajemen pembibitan dan budi-
daya ternak puyuh.
2. Teknis penetasan telur dengan
mesin tetas semi otomatis.
HASIL PENGABDIAN,
PEMBAHASAN, DAN
DAMPAK
Profil Peternak Mitra
Kegiatan pengabdian ini
dilaksanakan di Kabupaten Ngawi
dengan melibatkan 2 (dua) peternak
mitra yaitu Wahyu Alam Farm dan
Rizal Farm. Dalam pelaksanaan
pelatihan, dan penyuluhan selain
kedua peternak mitra juga dilibatkan
peternak kecil yang menjadi anak
asuh dari Wahyu Alam Farm
sebanyak 8 (delapan) peternak,
sehingga keseluruhan peserta
pelatihan ada 10 orang peternak.
Berikut ini adalah profil peternak
yang menjadi mitra dalam kegitan
pengabdian ini:
1. WAHYU ALAM FARM
a. Kegiatan utama adalah
penghasil sekaligus penjual
telur puyuh.
b. Memiliki mesin tetas
sederhana berkapasitas 250
butir sebanyak 1 buah.
c. Populasi ternak puyuhnya
3500 ekor (diawal kegiatan)
dengan rata-rata produksi
Vol.I No.2 Mei 2013
89
telur 2700 butir /hari (setara
dengan 27 kg).
d. Mempunyai anak angkat
sebanyak 8 orang (diawal
kegiatan).
2. RIZAL FARM
a. Kegiatan utama adalah
sebagai pengepul dan
distributor telur puyuh.
b. Populasi ternak puyuhnya <
1000 ekor.
c. Jumlah telur yang
didistribusikan rata-rata 15
dus perhari (1 dus = 750
butir).
Karakteristik Peternak Peserta
Pelatihan
Seperti disampaikan sebelum-
nya, kegiatan pelatihan dan
peyuluhan diikuti 10 orang peserta.
Peserta yang hadir dan aktif
mengikuti kegiatan pelatihan dan
penyuluhan memiliki karakteristik
sebagai berikut :
Tabel 1. Karakteristik Peserta Pelatihan dan Penyuluhan
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentasi (%)
Laki-laki
Perempuan
8
2
80
2
Jumlah 10 100
Sumber : Analisis Data Primer (2012)
Pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa
mayoritas peserta pelatihan dan
penyuluhan adalah laki-laki yaitu
sebanyak 8 orang atau 80% dari
keseluruhan peserta. Hal ini me-
nunjukkan bahwa mereka yang aktif
dalam kegiatan peternakan-pertanian
dan kelompok tani ternak adalah laki-
laki yang merupakan kepala keluarga.
Kondisi ini berkaitan dengan pe-
ngambilan keputusan dalam keluarga
biasanya kepala keluarga, termasuk di
dalamnya adalah keputusan untuk
terlibat aktif dalam sebuah organisasi
atau kelompok.
Tabel 2 menunjukkan bahwa
dari segi umur semua peserta
pelatihan dan penyuluhan berada
pada rentang umur produktif (15-64
tahun). Peternak yang masuk dalam
usia ini secara fisik masih bisa
mengerjakan pekerjaan usaha ternak
Vol.I No.2 Mei 2013
90
secara maksimal dan lebih terbuka dalam menerima inovasi.
Tabel 2. Karakteristik Peserta pelatihan dan Penyuluhan Berdasarkan Umur
Rentang Umur (th) Jumlah Presentasi (%)
< 14
15-64
>65
0
10
0
0
100
0
Jumlah 10 100
Sumber : Analisis Data Primer (2012)
Tabel 3 berikut ini menunjuk-
kan bahwa peserta pelatihan memiliki
pekerjaan yang beragam, yaitu petani,
wiraswasta, PNS, dan ibu rumah
tangga. Namun, persentase terbesar
adalah memiliki pekerjaan sebagai
petani yaitu 4 orang atau 40% dari
jumlah peserta. Besarnya jumlah
anggota yang bekerja di sektor
pertanian berkaitan dengan domisili
peserta yang berada di pedesaan.
Tabel 3. Karakteristik Peserta Pelatihan Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Presentasi (%)
Petani
PNS
Wiraswasta
Ibu Rumah Tangga
4
1
3
2
40
10
30
20
Jumlah 10 100
Menurut Amanah (2007)
penyuluhan merupakan ilmu dan
gerakan transformasi masyarakat
melalui pengembangan potensi yang
dimiliki dengan pendekatan edukasi,
melakukan upaya penyelesaian
masalah, menuju tatanan kehidupan
yang lebih bermutu dan bermartabat.
Peningkatan pengetahuan merupakan
satu aspek mendasar yang dijadikan
parameter keberhasilan penyuluhan.
Pengukuran pengetahuan peserta
Vol.I No.2 Mei 2013
91
sebelum dan sesudah penyuluhan
merupakan salah satu cara evaluasi
terhadap efektivitas peran dan
kegiatan penyuluhan. Untuk itu
dalam kegiatan ini dilakukan pre test
dan post test yang hasilnya dapat
dilihat pada Tabel 4 berikut ini.
Tabel 4 menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan tingkat penge-
tahuan peternak sebelum dan sesudah
penyampaian materi pada kegiatan
penyuluhan dan pelatihan. Hasil pre
test menunjukkan nilai rata-rata
pengetahuan peternak sebelum
penyuluhan sebesar 3,8 sedangkan
hasil post test menunjukkan nilai rata-
rata 6,0 atau mengalami persentase
kenaikan sebesar 20 %. Seluruh
peserta penyuluhan dan pelatihan
(100%) mengalami kenaikan tingkat
pengetahuan, bahkan terdapat 1
peserta memiliki nilai sempurna (10)
pada hasil post tesnya yang berarti
dapat menjawab semua item
pertanyaan dengan benar. Hal ini
membuktikan bahwa keberhasilan
program IbM tercapai ditunjukkan
dari respon peternak terhadap
penyuluhan dan pelatihan dengan
indikator peningkatan jawaban
peserta terhadap pertanyaan soal
obyektif dan subyektif melalui pre
dan post test.
Tabel 4. Rata-rata Nilai Hasil Pre Tes dan Post tes Peserta Pelatian dan Penyuluhan
No Nama Peserta Pre Tes Post Tes
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
Wahyu Ganang
Sulistyanto
Wahyu Dwi Haryanto
Sukur
Maryono
Yusuf Setiawan
Heni
Totok
Tri Wahyuni
Sudarsono
4
3
4
2
4
3
3
4
4
7
8
5
6
3
6
4
5
6
7
10
RATA-RATA NILAI 3,8 6,0
Sumber : Analisis Data Primer (2012)
Vol.I No.2 Mei 2013
92
Pelatihan Manajemen Pembibitan
dan Budidaya Ternak Puyuh
1. Menyiapkan Kandang dan
Perlengkapannya
Kandang merupakan faktor
penting yang menentukan produk-
tivitas puyuh, karena unggas ini
memiliki tingkat kepekaan tinggi
terhadap perubahan yang terjadi di
sekitar kandang dan lingkungannya.
Penanganan kandang yang baik
memberikan pengaruh langsung pada
efisiensi teknis dan ekonomi.
Berdasarkan lantai yang digunakan
kandang puyuh dibedakan atas
kandang sistem litter dan baterai. Di
Indonesia, jenis kandang yang lazim
digunakan adalah kandang sistem
baterai. Kandang baterai berbentuk
seperti sangkar dengan dinding dan
lantai terbuat dari kawat ram,
sehingga sirkulasi udara bias lebih
lancar. Berdasarkan fase pemelihara-
an kandang puyuh dibedakan atas tiga
jenis, yaitu kandang starter, grower,
dan kandang layer. Konstruksi yang
digunakan pada ketiga kandang
hampir sama, perbedaan dari sisi
perlengkapan tempat pakan dan
minum.
2. Menyiapkan Pakan, Vitamin, dan
Obat-obatan
Pakan merupakan bahan makan-
an yang diformulasikan untuk
aktivitas kimiawi maupun fisiologis
tubuh ternak. Selain untuk
pertumbuhan pakan berfungsi dalam
proses produksi untuk menghasilkan
daging dan telur. Peternak dapat
membuat sendiri pakan sesuai dengan
potensi yang ada di daerah masing-
masing atau di sekitar lokasi
peternakan, seperti jagung, dedak
padi , bungkil kedelai, bungkil
kacang, dan sebagainya. Secara
umum pakan yang baik adalah pakan
yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi
puyuh. Setiap fase pertumbuhan
puyuh membutuhkan jumlah dan
jenis zat gizi yang berbeda-beda
(Tabel 5). Agar lebih mudah dan
efisien peternak biasanya
memberikan complete feed yang
sudah mengandung nutrisi lengkap
sesuai dengan kebutuhan puyuh.
Vol.I No.2 Mei 2013
93
Tabel 5. Kisaran Pakan yang diberikan pada Ternak Puyuh
Umur Ternak (minggu) Jumlah Pakan yang Diberikan
(gram/ekor/hari)
0-1 3,95
1-2 7,15
2-3 9,25
3-4 11,15
4-5 20,67
> 5 22,77
Sumber : Slamet Wuryadi (2011)
Untuk meningkatkan jumlah
telur yg dihasilkan, puyuh diberi
pakan tambahan berupa kulit kepala
cambah yg berwarna hijau atau
cacahan kecambah touge, yg
diberikan dengan cara dicampurkan
atau ditaburkan diatas pakan secara
merata, sebanyak 1% dari total
pemberian pakan, sebanyak 2 kali
seminggu.
3. Pembibitan Puyuh
Bibit yang bermutu merupakan
kunci sukses dalam beternak puyuh.
Peternak bisa memperoleh bibit
puyuh dengan cara membibitkan
sendiri, menetaskan telur yang dibeli,
atau langsung membeli bibit puyuh
berumur satu hari (DOQ). Namun,
tidak ada salahnya peternak mulai
melakukan pembibitan sendiri untuk
jaga-jaga jika tidak ada stok bibit
puyuh di pasaran, Selain itu peluang
usaha pembibitan sangat prospektif
mengingat kebutuhan bibit dan telur
puyuh yang semakin tinggi.
Proses pembibitan tidak lepas
dari tahapan atau seleksi indukan dan
pejantan yang berkualitas tinggi.
Berikut ciri-ciri telur tetas berkualitas
baik :
a. Cangkang halus, bersih, &
tidak retak
b. Bentuk oval dan normal
c. Ukurannya standar (10-11
gr/butir)
d. Keadaan cangkang ideal
(tidak terlalu tebal/tipis)
e. Warna kerabang normal
(terdapat bintik-bintik hitam,
kecoklatan, tidak terlalu
kuning, tidak terlalu coklat
atau putih polos
f. Telur berumur maksimum 4
hari
Vol.I No.2 Mei 2013
94
Syarat indukan unggul sebagai
berikut :
a. Berasal dari strain puyuh dgn
produktivitas tinggi
b. Berasal dari hasil perkawinan
silang grand parent stock
(GPS), bukan dari puyuh
parent stock (PS) atau final
stock (FS)
c. Berasal dari daerah yang
berbeda dengan puyuh
pejantan untuk menghindari
perkawinan sedarah (in-
breeding)
d. Induk betina berumur minimal
2,5 bulan dan sudah
mengalami dewasa kelamin
e. Penampilan fisik baik, sehat
lincah, bobot badan seragam
Sedangkan Syarat Pejantan
Unggul sebagai berikut ini.
1. Berumur lebih muda daripada
puyuh betina.
2. Berasal dari hasil perkawinan
silang grand parent stock (GPS),
bukan dari puyuh parent stock
(PS) atau final stock (FS)
3. Berumur minimal 2 bulan dan
sudah mengalami dewasa kelamin
4. Pejantan hanya dipakai 8 bulan,
karena setelah itu kualitas sperma
menurun
5. Postur tubuh normal, fisik baik,
sehat, lincah.
Penyuluhan dan Pelatihan Mesin
Tetas Semi Otomatis
Dalam kegiatan pengabdian ini
kepada peternak mitra diberikan 2
unit mesin tetas semi otomatis besar
dengan kapasitas 1600 butir dan 2
unit mesin tetas semi otomatis kecil
berkapasitas 400 butir. Mesin tetas
diserahkan kepada mitra pada saat
pelatihan teknik penetasan telur
puyuh. Untuk menjamin mesin tetas
akan digunakan dengan sebaik-
baiknya dan untuk menjamin mesin
tetas tidak akan dipindahtangankan
ataupun dijual, serah terima mesin
dilengkapi dengan berita acara serah
terima bermeterai. Selain bermeterai,
untuk mengikat mitra untuk menepati
kesepakatan kepemilikan dan peng-
gunaan mesin tetas, berita acara serah
terima juga ditandatangani 2 orang
saksi. Hasil penetasan setelah
pelatihan bisa dilihat pada tabel
berikut ini :
Vol.I No.2 Mei 2013
95
Tabel 6. Hasil Penetasan Dengan Mesin Tetas Semi Otomatis
No. Kapasitas Mesin Jumlah Telur
Ditetaskan
Hasil Tetas Prosentase
(%)
1. 1600 1000 5 0,05
2. 400 260 190 73
3. 400 250 198 79,5
4. 400 390 332 85
Sumber : Analisis Data Primer (2012)
Dari tabel di atas dapat
diketahui bahwa penetasan dengan
menggunakan mesin tetas kapasitas
besar hasilnya belum memuaskan.
Kegagalan penetasan dengan meng-
gunakan mesin besar disebabkan
cuaca sangat panas. Cuaca yang
sangat panas ini mempengaruhi suhu
dalam mesin menjadi semakin panas
(mencapai 410). Kegagalan pada
mesin tetas besar ini karena peternak
mitra belum memahami secara benar
bahwa lampu dalam mesin mati
setelah 8 jam sehingga tingginya suhu
tidak terkontrol. Tingginya suhu ini
menyebabkan telur kering sehingga
tidak bisa menetas. Untuk mengatasi
masalah ini suhu harus selalu
dikontrol dan harus dijaga untuk
selalu berada pada suhu 38 derajat.
Adapun penetasan dengan mesin tetas
kapasitas kecil dapat dikatakan
berhasil dengan rata-rata 79,17%.
Angka ini cukup baik dan dikatakan
berhasil mengingat dengan meng-
gunakan mesin tetas manual seperti
yang dilakukan oleh peternak mitra
selama ini, daya tetas maksimal
hanya 50%. Selain itu ukuran
keberhasilan juga dilihat dari daya
tetas maksimal yang direkomen-
dasikan untuk mesin tetas semi
otomatis ini adalah 90%.
Dampak Pengabdian
Setelah mendapatkan pelatihan
dan penyuluhan usaha ternak puyuh
mitra berkembang lebih baik dengan
keuntungan yang meningkat tajam.
Keuntungan yang diraih Wahyu
Alam Farm dari semua usahanya
(penjual DOQ maupun penjualan
telur konsumsi) telah menembus
angka 5 – 6 juta rupiah perbulan
dibanding sebelumnya yang hanya
berkisar 1-2 juta rupiah perbulan.
Keberhasilan yang telah diraih
Wahyu Alam Farm membuat
beberapa orang bersedia menjadi
anak angkat. Sebagai bapak angkat
Wahyu Alam Farm memberikan
Vol.I No.2 Mei 2013
96
pelatihan teknik beternak puyuh dan
konsultasi gratis dan mencarikan
pasar bagi peternak yang lokasinya
jauh dan ingin memasarkan sendiri.
Sedangkan dari sisi anak angkat,
mereka tertarik dan bersedia menjadi
anak angkat karena ada jaminan
pemasaran dari produksinya, modal
awal yang tidak terlalu besar dan bisa
mendapatkan keuntungan dengan
cepat.
Pada saat penyusunan proposal
jumlah anak angkat dari Wahyu Alam
Farm hanya 4 orang, kemudian
bertambah menjadi 8 orang pada saat
pelatihan dan sekarang telah
mencapai 22 orang anak angkat.
Peternak kecil yang menjadi anak
angkat ini berasal dari berbagai
golongan masyarakat dan profesi.
Anak angkat Wahyu Alam Farm ada
yang berprofesi sebagai guru, polisi,
petani, pegawai bank, ibu rumah
tangga dan peterrnak puyuh murni
dengan populasi kecil. Rata-rata
populasi puyuh anak angkat Wahyu
Alam Farm berkisar antara 500 – 600
ekor. Pendidikan yang dimiliki oleh
anak angkat Wahyu Alam Farm
paling rendah lulusan SMA dan yang
paling tinggi sarjana.
PENUTUP
Kemampuan peternak mitra
menghasilkan DOQ meningkat.
Introduksi mesin tetas semi otomatis
berjalan dengan baik. Peralatan dapat
diaplikasikan dengan baik dengan
indikator, mesin tetas kapasitas kecil
(400 butir) daya tetasnya sudah cukup
tinggi dan mendekati daya tetas
maksimal mesin semi otomatis (73%
- 85%). Untuk mesin tetas semi
otomatis kapasitas besar (1600 butir)
perlu pendampingan lebih lanjut.
Dengan meningkatnya kemam-
puan peternak dalam menghasilkan
DOQ, populasi ternak menjadi
semakin besar sehingga keuntungan
yang didapat juga semakin besar.
Keuntungan yang besar serta
kemudahan memperoleh DOQ
menyebabkan banyak masyarakat
yang tertarik untuk terjun dalam
usaha peternakan puyuh. Kondisi ini
akan menyebabkan kesejahteraan
masyarakat secara umum juga
meningkat.
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan telah selesainya kegiatan
pengabdian dan penyusunan laporan
ini, terimakasih yang tidak terhingga
kami sampaikan kepada pihak-pihak
yang telah memberi kesempatan
untuk melakukan kegiatan dan
memberi bantuan baik berupa dana,
ijin dan partisipasi.
Vol.I No.2 Mei 2013
97
1. Ketua Lembaga Penelitian dan
pengabdian Pada Masyarakat
UNS
2. Kepala Pusat Studi
Pendampingan Koperasi dan
UMKM
3. Kepala Desa Watualang
Kecamatan Ngawi Kabupaten
Ngawi Jawa Timur
4. UKM Wahyu Alam Farm dan
UKM Rizal Farm
5. Semua pihak yang telah
membantu kelancaran
pelaksanaan kegiatan Pengabdian
pada Masyarakat ini.
DAFTAR REFERENSI
Amanah,S. 2007. “Makna
Penyuluhan Dan Transfornasi
Perilaku Manusia. Jurnal
Penyuluhan”. Edisi Maret 2-
007. Vol. 3 ISSN : 1858-2624
Departemen Pertanian, 2012.
“Pedoman Penataan Budidaya
Puyuh”.
http//www.deptan.go.id
diakses pada 5 Desember
2012 (internet)
Slamet Wuryadi, 2011. Buku Pintar
Beternak dan Bisnis Puyuh.
Agromedia Pustaka.
Jakarta.
Wikipedia, 2012. “Burung Puyuh”.
http//id.wikipedia.org/wiki.
Diakses pada 5 Desember
2012 (internet).
top related