peningkatan hasil belajar ipa materi daur air melalui...
Post on 13-Oct-2019
10 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR
MELALUI STRATEGI PETA KONSEP PADA SISWA KELAS
V MI MA’ARIF JAMBU KEC JAMBU KAB SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RINI BUDI SUSANTI
NIM: 11514061
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI DAUR AIR
MELALUI STRATEGI PETA KONSEP PADA SISWA KELAS
V MI MA’ARIF JAMBU KEC JAMBU KAB SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RINI BUDI SUSANTI
NIM: 11514061
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
ءامنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات يرفع هللا الذين
“Allah akan meninggikan orang yang berilmu beberapa derajat dibanding orang
yang tidak berilmu”
(QS Al-Mujadilah:11)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tua yang sangat saya cintai Bapak Purwadi dan Ibu Supartini dan
Keluarga yang memberi arahan, bimbingan, dan doa.
Kedua kakak ku tersayang Sri Widayati dan Eni Setyowati yang selalu
memberikan semangat
Kedua sahabatku Eny Latifah dan Fatchatur Rosidah yang selalu memberikan
dukungan
Sahabat-sahabat terkasih PGMI angkatan 2014 IAIN Salatiga
Pembaca yang budiman.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan
lancar. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi besar
Muhammad SAW yang dinantikan syafaatnya di yaumul akhir nanti.
Penelitian yang diberi judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Daur
Air Melalui Strategi Peta Konsep Siklus Pada MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018” ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat guna memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan di Institut Agama
Islam Negeri Salatiga.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan
lancar tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan
ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, M,Si selaku Ketua Jurusan PGMI
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikirannya guna
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran dan
keikhlasan hingga akhir penyusunan skripsi ini.
ix
5. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu, arahan, dan bimbingan.
6. Bapak Zaedun, S.H.I selaku kepala Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif
Jambuyang telah memberikan kesempatan untuk penelitian.
7. Ibu Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I selaku wali kelas V MI Ma’arif
Jambu yang turut membantu dalam penelitian.
8. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan dukungan baik
secara moral maupun material.
9. Siswa siswi kelas V MI Ma’arif Jambu yang telah memberikan
dukungan.
10. Teman-teman PGMI 2014 yang senantiasa selalu berjuang bersama
dan saling memberikan dukungan.
Akhirnya, semoga segala bantuannya yang tidak ternilai ini
mendapat balasan dari Allah SWT dengan balasan yang sepantasnya,
dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi peneliti sendiri pada
khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Amin
Salatiga, 19 Maret
2018
Peneliti
Rini Budi Susanti
NIM: 11514061
x
ABSTRAK
Susanti, Rini Budi. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Dengan Strategi Peta
Konsep Siklus Pada Mata Pelajaran IPA Materi Daur Air Pada Siswa
Kelas V MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018 Jurusan PGMI. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro,
S.Pd., M.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Strategi Peta Konsep
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI Ma’arif Jambu
memiliki hasil belajar yang rendah,, hal ini tidak lepas dari proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Hal ini pula berkaitan dengan masalah utama yang
ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Apakah Strategi Peta Konsep dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V MI Ma’arif
Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan melalui
dua siklus yaitu siklus I dan slikus II. Tiap siklusnya terdapat empat tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah tes tertulis, observasi, dan dokumentasi. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi peta konsep
siklus dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air pada siswa kelas V
MI Ma’arif Jmbu tahun 2018. Penelitian ini dilaksanakan dua siklus pada siklus I
dan II diperoleh data sebagai berikut: standar KKM mata pelajaran IPA adalah 70,
sebelum menggunakan strategi Peta Konsep Siklus hanya ada 39% (7 siswa) yang
tuntas, sedangkan 61% (11 siswa) belum memenuhi standar KKM. Setelah
menggunakan Strategi Peta Konsep Siklus dalam pembelajaran IPA pada siklus I
diperoleh data 67% (12 siswa) tuntas dan 33% (6 siswa) belum tuntas. Setelah
dilakukan refleksi siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar pada siklus II yaitu
89% (16 siswa) tuntas dan 11% (2 siswa) belum tuntas. Peningkatan siswa yang
tuntas belajar dari siklus I ke siklus II adalah 23%.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................ i
LEMBAR LOGO ................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN ........................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 5
C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ....................................... 5
xii
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis .................................................................................. 7
2. Manfaat Praktis .................................................................................. 7
F. Definisi Operasional ................................................................................. 9
1. Strategi Peta Konsep .......................................................................... 9
2. Hasil Belajar ....................................................................................... 11
G. Metode Penelitian ..................................................................................... 12
1. Rancangan Penelitian .......................................................................... 12
2. Subjek Penelitian ................................................................................. 13
3. Langkah-langkah Penelitian ................................................................ 14
4. Instrumen Penelitian............................................................................ 16
5. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 17
6. Analisis Data ....................................................................................... 18
H. Sistematika Penulisan................................................................................ 19
BAB II LANDASAN TEORI
I. Kajian Teori ............................................................................................. 20
1. Strategi Peta Konsep .......................................................................... 20
a) Pengertian konsep dan peta konsep............................................... 20
b) Cara membuat peta konsep ........................................................... 21
c) Macam-macam peta konsep .......................................................... 22
d) Peta konsep sebagai alat evaluasi .................................................. 27
2. Hasil Belajar ........................................................................................ 29
xiii
e) Pengertian hasil belajar ................................................................. 29
f) Kemampuan hasil belajar .............................................................. 31
g) Kawasan hasil belajar .................................................................... 32
3. Tinjauan Umum Mata Pelajaran IPA .................................................. 34
a. Hakikat IPA ............................................................................. 34
1) Pengertian IPA ................................................................ 34
2) Cara berpikir IPA ............................................................. 38
3) Cara penyelidikan IPA ..................................................... 39
4. Materi Daur Air ................................................................................... 40
a. Proses daur air ............................................................................... 40
b. Manfaat air .................................................................................... 42
c. Kegiatan manusia yang mempengaruhi daur air ........................... 42
d. Cara menghemat air ...................................................................... 44
J. Kajian Pustaka ........................................................................................... 45
1. Penelitian Yang Relevan ............................................................... 45
a) Penelitian oleh Muhamat Yusup (2014) ................................. 45
b) Penelitian oleh Dian Yulianti (2016) ...................................... 46
2. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan ......................................................................... 51
1. Identitas Sekolah ................................................................................. 51
2. Visi dan Misi ....................................................................................... 51
3. Keadaan Guru...................................................................................... 52
xiv
4. Keadaan Siswa .................................................................................... 53
5. Karakteristik Siswa ............................................................................. 53
6. Kolaborator Penelitian ........................................................................ 54
7. Waktu Penelitian ................................................................................ 54
B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................... 55
1. Deskripsi Pra Siklus ............................................................................ 55
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus ............................................................. 56
a. Perencanaan tindakan .................................................................... 56
b. Pelaksanaan tindakan .................................................................... 57
c. Pengamatan / observasi ................................................................. 60
d. Refleksi ......................................................................................... 64
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ......................................................... 65
a. Perencanaan tindakan .................................................................... 65
b. Pelaksanaan tindakan .................................................................... 66
c. Pengamatan / observasi ................................................................. 69
d. Refleksi ......................................................................................... 73
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian ....................................................................... 74
1. Deskripsi Pra Siklus ........................................................................... 74
2. Deskripsi Siklus I ............................................................................... 75
3. Deskripsi Siklus II .............................................................................. 77
B. Pembahasan ............................................................................................. 79
1. Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus .............................................. 79
2. Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ........................ 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................................. 83
B. Saran ......................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 85
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 86
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Langkah-langkah Membuat Peta Konsep ........................................ 21
Tabel 3.1. Identitas Sekolah ............................................................................. 51
Tabel 3.2. Daftar Guru MI Ma’arif Jambu ....................................................... 52
Tabel 3.3. Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Jambu ......................................... 53
Tabel 3.4. Daftar Siswa Kelas V MI Ma’arif Jambu ....................................... 53
Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.............................. 54
Table 3.6 Nilai Pra Siklus ................................................................................ 55
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus I ...................................................... 61
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus I...................................................................... 63
Tabel 3.9 Lembar Observasi Guru Siklus II .................................................... 69
Tabel 3.10 Hasil Evaluasi Siklus II .................................................................. 72
Tabel 4.1. Nilai Pra Siklus ............................................................................... 74
Table 4.2.Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I Beserta Keterangan ................ 76
Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II Beserta Keterangan .............. 78
Table 4.3 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ................................................. 79
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus III ... 80
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ......................................................................... 13
Gambar 2.1 Peta Konsep Pohon Jaringan Komponen Ekosistem.............................. 25
Gambar 2.2 Peta Konsep Rantai Kejadian Suksesi Primer ....................................... 26
Gambar 2.3 Peta Konsep Siklus Air ......................................................................... 26
Gamabr 2.4 Peta Konsep Laba-laba Tentang Pencemaran Lingkungan .................... 27
Gambar 2.5 IPA Sebagai “Body of Knowledge” ........................................................ 35
Gambar 2.6 Siklus Daur Air....................................................................................... 41
xviii
DAFTAR GRAFIK
Gambar 4.1. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II .................. 82
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I...................................87
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................106
Lampiran 3 Dokumentasi ....................................................................................125
Lampiran 4 Peningkatan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ................129
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup Penulis .......................................................140
Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup Wali Kelas V MI Ma’arif Jambu ..............141
Lampiran 12 Surat Pengantar Lembaga ..............................................................142
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian ..........................................................143
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi ............................................................144
Lampiran 14 Nilai SKK ......................................................................................145
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar
mengajar dapat dilihat dari proses dan hasil belajar yang dicapai oleh
siswa yang dapat diukur dari nilai siswa setelah mengerjakan soal yang
diberikan oleh guru.
Menurut Mahmud Yunus yang dimaksud pendidikan adalah suatu
usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi dan membantu
anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan
akhlak sehingga secara berlahan bisa mengantarkan siswa kepada tujuan
dan cita-citanya yang paling tinggi. Seseorang yang berpengetahuan juga
dijelaskan dalam agama yang secara langsung menuntut agar manusia
berpendidikan dan berpengetahuan, sebagai contoh pada surat Al-
Mujadalah ayat 11:
أوتوا العلم درجات يرفع هللا الذين ءامنوا منكم والذين
Artinya :”Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.”(QS.Al-
Mujadalah:11)
2
Dalam surat tersebut dijelaskan bahwa orang yang memiliki
pengetahuan maka dia akan ditinggikan derajatnya kepada Allah SWT.
Dalam lembaga pendidikan terdapat proses pembelajaran yang
dilaksanakan dalam satuan pendidikan. Pembelajaran adalah suatu
kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi
tercapainya tujuan pembelajaran (Oemar Hamali 239: 2006).
Salah satu pembelajaran yang terjadi di Madrasah Ibtidaiyah (MI)
adalah pembelajaran Ilmu Pengetahuan IPA. Dahulu, saat ini, dan saat
yang akan datang IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam memegang peranan
sangat penting dan alam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan karena
kehidupan kita sangat tergantung dari alam, zat terkandung di alam, dan
segala jenis gejala yang terjadi di alam.
IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan
dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan
berdasarkan teori (deduktif). Ada dua hal yang berkaitan tidak terpisah
dengan IPA, yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang merupakan
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif, dan IPA
sebagai proses, yaitu kerja ilmiah. Saat ini objek kajian IPA menjadi
semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi
IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas (Kemendiknas, 2011).
3
Keberhasilan pembelajaran IPA dapat dilihat dari kreativitas guru
menggunakan strategi yang diterapkan dalam mengajar mata pelajaran
IPA yang tepat dan menarik. Menurut Dick dan Carey (2005;7) strategi
pembelajaran adalah komponen-komponen dari suatu set materi termasuk
aktivitas sebelum pembelajaran, dan partisipasi peserta didik yang
merupakan prosedur pembelajaran yang digunakan kegiatan selanjutnya.
Strategi pembelajaran biasanya digunakan oleh guru untuk
menyampaikan pembelajaran, agar materi atau informasi yang
disampaikan dapat dengan mudah diterima siswa, sehingga pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Salah satu contoh strategi yang dapat diterapkan
dalam pembelajarn IPA adalah strategi Peta Konsep Siklus (Cycle Consept
Map).
Survey awal pada MI MA’ARIF JAMBU menjelaskan bahwa
banyak mata pelajaran yang akan disampaikan dengan menggunakan
strategi peta konsep, namun dalam implementasinya guru belum
sepenuhnya menggunakan strategi tersebut dikarenakan kekhawatiran guru
mengurangi jam pelajaran dan hanya sibuk membuat peta konsep saja,
sedangkan bagi siswa tidak menutup kemungkinan bahwa tidak semua
siswa mampu mengembangkan materi dengan kemampuan dirinya sendiri.
Terbukti bahwa masih banyak siswa yang nilainya belum memenuhi KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai standar KKM 70, 39% tuntas
belajar dan 61% belum tuntas belajar. Mata pelajaran IPA materi daur air,
4
siswa belum memahami peran penting air sebagai sumber kehidupan dan
proses daur ulangnya.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih bermakna adalah dengan mencoba menerapkan
strategi pembelajaran peta konsep siklus. Dalam peta konsep siklus,
rangkaian kejadian tidak menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir
pada rantai itu menghubungkan kembali kekejadian awal. Peta konsep
siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan bagaiman suatu
rangkaian kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil
yang berulang-ulang (Nur, 2000b).
Stragei pembelajaran ini diharapkan dapat diterapkan salah satunya
dalam mata pelajaran IPA kelas V materi daur air. Pemilihan kelas dan
materi ini dianggap sangat tepat untuk menerapkan strategi pembelajaran
peta konsep siklus. Kelas V merupakan kelas persiapan masuk ke kelas VI
jadi siswa harus benar-benar dilatih rasa tanggung jawab, kemampuan
berpikir dalam menyelesaikan permasalahan, dan keaktifannya dalam
kegiatan belajar.
Materi daur air adalah materi yang berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari yang digunakan untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Maka
dalam mengikuti pelajaran materi ini sangat diperlukan konsentrasi siswa
agar mengetahui manfaat air, daur air, kegiatan manusia yang
mempengaruhi daur air, dan cara menghemat air. Dalam penggunaan
strategi peta konsep siklus ini bermanfaat untuk siswa dalam pemetaan
5
konsep yang merupakan cara belajar yang mengembangkan proses belajar
bermakna yang akan meningkatkan pemahaman siswa, daya ingat belajar,
keaktifan, kreativitas berpikir peserta didik, mengembangkan struktur
kognitif siswa yang terintegrasi dengan baik, dan mengenal hubungan
konsep-konsep satu sama lain.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA
Materi Daur Air Melalui Strategi Pembelajaran Peta Konsep Siklus Pada
Siswa Kelas V MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018”.
B. Rumusan masalah
Apakah strategi peta konsep siklus dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V materi daur air di MI
Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018?
C. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap
masalah yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang
paling tepat untuk memecahkan masalah yang telah dipilih untuk
diteliti melalui Penelitian Tindakan Kelas (Mulyasa, 2011: 105).
Hipotesis dari rumusan masalah ini adalah: jika strategi peta
konsep siklus diterapakan dengan baik, maka dapat meningkatkan
6
hasil belajar siswa pada mata pelajarn IPA kelas V materi daur air di
MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat
ketercapaian dari tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83).
Penerapan strategi peta konsep ini dikatakan efektif apabila indikator
yang diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah sebagai
berikut:
a. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi daur air.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu
kelas mendapat nilai ≥ 70.
D. Tujuan penelitian
Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA kelas V meteri daur air melalui strategi peta konsep siklus di MI
M’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
7
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk dijadikan sebagai sumber informasi dalam menjawab
permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran
terutama dalam kreativitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran
IPA materi daur air. Selain itu, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
bahan referensi dalam merancang pembelajaran dengan strategi peta
konsep siklus. Peneliti juga berharap rancangan dalam penelitian ini
yaitu penggunaan strategi peta konsep siklus dapat memberikan
manfaat dalam meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Manfaat praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat:
a. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu dapat
mengembangkan kualitas pembelajaran menjadi lebih menarik,
dapat menjalankan tugas sebagai pendidik dengan baik yaitu
dengan merancang pembelajaran secara matang, dapat
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa pada pembelajaran juga dapat menciptakan kreativitas dan
inovasi-inovasi dalam pembelajaran salah satunya dengan
menggunakan strategi peta konsep siklus.
b. Bagi siswa
8
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu dapat meningkatkan
semangat dan kreativitas dalam mengikuti pembelajaran karena
pembelajaran dikemas secara menarik dengan menggunakan
strategi peta konsep. Penggunaan strategi yang baik dan tepat
diharapkan memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
tidak membuat siswa jenuh. Selain itu kesulitan-kesulitan yang
dialami oleh siswa dalam memahami materi khususnya materi-
materi yang terdapat pada mata pelajaran IPA yaitu daur air.
c. Bagi peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu dapat memberikan
pengalaman dalam mengelola pembelajaran sesuai yang ditetapkan
oleh pemerintah, dapat meningkatkan kemampuan mengajar dan
memberikan pengetahuan tentang bagaimana mengatasi masalah
atau kesulitan yang dialami oleh siswa terhadap materi
pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan
informasi dan pengalaman dalam penyusunan rencana
pembelajaran dengan strategi peta konsep pada materi-materi lain.
d. Bagi peneliti lain
Manfaat penelitian ini bagi peneliti lain yaitu dapat menjadi
rujukan, sumber informasi dan bahan referensi penelitian
selanjutnya agar bisa lebih dikembangkan dalam materi-materi
yang lainnya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu
9
peneliti juga berharap agar penelitian ini dapat memberikan
motivasi kepada peneliti lain agar dapat lebih baik dalam
merancang pembelajaran dengan menggunakan dan
mengembangkan strategi pembelajaran lainnya.
F. Definisi Operasional
Untuk mengindari kesalahan presepsi dan juga
mendapatkan kejelasan tentang judul penelitian, penulis
memberikan penegasan atau batasan mengenai istilah dalam judul:
1. Strategi peta konsep
Penggunaan pengorganisasi awal (advance organizer)
merupakan suatu alat pengajaran yang direkomendasikan oleh
Ausubel (dalam Nur, 2000a), untuk mengaitkan bahan-bahan
pelajaran baru dengan pengetahuan awal. Pemetaan konsep
menurut Martin (1994), merupakan inovasi baru yang penting
untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna
dalam kelas.
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi
grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep
tunggal dihubungkan dengan konsep-konsep lain pada kategori
yang sama (Martin, 1994).
10
Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih jelas,
maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Erman (2003),
mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagi berikut:
a. Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara
untuk memperlihatkan konsep-konsep dari proposisi-
proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang studi
fisika, kimia, biologi, matematika. Dengan
menggunakan peta konsep, siswa dapat melihat bidang
studi itu lebih jelas dan mempelajari bidang studi itu
lebih bermakna.
b. Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari
suatu bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi.
Ciri inilah yang dapat memperlihatkan hubungan-
hubungan proporsional antar konsep-konsep.
c. Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama, ini
berarti ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-
konsep yang lain.
d. Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu
konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki
pada peta konsep tersebut.
2. Hasil belajar
Ngalim Purwanto memberikan penjelasan bahwa: “
hasil belajar adalah prestasi yang dapat digunakan oleh guru
11
untuk menilai hasil pelajaran yang diberikan pada siswa dalam
waktu tertentu” (Ngalim Purwanto, 1982).
Pada kesempatan lain Sudjana juga menegaskan bahwa
“ hasil belajar adalah sebagai kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajar, yang berupa
penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar yang
disebut kemampuan “(Sudjana, 1992).
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan
tidak semata-mata untuk menilai hasil belajar siswa saja,
melainkan juga berbagai factor lain, diantaranya kegiatan-
kegiatan pengajaran itu sendiri. Anggapan bahwa kurang
berhasilnya siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan
berarti selalu siswa yang gagal menempuh mata pelajaran
tersebut dan hal ini harus diluruskan. Kurang berhasilnya siswa
mencapai hasil belajar yang telah ditargetkan belum tentu
kesalahan semata-mata ada pada pihak siswa, kemungkinan
justru pada pihak guru yang kurang tepat dalam menerapkan
strategi dalam kegiatan belajar mengajar, atau mungkin faktor
lain menjadi pendukung atau mungkin penghambatnya.
G. Metode Penelitian
1. Rancangan penelitian
12
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
Research (CAR). berdasarkan namanya sudah menunjukkan isi yang
terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang
dilakukan di dalam kelas. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama
(Arikunto, 2014: 2-3).
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk
memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan
oleh guru di dalam kelas dengan cara menerapkan strategi peta konsep
siklus sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat terutama
pada mata pelajaran IPA materi daur air. Penelitian Tindakan Kelas
yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti bertindak
sebagai pengamat.
Arikunto, dkk (2014: 16) mengemukakan empat tahapan dalam
pelaksanaan PTK, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan, dan (4) refleksi. Tahapan tersebut dapat ditampilkan pada
gambar 1.1.
13
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
(Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Jambu
Kec Jambu Kab Semarang pada mata pelajaran IPA materi daur air.
Jumlah siswa kelas V ada 18 siswa meliputi 12 siswa laki-laki dan 6
siswa perempuan dengan kolaboratornya guru kelas V yaitu ibu Tri
Kukuh Andarbeni, S.Pd.I. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru
(Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I) sehingga strategi pembelajaran ini
dapat diterapkan dalam pelajaran IPA.
3. Langkah-langkah penelitian
a. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
14
dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak yang
mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah
penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya
untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu
kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17).
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan
strategi peta konsep siklus
2) Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung;
3) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kondisi
saat proses pembelajaran berlangsung;
4) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan strategi peta
konsep siklus
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan
strategi peta konsep siklus
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal
yang perlu diingat pada tahap ini adalah bahwa pelaksana guru
harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
15
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat
(Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi tindakan pada prinsipnya
merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan
diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah, 2010: 39).
Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan diterapkan strategi
peta konsep untuk memudahkan guru dalam menyampaikan
iformasi kepada siswa.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan dengan
tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan pengamatan dan
mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini
dilakukan dengan menggunakan lembar observasi atau evaluasi
yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat berupa data
kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data
kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, partisipasi siswa
dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto, 2011: 27).
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata
bahasa Inggris reflection, yang artinya pemantulan. Kegiatan
refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai
16
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Arikunto, 2014:
19-20). Tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses,
masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi
terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib,
2008: 32). Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan
dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan materi yang berbeda
melalui tahap sama dengan siklus sebelumnya.
4. Instrument penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer
untuk mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk
menetapkan keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan
strategi peta konsep siklus;
b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPA materi daur air;
c. Lembar observasi guru pada saat menerapkan strategi peta konsep
siklus
5. Teknik pengumpulan data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian.
Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah
17
dirumuskan dan untuk menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan metode:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang
berhubungan dengan kegiatan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi peta konsep siklus.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat untuk
mengumpulkan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret
kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk
menemukan gambaran tentang MI Ma’arif Jambu Kec Jambu
Kab Semarang.
c. Tes
Tes sebagai instrument pengumpulan data adalah
serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, inteligensi, kemampuan,
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.
Penelitian ini menggunakan tes inteligensi, tes inteligensi
adalah tes yang digunakan untuk membuat penaksiran atau
perkiraan terhadap tingkat intelektual seseorang dengan cara
memberikan berbagai tugas kepada orang yang diukur
inteligensinya, yaitu pada mata pelajaran IPA.
18
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
kelas V MI Ma’arif Jambu pada mata pelajaran IPA materi
daur air dengan menggunakan dtrategi peta konsep siklus.
6. Analisis data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul
guna mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam
penelitian untuk perbaikan belajar siswa (Suyadi, 2010: 85).
Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara
memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan
pembelajaran. Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar yang dicapai siswa. Hal ini
untuk membuktikan hipotesis tindakan maka hasil penelitian
dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan
klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal mencapai ≥
85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk menghitung persentase
ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
× 100% (Daryanto, 2011: 192)
H. Sitematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini etrdiri dari 5 (lima) bab dengan
beberapa sub bab. Adar mendapat arah dan gambaran yang lebih jelas
mengenai hal yang tertulis, berikut ini adalah sistematika penulisannya
secara lengkap:
19
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi oprasional, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II Kajian Pustaka. Bab ini memuat tentang strategi peta
konsep, kreativitas siswa, hasil belajar siswa, hakikat belajar, dan hakikat
IPA, dan penelitian yang relevan.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran
umum MI Ma’arif Jambu dan pelaksanaan penelitian.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang simpulan dan saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Strategi Peta Konsep
a. Pengertian konsep dan peta konsep
Konsep atau pengertian merupakan kondisi utama yang
diperlukan untuk menguasai kemahiran diskriminasi dan proses
kognitif fundamental sebelumnya berdasarkan kesamaan ciri-
ciri dari sekumpulan stimulus dan objek-objeknya (Djamarah &
Zain, 2002:17). Carrol (dalam Kardi, 1997:2) mendefinisikan
konsep sebagai suatu abstraksi dari serangkaian pengalaman
yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau kejadian.
Contoh, konsep biologi adalah biotik, abiotik, individi,
populasi, dan komunitas. Dengan demikian, konsep-konsep itu
sangat penting bagi manusia dalam berfikir dan dalam belajar.
Dengan menguasai konsep, dimungkinkan memperoleh
pengetahuan yang tidak terbatas.
Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi
grafis konkrit yang mengindikasikan bagimana konsep tunggal
dihubungan ke konsep-konsep lain pada kategoro yan sama
(Martin, 1994). Agar pemahaman terhadap peta konsep lebih
21
jelas, maka Dahar (1989) yang dikutip oleh Emran (2003),
mengemukakan ciri-ciri peta konsep sebagai berikut:
1) Peta konsep atau pemetaan konsep adalah suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep dan proposes-proposisi suatu
bidang studi, apakah itu bidang studi fisika, kimia, biologi,
matematika.
2) Suatu peta konsep merupakan gambar dua dimensi dari suatu
bidang studi, atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri ini yang
dapat memperlihatkan hubungan-hubungan proposional antara
konsep-konsep.
3) Tidak semua konsep mempunyai bobot yang sama. Ini berarti
ada konsep yang lebih inklusif dari pada konsep-konsep yang
lain.
4) Bila dua atau lebih konsep digambarkan di bawah suatu
konsep yang lebih inklusif, terbentuklah suatu hierarki pada
konsep tersebut.
b. Cara membuat peta konsep
Table 2.1 Langkah-langakah membuat peta konsep
Langkah 1 Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang
melingkupi sejumlah konsep. Contoh, komponen
ekosistem
Langkah 2 Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep
sekunder yang menunjang ide utama. Contoh,
individu, populasi, dan komunitas.
Langkah 3 Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di
22
puncak peta tersebut.
Langkah 4 Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide
utama yang secara visual menunjukkan
hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Bedasarkan pendapat di atas, dapatlah dikemukakan langkah-
langkah dalm membuat peta konsep sebagai berikut:
1) Memilih suatu bahan bacaan
2) Menentukan konsep-konsep yang relevan
3) Mengurutkan konsep-konsep dari yang inklusif ke yang kurang
inklusif
4) Menyusun konsep-konsep tersebut dalam suatu bagan, konsep
yang inklusif di letakkan di bagian atas atau puncak peta lalu
dihubungkan dengan kata penghubung misalnya “terdiri atas”,
“menggunakan” dan lain-lain.
c. Macam-macam peta konsep
Menurut Nur (2000b), peta konsep ada empat macam, yaitu:
1) Pohon jaringan (network tree)
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan
beberapa kata yang lain dituliskan pada garis-garis
penghubung. Garis-garis pada peta konsep menunjukkan
hubungan antara ide-ide itu. Kata-kata yang ditulis pada garis
memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat
mengkonstruksi suatu pohon jaringan, tulislah topic itu dan
23
daftarlah konsep-konsep utama yang berkaitan dengan konsep
itu.
Periksalah daftar dan mulai menempatkan ide-ide atau
konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus.
Cabangkan konsep-konsep yang berkaitan itu dari konsep
utama dan berikan hubungannya pada garis-garis itu. Pohon
jaringan cocok digunakan untuk memvisualisasikan hal-hal
berikut: (a) menunjukkan sebab akibat, (b) suatu hierarki, (c)
prosedur yang bercabang, dan (d) istilah-istilah yang berkaitan
yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan-hubungan.
Contoh peta konsep model pohon jaringan dapat dilihat
pada gambar 2.1.
2) Rantai kejadian (Events Chain)
Nur (2000) mengemukakan, bahwa peta konsep rantai
kejadian dapat digunakan untuk memberikan suatu urutan
kejadian, langkah-langkah dalam suatu prosedur, atau tahap-
tahap dalam suatu proses. Dalam membuat rantai kejadian,
pertama-tama temukan satu kejadian yang mengawali rantai
itu. Kejadian ini disebut kejadian awal. Kemudian, temukan
kejadian berikutnya dalam rantai itu dan lanjutkan sampai
mencapai suatu hasil. Rantai kejadian cocok digunakan untuk
memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) memberikan tahap-tahap
24
dari suatu proses, (b) langkah-langkah dalam suatu prosedur
linier dan, (c) suatu urutan kejadian.
Contoh peta konsep model rantai kejadian dapat dilihat
pada gambar 2.2.
3) Peta konsep siklus (Cycle Concept Map)
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak
menghasilkan suatu hasil final. Kejadian terakhir pada rantai
itu menghubungkan kembali ke kejadian awal. Karena tidak
ada hasil dan kejadian terakhir itu menghubungkan kembali ke
kejadian awal, siklus itu berulang dengan sendirinya. Peta
konsep siklus cocok diterapkan untuk menunjukkan hubungan
bagaimana suatu rangkaian kejadian berinteraksi untuk
menghasilkan suatu kelompok hasil yang berulang-ulang (Nur,
2000b).
Contoh peta konsep siklus dapat dilihat pada gambar 2.3
4) Peta konsep laba-laba (Spider Concept Map)
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah
pendapat. Melakukan curah pendapat ide-ide barangkat dari
suatu ide sentral, sehingga dapat memperoleh sejumlah besar
ide yang bercampur aduk. Banyak ide-ide dan ini berkaitan
dengan ide sentra itu namun belum tentu jelas hubungannya
satu sama lain. Peta konsep laba-laba cocok digunakan unruk
25
memvisualisasikan hal-hal berikut: (a) tidak menurut hierarki,
(b) kategori yang tidak pararel, (c) hasil curah pendapat.
Contoh peta konsep laba-laba dapat dilihat pada gambar 2.4
Contoh gambar peta konsep:
Gambar 2.1 Peta konsep pohon jaringan komponen ekosistem
(Sumber: Trianto, 2013:162)
Berdasarkan fungsi
Berdasarkan jenis makanan
Contoh Contoh
Contoh Contoh
Biotik
Produsen
nnn
Konsumen
Herbivora
Karnivora
Kelinci
Harimau
Manusia
Komponen Ekosistem
Abiotik
Dekomposer
Omnivora
Air, tanah,
cahaya
matahari
26
Gambar 2.2 Peta konsep rantai kejadian suksesi primer
(Sumber: Trianto, 2013:162)
Gambar 2.3 Peta konsep siklus air
(Sumber: Trianto, 2013:163)
Kejadian awal
Komponen ekosistem
Komponen ekosistem
Komponen ekosistem
Komponen ekosistem
Air
Evaporasi
Uap air
Kondensasi
27
Gambar 2.4 Peta konsep laba-laba tentang pencemaran lingkungan
(Sumber: Trianto. 2013:164)
d. Peta konsep sebagai alat evaluasi
Tingkat keberhasilan siswa dalam menyerap pengetahuan
sangat beragam, maka diperlukan alat ukur yang beragam. Peta
konsep dapat digunakan untuk mengetahui pengetahuan siswa
sebelum guru mengajarkan suatu topik, menolong siswa bagaimana
belajar, untuk mengungkapkan konsepsi salah (miskonsepsi) yang
ada pada anak, dan sebagai alat evalusai. Menurut Dahar (1989)
dalam Sutowijoyo (2000), peta konsep peta konsep sebagai alat
Biologis Air
Fisik Tanah
Kimiawi Udara
Suara
Penipisan lapisan ozon Reboisasi
Hujan asam Daur ulang
Pemanasan global
Pencemaran
28
evaluasi didasarkan atas tiga prinsip dalam teori kognitif Ausubel,
yaitu:
1) Struktur kognitif diatur secara hierarkis dengan konsep-konsep
dan proposisi-proposisi yang lebih inklusif, lebih umum, super
koordinat terhadap konsep-konsep, dan proposisi-proposisi
yang kurang inklusif dan lebih khusus
2) Konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif. Prinsip ini menyatakan bahwa belajar bermakna
merupakan proses yang kontinu, di mana konsep-konsep baru
memperoleh lebih banyak arti dengan dibentuk lebih banyak
kaitan-kaitan proposisional. Jadi, konsep-konsep tidak pernah
tuntas dipelajari, dimodifikasi, dan dibuat lebih inklusif.
3) Prinsip penyesuaian integrative menyatakan bahwa belajar
bermakna akan meningkat bila siswa menyadari akan perlunya
kaitan-kaitan baru antara segmen-segmen konsep atau
proposisi. Dalam peta konsep penyesuaian integratif ini
diperlihatkan dengan kaitan-kaitan silang antara segmen-
segmen konsep.
Karena peta konsep bertujuan untuk memperjelas pemahaman
suatu bacaan, sehingga dapat dipakai sebagai alat evaluasi
dengan cara meminta siswa untuk membaca peta konsep dan
menjelaskan hubungan antara konsep satu dengan konsep yang
lain dalam satu peta konsep.
29
2. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri
merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang
menetap. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan
terkontrol yang disebut kegiatan pembelajaran atau
kegiatan instruktusional, tujuan belajar telah ditetapkan
terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar
ialah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
atau tujuan-tujuan instruktusional.
Dalam hal ini, Gagne dan Briggs mendefinisikan
hasil belajar sebagai kemampuan yang diperoleh seseorang
sesudah mengikuti proses belajar. Menurut A.J
Romiszowski (1981:24) hasil belajar merupakan keluaran
(outputs) dan suatu sistem pemrosesan masukan (inputs).
Masukan dari system tersebut berupa bermacam-macam
informasi sedangkan keluarannya adalah perbuatan atau
kinerja (performance). Menurut Romiszowski, perbuatan
merupakan petunjuk bahwa proses belajar telah terjadi, dan
30
hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam
saja, yaitu pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan
terdiri dari empat kategoro yaitu, a. pengetahuan tentang
fakta, b. pengetahuan tentang prosedur, c. pengetahuan
tentang konsep, d. pengetahuan tentang prinsip.
Ketrampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu a.
ketrampilan untuk berpikir atau ketrampilan kognitif, b.
ketrampilan untuk bertindak atau ketrampilan motoric, c.
ketrampilan bereaksi atau bersikap, d. ketrampilan
berinteraksi.
Seperti halanya Romiszowski, Jhon M Keller (1983:
391) memandang hasil belajar sebagai keluaran dari suatu
system pemrosesan berbagai masukan berupa informasi.
Berbagai masukan tersebut menurut Keller dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kelompok
masukan pribadi ( personal inputs) dan kelompok masukan
yang berasal dari lingkungan (environmental inputs).
Berdasarkan kerangka pemikiran seperti itu, Keller
menjelaskan hasil belajar dalam suatu bentuk formula B =
f(P,E), yaitu hasil belajar (behaviour) merupakan fungsi
dari masukan pribadi ( personal inputs) dan masukan yang
berasal dari lingkungan (environmental inputs). Menurut
Keller masukan pribadi terdiri dari empat macam yaitu a.
31
motivasi atau nilai-nilai, b. harapan untuk berhasil
(expectancy), c. inteligensi dan penguasaan awal, d.
evaluasi kognitif terhadap kewajaran atau keadilan
konsekuensi. Masukan yang berasal dari lingkungan terdiri
dari tiga macam, yaitu a. rancangan dan pengelolaan
motivasional, b. rancangan dan pengelolaan kegiatan
belajar, c. rancangan dan pengelolaan ulangan penguatan
(reinforcemen).
b. Kemampuan hasil belajar
Lebih jauh dalam hubungannya dengan hasil belajar
Gegne dan Briggs mengemukakan adanya lima kemampuan
yang diperoleh seseorang sebagai hasil belajar yaitu:
1) Ketrampilan intelektual
Kemampuan intelektual adalah suatu kemampuan yang
membuat seseorang menjadi kompeten terhadap sesuatu
sehingga ia dapat mengklasifikasi, mengidentifikasi,
mendemonstrasikan dan menggeneralisasikan suatu gelaja
2) Strategi kognitif
Strategi kognitif adalah kemampuan seseorang untuk dapat
mengontrol aktivitas intelektualnya dalam mengatasi
masalah yang dihadapinya.
3) Informasi verbal
32
Informasi verbal adalah kemampuan seseorang untuk dapat
menggunakan bahasa lisan dan yulisan dalam
mengungkapkan suatu masalah atau gagasan.
4) Sikap
Sikap adalah suatu kecendurungan pada diri seseorang
dalam menerima atau menolak suatu objek sikap.
5) Ketrampilan motorik
Ketrampilan motorik adalah kemampuan seseorang untuk
mengkoordinasikan semua gerakan secara teratur dan lancar
dalam keadaan sadar.
c. Kawasan hasil belajar
Menurut Bnejamin S Bloom (1966:7) ada tiga ranah
(domain) hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, psikomotorik.
Ranah kognitif berkaitan dengan tujuan pembelajaran
dalam kaitannya kemampuan berpikir, mengetahui dan
memecahkan masalah. Ranah afektif berkenaan dengan
tujuan-tujuan yang berkenaan dengan sikap, nilai, minat
dan apresisi. Ranah psikomotorik berkenaan dengan
ketrampilan motorik dan manipulasi bahan atau objek.
Kawasan Bloom sebagai berikut:
1) Hasil belajar dalam ranah kognitif menurut Bloom ini
secara rinci mencakup kemampuan mengingat dan
memecahkan masalah berdasarkan apa yang telah
33
dipelajari peserta didik. Dalam hal ini mencakup
ketrampilan intelektual yang merupakan salah satu
tugas dan kegiatan pendidikan yang meliputi
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis
dan evaluasi.
2) Hasil belajar ranah afektif menekankan pada perasaan,
emosi, apresiasi, pertimbangan dan tingkap penerimaan
atau penolakan terhadap suatu nilai. Hasil belajar ranah
afektif ditandai adanya penerimaan, pemberian respon,
penilaian, mengkonseptualisasikan dan mengkonversi
nilai-nilai.
3) Perolehan belajar pada kawasan psikomotorik
menekankan pada ketrampilan motorik dan manipulasi
bahan, maka peserta didik akan memperoleh
pengetahuan anatara lain dalam hal imitasi, manipulasi,
preisi, artikulasi, dan adaptasi.
Oleh Anderson dan Krathwool ranah kognitif
dari taxonomi Bloom dibagi menjadi dua dimensi, yaitu
dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan.
Dimensi proses kognitif terdiri dari enam tingkatan,
yaitu: 1) ingatan, 2) pemahaman, 3) penerapan, 4)
analisis, 5) evaluasi, 6) menciptakan. Sedangkan
dimensi pengetahuan terdiri dari empet tingkatan, yaitu:
34
1) pengetahuan factual, 2) pengetahuan konseptual, 3)
pengetahuan procedural, 4) pengetahuan meta-kognitif.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
1) Faktor Internal
a) Faktor biologis (jasmaniah): kondisi fisik yang sehat
dan segar sangat mempengaruhi keberhasilan
belajar terutama otak, panca indera dan anggota
tubuh.
b) Faktor psikologis: segala hal yang berkaitan dengan
kondisi mental seseorang.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan keluarga: perhatian orang tua
terhadap keberhasilan belajar anaknya.
b) Faktor lingkungan sekolah
c) Faktor lingkungan masyarakat
3. Tinjauan umum mata pelajaran IPA
Tinjauan umum mata pelajaran IPA akan dijelaskan
secara singkat seperti yang tercantum dalam buku Mrtodologo
Pembelajaran IPA, meliputi:
a. Hakikat IPA
1) Pengertian IPA
35
Ada tiga istilah yang terlibat dalam hal ini, yaitu
“ilmu”, “pengetahuan”. Dan “alam”. Pengetahuan
adalah segala sesuatu yang diketahui manusia. Dalam
hidupnya, banyak sekali pengetahuan yang dimiliki
manusia. Pengetahuan tentang agama, pendidikan,
kesehatan, ekonomi, politik, social, dan alam sekitat
adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia.
Pengetahuan alam berati pengetahuan tentang alam
semesta beserta isinya.
Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah,
pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya
diperoleh dengan metode ilmiah. Dua sifat utama ilmu
adalah rasional, artinya masuk akal, logis, atau dapat
diterima akal sehat, dan objektif. Artinya, sesuai dengan
objeknya, sesuai dengan kenyataan, atau sesuai dengan
pengamatan. Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan
sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan
akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno,
1973)
Musik
IPA
Pengetahuan
Literatur Filsafat
Seni Sejarah
36
Gambar 2.5 IPA sebagai “Body of Knowledge”
(Sumber: Wisudawati dan Eka, 2014:23)
Definisi pada gambar 6 adalah salah satu definisis
IPA dan berdifst sederhana. Dalam hal ini yang dimaksud
dengan IPA adalah body of knowledge (gambar 6). Berikut
beberapa definisi yang senada (Subiyanto, 1988).
a) Suatu cabang pengetahuan yang menyangkut fakta-
fakta yang tersusun secara sistematis dan menunjukkan
berlakunya hokum-hukum umum.
b) Pengetahuan yang didapatkan dengan jalan studi dan
praktik
c) Suatu cabang ilmu yang bersangkut-paut dengan
observasi dan klasifikasi fakta-fakta, terutama dengan
disusunnya hokum umum dengan induksi dan
hipotesis.
Oleh karena itu, peserta didik dapat menemukan
banyak menemukan definisi dari berbagai sumber.
Salah satu definisi yang lengkap diberikan oleh Gagne
(2010), science should be viewed as a way of thingking
in the pursuit of understanding nature, as a way of
investigating claims about phenomena, and as a body of
knowledge that has resulted from inquiry. (IPA harus
37
dipandang sebagai cara berpikir dalam pencarian
tentang pengertian rahasia alam, dan sebagai batang
tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari inkuiri).
Carin dan Sund (1993) mendefinisikan IPA
sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun
secara teratur, berlaku umum (universal), dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen”.
Merujuk pada definisi Carin dan Sund tersebut maka
IPA memiliki empat unsur utama, yaitu:
a) Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang
benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat
dipecahkan dengan menggunakan prosedur yang
bersifat open ended.
b) Proses: proses pemecahan masalah pada IPA
memungkinkan adanya prosedur yang runtut dan
sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
melalui penyusunan hipotesis, perancangan
ekperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran,
dan penarikan kesimpulan.
c) Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta,
prinsip, teori, dan hukum.
38
d) Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA
dalam kehidupan sehari-hari.
2) Cara berpikir IPA
a) Percaya (Believe)
Kecenderungan para ilmuwan melakukan penelitian
terhadap masalah gejala alam dimotivasi oleh
kepercayaan bahwa hukum alam dapat dikonstruksi dari
observasi dan diterangkan dengan pemikiran dan
penalaran.
b) Rasa ingin tahu (curiosity)
Kepercayaan bahwa alam dapat dimengerti didorong
oleh rasa ingin tahu untuk menemukannya.
c) Imajinasi (imagination)
Para ilmuwan sangat mengandalkan kemampuan
imajinasinya dalam memecahkan masalah gejala alam.
d) Penalaran (reasoning)
Penalaran setingkat dengan imajinasi. Para imluwan
juga mengandalkan penalaran dalm memecahkan
masalah gejala alam.
e) Koreksi diri (self examination)
39
Pemikiran ilmiah adalah sesuatu yang lebih tinggi dari
pada sekedar suatu usaha untuk mengerti tentang alam.
Pemikiran ilmiah juga merupakan sarana untuk
memahami dirinya, untuk melihat seberapa jauh para
ahli sampai pada kesimpulan tentang alam.
3) Cara penyelidikan IPA
a) Observasi (observation)
Para ahli yang ingin mengerti alam dan menemukan
hokum alam harus mempelajari objek-objek dan kajian-
kajian melalui observasi. Dari observasi diperoleh fakta
dan rekaman fakta merupakan data, yang selanjutnya
diolah menjadi hasil observasi.
b) Eksperimen (experimentation)
Eksperimen merupakan hal yang sangat penting dalam
metode ilmiah untuk menguak rahasia gejala alam.
Eksperimen harus diikuti observasi yang teliti dan
cermat agar diperoleh data yang akurat.
c) Matematika (mathematic)
Matematika sangat diperlukan untuk menyatakan
hubungan antar variabel dalam hokum dan teori.
Matematika juga penting untuk membangun suatu
model.
d) Objek atau bidang kajian IPA
40
Batang tubuh IPA (science body of knowledge) yang
dihasilkan dari disiplin keilmuan menunjukkan hasil-
hasil kreatif penemuan umat manusia selama berabad-
abad. Batang tubuh IPA berisi tiga dimensi
pengetahuan, yaitu pengetahuan faktual (fakta),
pengetahuan konseptuan (konsep), pengetahuan
procedural (prinsip, hukum, hipotesis, teori, dan
model). Saat ini, ada dimensi pengetahuan IPA
keempat, yaitu pengetahuan metakognitif.
4. Materi Daur Air
Daur air merupakan materi kelas V MI/SD yang ada
pada mata pelajaran IPA. Uraian materi daur air sebagai
berikut:
Daur Air dan Pengaruhnya Terhadap Manusia
Air merupakan sumber kehidupan di bumi.
Keberadaannya hampr dua per tiga di bumi. Sebagian besar air
di bumi berupa air asin (98%). Adapun sebagian kecil (2%)
berupa air tawar. Kedua air tersebut mengalami siklus atau
perputaran, sehingga dapat terus dimanfaatkan oleh manusia dan
makhluk hidup lainnya.
a. Proses daur air
Keberadaan air selalu ada di sekitar kita dan tidak
pernah habis. Hal ini terjadi karena air yang kita gunakan
41
mengalami perputaran atau( daur air). Daur air sering
disebut juga siklus air. Daur air adalah peristiwa perputaran
(sirkulasi) air dari bumi ke atmosfer, kemudian kembali lagi
ke bumi. Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 2.6 siklus daur air
(Sumber: www.gambar daur air.com)
Berdasarkan gambar tersebut, kamu dapat mengamati
bahwa siklus air melalui proses evaporasi (penguapan),
presipitasi (prngrndapan), dan kondensasi (pengembunan).
Penguapan air sungai, air danau, air laut serta penguapan yang
terjadi pada tumbuhan itulah yang disebut proses evaporasi.
Hasil penguapan yang banyak, menyebabkan udara tidak
mampu menampung lagi (jenuh), inilah yang disebut presipitasi
(pengendapan). Jika suhu turun, uap air akan menjadi titik-titik
air yang membentuk awan. Proses ini disebut kondensasi
42
(pengembunana). Selanjutnya, awan akan turun sebagai hujan.
Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian akan mengalir dari
tempat tinggi ke tempat yang rendah dan sebagian lainya jatuh
ke danau atau meresap ke tanah menjadi air tanah. Air yang
mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah tersebut akan
melewati perumahan penduduk, selikan parit, sungai-sungai
kecil, sungai besar, sebelum akhirnya kembali ke laut lagi.
Setelah kembali ke laut, proses daur air akan dimulai.
b. Manfaat Air
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok seluruh
makluk hidup. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Selain
untuk kebutuhan hidup, air juga memiliki manfaat yang
sangat banyak bagi manusia, diantaranya adalah:
1) Sebagai sarana transportasi
2) Memenuhi keperluan sehari hari
3) Kegiatan pertanian dan perikanan
4) Sebagai sarana wisata/rekreasi
5) Sebagai sarana irigasi/pengairan
6) Sebagai PLTA (Pembangkit alaistrik Tenaga Air)
c. Kegiatan manusia yang dapat memengarahu daur air
Daur air akan berlangsung terus menerus. Manfaat
adanya daur air, yaitu persediaan air dapat merata di semua
43
tempat. Namun, daur air dapat terganggu oleh beberapa
kegiatan manusia, diantaranya sebagai berikut:
1) Penebangan liar
Hutan banyak terdapat di daerah pegunungan. Penebangan
pohon yang berlebihan menyebabkan hutan menjadi gundul.
Hal itu tentu memengaruhi jumlah air yang meresap ke
dalam tanah. Hutan gundul tidak dapat menyerap air.
Akibatnya, ketika turun hujan, air akan langsung mengalir
ke sungai dan akhirnya ke laut. Karena tidak ada
penahanannya, aliran itu deras sehingga dapat mengikis
tanah lapisan atas dan humus. Akibatnya, tanah menjadi
tandus. Selain itu, dapat juga menyebabkan banjir. Sumber
mata air di pegunungan pun menjadi kering. Akibatnya,
makhluk hidup di sekitar hutan kekurangan air.
2) Penutupan daerah eresapan air
Tanah yang subur dapat meresapkan air dalam jumlah
banyak. Daerah resapan air ini, misalnya daerah perbukitan.
Resapan air dapat menjadi sumber air tanah bagi daerah-
daerah di sekitarnya. Namun, karena jumlah penduduk yang
makin banyak, daerah perbukitan banyak yang diubah
menjadi kawasan pemukiman, gedung, jalan, dan pabrik.
Akibatnya, daerah resapan air pun menjadi berkurang. Jika
44
daerah resapan air berkurang, sumber air tanah pun
berkurang.
3) Pencemaran air
Air bersih diperlukan untuk berbagai keperluan, misalnya
minum, mencuci, mandi dan keperluan lainnya. Namun,
kegiatan manusia sering menyebabkan pencemaran air.
Tindakan tersebut, misalnya membuang limbah sabun atau
cucian ke sungai, atau pembuangan limbah berbahaya yang
bersifat racun ke air. Air yang tercemar limbah beracun
dapar memengaruhi kesehatan manusia.
4) Pemakaian air yang berlebihan
Air yang jumlahnya banyak, bukan berarti dapat digunakan
sesuka hati. Pemakaian air yang berlebihan merupakan
pemborosan dan dapat menyebabkan terganggunya daur air.
Oleh karena itu, kita seharunya dapat menggunakan air
sesuai dengan kebutuhan. Penghematan air merupakan salah
satu usaha yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan
hidup.
d. Menghemat air
1) Mematikan kran air jika tidak digunakan
2) Tidak membiarkan kran wastafel terus mengucur saat
menggosok gigi
45
3) Mencuci kendaraan seminggu sekali atau bila sudah
terlihat kotor sekali
4) Mandi dengan pancuran. Mandi dengan gayung bisa tiga
kali lebih boros dibandingkan dengan pancuran. Mandi
berendam paling banyak memboroskan air.
5) Menggunakan air bekas cucian tangan untuk menyiram
tanaman
6) Tampunglah air bekas cucian tangan dalam baskom, lalu
gunakanlah air itu untuk menyiram tanaman
7) Jangan mencuci pakaian terlalu seriang. Cucilah pakaian
jika sudah cukup banyak. Pakailah tiga ember, yaitu
untuk merendam dan menyabun, membersihkan, serta
membilas. Mencuci pakaian langsung di bawah kran bisa
15 kali lebih boros air
8) Upayakanlah membuat sumur resapan. Jangan
menghabiskan semua lahan untuk disemen. Adanya
sumur resapan membuat sumur airmu tetap berlimpah di
musim kering.
9) Jangan membuang sampah di sungai
B. Kajian Pustaka
Penelitian yang relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Muhamat Yusup (2014)
46
Muhamat Yusup melakukan penelitian dengan judul “
Peningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Pembelajaran IPS
Menggunakan Strategi Peta Konsep Siswa Kelas VI di SDN-6
Langkai Palangka Raya Tahun 2014”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan peserta
didik dalam belajar IPS meningkat dengan rata-rata siklus I
yaitu 3,79 yang masuk kategori baik dan pada siklus II 3,85
kategori baik, penerapan strategi peta konsep meningatkan
hasil belajar peserta didik dari hasil pre-tes rata-rata nilai 58,00
dengan ketuntasan 55%, hasil pos tes siklus I rata-rata nilai
62,50 dengan ketuntasan 60%, dan hasil pos tes siklus II rata-
rata 100 dengan ketuntasan 100%.
Penelitian yang dilakukan oleh Muhamat Yusup ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu penggunaan strategi peta konsep untuk
meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat
pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan
penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dian Yulianti (2016)
Dian Yulianti melakukan penelitian dengan judul penelitian
tentang “Penerapan Strategi Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas V SD Negeri
Kotagede 5 Yogyakarta.
47
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas visual serta
aktivitas mendengarkan pada saat proses pembelajaraan IPA di
kelas V sudah baik. Siswa bekerja sama membuat peta konsep
secara berkelompok maupun berpasangan dengan cukup baik.
Siswa juga berani mempresentasikan hasil peta konsep
kelompoknya di depan kelas. Dari hasil evaluasi, diketahui
bahwa peta konsep yang dibuat oleh siswa sesuai dengan
materi yang telah diajarkan. Siswa dapat ,engingat dengan baik
dan juga memahami apa yang mereka telah pelajari, hal
tersebut terlihat dari antusias siswa ketika menjawab
pertanyaan dari guru tentang materi sebelumnya dan juga hasil
tes soal evaluasi menunjukkan peningkatan jumlah siswa yang
telah mencapai KKM pada setiap siklusnya.
Penelitian yang dilakukan oleh Dian Yulianti ini
memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti yaitu penggunaan strategi peta konsep untuk
meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat
pada subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan
penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan
strategi peta konsep di atas, semua menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa melalui strategi peta konsep.
Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
48
penelitian dengan judul peningkatan hasil belajar IPA materi
daur air melalui strategi pembelajaran peta konsep siklus pada
siswa kelas V MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
C. Pelaksanaan Penelitian
1. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya dilakukan secara
berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan dan pihak
yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini
adalah penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena
adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat
serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan (Arikunto, dkk,
2014: 17).
Tahapan dalam perencanaan ini terdiri dari:
6) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep siklus
7) Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung;
49
8) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui
kondisi saat proses pembelajaran berlangsung;
9) Perencanaan tindakan pembelajaran menggunakan
strategi peta konsep siklus
10) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan
strategi peta konsep siklus
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas.
Hal yang perlu diingat pada tahap ini adalah bahwa pelaksana
guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah
dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar,
tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi
tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu
tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa
yang digunakan, materi apa yang akan diajarkan atau dibahas
dan sebagainya (Kusumah, 2010: 39). Pelaksanaan tindakan
pada penelitian ini akan diterapkan strategi peta konsep untuk
memudahkan guru dalam menyampaikan iformasi kepada
siswa.
3. Pengamatan
50
Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan
data ini dilakukan dengan menggunakan lembar observasi atau
evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan dapat
berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi,
dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto,
2011: 27).
4. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah
refleksi berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang artinya
pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika
guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian
berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi
rancangan tindakan (Arikunto, 2014: 19-20). Tahap refleksi ini
dilakukan analisis data mengenai proses, masalah, hambatan
yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi terhadap
dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan (Aqib, 2008:
32). Apabila indikator belum tercapai, maka PTK akan
51
dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan materi yang
berbeda melalui tahap sama dengan siklus sebelumnya.
52
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan
1. Identitas Sekolah
Tabel 3.1. Identitas Sekolah
No. Identitas Keterangan
1. Nama MI Ma’arif Jambu
2. Akreditasi B
3.
Alamat: Jln. Letkol Isdiman Km. 2 Jambu-Ambarawa
Dusun Jambu Kulon
Kelurahan Jambu
Kecamatan Jambu
Kabupaten Semarang
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 50663
(Sumber: Administrasi Sekolah)
2. Visi dan Misi
Visi dan Misi, dan Tujuan MI Ma’arif Jambu adalah:
Visi:
Turwujudnya generasi yang beriman, bertaqwa, berprestasi, dan berakhlakul
karimah.
Misi:
a. Menanamkan konsep aqidah yang kuat kepada peserta didik,
b. Menambah waktu kegiatan keagamaan kepada peserta didik,
c. Pembiasaan kedisiplinan terhadap warga sekolah,
d. Menerapkan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan,
53
e. Membiasaan peserta didik dalam berbudi pekerti dan sopan santun,
Tujuan:
a. Siswa mampu membaca Al-Qur,an sesuai kaidah tajwid dan
gharib,
b. Siswa hafal jus 30 Al-Qur,an, do’a sehari-hari, fasholatan, hadis
pilihan, tajwid dan ghorib, serta surat-surat pilihan,
c. Siswa terbiasa melaksanakan sholat dhuhur berjamaah, sholat
dhuha dan mujahadah asmaul husna,
d. Siswa mampu bersaing dalam prestasi baik di bidang akademik
maupun non akademik,
e. Siswa terbiasa disiplin waktu dan rapi dalam berpakaian,
f. Siswa memiliki rasa cinta kepada bangsa, Negara serta tanah air
Indonesia,
g. Siswa mampu mengembangkan jiwa seni dan olahraga yang
dimiliki oleh masing-masing siswa,
h. Siswa mampu menjaga kebersihan baik di lingkungan sekolah,
tempat tinggal dan lingkungan sekitarnya,
i. Siswa terbiasa berkata sopan dan berperilaku santun.
3. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang dapat dilihat pada
Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Daftar Guru MI Ma’arif Jambu
No. Nama Jabatan
1. Zaedun, S.H.I Kepala Sekolah
2. Mutmainnatul Birroh, S.Pd.SD Guru Agama
54
3. Ulfatun, S.Pd.I Guru Agama
4. Imam Nugroho, S.Pd. Guru Kelas VI
5. Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I Guru Kelas V
6. Alvina Nurheda Pasani, Guru Kelas IV
7. Imronah, S.Pd.I Guru Kelas III
8. Sri Puji Astuti, S.Pd.SD Guru Kelas II
9. Sri Lestari, S.Pd.I Guru Kelas I
(Sumber: Administrasi Sekolah)
4. Keadaan Siswa
MI M’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang pada tahun 2018 mempunyai 105
siswa dengan rincian pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3. Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Jambu
Kelas
Jumlah Siswa Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan
I 8 4 12
II 10 5 15
III 6 10 16
IV 10 6 16
V 12 6 18
VI 13 15 28
Jumlah 59 46 105
(Sumber: Administrasi Sekolah)
5. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 18
siswa, yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. Rincian data
siswa kelas V dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.4. Daftar Siswa Kelas V MI Ma’arif Jambu
No. Nama Siswa Jenis Kelamin
1 M Khaerul Wildani P Laki-laki
2 Olga Pratama P Laki-laki
3 Clara Tri Novisa Perempuan
4 Aulia Rahmat F Laki-laki
5 Afwan Alfian Laki-laki
6 Zulfikar Panji S W Laki-laki
55
7 M Azzumar Adil P Laki-laki
8 Ifandra Sareh Laki-laki
9 Aida Tria Sukmawati Perempuan
10 Anisa Nur Rachmawati Perempuan
11 An’nasa Dahmawati Perempuan
12 Athiyya Galloh P Perempuan
13 Salsa Dini Tanzilla Perempuan
14 Muhammad Yunus A Laki-laki
15 Sheva Rhamadani D C Laki-laki
16 Cipta Nuansa Zuhairoh Laki-laki
17 Medy Budi Setiawan Laki-laki
18 Ariel Satia F Laki-laki
(Sumber: Administrasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian kolaboratif. Guru
kelas yang melakukan kegiatan proses pembelajaran dan guru lain sebagai
pengamat. Peneliti membantu guru dalam menyiapkan media pembelajaran dan
melakukan pengamatan terhadap kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama
proses pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan strategi Peta Konsep
Siklus
7. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 siklus) di MI Ma’arif Jambu .
Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.5:
Tabel 3.5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No. Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Jum’at, 16 Maret 2018
2. Siklus II Senin, 19 Maret 2018
(Sumber: Data Primer)
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus penelitian. Masing-masing
siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
56
refleksi. Sebelum mulai masuk pembelajaran hasil belajar siklus I dan II
diberikan, guru memberikan soal pra siklus terlebih dahulu agar mengetahui
peningkatan sebelum dan sesudah memnggunakan strategi peta konsep siklus.
Uraian dari kedua siklus tersebut adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Pra Siklus
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai hasil belajara siswa mata pelajaran IPA
sebelum menggunakan strategi peta konsep siklus untuk mengetahui kemampuan
awal siswa kelas V MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Berikut ini nilai hasil belajar siswa sebelum menggunakan strategi
peta konsep:
Tabel 3.6 Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa Nilai
1 M Khaerul Wildani P 27
2 Olga Pratama P 67
3 Clara Tri Novisa 67
4 Aulia Rahmat F 87
5 Afwan Alfian 67
6 Zulfikar Panji S W 53
7 M Azzumar Adil P 93
8 Ifandra Sareh 60
9 Aida Tria Sukmawati 80
10 Anisa Nur Rachmawati 73
11 An’nasa Dahmawati 73
12 Athiyya Galloh P 40
13 Salsa Dini Tanzilla 87
14 Muhammad Yunus A 53
15 Sheva Rhamadani D C 53
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 73
17 Medy Budi Setiawan 47
18 Ariel Satia F 53
Rata-rata 64,05
Keterangan:
Tuntas : 7 siswa
57
Belum tuntas : 11 siswa
Hasil data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil belajar siswa yang masih
rendah yang berada pada presentase sebesar 39% yang masih jauh dari kriteria
ketuntasan minimal yang telah ditentukan. Oleh karena itu, hasil data tersebut
menjadi dasar bagi peneliti untuk melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan
tujuan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan
strategi pembelajaran peta konsep siklus pada mata pelajaran IPA materi daur air
di MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakan adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi daur air atau siklus air dengan
menggunakan strategi peta konsep,
2) Menyiapkan soal tes evaluasi,
3) Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja siswa,
4) Menyiapkan lembar observasi guru.
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at 16 Maret 2018
pukul 09.15 sampai 10.25 WIB di ruang kelas V MI Ma,arif Jambu dengan
jumlah siswa sebanyak 18 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Materi yang diajarkan
58
pada tahap ini adalah tentang daur air. Berikut adalah langkah-langkah
pelaksanaan siklus I:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
b) Guru memeriksa kerapian siswa
c) Guru memeriksa kesiapan ruang, media dan lainnya
d) Guru menyampaikan kompetensi dasar
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
f) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang materi
sebelumnya
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru menjelaskan garis besar penggunaan peta konsep
pada siklus daur air:
(a) Penjelasan penggunaan peta konsep siklus pada
daur air. Bahwa, siklus yang ada pada proses daur
air tidak menunjukkan final atau hasil akhir. Karena
kejadian terakhir akan kembali ke kejadian awal.
Sebagai contoh proses daur air di mulai dari
penguapan air laut karena sinar matahari dan
diakhiri proses hujan yang akan kembali ke laut dan
mengalami penguapan.
59
(2) Guru menyebutkan materi tentang manfaat-manfaat air
bagi kehidupan makhluk hidup:
Manfaat air bagi kehidupan seperti:
(a) Sebagai sarana transportasi
(b) Memenuhi keperluan sehari-hari
(c) Kegiatan pertanian dan perikanan
(d) Sebagai sarana wisata atau rekreasi
(e) Sebagai sarana irigasi atau pengairan
(f) Sebagai PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
(3) Menjelaskan garis besar tentang proses daur air
Daur air dimulai dari:
(a) Evaporasi (penguapan)
Daerah yang dapat mengalami penguapan karena panas matahari diantaranya: air
sungai, air danau, air laut, air laut, dan tumbuhan.
(b) Presipitasi (pengendapan)
Presipitasi adalah proses perubahan uap air menjadi uap jenuh dengan jumlah
yang banyak.
(c) Kondensasi (pengembunan)
Penurunan suhu yang mengakibatkan uap air menjadi titik –titik air membentuk
awan.
(d) Hujan
60
Awan yang turun ke bumi. Air hujan akan mengalir dari aliran yang tinggi ke
aliran yang rendah.
b) Elaborasi
(1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang
melingkupi sejumlah konsep,
(2) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep
sekunder yang menunjang ide utama,
(3) Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak
peta tersebut,
(4) Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide
utama yang secara visual menunjukkan hubungan
ide-ide tersebut dengan ide utama.
c) Konfirmasi
(1) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa
tentang materi daur air dan manfaar air bagi kehidupan
makhluk hidup;
(2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan
kesimpulan tentang materi daur air dan manfaat air bagi
kehidupan makhluk hidup.
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
61
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas yaitu tentang materi daur air dan manfaat air bagi
kehidupan makhluk hidup
b) Guru menyampaikan materi yang akan dibahas pada
pertemuan yang akan datang tentang materi kegiatan
manusia yang menganggu proses daur air dan cara
menghemat air
c) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan pengamatan
dengan lembar pengamatan yang telah disusun. Lembar pengamatan digunakan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran
menggunakan strategi peta konsep siklus. Hasil pengamatan akan dituliskan
dalam lembar catatan lapangan. Aspek-aspek yang diamatai pada lembar
observasi guru sebagai berikut:
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Kemampuan Membuka Pelajaran
1 Mengajak siswa untuk berdoa
bersama
√
2 Memeriksa kerapian siswa √
3 Menyampaikan Kompetensi Dasar √
62
4 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran √
5 Menyampaikan pelajaran yang telah
lalu (apersepsi)
√
Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara √
7 Variasi gerakan badan tidak
menganggu perhatian siswa
√
8 Antusiame dalam penampilan √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi
Pelajaran)
9 Guru memilih suatu bahan bacaan √
10 Menentukan konsep-konsep yang
relevan
√
11 Mengurutkan konsep yang yang
inklusif ke yang kurang inklusif
√
Kegiatan Belajar Mengajar (Proses
Pembelajaran)
12 Guru mengidentifikasi ide
pokok/primer yang melingkupi
sejumlah konsep
√
13 Guru mengidentifikasi ide sekunder
yang menunjang ide pokok
√
14 Menempaktan ide pokok di
tengah/di punjak peta konsep,
√
15 Mengelompokkan ide sekunder di
sekelilih ide primer
√
16 Guru dapat mempraktikan strategi
dengan baik
√
17 Melibatkan strategi dalam
penerapan strategi Peta Konsep
√
63
Siklus
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21 Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak Lanjut/Follow Up
23 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
√
24 Menginformasikan materi/bahan
belajar yang akan dipelajari
berikutnya
√
25 Memberikan motivasi untuk untuk
selalu terus belajar
√
Jumlah 72 21
Total 93
Kategori Baik
Keterangan : Rentang Kategori:
A = 4 ( Sangat Baik) Nilai 76 – 100 ( Baik )
B = 3 ( Baik ) Nilai 51 – 75 ( Sedang )
64
C = 2 ( Cukup ) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
D = 1 ( Kurang )
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
1 M Khaerul Wildani P 20
2 Olga Pratama P 87
3 Clara Tri Novisa 67
4 Aulia Rahmat F 87
5 Afwan Alfian 100
6 Zulfikar Panji S W 80
7 M Azzumar Adil P 93
8 Ifandra Sareh 60
9 Aida Tria Sukmawati 93
10 Anisa Nur Rachmawati 87
11 An’nasa Dahmawati 60
12 Athiyya Galloh P 70
13 Salsa Dini Tanzilla 73
14 Muhammad Yunus A 80
15 Sheva Rhamadani D C 67
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 93
17 Medy Budi Setiawan 27
18 Ariel Satia F 73
Rata-rata 68,1
d. Refleksi
Hasil pelaksanaan penelitian pada siklus I dapat dilakukan refleksi untuk
mengetahui kelemahan kegiatan yang dilakukan guru dengan siswa sehingga
dapat digunakan untuk perbaikan pada siklus berikutnya untuk mencapai indikator
keberhasilan belajar.
Kelemahan-kelemahan yang dihadapi yaitu:
1) Guru masih mendominasi pada siswa laki-laki saja;
65
2) Guru kurang melaksanakan apresepsi
3) Guru masih menggunakan bahasa campur/daerah
4) Guru hanya di depan kelas saja kurang memperhatikan siswa
belakang
Cara mengatasi kendala pada siklus I peneliti bersama guru melakukan diskusi
untuk merencanakan perbaikan pada siklus berikutnya pada waktu yang telah
ditentukan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya tidak terjadi lagi
kelemahan yang sama. Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru memberikan perhatian yang sama antara siswa perempuan
dan siswa laki-laki
2) Guru melaksanakan apresepsi agar siswa dapat menyiapan
pelajaran terlebih dahulu
3) Guru menggunakan bahasa Indonesia sederhana agar mudah di
pahami siswa
4) Guru bisa berjalan ke baris belakang agar siswa merasa semua
di perhatikan
Kelemahan-kelemahan tersebut merupakan salah satu komponen yang
menyebabkan indikator keberhasilan belum terpenuhi, untuk itu pada siklus II
diharapkan melalui strategi peta konsep pada pembelajaran IPA daur air hasil
belajar siswa dapat meningkat.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
66
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tidakan adalah
sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran IPA materi daur air atau siklus air dan kegiatan
manusia yang menganggu proses daur air dengan
menggunakan strategi peta konsep,
2) Menyiapkan media peta konsep siklus yang akan digunakan,
3) Menyiapkan soal tes evaluasi,
4) Menyiapkan media pembelajaran berupa lembar kerja siswa,
5) Menyiapkan lembar observasi guru
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret 2018
pukul 09.15 sampai 10.25 WIB di ruang kelas V MI Ma’arif Jambu dengan
jumlah siswa sebanyak 18 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 x 35 menit). Kegiatan manusia yang
menganggu proses daur air dan cara menghemat air. Berikut adalah langkah-
langkah pelaksanaan siklus II:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa berdoa;
b) Guru mengondisikan kelas supaya siswa tenang;
c) Guru menyapa siswa dan melakukan presensi;
67
d) Guru melakukan tanya jawab yang berkaitan dengan materi
kegiatan manusia yang menganggu proses daur air dan cara
menghemat air;
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan jelas.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
a) Eksplorasi
(1) Guru mengulas materi pelajaran sebelumnya;
(2) Guru menjelaskan materi tentang kegiatan manusia
yang menganggu proses daur air dan cara menghemat
air.
Berikut materi tentang kegiatan manusia yang menganggu proses daur air dan
cara menghemat air:
(a) Kegiatan manusia yang memengaruhi daur air
(1) Penebangan liar
(2) Penutupan daerah resapan air
(3) Pencemaran air
(4) Pemakaian air secara berlebihan
(b) Cara menghemat air
(1) Mematikan kran air jika tidak
diperlukan,
(2) Tidak membiarkan wastafel terus
mengucur saat gosok gigi,
68
(3) Mencuci kendaraan seminggu sekali atau
sudah terlalu kotor,
(4) Mandi dengan pancuran,
(5) Menggunakan air bekas cucian tangan
untuk menyiram tanaman,
(6) Jangan mencuci pakaian terlalu sering.
(7) Upayakan membuat sumur resapan
(8) Jangan membuang sampah di sungai
b) Elaborasi
(1) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang
melingkupi sejumlah konsep,
(2) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder
yang menunjang ide utama,
(3) Tempatkan ide-ide utama di tengah atau di puncak peta
tersebut,
(4) Kelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama
yang secara visual menunjukkan hubungan ide-ide
tersebut dengan ide utama.
c) Konfirmasi
(1) Guru mencocokkan soal dan jawaban materi tentang
kegiatan manusia yang menganggu proses daur air dan
cara menghemat air;
69
(2) Guru memberikan soal tes formatif pada tiap-tiap siswa
tentang materi tentang kegiatan manusia yang
menganggu proses daur air dan cara menghemat air;
(3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan
kesimpulan tentang materi pesawat sederhana jenis
katrol.
3) Kegiatan Akhir (10 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah
dibahas yaitu materi tentang kegiatan manusia yang
menganggu proses daur air dan cara menghemat air.
b) Guru menutup pelajaran dengan doa dan salam penutup.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan pengamatan
dengan lembar pengamatan yang telah disusun sebagaimana pada siklus I. Lembar
pengamatan digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan strategi peta konsep. Tindakan siklus II ini peneliti
mengamati apakah ada perubahan tingkah laku dan hasil belajar siswa dari siklus
sebelumnya (siklus I). Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan
lapangan. Aspek-aspek yang diamatai pada lembar observasi guru sebagai berikut:
Tabel 3.9 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek yang dinilai Skor
70
A B C D
Kemampuan Membuka Pelajaran
1 Mengajak siswa untuk berdoa
bersama
√
2 Memeriksa kerapian siswa √
3 Menyampaikan Kompetensi Dasar √
4 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran √
5 Menyampaikan pelajaran yang telah
lalu (apersepsi)
√
Sikap Guru dalam Proses
Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara √
7 Variasi gerakan badan tidak
menganggu perhatian siswa
√
8 Antusiame dalam penampilan √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi
Pelajaran)
9 Guru memilih suatu bahan bacaan √
10 Guru menentukan konsep-konsep
yang relevan
√
11 Guru mengurutkan konsep yang
inklusif ke yang kurang inklusif
√
12 Guru mengidentifikasi ide
pokok/primer yang melingkupi
sejumlah konsep
√
13 Guru mengidentifikasi ide sekunder
yang menunjang ide pokok
√
14 Guru menempatkan ide utama di
tengah atau di puncak peta konsep
√
15 Guru mengelompokkan ide sekunder
di sekeliling ide pokok
√
71
16 Guru dapat mempraktikan strategi
dengan baik
√
17 Melibatkan strategi dalam
penerapan strategi Peta Konsep
Siklus
√
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan
yang telah ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
√
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
21 Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Tindak Lanjut/Follow Up
23 Memberikan tugas kepada siswa baik
secara individu maupun kelompok
√
24 Menginformasikan materi/bahan
belajar yang akan dipelajari
berikutnya
√
25 Memberikan motivasi untuk untuk
selalu terus belajar
√
Jumlah 80 15
Total 95
Kategori Baik
72
Keterangan : Rentang Kategori:
A = 4 ( Sangat Baik) Nilai 76 – 100 ( Baik )
B = 3 ( Baik ) Nilai 51 – 75 ( Sedang )
C = 2 ( Cukup ) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
D = 1 ( Kurang )
Tabel 3.10 Hasil Evaluasi Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
1 M Khaerul Wildani P 60
2 Olga Pratama P 87
3 Clara Tri Novisa 73
4 Aulia Rahmat F 100
5 Afwan Alfian 100
6 Zulfikar Panji S W 73
7 M Azzumar Adil P 100
8 Ifandra Sareh 87
9 Aida Tria Sukmawati 100
10 Anisa Nur Rachmawati 93
11 An’nasa Dahmawati 73
12 Athiyya Galloh P 87
13 Salsa Dini Tanzilla 93
14 Muhammad Yunus A 100
15 Sheva Rhamadani D C 87
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 93
17 Medy Budi Setiawan 53
18 Ariel Satia F 87
Rata-rata 85,5
d. Refleksi
73
Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang lebih baik
dibandingkan dengan siklus I. siswa sangat antusias dalam melaksanakan proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi peta konsep siklus. Hal ini dapat
terlihat ketika semua siswa memperhatikan guru dan lebih serius dalam menjawab
pertanyaan guru yang berisi materi pembelajaran.
Berdasarkan nilai pada tes evaluasi bahwa nilai yang didapatkan lebih baik dari
siklus I. pembelajaran pada siklus II ini telah mencapai tujuan yang diharapkan
yaitu, keaktifaan siswa, proses pembelajaran yang menyenangkan, siswa antusias
dalam mengikuti pembelajaran dan peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang
diperoleh siswa telah mencapai KKM dan siswa telah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal sebesar 85% dari jumlah siswa. Hal ini menunjukkan bahwa
tindakan yang dilakukan telah mencapai hasil yang maksimal, untuk itu penelitian
ini dirasa telah cukup dan berhenti pada siklus II.
74
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan
pbservasi terlebih dahulu di MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab
Semarang. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh data mengenai
kondisi pembelajaran di MI Ma’arif Jambu. Proses pembelajaran yang
berlangsung masih terpusat pada guru, siswa kurang aktif dan strategi
pembelajaran yang digunakan masih tradisional. Siswa juga masih
kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang di tunjukkan
dengan masih banyak siswa yang berbicara sendiri ketika guru sedang
menjelaskan materi serta kurangknya minat siswa untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru.
Data yang diperoleh dari observasi menunjukkan bahwa hasil tes
formatif siswa pada mata pelajaran IPA materi lingkungan masih
banyak yang belum dapat mencapai nilai KKM sebesar 70. Berikut ini
adalah daftar nilai hasil belajar pra siklus siswa kelas V MI Ma’arif
Jambu:
Tabel 4.1 Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa Kkm Nilai Keterangan
1 M Khaerul Wildani P 70 27 Belum tuntas
2 Olga Pratama P 70 67 Belum tuntas
3 Clara Tri Novisa 70 67 Belum tuntas
75
4 Aulia Rahmat F 70 87 Tuntas
5 Afwan Alfian 70 67 Belum tuntas
6 Zulfikar Panji S W 70 53 Belum tuntas
7 M Azzumar Adil P 70 93 Tuntas
8 Ifandra Sareh 70 60 Belum tuntas
9 Aida Tria Sukmawati 70 80 Tuntas
10 Anisa Nur Rachmawati 70 73 Tuntas
11 An’nasa Dahmawati 70 73 Tuntas
12 Athiyya Galloh P 70 40 Belum tuntas
13 Salsa Dini Tanzilla 70 87 Tuntas
14 Muhammad Yunus A 70 53 Belum tuntas
15 Sheva Rhamadani D C 70 53 Belum tuntas
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 70 73 Tuntas
17 Medy Budi Setiawan 70 47 Belum tuntas
18 Ariel Satia F 70 53 Belum tuntas
Nilai tertinggi 93
Nilai terendah 27
Rata-rata 64,05
Keterangan:
Tuntas : 7 siswa
Belum tuntas : 11 siswa
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai pra siklus menunjukkan dari
18 siswa kelas V MI Ma’arif Jambu Kec Jambu Kab Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018 dengan nilai standar KKM 70 hanya 39% (7 siswa)
yang tuntas, sedangkan 61% (11 siswa) belum tuntas.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Jum’at, 16 Maret
2018. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus I adalah daur air dan manfaat
air bagi makhluk hidup. Hasil pengamatan pada siklus I, peneliti
mendapat gambaran bahwa para siswa terlihat antusias dalam
mengikuti pembelajaran dengan strategi peta konsep, meskipun belum
76
semua siswa memperhatikan penjelasan guru dan juga belum aktif
apabila diberi kesempatan bertanya pada guru. Akan tetapi, dalam
pelaksanaan proses pembelajaran sudah dianggap berjalan cukup baik
dan lancar. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No. Nama Siswa Kkm Nilai Keterangan
1 M Khaerul Wildani P 70 20 Belum tuntas
2 Olga Pratama P 70 87 Tuntas
3 Clara Tri Novisa 70 67 Belum tuntas
4 Aulia Rahmat F 70 87 Tuntas
5 Afwan Alfian 70 100 Tuntas
6 Zulfikar Panji S W 70 80 Tuntas
7 M Azzumar Adil P 70 93 Tuntas
8 Ifandra Sareh 70 60 Belum tuntas
9 Aida Tria Sukmawati 70 93 Tuntas
10 Anisa Nur Rachmawati 70 87 Tuntas
11 An’nasa Dahmawati 70 60 Belum tuntas
12 Athiyya Galloh P 70 70 Tuntas
13 Salsa Dini Tanzilla 70 73 Tuntas
14 Muhammad Yunus A 70 80 Tuntas
15 Sheva Rhamadani D C 70 67 Belum tuntas
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 70 93 Tuntas
17 Medy Budi Setiawan 70 27 Belum tuntas
18 Ariel Satia F 70 73 Tuntas
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 20
Rata-rata 68,1
(Sumber Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 12 siswa
Belum Tuntas = 6 siswa
77
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
= 67
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 68,1 dari jumlah siswa kelas V.
Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 12 siswa (67%),
sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 6 siswa (33%). Siklus I ini
secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 67% dari jumlah
siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai indikator
keberhasilan yaitu ≥ 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi
harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II pada waktu yang telah
ditentukan
3. Deskripsi Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 19 Maret
2018. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah kegiatan manusia
yang menganggu proses daur air dan cara menghemat air. Kelemahan-
kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus II. Hasil
pengamatan pada siklus II, peneliti mendapat gambaran bahwa guru
78
mampu mengatasi kelemahan kelemahan pada siklus I bahkan guru
mampu menguasai siswa dan menguasai kelas. Sehingga siswa
menjadi lebih antusias dan tertib dalam proses pembelajaran.
Nilai hasil belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada Tabel
4.3.
Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. Nama Siswa Kkm Nilai Keterangan
1 M Khaerul Wildani P 70 60 Belum tuntas
2 Olga Pratama P 70 87 Tuntas
3 Clara Tri Novisa 70 73 Tuntas
4 Aulia Rahmat F 70 100 Tuntas
5 Afwan Alfian 70 100 Tuntas
6 Zulfikar Panji S W 70 73 Tuntas
7 M Azzumar Adil P 70 100 Tuntas
8 Ifandra Sareh 70 87 Tuntas
9 Aida Tria Sukmawati 70 100 Tuntas
10 Anisa Nur Rachmawati 70 93 Tuntas
11 An’nasa Dahmawati 70 73 Tuntas
12 Athiyya Galloh P 70 87 Tuntas
13 Salsa Dini Tanzilla 70 93 Tuntas
14 Muhammad Yunus A 70 100 Tuntas
15 Sheva Rhamadani D C 70 87 Tuntas
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 70 93 Tuntas
17 Medy Budi Setiawan 70 53 Belum tuntas
18 Ariel Satia F 70 87 Tuntas
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 53
Rata-rata 85,8
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 16 siswa
Belum Tuntas = 2 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
79
= 88,8%
= 89% (Pembulatan)
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada siklus II 85,5. Siswa yang sudah tuntas belajar terdapat 16 siswa
(89%), sedangkan yang belum tuntas belajar 2 siswa (11%).
Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa pada siklus II
pembelajaran sudah dianggap tuntas karena sudah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥ 65. Pembelajaran pada siklus II dianggap
berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada Tabel 4.4 berikut:
Table 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus
No. Nama Siswa Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 M Khaerul Wildani P 27 20
2 Olga Pratama P 67 87 60
3 Clara Tri Novisa 67 67 87
4 Aulia Rahmat F 87 87 73
5 Afwan Alfian 67 100 100
6 Zulfikar Panji S W 53 80 73
7 M Azzumar Adil P 93 93 100
80
8 Ifandra Sareh 60 60 87
9 Aida Tria Sukmawati 80 93 100
10 Anisa Nur Rachmawati 73 87 93
11 An’nasa Dahmawati 73 60 73
12 Athiyya Galloh P 40 70 87
13 Salsa Dini Tanzilla 87 73 93
14 Muhammad Yunus A 53 80 100
15 Sheva Rhamadani D C 53 67 87
16 Cipta Nuansa Zuhairoh 73 93 93
17 Medy Budi Setiawan 47 27 53
18 Ariel Satia F 53 73 87
Rata-rata 64,05 68,1 85,8
Berdasarkan data rekapitulasi dia atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus sebesar 64,05
ke siklus I yang meningkat menjadi 68,1. Pada siklus II juga terjadi
peningkatan nilai rata-rata jika dibandingkan dengan siklus I menjadi
sebesar 85,8. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas melalui strategi peta konsep siklus
berhasil meningkat hasil belajarnya.
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra siklus 64,05 Tuntas 7 39%
Belum Tuntas 11 61%
I 68,1 Tuntas 12 67%
Belum Tuntas 6 33%
II 85,8 Tuntas 16 89%
Belum tuntas 2 11%
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan strategi peta konsep
81
siklus adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan strategi pembelajaran
ini.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
terdapat 12 siswa (67%) tuntas belajar dan 6 siswa (33%) belum tuntas
belajar dengan nilai rata-rata 68,1. Berdasarkan hasil tersebut belum
memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka penelitian
dilanjutkan pada siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siklus II diperoleh data 16 siswa (89%) tuntas belajar
dan 2 siswa (11%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 85,8.
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar
dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan 23%.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah seluruh
siswa sudah tuntas belajar sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan
pada siklus II ini. Siswa yang belum tuntas pada siklus II akan diberikan
tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh
guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
Pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan
gambar 4.1.
82
Gambar 4.1. Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan strategi peta konsep terjadi peningkatan dari Pra Siklus 39%
siswa tuntas belajar ke Siklus I menjadi 67% siswa tuntas belajar.
Kemudian diadalan lagi Siklus II dan meningkatkan hasil belajar sebesar
89%.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
Pra Siklus Siklus I siklus II
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa strategi peta
konsep dapat meningkatkan hasil belajar IPA daur air pada siswa kelas V
MI Ma’arif Jambu tahun 2018. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari
siklus I ke siklus II 23 %. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan
hasil belajar siswa pada siklus I 67% siswa tuntas belajar, siklus II 89%
siswa tuntas belajar. Siswa yang belum tuntas pada siklus II akan
diberikan tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang
dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
B. Saran
1. Siswa
Siswa yang hasil belajarnya telah mencapai kriteria ketuntasan
diharapkan mampu mempertahankan hasil belajar tersebut dan mampu
lebih aktif dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA materi daur
air melalui strategi peta konsep siklus.
2. Guru
a. Guru menerapkan strategi peta konsep pada mata pelajaran IPA
melalui pokok bahasan yang lain, karena hasil penelitian tindakan
kelas strategi peta konsep siklus dapat meningkatkan hasil belajar
siswa;
b. Guru memberikan petunjuk teknis tentang langkah-langkah strategi
peta konsep agar siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi peta konsep yang dipilih.
3. Sekolah
Pihak sekolah melakukan pembinaan terhadap guru untuk melatih
kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan inovasi strategi
pembelajaran yang aktual pada mata pelajaran IPA dan lainnya.
4. Kemendikbud
Untuk selalu dapat menampung dan menjadikan referensi bagi peneliti
lain terutama guru MI , dan tidak dalam lingkup universitas tetapi dalam
lingkup lebih luas lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Arijulmanan. 2012. Pendidikan Islam Menurut Mhmud Yunus.
https://majelispenulis.com, diunduk pada hari Senin 2 April 2018.
Basrowi & Suwandi. 2008. Prosedur PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Dahlan, Ahmad. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.
https://www.eurekapendidikan.com, diunduh pada hari Senin 2 April 2018
Hartini Sam’s, Rosma. 2010. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta:
Teras Komplek POLRO Blok D 3 No.200
Hatibe, Amiruddin. 2012. Metodologi Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta:
SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga.
Pratiwi, Kunthi.2017. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD/MI Kelas V Semester 2.
Sukoharjo: CV Sindunata.
Ridwan. 2015. Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Trianto. 2013. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Widi, Wisudawati Asih & Eka Sulistyowati. 2014. Metodologi Pembelajaran IPA.
Jakarta: Paragonatama Jaya.
Yamin, Martinis. 2005. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta: Gaung
Persada Press.
Yuliyanti, Fitri. 2012. Uji Kompetensi IPA Untuk Sekolah Dasar. Yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.
ZAINI, Hisyam,dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani.
Lampiran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SIKLUS 1
Sekolah : MI Ma’arif Jambu
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V / 2
Materi : Daur Air
Alokasi Waktu : (2 x 35 menit)
Hari, tanggal : Jum’at, 16 Maret 2018
A. Standar Kompetensi
7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
B. Kompetensi Dasar
7.4. Mendiskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya
C. Indikator
1. Menjelaskan peta konsep tentang air
2. Menyebutkan manfaat air bagi kehidupan
3. Menjelaskan daur air
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah melihat gambar peta konsep tentang daur air siswa dapat
menjelaskan peta konsep tentang air
2. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan
manfaat air bagi kegidupan
3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menjelaskan
kembali daur air
E. Materi
Daur Air dan Pengaruhnya Terhadap Manusia
Air merupakan sumber kehidupan di bumi. Keberadaannya
hampr dua per tiga di bumi. Sebagian besar air di bumi berupa air asin
(98%). Adapun sebagian kecil (2%) berupa air tawar. Kedua air
tersebut mengalami siklus atau perputaran, sehingga dapat terus
dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
1. Proses daur air
Keberadaan air selalu ada di sekitar kita dan tidak pernah
habis. Hal ini terjadi karena air yang kita gunakan mengalami
perputaran atau( daur air). Daur air sering disebut juga siklus air.
Daur air adalah peristiwa perputaran (sirkulasi) air dari bumi ke
atmosfer, kemudian kembali lagi ke bumi. Perhatikan gambar di
bawah ini:
Gambar 1.1 Siklus Daur Air
Berdasarkan gambar tersebut, kamu dapat mengamati bahwa
siklus air melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi
(prngrndapan), dan kondensasi (pengembunan). Penguapan air
sungai, air danau, air laut serta penguapan yang terjadi pada
tumbuhan itulah yang disebut proses evaporasi. Hasil penguapan
yang banyak, menyebabkan udara tidak mampu menampung lagi
(jenuh), inilah yang disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhu
turun, uap air akan menjadi titik-titik air yang membentuk awan.
Uap air
Udara jenuh
uap air Air
Awan
Presipitasi Evaporasi
Kondensas
i
Hujan
Proses ini disebut kondensasi (pengembunana). Selanjutnya, awan
akan turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian
akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah dan
sebagian lainya jatuh ke danau atau meresap ke tanah menjadi air
tanah. Air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
tersebut akan melewati perumahan penduduk, selikan parit, sungai-
sungai kecil, sungai besar, sebelum akhirnya kembali ke laut lagi.
Setelah kembali ke laut, proses daur air akan dimulai.
2. Manfaat Air
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok seluruh makluk
hidup. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Selain untuk kebutuhan
hidup, air juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manusia,
diantaranya adalah:
7) Sebagai sarana transportasi
8) Memenuhi keperluan sehari hari
9) Kegiatan pertanian dan perikanan
10) Sebagai sarana wisata/rekreasi
11) Sebagai sarana irigasi/pengairan
12) Sebagai PLTA (Pembangkit alaistrik Tenaga Air)
3. Kegiatan manusia yang dapat memengarahu daur air
Daur air akan berlangsung terus menerus. Manfaat adanya daur
air, yaitu persediaan air dapat merata di semua tempat. Namun, daur
air dapat terganggu oleh beberapa kegiatan manusia, diantaranya
sebagai berikut:
a. Penebangan liar
Hutan banyak terdapat di daerah pegunungan. Penebangan
pohon yang berlebihan menyebabkan hutan menjadi gundul.
Hal itu tentu memengaruhi jumlah air yang meresap ke dalam
tanah. Hutan gundul tidak dapat menyerap air. Akibatnya,
ketika turun hujan, air akan langsung mengalir ke sungai dan
akhirnya ke laut. Karena tidak ada penahanannya, aliran itu
deras sehingga dapat mengikis tanah lapisan atas dan humus.
Akibatnya, tanah menjadi tandus. Selain itu, dapat juga
menyebabkan banjir. Sumber mata air di pegunungan pun
menjadi kering. Akibatnya, makhluk hidup di sekitar hutan
kekurangan air.
b. Penutupan daerah resapan air
Tanah yang subur dapat meresapkan air dalam jumlah banyak.
Daerah resapan air ini, misalnya daerah perbukitan. Resapan air
dapat menjadi sumber air tanah bagi daerah-daerah di
sekitarnya. Namun, karena jumlah penduduk yang makin
banyak, daerah perbukitan banyak yang diubah menjadi
kawasan pemukiman, gedung, jalan, dan pabrik. Akibatnya,
daerah resapan air pun menjadi berkurang. Jika daerah resapan
air berkurang, sumber air tanah pun berkurang.
c. Pencemaran air
Air bersih diperlukan untuk berbagai keperluan, misalnya
minum, mencuci, mandi dan keperluan lainnya. Namun,
kegiatan manusia sering menyebabkan pencemaran air.
Tindakan tersebut, misalnya membuang limbah sabun atau
cucian ke sungai, atau pembuangan limbah berbahaya yang
bersifat racun ke air. Air yang tercemar limbah beracun dapar
memengaruhi kesehatan manusia.
d. Pemakaian air yang berlebihan
Air yang jumlahnya banyak, bukan berarti dapat digunakan
sesuka hati. Pemakaian air yang berlebihan merupakan
pemborosan dan dapat menyebabkan terganggunya daur air.
Oleh karena itu, kita seharunya dapat menggunakan air sesuai
dengan kebutuhan. Penghematan air merupakan salah satu
usaha yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan hidup.
4. Menghemat air
10) Mematikan kran air jika tidak digunakan
11) Tidak membiarkan kran wastafel terus mengucur saat
menggosok gigi
12) Mencuci kendaraan seminggu sekali atau bila sudah terlihat
kotor sekali
13) Mandi dengan pancuran. Mandi dengan gayung bisa tiga kali
lebih boros dibandingkan dengan pancuran. Mandi berendam
paling banyak memboroskan air.
14) Menggunakan air bekas cucian tangan untuk menyiram tanaman
15) Tampunglah air bekas cucian tangan dalam baskom, lalu
gunakanlah air itu untuk menyiram tanaman
16) Jangan mencuci pakaian terlalu seriang. Cucilah pakaian jika
sudah cukup banyak. Pakailah tiga ember, yaitu untuk
merendam dan menyabun, membersihkan, serta membilas.
Mencuci pakaian langsung di bawah kran bisa 15 kali lebih
boros air
17) Upayakanlah membuat sumur resapan. Jangan menghabiskan
semua lahan untuk disemen. Adanya sumur resapan membuat
sumur airmu tetap berlimpah di musim kering.
18) Jangan membuang sampah di sungai
F. Sumber Belajar
1. Pratiwi, Kunthi. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V
Semester 2. Sukoharjo: CV Sindunata.
2. Yulianti, Fitri. 2012. Uji Kompetensi IPA untuk Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
G. Media Pembelajaran
1. Gambar siklus daur air
2. Peta konsep siklus air
H. Alat dan bahan
Alat:
1. Pensil
2. Spedol
3. Buku gambar
4. Buku tulis
Bahan:
1. Sterofoom
2. Karton
I. Metode
1. Ceramah 4. Peta konsep siklus
2. Demonstrasi
3. Tanya jawab
J. Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
Pembukaan
a. Berdoa
b. Memeriksa kerapian siswa
c. Memeriksa kesiapan ruang, media, dan lainnya
d. Menyampaikan Kompetensi Dasar
e. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
f. Apersepsi
2. Kegiatan Inti (50 menit)
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
1) Menjelaskan gambar peta konsep tentang daur air
2) Menjelaskan manfaat air bagi kehidupan
3) Menggambarkan siklus daur air menggunakan peta konsep
4) Menjelaskan siklus daur air
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
(5) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah
konsep yaitu siklus daur air
(6) Mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang
menunjang ide utama, dengan menyebutkan proses yang ada pada
daur air seperti presipitasi, kondensasi, hujan, dan evaporasi
(7) Guru menempatkan proses-proses daur air tersebut dengan arah
melingkar karena proses daur air tersebut terus berinteraksi
sehingga tidak ada yang final, dan siklus tersebut berjalan dengan
sendirinya
(8) Guru menuliskan komponen utama seperti uap air yang terus
berkumpul kemudian di hubungkan dengan tanda panah yang
bertuliskan proses daur air seperti presipitasi yang mengakibatkan
uap air jenuh terkempul, begitu juga selanjutnya hingga terjadi
penguapan yang mengakibatkan uap air terkumpul kembali.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi gur:
1) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
2) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Evaluasi
b. Kesimpulan
c. Berdoa
K. Penilaian
1. Jenis tes : tertulis
2. Bentuk tes : pilihan ganda
3. Alat tes : ( terlampir)
Pilihan ganda : disediakan soal pilihan ganda dengan 15 butir soal,
masing-,asing nomor memiliki nilai 1, jadi jumlah total skor
Mengetahui Jambu, Maret 2018
Kepala Madrasah Guru Kelas V
Zaidun, S.H.I Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I
Uji Kompetensi
SIKLUS I
I. Secara mandiri, coba kamu kerjakan soal berikut dengan memberi tanda
silang (x)pada hurif a, b, c, atau d!
1. Di bawah ini merupakan beberapa manfaat air dalam kehidupan sehari-
hari manusia, kecuali …
a. Mencuci c. mengecat
b. Mandi d. minum
2. Sumber air dibedakan menjadi dua, yaitu sumber air alami dan sumber air
buatan. Yang merupakan sumber air alami adalah …
a. Sumur pompa c. air PAM
b. Sumur tradisional d. mata air
3. Air di permukaan bumi selalu tersedia karena adanya …
a. Lautan c. danau
b. Daur air d. sumber mata air
4. Di bawah ini merupakan salah satu cara menghemat air adalah …
a. Menggosok gigi dengan air secukupnya
b. Menyiram Bungan tiap pagi dan sore hari
c. Menggunakan air untuk bermain-main
d. Mencuci kendaraan yang masih bersih
5. Kegiatan manusia yang dapat menganggu proses daur air adalah, kecuali
…
a. Membiarkan lahan kosong tidak di tanami dengan tumbuhan
b. Menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari
c. Membuang sampah pada tempatnya
d. Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan-bangunan lain
6. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan terjadinya banjir adalah …
a. Membuang sampah pada tempatnya
b. Membangun rumah di daerah bantaran sungai
c. Mencuci baju di sungai
d. Membersihkan sampah di parit
7. Air di permukaan bumi mengalami penguapan karena mendapat …
a. Terpaan hujan c. panas dari bumi
b. Tiupan angina d. panas dari matahari
8. Pohon-pohon mempunyai arti penting dalam daur air, pohon-pohon
tersebut berfungsi untuk …
a. Menyimpan air hujan
b. Menangkap sinar matahari
c. Mempercepat penguapan air
d. Menahan aliran air
9. Air hujan dapat menjadi air tanah karena proses …
a. Penguapan c. pemanasan
b. Pengembunan d. peresapan
10. Penutupan permukaan tanah dengan bahan yang tidak menyerap air
seharusnya dihindari, karena dapat menyebabkan …
a. Tanah tidak dapat dimanfaatkan
b. Daerah resapan air akan terganggu
c. Air tidak dapat dimanfaatkan
d. Air hujan tidak menganggu sumur
11. Uap air yang suhunya turun akan berubah menjadi air. Air ini akan
berkumpul di angkasa kemudian turun menjadi …
a. Angina c. debu
b. Pelangi d. hujan
12. Betonisasi jalan-jalan dapat menganggu daur air karena …
a. Membuat jalan terasa panas
b. Air terlalu cepat merembes ke tanah
c. Mengurangi peresapan air
d. Menyimpan air hujan
13. Kurangnya cadangan air dapat diatasi dengan cara …
a. Penggalian sungai sedalam mungkin
b. Penghijauan kembali hutan gundul
c. Pembuatan irigasi sebanyak mungkin
d. Perluasan tanah pertanian
14. Berikut ini yang termasuk olahraga yang memanfaatkan air adalah,
kecuali …
a. Ski air c. selancar
b. Lari lintas alam d. arung jeram
15. Pembuatan teras di lereng bukit bertujuan …
a. Memperbaiki susunan tanah
b. Mencegah tanah longsor
c. Menyuburkan lapisan tanah
d. Mencegah banjir
Kunci jawaban
1. C 6. B 11.D
2. D 7. D 12. C
3. B 8. A 13. B
4. A 9. D 14. B
5. C 10. B 15. B
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : MI Ma’arif Jambu Semester : II
Nama Guru : Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA Tahun Pelajaran: 2018
Materi : Siklus Daur Air
No Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Kemampuan Membuka Pelajaran
1 Mengajak siswa untuk berdoa bersama √
2 Memeriksa kerapian siswa √
3 Menyampaikan Kompetensi Dasar √
4 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran √
5 Menyampaikan pelajaran yang telah lalu
(apersepsi)
√
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara √
7 Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa
√
8 Antusiame dalam penampilan √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi
Pelajaran)
9 Guru memilih suatu bahan bacaan √
10 Guru menentukan konsep-konsep yang relevan √
11 Guru mengurutkan konsep yang inklusif ke
yang kurang inklusif
√
12 Guru mengidentifikasi ide pokok/sekunder yang
melingkupi konsep-konsep
√
13 Guru mengidentifikasi ide sekunder yang
menunjang ide pokok
√
14 Guru meletakkan ide pokok di tengah atau di
puncak peta konsep
√
15 Guru menempatkan ide sekunder di sekeliling
ide pokok
√
16 Guru dapat mempraktikan strategi dengan baik √
17 Melibatkan strategi dalam penerapan strategi
Peta Konsep Siklus
√
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak Lanjut/Follow Up
23 Memberikan tugas kepada siswa baik secara
individu maupun kelompok
√
24 Menginformasikan materi/bahan belajar yang √
akan dipelajari berikutnya
25 Memberikan motivasi untuk untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 72 21
Total 93
Kategori Baik
*berilah tanda centang ( √ ) pada kolom skor*
Keterangan : Rentang Kategori:
A = 4 ( Sangat Baik) Nilai 76 – 100 ( Baik )
B = 3 ( Baik ) Nilai 51 – 75 ( Sedang )
C = 2 ( Cukup ) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
D = 1 ( Kurang )
Jambu, 16 Maret 2018
Observer
Mutmainnatul Birroh, S.Pd.SD
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Ma’arif Jambu
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V / 2
Materi : Daur Air
Alokasi Waktu : (2 x 35 menit)
Hari, tanggal : Senin, 19 Maret 2018
L. Standar Kompetensi
8. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan
penggunaan sumber daya alam
M. Kompetensi Dasar
7.5. Mendeskripsikan perlunya penghematan air
N. Indikator
4. Menjelaskan peta konsep tentang air
5. Menyebutkan kegiatan manusia terhadap daur air dan akibatnya
6. Menyebutkan cara menghemat air
O. Tujuan Pembelajaran
4. Setelah melihat gambar peta konsep tentang daur air siswa dapat
menjelaskan peta konsep tentang air
5. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan
kegiatan manusia terhadap daur air dan akibatnya
6. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru siswa dapat menyebutkan cara
menghemat air
P. Materi
Daur Air dan Pengaruhnya Terhadap Manusia
Air merupakan sumber kehidupan di bumi. Keberadaannya
hampr dua per tiga di bumi. Sebagian besar air di bumi berupa air asin
(98%). Adapun sebagian kecil (2%) berupa air tawar. Kedua air
tersebut mengalami siklus atau perputaran, sehingga dapat terus
dimanfaatkan oleh manusia dan makhluk hidup lainnya.
5. Proses daur air
Keberadaan air selalu ada di sekitar kita dan tidak pernah
habis. Hal ini terjadi karena air yang kita gunakan mengalami
perputaran atau( daur air). Daur air sering disebut juga siklus air.
Daur air adalah peristiwa perputaran (sirkulasi) air dari bumi ke
atmosfer, kemudian kembali lagi ke bumi. Perhatikan gambar di
bawah ini:
Gambar 1.1 siklus daur air
Berdasarkan gambar tersebut, kamu dapat mengamati bahwa
siklus air melalui proses evaporasi (penguapan), presipitasi
(prngrndapan), dan kondensasi (pengembunan). Penguapan air
sungai, air danau, air laut serta penguapan yang terjadi pada
tumbuhan itulah yang disebut proses evaporasi. Hasil penguapan
yang banyak, menyebabkan udara tidak mampu menampung lagi
(jenuh), inilah yang disebut presipitasi (pengendapan). Jika suhu
turun, uap air akan menjadi titik-titik air yang membentuk awan.
Proses ini disebut kondensasi (pengembunana). Selanjutnya, awan
Uap air
Udara jenuh
uap air Air
Awan
Presipitasi
Kondensas
i
Hujan
Evaporasi
akan turun sebagai hujan. Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian
akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah dan
sebagian lainya jatuh ke danau atau meresap ke tanah menjadi air
tanah. Air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah
tersebut akan melewati perumahan penduduk, selikan parit, sungai-
sungai kecil, sungai besar, sebelum akhirnya kembali ke laut lagi.
Setelah kembali ke laut, proses daur air akan dimulai.
6. Manfaat Air
Air merupakan salah satu kebutuhan pokok seluruh makluk
hidup. Tanpa air makhluk hidup akan mati. Selain untuk kebutuhan
hidup, air juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manusia,
diantaranya adalah:
13) Sebagai sarana transportasi
14) Memenuhi keperluan sehari hari
15) Kegiatan pertanian dan perikanan
16) Sebagai sarana wisata/rekreasi
17) Sebagai sarana irigasi/pengairan
18) Sebagai PLTA (Pembangkit alaistrik Tenaga Air)
7. Kegiatan manusia yang dapat memengarahu daur air
Daur air akan berlangsung terus menerus. Manfaat adanya daur
air, yaitu persediaan air dapat merata di semua tempat. Namun, daur
air dapat terganggu oleh beberapa kegiatan manusia, diantaranya
sebagai berikut:
e. Penebangan liar
Hutan banyak terdapat di daerah pegunungan. Penebangan
pohon yang berlebihan menyebabkan hutan menjadi gundul.
Hal itu tentu memengaruhi jumlah air yang meresap ke dalam
tanah. Hutan gundul tidak dapat menyerap air. Akibatnya,
ketika turun hujan, air akan langsung mengalir ke sungai dan
akhirnya ke laut. Karena tidak ada penahanannya, aliran itu
deras sehingga dapat mengikis tanah lapisan atas dan humus.
Akibatnya, tanah menjadi tandus. Selain itu, dapat juga
menyebabkan banjir. Sumber mata air di pegunungan pun
menjadi kering. Akibatnya, makhluk hidup di sekitar hutan
kekurangan air.
f. Penutupan daerah eresapan air
Tanah yang subur dapat meresapkan air dalam jumlah banyak.
Daerah resapan air ini, misalnya daerah perbukitan. Resapan air
dapat menjadi sumber air tanah bagi daerah-daerah di
sekitarnya. Namun, karena jumlah penduduk yang makin
banyak, daerah perbukitan banyak yang diubah menjadi
kawasan pemukiman, gedung, jalan, dan pabrik. Akibatnya,
daerah resapan air pun menjadi berkurang. Jika daerah resapan
air berkurang, sumber air tanah pun berkurang.
g. Pencemaran air
Air bersih diperlukan untuk berbagai keperluan, misalnya
minum, mencuci, mandi dan keperluan lainnya. Namun,
kegiatan manusia sering menyebabkan pencemaran air.
Tindakan tersebut, misalnya membuang limbah sabun atau
cucian ke sungai, atau pembuangan limbah berbahaya yang
bersifat racun ke air. Air yang tercemar limbah beracun dapar
memengaruhi kesehatan manusia.
h. Pemakaian air yang berlebihan
Air yang jumlahnya banyak, bukan berarti dapat digunakan
sesuka hati. Pemakaian air yang berlebihan merupakan
pemborosan dan dapat menyebabkan terganggunya daur air.
Oleh karena itu, kita seharunya dapat menggunakan air sesuai
dengan kebutuhan. Penghematan air merupakan salah satu
usaha yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan hidup.
8. Menghemat air
19) Mematikan kran air jika tidak digunakan
20) Tidak membiarkan kran wastafel terus mengucur saat
menggosok gigi
21) Mencuci kendaraan seminggu sekali atau bila sudah terlihat
kotor sekali
22) Mandi dengan pancuran. Mandi dengan gayung bisa tiga kali
lebih boros dibandingkan dengan pancuran. Mandi berendam
paling banyak memboroskan air.
23) Menggunakan air bekas cucian tangan untuk menyiram tanaman
24) Tampunglah air bekas cucian tangan dalam baskom, lalu
gunakanlah air itu untuk menyiram tanaman
25) Jangan mencuci pakaian terlalu seriang. Cucilah pakaian jika
sudah cukup banyak. Pakailah tiga ember, yaitu untuk
merendam dan menyabun, membersihkan, serta membilas.
Mencuci pakaian langsung di bawah kran bisa 15 kali lebih
boros air
26) Upayakanlah membuat sumur resapan. Jangan menghabiskan
semua lahan untuk disemen. Adanya sumur resapan membuat
sumur airmu tetap berlimpah di musim kering.
27) Jangan membuang sampah di sungai
Q. Sumber Belajar
3. Pratiwi, Kunthi. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas V
Semester 2. Sukoharjo: CV Sindunata.
4. Yulianti, Fitri. 2012. Uji Kompetensi IPA untuk Sekolah Dasar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
R. Media Pembelajaran
3. Gambar siklus daur air
4. Peta konsep siklus air
5. Gambar kerusakan di alam
S. Alat dan bahan
Alat:
5. Pensil
6. Spedol
7. Buku gambar
8. Buku tulis
Bahan:
3. Sterofoom
4. Karton bergambar kerusakan alam
T. Metode
4. Ceramah 3. Tanya Jawab
5. Demonstrasi 4. Peta konsep siklus
U. Kegiatan Pembelajaran
4. Kegiatan Awal (10 menit)
Pembukaan
g. Berdoa
h. Memeriksa kerapian siswa
i. Memeriksa kesiapan ruang, media, dan lainnya
j. Menyampaikan Kompetensi Dasar
k. Menyampaikan Tujuan Pembelajaran
l. Apersepsi
5. Kegiatan Inti (50 menit)
d. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi guru:
5) Menjelaskan gambar peta konsep tentang daur air
6) Menjelaskan kegiatan manusia terhadap daur air
7) Menjelaskan kegiatan manusia yang merusak lingkungan alam
e. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi guru:
(9) Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah
konsep yaitu siklus daur air
(10) Mengidentifikasi kegiatan manusia terhadap daur air dan cara
menghemat air
(11) Guru menempelkan gambar-gambar kerusakan alam akibat
kegiatan manusia
(12) Guru menempelkan gambar-gambar kerusakan alam dengan
bentuk melingkar seperti siklus daur air agar lebih menarik, dan di
sesuaikan dengan kerusakan alam yang terrjadi akibat kegiatan
manusia pada proses daur air.
f. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi gur:
3) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
4) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
6. Kegiatan Penutup (10 menit)
d. Evaluasi
e. Kesimpulan
f. Berdoa
V. Penilaian
4. Jenis tes : tertulis
5. Bentuk tes : pilihan ganda
6. Alat tes : ( terlampir)
Pilihan ganda : disediakan soal pilihan ganda dengan 15 butir soal,
masing-,asing nomor memiliki nilai 1, jadi jumlah total skor
Mengetahui Jambu, 19 Maret 2018
Kepala Madrasah Guru Kelas V
Zaidun, S.H.I Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I
Uji Kompetensi
SIKLUS II
I. Secara mandiri, coba kamu kerjakan soal berikut dengan memberi tanda
silang (x)pada hurif a, b, c, atau d!
1. Air permukaan bumi selalu tersedia karena adanya …
a. Sumber mata air c. daur air
b. Lautan d. danau
2. Berikut yang merupakan sumber air alami adalah …
a. PDAM c. sumur pompa
b. Mata air d. kolam renang
3. Air di permukaan bumi mengalami penguapan karena menerima …
a. Tiupan angina c. panas matahari
b. Panas bumi d. terpaan ombak
4. Berikut ini yang merupakan contoh olahraga yang memanfaatkan air
adalah …
a. Arung jeram c. volli
b. Kasti d. basket
5. Air di bumi tidak akan pernah habis walaupun terus-menerus digunakan.
Hal ini disebabkan air mengalami …
a. Penambahan c. perputaran
b. Pencampuran d. pengurangan
6. Berikut ini yang termasuk dari kegiatan manusia yang dapat
mengakibatkan terganggunya daur air adalah …
a. Menanam pohon dihutan yang gundul
b. Membuang sampah pada tempatnya
c. Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan-bangunan
d. Mengelola limbah pabrik sebelum di buang kesungai
7. Berikut ini adalah satu cara menghemat air adalah …
a. Menggosok gigi dengan air secukupnya
b. Menyiram bunga dengan banyak air
c. Menggunakan air untuk bermain-main
d. Mencuci kendaraan yang masih bersih
8. Berikut yang bukan merupakan contoh tindakan mengehamat air adalah
…
a. Menutup kran setelah menggunakannya
b. Mencuci kendaraan apabila kendaraan kotor saja
c. Menggunakan air bekas mencuci beras untuk menyiram tanaman
d. Mencuci kendaraan setiap hari
9. Kegiatan manusia berikut yang tidak menganggu proses daur air adalah …
a. Membuang sampah pada tempatnya
b. Membiarkan lahan kosong tidak di tanamai dengan tumbuhan
c. Menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari
d. Mengubah daerah resapan air menjadi bangunan-bangunan lain
10. Berikut ini salah satu contoh cara penghematan air adalah, kecuali …
a. Menutup kran setelah digunakan
b. Menyiram tanaman dengan bekas air cucian
c. Mencuci pakain sedikit demi sedikit
d. Mencuci kendaraan jika kotor
11. Sawah di daerah pedesaan dibuat terasering. Pembuatan terasering
bertujuan mencegah …
a. Erosi c. gempa bumi
b. Gunung metelus d. abrasi
12. Kegiatan manusia yang dapat menyebabkan banjir adalah …
a. Membuang sampah pada tempatnya
b. Membersihkan sampah di parit
c. Membuang sampah di sungai
d. Mencuci baju di sungai
13. Akibat buruk yang ditimbulkan oleh penebangan liar adalah …
a. Tersedia air bersih
b. Harga kayu murah
c. Terjadi tanah longsor
d. Banyak tersedia kayu
14. Air asin yang berada di bumi mencapai jumlah …
a. 96% c. 98%
b. 97% d. 99%
15. Air tang tersedia hanya berjumalah 2%, merupakan air …
a. Asin c. hujan
b. Tawar d. payau
Kunci jawaban
6. C 6. C 11. A
7. B 7. A 12. C
8. C 8. D 13. C
9. A 9. A 14. C
10. C 10. C 15. B
LEMBAR PENGAMATAN GURU DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS II
Nama Sekolah : MI Ma’arif Jambu Semester : II
Nama Guru : Tri Kukuh Andarbeni, S.Pd.I Kelas : V
Mata Pelajaran : IPA Tahun Pelajaran: 2018
Materi : Siklus Daur Air
No Aspek yang dinilai Skor
A B C D
Kemampuan Membuka Pelajaran
1 Mengajak siswa untuk berdoa bersama √
2 Memeriksa kerapian siswa √
3 Menyampaikan Kompetensi Dasar √
4 Menyampaikan Tujuan Pembelajaran √
5 Menyampaikan pelajaran yang telah lalu
(apersepsi)
√
Sikap Guru dalam Proses Pembelajaran
6 Kejelasan artikulasi suara √
7 Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa
√
8 Antusiame dalam penampilan √
Penguasaan Bahan Belajar (Materi Pelajaran)
9 Guru memilih suatu bahan bacaan √
10 Guru memilih konsep-konsep yang relevan √
11 Guru mengurutkan konsep-konsep yang inklusif
ke yang kurang inklusif
√
12 Guru mengidentifikasi ide pokok/primer yang
melingkupi sejumlah konsep
√
13 Guru mengidentifikasi ide sekunder yang
menunjang ide pokok
√
14 Guru menempatkan ide pokok di tengah atau di
pucuk peta konsep
√
15 Guru menempatkan ide sekunder di sekeliling ide
pokok
√
16 Guru dapat mempraktikan strategi dengan baik √
17 Melibatkan strategi dalam penerapan strategi Peta
Konsep Siklus
√
Evaluasi Pembelajaran
18 Penilaian relevan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
√
19 Penilaian yang diberikan sesuai dengan RPP √
Kemampuan Menutup Kegiatan
Pembelajaran
20 Meninjau kembali materi yang telah diberikan √
21 Memberikan kesempatan untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
22 Memberikan kesimpulan kegiatan pembelajaran √
Tindak Lanjut/Follow Up
23 Memberikan tugas kepada siswa baik secara
individu maupun kelompok
√
24 Menginformasikan materi/bahan belajar yang
akan dipelajari berikutnya
√
25 Memberikan motivasi untuk untuk selalu terus
belajar
√
Jumlah 80 15
Total 95
Kategori Baik
*berilah tanda centang ( √ ) pada kolom skor*
Keterangan : Rentang Kategori:
A = 4 ( Sangat Baik) Nilai 76 – 100 ( Baik )
B = 3 ( Baik ) Nilai 51 – 75 ( Sedang )
C = 2 ( Cukup ) Nilai 25 – 50 ( Kurang )
D = 1 ( Kurang )
Jambu, 19 Maret 2018
Observer
Mutmainnatul Birroh, S.Pd.SD
Gambar 1 peta konsep siklus
Gambar 2 guru menjelaskan proses daur air dengan peta konsep siklus
Gambar 3 guru membimbing siswa yang belum paham
Gambar 4 guru memberikan penjelasan kepada siswa yang bertanya
Gambar 5 guru membimbing siswa saat maju kedepan kelas
Gambar 6 siswa membacakan hasil belajar
Gambar 7 siswa mengerjakan soal evaluasi
top related