penggunaan media audiovisual terhadap …
Post on 10-Nov-2021
6 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI
SMP NEGERI I PALLANGGA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
ABD. WAHAB AL HASAN IPA NIM. 105 190 1311 11
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERISTAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1436 H - 2015 M
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan penuh kesadaran, peneliti yang bertanda tangan di bawah ini,
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya peneliti sendiri.
Jika kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat,
maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.
Makassar, 15 Syawal 1436 H 31 Juli 2015 M
Peneliti,
Abd. Wahab Al Hasan Ipa
iii
iv
v
vi
PRAKATA
Tidak ada kata lain yang lebih baik diucapkan selain puji dan syukur
kepada Allah Swt, atas rahmat dan hidayah serta kesempatan yang telah
diberikan kepada hambanya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi tercinta,
Muhammad SAW yang telah menyinari dunia ini dengan cahaya Islam.
Serta keluarga-Nya dan para sahabat-sahabat-Nya dan orang-orang yang
mengikuti beliau.
Penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya serta salam penuh hormat dengan segenap cinta kepada
keluarga terutama kepada Ayahanda (Hasan Ipa) dan Ibunda (Lilis
Djakaria) yang selalu mencurahkan cinta dan kasih sayang serta doanya
selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga
menyampaikan terima kasih kepada kakak-kakak (Nursuciani Handini
Senjah Hasan, S.Kom, Nurfitriani Merdekawati Hasan, Amd.AK, Muh.
Reza Rinaldi Al Hasan Ipa, SE, Muh. Ikbal Al Hasan Ipa) yang selalu
memberikan bantuan terutama materi dan motivasi yang tinggi serta
perhatian yang melimpah sehingga penulis tidak pernah merasa
kekurangan perhatian.
vii
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang setingi-
tingginya penulis sampaikan kepada :
1. Dr. Irwan Akib, M.Pd Rektor Unismuh Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam
Unismuh Makassar.
3. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si Ketua Program Studi Pendidikan
Agama Islam Unismuh Makassar.
4. Dr. Hj. Maryam, M.Th.I Sekretaris Program Studi Pendidikan
Agama Islam UNISMUH Makassar.
5. Dr. Rusli Malli, M.Ag sebagai Pembimbing I dan Ahmad Abdullah,
S.Ag, M.Pd sebagai Pembimbing II atas kerelaan meluangkan
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Agama Islam
Unismuh Makassar yang telah membekali penulis ilmu
pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Mas‟ud Kasim, S.Pd, M.Pd Kepala Sekolah SMP Negeri 1
Pallangga yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian.
8. Bapak Syarif, S.Pd.I, MA dan Ibu Ramlah, S.Ag guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membantu penulis
selama melaksanakan penelitian, serta para guru SMP Negeri 1
Pallangga.
viii
9. Peserta didik kelas VIII.7 SMP Negeri 1 Pallangga yang dengan
senang hati menerima saya dan berpartisipasi dalam pelaksanaan
penelitian .
10. Rekan seperjuangan Program Studi Pendidikan Agama Islam
angkatan 2011 khususnya kelas C Unismuh Makassar, terima
kasih atas solidaritas yang diberikan selama menjalani
perkuliahan, semoga kebersamaan dan keakraban kita akan terus
terjaga hingga akhir hayat.
11. Marsuanti Marzuki yang telah memberikan motivasi dalam proses
penyusunan skripsi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini pada tepat waktu.
12. Dan semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran
penyusunan skripsi ini yang tidak sempat disebutkan namanya
satu persatu semoga bantuan dan dukungannya mendapat
balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini
masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun
penulisan. Penulis telah berusaha untuk menjadikan skripsi ini, sebuah
karya yang bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Namun dibalik
semua itu, kesempurnaan hanya milik Allah Yang Maha Sempurna dan
tidak dimiliki manusia. Untuk itu, saran dan kritikan yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk perbaikan menuju kesempurnaan
skripsi ini.
ix
Akhir kata, penulis kembalikan semua kepada Allah SWT, semoga
keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis memperoleh
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Semoga kita semua
senantiasa mendapat rahmat dan hidayah-Nya, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, 31 Juli 2015
Peneliti,
Abd. Wahab Al Hasan Ipa
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ..................................................... iv
PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. v
PRAKATA ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ...................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii
ABSTRAK ......................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian .................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 10
A. Media ...................................................................................... 10
B. Media Pembelajaran ............................................................... 11
1. Faktor-faktor Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran .. 14
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran ............................................... 16
3. Kegunaan Media dalam Pembelajaran ................................ 17
4. Fungsi Media Pembelajaran ................................................ 20
xi
5. Jenis-jenis Media Pembelajaran .......................................... 22
C. Media Audiovisual ................................................................... 24
1. Pengertian Media Audiovisual ............................................. 24
2. Kelebihan Menggunakan Media Audiovisual ....................... 25
3. Manfaat Media Audiovisual dalam Pembelajaran ................ 26
D. Evaluasi Pembelajaran ............................................................ 28
E. Pendidikan Agama Islam ......................................................... 30
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 30
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam ......................................... 33
3. Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam ........................ 34
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 37
A. Jenis Penelitian ....................................................................... 37
B. Lokasi dan Objek Penelitian .................................................... 37
C. Variabel Penelitian .................................................................. 37
D. Definisi Operasional Variabel .................................................. 38
E. Populasi dan Sampel .............................................................. 39
F. Instrumen Penelitian ............................................................... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 43
H. Teknik Analisis Data ................................................................ 44
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................. 46
A. Deskripsikan Lokasi Penelitian ................................................ 46
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pallangga ....................... 46
2. Motto, Visi dan Misi SMP Negeri 1 Pallangga ..................... 47
xii
3. Keadaan Guru ..................................................................... 48
4. Keadaan Peserta Didik di SMP Negeri 1 Pallangga ............ 52
5. Sarana dan Prasarana ........................................................ 53
B. Penggunaan Media Audiovisual dalam Proses Pembelajaran
di SMP Negeri 1 Pallangga ..................................................... 55
C. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Setelah Menggunakan Media Audiovisual di SMP Negeri 1
Pallangga ................................................................................ 58
D. Model Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................... 62
BAB V KESIMPULAN ....................................................................... 67
A. Kesimpulan ............................................................................. 67
B. Saran ...................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 69
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel. 1 Keadaan Populasi ........................................................... 39
Tabel. 2 Keadaan Sample ............................................................ 41
Tabel. 3 Daftar Nama Kepala Sekolah .......................................... 47
Tabel. 4 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pallangga ............................. 49
Tabel. 5 Jumlah Peserta Didik ...................................................... 52
Tabel. 6 Keadaan Sarana dan Prasarana ..................................... 53
Tabel. 7 Peserta didik lebih interaktif dalam proses pembelajaran
dengan menggunakan media audiovisual ....................... 58
Tabel. 8 Peserta didik lebih bersemangat mengikuti pelajaran
apabila menggunakan media audiovisual ........................ 59
Tabel. 9 Peserta didik lebih bisa mengikuti pelajaran dengan baik
bila guru menggunakan media audiovisual ..................... 60
Tabel. 10 Peserta didik lebih termotivasi setelah guru
menggunakan media audiovisual dalam proses
pembelajaran .................................................................. 61
Tabel. 11 Peserta didik lebih mudah memahami pelajaran setelah
guru menggunakan media audiovisual dalam proses
pembelajaran .................................................................. 61
xiv
ABSTRAK
ABD. WAHAB AL HASAN IPA, 105 190 1311 11 “Penggunaan Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa.” (di bimbing oleh Bapak Rusli Malli dan Bapak Ahmad Abdullah).
Skripsi ini merupakan suatu pembahasan yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan media audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang dianalisis deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua peserta didik dan guru Pendidikan Agama Islam sebanyak 2235 orang. Adapun teknik yang digunakan adalah purposive sample (tunjuk langsung) dengan 47 responden, yakni kelas VIII.7 sebanyak 45 orang dan guru Pendidikan Agama Islam 2 orang. Jadi jumlah sample secara keseluruhan yakni 47 responden. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui instrumen berupa observasi, angket, wawancara dan dokumentasi. Seluruh data yang terkumpul selanjutnya dianalisis deskriptif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa, guru menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran apabila ada materi pembelajaran yang sesuai sehingga peserta didik lebih interaktif dan lebih bersemangat dalam proses pembelajaran. Peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam penggunaan media audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga meningkat, sebab media audiovisual (video pembelajaran) memberikan daya tarik kepada peserta didik, dapat menyerap pembelajaran melalui pendengaran (audio) sekaligus dengan penglihatan (visual) sehingga peserta didik lebih termotivasi dan lebih mudah memahami pelajaran. Model pembelajaran yang guru gunakan masih bersifat animasi (2D) namun terkadang pula guru menggunakan media gambar (media visual) sebagai alat alternatif bila media audiovisual (video pembelajaran) yang sesuai belum di dapatkan atau di persiapkan.
Penggunaan media audiovisual dalam proses pembelajaran di SMP Negeri 1 Pallangga memiliki kendala yang cukup serius karena waktu yang dibutuhkan untuk menggunakan media/alat (OHP) tersebut cukup lama. Hal ini disebabkan karena media/alat (OHP) hanya terdapat diruangan laboratorium dan materi ajar (video pembelajaran) masih terbatas yang dimiliki oleh guru.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa
perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk
dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan sesuatu yang
penting dalam kehidupan manusia.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal I ayat I yang menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga
sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu
pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan.
Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan sistem
pembelajaran yang berkualitas dan bermutu. Selain itu permasalahan
yang ada di dunia pendidikan semakin bertambah dan semakin
kompleks karena pendidikan dituntut untuk mengalami kemajuan dari
berbagai segi. Untuk mendapatkan hasil belajar yang berkulitas dan
2
bermutu perlu dilakukan perbaikan, perubahan, pembaharuan dalam
sistem pembelajaran.
Keberhasilan pencapaian kompetensi suatu mata pelajaran
bergantung kepada beberapa aspek antara lain ialah peserta didik,
guru, mata pelajaran, kurikulum, metode pengajaran, sarana dan
prasarana. Salah satu aspek yang paling mempengaruhi keberhasilan
pencapaian kompetensi yaitu guru.
Sehubungan dengan guru, Saiful Bahri Djamarah (2002:13),
mengemukakan bahwa guru adalah tenaga pendidik yang
memberikan sejumlah ilmu pengetahuan kepada anak didik di
sekolah.
Selain itu, Pupuh Fathurrohman (2007:43), mengemukakan
bahwa performance guru dalam mengajar dipengaruhui berbagai
faktor, seperti tipe kepribadian, latar belakang pendidikan,
pengalaman dan yang tak kalah penting adalah pandangan filosofis
guru kepada peserta didik.
Maka dari itu, gurulah yang terlibat langsung dalam upaya
mempengaruhi, membina, dan mengembangkan kemampuan peserta
didiknya supaya menjadi cerdas, terampil, dan bermoral tinggi serta
berjiwa sosial. Selain guru, aspek yang paling mempengaruhui
keberhasilan pencapaian kompetensi yaitu cara atau metode guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran.
3
Sehubungan dengan metode, Pupuh Fathurrohman (2007:55),
mengemukakan bahwa, metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kecenderungan yang terjadi pada proses pembelajaran di
Indonesia adalah kegiatan belajar masih berpusat pada guru. Guru
lebih banyak mendikte atau berceramah saja, peserta didiknya pun
banyak yang tidak aktif terlibat dalam proses pembelajaran, selain itu
guru kurang atau jarang menggunakan media pembelajaran sehingga
proses pembelajaran menjadi pasif dan kurang berkualitas.
Ilmu Pendidikan Agama Islam (PAI) berkaitan dengan cara
mencari tahu tentang Islam secara keseluruhan, sehingga ilmu
Pendidikan Agama Islam bukan hanya penguasaan kumpulan dalil-
dalil saja tetapi juga merupakan suatu proses hadirnya Islam dalam
diri setiap muslim.
Dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, kualitas
pembelajaran tampaknya masih dianggap bahwa materi pembelajaran
yang membosankan dan lebih banyak monoton, selain itu banyak di
antara peserta didik menganggap pelajaran Pendidikan Agama Islam
tidak begitu menarik untuk dipelajari. Adanya anggapan tersebut
menjadikan kualitas pembelajaran rendah. Hal ini dirasakan oleh
peserta didik di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa.
Keadaan tersebut perlu diperhatikan oleh seorang pendidik
khususnya guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam agar selalu
4
berusaha untuk menciptakan inovasi dalam pembelajaran sebagai
solusi untuk meningkatkan daya tarik peserta didik dalam
pembelajaran sehingga kualitas pembelajar mengalami peningkatan.
Diatara inovasi tersebut yaitu dengan mengembangkan metode dan
media pembelajaran yang sesuai.
Salah satu upaya meningkatkan kualitas pembelajaran adalah
dengan menggunakan media ke dalam kegiatan pembelajaran. Media
pembelajaran meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan
pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Media tidak
hanya berupa alat atau bahan, tetapi juga hal-hal lain yang
memungkinkan peserta didik memperoleh pengetahuan.
Sehubungan dengan media pembelajaran Miarso (2007:458),
mengatakan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan peserta didik sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
Sehingga media pembelajaran bisa dikatakan sebagai alat yang
bisa merangsang peserta didik untuk terjadinya proses pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagaikan
yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran demi tercapainya
tujuan pedidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah
pada khususnya.
Dalam kaitanya dengan proses pembelajaran di sekolah, media
pengajaran dapat mempertinggi kualitas pembelajaran dalam
5
pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil
belajar yang dicapainya.
Pembelajaran dengan menggunakan media akan bermanfaat
bagi terselenggaranya proses pembelajaran yang berkualitas. Karena
dengan memanfaatkan media yang tersedia, peserta didik diharapkan
lebih tertarik mengikuti pembelajaran, di sisi lain peserta didik akan
lebih mudah memahami serta menguasai materi yang diajarkan.
Dengan menggunakan media, peserta didik akan lebih banyak
melakukan kegiatan belajar aktif, sebab peserta didik tidak hanya
mendengarkan uraian guru tetapi juga melakukan aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan demonstrasi dan kegiatan yang lain sehingga
peserta didik tidak bosan.
Dengan memperhatikan berbagai kegunaan media, maka
peneliti akan mencobaa menggunakan media audiovisual. Media
audiovisual yaitu media pandang-dengar. Media audiovisual akan
menjadikan penyajian bahan ajar kepada peserta didik semakin
lengkap dan optimal sesuai dengan modalitas belajar peserta didik
sehingga diharapan peserta didik akan lebih paham akan materi
pembelajaran yang dipelajari sehingga kualitas pembelajaran dan
prestasi belajar peserta didik akan lebih meningkat. Selain itu media
audiovisual ini juga tidak hanya digolongkan sebagai pengalaman
belajar yang diperoleh dari penginderaan, tetapi sebagai alat teknologi
yang bisa memperkaya serta memberikan pengalaman yang bersifat
konkrit kepada peserta didik.
6
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan media audiovisual
sebagai media pembelajaran terkhusus mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam agar lebih berkualitas. Dengan media ini diharapkan
dapat membantu peserta didik dalam mempelajari, mengamati dan
menganalisa materi secara mandiri. Saat ini ketersediaan media
audiovisual untuk membantu proses pembelajaran khususnya
Pendidikan Agama Islam masih kurang dan belum banyak digunakan
di sekolah-sekolah. SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa salah
satu sekolah yang belum memaksimalkan media ini dalam proses
pembelajaran. Walaupun di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan
Pallangga Kabupaten Gowa telah tersedia adanya sarana yang
mendukung, diantaranya yaitu adanya Liquid Crystal Display (LCD)
dan komputer.
Berangkat dari permasalahan yang diuraikan di atas, maka
peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media
Audiovisual Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa.”
7
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut, peneliti dapat merumuskan
beberapa permasalahan berikut ini :
1. Bagaimana penggunaan media audiovisual di SMP Negeri 1
Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa ?
2. Bagaimana peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa ?
3. Bagaimana model penggunaan media audiovisual dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten
Gowa ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan media audiovisual di
SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten
Gowa.
2. Untuk dapat mengetahui peningkatan kualitas dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa setelah
menggunakan media audiovisual.
3. Untuk mengetahui model-model apa saja yang dapat diterapkan
dalam penggunaan media audiovisual agar dapat meningkatkan
8
kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru ialah sebagai masukan guru
Pendidikan Agama Islam untuk dapat memilih metode serta media
pembelajaran terutama media audiovisual guna meningkatkan kualitas
pembelajaran sehingga diharapkan menjadi kreatif dan inovatif dalam
proses pembelajaran serta dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
2. Bagi Peserta Didik
Manfaat penelitian ini adalah diharapkan peserta didik mampu
untuk dapat memanfaatkan media pembelajaran berbasis audiovisual.
Disamping itu peserta didik diharapkan lebih antusias dan berperan
aktif dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Manfaat penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan yang berhubungan
dengan pemanfaatan media pembelajaran khususnya media yang
berbasis audiovisual.
9
4. Bagi Institusi
Dari hasil penelitian ini, nantinya dapat dipergunakan sebagai
referensi bagi mahasiswa lain untuk penulisan yang relevan serta
menambah koleksi pustaka dan bahan bacaan bagi mahasiswa.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Media
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, menurut Arif S.
Sadiman mengemukakan (2012:6) bahwa media berasal dari
bahasa latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟,
„perantara‟ atau „pengantar‟ atau dengan kata lain media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan.
Sehubungan dengan media, Gerlach & Ely dalam Azhar
Arsyad (2014:3) mengemukakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam hal ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Menurut Azhar Arsyad (2014:4) mengemukakan bahwa istilah
“media” bahkan sering dikaitkan atau dipergantikan dengan kata
“teknologi” yang berasal dari kata latin tekne (bahasa Inggris art)
dan logos (bahasa Indonesia “ilmu”).
11
Sehubungan dengan teknologi, menurut Webster dalam Azhar
Arsyad (2014:5), mengatakan bahwa “art” adalah keterampilan
(skill) yang diperoleh lewat pengalaman, studi dan observasi.
Januszeswki dan Molenda (2008:1) dalam Azhar Arsyad
(2014:10) mengemukakan bahwa, teknologi pembelajaran adalah
kajian dan praktik etis untuk menfasilitasi belajar dan memperbaiki
kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan mengelola proses
dan sumber-sumber teknologi yang sesuai.
Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang
membahas tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman,
studi dan observasi.
B. Media Pembelajaran
ا اب ح ب لا ا ب ة ا ح حا:ا ح د ح ح ا ح ح ح ة ا ة ب ح ح ا ح ل ب د ا ح ب ا:ا ح ب ح ح ح ا ح ب ح ا ب ة ليب ا ح ب ح د ح ليا ح
ا ح حا ا ةا ح ب ة يح ا ا ح ل ا ح ب ل ب د ا ح با ة ح ا ب ل ا ح ل ب د ل د ا ح ب
لح ب لا:ا ة ب لد ا ةا ح ا ح ا ا د ليطد ح
غح اإلاح اهح ح ا ا لط طة ا ة طد ج ا ل ب ة اوح ح ا ح ل طل وح ح
ط افليا اب ا ح ط ا ة ح د اوح حط ا ح لد ح وح ح
طل اوح ح حا افليا ابوح ح اجح ل ل لا اد ل ب ا ل ب طل طا):ا اد ل افليا ابوح ح ا ة ل ب لة ة هح ح ا حجح ل ب ح ة اوحهح ح ا لب
ا ل لا:ا حوبا-ا ل لا ح طحا ح ح ب ح ضة ا-ا ح ب ا لب غح ة ا ا طة طح هلا اب ة هح ل لة ة اوح ا ح ب جة ا ح ل وح اهة ا اد ل ب
هح ح وح
اهح ح شح ة هح أحهةاهح ح ا ح طح ا ح ب إل ب اهح ح اوح شح ة هح هةاهح ح ا حأح طح ا ح ب ( و ها ا .ا)(فحإل ب
Artinya : “Telah menceritakan pada kami Sodaqoh bin Fadhil, telah memberikan kabar kepadaku Yahya bin Sa‟id dari Sofyan, beliau bersabda: Telah menceritakan kepadaku bapak ku dari Mundzir dari Robi‟ bin Khusein dan Abdullah R.A, beliau bersabda: Nabi SAW pernah membuat garis (gambar) persegi empat dan membuat suatu garis lagi di tengah-tengah sampai keluar dari batas (persegi empat), kemudian beliau membuat banyak garis kecil yang mengarah ke garis tengah dari sisi-sisi garis tepi, lalu beliau
12
bersabda: Beginilah gambaran manusia. Garis persegi empat ini adalah ajal yang pasti bakal menimpanya, sedang garis yang keluar ini adalah angan-anngannya, dan garis-garis kecil ini adalah berbagai cobaan dan musibah yang siap menghadangnya. Jika ia terbebas dari cobaan yang satu, pasti akan tertimpa cobaan lainnya, jika ia terbebas dari cobaan yang satunya lagi, pasti akan tertimpa cobaan lainnya lagi. (HR. Imam Bukhari)”
Berdasarkan hadits tersebut, maka peneliti menyimpulkan
bahwa hakikat kehidupan manusia yang memiliki harapan, angan-
angan dan cita-cita yang jauh ke depan untuk menggapai segala
yang ia inginkan di dalam kehidupannya, dan ajal yang
mengelilinginya yang selalu mengintainya setiap saat sehingga
membuat manusia tidak mampu menghindar dari lingkaran ajalnya,
sementara itu dalam kehidupannya, manusia selalu menghadapi
berbagai musibah yang mengancam dirinya, jika ia dapat terhindar
dari satu musibah, musibah lainnya siap menghadang dan
membinasakannya, artinya setiap manusia tidak mampu menduga
atau menebak kapan ajal akan menjemputnya.
Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW seorang
pendidik yang memahami metode yang baik dalam menyampaikan
pengetahuan kepada manusia, beliau menjelaskan suatu informasi
melalui media gambar (visual) agar lebih mudah dipahami dan
diserap akal dan jiwa.
Menurut John D Latuheru (1988:14) dalam Anas Sudijono
(2008:18) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah
bahan, alat atau teknik yang digunakan dalam proses pembelajaran
dengan maksud agar proses interaksi pembelajaran antara guru
13
dan peserta didik dapat berlangsung secara tepat guna dan
berdaya guna. Media pembelajaran yaitu segala bentuk alat
komunikasi yang dapat digunakan untuk menyapaikan informasi
yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber
ke peserta didik. Tujuannya adalah merangsang mereka untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, Hamzah B. Uno (2011:122)
mengemukakan bahwa media selain digunakan untuk
mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat juga dimanfaatkan
untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan pembelajaran,
memberikan penguatan maupun motivasi.
Asossiasi Teknologi dan Komuikasi Pendidikan (Association of
Education and Communication atau AECT) dalam Heri Gunawan
(2013:184) memberikan beberapa batasan terkait dengan media.
Menurut asosiasi ini, media sebagai segala bentuk dan saluran
yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau infomasi. Menurut
AECT pada intinya media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik
cetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya
dapat direkayasa, dapat didengar, dilihat dan dibaca.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas memberikan
gambaran bahwa media pembelajaran digunakan sebagai alat
bantu yang digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima atau dari guru ke peserta didik sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat peserta didik
14
dalam proses pembelajaran selain itu media pembelajaran
memberikan manfaat yang besar bagi kemudahan peserta didik
dalam memahami materi pelajaran.
Media pembelajaran yang disajikan harus menarik perhatian
peserta didik, sehingga semangat belajar peserta didik menjadi
meningkat.
Media pembelajaran dalam kaitannya dengan kegiatan
pendidikan dan pengajaran di sekolah sangat diperlukan karena
dapat mempengaruhi efektivitas dan efisiensi serta lebih berkualitas
program pembelajaran.
Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi
dalam proses pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian
dan minat peserta didik dalam belajar.
1. Faktor-faktor Pertimbangan Memilih Media Pembelajaran
Menurut Asnawir (2002:15) ada beberapa pertimbangan yang
perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain :
a. Media yang dipilih hendaknya selaras dan menunjang tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Masalah tujuan pembelajaran ini
merupakan komponen yang utama yang harus diperhatikan dalam
memilih media. Dalam penetapan media harus jelas dan operasional,
spesifik, dan benar-benar tergambar dalam bentuk perilaku (behavior).
15
b. Aspek materi menjadi pertimbangan yang dianggap penting dalam
memilih media. Sesuai atau tidaknya antara materi dengan media
yang digunakan akan berdampak pada hasil pembelajaran peserta
didik.
c. Kondisi peserta didik dari segi subjek belajar menjadi perhatian serius
bagi guru dalam memilih media yangg sesuai dengan kondisi peserta
didik. Faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya,
dan lingkungan anak menjadi titik perhatian dan pertimbangan dalam
memilih media pengajaran.
d. Ketersediaan media di sekolah atau memungkinkan bagi guru
mendesain sendiri media yang akan digunakan merupakan hal yang
perlu menjadi pertimbangan seorang guru. Sering kali suatu media
dianggap tepat untuk digunakan di kelas akan tetapi di sekolah
tersebut tidak tersedia media atau peralatan yang diperlukan,
sedangkan untuk mendesain atau merancang suatu media yang
dikehendaki tersebut tidak mungkin dilakukan oleh guru.
e. Media yang dipilih seharusnya peserta didik secara tepat dan berhasil
guna, dengan kata lain tujuan yang ditetapkan dapat dicapai secara
optimal.
f. Biaya yang akan dikeluarkan dalam pemanfaatan media harus
seimbang dengan hasil yang akan dicapai. Pemanfaatan media yang
sederhana mungkin lebih menguntungkan daripada menggunakan
media yang canggih (teknologi tinggi) bila mana hasil yang dicapai
tidak sebanding dengan dana yang dikeluarkan.
16
2. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Dalam media pembelajaran Gerlach & Ely (1971) dalam Azhar
Arsyad (2014:15) mengemukakan tiga ciri media yang merupakan
petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapat
dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu (kurang
efisien) melakukannya. Ketiga ciri tersebut yaitu :
a. Ciri Fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Ciri
ini amat penting bagi guru karena kejadian-kejadian atau obyek
yang telah di rekam atau di simpan dengan format media yang ada
dapat digunakan setiap saat.
b. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau obyek dimungkinkan karena
media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu
berhari-hari dapat disajikan kepada peserta didik dalam waktu dua
atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse
recording.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu obyek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar peserta didik dengan
stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu.
17
3. Kegunaan Media dalam Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, menurut Sadiman (1986) dalam
Heri Gunawan (2013:185) media memiliki kegunaan-kegunaan
sebagai berikut :
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya :
1) Obyek yang terlalu besar bisa digantikan realita, gambar, film
bingkai, film, atau model,
2) Obyek yang terlalu kecil dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film, atau gambar,
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timeplapse atau high-speed photography,
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan
lagi lewat rekaman film, film bingkai, foto maupun secara verbal,
5) Obyek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat divisualkan dengan bentuk film, film bingkai,
gambar, dan lain-lain.
c. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif peserta didik. Dalam hal ini media
pembelajaran berguna untuk :
1) Menimbulkan kegairah belajar.
18
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara peserta didik
dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan peserta didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuan dan minatnya.
Dengan sifat yang unik pada tiap peserta didik ditambah lagi
dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan
kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap
peserta didik, maka guru itu harus diatasi sendiri. Apalagi bila latar
belakang lingkungan dengan guru berbeda. Masalah ini dapat
diatasi dengan media pendidikan, yaitu kemampuan dalam :
a. Memberikan rangsangan yang sama.
b. Mempersamakan pengalaman.
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
Sehubungan dengan ini, Sudjana & Rivai (1992:2) dalam
Azhar Arsyad (2014:28) mengemukakan bahwa media
pembelajaran bermanfaat untuk :
a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga
dapat menimbulkan motivasi belajar,
b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih
dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan
mencapai tujuan pembelajaran,
c. Metode mengajar akan lebih variasi, tidak semata-mata komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
19
d. Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab
tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain
seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan,
dan lain-lain.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pada
umumnya media pembelajaran mempunyai manfaat sebagai
berikut :
a. Media pembelajaran menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara peserta didik dengan sumber belajar, meningkatkan
motivasi dan minat peserta didik unutk belajar.
b. Media pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk belajar
mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan
kinestetiknya sehingga peserta didik berusaha untuk mempelajari
materi secara sungguh-sungguh.
c. Media pembelajaran memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman, menimbulkan persepsi dan kesan
yang sama dalam mempelajari materi.
d. Media pembelajaran dapat memperjelas pesan dan meletakkan dasar-
dasar konkrit sehingga mengurangi verbalisme.
e. Media pembelajaran dapat meningkatkan pemahaman sehingga tidak
mudah dilakukan yang akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar
peserta didik.
f. Media pembelajaran dapat menjembatani konsep-konsep yang
abstrak menjadi lebih konkrit.
20
Jadi secara singkat, media pembelajaran sangat penting untuk
mendukung terciptanya lingkungan belajar sehingga tercapainya
tujuan proses belajar yang tercermin dalam prestasi belajar peserta
didik.
4. Fungsi Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, fungsi media menurut Nana
Sudjana (1991) dalam Pupuh Fathurrohman (2007:66) yakni :
a. Penggunaan media dalam proses pembelajaran bukan merupakan
fungsi tambahan, tetapi mempunyai fungsi sendiri sebagai alat bantu
untuk mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif.
b. Penggunaan media pengajaran merupakan bagian yang integral dari
keseluruhan situasi mengajar. Ini berarti bahwa media pengajaran
merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan guru.
c. Media dalam pembelajaran, penggunaannya bersifat integral dengan
tujuan dan isi pelajaran.
d. Penggunaan media dalam pembelajaran bukan semata-mata sebagai
alat hiburan yang digunakan hanya sekedar melengkapi proses
belajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.
e. Penggunaan media dalam pembelajaran diutamakan untuk
mempertinggi mutu pembelajaran.
Sehubungan dengan itu, Pupuh Fathurrohman (2007:66)
mengemukakan bahwa ketika fungsi-fungsi media pembelajaran itu
21
diaplikasikan dalam proses pembelajaran, maka terlihat
peranannya sebagai berikut :
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan
terhadap suatu bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalah untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para peserta didik dalam proses pembelajaran.
Paling tidak guru dapat memperoleh media sebagai sumber
pertanyaan atau stimulasi belajar peserta didik.
c. Media sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Media sebagai
bahan konkret berisikan bahan-bahan yang harus dipelajari para
peserta didik, baik individual maupun kelompok. Kekonkretan sifat
media akan banyak membantu tugas guru dalam kegiatan
pembelajaran.
Lebih detail fungsi penggunaan media dalam proses
pembelajaran menurut Pupuh Fathurrohman (2007:67), di
antaranya :
a. Menarik perhatian peserta didik.
b. Membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses
pembelajaran.
c. Memperjelas penyajian pesan agar tidak bersifat verbalistik (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
d. Mengatasi keterbatasan ruang.
e. Pembelajaran lebih komunikatif dan produktif.
f. Waktu pembelajaran bisa dikondisikan.
22
g. Menghilangkan kebosanan peserta didik dalam belajar.
h. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam mempelajari
sesuatu/menimbulkan gairah belajar.
i. Melayani gaya belajar peserta didik yang beraneka ragam, serta
j. Meningkatkan kadar keaktifan/keterlibatan peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran.
Bentuk dari uraian di atas, maka diharapkan pemahaman guru
terhadap media menjadi jelas, sehingga dapat memanfaatkan
media secara tepat. Oleh karena itu, guru perlu menentukan media
secara terencana, sistematik dan sistemik (sesuai sistem
pembelajaran).
5. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Cukup banyak jenis dan bentuk media yang telah dikenal, dari
yang sederhana sampai yang berteknologi tinggi, dari yang mudah
dan sudah ada secara natural sampai kepada media yang harus
dirancang sendiri oleh guru.
Sehubungan dengan itu, Wina Sanjaya (2008:211)
mengemukakan bahwa media pembelajaran dapat diklasifikasikan
menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana
melihatnya.
23
a. Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam :
1) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat di dengar saja, atau
media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan
rekaman suara.
2) Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indera
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film rangkaian, foto, gambar, atau
lukisan, cetakan.
3) Media audiovisual, yaitu merupakan media yang punya unsur
suara dan unsur gambar yang dapat dilihat, seperti rekaman
video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik,
sebab mengandung unsur jenis media yang pertama dan kedua.
b. Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi
sebagai berikut :
1) Media yang memiliki daya input yang luas dan serentak seperti
radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik dapat
mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara
serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.
2) Media yang mempunyai daya input yang terbatas oleh ruang dan
waktu, seperti film slide, film, video, dan sebagainya.
c. Dilihat dari cara atau teknik pemakaian, media dapat dibagi menjadi :
1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,
transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian
24
memerlukan alat proyeksi khusus, seperti film projector untuk
memproyeksikan film, slide projector untuk memproyeksikan film
slide, Over Head Projector (OHP) untuk memproyeksikan
transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka
media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.
2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan,
radio, dan lain sebagainya.
Dari beberapa uraian diatas maka diharapkan sekolah
memiliki alat proyeksi khusus seperti Over Head Projector (OHP)
agar guru dapat menggunakan media audiovisual dalam proses
pembelajaran.
C. Media Audiovisual
1. Pengertian Media Audiovisual
Menurut Andre Rinanto (1982:21) mengemukakan bahwa
media audiovisual adalah alat bantu yang terdiri dari media visual
yang disinkronkan dengan media audio sehingga memungkinkan
terjadinya komunikasi dua arah antara pengirim pesan ke penerima
pesan, yaitu guru dan peserta didik yang dapat ditangkap oleh
indera pandang dan dengar. Media audiovisual merupakan
perpaduan yang saling mendukung gambar dan suara, yang
mampu menggugah perasaan dan pemikiran peserta didik.
Sehubungan dengan itu, Menurut Amir Hamzah Suleiman
(1985:11) mengemukakan bahwa alat-alat audiovisual adalah alat-
25
alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang
“visible” artinya dapat dilihat. Sesuai dengan namanya, media ini
merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa disebut media
pandang-dengar.
Audiovisual akan lengkap dan menyajikan penyajian bahan
ajar kepada peserta didik semakin lengkap dan optimal. Selain itu,
media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan
tugas guru. Sebabnya penyajian materi bisa diganti oleh media,
dan guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan
kemudahan bagi para peserta didik untuk belajar.
Menurut Nana Sudjana (1989:58) mengemukakan bahwa
penekanan utama dalam pengajaran audiovisual adalah pada nilai
belajar yang diperoleh melalui pengalaman yang kongkret tidak
hanya didasarkan atas kata-kata belaka. Media audiovisual hanya
dapat berarti bila dipergunakan sebagai bagian dari proses
pengajaran. Peralatan audiovisual tidak harus digolongkan sebagai
pengalaman belajar yang diperoleh dari penginderaan pandang dan
dengar, tetapi sebagai alat teknologis yang bisa memperkaya serta
memberikan pengalaman kongkret kepada para peserta didik.
2. Kelebihan Menggunakan Media Audiovisual
Menurut Asnawir (2002:96) ada beberapa kelebihan
menggunakan media audiovisual antara lain :
26
a. Menarik, bahwa pembelajaran yang diserap melalui penglihatan
(media visual), sekaligus dengan pendengaran (media audio), dapat
mempercepat daya serap peserta didik dalam memahami pelajaran
yang disampaikan. Salah satu keuntungan penggunaan media
audiovisual adalah tampilannya dapat dibuat semenarik mungkin, agar
peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. Misalhnya dengan
beberapa animasi kartun yang dikemas dalam cerita yang menarik.
b. Bisa menampilkan gambar, grafik, diagram maupun cerita.
c. Variatif, karena jenisnya beragam sehingga guru dapat menggunakan
beragam film, tiga dimensi atau empat dimensi, dokumenter dan yang
lainnya. Hal ini dapat menciptakan sesuatu yang variatif dan tidak
membosankan bagi para peserta didik.
3. Manfaat Media Audiovisual dalam Pembelajaran
a. Mempermudah orang menyampaikan dan menerima pembelajaran
atau informasi serta dapat menghindarkan salah pengertian.
b. Mendorong keinginan untuk mengetahui lebih banyak lagi.
c. Mengekalkan pengertian yang didapat.
Pemilihan audiovisual di dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan VCD/DVD pembelajaran. VCD/DVD digunakan
sebagai alat bantu pendidikan, akan lebih bermakna hasilnya di
dalam diri peserta didik, manakala guru dapat menggunakan pada
bagian-bagian pelajaran yang memerlukan penjelasan secara
komprehensif atau menyeluruh lengkap. Disamping itu juga,
27
penggunaan media audiovisual dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Atas dasar contoh-contoh di atas penggunaan VCD/DVD
sebagai media pendidikan di sekolah mempunyai banyak
keuntungan yang dapat diperoleh baik pendidik maupun peserta
didik, diantaranya:
a. VCD/DVD pendidikan dapat menyajikan secara keseluruhan proses
kegiatan dan rincian bahasan secara lengkap menyeluruh dan
terpadu.
b. VCD/DVD dapat menimbulkan kesan yang mendalam pada diri kita
dan kesan yang ditimbulkan mungkin sulit terlupakan dan akan
menjadi daya ingatan dalam jangka waktu yang lama.
c. VCD/DVD dapat mengatasi ruang dan waktu, karena ia mempunyai
tiga dimensi, yaitu waktu dan tempat.
d. Suara dan gerakan yang ditampilkan adalah penggambaran
kenyataan, sesuai materi pokok yang disampaikan.
e. Secara Psikologis, VCD/DVD memenuhi persyaratan pendidik, karena
gambar yang ditampilkan memenuhui unsur gerak, bertukar-tukar,
kontras atau ada perbedaa antara satu sajian dengan sajian lainnya
dan tidak menimbulkan kebosanan pada umumnya.
Menurut Kemp and Dayton (1985) dalam Wina Sanjaya
(2008:210) mengemukakan bahwa, media memiliki kontribusi yang
sangat penting terhadap proses pembelajaran agar lebih
28
berkualitas. Di antara kontribusi tersebut menurut kedua ahli
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar.
b. Pembelajaran dapat lebih menarik.
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif.
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek (leibh cepat).
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingatkan.
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan di mana pun
diperlukan.
g. Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan.
h. Pesan guru berubah ke arah yang positif, artinya guru tidak
menempatkan diri sebagai satu-satunya sumber belajar.
D. Evaluasi Media Pembelajaran
Menurut Arsyad Azhar (2002:173) mengemukakan bahwa
evaluasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti diskusi
kelas dan kelompok interview perorangan, observasi mengenai
perilaku peserta didik, evaluasi media yang telah tersedia.
Kegagalan mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan tentu saja
merupakan indikasi adanya ketidakberesan dalam proses
pengajaran khususnya penggunaan media pembelajaran. Dengan
melakukan diskusi bersama peserta didik, kita mungkin dapat
memperoleh informasi bahwa peserta didik, misalnya lebih
29
menyenangi belajar mandiri daripada belajar dengan media pilihan
kita. Atau, peserta didik tidak menyukai penyajian materi pelajaran
kita dengan menggunakan media transparansi, dan mereka merasa
bahwa mereka akan dapat belajar lebih banyak lagi jika pelajaran
itu disajikan melalui video atau film. Evaluasi bukanlah akhir dari
siklus pengajaran, tetapi dia merupakan awal dari suatu siklus
pengajaran berikutnya.
Walker & Hess (1984:206) dalam Azhar Arsyad (2002:175)
memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media
pengajaran yang berdasarkan kepada kualitas.
1. Kualitas isi dan tujuan :
a. Ketepatan
b. Kepentingan
c. Kelengkapan
d. Keseimbangan
e. Minat/perhatian
f. Keadilan
g. Kesesuaian dengan situasi peserta didik
2. Kualitas instruksional :
a. Memberikan kesempatan belajar
b. Memberikan bantuan untuk belajar
c. Kualitas memotivasi
d. Fleksibilitas instruksionalnya
e. Hubungan dengan program pengajaran lainnya
30
f. Kualitas sosial interaksi instruksionalnya
g. Kualitas tes dan penilaiannya
h. Dapat memberi dampak bagi peserta didik
i. Dapat membawa dampak bagi guru dan pengajarannya
3. Kualitas teknis :
a. Keterbacaan
b. Mudah digunakan
c. Kualitas tampilan/tayangan
d. Kualitas penanganan jawaban
e. Kualitas pengelolaan programnya
f. Kualitas pendokumentasiannya
Dengan demikian, peneliti berharap proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam lebih berkualitas melalui penggunaan
media audiovisual.
E. Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Menurut Tafsir (2004:12) dalam Heri Gunawan (2013:201)
mengemukakan bahwa secara terminologi Pendidikan Agama
Islam sering diartikan dengan pendidikan yang berdasarkan ajaran
Islam.
Dalam pengertian yang lain dikatakan oleh Ramayulis
(2004:3) dalam Heri Gunawan (2013:201) bahwa Pendidikan
Agama Islam adalah proses mempersiapkan manusia supaya hidup
31
dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, dan tegap
jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlak-nya), teratur
pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis
tutur katanya, baik dengan lisan maupun tulisan.
Marimba sebagaimana dikutip oleh Tafsir (2004) dalam Heri
Gunawan (2013:201) memberikan definisi Pendidikan Agama Islam
sebagai bimbingan dan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-
hukum Agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian
utama menurut ukuran Agama Islam adalah suatu proses educative
yang mengarah kepada pembentukan akhlak atau kepribadian baik.
Sehubungan dengan itu, Zakiyah Daradjat (1989:87) dalam
Heri Gunawan (2013:201) mendefinisikan Pendidikan Agama Islam
adalah suatu usaha sadar untuk membina dan mengasuh peserta
didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara
menyeluruh (kaffah). Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan
hidup.
Majid dan Andayani dalam Heri Gunawan (2014:130)
mendefenisi Pendidikan Agama Islam secara lebih rinci dan jelas,
tertera dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam adalah sebagai
upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertakwa,
dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Agama Islam dari
sumber utamanya Kitab Suci Al Qur‟an dan Hadits, melalui kegiatan
32
bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut Agama lain dalam
hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam
masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.
Dari pengertian tersebut Muhaimin, (2002:76) dalam Heri
Gunawan (2013:202) mengemukakan beberapa hal yang perlu
diperhatikan, dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu
sebagai berikut :
a. Sebagai usaha sadar, yakni kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau
latihan yang dilakukan secara terencana dan sadar atas tujuan yang
hendak dicapai.
b. Peserta didik yang hendak disiapkan untuk mencapai tujuan, dalam
arti ada yang dibimbing, diajari atau yang dilatih dalam meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan, dan pengalaman terhadap
ajaran Islam.
c. Pendidik atau guru Pendidikan Agam Islam yang melakukan
bimbingan, pengajaran dan atau latihan secara sadar terhadap
peserta didiknya untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
d. Kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam diarahkan untuk
meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan
ajaran Agama Islam dari peserta didik, disamping untuk membentuk
kesalehan dan kualitas pribadi juga untuk membentuk kesalehan
sosial.
33
Sehubungan dengan itu, menurut Muhaimin (2003) dalam
Muhaimin (2012:7) bahwa Pedidikan Agama Islam merupakan
salah satu bagian dari Pendidikan Islam. Pendidikan ke-Islaman
atau pendidikan Agama Islam, yakni upaya mendidikkan Agama
Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life
(pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian ini
dapat berwujud :
a. Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu
seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan
menumbuh-kembangkan ajaran Islam dan nilai-nilainya untuk
dijadikan sebagai pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap
hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari.
b. Segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau
lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan tumbuh-kembangnya
ajaran Islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak.
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Marimba dalam Heri Gunawan (2013:205) mengemukakan
bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terciptanya orang
yang berkepribadian muslim. Berbeda dengan Al-Abrasy,
menghendaki tujuan akhir Pendidikan Agama Islam adalah
terbentuknya manusia yang berakhlak mulia (Akhlak Al-Karimah).
Berbeda dengan pendapat di atas, Abdul Fatah Jalal dalam
Heri Gunawan (2013:205) mengatakan bahwa tujuan Pendidikan
34
Agama Islam adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah
yang bertaqwa. Jalal mengatakan, tujuan pendidikan ini akan
melahirkan tujuan-tujuan khusus. Dengan mengutip Surat At-Takwir
ayat 27 dia mengatakan, bahwa tujuan itu adalah untuk semua
manusia. Jadi menurut Agama Islam tujuan pendidikan adalah
haruslah menjadikan seluruh manusia, menjadi manusia yang
menghambakan diri kepada Allah. Maksudnya adalah, beribadah
kepadanya, dengan tidak mempersekutukannya dengan sesuatu
apapun.
DEPDIKNAS (2004:8) dalam Heri Gunawan (2013:206)
secara lebih operasional tujuan Pendidikan Agama Islam
khususnya dalam konteks ke Indonesiaan sebagaimana tertera
dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam, ialah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian
dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya kepada Allah SWT. Serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Peran dan Fungsi Pendidikan Agama Islam
Peran dan fungsi Pendidikan Agama Islam demikian strategis
dalam menciptakan kondisi masyarakat yang sejahtera, adil, dan
35
makmur. Pendidikan Islam akan membimbing dan memproses
sumber daya manusia dengan bimbingan wahyu hingga terbentuk
individu-individu yang memiliki kompetensi yang memadai.
Pendidikan Islam memfasilitas manusia untuk belajar dan
berlatih mengaktualisasikan segenap potensi yang dimilikinya
menjadi kompetensi sebagai manusia yang kompeten, yang
profilnya digambarkan Allah sebagai sosok albab, sebagai manusia
muslim yang paripurna, yaitu manusia yang beriman, berilmu, dan
beramal saleh sesuai dengan tuntunan ajaran Islam, seperti firman
Allah SWT dalam QS : Ali Imran (3) : 190 - 191 :
ااا ا ا ا ا ا ااااااا
اا ا اا ا اا ا اا
ا ا ا ااا اا ا اا
اااا
Terjemahnya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata):"Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka.” (Kementerian Agama RI, 2012:75)
Berdasarkan ayat tersebut tampak jelas sasaran dan tujuan
pendidikan Islam, yaitu menjadikan manusia yang ulil albab, suka
berdzikir dan berfikir, beramal dimanapun ia berada, berdoa dan
36
tawadhu terhadap Allah sehingga tidak ada rasa sombong dan
pembangkangan yang berarti. Lebih jauh profil insane ulil albab ini
menggambarkan sosok manusia yang kompeten, yaitu seorang
yang beriman (dzikir/afektif), berilmu (fikir/kognitif), dan
memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan (amal/psikomotorik).
Dengan demikian Pendidikan Islam berfungsi dan berperan dalam
membangun sumber daya manusia (SDM) yang kompeten dan
berakhlak mulia.
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK) dengan fokus Penggunaan
Media Audiovisual Terhadap Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan
Pallangga Kabupaten Gowa.
B. Lokasi dan Obyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Pallangga Jalan
Pembangunan Nomor 3 Kelurahan Mangalli Kecamatan Pallangga
Kabupaten Gowa. Sedangkan objek penelitian adalah guru dan
siswa SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan Pallangga Kabupaten
Gowa.
C. Variabel Penelitian
Suarsimi Arikunto (2010:17) mengemukakan bahwa variabel
adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian, yang ditatap dalam
suatu kegiatan penelitian (points to be noticed), yang menunjukkan
variasi, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Variabel terdiri
atas variabel bebas dan variabel terikat.
38
Variabel penelitian memegang peranan penting dalam setiap
penelitian, karena dengan adanya variabel maka akan
mempermudah untuk mengamati objek yang kita teliti.
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ada
dua, variabel bebas yaitu penggunaan media audiovisual dan
variabel terikat yaitu peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan
Agama Islam.
D. Definisi Operasional Variabel
Untuk memudahkan pemahaman kita, maka dianggap perlu
menjelaskan beberapa variabel yang terkait dengan judul ini,
sebagai berikut :
1. Penggunaan media audiovisual adalah merupakan alat bantu bagi
para pendidik/guru dalam melakukan proses pembelajaran yang
menggabungkan dua unsur media yaitu media visual (gambar) dan
media audio (suara) melalui VCD/DVD.
2. Peningkatan kualitas pembelajaran adalah mutu, tingkat atau nilai
belajar mengajar yang dapat dilihat dari proses dan dari hasil
pembelajaran sedangkan Pendidikan Agama Islam sebagai
pengajaran dan tuntunan untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan dan akhlak mulia sesuai ajaran Islam.
Jadi, definisi operasional dari judul skripsi ini adalah bahwa
penggunaan media audiovisual terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam menggunakan
39
VCD/DVD sebagai media pembelajaran yang dapat diterapkan di
kelas kepada peserta didik.
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Toha Anggoro (2007:42) mengatakan bahwa
populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan atau individu
yang karakteristik beserta lingkungan ingin diketahui, banyaknya
individu atau elemen yang merupakan anggota populasi disebut
dengan kumpulan populasi dan disimbolkan N.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) mengemukakan
bahwa populasi adalah jumlah keseluruhan individu yang akan
menjadi objek penelitian.
Tabel 1 Populasi Peserta Didik SMP Negeri 1 Pallangga
NO POPULASI JENIS KELAMIN
JUMLAH L P
1 GURU PAI 4 5 9
1 KELAS VII 383 417 800
2 KELAS VIII 360 382 742
3 KELAS IX 310 374 684
JUMLAH 2235
2. Sampel
Sampel biasa juga disebut objek. Mengingat objek yang akan
diteliti jumlahnya besar, maka dengan memudahkan penelitian cara
40
yang ditempuh adalah menarik sampel dengan kesimpulan dasar
bahwa yang akan digunakan hanya sebagian kecil saja dari
keseluruhan objek yang akan diteliti.
Menurut Anas Sudijono (2008:28) mengemukakan bahwa
sampel adalah mengumpulkan data dengan jalan mencatat atau
memilih sebagian kecil saja dari seluru elemen yang menjadi objek
penelitian.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:174)
mengemukakan bahwa sampel adalah sebagaian atau wakil
populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila peneliti
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Yang dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka peneliti
menggunakan purposive sample (tunjuk langsung) dengan teknik
bertujuan ini cukup baik karena sesuai dengan pertimbangan
peneliti sendiri sehingga dapat mewakili populasi.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:183) bahwa purposive
sample bertujuan dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan
didasarkan atas strata, random, atau daerah tetapi didasarkan atas
adanya tujuan tertentu.
Dengan memperhatikan beberapa pendapat di atas maka
keadaan sampel dapat disajikan sebagai berikut :
41
Tabel 2 Sampel Peserta Didik SMP Negeri 1 Pallangga
NO SAMPEL JENIS KELAMIN
JUMLAH L P
1 GURU PAI 1 1 2
2 KELAS VIII.7
20 25 45
JUMLAH 47
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan salah satu faktor penentu
keberhasilan suatu penelitian.
Menurut Nana Sudjana dan Ibrahim (2001:97)
mengemukakan bahwa instrumen sebagai alat pengukur data yang
harus betul-betul diracang dan dibuat sedemikian rupa sehingga
menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.
Pengumpulan data yang disimpulkan yang dilaksanakan untuk
pengumpulan data secara sistematis dipermudah oleh dengan
demikian instrumen data alat bantu bagi peneliti bisa melakukan
instrumen untuk menjawab responden. Beberapa pedoman dalam
instrumen yaitu :
1. Pedoman Observasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:200) bahwa observasi
adalah berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan
akan diamati.
42
Observasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
mengamati dan melihat langsung proses pembelajaran bidang studi
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga Kecamatan
Pallangga Kabupaten Gowa. Peneliti objek secara seksama
dengan melibatkan diri langsung di lokasi penelitian tersebut.
2. Pedoman Wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:198) bahwa wawancara
atau kuesioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasih dari
terwawancara (interviewer).
Wawancara dilakukan dengan bentuk komunikasi verbal
semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.
3. Pedoman Angket
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:194) bahwa
angket/kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya.
Angket dalam penelitian ini adalah sejumlah pertanyaan
tertulis yang digunakan dalam penelitian untuk memperoleh data
dan informasi dari responden, hal ini di maksud untuk memperoleh
data-data kongkrit yang berkaitan dengan masalah-masalah yang
dibahas di dalam penelitian.
43
4. Pedoman Dokumentasi
Menurut Riduwan (2008:71) bahwa dokumentasi adalah
ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, foto-foto, film documenter dan data yang relevan dengan
penelitian.
Sehubungan dengan itu, menurut Margono (2004:164) bahwa
dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang
berhubungan dengan masalah-masalah penelitian.
G. Teknik Pengumpulan Data
Rencana atau teknik pengumpulan data sangat membantu
dalam menentukan pokok masalah yang hendak diteliti serta
diselesaikan dalam pembahasan karya ilmiah. Demikian pula
unsur-unsur lainnya yang terkait dalam penelitian yang digunakan.
Dalam penelitian ini, ada beberapa yang tercantum dalam
prosedur dan rancangan penelitian, yakni sebagai berikut :
1. Observasi dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan
pengamatan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dengan menggunakan media audiovisual.
44
2. Angket dalam penelitian ini yaitu dengan menyodorkan daftar
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh data dari
responden/peserta didik.
3. Wawancara dalam penelitian ini yaitu dilakukan dengan guru
Pendidikan Agama Islam untuk mengetahui proses pembelajaran
yang terjadi. Wawancara juga dilakukan kepada beberapa peserta
didik yang dipilih untuk memberikan komentar mengenai media
yang digunakan dalam proses pembelajaran yaitu media
audiovisual. Wawancara dilakukan dengan bentuk komunikasi
verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh
informasi.
4. Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui letak
geografis, sejarah berdirinya, visi dan misi, struktur organisasi,
keadaan guru dan karyawan, peserta didik, sarana dan prasarana
serta keadaan pembelajaran di SMP Negeri 1 Pallangga
Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. Dokumentasi ini bisa
berbentuk tulisan dan gambar.
H. Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dianalisis
secara deskriptif agar dapat melihat kecenderungan yang terjadi
dalam kegiatan pembelajaran. Demikian juga hasil pengumpulan
jawaban angket/tes, dianalisis dengan menggunakan presentase
untuk melihat kualitas pembelajaran.
45
F P = x 100 %
N Keterangan :
P = Angka persentase.
F = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya.
N = Jumlah frekuensi/banyaknya individu.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deksripsikan Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SMP Negeri 1 Pallangga
SMP Negeri 1 Pallangga berdiri di atas tanah seluas 19,643 m2.
Terletak di Kampung Cambaya, Kelurahan Mangalli, Kecamatan
Pallangga, Kabupaten Gowa dengan pendirian Nomor 0038/C/1977
tanggal 1 April 1997. SMP Negeri 1 Pallangga dengan NSS/NDS :
201190304005 mengalami perkembangan pesat baik dalam jumlah
rombongan belajar maupun jumlah bangunan/ruang belajar. Awalnya
SMP Negeri 1 Pallangga terdiri dari 10 rombongan kelas pada tahun
1977 yang diprakarsai oleh tokoh pendidikan di kecamatan Pallangga,
yakni Bapak Almarhum Bakka Dg. Tobo (mantan ketua BP3) dan
Bapak Siama Dg. Leo (wakil ketua BP3). Berdirinya SMP Negeri 1
Pallangga dilatarbelakangi oleh tuntutan kebutuhan pendidikan yang
sangat mendesak oleh warga. Oleh karena itu sekolah ini terus
berbenah diri mengembangkan jumlah kelas dan mengembangkan
prestasi sekolah, prestasi peserta didik dan guru serta Kepala
Sekolah.
Sampai saat ini SMP Negeri 1 Pallangga telah mengalami 8 kali
pergantian Kepala Sekolah, yaitu :
47
Tabel 3 Daftar Nama Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Pallangga
No. Nama Tahun
1 Muh. Tahir Sewang, BA. 1978-1983
2 H. Lassa Dg. Tagang 1983-1991
3 Drs. Djuruddin 1991-1995
4 Drs. Ahmad Kari 1995-1999
5 Dra. Hj. Andi Wartiah, MM 1999-2003
6 Drs. Moh. Hatta Dj 2003-2005
7 Drs. H. Sarea, M.Pd 2005-2006 (pjs)
2006-2012
8 Mas'ud Kasim, M.Pd 2012-Sekarang
Sumber data : SMP Negeri 1 Pallangga 2014-2015
2. Motto, Visi, dan Misi SMP Negeri 1 Pallangga
Motto
“Maju Sekolahku, Cerdas Bangsaku.”
Visi
“Terdepan Dalam Presasi, Berimtaq, Beripteks dan Peduli
Lingkungan.”
Misi
Mewujudkan pembelajaran yang berkualitas yang didukung
oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional,
sarana prasana yang lengkap serta pemanfaatan teknologi
informatika.
Membentuk perilaku peserta didik yang berkarakter, terampil,
santun, beriman dan bertakwa.
48
Menggiatkan kegiatan pembinaan bakat dan minat peserta
didik melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peduli yang tinggi
dalam hal lingkungan hidup sehingga mampu menjaga,
mengolola dan melestarikan serta berupaya mencegah
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup yang diawali di
dalam lingkungan sekolah.
3. Keadaan Guru
Guru yaitu seseorang yang diberi wewenang untuk mengajar
atau memberi pelajaran terhadap peserta didik. Dalam proses
pembelajaran peran guru sangat besar karena mereka sebagai
pemegang kendali pada lembaga pendidikan. Guru sebagai pendidik,
pembimbing, dan sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran.
Keberhasilan yang didapatkan oleh seorang peserta didik sangat
ditentukan sejauh mana kemampuan guru dalam melaksanakan
tugasnya.
Guru di SMP Negeri 1 Pallangga dengan berbagai disiplin ilmu
yang dimilikinya telah berusaha menjalankan tugas dan tanggung
jawab dalam mendidik peserta didik dengan sebaik-baiknya. Namun
demikian, guru perlu membekali diri dengan berbagai keterampilan
dan informasi penting tentang pendidikan sehingga dapat memenuhui
kebutuhan peserta didik dalam memperoleh ilmu pengetahuan, serta
49
memberi contoh tauladan yang baik bagi peserta didiknya. Karena
salah satu dari pembentukan kepribadian seorang peserta didik di
tentukan oleh lingkungan sekolah dimana mereka menimba ilmu
pengetahuan. Dan biasanya mereka mencontoh pada lingkungan
sekitarnya termasuk pendidikan. Untuk mengetahui keadaan guru di
SMP Negeri 1 Pallangga, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 Daftar Guru SMP Negeri 1 Pallangga
NO NAMA GURU JABATAN
1 Mas'ud Kasim, S.Pd., M.Pd Kepala Sekolah
2 Drs. H. Muhammad Hasim, M.Pd Pengw. Bina
3 Ir. H. Basir Paly, M.Si Komite
4 Ismail Baramang, S.Pd Wakil Kepala Sekolah
5 Hj. Nurmi, S.Pd Guru Matematika dan Urs. Kurikulum
6 Syaripah Azizah, S.Pd Guru Bahasa Inggris dan Urs. Kurikulum
7 Danial, S.Pd., M.Si Urs. Sarana dan Prasarana
8 Anisah Eddy Yusuf, S.Pd., M.Pd Guru TIK dan Urs. Kurikulum
9 Hj. Suriati, S.Pd Guru IPS dan Bendahara BOS
10 M. Sunusi, S.Pd Urs. Kesiswaan
11 Drs. Hilal Guru TIK
12 Celly Amelia, S.Pd Guru Bahasa Inggris
13 Jintang, S.Pd Guru IPA
14 Drs. H. Muh. Nur Guru PAI
15 Hj. Nursiah Ichsan, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
16 Drs. H. Usman, S.Pd Urs. Humas
17 Nurdin B Bendahara
18 Abd. Rahman Absensi dan PMR
19 Hj. Halidjah Kesiswaan
50
20 Farida Staf TU
21 Hj. St. Aminah Kepegawaian
22 Hj. Nurbaya Staf TU
23 Megawati Penata Muda
24 Nurtini Invetaris
25 Irmayanti, SE Staf TU
26 H. Jumalang, S.Sos Kepala Tata Usaha
27 Heny Susilawati, SE Pengelolaan Perpustakaan
28 Nurhayati Lab
29 Ramlah S, S.Pd Guru Bahasa Daerah
30 Sukriah Staf TU
31 Sri Ulangdari Sudirman, SE Staf TU
32 M. Zain B Teknisi
33 Syarif, S.Pd.I., MA Guru PAI
34 Hj. Nurjannah, S.Pd Guru PKn
35 Hj. St. Supiati. S.Pd Guru PKn
36 Sutirah, S.Pd Guru PKn
37 Hj. Fatimah, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
38 Hasamawati, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
39 Dra. Hj. Saribanong Guru Bahasa Indonesia
40 St. Hasnawati S.Pd., M.Pd Guru Bahasa Indonesia
41 Syahribulan, S.Pd Guru Bahasa Indonesia
42 Dra. Inayah Umrah Guru Bahasa Inggris
43 Nova Hasanuddin, S.Pd Guru Bahasa Inggris
44 Nurhayati, S.Ag Guru Bahasa Inggris
45 Nuranna, S.Pd Guru Matematika
46 H. Bahar, S.Pd Guru Matematika
47 Drs. Muh. Hatta Dj Guru Matematika
48 Dra. Hj. Nuralang Guru Matematika
49 Chaerul Uman, S.Pd Guru Matematika
50 Husniah, S.Pd Guru Matematika
51
51 Nelly Anita B, S.Pd Guru IPA
52 Hanisah, S.Pd Guru IPA
53 Herlina, S.Pd Guru Matematika
54 Hj. Risdana, S.Pd Guru IPA
55 Hj. St. Dahliah, S.Pd Guru IPA
56 Sulastri, S.Pd Guru IPA
57 Dra. Radiah Ali Guru IPA
58 Hj. Andi Hatijah, S.Pd Guru IPS
59 Hj. Saripa, S.Pd Guru IPS
60 H. Hasan, S.Pd Guru IPS dan Kepala Koprasi
61 Mustafa, S.Pd Guru IPS
62 H. Burhanuddin, S.Pd Guru IPS
63 Hj. St. Salmah, S.Pd Guru IPS
64 Junaedah, S.Pd Guru IPS
65 Rostiah, S.Pd Guru Seni Budaya
66 Hariratul Jannah, S.Pd Guru Seni Budaya
67 Drs. H. Azis Karim, S.Pd Guru Penjas
68 Darmawangsa, S.Pd Guru Penjas dan Pembina Pramuka
69 Drs. Saadam Guru Penjas
70 Drs. Abdul Hakim Guru TIK
71 Sriyani R, S.Kom Guru TIK
72 Sulaeha, S.Pd Guru BP/BK
73 Hamid, S.Pd Guru BP/BK
74 Misbahuddin, S.Pd.I Guru PAI
75 Ramlah, S.Ag Guru PAI
76 Suwarti, S.Pd.I Guru PAI
77 Marwani, S.Pd.I Guru PAI
78 Darmawati, S.Pd.I Guru PAI
79 Andi Hendriyana Hasan, M.Pd.I Guru PAI
80 Amiruddin, S.Pd.I., M.Pd.I Guru PAI
81 Fitriah, S.Pd Guru Bahasa Inggris
52
82 Hamriana Hamid, S.Pd Guru Seni Budaya
83 Ririn Putri Pratiwi, S.Pd Guru Seni Budaya
84 Yanuar Ramadhana, S.Pd Guru Seni Budaya
85 Sumarlin Rengko, S.S Guru Bahasa Daerah
86 Muh. Arfah, S.Pd Guru Bahasa Daerah
87 St. Salmah, S.Pd Guru IPS
88 Rahmawati, S.Pd Guru BP/BK
89 Drs. Usman Guru IPS
Sumber data : SMP Negeri 1 Pallangga 2014-2015
Terkait dengan tabel 4 di atas, peneliti dapat menganalisis dan
menyimpulkan bahwa keberadaan guru di SMP Negeri 1 Pallangga
dengan jumlah guru yang cukup banyak ini akan menampilkan proses
pembelajaran yang sistematis sehingga akan menghasilkan peserta
didik yang terdidik, baik pengetahuan maupun moralitas/akhlaknya.
4. Keadaan Peserta Didik di Sekolah SMP Negeri 1 Pallangga
Jumlah peserta didik SMP Negeri 1 Pallangga pada tahun 2014-
20015 tercatat sebanyak 2226 orang. Adapun rinciannya terdapat
pada tabel berikut :
Tabel 5 Jumlah Peserta Didik di SMP Negeri 1 Pallangga
NO KELAS L P JUMLAH
1 VII 383 417 800
2 VIII 360 382 742
3 IX 310 374 684
Sumber data : SMP Negeri 1 Pallangga 2014-2015
53
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana adalah seluruh fasilitas yang terdapat di
SMP Negeri 1 Pallangga yang menunjang kegiatan dan administrasi
sekolah dan pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah
antara lain tersedianya laboratorium/ruang komputer, laboratorium
biologi dan fisika serta laboratorium bahasa, di samping itu
tersedianya kegiatan ekstra kulikuler yang dapat memberi manfaat
kepada peserta didik di sekolah tersebut.
Tabel 6 Keadaan Sarana dan Prasarana di SMP Negeri 1 Pallangga
No. Tempat Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruangan Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 Ruangan Baik
3 Ruang Guru 1 Ruangan Baik
4 Ruang BK 1 Ruangan Baik
5 Ruang Kelas 55 Ruangan Baik
6 Aula / Ruangan Pertemuan 1 Ruangan Baik
7 Lab. biologi dan fisika 1 Ruangan Baik
8 Lab. Komputer 1 Ruangan Baik
9 Lab. Bahasa 1 Ruangan Baik
10 Ruang Perpustakaan 1 Ruangan Baik
11 Ruang Keterampilan 1 Ruangan Baik
12 Ruang Osis 1 Ruangan Baik
13 Sarana Olahraga 1 Ruangan Baik
14 Pramuka 1 Ruangan Baik
15 Koperasi 1 Ruangan Baik
16 Masjid 1 Ruangan Baik
17 WC/Kamar Kecil 20 Ruangan Baik
54
18 Kursi 2826 Baik
19 Meja 2820 Baik
20 Pot Bunga 50 Baik
21 Lemari 60 Baik
22 Sapu Lidi dan Ijuk 95 Baik
23 Papan Tulis 60 Baik
24 Tempat Sampah 95 Baik
25 Gorden 60 Baik
26 Taplak Meja 65 Baik
Sumber data : SMP Negeri 1 Pallangga 2014-2015
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMP Negeri 1
Pallangga sebagaimana yang terdapat pada daftar tabel 6 di atas
dapat peneliti simpulkan bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh SMP Negeri 1 Pallangga sangat baik dan dapat menunjang
keberlangsungan proses pembelajaran. Karena sarana dan prasarana
sebagaimana yang dimiliki oleh SMP Negeri 1 Pallangga tidak hanya
pada fasilitas peserta didik yang baik, akan tetapi fasilitas yang baik
juga dimiliki oleh para guru, seperti ruangan, media pembelajaran dan
lain-lain. Faktor inilah yang akan mendukung proses pembelajaran
yang dinamis dan menyenangkan karena guru, peserta didik, sarana
dan prasarana merupakan komponen utama dalam dunia pendidikan
formal.
55
B. Penggunaan Media Audiovisual dalam Proses Pembelajaran di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti pada objek yang
diamati, dapat dikemukakan bahwa guru Pendidikan Agama Islam
menuggunakan media dalam proses pembelajaran.
Bapak Syarif guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Pallangga pada saat wawancara mengemukakan bahwa : “Ya.
Peranan media dalam proses pembelajaran sudah tidak dapat
diragukan lagi, karena dapat menarik perhatian peserta didik, dapat
membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik dalam proses
pembelajaran dan dapat meningkatkan pemahaman peserta didik.”
(Selasa, 22 Juni 2015)
Sehubungan dengan itu, Ibu Ramlah guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pallangga pada saat wawancara
mengemukakan bahwa : “Iya. Saya rasa hal yang mutlak bagi seorang
guru menggunakan media, sebab media berperan penting dalam
proses pembelajaran. Baik itu media yang kita siapakan dari rumah
maupun yang sudah ada di sekolah atau di ruangan kelas.” (Senin, 10
Agustus 2015)
Dalam pemilihan media tentunya membutuhkan suatu media
pembelajaran yang dapat membantu seorang guru dalam
menyampaikan pesan agar bisa lebih jelas dan dipahami oleh peserta
56
didik, salah satu yang dapat digunakan adalah media audiovisual.
Guru menggunakan media audiovisual apabila ada materi
pembelajaran yang sesuai.
Bapak Syarif guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Pallangga pada saat wawancara mengemukakan bahwa : “Ya. Media
audiovisual (video pembelajaran) saya gunakan apabila ada materi
pembelajaran yang sesuai, contohnya materi pembelajaran tentang
jujur dan amanah, sabar, shalat berjamaah.” (Selasa, 22 Juni 2015)
Sehubungan dengan itu, Ibu Ramlah guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pallangga pada saat wawancara
mengemukakan bahwa : “Ya. Media audiovisual (video pembelajaran)
terkadang saya menyiapkannya dari rumah untuk ditampilkan kepada
peserta didik dalam proses pembelajaran, tentunya disusaikan pada
materi pembelajaran yang berlangsung agar proses pembelajaran
lebih terarah.” (Senin, 10 Agustus 2015)
Guru dalam menggunakan media audiovisual sangat
memperhatikan materi pembelajaran. Penggunaan media audiovisual
sebagai upaya untuk menambah minat belajar peserta didik dalam
proses pembelajaran, jadi media audiovisual yang guru gunakan disini
disesuaikan dengan materi pembelajaran.
Misalnya pada saat menyajikan pelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan materi pembelajaran tentang jujur kepada peserta
57
didik/peserta didik, menggunakan media audiovisual sangat tepat
karena guru bisa memberikan ilustrasi kepada peserta didik secara
langsung sehingga peserta didik dapat melihat fenomena/peristiwa
yang terjadi secara langsung melalui materi ajar (video pembelajaran)
yang sesuai.
Penggunaan media audiovisual sangat membantu guru dalam
proses pembelajaran, hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan
oleh Bapak Syarif guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Pallangga pada saat wawancara bahwa : “Penggunaan media
audiovisual sangat membantu saya, peserta didik lebih aktif dan lebih
bersemangat dalam proses pembelajaran karena peserta didik tidak
hanya mendengarkan saja tapi peserta didik dapat melihat
fenomena/peristiwa yang terjadi secara langsung melalui materi ajar
(video pembelajaran).” (Selasa, 22 Juni 2015)
Sehubungan dengan itu, Ibu Ramlah guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pallangga pada saat wawancara
mengemukakan bahwa : “Media audiovisual (video pembelajaran)
sangat membantu saya sebagai guru sebab dengan adanya media
audiovisual (video pembelajaran) tugas saya menjadi fasilitator untuk
menunjang ke aktifan dan minat belajar peserta didi dalam proses
pembelajaran.” (Senin, 10 Agustus 2015)
58
C. Peningkatan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Setelah Menggunakan Media Audiovisual di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa
Kualitas pembelajaran berpengaruh pada proses pembelajaran,
dimana media/alat yang dipakai dalam proses pembelajaran
disesuiakan dengan mata pelajaran yang ingin diajarkan sehingga
mutu pembelajaran lebih berkualitas serta minat belajar dan daya
serap peserta didik lebih meningkat.
Peserta didik lebih interaktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual. Untuk itu peneliti sajikan dalam
tabel berikut :
Tabel 7 Peserta didik lebih interaktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual.
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
(%)
1 Sangat Interaktif 31 69 %
2 Interaktif 10 22 %
3 Kurang Interaktif 4 9 %
Jumlah 45 100 %
Sumber data : angket nomor 1
Data dari tabel di atas bahwa jumlah responden yang menjawab
“Sangat Interaktif” 69 % atau sekitar 31 orang dan yang menjawab
“Interaktif” 22 % atau sekitar 10 orang sedangkan yang menjawab
“Kurang Interaktif” 9 % atau sekitar 4 orang.
59
Dilihat dari tabel diatas menunjukkan bahwa penggunaan media
audiovisual membuat peserta didik sangat interaktif dalam proses
pembelajaran.
Peningkatan kualitas pembelajaran dalam menggunaan media
audiovisual membuat peserta didik lebih bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran, sesuai dengan tabel berikut :
Tabel 8 Peserta didik lebih bersemangat mengikuti pelajaran apabila
menggunakan media audiovisual.
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
(%)
1 Sangat Bersemangat 33 74 %
2 Bersemangat 10 22 %
3 Kurang Bersemangat 2 4 %
Jumlah 45 100 %
Sumber data : angket nomor 2
Data dari tabel di atas bahwa jumlah responden yang menjawab
“Sangat Bersemangat” 74 % atau sekitar 33 orang dan yang
menjawab “Bersemangat” 22 % atau sekitar 10 orang sedangkan
yang menjawab “Kurang Bersemangat” 4 % atau sekitar 2 orang.
Jadi, tabel tersebut diatas menunjukkan bahwa peserta didik lebih
bersemangat mengikuti pelajaran apabila guru menggunakan media
audiovisual.
60
Kualitas pembelajaran yang ditunjang oleh media audiovisual
membuat peserta didik lebih bisa mengikuti pelajaran dengan lebih
baik. Untuk itu peneliti sajikan dalam tabel berikut :
Tabel 9 Peserta didik lebih bisa mengikuti pelajaran dengan baik bila guru
menggunakan media audiovisual.
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
1 Sangat Bisa 32 71 %
2 Bisa 8 18 %
3 Kurang Bisa 5 11 %
Jumlah 45 100 %
Sumber data : angket nomor 3
Data dari tabel di atas bahwa jumlah responden yang menjawab
“Sangat Bisa” 71 % atau sekitar 32 orang dan yang menjawab “Bisa”
18 % atau sekitar 8 orang sedangkan yang menjawab “Kurang Bisa”
11 % atau 5 orang.
Kemampuan guru menggunakan media audiovisual dalam proses
pembelajaran memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap
motivasi belajar peserta didik. Seperti halnya dalam tabel berikut :
61
Tabel 10 Peserta didik lebih termotivasi setelah guru menggunakan media
audiovisual dalam proses pembelajaran.
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
(%)
1 Sangat Termotivasi 37 82
2 Termotivasi 8 18
3 Kurang Termotivasi - -
Jumlah 45 100 %
Sumber data : angket nomor 4
Data dari tabel di atas bahwa jumlah responden yang menjawab
“Sangat Termotivasi” 82 % atau sekitar 37 orang dan yang menjawab
“Termotivasi” 18 % atau sekitar 8 orang sedangkan yang menjawab
“Kurang Termotivasi” tidak ada.
Motivasi peserta didik tersebut berpengaruh pada minat belajar
dan pemahaman peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 11 Peserta didik lebih mudah memahami pelajaran setelah guru
menggunakan media audiovisual dalam proses pembelajaran.
No. Jawaban Respondent Frekuensi Presentase
(%)
1 Sangat Mudah 34 76 %
2 Mudah 9 20 %
3 Kurang Mudah 2 4 %
Jumlah 45 100 %
Sumber data : angket nomor 5
62
Data dari tabel di atas bahwa jumlah responden yang menjawab
“Sangat Mudah” 76 % atau sekitar 34 orang dan yang menjawab
“Mudah” 20 % atau sekitar 9 orang sedangkan yang menjawab
“Kurang Mudah” 4 % atau sekitar 2 orang.
Jadi, tabel di atas menunjukkan bahwa peserta didik lebih mudah
memahami pelajaran setelah guru menggunakan media audiovisual
dalam proses pembelajaran.
D. Model Penggunaan Media Audiovisual dalam Meningkatkan
Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Model ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran. Model atau variasi gaya mengajar guru
sangat penting untuk mempertahankan minat dan semangat peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Cara guru dalam mengadakan model atau variasi dalam proses
pembelajaran akan menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi
antara guru dan peserta didik, menarik perhatian peserta didik, dan
memberikan stimulus (rangsangan). Model atau variasi gaya mengajar
yang dimaksud disini yaitu melalui penggunaan media audiovisual.
Bapak Syarif guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Pallangga pada saat wawancara mengemukakan bahwa : “Model
yang saya selalu gunakan dalam proses pembelajaran melalui media
audiovisual yaitu model dua dimensi (2D), sebab materi ajar (video
63
pembelajaran) yang saya dapatkan masih bersifat 2D (dimensi), tetapi
terkadang pula saya melakukan variasi feet back (umpan balik) dalam
proses materi ajar (video pembelajaran) sedang berlangsung agar
stimulus (rangsangan) peserta didik dapat meningkat dan terkadang
pula saya menambahkan dengan metode demonstrasi agar peserta
didik mempraktekkannya secara langsung.” (Selasa, 22 Juni 2015)
Sehubungan dengan itu, Ibu Ramlah guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pallangga mengemukakan bahwa : “Model
penggunaan media audiovisual yang saya gunakan masih
bersifat/berbentuk animasi (2D) melalui video pembelajaran tetapi
terkadang pula saya memakai media gambar (media visual) misalnya
memperlihatkan huruf-huruf hijaiyah, makhraj huruf dan model-model
gerakan shalat kepada peserta didik.” (Senin, 10 Agustus 2015)
Dilihat dari hasil wawancara di atas bahwa model penggunaan
media audiovisual masih bersifat/berbentuk animasi (2D) melalui video
pembelajaran (VCD atau alat pemutar video yang lainnya). Namun
terkadang pula guru memakai media gambar (media visual) sebagai
alat alternatif bila video pembelajaran yang sesuai belum di dapatkan
atau di persiapakan.
Model penggunaan media audiovisual (video pembelajaran)
dalam proses pembelajaran masih bersifat animasi/dua dimensi (2D),
walaupun demikian kualitas pembelajaran meningkat, Bapak Syarif
64
guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga pada saat
wawancara mengemukakan bahwa : “Peningkatan kualitas
pembelajaran meningkat, sebab peserta didik lebih termotivasi dan
lebih mudah memahami pelajaran sehingga proses pembelajaran
lebih aktif dan menyenangkan dan setelah dilakukan evaluasi dengan
diberikan tugas (PR) nilai tugas peserta didik lebih meningkat.”
(Selasa, 22 Agustus 2015)
Sehubungan dengan itu, Ibu Ramlah guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pallangga pada saat wawancaran
mengemukakan bahwa : “Peningkatan kualitas pembelajaran pasti
ada, sebab peserta didik lebih bersemangat dan lebih aktif dalam
proses pembelajaran karena media audiovisual (video pembelajaran)
salah satu media/alat yang baik untuk membangkitkan minat belajar
dan daya serap peserta didik dibandingkan kita memakai metode
ceramah saja dalam proses pembelajaran.” (Senin, 10 Agustus 2015)
Dengan demikian, model pembelajaran dengan media audiovisual
(video pembelajaran) memberikan daya tarik kepada peserta didik,
dapat menyerap pembelajaran melalui pendengaran (audio) sekaligus
dengan penglihatan (visual). Guru sebagai fasilitator dan peserta didik
lebih aktif mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk mencari
tahu dan mendalami pelajaran yang diberikan serta peserta didik
dapat mempraktekannya secara langsung apa yang terkait dalam
65
materi ajar (video pembelajaran) tersebut. Guru juga melakukan
interaksi feet back (umpan balik) dalam proses pembelajaran agar
stimulus (rangsangan) peserta didik dapat meningkat.
Di dalam penggunaan media audiovisual terdapat pula kendala
yang dihadapi oleh guru, hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Bapak
Syarif guru Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1 Pallangga pada
saat wawancara bahwa : “Kendala yang saya dapatkan dalam
menggunakan media audiovisual yaitu media/alat (OHP) untuk
menampilkan materi ajar (video pembelajaran) biasanya kami harus
menunggu dikarenakan media/alat (OHP) hanya ada di laboratorium
sehingga kami harus menunggu sampai mata pelajaran/bidang studi
lain selesai menggunakan laboratorium.” (Selasa, 22 Juni 2015)
Sehubungan dengan itu, Ibu Ramlah guru Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 1 Pallangga mengemukakan bahwa : “Kendala
yang saya dapatkan adalah di ruangan kelas tidak ada media/alat
(OHP) karena media/alat tersebut hanya ada di ruangan laboratorium
serta media audiovisual (video pembelajaran) masih kurang/terbatas
yang saya miliki.” (Senin, 10 Agustus 2015)
Dilihat dari hasil wawancara di atas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa kendala yang guru hadapi cukup serius dikarenakan media/alat
(OHP) hanya ada di laboratorium saja sehingga membuat guru dan
peserta didik harus menunggu sampai mata pelajaran/bidang studi
66
lain keluar dari laboratorium serta video pembelajaran yang guru miliki
masih terbatas.
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan media audiovisual sangat membantu guru dalam
proses pembelajaran sehingga pelaksanaannya dapat
mempengaruhui peserta didik lebih interaktif dan lebih
bersemangat.
2. Peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
ditunjang oleh media audiovisual membuat peserta didik lebih bisa
mengikuti pelajaran dengan lebih baik, dan kemampuan guru
dalam menggunakan media audiovisual memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap motivasi dan pemahaman peserta
didik.
3. Model penggunaan media audiovisual yang guru terapkan cukup
baik dengan berbasis dua dimensi (2D), peningkatan kualitas
pembelajaran meningkat dengan model pembelajaran yang
diterapkan dengan adanya variasi metode feet back (umpan balik)
dan metode demonstrasi sehingga membuat proses pembelajaran
lebih aktif dan menyenangkan.
68
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan, maka
peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
1. Diharapkan kepada guru Pendidikan Agama Islam lebih kreatif
dan inovatif lagi dalam menggunakan media audiovisual sehingga
materi ajar (video pembelajaran) yang disajikan lebih baik lagi
seperti menyajikan materi ajar (video pembelajaran) yang bersifat
tiga dimensi (3D) serta hendaknya guru selalu menjaga minat
belajar dan semangat peserta didik dalam proses pembelajaran,
karena mata pelajaran/bidang studi Pendidikan Agama Islam ini
sangat penting untuk menanamkan nilai-nilai ajaran Islam kepada
peserta didik.
2. Keterbatasan sarana dan prasarana juga menjadi hal yang
penting dalam menggunakan media audiovisual (video
pembelajaran) karena media/alat (OHP) saling berkaitan dengan
media audiovisual (video pembelajaran).
3. Kepada pihak sekolah dan semua yang terkait dengan dunia
Pendidikan, sekiranya dapat memperhatikan kelengkapan saran
dan prasarana demi meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
69
DAFTAR PUSTAKA
Anggoro, M. Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
2014. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Bahri Syaiful, Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. 2007. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islam. Cet. I. Bandung: PT Refika Aditama.
Heri, Gunawan. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Cet.II. Bandung: Alpabeta.
Kementerian Agama RI. 2012. Al Qur’an Al Karim. Jakarta: PT SYGMA Publishing.
Latuheru, John D. 1988. Media Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran Masa Kini. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Margono, S. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Group.
Muhaimin. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi/Muhaimin. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Rinanto, Andre. 1982. Peranan Media Audiovisual dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
70
Riduwan. 2008. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sadimana, S. Arief. 2012. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaaannya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
SISDIKNAS. 2009. Undang-undang Guru dan Dosen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana Nana. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Sudjana, Nana. dan Ibrahim, R. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Suleiman, Amir Hamzah. 1985. Media Audio-Visual untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT Gramedia.
Uno, Hamzah B. & Lamatenggo Nina. 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
ANGKET PENELITIAN SMP NEGERI 1 PALLANGGA KABUPATEN GOWA
NAMA : ........................................... KELAS : ...........................................
Mohon diisi semua tanpa ada yang terlewatkan pada lembar jawaban yang telah disediakan. Pengisian angket dibawah ini tidak akan mempengaruhi nilai Anda, isilah dengan cermat dan teliti sesuai dengan kondisi yang terjadi dalam diri Anda.
Petunjuk pengisian angket :
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling sesuai dengan keadaan atau pendapat Anda dengan cara memberi tanda (X) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
1. Saya lebih interaktif dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan media audiovisual (video pembelajaran) ?
a. Sangat Interaktif
b. Interaktif
c. Kurang Interkatif
2. Saya lebih bersemangat mengikuti pelajaran apabila menggunakan
media audiovisual (video pembelajaran) ?
a. Sangat Bersemangat
b. Bersemangat
c. Kurang Bersemangat
3. Saya lebih bisa mengikuti pelajaran dengan baik tentang apa yang
dijelaskan guru bila menggunakan media audiovisual (video
pembelajaran) ?
a. Sangat Bisa
b. Bisa
c. Kurang Bisa
4. Saya merasa lebih termotivasi dalam belajar setelah guru
menggunakan media audiovisual (video pembelajaran) ?
a. Sangat Termotivasi
b. Termotivasi
c. Kurang Termotivasi
5. Saya lebih mudah memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam
setelah guru menggunakan media audiovisual (video pembelajaran) ?
a. Sangat Mudah
b. Mudah
c. Kurang Mudah
PERTANYAAN WAWANCARA
1. Apakah di dalam proses pembelajaran bapak/ibu guru sering
menggunakan media ?
2. Apakah bapak/ibu guru menggunakan media audiovisual (video
pembelajaran) dalam proses pembelajaran ?
3. Bagaimana penggunaan media audiovisual (video pembelajaran)
dalam proses pembelajaran ?
4. Model-model apa yang digunakan dalam media audiovisual (video
pembelajaran) selama proses pembelajar ?
5. Bagaimana model penggunaan media audiovisual (video
pembelajaran) dalam meningkatan kualitas pembelajaran ?
6. Kendala apa saja yang bapak/ibu guru dapatkan dalam penggunaan
media audiovisual (video pembelajaran) ?
DOKUMENTASI GAMBAR
1. Guru menjelaskan materi pembelajaran
2. Peserta didik pada saat mengerjakan tugas
3. Peneliti pada saat mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam
4. Suasana peserta didik pada saat menjawab pertanyaan angket
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABD. WAHAB AL HASAN IPA biasa dipanggil
Wahab lahir di Ujung Pandang, pada tanggal 28
Januari 1992, anak ke lima dari lima bersaudara,
pasangan Ayahanda Hasan Ipa dengan Ibunda Lilis
Djakaria.
Peneliti memulai jenjang pendidikan di SD Negeri Mamajang 1
Makassar pada tahun 1997 dan tamat pada tahun 2003. Kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa
selama 3 tahun dan tamat pada tahun 2006, pada tahun yang sama
peneliti melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya di SMK Negeri 7
Makassar Jurusan Teknik Informasi dan Komunikasi dan tamat pada
tahun 2009. Pada tahun 2011 peneliti melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi Universitas Muhammadiyah Makassar dan tercatat
sebagai mahasiswa Fakultas Agama Islam pada Jurusan Pendidikan
Agama Islam dengan Program Studi Strata Satu (S1).
Peneliti bersyukur atas karunia Allah SWT sehingga dapat
mengenyam pendidikan yang merupakan bekal untuk masa depan.
Peneliti berharap dapat mengamalkan ilmu yang telah diperoleh
dengan sebaik-baiknya. Aamiin.
top related