pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik...
Post on 28-Oct-2020
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN
TEMATIK MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN CACAH KELAS 1 SD DENGAN MEDIA
KOLASE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Monica Windi Prastiwi
NIM : 131134123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN
PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI
PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH
KELAS 1 SD DENGAN MEDIA KOLASE
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Monica Windi Prastiwi
NIM : 131134123
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Puji syukur peneliti panjatkan atas selesainya skripsi ini. Banyak pihak
yang turut mendukung baik langsung maupun tidak langsung dalam proses
pembuatan skripsi ini, untuk itu peneliti persembahkan skripsi ini kepada :
1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang senantiasa memberikan
kesehatan, pertolongan, kekuatan dan kesabaran sehingga mampu
menyelesaikan skripsi ini.
2. Kedua orang tua tercinta Bapak Bernadus Wagimin dan Ibu Palentina
Andriwati yang selalu mendoakan, memberikan semangat, dukungan
moril, dan materil.
3. Kakak saya Dety yang menjadi motivasi saya agar segera menyelesaikan
skripsi ini.
4. Sri Ningsih Indriyani, Ayu Ratna dan Khalih Ridho yang selalu
memberikan dukungan, bantuan dan selalu mendorong saya agar segera
menyelesaikan skripsi ini.
5. Sahabat-sahabatku yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang selalu
memberikan dukungan, doa dan semangat bagi saya.
6. Teman sepayung skripsi yang selalu membantu saya dalam mengerjakan
skripsi.
7. Teman-teman satu angkatan PGSD 2013.
8. Almamater Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu;
Carilah, maka kamu akan mendapat;
Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”
(Matius7:7)
“Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya”
(Pengkhotbah 3: 11)
“Sebab bagi Allah tidak ada yang Mustahil”
(Lukas 1:7)
Kekuatan tidak datang dari kemenangan. Seberapa besar usaha kita untuk
melewati kesulitan dan memutuskan untuk tidak menyerah, itulah kekuatan yang
sebenarnya. (Windi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juli 2017
Penulis
Monica Windi Prastiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Monica Windi Prastiwi
Nomor Mahasiswa : 131134123
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN
TEMATIK MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILAGAN CACAH KELAS I SD DENGAN MEDIA
KOLASE”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk rangkaian data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal, 11 Juli 2017
Yang menyatakan
Monica Windi Prastiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN
TEMATIK MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN
PENGURANGAN BILANGAN CACAH KELAS 1 SD DENGAN MEDIA
KOLASE
Monica Windi Prastiwi
Universitas Sanata Dharma
2017
Potensi penelitian ini adalah pembelajaran tematik di kelas 1 SD Tema 7
Sub Tema 3 tentang penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah yang
diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia dan SBdP (kolase). Dari hasil kuesioner
yang dibagikan kepada 20 peserta didik, peneliti mendapatkan data : 65% peserta
didik tidak mengetahui cara menghitung pengurangan dan 65% membutuhkan
bantuan teman atau guru untuk mengerjakan pengurangan. 55% peserta didik
belum mengerti menghitung penjumlahan dengan teknik menyimpan. Peneliti
terdorong untuk mengembangkan “Prototipe Rancangan Pembelajaran
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan untuk kelas 1 SD dengan Kolase”.
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan prosedur pengembangan prototipe dan
mendeskripsikan kualitasnya.
Penelitian disusun dengan menggunakan enam langkah menurut Borg dan
Gall, yaitu : 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4)
validasi desain, 5) revisi desain dan 6) uji coba produk. Validasi prototipe
dilakukan oleh 3 validator, skor rata-rata yang didapatkan adalah 3.26 (dari
rentang 1-4) artinya sangat baik, sehingga prototipe layak diujicobakan dan
dipublikasikan setelah direvisi.
Uji coba terbatas dilakukan di kelas 1 B SD N Tegalrejo 2, diikuti 15
peserta didik. Dari hasil evaluasi, 100% peserta didik memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan karena belajar dengan media kolase. Dari hasil
refleksi 93.3 % peserta didik bersemangat mengerjakan soal materi penjumlahan
dan pengurangan dengan media kolase.
Kata kunci: rancangan pembelajaran, Matematika, penjumlahan dan
pengurangan bilangan, media kolase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPING THEMATIC MATHEMATICS LESSON PLAN
PROTOTYPE ON ADDITION AND SUBTRACTION OF NUMBERS
FOR GRADE 1 OF ELEMENTARY SCHOOL USING COLLAGE MEDIA
Monica Windi Prastiwi
Sanata Dharma University
2017
Potency in this research was thematic learning in grade 1 of Elementary
School, Theme 7, Sub-Theme 3 about addition and subtraction of numbers which
was integrated to Bahasa Indonesia and Cultural Arts and Crafts (collage). Based
on questionnaire results from 20 students as the participants, it was found that:
65% of participants had not known how to count subtraction and 65% of
participants needed help from friends or teacher when doing subtraction exercise.
55% of participants did not know how to do addition exercise with saving
technique. Thus, the researcher was encouraged to develop “Lesson Plan
Prototype on Addition and Subtraction of Numbers for Grade 1 of Elementary
School Using Collage Media.” This research aimed to explain the development
procedure and to describe the quality of the prototype.
This research was conducted using six steps according to Borg and Gall.
The steps were 1) potency and problem, 2) data gathering, 3) product design, 4)
design validation, 5) design revision, 6) product trial. Prototype validation was
done by three validators, the average validation score was 3.26 (from range 1-4)
which was very good so that deserved to be tested and published after revision.
The researcher conducted the trial toward 15 students in class 1B
Tegalrejo 2 Public Elementary School. Based on the evaluation result, 100% of
participants understand the concept of addition and subtraction as they learn using
collage media. Based on the reflection result, 93.3% of participants feel excited in
doing addition and subtraction exercise using collage media.
Keywords: lesson plan, Mathematics, addition and subtraction, collage media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN
PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA
MATERI PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILAGAN CACAH
KELAS I SD DENGAN MEDIA KOLASE”. Penyusun skripsi ini menjadi salah
satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar.
Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik tak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan
terimakasih kepada banyak pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. Wakil Program Studi
Pendidikan Guru sekolah Dasar.
4. Ibu Drs. Ignatia Esti Sumarah M.Hum selaku dosen pembimbing I yang
telah membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi
ini.
5. Ibu Maria Agustina Amelia, S.Si., M.Pd. Dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan mendampingi peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs Sukawit M.A. selaku Kepala Sekolah SD N Tegalrejo 2 yang telah
memberikan ijin penelitian, melakukan penelitian dan uji coba produk di
SD tersebut.
7. Dosen dan guru yang telah menjadi validator ahli terhadap perangkat soal
yang peneliti kembangkan.
8. Seluruh staff sekretariat Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
9. Kedua Orangtua, Bernadus Wagimin dan Palentina Andriwati yang selalu
memberikan dukungan dan doa.
10. Teman payung penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Para sahabat dan teman yang telah memberi dukungan dan doa bagi
kelancaran skripsi ini.
12. Teman-teman angkatan 2013 yang telah banyak membantu peneliti.
13. Siswa-siswi kelas 1 B SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
14. Semua pihak yang telah berjasa yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per
satu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun dari
berbagai pihak sangat peneliti harapkan.
Yogyakarta, 11 Juli 2017
Penulis
Monica Windi Prastiwi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENYINGAN AKADEMIS ........................................ vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ....................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4
E. Definisi Operasional ................................................................................ 5
F. Spesifikasi Produk ................................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 8
A. Kajian Pustaka ......................................................................................... 8
1. Kurikulum 2013 ............................................................................... 8
2. Kekhasan Kurikulum 2013............................................................... 14
3. Pembelajaran Tematik Kelas 1 SD................................................... 12
4. Media Pembelajaran ......................................................................... 31
5. Minat Belajar .................................................................................... 35
6. Kecerdasan Majemuk ....................................................................... 38
7. Psikologi Perkembangan Peserta didik Sekolah Dasar .................... 43
B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 45
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 48
D. Pertanyaan Penelitian .............................................................................. 50
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 51
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 51
B. Setting Penelitian ..................................................................................... 54
C. Prosedur Pengembangan ......................................................................... 55
D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 59
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 61
F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 79
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 79
1. Potensi dan Masalah ......................................................................... 79
2. Pengumpulan Data ........................................................................... 80
3. Desain Produk .................................................................................. 85
4. Validasi Desain ................................................................................ 89
5. Revisi Desain.................................................................................... 92
6. Uji Coba Produk ............................................................................... 96
B. Pembahasan ............................................................................................. 102
1. Prototipe Disusun dengan Menggunakan Tematik Integratif
Matematika, Bahasa Indonesia dan SBdP ....................................... 103
2. Prototipe Pembelajaran Memuat Media Kolase yang Menarik
Minat untuk Mempelajari Penjumlahan dan Pengurangan .............. 104
3. Prototipe Membantu Peserta Didik Mengembangkan Kecerdasan
Matematik Logis, Kinestetik, dan Visual Spasial ............................ 106
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................................. 109
B. Keterbatasan ............................................................................................ 110
C. Saran ........................................................................................................ 110
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 111
LAMPIRAN ....................................................................................................... 114
BIODATA PENELITI ...................................................................................... 145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Skema Penelitian yang Relevan ......................................................... 48
Bagan 3.1 Langkah-langkah Metode Reaserch and Development ..................... 52
Bagan 3.2 Modifikasi Langkah-langkah Metode R&D. .................................... 55
Bagan 3.3 Prosedur Prototipe Pengembangan ................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur .......................................... 61
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Prapenelitian untuk Peserta Didik ....................... 62
Tabel 3.3 Kuisioner Prapenelitian untuk Peserta Didik ...................................... 66
Tabel 3.4 Kuisioner Prapenelitian untuk Peserta Didik ...................................... 70
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Validator.................................................................. 72
Tabel 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Refleksi ............................................................. 75
Tabel 3.7 Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi Peserta Didik ............ 75
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes ................................................................................ 76
Tabel 3.9 Hasil Interval Skala 1-4....................................................................... 77
Tabel 4.1 Data Presentase Kuisioner Pra Penelitian untuk Peserta Didik .......... 83
Tabel 4.2 Hasil Validasi Desain ......................................................................... 90
Tabel 4.3 Hasil Nilai Validasi ............................................................................. 92
Tabel 4.4 Hasil Rekap Nilai LKS ....................................................................... 100
Tabel 4.5 Hasil Kuisoner Refleksi Peserta Didik................................................ 102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sampul Produk Depan ..................................................................... 86
Gambar 4.2 Sampul Produk Belakang ................................................................ 86
Gambar 4.3 Media 1 ............................................................................................ 87
Gambar 4.4 Media 2 ............................................................................................ 87
Gambar 4.5 Media 3 ............................................................................................ 87
Gambar 4.6 Salah satu Contoh Isi Produk .......................................................... 88
Gambar 4.7 Cover Depan ................................................................................... 93
Gambar 4.8 Revisi Cover Depan ........................................................................ 93
Gambar 4.9 Soal Evaluasi ................................................................................... 93
Gambar 4.10 Revisi Soal Evaluasi ...................................................................... 93
Gambar 4.11 Bagian 1 (sebelum direvisi) .......................................................... 94
Gambar 4.12 Bagian 1 (setelah direvisi) ............................................................. 94
Gambar 4.13 Isi dari Bagian 1 (sebelum direvisi) .............................................. 95
Gambar 4.14 Isi dari Bagian 1 (setelah direvisi)................................................. 95
Gambar 4.15 Peserta Didikk sedang Membuat Kolase dan Berhitung ............... 97
Gambar 4.16 Peserta Didikk sedang Membuat Kolase dan Berhitung ............... 98
Gambar 4.17 Peserta Didik Membuat Kolase ..................................................... 98
Gambar 4.18 Hasil Kolase Peserta didik Kelas 1 SD ......................................... 99
Gambar 4.19 Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik ............................................. 100
Gambar 4.20 Lembar Refleksi Peserta Didik ..................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Kuisioner Pra Penelitian ................................................ 115
Lampiran 1a. Validasi Kuisioner Pra Penelitian ................................................. 121
Lampiran 2. Kuisioner Peserta Didik ................................................................ 123
Lampiran 3. Hasil Persentase Kuisioner Peserta Didik .................................... 125
Lampiran 4. Validasi Dosen Matematika.......................................................... 127
Lampiran 4a. Validasi Dosen Seni Rupa ............................................................ 130
Lampiran 4b. Validasi Guru Kelas 1................................................................... 133
Lampiran 5. Surat Ijin Uji Coba Produk ........................................................... 136
Lampiran 5a. Surat telah Melakukan Uji Coba ................................................... 137
Lampiran 6. Hasil Refleksi ............................................................................... 138
Lampiran 7. Hasil Lembar Evaluasi Peserta Didik ............................................ 141
Lampiran 8. Foto Kegiatan Penelitian ............................................................... 144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini peneliti membahas mengenai latar belakang masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi prototipe yang diharapkan, dan definisi
operasional.
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Salah satu kekhasan Kurikulum 2013 adalah menekankan pendekatan
pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai
pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Menurut Majid
(2014: 107) Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema.
Pelajaran yang terintegrasi dalam Kurikulum 2013 kelas I adalah Matematika,
Bahasa Indonesia dan SBdP. Matematika menjelaskan tentang penjumlahan dan
pengurangan, Bahasa Indonesia membuat teks prosedur dan SBdP membuat
media kolase. Hal tersebut materi penjumlahan dan pengurangan (Matematika)
diintegrasikan dengan Bahasa Indonesia (membuat teks prosedur/cara membuat
kolase) dan membuat media kolase (SBdP).
Dari hasil wawancara kepada guru kelas 1 SD N Tegalrejo 2, bahwa peserta
didik kurang berminat mempelajari Matematika khususnya pada materi
penjumlahan dan pengurangan. Hal ini dapat di buktikan ketika guru sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
menjelaskan materi pembelajaran, peserta didik cenderung merasa bosan dan
ramai. Guru sudah menggunakan media belajar seperti sempoa untuk membantu
peserta didik dalam hitungan, namun media tersebut kurang menarik bagi
peserta didik. Salah satu guru kelas I B di SD Negeri Tegalrejo 2 menyatakan
bahwa kelas I yang berjumlah 25 peserta didik, ada Sekitar 7 peserta didik
mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), dan 18 peserta
didik masih mendapat nilai di bawah KKM. KKM pada mata pelajaran
Matematika di kelas I ini adalah 70. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil
nilai peserta didik pada soal latihan mengenai materi penjumlahan dan
pengurangan. Guru kelas I B SD Negeri Tegalrejo 2 mengatakan bahwa dalam
melaksanakan pembelajaran Matematika sangat jarang menggunakan media
terutama materi penjumlahan dan pengurangan.
Pada bulan Juni 2016, peneliti melakukan penyebaran kuesioner kepada 20
peserta didik di kelas 1 SD Negeri Tegalrejo 2 peneliti mendapatkan data : 65%
peserta didik tidak mengerti cara menghitung pengurangan dan 65%
membutuhkan bantuan teman atau guru untuk mengerjakan pengurangan. 55%
peserta didik belum mengerti menghitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
Berdasarkan data-data tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian yang
berjudul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Media Kolase”. Media
kolase yang peneliti kembangkan mengguakan kancing baju, kain, dan kertas
untuk membuat media “Kolase Buah-buahan”, media 2 “Kolase Tanaman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Hewan untuk berhitung” dan media 3 “Kolase Cara Merawat Tanaman”. Media
tersebut mengitegrasikan pembelajaran Matematika, Bahasa Indonesia dan SBdP
untuk Tema 7 Sub Tema 3. Peneliti mendapatkan inspirasi menggunakan media
kolase dalam kaitannya dengan pembelajaran Matematika dari penelitian Maria
Nawansari (2013) yang berjudul “Pengembangan Modul Pembelajaran
Pengurangan dengan Kolase untuk kelas 1 SD Kanisius Gorobogan”. Penelitian
ini menggunakan media kolase dari batang korek api dan tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui kualitas hasil modul buku Matematika tentang
pengurangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
kelas 1 SD dengan media kolase?
2. Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas 1 SD dengan
media kolase?
C. TUJUAN
Tujuan dari penelelitian pengembangan prototipe seni keterampilan kolase
ini dirumuskan sebagai berikut :
1. Menjelaskan prosedur atau langkah-langkah pengembangan prototipe
rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah kelas 1 SD dengan media kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
2. Mengetahui kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas 1
SD dengan media kolase?
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoritis
Memadukan pembelajaran Matematika kelas 1 materi
penjumlahan dan pengurangan dengan seni keterampilan tangan (SBdP).
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
1. Mengembangkan kreativitas dengan menciptakan media
pembelajaran Matematika dengan seni keterampilan untuk
menumbuhkan minat peserta didik terhadap pembelajaran
Matematika.
2. Hasil penelitian berupa prototipe rancangan pembelajaran dapat
digunakan pada saat peneliti telah menjadi guru.
b. Bagi Guru
Mendapatkan inspirasi tentang media pembelajaran Matematika
terintegrasi dengan Bahasa Indonesia dan SBdP kemudian
menjadikannya sebagai referensi untuk media pembelajaran
Matematika.
c. Bagi peserta didik
1) Menumbuhkan minat peserta didik terhadap Matematika dengan
media pembelajaran kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
2) Memberikan pengalaman baru dalam mengerjakan mata pelajaran
Matematika menggunakan media pembelajaran.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Prototipe
Prototipe media kolase adalah sebuah modul yang akan dibuat untuk
mempermudah peserta didik untuk belajar Matematika.
2. Matematika
Matematika adalah sebuah simbol tentang logika mengenai
bentuk, susunan dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang
lainnya dan sifatnya pasti.
3. Penjumlahan
Penjumlahan adalah menggabungkan jumlah dua atau lebih angka
sehingga menjadi angka yang baru.
4. Pengurangan
Pengurangan adalah mengambil sejumlah angka dari angka tertentu.
5. Bilangan cacah
Bilangan cacah adalah bilangan yang terdiri dari angka nol dan
seterusnya bertambah 1 secara berkelanjutan.
6. Seni Keterampilan
Keterampilan adalah suatu kecekatan, kecakapan atau kemampuan
untuk melakasanakan sesuatu dengan baik dan cermat sehingga seseorang
dikatakan terampil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
7. Kolase
Kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang meliputi kegiatan
menempel potongan potongan kertas atau material lain untuk membentuk
sebuah desain atau rancangan tertentu.
F. SPESIFIKASI PRODUK
1. Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan melalui media kolase ini dirancang sesuai
Kurikulum 2013 kelas 1 SD pada Tema 7 Benda, Hewan, dan Tanaman di
Sekitarku, Subtema 3 Tanaman Disekitarku Pembelajaran 1, 3 dan 5.
2. Cover prototipe berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan untuk kelas 1 SD dengan Kolase”
Didalamnya terdapat kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, isi prototipe
kepustakaan dan biografi penulis.
3. Isi prototipe dibagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian 1 adalah konsep
penjumlahan dan pengurangan, bagian 2 adalah media kolase dan bagian 3
adalah RPP.
4. Bagian 1: Teori penjumlahan dan pengurangan bilangan.
5. Bagian 2: Media kolase yang terbagi menjadi 3 yaitu media 1 “Kolase
Buah-buahan” untuk pembelajaran 1. Media 2 “Kolase Tanaman dan
Hewan untuk berhitung” untuk pembelajaran 3 dan media 3 “Kolase Cara
Merawat Tanaman” untuk pembelajaran 5.
6. Bagian 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) kelas I tema 7
subtema 3 pembelajaran 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
7. Modul pembelajaran tersebut mencakup pengetahuan dari 2 mata pelajaran
yang telah dikolaborasikan yaitu materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan untuk Matematika dan kolase untuk SBdP.
8. Prototipe dicetak dalam ukuran booklet.
9. Prototipe diketik dengan menggunakan jenis huruf Times New Roman.
10. Gambar media dalam prototipe ini diambil dengan kamera handphone atau
telepon genggam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai kajian pustaka, penelitian yang
relevan, dan kerangka berfikir. Hal tersebut akan diuraikan sebagi berikut.
A. KAJIAN PUSTAKA
1. Kurikulum 2013
a. Pengertian Kurikulum 2013
Pengertian kurikulum menurut Hidayat (2013: 21) yaitu suatu
rancangan bahan tertulis yang dibuat secara matang yang berisikan
beberapa uraian tentang program-program pendidikan suatu sekolah
atau Madrasah yang harus dilaksanakan oleh penyelenggara
pendidikan dari tahun ke tahun. Berbeda dengan pendapat Hidayat,
pendapat lain dikemukakan oleh Caswel dan Campbell (dalam Hidayat
2013: 21), bahwa kurikulum lebih dianggap sebagai suatu pengalaman
atau sesuatu yang nyata yang dibuat dan terjadi dalam proses
pendidikan itu sendiri. Hampir sama dengan pendapat Caswell dan
Campbell, menurut Forum Mangunwijaya VII (201:32), kurikulum
merupakan seluruh pengalaman yang akan direncanakan dan dialami
oleh seluruh peserta didik dalam proses belajar mengajar di lingkungan
pendidikan.
Namun menurut Arifin (2011:4) kurikulum yaitu segala kegiatan
dan pengalaman yang mencakup belajar seorang peserta didik serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi
peserta didik, baik berada di sekolah maupun diluar sekolah yang
didasarkan atas tanggung jawab sekolah dalam mencapai tujuan
pendidikan yang dicita-citakan. Sedikit berbeda dengan Arifin,
menurut Hamalik (2007:18) kurikulum merupakan segala perangkat
rencana dan pengaturan seluruh isi serta bahan pelajaran yang
digunakan sebagai acuan dalam menyelenggarakan kegiatan belajar
mengajar. Lebih ditegaskan lagi pengertian kurikulum menurut
Undang-Undang No 20 Tahun 2003, yaitu segala perangkat
perencanaan serta pengaturan yang melibatkan tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang akan digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
tertentu.
Dari beberapa pengertian kurikulum di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa kurikulum merupakan segala sesuatu yang sudah
direncanakan secara matang oleh pihak yang berwenang untuk menjadi
acuan dalam kegiatan belajar mengajar. Kegiatan pengembangan
kurikulum dari proses belajar mengajar sampai dengan tujuan
pembelajaran itu sendiri, harus memperhatikan seluruh aspek
perkembangan peserta didik. Oleh karena itu, tidak menutup
kemungkinan kurikulum akan selalu berkembang menyesuaikan
dengan perkembangan zaman dalam suatu tema tertentu sehingga
pembelajaran dapat lebih efektif dan efisien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
b. Karakteristik Pendekatan Tematik Integratif :
Dalam penggunaan pendekatan tematik integratif guru perlu
memahami karakteristik-karakteristiknya. Hal ini bertujuan agar guru
dapat membedakan pembelajaran satu dengan pelajaran yang lain.
Majid (2014:120) menjelaskan beberapa prinsip yang berkenaan
dengan pendekatan tematik integratif sebagai berikut: 1) Pendekatan
tematik integratif memiliki suatu tema yang aktual, dekat dengan dunia
peserta didik, dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi
alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran. 2)
Pendekatan tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata
pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-
materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. 3)
Pendekatan tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku, tetapi harus mendukung pencapaian tujuan
yang utuh terhadap kegiatan pembelajaran yang termuat dalam
kurikulum. 4) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu
tema selalu mempertimbangkan karakteristik peserta didik seperti
minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal. 6) Materi
pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya materi
yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Dalam pendekatan terintegrasi tidak lagi mengenal tentang
pelajaran dan bidang studi karena mata pelajaran dan semua bidang
studi terintegrasi dalam suatu bentuk masalah atau unit. Setiap batasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
pada mata-mata pelajaran atau batasan bidang studi tidak terlihat
sehingga mata pelajaran menjadi suatu kesatuan yang bulat (Hidayat,
2013:45).
Trianto (2007: 13-15) mengungkapkan bahwa pembelajaran
tematik integratif mempunyai beberapa karakteristik diantaranya: (1)
holistik, yaitu dalam pembelajaran terintegrasi peserta didik dapat
memahami suatu fenomena dari segala sisi, (2) bermakna, yaitu
terbentuknya jalinan antar konsep yang dapat bermanfaat bagi peserta
didik dalam menyelesaikan masalah yang ada, (3) otentik, merupakan
kegiatan atau pengalaman yang dialami peserta didik guna memahami
suatu hal, (4) aktif, dalam pembelajaran tematik integratif peserta didik
dituntut untuk aktif selama proses kegiatan berlangsung, baik secara
fisik, mental, intelektual, maupun emosional agar pembelajaran dapat
berjalan secara optimal. Menurut Hajar (2013:43-56) karakteristik
pendekatan tematik integratif diantaranya (1) pembelajaran berpusat
pada peserta didik, (2) kegiatan pembelajaran memberikan pengalaman
langsung pada para peserta didik, (3) guru tidak memisahkan antar
mata pelajaran secara jelas, (4) menyajikan konsep-konsep dari
berbagai materi pelajaran dengan tujuan agar pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran yang diberikan tidak persial atau sepotong-
sepotong, (5) fleksibel yaitu adanya keterkaitan antara peserta didik
dengan lingkungan sekitarnya, (6) hasil dari pembelajaran sesuai
dengan minat dan kebutuhan dari peserta didik, dimana guru sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
fasilitator harus memberikan kesempatan kepada pembelajaran
diharapkan dapat membangun komunikasi antar peserta didik serta
mengembangkan kemampuan metakognisi peserta didik, dan lebih
menekankan pada proses daripada hasil yang didapat peserta didik.
2. Kekhasan Kurikulum 2013
a. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada
setiap satuan pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang
berbasis kompetensi sekaligus berbasis karakter, dengan pendekaran
tematik dan kontekstual diharapkan peserta didik mampu secara
mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya dan akhlak
mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari (Mulyasa, 2013:7).
Suprapto (dalam Suprihatiningrum, 2016: 257) menjelaskan bahwa
pendidikan karakter memiliki makna lebih tinggi daripada pendidikan
moral karena bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana
yang salah. Lebih dari itu, pendidikan karakter menanamkan kebiasan
(habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik menjadi paham,
mampu merasakan, dan mau melakukan hal baik.
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
karakter dalam Kurikulum 2013 juga memiliki tujuan tertentu, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan pendidikan
yang nantinya akan diarahkan pada penanaman ahlak dan kebiasaan
yang baik sehingga peserta didik memiliki tingkah laku yang baik
pula.
b. Pembelajaran Tematik
Majid (2014: 107) mengungkapkan bahwa pembelajaran tematik
merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep
kepada peserta didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan
dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang
utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa peserta didik dan membuat
pembelajaran lebih bermakna.
Daryanto (2014: 3) juga menjelaskan bahwa pembelajaran tematik
diartikan sebagai pembelajaran yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik. Hal ini diungkapkan
hal serupa dengan Poerwadarminta (dalam Majid, 2014: 80) bahwa
pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat
memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah
pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat dipahami
bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang
berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema ditinjau
dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “Air” dapat
ditinjau dari mata pelajaran IPA dan Matematika yang memfasilitasi
peserta didik untuk secara produktif menjawab pertanyaan yang
dimunculkan sendiri dan memuaskan rasa ingin tahu dengan
penghayatan secara alamiah tentang dunia di sekitar.
c. Ciri Khas Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam keterlibatan
peserta didik dalam proses belajar secara aktif sehingga peserta didik
memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat
menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya serta
menekankan penerapan konsep belajar. Berikut merupakan ciri khas
dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014 4):
1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat
perkembangan dan kebutuhan peserta didik usia Sekolah Dasar.
2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran
tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.
3) Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik.
4) Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti
kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
d. Manfaat Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik memiliki manfaat tersendiri, berikut
merupakan manfaat dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014: 4):
1) Dengan menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator
serta isi mata pelajaran akan terjadi penghematan, karena tumpang
tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan.
2) Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna
sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau
alat, bukan tujuan akhir.
3) Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat
pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah.
4) Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan
konsep akan semakin baik dan meningkat.
e. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, menurut
Daryanto (2014: 5) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut:
1) Berpusat pada peserta didik
Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student
centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk
melakukan aktivitas belajar.
2) Memberikan pengalaman langsung
Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman
langsung kepada peserta didik (direct experiences). Dengan
pengalaman langsung ini, peserta didik dihadapkan pada sesuatu
yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang
lebih abstrak.
3) Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas.
Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata
pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan
kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan
kehidupan peserta didik.
4) Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan
demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut
secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
5) Bersifat fleksibel.
Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan
kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah
dan peserta didik berada.
6) Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta
didik.
7) Peserta didikdiberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
8) Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
f. Pembelajaran Saintifik
Majid dan Rochman (2014: 4) mengungkapkan bahwa dalam
saintis kegiatan pembelajaran dilakukan melalui proses mengamati,
menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan
mengomunikasikan.
1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat
dengan konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena menyangkup
mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau
menyimak (Majid dan Rochman, 2014: 4). Kegiatan mengamati
dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan peserta
didik pada saat melihat media pembelajaran, sesuai dengan
perintah dari guru atau pengguna prototipe.
2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses
membangun pengetahuan peserta didik dalam bentuk konsep,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
prinsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berfikir metakognitif.
Tujuannya agar peserta didik memiliki kemampuan berfikir tingkat
tinggi secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya
dilakukan melalui kegiatan diskusi dan kerja kelompok serta
diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan
mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk
dengan menggunakan bahasa daerah (Majid dan Rochman, 2014:
4). Kegiatan menanya dalam prototipe rancangan pembelajaran
dapat dilakukan setelah peserta didik selesai menggunakan media
pembelajaran, guru dapat memulai dengan mengajukan pertanyaan
kepada peserta didik.
3) Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk
meningkatkan keingintahuan peserta didik untuk memperkuat
pemahaman konsep dan prinsip dengan mengumpulkan data,
mengembangkan kreativitas, dan keterampilan prosedural.
Kegiatan ini mencakup merencpeserta didikan, merancang, dan
melakspeserta didikan kegiatan, serta memperoleh, menyajikan,
dan mengolah data/informasi. Pemanfaatan sumber belajar
termasuk teknologi informasi dan komunikasi sangat disarankan
dalam kegiatan ini (Majid dan Rochman, 2014: 4). Kegiatan
mencoba dalam prototipe rancangan pembelajaran dapat dilakukan
dengan cara membagikan LKS kepada peserta didik, kemudian
peserta didik akan mengerjakan LKS tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan
berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat
klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang
spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang
direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga peserta didik
melakukan aktivitas antara lain menganalisis data,
mengelompokan, membuat kategori, menyimpulkan, dan
memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan lembar kerja
diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan mengasosiasi
memungkinkan peserta didik berpikir kritis tingkat tinggi hingga
berpikir metakognitif (Majid dan Rochman, 2014: 5). Kegiatan
mengasosiasi dalam prototipe rancangan pembelajaran dalam
pemilih salah satu aktivitas yang direkayasa oleh guru antara lain
menganalisis data, mengelompokan, membuat kategori,
menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan
memanfaatkan lembar kerjadiskusi atau praktik. Guru dapat
menyesuaikan aktivitas yang akan dilakukan dengan RPP yang
sudah dibuat.
5) Kegiatan mengkomunikasikan adalah sarana untuk menyampaikan
hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan, tulisan, gambar/sketsa,
diagram atau grafik. Kegiatan ini dilakukan agar peserta didik
mampu mengkomunikasikan pengetahuan, keterampilan, dan
penerapannya, serta kreasi peserta didik melalui prestasi, membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
laporan, dan/atau unjuk kerja (Majid dan Rochman, 2014: 5).
Kegiatan mengkomunikasikan dalam prototipe rancangan
pembelajaran dapat dilakukan dengan menyuruh peserta didik
untuk menjelaskan hasil kerjanya atas kegiatan yang sudah di
lakukan, misalnya mengerjakan LKS kepada guru dan teman-
temannya di kelas.
3. Pembelajaran Tematik Kelas I SD
Dari kekhasan Kurikulum 2013 terdapat pembelajaran tematik
yang diajarkan di jenjang pendidikan SD sampai SMA dan salah satunya
adalah SD. Hendrifiana (2015: 60) mengungkapkan bahwa pada jenjang
pendidikan SD ini terdapat kelas I hingga VI dan yang akan difokuskan
pada penelitian ini adalah kelas I. Tema yang terdapat di kelas I ada 6 tema
dan peneliti memilih materi yang terdapat penjumlahan dan pengurangan
maka tema yang dipilih adalah tema 7 Benda, Hewan, dan Tanaman di
sekitarku, sub tema 3 Tanaman di sekitarku. Mata pelajaran yang terkait
adalah Matematika materi bilangan cacah, penjumlahan dan pengurangan,
Bahasa Indonesia tentang membaca serta SBdP (kolase) terkait dengan
media pembelajaran.
a. Matematika
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sudah dikenalkan
pada peserta didik sejak dini terlebih pada jenjang pendidikan Sekolah
Dasar. Matematika dasar yang diajarkan pada peserta didik usia dini
adalah mengenal angka. Ini adalah tahapan yang paling utama bagi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
peserta didik untuk perkembangan pembelajaran Matematika
selanjutnya. Pelajaran Matematika ini, akan mengembangkan
kemampuan mengolah angka atau berhitung pada peserta didik.
Haryono (2014: 6) mengemukakan bahwa Matematika merupakan
bagian dari ilmu pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang
digunakan sebagai pengetahuan dalam proses belajar proses belajar.
Definisi Matematika menurut Johnson dan Rising (dalam Runtukahu
dan Selpius, 2014: 28) adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan
dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat,
jelas dan akurat. Matematika dikatakan akurat karena perhitungannya
yang bersifat matematis dan pasti. Berbeda dengan Johnson, Reys
(dalam Runtukahu, 2014: 29) beranggapan bahwa Matematika adalah
studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi
organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa dan alat untuk
memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.
Definisi Matematika yang begitu beragam dan luas membuat
pengertian Matematika masih terkesan abstrak. Karena banyaknya
ilmu-ilmu terapan Matematika yang kian berkembang, Matematika
kurang dapat didefinisikan menjadi satu kesatuan yang pasti. Seorang
ahli Matematika Bishop (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 29)
mengelompokkan kegiatan Matematika secara umum menjadi enam
kegiatan yaitu menghitung, menempatkan (locating), mengukur,
mendesain, bermain dan menjelaskan. Kegiatan-kegiatan tersebutlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
yang menjadi dasar bagaimana Matematika itu diterapkan dalam
pembelajaran.
Matematika selalu memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu
secara ringkas. Fungsi simbol Matematika ini adalah sebagai
komunikasi, merekam pengetahuan, menunjukkan struktur,
menjelaskan, mengingatkan kembali dan sebagai pengertian
(Runtukahu dan Selpius, 2014: 32). Kalimat Matematika dapat
diungkapkan secara lisan maupun tertulis. Matematika yang dituliskan
melalui simbol sebagai ringkasan dari penjelasan secara lisan. Itulah
sebabnya simbol digunakan sebagai penunjuk verbal. Simbol yang
dipahami secara tertulis, mampu mempermudah otak untuk merekam,
mengingat sehingga apa yang sudah dipelajari dapat dibaca kembali.
Dengan mencatat, peserta didik mampu mengingat pembelajaran
secara terstruktur pada apa yang telah dipelajarinya selama ini.
Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni. Matematika memiliki
karakteristik keindahan, keteraturan dan keterurutan (Reys dalam
Runtukahu dan Selpius, 2014: 40). Matematika tidak hanya diterapkan
pada keterampilan matematiknya saja, tetapi harus juga dikembangkan
pada keteraturan dan keindahannya. Matematika yang banyak
menggunakan simbol, membuat garis, titik, siku atau bentuk geometri
lain juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian dalam penulisan ini
akan berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan tertata,
maka niat untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kurang rapi dapat membuat ketidak fokusan belajar sehingga apa yang
dibaca tidak begitu jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan
dalam membuat simbol Matematika agar dapat dinikmati dari segi
keindahannya.
Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
Matematika bersifat pasti dalam ilmu pengetahuan yang memiliki
simbol untuk menyatakan sesuatu secara ringkas.
Matematika di kelas I SD salah satunya mengajarkan materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan. Sebelum memasuki konsep
penjumlahan dan pengurangan, peserta didik harus memahami terlebih
dahulu konsep bilangan cacah, sehingga dapat paham lebih lanjut
tentang penjumlahan dan pengurangan.
1) Bilangan cacah
Bilangan cacah adalah bilangan yang digunakan untuk
menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan. Jika
suatu himpunan yang karena alasan tertentu tidak mempunyai
anggota sama sekali, maka cacah anggota himpunan itu dinyatakan
dengan “nol” dan dinyatakan dengan lambang “O”. Jika anggota
dari suatu himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka
cacah anggota himpunan tersebut adalah “satu” dan dinyatakan
dengan lambang “I”. Contoh bilangan cacah adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14,..........
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
2) Penjumlahan
Makna dari operasi penjumlahan adalah menggembangkan
dua kelompok (himpunan). Jika kelompok A yang anggotanya ada
2 digabungkan dengan kelompok B yang anggotanya ada 3 maka
diperoleh kelompok baru, misalnya saja kelompok AB. Dengan
membilang diperoleh bahwa banyaknnya anggota AB tersebut
adalah 5.
3) Pengurangan
Pengurangan merupakan lawan dari operasi penjumlahan.
Jika pada opeasi penjumlaan dilakukan penggabungan dua
himpunan kelompok baru, yaitu pembentukan kelompok baru.
Misalnya kelompok A yang beranggota 7 orang akan dibentuk
suatu kelompok baru B yang terdiri dari 5 orang. Maka banyaknya
anggota kelompok A yang tertinggal hanya 2 orang. Hal ini
menunjukkan makna operasi pengurangan 7 – 5 = 2. Operasi
pengurangan juga dapat dikenalkan sebagai lawan operasi
penjumlahan, yaitu a-b = c.
Pada operasi penjumlahan, penguasaan fakta dasar
pengurangan mutlak harus dikuasai oleh peserta didik agar dapat
mengerjakan operasi pengurangan bilangan cacah.
b. Bahasa Indonesia
Menurut Suwarno (2012: 1) bahasa Indonesia berasal dari bahasa
Melayu yang dalam perkembangan berikutnya mendapat serapan dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
bahasa-bahasa daerah dan bahasa asing. Bahasa daerah atau bahasa
asing yang menjadi bahasa Indonesia diproses melalui beragam
penyeleksian dengan melihat unsur fonetis/fonologis (kesesuaian
bunyi) dan morfologis (kesesuaian bentuk kata) di dalamnya. Bahasa
Indonesia telah dijadikan bahasa yang sah digunakan oleh bangsa
Indonesia, namun di setiap daerah, masyaraknya menggunakan bahasa
masing-masing untuk berkomunikasi, seperti yang dijelaskan dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Bab XV, Pasal 36, dinyatakan bahwa
bahasa Indonesia adalah bahasa negara, dan bahasa daerah yang
dipakai sebagai alat perhubungan dan dipelihara oleh masyarakat
pemakainya, dipelihara juga oleh negara sebagai bagian kebudayaan
nasional yang hidup (Badudu, 1980: 7).
Bahasa Indonesia menjadi pendidikan yang paling utama dalam
pendidikan di Indonesia, seperti yang diterangkan oleh Abidin (2012:
6) bahwa bahasa indonesia memiliki peran yang sangat penting bukan
hanya untuk membina keterampilan komunikasi melainkan juga untuk
kepentingan penguasaan ilmu pengetahuan. Hal tersebut diperkuat oleh
Winarti dkk. (1997: 1) yang menyebutkan bahwa bahasa Indonesia
berfungsi sebagai bahasa pengantar untuk semua jenis jenjang
pendidikan.
Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa bahasa
Indonesia adalah bahasa sah bangsa Indonesia atau bahasa utama bagi
bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia sangat menjadi pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
paling penting dalam pendidikan di Indonesia, karena bahasa
Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar untuk semua jenis
jenjang pendidikan di Indonesia.
c. Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Tujuan Mata pelajaran SBdP adalah :
1) Memahami konsep dan pentungnya seni budaya dan keterampilan
2) Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
keterampilan
3) Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan
Dalam pembelajaran ini keterampilan mecakup segala aspek
kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan sosial,
keterampilan vokasional dan keterampilan akademik. Peneliti
mengajak peserta didik untuk mengasah kemampuannya dalam
keterampilan kolase untuk belajar Matematika khususnya
pembelajaran penjumlahan dan pengurangan.
d. Kolase
1) Pengertian Kolase
Kolase berasal dari Bahasa Perancis (collage) yang berarti
merekat. Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan
menggabungkan teknik melukis (lukisan tangan) dengan
menempelkan bahan-bahan tertentu (Sumanto, 2005: 93). Menurut
Pamadhi dan Sukardi (2010: 5.4) kolase merupakan karya seni
rupa dua dimensi yang menggunakan bahan yang bermacam-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
macam selama bahan dasar tersebut dapat dipadukan dengan bahan
dasar lain yang akhirnya dapat menyatu menjadi karya yang utuh
dan dapat mewakili ungkapan perasaan estetis orang yang
membuatnya. Peserta didik Sekolah Dasar berlatih membuat kolase
bisa menggunakan bahan sobekan kertas, sobekan majalah, koran,
kertas lipat, manik-manik, kancing baju dan bahan bahan yang ada
dilingkungan sekitar.
Berkarya kreatif sebagai upaya pengembangan kemampuan
dasar bagi peserta didik SD berkarya melalui melalui kegiatan
kolase dengan mengenali sifat bahan/alat tersebut dapat melatih
keterampilan kreatif peserta didik dalam berekspresi membuat
bentuk karya kolase dan dapat belajar berhitung penjumlahan dan
pengurangan. Kegiatan kolase dalam penelitian ini adalah kegiatan
berolah seni rupa yang menggabungkan teknik melukis (lukisan
tangan) dengan keterampilan menyusun dan merekatkan bahan-
bahan pada kertas gambar/bidang dasaran yang digunakan, sampai
dihasilkan tatanan yang unik, menarik dan berbeda menggunakan
bahan buatan contohnya kain flanel, kancing baju dan manik-
manik.
2) Bahan dan Peralatan Kolase
Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase di SD
tentu akan berbeda dengan bahan pembuatan kolase pada
umumnya. Tetapi dalam prinsip pembuatannya dan prinsip
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kerjanya, baik untuk kolase pada SD maupun pada umumnya
adalah sama. Menurut Sumanto (2005: 94) bahan pembuatan
kolase di SD dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas
koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau
bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. Pamadhi dan
Sukardi (2010: 5.39) menambahkan bahan pembuatan kolase yaitu
kertas, kain, gabus, lem, daun kering, sedotan, gelas bekas aqua,
potongan kayu dadu, benang, biji-bijian, sendok plastik, karet,
benang, manik-manik, atau masih banyak media lain. Dari kedua
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan yang dapat
digunakan dalam pembuatan kolase untuk peserta didik SD adalah
berupa bahan alam, bahan buatan dan bahan kertas.
Berdasarkan uraian dari kedua pendapat di atas untuk
memfokuskan bahan yang aman dan menarik serta mudah
didapatkan dalam pembuatan kolase untuk peserta didik di SD
menggunakan alat bidang dasaran berupa kertas hvs, kertas
gambar, lem kayu, lem kertas, gunting dan pensil, serta
menggunakan bahan alam dan kertas seperti kertas lipat, kain
flanel, manik-manik, kancing baju dan benang.
3) Langkah-Langkah Pembuatan Kolase
Menurut Sumanto (2005: 96) langkah langkah guru dalam
mengajarkan pembuatan karya kolase adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
a) Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang
diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan
peralatan lainnya.
b) Bahan membuat kolase disesuaikan dengan kondisi lingkungan
setempat, untuk lingkungan desa gunakan bahan yang mudah
ditempelkan. Misalnya daun kering, batang pisang kering dan
lainnya. Untuk lingkungan kota gunakan bahan buatan, bahan
limbah, bekas dengan pertimbangan lebih mudah di dapatkan.
c) Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari,
menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada
bahan yang akan ditempelkan dan cara menempelkan bahan
yang telah diberi lem sampai menjadi kolase.
d) Guru diharapkan juga mengingatkan pada peserta didik agar
dapat melakukannya dengan tertib dan setelah selesai
merapikan/membersihkan tempat belajarnya.
Dalam penelitian ini langkah yang dilakukan guru dalam kegiatan
kolase adalah:
a) Guru menyiapkan alat untuk membuat kolase seperti kertas
untuk bidang dasaran, gunting dan lem, serta bahan yang akan
digunakan pada hari tersebut. Guru menjelaskan kepada peserta
didik-peserta didik tentang alat dan bahan yang akan digunakan
untuk membuat kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b) Guru membagi peserta didik dalam kelompok kecil yang dalam
satu kelompok berisi 5 peserta didik. Guru membagikan alat
dan bahan kepada peserta didik-peserta didik serta memberi
pengarahan untuk melakukan kegiatan dengan tertib dan tidak
berebut.
c) Guru merangsang kreativitas peserta didik dengan melakukan
tanya jawab tentang hasil karya yang pernah peserta didik lihat
berkaitan dengan kolase sehingga peserta didik mempunyai
gambaran atau konsep tertentu dan mampu membuat karya
kolase.
d) Guru memberi kesempatan peserta didik untuk membuat kolase
dengan alat dan bahan yang disediakan. Kegiatan yang
dilakukan adalah peserta didik diminta untuk menggunting pola
yang sudah disediakan dan menempel bahan-bahan yang
tersedia.
e) Selama kegiatan berlangsung guru sebagai peneliti dan
kolaborator berkeliling mengamati kerja peserta didik. Apakah
peserta didik mampu membuat dan dapat belajar menghitung
ketika membuat.
f) Guru memberi penjelasan bahwa dari kegiatan kolase peserta
didik dapat belajar berhitung yaitu penjumlahan dan
pengurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
g) Guru menghargai hasil karya peserta didik dengan
memberikan penguatan dan reward, berupa acungan jempol,
tanda bintang dan sebagainya kepada peserta didik saat kegiatn
berlangsung sehingga peserta didik lebih termotivasi.
4. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Sukiman (2012: 29) menjelaskan bahwa media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
dari pengirim kepenerima sehingga merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa
sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif.
Sukiman (2012: 36) juga mengungkapkan bahwa proses
pendidikan/ pembelajaran identik dengan sebuah proses komunikasi.
Dalam proses komunikasi terdapat komponen-komponen yang terlibat
di dalamnya, yaitu sumber pesan, pesan, penerima pesan, media, dan
umpan balik. Sumber pesan yaitu sesuatu (orang) yang menyampaikan
pesan. Pesan adalah isi didikan/isi ajaran yang tertuang dalam
kurikulum yang dituangkan ke dalam simbol-simbol tertentu
(encoding). Penerima pesan adalah peserta didik dengan menafsirkan
simbol-simbol tersebut sehingga dipahami sebagai pesan (incoding).
Kustandi dan Sutjipto (2011: 8) mengungkapkan bahwa media
pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan
lebih baik dan sempurna. Media pembelajaran adalah sarana untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar. Mengingat banyaknya
bentuk-bentuk media tersebut, maka guru harus dapat memilihnya
dengan cermat, sehingga dapat digunakan dengan tepat.
Secara sederhana media pembelajaran menurut Anitah (2010: 5)
bila segala sesuatu yang dapat membawakan pesan untuk suatu tujuan
pembelajaran. Segala sesutu dalam hal ini adalah media yang dapat
artikan sebagai setiap orang, bahan, alat atau peristiwa yang dapat
menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan pengertian itu, maka
guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan adalah media. Setiap
media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Informasi ini
mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet, film,
mikrofilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran
karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada
pebelajar.
Menurut pendapat para ahli tersebut, maka media pembelajaran
adalah segala sesuatu yang dapat membawakan pesan dari pengirim ke
penerima untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran secara efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
b. Fungsi dan manfaat media Pembelajaran
Arsyad (2011:15) mengungkapkan fungsi utama media
pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan
diciptakan oleh guru. Sedangkan menurut Hamalik (dalam Azhar
Arsyad, 2011: 15) bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta
didik.
Sedangkan menurut Sadiman, dkk (2011: 17-18) menyebutkan
bahwa kegunaan-kegunaan media pembelajaran yaitu:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif peserta didik didik.
4) Memberikan perangsang belajar yang sama.
5) Menyamakan pengalaman.
6) Menimbulkan persepsi yang sama.
Selain itu fungsi media pembelajaran menurut Kemp dan
Dayton (dalam Azhar Arsyad, 2011: 19) yaitu menjelaskan tiga fungsi
utama media pembelajaran apabila digunakan untuk
perorangan/individu, atau kelompok, seperti: pertama, memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
minat dan tindakan. Kedua, menyajikan informasi dan ketiga adalah
memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media
pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.
Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para
peserta didik atau pendengar untuk bertindak. Pencapaian tujuan ini
akan mempengaruhi sikap, nilai, dan emosi.
Haryanto (2000 : 8) mengemukakan pemanfaatan media
pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar peserta didik dalam
pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi
hasil belajar yang dicapainya. Manfaat media pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1) Menarik peserta didik sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga lebih
mudah dipahami dan memungkinkan peserta didik menguasai
tujuan pembelajaran yang baik.
3) Metode mengajar lebih bervariasi, sehingga peserta didik tidak
bosan dan menghemat tenaga guru ketika mengajar.
4) Peserta didik lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak
hanya mendengarkan guru, tetapi melakukan aktivitas lain seperti
mengamati, melakukan dan mendemonstrasikan.
Encyclopedia of Educational Research (dalam Azhar Arsyad,
2011: 25) merincikan manfaat media pendidikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berpikir, dengan
mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian peserta didik.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga membuat pelajaran lebih mantap.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan
berusaha sendiri di kalangan peserta didik.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama
melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu
perkembangan kemampuan bahasa.
7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara
lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak
dalam belajar.
Dari pendapat diatas fungsi media kolase adalah untuk menarik
perhatian peserta didik, sehingga dapat menambah minat peserta didik
dalam berhitung terutama terhadap penjumlahan dan pengurangan.
Selain itu dengan media peserta didik dapat lebih aktif belajar karena
terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga tidak merasa bosan.
5. Minat Belajar
Sukardi (1987:25) mengemukakan bahwa minat belajar adalah suatu
kerangka mental yang terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan
campuran dari perasaan, prasangka, cemas dan kecenderungan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
kecenderungan, lain yang biasa mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu. Menurut Belly (2006:4), minat adalah keinginan yang
didorong oleh suatu keinginan setelah melihat, mengamati dan
membandingkan serta mempertimbangkan dengan kebutuhan yang
diinginkannya.
Selanjutnya menurut Bob dan Anik (1983: 210), mengemukakan
bahwa minat adalah keadaan emosi yang ditujukan kepada sesuatu. Dari
kedua pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan minat ialah suatu kondisi kejiwaan seseorang untuk dapat
menerima atau melakukan sesuatu objek atau kegiatan tertentu untuk
mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pengertian belajar dapat dikemukakan sebagai berikut:
belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman kecuali
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh proses menjadi matangnya
seseorang atau perubahan yang intensif atau bersifat temporer. (Hamalik,
1983: 34).
Pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Yusuf (1989:8), ialah:
belajar adalah pada hakekatnya “suatu perubahan, baik sikap maupun
tingkah laku kearah yang baik, kuantitatif dan kualitatif yang fungsinya
lebih tinggi dari semula. Disamping itu Ahmad (1978:25), juga
mengemukakan bahwa: belajar terdiri dari melakukan sesuatu yang baru,
kemudian sesuatu yang baru tersebut dicamkan atau dipahami oleh
individu kemudian ditampilkan kembali dalam kegiatan selajutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Setelah membahas tentang pengertian minat dan belajar maka yang
maksud tentang minat belajar itu ialah kondisi kejiwaan yang dialami oleh
peserta didik untuk menerima atau melakukan suatu aktivitas belajar.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar
Minat belajar seseorang tidaklah selalu stabil, melainkan selalu
berubah. Hal ini perlu diarahkan dan dikembangkan kepada sesuatu
pilihan yang telah ditentukan melalui faktor-faktor yang
mempengaruhi minat itu.
1) Faktor intern adalah sama yang ada pada diri seseorang baik
jasmani maupun rohani, fisik maupun psikis.
2) Faktor ekstern adalah semua faktor yang ada diluar individu:
keluarga, masyarakat dan sekolah.
b. Cara membangkitkan minat belajar
Campbell (dalam Sofyan, 2004: 9) berpendapat: Bahwa usaha yang
dapat dilakukan untuk membina minat peserta didik agar menjadi lebih
produktif dan efektif antara lain sebagai berikut:
1) Memperkaya ide atau gagasan.
2) Memberikan hadiah yang merangsang.
3) Berkenalan dengan orang-orang yang kreatif.
4) Petualangan dalam arti berpetualangan ke alam sekeliling secara
sehat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
5) Mengembangkan fantasi.
6) Melatih sikap positif.
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Olson (dalam Samosir,
1992: 112), bahwa untuk memupuk dan meningkatkan minat belajar
peserta didik dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Perubahan dalam lingkungan, kontak, bacaan, hobi dan olahraga,
pergi berlibur ke lokasi yang berbeda-beda. Mengikuti pertemuan
yang dihadiri oleh orang-orang yang harus dikenal, membaca
artikel yang belum pernah dibaca dan membawa hobi dan olahraga
yang beraneka ragam, hal ini akan membuat lebih berminat.
2) Latihan dan praktek sederhana dengan cara memikirkan
pemecahan-pemecahan masalah khusus agar menjadi lebih
berminat dalam memecahkan masalah khusus agar menjadi lebih
berminat dalam memecahkan persoalan-persoalan.
3) Membuat orang lain supaya lebih mengembangkan diri yang pada
hakekatnya mengembangkan diri sendiri.
6. Kecerdasan Majemuk
Teori kecerdasan majemuk atau dalam bahasa Inggris adalah
Multiple Intelegences pertama kali digagas oleh seorang pakar psikologi
dan profesor pendidikan di Hardvard University yaitu Howard Garner.
Awalnya pada tahun 1983, Gardner mengemukakan bahwa ada tujuh
kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap peserta didik yaitu, kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
linguistik (berkaitan dengan bahasa), kecerdasan logis-matematis
(berkaitan dengan nalar logika dan Matematika), kecerdasan spasial
(berkaitan dengan ruang dan gambar), kecerdasan musikal (berkaitan
dengan musik, irama dan bunyi/suara), kecerdasan badani-kinestetik
(berkaitan dengan badan dan gerak tubuh), kecerdasan interpersonal
(berkaitan dengan hubungan antar pribadi, sosial) dan terakhir kecerdasan
intrapersonal (berkaitan dengan hal-hal yang sangat mempribadi)
(Jasmine, 2012: 14).
Intelegensi dipandang sebagai suatu kemampuan. Sebuah
kemampuan dapat disebut intelegensi jika menunjukkan kemahiran dan
keterampilan seseorang untuk menyelesaikan permasalahan dan kesulitan
yang ditemukan dan dapat menciptakan produk atau pengembangan
pengetahuan lain (Ula, 2013: 83). Berbagai macam jenis kecerdasan
majemuk tersebut diketahui berdasarkan adanya sebuah penelitian,
penelitian tersebut meneliti tentang intelegensi yang dimiliki dan dapat
dikembangkan pada setiap manusia. Penelitian yang dilakukan terus
menerus tersebut telah menghasilkan penemuan bahwa setiap manusia
memiliki intelegensi atau kecerdasan. Kecerdasan yang dimiliki tidak
hanya satu tetapi beberapa jenis kecerdasan yang dapat tumbuh dan
dikembangkan (Yaumi dan Nurdin, 2013: 11-23). Berdasar perkembangan
pada penelitian yang dilakukan oleh Gardner (dalam Yaumi dan Nurdin,
2013), dijelaskan bahwa tujuh kecerdasan majemuk tersebut bertambah
dua menjadi sembilan yaitu, kecerdasan verbal-linguistik, kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
logis-matematik, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan jasmaniah-
kinestetik, kecerdasan berirama-musik, kecerdasan intrapersonal,
kecerdasan naturalistik dan kecerdasan ekstensial-spiritual. Kecerdasan
majemuk saat ini telah banyak sekali dikembangkan diberbagai lembaga
pendidikan untuk mewujudkan suatu pembelajaran yang mampu
mengasah dan mengembangkan segala kemampuan yang dimiliki peserta
didik.
Dapat disimpulkan dari pendapat para ahli bahwa kecerdasan
majemuk adalah sebuah kecerdasan akan kemampuan yang dimiliki
peserta didik sebelum dan sesudah ia belajar tentang suatu pengetahuan
yang berdasar pada masing-masing karakteristik dan minat peserta didik.
a. Kecerdasan Logis Matematik
Kecerdasan logis matematik adalah kemampuan yang
berkenaan dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan.
Kecerdasan ini merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-
pola, kategori-kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau
simbol untuk melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan
teratur Kezar (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013: 14). Kecerdasan
Matematika disebut juga kecerdasan logis dan penalaran karena
merupakan dasar dalam memecahkan masalah dengan memahami
prinsip-prinsip yang mendasari sistem kausal atau dapat dimanipulasi
bilangan, kuantitas, dan operasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Kecerdasan logis matematik meliputi keterampilan berhitung
dan berpikir logis serta keterampilan pemecahan masalah. Di samping
itu, yang termasuk dalam kecerdasan logis matematik adalah
kepekaan pada pola logika, abstraksi, prinsip sebab akibat,
kategorisasi dan perhitungan, manipulasi angka, kuantitas, dan operasi
Matematika (Ula, 2013: 89). Gardner (dalam Ula, 2013: 90)
mengemukakan pendapat bahwa kecerdasan logis matematik adalah
kemampuan yang lebih berkaitan dengan penggunaan bilangan dan
logika secara efektif. Ciri-ciri orang yang kecerdasan logis
matematiknya menonjol antara lain memiliki kemampuan yang
mumpuni dalam penalaran, mengurutkan, berfikir dalam pola sebab-
akibat, menciptakan hipotesis, mencari keteraturan konseptual atau
pola numerik dan bahkan biasanya, pandangan hidupnya bersifat
rasional.
Jasmine (2007: 19) berpendapat bahwa kecerdasan logis
matematis berhubungan dengan kemampuan ilmiah. Inilah kecerdasan
yang dikaji dan didokumentasikan oleh Piaget, yakni jenis kecerdasan
yang sering dicirikan sebagai pemikiran kritis dan digunakan sebagai
bagian dari metode ilmiah.
Dari ketiga pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
logis matematis adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan
mengolah angka dengan baik dan atau kemahiran dalam menggunakan
penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
pada hubungan logis, hubungan sebab akibat, dan logika-logika
lainnya.
b. Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik adalah kemampuan untuk
menggunakan bahasa, termasuk bahasa ibu dan bahasa-bahasa asing,
untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam pikiran dan memahami
orang lain Baum (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013: 13). Kecerdasan
lingustik disebut juga kecerdasan verbal karena mencakup kemampuan
untuk mengekspresikan diri secara lisan dan tertulis, serta kemampuan
untuk menguasai bahasa asing Mc Kenzie (dalam Yaumi dan Nurdin,
2013: 13). Seorang peserta didik yang memliliki kecerdasan bahasa
yang tinggi akan mampu menceritakan cerita dan adegan lelucon,
menulis lebih baik dari rata-rata peserta didik yang lain yang memiliki
usia yang sama, menyukai baca buku, menghargai sajak, dan
permainan kata-kata, suka mendengar cerita tanpa membaca buku,
mengomunikasikan, pikiran, perasaan, dan ide-ide dengan baik,
mendengarkan dan merespon bunyi-bunyi, irama, warna, berbagai kata
lisan Lane (dalam Yaumi dan Nurdin, 2013: 13).
Gardner (dalam Ula, 2013: 88) menyatakan bahwa kecerdasan
linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan dan mengolah kata-
kata dengan efektif, baik secara oral maupun tertulis. Kecerdasan
linguistik berhubungan erat dengan keterampilan orang dalam
menguasai bahasa tulisan dan lisan. Komponen lain dari kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
linguistik adalah memori lisan (verbal memory). Gardner menjelaskan
bahwa, “kemampuan untuk mengingat informasi seperti daftar-daftar
lisan yang panjang merupakan bentuk lain dari kecerdasan bahasa”.
Oleh karena kekuatan memori lisan maka mengingat dan mengulangi
kata-kata yang panjang menjadi mudah bagi orang dengan kecerdasan
bahasa yang menonjol.
Maka berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang dalam
menggunakan bahasa dengan baik dan mengolah kata secara efektif.
7. Psikologi Perkembangan Peserta didik Sekolah Dasar
a. Pengertian
Perkembangan peserta didik Sekolah Dasar sangat beraneka
ragam keanekaragaman tersebut menjadi tantangan guru untuk lebih
memahami perkembangan peserta didiknya. Peserta didik Sekolah
Dasar membutuhkan kasih sayang yang lebih dibandingkan dengan
peserta didik SLTP atau SMA (Subarinah, 2006: 4).
Berikut ini akan disampaikan karakteristik peserta didik
Sekolah Dasar: Menurut Basset dan Logan (Faizur, 2006) mejelaskan
bahwa karakteristik peserta didik Sekolah Dasar adalah :
1) Mereka semua alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan
tertarik akan dunia yang ada disekitar mereka.
2) Mereka senang dengan bermain dan bergembira ria.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
3) Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal,
mengeksplorasi suatu ketidakpuasan dan menolak kegagalan.
Menurut Subarinah (2006 : 2) peserta didik usia SD sedang
mengalami perkmbangan dalam tingkat berpikirnya. Tahap
berpikirnya masih belum formal dan relatif masih konkret. Sebagai
peserta didik SD kelas rendah masih pada tahap prakonkret belum
memahami hukum kekekalan, sehingga masih sulit mengerti konsep-
konsep operasi.
Menurut Lisnawaty (1992 : 2) peserta didik memasuki sekolah
baru mulai berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang
baru karena semakin tumbuh kesadaran akan kewajiban dan pekerjaan.
Keseimbangan antara sifat tergantung dengan kemampuan berdiri
sendiri mulai kelihatan, seperti peserta didik mampu makan sendiri,
bermain dengan teman sebaya atau dapat ditinggal sendiri disekolah
bersama teman-temannya.
Kesimpulan dari pendapat di atas adalah pada usia enam tahun
peserta didik masih mau dipimpin, tetapi setelah menginjak usia
sembilan tahun peserta didik berangsur-angsur menunjukkan sikap-
sikap menentang sampai suatu ketika peserta didik tidak mau dipimpin
lagi, dengan meningkatnya usia peserta didik menjadi lebih sosial aktif
sehingga terjadi hubungan antar teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
A. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang berkaitan dengan prototipe pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan untuk kelas 1 SD dengan kolase masih terbatas untuk dijadikan
sumber untuk penelitian yang relevan. Berikut ini merupakan hasil penelitian
yang relevan yang bersangkutan dengan prototipe pembelajaran penjumlahan
dan pengurangan untuk kelas 1 SD dengan kolase.
Penelitian pertama berjudul “Pengembangan Modul pembelajaran
pengurangan dengan Kolase untuk kelas 1 SD K Gorobogan” yang ditulis
oleh Maria Nawansari (2013). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengembangan dan kualitas hasil modul buku Matematika tentang
pengurangan. Media yang digunakan adala kolase dengan menggunakan
bahan batang korek api. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
pengembangan (Research and Development). Penelitian ini menggunakan
subjek 20 peserta didik berusia 7 tahun di SD Kanisius Gorobogan. Teknik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan penyebaran
angket kuesioner prapenelitian. Isntrumen yang digunakan adalah pedoman
wawancara dan lembar kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah
teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa
hasil validasi prototipe oleh validator adalah sangat baik dengan mendapatkan
nilai 4.3 (sangat baik) sehingga dapat diujicobakan dan dengan menggunakan
prototipe buku tentang pengurangan 100% peserta didik menyatakan dapat
mengerti bagaimana berhitung dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Penelitian kedua berjudul “Pengembangan Media Untuk Pembelajaran.
Matematika Di Kelas II SD Negeri Tunggulsari” yang ditulis oleh Ragil
Utami (2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media
pembelajaran yang layak untuk pembelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan di kelas II SD Negeri Tunggulsari. Jenis
penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and
Development). Penelitian ini menggunakan subjek peserta didik kelas II di SD
Negeri Tunggulsari. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penyebaran angket kuesioner prapenelitian. Instrumen yang digunakan adalah
lembar kuesioner. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis
deskriptif kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa produk
pengembangan media pembelajaran Matematika mendapatkan rata-rata 3,52
yang berarti termasuk dalam kategori “baik” dan layak untuk uji coba di
lapangan.
Penelitian ke tiga berjudul “Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan
Pengurangan melalui Media Kartu Angka pada Siswa Sekolah Dasar” yang
ditulis oleh Damar Yanti (2011). Penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan aktivitas guru dan peserta didik dalam penggunaan media
angka untuk pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan
di kelas I SD Negeri Babatan. Penelitian ini menggunakan subjek peserta
didik kelas I di SD Negeri Babatan. Metode yang digunakan adalah deskripsi
kuantitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Hasil
yang diperoleh dari penelitian ini dapat dilihat pada siklus ke II 97.5 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
peserta didik mengalami peningkatan belajar dalam materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah. Dengan demikian media Angka dapat
meningkatkan aktivitas guru dan peserta didik serta minta belajar peserta
didik.
Berdasarkan kedua penelitian tersebut, pengembangan prototipe modul
pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
cacah masih relevan untuk diteliti. Peneliti berharap agar prototipe modul
pembelajaran Matematika yang dikembangkan oleh peneliti dapat membantu
mempermudah peserta didik dalam mempelajari Matematika khususnya
materi penjumlahan dan pengurangan. Ketiga penelitian yang relevan tersebut,
dapat digambarkan ke dalam sebuah bagan atau skema. Skema tersebut
dimaksudkan untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Berikut skema gambar skema penelitian yang relevan :
Bagan 2.1 Skema Penelitian yang Relevan
B. Kerangka Berpikir
Penelitian dan Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
tematik menggunakan media kolase dalam pembelajaran Matematika ini
digunakan sebagai media belajar untuk membantu kesulitan belajar
Matematika pada materi penjumlahan dan pengurangan.
Maria Nawansari(2013)
Pengembangan Modul Pembelajaran
Pengurangan dengan kolase untuk
kelas 1 SD K Gorobogan
Penelitian ini menghasilkan produk
buku pembelajaran pengurangan.
Monica Windi Prastiwi
(2017)
Pengembangan Prototipe
Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika
Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan
Cacah Kelas 1 SD dengan
Media Kolase
Ragil Utami (2012)
Pengembangan media untuk
pembelajaran matematika di kelas II SD
N Tunggulsari
Penelitian ini menghasilkan produk
berupa media pembelajaran.
Damar Yanti (2011)
Meningkatkan Hasil Belajar
Penjumlahan dan Pengurangan melalui
Media Kartu Angka pada Siswa
Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Kegiatan belajar mengajar yang kurang efektif dan inovatif
menjadikan pembelajaran terasa membosankan dan kurang menarik perhatian
peserta didik untuk belajar. Kurang menariknya perhatian peserta didik ini,
salah satunya dapat disebabkan oleh tidak adanya media belajar. Media belajar
adalah benda konkret yang dapat digunakan sebagai sarana belajar. Dengan
belajar melalui benda konkret, minat peserta didik untuk belajar akan tumbuh.
Peneliti sebagai calon guru terdorong untuk memfasilitasi peserta didik dalam
belajar Matematika agar pembelajaran terasa menyenangkan dan tidak
membosankan dengan menyusun prototipe. Prototipe rancangan pembelajaran
yang peneliti kembangkan, berawal dari adanya penelitian sebelumnya dimana
minat belajar Matematika dapat mengembangkan media pelajaran berupa
buku.
Masalah yang muncul pada peserta didik kelas I SD adalah kesulitan
dalam memahami pelajaran Matematika khususnya materi penjumlahan dan
pengurangan. Guru jarang mengunakan media belajar dalam pembelajaran
Matematika. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah
prototipe dalam penelitian dengan judul ”Pengembangan Prototipe Rancangan
Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
untuk siswa Kelas I SD dengan Media Kolase”. Peneliti menyusun prototipe
berbentuk modul dengan judul “Prototipe Rancangan Pembelajaran
Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan bilangan untuk kelas 1 SD
dengan Kolase” yang terdiri dari cover, kata pengantar sebagai rumusan tujuan
pembuatan modul, pendahuluan yang menjelaskan bagian modul secara garis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
besar, daftar isi, beberapa halaman penjelasan tiga bagian yaitu bagian
pertama mengenai modul pembuatan Kolase Buah-buahan, bagian kedua
mengenai pembuatan Kolase tanaman dan hewan, dan ketiga Kolase cara
merawat tanaman. Prototipe ini juga mencantumkan daftar pustaka yang
digunakan sebagai referensi pembuatan modul, refleksi tertulis yang akan diisi
oleh pengguna modul sebagai indikator penilaian terhadap keberhasilan tujuan
pembuatan modul, serta biografi penulis.
C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelian ini adalah sebagai berikut:
3. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
kelas 1 SD dengan media kolase?
4. Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas 1 SD dengan
media kolase?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai Jenis Penelitian, Setting
Penelitian, Prosedur Pengembangan, Uji Coba Prototipe, Instrumen Penelitian,
Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.
A. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan yang
biasa dikenal dengan R&D (Research and Development). Metode penelitian
dan pengembangan atau dalam Bahasa Inggrisnya Research and Development
adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2014: 297).
Peneliti akan mengembangkan prototipe berupa pengembangan prototipe
rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan untuk kelas 1 SD dengan media kolase.
Prosedur pengembangan prototipe media pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan untuk kelas 1 SD dengan media kolase, mengikuti langkah-
langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2014:298). Adapun
prosedur pengembangan ini melalui sepuluh langkah prosedur pengembangan
menurut Sugiyono (2014: 298), yaitu tahap (1) potensi dan masalah, (2)
pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) revisi desain, (6)
uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba pemakaian, (9) revisi produk,
dan (10) produksi masal. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan
menurut Sugiyono ditunjukkan pada bagan berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Bagian 3.1 : Langkah-langkah Metode Research and Development (Sugiyono,
2014:298)
1. Potensi dan Masalah
Penelitian ini didasari dari adanya potensi dan masalah. Potensi adalah
segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan memiliki nilai tambah
(Sugiyono, 2012: 298). Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan terjadi.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data digunakan untuk mengumpulkan berbagai informasi
yang berhubungan dengan penelitian yang akan digunakan sebagai
perencanaan produk tertentu dan diharapkan dapat mengatasi permasalahan.
3. Desain Produk
Desain produk diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat
digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya. Selain itu,
Uji coba
pemakaian
Revisi
Produk
Uji Coba
Produk
Revisi
Desain
Produksi
Masal
Revisi
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
produk perlu disertai dengan mekanisme penggunaan, cara kerja, serta
kelebihan dan kekurangan.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses yang digunakan untuk menilai produk
apakah produk tersebut efektif atau tidak. Pada kegiatan ini menghadirkan
pakar atau tenaga ahli yang berpengalaman dalam bidangnya untuk menilai
desain produk yang dibuat.
5. Revisi Desain
Setelah dilakukan validasi desain maka akan terlihat kekurangan dan
kelemahan, kemudian untuk memperbaiki kekurangan dan kekurangan
tersebut peneliti melakukan perbaikan desain produk yang telah divalidasi
sebelumnya.
6. Uji Coba Produk
Produk yang telah diperbaiki kemudian dilakukan uji coba produk.
Pengujian produk ini memerlukan eksperimen untuk membandingkan keadaan
sebelum dan sesudah digunakan. Eksperimen ini dapat digunakan untuk
membandingkan dua kelompok yaitu kelompok yang menggunakan sistem
baru dan sistem lama.
7. Revisi Produk
Revisi produk ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan produk yang
dikembangkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
8. Uji Coba Pemakaian
Produk diujicobakan secara lebih luas agar dapat diketahui kembali
apakah dalam pemakaiannya masih terdapat kekurangan, sehingga produk
tersebut dapat dipebaiki kembali.
9. Revisi Produk
Revisi produk masih perlu dilakukan agar mengetahui apakah masih
terdapat kelemahan dan kekurangan setelah dilakukan uji coba pada kelompok
yang lebih luas.
10. Produksi Masal
Produksi masal dapat dibuat apabila produk tersebut sudah efektif dan
layak untuk diedarkan jika sudah tidak ada perbaikan dalam beberapa kali
pengujian.
B. SETTING PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan wawancara di Yogyakarta. Peneliti
kemudian menyebarkan kuesioner pra penelitian di SD Negeri Tegalrejo 2.
Uji coba prototipe dilakspeserta didikan di SD Negeri Tegalrejo 2.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas I. Keseluruhan
subjek uji coba prototipe berjumlah 15 peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan prototipe rancangan
pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan kelas I
SD dengan media kolase.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan delapan bulan terhitung mulai dari bulan
Juni 2016 sampai Maret 2017
C. PROSEDUR PENGEMBAGAN
Berdasarkan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Borg dan Gall
(dalam Sugiyono, 2012: 298), dalam membuat pengembangan prototipe
rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan melalui media kolase untuk Kelas I SD, peneliti memodifikasi
beberapa langkah yang dilakukan sampai pada langkah keenam yaitu uji coba
produk. Hal ini dikarenakan tujuh tahap tersebut sesuai dan mencakup
keseluruhan tahap tersebut dan keterbatasan waktu serta biaya menjadi alasan
mengapa peneliti memodifikasi langkah pengembangan Borg and Gall.
Berikut adalah langkah-langkah yang akan dilakukan oleh peneliti yang
dijabarkan dalam tahapan-tahapan berikut ini.
Bagan 3.2 Modifikasi langkah-langkah metode Research and Development (R&D)
Potensi dan
Masalah
Pengumpu-
lan Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain
Uji Coba
Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Bagan 3.3 Prosedur Prototipe Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran
Tematik Matematika Materi penjumlahan dan Pengurangan Kelas I SD dengan
Media Kolase
Tahap I Pontensi
dan Masalah
Tahap II
Pengumpulan
Data
Pontensi : (1) Pelajaran matematika materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan di kelas I SD, (2) Pada
Kurikulum 2013 matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan terdapat di Tema 3 Subtema 3 dan
diintegrasikan dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan
SBdP.
Masalah: 65% peserta didik tidak tahu cara menghitung
pengurangan dan 65% membutuhkan bantuan teman atau
guru untuk mengerjakan pengurangan. 55% peserta didik
belum mengerti menghitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
Wawancara tidak terstruktur
Pembagian kuesioner Pra penelitian
Tahap III
Desain Produk
Mencermati kurikulum 2013 Tema 7 Subtema 3 kelas I
SD.
Mencermati matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah bahasa Indonesia dan SBdP
tentang tanaman disekitarku.
Menyusun RPP.
Menentukan gambar media yang akan di buat.
Membuat langkah-langkah pembuatan media.
Merancang Prototipe buku Pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan untuk kelas 1 SD dengan seni kolase. Tahap IV
Validasi Desain
Tahap V
Revisi Desain
Validasi oleh dosen Matematika, Seni Rupa, dan guru kelas
I SD.
Perbaikan prototipe sesuai saran validator
Tahap VI
Uji coba Produk
Uji Coba Produk di SD Negeri Tegalrejo 2 pada peserta
didik kelas 1 SD
Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Kelas 1 SD dengan Media Kolase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
1. Potensi dan Masalah
Langkah pertama yang peneliti lakukan adalah mengidentifikasi masalah
yang ada di SD Negeri Tegalrejo 2. Peneliti menemukan potensi masalah
melalui observasi di kelas I B saat melakukan pembelajaran Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan. Untuk memperkuat potensi
masalah yang ada peneliti melakukan pengumpulan informasi lebih lanjut.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengumpulkan lembar
kuesioner yang telah dibagikan kepada 20 peserta didik kelas I di SD Negeri
Tegalrejo 2. Lembar kuesioner analisis kebutuhan berisi 25 pernyataan
berkaitan dengan kesulitan dan minat peserta didik terhadap Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan dan media pembelajaran. Lembar
kuesioner digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui bentuk
perencanaan media pembelajaran yang akan dibuat sehingga prototipe yang
dihasilkan dapat membantu mengembangkan minat peserta didik mempelajari
Matematika terutama penjumlahan dan pengurangan bilangan.
3. Desain Produk
Pada tahap ini, peneliti mempelajari kurikulum 2013 tema 7 subtema 3
tanaman di sekitarku kelas I SD karena prototipe yang dibuat
mengimplementasikan kurikulum 2013 yang berhubungan dengan Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan, Bahasa Indonesia dan SBdP. Setelah
itu, peneliti menyusun RPP pembelajaran 3 tentang materi penjumlahan dan
pengurangan dan media kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
4. Validasi Desain
Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan
pengurangan dengan media kolase divalidasi oleh dosen Matematika, dosen
seni rupa dan guru kelas I. Validasi prototipe bertujuan untuk mendapatkan
kritik dan saran serta penilaian prototipe yang dikembangkan dari dosen dan
guru. Melalui kritik dan saran maka peneliti dapat menentukan kelebihan dan
kekurangan dari prototipe yang dikembangkan.
5. Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah mendapatkan kritik dan saran dari dosen
Matematika, dosen seni rupa dan guru kelas I. Hasil kritik dan saran dari
dosen dan guru menjadi landasan bagi peneliti dalam memperbaiki
kekurangan dari prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan dengan kolase menjadi lebih baik dan
mudah dipahami oleh peserta didik kelas I.
6. Uji Coba Produk
Produk yang sudah divalidasi kemudian diujicobakan kepada peserta
didik kelas I B SD Negeri Tegalrejo 2. Implementasi produk ini bertujuan
untuk meyakinkan peneliti bahwa produk yang telah dibuat efektif dan layak
untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
I. Teknik Pengumpulan Data
Hasil pengumpulan data pada R&D berupa data kualitatif dan data
kuanitatif. Hasil pengumpulan data pada penelitian ini berupa kuantitatif yang
diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan kepada 20 peserta didik. Teknik
pembagian kuesioner atau angket bertujuan untuk membantu peneliti dalam
melakukan revisi terhadap pengembangan modul pembelajaran penjumlahan
dan pengurangan dengan kolase. Data informasi yang diperoleh kemudian
dianalisis untuk mendapatkan informasi pemahaman peserta didik terhadap
pembelajaran Matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan.
Data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara tidak terstruktur kepada peserta
didik mengenai pemahaman peserta didik tentang penjumlahan dan
pengurangan perlu atau tidaknya modul pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan dengan seni bagi peserta didik. Peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data diantaranya wawancara tidak terstruktur, angket berupa
kuesioner pra penelitian, penilaian diri berupa refleksi, tes dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data melalui percakapan antara dua
orang atau lebih untuk mengetahui suatu topik atau memperoleh suatu
informasi (Basuki dan Hariyanto, 2014: 61). Arifin (2009: 157) berpendapat
bahwa wawancara adalah salah satu alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan
dengan cara tanya jawab atau percakapan antara dua atau lebih untuk
memperoleh informasi dan untuk melengkapi suatu data penelitian.
Berdasarkan dari dua pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
adalah salah satu alat evaluasi non-tes ysng digunakan untuk mengumpulkan
data melalui tanya jawab atau percakapan antara dua orang atau lebih guna
memperoleh informasi atau untuk melengkapi data penelitian.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah salah satu alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data untuk mendapatkan informasi dengan cara responden mengisi atau
menjawab pernyataan yang diajukan (Arifin 2009: 157). Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan beberapa
pernyataan atau pertanyaan yang harus diisi oleh responden (Sugiyono, 2012:
142).
Berdasarkan dua pendapat diatas dapat disimpulkan kuesioner adalah
salah satu alat penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi dan
mengumpulkan data dengan cara responden menjawab daftar pernyataan atau
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
3. Tes
Tes adalah serangkaian pernyataan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur keterampilan pengetahuan, itelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok (Riduwan, 2013: 30). Tes pada
pengembangan ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didik mengenai materi penjumlahan dan pengurangan dengan kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
4. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2012: 32). Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto saat melakukan
ujicoba produk. Selain foto dokumentasi juga berupa hasil kuesioner dan hasil
pekerjaan peserta didik pada LKS.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen Penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti
untuk mengumpulkan data peneliti dengan cara melakukan pengukuran
(Widoyoko, 2015: 51). Berikut instrumen penelitian yang digunakan pada
penelitian ini :
1. Instrumen Pedoman Wawancara
Wawancara yang digunakan adalah wawancara tidak terstruktur yang
bersumber pada wali kelas 1 B SD N Tegalrejo 2. Wawancara ini bertuuan
untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik pada mata pelajaran
Matematika dan pengalaman pengunaan media pembelajaran dalam mengajar.
Berikut tabel wawancara tidak terstruktur pada penelitian ini :
Tabel 3.1 Pertanyaan Wawancara Tidak Terstruktur
No Pertanyaan
1. Materi pelajaran apakah yang masih sulit di pelajari peserta didik dalam
pelajaran Matematika?
2. Berapa KKM pada mata pelajaran Matematika ?
3. Berapakah jumlah peserta didik yang mencapai KKM ?
4. Apakah ibu pernah menggunakan cara yang menarik untuk
mengajarkan Matematika kepada peserta didik kelas 1?
5. Apakah ibu pernah menggunkan media prakarya untuk mengajarkan
peserta didik belajar Matematika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
2. Instrumen prapenelitian untuk peserta didik
Peneliti menyusun instrumen prapenelitian untuk peserta didik agar
dengan menyusun kisi-kisi terlebih dahulu. Penyusunan kisi-kisi diawali
dengan menentukan tiga aspek, yaitu (1) penjumlahan dan pengurangan ,
(2) minat, (3) SBK.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Prapenelitian untuk Peserta Didik
No. Aspek Indikator Pernyataan
1.
Menghitung
Mengenal Angka
dan Bilangan
1. Saya tahu bentuk angka 1
sampai 99.
2. Saya mengalami kesulitan dalam
menulis angka 1 sampai 99.
3. Saya tahu konsep bilangan 1
sampai 99.
4. Saya bisa mengurutkan bilangan
1 sampai 99.
Materi:
Penjumlahan
5. Saya tidak mengalami kesulitan
untuk menghitung penjumlahan
bilangan 1 sampai 99.
6. Saya dapat mengerjakan soal
penjumlahan tanpa bantuan
teman atau guru.
7. Saya tahu cara menghitung
penjumlahan.
8. Saya bisa menghitung
penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
9. Saya bisa menghitung
penjumlahan dengan cara
bersusun.
10. Saya menerima penjelasan dari
guru tentang materi
penjumlahan.
Materi:
Pengurangan
11. Saya tidak mengalami kesulitan
untuk menghitung pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
12. Saya dapat mengerjakan soal
pengurangan tanpa bantuan
teman atau guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
13. Saya tahu cara menghitung
pengurangan.
14. Saya bisa menghitung
pengurangan dengan teknik
meminjam.
15. Saya bisa menghitung
pengurangan dengan cara
bersusun.
16. Saya menerima penjelasan dari
guru tentang materi pengurangan.
2.
Minat
Perasaan Senang:
Bersemangat
17. Saya bersemangat saat
mengerjakan soal pada materi
penjumlahan bilangan 1 sampai
99.
18. Saya bersemangat saat
mengerjakan soal pada materi
pengurangan bilangan 1 sampai
99.
19. Saya senang belajar Matematika
tentang materi penjumlahan.
20. Saya senang belajar Matematika
tentang materi pengurangan.
Berkonsentrasi
21. Saya berkonsentrasi saat
mengerjakan soal pada materi
penjumlahan bilangan 1 sampai
99.
22. Saya berkonsentrasi saat
mengerjakan soal pada materi
pengurangan bilangan 1 sampai
99.
Memperhatikan
Penjelasan Guru
23. Saya memperhatikan guru saat
menjelaskan materi penjumlahan.
24. Saya memperhatikan guru saat
menjelaskan materi pengurangan.
Mengenang
(mengingat)
25. Saya mengingat penjelasan dari
guru tentang materi penjumlahan
bilangan 1 sampai 99.
26. Saya mengingat penjelasan dari
guru tentang materi pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Mempelajari
kembali
27. Saya mempelajari kembali materi
penjumlahan bilangan 1 sampai
99 yang telah diajarkan guru.
28. Saya mempelajari kembali materi
pengurangan bilangan 1 sampai
99 yang telah diajarkan guru.
Ketertarikan
29. Saya tertarik mempelajari
Matematika pada materi
penjumlahan bilangan 1 sampai
99.
30. Saya tertarik mempelajari
Matematika pada materi
pengurangan bilangan 1 sampai
20.
31. Saya mengikuti pembelajaran
Matematika pada materi
penjumlahan bilangan 1 sampai
99.
32. Saya mengikuti pembelajaran
Matematika pada materi
pengurangan bilangan 1 sampai
99.
33. Saya suka membaca materi
penjumlahan bilangan 1 sampai
99.
34. Saya suka membaca materi
pengurangan bilangan 1 sampai
99.
Fungsi dan manfaat
pembelajaran
35. Saya menjumpai hitungan
penjumlahan dalam kehidupan
sehari-hari.
36. Saya menjumpai hitungan
pengurangan dalam kehidupan
sehari-hari.
37. Saya menerapkan hitungan
penjumlahan dalam kehidupan
sehari-hari.
38. Saya menerapkan hitungan
pengurangan dalam kehidupan
sehari-hari.
Aktif
39. Saya aktif bertanya ketika ada
materi yang belum paham.
40. Saya langsung mengerjakan tugas
Matematika yang diberikan oleh
guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
41. Saya suka menjawab pertanyaan
Matematika yang diberikan guru.
Pemecahan
Masalah
42. Saya selesai mengerjakan tugas
Matematika dengan tepat waktu.
3.
Seni Budaya
dan
Keterampilan
(SBK)
Kerajinan tangan
43. Saya menginginkan ada kerajinan
tangan untuk membantu
mempelajari materi penjumlahan
bilangan 1 sampai 99.
44. Saya menginginkan ada kerajinan
tangan untuk membantu
mempelajari materi pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
Kreativitas
45. Saya menginginkan ada
kreativitas pada Matematika
dalam mempelajari penjumlahan
bilangan 1 sampai 99.
46. Saya menginginkan ada
kreativitas pada Matematika
dalam mempelajari pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
Seni Keindahan
47. Saya menginginkan ada
keindahan pada Matematika
dalam mempelajari penjumlahan
bilangan 1 sampai 99.
48. Saya menginginkan ada
keindahan pada Matematika
dalam mempelajari pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
Langkah/cara
pembuatan
kerajinan tangan
49. Saya membutuhkan langkah-
langkah dalam membuat
kerajinan tangan pada materi
penjumlahan dan pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Setelah menentukan tiga aspek, peneliti mengembangkan 59 pernyataan
dan diberi pilihan SS, S, TS dan STS sehingga menjadi kuesioner prapenelitian.
Bentuk instrumen prapenelitian untuk peserta didik dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kuesioner Prapenelitian untuk Peserta Didik
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
Menghitung
1. Saya mengalami kesulitan saat mengerjakan soal
penjumlahan.
2. Saya menerima penjelasan dari guru tentang materi
penjumlahan.
3. Saya tahu cara menghitung pengurangan.
4. Saya tahu bentuk angka 1 sampai 99.
5. Saya kesulitan menulis angka 1 sampai 99.
6. Saya tahu konsep bilangan 1 sampai 99.
7. Saya tidak mengalami kesulitan saat mengerjakan soal
pengurangan.
8. Saya menerima penjelasan dari guru tentang materi
pengurangan.
9. Saya bisa mengurutkan bilangan 1 sampai 99.
10. Saya dapat mengerjakan soal penjumlahan tanpa bantuan
teman atau guru.
11. Saya tahu cara menghitung penjumlahan.
12. Saya dapat mengerjakan soal pengurangan tanpa bantuan
teman atau guru.
13. Saya bisa menghitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
14. Saya bisa menghitung pengurangan dengan cara
bersusun.
15. Saya bisa menghitung penjumlahan dengan cara
bersusun.
16. Saya tahu cara menghitung pengurangan
17. Saya bisa menghitung pengurangan dengan teknik
meminjam.
18. Saya menerima penjelasan dari guru tentang materi
penjumlahan.
Minat
1. Saya senang belajar Matematika.
2. Saya bosan belajar Matematika.
3. Saya membolos saat pelajaran Matematika.
4. Saya malas mengikuti pembelajaran Matematika.
5. Menurut saya, Matematika itu sulit.
6. Saya memperhatikan guru saat menjelaskan materi
penjumlahan.
7. Saya bersemangat saat menghitung penjumlahan.
8. Saya tertarik mempelajari materi penjumlahan.
9. Saya mengerjakan soal penjumlahan dengan bersungguh-
sungguh.
10. Saya menjumpai hitungan penjumlahan dalam kehidupan
sehari-hari.
11. Saya menerapkan hitungan penjumlahan dalam
kehidupan sehari-hari.
12. Saya mengingat penjelasan dari guru tentang
penjumlahan.
13. Saya mempelajari kembali materi penjumlahan yang
telah diajarkan guru.
14. Saya tidak tertarik mempelajari materi pengurangan.
15. Saya bersemangat saat mempelajari materi pengurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
16. Saya tidak berkonsentrasi saat mengerjakan soal
pengurangan.
17. Saya menjumpai hitungan pengurangan dalam kehidupan
sehari-hari.
18. Saya menerapkan hitungan pengurangan dalam
kehidupan sehari-hari.
19. Saya mengingat penjelasan dari guru tentang
pengurangan.
20. Saya mempelajari kembali materi pengurangan yang
telah diajarkan guru.
21. Saya selesai mengerjakan tugas Matematika dengan tepat
waktu.
22. Saya suka membaca materi pengurangan bilangan 1
sampai 99.
23. Saya suka menjawab pertanyaan Matematika yang
diberikan guru.
24. Saya suka membaca materi penjumlahan bilangan 1
sampai 99.
25. Saya langsung mengerjakan tugas Matematika yang
diberikan oleh guru.
26. Saya aktif bertanya ketika ada materi yang belum paham.
27. Saya mengikuti pembelajaran Matematika tentang
penjumlahan dari awal pembelajaran hingga akhir.
28. Saya mengabaikan guru saat menjelaskan materi
penjumlahan.
29. Saya mencatat penjelasan dari guru mengenai
pejumlahan.
30. Saya tidak mengikuti pembelajaran Matematika tentang
materi pengurangan dari awal pembelajaran hingga akhir.
31. Saya mengabaikan guru saat menjelaskan materi
pengurangan.
32. Saya mencatat penjelasan dari guru mengenai materi
pengurangan
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Saya menyukai pelajaran SBK.
2. Pelajaran SBK menyenangkan.
3. Saya menginginkan ada kerajinan tangan untuk
membantu mempelajari materi penjumlahan bilangan 1
sampai 99.
4. Saya menginginkan ada kreativitas pada Matematika
dalam mempelajari penjumlahan bilangan 1 sampai 99.
5. Saya menginginkan ada keindahan dalam mempelajari
penjumlahan bilangan 1 sampai 99.
6. Saya menginginkan ada kerajinan tangan untuk
membantu mempelajari materi pengurangan bilangan 1
sampai 99.
7. Saya menginginkan ada kreativitas pada Matematika
dalam mempelajari pengurangan bilangan 1 sampai 99.
8. Saya menginginkan ada keindahan dalam mempelajari
pengurangan bilangan 1 sampai 99.
9. Saya membutuhkan langkah-langkah dalam membuat
kerajinan tangan pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan 1 sampai 99.
Setelah dibagikan kepada 20 peserta didik dan mendapatkan data,
kemudian peneliti menghitung dengan menggunakan data SPSS terdapat 39
pernyataan yang valid dan layak untuk digunakan. Adapun penentuan layak atau
tidaknya, peneliti melakukan uji signifikan koefisien korelasi pada taraf signifikan
0,444 yang berarti suatu item dianggap valid jika berkolerasi signifikn terhadap
skor total (Sugiyono, 2011:333).
Kemudian dari 39 pernyataan yang valid peneliti mengambil 20
pernyataan dan menghitung presentase ketidaktercapaian dari pernyataan. Adapun
kuesioner sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3.4 Kuesioner Prapenelitian untuk Peserta Didik
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
Menghitung
1. Saya tahu cara menghitung pengurangan.
2. Saya dapat mengerjakan soal penjumlahan tanpa
bantuan teman atau guru.
3. Saya dapat mengerjakan soal pengurangan tanpa
bantuan teman atau guru.
4. Saya bisa menghitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
5. Saya bisa menghitung pengurangan dengan teknik
meminjam.
Minat
1. Saya bersemangat saat menghitung penjumlahan.
2. Saya tertarik mempelajari materi penjumlahan.
3. Saya mengerjakan soal penjumlahan dengan
bersungguh-sungguh.
4. Saya mempelajari kembali materi penjumlahan yang
telah diajarkan guru.
5. Saya bersemangat saat mempelajari materi
pengurangan.
6. Saya menerapkan hitungan pengurangan dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Saya suka menjawab pertanyaan Matematika yang
diberikan guru.
8. Saya suka membaca materi penjumlahan bilangan 1
sampai 99.
9. Saya aktif bertanya ketika ada materi yang belum
paham.
10. Saya mengabaikan guru saat menjelaskan materi
penjumlahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
11. Saya mencatat penjelasan dari guru mengenai
pejumlahan.
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
1. Saya menyukai pelajaran SBK.
2. Saya menginginkan ada keindahan dalam
mempelajari penjumlahan bilangan 1 sampai 99.
3. Saya menginginkan ada kerajinan tangan untuk
membantu mempelajari materi pengurangan bilangan
1 sampai 99.
4. Saya membutuhkan langkah-langkah dalam
membuat kerajinan tangan pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan 1 1 sampai 99.
3. Instrumen Validasi Produk
Peneliti menyusun instrumen validasi produk yang akan digunakan oleh
validator untuk menilai kualitas prototipe media pembelajaran penjumlahan
dan pengurangan dengan kolase. Instrumen validasi terdiri dari empat aspek,
yaitu (1) sistematika penyajian buku, (2) Isi prototipe, (3) bahasa, (4)
pemilihan media dan sumber pembelajaran. Keempat aspek tersebut
dikembangkan menjadi sepuluh pernyataan yang penilaiannya dengan cara
menuliskan nilai/skor pada kolom skor dan memberikan kritik serta saran pada
kolom saran. Kriteria penilaian ada 4 skor, yaitu 4=sangat baik, 3=baik,
2=cukup, dan 1=kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Validator
No Komponen yang
dinilai
Skor
Komentar
1 2 3 4
SISTEMATIKA PENYAJIAN BUKU
1 Judul prototipe
sesuai dengan isi
dari modul
pembelajaran yang
dikembangkan.
2 Kata pengantar
dalam prototipe
menjelaskan tentang
tujuan dan manfaat
seni kolase.
3 Pendahuluan
menjelaskan tentang
isi prototipe.
4 Daftar isi
menunjukkan
informasi yang ada
dalam prototipe
yang
dikembangkan.
ISI PROTOTIPE
1 Bagian 1 berisi
tentang RPP dan
karya kolase
“tanaman dan
hewan untuk
berhitung”yang
sesuai dengan Tema
7 Benda, Hewan, dan
Tanaman di Sekitarku,
Subtema 3 Tanaman
di sekitarku,
Pembelajaran 1
2 Bagian 2 berisi
tentang RPP dan
karya seni kolase
“cara merawat
tanaman” yang
sesuai dengan Tema
7Benda, Hewan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tanaman di Sekitarku,
Subtema 3 tanaman
di sekitarku,
Pembelajaran 3
Bahasa Indonesia
dan Matematika
penjumlahan dan
pengurangan.
3 Bagian 3 berisi
tentang RPP dan
karya seni kolase
“buah-buahan” yang
sesuai dengan Tema
7Benda, Hewan, dan
Tanaman di Sekitarku,
Subtema 3 Tanaman
disekitarku,
Pembelajaran 5
tentang bahasa
Indonesia yaitu
mengenal hasil
tanaman yang dapat
dikonsumsi dan
Matematika tentang
penjumlahan dan
pengurangan.
4 Materi pembelajaran
dan seni kolase
tentang
penjumlahan dan
pengurangan yang
mudah dipahami
oleh peserta didik.
5 Materi pembelajaran
dan media tentang
penjumlahan jelas
dan mudah
dipahami oleh
peserta didik.
6 Materi pembelajaran
dan media tentang
pengurangan jelas
dan mudah
dipahami oleh
peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
BAHASA
1 Penulisan
menggunakan
kalimat yang sesuai
dengan kaidah
EYD.
2 Susunan kalimat
dalam modul dapat
dipahami oleh guru
maupun peserta
didik.
PEMILIHAN METODE DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian modul
dengan tujuan
pembelajaran.
2 Kesesuaian modul
dengan materi
pembelajaran.
3 Komponen dalam
modul lengkap (KI,
KD, Indikator,
Tujuan).
4. Instrumen Uji Coba Prototipe berupa refleksi
Peneliti menyusun instrumen uji coba prototipe berupa refleksi untuk
peserta didik. Instrumen uji coba prototipe diisi oleh peserta didik kelas I
Sekolah Dasar setelah menggunakan modul pembelajaran penjumlahan dan
pengurangan dengan kolase. Penyusunan refleksi dibuat berdasarkan kisi-kisi
yang disusun dalam tiga aspek yang terdapat pada instrumen kuesioner 1)
Bilangan cacah, 2) minat dan 3) Modul pembelajaran dengan media kolase.
Peneliti mengembangkan lima pernyataan yang diberi alternatif jawaban “ya”
dan “tidak” untuk diisi peserta didik kelas I. Berikut instrumen uji coba
prototipe berupa refleksi untuk peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Refleksi
No Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1 Penjumlahan dan
Pengurangan bilangan
cacah
Bilangan cacah 4
2 Minat
a. Senang : bersemangat saat
mengerjakan tugas
b. Perhatian : memperhatikan
penjelasan dan menyukai
1,3,5
3 Media kolase
Media kolase dapat membantu
memahami konsep
penjumlahan dan pengurangan
2
Tabel 3.7 Instrumen Uji Coba Prototipe Berupa Refleksi untuk Peserta Didik
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya menyukai gambar yang terdapat pada
buku “Prototipe Pembelajaran Penjumlahan
dan Pengurangan untuk kelas 1 SD dengan
Seni Kolase”.
2 Saya memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan melalui media kolase.
3 Saya bersemangat mengerjakan soal materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
dengan media kolase.
4 Saya dapat mengerjakan soal materi
penjumlahan dan pengurangan dengan
membuat media kolase.
5 Saya menyukai media kolase untuk memahami
konsep Matematika.
5. Instrumen Soal Tes
Instrumen soal tes yang digunakan pada penelitian ini berupa tes latihan
pada RPP pembelajaran 1 mengenai penjumlahan dan pengurangan bilangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
cacah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan
menggunakan modul pembelajaran dengan media kolase dapat meningkatkan
nilai peserta didik. Tes pada Lembar Kerja Peserta didik ini berisikan 5 soal
essay dan 5 soal pilihan ganda Matematika yang terkait dengan operasi hitung
bilangan cacah :
Tabel 3.8 kisi kisi soal Tes
KD Indikator Materi Bentuk
Soal
Nomor
soal
4.4 menyelesaikan
masalah sehari-hari
yang berkaitan
dengan
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan yang
melibatkan
bilangan cacah
sampai dengan 99
4.4.1 menuliskan
hasil penjumlahan
dan pengurangan
bilangan yang
melibatkan
bilangan cacah
sampai dengan 99
Penjumlahan
dan
pengurangan
Tes
tertulis
1,2,3,4 dan
5 (essay)
1,2,3,4 dan
5 (pilihan
ganda)
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang akan dilakukan peneliti yaitu secara kuantitatif
dan kualitatif. Data kualitatif yang diperoleh dapat berupa kritik dan saran
yang dikemukakan oleh ahli Matematika dan Seni Rupa untuk memperbaiki
prototipe pengembangan modul pembelajaran penjumlahan dan pengurangan
dengan kolase. Data Kuantitatif berupa skor yang diberikan oleh para ahli.
Data dianalisis oleh peneliti sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui
kelayakan suatu produk. Data kuantitatif diperoleh dari kuesioner. Pedoma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
penskoran yang digunakan oleh peneliti adalah menggunakan nilai 1-4.
Peneliti hanya menggunakan skala 1-4 bukan 1-5 dikarenakan responden
cenderung akan memilih alternatif yang ada ditegah yaitu 3 dengan alasan
dirasa aman dan paling gampang (Arikuto, 2010: 284). Kriteria untuk skala 1-
4 adalah sangat baik, baik, tidak baik(cukup), sangat tidak baik (kurang).
Skor yang sudah didapatkan kemudian dikonversikan menjadi data
kualitatif menggunakan tabel konversi nilai skala empat berdasarkan skala
Likert (Widoyoko, 2012:112). Penyusunan tabel klasifikasi menggunakan
aturan yang sama dengan dasar jumlah skor responden, yaitu dicari skor
tertinggi, skor terendah, jumlah kelas, dan jarak interval.
Skor tertinggi = 4 (sangat baik)
Skor terendah = 1 (sangat tidak baik/kurang)
Jumlah kelas = 4 (sangat tidak baik sampai sangat baik)
Jarak interval = (4-1)/4 = 0.75 (rentang skor)
Hasil interval sangat baik, baik, tidak baik(cukup), sangat tidak baik
(kurang) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9 Hasil Interval Skala 1-4
Rerata Skor Klasifikasi
3.25 s/d 4 Sangat baik
2.5 s/d 3.25 Baik
1.75 s/d 2.5 Tidak baik (cukup)
1.0 s/d 1.75 Sangat tidak baik (kurang)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Hasil dari perhitungan skor validasi yang dilakukan akan dicari
rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data
kuantitatif menjadi data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang
telah tertera pada tabel klasifikasi skor skala empat.
Skor validasi prototipe apabila klasifikasinya sangat baik, maka
prototipe yang akan diujicobakan sangat layak untuk diteliti, apabila skor
validasi prototipe dengan klasifikasi baik, maka prototipe yang akan
diujicobakan layak untuk diteliti dan menerima saran dan kritik dari
validator. Skor validasi prototipe apabila klasifikasinya cukup, maka
prototipe akan diperbaiki kembali sesuai saran dan kritik dari validator
sebelum diujicobakan sedangkan jika skor validasi prototipe mendapatkan
klasifikasi kurang, prototipe harus membuat ulang dan kembali divalidasi
oleh validator sebelum diujicobakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hasil penelitian yang berisi tentang:
(1) langkah-langkah pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik
Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas 1 SD
dengan media kolase, (2) deskripsi kualitas prototipe rancangan pembelajaran
tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah kelas 1
SD dengan media kolase. Pembahasan dari hasil berkaitan dengan hasil penelitian
dan pengembangan diuraikan sebagai berikut.
A. HASIL PENELITIAN
Prototipe yang berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Penjumlahan dan
Pengurangan untuk Kelas 1 dengan Kolase” ini disusun dengan mengadopsi 6
tahap dari 10 langkah penelitian Sugiyono. Langkah-langkah yang dilakukan
peneliti sebagai berikut :
1. Pontensi dan Masalah
Potensi yang peneliti lihat dalam penelitian ini adalah pembelajaran
tematik di kelas 1 SD Tema 7 Sub Tema 3 tentang penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah yang diintegrsikan dengan Bahasa Indonesia dan
SBdP (kolase).
Masalah yang peneliti dapatkan melalui data kuesioner kepada 20 peserta
didik didapatkan adalah : 65% peserta didik tidak mengetahui cara
menghitung pengurangan dan 65% membutuhkan bantuan teman atau guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
untuk mengerjakan pengurangan. 55% peserta didik belum mengerti
menghitung penjumlahan dengan teknik menyimpan. Wali kelas I B di SD
Negeri Tegalrejo 2 menyatakan bahwa belum pernah menggunakan media
kolase dalam pembelajaran.
2. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data, peneliti lakukan dengan wawancara
kepada guru kelas dan membagikan lembar kuesioner pra-penelitian kepada
20 peserta didik kelas I SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
a. Wawancara
Berdasarkan hasil dari wawancara tidak terstruktur yang dilakukan
oleh peneliti kepada guru kelas 1, peneliti mendapatkan bahwa peserta
didik di kelas 1 masih merasa kesulitan dalam pelajaran Matematika
materi penjumlahan dan pengurangan. Peneliti mendapatkan data
bahwa guru kelas sudah menggunakan media untuk membantu peserta
didik dalam belajar Matematika khususnya materi penjumlahan dan
pengurangan dengan menggunakan lidi dan sempoa akan tetapi peserta
didik masih merasa kesulitan. Peneliti juga mendapatkan hasil bahwa
guru belum pernah menggunakan media kolase untuk mengajarkan
peserta didik dalam belajar Matematika khususnya materi penjumlahan
dan pengurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
b. Kueisioner
Peneliti membagikan lembar kueisioner pra-penelitian kepada 20
peserta didik kelas I SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Lembar
analisis kebutuhan berisi 20 pernyataan. Pengumpulan data ini
dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengetahui bentuk
perencanaan modul pembelajaran penjumlahan dan pengurangan
yang akan dibuat sehingga prototipe yang dihasilkan dapat membantu
mengembangkan minat peserta didik mempelajari Matematika
terutama penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Kuesioner
terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS
(Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju). Dari ke 4 pilihan jawaban
tersebut dikategorikan kedalam dua kategori yaitu “Ya” dan “Tidak”.
Jawaban yang termasuk dalam kategori “Ya” adalah SS (Sangat
Setuju) dan S (Setuju) kemudian yang termasuk dalam kategori
“Tidak” adalah jawaban TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak
Setuju).
Dari penyebaran kuesioner didapatkan data : Kategori
Pengurangan (1) 65% peserta didik tidak tahu cara menghitung
pengurangan. (2) 55% peserta didik dapat mengerjakan soal
pengurangan tetapi dengan bantuan teman atau guru. (3) 50% peserta
didik tidak bisa menghitung pengurangan dengan teknik menyimpan.
(4) 50% peserta didik tidak bisa menghitung pengurangan dengan
teknik menyimpan. (5) 60% peserta didik tidak mempelajari kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
materi pengurangan yang telah diajarkan guru. (6) 100% peserta
didik menginginkan ada kerajinan tangan untuk membantu
mempelajari materi pengurangan bilangan 1 sampai 99. Kategori
Penjumlahan (1) 60% peserta didik dapat mengerjakan soal
penjumlahan tetapi dengan bantuan teman atau guru. (2) 55% peserta
didik tidak bisa menghitung penjumlahan dengan teknik menyimpan.
(3) 50% peserta didik tidak bersemangat saat menghitung
penjumlahan. (5) 55% peserta didik tidak tertarik mempelajari materi
penjumlahan. (6) 65% tidak suka menjawab pertanyaan Matematika
yang diberikan guru. (7) 50% peserta didik tidak suka membaca
materi penjumlahan bilangan 1 sampai 99. (8) 100% peserta didik
menginginkan ada keindahan dalam mempelajari penjumlahan
bilangan 1 sampai 99. Kategori Minat (1) 60% peserta didik tidak
aktif bertanya ketika ada materi yang belum paham. (2) 55% peserta
didik mengabaikan guru saat menjelaskan materi penjumlahan. (3)
60% peserta didik tidak mencatat penjelasan dari guru mengenai
pejumlahan. (4) 100% peserta didik menyukai pelajaran SBK. 95%
peserta didik membutuhkan langkah-langkah dalam membuat
kerajinan tangan pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
1 sampai 99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Berikut data kuesioner pra penelitian untuk peserta didik yang di
sajikan dalam tabel.
Tabel 4.1 Data Presentase Kuesioner Pra Penelitian untuk Peserta Didik
No. Pernyataan Jawaban
SS + S TS + STS
Menghitung
1. Saya tahu cara menghitung pengurangan.
9
(45 %)
11
(65%)
2. Saya dapat mengerjakan soal penjumlahan tanpa
bantuan teman atau guru.
8
(40%)
12
(60%)
3. Saya dapat mengerjakan soal pengurangan tanpa
bantuan teman atau guru.
9
(45%)
11
(55%)
4. Saya bisa menghitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
9
(45%)
11
(55%)
5.
Saya bisa menghitung pengurangan dengan teknik
meminjam.
10
(50%)
10
(50%)
Minat
1. Saya bersemangat saat menghitung penjumlahan.
10
(50%)
10
(50%)
2. Saya tertarik mempelajari materi penjumlahan.
9
(45%)
11
(55%)
3. Saya mengerjakan soal penjumlahan dengan
bersungguh-sungguh.
10
(50%)
10
(50%)
4. Saya mempelajari kembali materi penjumlahan yang 10 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
telah diajarkan guru. (50%) (50%)
5. Saya bersemangat saat mempelajari materi
pengurangan.
10
(50%)
10
(50%)
6. Saya menerapkan hitungan pengurangan dalam
kehidupan sehari-hari.
9
(45%)
11
(55%)
7. Saya suka menjawab pertanyaan Matematika yang
diberikan guru.
7
(35%)
13
(65%)
8. Saya suka membaca materi penjumlahan bilangan 1
sampai 99.
10
(50%)
10
(50%)
9. Saya aktif bertanya ketika ada materi yang belum
paham.
8
(40%)
12
(60%)
10. Saya mengabaikan guru saat menjelaskan materi
penjumlahan.
9
(45%)
11
(55%)
11. Saya mencatat penjelasan dari guru mengenai
pejumlahan.
8
(40%)
12
60%)
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
1.
Saya menyukai pelajaran SBK.
20
(100%)
-
2. Saya menginginkan ada keindahan dalam
mempelajari penjumlahan bilangan 1 sampai 99.
20
(100%)
-
3. Saya menginginkan ada kerajinan tangan untuk
membantu mempelajari materi pengurangan bilangan
1 sampai 99.
20
(100%)
-
4. Saya membutuhkan langkah-langkah dalam membuat
kerajinan tangan pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan 1 sampai 99.
19
(95%)
1
(5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Peneliti menyusun kuesioner dengan (kategori menghitung) item
nomor 1, 2, 3, 4, dan 5. (Kategori minat) item nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,
9, 10, dan 11. Kemudian (kategori menginginkan adanya Seni Budaya dan
Keterampilan) item nomor 1, 2, 3 dan 4 yang menunjukkan bahwa
penelitian ini relevan untuk diteliti. Data tersebut menjadi acuan peneliti
untuk melakukan penelitian dan pengembangan dalam menyusun modul
pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan
media kolase. Modul ini diharapkan dapat membantu peserta didik kelas 1
SD agar dapat memahami penjumlahan dan pengurangan.
3. Desain Produk
Desain produk adalah alat yang diharapkan dapat mengatasi
masalah yang ditemukan (Sugiyono, 2011:300). Desain produk yang
berupa prototipe pembelajaran penjumlahan dan pengurangan Protipe
pembelajaran ini berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Materi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan untuk Kelas 1 SD dengan
Kolase” memuat 3 bagian. Pada bagian pertama merupakan konsep
penjumlahan dan pengurangan dan bagian ke dua merupakan modul
pembuatan kolase untuk pembelajaran 1, 3, dan 5, bagian ke tiga yaitu
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), LKS dan refleksi. Bagian
pertama berisi konsep penjumlahan dan pengurangan, bagian ke dua berisi
3 media kolase, tujuan media kolase, sumber bahan, cara pembuatan dan
rincian biaya. Bagian ke tiga adalah perangkat pembelajaran yang terdiri
dari RPP dan LKS. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
disusun menggunakan media kolase yang sudah dibuat. RPP dibuat
berdasarkan kurikulum 2013 Tema 7 Sub Tema 3 pembelajaran 1, 3 dan 5
dan dikembangkan dengan menerapkan media kolase dalam setiap
pembelajaran. Lembar kerja peserta didik (LKS) berisi soal evaluasi pada
setiap pembelajaran. Refleksi peserta didik diberikan agar peneliti
mengetahui seberapa paham peserta didik terhadap materi.
Gambar 4.1 Sampul Produk Depan Gambar 4.2 Sampul Produk Belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.3 Media 1
Gambar 4.4 Media 2
Gambar 4.5 Media 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Gambar 4.6 salah satu contoh isi produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Desain modul pembelajaran “Prototipe Rancangan Pembelajaran
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan untuk Kelas 1 SD dengan
Kolase”. Cover modul dibuat dengan Corel Draw, warna yang dipilih
adalah warna merah yang cerah dan biru yang menarik. Pada cover buku
terdapat foto hasil media yang peneliti buat.
Isi modul tersebut dibuat menggunakan Microsoft Word 2007,
media yang terdapat dalam buku tersebut mengajarkan penjumlahan dan
pengurangan. Media 1 dapat membantu peserta didik dalam belajar
penjumlahan, media 2 dapat membantu peserta didik dalam belajar
penjumlahan dan pengurangan.
4. Validasi Desain
Prototipe pembelajaran penjumlahan dan pengurangan yang telah disusun
kemudian divalidasi oleh 1 dosen Matematika, 1 dosen Seni Rupa dan 1 guru
kelas 1. Hasil validasi adalah sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Tabel 4.2 Hasil Validasi Desain
No Komponen yang dinilai Skor (1-4)
Validator
1
Validator
2
Validator
3
SISTEMATIKA PENYAJIAN BUKU
1 Judul prototipe sesuai dengan isi
dari modul pembelajaran yang
dikembangkan.
4
Komentar :
Judul buku
yang memuat
kata “Seni
Kolase” lebih
baik
dihilangkan
kata “seni”
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
2 Kata pengantar dalam prototipe
menjelaskan tentang tujuan dan
manfaat seni kolase
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
4
Komentar :
-
3 Pendahuluan menjelaskan tentang
isi prototipe.
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
4
Komentar :
-
4 Daftar isi menunjukkan informasi
yang ada dalam prototipe yang
dikembangkan.
4
Komentar :
-
3
Komentar :
-
4
Komentar :
-
ISI PROTOTIPE 1 Bagian 1 berisi tentang RPP dan
karya kolase “tanaman dan hewan
untuk berhitung”yang sesuai
dengan Tema 7 Benda, Hewan, dan Tanaman di
Sekitarku, Subtema 3 Tanaman di
sekitarku, Pembelajaran 1
4
Komentar :
-
3
Komentar :
Soal dalam
RPP
sebaikan
lebih
dijabarkan.
3
Komentar :
-
2 Bagian 2 berisi tentang RPP dan
karya seni kolase “cara merawat
tanaman” yang sesuai dengan
Tema 7 Benda, Hewan, dan
Tanaman di Sekitarku, Subtema 3
tanaman di sekitarku,
Pembelajaran 3 Bahasa Indonesia
dan Matematika penjumlahan dan
pengurangan.
4
Komentar :
-
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
3 Bagian 3 berisi tentang RPP dan
karya seni kolase “buah-buahan”
yang sesuai dengan Tema 7 Benda, Hewan, dan Tanaman di
Sekitarku, Subtema 3 Tanaman
disekitarku, Pembelajaran 5
tentang bahasa Indonesia yaitu
mengenal hasil tanaman yang
4
Komentar :
-
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dapat dikonsumsi dan Matematika
tentang penjumlahan dan
pengurangan.
4 Materi pembelajaran dan seni
kolase tentang penjumlahan dan
pengurangan yang mudah
dipahami oleh peserta didik.
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
5 Materi pembelajaran dan media
tentang penjumlahan jelas dan
mudah dipahami oleh peserta
didik.
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
6 Materi pembelajaran dan media
tentang pengurangan jelas dan
mudah dipahami oleh peserta
didik.
3
Komentar :
-
2
Komentar :
-
3
Komentar :
-
BAHASA
1 Penulisan menggunakan kalimat
yang sesuai dengan kaidah EYD.
2
Komentar :
Masih ada
bahasa yang
perlu
diperbaiki.
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
2 Susunan kalimat dalam modul
dapat dipahami oleh guru maupun
peserta didik.
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
3
Komentar :
-
PEMILIHAN METODE DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1 Kesesuaian modul dengan tujuan
pembelajaran.
4
Komentar :
-
3
Komentar :
-
4
Komentar :
-
2 Kesesuaian modul dengan materi
pembelajaran.
4
Komentar :
-
3
Komentar :
-
4
Komentar :
-
3 Komponen dalam modul lengkap
(KI, KD, Indikator, Tujuan).
4
Komentar :
-
4
Komentar :
-
3
Komentar :
-
Total Skor 52 45 50
Nilali 52:15 = 3.46 45:15 = 3.00 50:15=3.33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Dari tabel di atas didapatkan data perolehan nilai dan hasil rata-rata dari ke
tiga validator.
Berikut tabel hasil nilai validasi dari ke tiga dosen.
Tabel 4.3 Tabel Hasil Nilai Validasi
Validator Nilai
Dosen Matematika 3.00
Dosen Seni Rupa 3.46
Guru Kelas 1 3.33
Total skor 9.79
Rata-rata 3.26
Berdasarkan tabel di atas didapatkan hasil validasi prototipe dari ketiga
validator yaitu 3.26 (sangat baik). Hal ini dapat dilihat pada tabel 3.9
berdasarkan klasifikasi bahwa rentang skor 3.25 s/d 4 menyatakan sangat baik
sehingga prototipe yang dikembangkan peneliti layak untuk di ujicobakan.
5. Revisi Desain
Peneliti melakukan revisi desain berdasarkan komentar yang diberikan
oleh validator yaitu ahli Matematika, Seni Rupa dan Guru kelas 1 SD.
Kesalahan yang ada di dalam prototipe kemudian diperbaiki agar menjadi
modul Matematika yang lebih baik dari pada yang sebelumnya. Berikut ini
revisi yang dilakukan oleh peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Gambar 4.7 cover depan Gambar 4.8 revisi cover depan
Sebelum di revisi judul “ Prototipe Pembelajaran Penjumlahan dan
Pengurangan untuk kelas 1SD dengan Seni Kolase” dan setelah diberikan kepada
validator direvisi menjadi “Prototipe Rancangan Pembelajaran Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan untuk kelas 1SD dengan Kolase”
Gambar 4.9 soal evaluasi Gambar 4.10 revisi soal evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Sebelum direvisi soal masih singkat, setelah di revisi oleh dosen
ahli soal dirubah menjadi lebih detail. Kemudian peneliti meneliti kembali
dan membenarkan kalimat yang salah.
Gambar 4.11 bagian 1 (sebelum direvisi )
Gambar 4.12 bagian 1 (setelah direvisi )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4.13 Isi dari bagian 1 (sebelum direvisi)
Gambar 4.14 Isi dari bagian 1 (setelah direvisi)
Sebelum direvisi isi buku dibagian 1 adalah media pembelajaran
kolase, setelah di revisi oleh dosen ahli bagian 1 diganti konsep
penjumlahan dan pengurangan. Kemudian peneliti merubah bagian 1
menjadi konsep penjumlahan, media kolase diletakkan pada bagian ke 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
6. Uji coba produk
Uji coba prototipe di lakukan oleh peneliti satu kali di SD Negeri
Tegalrejo 2 Yogyakarta diikuti 15 peserta didik.
a. Uji coba Produk di SD Negeri Tegalrejo 2
Desain produk yang sudah peneliti revisi kemudian diuji cobakan
pada peserta didik di SD N Tegalrejo2 Yogyakarta. Uji coba tersebut
dilakspeserta didikan pada hari Senin 8 Maret 2017. Produk diuji cobakan
kepada 15 peserta didik yaitu 10 peserta didik perempuan dan 5 peserta
didik laki-laki. Uji coba produk ini bertujuan agar peserta didik
memahami penjumlahan dan pengurangan, menjadi tahu cara menghitung
penjumlahan dan pengurangan.
Uji coba produk dilakukan di dalam kelas 1 SD, uji coba produk
dilakukan setelah istirahat pertama. Sebelum uji coba produk dimulai,
peneliti melakukan perkenalan pada peserta didik dan menyampaikan
maksud dan tujuan ke SD N Tegalrejo 2. Sebelum peserta didik membuat
media pembelajaran, peneliti melakukan tanya jawab seputar penjumlahan
dan pengurangan. Setelah melakukan tanya jawab kemudian peneliti
membagikan bahan yang dipakai untuk membuat media kolase kepada 15
peserta didik. Setelah bahan dibagikan mulailah peserta didik membuat
media kolase untuk belajar penjumlahan dan pengurangan dengan dipandu
oleh guru.
Selama proses uji coba tersebut peneliti mendampingi peserta didik
saat membuat media kolase untuk belajar penjumlahan dan pengurangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Setelah peserta didik selesai membuat media kolase dan mengerjakan soal
yang diberikan, guru membagikan lembar refleksi peserta didik yang
bertujuan untuk mengetahui apakah peserta didik bisa memahami
penjumlahan dan pengurangan dengan media kolase. Setelah peseta didik
selesai mengisikan lembar refleksi, peserta didik mengumpulkan refleksi
tersebut kepada peneliti. Proses uji coba selesai tepat waktu yaitu selesai
pada saat jam pelajaran berakhir. Setelah selesai peneliti berpamitan
kepada peserta didik dan kepada bapak ibu guru yang berada di kantor.
Berikut ini merupakan gambar pelaksanaan uji coba di SD N Tegalrejo 2.
Gambar 4.15 peserta didik sedang membuat kolase dan berhitung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Gambar 4.16 peserta didik sedang membuat kolase dan berhitung
Gambar 4.17 peserta didik membuat kolase
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Gambar 4.18 Hasil kolase peserta didik kelas 1 SD
Gambar diatas menunjukkan suasana ketika peserta didik sedang
membuat kolase, hasil kolase peserta didik dan suasana ketika peserta
didik belajar Matematika materi penjumlahan dan pengurangan. Peserta
didik melakukan secara serius dalam membuat media kolase serta belajar
penjumlahan dan pengurangan.
b. Deskripsi Kualitas Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik
Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan
Cacah Kelas 1 SD dengan Media Kolase dapat Membantu Peserta
Didik dalam Memahami Materi Penjumlahan dan Pengurangan.
Deskripsi kualitas prototipe media pembelajaran Matematika
dengan kolase peneliti dapatkan setelah mengolah kuesioner berupa
refleksi yang dibagikan kepada 15 peserta didik kelas I SD Negeri
Tegalrejo 2 Yogyakarta. Berikut hasil rekapitulasi refleksi peserta
didik. Hasil tersebut menujukkan bahwa produk dari penelitian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
dikembangkan dapat membantu peserta didik dalam memahami materi
penjumlahan dan pengurangan.
Gambar 4.19 Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik
Berikut adalah tabel rekapitulasi hasil soal Evaluasi 15 peserta didik.
Tabel 4.4 Hasil Rekap Nilai Evaluasi
NO NAMA
PESERTA
DIDIK
NILAI
1 Sukma 100
2 Fauzhan 100
3 Rein 100
4 Rasyha 100
5 Lando 90
6 Ica 100
7 Diyana 100
8 Ocha 100
9 Valen 80
10 Jeni 90
11 Keisya 90
12 Zahra 100
13 Bilkhiz 90
14 Usamah 80
15 Sabian 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Pada data diatas mendapatkan hasil bahwa 100% peserta didik
mendapatkan nilai diatas KKM. Selain mengerjakan soal evaluasi, peserta didik
juga mengerjakan lembar refleksi mengenai pembelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan dengan media kolase agar semakin memperkuat
data bahwa peserta didik benar-benar memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan. Berikut tabel refleksi peserta didik.
Gambar 4.20 Lembar Refleksi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Berikut tabel Hasil Rekapitulasi kuesioner refleksi peserta didik.
Tabel 4.5 Hasil Rekap Refleksi Peserta Didik
No Pernyataan Jumlah peserta didik
yang memilih dari 15
peserta didik
Ya Tidak
1 Saya menyukai gambar yang terdapat pada buku
“Prototipe Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan
untuk kelas 1 SD dengan Seni Kolase”.
15
(100%)
-
2 Saya memahami konsep penjumlahan dan pengurangan
melalui media kolase. 13
(86.7 %)
2
(13.3 %)
3 Saya bersemangat mengerjakan soal materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan cacah dengan media kolase 14
(93.3%)
1
(6.7%)
4 Saya dapat mengerjakan soal materi penjumlahan dan
pengurangan dengan membuat media kolase. 14
(93.3%)
1
(6.7%)
5 Saya menyukai media kolase untuk memahami konsep
Matematika.
15
(100%)
-
Berdasarkan hasil dari rekapitulasi diatas 86.7% peserta didik menulis
bahwa media kolase dapat membantu mereka memahami konsep penjumlahan
dan pengurangan melalui modul pembelajaran Matematika yang berjudul
“Prototipe Rancangan Pembelajaran Penjumlahan dan Pengurangan Bilanngan
untuk Kelas 1 SD dengan Kolase”. Media pembelajaran kolase ini membuat
peserta didik lebih tertarik dalam belajar Matematika dan lebih bersemangat
dalam mengerjakan soal penjumlahan dan pengurangan.
7. Pembahasan
Dari validasi prototipe oleh ahli yang mendapatkan skor rata-rata 3.26
dengan kategori nilai sangat baik dan dari hasil ujicoba yang dilakukan kepada
15 peserta didik. 86.7 % peserta didik merasa senang mempelajari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan media kolase. Selain itu
berdasarkan soal evaluasi yang dikerjakan peserta didik, 60% peserta didik
mendapatkan nilai 100 (9 peserta didik), 26.7 % peserta didik mendapatkan
nilai 90 ( 4 peserta didik) dan 13.7 % peserta didik mendapatkan nilai 80 ( 2
peserta). Prototipe tersebut dapat membantu peserta didik untuk memahami
materi penjumlahan dan pengurangan. Hal tersebut dapat terjadi karena dalam
pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan untuk kelas I Sekolah Dasar dengan
menggunakan media kolase memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Prototipe Disusun dengan Menggunakan Tematik Integratif
Matematika, Bahasa Indonesia dan SBdP
Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 untuk semua jenjang
dilakspeserta didikan dengan menggunakan pedekatan ilmiah (saintifik).
Langkah-langkah yang digunakan adalah: Mengamati, metode mengamati
mengutamakan kebermaknaaan proses pembelajaran. Metode mengamati
sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga
proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Menanya,
melalui kegiatan ini dikembangkan untuk rasa ingin tahu peserta didik.
Mengasosiasikan, pada tahap ini diharapkan peserta didik mampu
mengolah informasi dari hal yang telah didapatkan untuk kemudian diolah
guna mendapatkan suatu kesimpulan. Mencoba, untuk memperoleh hasil
belajar yang nyata atau ontetik, peserta didik harus mencoba atau
melakukan percobaan, terutama untuk materi atau substansi yang sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menarik kesimpulan, kegiatan menarik kesimpulan dalam pembelajaran
dengan pendekatan saintifik merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah
data atau informasi pada kurikulum 2013 kelas 1 sekolah dasar, tema
Benda, Hewan, dan Tanaman di Sekitarku Terdapat pembelajaran 1, 3 dan
5.
Pembelajaran 1 merupakan integrasi dari mata pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu membuat ungkapan penyampaian pemberian pujian dan
petunjuk kepada orang lain dan SBdP yaitu membuat media kolase bentuk
tanaman dan hewan serta pelajaran Matematika tentang penjumlahan dan
pengurangan, dengan media tanaman dan hewan untuk berhitung.
Pembelajaran 3 merupakan integrasi pelajaran Bahasa Indonesia dan
Matematika. Pembelajaran 5 merupakan integrasi pelajaran Bahasa
Indonesia membuat teks ucapan terimakasih serta Matematika yaitu
penjumlahan dan pengurangan.
2) Prototipe Pembelajaran Memuat Media Kolase yang Menarik Minat
untuk Mempelajari Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah
Salah satu indikator minat yang digunakan pada penelitian ini
adalah perasaan senang. Minat merupakan rasa suka dan tertarik pada
suatu hal atau aktivitas, dan peserta didik cenderung menetap untuk
memperhatikan dan mengenang hal atau aktivitas tersebut. Seseorang
dapat dikatakan berminat dalam melakspeserta didikan suatu hal apabila
seseorang tersebut menunjukan ekspresi senang dengan menyimak atau
memperhatikan penjelasan guru dan menunjukkan sikap perhatian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
tidak mengeluh/bersemangat saat mengerjakan tugas. Salah satu cara
membangkitkan minat peserta didik adalah apabila guru menggunakan
metode yang menarik. (Suryobroto 1998:109).
Berdasarkan analisis kebutuhan menggunakan kuesioner peneliti
mendapatkan data 100 % peserta didik menginginkan adanya kerajinan
tangan kolase untuk membantu memahami Matematika materi
penjumlahan dan pengurangan. Media kolase yang digunakan peserta
didik adalah media “Tanaman dan Hewan untuk Berhitung” peserta didik
membuat kolase dan belajar berhitung pada saat proses pembuatan kolase.
Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti mengamati peserta didik
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika peneliti menyampaikan tujuan
pembelajaran hari itu, salah satu penyebab yang peneliti ketahui yaitu
belum ada guru yang belum mengajarkan kolase sebagai metode belajar
penjumlahan dan pengurangan. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung peserta didik juga dilatih untuk percaya diri dengan hasil yang
dikerjakan. Peserta didik dalam proses pembelajaran sangat antusias dan
tidak ada perasaan terpaksa dalam mempelajari penjumlahan dan
penjumlahan dengan kolase.
Media kolase ini dapat menarik minat peserta didik untuk
membaca, mempelajari dan memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan bilangan cacah. Peserta didik juga dapat mengembangkan
kecerdasan matematis logis, kecerdasan kinestetik, dan kecerdasan visual
spasial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
1. Prototipe membantu Peserta Didik Mengembangkan Kecerdasan
Matematik Logis, Kinestetik, dan Visual Spasial
Kecerdasan matematik logis adalah kemampuan yang berkenaan
dengan rangkaian alasan, mengenal pola-pola dan aturan. Kecerdasan ini
merujuk pada kemampuan untuk mengeksplorasi pola-pola, kategori-
kategori dan hubungan dengan memanipulasi objek atau simbol untuk
melakukan percobaan dengan cara yang terkontrol dan teratur.
Dalam prototipe terdapat lembar peserta didik (LKS) yang
ditujukan untuk melatih kecerdasan matematik logis peserta didik yaitu
berhitung atau melakukan kegiatan berhitung yang berkaitan dengan
bilangan cacah. Hal ini dapat dilihat pada hasil LKS menghitung konsep
penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, 60 % (9 peserta didik)
mendapatkan nilai 100 dan hasil refleksi mendapatkan data 86.7% peserta
didik menulis bahwa media kolase dapat membantu mereka memahami
konsep penjumlahan dan pengurangan.
Kecerdasan kinestetik merupakan kemampuan dalam
menggunakan tubuh secara terampil untuk mengunngkapkan ide,
pemikiran dan perasaan. Kecerdasan ini juga meliputi keterampilan fisik
dalam bidang koordinasi, keseimbangan, daya tahan, kekuatan, kelenturan,
dan kecepatan. Kecerdasan ini mencakup bakat dalam mengendalikan
gerak tubuh dan keterampilan dalam menangani benda. Atlet, pengrajin,
montir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Kecerdasan kinestetik pada hal ini dapat diperoleh peserta didik
dari kegitan menggunting, menempel, dan kegiatan mengerakan tangan
dalam memberikan lem pada benda yang menjadi bahan dari media
kolase.
Kecerdasan visual spasial adalah kemampuan untuk melihat dan
mengamati dunia visual secara akurat. Visual artinya gambar, spasial itu
berkenaan pada ruang atau tempat. Kecerdasan ini melibatkan kesadaran
akan warna, garis,dan bentuk ruang.
Peserta didik dapat memperoleh kecerdasan visual spasial melalui
kegiatan menyesuaikan ruang atau pola gambar yang ingin digunakan
untuk membuat kolase.
a. Kelebihan dan Kelemahan Produk
Peneliti memperoleh masukan produk dai hasil validasi ujicoba,
data-data yang diperoleh tersebut dapat membantu peneliti untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan prototipe modul yang peneliti
kembangkan. Berikut merupakan penjelasan mengenai kelebihan dan
kekurangan produk yang dikembangkan :
1. Kelebihan Produk:
a) Prototipe berisi media yang menarik sehingga peserta didik tertarik
untuk belajar.
b) Pemahaman peserta didik tentang penjumlahan dan pengurangan
terbantu dengan media kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
c) Mengintegrasikan Matematika dengan Bahasa Indonesia dan SBdP
(kolase).
d) Bagi guru yang memiliki kemampuan keterampilan,dapat
membantu peserta didik mengembangkan kecerdasan matematis
logis, kecerdasan kinestetik dan kecerdasan visual spasial.
e) Prototipe berisi 3 bagian, yaitu bagian 1 adalah teori penjumlahan
dan pengurangan bilagan , bagian 2 adalah media kolase sebagai
media pembelajaran, bagian 3 RPP pembelajaran 1.
2. Kekurangan produk :
a) Huruf dan gambar sedikit kurang besar.
b) Terdapat soal yang panjang.
c) Penggunaan bahasa masih ada yang belum mengggunakan kaidah
Bahasa Indonesia yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini peneliti akan membahas tentang simpulan dari keseluruhan
penelitian, keterbatasan pada penelitian, dan saran.
A. SIMPULAN
Simpulan yang dapat peneliti uraikan dari keseluruhan penelitian adalah :
1. Prosedur pengembangan prototipe berkaitan tentang penjumlahan dan
pengurangan dengan kolase mengadopsi enam langkah menurut Sugiyono
yang meliputi : (1) Pontensi dan masalah, (2) pengumpulan data, (3)
desain prototipe, (4) validasi prototipe, (5) revisi prototipe dan (6) uji coba
prototipe.
2. Kualitas prototipe modul tentang penjumlahan dan pengurangan dengan
kolase mendapatkan nilai 3.26 sehingga layak diujicobakan. Hasil uji
coba produk kepada 15 peserta didik di SD Negeri Tegalrejo 2, peneliti
mendapatkan data berkaitan dengan pemahaman peserta didik terhadap
materi penjumlahan dan pengurangan 60% peserta didik mendapatkan
nilai 100 (9 peserta didik. 86.7% peserta didik menulis bahwa media
kolase dapat membantu mereka memahami konsep penjumlahan dan
pengurangan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangkan dapat
membantu peserta didik dalam memahami materi penjumlahan dan
pengurangan melalui media kolase.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
B. KETERBATASAN
Beberapa keterbatasan pada penelitian ini antara lain:
1. Prototipe modul penjumlahan dan pengurangan dengan media kolase ini
diujicobakan secara terbatas sehingga hanya diketahui oleh peneliti dan
beberapa pihak saja.
2. Peneliti tidak menyelesaikan langkah R&D dari 10 langkah yang ada.
3. Prototipe ini belum dapat disosialisasikan kepada guru-guru kelas 1 SD.
C. SARAN
Berdasarkan kterbatasan penelitian yang ada peneliti memberikan saran
sebagai berikut :
1. Sebaiknya peneliti mengujicobakan prototipe secara luas agar dapat
diketahui oleh banyak pihak.
2. Sebaiknya peneliti selanjutnya menyelesaikan 7 langkah R&D ataupun
dapat melanjutkan penelitian ini sampai pada tahap ke 7.
3. Peneliti sebaiknya mensosialisasikan kepada guru kelas I SD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter.
Bandung: PT Refika Aditama.
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Al-Tabany, Trianto Ibnu Badar. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif,
Progresif, dan Kontekstual: Landasan, dan Implementasinya pada
Kurikulum 2013 (Kurikulum Tematik Integratif / TKI). Jakarta:
Prenadamedia Group.
Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Badudu, Yus. 1980. Membina Bahasa Indonesia Baku. Bandung: CV Pustaka
Prima.
Daryanto. 2014. Pembelajaran Tematik, Terpadu, Terintegrasi (Kurikulum 2013).
Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Depdiknas. 2004. Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Balitbang Depdiknas.
Dharma. 2008. Satuan Kurikulum. Jakarta: Satuan Pendidikan.
Djaali. 2009. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Eman, Suherman. 2003. Pendidikan Matematika. Jakarta: PT Persada.
Eman, Suherman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: FMIPA UPI.
Hajar, Sukardi. 2010. Seni Keterampilan Anak. Yogyakarta: Universitas Terbuka.
Hamzah B.Uno. 2009. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif). Jakarta: Bumi Aksara.
Haryono, Didi. 2014. Filsafat Matematika: Suatu Tinjauan Epistemologi dan
Filosifis. Bandung: Alfabeta.
Hajar Pamadhi, dkk. (2010). Seni Keterampilan Anak. Yogyakarta: Universitas
Terbuka.
Herawati dan Iriaji. 1998. Pendidikan Seni. Surabaya : PT PerdisaKementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Jasmine, Julia. 2007. Panduan Praktis Mengajar Berbasis Multiple Intelligences.
Bandung: Nuansa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Julie. 2005. Modern Art. A.Collins-Larousse Concise Encyclopedia. Jakarta: PT
Persada.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran: Manual dan
Digital Edisi Kedua. Bogor: Ghalia Indonesia.
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Majid, Abdul dan Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam
Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Impelementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.
Munandar, S.C.U. 2009. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT
Rineka Cipta dan Dep.Pendidikan dan Kebudayaan
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Ruseffendi. 1993. Pendidikan Matematika. Jakarta: PT Persada
Runtukahu, Tombokan dan Selpius Kandou. 2014. Pembelajaran Matematika
Dasar Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian & Pengembangan (Research and
Development/R & D). Bandung : Alfabeta.
Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa Anak Tk. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan
Ketenagaan Perguruan Tinggi.
Suprapto. 2016. Impelementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Dirjren Pendidikan Tinggi, Direktorat
Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan
Perguruan Tinggi.
Suwarna, Dadan. 2012. Cerdas Berbahasa Indonesia: Berbahasa dengan
Pemahaman dan Pendalaman. Tangerang: Jelajah Nusa.
Sukiman . 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakart: Pustaka Insan
Madani.
Subarinah, Sri. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas.
Sukayati. 2011. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan. Yogyakarta: PT Surya
Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Sugihartono, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Univeritas Negeri
Yogyakarta.
Syaiful Sagala.(2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Ula, Shimatul. 2013. Revolusi Belajar: Optimalisasi Kecerdasan melalui
Pembelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk. Yogyakarta: Ar-ruzz
Media.
Widoyoko, Eko Putro. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Yaumi, Muhammad dan Nurdin Ibrahim. 2013. Pembelajaran Berbasis
Kecerdasan Jamak (Multiple Intelligences). Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
LAMPIRIN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 1
Kisi-kisi Kuisoner Pra Penelitian
No. Aspek Indikator Pernyataan
1.
Menghitung
Mengenal Angka dan
Bilangan
1. Saya tahu
bentuk angka 1
sampai 99.
2. Saya mengalami
kesulitan dalam
menulis angka 1
sampai 99.
3. Saya tahu konsep
bilangan 1 sampai
99.
4. Saya bisa
mengurutkan
bilangan 1 sampai
99.
Materi:
Penjumlahan
5. Saya tidak
mengalami
kesulitan untuk
menghitung
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
6. Saya dapat
mengerjakan soal
penjumlahan
tanpa bantuan
teman atau guru.
7. Saya tahu cara
menghitung
penjumlahan.
8. Saya bisa
menghitung
penjumlahan
dengan teknik
menyimpan.
9. Saya bisa
menghitung
penjumlahan
dengan cara
bersusun.
10. Saya menerima
penjelasan dari
guru tentang
materi
penjumlahan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Materi:
Pengurangan
11. Saya tidak
mengalami
kesulitan untuk
menghitung
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
12. Saya dapat
mengerjakan soal
pengurangan tanpa
bantuan teman atau
guru.
13. Saya tahu cara
menghitung
pengurangan.
14. Saya bisa
menghitung
pengurangan
dengan teknik
meminjam.
15. Saya bisa
menghitung
pengurangan
dengan cara
bersusun.
16. Saya menerima
penjelasan dari
guru tentang materi
pengurangan.
2.
Minat
Perasaan Senang:
Bersemangat
17. Saya bersemangat
saat mengerjakan
soal pada materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
18. Saya bersemangat
saat mengerjakan
soal pada materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
19. Saya senang belajar
matematika tentang
materi
penjumlahan.
20. Saya senang belajar
matematika tentang
materi
pengurangan.
Berkonsentrasi
21. Saya
berkonsentrasi saat
mengerjakan soal
pada materi
penjumlahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
bilangan 1 sampai
99.
22. Saya
berkonsentrasi saat
mengerjakan soal
pada materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
Memperhatikan
Penjelasan Guru
23. Saya
memperhatikan
guru saat
menjelaskan materi
penjumlahan.
24. Saya
memperhatikan
guru saat
menjelaskan materi
pengurangan.
Mengenang (mengingat)
25. Saya mengingat
penjelasan dari
guru tentang materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
26. Saya mengingat
penjelasan dari
guru tentang materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
Mempelajari kembali
27. Saya mempelajari
kembali materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99 yang telah
diajarkan guru.
28. Saya mempelajari
kembali materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99 yang telah
diajarkan guru.
Ketertarikan
29. Saya tertarik
mempelajari
matematika pada
materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
30. Saya tertarik
mempelajari
matematika pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
20.
31. Saya mengikuti
pembelajaran
matematika pada
materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
32. Saya mengikuti
pembelajaran
matematika pada
materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
33. Saya suka
membaca materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
34. Saya suka
membaca materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
Fungsi dan manfaat
pembelajaran
35. Saya menjumpai
hitungan
penjumlahan dalam
kehidupan sehari-
hari.
36. Saya menjumpai
hitungan
pengurangan dalam
kehidupan sehari-
hari.
37. Saya menerapkan
hitungan
penjumlahan dalam
kehidupan sehari-
hari.
38. Saya menerapkan
hitungan
pengurangan dalam
kehidupan sehari-
hari.
Aktif
39. Saya aktif bertanya
ketika ada materi
yang belum paham.
40. Saya langsung
mengerjakan tugas
matematika yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
diberikan oleh
guru.
41. Saya suka
menjawab
pertanyaan
matematika yang
diberikan guru.
Pemecahan Masalah
42. Saya selesai
mengerjakan tugas
matematika dengan
tepat waktu.
3.
Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK)
Kerajinan tangan
43. Saya menginginkan
ada kerajinan
tangan untuk
membantu
mempelajari materi
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
44. Saya menginginkan
ada kerajinan
tangan untuk
membantu
mempelajari materi
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
Kreativitas
45. Saya menginginkan
ada kreativitas pada
matematika dalam
mempelajari
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
46. Saya menginginkan
ada kreativitas pada
matematika dalam
mempelajari
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
Seni Keindahan
47. Saya menginginkan
ada keindahan pada
matematika dalam
mempelajari
penjumlahan
bilangan 1 sampai
99.
48. Saya menginginkan
ada keindahan pada
matematika dalam
mempelajari
pengurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
bilangan 1 sampai
99.
Langkah/cara pembuatan
kerajinan tangan
49. Saya membutuhkan
langkah-langkah
dalam membuat
kerajinan tangan
pada materi
penjumlahan dan
pengurangan
bilangan 1 sampai
99.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 1 a
Validasi Kuesioner Pra Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 2
Kuisoner Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Keterangan :
Dari ke 4 pilihan jawaban tersebut dikategorikan kedalam dua kategori yaitu “Ya” dan
“Tidak”.
Kategori “Ya” = SS (Sangat Setuju) dan S (Setuju).
Kategori “Tidak” =TS (Tidak Setuju) dan STS (Sangat Tidak Setuju).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 3
Hasil Presentase Kuisoner Peserta Didik
No. Pernyataan
Jawaban
SS + S TS + STS
Menghitung
1. Saya tahu cara menghitung
pengurangan.
9
(45 %)
11
(65%)
2. Saya dapat mengerjakan
soal penjumlahan tanpa
bantuan teman atau guru.
8
(40%)
12
(60%)
3. Saya dapat mengerjakan
soal pengurangan tanpa
bantuan teman atau guru.
9
(45%)
11
(55%)
4. Saya bisa menghitung
penjumlahan dengan teknik
menyimpan.
9
(45%)
11
(55%)
5. Saya bisa menghitung
pengurangan dengan teknik
meminjam.
10
(50%)
10
(50%)
Minat
1. Saya bersemangat saat
menghitung penjumlahan.
10
(50%)
10
(50%)
2. Saya tertarik mempelajari
materi penjumlahan.
9
(45%)
11
(55%)
3. Saya mengerjakan soal
penjumlahan dengan
bersungguh-sungguh.
10
(50%)
10
(50%)
4. Saya mempelajari kembali
materi penjumlahan yang
telah diajarkan guru.
10
(50%)
10
(50%)
5. Saya bersemangat saat
mempelajari materi
pengurangan.
10
(50%)
10
(50%)
6. Saya menerapkan hitungan
pengurangan dalam
kehidupan sehari-hari.
9
(45%)
11
(55%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
7. Saya suka menjawab
pertanyaan matematika
yang diberikan guru.
7
(35%)
13
(65%)
8. Saya suka membaca materi
penjumlahan bilangan 1
sampai 99.
10
(50%)
10
(50%)
9. Saya aktif bertanya ketika
ada materi yang belum
paham.
8
(40%)
12
(60%)
10. Saya mengabaikan guru
saat menjelaskan materi
penjumlahan.
9
(45%)
11
(55%)
11. Saya mencatat penjelasan
dari guru mengenai
pejumlahan.
8
(40%)
12
60%)
Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
1.
Saya menyukai pelajaran
SBK.
20
(100%)
-
2. Saya menginginkan ada
keindahan dalam
mempelajari penjumlahan
bilangan 1 sampai 99.
20
(100%)
-
3. Saya menginginkan ada
kerajinan tangan untuk
membantu mempelajari
materi pengurangan
bilangan 1 sampai 99.
20
(100%)
-
4. Saya membutuhkan
langkah-langkah dalam
membuat kerajinan tangan
pada materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan
1 sampai 99.
19
(95%)
1
(5%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 4
Validasi Dosen Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 4a
Validasi Dosen Seni Rupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 4 b
Validasi Guru Kelas 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 5
Surat Ijin Uji Coba Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 5a
Surat Telah Melakukan Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Lampiran 6
Hasil Refleksi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 7
Hasil Lembar Soal Evaluasi Peserta Didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 8
Foto Kegiatan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
BIODATA PENELITI
Peneliti bernama lengkap Monica Windi Prastiwi lahir di
Sleman, 23 Maret 1995 dari ayah yang bernama Bernadus
Wagimin dan ibu Palentina Andriwati. Peneliti merupakan
anak kedua dari dua bersaudara. Menempuh pendidikan
dasar di SD Bopkri 2 Godean. Pendidikan Sekolah Pertama
(SMP) diperoleh di SMP Negeri 3 Godean pada tahun 2010 dan pendidikan
Sekolah Menengah Atas (SMA) diperoleh di SMA N 1 Sedayu pada tahun 2013.
Peneliti melanjutkan pendidikan di Universitas Sanata Dharma (USD),
Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar (PGSD). Selama menempuh pendidikan di PGSD,
peneliti mengikuti kegiatan di luar perkuliahan seperti menjadi peserta English
Club, Peserta Kemampuan Mahir Dasar (KMD), panitia Pekan Kreativitas
Mahasiswa PGSD, mengikuti panitia UKM Pengabdian Masyarakat, mengikuti
seminar “Free Sex : Thumbs Up or Thumbs Down?”, serta menjadi peserta di
seminar “Indonesia Mengajar”. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma
diakhiri dengan tugas akhir menulis skripsi yang berjudul “Pengembangan
Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Bilangan Cacah kelas 1 SD dengan Media Kolase”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
top related