pengeboran tradisional di desa ledok, blora
Post on 26-Jun-2015
1.274 Views
Preview:
TRANSCRIPT
BAB III PEMBAHASAN
3.1 KEBERADAAN DESA LEDOK
Desa Ledok teletak di kecamatan Sambong, kabupaten Blora,
provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak disebelah utara kecamatan
Sambong. Daerah ini memilik penduduk belum begitu padat.
Perkembangan pembangunan masih bersifat minim. Tetapi desa Ledok
memiliki potensi geologi yang bisa diunggulkan, yaitu potensi sumber
minyak buminya.
Daerah ledok berada di daerah perbukitan dan masih banyak
hutan-hutan lebat yang bersifat heterogen. Untuk mengakses desa
Ledok cukup mudah, dengan menggunakan transportasi darat. Dapat
ditempuh dari Cepu maupun Blora, kemudian ke desa Sambong dan
menuju ke desa Ledok.
Gambar 2. Daerah kawasan situs pengeboran Ledok
4
Gambar 3. Keadaan desa Ledok
3.2 POTENSI GEOLOGI DESA LEDOK
Daerah blok Cepu yang terkenal sebagai penghasil minyak bumi
meliputi berbagai daerah yaitu, Cepu, Ledok, Wonocolo, Kapuan, dan
daerah lainnya yang berada di daerah kabupaten Blora dan Kabupaten
Bojonegoro. Potensi geologi minyak bumi ini memang sangat
menguntungkan, terutama dalam bidang ekonomi.
Umumnya di blok Cepu, sumber daya minyak bumi dikelola oleh
perusahaan dalam maupun luar negeri. Seperti halnya PT Pertamina
EP, Pusdiklat Migas, dan Exxon Mobile Ltd.
Pada khususnya di daerah Ledok sendiri masih dikelola oleh PT
Pertamina EP, tetapi banyak kilang-kilang minyak yang dikelola oleh
masyarakat setempat secara tradisional. Di desa Ledok masih
dibutuhkan pekerja-pekerja ahli yang bisa memanfaatkan potensi
sumber daya alam dengan bijak, tepat dan bermanfaat.
5
Gambar 4. PT Pertamina mengelola minyak desa Ledok
Dengan potensi geologi sumber minyak bumi yang cukup
melimpah setidaknya pengelolahan kilang minyak secara tradisional
maupun modern diperlukan tenaga-tenaga kerja yang ahli. Tetapi,
diharapkan perekrutan tenaga-tenaga kerja tersebut berasal dari daerah
asal. Sehingga scara tidak langsung, hal tersebut dapat mengubah
sumber daya manusia di daerah blok Cepu dan sekitarnya, khususnya
desa Ledok.
6
3.3 MEKANISME PERTAMBANGAN DESA LEDOK
Di desa Ledok, sumber minyak bumi dikelola oleh dua pihak.
Pihak pertama yaitu PT Pertamina EP, dan pihak kedua yaitu para
penambang minyak bumi tradisional yang sebagian besar berasal dari
daerah setempat. Sehingga, selain mesin-mesin pengeboran minyak
bumi milik Pertamina, di daerah perbukitan ini juga banyak ditemukan
kilang-kilang minyak tradisional yang digarap oleh penduduk
setempat.
Gambar 5. Mesin milik Pertamina
7
Gambar 6. Kilang minyak tradisional
Cara pengeboran minyak atara PT Pertamina EP dan penambang
minyak tradisional hanya dibedakan dengan peralatan-peralatan yang
digunakan. Proses pengeboran secara modern yang dilakukan oleh PT
Pertamina EP sebagai berikut.
Proses pencarian minyak bumi
Proses pencarian (eksplorasi) minyak dari perut bumi dilakukan
oleh ahli geologis. Cara modern yang digunakan oleh geologis dalam
mencari minyak bumi dengan menggunakan pencitraan satelit dan
menganalisa permukaan bebatuan. Setelah geologis melakukan
serangkain analisa dan menyatakan bahwa dilokasi tersebut ada
minyak maka tugas selanjutnya diambilalih oleh Ahli geofisika.
Para ahli geofisika mempelajari sifat-sifat fisik dari lapisan tanah.
Berbagai metode digunakan dalam tahapan ini untuk mendukung hasil
yang telah didapat oleh ahli geologis. Peralatan yang digunakan untuk
8
pencarian minyak bumi ini seperti Gravimetry (untuk mengukur
adanya aliran minyak karena adanya sedikit perbedaan grafitasi bumi),
Magnetometry (untuk mengukur perubahan medan magnetik akibat
adanya aliran minyak), dan Sniffers yang berupa alat elektronik yang
digunakan untuk mendeteksi bau hidrokarbon. Yang paling sering
digunakan adalah seismologi.
Cara kerja seismologi untuk mencari minyak bumi.
Seismologi bisa digunakan untuk mencari cadangan minyak bumi
baik di darat maupun di laut. Bagian utama seismologi yaitu pemicu
getaran dan penerima sinyal. Pemicu getaran ada seperti Compressed-
air gun (khusus di gunakan untuk ekplorasi lepas pantai), Thumper
truck (untuk esplorasi minyak di daratan), dan bahan peledak.
Bunyi atau getaran yang dihasilkan oleh Thumper truck memancarkan
sinyal atau gelombang bunyi, sinyal akan kembali dipantulkan kembali
oleh batas antar lapisan batuan yang berbeda ditangkap oleh geophone,
data kemudian di kirim ke truk yang berfungsi sebagai pusat kendali.
Dengan mendeteksi pantulan tersebut para ahli bisa menggambarkan
bisa menggambarkan peta susunan batuan di bawah permukaan bumi
untuk menemukan cadangan minyak.
9
Proses pengeboran minyak bumi
Jika cadangan minyak bumi positif pada suatu lokasi maka proses
pengeboran mulai di lakukan. Berikut ini bagian bagian peralatan Rig
yang digunakan untuk mengebor di daratan.
1. Hoist attachment (1), Derrick (2), Traveling block (3), Hook (4),
Injection head (5), Mud injection column (6), Turntable driving the
drilling pipes (6), Winches (7), Motors (8), Mud pump (9), Mud pit
(10), Drilling pipe (11), Cement retaining the casing (12), Casing (13),
Drill string (14), Drilling tool (15).
2. Rig digunakan untuk mengebor dengan kedalaman 2000 sampai 4000
meter tapi ada juga yang sampai 6000 meter. Rig dilengkapi mata bor
dengan diameter 20 sampai 50 sentimeter. Mata bor ini yang berputar
menembus perut bumi.
Minyak mentah yang diperoleh oleh PT Pertamina EP kemudian
ditampung di desa Ledok, dan kemudian di kirim ke Cepu untuk diolah
menjadi produk-produk minyak bumi seperti bensin, solar, minyak tanah,
dan lain-lain.
10
Gambar 7. Mesin pompa minyak milik Pertamina
Gambar 8. Tempat penampungan minyak mentah
Pada umumnya masyarakat desa Ledok dalam melakukan proses
pengeboran minyak bumi menggunakan peralatan yang sederhana.
Sehingga sering disebut dengan cara tradisional.
11
Pengeboran secara tradisional, dibentuk suatu tim pekerja.
Biasanya antara 15 sampai 20 penembang minyak bumi. Hal ini
dibutuhkan karena dalam menggerakan pompa minyak bumi masih
menggunakan yenaga manusia. Tetapi kini cara tersebut sudah diganti
dengan kekuatan mesin. Bisa mesin disel atau mesin truk yang sudah
rusak.
Gambar 9. Mesin disel penarik pompa
12
Gambar 10. Mesin truk untuk menarik pompa
Bentuk mesin yang digunakan cukup sederhana. Berupa tiang
penyangga pompa yang mirip menara. Penyangga ini disusun dari
tiang-tiang besi yang dibentuk seperti kerucut.
Dalam proses pencarian titik pengeboran, penambang tradisional
menggunakan peta peninggalan dari zaman Belanda dulu. Total titik
kilang minyak di desa Ledok berkisar 235 titik. Menurut sumber yang
didapat, semua sumber kilang minyak tersebeut sudah dibor dan
menghasilkan minyak mentah.
13
Gambar 11. Minyak mentah hasil pemboran
Kemudian hasil yang didapat oleh penambang disebut lantung
(minyak mentah). Rata-rata setiap sati kilang minyak dalam dua hari
mampu menghasilkan 5 ton minyak mentah. Dari hasil tersebut semua
minyak mentah dijual ke PT Pertamina EP dengan harga 850 ribu
ruoiah pertonnya. Jadi harga minyak mentah yang dijual ke PT
Pertamina EP dapat disebut sangat murah sekali. Dari kebijakan PT
Pertamina sendiri, masyarakat Ledok tidak diperbolehkan mengolsh
minyak mentah tersebut, tetapi harus dijual ke PT Pertamina EP,
dengan menggunakan truk-truk kontainer.
14
Gambar 12. Pekerja menyedot Ilantung ke truk kontainer
Gambar 13. Truk kontainer pengangkut minyak mentah.
15
3.4 MANFAAT SUMBER MINYAK BUMI DESA LEDOK
Asset yang berharga yang dimiliki oleh desa Ledok yaitu sumber
minyak bumi yang melimpah. Selain dari segi penghasil minyak bumi,
manfaat lain yang diperoleh dari potensi geologi ini beraneka ragam.
Dengan adanya pertambangan minyak bumi secara tradisional di
desa Ledok, jumlah pengangguran yang ada di desa Ledok berkurang.
Hal ini dikarenakan, kilang minyak di Ledok cukup banyak serta
penggarapanya yang masih tradisional membutuhkan pekerja-pekerja
yang cukup banyak.
Karena mendapatkan pekerjaan, secara langsung mereka juga
mendapatkan penghasilan. Sehingga, taraf hidup masyarkat desa
Ledok pun cenderung naik. Bukan itu saja, semestinya kekayaan alam
berupa minyak bumi tersebut bisa menolong proses pembangunan
desa, khususnya dibidang ekonomi.
Situs penggalian minyak bumi juga bisa dijadikan sebagai obyek
wisata bagi masyarakat luar desa Ledok. Didukung dengan keadaan
alam yang masih bersih, sejuk, dan asri, serta masih banyak hutan-
hutan yang bersifat heterogen. Mungkin juga bisa dijadikan sarana
penelitian bagi geologist-geologist.
16
Gambar 14. Keadaan kilang yang masih asri.
17
top related