pengaruh penerapan strategi -...
Post on 09-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI
DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)
TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA
PEMAHAMAN DONGENG PADA SISWA KELAS V
SD PUTRA JAYA DEPOK TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh
EVA SEPTI MAULIDDYANA
NIM 1110018300029
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBIN
G
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng
Pada Siswa Kelas V SD Putra Jaya Depok. Disusun oleh Eva Septi
Mauliddyana NIM 1110018300029, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada
tanggal 12 Desember 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak
memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd) dalam Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI).
Jakarta, 12 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqosah
Ketua Pantia (Ketua Jurusan) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Fauzan, MA.
NIP. 19761107 200701 1 013
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)
Asep Ediana Latip, M.Pd.
NIP. 19810623 200912 1 003
Penguji I
Dindin Ridwanudin, M.Pd.
NIP. 19771121 201101 1 001
Penguji II
Nafia Wafiqni, M.Pd.
NIP. 19811003 200912 2 004
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Dra. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001
LBMBAR PEI{GESAHAN DOSEN PBMBIMBING
PENGARUH PENERAPAN STRATEGI
DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)
TERHADAP KBTERAMPILAI{ MEMBACA
PEMAHAMAN DONGBNG PADA SISWA KELAS V
SD PUTRA JAYA DBPOK TAHUN PELAJARAN 2OI3I2OI4
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
Eva Septi Mauliddyana
NrM 1110018300029
Di bffihb bimbingan
./\Rosida Efowati, M. Hum.
NrP 19771030 200801 2009
JURUSAN PENDIDIKAI{ GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNTVERSITAS ISLAM NEGBRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
Fempimbing
\v'l\-t
LEMBAR PBNGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Skripsi berjudul "Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking
Activifi: (DRTA) Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng
Pada Siswa Kelas V". Disusun oleh Eva Septi Mauliddyana, NIM
1110018300029, Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya
ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 22 November 2014
Yang mengesahkan,
,.P6irbi"rbirg
Rosida Erowati, M. Hum.
NrP 19771030 200801 2009
SURAT PERNYATAAN KARYA. ILVIIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama
NiM
Jurusan
Angkatan Tahun
Alamat
Nama
NIP
Dosen Jurusan
Demikian surat
menerima segala
sendiri.
Eva Septi Mauliddyana
1 1 10018300029
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
2010
Jalan Pertengahan Rt. 001/ Rw.003 No. 47 A,
Kel. Cijantung, Kec. Pasar Rebo, Iakarta Timur
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul
"Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas
V" adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
: Rosida Erowati, M. Hum.
:19171030 200801 2009
: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
konsekuensi apa bila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
Jakarta, 22 November 2014
Eva Septi Mauliddyana
NIM 1110018300029
UJI REFERENSI
Seluruh referensi "yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
"Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas
V". Disusun oleh Eva Septi Mauliddyana, NIM 11100i8300029, Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, telah diuji kebenarannya
oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 22 November 2014.
Jakarta, 22 November 2014
Pembimffig
I/11. /1,
,'t l".. l-4 ,v\ \
--/. \.,iJ \ ), !, --J
i/'J
Rosida Erowati, M. Hum.
NrP 19771030 2008012 009
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah s.w.t., karena dengan rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap
Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas V SD Putra Jaya
Depok Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan ke haribaan Sang
Penuntun Nabi Muhammad s.a.w., para keluarga, sahabat serta para pengikutnya
yang telah membawa petunjuk kebenaran kepada umat manusia, yang kita harapkan
di dunia dan di akhirat kelak.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana
pendidikan (S.Pd.) Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Meskipun melalui banyak hambatan yang penulis alami dalam penyusunan
skripsi ini, namun dengan keyakinan dan kesungguhan, akhirnya penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan
skripsi ini baik moril maupun materiil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik. Adapun ucapan terima kasih disampaikan Penulis kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan
2. Dr. Fauzan, MA. selaku Ketua Jurusan PGMI
3. Rosida Erowati, M.Hum selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh
pengertian membantu, membimbing, dan memberikan pemahaman mengenai
materi yang berhubungan dengan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak
membantu dan mengembangkan ilmu selama penulis mengikuti proses
perkuliahan.
ii
5. Kepala Sekolah, guru kelas V, siswa siswi kelas V, dan staf SD Putra Jaya
Depok yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.
6. Orang tua penulis tercinta, Bapak Efriyanto dan Mama Sri Hartati, yang tak
henti-hentinya memberikan do’a, dukungan moril serta materil kepada penulis
dalam setiap waktunya. Kedua adikku, Rachmat Zulkifni dan Muhammad Rafi
Kurniawan, yang telah banyak memberikan bantuan tenaga dalam
menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh keluargaku, khususnya Nenek Hj. Asmainar dan Mbah Atjih Karmanah,
yang selalu mendo’akan dan memberikan nasihat kepada penulis.
8. Teman terbaik penulis, Umar Mukhtar, yang selalu mendo’akan dan
memberikan dukungan terhadap penulis. Tak lupa pula sahabat-sahabatku
Gadies Farhana, Anggita Choirunnisa, Alen Sudiary, Dwi Akmalia, Rahmi
Mulyati dan Shifa Fauziah yang telah memberikan motivasi dan do’a nya serta
masukannya kepada penulis selama perkuliahan dan penulisan skripsi.
9. Kawan-kawan bimbingan penulis, Dini Annisa, Khumairoh, dan Mega Fahrizah
yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penyusunan
skripsi ini.
10. Untuk semua rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2010.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun sangat kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat pada kami khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Amin.
Jakarta, November 2013
Eva Septi Mauliddyana
iii
ABSTRAK
Eva Septi Mauliddyana (NIM : 1110018300029). PENGARUH PENERAPAN
STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) TERHADAP
KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DONGENG PADA SISWA
KELAS V SD PUTRA JAYA DEPOK. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng.
Penelitian ini dilaksanakan di SD Putra Jaya, Depok pada kelas V semester I tahun
pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimen dengan desain penelitian nonequivalent control group design. Penelitian
ini mengambil sampel sebanyak 31 siswa kelas eksperimen dan 31 siswa kelas
kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes non-objektif (uraian). Teknik analisis data
menggunakan bantuan program SPSS 20. for Windows.
Berdasarkan hasil posttest diperoleh rata-rata keterampilan membaca
pemahaman dongeng pada siswa dengan menerapkan strategi Directed Reading
Thinking Activity (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan
membaca pemahaman dongeng pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas eksperimen
yaitu 61,20. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 59,67. Setelah dilakukan
tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest kelas eksperimen yaitu
sebesar 73,95 dan kelas kontrol sebesar 69,27. Jumlah peningkatan kelas ekperimen
berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar 12,75% sedangkan pada kelas kontrol
sebesar 7,60%. Pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik Paired Sample T-
Test diperoleh thitung sebesar 0,003 pada taraf signifikansi < 0,05. Dengan demikian,
H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,003 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap
keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa.
Kata Kunci: Strategi Pembelajaran Directed Reading Thinking Activity dan Membaca
Pemahaman Dongeng
iv
ABSTRACT
Eva Septi Mauliddyana (NIM : 1110018300029). THE INFLUENCE OF
DIRECTED READING THINKING ACTIVITY’S (DRTA) STRATEGY
TOWARDS READING COMPREHENSION FAIRY TALE’S SKILL ON FIFTH
GRADE STUDENT OF SD PUTRA JAYA DEPOK. A Thesis: Education of
Elementary School’s Teacher Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training
of State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
This research is intended to know the influence of Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) towards reading comprehension fairy tale’s skill. This research was
conducted in SD Putra Jaya, Depok to fifth grade student on first semester, in period
2013/2014. The method that used in this research the quasi experiment with
nonequivalent control group research design. This study to do a sample of 31
students experiment class and 31 students of control class. The research instrument in
this research in non-objective test (description) and technique of Data analysis using
SPSS 20 for Windows.
Based on the posttest result shows that the average of reading comprehension
fairy tale’s skill on students by applying Directed Reading Thinking Activity’s
strategy in experimental class is higher than the average of reading comprehension
fairy tale’s skill on students that are taught by conventional teaching in control class.
The average pretest value in experimental class is, 61.20 and the average pretest
value in control class is, 59.67. After doing a research on both classes, the research
obtains 73.95 of average posttest value in experimental class and 69.27 for the control
class. The amount of increase in the experimental class based on the pretest and
posttest is, 12.75% whereas the control class is, 7.60%. Hypothesis testing using
Paired Sample T-Test technique obtain 0.003 of thitung at a significance level ρ <0.05.
Thus, H1 is accepted and H0 is rejected because 0.003 <0.05, so it can be concluded
that there is an influence of Directed Reading Thinking Activity’s strategy (DRTA)
towards reading comprehension fairy tale’s skill.
Key word: Strategy of Directed Reading Thinking Activity’s Learning and Reading
Comprehension of Fairy Tale
v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
ABSTRAK ..................................................................................................... iii
ABSTRACT ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Keterampilan Membaca........................................... 7
2. Keterampilan Membaca Pemahaman .................................... 15
3. Dongeng ................................................................................ 21
4. Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman ...................... 24
5. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) .......... 29
B. Hasil Penelitian Relevan ............................................................. 32
C. Kerangka Berpikir ....................................................................... 33
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................... 37
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39
vi
E. Instrumen Penelitian.................................................................... 42
F. Teknik Analisis Data .................................................................. 42
G. Hipotesis Statistik ...................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah .............................................................................. 46
B. Pelaksanaan Penelitian ............................................................... 49
C. Deskripsi Data ............................................................................. 50
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data .......................................... 63
E. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 66
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 67
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................... 73
B. Saran ........................................................................................... 73
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 75
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Desain Penelitian ....................................................................... 38
Tabel 3.2 : Data Siswa ................................................................................. 39
Tabel 3.3 : Penilaian Kinerja Membaca Pemahaman .................................. 41
Tabel 4.1 : Persebaran Siswa SD Putra Jaya Depok ................................... 46
Tabel 4.2 : Daftar Guru SD Putra Jaya Depok ........................................... 47
Tabel 4.3 : Keadaan Sarana dan Prasarana SD Putra Jaya Depok .............. 48
Tabel 4.4 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen ......... 51
Tabel 4.5 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol................ 52
Tabel 4.6 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ......................... 54
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok
Eksperimen ................................................................................. 55
Tabel 4.8 : Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ............................... 56
Tabel 4.9 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok
Kontrol ....................................................................................... 57
Tabel 4.10 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen ....................... 59
Tabel 4.11 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok
Eksperimen ................................................................................. 60
Tabel 4.12 : Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol .............................. 61
Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok
Kontrol ....................................................................................... 62
Tabel 4.14 : Hasil Uji Normalitas Pretest ..................................................... 63
Tabel 4.15 : Hasil Uji Normalitas Posttest .................................................... 64
Tabel 4.16 : Hasil Uji Homogenitas Pretest .................................................. 65
viii
Tabel 4.17 : Hasil Uji Homogenitas Posttest ................................................ 66
Tabel 4.18 : Hasil Uji T-Test ......................................................................... 67
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 : Grafik Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan
Kontrol ....................................................................................... 53
Gambar 4.2 : Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen ................... 55
Gambar 4.3 : Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................... 57
Gambar 4.4 : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................. 61
Gambar 4.5 : Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol ......................... 62
Gambar 4.6 : Kegiatan Belajar Siswa dengan Menggunakan Strategi DRTA 69
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 2 : Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA Pertemuan
Pertama
Lampiran 3 : Gambar Cerita Dongeng Pertemuan Pertama
Lampiran 4 : Teks Cerita Dongeng Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 5 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 6 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 7 : RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 8 : Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA Pertemuan
Kedua
Lampiran 9 : Gambar Cerita Dongeng Pertemuan Kedua
Lampiran 10 : Teks Cerita Dongeng Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 11 : LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 12 : Evaluasi Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 13 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 14 : Teks Cerita Dongeng Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 15 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 16 : Evaluasi Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 17 : RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 18 : Teks Cerita Dongeng Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 19 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 20 : Evaluasi Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 21 : Gambar Urutan Cerita Dongeng Posttest Kelas Eksperimen
xi
Lampiran 22 : Teks Cerita Dongeng Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 23 : Teks Cerita Dongeng Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 24 : Soal Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 25 : Soal Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 26 : Hasil Posttest Siswa Kelas Eksperimen
Lampiran 27 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Lampiran 28 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Lampiran 29 : Daftar Hasil Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas Eksperimen dan
Kontrol
Lampiran 30 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Lampiran 31 : Uji Referensi
Lampiran 32 : Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 33 : Surat Permohonan Izin Observasi
Lampiran 34 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 35 : Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mempunyai peran penting di
dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Seseorang dikatakan
mampu berbahasa Indonesia apabila mampu menggunakan bahasa tersebut
dengan baik. Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi Republik Indonesia
yang dijadikan sebagai bahasa pengantar dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah. Bahasa Indonesia bahkan dijadikan salah satu mata pelajaran wajib
dan tolok ukur kelulusan siswa di lembaga pendidikan (sekolah). Oleh karena
itu, keterampilan berbahasa sangat diperlukan oleh semua orang, serta perlu
dikembangkan sejak dini.
Mata pelajaran bahasa Indonesia memuat empat komponen keterampilan
berbahasa. Komponen keterampilan berbahasa tersebut yaitu menyimak,
berbicara, membaca, dan menulis.1 Keterampilan berbahasa yang pertama kali
dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara kemudian membaca dan
menulis. Keterampilan menyimak dan berbicara dipelajari sebelum memasuki
jenjang sekolah, sedangkan membaca dan menulis dipelajari saat memasuki
jenjang pendidikan. Dengan demikian keempat keterampilan tersebut memiliki
hubungan yang saling mendukung antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam
proses pembelajaran, keempat keterampilan berbahasa tersebut harus
dilaksanakan secara seimbang dan terpadu.
Dari keempat keterampilan berbahasa itu, kiranya keterampilan membaca
memerlukan perhatian khusus di sekolah-sekolah yang ada di Indonesia.
Membaca merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh setiap
siswa, yang harus dikuasai agar mereka dapat mengikuti seluruh proses
pembelajaran. Keterampilan membaca sangat penting dimiliki setiap siswa
karena banyak kegiatan pembelajaran yang menuntut keterampilan membaca
1 Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008). h. 1.
2
siswa. Membaca mempunyai manfaat yang penting, karena dengan membaca
dapat memperluas wawasan dan pengetahuan seseorang. Membaca perlu
diterapkan saat anak masih sedini mungkin, ketika anak memasuki lembaga
pendidikan formal. Dengan membaca siswa diharapkan akan memperoleh
berbagai informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan.
Kenyataannya yang dapat dilihat hingga saat ini adalah masih rendahnya
keterampilan membaca siswa, karena masih banyak siswa yang malas untuk
membaca atau rendahnya minat baca siswa. Memasuki era globalisasi, bangsa
Indonesia mengalami perubahan yang berdampak pada bidang teknologi,
komunikasi, budaya, pendidikan, dan sebagainya. Perubahan tersebut
membawa pengaruh positif dan negatif bagi masyarakat Indonesia, khususnya
bagi para pelajar Indonesia. Salah satu contohnya adalah internet, para siswa
dapat menemukan informasi terkini secara cepat dengan mengakses situs-situs
edukatif di internet. Akan tetapi, yang sering terjadi pada kehidupan sehari-
hari adalah siswa lebih suka menggunakan internet untuk bermain game atau
untuk mengakses jejaring sosial. Siswa seharusnya lebih banyak dihadapkan
dengan berbagai ragam bacaan yang bertujuan untuk meningkatkan dan
menumbuhkan minat baca siwa. Guru harus memberi materi bacaan yang
menarik sehingga siswa dapat termotivasi dan semangat siswa untuk membaca
dengan sungguh-sungguh.
Selain itu, faktor penyebab rendahnya minat baca dan keterampilan
membaca siswa adalah terletak pada model, metode, strategi, atau teknik yang
digunakan dalam proses pembelajaran. Pada umumnya model pembelajaran
yang digunakan oleh guru di kelas adalah pembelajaran konvensional yang
diaplikasikan dalam bentuk metode ceramah. Teknisnya yaitu, guru berada di
depan kelas menyampaikan materi pelajaran, sedangkan siswa mendengarkan,
menyimak, dan mencatat hal-hal yang dianggap penting. Terkadang
kegiatannya diselingi dengan pertanyaan, diskusi, dan diselingi dengan
kegiatan latihan. Pada pembelajaran seperti ini suasana kelas cenderung
teacher centered sehingga siswa menjadi pasif. Sehingga merasa cepat bosan
dalam proses pembelajaran. Suasana kelas pun menjadi tidak kondusif, karena
3
siswa yang merasa bosan dalam proses pembelajaran sering kali tidak
memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran. Hal tersebut menyebabkan siswa sulit untuk memahami suatu
bacaan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini juga dapat berdampak
kepada keterampilan berbahasa siswa. Hal ini tidak berarti bahwa metode
ceramah tidak baik, akan tetapi pada suatu saat siswa akan merasa bosan
apabila hanya duduk, diam, dan mendengarkan. Padahal banyak sekali model-
model pembelajaran menarik yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
bahasa Indonesia. Model-model pembelajaran yang menarik dapat
meningkatkan minat siswa untuk belajar. Sehingga keterampilan berbahasa
juga dapat dikuasai siswa dengan baik, khususnya keterampilan membaca.
Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila terjadi interaksi dua arah
antara guru dengan siswa sudah dapat berjalan dengan baik. Dari semua faktor
penyebab rendahnya minat baca siswa, dapat berpengaruh pada tingkat
pemahaman siswa terhadap suatu isi bacaan. Oleh karena itu, upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
bacaan adalah dengan menyajikan pembelajaran dengan metode yang kreatif,
sehingga siswa lebih mudah dalam memahami bacaan. Untuk itu dalam
kegiatan pembelajaran diperlukan sebuah strategi belajar yang
memberdayakan siswa secara aktif. Salah satunya adalah dengan membuat
pola pembelajaran yang menekankan kerjasama antar siswa.
Rendahnya nilai keterampilan membaca para siswa khususnya membaca
pemahaman menunjukkan ada kelemahan yang dihadapi siswa dalam belajar
membaca pemahaman. penyebab siswa “gagal” dalam belajar membaca
pemahaman berkaitan dengan rendahnya minat membaca siswa. Untuk
memecahkan permasalahan tersebut, peneliti dapat melakukan tindakan untuk
meningkatkan keterampilan membaca pemahaman dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Strategi ini sangat cocok
diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi ini bertujuan untuk
melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan
secara serius.
4
Stauffer yang dikutip oleh Farida Rahim, mengemukakan bahwa:
“Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) merupakan strategi
pembelajaran dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa
dengan melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa
merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan
mengevaluasi solusi sementara.”2
Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk melatih siswa berkonsentrasi
dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius. Selain itu,
Stauffer menyatakan bahwa strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Strategi DRTA
memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi dan
membuktikannya ketika mereka membaca.3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji masalah
tersebut melalui penelitian dengan judul “PENGARUH PENERAPAN
STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA)
TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DONGENG
PADA SISWA KELAS V SD PUTRA JAYA DEPOK.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti mengidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Minat siswa dalam membaca sangat rendah.
2. Pemahaman siswa terhadap suatu wacana atau cerita kurang.
3. perhatian guru terhadap keterampilan membaca siswa kurang.
4. Strategi pembelajaran yang digunakan masih rendah dalam kemampuan
membaca pemahaman.
5. Guru belum menggunakan strategi yang variatif dalam keterampilan
membaca.
2 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011),
h. 47 3Ibid,. h.47
5
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan indentifikasi masalah di atas, maka
penelitian ini dibatasi pada masalah:
1. Pemahaman siswa terhadap suatu wacana atau cerita kurang.
2. Penerapan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa kurang.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka perumusan
masalah sebagai berikut : “Apakah penerapan strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) berpengaruh terhadap keterampilan membaca
pemahaman dongeng di kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun Pelajaran
2013/2014?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca
pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun
Pelajaran 2013/2014.
F. Manfaat Penelitian
1. Teoretis
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, manfaat penelitian
secara teoretis diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan dan dapat
menjadi salah satu landasan untuk meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman.
2. Praktis
Hasil penelitian ini dapat memberikan Manfaat langsung bagi sekolah,guru
dan siswa yaitu:
6
a) Bagi Sekolah
Sekolah dapat memperkaya wawasan tentang strategi pembelajaran
membaca khususnya tentang penggunaan strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan keterampilan
membaca.
b) Bagi Guru
Menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai strategi
pembelajaran yang yang dapat digunakan dalam mengelola proses
pembelajaran khususnya dalam pembelajaran membaca pemahaman.
c) Bagi Siswa
Menambah pengalaman belajar yang bervariasi sehingga dapat
meningkatkan aktivitas dan keterampilan membaca pemahaman.
Selain itu, juga dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan
siswa.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Keterampilan Membaca
a. Pengertian Membaca
Tarigan menjelaskan bahwa membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang
hendakdisampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.1 Hal
senada juga dikemukakan oleh Harjasujana yang menjelaskan bahwa
membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang tertulis
denganmenggunakan pengertian yang tepat.2
Ronald Wardhaugh dalam artikelnya “Reading Technical Process”,
mengemukakan bahwa membaca adalah suatu kegiatan aktif karena pembaca
tetap aktif membaca sambil mencari informasi.3 Kegiatan membaca juga
besifat interaktif dalam arti bahwa pembaca berinteraksi dengan teks. Si
pembaca dituntut untuk berpartisipasi secara konstruktif dan terus-menerus. Ia
dituntut untuk menggunakan tingkat kemampuan berpikir yang lebih tinggi.
Lebih banyak tampak karakteristik tersebut, lebih berhasil pulalah seseorang
mencapai kemampuan membaca. Dengan kata lain, membaca adalah proses
menyusun kembali (reconstruct) pola-pola kalimat, yang tercetak pada
halaman tempat ide-ide informasi dan pesan dituangkan oleh penulis agar
dimengerti.
1 Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
2008). h. 7 2 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan berbahasa Indonesia
(teori dan Aplikasi, (Bandung: Karya Putra Darwati,2012), h.65 3 Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, 2000), h. 223.
8
Dalman menjelaskan membaca merupakan suatu kegiatan atau proses
kognitif yang berupaya untuk menemukan berbagai informasi yang terdapat
dalam tulisan.4 Somadayo mengartikan membaca sebagai suatu kegiatan
interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung
didalam bahan tulis.5 Sementara Klein, dkk yang dikutip oleh Farida Rahim,
mengemukakan definisi membaca mencakup:6
(1) membaca merupakan suatu proses,
(2) membaca adalah strategis,
(3) membaca merupakan interaktif.
Sedangkan Gilet dan Temple yang dikutip oleh Samsu Somadayo,
menyatakan bahwa membaca adalah kegiatan fisual, berupa serangkaian
gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan
pada kata dan kelompok kata, melihat ulang kata-kata dan kelompok kata
untuk memperoleh pemahaman.7
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang membaca di atas, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses mengenali dan
memahami makna yang terkandung dalam bahasa tulis sebagai interaksi untuk
memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis.
b. Manfaat Membaca
Syafi’ie yang dikutip oleh Farida Rahim, menyatakan bahwa sebagai
bagian dari keterampilan berbahasa, keterampilan membaca mempunyai
kedudukan yang sangat penting dan strategis karena melalui membaca, orang
dapat memahami kata yang diutarakan seseorang. Selain itu, melalui
4 Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 3
5 Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 4 6 Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 3
7 Samsu Somadayo, op.cit., h.5
9
membaca, seseorang dapat mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di
tempat lain melalui membaca buku, surat kabar, majalah dan internet.8
Kudharu Saddhono menyebutkan beberapa manfaat membaca, antara
lain yaitu:
1) memperoleh banyak pengalaman hidup;
2) memperoleh pengetahuan umum;
3) mengetahui berbagai peristiwa besar dalam peradaban dan kebudayaan
suatu bangsa;
4) dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
mutakhir di dunia.9
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca.
Oleh karena itu, pembelajaran membaca perlu disajikan sejak pendidikan
dasar. Bila keterampilan membaca di sekolah dasar tidak diajarkan sebaik
mungkin, maka siswa akan mengalami kesulitan dalam mengakses informasi.
c. Aspek-aspek Membaca
Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses membaca dimulai
dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol
grafis melalui indera penglihatan. Kemudian sampai kepada memahami isi
bacaan, siswa terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang
dihadapinya. Kemudian siswa diharapkan mampu membuat simpulan dengan
menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Oleh karena
itu, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
1) Mekanis (mechanical skills) yang dapat dianggap berada pada urutan yang
lebih rendah (lower order). Aspek ini mencakup:
a) Pengenalan bentuk huruf
b) Pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola
klausa, kalimat, dan lain-lain)
c) Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi
(kemampuan menyuarakan bahan tertulis atau “to bark at print”)
d) Kecepatan membaca ke taraf lambat
8 Farida Rahim, op.cit., h. 3
9 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet,Meningkatkan Keterampilanberbahasa Indonesia
(teori dan Aplikas,(Bandung: Karya Putra Darwati, 2012), h. 66
10
2) Pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order). Aspek ini mencakup:
a) Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)
b) Memahami signifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,
relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca)
c) Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)
d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan
keadaan.10
Sedangkan Novi Resmini, dkk menyebutkan aspek-aspek membaca,
sebagai berikut:11
1) Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami simbol-simbol tertulis.
2) Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang
dilihat sebagai simbol.
3) Aspek schemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis
dengan struktur pengetahuan yang telah ada.
4) Aspek berpikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari
materi yang dipelajari.
5) Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan dengan minat pembaca
yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca.
Berdasarkan paparan aspek-aspek tersebut, maka peneliti dapat menarik
kesimpulan bahwa aspek membaca terdiri dari aspek keterampilan bertaraf
rendah (mekanis) yang dimulai dengan pengenalan unsur-unsur linguistik
sampai kepada pelafalan unsur-unsur tersebut. Aspek keterampilan yang
bersifat mekanis ini biasanya ditekankan pada peserta didik yang berada di
kelas rendah. Dilanjutkan pada aspek keterampilan bertaraf tinggi
(pemahaman), pada aspek ini peserta didik diharapkan mampu memahami
pengertian serta makna-makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Aspek
keterampilan yang bersifat pemahaman ini biasanya ditekankan pada peserta
didik yang berada di kelas tinggi.
10 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 12-13. 11
Novi Resmini, dkk, Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya, (Bandung:
UPI Press, 2006), h. 93
11
d. Tujuan Membaca
Tarigan menjelaskan tujuan utama membaca adalah untuk mencari
informasi, mencakup isi, serta memahami makna bacaan.12
Nurhadi yang
dikutip oleh Dalman menjelaskan tujuan membaca ada beberapa macam,
yaitu:13
1) membaca untuk tujuan studi (telaah ilmiah);
2) membaca untuk tujuan menangkap garis besar bacaan;
3) membaca untuk menikmati karya sastra;
4) membaca untuk mengisi waktu luang;
5) membaca mencari keterangan tentang suatu istilah
Sedangkan Blanton, dkk yang dikutip oleh Farida Rahim,
menyebutkan tujuan membaca, yaitu:14
1) kesenangan; 2) menyempurnakan
membaca nyaring; 3) memperbaharui pengetahuan; 4) mengaitkan informasi
baru dengan informasi yang telah diketahui; 5) memperoleh informasi untuk
laporan lisan atau tertulis; 6) mengkonfirmasi atau menolak prediksi; 7)
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang
struktur teks; dan 8) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.
Adapun tujuan dari kegiatan membaca pada penelitian ini adalah yang
berhubungan dengan membaca untuk studi, yaitu untuk memahami isi dari
suatu bahan bacaan secara keseluruhan sehingga pemahaman yang
komprehensif tentang isi bacaan tercapai.
d) Jenis-jenis Membaca
Tarigan menjelaskan jenis-jenis membaca sebagai berikut:
1) Membaca nyaring, membaca bersuara (reading aloud; oral
reading)
12
Henry Guntur Tarigan, Op.cit., h. 9 13
Dalman, Keterampilan Membaca, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h.12 14
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 12
12
2) Membaca dalam hati (silent reading) dibedakan menjadi:
(a) Membaca ekstensif (extensive reading) yang meliputi:
(1) Membaca teliti
(2) Membaca sekilas
(3) Membaca dangkal
(b) Membaca intensif (intensive reading) yang meliputi:
(1) Membaca telaah isi (content study reading) yang
mencakup: membaca teliti (close reading), membaca
pemahaman (comprehensive reading), membaca kritis
(critical reading), membaca ide (reading for ideas)
(2) Membaca telaah bahasa (language study reading) yang
mencakup: membaca bahasa asing (foreign language
reading), membaca sastra (literary reading).15
Untuk memperjelas keterangan di atas, Tarigan menggambarkan
bagan sebagai berikut.
15
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h.13
13
Skema16
Sedangkan, Burhan El Fanany menjelaskan jenis-jenis membaca
terbagi atas beberapa hal, sebagai berikut:17
1) Membaca yang bersuara
Membaca bersuara yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang
merupakan alat bagi guru, murid, ataupun pembaca bersama-sama
orang lain. Jenis membaca ini mencangkup beberapa hal sebagai
berikut:
(a) Membaca nyaring dan keras, yaitu kegiatan pembaca yang
dilakukan dengan keras.
(b) Membaca teknik, biasa disebut membaca lancar.
(c) Membaca indah
Membaca indah hamper sama dengan membaca teknik yaitu
membaca dengan memperlihatkan teknik membaca terutama
lagu, ucapan, dan mimic membaca sajak dalam apresiasi.
16
Henry Guntur Tarigan., Ibid, h. 14. 17
Burhan El Fanany, Teknik Membaca Cepat Trik Efektif Membaca 2 Detik 1 Halaman,
(Yogyakarta: Araska, 2012), h. 19-22
14
2) Membaca yang tidak bersuara
Membaca tidak bersuara yaitu aktivitas membaca dengan
mengandalkan ingatan visual yang melibatkan pengaktifan mata
dan ingatan. Membaca ini biasa disebut membaca dalam hati, yang
mencakup:
(a) Membaca teliti, yaitu membaca yang menuntut suatu
pemutaran atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
(b) Membaca pemahaman, yaitu pembaca yang penekanannya
diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasi isi
bacaan.
(c) Membaca ide, yaitu membaca dengan maksud mencari,
memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada
bacaan.
(d) Membaca kritis, yaitu membaca yang dilakukan secara
bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluative, serta
analitis, dan bukan hanya mencari kesalahan.
(e) Membaca telaah bahasa, mencakup dua hal yaitu: membaca
bahasa asing dan membaca sastra
(f) Membaca skimming (sekilas), yaitu cara membaca yang hanya
untuk mendapatkan ide pokok.
(g) Membaca cepat, yaitu keterampilan memilih isi bahan yang
harus dibaca sesuai dengan tujuan kita, yang ada relevansinya
dengan kita, tanpa membuang-buang waktu untuk menekuni
bagian-bagian lain yang tidak kita perlukan.
Berdasarkan jenis-jenis membaca yang dijelaskan oleh Tarigan dan
Burhan memiliki pengertian sedikit sama, maka dapat disimpulkan bahwa
untuk melatih keterampilan yang bersifat mekanis, guru dapat menggunakan
teknik membaca nyaring (reading aloud). Sedangkan untuk melatih
15
keterampilan pemahaman, guru dapat menggunakan teknik membaca dalam
hati (silent reading). Teknik membaca dalam hati dapat dibagi ke dalam jenis-
jenis membaca yang telah digambarkan pada skema di atas. Jenis-jenis
membaca tersebut dapat digunakan sesuai dengan tujuan yang diinginkan
pembaca dalam mencari sebuah informasi yang dimuat dalam suatu wacana.
Contohnya, untuk memahami unsur-unsur intrinsik dalam sebuah cerita,
pembaca dapat menggunakan jenis membaca pemahaman (reading for
understanding). Membaca pemahaman ini digunakan pembaca untuk
memahami isi sebuah cerita, sehingga pembaca dapat menyimpulkan cerita
yang telah dibaca.
2. Keterampilan Membaca Pemahaman
a. Pengertian Membaca Pemahaman
Purwanto menjelaskan bahasa adalah alat terpenting dalam berpikir
karena memiliki bahasa dan mampu berbahasa, manusia dapat berpikir. Tanpa
bahasa, manusia tidak dapat berpikir karena eratnya hubungan antara bahasa
dan berpikir.18
Tarigan menjelaskan bahwa membaca pemahaman (reading
for under standing) adalah sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami
standar-standar atau norma-norma kesastraan (literal standars), resensi kritis
(critical review), drama tulis (printed drama) serta pola-pola fiksi (pattern of
ficion).19
Membaca merupakan kegiatan untuk mendapatkan makna dari apa
yang tertulis dalam teks. Untuk keperluan tersebut, selain perlu menguasai
bahasa yang dipergunakan, seorang pembaca perlu juga mengaktifkan
18
Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 77. 19
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 58
16
berbagai proses mental dan sistem kognisinya.20
Untuk memahami suatu
bacaan, pembaca harus melibatkan beberapa kegiatan berpikir yang tinggi,
seperti ingatan dan daya khayal. Sehingga pembaca mampu memahami apa
yang telah dibaca dan dapat memecahkan masalah dari persoalan yang ada.
Sedangkan menurut Somadayo mengemukakan bahwa membaca
pemahaman merupakan suatu proses pemerolehan makna yang secara aktif
melibatkan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki oleh pembaca
serta dihubungkan dengan isi bacaan.21
Rubin yang dikutip oleh Samsu Somadayo, menjelaskan bahwa
membaca pemahaman adalah proses intelektual yang kompleks yang
mencakup dua kemampuan utama, yaitu kemampuan penguasaan makna dan
kemampuan berpikir tentang konsep verbal.22
Turner yang dikutip oleh Samsu
Somadayo, menjelaskan bahwa seorang pembaca dikatakan memahami
bacaan secara baik apabila pembaca dapat:23
1) Mengenalkata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan
mengetahui maknanya,
2) Menghubungkan makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna
yang ada dalam bacaan,
3) Memahami seluruh makna secara kontekstual,
4) Membuatpertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalaman
membaca.
Oleh karena itu keterampilan membaca harus menjadi perhatian
khusus bagi para guru karena dengan adanya keterampilan membaca yang
dimiliki siswa maka akan membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Setiap materi yang diajarkan oleh guru
pasti melalui proses membaca, contohnya membaca buku pelajaran di mana di
20
Iskandar dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. 3, h. 246. 21
Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 10 22
Samsu Somadayo, Ibid., h. 7 23
Samsu Somadayo, Op cit., h. 10
17
dalam buku pelajaran terdapat banyak informasi yang dapat dipahami siswa
dengan membaca.
b. Tujuan Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan proses yang kompleks proses ini
melibatkan sejumlah kegiatan fisik dan mental. Burns dkk. yang dikutip oleh
Farida Rahim, menyebutkan proses membaca pemahaman terdiri atas 9 aspek,
yaitu sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi,
sikap, dan gagasan.24
Anderson yang dikutip oleh Samsu Somadayo, menjelaskan bahwa
membaca pemahaman memiliki tujuan untuk memahami isi bacaan dalam
teks. Tujuan tersebut antara lain:25
1) untuk memperoleh rincian-rincian dan fakta-fakta,
2) mendapatkan ide pokok,
3) mendapatkan urutan organisasi teks,
4) mendapatkan kesimpulan,
5) mendapatkan klasifikasi,
6) membuat perbandingan ataupertentangan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari membaca pemahaman adalah mampu menangkap pesan,
informasi, fakta, atau ide pokok bacaan dengan baik. adapun tujuan membaca
pemahaman dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan kesimpulan isi
cerita atau bacaan sesuai dengan ide pokok yang terdapat dalam cerita atau
bacaan.
c. Aktivitas Siswa Saat Membaca Pemahaman
Belajar merupakan suatu kegiatan yang memerlukan banyak aktivitas.
Tanpa aktivitas, kegiatan belajar tidak akan berjalan dengan baik. Paul D.
24
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 12 25
Samsu Somadayo, op.cit., h. 12
18
Dierich yang dikutip oleh A.M Sardiman membagi kegiatan belajar dalam 8
kelompok.26
1) Kegiatan-kegiatan visual (visual activities), yang termasuk di
dalamnya misalnya, membaca, memerhatikan gambar demonstrasi,
percobaan, pekerjaan orang lain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral activities), seperti: menyatakan,
merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,
mengadakan wawancara, diskusi, interupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan (listening activities), sebagai contoh
mendengarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4) Kegiatan-kegiatan menulis (writing activities), seperti misalnya
menulis cerita, karangan, laporan, angket, menyalin.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar (drawing activities), misalnya:
menggambar, membuat grafik, peta diagram.
6) Kegiatan-kegiatan metrik (motor activities), yang termasuk di
dalamnya antara lain: melakukan percobaan, membuat konstruksi,
pendekatan mereparasi, bermain, berkebun, berternak.
7) Kegiatan-kegiatan mental (mental activities), sebagai contoh misalnya:
menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat
hubungan, mengambil keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional (emotional activities), seperti misalnya,
menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah,
berani, tenang, gugup.
Adapun aktivitas yang akan dilakukan siswa dalam membaca
pemahaman melalui strategi DRTA adalah kegiatan visual, lisan,
mendengarkan, menulis, mental dan emosional.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Pemahaman
Somadayo menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi proses membaca pemahaman diantaranya:27
1) tingkat intelegensi, dua orang yang berbeda IQ-nya sudah pasti
akan berbeda hasil dan kemampuan membacanya;
2) kemampuan berbahasa, karena keterbatasan kosa kata yang
dimilikinya seseorang akan sulit memahami teks bacaan tertentu;
26
A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:Rajawali Pers, 2011), h.
101 27
Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 30
19
3) sikap dan minat, sikap biasanya ditunjukkan oleh rasa senang atau
tidak senang, sedangkan minat merupakan keadaan dalam diri
seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu;
4) keadaan bacaan yang berkenaan dengan tingkat kesulitan yang
dikupas, aspek perwajahan, atau desain halaman buku, besar
kecilnya huruf dan sejenisnya;
5) kebiasaan membaca, maksudnya apakah seseorang tersebut
mempunyai tradisi membaca atau banyak waktu atau kesempatan
yang disediakan oleh seseorang sebagai kebutuhan;
6) pengetahuan tentang cara membaca,misalnya dalam menemukan
ide pokok secara cepat, menangkap kata- kata kunci secara cepat,
dan sebagainya;
7) latar belakang sosial, ekonomi dan budaya;
8) emosi, misalnya keadaan emosi yang berubah;
9) pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya.
Dari penjelasan tersebut, peneliti dapat menyimpulkan beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi membaca pemahaman adalah tingkat intelegensi,
kemampuan berbahasa, sikap dan minat, keadaan bacaan, kebiasaan
membaca, pengetahuan tentang cara membaca, latar belakang pembaca
sendiri serta pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki pembaca
sebelumnya.
e. Tingkat Kemampuan Membaca Pemahaman
Nurhadi menjelaskan pada kegiatan membaca pemahaman terdapat
tiga tingkatan kemampuan membaca yaitu: kemampuan membaca literal,
kritis, dan kreatif.28
1) Kemampuan membaca literal
Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca mengenal
dan menangkap bahan bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Artinya
28
Nurhadi, Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Membaca?, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2005), h. 57
20
pembaca hanya menangkap informasi yang tercetak secara literal (tampak
jelas) dalam bacaan.
2) Kemampuan membaca kritis
Kemampuan membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah
bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhan makna bahan
bacaan baik makna tersurat maupun tersirat. Adapun hal-hal yang tercakup
dalam kemampuan ini adalah: (a) menemukan informasi faktual; (b)
menemukan ide pokok; (c) menemukan unsur urutan, perbandingan, sebab
akibat; (d) menemukan suasana; (e) membuat kesimpulan; (f) menemukan
tujuan pengarang; (g) memprediksi dampak; (h) membedakan opimi dan
fakta; (i) membedakan realitas dan fantasi; (j) mengikuti petunjuk; (k)
menemukan unsur propaganda; (l) menilai keutuhan dan keruntuhan gagasan;
(m) menilai kelengkapan dan kesesuaian antar gagasan; (n) menilai
kesesuaian antara judul dan isi bacaan; (o) membuat kerangka bahan bacaan;
dan p) menemukan tema karya sastra.
1) Kemampuan membaca kreatif
Kemampuan membaca kreatif merupakan tingkatan tertinggi dari
kemampuan membaca seseorang. Artinya, seorang pembaca yang baik, tidak
hanya sekedar menangkap makna tersurat dan tersirat, tetapi juga mampu
menerapkan hasil membacanya untuk kepentingan sehari-hari. Keterampilan
dalam membaca kreatif yaitu: (a) mengikuti petunjuk bacaan kemudian
menerapkannya; (b) membuat resensi buku; (c) memecahkan masalah sehari-
hari melalui teori yang disajikan dalam buku; (d) mengubah buku cerita
menjadi bentuk drama; (e) mengubah puisi menjadi prosa; (f) mementaskan
drama; dan (g) membuat esai atau artikel sosial.
Berdasarkan tingkatan membaca pemahaman yang telah dibahas,
maka kemampuan membuat kesimpulan merupakan kemampuan dalam
21
membaca pemahaman yang akan ditingkatkan dalam penelitian di kelas V SD
Putra Jaya Depok.
3. Dongeng
a. Pengertian Dongeng
Burhan Nurgiyantoro menjelaskan istilah dongeng dapat dipahami
sebagai cerita rakyat yang bersifat universal yang dapat ditemukan di berbagai
pelosok masyarakat dunia. Dongeng sebagai salah genre cerita anak
tampaknya dapat dikategorikan sebagai salah satu cerita fantasi dan dilihat
dari segi panjang cerita biasanya relatif pendek.29
Sedangkan James Danandjaja, pengertian dongeng adalah cerita
pendek yang disampaikan secara lisan, dimana dongeng adalah cerita prosa
rakyat yang dianggap tidak benar benar terjadi.30
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar tejadi yang
berisi tentang petualangan yang penuh imajinasi dan terkadang tidak masuk
akal dengan menampilkan situasi dan para tokoh yang luar biasa/ goib.
b. Ciri-ciri Dongeng
Ciri-ciri dongeng menurut Burhan Nurgiyantoro, yaitu :31
1) cerita fantasi,
2) dongeng tidak terikat oleh waktu dan tempat, dan
3) kekurang jelasan latar terlihat sejak cerita dongeng dimulai yaitu
sering menggunakan kata-kata pembuka “Pada zaman dahulu
kala”.
29
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Sastra Anak, (Yogyakarta:
BPFE, 2013), h. 198 30 Hetty Rusyanti. “Pengertian Dongeng, Definisi Dongeng Menurut Para Ahli”, dari
http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-dongeng-definisi-dongeng-menurut-ahli.html. 5
November 2014, 07.00 WIB 31
Op.Cit., h. 199
22
Berdasarkan ciri-ciri dongeng di atas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa dongeng adalah sebuah cerita khayalan atau fantasi yang
menceritakan suatu kehidupan, dan kita bisa mengambil pelajaran (moral)
di dalamnya.
c. Jenis-jenis Dongeng
Sihabudin dkk, menjelaskan jenis-jenis dongeng, antara lain :32
1) Fabel
Fabel merupakan cerita dengan pelaku binatang yang
didalamnya memuat ajaran tertentu. Binatang yang diangkat sebagai
pelaku cerita tersebut bisa berbagai macam, sehingga antara wilayah
yang satu dan yang lain yang berbeda-beda.
2) Parabel
Parabel adalah dongeng khayal yang mengandung ajaran yang
baik. Munculnya parabel ini dimungkinkan karena pada waktu itu
masih sangat terbatas pendidikan formal, sehingga diperlukan suatu
alat untukmendidik masyarakatnya. Dongeng atau cerita yang
digolongkan parabel ini adalah hampir semua cerita fabel. Hal ini
dikarenakan hampir semua cerita fabel yang ada di Indonesia pada
umumnya berupa ajaran yang baik bagi masyarakatnya. Oleh sebab itu
dongeng “Kancil, Burung Bayan, Bujuk dan Tupai disebut parabel.
3) Sage
Sage merupakan dongeng/cerita khayal yang memasukkan
peristiwaperistiwa, tempat kejadian, dan tokoh-tokohnya merupakan
tokoh sejarah. Misalnya Jaka Tarub, Angling Darma, Lutung
Kasarung, dan Ciung Wanara.
32
Sihabudin dkk, Bahasa Indonesia 2, (Learning Assistance Program For Islamic Schools
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), Edisi Pertama, Paket 8-14, h. 16-17
23
4) Mite / Mitos
Mite atau mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan asal
usul kehidupan manusia, asal usul keberadaan suatu tempat yang
berhubungan dengan kehidupan dewa-dewi maupun tokoh yang
memiliki hubungan dengan kehidupan kedewataan.
5) Legende atau Legenda
Legenda merupakan cerita kepahlawanan dari sosok tokoh
yang dianggap sakti, suci, atau memiliki kelebihan tertentu
dibandingkan manusia pada umumnya. Meskipun jelas merupakan
cerita yang bersifatimajinatif, karena biasa dihubungkan dengan
peristiwa kesejarahan akhirnya legenda sering dianggap sebagai cerita
yang seakan sungguh-sungguh pernah terjadi.
d. Unsur-Unsur Instrinsik Dongeng
Burhan Nurgiantoro, menjelaskan unsur-unsur instrinsik dalam dongeng,
yaitu:33
1) Tema
Tema merupakan suatu gagasan atau ide sentral yang menjadi pangkal
tolak penyusunan cerpen dan sekaligus menjadi sasaran cerpen tersebut.
2) Amanat
Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada
pembaca. Penyampaian amanat dapat dilakukan secara eksplisit maupun
implisit.
3) Plot atau alur
Plot atau alur adalah sambung-sinambungnya periristiwa berdasarkan
hukum sebab akibat. Alur tidak hanya mengemukakan apa yang terjadi,
tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan bagaimana hal itu terjadi.
33
Burhan Nurgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Sastra Anak, (Yogyakarta:
BPFE, 2013), h. 198-200
24
4) Penokohan
Dari segi penokohan, tokoh0tokoh dongeng pada umumnya
terbelah menjadi dua macam, yaitu tokoh berkarakter baik dan
buruk.selain itu, dilihat dari unsure karakter tersebut, tokoh-tokoh
dongeng pada umumnya lebih berkarakter sederhana. Hal itu berarti
bahwa seorang tokoh yang telah dipasang sebagai tokoh berkarakter
baik, maka baik selamanya. Demikian pula sebaliknya dengan tokoh
yang berkarakter buruk.
5) Waktu dan tempat
Waktu dan tempat dapat terjadi di mana saja dan kapan saja tanpa
perlu harus ada semacam pertanggung jawaban pelataran.
Kekurangjelasan latar sebut sudah terlihat sejak cerita dongeng
dimulai, yaitu yang sering mempergunakan kata-kata pembuka
penunjuk waktu seperti: “Pada zaman dahulu kala”. Demikian juga
mengenai latar tempat yang hanya sering disebut “di negeri antah
berantah”, “di suatu tempat di pinggir hutan”, dan lain-lain.
6) Sudut pandang
Sudut pandang ini dapat dipandang sebagai cerita fantasi, cerita
ysng mengikuti daya fantasi walau terkesan aneh-aneh walau secara
logika sebenarnya tidak dapat diterima.
Berdasarkan unsur-unsur yang telah disebutkan di atas, dan
disesuaikan dengan SK dan KD kelas V, unsur-unsur intrinsik yang
digunakan adalah unsur tema, alur/plot, penokohan, latar tempat dan waktu.
25
4. Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman
Dalam dunia pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or
series of activities designed to achieves a particular educational goal.34
Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ada dua hal yang perlu dicermati dari pengertian di atas. Pertama, strategi
pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/ kekuatan dalam
pembelajaran. Artinya, penyusunan suatu strategi hanya sampai pada tahap proses
penyusunan rencana kerja belum sampai pada tahap tindakan. Kedua, strategi
disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya, arah dari semua keputusan
penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan. Dengan demikian, penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahkan dalam upaya pencapaian tujuan.
Abdul Majid menjelaskan strategi pembelajaran merupakan rencana
tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan
berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk
mencapai tujuan tertentu, yaitu tujuan pembelajaran.35
Sedangkan, Moore yang
dikutip oleh Martinis Yanim mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
merupakan keseluruhan perencanaan untuk mengajar pelajaran tertentu yang
memuatkan metode dan urutan langkah-langkah yang diikuti untuk melaksanakan
kegiatan belajar.36
Farida Rahim menjelaskan bahwa strategi adalah ilmu dan kiat di dalam
memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang dapat dikerahkan untuk
34 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2013), h. 126 35
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), h. 7 36
Martinis Yatim, Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group,
2013), h. 4
26
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.37
Dalam konteks pengajaran, Gagne yang
dikutip oleh Iskandarwassid dan Dadang Sunendar strategi adalah kemampuan
internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik
berpikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam
mengambil keputusan. Iskandarwassid dan Dadang Sunendar menjelaskan bahwa
strategi adalah taktik atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam
proses belajar mengajar bahasa, sehingga peserta didik dapat leluasa berpikir dan
mengembangkan kemampuan kognitifnya.38
Kemp yang dikutip oleh Hamruni, menjelaskan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.39
Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca
menggunakan strategi tertentu. Pemilihan strategi berkaitan dengan faktor-faktor
yang terlibat dalam pemahaman, yaitu pembaca dan konteks. Dalam teori
membaca dikenal beberapa strategi membaca. Strategi-strategi membaca tersebut,
pada dasarnya menggambarkan bagaimana pembaca memproses bacaan sehingga
dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Farida Rahim,
mengkategorikan strategi membaca sebagai berikut:40
a. Strategi Bawah-Atas
Klein dkk. yang dikutip oleh Farida Rahim menyatakan bahwa strategi
bawah atas merupakan strategi pemahaman bacaan yang dibangun berdasarkan
data visual yang berasal dari teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan
yang lebih tinggi. Strategi bawah-atas pada umumnya digunakan dalam
37
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 36 38
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 3 39
Hamruni,Strategi Pembelajaran,(Yogyakarta: Insan Madani, 2011) h. 2 40
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011), h. 36-
47
27
pembelajaran membaca awal. Mula-mula siswa memproses simbol-simbol grafis
secara bertahap kemudian dia harus mengenali huruf, memahami huruf menjadi
kata, merangkai kata menjadi frasa dan kalimat, kemudian membentuk teks.
Dalam pembelajaran membaca di kelas awal SD, strategi ini dimulai dengan
memperkenalkan nama dan bentuk huruf kepada siswa, memperkenalkan
gabungan-gabungan huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata
menjadi kalimat. Metode ini dikenal dengan metode eja.
b. Strategi Atas-Bawah
Farida Rahim menjelaskan bahwa strategi membaca atas-bawah
merupakan model yang dikembangkan oleh Coady yang mendasarkan teorinya
pada konsep psikolinguistik. Long dan Richards yang dikutip oleh
Rahim,menyatakan bahwa strategi atas-bawah merupakan kebalikan dari strategi
bawah atas. Pada strategi atas-bawah, pembaca memulai proses pemahaman teks
dari tataran yang lebih tinggi. Dalam hal ini, pembaca mulai dengan prediksi,
kemudian mencari input untuk mendapatkan informasi yang cocok dalam teks.
c. Strategi Campuran (Eclectic)
Klein, dkk. yang dikutip oleh Rahim, menjelaskan bahwa guru yang baik
tidak perlu memakai satu teori saja. Mereka bisa mengambil dan memilih yang
terbaik dari semua strategi yang ada termasuk pandangan-pandangan teoretis dan
model pengajaran membaca. Begitu juga model bawah-atas dan atas-bawah bisa
digunakan dalam waktu yang bersamaan jika diperlukan.
d. Strategi Interaktif
Rubin yang dikutip oleh Farida Rahim, pengetahuan yang telah dimiliki
pembaca disebut latar belakang pengetahuan pembaca, dan struktur pengetahuan
awal tersebut disebut skemata. Menurut teori skema, memahami teks merupakan
proses interaktif antara latar belakang pengetahuan pembaca dengan teks.
Pemahaman suatu teks tidak semata-mata memahani makna kata dan kalimat,
28
tetapi juga pemanfaatan pengetahuan pembaca yang berhubungan dengan teks
yang dibacanya.
e. Strategi Know-Want to Know Learned (KWL)
Farida Rahim, menjelaskan bahwa strategi KWL merupakan strategi yang
dikembangkan oleh Ogle untuk membantu guru menghidupkan latar belakang
pengetahuan dan minat siswa pada suatu topik. Strategi ini memberikan siswa
tujuan membaca dan memberikan suatu peran aktif siswa sebelum, saat dan
sesudah membaca. Startegi KWL melibatkan tiga langkah dasar yang menuntun
siswa dalam memberikan suatu jalan tentang apa yang telah mereka ketahui,
menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingatkan kembali apa yang
mereka pelajari dari membaca.
f. Strategi DRA
Farida Rahim menjelaskan bahwa strategi DRA merupakan strategi yang
dirancang oleh Betts. Eanes yang dikutip oleh Farida Rahim, menjelaskan bahwa
strategi DRA sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran
membaca suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media
pengajaran dan kemahiraksaraan sebagai alat belajar. Komponen strategi DRA
dibagi dalam empat tahap, yaitu persiapan, membaca dalam hati, dan tindak
lanjut.
g. Strategi DRTA
Stauffer yang dikutip oleh Farida Rahim, strategi DRTA merupakan suatu
kritikan terhadap penggunaan strategi DRA karena strategi DRA kurang
memperhatikan keterlibatan siswa berpikir tentang bacaan. strategi DRA
terlampau banyak melibatkan arahan guru dalam memahami bacaan, sedangkan
strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa
memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.
Dari ketujuh strategi pembelajaran membaca pemahaman tersebut, peneliti
memilih strategi DRTA untuk melaksanakan penelitian ini. Strategi DTRA dipilih
29
karena strategi ini dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dengan cara
memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, siswa memprediksi dan
membuktikannya ketika mereka membaca. Dengan demikian pemahaman siswa
akan meningkat sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat
kesimpulan.
5. Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
Strategi DRTA adalah strategi membaca dan berpikir secara langsung.
Stauffer yang dikutip oleh Farida Rahim, menjelaskan bahwa strategi DRTA
memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan
membuktikannya ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi
usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta
mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi,
dan mengevaluasi solusi sementara.41
Strategi ini diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Dengan strategi
DRTA guru dapat membantu siswa ketika mereka kesulitan berinteraksi dengan
bahan bacaan. Langkah-langkah membaca pemahaman dengan strategi DRTA
menurut Rahim adalah sebagai berikut:42
a) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul
Guru menuliskan judul cerita di papan tulis, kemudian guru menyuruh
seorang siswa membacakannya. Biarkan setiap siswa mempunyai kesempatan
untuk membuat prediksi.
b) Membuat prediksi dari petunjuk gambar
Guru menyuruh siswa memperhatikan gambar seri dengan seksama.
Selanjutnya guru menyuruh siswa memperhatikan salah satu gambar dan
menanyakan kepada siswa apa sebenarnya yang terjadi pada gambar tersebut.
41
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,(Jakarta: BumiAksara, 2011),h. 47 42
Ibid., h. 48-51
30
c) Membaca bahan bacaan
Guru menyuruh siswa membaca bagian bacaan dari gambar yang telah
diprediksi ceritanya.
d) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi
Ketika siswa membaca bagian pertama dari cerita, guru mengarahkan
suatu diskusi dengan mengajukan pertanyaan. Kemudian guru menyuruh
siswa yang yakin bahwa prediksinya benar untuk membaca nyaring di depan
kelas bagian dari bacaan yang mendukung prediksi mereka.
e) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian
pelajaran di atas telah tercakup.
Sedangkan, Yunus Abidin menjelaskan bahwa metode DRTA
dilaksanakan dalam beberapa tahapan pembelajaran sebagai berikut :43
1. Tahap Prabaca
a) Guru memperkenalkan bacaan, dengan jalan menyampaikan beberapa
informasi tentang isi bacaan.
b) Siswa membuat prediksi atas bacaan yang akan dibacanya. Jika siswa
belum mampu, guru harus memancing siswa untuk membuat prediksi.
Diusahakan dihasilkan banyak prediksi sehingga akan timbul
kelompok yang setuju dan kelompok yang tidak setuju. Beberapa
pancingan untuk membuat prdiksi antara lain :
1) Menurut pendapatmu, apa isi cerita yang berjudul “X” ini?
2) Bagaimana nasib tokoh cerita dalam cerpen ini?
3) Prediksi mana yang menurutmu paling benar?
2. Tahap Membaca
a) Siswa membaca dalam hati cerita untuk mengecek prediksi yang telah
dibuatnya. Pada tahap ini guru harus mampu membimbing siswa agar
melakukan kegiatan membaca untuk menemukan makna bacaan,
memperhatikan perilaku baca siswa, dan membantu siswa yang
menemukan kesulitan memahami makna kata dengan cara
memberikan ilustrasi kata, bukan langsung menyebutkan makna kata
tersebut.
43
Yunus Abidin, Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter, (Bandung: PT.
Refika Aditama, 2012), h. 81
31
b) Menguji, prediksi, pada tahap ini siswa diharuskan mengecek prediksi
yang telah dibuatnya. Jika prediksi yang dibuat siswa salah, siswa
harus mampu menunjukan letak kesalahan tersebut dan mampu
membuat gambaran baru tentang isi wacana yang sebenarnya.
3. Tahap Pascabaca
a) Pelatihan keterampilan fundamental. Tahapan ini dilakukan siswa
untuk mengaktifkan kemampuan berpikirnya. Beberapa kegiatan yang
dilakukan siswa adalah menguji kembali cerita, menceritakan kembali
cerita, membuat gambar, diagram, ataupun peta konsep bacaan, dan
membuat peta perjalan tokoh (perjalanan yang menggambarkan
keberadaan tokoh pada beberapa peristiwa yang dialaminya).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah strategi
Directed Reading Thinking Activity dalam proses pembelajaran yang
dijelaskan oleh Farida Rahim.
Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan yakni sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian
maka siswa dapat mengetahui apa saja yang harus dikuasainya.
Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator
ketercapaian KD, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta
didik.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting,
dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada saat
menyajikan materi guru dapat memberikan motivasi yang dapat membuat
siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran.
Selanjutnya guru menggunakan langkah-langkah dalam strategi
DRTA, yaitu sebagai berikut :
1) Guru menulis judul cerita di papan tulis.
32
Menuliskan judul dongeng yang dipelajari di papan tulis,
kemudian guru meminta seorang siswa membacakannya. Kemudian, guru
menanyakan kepada siswa, “Menurutmu cerita ini bercerita tentang apa?”
dan memberikan waktu kepada siswa untuk membuat prediksi.
2) Guru menempelkan gambar seri cerita dongeng di papan tulis.
Guru meminta siswa memperhatikan gambar dengan seksama.
Kemudian menanyakan apa yang akan siswa lihat dari gambar dan
memprediksikan apa yang terjadi pada gambar tersebut.
3) Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa.
4) Guru memandu diskusi kelompok untuk memprediksi isi masing-masing
gambar secara bergantian.
5) Guru memberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok dan
menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya.
6) Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya
dengan cerita asli.
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang Penerapan Strategi Directed
Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman
Siswa peneliti mengutip penelitian yang relevan yaitu:
1. Hasil penelitian oleh Eka Budi Yuliani, 2013 tentang “Efektivitas Strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Dalam Pembelajaran Membaca
Pemahaman Pada Siswa Kelas VII MTs SA PP Hidayatul Qur’an Demak ”.
Pada Penelitian ini bahwa strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA)
sangat efektif digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman. Penelitian
ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang saya lakukan.
Persamaannya terletak pada metode yang digunakan yaitu Directed Reading
33
Thinking Activity (DRTA) dan penelitian yang digunakan yaitu eksperimen.
Sedangkan, perbedaannya yaitu penelitian yang lakukan di tingkat SMP/ MTs
dan penelitian yang saya lakukan di tingkat SD/MI.
2. Hasil penelitian oleh Nur Khomariah, 2013 tentang “Peningkatan Ke
terampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas V SDN Karanganyar 01 Kota
Semarang”. Keterampilan membaca pemahaman siswa dengan strategi DRTA
dalam membuat kesimpulan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
ditunjukkan melalui hasil evaluasi membaca pemahaman siswa dari setiap
siklus yang semakin meningkat. Hasil evaluasi tersebut menunjukkan
peningkatan rata-rata kelas dari data awal yang semula 68,54 menjadi 68,82
pada siklus I. Kemudian menjadi 69,54 pada siklus II dan menjadi 73,51 pada
siklus III. Sedangkan ketuntasan belajar mengalami peningkatan dari data
awal sebesar 36,4% menjadi 63,6% pada siklus I, dari siklus I sebesar 63,6%
menjadi 70,5% pada siklus II, dan dari 70,5% pada siklus II menjadi 84,1%
pada siklus III. Penelitian ini memiliki persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang saya lakukan. Persamaannya terletak pada strategi
pembelajaran yang digunakan yaitu Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) dan penelitian ini dilakukan ditingkat SD/MI. Sedangkan
perbedaannya terletak pada metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian tindakan kelas.
C. Kerangka Berpikir
Membaca merupakan salah satu jenis keterampilan berbahasa yang harus
dikuasai siswa. Melalui membaca siswa akan memperoleh informasi, ilmu
pengetahuan, dan pengalaman-pengalaman baru. Keterampilan membaca pemahaman
yang baik dapat dimiliki siswa apabila berlatih secara terus menerus. Tujuan akhir
dari membaca adalah memahami isi bacaan, tetapi pada kenyataan yang ada belum
34
semua siswa dapat mencapai tujuan tersebut. Banyak siswa yang dapat membaca
secara lancar semua bahan bacaan tetapi tidak memahami isi bahan bacaan tersebut.
Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru menggunakan metode atau
strategi pembelajaran yang dapat memudahkan siswa untuk memahami dan
mempelajari materi yang sedang diajarkan. Salah satu cara yang bisa digunakan
dalam penyampaian materi membaca, dalam hal ini membaca pemahaman adalah
dengan strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA).
Strategi Directed Reading Thinking Activities (DRTA) merupakan strategi
pembelajaran yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks. Siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subjek belajar, peranan guru dalam pembelajaran adalah sebagai
pembimbing dan fasilitator. Dengan menggunakan strategi Directed Reading
Thinking Activities (DRTA) siswa akan berpikir kritis karena siswa membuat
berbagai prediksi sebelum dan selama membaca. Dengan adanya prediksi, siswa
secara otomatis mempertanyakan pertanyaan mereka sendiri yang merupakan bagian
dari proses pemahaman suatu teks. Rasa keingintahuan siswa terhadap kebenaran
jawaban membuat siswa lebih cermat membaca teks sehingga menjadikan kegiatan
membaca menjadi lebih bermakna.
35
Bagan 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Pengajuan hipotesis yang digunakan adalah pembelajaran menggunakan
media gambar yang dimulai dengan pembuatan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan instrumen tes. Berdasarkan kerangka berpikir diatas,
hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Siswa Guru
Pembelajaran dengan metode
konvensional
Pembelajaran membaca
kesulitan
Pembelajaran menggunakan
strategi Directed Reading
Thinking Activities (DRTA)
Pembelajaran membaca
pemahaman efektif
36
H0: Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) tidak
berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada
siswa kelas V SD Putra Jaya Depok.
H1: Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh
terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD
Putra Jaya Depok.
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung pada saat pembelajaran semester genap tahun
pelajaran 2013/2014, yang dilaksanakan bulan Mei. Penelitian ini dilakukan di SD
Putra Jaya Depok yang beralamat di Jalan KH. Abdurrahman No. 24, Depok Jawa
Barat.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi eksperimen.
Metode quasi eksperimen yaitu dengan memberikan perlakuan yang berbeda terhadap
dua kelas siswa atau membagi kelas yang diteliti menjadi dua kelas. Disebut
eksperimen karena metode penelitian yang menguji hipotesis berbentuk hubungan
sebab akibat.1 Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen dengan perlakuan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dan kelompok kedua adalah
kelompok kontrol dengan perlakuan model pembelajaran konvensional.
Desain penelitian ini menggunakan Nonequivalent Control Group Design.
pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara
random.2
1 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 100
2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2010),
h. 116.
38
Tabel. 3.1
Desain Penelitian
O1 X O2
………………………………
O3 X O4
Dari desain penelitian eksperimen tersebut dapat dijelaskan bahwa, O1 dan O3
merupakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut
diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal dan mengetahui apakah ada perbedaan
anatara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. O2 adalah hasil tes pemahaman
atau posstest kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). O4 adalah hasil tes pemahaman
atau posttest kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran
konvensional.
C. Populasi dan Sampel
Populasi atau universe adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa
orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.3 Populasi target dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SD Putra Jaya Depok kelas V pada semester genap
tahun pelajaran 2013/2014. Adapun populasi terjangkau pada penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Putra Jaya Depok yang terdiri dari dua rombongan belajar yaitu
kelas VA dan VB.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki atau dapat juga
dikatakan bahwa sampel adalah populasi dalam bentuk mini (miniatur population).4
Sampel ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu
mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan simple random
3 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 215.
4 Ibid.
39
sampling. Sampel dari penelitian ini adalah kelas VA SD Putra Jaya Depok kelompok
eksperimen dan kelas VB SD Putra Jaya Depok sebagai kelompok kontrol.
Tabel 3.2
Data Siswa
Nama Sekolah Jumlah Siswa Kelas V
SD Putra Jaya Depok Kelas VA: 31 siswa
Kelas VB: 31 siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah cara-
cara yang dipergunakan untuk memperoleh data empiris yang dipergunakan untuk
penelitian. Dalam pengumpulan data ini terlebih dahulu ditentukan sumber data,
variabel penelitian, dan instrumen penelitian.
1. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berasal dari
sampel yang diambil berdasarkan pada tujuan tertentu (Purposive Sampling).
Penelitian ini dilakukan kepada dua kelas, yakni kelas eksperimen yang diberikan
perlakuan dengan menerapkan strategi DRTA dan kelas kontrol dengan tanpa
diberikan perlakuan. Kelas eksperimen adalah kelas yang diberikan perlakuan
yaitu kelas VA dan kelas kontrol adalah kelas yang tanpa diberikan perlakuan
yaitu kelas VB. Pada kelas VA sebanyak 31 siswa dan kelas VB sebanyak 31
siswa. Data yang digunakan berupa skor yang diperoleh dari hasil tes
keterampilan membaca pemahaman dongeng.
40
2. Variabel Penelitian
Dalam penelitian quasi eksperimen, Arikunto mengatakan bahwa objek
penelitian apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian disebut variabel.5
Variabel dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y). Variabel dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai
berikut:
a. Variabel Bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penerapan strategi DRTA.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
keterampilan membaca pemahaman dongeng.
3. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang nantinya akan
diproses lebih lanjut maka digunakan instrumen penelitian yaitu tes
keterampilan membaca pemahaman dongeng. Instrumen pengumpulan data
dilakukan dengan tes (pretest dan posttest). Tes adalah serangkaian
pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan
pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu.6
Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut:
5 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), ed. Revisi IV, cet. 13, h. 42 6 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung
: Alfabeta, 2009), h. 76
41
a) Instrumen perlakuan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
b) Instrumen pengumpulan data berupa tes, yakni untuk mengetahui
keterampilan membaca pemahaman dongeng dengan menerapkan
strategi DRTA. Tes yang dilakukan sebanyak dua kali, pertama pada
saat pretest dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa,
dan kedua posttest untuk mengetahui hasil akhir setelah diberikan
perlakuan untuk kelas eksperimen dan untuk kelas kontrol.
Penilaian keterampilan menulis pada siswa meliputi beberapa aspek,
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Kriteria Instrumen Penilaian Keterampilan Membaca Pemahaman7
No Aspek yang
Dinilai
Kriteria Penilaian Skor
Maksimal 1 2 3 4 5
1
Pemahaman
detail isi
bacaan
Pemahaman
detail isi
bacaan
sangat baik
Pemahaman
detail isi
bacaan baik
Pemahaman
detail isi
bacaan
cukup baik
Pemahaman
detail isi
bacaan
kurang baik
Pemahaman
detail isi
bacaan
tidak baik
15
2
Mengurut-
kan isi
bacaan
Mengurut-
kan isi
bacaan
sangat tepat
Mengurut-
kan isi
bacaan tepat
Mengurut-
kan isi
bacaan
cukup tepat
Mengurut-
kan isi
bacaan
kurang tepat
Mengurut-
kan isi
bacaan tidak
tepat
20
3
Ketepatan
struktur
kalimat
Ketepatan
struktur
kalimat
sangat tepat
Ketepatan
struktur
kalimat
tepat
Ketepatan
struktur
kalimat
cukup tepat
Ketepatan
struktur
kalimat
kurang teapat
Ketepatan
struktur
kalimat
tidak tepat
20
4
Mencerita-
kan kembali
isi bacaan
Dapat
mencerita-
kan kembali
isi bacaan
sangat tepat
Dapat
mencerita-
kan kembali
isi bacaan
tepat
Dapat
mencerita-
kan kembali
isi bacaan
cukup tepat
Dapat
mencerita-
kan kembali
isi bacaan
kurang tepat
Dapat
mencerita-
kan kembali
isi bacaan
tidak tepat
30
5
Menyimp-
ulkan yang
dibacanya
Menyimp-
ulkan yang
dibacanya
sangat tepat
Menyimpul-
kan yang
dibacanya
tepat
Menyimpul-
kan yang
dibacanya
cukup tepat
Menyimpul-
kan yang
dibacanya
kurang tepat
Menyimpul-
kan yang
dibacanya
tidak tepat
15
Jumlah 100
7 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta:
BPFE-Yogyakarta, 2010), h. 32
42
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan adalah tes, tes untuk mengetahui
hasil belajar yang diperoleh siswa setelah siswa memperoleh pengajaran. Sebelum
pengambilan data terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen tes untuk mengetahui
validitas soal.
Validitas Instrumen
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu
untuk mengetahui validitasnya. “Validitas adalah suatu derajat ketetapan
instrumen (alat ukur), maksudnya apakah instrumen yang digunakan betul-
betul tepat mengukur apa yang akan diukur.”8 Dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan adalah tes keterampilan membaca pemahaman dongeng
siswa. Berdasarkan hal itu maka validitas yang digunakan adalah validitas
konstruk (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruksi dapat
menggunakan pendapat dari ahli (Expert Judgement). Dalam hal ini ahli yang
dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing.
F. Teknik Analisis Data
Hasil data pretest dan posttest dianalisis melalui empat tahap, yaitu tahap
deskripsi data, tahap uji normalitas, tahap uji homogenitas dan uji hipotesis dengan
menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows.
SPSS (Statistical Product and Service Solution) merupakan salah satu aplikasi
perangkat lunak (software) statistika yang paling popular dan paling banyak
digunakan di dunia penelitian.9 SPSS memiliki kemampuan lengkap dalam menjawab
kebutuhan pengolahan dan analisis data statistik mulai dari yang sederhana hingga
8 Zainal Arifin. Penelitian Pendidikan. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,. 2011). h.245
9 Juanim, Modul Praktika Metode Penelitian: Pengolahan Data SPSS, (Bandung: Prodi.
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan, 2009), h. 7.
43
yang kompleks diantaranya yang paling banyak digunakan adalah analisis deskriptif,
t-test, korelasi, regresi, dan sebagainya.
1. Deskripsi Data
Analisis deskripstif statistik digunakan untuk mendeskripsikan data yang
diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua variabel, yaitu mean/nilai rata-rata,
median/nilai tengah, modus, range/rentang dan standard deviation/simpangan
baku. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan menggunakan program
SPSS 20. for Windows version.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang dianalisa
berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 20. for
Windows version dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu
data dapat dikatakan berdistribusi normal adalah jika signifikasi atau nilai
probabilitas > 0,05.
3. Uji Homogenitas
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut
memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Analisis ini menggunakan
program SPSS 20. for Windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas
ditunjukkan bahwa tingkat signifikasi atau nilai probabilitas > 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampel-sampel yang bersangkutan
tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen.
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
normalitas dan homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data
populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini digunakan untuk
mengetahui adanya pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dibandingkan
dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional.
44
Pengujian hipotesis ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20. for
Windows yaitu dengan teknik analisis Paired Samples T-Test. Taraf signifikan uji
sampel bebas Paired-Samples T Test adalah 0,05 sedangkan convidence interval
95%. Uji hipotesis dengan uji kesamaan dua rata-rata dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata secara signifikan antara hasil
posttest dua sampel penelitian. Nilai rata-rata kedua kelompok signifikansi (2-
tailed) di bawah 0,05 maka hasilnya signifikan atau hipotesis diterima, sebaliknya
bila signifikansi (2-tailed) lebih besar dari probabilitas di atas 0,05 maka hasilnya
tidak signifikan sehingga hipotesis ditolak.
G. Hipotesis Statistik
Dalam penelitian ini hipotesis statistik yang digunakan adalah:
H0 = μ1 > μ2
H1 = μ1 < μ2
Keterangan :
H0 : Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) tidak
berpengaruh terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada
siswa kelas V SD Putra Jaya Depok.
H1 : Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berpengaruh
terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD
Putra Jaya Depok.
μ1 : Nilai rata-rata hasil tes awal (sebelum diberikan perlakuan).
μ2 : Nilai rata-rata hasil tes akhir (setelah diberikan perlakuan).
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Sejarah Berdirinya SD Putra Jaya Depok
Sekolah Dasar Putra Jaya didirikan pada tahun 2001 beralamat di
jalan K. H. Abdurrahman No.24 RT.01/01 Kelurahan Pondok Jaya
Kecamatan Cipayung Kota Depok dengan status sekolah berakreditasi A.
Nomor Statistik Sekolah (NSS) 102026610002, Nomor Pokok Sekolah
Nasional (NPSN) 20228899.
Sekolah Dasar Putra Jaya berdiri di atas Luas tanah ± 1200 meter
persegi dengan jumlah lokal sebanyak 2 buah, seiring dengan
perkembangan dan semakin bertambah jumlah siswa di tahun 2013
Sekolah Dasar Putra Jaya sudah memiliki 14 lokal kelas, 1 laboratorium
komputer, 1 ruang kepala sekolah,1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1
ruang ibadah, 6 ruang MCK, jumlah siswa 410 siswa dan memiliki 23
tenaga guru dan karyawan, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Persebaran Siswa SD Putra Jaya Depok
No. Kelas Jumlah
Total Rombel Laki-laki Perempuan
1 Kelas I 2 47 46 93
2 Kelas II 2 49 47 96
3 Kelas III 2 27 31 58
4 Kelas IV 2 28 14 42
5 Kelas V 2 31 31 62
6 Kelas VI 2 40 19 59
Jumlah 13 222 188 410
46
Tabel 4.2 Daftar Guru SD Putra Jaya Depok
No Nama Jabatan
1 Mohamad Lutfi, S.Pd Kepala Sekolah
2 Lita Kurnia, S.Pd Guru Kelas I A
3 Lia Nugraha, SE Guru Kelas III A
4 Nudialishola, S.Pd.I Guru Kelas II B
5 Handayani, S.Pd.I Guru Kelas I C
6 Lulu Farida, S.Pd.I Guru Kelas V B
7 Eli Nurhayati, S.Pd Guru Kelas VI A
8 Sugiarti, S.Pd. Guru Kelas II A
9 Sri Wulansari, S.Pd Guru Kelas IV A
10 Nia Husnia, S.Pd Guru Kelas III B
11 Siti Aminah, SE Guru Kelas VI B
12 Tri Yuliani, S.Si Guru Kelas IV B
13 Siti Marpuah, S.Pd.I Guru Kelas V A
14 Nurhasanah, S.Pd. Guru Kelas I B
15 Metty Oktaviani, S.Pd. Guru Agama
16 Riska Herdika Yutari, S.Sn Guru Mata Pelajaran
17 Hasbullah, S.S. Guru Mata Pelajaran
18 Sadikah, A.Ma Guru Agama
19 Pandu Aryatama, S.Pd Guru TIK
20 Redho Maulana Guru Penjas
47
2. Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya lulusan yang religius, kreatif, mandiri dan berprestasi.
b. Misi
1. Menanamkan keyakinan/akidah melalui pengamalan ajaran
agama.
2. Mengoptimalkan kompetensi siswa melalui pembelajaran,
pengembangan diri dan pembiasaan.
3. Menanamkan rasa percaya diri dan memupuk kemampuan
peserta didik yang dapat mengembangkan kompetensi yang
dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengembangkan kompetensi siswa dalam bidang akademik dan
non akademik sesuai dengan bakat, minat dan potensi siswa.
3. Sarana dan Prasarana
Tabel 4.3 Keadaan Sarana dan Prasarana SD Putra Jaya Depok
No. JENIS FASILITAS JUMLAH KET.
1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Kelas 13 Baik
5 Ruang Wakil Kepala 1 Baik
6 Laboratorium
a. IPA 1 Baik
b. Komputer 1 Baik
7 Perpustakaan 1 Baik
8 Ruang BK 1 Baik
48
9 Ruang UKS 1 Baik
10 Masjid/Musholla 1 Baik
12 Kantin 1 Baik
13 Koperasi 1 Baik
16 WC. Guru 4 Baik
17 WC. Siswa 4 Baik
19 Komputer Kantor 1 Baik
20 Komputer Siswa 20 Baik
21 Printer 1 Baik
23 Meja Guru 23 Baik
24 Meja Siswa 410 Baik
27 Kendaraan operasional (Mobil Antar
Jemput)
1 Baik
28 Microskop 1 Baik
30 Tape Recorder 2 Baik
32 Finjerprint 1 Baik
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Putra Jaya Depok. Peneliti mengambil
sampel penelitian sebanyak dua kelas, yaitu kelas VA dan kelas VB.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca
pemahaman dongeng pada siswa di kelas V.
49
Sebelum kedua kelompok diberi perlakuan berbeda, peneliti
memberikan pretest berupa soal essay. Setiap siswa diminta untuk
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Hasil pretest tersebut, kemudian
dihitung oleh peneliti. Hasilnya menunjukkan bahwa data pretest dinyatakan
homogen, maka peneliti dapat menentukan kelas eksperimen dan kelas
kontrol. Kelas VA sebagai kelas eksperimen, yaitu kelas yang mendapatkan
pembelajaran dengan menggunakan strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA). Sedangkan kelas VB sebagai kelas kontrol, yaitu kelas yang
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional.
C. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Setelah kedua
kelas diberi perlakuan, pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal
posttest kepada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berikut daftar nilai pretest
dan posttest keterampilan membaca pemahaman dongeng yang diperoleh
kelas eksperimen dan kelas kontrol:
50
Tabel 4.4
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 AA 62.5 67.5 2 AB 50 82.5 3 AC 77.5 57.5 4 AD 47.5 72.5 5 AE 67.5 80 6 AF 67.5 80 7 AG 40 62.5 8 AH 57.5 82.5 9 AI 55 70 10 AJ 57.5 65 11 AK 62.5 70 12 AL 60 75 13 AM 60 72.5 14 AN 50 75 15 AO 57.5 72.5 16 AP 65 75 17 AQ 62.5 77.5 18 AR 72.5 67.5 19 AS 60 72.5 20 AT 55 80 21 AU 62.5 67.5 22 AV 60 70 23 AW 67.5 77.5 24 AX 67.5 82.5 25 AY 72.5 82.5 26 AZ 60 75 27 BA 65 77.5 28 BB 70 77.5 29 BC 67.5 77.5 30 BD 60 75 31 BE 57.5 72.5
Jumlah 1897.5 2292.5 Rata-rata 61.20 73.95
51
Tabel 4.5
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 AA 52.5 67.5 2 AB 75 62.5 3 AC 47.5 82.5 4 AD 50 60 5 AE 60 85 6 AF 65 72.5 7 AG 57.5 55 8 AH 57.5 67.5 9 AI 50 62.5 10 AJ 60 65 11 AK 50 70 12 AL 57.5 67.5 13 AM 55 65 14 AN 50 67.5 15 AO 62.5 70 16 AP 67.5 67.5 17 AQ 60 75 18 AR 52.5 72.5 19 AS 62.5 60 20 AT 70 60 21 AU 50 67.5 22 AV 62.5 65 23 AW 70 72.5 24 AX 62.5 85 25 AY 70 77.5 26 AZ 57.5 72.5 27 BA 60 70 28 BB 67.5 72.5 29 BC 67.5 75 30 BD 65 70 31 BE 55 65
Jumlah 1850 2147.5 Rata-rata 59.67 69.27
Berdasarkan tabel 4.4 dan 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata pretest kelas eksperimen sebesar 61,20 dan kelas kontrol sebesar
59,67, nilai rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 73,95 dan kelas
kontrol sebesar 69,27. Nilai rata-rata pretest kelas eksperimen dan kontrol
memiliki nilai yang tidak jauh berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
kelas memiliki keterampilan membaca pemahaman dongeng yang hampir
52
sama. Nilai rata-rata posttest dan pretest kedua kelas mengalami
peningkatan.
Tabel di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.1
Grafik Nilai Rata-rata Pretest-Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
1. Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Kelas eksperimen adalah kelas yang dalam proses pembelajarannya
menggunakan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA),
sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional.
Sebelum kedua kelas diberi pembelajaran membaca pemahaman dongeng,
terlebih dahulu keduanya diberi tes awal (pretest) keterampilan membaca
pemahaman dongeng. Subjek kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dan
kelas kontrol berjumlah 31 siswa. Data hasil pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Pretest Posttest
Kontrol
Eksperimen
53
Tabel 4.6
Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
N Valid 31
Missing 0
Mean 61.2097
Median 60.0000
Mode 60.00
Std. Deviation 7.87589
Variance 62.030
Range 37.50
Minimum 40.00
Maximum 77.50
Sum 1897.50
Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen
diperoleh nilai rata-rata sebesar 61,20 dengan varian 62,03 dan standar
deviasi/simpangan baku sebesar 7,875. Nilai maksimum/terbesar adalah 77,50
dan nilai minimum/terkecil adalah 40,00 maka rentang nilai yang diperoleh
sebesar 37,50. Median sebesar 60,00 dan modus sebesar 60,00. Distribusi
frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca pemahaman dongeng
kelas eksperimen dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
54
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen
Selain bentuk tabel data pretest kelas eksperimen, juga digambarkan
ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.2
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Eksperimen
0
1
2
3
4
5
6
Nilai57.5
Nilai62.5
Nilai65
Nilai67.5
Nilai70
Nilai72.5
Nilai75
Nilai77.5
Nilai80
Nilai82.5
Nilai Frekuensi Frekuensi %
40.00 1 3.2
47.50 1 3.2
50.00 2 6.5
55.00 2 6.5
57.50 4 12.9
60.00 6 19.4
62.50 4 12.9
65.00 2 6.5
67.50 5 16.1
70.00 1 3.2
72.50 2 6.5
77.50 1 3.2
Total 31 100.0
55
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 40,00, 47,5, 70,00 dan 77,50
masing-masing hanya terdapat satu orang, siswa yang memperoleh nilai 50,00,
55,00, 65,50 dan 72,50 masing-masing terdapat 2 orang, siswa yang
memperoleh nilai 57,50 dan 62,50 terdapat 4 orang, siswa yang memperoleh
nilai 67,50 terdapat 5 orang, dan siswa yang mendapat nilai 60,00 terdapat 6
orang.
Hasil analisis deskripsi data pretest kelas kontrol dapat dilihat dari
tabel berikut ini:
Tabel 4.8
Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol
N Valid 31
Missing 0
Mean 59.6774
Median 60.0000
Mode 50.00
Std. Deviation 7.32410
Variance 53.642
Range 27.50
Minimum 47.50
Maximum 75.00
Sum 1850.00
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kelas kontrol
diperoleh nilai rata-rata sebesar 59,67 dengan varian 53,64 dan standar
deviasi/simpangan baku sebesar 7,324. Nilai maksimum/terbesar adalah 75,00
dan nilai minimum/terkecil adalah 47,50, maka rentang nilai yang diperoleh
sebesar 27,50. Median sebesar 60,00 dan modus sebesar 50,00. Distribusi
frekuensi perolehan nilai pretest kemampuan membaca pemahaman dongeng
kelas kontrol dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
56
Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol
Selain bentuk tabel data pretest kelas kontrol, juga digambarkan ke
dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.3
Grafik Histogram Nilai Pretest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 47,50 dan 75,00 hanya terdapat
0
1
2
3
4
5
6
7
Nilai55
Nilai60
Nilai62.5
Nilai65
Nilai67.5
Nilai70
Nilai72.5
Nilai75
Nilai77.5
Nilai82.5
Nilai85
Nilai Frekuensi Frekuensi %
47.50 1 3.2
50.00 5 16.1
52.50 2 6.5
55.00 2 6.5
57.50 4 12.9
60.00 4 12.9
62.50 4 12.9
65.00 2 6.5
67.50 3 9.7
70.00 3 9.7
75.00 1 3.2
Total 31 100.0
57
satu orang, siswa yang memperoleh nilai 52,50, 55,00 dan 65,00 masing-
masing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,50 dan 70,00
masing-masing terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 57,50, 60,00
dan 62,50 masing-masing terdapat 4 orang, dan siswa yang memperoleh nilai
50,00 terdapat 5 orang.
2. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Sebelum dilakukannya posttest, peneliti memberikan perlakuan
sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilakukan di kelas VA
(kelas eksperimen) dengan menggunakan strategi Directed Reading
Thinking Activity (DRTA). Perbedaan pertemuan pertama dengan
pertemuan kedua di kelas eksperimen hanya terletak pada teks bacaan di
lembar kerja siswa. Teks bacaan pada pertemuan pertama di kelas
eksperimen yaitu teks „Bangau dan Buaya Telaga‟ sedangkan teks bacaan
pada pertemuan kedua di kelas eksperimen yaitu teks bacaan yang
berjudul „Akibat Dari Kesombongan‟.
Pertemuan kedua dilakukan di kelas VB (kelas kontrol). Perbedaan
teks bacaan tersebut sama halnya dengan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional. Setelah kedua kelas diberi perlakuan,
pertemuan berikutnya peneliti memberikan soal posttest kepada kelas
kontrol dan kelas eksperimen.
Pemberian posttest keterampilan membaca pemahaman dongeng
pada kelas eksperimen dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian
pembelajaran membaca pemahaman dongeng dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Sedangkan posttest
keterampilan membaca pemahaman dongeng pada kelas kontrol
dimaksudkan untuk melihat hasil pencapaian pembelajaran membaca
pemahaman dongeng dengan menggunakan model pembelajaran
konvensional. Subjek kelas eksperimen berjumlah 31 siswa dan kelas
kontrol berjumlah 31 siswa. Data hasil posttest kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
58
Tabel 4.10
Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen
N
Valid 31
Missing 0
Mean 73.9516
Median 75.0000
Mode 72.50a
Std. Deviation 6.15001
Variance 37.823
Range 25.00
Minimum 57.50
Maximum 82.50
Sum 2292.50
Berdasarkan tabel 4.8 di atas atas dapat dilihat bahwa kelas eksperimen
diperoleh nilai rata-rata sebesar 73,95 dengan varian 37,82 dan standar
deviasi/simpangan baku sebesar 6,150. Nilai maksimum/terbesar adalah 82,50
dan nilai minimum/terkecil adalah 57,50, maka rentang nilai yang diperoleh
sebesar 25,00. Median sebesar 75,00 dan modus sebesar 72,50. Distribusi
frekuensi perolehan nilai posttest kemampuan membaca pemahaman dongeng
kelas eksperimen dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
59
Tabel 4.11
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Selain bentuk tabel data posttest kelas eksperimen, juga digambarkan
ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.4
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Eksperimen
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 57,50, 62,50 dan 65,00 masing-
masing hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 67,50, 70,00 dan
80,00 masing-masing terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 82,50
0
1
2
3
4
5
6
Nilai57.5
Nilai62.5
Nilai65
Nilai67.5
Nilai70
Nilai72.5
Nilai75
Nilai77.5
Nilai80
Nilai82.5
Nilai Frekuensi Frekuensi %
57.50 1 3.2
62.50 1 3.2
65.00 1 3.2
67.50 3 9.7
70.00 3 9.7
72.50 5 16.1
75.00 5 16.1
77.50 5 16.1
80.00 3 9.7
82.50 4 12.9
Total 31 100.0
60
terdapat 4 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 72,50, 75,00 dan 77,50
masing-masing terdapat 5 orang.
Hasil analisis deskripsi data posttest kelas kontrol dapat dilihat dari
tabel berikut ini:
Tabel 4.12
Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
N Valid 31
Missing 0
Mean 69.2742
Median 67.5000
Mode 67.50
Std. Deviation 7.07677
Variance 50.081
Range 30.00
Minimum 55.00
Maximum 85.00
Sum 2147.50
Berdasarkan tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa kelas kontrol
diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,27 dengan varian 50,08 dan standar
deviasi/simpangan baku sebesar 7,076. Nilai maksimum/terbesar adalah 85,00
dan nilai minimum/terkecil adalah 55,00, maka rentang nilai yang diperoleh
sebesar 30,00. Median pada data posttest kelas kontrol adalah 67,50 dan
modus pada data posttest kelas kontrol adalah 67,50. Distribusi frekuensi
perolehan nilai posttest kemampuan membaca pemahaman dongeng kelas
kontrol dapat disajikan dalam tabel dan grafik berikut:
61
Tabel 4.13
Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol
Selain bentuk tabel data posttest kelas kontrol, juga digambarkan ke
dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.5
Grafik Histogram Nilai Posttest Kelas Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat
diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 55, 77,5, dan 82,5 masing-
masing hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 62,50, 75,00 dan
0
1
2
3
4
5
6
7
Nilai55
Nilai60
Nilai62.5
Nilai65
Nilai67.5
Nilai70
Nilai72.5
Nilai75
Nilai77.5
Nilai82.5
Nilai85
Nilai Frekuensi Frekuensi %
55.00 1 3.2
60.00 3 9.7
62.50 2 6.5
65.00 4 12.9
67.50 6 19.4
70.00 4 12.9
72.50 5 16.1
75.00 2 6.5
77.50 1 3.2
82.50 1 3.2
85.00 2 6.5
Total 31 100.0
62
85,00 masing-masing terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh nilai 60,00
terdapat 3 orang, siswa yang memperoleh nilai 65,00 dan 70,00 masing-
masing terdapat 5 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 67,50 terdapat 6
orang.
D. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat, maka data akan diolah
dengan melakukan uji hipotesis. sebelum uji hipotesis di lakukan maka
terlebih dahulu akan dilakukan pengujian prasyarat analisis data yaitu uji
normalitas dan Homogenitas.
1. Uji Normalitas
a) Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah data hasil pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal atau tidak. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows dalam
menghitung uji normalitas hasil pretest yang berfungsi untuk mengetahui
sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data
menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan
berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai > 0,05.
Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian dapat
disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Normalitas Pretest
Kelas Kolmogorov-Smirnova
Statistic Df Sig.
Pretest 1.Eksperimen .125 31 .200
*
2.Kontrol .100 31 .200*
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa
hasil pretest kelas eksperimen signifikansinya 0,200. Hal itu menunjukkan
bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05.
63
Begitu pun dengan hasil pretest kelas kontrol signifikansinya 0,200. Hal
itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena
signifikansinya 0,200 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest
baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol keduanya berdistribusi
normal.
b) Uji Normalitas Posttest
Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui
apakah data tersbut berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan bantuan SPSS 20. for Windows dalam menghitung
uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode
Kolmogorov-Smirnov. Syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal
jika signifikansi atau nilai > 0,05.
Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel penelitian
dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.15
Hasil Uji Normalitas Posttest
Kelas Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig.
Posttest 1.Eksperimen .116 31 .200
*
2.Kontrol .116 31 .200*
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa data hasil posttest
kelompok eksperimen signifikansinya 0,200. Hal itu menunjukkan bahwa
data berdistribusi normal karena signifikansinya 0,200 > 0,05. Sedangkan
data hasil posttest kelompok kontrol signifikansinya 0,200. Hal itu juga
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikansinya
0,200 > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan dari data hasil posttest bahwa
baik kelompok eksperimen maupun kontrol keduanya berdistribusi
normal.
64
2. Uji Homogenitas
a) Uji Homogenitas Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil
kedua kelas memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang
akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya
lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 20. for Windows
yaitu One Way Anova.
Tabel 4.16
Hasil Uji Homogenitas Pretest
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1.580 8 20 .193
Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,193. Maka dengan
hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang
dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dan cukup
homogen karena 0,193 > 0,05.
b) Uji Homogenitas Posttest
Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil
posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol setelah diberi perlakuan yaitu starategi DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) untuk kelas eksperimen dan metode
konvensional untuk kelas kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah
signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS
20. for Windows yaitu One Way Anova.
65
Tabel 4.17
Hasil Uji Homogenitas Posttest
Levene
Statistic
df1 df2 Sig.
1.424 7 20 .250
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas,
menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,250. Maka dengan
hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang
dimiliki kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda dan cukup
homogen karena 0,250 > 0,05.
E. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan menggunakan T-Test bertujuan untuk
mengetahui perbedaan nilai rata-rata tes pemahaman bacaan antara kelas
eksperimen yang menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking
Activity) dengan kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional. Analisis
data dengan T-Test menggunakan program SPSS 20. for Windows yaitu Paired
Sample Test. Kriteria pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:
Jika signifikansi t-test > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh
penerapan strategi DRTA terhadap keterampilan membaca pemahaman
dongeng siswa kelas V
Jika signifikansi t-test < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada
pengaruh penerapan strategi DRTA terhadap keterampilan membaca
pemahaman dongeng siswa kelas V
Tabel di bawah ini merupakan hasil dari perbedaan rata-rata tes
keterampilan membaca pemahaman antara kelas eksperimen yang menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dengan kelas kontrol yang
menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran.
66
Tabel 4.18
Hasil Uji T-Test
Kelas
Paired Differences
T Df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviati
on
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Posttest
Eksperim
en -
Kontrol
4.6774
2
8.1583
8 1.46529
1.6849
0 7.66994 3.192 30 .003
Berdasarkan tabel 4.18, dari perhitungan uji beda rata-rata tes pemahaman
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dapat dilihat jika > 0,05
maka H0 diterima. Terlihat bahwa nilai probabilitas pada signifikansi (2-tailed)
adalah 0,003. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,003 < 0,05,
sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan nilai rata-
rata tes keterampilan membaca pemahaman kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan pengujian diperoleh bahwa terdapat perbedaan antara
hasil keterampilan membaca pemahaman dongeng dengan menggunakan
strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) lebih tinggi atau lebih
baik dibandingkan hasil keterampilan membaca pemahaman dongeng siswa
dengan pembelajaran konvensional. Berdasarkan data yang diperoleh,
menunjukkan nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol berbeda. Dengan nilai
rata-rata akhir kelas eksperimen sebesar 61.20 lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 59.67. Selain itu berdasarkan hasil
perhitungan uji hipotesis menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi)
adalah 0.003. Karena nilai signifikansi 0.003< α = 0.05, maka Ho ditolak. Hal
ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan strategi Directed
67
Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca
pemahaman dongeng pada siswa.
2. Pembelajaran dengan Strategi DRTA
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan
strategi DRTA berpengaruh terhadap hasil keterampilan membaca
pemahaman dongeng siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur
pelaksanaan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Pada proses
perencanaan keterampilan membaca pemahaman dongeng dengan
menggunakan strategi DRTA yakni untuk mengembangkan gagasan-gagasan
atau ide yang sudah tergambarkan dan menuliskannya menjadi sebuah kata,
kemudian menjadi kalimat dan bait, hingga menjadi sebuah puisi. Hal tersebut
tentunya dapat membuat siswa mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
strategi DRTA dalam membaca pemahaman dongeng secara efektif.
Adapun langkah-langkah pembelajaran yang peneliti lakukan yakni
sebagai berikut:
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian
maka siswa dapat mengetahui apa saja yang harus dikuasainya.
Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator
ketercapaian KD, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai oleh peserta
didik.
b) Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting,
dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Pada saat
menyajikan materi guru dapat memberikan motivasi yang dapat membuat
siswa tertarik untuk melakukan pembelajaran.
68
Selanjutnya guru menggunakan langkah-langkah dalam strategi
DRTA, yaitu sebagai berikut :
a) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul.
Guru menuliskan judul dongeng yang dipelajari di papan tulis,
kemudian guru meminta seorang siswa membacakannya. Kemudian, guru
menanyakan kepada siswa, “Menurutmu cerita ini bercerita tentang apa?”
dan memberikan waktu kepada siswa untuk membuat prediksi.
b) Guru menempelkan gambar seri cerita dongeng di papan tulis.
Guru meminta siswa memperhatikan gambar dengan seksama.
Kemudian menanyakan apa yang akan siswa lihat dari gambar dan
memprediksikan apa yang terjadi pada gambar tersebut.
c) Guru mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dengan masing-
masing kelompok beranggotakan 5-6 orang siswa.
d) Guru memandu diskusi kelompok untuk memprediksi isi masing-masing
gambar secara bergantian.
e) Guru memberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok
dan menyuruh semua anggota kelompok untuk membacanya.
f) Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikannya
dengan cerita asli.
Gambar 4.6
Kegiatan belajar siswa dengan menggunakan strategi DRTA
69
Gambar di atas menunjukkan kegiatan siswa dengan menggunakan
strategi DRTA. Pada gambar terlihat siswa sedang memperhatikan gambar
dengan seksama. Selanjutnya dapat memprediksikan apa yang terjadi pada
gambar tersebut dengan kelomponya masing-masing. Setelah itu, siswa
diberikan cerita sebenarnya kepada masing-masing kelompok dan menyuruh
semua anggota kelompok untuk membacanya. Siswa menilai ketepatan
prediksi dan menyesuaikannya dengan cerita asli. Masing-masing kelompok
diminta mempresentasikan hasil diskusinya.
3. Hasil keterampilan membaca pemahaman siswa dengan
menggunakan strategi DRTA
Pada saat pembelajaran berlangsung sistem belajar yang digunakan
yakni dengan menggunakan strategi DRTA. Dengan menggunakan strategi
DRTA di harapkan siswa untuk aktif dan perhatian dalam membaca. Selain
itu, untuk meningkatkan pemahaman mereka, memfokuskan keterlibatan
siswa dengan teks, mendorong siswa untuk memprediksi, dan
membuktikannya ketika mereka membaca sebuah cerita dongeng.
Pembelajaran juga bersifat student-centered, guru hanya sebagai fasilitator
bagi siswa dalam membaca pemahaman dongeng.
Secara garis besar kondisi pelaksanaan proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi DRTA yaitu diawali dengan mempelajari pengertian
dan unsur-unsur instrinsik dongeng seperti tema, tokoh, penokohan/watak,
latar, alur/plot, sudut pandang, dan amanat. Dengan guru menulis judul cerita
di papan tulis, Kemudian siswa mengamati gambar seri cerita dongeng yang
telah diberikan oleh guru. Siswa berdiskusi dengan kelompok untuk
memprediksi isi masing-masing gambar secara bergantian. Selanjutnya,
masing-masing kelompok dan semua anggota kelompok untuk membaca
cerita yang sebenarnya. Guru meminta siswa menilai ketepatan prediksi dan
menyesuaikannya dengan cerita aslinya, secara berkelompok siswa
mengerjakan lembar kerja siswa secara bersama. Masing-masing kelompok
diminta mempresentasikan hasil diskusinya. Pada akhir kegiatan inti
70
pembelajaran, guru memberikan penguatan materi dan pengarahan, serta
melakukan evaluasi.
Pembelajaran pada kelas kontrol dilakukan dengan pembelajaran
konvensional. Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas. Dalam pembelajaran konvensional guru menjelaskan materi
kemudian siswa diberi kesempatan untuk membaca teks cerita dongeng.
Kemudian guru memberikan lembar kerja siswa yang dilakukan secara
kelompok, dengan berdiskusi secara bersama. Guru memberikan kesempatan
bertanya kepada siswa mengenai hal-hal yang belum dipahami. Pembelajaran
dengan pendekatan konvensional membuat siswa hanya duduk diam
mendengarkan penjelasan guru sehingga siswa menjadi tidak aktif dalam
proses pembelajaran. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang dapat
menerima materi yang diajarkan, sehingga berpengaruh pada hasil belajar
yang kurang maksimal.
Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan dengan nilai rata-rata
pretest kelas eksperimen sebesar 61,20 dan kelas kontrol sebesar 59,67.
Setelah diberikan perlakuan dan melakukan posttest bahwa hasil akhir kelas
eksperimen sebesar 73,95, lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata
kelas kontrol sebesar 69,27. Dengan melihat nilai rata-rata pretest dan posttest,
pada hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan pada nilai
akhir keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa dengan
menerapkan strategi DRTA. Penelitian ini tentunya diperkuat dari penelitian
yang sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Eka Budi Yuliani dan Nur
Khomariah, bahwa pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan
strategi DRTA dapat meningkatkan hasil belajar dan keterampilan membaca
pemahaman pada siswa. Sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran membaca
pemahaman dongeng dapat dijadikan acuan oleh para guru dalam membaca
pemahaman pada siswa.
Hasil penelitian ini terbatas pada penerapan strategi DRTA untuk
materi membaca cerita anak (dongeng) di kelas V. Faktor-faktor lain yang
mungkin mempengaruhi seperti kecerdasan emosional ataupun imajinasi yang
71
tinggi, strategi mengajar, tidak dibahas dalam penelitian ini, karena fokus
penelitian. Dengan demikian, dalam penelitian selanjutnya peneliti diharapkan
membahas pada faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi keterampilan
membaca pemahaman dongeng siswa kelas V SD.
72
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan strategi DRTA berpengaruh terhadap keterampilan
membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V di SD Putra Jaya Depok.
Berdasarkan hasil posttest diperoleh bahwa rata-rata keterampilan membaca
pemahaman dongeng pada siswa dengan menggunakan strategi DRTA (kelas
eksperimen) lebih tinggi dibandingkan rata-rata keterampilan membaca
pemahaman dongeng pada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran
konvensional (kelas kontrol). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh kelas
eksperimen yaitu 61,20. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol yaitu 59,67.
Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, maka diperoleh rata-rata posttest
kelas eksperimen yaitu sebesar 73,95 dan kelas kontrol sebesar 69,27. Jumlah
peningkatan kelas ekperimen berdasarkan nilai pretest dan posttest sebesar
12.75% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 7.60 %. Perhitungan hipotesis
dengan menggunakan Uji Hipotesis pada hasil posttest dengan menggunakan
bantuan SPSS 20. for Windows yakni uji paired sampel T Test dan diperoleh
pada taraf signifikan 0,05 menunjukan bahwa nilai probabilitas (sigifikansi)
adalah .003. Karena nilai signifikansi 0.003< α = 0.05, maka ho ditolak. Hal
ini membuktikan bahwa penerapan strategi DRTA berpengaruh terhadap
keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V semester
genap di SD Putra Jaya Depok.
B. Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran-
saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya sekolah dapat memberikan wawasan dengan menggunakan
strategi pembelajaran membaca khususnya penggunaan strategi Directed
73
Reading Thinking Activity (DRTA) sehingga meningkatkan keterampilan
membaca.
2. Sebaiknya guru menggunakan pembelajaran dengan menggunakan strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) dalam pembelajaran mata
pelajaran bahasa Indonesia sebagai alternatif pembelajaran agar siswa
tidak merasa bosan selama proses pembelajaran sehingga pemahaman
siswa terhadap materi yang disampaikan juga dapat diterima dengan baik.
3. Sebaiknya siswa dilatih untuk dapat mengeluarkan pendapatnya ketika
pembelajaran, sebab pada saat proses penelitian terdapat beberapa siswa
yang masih sulit untuk mengeluarkan pendapatnya.
74
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Yunus. Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung:
PT. Refika Aditama. 2012.
Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Asdi Mahasatya. 2010.
Bahri, Djamarah Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. 3,
2011.
Dalman. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Press. 2013.
El Fanany, Burhan. Teknik Membaca Cepat Trik Efektif Membaca 2 Detik 1
Halaman. Yogyakarta: Araska. 2012.
Hamruni. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani. 2011.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Cet. 3. 2011.
Juanim. Modul Praktika Metode Penelitian: Pengolahan Data SPSS. Bandung:
Prodi. Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pasundan. 2009.
Majid, Abdul. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2013.
Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2010.
Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE. Cet. 3. 2012.
75
Nurgiantoro, Burhan. Sastra Anak Pengantar Pemahaman Sastra Anak.
Yogyakarta: BPFE. 2013.
Nurhadi. Bagaimana Cara Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung:
Sinar Baru Algensindo. 2005.
Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
2009.
Resmini, Novi, dkk. Membaca Dan Menulis di SD Teori dan pengajarannya.
Bandung: UPI Press. 2006.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru Karyawan dan Peneliti Pemula.
Bandung : Alfabeta. 2009.
Rusyanti, Hetty. “Pengertian Dongeng, Definisi Dongeng Menurut Para Ahli”,
dari http://www.kajianteori.com/2013/03/pengertian-dongeng-definisi-
dongeng-menurut-ahli.html. 5 November 2014, 07.00 WIB
Saddhono, Kundharu dan St. Y. Slamet. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa
Indonesia. Bandung: Karya Putra Darwati. 2012.
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada. 2013.
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Rajawali Pers.
2011.
Sihabudin dkk. Bahasa Indonesia 2 (Learning Assistance Program For Islamic
Schools Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Edisi Pertama, Paket 8-14.
2009.
Somadayo, Samsu. Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta:
Graha Ilmu. 2011.
76
Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia. 2000.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta. 2010.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2010.
Tarigan, Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa. 2008.
Yatim, Martinis. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: GP
Press Group. 2013.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : V (Lima)/ 2 (Dua)
PERTEMUAN KE- : 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI : (Membaca) Memahami teks dengan
membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak
A. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng.
2. Membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh dalam dongeng.
3. Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat
mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng.
2. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat
membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh utama dongeng.
3. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat
menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng.
D. MATERI PEMBELAJARAN
MateriPokok
Cerita Anak ( Dongeng )
Materi Ajar
a. Pengertian Dongeng
Dongeng adalah suatu cerita rekaan atau fantasi atau khayalan belaka
yang kejadiannya tidak mungkin terjadi. Berdasarkan isinya, dongeng
terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng :
Lampiran 1
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Contoh:
Dongeng “Kancil dengan Buaya”, Dongeng "Kancil Mencuri
Mentimun".
2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam,
biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat. Contoh: Dongeng
“Rawa Pening”, Dongeng "Terjadinya Danau Toba".
3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi
ceritanya tentang kepercayaan animisme. Contoh: Dongeng “Nyi
Roro Kidul”.
4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah.
Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat
tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Dongeng “Jaka
Tingkir”.
5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai
pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung
ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Dongeng “Si
Malin Kundang”.
b. Unsur - Unsur Intrinsik Dongeng
Ada 7 unsur intrinsik dongeng antara lain :
1. Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang mendukung tempat utama
dalam pikiran pengarang dan sekaligus menduduki tempat utama
dalam cerita
2. Tokoh
Orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif / drama yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tentang yang diekspresikan dalam ucapan serta apa
yang dilakukan dalam tindakan.
3. Penokohan / perwatakan
Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu
digambarkan dalam cerita oleh pengarang.
4. Latar / setting
Latar adalah segala keterangan , petunjuk pengaluran yang
berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana.
5. Alur / plot
Plot atau alur adalah sambung-sinambungnya periristiwa
berdasarkan hukum sebab akibat.
6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut Pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya
terhadap cerita, dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.
7. Amanat
Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada
pembaca.
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
Directed Reading Thinking Activity (DRTA)
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan (7menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Pra Kegiatan
a) Pelajaran dimulai dengan
membaca doa yang dipimpin
oleh salah satu siswa.
b) Guru membuka pelajaran
dengan salam dan
menanyakan kabar siswa.
c) Guru mempresensi siswa
yang hadir.
d) Guru memberi semangat
sebelum belajar.
Religius
Religius
Jujur
Aktif
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Awal
a) Apersepsi
Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa.
b) Guru menyampaikan
indikator pembelajaran.
Aktif
Berani
Percaya Diri
Tanya Jawab
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Inti
N
o
Langkah Kagiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Eksplorasi (20 menit)
a) Guru memberikan penjelasan
materi cerita anak (dongeng)
b) Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
c) Guru memberikan beberapa
contoh cerita anak (dongeng).
Teliti
Menghargai
Demonstrasi
Ceramah/Klasikal
Ceramah/Klasikal
2. Elaborasi (15 menit)
Untuk menguatkan keterampilan
membaca, guru memberikan
sebuah cerita dongeng dengan
kegiatan kelompok, aturan main
sebagai berikut sesuai dengan
langkah Directed Reading
Thinking Activity :
- Guru menanyakan kepada
siswa untuk memprediksi
berdasarkan petunjuk judul
(lampiran)
- Guru menempelkan gambar
seri cerita dongeng di papan
tulis.
- Guru mengelompokkan siswa
menjadi 5 kelompok dengan
masing-masing kelompok
beranggotakan 5-6 orang
siswa.
- Guru memandu diskusi
kelompok untuk memprediksi
Kerjasama
Kegiatan
Kelompok.
isi masing-masing gambar
secara bergantian.
- Guru memberikan cerita
sebenarnya kepada masing-
masing kelompok dan
menyuruh semua anggota
kelompok untuk membacanya.
- Guru meminta siswa menilai
ketepatan prediksi dan
menyesuaikannya dengan
cerita asli.
- Setiap kelompok secara
bergiliran menyampaikan hasil
jawaban di depankelas.
- Masing-masing siswa
memperhatikan jawaban dari
setiap kelompok jika ada yang
berbeda, maka harus
memberikan komentar yang
benar.
3. Konfirmasi (15 Menit)
a) Guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya.
b) Guru memberikan penugasan
kepada setiap siswa.
Aktif
Demokrasi
Tanya Jawab
3. Penutup (10menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Simpulan
Bersama siswa guru
menyimpulkan
pelajaran yang sudah dipelajari.
Aktif
Berani
Tanya Jawab
Ceramah
2. Evaluasi
Guru dan siswa bertanya jawab
tentang materi yang telah
dipelajari selama pertemuan itu
untuk mengetahui pencapaian
indikator, pencapaian kompetensi
Aktif
Percaya Diri
Tanya Jawab
dan kompetensi dasar.
3. Refleksi
a) Siswa memberikan kesan dan
pesan tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
b) Guru memberikan penghargan
(bintang) kepada siswa karena
sudah belajar dengan aktif,
rapi dan rajin.
Aktif
Demokrasi
Percaya Diri
Tanya Jawab
4. Penutup
a) Bersama siswa, guru berdoa
untuk mengakhiri pelajaran.
b) Guru mengucapkan salam,
menutup pelajaran.
Religius Ceramah
G. SUMBER BELAJAR
Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Lima).
H. PENILAIAN
No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1.
2.
3.
Mengemukakan
watak tokoh utama
dalam dongeng.
Membandingkan
watak yang dimiliki
setiap tokoh dalam
dongeng
Menjelaskan
peristiwa yang terjadi
dalam dongeng.
Tes
&
Non Tes
Tulisan
Terlampir
Mengetahui, Jakarta, 3 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Marpuah, S.Pd.I Eva Septi Mauliddyana
NIM. 1110018300029
Mengetahui,
Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA
(Pertemuan Pertama)
Pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa untuk memprediksi judul, sebagai
berikut:
Ibu mempunyai cerita dongeng, nah sekarang kalian memprediksi judulnya.
Menurut kalian, apa isi cerita yang berjudul “Binatang Bangau dan Buaya
Telaga” ini?
Bagaimana sifat yang dimiliki tokoh cerita dalam dongeng ini?
Prediksi mana yang menurut kalian paling benar?
Lampiran 2
(Gambar 1) (Gambar 2) (Gambar 3)
(Gambar 4) (Gambar 5) (Gambar 6)
(Gambar 7)
Lampiran 3
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini!
Di sebuah telaga di tengah hutan yang rindang terlihat seekor bebek yang
sedang berenang. Bebek tersebut terlihat asyik berenang di pinggir telaga seorang
diri. Sesekali kepalanya masuk ke dalam air. Bebek senang sekali berada di telaga
itu karena banyak makanan berupa ikan-ikan kecil.
Tiba-tiba ada seekor bangau yang datang menghampirinya. “Hei, Bebek.
Hati-hati kalau mencari makan di sini. Tempat ini banyak buayanya!” seru
Bangau. “Ah yang benar saja. Kok, aku tidak pernah bertemu buaya?” tanya
Bebek heran. Akhirnya Bangau mengarang sebuah cerita bahwa beberapa hari
yang lalu ada bebek yang dimakan buaya di telaga itu. Bebek pun ketakutan dan
segera meninggalkan telaga itu.
Setelah Bebek pergi dari tempat itu, Bangau segera masuk ke telaga dan
berenang-renang. “Mudah sekali dia tertipu,” gumam Bangau sambil tersenyum
senyum. Sekarang Bangau bebas mencari makan di telaga. Tidak ada lagi yang
akan
mengganggunya. Bangau pun tertawa senang.
Ternyata, ada seekor burung Kutilang yang melihat perbuatan Bangau dari
atas pohon. Burung Kutilang pun akhirnya menegur Bangau. “Hei, bangau!
Mengapa kamu menipu bebek?” tanya Kutilang. “Biar saja. Aku tidak ingin
makanan yang ada di telaga ini cepat habis,” sahut Bangau. Bangau pun melarang
Kutilang ikut campur dengan urusannya itu.
Esok harinya, Bangau melihat seekor angsa dan anak-anaknya di telaga.
Ternyata, mereka sedang mencari makan. Bangau pun mengahampiri angsa dan
menceritakan kebohongan tentang buaya pemangsa di telaga itu. Begitulah, setiap
ada binatang yang mencari makan di telaga itu, Bangau selalu menipunya.
Tanpa sepengetahuan Bangau, Kutilang yang selalu memperhatikannya
menceritakan perbuatan Bangau pada Buaya. Kutilang ingin membuat Bangau
menjadi jera. Setelah mendengar cerita Kutilang, diam-diam Buaya pergi ke
telaga tempat tinggal Bangau. Ia ingin membuktikan cerita Kutilang. Buaya
Lampiran 4
bersembunyi diantara semak-semak yang tumbuh subur. Suatu ketika akhirnya
Buaya mendapatkan bukti atas cerita Kutilang.
Buaya pun masuk ke telaga. Begitu mendengar suara Buaya, Bangau
langsung menoleh ke belakang. Ia terkejut dan gemetar saat melihat Buaya sudah
membuka mulutnya, seolah-olah akan memangsanya. Bangau pun menjerit
ketakutan dan meminta maaf pada Buaya. Buaya pun memaafkan Bangau asal
Bangau tidak mengulangi perbuatannya. Akhirnya, telaga itu kembali ramai oleh
binatang-binatang yang ingin mencari makan.
(Dikutip dari “Cerita Binatang Bangau dan Buaya Telaga”)
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas :
__________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. a. Siapakah tokoh utama dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”?
b. Bagaimanakah watak yang dimilikinya serta pada cerita diatas pada saat
apa watak itu dimunculkan!
2. a. Siapa saja tokoh dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”?
b. Bagaimanakah watak yang dimiliki pada setiap tokoh dan berikan contoh
peristiwa yang memunculkan perbedaan watak pada setiap tokoh!
3. Jelaskan urutan peristiwa di dalam donegng “Bangau dan Buaya Telaga” ?
Lampiran 5
EVALUASI
Nama :
No. Absen :
Kelas :
______________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan tokoh ?
2. a. Jelaskan watak yang dimiliki setiap tokoh!
b. Peristiwa yang memunculkan watak setiap tokohnya !
3. Jelaskan apa yang dimaksud suatu peristiwa yang terdapat dalam sebuah
dongeng !
4. Tunjukkan peristiwa di dalam dongeng yang memperlihatkan kebohongan
bangau !
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS EKSPERIMEN)
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : V (Lima)/ 1 (Satu)
PERTEMUAN KE- : 2
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI : (Membaca) Memahami teks dengan
membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita
anak
A. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng).
2. Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng).
3. Menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat
menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng).
2. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat menjawab
pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng).
3. Melalui metode diskusi kelompok dan penugasan, siswa dapat
menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
Cerita Anak (dongeng)
Materi Ajar
1. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
dari sebuah karya sastra. Amanat dapat berupa pesan moral.
2. Kesimpulan adalah mengambil inti atau pokok-pokok yang
diuraikan dalam karangan atau cerita.
Lampiran 7
E. STRATEGI PEMBELAJARAN
Directed Reading Thinking Activity (DRTA).
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan (7menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Pra Kegiatan
a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa
yang dipimpin oleh salah satu siswa.
b) Guru membuka pelajaran dengan salam
dan menanyakan kabar siswa.
c) Guru mempresensi siswa yang hadir.
d) Guru memberi semangat sebelum
belajar.
Religius
Religius
Jujur
Aktif
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Awal
a) Apersepsi
Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai materi pertemuan
sebelumnya.
b) Guru menyampaikan indikator
pembelajaran.
Aktif
Berani
Percaya Diri
Tanya Jawab
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Inti
No Langkah Kagiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Eksplorasi (18 menit)
a. Guru menjelaskan cara menemukan
amanat yang terkandung dalam teks
cerita dongeng dan cara menganalisis
isi teks cerita dongeng.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Teliti
Menghargai
Komunikatif
Ceramah/Klasikal
Ceramah/Klasikal
2. Elaborasi (25 menit)
Untuk menguatkan keterampilan
membaca, guru memberikan sebuah cerita
dongeng dengan kegiatan kelompok,
aturan main sebagai berikut sesuai dengan
langkah Directed Reading Thinking
Activity :
- Guru menanyakan kepada siswa untuk
memprediksi berdasarkan petunjuk judul
(lampiran)
- Guru menempelkan gambar seri cerita
dongeng di papan tulis.
- Guru mengelompokkan siswa menjadi 5
kelompok dengan masing-masing
kelompok beranggotakan 5-6 orang
siswa.
- Guru memandu diskusi kelompok untuk
memprediksi isi masing-masing gambar
secara bergantian.
- Guru memberikan cerita sebenarnya
kepada masing-masing kelompok dan
menyuruh semua anggota kelompok
untuk membacanya.
- Guru meminta siswa menilai ketepatan
prediksi dan menyesuaikannya dengan
Demokratis
Aktif
Menghargai
Kegiatan
Kelompok
cerita asli.
- Setiap kelompok secara bergiliran
menyampaikan hasil jawaban di
depankelas.
- Masing-masing siswa memperhatikan
jawaban dari setiap kelompok jika ada
yang berbeda, maka harus membrikan
komentar yang benar.
3. Konfirmasi (10 Menit)
a) Guru memberikan evaluasi mengenai
kegiatan cerita berantai pada tahap
elaborasi.
b) Guru memberikan feedback mengenai
materi yang telah disampaikan.
Aktif
Berani
Percaya diri
Ceramah/klasikal
Tanya Jawab
3. Penutup (10menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Simpulan
Bersama siswa guru
menyimpulkan
pelajaran yang sudah dipelajari.
Aktif
Berani
Tanya Jawab
Ceramah
2. Evaluasi
Guru memberikan evaluasi
kepada siswa berupa beberapa
pertanyaan dalam bentuk soal
essay.
Aktif
Teliti
Percaya Diri
Tanya Jawab
3. Refleksi
a) Siswa memberikan kesan dan
pesan tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
b) Guru memberikan penghargan
(bintang) kepada siswa karena
Aktif
Demokrasi
Percaya Diri
Tanya Jawab
sudah belajar dengan aktif,
rapi dan rajin.
4. Penutup
a) Bersama siswa, guru berdoa
untuk mengakhiri pelajaran.
b) Guru mengucapkan salam,
menutup pelajaran.
Religius Ceramah
G. SUMBER BELAJAR
Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Lima).
H. PENILAIAN
No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1.
2.
3.
Menemukan amanat
yang terkandung
dalam teks cerita
rakyat.
Menjawab
pertanyaan
berdasarkan isi teks
cerita anak
(dongeng).
Menganalisis isi
dongeng yang telah
dibaca ke dalam
bentuk tulisan
Tes
&
Non Tes
Tulisan
&
Lisan
Terlampir
Mengetahui, Jakarta, 14 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Marpuah, S.Pd.I Eva Septi Mauliddyana
NIM. 1110018300029
Mengetahui,
Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Pertanyaan dalam Menggunakan Strategi DRTA
(Pertemuan Kedua)
Pertanyaan yang diberikan guru kepada siswa untuk memprediksi judul, sebagai
berikut:
Ibu mempunyai cerita dongeng, nah sekarang kalian memprediksi judulnya.
Menurut kalian, apa isi cerita yang berjudul “Akibat Dari Kesombongan” ini?
Bagaimana sifat yang dimiliki tokoh cerita dalam dongeng ini?
Prediksi mana yang menurut kalian paling benar?
Lampiran 8
(Gambar 1) (Gambar 2) (Gambar 3)
(Gambar 4) (Gambar 5)
Lampiran 9
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini!
Di sebuah hutan yang rindang dan damai hiduplah seekor burung merak. Dia
bertubuh bersih dan berbulu indah. Si Merak berjalan melenggak-lenggok
memamerkan keindahannya. Dia sangat bangga akan keindahan bulu yang ia miliki
itu. Tetapi Si Merak mempunyai sifat yang tidak baik yaitu sombong.
Suatu hari penghuni hutan yang lainnya mengajak Si Merak untuk bermain
bersama. Tetapi merak yang sombong itu tidak mau bermain dengan mereka. Dia
merasa hewan lain tidak pantas untuk bermain dengannya karena dia adalah hewan
yang cantik dan indah. Merak pun akhirnya meningggalkan teman-teman yang
mengajaknya bermain.
Suatu ketika datanglah seorang pemburu. Diam-diam si pemburu memasang
perangkap di dalam hutan. Pemburu berharap perangkapnya dapat menangkap Si
Merak. Saat itulah Si Merak lewat. Si Merak berjalan melenggak-lenggok dengan
sombongnya. Keadaan hutan saat itu sepi sekali. Tak ada satupun penghuni hutan
yang berada di sekitar situ.
Tanpa disadari Si Merak menginjak perangkap yang dipasang oleh pemburu.
Si Merak terperangkap dalam perangkap. Dia terkejut dan berteriak meminta tolong.
Penghuni hutan yang mendengar teriakan Si Merak dengan cepat segera
menghampirinya. Mereka pun berusaha menolong Si Merak. Karena menolong Si
Merak, Si Landak pun terkena perangkap dan akhirnya terluka.
Si Merak merasa tidak enak hati kepada Si Landak yang terluka karena
berusaha menolongnya. Si Merak pun sadar bahwa kesombongannya bisa merugikan
dirinya sendiri dan teman-temannya. Akhirnya Si Merak meminta maaf pada teman-
temannya. Dia berterima kasih karena mereka sudah mau menolongnya. Mulai saat
itu dia mau bermain dengan teman temannya dan tidak sombong lagi. Mereka hidup
rukun dan damai di hutan itu.
(Dikutip dari “Cerita Akibat Dari Kesombongan”)
Lampiran 10
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas :
__________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Akibat Dari
Kesombongan” !
2. Mengapa bangau berbicara bohong kepada bebek bahwa beberapa hari yang
lalu ada bebek yang dimangsa oleh buaya telaga ?
3. Mengapa Merak berteriak meminta pertolongan sehingga membuat teman-
temannya cepat menolong Merak?
4. Apa yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya?
5. Ceritakan kembali isi dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat
dan jelas!
Lampiran 11
EVALUASI
Nama :
No. Absen :
Kelas :
___________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan amanat yang terdapat dalam dongeng ?
2. Tuliskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Akibat Dari
Kesombongan” !
3. Apakah yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya?
4. Bagaimana yang dialami Si Landak saat menolong Si Merak ?
5. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat
dan jelas!
Lampiran 12
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : V (Lima)/ 2 (Dua)
PERTEMUAN KE- : 1 (Satu)
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI : (Membaca) Memahami teks dengan
membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita anak
A. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng.
2. Membandingkan watak yang dimiliki setiap tokoh dalam dongeng.
3. Menjelaskan peristiwa yang terjadi dalam dongeng.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penyampaian materi (dongeng) dan penugasan, siswa dapat
mengemukakan watak tokoh utama dalam dongeng.
2. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat membandingkan
watak yang dimiliki setiap tokoh utama dongeng.
3. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat menjelaskan
peristiwa yang terjadi dalam dongeng.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
Cerita Anak ( Dongeng )
Materi Ajar
a. Pengertian Dongeng
Lampiran 13
Dongeng adalah suatu cerita rekaan atau fantasi atau khayalan belaka
yang kejadiannya tidak mungkin terjadi. Berdasarkan isinya, dongeng
terdiri atas 5 macam. Berikut ini macam-macam dongeng :
1. Fabel, yaitu dongeng yang berisi tentang dunia binatang. Contoh:
Dongeng “Kancil dengan Buaya”, Dongeng "Kancil Mencuri
Mentimun".
2. Legenda, yaitu dongeng yang berhubungan dengan keajaiban alam,
biasanya berisi tentang kejadian suatu tempat. Contoh: Dongeng
“Rawa Pening”, Dongeng "Terjadinya Danau Toba".
3. Mite, yaitu dongeng tentang dewa-dewa dan makhluk halus. Isi
ceritanya tentang kepercayaan animisme. Contoh: Dongeng “Nyi
Roro Kidul”.
4. Sage, yaitu dongeng yang banyak mengandung unsur sejarah.
Karena diceritakan dari mulut ke mulut, lama-kelamaan terdapat
tambahan cerita yang bersifat khayal. Contoh: Dongeng “Jaka
Tingkir”.
5. Parabel, yaitu dongeng yang banyak mengandung nilai-nilai
pendidikan atau cerita pendek dan sederhana yang mengandung
ibarat atau hikmah sebagai pedoman hidup. Contoh: Dongeng “Si
Malin Kundang”.
b. Unsur - Unsur Intrinsik Dongeng
Ada 7 unsur intrinsik dongeng antara lain :
1. Tema
Tema adalah ide atau gagasan yang mendukung tempat utama
dalam pikiran pengarang dan sekaligus menduduki tempat utama
dalam cerita
2. Tokoh
Orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif / drama yang
oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan
kecenderungan tentang yang diekspresikan dalam ucapan serta apa
yang dilakukan dalam tindakan.
3. Penokohan / perwatakan
Penokohan berkaitan dengan bagaimana sifat-sifat tokoh itu
digambarkan dalam cerita oleh pengarang.
4. Latar / setting
Latar adalah segala keterangan , petunjuk pengaluran yang
berkaitan dengan waktu, ruang dan suasana.
5. Alur / plot
Plot atau alur adalah sambung-sinambungnya periristiwa
berdasarkan hukum sebab akibat.
6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut Pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya
terhadap cerita, dari sudut mana pengarang memandang ceritanya.
7. Amanat
Amanat adalah pesan tertentu yang ingin disampaikan kepada
pembaca.
E. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran konvensional
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan (7menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Pra Kegiatan
a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa
yang dipimpin oleh salah satu siswa.
b) Guru membuka pelajaran dengan salam
dan menanyakan kabar siswa.
c) Guru mempresensi siswa yang hadir.
d) Guru memberi semangat sebelum
belajar.
Religius
Religius
Jujur
Aktif
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Awal
a) Apersepsi
Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa.
b) Guru menyampaikan indikator
pembelajaran.
Aktif
Berani
Percaya Diri
Tanya Jawab
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Inti
No Langkah Kagiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Eksplorasi (20 menit)
a. Guru memberikan penjelasan materi
dongeng.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
c. Guru memberikan beberapa contoh
dongeng.
d. Guru memberikan penjelasan tentang
jenis-jenis dongeng.
Teliti
Menghargai
Ceramah/Klasikal
Ceramah/Klasikal
2. Elaborasi (20 menit)
Untuk menguatkan keterampilan
membaca, guru memberikan sebuah cerita
dongeng dengan kegiatan kelompok,
aturan main sebagai berikut :
- Guru membagi siswa menjadi 5
kelompok secara heterogen.
- Guru memberikan sebuah cerita
dongeng.
- Guru memberikan lembar kerja siswa
untuk dikerjakan bersama kelompok.
- Setiap kelompok secara bergiliran
menyampaikan hasil jawaban di depan
kelas.
- Masing-masing siswa memperhatikan
Teliti
Tanggung
jawab
Ceramah/klasikal
jawaban dari setiap kelompok jika ada
yang berbeda, maka harus membrikan
komentar yang benar.
3. Konfirmasi (13 Menit)
a) Guru memberikan evaluasi mengenai
kegiatan cerita anak (dongeng) pada
tahap elaborasi.
b) Guru memberikan feedback berupa
pertanyaan mengenai materi yang telah
disampaikan.
Aktif
Menerima
pendapat
Berani
Percaya diri
Ceramah/klasikal
Tanya Jawab
3. Penutup (10menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Simpulan
Bersama siswa guru menyimpulkan
pelajaran yang sudah dipelajari.
Aktif
Berani
Tanya Jawab
Ceramah
2. Evaluasi
Guru memberikan evaluasi kepada siswa
berupa beberapa pertanyaan dalam bentuk
soal essay.
Aktif
Teliti
Tanya Jawab
3. Refleksi
a) Siswa memberikan kesan dan pesan
tentang pembelajaran yang telah diikuti.
b) Guru memberikan penghargan (bintang)
kepada siswa karena sudah belajar
dengan aktif, rapi dan rajin.
Aktif
Demokrasi
Percaya Diri
Tanya Jawab
4. Penutup
a) Bersama siswa, guru berdoa untuk
mengakhiri pelajaran.
Religius Ceramah
b) Guru mengucapkan salam, menutup
pelajaran.
G. SUMBER BELAJAR
Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Empat).
H. PENILAIAN
No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1.
2.
3.
Mengemukakan watak
tokoh utama dalam
dongeng.
Membandingkan watak
yang dimiliki setiap tokoh
dalam dongeng
Menjelaskan peristiwa
yang terjadi dalam
dongeng.
Tes
&
Non Tes
Tulisan
&
Lisan
Terlampir
Mengetahui, Jakarta, 3 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Lulu Farida, S.Pd.I Eva Septi Mauliddyana
NIM. 1110018300029
Mengetahui,
Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini!
Di sebuah telaga di tengah hutan yang rindang terlihat seekor bebek yang
sedang berenang. Bebek tersebut terlihat asyik berenang di pinggir telaga seorang
diri. Sesekali kepalanya masuk ke dalam air. Bebek senang sekali berada di telaga
itu karena banyak makanan berupa ikan-ikan kecil.
Tiba-tiba ada seekor bangau yang datang menghampirinya. “Hei, Bebek.
Hati-hati kalau mencari makan di sini. Tempat ini banyak buayanya!” seru
Bangau. “Ah yang benar saja. Kok, aku tidak pernah bertemu buaya?” tanya
Bebek heran. Akhirnya Bangau mengarang sebuah cerita bahwa beberapa hari
yang lalu ada bebek yang dimakan buaya di telaga itu. Bebek pun ketakutan dan
segera meninggalkan telaga itu.
Setelah Bebek pergi dari tempat itu, Bangau segera masuk ke telaga dan
berenang-renang. “Mudah sekali dia tertipu,” gumam Bangau sambil tersenyum
senyum. Sekarang Bangau bebas mencari makan di telaga. Tidak ada lagi yang
akan
mengganggunya. Bangau pun tertawa senang.
Ternyata, ada seekor burung Kutilang yang melihat perbuatan Bangau dari
atas pohon. Burung Kutilang pun akhirnya menegur Bangau. “Hei, bangau!
Mengapa kamu menipu bebek?” tanya Kutilang. “Biar saja. Aku tidak ingin
makanan yang ada di telaga ini cepat habis,” sahut Bangau. Bangau pun melarang
Kutilang ikut campur dengan urusannya itu.
Esok harinya, Bangau melihat seekor angsa dan anak-anaknya di telaga.
Ternyata, mereka sedang mencari makan. Bangau pun mengahampiri angsa dan
menceritakan kebohongan tentang buaya pemangsa di telaga itu. Begitulah, setiap
ada binatang yang mencari makan di telaga itu, Bangau selalu menipunya.
Tanpa sepengetahuan Bangau, Kutilang yang selalu memperhatikannya
menceritakan perbuatan Bangau pada Buaya. Kutilang ingin membuat Bangau
menjadi jera. Setelah mendengar cerita Kutilang, diam-diam Buaya pergi ke
telaga tempat tinggal Bangau. Ia ingin membuktikan cerita Kutilang. Buaya
Lampiran 14
bersembunyi diantara semak-semak yang tumbuh subur. Suatu ketika akhirnya
Buaya mendapatkan bukti atas cerita Kutilang.
Buaya pun masuk ke telaga. Begitu mendengar suara Buaya, Bangau
langsung menoleh ke belakang. Ia terkejut dan gemetar saat melihat Buaya sudah
membuka mulutnya, seolah-olah akan memangsanya. Bangau pun menjerit
ketakutan dan meminta maaf pada Buaya. Buaya pun memaafkan Bangau asal
Bangau tidak mengulangi perbuatannya. Akhirnya, telaga itu kembali ramai oleh
binatang-binatang yang ingin mencari makan.
(Dikutip dari “Cerita Binatang Bangau dan Buaya Telaga”)
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas :
__________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. a. Siapakah tokoh utama dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”?
b. Bagaimanakah watak yang dimilikinya serta pada cerita diatas pada saat
apa watak itu dimunculkan!
2. a. Siapa saja tokoh dalam dongeng “Bangau dan Buaya Telaga”?
b. Bagaimanakah watak yang dimiliki pada setiap tokoh dan berikan contoh
peristiwa yang memunculkan perbedaan watak pada setiap tokoh!
3. Jelaskan urutan peristiwa di dalam donegng “Bangau dan Buaya Telaga” ?
Lampiran 15
EVALUASI
Nama :
No. Absen :
Kelas :
______________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apakah yang dimaksud dengan tokoh ?
2. a. Jelaskan watak yang dimiliki setiap tokoh!
b. Peristiwa yang memunculkan watak setiap tokohnya !
3. Jelaskan apa yang dimaksud suatu peristiwa yang terdapat dalam sebuah
dongeng !
4. Tunjukkan peristiwa di dalam dongeng yang memperlihatkan kebohongan
bangau !
Lampiran 16
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(KELAS KONTROL)
MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia
KELAS/SEMESTER : V (Lima)/ 1 (Satu)
PERTEMUAN KE- : 2
ALOKASI WAKTU : 2 x 35 Menit
STANDAR KOMPETENSI : (Membaca) Memahami teks dengan
membaca sekilas, membaca memindai, dan
membaca cerita
anak
A. KOMPETENSI DASAR
Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat.
B. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
1. Menemukan amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng).
2. Menjawab pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng).
3. Menganalisis isi dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui penyampaian materi dan penugasan, siswa dapat menemukan
amanat yang terkandung dalam teks cerita anak (dongeng).
2. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat menjawab
pertanyaan berdasarkan isi teks cerita anak (dongeng).
3. Melalui metode penugasan secara individual, siswa dapat menganalisis isi
dongeng yang telah dibaca ke dalam bentuk tulisan
D. MATERI PEMBELAJARAN
Materi Pokok
Cerita Anak (dongeng)
Materi Ajar
1. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
dari sebuah karya sastra. Amanat dapat berupa pesan moral.
2. Kesimpulan adalah mengambil inti atau pokok-pokok yang
diuraikan dalam karangan atau cerita.
Lampiran 17
E. MODEL PEMBELAJARAN
Model pembelajaran konvensional
F. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pendahuluan (7menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Pra Kegiatan
a) Pelajaran dimulai dengan membaca doa
yang dipimpin oleh salah satu siswa.
b) Guru membuka pelajaran dengan salam
dan menanyakan kabar siswa.
c) Guru mempresensi siswa yang hadir.
d) Guru memberi semangat sebelum
belajar.
Religius
Religius
Jujur
Aktif
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Awal
a) Apersepsi
Guru melakukan tanya jawab dengan
siswa mengenai materi pertemuan
sebelumnya.
b) Guru menyampaikan indikator
pembelajaran.
Aktif
Berani
Percaya Diri
Tanya Jawab
Ceramah/Klasikal
2. Kegiatan Inti
No Langkah Kagiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Eksplorasi (18 menit)
a. Guru menjelaskan cara menemukan
amanat yang terkandung dalam teks
cerita dongeng dan cara menganalisis
isi teks cerita dongeng.
b. Siswa memperhatikan penjelasan guru.
c. Selanjutnya, guru membagi diswa ke
dalam 5 kelompok.
d. Guru memberikan cerita dongeng
kepada setiap kelompok.
Teliti
Menghargai
Gemar
membaca
Komunikatif
Ceramah/Klasikal
Ceramah/Klasikal
2. Elaborasi (25 menit)
a. Guru memberikan lembar kerja siswa
untuk di diskusikan bersama
kelompoknya.
b. Memanggil beberapa siswa untuk
menyampaikan hasil tugas kelompok di
depan kelas.
c. Tiap siswa menyampaikan hasil tugas
kelompok di depan kelas
Demokratis
Aktif
Menghargai
Kegiatan Individu
3. Konfirmasi (10 Menit)
a) Guru memberikan evaluasi mengenai
kegiatan cerita berantai pada tahap
elaborasi.
b) Guru memberikan feedback mengenai
materi yang telah disampaikan.
Aktif
Berani
Percaya diri
Ceramah/klasikal
Tanya Jawab
3. Penutup (10menit)
No Langkah Kegiatan Nilai Karakter Metode/Teknik
1. Simpulan
Bersama siswa guru
menyimpulkan
pelajaran yang sudah dipelajari.
Aktif
Berani
Tanya Jawab
Ceramah
2. Evaluasi
Guru memberikan evaluasi
kepada siswa berupa beberapa
pertanyaan dalam bentuk soal
essay.
Aktif
Teliti
Percaya Diri
Tanya Jawab
3. Refleksi
a) Siswa memberikan kesan dan
pesan tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
b) Guru memberikan penghargan
Aktif
Demokrasi
Percaya Diri
Tanya Jawab
(bintang) kepada siswa karena
sudah belajar dengan aktif,
rapi dan rajin.
4. Penutup
a) Bersama siswa, guru berdoa
untuk mengakhiri pelajaran.
b) Guru mengucapkan salam,
menutup pelajaran.
Religius Ceramah
G. SUMBER BELAJAR
Buku pelajaran Bahasa Indonesia kelas V (Lima).
H. PENILAIAN
No. Indikator Teknik Bentuk Instrument penilaian
1.
2.
3.
Menemukan amanat
yang terkandung
dalam teks cerita
rakyat.
Menjawab
pertanyaan
berdasarkan isi teks
cerita anak
(dongeng).
Menganalisis isi
dongeng yang telah
dibaca ke dalam
bentuk tulisan
Tes
&
Non Tes
Tulisan
&
Lisan
Terlampir
Mengetahui, Jakarta, 14 Mei 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Lulu Farida, S.Pd.I Eva Septi Mauliddyana
NIM. 1110018300029
Mengetahui,
Kepala SD Putra Jaya Depok
M. Lutfi, S.Pd.I
Bacalah penggalan dongeng di bawah ini!
Di sebuah hutan yang rindang dan damai hiduplah seekor burung merak. Dia
bertubuh bersih dan berbulu indah. Si Merak berjalan melenggak-lenggok
memamerkan keindahannya. Dia sangat bangga akan keindahan bulu yang ia miliki
itu. Tetapi Si Merak mempunyai sifat yang tidak baik yaitu sombong.
Suatu hari penghuni hutan yang lainnya mengajak Si Merak untuk bermain
bersama. Tetapi merak yang sombong itu tidak mau bermain dengan mereka. Dia
merasa hewan lain tidak pantas untuk bermain dengannya karena dia adalah hewan
yang cantik dan indah. Merak pun akhirnya meningggalkan teman-teman yang
mengajaknya bermain.
Suatu ketika datanglah seorang pemburu. Diam-diam si pemburu memasang
perangkap di dalam hutan. Pemburu berharap perangkapnya dapat menangkap Si
Merak. Saat itulah Si Merak lewat. Si Merak berjalan melenggak-lenggok dengan
sombongnya. Keadaan hutan saat itu sepi sekali. Tak ada satupun penghuni hutan
yang berada di sekitar situ.
Tanpa disadari Si Merak menginjak perangkap yang dipasang oleh pemburu.
Si Merak terperangkap dalam perangkap. Dia terkejut dan berteriak meminta tolong.
Penghuni hutan yang mendengar teriakan Si Merak dengan cepat segera
menghampirinya. Mereka pun berusaha menolong Si Merak. Karena menolong Si
Merak, Si Landak pun terkena perangkap dan akhirnya terluka.
Si Merak merasa tidak enak hati kepada Si Landak yang terluka karena
berusaha menolongnya. Si Merak pun sadar bahwa kesombongannya bisa merugikan
dirinya sendiri dan teman-temannya. Akhirnya Si Merak meminta maaf pada teman-
temannya. Dia berterima kasih karena mereka sudah mau menolongnya. Mulai saat
itu dia mau bermain dengan teman temannya dan tidak sombong lagi. Mereka hidup
rukun dan damai di hutan itu.
(Dikutip dari “Cerita Akibat Dari Kesombongan”)
Lampiran 18
LEMBAR KERJA SISWA
Nama Kelompok : 1. 4.
2. 5.
3. 6.
Kelas :
__________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Akibat Dari
Kesombongan” !
2. Mengapa bangau berbicara bohong kepada bebek bahwa beberapa hari yang
lalu ada bebek yang dimangsa oleh buaya telaga ?
3. Mengapa Merak berteriak meminta pertolongan sehingga membuat teman-
temannya cepat menolong Merak?
4. Apa yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya?
5. Ceritakan kembali isi dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat
dan jelas!
Lampiran 19
EVALUASI
Nama :
No. Absen :
Kelas :
___________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. Apa yang dimaksud dengan amanat yang terdapat dalam dongeng ?
2. Tuliskan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Akibat Dari
Kesombongan” !
3. Apakah yang terjadi ketika Merak diajak bermain bersama oleh temannya?
4. Bagaimana yang dialami Si Landak saat menolong Si Merak ?
5. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Akibat Dari Kesombongan” secara singkat
dan jelas!
Lampiran 20
(Gambar 1) (Gambar 2)
(Gambar 3)
Lampiran 21
Teks Cerita Dongeng
( Pre Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol )
Bacalah Penggalan Dongeng Di Bawah Ini!
Pada saat musim gugur, pohon-pohon menjatuhkan daunnya, bunga-bunga
beguguran, serasa sangat indah pemandangan yang ada di hutan rimba tersebut.
Disamping bunga dan daun, buah-buahan yang ada dari pohon pun juga berjatuhan
dimana-mana, makanan yang sangat melimpah untuk para penghuni hutan.
Seekor belalang berwarna hijau, duduk santai di bawah pohon sambil
bernyanyi merdu riang menikmati makanan yang disediakan oleh hutan untuk
dirinya. Ketika sedang asiknya bernyanyi, belalang melihat teman kecilnya, si semut
hitam lewat di dekatnya. Awalnya belalang hanya saling bertegur sapa, namun si
semut mondar-mandir di hadapan belalang lebih dari sepuluh kali sambil membawa
makanan, belalang pun mengajak semut hitam untuk menemaninya bernyanyi.
“Hai teman kecilku! kesinilah temani aku bernyanyi meramaikan suasana hutan yang
sedang bergembira ini.”
“Tidak bisa, ada pekerjaan yang harus aku kerjakan.”
“Kerja apa? saat ini kita punya banyak makanan melimpah di hutan. Aku duduk
bersantai seperti ini saja, semua makanan akan datang padaku haha.”
“Kau tak akan mengerti belalang.”
“Ya sudah terserah kau, dasar keras kepala!”
Si semut pun melanjutkan pekerjaannya, membawa makanannya ke arah
rumah semut. Sedangkan belalang berpindah tempat yang agak jauh dari semut, agar
belalang tidak bisa melihatnya. Makan dan bernyanyi adalah kegiatan yang selalu
Lampiran 22
dilakukan oleh belalang selama musim gugur, belalang tidak memperdulikan tentang
musim kedepannya. Sedangkan semut tetap sibuk dengan pekerjaannya.
Tiba-tiba tanpa perhitungan si belalang, musim salju pun tiba. Semua
tumbuhan layu dan tidak ada tumbuhan yang bisa menghasilkan makanan untuk
penghuni hutan. Semua makanan di hutan habis tidak bersisa, akibatnya belalang pun
mati kelaparan. Sebelum kematiannya, belalang melihat rumah semut yang sudah
banyak cadangan makanan dan belalang pun menyadari jika semut sebelumnya telah
mempersiapkan akan datangnya musim salju ini. Semut bekerja keras untuk
menyiapkan cadangan makanan untuk melewati musim salju tersebut. Pada akhirnya
semut dapat melewati musim salju dan melihat musim semi hadir di hutan rimba
tanpa temannya belalang.
(Dikutip dari “Cerita Belalang dan Semut”)
Teks Cerita Dongeng
( Post Test Kelompok Eksperimen dan Kontrol )
Bacalah Penggalan Dongeng Di Bawah Ini!
Sang Raja hutan “Singa” ditembak pemburu, penghuni hutan rimba gelisah. Mereka
tidak mempunyai Raja lagi. Tak berapa lama seluruh penghuni hutan rimba
berkumpul untuk memilih Raja yang baru. Pertama yang dicalonkan adalah Macan
Tutul, tetapi macan tutul menolak. “Jangan, melihat manusia saja aku sudah lari
tunggang langgang,” ujarnya. “Kalau begitu Badak saja, kau kan amat kuat,” kata
binatang lain. “Tidak-tidak penglihatanku kurang baik, aku telah menabrak pohon
berkali-kali”. “Oh mungkin Gajah saja yang jadi Raja, badan kau kan besar..”, ujar
binatang-binatang lain. “Aku tidak bisa berkelahi dan gerakanku amat lambat, sahut
gajah.
Binatang-binatang masih bingung, mereka belum menemukan raja pengganti. Ketika
hendak bubar, tiba-tiba kera berteriak, “Manusia saja yang menjadi raja, ia kan yang
sudah membunuh Singa”. “Tidak mungkin, “jawab tupai.
“Coba kalian semua perhatikan aku, aku mirip dengan manusia bukan? maka akulah
yang cocok menjadi raja, “ujar kera. Setelah melalui perundingan, penghuni hutan
sepakat Kera menjadi raja yang baru. Setelah diangkat menjadi raja, tingkah laku
Kera sama sekali tidak seperti Raja. Kerjanya hanya bermalas-malasan sambil
menyantap makanan yang lezat-lezat.
Penghuni binatang menjadi kesal, terutama srigala. Srigala berpikir, “bagaimana si
kera bisa menyamakan dirinya dengan manusia ya?, badannya saja yang sama, tetapi
otaknya tidak”. Srigala mendapat ide. Suatu hari, ia menghadap kera. “Tuanku, saya
menemukan makanan yang amat lezat, saya yakin tuanku pasti suka. Saya akan
antarkan tuan ke tempat itu,” ujar srigala. Tanpa pikir panjang, kera si raja yang baru
saja pergi bersama srigala.
Lampiran 23
Di tengah hutan, teronggok buah-buahan kesukaan kera. Kera yang tamak langsung
menyergap buah-buahan itu. Ternyata, si kera langsung terjeblos ke dalam tanah.
Makanan yang disergapnya ternyata jebakan yang dibuat manusia. “Tolong! Tolong,”
teriak kera, sambil berjuang keras agar bisa keluar dari perangkap.
“Hahahaha! Tak pernah ku bayangkan, seorang raja bisa berlaku bodoh, terjebak
dalam perangkap yang dipasang manusia, Raja seperti kera mana bisa melindungi
rakyatnya,” ujar srigala dan binatang lainnya. Tak berapa lama setelah binatang-
binatang meninggalkan kera, seorang pemburu datang ke tempat itu. Melihat ada kera
di dalamnya, ia langsung membawa tangkapannya ke rumah.
(Dikutip dari “Cerita Kera Jadi Raja”)
SOAL PRE TEST
Nama :
No. Absen :
Kelas :
____________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. a. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam dongeng “Belalang dan Semut” ?
b. Bagaimana watak yang dimilikinya dan ceritakan watak tersebut dimunculkan!
2. Mengapa semut selalu mengumpulkan makanan yang bayak?
3. Apa yang dilakukan belalang sebelum mengetahui bahwa dia akan mati pada
musim salju?
4. Apa yang terjadi pada belalang ketika musim salju datang ?
5. Sebutkan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Belalang dan Semut”!
6. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Belalang dan Semut” secara singkat dan
jelas!
Lampiran 24
SOAL POST TEST
Nama :
No. Absen :
Kelas :
____________________________________________________________________
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini!
1. a. Siapa saja tokoh yang terdapat dalam dongeng “Kera Jadi Raja”?
b. Bagaimana watak yang dimilikinya dan ceritakan watak tersebut dimunculkan!
2. Mengapa kera dapat diangkat menjadi raja?
3. Apa yang dilakukan kera saat diangkat menjadi raja?
4. Apa yang terjadi ketika memakan buah-buahan yang berada di tengah hutan ?
5. Sebutkan amanat yang terkandung dalam teks dongeng “Kera Jadi Raja”!
6. Ceritakan kembali isi dari dongeng “Kera Jadi Raja” secara singkat dan jelas!
Lampiran 25
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 AA 62.5 67.5 2 AB 50 82.5 3 AC 77.5 57.5 4 AD 47.5 72.5 5 AE 67.5 80 6 AF 67.5 80 7 AG 40 62.5 8 AH 57.5 82.5 9 AI 55 70 10 AJ 57.5 65 11 AK 62.5 70 12 AL 60 75 13 AM 60 72.5 14 AN 50 75 15 AO 57.5 72.5 16 AP 65 75 17 AQ 62.5 77.5 18 AR 72.5 67.5 19 AS 60 72.5 20 AT 55 80 21 AU 62.5 67.5 22 AV 60 70 23 AW 67.5 77.5 24 AX 67.5 82.5 25 AY 72.5 82.5 26 AZ 60 75 27 BA 65 77.5 28 BB 70 77.5 29 BC 67.5 77.5 30 BD 60 75 31 BE 57.5 72.5
Jumlah 1897.5 2292.5 Rata-rata 61.20 73.95
Lampiran 26
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
No. Nama Siswa Pretest Posttest 1 AA 52.5 67.5 2 AB 75 62.5 3 AC 47.5 82.5 4 AD 50 60 5 AE 60 85 6 AF 65 72.5 7 AG 57.5 55 8 AH 57.5 67.5 9 AI 50 62.5 10 AJ 60 65 11 AK 50 70 12 AL 57.5 67.5 13 AM 55 65 14 AN 50 67.5 15 AO 62.5 70 16 AP 67.5 67.5 17 AQ 60 75 18 AR 52.5 72.5 19 AS 62.5 60 20 AT 70 60 21 AU 50 67.5 22 AV 62.5 65 23 AW 70 72.5 24 AX 62.5 85 25 AY 70 77.5 26 AZ 57.5 72.5 27 BA 60 70 28 BB 67.5 72.5 29 BC 67.5 75 30 BD 65 70 31 BE 55 65
Jumlah 1850 2147.5 Rata-rata 59.67 69.27
Lampiran 27
Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen
SD Putra Jaya Depok
Pretest kelas Eksperimen Pretest Kelas Kontrol
Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Strategi DRTA (Kelas Ekperimen)
Lampiran 28
Proses Pembelajaran dengan Perlakuan Model Konvensional (Kelas Kontrol)
Kegiatan Posttest kelas Eksperimen
Kegiatan Posttest kelas Eksperimen
Nama
NIM
Jur/Fak
Judul skripsi
UJI REFEREI{SI
Eva Septi Mauliddyana
1110018300029
PGMI / Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
"Pengaruh Penerapan Strategi Directed Reucling Thinking
ctivity terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng
ada Siswa Kelas V SD Putra Jaya Depok"
A
P
No Judul Buku dan Nama PengarangParaf Dosen
Pemlimbing
1
Henry Guntur Tarigan, lulenulis Sebogai Sucrtu Keterampilan
Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008)
liN2
Farida Rahim, Pengojaran
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
lvlembaca di Sekolah Dasar, MIJ
Henry Guntur Tarigan, Julembaca Sebctgai Suatu
Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008)
I ),
CY\
4
fuIeningkatkan
clon Aplikasi,
Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet,
Keterampilan berbahqsa Indonesia (teori
(Bandung: Karya Putra Darw ati,2012)
, {/s?"-t'
5Subana dan Sunarti, Strotegi Belcjor Mengajar Bahasa
Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2000)lt
O{r
6Dalman, Keterantpilan Membaccr, (Jakafia: Rajar,vali Press,
2013)
t1,4
L'-W)'
1Samsu Somadayo, Strategi dan Teknik Pembelojaron
fuIembaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011)
lrX,tlL/
8Novi Resmini, dkk, Membaca Dan fuIerutlis di SD Teori tlan
pengajcn'annya, (Bandung: UPI Press, 2006)
I ),,,
Cf)\^'
9Burhan El Fanany, Teknik llembaca Cepat Trik Efektif
fu[embacq 2 Delik ] Hqlomon (Yog.v--akarta: Araska.2012) fit;t,-/
l0Djamarah Syailul
Rineka Cipta, Cet.
Bahri, Psikologi
3, 201l)
Belajar, (Jakarta: PT.-{),( i: ^i.
llIskandaru,assid dan Dadang Sunendar, Sn'atugi Pembelcjctron
Bahaso, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, Cet. 3,2011)
/,,t.rl(.,' \
t2A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengcjar,
(Jakarta:Rajawali Pers, 20 1 I ) &t3
Nurhadi, Bagaimana Cara Meningkatkan Kernampuan
Membqca?, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2005)l't,t
N,L14
lrttp ://www.kaj ianteori .com/20 | 3 103/pengertian-dongeng-
defi ni si-dongeng-menurut-ahli. html(,
/"r/'l\\,/ \
15Burhan Ntrrgiantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahuman
Slstra Anak, (Yogyakarta: BPFE, 2An) ,1
t6
Sihabudin d(<k, Bahasa Indonesia 2, (Learning
Program For Islamic Schools Pendidikan Guru
Ibtidaiyah, 2009), Edisi Pertama, Paket 8-i4
Assistance
Madrasah k17
Wina Sanjaya, Srrategi Pembelajco'un Berorientctsi Stctnclcu'
Proses Pendidiknn, (Jakarta: Kencana, 2013) Jkl8
Abdul Majid, Strategi Pembelajctran, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2013) .Q4
l9Martinis Yatim, Strategi & Metode dalam Model
Pembelajaran, (Jakarta: GP Press Group ,2A13) **
20Hamruni, S tr at e gi P e m b e I aj crr an, (Y o gyakarta: Insan Madani,
201 1) ,A^21
Yunus Abidin, Pernbelajaran Mernbaca Berbasis Pencliclikun
Karokter, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2012)j\,-^
22Sukardi, Metoelologi Peneliticrn Penclidikcur. (Jakarla: Bumi
Aksara,2010){,t I
5A} l-
23 Sugiyono, Metode Penelitiun Kuantitctti/, Kuulitatif, clan r.V1:
R& D, (Bandung: Alfabeta, 2010)
24Zainal Arit'in, Penelitian Pendiclikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,20ll);i\
.- L\-
25Suharsimi Arikunto, Proseclur Penelitian: Suatu Pendekatan
Prqktik (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), ed. Revisi IV, cet. 13..-t - I
I -l
26Riduwan, Belcjar Mudah Penelitian untuk Guru Karytov,an
dan Peneliti Pemula, (Bandung : Alfabeta, 20A9)
[:iAt" X,l'-L,-', r
27Rurhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelojaran Buhasa
Berbasis Kompetensi, (Yogyakarla: BPFE-Yogyakarta, 2010)
t tl, I tl,,' l_/ )\
28
Juanim, Modul Praktika i{etode Penelition; Pengolahctn Data
.SP,S,S, (Bandung: Prodi. Manajemen, Fakultas Ekonomi,
Universitas Pasundan, 2009)
22 November 2014
NIP :19771030 200801 2 009
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda Na 95 Ciputat 15112 lndonesia
No. Dokumen FITK-FR.AKD.O81
FORM (FR)
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Uri.0l/F.l/KM.01 .31............ 12014Larnp. : -Hal : Bimbingan Skripsi
Jakarta. 12 F ebruart 201 4
Saudara untuk menjadi pembimbing I/ll
Kepada Yth.
Rosida Erorvati, M.HumPembirrrbing SkripsiFakultas ilmu Tarbiyah dan KeguruanUIN Syarif f lidayatullahJakarta.
A,s s alamu' alaikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan(rnateri/teknis) penu I isan skripsi nrahasiswa:
Nama : Eva Septi Mauliddyana
NIM :1110018300029
Jurusan : Pendiclikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Senrester :Vlll.lLrclLrl Skripsi : Pengaruh Perrerapan Strategi Directed llacrtlirtg Thinking Acrit'ir,t'
(DRl'AI'i'erhadap Keterarnpilan Metrbaca l)etnaharratt Dongeltg
Pada Kelas V SD PLrtra.[aya Depok
JLrdtrltersebut telah disetLrjui oleh Jurusan vang bersangkutan pada tanggal l0 FebrLrari2014
, abstraksi/outline terlarnpir. Sauclara dapat melakultan perubahan redaksional pada judLrl
tersebut. Apabila perubahan substausial dianggap perlu, molron pembirnbing menglrubr-rngi
Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam waktu 6 (enam) bulan, dan dapat
diperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas pprhatian dan ker-ja sarra Saudara, kanri ucapkarr terima kasih.
I|/a s s o I u nu' u I u i ku m vvr.v, b.
a.n. DekanKa.jLrr PGMI
oaQ!!!,Dr. F-ar-rzan. M.ANrP. 1916t101 200101 I 0t
Terlbusan:l. Dekan FI'II(2. Mal-rasiswa vbs.
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
rS :::::::::.W4
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia
Nomor : Un.01/FI./KM.01.31 l!!.?..1201 1
Larnp. : ......Hal : Observasi
Nama
NIM
FORM (FR)
: Eva Septi Mauliddyana
:1110018300029
No Dokumen : FITK-FR-AKD-066
Tgl Terbil l Maret 2010
Jakarta, l5 April 2014
Kepada Yth.
SD Putra Jaya Depok
As s u la mu' a I a i kunt y, r. w b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa:
Jurusan /Prodi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Semester : VIII
adalah benar rnahasidwa pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan tJIN SyarifHidayatullah Jakarta dan sehubungan dengan penulisan Skripsi yang berjudul "PengaruhPenerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) TerhadapKeterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Siswa Kelas V SD Putra JayaDepok", mahasisrva tersebut memerlukan observasi dengan pihak terkait. Olelr karena itrr,karni mohon kesediaan Saudara untuk rrenerima mahasiswa tersebut dan memberikanbantuannya.
Demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara karri ucapkan terirna kasih.
lilassa lamu' al a iktm wr.w b.
a.n. Dekan
M.A107 200701 I 013
Tembusan:Dekan Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan
No. Revisi: : 01
Hal . 111
SURAT PERMOHONAN IZIN OBSERVASI
ffiffi,,,4;
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl lr H Juanda No 95 Ciputal 15412 lndonesia
FORM (rR)
No Dokumen : FITK-FR-AKD-082
igiTerbir ,ttvtaretZOtONo. Revisi: : 01
1t1Hal
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.O liF. 1/KM.0 I .3 I )l\.?..12012Larnp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
NIM
Jurusan
Semester
Judul Skripsi
Jakafia, 2 I April 201 4
Kepada Yth.
SD Putra Jaya DepokdiTempat
A.s s a I a mu' a I a i ku nt t", r.-n, b.
Dengan hormat karni sampaikan bahwa,
Nama : Eva Septi Mauliddyana
r 1 r0018300029
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
VIII
Pengaruh Penerapan Strategi Direcled Reacling Thinking Actit,ity (DRTA)
Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Dongeng Pada Sisrva Kelas
V SD Putra Jaya Depok
adalah benar r.naltasiswa/i FakLrltas ilmu'Ialbiyah dan Kegurr-ran UIN.lakarta yang sedang
rlenyLlsun skripsi, dan akan nrengadalian penelitian (riset) di instansiisekolahinradrtrsah
yang SaLrdara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakan
penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sarna Saudara, kami ucapkan terirna kasih.
Wassalamu' ataikum wr.wb.
a.n. DekanKaiLrr PGMI
48!.!.!.\,Dr. Fauzano M.A
, xrp.19761107 200701 I 013Tembusan:
l. Dekan FII K). Penrbantu Dekan Bidang Akademiki. Mahasiswa yang bersangkutan
SEI(OLAH PUTRAJAYAIi K H. Atd@tu No, 14 I&,!J.!rK&DS6t ln4Jl'nr lur''_6la"lr marl.Flasn*.rrlr4,rh$mL,
YAYASA]Y PUTRA JAYASEKOLAH DASAR PUTRA JAYANomor Identitas Sekolah : 103150, Nomor Statistik Sekolah: i020266i0002Nomor Pokok Sekolah Nasional .20228899
STATUS AI(REDITASI "A'JI. K.H. Abdurrahman No.24 Pondok Jaya Cipayung Kota Depok 1643ITelp. (021) 776 39'ts
Pondok laya, 25 Nopember 2014
NomorLamp.Perihal
: 421.2lA30lXIl2A14:-: Surat Keterangan Penelitian
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Sekolah Dasar Putra Jaya, menerangkan bahwa :
Nama : Eva Septi MauliddyanaNomor induk Mahasiswa . 1110018300029Program Studi :PGMI
Nama tersebut diatas telah mengadakan observasiipenelitian di SD Futra Jaya dalam rangkapenyusunan skripsi pada bulan Mei 2014.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
at Kami,olah
i..1t-
:1...' ''
*
top related